HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN MOTIVASI KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA WANITA BAGIAN GILING ROKOK DI PT NOJORONO KUDUS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN MOTIVASI KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA WANITA BAGIAN GILING ROKOK DI PT NOJORONO KUDUS"

Transkripsi

1 i HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN MOTIVASI KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA WANITA BAGIAN GILING ROKOK DI PT NOJORONO KUDUS SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Oleh Febry Candra Adityana NIM JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN 2013

2 Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakltas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang Januari 2013 Abstrak Febry Candra Adityana Hubungan antara Status Gizi dan Motivasi Kerja dengan Produktivitas Tenaga Kerja Wanita Bagian Giling Rokok di PT Nojorono Kudus. XII + 94 halaman + 13 tabel + 9 gambar + 16 lampiran Dalam kondisi perkembangan pembangunan kearah industrialisasi dan pesaingan pasar yang semakin ketat, sangat diperlukan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Tenaga kerja memiliki peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan karena dituntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas dan mempunyai produktivitas yang tinggi. Salah satu dari faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas tinggi adalah Status Gizi dan Motivasi Kerja. Dengan adanya Status Gizi dan Motivasi Kerja yang baik tenaga kerja mampu meningkatkan kesejahteraan dan daya saing di era globalisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Untuk mengetahui hubungan antara Status Gizi dan Motivasi Kerja dengan Produktivitas Tenaga Kerja Wanita Bagian Giling Rokok di PT Nojorono Kudus. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja yang ada pada bagian Giling rokok di PT Nojorono Kudus. Teknik pengambilan sampel dengan metode Purposive sampling dan menggunakan rumus Stanlay Lemeslow sehingga didapatkan jumlah sampel 69 pekerja sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Instrumen dalam penelitian ini adalah pengukuran Status Gizi dengan menggunakan microtois, timbangan injak, dan pengisian kuesioner Motivasi Kerja. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat (menggunakan uji Chi-Square dengan α= 0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan antara Status Gizi dengan Produktivitas Kerja (p-value 0,003) serta nilai kolerasi r = 0,333 yang berarti ada hubungan rendah dan Motivasi Kerja dengan Produktivitas Kerja (p-value 0,002) serta nilai kolerasi r = 0,345 yang berarti ada hubungan rendah. Saran yang diberikan kepada Pimpinan PT Nojorono Kudus adalah hendaknya dilakukan upaya untuk memelihara dan meningkatkan status gizi kerja dengan tidak mengganti jatah makan tambahan dengan uang sehingga program gizi kerja dapat tercapai serta peningkatan motivasi kerja untuk memperoleh produktivitas yang tinggi, yaitu dengan peningkatan kualitas pengawasan dan pembayaran atau gaji serta memberikan penilaian work performance indikator secara rutin bagi karyawan sehingga dapat meningkatkan motivasi dalam bekerja. Kata Kunci : Status Gizi, Motivasi Kerja, Produktivitas Kerja Kepustakaan : 29 ( ) ii

3 Public Health Departement Sport Science Faculty Semarang State University January 2013 Abstract Febry Candra Adityana The relationship between Nutritional Status and Working Motivation with Productivity the Woman Part Milled Smoking PT Nojorono Kudus. XIII + 94 pages +13 tables + 9 figure + 16 appendices In development progress towards industrialization and rivalry of the market getting tougher, the healthy and productive labors are very needed. Labor has a role and a very important positions as principals and development object as required the presence of qualified human resources and having productivity. One of the factors that may affect the high productivity is the nutritional status and working motivation. The nutritional status and good working motivation of labor may able to increase prosperity and competitiveness in the era of globalization. The purpose of this research is to to find out the relationship between nutritional status and working motivation with the women labor productivity in cigarette milling sector at PT Nojorono Kudus. The type of this research is observational analytic with cross sectional approach. The population in this research is the entire labors who work in cigarette milling sector at PT Nojorono Kudus. The technical sampling by using purposive sampling method and stanlay lemeslow formula, so it can be obtained that there are 69 workers as the entire samples according to the criteria that have been settled. The instrument of this research is the nutritional Status measurement by using microtois, the scales of stampede, and filling the questionnaire working motivation. Data analysis was done by univariate and bivariat (using Chi-Square with α= 0,05). The conclusion from this study that there is a relationship between nutritional Status and work productivity (p-value of 0.003) as well as the value of correlatioan r = which means that there is a low connection and working motivation with work productivity (p-value of 0.002) as well as the value of correlatioan r = 0,345 which means that there is a low connection. The advice might be given to the menegement of PT Nojorono Kudus is he should do the effort to maintain and improve the nutritional status of work with an extra meal ration does not replace with money so that the work can be accomplished nutrition programs as well as increased motivation of working to achieve high productivity, increased quality of surveillance and payment or salary and provide assessment of work performance indicators routinely for employees so as to enhance motivation in work. Keywords : Nutritional Status, Working Motivation, Work Productivity Librarianship : 29 ( ) iii

4 PENGESAHAN Telah disidangkan di hadapan panitia ujian skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, skripsi atas nama: Nama : Febry Candra Adityana NIM : Judul : Hubungan Antara Status Gizi dan Motivasi Kerja dengan Produktivitas Tenaga Kerja Wanita Bagian Giling Rokok di PT Nojorono Kudus Pada hari : Senin Tanggal : 6 Mei 2013 Ketua, Panitia Ujian: Sekretaris, Drs. H. Harry Pramono, M.Si. Irwan Budiono, S.KM., M.Kes. NIP NIP Dewan Penguji Tanggal Ketua, Evi Widowati, S.KM., M.Kes. NIP Anggota, Drs. Sugiharto, M.Kes. (Pembimbing Utama) NIP Anggota, Drs. Bambang Wahyono, M.Kes. (Pembimbing Pendamping) NIP iv

5 MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai dari urusanmu, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain dan hanya kepada Tuhanmulah kamu berharap, (Qs Al-Insirah: 6-8). PERSEMBAHAN Skripsi ini saya pesembahkan kepada: 1. Ayahnda Suyono dan Ibunda Ngatini 2. PT Nojorono Kudus. 3. Almamater Unnes. v

6 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat, berkah dan karunia- Nya, sehingga skripsi yang berjudul Hubungan antara Status Gizi dan Motivasi Kerja dengan Produktivitas Tenaga Kerja Wanita Bagian Giling Rokok di PT Nojorono Kudus dapat terselesaikan. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang. Sehubungan dengan pelaksanaan penelitian sampai penyelesaian skripsi ini, dengan rendah hati disampaikan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, Bapak Drs. H. Harry Pramono, M.Si, atas Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing Skripsi. 2. Pembantu Dekan Bidang Akademik Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, Bapak Drs. Tri Rustiadi, M.Kes., atas ijin penelitian. 3. Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, Ibu Dr. dr. Hj. Oktia Woro K.H., M.Kes., atas persetujuan penelitian. 4. Pembimbing I, Bapak Drs. Sugiharto, M.Kes., atas bimbingan, arahan serta masukan dalam penyusunan skripsi ini. 5. Pembimbing II, Bapak Drs. Bambang Wahyono, M.Kes., atas bimbingan, arahan serta masukan dalam penyusunan skripsi ini. 6. Kepala HRD PT. Nojorono Kudus, Bapak Dwi Widodo, atas ijin penelitian. vi

7 7. Kepala Bagian SKT PT. Nojorono Kudus, Bapak D. Hardiyanto, atas ijin penelitian. 8. Kepala BAPPEDA Kudus, Bapak Mas ut SH., M.Hum., atas ijin penelitian. 9. Ayahnda Suyono dan Ibunda Ngatini, atas do a, pengorbanan dan motivasi baik moril maupun materiil sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 10. Adikku (Deby), atas do a, motivasi dan semangat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 11. Teman Kos (Angga, Habib, Siget, Riza, Nizar), atas masukan dan motivasinya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 12. Teman diskusi (Agung, Aripta, Nugroho, Andhika, Irkhas, Reza, Yoga, Chris, Hilda, Chandra) atas kebersamaan, bantuan dan motivasinya dalam penyusunan skripsi ini. 13. Teman Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Angkatan 2008, atas masukan serta motivasinya dalam penyusunan skripsi ini. 14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas masukannya dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga amal baik dari semua pihak mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Disadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan guna penyempurnaan karya selanjutnya. Semoga skripsi ini bermanfaat. Semarang, Mei 2013 Penyusun vii

8 DAFTAR ISI Halaman JUDUL... ABSTRAK... ABSTRACT... PERSETUJUAN... MOTTO DAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... i ii iii iv v vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Keaslian Penelitian Ruang Lingkup Penelitian... 7 BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Produktivitas Kerja Faktor yang Berhubungan dengan Produktivitas Kerja Pengertian Status Gizi viii

9 2.4 Pengertian Motivasi Kerja Pengukuran Produktivitas Kerangka Teori BAB III METODE PENELITIAN Kerangka Konsep Variabel Penelitian Hipotesis Penelitian Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel Rancangan Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Sumber Data Penelitian Instrumen Penelitian Validitas dan Reliabilitas Pengambilan Data Pelaksanaan Pengambilan Data Pengolahan dan Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN Diskripsi Data Hasil Penelitian BAB V PEMBAHASAN Hubungan antara Status Gizi dengan Produktivitas Tenaga Kerja Wanita Bagian Giling Rokok di PT Nojorono Kudus ix

10 5.2 Hubungan antara Motivasi Kerja dengan Produktivitas Tenaga Kerja Wanita Bagian Giling Rokok di PT Nojorono Kudus Keterbatasan Penelitian BAB VI SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN x

11 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1: Keaslian Penelitian... 6 Tabel 1.2: Perbedaan Penelitian... 7 Tabel 3.1: Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel Tabel 3.2: Pelaksanaan Kegiatan Pengambilan Data Tabel 3.3: Pedoman Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi Tabel 4.1: Distribusi Responden berdasarkan Usia Tabel 4.2: Distribusi Responden berdasarkan Masa Kerja Tabel 4.3: Distribusi Responden berdasarkan Status Gizi Tabel 4.4: Distribusi Responden berdasarkan Motivasi Kerja Tabel 4.5: Distribusi Responden berdasarkan Aspek Motivasi Kerja Tabel 4.6: Distribusi Responden berdasarkan Produktivitas Kerja Tabel 4.7: Hubungan antara Status Gizi dengan Produktivitas Kerja Tabel 4.8: Hubungan antara Motivasi Kerja dengan Produktivitas Kerja xi

12 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1: Kerangka Teori Gambar 3.1: Kerangka Konsep Gambar 4.1: Distribusi Responden berdasarkan Usia Gambar 4.2: Distribusi Responden berdasarkan Masa Kerja Gambar 4.3: Distribusi Responden berdasarkan Status Gizi Gambar 4.4: Distribusi Responden berdasarkan Motivasi Kerja Gambar 4.5: Distribusi Responden berdasarkan Produktivitas Kerja Gambar 4.6: Distribusi Responden berdasarkan Hubungan antara Status Gizi dengan Produktivitas Kerja Gambar 4.7: Distribusi Responden berdasarkan Hubungan antara Motivasi Kerja dengan Produktivitas Kerja xii

13 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1: Kuesioner Motivasi Kerja Lampiran 2: Daftar Identitas Responden Lampiran 3: Daftar Status Gizi Responden Lampiran 4: Daftar Motivasi Kerja Responden Lampiran 5: Perhitungan Interpretasi Skor Kuesioner Penelitian Lampiran 6: Data Produktivitas Kerja Responden Lampiran 7: Hasil Analisis Univariat Lampiran 8: Hasil Analisis Bivariat Lampiran 9: Surat Keputusan Dosen Pembimbing Lampiran 10: Surat Ijin Observasi dari FIK UNNES Lampiran 11: Surat Ijin Penelitian dari FIK UNNES Lampiran 12: Surat Ijin Penelitian dari Kesbangpolinmas Kabupaten Kudus Lampiran 13: Surat Ijin Penelitian dari BAPEDA Kabupaten Kudus Lampiran 14: Surat Keterangan Diijinkan Penelitian dari BAPEDA Lampiran 15: Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian Lampiran 16: Dokumentasi xiii

14 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kondisi perkembangan pembangunan kearah industrialisasi dan pesaingan pasar yang semakin ketat, sangat diperlukan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Searah dengan hal tersebut, kebijakan pembangunan dibidang kesehatan ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan yang optimal bagi seluruh masyarakat, termasuk masyarakat tenaga kerja. Tenaga kerja memiliki peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan karena dituntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas dan mempunyai produktivitas yang tinggi. Tenaga kerja yang demikian mampu meningkatkan kesejahteraan dan daya saing di era globalisasi (Anies, 2005:23). Seiring dengan majunya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi ini, setiap negara termasuk bangsa Indonesia menghadapi tantangan untuk meningkatkan sumber daya manusia yang ada pada saat ini. Manusia dalam pekerjaannya tidak merupakan mesin yang bekerja begitu saja, tanpa perasaan, pikiran dan kehidupan sosial. Manusia adalah suatu yang paling komplek. Manusia memiliki rasa suka dan benci, gembira dan sedih, berani dan takut, dan lain-lain sebagainya. Manusia mempunyai kehendak, kemampuan, angan-angan, dan cita-cita. Manusia memiliki dorongan hidup tertentu. Selain itu, manusia mempunyai pikiran dan pertimbangan, yang menentukan sikap dan pendiriannya dan manusia juga mempunyai pergaulan hidup, baik di rumahnya, atau di tempat kerjanya, maupun di masyarakat luas. Maka demilkian seorang tenaga kerja memliki perasaan, pikiran, 1

15 2 dan kehidupan sosial seperti itu. Faktor-faktor tersebut yang menyebabkan pengaruh yang tidak sedikit terhadap kepada keadaan pekerja dalam pekerjaannya (Suma mur P.K., 1996:207). Kesehatan dan daya kerja sangat erat hubungannya dengan tingkat gizi kerja seseorang. Tubuh memerlukan zat dari makanan untuk pemeliharaan tubuh, yang banyak sedikitnya keperluan ini sangat tergantung pada usia, jenis kelamin, lingkungan dan beban yang diderita oleh seseorang. Zat makanan tersebut diperlukan juga untuk pekerjaan dan meningkatkan sepadan dengan lebih beratnya pekerjaan. Pekerjaan memerlukan tenaga yang sumbernya adalah makanan (Suma mur P.K., 1996:50). Seseorang tenaga kerja dengan sikap mental, motivasi yang tinggi serta disiplin dan etos kerja yang tinggi akan selalu memacu dirinya untuk bekerja lebih produktif. Motivasi kerja adalah dorongan kehendak yang ada dalam diri tenaga kerja untuk berperilaku meningkatkan produktivitas kerja. Motivasi ini didasarkan atas adanya keyakinan bahwa bekerja produktif akan memberikan manfaat bagi dirinya (A.M. Sugeng Budiono, dkk., 2003:265). Secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang atau jasa) dengan masuknya yang sebenarnya. Misalnya saja, produktivitas adalah ukuran efisiensi produk. Suatu perbandingan antara hasil keluaran dan masukan atau output:input. Masukan sering dibatasi dengan tenaga kerja, sedangkan keluaran diukur dalam kesatuan fisik bentuk dan nilai (Muchdarsyah Sinungan, 2003:12). Bagi perusahaan, tenaga kerja merupakan aset yang sangat menentukan aspek keberhasilan, baik dalam rangka memperoleh keuntungan perusahaan maupun dalam rangka kelangsungan perusahaan dan pengembangan usaha lebih lanjut. Untuk

16 3 itu perusahaan perlu memiliki sumber daya manusia yang mempunyai etos kerja yang tinggi, keahlian, keterampilan, semangat dan profesionalisme yang tinggi pula. Sehingga dapat dikatakan bahwa tenaga kerja sebagai sumber daya manusia memegang peranan yang utama dalam proses peningkatan produktivitas kerja (A.M. Sugeng Budiono, dkk., 2003:244). Pendapat Suterneister menyatakan bahwa produktivitas sekitar 90% bergantung kepada kinerja tenaga kerja, dan yang 10 % bergantung kepada perkembangan teknologi dan bahan mentah. Selanjutnya kinerja tenaga kerja % bergantung kepada motivasi bekerja dan yang 10-20% bergantung kepada kemampuannya, motivasi tenaga kerja untuk 50% bergantung kepada kondisi sosial, 40% bergantung kepada kebutuhan dan 10% bergantung kepada kondisi fisik (Siswanto Sastrohadiwiryo, 2003:275). PT Nojorono adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang rokok yang berada di Kabupaten Kudus. Perusahaan tersebut mempunyai banyak tenaga kerja yang tersebar dalam beberapa bagian khususnya pada bagian giling dan batil. Rata-rata mereka bekerja selama 9,5 jam dalam sehari. Semua aktivitas dimulai jam WIB sampai dengan WIB. Berdasarkan observasi awal pada bulan April didapatkan hasil bahwa dari 10 responden terdapat 6 responden yang Status Gizinya tidak memenuhi syarat, yaitu dengan menunjukkan hasil 4 responden dengan kriteria gemuk dan 2 responden dengan kriteria kurus. Kemudian observasi kedua dilakukan pada bulan november untuk mengetahui hasil produksi pada bulan Agustus, September, dan Oktober Dari hasil observasi tersebut diketahui perminggunya pada bulan Agustus minggu ke empat pekerja tidak memenuhi target batang rokok dari target batang rokok pekerja hanya dapat menyelesaikan

17 batang rokok, pada bulan September minggu ke tiga pekerja tidak memenuhi target batang rokok dari target batang rokok pekerja hanya dapat menyelesaikan batang rokok, dan yang terakhir pada bulan Oktober minggu ke empat pekerja tidak memenuhi target batang rokok dari target batang rokok pekerja hanya dapat menyelesaikan batang rokok. Hal ini dapat disebabkan karena banyak tenaga kerja yang tidak masuk dikarenakan sakit, cuti atau keluar dari perusahaan yang perbulannya hampir 25%. Sehingga berdampak pada ketidak sesuaian dengan target yang ditentukan dari pusat. Meningkatnya produksi yang dihasilkan tidak hanya tergantung pada mesinmesin yang modern, modal yang cukup dan bahan baku yang banyak, tetapi tergantung kepada orang yang melaksanakan pekerjaan. Tenaga kerja sebagai pelaksana dalam kegiatan perusahaan harus diarahkan untuk mencapai tingkat produktivitas yang optimal (A.M. Sugeng Budiono, dkk., 2003:244). Salah satu sarana untuk meningkatkan hasil produksi yaitu dengan memotivasi karyawan. Motivasi merupakan setiap kegiatan yang mendorong, meningkatkan gairah dan mengajak karyawan untuk bekerja lebih efektif, serta meningkatakan praktek yang tidak produktif, dapat merupakan bagian pokok dari usaha meningkatkan pekerjaan yang efektif. Untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi maka status gizi dan motivasi kerja harus tetap terpelihara atau bahkan meningkat (Bambang Kussriyanto, 1999:10). Dari latar belakang diatas menjadi alasan peneliti mengambil judul: Hubungan antara Status Gizi dan Motivasi Kerja dengan Produktifitas Tenaga Kerja Wanita Bagian Giling Rokok Di PT Nojorono Kudus.

