BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Debu merupakan gabungan dari partikel detrimen. yang berasal dari rambut, daki, bulu binatang, sisa

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Debu merupakan gabungan dari partikel detrimen yang berasal dari rambut, daki, bulu binatang, sisa makanan, serbuk sari, skuama, bakteri, jamur, virus dan serangga kecil. Dalam debu rumah terdapat tungau debu rumah yang banyak ditemukan pada rumah yang lembab, kasur kapuk, bantal, guling, serta perabot rumah yang lain (Sungkar, 2004). Istilah Tungau Debu Rumah (TDR) menunjukkan tungau yang berasal dari filum Arthropoda, kelas Arachnida, ordo Acarina, subordo Astigmata, dan famili Pyroglyphidae (Colloff, 1998) yang biasanya hidup bersama debu rumah sehingga sering disebut tungau debu rumah. Dermatophagoides pteronyssinus, Dermatophagoides farina dan Euroglyphus maynei adalah spesies tungau yang sering ada pada debu (Aykut, 2013). Spesies tungau yang menghasilkan alergen antara lain Dermatophagoides pteronyssinus, Dermatophagoides farinae, Dermatophagoides microceras, Euroglyphus maynei, dan Blomia tropicalis (Lipkowitz dan Navarra, 2001).

2 Sumber debu yang mengandung TDR terbanyak adalah debu kamar tidur terutama debu di kasur kapuk (Sungkar, 2004). Kepadatan populasi TDR yang terdapat di dalam kasur selain dipengaruhi oleh jenis kasur, suhu dan kelembaban juga dipengaruhi oleh berbagai hal lain seperti masa penggunaan kasur, ketebalan kasur, serta frekuensi, cara, dan alat yang digunakan untuk membersihkannya (Yudopranoto, 2006). Tungau debu merupakan alergen hirup sebagai faktor pencetus timbulnya penyakit alergi seperti dermatitis atopik, asma bronkial dan rinitis. Tungau merupakan komponen alergenik utama dari debu rumah (Sutanto et al., 2008). Studi yang dilakukan oleh The International Study of Asthma and Allergies in Childhood (ISAAC) melaporkan bahwa prevalensi penyakit alergi pada anak-anak, seperti asma, dermatitis atopik, dan allergic rhinoconjunctivitis meningkat di dunia selama tiga dekade terakhir. Terdapat pula data epidemiologi spesifik prevalensi alergi TDR di Asia Tenggara pada populasi anak-anak yang menunjukkan adanya peningkatan (Melissa et al., 2013).

3 Tungau debu rumah hidup secara optimal pada iklim tropis. Indonesia merupakan negara yang memiliki iklim tropis dengan rentang suhu C dan kelembaban 70-80% yang optimum bagi pertumbuhan dan perkembangan tungau (Sutanto et al., 2008). Beberapa penelitian mengenai TDR telah dilakukan di Indonesia. Penelitian yang dilakukan di Manado oleh Worang (2012) menunjukkan bahwa dari 71 rumah warga yang diperiksa terdapat 61 rumah dengan hasil positif TDR. Walangare et al. (2013) melakukan penelitian di Manado yang menemukan 65 rumah positif TDR dari 77 rumah warga yang diperiksa. Penelitian yang dilakukan oleh Silalahi (2011) di Daerah Istimewa Yogyakarta menemukan 30 rumah positif TDR dari 33 rumah warga yang diperiksa. Berdasarkan data-data tersebut dapat diketahui bahwa penelitian tentang TDR sudah pernah dilakukan di Indonesia, namun belum begitu banyak dilakukan di wilayah D.I. Yogyakarta termasuk di Kabupaten Bantul. Pondok pesantren merupakan sebuah asrama pendidikan di mana para siswanya semua tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru (Kiai). Siswa pondok pesantren lebih dikenal dengan sebutan santri. Pada umumnya, santri memiliki aktivitas padat

4 dan kurangnya kesadaran akan kebersihan kamar tidur. Mereka jarang mempunyai waktu untuk menjemur dan memukul-mukul kasur. Selain itu, kamar di pondok pesantren biasanya terdapat satu kasur yang digunakan oleh lebih dari satu orang, sehingga lingkungan tersebut cocok sebagai habitat TDR. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kepadatan TDR di pondok pesantren yang akan dibandingkan dengan kepadatan di rumah warga sekitarnya di Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang penelitian di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian: 1. Bagaimana kepadatan TDR di Pondok Pesantren Al- Fataa yang ada di Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta? 2. Bagaimana kepadatan TDR di rumah warga yang ada di Kampung Dukuhan, Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta? 3. Bagaimana perbandingan antara kepadatan TDR di Pondok Pesantren Al-Fataa dengan rumah warga yang ada di Kampung Dukuhan, Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta?

5 C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui kepadatan TDR di Pondok Pesantren Al- Fataa yang ada di Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta. 2. Mengetahui kepadatan TDR di rumah warga yang ada di Kampung Dukuhan, Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta. 3. Membandingkan kepadatan TDR di Pondok Pesantren Al-Fataa dengan rumah warga yang ada di Kampung Dukuhan, Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Menyediakan informasi mengenai kepadatan TDR di wilayah Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta. 2. Sebagai penelitian pendahuluan bagi peneliti lain yang akan mengembangkan penelitian tentang TDR di D.I. Yogyakarta. 3. Membantu masyarakat dalam pencegahan penyakit alergi yang disebabkan oleh TDR.

6 E. Keaslian Penelitian Penelitian mengenai TDR telah banyak dilakukan di berbagai negara, namun penelitian ini masih jarang dilakukan di Indonesia. Beberapa penelitian mengenai TDR yang pernah dilakukan di Indonesia adalah: 1. Identifikasi spesies dan kepadatan tungau debu rumah di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (Silalahi, 2011). Perbedaan dengan penelitian ini adalah penelitian tersebut tidak membandingkan antara kepadatan TDR di pondok pesantren dengan rumah warga. 2. Hubungan kepadatan tungau debu rumah dengan derajat penyakit dermatitis atopik di Semarang (Hadi, 2002). Perbedaan dengan penelitian ini adalah lokasi penelitian dan penelitian tersebut tidak membandingkan antara kepadatan TDR di pondok pesantren dengan rumah warga. 3. Hubungan ketinggian tempat (altitude) terhadap kepadatan tungau debu rumah (house dust mites) di Daerah Yogyakarta (Kusuma, 2011). Perbedaan dengan penelitian ini adalah penelitian tersebut tidak membandingkan antara kepadatan TDR di pondok pesantren dengan rumah warga.