18 5 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan dalam penelitian adalah: Adakah Hubungan antara Status Gizi dan Motivasi Kerja dengan Produktivitas Tenaga Kerja Wanita Bagian Giling Rokok di PT Nojorono Kudus? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara Status Gizi dan Motivasi Kerja dengan Produktivitas Tenaga Kerja Wanita Bagian Giling Rokok di PT Nojorono Kudus. 1.4 Manfaat penelitian Untuk Tenaga kerja Hasil penelitian diharapkan dapat berguna untuk tenaga kerja khususnya pada peningkatan produktivitas giling rokok di PT. Nojorono Kudus Untuk Perusahaan Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi untuk mengetahui status gizi dan motivasi kerja, serta dapat menjadi masukan bagi perusahaan dalam rangka peningkatan produktivitas dan efisiensi kerja serta sebagai data yang digunakan untuk pertimbangan bagi perusahaan dalam menentukan kebijaksanaan Untuk Penulis Manfaat bagi penulis untuk mengetahui hubungan antara antara Status gizi dan Motivasi Kerja dengan Produktifitas Tenaga Kerja Wanita Bagian Giling Rokok Di PT Nojorono Kudus.

19 6 1.5 Keaslian Penelitian Keaslian penelitian ini diperoleh dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nikmatul Fitri tahun 2006 dan Waris Ambar M tahun 2011 (Tabel 1.1). Tabel 1.1: Keaslian Penelitian No Judul Penelitian Nama Penelitian Tahun Penelitian Jenis penelitian Variabel Penelitian (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Hubungan Nikmatul 2006 Cross Variabel antara Fitri Sectional Bebas: motivasi Motivasi kerja kerja dengan Variabel kinerja Terikat: perawat di Produktivi Instalasi tas kerja Inap RSUD Tugurejo Semarang. 2. Hubungan antara status gizi dengan produktivi tas kerja pada tenaga kerja wanita bagian pelinting rokok di pabrik Wisma Jaya Putera Kab. Demak. Waris Ambar M Cross Sectional Variabel Bebas: Status Gizi Variabel Terikat: Produktivi tas kerja. Hasil Penelitian Ada hubungan yang segnifikan antara motivasi kerja dengan kinerja perawat di Instalasi inap RSUD Tugurejo Semarang Ada hubungan antara status gizi dengan produktivi tas kerja wanita bagian pelinting rokok di pabrik Wisma Jaya Putera Kab. Demak

20 Matrik Perbedaan Penelitian Matrik pebedaan penelitian digunakan untuk mengetahui perbedaan penelitian yang dilakukan sekarang dengan peneliti sebelumnya (Tabel 1.2). Tabel 1.2: Perbedaan Penelitian No Beda Febry Candra Adityana Nikmatul Fitri Waris Ambar Musyawaroh (1) (2) (3) (4) (5) 1. Judul Hubungan antara Status gizi dan Motivasi Kerja dengan Produktifitas Kerja Bagian Giling Rokok Di PT Nojorono Kudus. 2. Tahun dan Tempat Tahun 2012 PT Nojorono Kudus. 3. Variabel Variabel Bebas: Status Gizi dan Motivasi Kerja Variabel Terikat: Produktivitas Kerja. Hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja perawat di Instalasi inap RSUD Tugurejo Semarang. 2006, RSUD Tugurejo Semarang. Variabel Bebas: Motivasi kerja Variabel Terikat: Produktivitas kerja. Hubungan antara status gizi dengan produktivitas kerja pada tenaga kerja wanita bagian pelinting rokok di pabrik Wisma Jaya Putera Kec. Mijen Kab. Demak. 2005, Di pabrik Wismajaya Putera Kec. Mijen Kab. Demak Variabel Bebas: Status Gizi Variabel Terikat: Produktivitas kerja 1.6 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup Tempat Penelitian dilakukan di PT Nojorono Jl. Jendral Sudirman No. 86-B Kudus.

21 Ruang Lingkup Waktu Ruang lingkup waktu meliputi proses penyusunan proposal yang dilakukan pada bulan Maret 2012 hingga mulai dilakukan penelitian yang dapat dilakukan pada bulan Januari Ruang Lingkup Materi Ruang lingkup materi meliputi kajian tentang Ilmu Kesehatan Masyarakat dalam bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Gizi Masyarakat mengenai Status Gizi dan Motivasi Kerja terhadap Produktivitas Tenaga Kerja Wanita bagian Giling Rokok di PT Nojorono Kudus.

22 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Produktivitas Kerja Menurut A.M. Sugeng Budiono, dkk (2003:263) produktivitas mempunyai beberapa pengertian. Pertama, menurut pengertian fisiologis, produktivitas mengandung pengertian sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan ini harus lebih baik dari kemarin, hari esok harus lebih baik dari hari ini. Dalam suatu perusahaan atau pabrik, manajemen harus terus-menerus melakukan perbaikan proses produksi, sistem kerja, lingkungan kerja, teknologi, dan lain-lain. Kedua, produktivitas adalah perbandingan antara keluaran (output) dan masukan (input). 2.2 Faktor yang Berhubungan dengan Produktivitas Kerja Beban Kerja Berupa beban fisik, mental, maupun sosial yang mempengaruhi tenaga kerja sehingga upaya penempatan pekerja yang sesuai dengan kemampuan perlu diperhatikan. Ketetapan penempatan tenaga kerja meliputi kecocokan, pengalaman, mengurangi beban kerja dengan modifikasi cara kerja, atau perencanaan mesin serta alat kerja. Menurut Tarwaka, dkk (2004:95), faktor yang mempengaruhi beban kerja adalah Faktor Eksternal Faktor eksternal beban kerja adalah beban kerja yang berasal dari luar tubuh pekerja. Aspek beban kerja eksternal sering disebut sebagai stressor. Yang termasuk beban kerja eksternal adalah: 9

23 10 Pertama, tugas-tugas. Tugas ada yang bersifat fisik seperti, tata ruang kerja, stasiun kerja, alat dan sarana kerja, kondisi kerja, sikap kerja dan alat bantu kerja. Tugas juga ada yang bersifat mental seperti, kompleksitas pekerjaan dan tanggung jawab terhadap pekerjaan. Kedua, organisasi kerja. Organisasi kerja yang mempengaruhi beban kerja misalnya, lamanya waktu kerja, waktu istirahat, kerja bergilir, sistem pengupahan, kerja malam, musik kerja, tugas dan wewenang. Ketiga, lingkungan kerja. Lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi beban kerja adalah yang termasuk dalam beban tambahan akibat lingkungan kerja. Misalnya saja lingkungan kerja fisik (penerangan, kebisingan, getaran mekanisme), lingkungan kerja kimiawi (debu, gas pencemaran udara), lingkungan kerja biologis (bakteri, virus dan parasit) dan lingkungan kerja psikologis (penempatan tenaga kerja) Faktor Internal Faktor internal beban kerja adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh itu sendiri sebagai akibat adanya reaksi dari beban kerja eksternal. Reaksi tersebut dikenal dengan strain. Secara ringkas faktor internal meliputi: 1. Faktor somatis, yaitu jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, kondisi kesehatan, status gizi. 2. Faktor psikis, yaitu motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan, kepuasan, dll Beban tambahan akibat lingkungan kerja Sebagai tambahan kepada beban kerja yang langsung akibat pekerjaan sebenarnya, suatu pekerjaan biasanya dilakukan dalam suatu lingkungan atau situasi, yang berakibat beban tambahan pada jasmani dan rohani tenaga kerja (Suma mur P.K., 1996:49).

24 11 Terdapat 5 (lima) faktor penyebab beban tambahan yang dimaksud, yaitu: (1) Faktor fisik, meliputi penerangan, suhu, udara, kelembaban, cepat rambat udara, suara, vibrasi mekanis, radiasi dan tekanan udara; (2) Faktor kimia, yaitu gas, uap, debu, kabut, asap, awan, cairan, dan benda padat; (3) Faktor biologi, baik dari golongan tumbuhan atau hewan; (4) Faktor fisiologis seperti konstruksi mesin, sikap dan cara kerja; (5) Faktor mental psikologi, yaitu suasana kerja, hubungan diantara pekerja atau dengan pengusaha, pemilihan kerja dan lain-lain (Suma mur P.K., 1996:49) Kapasitas Kerja Kapasitas kerja seorang tenaga kerja berbeda dari satu dengan yang lainnya hal ini dipengaruhi oleh: Keterampilan Semakin tinggi keterampilan kerja yang dimiliki, semakin efisien badan dan jiwa pekerja, sehingga beban kerja menjadi relatif sedikit. Tidaklah heran apabila angka sakit dan mangkir kerja sangat kurang pada mereka yang memiliki keterampilan tinggi, bila mereka cukup memotivasi dan dedikasi (Suma mur. P.K., 1996:50). Keterampilan banyak pengaruhnya terhadap produktivitas kerja karyawan. Keterampilan karyawan perusahaan dapat ditingkatkan melalui trening, kursus dan lain-lain. Peningkatan percepatan keterampilan tenaga kerja diharapkan mampu merubah struktur keterampilan tenaga kerja dalam jangka panjang menjadi struktur bentuk guci dengan konsentrasi dibagian tengah untuk dapat melaksanakan pekerjaan guna mendukung proses industrialisasi (A.M. Sugeng Budiono, dkk., 2003:234).

25 Masa kerja Masa kerja adalah jangka waktu orang sudah bekerja dari pertama mulai masuk hingga sekarang masih bekerja. Masa kerja dapat diartikan sebagai sepenggal waktu yang agak lama dimana seseorang tenaga kerja masuk dalm satu wilayah tempat usaha sampai batas waktu tertentu (Suma mur P.K., 1996:71). Masa kerja dapat dikategorikan menjadi: 1. Masa kerja baru: < 6 tahun 2. Masa kerja sedang: 6-10 tahun 3. Masa kerja lama: (> 10 tahun) Kesegaran jasmani Kesegaran jasmani dan rokhani adalah penunjang penting produktivitas seseorang dalam kerjanya. Kesegaran tersebut dimulai sejak memasuki pekerjaan dan terus dipelihara selama bekerja, bahkan sampai setelah berhenti bekerja. Kesegaran jasmani dan rokhani tidak saja pencerminan kesehatan fisik dan mental, tetapi juga gambaran keserasian penyesuaian seseorang dengan pekerjaannya yang banyak dipengaruhi oleh kemampuan, pengalaman, pendidikan, dan pengetahuan yang dimiliki (Suma mur P.K., 1996:50) Jenis Kelamin Laki-laki dan wanita berbeda dalam kemampuan fisiknya dan kekuatan kerja ototnya. Menurut pengalaman, ternyata biologi pada wanita tidak mempengaruhi kemampuan fisik, melainkan lebih bersifat sosial dan cultural. Ukuran dan daya tahan tubuh wanita berbeda dengan pria. Beberapa data menunjukkan bahwa pekerja wanita lebih diperlukan pada suatu industri yang

26 13 memerlukan lebih banyak keterampilan dan ketelitian dari pada tenaga laki-laki. Jadi secara umum wanita hanya mempunyai kekuatan fisik 2/3 dari kemampuan fisik laki-laki, tetapi dalam hal tertentu wanita lebih teliti. Untuk kerja fisik wanita mempunyai VO2 max 15-30% lebih rendah dari laki-laki. Kondisi tersebut menyebabkan presentase lemak tubuh wanita lebih tinggi dari kadar Hb darah lebih rendah dari pada laki-laki (Tarwaka, dkk., 2004:9) Usia Usia produktif adalah antara tahun. Kebanyakan kinerja fisik mencapai puncak pada usia pertengahan dua puluhan dan kemudian menurun dengan bertumbuhnya usia. Semakin dengan bertambahnya usia maka kemampuan jasmani dan rohaninyapun akan berkurang secara berlahan-lahan. Aktivitas hidup juga berkurang yang mengakibatkan semakin bertambahnya ketidakmampuan tubuh dalam berbagai hal. Usia seseorang berbanding langsung dengan kapasitas fisik sampai batas tertentu dan mencapai puncaknya pada usia 25 tahun. Pada usia tahun kekuatan otot menurun sebesar 25%, kemampuan sensoris-motoris menurun sebanyak 60%. Selanjutnya kemampuan fisik seseorang yang berusia lebih dari 60 th tinggal mencapai 50% dari usia orang yang berusia 25 tahun (Tarwaka, dkk., 2004:9) Status Gizi Manusia yang sehat dan mendapatkan makanan yang cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya maka akan memiliki kemampuan yang maksimal dalam menjalani hidupnya. Kemampuan maksimal ini disebutkan kapasitas kerja orang dewasa. Namun apabila energi yang diperoleh dari makanan tidak cukup, maka

27 14 orang akan bekerja dibawah kapasitas kerja seharusnya. Secara keseluruhan kandungan energi yang rendah dalam makanan akan membawa dampak berupa penurunan kegiatan otot, efisiensi kerja otot rendah dan lama waktu bekerja berkurang. Dengan adanya gangguan ini maka kapasitas kerja secara keseluruhan menjadi berkurang dan keadaan ini tentunya akan menyebabkan penurunan produktivitas kerja (Sjahmien Moehji, 2003:11). Daya tahan tubuh seseorang biasanya dipengaruhi dari gizi dan makanan yang didapat, dengan semua itu akan memberikan semangat kerja tiap karyawan untuk memacu prestasi sehingga produktivitas kerja karyawan akan tercapai. Kesehatan tenaga kerja dan produktivitas kerja erat kaitannya dengan tingkat atau keadaan gizi. Seseorang tenaga kerja dengan keadaan gizi yang baik akan memiliki kapasitas kerja yang lebih baik, begitu pula sebaliknya. Tenaga kerja memerlukan makanan yang bergizi untuk pemeliharaan tubuh, untuk perbaikan dari sel-sel dan jaringan, untuk pertumbuhan sampai masa tertentu dan untuk melakukan kegiatan termasuk pekerjaan. Seseorang tenaga kerja dengan keadaan gizi yang baik akan memiliki kapasitas kerja dan ketahanan tubuh yang lebih baik, begitu pula sebaliknya pada tenaga kerja dengan keadaan gizi yang buruk dan dengan beban kerja yang berat akan mengganggu kerja dan mempercepat kelelahan (A.M. Sugeng Budiono, dkk., 2003:154) Motivasi Motivasi merupakan kekuatan atau motor pendorong kegiatan seseorang kearah dan tujuan tertentu dan melibatkan segala kemampuan yang dimiliki untuk mencapainya (Tarwaka, dkk., 2004:139). Maka dengan adanya pengakuan dan prestasi yang dicapai berupa insentif, adanya kesempatan bagi karyawan untuk

28 15 mengembangkan dirinya melalui pelatihan, dengan kondisi pekerjaan yang cukup menyenangkan dan tempat kerja yang nyaman, didukung oleh hubungan kerja yang harmonis serta adanya jaminan keselamatan kerja dan sistem penggajian yang baik akan mendorong tenaga kerja untuk melakukan pekerjaannya dengan penuh tanggung jawab. Tingginya tanggung jawab para karyawan membawa konsekuensi yang ditunjukan dengan pencapain hasil produksi yang sesuai dengan target atau melebihi target yang ditentukan. Seseorang karyawan dengan sikap mental, motivasi yang tinggi serta disiplin dan etos kerja yang tinggi akan selalu memicu dirinya untuk bekerja lebih produktif. Motivasi ini didasrkan atas adanya keyakinan bahwa bekerja produktif akan memberikan manfaat bagi dirinya (A.M. Sugeng Budiono, dkk., 2003:265) Kondisi Kesehatan Pengertian sehat senantiasa digambarkan sebagai suatu kondisi fisik mental dan sosial seseorang yang tidak saja bebas dari penyakit atau gangguan kesehatan melainkan juga menunjukan kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan dan pekerjaan (A.M. Sugeng Budiono, dkk., 2003:97). Kesehatan dan daya kerja sangat erat hubungannya dengan tingkat gizi seseorang. Pekerjaan membutuhkan tenaga yang sumbernya adalah makanan. Kondisi kesehatan merupakan penunjang penting produktivitas seseorang dalam bekerja. Kondisi tersebut dimulai sejak memasuki pekerjaan dan terus dipelihara selama bekerja, bahkan sampai setelah berhenti bekerja (Suma mur P.K., 1996:203) Kelelahan Kerja Semua jenis pekerjaan akan menghasilkan kelelahan kerja. Kelelahan kerja akan menurunkan kinerja dan menambah tingkat kesalahan. Sehingga dapat

29 16 mengganggu pencapaian produktivitas kerja yang tinggi. Kelelahan yang terus menerus setiap hari akan berakibat keadaan kelelahan yang kronis. Perasaan lelah tidak saja terjadi sesudah bekerja sore hari, tetapi juga selama bekerja bahkan kadang-kadang sebelumnya (Suma mur P.K., 1996:192). 2.3 Pengertian status gizi Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaaan zat gizi. Dibedakan menjadi status gizi buruk atau kurang, baik dan lebih (Sunita Almatsier, 2002:3). Daya tahan tubuh seseorang biasanya dipengaruhi dari gizi dan makanan yang didapat, dengan semua itu akan memberikan semangat kerja tiap karyawan untuk memacu prestasi sehingga produktivitas kerja karyawan akan tercapi. Kesehatan tenaga kerja dan produktivitas kerja erat kaitannya dengan tingkat atau keadaan gizi. Seseorang tenaga kerja dengan keadaan gizi yang baik akan memiliki kapasitas kerja yang lebih baik, begitu pula sebaliknya. Tenaga kerja memerlukan makanan yang bergizi untuk pemeliharaan tubuh, untuk perbaikan dari sel-sel dan jaringan, untuk pertumbuhan sampai masa tertentu dan untuk melakukan kegiatan termasuk pekerjaan. Seseorang tenaga kerja dengan keadaan gizi yang baik akan memiliki kapasitas kerja dan ketahanan tubuh yang lebih baik, begitu pula sebaliknya pada tenaga kerja dengan keadaan gizi yang buruk dan dengan beban kerja yang berat akan mengganggu kerja dan mempercepat kelelahan (A.M. Sugeng Budiono, dkk., 2003:154) Kebutuhan gizi pekerja Gizi kerja adalah nutrisi yang di perlukan oleh para pekerja untuk memenuhi kebutuhan sesuai jenis pekerjaannya. Sebagai suatu aspek dari ilmu-ilmu

30 17 gizi yang pada umumnya, maka gizi kerja ditujukan untuk kesehatan dan daya kerja tenga kerja yang setinggi-tingginya (Suma mur P.K., 1996:197). Secara Umum ada 3 kegunaan makanan bagi tubuh (triguna makanan), yakni sumber tenaga (karbohidrat, lemak, protein), sumber zat pembangun (protein dan air) dan sumber zat pengatur diantaranya vitamin dan air (Djoko Pekik Irianto, 2007:5) Karbohidrat Karbohidrat merupakan bahan untuk tubuh, terdapat terutama dalam bahan makanan berasal dari tumbuhan terutama penghasil tepung di dalam tubuh manusia dirubah menjadi glikogen dan disimpan dalam hati dan otot-otot. Bial diperlukan, dikeluarkan dalam darah dan jaringan sebagai glukosa. Karbohidrat berfungsi sebagai tenaga untuk kegiatan tubuh dan pengatur suhu badan. Kelebihannya dalam badan dirubah dan disimpan sebagai lemak (Suma mur P.K., 1996:205) Protein Protein berfungsi dalam pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan menggantikan sel-sel yang mati sebagai protein struktural, selain itu protein juga berfungsi dalam mekanisme pertahanan tubuh melawan berbagai mikroba dan zat toksik lainya. Sebagai zat pengatur, protein mengatur proses metabolisme dalam bentuk enzim dan hormon (Achmad Djaeni Sediaoetama, 2000:75) Vitamin Vitamin adalah zat organik komplek yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Oleh karena itu harus didatangkan dari makanan, vitamin termasuk kelompok zat pengatur pertumbuhan

31 18 dan pemeliharaan kehidupan, tiap vitamin mempunyai tugas spesifik dalam tubuh (Sunita Almatsier, 2002:151) Mineral Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Di samping itu mineral berperan dalam berbagai tahap metabolisme, terutama sebagai kofaktor dalam aktivitas enzim-enzim (Sunita Almatsier, 2002:228) Air Air atau cairan tubuh merupakan bagian utama tubuh, yaitu 55-60% dari berat badan orang dewasa atau 70% dari bagian utama tubuh tanpa lemak atau lean body mass. Kandungan air tubuh relatif berbeda antar manusia, bergantung pada proporsi jaringan otot dan jaringan lemak (Sunita Almatsier, 2002:220) Faktor yang Berhubungan dengan Kebutuhan Gizi Seseorang Kebutuhan gizi setiap orang berbeda satu sama lainya dan sangat bergantung pada beberapa faktor yaitu: Ukuran Tubuh Semakin besar ukuran tubuh seseorang maka semakin besar pula kebutuhan kalorinya, meskipun usia, jenis kelamin, dan aktivitas yang dilakukan sama Usia Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa (usia 18 tahun keatas) merupakan msalah penting, karena selain mempunyai resiko-resiko penyakit tertentu, juga dapat mempengaruhi produktivitas kerja. Oleh karena itu pemantauan

32 19 keadaan tersebut harus dilakukan secara berkesinambungan. Salah satu cara adalah dengan mempertahankan berat badan ideal Jenis Kelamin Laki-laki umumnya membutuhkan relatif lebih banyak kalori dibanding dengan wanita. Hal ini karena secara fisiologis laki-laki mempunyai lebih banyak otot dan juga lebih aktif, sehingga secara kodrati pria diciptakan untuk tampil lebih aktif dan kuat dari pada wanita. Pria lebih sanggup melaksanakan pekerjaan yang lebih berat lainya seperti mengangkat karung beras di pasar atau pelabuhan. Sedangkan kegiatan wanita pada umumnya lebih banyak membutuhkan ketrampilan tangan Aktivitas pekerjaan yang dilakukan Pekerjaan berat akan membutuhkan kalori dan protein lebih besar dari pada mereka yang bekerja sedang dan ringan. Besarnya kebutuhan kalori tergantung banyaknya otot yang dipergunakan untuk bekerja serta lamanya penggunaan otot tersebut. Disamping itu protein yang digunakan juga lebih tinggi dari normal. Karena harus mengganti jaringan baru yang lebih banyak dari pada keadaan biasa untuk mempertahankan agar tubuh dapat bekerja secara normal Kondisi tubuh tertentu Pada orang yang baru sembuh dari sakit akan membutuhkan lebih banyak kalori dan zat gizi lainya dari pada sebelum sakit. Penambahan zat gizi tersebut diperlukan untuk rehabilitas kembali sel tubuh yang rusak selam sakit Kondisi lingkungan Pada musim hujan membutuhkan lebih banyak kalori dibanding dengan musim panas. Demikian pula pada tempat yang dingin lebih tinggi dari pada tempat

33 20 pada suhu panas. Dimana tambahan kalori pada tempat dingin diperlukan untuk mempertahan suhu tubuh (Tarwaka, dkk., 2004:72) Penilaian Status Gizi Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi tujuh penilaian yaitu: Antropometri, Pemeriksaan Klinis, Biokimia, Biofisik, Survei Konsumsi makanan, Statistik Fital dan Faktor Ekologi Antropometri Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan barbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh (I Dewa Nyoman Supariasa, 2002:19) Pemeriksaan Klinis Metode ini sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat, metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jarinagn epitel seperti: kulit, rambut, mata dan mukosa oral (I Dewa Nyoman Supariasa, 2002:19) Pemerikasaan Biokimia Pemeriksaan laboratorium (biokimia), dilakaukan melalui pemeriksaan spesimen jaringan tubuh (darah, urin, tinja, hati dan otot) yang diuji secara

34 21 laboratoris terutama untuk mengetahui kadar hemoglobin, feritin, glukosa, dan kolesterol. Pemerikaan biokimia bertujuan mengetahui kekurangan gizi spesifik (Djoko Pekik Irianto, 2007:65) Pemeriksaan Biofisik Pemeriksaan dilakukan dengan melihat kemampuan fungsi serta perubahan struktur jaringan. Pemerikasaan biofisik bertujuan mengetahui situasi tertentu, misalnya pada orang yang buta senta (Djoko Pekik Irianto, 2007:66) Survei konsusmsi makanan Survai konsusmsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi oleh individu. Pengumpilan data survai konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai makanan yang mengandung zat gizi pada masyarakat, keluarga dan individu. Survai konsumsi makanan dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan zat gizi (I Dewa Nyoman Supariasa, 2002:20) Statistik vital Pemerikasaan dilakukan dengan menganalisis data kesehatan seperti angka kematian, angka kesakitan dan kematian akibat hal yang berhubungan dengan gizi. Pemeriksaan ini bertujuan menemukan indikator tidak langsung status gizi masyarakat (Djoko Pekik Irianto, 2007:66) Faktor Ekologi Malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi, dan lain-lain.

35 22 Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahuai penyebab malnutrisi disuatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan program intervensi gizi. Setiap metode penilaian status gizi memiliki kelebihan dan kelemahan. Berbagai contoh penggunaan penilaian status gizi seperti antropometri digunakan untuk mengukur karakteristik fisik dan zat gizi seseorang (I Dewa Nyoman Supariasa, 2002:19) 2.4 Pengertian Motivasi Kerja Motivasi kerja adalah keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang memberikan energi, mendorong kegiatan atau gerakan dan mengarah atau menyalurkan perilaku kearah mencapai kebutuhan yang memberi kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan (Muchdarsyah Sinungan, 2003:134). Produktivitas dalam suatu organisasi dihubungkan oleh banyak faktor, seperti kesempatan memperoleh pendidikan dan pelatihan tambahan, penilaian prestasi kerja yang adil, rasional dan obyektif, sistem imbalan serta berbagai faktor lainnya. Motivasi dan kepuasan kerja merupakan bagian dari faktor tersebut. Akan tetapi dilihat dari sudut pemeliharahan hubungan dengan karyawan, motivasi dan kepuasan kerja merupakan bagian yang penting. Motivasi yang tepat membuat karyawan terdorong untuk berbuat semaksimal mungkin dalam melaksanakan tugasnya karena meyakini bahwa keberhasilan organisasi mencapai tujuan sasaran, kepentingan pribadi anggota organisasi akan terpelihara. Pimpinan organisasi perlu mengetahui motivasi kerja dari anggota organisasi (karyawan). Melalui mengetahui motivasi itu maka pimpinan dapat mendorong karyawan bekerja lebih baik (Sondang P. Siagian, 2001:286).

36 23 Peningkatan motivasi kerja dapat dilakukam dengan cara-cara: (1) Penggunaan rangsang yang positif dengan memberikan penghargaan atau hukuman yang tepat pada suatu tindakan; (2) Menjaga kesegaran jasmani, misalnya dengan melakukan senam sehat atau jalan sehat; (3) Motivasi melalui uang; (4) Meningkatkan motivasi melalui perbaikan rencana rancangan kerja. Membuat pekerjaan lebih menarik, memotivasi dan kenyamanan kerja akan timbul; (5) Menimbulkan rasa ingin memiliki dan rasa ikut bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang dihadapi; (6) Menciptakan suasana kompetisi yang sehat; (7) Menciptakan situasi kebersamaan baik formal maupun non formal (Muchdarsyah Sinungan, 2003:42) Unsur Penggerak Motivasi Motivasi tenaga kerja akan ditentukan oleh perangsangnya. Perangsang yang dimaksud merupakan mesin penggerak motivasi tenaga kerja, sehingga menimbulkan pengaruh perilaku individu yang bersangkutan. Siswanto Sastrohadiwiryo (2003:269), mengemukakan unsur penggerak motivasi antara lain: Kinerja (Achievement) Keinginan berkinerja sebagai suatu kebutuhan dapat mendorong mencapai sasaran Penghargaan (Recognition) Pengahargaan, pengakuan, atau recognition atas suatu kinerja yang telah dicapai seseorang merupakan perangsang yang kuat. Pengakuan atas suatu kinerja, akan memberikan kepuasan batin yang lebih tinggi dari pada penghargaan dalam

37 24 bentuk materi atau hadiah. Penghargaan atau pengakuan dalam bentuk piagam penghargaan atau medali, dapat menjadikan perangsang yang lebih kuat dibandingkan dengan berupa barang atau uang Tantangan (Challenge) Adanya tantangan yang dihadapi, merupakan perangsang kuat bagi manusia untuk mengatasinya. Suatu sasaran yang tidak menantang atau dengan mudah dapat dicapai biasanya tidak mampu menjadi perangsang, bahkan cenderung menjadi kegiatan rutin. Tantangan demi tantangan, biasanya akan menumbuhkan kegairahan untuk mengatasinya Tanggung Jawab (Responsibility) Adanya rasa ikut memiliki (sense of belonging) atau rumongso handarbeni akan menimbulkan motivasi untuk turut merasa bertanggung jawab Pengembangan (Development) Pengembang kemampuan seseorang, baik dari pengalaman kerja atau kesempatan untuk maju, dapat merupakan perangsang kuat bagi tenaga kerja untuk bekerja lebih giat lebih bergairah. Apalagi jika pengembangan perusahaan selalu dikaitkan dengan kinerja atau produktivitas Keterlibatan (Involvement) Rasa ikut terlibat atau involved dalam suatu proses pengambilan keputusan atau bentuknya, dapat pula kotak saran dari tenaga kerja, yang dijadikan masukan untuk menejemen perusahaan, merupakan perangsang yang cukup kuat untuk tenga kerja. Adanya ras keterlibatan bukan saja menciptakan rasa memiliki dan rasa tanggung jawab tetapi juga menimbulkan rasa mawas diri untuk bekerja lebih baik, menghasilkan produk yang lebih bermutu.

38 Kesempatan (Opportunity) Kesempatan untuk maju dalam bentuk jenjang karir yang terbuka, dari tingkat bawah sampai tingkat menejemen puncak merupakan perangsang yang cukup kuat bagi tenag kerja. Bekerja tanpa harapan atau kesempatan untuk meraih kemajuan atau perbaikan nasib, bukan merupakan perangsang untuk berkinerja atau bekerja produktif Jenis motivasi kerja Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2003:99) terdapat dua jenis motivasi, yaitu: (1) Motivasi positif (Insentif Positif) Motivasi positif dengan maksudnya manajer memotivasi (merangsang) bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi di atas standar, dengan motivasi positif ini semangat kerja karyawan akan meningkat karena umumnya manusia senang menerima yang baikbaik saja; (2) Motivasi negatif (Insentif negatif) Motivasi negatif maksudnya menejer memotivasi bawahannya dengan memberikan hukuman kepada mereka yang pekerjaannya kurang baik (prestasi rendah). Pemberian motivasi negatif ini semangat kerja bawahan dalam jangka waktu pendek akan meningkat, karena mereka takut di hukum, tetapi untuk jangka waktu yang panjang dapat berakibat kurang baik. Dalam praktek kedua jenis motivasi di atas sering digunakan oleh menejer suatu perusahaan. Penggunaanya harus tepat dan seimbang, supaya dapat meningkatkan semangat kerja karyawan Tujuan motivasi Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2003:97), tujauan motivasi antara lain sebagai berikut (1) Mendorong gairah dan semangat kerja karyawan; (2) Miningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan; (3) Meningkatkan produktivitas

39 26 kerja karyawan; (4) Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan; (5) Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi karyawan; (6) Mengefektifkan pengadaan karyawan; (7) Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik; (8) Meningkatkan kreativitas dan partisipasi karyawan; (9) Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan; (10) Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya; (11) Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku Teknik pengukuran motivasi Kekuatan motivasi tenaga kerja untuk bekerja atau berkinerja secara langsung tercemin sebagai upayanya seberapa jauh ia bekerja keras. Upaya ini mungkin menghasilkan kinerja yang baik atau sebaliknya karena ada dua faktor yang harus benar jika upaya itu akan diubah menjadi kinerja Pertama, tenaga kerja harus memiliki kemampuan yang diperlukan utuk mengerjakan tugasnya dengan baik, tanpa kemampuan dan upaya yang tinggi tidak mungkin menghasilkan kinerja yang baik. Kedua adalah persepsi tenaga kerja yang bersangkutan tentang bagaimana upayanya dapat diubah sebaik-baiknya menjadi kinerja, jika terjadi persepsi yang salah, kinerja akan rendah meskipun upaya dan motivasinya mungkin tinggi (Siswanto Sastrohadiwiryo, 2002:275) Teori Motivasi Teori Abraham H. Maslow Salah seorang ilmuwan yang dipandang sebagai pelopor teori motivasi adalah Abraham H. Maslow. Teori motivasi Maslow pada intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu: (1)

40 27 Kebutuhan fisiologikal, seperti sandang, pangan dan papan; (2) Kebutuhan Keamanan, tidak hanya dalam arti fisik, akan tetapi juga mental, psikologikal dan intelektual; (3) Kebutuhan Sosial; (4) Kebutuhan prestisi yang pada umumnya tercemin dalam simbol-simbol status; (5) Aktualisasi diri dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata (Sondang P. Siagian, 2001:287) Teori Mc. Clelland: Teori Motivasi Berprestasi David Mc. Clelland menemukan adanya kebutuhan atau keinginan individu yang kuat untuk mencapai prestasi yang akan terlihat dengan adanya motivasi yang kuat akan pekerjaan yang menantang (Challenging) dan bersaing (Chompetitive), sehingga dapat dikatakan bahwa manusia mempunyai tiga kebutuhan dasar, yaitu: (1) Kebutuhan akan berprestasi; (2) Kebutuhan akan kekuasaan; (3) Kebutuhan akan berafilisasi dengan sesamanya (A.M. Sugeng Budiono, dkk., 2003:248) Teori Dua Faktor dari Herzberg Teori ini dinamakan teori dua faktor karena dalam teori ini dikembangkan dua faktor motivasi bagi para pegawai. Faktor ini yang pertama dinamakan faktor yang membuat pegawai merasa tidak puas dan faktor yang kedua dinamakan faktor yang membuat pegawai menjadi merasa puas. Dua faktor tersebut juga dinamakan sebagai faktor ekstrinsic dan intrinsic. Faktor ekstrinsic terdiri dari serangkaian kondisi kerja yang meliputi faktor sebagai berikut: (1) Gaji atau upah; (2) Keamanan pengawasan; (3) Kondisi Kerja; (4) Status; (5) Kebijakan perusahaan; (6) Mutu dari

41 28 teknik pengawasan; (7) Interaksi antar personal, yang dapat dibedakan menjadi interaksi antara sesamanya, interaksi antara bawahan, interaksi antara pimpinan (atasan). Menurut Herzberg apabila faktor tersebut ada maka tidak memerlukan motivasi dan apabila faktot itu tidak ada maka akan menyebabkan rasa tidak puas dikalangan para pegawai. Faktor yang kedua,yaitu satisfiers atau faktor intrinsic, terdiri dari serangkaian kondisi yang meliputi beberapa faktor sebagai berikut: (1) Pengakuan; (2) Tanggung Jawab; (3) Prestasi; (4) Pekerjaan itu sendiri; (5) Adanya kemungkinan untuk berkembang; (6) Kemajuan. Menurut Herzberg, serangakaian kondisi tersebut apabila terpenuhi akan meningkatkan motivasi kerja para pegawai (Wursanto, 2003:305) Teori Harapan Victor H Vroom, dalam bukunya yang berjudul: Work and Motivation mengetengahkan suatu teori yang disebutnya sebagai Teori Harapan. Menurut teori ini, motivasi merupakan akibat dari suatu hasil yang dicapai oleh seseorang dan pikiran yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu. Artinya, apabilaseseorang sangat menginginkan sesuatu dan jalan nampaknya terbuka untuk memperolehnya, yang bersangkutan akan berupaya mendapatkannya. Dinyatakan dalam cara yang sangat sederhana, teori harapan berkata bahwa jika seseorang menginginkan sesuatu dan harapan untuk memperoleh sesuatu itu cukup besar, yang bersangkutan akan sangat terdorong untuk memperoleh hal yang diinginkannya itu tipis, motivasinya pun untuk berupaya akan menjadi rendah (Sodang P. Siagian, 2001:292).

42 Teori Clayton Alderfer Teori Alderfer dikenal dengan akronim ERG, teori tersebut merupakan huruf pertama dari ketiga istilah tersebut, yaitu: E (Existence), R (Relatedness), G (Growth). Jika makna ketiga istilah tersebut didalami akan terlihat dua hal penting. Pertama, secara konseptual terdapat persamaan antara teori atau model yang dikembangkan oleh Maslow, Relatedness senada dengan hierarki ketiga dan keempat menurut konsep Maslow dan Growth mengandung makna yang sama dengan selt actualizaion menurut Maslow. Kedua teori ini Alderfer menekankan bahwa berbagai jenis kebutuhan manusia itu diusahakan pemusanya secara serentak (Sodang P. Siagian, 2001:289) Teori Keadilan Menurut model teori ini, motivasi seseorang karyawan sangat dipengarui oleh berbagai faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Termasuk dalam faktor internal adalah: (1) Persepsi seseorang mengenai diri sendiri; (2) Harga diri; (3) Harapan pribadi; (4) Kebutuhan; (5) Keinginan; (6) Kepuasan kerja; (7) Prestasi yang dihasilkan. Sedangkan faktor eksternal yang mempengarui motivasi kerja seseorang antara lain; (1) Jenis dan sifat pekerjaan; (2) Kelompok kerja dimana seseorang bergabung; (3) Situasi lingkungan pada umumnya; (4) Sistem imbalan yang berlaku dan cara penerapannya (Sodang P. Siagian, 2001:294). 2.5 Pengukuran Produktivitas Produktivitas (P) dapat diformulasikan sebagai peningkatan produktivitas berlainan dengan peningkatan produksi. Produksi adalah hasil akhir dari suatu

43 30 proses. Peningkatan produksi belum tentu disertai peningktan produktivitas. Produksi dapat saja meningkat tetapi peningkatan produksi ini diikuti pula oleh kenaikan atau biaya yang lebih besar. Dimana: P= Poduktivitas O= Keluaran (output) I= Masukan (input) Produktivitas disebut meningkat apabila P>1 (A.M. Sugeng Budiono, dkk., 2003:264). Dari pengertian tersebut dapat diartikan pula bahwa produktivitas dapat digunakan sebagai efisiensi, efektivitas dan kualitas setiap sumber daya yang digunakan selama produksi berlangsung Pengukuran produktivitas (P) juga dapat diukur dengan rumusan sebagai berikut: Dimana: P M = Produktivitas = Upah tenaga kerja per orang/hari DM = Biaya intervensi untuk perbaiki per orang/hari K = Keluaran sebelum intervensi (hasil kerja rata-rata per orang/hari DK = Kenaikan keluaran hasil kerja rata-rata per orang/hari + = Hasil kerja naik _ = Hasil kerja turun

44 Kerangka Teori Dari hasil penelaahan dan mengacu konsep dasar tentang status gizi dan motivasi kerja dengan produktivitas, dapat ditentukan secara grafis maupun analisis maka teoritisnya adalah (gambar 2.1). Kapasitas Kerja 1. Keterampilan 1 2. Massa kerja 2 3. Kesegaran Jasmani 2 4. Jenis Kelamin 3 5. Usia 3 6. Status gizi 1 7. Motivasi 1 8. Kondisi Kesehatan 2 9. Kelelahan kerja 2 Beban Kerja 2 1. Faktor Eksternal 2. Faktor Interna Produktivitas Kerja Beban Tambahan Dari Lingkungan Kerja 2 1. Fisik 2. Kimia 3. Biologi 4. Fisiologis 5. Mental Sosial Gambar 2.1: Kerangka Teori Sumber: A.M. Sugeng Budiono, dkk 1 (2003), Suma mur P. K 2 (1996), Tarwaka, dkk 3 (2004).

45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Kerangka konsep adalah suatu hubungan antara konsep atau variabel yang akan diamati atau diukur melalui penelitian yang dilakukan (Soekidjo Notoatmodjo, 2005:69). Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah (Gambar 3.1). Variabel Bebas 1. Status Gizi Variabel Terikat Produktivitas Kerja 2. Motivasi Kerja Variabel Pengganggu 1. Umur* 2. Kondisi Kesehatan* Keterangan: * dikendalikan Gambar 3.1: Kerangka Konsep 32

46 Variabel Penelitian Variabel Bebas Variabel bebas adalah variabel yang bila berubah akan mengakibatkan perubahan variabel lain (Sudigdo Sastroasmoro dan Sofyan Ismail, 1995:157). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Status Gizi dan Motivasi Kerja Variabel Terikat Variabel terikat adalah variabel yang berubah akibat perubahan variabel bebas dalam penelitian (Sudigdo Sastroasmoro dan Sofyan Ismail, 1995:157). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Produktivitas Variabel Pengganggu Variabel pengganggu adalah jenis variabel yang berhubungan (asosiasi) dengan variabel bebas dan berhubungan dengan variabel tergantung, tetapi bukan merupakan variabel antara (Sudigdo Sastroasmoro dan Sofyan Ismail, 1995:158). Variabel pengganggu dalam penelitian ini adalah usia dan kondisi kesehatan. Dalam penelitian ini variabel pengganggu dikendalikan dengan cara pengkategorian sampel penelitian. 3.3 Hipotesis Penelitian Hipotesis diartikan sebagai simpulan sementara atau dugaan logis tentang keadaan populasi. secara statistik menyatakan parameter populasi dari satu variabel yang terdapat dalam populasi dan dihitung berdasarkan statistik sampel. karena hipotesis hanya merupakan pernyataan sementara atau dugaan logis maka hipotesis mungkin benar, tetapi mungkin juga tidak benar (Eko Budiarto, 2001:178). Dalam penelitian, dirumuskan hipotesis: Ada Hubungan antara Status Gizi dan Motivasi Kerja dengan Produktivitas Tenaga Kerja Wanita Bagian Giling Rokok di PT Nojorono Kudus.

47 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel Definisi Operasional dalam penelitian ini dapat dirumuskan untuk menghindari penafsiran yang salah serta memberikan gambaran yang lebih jelas, maka dikemukakan batasan istilah (Tabel 3.1). Tabel 3.1: Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel Variabel Definisi Operasional Cara Pengukuran Kategori Status Gizi Status gizi Pemeriksaan 1. Kurus IMT adalah Indeks Massa <18,5 keadaan Tubuh (IMT) 2. Normal IMT tubuh sebagai >18,5-25,5 akibat 3. Gemuk IMT konsumsi >25,5 (I makanan dan Dewa penggunaan Nyoman zat gizi Supariasa dalam diri dkk., tenaga kerja 2002:61). Motivasi Kerja Produktivitas Adalah dorongan kehendak yang ada dalam diri tenaga kerja Produktivitas adalah perbandingan antara keluaran dan masukan atau perbandingan antara output dengan input Kuesioner Menggunakan rumus tingkat prodiktivitas 1. Rendah Skor Sedang Skor Tinggi Skor (Saiffudinn Azwar, 2008:114). Produktivitas tinggi (P>1) Produktivitas rendah (P<1) (A.M Sugeng Budiono, dkk., 2003:263). Skala Pengukuran Ordinal Ordinal Ordinal 3.5 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode survei analitik, karena penelitian bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh kontribusi faktor resiko tertentu terhadap

48 35 adanya suatu kejadian tertentu (efek). Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi anatara faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach). Artinya tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan. Hal ini tidak berarti bahwa semua subjek penelitian diamati pada waktu yang sama (Soekidjo Notoadmodjo, 2005:145). 3.6 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek, subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:61). Populasi dalam penelitian ini adalah tenaga kerja bagian giling rokok di PT Nojorono Kudus. Populasi dalam penelitian ini adalah 246 orang Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu hingga dianggap mewakili populasinya (Sudigdo Sastroasmoro dan Sofyan Ismael, 2011:90). Cara pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu memilih sampel yang diperoleh dari semua sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Adapun kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Kriteria Inklusi Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian pada populasi target dan populasi terjangkau (Sudigdo Sastroasmoro dan Sofyan Ismail, 1995:22).

49 36 Dalam penelitian ini kriteria inklusi adalah: (1) Usia tahun; (2) Kondisi kesehatan baik atau dengan kata lain tidak menderita salah satu atau lebih dari penyakit yaitu tidak memiliki gangguan kesehatan seperti tekanan darah tinggi, diare, asma, sakit kepala, nyeri punggung dan leher, karena seseorang yang sedang menderita sakit akan mudah terpengaruh oleh efek lingkungan (Sartono, 2002:23) Kriteria Eksklusi Kriteria Eksklusi adalah sebagian subyek yang memenuhi kriteria inklusi yang harus dikeluarkan dari studi (Sudigdo Sastroasmoro dan Sofyan Ismail, 1995:22). Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah responden yang menolak/tidak hadir untuk diteliti maupun yang tidak ada saat penelitian. Sampel minimal yang diambil berjumlah 69 sampel dari 246 populasi. Sampel tersebut diperoleh dari rumus sebagai berikut: Keterangan : n N :Besar sampel :Jumlah populasi : Standar Deviasi Normal Untuk 1,96 dengan Confidence Level 95% P : Proporsi untuk sifat yang diperkirakan terjadi pada populasi Apabila tidak diketahui proporsi sifat tertentu tersebut, maka biasanya digunakan P adalah 0,5 d : Derajat kesalahan yang diterima (0,1) Besar sampel minimalnya adalah:

50 37 (Lamen Sow Stanley, 1997:54). 3.7 Sumber Data Penelitian Sumber Data Primer Data primer adalah bila pengumpulan data dilakukan secara langsung oleh peneliti (Eko Budiarto, 2002:5). Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan cara: pemeriksaan Status Gizi dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh, pengkuran Motivasi Kerja dengan menggunakan kuesioner dan pengukuran Produktivitas Kerja Data Sekunder Data sekunder adalah bila pengumpulan data yang diinginkan diperoleh dari orang lain dan tidak dilakukan oleh peneliti sendiri (Eko Budiarto, 2002:5) Data sekunder meliputi gambaran umum perusahaan, jumlah karyawan, nama-nama karyawan, proses produksi dan gambaran produktivitas kerja yang diperoleh berdasarkan laporan perusahaan. 3.8 Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini yang dimaksud Instrumen yaitu perangkat yang akan digunakan untuk membantu pengumpulan data dari penelitian yang dilakukan (Soekidjo Notoatmodjo, 2005:48). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Pengukuran Pengukuran dimanfaatkan untuk mengumpulkan data mengenai tinggi badan, berat badan dan nilai Produktivitas responden Pengukuran Tinggi Badan Pengukuran tinggi badan dengan menggunakan Microtoise.

51 Pengukuran Berat Badan Pengukuran berat badan dengan menggunakan timbangan injak Kuesioner Kuesioner digunakan untuk mengetahui motivasi kerja karyawan PT Nojorono Kudus. Melalui kuesioner, responden diberikan keterangan, sedangkan peneliti memberikan tanda skoring pada kuesioner. 3.9 Validitas dan Reliabilitas Validitas Hasil dari validitas kuesioner Motivasi Kerja diperoleh r hitung yang kemudian dibandingkan r tabel product moment dengan signifikan 5% didapat harga r tabel sebesar 0,444. Pertanyaan yang mempunyai r hitung < 0,444 adalah nomor 11, 14, 17, 20, 28. Dengan demikian pertanyaan nomor 11, 14, 17, 20, 28 tidak valid. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa 25 butir pertanyaan dikatakan valid Reliabilitas Dinyatakan reliabel jika r alpha > r tabel (Soekidjo Notoatmodjo 2002:135). Berdasarkan perhitungan diperoleh r alpha (0,874) > r tabel (0,444), sehingga 25 pertanyaan dikatakan reliabel Pengambilan Data Dalam penelitian ini pengambilan data dengan cara pengukuran langsung yaitu: Pengkuran Status Gizi Pengukuran Status Gizi dengan alat microtoise untuk pengukur tinggi badan dan timbangan injak untuk pengukuran berat badan. Adapun langkahnya sebagai berikut:

52 Langkah Persiapan Langkah persiapan dilakukan sebelum alat mulai digunakan yaitu : 1. Cek timbangan injak dan microtoise untuk mengetahui dalam keadaan baik atau tidaknya. 2. Kalibrasi alat sebelum melakukan pengukuran Langkah Pengukuran Langkah untuk mulai pengukuran adalah sebagai berikut: 1. Tentukan lokasi pengukuran. 2. Pilih tempat pada lokasi yang alas dan dinding permukaannya datar. 3. Pasang microtoise dan timbangan pada dinding dan alas permukaan yang datar. 4. Ukur tinggi jarak antara alas permukaan dengan microtoise sampai menunjukan angka nol pada microtoise. 5. Catat hasil pengukuran dan hitung IMT Pengisian kuesioner Pengisian kuesioner berguna untuk mengetahui Motivasi Kerja, dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Kuesioner yang berisi indikator Motivasi Kerja dikerjakan secara langsung kepada responden yang menjadi subyek penelitian Pelaksanaan Pengambilan Data Urutan pada waktu pengambilan data adalah: Tahap Pra-pengambilan Data Tahap pra-pengambilan data adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan pengambilan data. Adapun kegiatan pra-pengambilan data adalah: 1. Peminjaman alat timbangan injak untuk pengukuran berat badan dan microtoise untuk pengukuran tinggi badan. 2. Koordinasi dengan pihak perusahaan tentang tujuan dan prosedur pengambilan data.

53 40 3. Penentuan responden berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. 4. Persiapan alat pengukur tinggi badan, berat badan dan kuesioner serta lembar pengambilan data Tahap Pengambilan Data Tahap pengambilan data adalah kegiatan yang dilakukan saat pengambilan data. Adapun kegiatan pada tahap pengambilan data adalah: 1. Pengukuran dan pencatatan data Status Gizi di bagian Giling rokok di PT Nojorono Kudus. 2. Pengisian kuesioner tentang Motivasi Kerja oleh responden bagian Giling rokok di PT Nojorono Kudus. 3. Pencatatan hasil produksi perusahaan yang bertujuan untuk mengetahuai tingkat produktivitas kerja. (Tabel 3.2): Adapun pelaksanaan pengambilan data penelitian dapat dituliskan pada Tabel 3.2: Pelaksanaan Kegiatan Pengambilan Data No Tanggal Pelaksanaan Kegiatan Pukul (1) (2) (3) (4) 1. 2 Januari 2013 Koordinasi dengan pihak perusahaan tentang tujuan dan prosedur pengambilan data Januari 2013 Penentuan responden berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan Januari 2013 Pengukuran Status Gizi bagian Giling rokok di PT Nojorono Kudus Januari 2013 Pengisian kuesioner tentang Motivasi Kerja oleh responden bagian Giling rokok di PT Nojorono Kudus Januari 2013 Pencatatan hasil produksi perusahaan yang bertujuan untuk mengetahuai tingkat produktivitas kerja Januari 2013 Pencatatan seluruh data dan hasil penelitian Januari 2013 Pengolahan dan analisis data

54 Tahap Pasca-pengambilan Data Tahap pasca-pengambilan data adalah kegiatan yang dilakukan setelah melakukan penelitian. Adapun tahap pasca-pengambilan data adalah: 1. Pencatatan seluruh data dan hasil pengambilan data 2. Pengolahan dan analisis data 3.12 Pengolahan dan Analisis Data Analisis data merupakan suatu langkah penting dalam penelitian. Dalam penelitian ini seseorang peneliti menggunakan analisis statistik yaitu cara-cara ilmiah yang dipersiapkan untuk mengumpulkan, menyusun, menyajikan dan menganalisis data penyelidikan yang berupa angka Pengolahan Data Data yang terkumpul kemudian diolah secara manual maupun menggunakan komputer dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Editing, meneliti kelengkapan, kejelasan serta konsisitensi data dengan tujuan mengkoreksi data, sehingga jika ada kesalahan dapat segera diklarifikasi; (2) Koding, mengklarifikasi jawaban maupun hasil pengukuran serta, melakukan pengkodean data untuk memudahkan penelitian; (3) Entri data, memasukan data yang diperoleh ke dalam komputer; (4) Tabulasi, mengkelompokan data sesuai dengan tujuan penelitian dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi Analisis Data Setelah semua data terkumpul, maka selanjutnya adalah dianalisis data dengan teknik-teknik. Sehingga data tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan. Adapun data dianalisis dengan program komputer dengan menggunakan teknik analisis data yang meliputi:

55 Analisis Univariat Analisis dilakukan terhadap variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan presentase dari setiap variabel (Soekidjo Notoadmodjo, 2005:188) Analisis Bivariat Analisis untuk mencari hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dengan menggunakan uji statistik chi-square, menggunakan uji alternatif Fisher dengan bantuan program computer. Traf signifikansi yang digunakan adalah 95% dengan derajat kebebasan (df=1), dan nilai kemaknaan (α = 5%). Kriteria hubungan berdasarkan nilai p value (probabilitas) yang dihasilkan dibandingkan dengan nilai kemaknaan yang dipilih, dengan criteria yaitu : (1) jika p value > 0,05 maka Ho diterima, (2) jika p value < 0,05 maka Ho ditolak (Sopiyudin Dahlan, 2004:27). Untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antar variabel bebas dan variabel terikat maka digunakan koefisien korelasi. Pedoman untuk diberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi (tabel 3.3). Tabel 3.3: Pedoman Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi No Interval Koefisien Tingkat Hubungan (1) (2) (3) 1 0,00-0,199 Sangat rendah 2 0,20-0,399 Rendah 3 0,40-0,599 Sedang 4 0,60-0,799 Kuat 5 0,80-1,000 Sangat kuat (Sumber: Sugiyono, 2009:216)

56 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Data Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 69 orang yang bekerja dibagian giling. Data sekunder diperoleh dari karyawan PT. Nojorono Kudus untuk mengetahuai jumlah karyawan, nama-nama karyawan, gambaran umum perusahaan, proses produksi dan gambaran produktivitas kerja yang diperoleh berdasarkan laporan perusahaan. Data primer diperoleh melalui pengukuran Status Gizi, pengisian kuesioner oleh sampel dan observasi di lokasi penelitian Gambaran Lokasi Penelitian PT. Nojorono Kudus adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang rokok. Pertama kali didirikan pada tahun 1932 dengan nama Firma Nojorono. Pada Tahun 1973, Firma Nojorono diubah menjadi badan hukum Perseroan Terbatas dengan nama PT Nojorono Tobacco Company Limited. Kemudian pada tahun 2002 sehubungan dan pertimbangan akan diluncurkannya produk baru maka nama perusahaan kembali dirubah menjadi PT Nojorono Tobacco International (PT NTI). Karena melihat peluang pasar untuk rokok SKM (rokok kretek yang diproduksi dengan mesin), maka pada tahun 1984 perusahaan mulai memproduksi SKM baru Minakdjinggo Special 14 batang. Sejak saat itu PT Nojorono memiliki jenis produk SKT (rokok kretek yang diproduksi dengan tangan) dan SKM Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah para tenaga kerja bagian giling rokok di PT. Nojorono Kudus sebanyak 69 orang pekerja, dengan kriteria umur

57 44 tahun, kondisi kesehatan baik atau dengan kata lain tidak menderita salah satu atau lebih dari penyakit yaitu tidak memiliki gangguan kesehatan seperti tekanan darah tinggi, diare, asma, sakit kepala, nyeri punggung dan leher, karena seseorang yang sedang menderita sakit akan mudah terpengaruh oleh efek lingkungan Usia Berdasarkan hasil penelitian dari 69 responden diperoleh data distribusi responden menurut usia sebagai berikut (Tabel 4.1). Tabel 4.1: Distribusi Responden berdasarkan Usia No. Usia Jumlah Prosentase % Jumlah % Berdasarkan Kategori usia di atas, frekuensi usia tahun sebanyak 69 responden, dengan prosentase 100% (Gambar 4.1) Gambar 4.1: Distribusi Responden berdasarkan Usia

58 Masa Keja Masa kerja pekerja dilihat dari lamanya bekerja pada bagian Giling rokok, dari hasil wawancara didapatkan masa kerja responden sebagai berikut (Tabel 4.2). Tabel 4.2: Distribusi Responden berdasarkan Masa Kerja No. Masa Kerja Jumlah Prosentase 1. Baru (<6 tahun) 0 0% 2. Sedang (6-10 tahun) 11 15,9% 3. Lama (>10 tahun) 58 84,1% Jumlah % Berdasarkan kategori masa kerja di atas, frekuensi terbanyak terdapat pada masa kerja masa kerja lama (>10 tahun) sebanyak 58 responden dengan prosentase 84,1%. Sedangkan pada masa kerja baru (<6 tahun) sebanyak 0 responden dengan prosentase 0% dan masa kerja sedang (6-10 tahun) sebanyak 11 responden dengan prosentase 15,9% (Gambar 4.2). Gambar 4.2: Distribusi Responden berdasarkan Masa Kerja

59 Hasil Penelitian Analisis Univariat Responden dalam penelitian ini adalah tenaga kerja bagian giling rokok di PT. Nojorono Kudus yang berjumlah 69 orang. Gambaran subyek penelitian meliputi status gizi, motivasi kerja dan tingkat produktivitas kerja Status Gizi Status gizi dalam penelitian ini dapat dikelompokan menjadi 3 kriteria yaitu kurus, normal dan gemuk. Hasil penelitian diperoleh data distribusi responden berdasarkan Status Gizi sebagai berikut (Tabel 4.3). Tabel 4.3: Distribusi Responden berdasarkan Status Gizi No. Kriteria Jumlah Prosentase 1. Kurus 4 5,8% 2. Normal 52 75,4% 3. Gemuk 13 18,8% Jumlah % Sumber: Data Penelitian 2013 Berdasarkan Kategori Status Gizi di atas, frekuensi Status Gizi pekerja pada kategori kurus yaitu 4 responden atau 5,8%, kategori normal yaitu 52 responden atau 75,4%, kategori gemuk yaitu 13 responden atau 18,8% (Gambar 4.3). Gambar 4.3: Distribusi Responden berdasarkan Status Gizi

60 Motivasi kerja Motivasi kerja dalam penelitian ini dapat dikelompokan menjadi 3 kriteria yaitu rendah apabila skor 25-55, sedang apabila diperoleh skor dan tinggi apabila diperoleh skor Hasil penelitian diperoleh data distribusi responden berdasarkan Motivasi Kerja sebagai berikut (Tabel 4.4). Tabel 4.4: Distribusi Responden berdasarkan Motivasi Kerja No Kriteria Jumlah Prosentase 1. Rendah 0 0% 2. Sedang 19 27,5% 3. Tinggi 50 72,5% Jumlah % Berdasarkan Kategori Motivasi Kerja di atas, menunjukan motivasi kerja rendah 0 responden dengan prosentase 0%, motivasi kerja sedang 19 responden dengan prosentase 27,5%, motivasi kerja tinggi 50 responden dengan prosentase 72,5% (Gambar 4.4). Gambar 4.4: Distribusi Responden berdasarkan Motivasi Kerja

61 48 Distribusi responden berdasarkan prosentase skor aspek motivasi kerja menunjukan sebagai berikut (Tabel 4.5). Tabel 4.5: Distribusi Responden berdasarkan Aspek Motivasi Kerja No. Aspek Motivasi Kerja % Skor Kriteria 1. Kebutuhan 83% Tinggi 2. Tujuan 84% Tinggi 3. Sikap 77% Tinggi 4. Kemampuan 81% Tinggi 5. Pembayaran atau gaji 74% Sedang 6. Keamanan pekerjaan 81% Tinggi 7. Sesama pekerja 82% Tinggi 8. Pengawasan 73,36% Sedang 9. Pujian 82% Tinggi 10. Pekerjaan itu sendiri 78% Tinggi Berdasarkan prosentase skor aspek motivasi kerja menunjukan indikator kebutuhan (83%), tujuan (84%), sikap (77%), kemampuan (81%), pembayaran atau gaji (74%), keamanan pekerjaan (81%), sesama pekerja (82%), pengawasan (73,36%), pujian (82%), pekerjaan itu sendiri (78%) Produktivitas Kerja Produktivitas kerja dalam penelitian ini dapat dikelompokan menjadi dua kriteria yaitu: tinggi apabila skor P>1 dan rendah apabila diperoleh skor P<1. Hasil penelitian diperoleh data distribusi responden berdasarkan Produktivitas Kerja sebagai berikut (Tabel 4.6). Tabel 4.6: Distribusi Responden berdasarkan Produktivitas Kerja No Interval Kriteria Jumlah Prosentase 1 P>1 Tinggi 48 69,6% 2 P<1 Rendah 21 30,4% Jumlah %

62 49 Berdasarkan Kategori Produktivitas Kerja di atas, menunjukan produktivitas kerja tinggi 48 responden dengan prosentase 69,6% dan produktivitas rendah 21 responden dengan prosentase 30,4% (Gambar 4.5). Gambar 4.5: Distribusi Responden berdasarkan Produktivitas Kerja Anilisis Bivariat Hubungan antara Status Gizi dengan Produktivitas Kerja Analisis bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji chi-square. Hasil uji chi-square maka didapat p value sebesar 0,003. Maka p value lebih kecil dari 0,05 (0,003 < 0,05) sehingga Ha diterima yang menyatakan bahwa ada Hubungan antara Status Gizi dngan Produktivitas Tenaga Kerja Wanita Bagian Giling Rokok di PT. Nojorono Kudus (Tabel 4.7). Tabel 4.7: Hubungan antara Status Gizi dengan Produktivitas Kerja Status Gizi Produktivitas Kerja Tinggi % Rendah % N % Kurus dan 7 41,2% 10 58,8% % gemuk Normal 41 78,8% 11 21,2% % Total 48 69,6% 21 30,4% %

63 50 Berdasarkan hubungan antara Status Gizi dengan Produktivitas Kerja, menunjukan kategori kurus dan gemuk sebanyak 17 responden, pada status gizi kurus dan gemuk tersebut pekerja bagian giling rokok yang produktivitasnya tinggi sebanyak 7 responden atau 41,2% dan yang produktivitas kerjanya rendah sebanyak 10 responden atau 58,8%. Status gizi normal sebanyak 52 responden, pada status gizi normal tersebut pekerja bagian giling rokok yang produktivitasnya tinggi sebanyak 41 responden atau 78,8% dan yang memiliki produktivitas kerjanya rendah sebanyak 11 responden atau 21,2% (Gambar 4.6). Gambar 4.6: Distribusi responden berdasarkan Hubungan Antara Status Gizi dengan Produktivitas Kerja Hubungan antara Motivasi Kerja dengan Produktivitas Kerja Berdasarkan analisi menggunakan chi-square maka didapat p value sebesar 0,002. Maka p value lebih kecil dari 0,05 (0,002 < 0,05) sehingga Ha diterima yang menyatakan bahwa ada Hubungan antara Motivasi Kerja dengan Produktivitas Tenaga Kerja Wanita Bagian Giling Rokok di PT. Nojorono Kudus (Tabel 4.8).

64 51 Tabel 4.8: Hubungan antara Motivasi Kerja dengan produktivitas kerja Motivasi Kerja Produktivitas Kerja Tinggi % Rendah % N % Sedang 8 42,1% 11 57,9% % Tinggi 40 80,0% 10 20,0% % Total 48 69,6% 21 30,4% % Berdasarkan hubungan antara Motivasi Kerja dengan Produktivitas Kerja, menunjukan bahwa motivasi kerja bagian giling rokok pada kategori sedang sebanyak 19 responden, pada motivasi sedang tersebut pekerja bagian giling rokok yang produktivitasnya tinggi sebanyak 8 responden atau 42,1% dan yang memiliki produktivitas rendah sebanyak 11 responden atau 57,9%. Motivasi pada kategori tinggi sebanyak 50 responden, pada motivasi tinggi tersebut pekerja bagian giling rokok yang produktivitasnya tinggi sebanyak 40 responden atau 80,0% dan yang memiliki produktivitas rendah sebanyak 10 responden atau 20,0% (Gambar 4.7). Gambar 4.7: Distribusi responden berdasarkan Hubungan Antara Motivasi Kerja dengan Produktivitas Kerja

65 BAB V PEMBAHASAN 5.1 Hubungan antara Status Gizi dengan Produktivitas Tenaga Kerja Wanita Bagian Giling Rokok di PT Nojorono Kudus. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki status gizi yang normal yaitu sebanyak 52 responden atau 75,4%, status gizi kurang sebanyak 4 responden atau 5,8% dan status gizi lebih sebanyak 13 responden atau 18,8%. Hasil uji statistik Chi-square menunjukkan ada hubungan antara status gizi dengan tingkat produktivitas tenaga kerja wanita bagian giling rokok di PT Nojorono Kudus, hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikans p value 0,003. Status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat kombinasi makanan dan penggunaan zat gizi (Sunita Almatsier, 2002:3). Status gizi yang normal untuk wanita berdasarkan IMT adalah 18,5-25,5. Kesehatan tenaga kerja dan produktivitas kerja erat bertalian dengan status gizi (A.M. Sugeng Budiono, dkk., 2003:154). Manusia yang sehat dan mendapatkan makanan yang cukup, baik kulitas maupun kuantitasnya, akan memiliki kesanggupan yang maksimal dalam menjalani hidupnya. Kemampuan maksimal ini disebut kapasitas orang dewasa. Jadi untuk memperoleh kapasitas orang dewasa yang maksimal, manusia harus memperoleh makanan yang cukup sehingga memperoleh semua zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan, perbaikan dan pemeliharaan jaringan tubuh dan terlaksananya fungsi faal normal dalam tubuh, di samping memperoleh energi yang cukup untuk memungkinkan bekerja secara maksimal (Sjahmien Moehji, 2003:11). Bagi tenaga kerja kekurangan 52

66 53 akan zat gizi akan mengakibatkan gangguan kesehatan. Gangguan tersebut akan mempengaruhi kapasitas kerja secara keseluruhan menjadi berkurang dan keadaan itu tentu saja akan menurunkan produktivitas kerja (Sjahmien Moehji, 2003:12). Gizi kerja adalah zat yang dibutuhkan oleh tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan pekerjaanya agar tingkat kesehatan dan produktivitas kerjanya tercapai setinggi-tingginya (Gempur Santoso, 2004:75). Tubuh memerlukan zat-zat dari makanan untuk pemeliharaan tubuh. Perbaikan dari kerusakan sel-sel maupun jaringan tubuh. Zat-zat makanan ini diperlukan untuk pekerjaan dan meningkat berbanding lurus dengan beratnya pekerjaan. Pekerjaan memerlukan tenaga yang sumbernya adalah makanan, dalam kaitan dengan gizi kerja, nutrisi yang diperlukan oleh tenaga kerja tidak berbeda dengan yang dibutuhkan oleh orang lain dan dalam kegiatan lain (Anies, 2005:26). Bekerja keras tanpa di imbangi dengan makanan yang bergizi yang dimakan setiap hari maka dalam waktu dekat akan menderita kekurangan tenaga, lemas dan tidak dapat bergairah dalam melakukan pekerjaanya, tentu saja yang bersangkutan tidak dapat diharapkan adanya produktivitas yang dikehendaki (G. Kartasapoetra dan Marsetyo, 2008:17). Penerapan gizi kerja di perusahaan sering mengalami kendala, sebagaimana upaya kesehatan kerja yang lain, gizi kerja masih dianggap sebagai pos rugi. Bukan hanya belum prioritas melainkan pemborosan bagi keuangan perusahaan, jarang disadari bahwa gizi kerja justru menunjang produktivitas kerja hal ini tidak hanya menguntungkan bagi pekerja tapi juga keuntungan bagi perusahaan. Gizi kerja merupakan salah satu syarat mencapai derajat kesehatan yang optimal, khususnya bagi masyarakat pekerja. Kesehatan itu sendiri mencakup dua aspek yaitu: aspek

67 54 kesejahteraan dan aspek pengembangan sumber daya manusia. Demikian pula gizi di satu pihak mempunyai aspek kesehatan dan dilain pihak mempunyai aspek mencerdaskan kehidupan bangsa serta menunjang produktivitas, oleh karena itu perbaikan dan peningkatan gizi mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya menyehatkan, mencerdaskan serta meningkatkan produktivitas kerja (Anies, 2005:24). 5.2 Hubungan antara Motivasi Kerja dengan Produktivitas Tenaga Kerja Wanita Bagian Giling Rokok di PT Nojorono Kudus. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki motivasi kerja yang tinggi yaitu sebanyak 50 responden atau 72,5% dan motivasi kerja sedang 19 responden atau 27,5%. Hasil uji statistik chi-square menunjukkan ada hubungan antara motivasi kerja dengan tingkat produktivitas tenaga kerja wanita bagian giling rokok di PT Nojorono Kudus, hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikan p value 0,002. Mayoritas tenaga kerja yang memiliki motivasi kerja sedang memiliki produktivitas kerja yang kurang sehingga output kerja yang dihasilkan kurang dari target yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Hal ini dapat disebabkan karena tenaga kerja tidak masuk dikarenakan sakit, cuti atau keluar dari perusahaan yang perbulannya hampir 25%. Motivasi merupakan kekuatan atau motor pendorong kegiatan seseorang kearah dan tujuan tertentu dan melibatkan segala kemampuan yang dimiliki untuk mencapainya (Tarwaka, dkk., 2004:139). Maka dengan adanya pengakuan dan prestasi yang dicapai berupa insentif, adanya kesempatan bagi karyawan untuk mengembangkan dirinya melalui pelatihan, dengan kondisi pekerjaan yang cukup

68 55 menyenangkan dan tempat kerja yang nyaman, didukung oleh hubungan kerja yang harmonis serta adanya jaminan keselamatan kerja dan sistem penggajian yang baik akan mendorong tenaga kerja untuk melakukan pekerjaanya dengan penuh tanggung jawab. Tingginya tanggung jawab para karyawan membawa konsekuensi yang ditunjukkan dengan pencapaian hasil produksi yang sesuai dengan target atau melebihi target yang ditentukan. Motivasi kerja seorang tenaga kerja sangat berpengaruh terhadap kinerja yang dapat dicapai dalam pekerjaannya yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja. Dalam kerangka konseptual untuk analisis perilaku orang dalam organisasi yang diajukan oleh Fred Luthas dapat ditemukan kausalitas dengan dasar Stimulus Response atau Stimulus Organism Response (SR atau SOR). Pada model tersebut nampak bahwa motivasi hanyalah salah satu elemen yang ada pada individu sebagai peserta organisasi dalam berperilaku. Adapun perilaku akan meningkatkan produktivitas dan kepuasan kerja (Siswanto Sastrohadiwiryo, 2003:274). Pengukuran motivasi kerja di PT Nojorono Kudus meliputi beberapa indikator yaitu: (1) Kebutuhan (83%) tergolong tinggi, kebutuhan berprestasi merupakan kebutuhan untuk mencapai sukses, yang diukur berdasarkan standar kesempurnaan dalam diri seseorang. Kebutuhan ini berhubungan erat dengan pekerjaan dalam mengarahkan tingkah laku pada usaha untuk mencapai prestasi tertentu (Moh. As ad, 2004:53); (2) Tujuan (84%) tergolong tinggi. Adanya tujuan dan minat yang tinggi yang dimiliki oleh karyawan terhadap pekerjaan yang dijalani

69 56 sehingga akan menimbulkan motivasi dalam bekerja, dalam hal ini karyawan mempunyai tujuan untuk memperoleh kesuksesan dan memajukan perusahaan; (3) Sikap (77%) tergolong tinggi, motivasi berdasarkan sikap menyangkut bagaimana orang berpikir dan merasa. Motivasi berdasarkan sikap adalah keyakinan diri mereka, kepercayaan diri mereka, sikap mereka terhadap kehidupan positif maupun negatif. Motivasi berdasarkan sikap adalah bagaimana mereka merasakan masa depan dan bagaimana mereka bereaksi terhadap masa lampau. Kita semua dari waktu ke waktu harus yakin bahwa kita mempunyai sikap yang benar (Richard Denny, 1994:4). Dalam penelitian ini sikap yang dimiliki responden terhadap pekerjaan tergolong baik yaitu bekerja keras dan pantang menyerah, sehingga mempunyai rasa tanggung jawab terhadap pekerjaanya; (4) Kemampuan (81%) tergolong tinggi, adanya kesempatan yang diberikan perusahaan kepada responden untuk mengembangkan kemampuanya dengan mengikuti pelatihan yang diadakan perusahaan tiap bulan; (5) Pembayaran atau Gaji (74%) tergolong sedang, pemberian kompensasi bentuk uang sebagai motivasi kepada tenaga kerja memiliki dua pengaruh perilaku. Keanggotaan adalah pengaruh yang paling luas, yang mempengaruhi tenaga kerja pada semua tingkat pendapatan. Pengaruh yang kedua adalah negatif dari sudut pandang perusahaan, dan cenderung terbatas hanya pada tenaga kerja yang pendapatanya tidak lebih dari tingkat standar kehidupan yang layak dan cenderung menganggap kompensasi bentuk uang tidak seimbang (Siswanto Sastrohadiwiryo, 2003:271); (6) Keamanan pekerjaan (81%) tergolong tinggi, keamanan pekerjaan yang menimbulkan gas dari bahan kimia yang diserap

70 57 tubuh lewat pernafasan dan mempengaruhi berfungsinya berbagai jaringan tubuh dengan akibat penurunan daya kerja (Suma mur P.K., 1996: 49); (7) Sesama Pekerja (82%) tergolong tinggi, sesuai dengan pendapat (Suyanto, 2008:60), bahwa seseorang yang memiliki keinginan untuk membentuk persahabatan, cinta dan rasa saling memiliki. Keinginan untuk memiliki hubungan persahabatan atau hubungan antara manusia secara dekat, mereka berkeinginan untuk disukai dan diterima orang lain. Hubungan kerja antara sesama pekerja dan atasan yang terjalin harmonis dan rasa kekeluargaan; (8) Pengawasan (73,36%) tergolong sedang, adanya pengawasan yang dilakukan sebulan sekali oleh pimpinan perusahaan, sehingga akan memotivasi karyawan untuk bekerja lebih baik lagi; (9) Pujian (82%) tergolong tinggi, adanya pujian yang diberikan atasan kepada karyawan yang memiliki prestasi atau kinerja yang bagus yaitu dalam bentuk pemberian piagam atau dipromosikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hampir semua perusahaan menjadikan prestasi kerja yang dicapai sebagai karyawan sebagai salah satu kriteria untuk kegiatan promosi. Prestasi kerja yang tinggi memiliki kecenderungan untuk memperlancar kegiatan promosi bagi tenaga karyawan yang bersangkutan, demikian pula kecenderungan sebaliknya (Siswanto Sastrohadiwiryo, 2003:261); (10) Pekerjaan itu sendiri (78%) tergolong tinggi, menurut Robert Kreiter dan Angelo Kinicki (2005:251) bahwa, satu pekerjaan yang membosankan dan monoton menghalangi motivasi untuk berprestasi baik, sedangkan suatu pekerjaan yang menantang akan meningkatkan motivasi. Tiga hal yang terdapat dalam suatu pekerjaan yang menantang adalah keragaman, ekonomi, dan wewenang mengambil keputusan. Dua hal yang umum digunakan untuk

71 58 menambahkan keragaman dan tantangan pada pekerjaan rutin adalah pengayaan pekerjaan (atau merancang ulang pekerjaan) dan rotasi pekerjaan. Nampak jelas bahwa motivasi kerja memberikan peranan yang tinggi untuk meningkatkan produktivitas kerja. Seperti yang diungkapkan A.M. Sugeng Budiono, dkk (2003:265), seorang tenaga kerja dengan sikap mental, motivasi yang tinggi akan selalu memicu dirinya untuk bekerja lebih produktif. Motivasi kerja merupakan dorongan kehendak yang ada dalam diri tenaga kerja untuk berperilaku meningkatkan produktivitas kerja. Motivasi ini didasarkan atas keyakinan bahwa bekerja produktif akan memberikan manfaat bagi dirinya. 5.3 Keterbatasan Penelitian Penelitian tentang hubungan antara status gizi dan motivasi kerja dengan produktivitas tenaga kerja wanita bagian giling rokok di PT Nojorono Kudus. Penelitian ini tidak lepas dari beberapa keterbatasan yaitu: (1) Sulitnya responden untuk diajak kerjasama pada saat penelitian, terutama pada saat pengisian kuesioner yang mengakibatkan data yang diperoleh menjadi rancu; (2) Waktu yang diberikan untuk penelitian khususnya pengisian kuesioner terbatas yaitu pada saat jam istirahat, sehingga memungkinkan pekerja tergesa-gesa untuk menjawab pertanyaan dan ingin segera menyelesaikan semua pertanyaan agar cepat beristirahat; (3) Faktor kesungguhan dan kemampuan dari responden saat pengukuran status gizi, responden yang diteliti sangat sibuk dengan pekerjaannya sehingga peneliti dalam melakukan pengambilan data terhadap responden harus bisa menyesuaikan dengan kesibukan responden yaitu mengambil waktu istirhat sehingga tidak mengganggu aktivitas responden.

72 59 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan antara status gizi dan motivasi kerja dengan produktivitas tenaga kerja wanita bagian giling rokok di PT Nojorono Kudus, dapat disimpulkan bahwa: 1. Ada hubungan antara status gizi dengan produktivitas tenaga kerja wanita bagian giling rokok di PT Nojorono Kudus. 2. Ada hubungan antara motivasi kerja dengan produktivitas tenaga kerja wanita bagian giling rokok di PT Nojorono Kudus. 6.2 Saran Untuk Tenaga Kerja di PT Nojorono Kudus Tenaga kerja yang mempunyai status gizi normal hendaknya mempertahankan dengan cara makan makanan yang cukup sehingga memperoleh semua zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan sedangkan tenaga kerja yang mempunyai status gizi gemuk dan kurus hendaknya menerapkan pola hidup sehat dengan cara makan makanan yang cukup sesuai dengan jenis pekerjaan ukuran sedang yang membutuhkan gizi senilai 3000 kalori per harinya sehingga memperoleh semua zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan serta berolahraga secara teratur Untuk Pimpinan PT Nojorono Kudus 1. Hendaknya dilakukan upaya untuk memelihara dan meningkatkan status gizi kerja dengan tidak mengganti jatah makan tambahan dengan uang makan sehingga program gizi kerja dapat tercapai serta mengadakan penyuluhan tentang kesehatan dan gizi secara teratur. 59

73 60 2. Peningkatan motivasi kerja untuk memperoleh produktivitas yang tinggi, yaitu dengan peningkatan kualitas pengawasan dan pembayaran atau gaji serta memberikan penilaian work performance indikator secara rutin bagi karyawan sehingga dapat meningkatkan motivasi dalam bekerja Untuk Peneliti Selanjutnya Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang variabel yang mempengaruhi produktivitas kerja misalnya beban tambahan akibat lingkungan kerja seperti faktor fisik: penerangan dan suhu serta faktor fisiologis yaitu sikap dan cara kerja terhadap produktivitas kerja. Bila ingin melakukan penelitian yang berkaitan dengan tenaga kerja sebaiknya menyesuaikan dengan waktu kosong pekerja sehingga dalam pengambilan data tidak mengganggu proses dalam bekerja.

74 DAFTAR PUSTAKA A.M. Sugeng Budiono, dkk., 2003, Bunga Rampai Hiperkes dan Kesehatan Kerja, Semarang: Badan Penerbit Undip. Achmad Djaeni Sediaoetama, 2000, Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi di Indonesia, Jakarta Timur: Dian Rakyat. Anies, 2005, Penyakit Akibat Kerja, Jakarta: Kelompok Gramedia. Bambang Kussriyanto, 1999, Meningkatkan Produktivitas Karyawan, Jakarta: PT. Gramedia. Djoko Pekik Irianto, 2007, Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan, Yogyakarta: Andi. Eko Budiarto, 2002, Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat, Jakarta: Buku Kedokteran EGC. G. Kartasapoetra dan Marsetyo, 2008, Ilmu Gizi, Jakarta: PT. Rineka Cipta. Gempur Santoso, 2004, Menejemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Jakarta: Pretasi Pustaka. I Dewa Nyoman Supariasa, dkk, 2002, Penilaian Status Gizi, Jakarta: EGC. Malayu S.P. Hasibuan, 2003, Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktivitas, Jakarta: Bumi Aksara. Moh. As ad, 2004, Psikologi Industri, Yogyakarta: Liberty Yogyakarta. Muchdarsyah Sinungan, 2003, Produktivitas Apa dan Bagaimana, Jakarta: Bumi Aksara. Richard Denny, 1994, Sukses Motivasi, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Robert Kreiter dan Angelo Kinicki, 2005, Perilaku Organisasi, Jakarta: Salemba Empat. Saifuddin Azwar, 2008, Penyusunan Skala Psikologi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. Sartono, 2002, Racun Dan Keracunan, Jakarta: Widya Medika. 61

75 62 Siswanto Sastrohadiwiryo, 2003, Menejemen Tenaga Kerja Indonesia, Jakarta: PT. Cipta. Sjahmien Moehji, 2003, Ilmu Gizi 2, Jakarta: Papas Sinar Sinanti. Sodang P. Siagian, 2001, Menejemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara. Soekidjo Notoatmodjo, 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sopiyudin Dahlan, 2004, Statistika untuk Kedokteran dan Kesehatan, Jakarta: PT Arkans. Stanley Lemeshow, dkk., 1997, Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Sudigdo Sastroasmoro dan Sofyan Ismael, 2002, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis, Jakarta: UI. Sugiyono, 2009, Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta. Suma mur P.K., 1996, Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Jakarta: Gunung Agung. Sunita Almatsier, 2002, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Suyanto, 2008, Mengenal Kepemimpinan dan Managemen Keperawatan di Rumah Sakit, Yogyakarta: Mitra Cendekia. Tarwaka, dkk., 2004, Ergonomi untuk Kesehatan Kerja dan Produktivitas, Surakarta: UNIBA Press. Wursanto, 2003, Dasar-Dasar Ilmu Organisasi, Yogyakarta: Andi Offset.

76

77 63 Lampiran 1 Kuesioner Motivasi Kerja A. Petunjuk pengisian 1. Identitas responden harap diisi huruf cetak 2. Jawablah pertanyaan dengan memberi tanda ( ) pada salah satu alternatif jawaban. B. Identitas Responden 1. No. Responden : 2. Nama responden : 3. Usia : 4. Masa kerja : 5. Pendidikan akhir : C. Petunjuk : Beri tanda ( ) pada kolom yang tersedia Alternatif jawaban yang tersedia adalah sebagai berikut SS : Bila anda Sangat Setuju dengan pertanyaan tersebut. S : Bila anda Setuju dengan pertanyaan tersebut. TS : Bila anda Tidak Setuju dengan pertanyaan tersebut. STS : Bila anda Sangat Tidak Setuju dengan pertanyaan tersebut. D. Pertanyaan No Pertanyaan SS S TS STS (1) (2) (3) (4) (5) (6) I. Kebutuhan 1. Karyawan memperoleh gaji yang sesuai dengan standart UMR. 2. Bekerja disini, sebagai upaya untuk Mencukupi kebutuhan hidup II. Tujuan 3. Bapak/Ibu/Saudara mempunyai tujuan dan minat yang tinggi terhadap pekerjaan yang anda jalani saat ini sehingga menimbulkan motivasi dalam bekerja 4. Bapak/Ibu/Saudara ingin mencapai kesuksesan dalam bekerja.

78 Lanjutan (Lampiran 1) (1) (2) (3) (4) (5) (6) III. Sikap 5. Bapak/Ibu/Saudara berusaha keras untuk memperbaiki kinerja masa lalu pada pekerjaan. 6. Bapak/Ibu/Saudara tidak merasa rendah diri bila mengalami kegagalan dalam menjalankan tugas perusahaan. 7. Bapak/Ibu/Saudara tidak pernah mengeluh dalam melakukan pekerjaan. III. Kemampuan 8. Tugas dan tanggumg jawab yang diberikan sesuai dengan kemampuan dan pendidikan Bapak/Ibu/Saudara. 9. Atasan memberi pelatihan-pelatiahan kepada karyawan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan V. Pembayaran atau Gaji 10. Gaji yang Bapak/Ibu/Saudara terima saat ini dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari dengan layak 11. Gaji yang Bapak/Ibu/Saudara terima saat ini selain untuk memenuhi kebutuhan pokok juga bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan seperti: biaya anak sekolah, biaya kesehatan, serta kebutuhan pokok (sandang, pangan). 12. Gaji yang Bapak/Ibu/Saudara terima saat ini sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan. VI. Keamanan pekerjaan 13. Keamanan lingkungan kerja dalam perusahaan sudah terjamin (misalnya: keamanan tempat parkir, keamanan gedung) 14. Adanya petugas satpam atau keamanan dalam lingkungan perusahaan membuat karyawan nyaman dalam bekerja. 15. Tersedianaya alat-alat keselamatan kerja saat melaksanakan pekerjaan. VII. Sesama pekerja 16. Hubungan dengan rekan kerja berjalan dengan baik. 17. Apabila teman sekerja mengalami 64

79 65 Lanjutan (Lampiran 1) (1) (2) (3) (4) (5) (6) Kesulitan dalam bekerja, Bapak/Ibu/Saudara selalu memberikan bantuan 18. Pengawasan yang dilakukan oleh oleh perusahaan tidak mendorong anda untuk tidak bekerja lebih produktif. 19. Dalam bekerja, Bapak/Ibu/Saudara merasa nyaman terhadap pengawasan dari atasan. IX. Pujian 20. Pemberian penghargaan terhadap karyawan yang berprestasi akan memberi motivasi kerja karyawan. 21. Atasan selalu memberikan pujian bila ada karyawan yang menjalankan tugas pekerjaan yang memuaskan. 22. Penghargaan dan pujian yang diberikan pimpinan kepada bawahannya sebagai pendorong semangat kerja karyawan. X. Pekerjaan itu sendiri 23. Hampir setiap pekerjaan dapat saya laksanakan dengna baik dan menantang. 24. Bila ada tugas lembur, Bapak/Ibu/Saudara merasa termotivasi melakukan pekerjaan tersebut dengan sebaik-baiknya 25. Bapak/Ibu/Saudara menyelesaikan tugas atau pekerjaan sesuai dengan prosedur organisasi Keterangan Kategori SS : Skor 4 Rendah skor: S : Skor 3 Sedang skor : TS : Skor 2 Tinggi skor : STS : Skor 1 (Saiffudinn Azwar, 2008:114).

80 66 Lampiran 2 DAFTAR INDENTITAS RESPONDEN No. Kode Nama Responden Usia Masa Kerja Pendidikan Terakhir (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. R.01 Brendy A.P 25 8 SMP 2. R.02 Tumiah SMA 3. R.03 Siti Rochanah SMP 4. R.04 Paini SMP 5. R.05 Parti SMP 6. R.06 Diyan Winarsih SMP 7. R.07 Miatin SMP 8. R.08 Sumartini SMA 9. R.09 Mulyani 25 8 SMP 10. R.10 Sri Aminah SMP 11. R.11 Khusnul Khotimah 25 8 SMP 12 R.12 Siti Maghfiroh 25 8 SMP 13. R.13 Siti Atinah SMP 14. R.14 Susilowati SMP 15. R.15 Sukarini SMP 16. R.16 Sutrisni 27 7 SMP 17. R.17 Suyatmi SMP 18. R.18 Siti Muslimah SMP 19. R.19 Suntari SMP 20. R.20 Maryani 25 8 SMP 21 R.21 Titin Rahayu SMP 22. R.22 Siswati 26 8 SMP 23. R.23 Kusmiatun SMA 24. R.24 Salipah SMP 25. R.25 Sri Mulyati SMP 26. R.26 Kayati SMP 27. R.27 Supriatun SMP 28. R.28 Torasih SMP 29. R.29 Sunipah SMP 30. R.30 Tuginah SMP 31. R.31 Sugianti SMP 32. R.32 Aswati SMP 33. R.33 Rumisih SMP 34. R.34 Suyati SMP 35. R.35 Siti Lasmiyati SMP 36. R.36 Mulyati SMA 37. R.37 Sunami SMP 38. R.38 Karsiwah SMP

81 67 Lanjutan (Lampiran 2) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 39. R.39 Siti Masamah SMP 40. R.40 Rusmiati SMA 41. R.41 Kasmilah SMP 42. R.42 Srimpi SMA 43. R.43 Suparsih SMA 44. R.44 Mas Tuwik SMP 45. R.45 Heni ernawati 27 8 SMP 46. R.46 Wariyati SMP 47. R.47 Rasumi SMP 48. R.48 Nortiah SMP 49. R.49 Ngatinah SMP 50. R.50 Susana SMP 51. R.51 Sunarti SMP 52. R.52 Sumilah SMP 53. R.53 Kartinah SMP 54. R.54 Masni SMP 55. R.55 Ngasmi SMA 56. R.56 Tukinem SMP 57. R.57 Sumirah SMP 58. R.58 Sumik SMP 59. R.59 Sukati SMP 60. R.60 Jumilah SMP 61. R.61 Banisih SMP 62. R.62 Sumiah SMA 63. R.63 Suwarti SMP 64. R.64 Subiyanti SMP 65. R.65 Utami SMP 66. R.66 Kasmiah SMP 67. R.67 Ning Kusnawati 26 8 SMP 68. R.68 Kariyem SMA 69. R.69 Ngatmini SMA

82 68 Lampiran 3 No. Kode Nama Responden DAFTAR STATUS GIZI RESPONDEN Berat Bandan (Kg) Tinggi Badan (Cm) IMT Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. R.01 Brendy A.P ,1 Normal 2. R.02 Tumiah ,6 Gemuk 3. R.03 Siti Rochanah ,4 Normal 4. R.04 Paini ,5 Normal 5. R.05 Parti ,7 Normal 6. R.06 Diyan Winarsih Normal 7. R.07 Miatin ,2 Normal 8. R.08 Sumartini ,8 Normal 9. R.09 Mulyani ,1 Kurus 10. R.10 Sri Aminah ,1 Normal 11. R.11 Khusnul Khotimah ,0 Normal 12 R.12 Siti Maghfiroh ,9 Kurus 13. R.13 Siti Atinah ,5 Normal 14. R.14 Susilowati ,7 Normal 15. R.15 Sukarini ,7 Normal 16. R.16 Sutrisni ,6 Gemuk 17. R.17 Suyatmi ,8 Normal 18. R.18 Siti Muslimah ,3 Normal 19. R.19 Suntari ,5 Normal 20. R.20 Maryani ,5 Gemuk 21 R.21 Titin Rahayu Normal 22. R.22 Siswati ,8 Normal 23. R.23 Kusmiatun ,2 Normal 24. R.24 Salipah ,2 Kurus 25. R.25 Sri Mulyati ,8 Normal 26. R.26 Kayati ,3 Gemuk 27. R.27 Supriatun ,3 Gemuk 28. R.28 Torasih ,3 Gemuk 29. R.29 Sunipah ,9 Gemuk 30. R.30 Tuginah Normal 31. R.31 Sugianti ,1 Kurus 32. R.32 Aswati ,5 Normal 33. R.33 Rumisih ,9 Normal 34. R.34 Suyati ,6 Normal 35. R.35 Siti Lasmiyati ,8 Gemuk 36. R.36 Mulyati ,6 Normal 37. R.37 Sunami ,3 Normal 38. R.38 Karsiwah ,3 Normal

83 69 Lanjutan (Lampiran 3) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 39. R.39 Siti Masamah ,3 Normal 40. R.40 Rusmiati ,9 Gemuk 41. R.41 Kasmilah ,3 Gemuk 42. R.42 Srimpi ,8 Normal 43. R.43 Suparsih ,7 Gemuk 44. R.44 Mas Tuwik ,5 Normal 45. R.45 Heni ernawati ,3 Normal 46. R.46 Wariyati ,4 Gemuk 47. R.47 Rasumi ,5 Normal 48. R.48 Nortiah ,9 Normal 49. R.49 Ngatinah ,8 Normal 50. R.50 Susana ,9 Normal 51. R.51 Sunarti ,6 Normal 52. R.52 Sumilah ,5 Normal 53. R.53 Kartinah ,7 Normal 54. R.54 Masni Normal 55. R.55 Ngasmi ,9 Normal 56. R.56 Tukinem ,4 Normal 57. R.57 Sumirah ,8 Normal 58. R.58 Sumik Normal 59. R.59 Sukati ,3 Normal 60. R.60 Jumilah ,6 Normal 61. R.61 Banisih ,3 Normal 62. R.62 Sumiah ,2 Normal 63. R.63 Suwarti Normal 64. R.64 Subiyanti ,4 Normal 65. R.65 Utami ,4 Normal 66. R.66 Kasmiah Normal 67. R.67 Ning Kusnawati ,2 Gemuk 68. R.68 Kariyem Normal 69. R.69 Ngatmini ,3 Normal

84 Lampiran 4 DAFTAR MOTIVASI KERJA SAMPEL NO Kode F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8 F9 F Jumlah Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29) 1 R Sedang 2 R Sedang 3 R Sedang 4 R Tinggi 5 R Tinggi 6 R Sedang 7 R Sedang 8 R Tinggi 9 R Tinggi 10 R Sedang 11 R Tinggi 12 R Sedang 13 R Tinggi 14 R Sedang 15 R Tinggi 16 R Tinggi 17 R Tinggi 18 R Tinggi 19 R Tinggi 20 R Sedang 21 R Sedang 22 R Tinggi 23 R Tinggi 24 R Tinggi 25 R Tinggi 26 R Tinggi 27 R Tinggi 28 R Tinggi 29 R Sedang 30 R Tinggi 31 R Tinggi 32 R Tinggi 33 R Tinggi 34 R Sedang 35 R Tinggi 36 R Tinggi 70

85 Lanjutan (Lampiran 4) NO Kode F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8 F9 F Jumlah Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29) 37 R Tinggi 38 R Tinggi 39 R Tinggi 40 R Tinggi 41 R Sedang 42 R Sedang 43 R Tinggi 44 R Tinggi 45 R Sedang 46 R Tinggi 47 R Sedang 48 R Tinggi 49 R Tinggi 50 R Tinggi 51 R Tinggi 52 R Tinggi 53 R Tinggi 54 R Sedang 55 R Tinggi 56 R Tinggi 57 R Tinggi 58 R Tinggi 59 R Tinggi 60 R Sedang 61 R Tinggi 62 R Tinggi 63 R Tinggi 64 R Tinggi 65 R Tinggi 66 R Tinggi 67 R Sedang 68 R Tinggi 69 R Tinggi Jumlah Skor Maks % Kategori % Tinggi % Tinggi % Tinggi % Tinggi % Sedang % 82% 73,36% 82% Tinggi Tinggi Sedang Tinggi % Tinggi % Tinggi 71

86 72 Lampiran 5 PERHITUNGAN INTERPRETASI SKOR KUESIONER PENELITIAN Kriteria Motivasi Kerja Skor Tertinggi = 25 X 4 =100 Skor Terendah = 25 X 1 =25 Mean Teoritis = 25 X 2,5 =62,5 Standar Deviasi = = =12,5 Kategori Skor Perhitungan Motivasi Kerja Interval Interval Kriteria X < µ - 1α X < 56 Tinggi µ -1α x < µ + 1α 56 Sedang X µ + 1α 75 X Rendah (Saifuddin Azwar, 2008: 114) Presentasi Skor Tiap Item Pertanyaan P= P η N = Presentase = Skor Riil = Skor Ideal

87 73 Lanjutan (Lampiran 5) Kriteria Setiap Indikator dari Variabel Motivsi Kerja Kriteria Indikator 1 (Kebutuhan) Variabel Motivasi Kerja Data Maksimal = 69 X 2 X 4 = 552 Data Minimal = 69 X 2 X 1 = 138 Range = = 414 Variabel Motivasi Kerja Interval Interval Kriteria 415 Skor % % 100% Tinggi 277 Skor % < % 75% Sedang 138 Skor % < % < 50% Rendah Kriteria Indikator 2 (Tujuan) Variabel Motivasi Kerja Data Maksimal = 69 X 2 X 4 = 552 Data Minimal = 69 X 2 X 1 = 138 Range = = 414 Variabel Motivasi Kerja Interval Interval Kriteria 415 Skor % % 100% Tinggi 277 Skor % < % 75% Sedang 138 Skor % < % < 50% Rendah

88 74 Lanjutan (Lampiran 5) Kriteria Indikator 3 (Sikap) Variabel Motivasi Kerja Data Maksimal = 69 X 3 X 4 = 828 Data Minimal = 69 X 3 X 1 = 207 Range = = 621 Variabel Motivasi Kerja Interval Interval Kriteria 622 Skor % < % < 100% Tinggi 415 Skor % < % 75% Sedang 207 Skor % % 50% Rendah Kriteria Indikator 4 (Kemampuan) Variabel Motivasi Kerja Data Maksimal = 69 X 2 X 4 = 552 Data Minimal = 69 X 2 X 1 = 138 Range = = 414 Variabel Motivasi Kerja Interval Interval Kriteria 415 Skor % % 100% Tinggi 277 Skor % < % 75% Sedang 138 Skor % < % < 50% Rendah

89 75 Lanjutan (Lampiran 5) Kriteria Indikator 5 (Pembayaran dan Gaji) Variabel Motivasi Kerja Data Maksimal = 69 X 3 X 4 = 828 Data Minimal = 69 X 3 X 1 = 207 Range = = 621 Variabel Motivasi Kerja Interval Interval Kriteria 622 Skor % < % < 100% Tinggi 415 Skor % < % 75% Sedang 207 Skor % % 50% Rendah Kriteria Indikator 6 (Keamanan Pekerjaan) Variabel Motivasi Kerja Data Maksimal = 69 X 3 X 4 = 828 Data Minimal = 69 X 3 X 1 = 207 Range = = 621 Variabel Motivasi Kerja Interval Interval Kriteria 622 Skor % < % < 100% Tinggi 415 Skor % < % 75% Sedang 207 Skor % % 50% Rendah

90 76 Lanjutan (Lampiran 5) Kriteria Indikator 7 (Sesama Pekerja) Variabel Motivasi Kerja Data Maksimal = 69 X 2 X 4 = 552 Data Minimal = 69 X 2 X 1 = 138 Range = = 414 Variabel Motivasi Kerja Interval Interval Kriteria 415 Skor % % 100% Tinggi 277 Skor % < % 75% Sedang 138 Skor % < % < 50% Rendah Kriteria Indikator 8 (Pengawasan) Variabel Motivasi Kerja Data Maksimal = 69 X 2 X 4 = 552 Data Minimal = 69 X 2 X 1 = 138 Range = = 414 Variabel Motivasi Kerja Interval Interval Kriteria 415 Skor % % 100% Tinggi 277 Skor % < % 75% Sedang 138 Skor % < % < 50% Rendah

91 77 Lanjutan (Lampiran 5) Kriteria Indikator 9 (Pujian) Variabel Motivasi Kerja Data Maksimal = 69 X 3 X 4 = 828 Data Minimal = 69 X 3 X 1 = 207 Range = = 621 Variabel Motivasi Kerja Interval Interval Kriteria 622 Skor % < % < 100% Tinggi 415 Skor % < % 75% Sedang 207 Skor % % 50% Rendah Kriteria Indikator 10 (Pekerjaan itu Sendiri) Variabel Motivasi Kerja Data Maksimal = 69 X 3 X 4 = 828 Data Minimal = 69 X 3 X 1 = 207 Range = = 621 Variabel Motivasi Kerja Interval Interval Kriteria 622 Skor % < % < 100% Tinggi 415 Skor % < % 75% Sedang 207 Skor % % 50% Rendah

92 Lampiran 6 DAFTAR PRODUKTIVITAS KERJA RESPONDEN PTK TPK Kriteria No Kode Total PTK (O) PYD (I) P>1= Hari ke 1 Hari ke 2 Hari ke 3 Hari ke 4 Hari ke 5 TINGGI P<1= RENDAH (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 1 R ,72 Rendah 2 R ,92 Rendah 3 R ,96 Rendah 4 R Tinggi 5 R ,08 Tinggi 6 R ,16 Tinggi 7 R Tinggi 8 R ,12 Tinggi 9 R ,76 Rendah 10 R ,2 Tinggi 11 R ,08 Tinggi 12 R ,88 Rendah 13 R ,16 Tinggi 14 R ,92 Rendah 15 R ,08 Tinggi 16 R ,92 Rendah 17 R ,12 Tinggi 18 R Tinggi 19 R ,2 Tinggi 20 R ,76 Rendah 78

93 Lanjutan (Lampiran 6) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 21 R ,84 Rendah 22 R ,04 Tinggi 23 R ,08 Tinggi 24 R ,92 Rendah 25 R ,16 Tinggi 26 R ,12 Tinggi 27 R ,96 Rendah 28 R Tinggi 29 R ,92 Rendah 30 R Tinggi 31 R ,12 Tinggi 32 R ,12 Tinggi 33 R ,04 Tinggi 34 R ,08 Tinggi 35 R Tinggi 36 R Tinggi 37 R ,96 Rendah 38 R Tinggi 39 R ,12 Tinggi 40 R ,08 Tinggi 41 R ,04 Tinggi 42 R ,84 Rendah 43 R ,08 Tinggi 44 R ,2 Tinggi 45 R ,04 Tinggi 46 R ,96 Rendah 79

94 Lanjutan (Lampiran 6) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 47 R ,16 Tinggi 48 R Tinggi 49 R ,92 Rendah 50 R ,12 Tinggi 51 R ,12 Tinggi 52 R ,12 Tinggi 53 R ,8 Rendah 54 R ,92 Rendah 55 R ,12 Tinggi 56 R ,72 Rendah 57 R ,96 Rendah 58 R ,04 Tinggi 59 R ,08 Tinggi 60 R ,16 Tinggi 61 R ,08 Tinggi 62 R ,16 Tinggi 63 R ,08 Tinggi 64 R ,08 Tinggi 65 R ,12 Tinggi 66 R ,2 Tinggi 67 R ,96 Rendah 68 R ,12 Tinggi 69 R ,12 Tinggi Keterangan PTK : Produktivitas tenaga kerja Per hari (O) PYD : Produktivitas yang diharapkan sehari (I) TPK : Tingkat Produktivitas Kerja 80

95 81 Lampiran 7 HASIL ANALISIS UNIVARIAT 1. Usia Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Masa Kerja Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid > Total Status gizi Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid kurus normal gemuk Total Motivasi kerja Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid sedang tinggi Total

96 82 Lanjutan (Lampiran 7) 5. Produktivitas kerja Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid tinggi rendah Total

97 83 Lampiran 8 HASIL ANALISIS BIVARIAT 1. Hubungan antara Status Gizi dengan Produktivitas Tenaga Kerja Wanita Bagian Giling Rokok Case Processing Summary Cases Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent status gizi * produktivitas kerja % 0.0% % status gizi * produktivitas kerja Crosstabulation produktivitas kerja tinggi rendah Total status gizi kurus dan gemuk Count Expected Count % within status gizi 41.2% 58.8% 100.0% normal Count Expected Count % within status gizi 78.8% 21.2% 100.0% Total Count Expected Count % within status gizi 69.6% 30.4% 100.0%

98 84 Lanjutan (Lampiran 8) Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. Value df sided) sided) (1-sided) Pearson Chi-Square a Continuity Correction b Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases b 69 a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,17. b. Computed only for a 2x2 table Symmetric Measures Value Approx. Sig. Nominal by Nominal Contingency Coefficient N of Valid Cases Hubungan antara Motivasi Kerja dengan Produktivitas Tenaga Kerja Wanita Bagian Giling Rokok Case Processing Summary Cases Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent motivasi kerja * produktivitas kerja % 0.0% %

99 85 Lanjutan Lampiran 8 motivasi kerja * produktivitas kerja Crosstabulation produktivitas kerja tinggi rendah Total motivasi kerja sedang Count Expected Count % within motivasi kerja 42.1% 57.9% 100.0% tinggi Count Expected Count % within motivasi kerja 80.0% 20.0% 100.0% Total Count Expected Count % within motivasi kerja 69.6% 30.4% 100.0% Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. Value df sided) sided) (1-sided) Pearson Chi-Square a Continuity Correction b Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases b 69 a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,78. b. Computed only for a 2x2 table Symmetric Measures Value Approx. Sig. Nominal by Nominal Contingency Coefficient N of Valid Cases 69

100 Lampiran 9 86

101 87 Lampiran 10 Yth. HRD PT. Nojorono Kudus

102 Lampiran 11 88

103 Lampiran 12 89

104 Lampiran 13 90

105 Lampiran 14 91

106 Lampiran 15 92

107 93 Lampiran 16 DOKUMENTASI PENELITIAN Pengukuran Berat Badan Pengkuran Tinggi Badan

108 94 Lanjutan (Lampiran 16) Pengisiam Kuesioner Responden

Unnes Journal of Public Health

Unnes Journal of Public Health UJPH 3 (2) (2014) Unnes Journal of Public Health http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN MOTIVASI KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA WANITA BAGIAN GILING ROKOK

Lebih terperinci

BEBAN KERJA & PRODUKTIVITAS PERTEMUAN KE-2

BEBAN KERJA & PRODUKTIVITAS PERTEMUAN KE-2 BEBAN KERJA & PRODUKTIVITAS PERTEMUAN KE-2 BEBAN KERJA Tubuh manusia dirancang untuk melakukan pekerjaan, massa otot beratnya hampir ½ berat badan, memungkinkan dpt menggerakan tubuh Setiap beban kerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi 2.1.1 Pengertian Kompensasi Karyawan melakukan pekerjaan di instansi maupun perusahaan untuk memperoleh gaji berupa uang untuk memenuhi kebutuhan kehidupanya seharihari.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek dengan sumber daya tertentu untuk

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA KEBISINGAN DENGAN STRES KERJA PADA ANAK BUAH KAPAL YANG BEKERJA DI KAMAR MESIN KAPAL MANADO-SANGIHE PELABUHAN MANADO TAHUN 2015 Handre Sumareangin* Odi Pinontoan* Budi T. Ratag* *Fakultas

Lebih terperinci

PENGARUH KEBISINGAN TERHADAP STRES KERJA PADA PEKERJA BAGIAN WEAVING DI PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA

PENGARUH KEBISINGAN TERHADAP STRES KERJA PADA PEKERJA BAGIAN WEAVING DI PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA PENGARUH KEBISINGAN TERHADAP STRES KERJA PADA PEKERJA BAGIAN WEAVING DI PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan RATIH

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Masa Kerja a. Pengertian Masa Kerja Menurut Siagian (2001) menyatakan bahwa masa kerja merupakan keseluruhan pelajaran yang diperoleh oleh seseorang dari

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. Instansi pemerintah merupakan salah satu bentuk organisasi publik yang

B A B I PENDAHULUAN. Instansi pemerintah merupakan salah satu bentuk organisasi publik yang B A B I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Instansi pemerintah merupakan salah satu bentuk organisasi publik yang mempunyai peranan besar dalam menunjang pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. atau unjuk kerja atau penampilan kerja. Kinerja dipengaruhi oleh faktor-faktor

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. atau unjuk kerja atau penampilan kerja. Kinerja dipengaruhi oleh faktor-faktor BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Kinerja Kinerja adalah sikap, nilai moral, serta alasan internal maupun eksternal yang mendorong seseorang untuk bekerja atau bertindak dalam profesinya. Atau kinerja (performance)

Lebih terperinci

HUBUNGAN UMUR, TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS PERNIKAHAN, STATUS GIZI DAN KEJADIAN ANEMIA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA BURUH PABRIK PEREMPUAN

HUBUNGAN UMUR, TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS PERNIKAHAN, STATUS GIZI DAN KEJADIAN ANEMIA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA BURUH PABRIK PEREMPUAN HUBUNGAN UMUR, TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS PERNIKAHAN, STATUS GIZI DAN KEJADIAN ANEMIA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA BURUH PABRIK PEREMPUAN Lilis Suryani 1), Rina Marlina 2), Maria Alia Rahayu 3) Prodi Diploma

Lebih terperinci

PENGARUH DISIPLIN KERJA, MOTIVASI KERJA, PEMBERIAN INSENTIF KERJA, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA UD.

PENGARUH DISIPLIN KERJA, MOTIVASI KERJA, PEMBERIAN INSENTIF KERJA, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA UD. 1 PENGARUH DISIPLIN KERJA, MOTIVASI KERJA, PEMBERIAN INSENTIF KERJA, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA UD. AROFAH KUDUS Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencakup syarat-syarat keselamatan kerja yang berkaitan dengan suhu,

BAB I PENDAHULUAN. mencakup syarat-syarat keselamatan kerja yang berkaitan dengan suhu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepedulian pemerintah Indonesia terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk meningkatkan kesadaran bagi pihak perusahaan dan tenaga kerja telah diatur dalam

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA

PENGARUH PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA PENGARUH PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kerja menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kerja menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun BAB I A. Latar Belakang PENDAHULUAN Tenaga kerja menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan

Lebih terperinci

Tujuan Dari Sistem Manajemen K3

Tujuan Dari Sistem Manajemen K3 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja 6623 Taufiqur Rachman 2013 Referensi: Rudi Suardi, 2005, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Edisi I. PPM. Jakarta (Bab 2, Halaman 11 34)

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH. Yunita Dwiningtyas R

KARYA TULIS ILMIAH. Yunita Dwiningtyas R KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN STATUS GIZI DAN KEJADIAN PREMENSTRUAL SYNDROME PADA MAHASISWI PRODI DIII KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Yunita Dwiningtyas R1115092 PROGRAM

Lebih terperinci

Kata kunci: Motivasi, Penghargaan, Tanggung Jawab, Pengembangan, Kinerja Pegawai

Kata kunci: Motivasi, Penghargaan, Tanggung Jawab, Pengembangan, Kinerja Pegawai HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PEGAWAI DI PUSKESMAS KAUDITAN KECAMATAN KAUDITAN KABUPATEN MINAHASA UTARA Minerva Indagelia Sundah*, Jootje M. L. Umboh*, Ricky C. Sondakh* *Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

IKLIM KOMUNIKASI, MOTIVASI DAN SEMANGAT KERJA

IKLIM KOMUNIKASI, MOTIVASI DAN SEMANGAT KERJA IKLIM KOMUNIKASI, MOTIVASI DAN SEMANGAT KERJA (Studi Korelasi Iklim Komunikasi Organisasi dan Motivasi Kerja dengan Semangat Kerja diantara karyawan Jogja TV Tahun 2013) Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA SANGRAI KACANG DI KECAMATAN KAWANGKOAN

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA SANGRAI KACANG DI KECAMATAN KAWANGKOAN HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA SANGRAI KACANG DI KECAMATAN KAWANGKOAN Grace Bawinto, *Nancy S.H. Malonda, *Paul Kawatu *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusaan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat (2) menetapkan bahwa setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusaan. Pekerjaan dan penghidupan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kesadaran Menurut Hasibuan (2012:193), kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Menurut

Lebih terperinci

PENGARUH KECUKUPAN MENU MAKAN SIANG TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA DI PT. MUTU GADING TEKSTIL KARANGANYAR SKRIPSI

PENGARUH KECUKUPAN MENU MAKAN SIANG TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA DI PT. MUTU GADING TEKSTIL KARANGANYAR SKRIPSI PENGARUH KECUKUPAN MENU MAKAN SIANG TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA DI PT. MUTU GADING TEKSTIL KARANGANYAR SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan MARYANA

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : RATNA MALITASARI J PROGRAM STUDI S1 GIZI

SKRIPSI. Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : RATNA MALITASARI J PROGRAM STUDI S1 GIZI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG INISIASI MENYUSU DINI DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN STATUS PEMBERIAN ASI DI KECAMATAN JATIPURO KABUPATEN KARANGANYAR SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan NURAINI FAUZIAH R1115072

Lebih terperinci

STUDI PERBEDAAN KELELAHAN KERJA BERDASARKAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (EXTRA FOODING) (Studi di PT. Besmindo Materi Sewatama, Pekopen Tambun Bekasi)

STUDI PERBEDAAN KELELAHAN KERJA BERDASARKAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (EXTRA FOODING) (Studi di PT. Besmindo Materi Sewatama, Pekopen Tambun Bekasi) STUDI PERBEDAAN KELELAHAN KERJA BERDASARKAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (EXTRA FOODING) (Studi di PT. Besmindo Materi Sewatama, Pekopen Tambun Bekasi) Apriani Sukmawati 1) Sri Maywati dan Yuldan Faturrahman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita Balita adalah kelompok anak yang berumur dibawah 5 tahun. Umur balita 0-2 tahun merupakan tahap pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, terutama yang penting adalah

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN TETAP BAGIAN PRODUKSI PADA PESEROANTERBATAS (PT). SUSU SEHAT ALAMI MANGLI JEMBER

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN TETAP BAGIAN PRODUKSI PADA PESEROANTERBATAS (PT). SUSU SEHAT ALAMI MANGLI JEMBER HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN TETAP BAGIAN PRODUKSI PADA PESEROANTERBATAS (PT). SUSU SEHAT ALAMI MANGLI JEMBER (The Relationship of Job Motivation to Increase The Work Productivity

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang berfungsi untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang berfungsi untuk BAB II LANDASAN TEORI Teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antar variable, sehingga

Lebih terperinci

HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN ANEMIA DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI SMA BATIK 1 SURAKARTA

HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN ANEMIA DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI SMA BATIK 1 SURAKARTA HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN ANEMIA DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI SMA BATIK 1 SURAKARTA Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Motivasi Motivasi berasal dari kata Latin movere yang berarti dorongan atau menggerakkan. Motivasi (motivation) dalam manajemen hanya ditujukan pada sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (Sumbodo, 2007). Produktivitas kerja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. (Sumbodo, 2007). Produktivitas kerja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Produktivitas merupakan hal yang menentukan tingkat daya saing, baik pada tingkat individu, perusahaan, industri, maupun pada tingkat negara (Sumbodo, 2007).

Lebih terperinci

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA KARYAWAN BAGIAN CUTTING PT. DAN LIRIS BANARAN KABUPATEN SUKOHARJO

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA KARYAWAN BAGIAN CUTTING PT. DAN LIRIS BANARAN KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA KARYAWAN BAGIAN CUTTING PT. DAN LIRIS BANARAN KABUPATEN SUKOHARJO Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI digilib.uns.ac.id 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Status Gizi a. Pengertian Status Gizi Status Gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan zat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi menghadapi perubahan seiring dengan perkembangan bisnis, perubahan lingkungan bisnis, serta tuntutan yang semakin tinggi dari pelanggan. Organisasi dihadapkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN FAKTOR PREDISPOSING (Tingkat Pengetahuan, Pendidikan, Sikap, Pekerjaan) KADER DENGAN KEAKTIFAN KADER PADA KEGIATAN POSYANDU DI DESA RAKIT

HUBUNGAN FAKTOR PREDISPOSING (Tingkat Pengetahuan, Pendidikan, Sikap, Pekerjaan) KADER DENGAN KEAKTIFAN KADER PADA KEGIATAN POSYANDU DI DESA RAKIT HUBUNGAN FAKTOR PREDISPOSING (Tingkat Pengetahuan, Pendidikan, Sikap, Pekerjaan) KADER DENGAN KEAKTIFAN KADER PADA KEGIATAN POSYANDU DI DESA RAKIT SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PENGAWASAN, DISIPLIN DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PADA PABRIK GULA TRANGKIL PATI

ANALISIS PENGARUH PENGAWASAN, DISIPLIN DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PADA PABRIK GULA TRANGKIL PATI ANALISIS PENGARUH PENGAWASAN, DISIPLIN DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PADA PABRIK GULA TRANGKIL PATI Oleh : USWATUN KHASANAH NIM 2011-11-115 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN PENCATATAN IMUNISASI OLEH KADER POSYANDU DI DESA MAKAMHAJI, KELURAHAN KARTASURA, DAN DESA PUCANGAN KECAMATAN KARTASURA Skripsi ini Disusun Guna

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN JAJANAN SEHAT DENGAN STATUS GIZI ANAK DI SD N 80 NGORESAN SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN JAJANAN SEHAT DENGAN STATUS GIZI ANAK DI SD N 80 NGORESAN SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN PENGETAHUAN JAJANAN SEHAT DENGAN STATUS GIZI ANAK DI SD N 80 NGORESAN SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan INTAN GIOVANI SETYANINGRUM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis A. Pengawasan Fungsi pengawasan merupakan fungsi terakhir dari manajemen. Fungsi ini terdiri dari tugas-tugas memonitor dan mengevaluasi aktivitas perusahaan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN DAN DISIPLIN KERJA DENGAN KINERJA PETUGAS SURVEILANS DIARE DI DINAS KESEHATAN KOTA SALATIGA

HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN DAN DISIPLIN KERJA DENGAN KINERJA PETUGAS SURVEILANS DIARE DI DINAS KESEHATAN KOTA SALATIGA HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN DAN DISIPLIN KERJA DENGAN KINERJA PETUGAS SURVEILANS DIARE DI DINAS KESEHATAN KOTA SALATIGA Skripsi ini Disusun guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah SI Kesehatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA GURU SMP NEGERI 1 AIRMADIDI Jimmy M. Paays*, Paul A.T. Kawatu*, Budi T.

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA GURU SMP NEGERI 1 AIRMADIDI Jimmy M. Paays*, Paul A.T. Kawatu*, Budi T. HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA GURU SMP NEGERI 1 AIRMADIDI Jimmy M. Paays*, Paul A.T. Kawatu*, Budi T. Ratag* PADA *Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Tati Sri Wahyuni R. 0209054 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. karena lingkungan kerja dapat mempengaruhi keadaan pegawai secara langsung.

BAB II LANDASAN TEORITIS. karena lingkungan kerja dapat mempengaruhi keadaan pegawai secara langsung. BAB II LANDASAN TEORITIS A. Uraian Teoritis 1. Pengertian Lingkungan Kerja Lingkungan kerja dalam suatu organisasi sangat perlu mendapat perhatian, karena lingkungan kerja dapat mempengaruhi keadaan pegawai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan diwarnai dengan persaingan yang ketat. Dalam kondisi demikian. hanya perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. dan diwarnai dengan persaingan yang ketat. Dalam kondisi demikian. hanya perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif yang mampu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia usaha di Indonesia saat ini mengalami kemajuan yang pesat dan diwarnai dengan persaingan yang ketat. Dalam kondisi demikian hanya perusahaan yang memiliki

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Gizi a. Definisi Gizi Kata gizi berasal dari bahasa Arab ghidza yang berarti makanan. Menurut cara pengucapan Mesir, ghidza dibaca ghizi. Gizi adalah segala

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS SUKOHARJO KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN TINGKAT KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS SUKOHARJO KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS SUKOHARJO KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan ARLINA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyelenggaraan Makanan Penyelenggaraan makanan merupakan suatu kegiatan atau proses menyediakan makanan dalam jumlah yang banyak atau dalam jumlah yang besar. Pada institusi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012 HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012 Mulinatus Saadah 1. Mahasiswa Peminatan Gizi Kesehatan

Lebih terperinci

PENGARUH KELELAHAN KERJA TERHADAP PRODUKTIFITAS PADA KARYAWAN BAGIAN OPERATOR PROSES PRODUKSI DI PT. ISKANDAR TEX SURAKARTA SKRIPSI

PENGARUH KELELAHAN KERJA TERHADAP PRODUKTIFITAS PADA KARYAWAN BAGIAN OPERATOR PROSES PRODUKSI DI PT. ISKANDAR TEX SURAKARTA SKRIPSI PENGARUH KELELAHAN KERJA TERHADAP PRODUKTIFITAS PADA KARYAWAN BAGIAN OPERATOR PROSES PRODUKSI DI PT. ISKANDAR TEX SURAKARTA SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SAFETY TALK DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (Studi di Unit Maintenance PT Holcim Indonesia Tbk) Oleh : FAJAR GUMELAR UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lebih terperinci

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus PENGARUH INSENTIF, KARAKTERISTIK PEKERJAAN, DAN STRES KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. NIKORAMA TOBACCO INTERNATIONAL KUDUS Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT SADAR GIZI KELUARGA DAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS PADANG BULAN MEDAN. Oleh : DEA FADLIANA

HUBUNGAN TINGKAT SADAR GIZI KELUARGA DAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS PADANG BULAN MEDAN. Oleh : DEA FADLIANA HUBUNGAN TINGKAT SADAR GIZI KELUARGA DAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS PADANG BULAN MEDAN Oleh : DEA FADLIANA 070100091 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 HUBUNGAN TINGKAT SADAR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kelelahan 1. Pengertian Lelah Beberapa ahli mendefinisikan kelelahan kerja adalah : a. Kelelahan kerja ditandai oleh adanya perasaan lelah, output dan kondisi psikologis yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat sarjana S-1 Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Bising dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan gangguan fisiologis,

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Bising dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan gangguan fisiologis, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Badan kesehatan dunia (WHO) melaporkan, tahun 1988 terdapat 8-12% penduduk dunia menderita dampak kebisingan dalam berbagai bentuk (Nanny, 2007). Bising dengan intensitas

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI, PENGALAMAN KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA CV. TAHU BAROKAH PATI

PENGARUH MOTIVASI, PENGALAMAN KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA CV. TAHU BAROKAH PATI 1 PENGARUH MOTIVASI, PENGALAMAN KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA CV. TAHU BAROKAH PATI Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan

Lebih terperinci

HUBUNGAN STATUS DEPRESI DAN STATUS GIZI DENGAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI SURAKARTA

HUBUNGAN STATUS DEPRESI DAN STATUS GIZI DENGAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI SURAKARTA HUBUNGAN STATUS DEPRESI DAN STATUS GIZI DENGAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI SURAKARTA Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Ilmu Gizi Oleh:

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA UMUR, KELELAHAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NOONGAN KECAMATAN LANGOWAN BARAT KABUPATEN MINAHASA TAHUN 2016 Timothy Wowor *, Odi Pinontoan *, Rahayu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada jaman sekarang ini, banyak perusahaan berlomba-lomba mencari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada jaman sekarang ini, banyak perusahaan berlomba-lomba mencari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada jaman sekarang ini, banyak perusahaan berlomba-lomba mencari karyawan yang berkualitas untuk mencapai tujuan perusahaan. Di dalam sebuah perusahaan motivasi merupakan

Lebih terperinci

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif dr. Yulia Megawati Tenaga Kerja Adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA PERAWAT ANTARA SHIFT PAGI, SORE DAN MALAM DI RSUI YAKSSI GEMOLONG

PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA PERAWAT ANTARA SHIFT PAGI, SORE DAN MALAM DI RSUI YAKSSI GEMOLONG PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA PERAWAT ANTARA SHIFT PAGI, SORE DAN MALAM DI RSUI YAKSSI GEMOLONG Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat Disusun

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. kelompok pekerja menurut Sutrisno, (2010:5) dalam Ndraha (1999).

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. kelompok pekerja menurut Sutrisno, (2010:5) dalam Ndraha (1999). BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia adalah pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa dan pengelolaan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN BUDAYA ORGANISASI PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT.

ANALISIS PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN BUDAYA ORGANISASI PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT. ANALISIS PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN BUDAYA ORGANISASI PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT. NOJORONO KUDUS Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan dihadapan

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Unsrat Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Unsrat Manado HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT (TKBM) DI PELABUHAN MANADO Christivalia Garedja*, Nancy S.H. Malonda*, Vanda Doda *Fakultas Kesehatan Masyarakat Unsrat

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN, DISPLIN KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. DUWA ATMIMUDA KUDUS

PENGARUH KEPEMIMPINAN, DISPLIN KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. DUWA ATMIMUDA KUDUS PENGARUH KEPEMIMPINAN, DISPLIN KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. DUWA ATMIMUDA KUDUS Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat unyuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata Satu

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEGAWAI PERPUSTAKAAN ITS

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEGAWAI PERPUSTAKAAN ITS ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEGAWAI PERPUSTAKAAN ITS JATI SETIATI (071211623008) Jurusan Ilmu Informasi Dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Airlangga

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH ANTARA PENDIDIKAN DAN LATIHAN, PENGALAMAN KERJA, INISIATIF, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA TENAGA PERAWAT DI R.

ANALISIS PENGARUH ANTARA PENDIDIKAN DAN LATIHAN, PENGALAMAN KERJA, INISIATIF, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA TENAGA PERAWAT DI R. ANALISIS PENGARUH ANTARA PENDIDIKAN DAN LATIHAN, PENGALAMAN KERJA, INISIATIF, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA TENAGA PERAWAT DI R.S. PANTI WILASA CITARUM SEMARANG SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat Mencapai Derajat Sarjana. Oleh: PRIYANTORO

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat Mencapai Derajat Sarjana. Oleh: PRIYANTORO FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENULISAN DOKUMENTASI KEPERAWATAN DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD dr GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat

Lebih terperinci

PENGARUH ETOS KERJA, MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PADA PT. SAMI JF YAZAKI MAYONG JEPARA

PENGARUH ETOS KERJA, MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PADA PT. SAMI JF YAZAKI MAYONG JEPARA PENGARUH ETOS KERJA, MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PADA PT. SAMI JF YAZAKI MAYONG JEPARA Diajukan oleh : ABID FAIRUZ FALIH 2012-11-262 PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Lebih terperinci

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2017

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2017 HUBUNGAN KESESUAIAN ANGGOTA TUBUH TERHADAP ALAT KERJA (SEPEDA MOTOR) DAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN SUBYEKTIF PADA PENGEMUDI SEPEDA MOTOR ( Studi pada Pengemudi Ojek Kelurahan Kedungmundu Kabupaten Semarang)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang lingkup keilmuan : Ilmu Kulit dan Kelamin 2. Ruang lingkup tempat : RSUD Tugurejo Semarang 3. Ruang lingkup waktu : Periode Agustus September

Lebih terperinci

SKRIPSI HUBUNGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN PERSEPSI KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA

SKRIPSI HUBUNGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN PERSEPSI KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN PERSEPSI KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijasah S1 Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

SKRIPSI. oleh Dita Dityas Hariyanto NIM

SKRIPSI. oleh Dita Dityas Hariyanto NIM HUBUNGAN PERSEPSI TENTANG KESESUAIAN HARAPAN ORANG TUA DENGAN DIRI DALAM PILIHAN STUDI LANJUT DENGAN TINGKAT STRES PADA SISWA KELAS XII DI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI oleh Dita Dityas Hariyanto NIM 092310101015

Lebih terperinci

tenaga kerja yang sesuai dengan jenis pekerjaannya (Suma mur, 2014). organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu.

tenaga kerja yang sesuai dengan jenis pekerjaannya (Suma mur, 2014). organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu. 1. Beban Kerja a. Pengertian Beban Kerja Beban kerja adalah keadaan pekerja dimana dihadapkan pada tugas yang harus diselesaikan pada waktu tertentu. Beban kerja adalah beban yang ditanggung tenaga kerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen.

Lebih terperinci

GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI, STATUS GIZI DAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN CV. SINAR MATAHARI SEJAHTERA DI KOTA MAKASSAR

GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI, STATUS GIZI DAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN CV. SINAR MATAHARI SEJAHTERA DI KOTA MAKASSAR GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI, STATUS GIZI DAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN CV. SINAR MATAHARI SEJAHTERA DI KOTA MAKASSAR Hendrayati 1, Sitti Sahariah Rowa 1, Hj. Sumarny Mappeboki 2 1 Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan,

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN, DISIPLIN KERJA, DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PO. NUSANTARA KUDUS

PENGARUH PELATIHAN, DISIPLIN KERJA, DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PO. NUSANTARA KUDUS 1 PENGARUH PELATIHAN, DISIPLIN KERJA, DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PO. NUSANTARA KUDUS Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata satu (S1)

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO DAN PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI SISWA-SISWI DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO DAN PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI SISWA-SISWI DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO DAN PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI SISWA-SISWI DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA Karya Tulis Ilmiah ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPENSASI, IKLIM KERJA, DAN KARAKTERISTIK PEKERJAAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. KUDUS KARYA PRIMA

PENGARUH KOMPENSASI, IKLIM KERJA, DAN KARAKTERISTIK PEKERJAAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. KUDUS KARYA PRIMA 1 PENGARUH KOMPENSASI, IKLIM KERJA, DAN KARAKTERISTIK PEKERJAAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. KUDUS KARYA PRIMA Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Utin Dewi Sri Aryani; 2016 Pembimbing I : Lisawati Sadeli, dr., M.Kes Pembimbing II : Sri Utami Sugeng, Dra., M.Kes.

ABSTRAK. Utin Dewi Sri Aryani; 2016 Pembimbing I : Lisawati Sadeli, dr., M.Kes Pembimbing II : Sri Utami Sugeng, Dra., M.Kes. ABSTRAK PENGARUH MASA KERJA DAN PENGGUNAAN MASKER TERHADAP KADAR TIMBAL (Pb) DARAH PETUGAS PARKIR AKIBAT PAPARAN GAS BUANG KENDARAAN DI WILAYAH PASAR KECAMATAN NGABANG KALIMANTAN BARAT PERIODE JANUARI-SEPTEMBER

Lebih terperinci

PENGARUH SEMANGAT KERJA, UPAH, DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. TUMBAKMAS NIAGA SAKTI KUDUS

PENGARUH SEMANGAT KERJA, UPAH, DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. TUMBAKMAS NIAGA SAKTI KUDUS PENGARUH SEMANGAT KERJA, UPAH, DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. TUMBAKMAS NIAGA SAKTI KUDUS Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata-kata kunci: kompensasi, dan motivasi karyawan. vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata-kata kunci: kompensasi, dan motivasi karyawan. vi Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Kompensasi memegang peranan penting terhadap motivasi karyawan dalam menjalankan pekerjaannya di perusahaan. Bagi para karyawan sendiri, kompensasi menjadi sebuah simbol penghargaan yang menunjukan

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado HUBUNGAN ANTARA PELATIHAN DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT TINGKAT III R.W.MONGISIDI MANADO Kasubay Indah*,Adisty A.Rumayar*,Nancy S.H.Malonda* *Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN KUALITAS HIDUP IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

HUBUNGAN KUALITAS HIDUP IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO HUBUNGAN KUALITAS HIDUP IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran Diajukan oleh: Ilham

Lebih terperinci

Keywords : Work motivation, Labor productivity

Keywords : Work motivation, Labor productivity HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA GURU DI SMA NEGERI 1 AMURANG Claudia Sumakul* Johan Josephus*, Nova H. Kapantow* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIJAMBE

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIJAMBE HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIJAMBE SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran Disusun Oleh : DIAN HANDINI

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KELEBIHAN BERAT BADAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA PEREMPUAN PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEKSTILE SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KELEBIHAN BERAT BADAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA PEREMPUAN PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEKSTILE SURAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KELEBIHAN BERAT BADAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA PEREMPUAN PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEKSTILE SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Lebih terperinci

THE ROLE OF PERFORMANCE STANDARD APPLICATION IN SUPPORTING EMPLOYEE S MOTIVATION (CASE STUDY ON FRONT OFFICE DEPARTEMENT OF HOTEL SANTIKA BANDUNG)

THE ROLE OF PERFORMANCE STANDARD APPLICATION IN SUPPORTING EMPLOYEE S MOTIVATION (CASE STUDY ON FRONT OFFICE DEPARTEMENT OF HOTEL SANTIKA BANDUNG) ABSTRACT THE ROLE OF PERFORMANCE STANDARD APPLICATION IN SUPPORTING EMPLOYEE S MOTIVATION (CASE STUDY ON FRONT OFFICE DEPARTEMENT OF HOTEL SANTIKA BANDUNG) Competition in business world is getting harder,

Lebih terperinci

DASAR DASAR KESEHATAN KERJA

DASAR DASAR KESEHATAN KERJA DASAR DASAR KESEHATAN KERJA Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 22 Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Pendidikan Dokter UNIVERSITAS JAMBI

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA TENAGA KEPERAWATAN DI RSJ. PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG MANADO

HUBUNGAN KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA TENAGA KEPERAWATAN DI RSJ. PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG MANADO HUBUNGAN KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA TENAGA KEPERAWATAN DI RSJ. PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG MANADO Jessiliani A. Patodo*, Franckie R.R Maramis*, Adisti A. Rumyar* *Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS STRES KERJA KARYAWAN DI PT SINAR PANTJA DJAJA PADA UNIT PRODUKSI SPINNING III DAN UNIT NON PRODUKSI SEMARANG TAHUN 2016 SKRIPSI

ANALISIS STRES KERJA KARYAWAN DI PT SINAR PANTJA DJAJA PADA UNIT PRODUKSI SPINNING III DAN UNIT NON PRODUKSI SEMARANG TAHUN 2016 SKRIPSI ANALISIS STRES KERJA KARYAWAN DI PT SINAR PANTJA DJAJA PADA UNIT PRODUKSI SPINNING III DAN UNIT NON PRODUKSI SEMARANG TAHUN 2016 SKRIPSI Disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Memasuki perkembangan era industrialisasi yang bersifat global seperti sekarang ini, persaingan industri untuk memperebutkan pasar baik pasar tingkat regional,

Lebih terperinci

HUBUNGAN PEKERJAAN, PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN USIA BALITA DENGAN KEAKTIFAN IBU BERKUNJUNG KE POSYANDU

HUBUNGAN PEKERJAAN, PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN USIA BALITA DENGAN KEAKTIFAN IBU BERKUNJUNG KE POSYANDU HUBUNGAN PEKERJAAN, PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN USIA BALITA DENGAN KEAKTIFAN IBU BERKUNJUNG KE POSYANDU SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana Oleh: EVIE PURWATI 1211020140

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI KERJA, KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN KOPERASI SIMPAN PINJAM UTAMA KARYA

PENGARUH MOTIVASI KERJA, KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN KOPERASI SIMPAN PINJAM UTAMA KARYA PENGARUH MOTIVASI KERJA, KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN KOPERASI SIMPAN PINJAM UTAMA KARYA Oleh : Annisa Khajar Nuryasih NIM 2011-11-018 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

Unnes Journal of Public Health

Unnes Journal of Public Health UJPH 4 () (0) Unnes Journal of Public Health http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN MEMAKAI ALAT PELINDUNG TELINGA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI

Lebih terperinci

TESIS. Oleh : MUHAIMIN NIM

TESIS. Oleh : MUHAIMIN NIM KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, LINGKUNGAN KERJA, DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA MELALUI MOTIVASI KERJA PEGAWAI DINAS BINA MARGA PENGAIRAN & ENERGI SUMBER DAYA MINERAL KABUPATEN

Lebih terperinci

HUBUNGAN STUNTING DAN GIZI KURANG DENGAN SKOR IQ ANAK SEKOLAH DASAR UMUR 8 TAHUN DI KECAMATAN BULULAWANG KABUPATEN MALANG TESIS

HUBUNGAN STUNTING DAN GIZI KURANG DENGAN SKOR IQ ANAK SEKOLAH DASAR UMUR 8 TAHUN DI KECAMATAN BULULAWANG KABUPATEN MALANG TESIS HUBUNGAN STUNTING DAN GIZI KURANG DENGAN SKOR IQ ANAK SEKOLAH DASAR UMUR 8 TAHUN DI KECAMATAN BULULAWANG KABUPATEN MALANG TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihindari, terutama pada era industrialisasi yang ditandai adanya proses

BAB I PENDAHULUAN. dihindari, terutama pada era industrialisasi yang ditandai adanya proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemanfaatan teknologi sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan pengendalian yang tepat akan merugikan manusia

Lebih terperinci

TIN211 - Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri. Tujuan Pembelajaran

TIN211 - Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri. Tujuan Pembelajaran 1 Tujuan Pembelajaran 2 Pengantar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Pemahaman terhadap urgensi konsep manajemen K3. dari Pemahaman terhadap prinsip manajemen K3. 6623 - Taufiqur Rachman 1 Materi Pembelajaran

Lebih terperinci

: BAYU SETIAWAN J

: BAYU SETIAWAN J HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG OPERASI KATARAK DAN TINGKAT EKONOMI PENDERITA KATARAK DENGAN SIKAP TENTANG OPERASI KATARAK PADA PENDERITA KATARAK LANJUT USIA DI WILAYAH KER JA PUSKESMAS SUKOHARJO SKRIPSI

Lebih terperinci