BAB II KAJIAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Minat Berwirausaha a. Pengertian Minat Minat merupakan suatu persoalan yang objeknya berwujud serta dapat menimbulkan dampak yang positif dan tidak jarang pula menimbulkan dampak yang negatif. Minat dapat dikatakan erat hubungannya dengan kepribadian seseorang. Hal ini senada dengan pendapat Slameto (2003:180) yang menyatakan bahwa : Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa memiliki minat terhadap suatu subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek tertentu. Sejalan dengan pengertian di atas menurut Djaali (2007:121) menyatakan bahwa: Minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan suatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya. Belajar suatu kegiatan hendaknya diikuti dengan minat yang timbul dari diri siswa terlebih dahulu sehingga siswa dapat memperhatikan dan mengenang apa yang diperhatikan. Slameto (2003:180) mengungkapkan bahwa Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk 15

2 memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai rasa senang. Gunarso (1985:57), mengartikan bahwa minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan dengan sikap, individu yang berminat terhadap suatu obyek akan mempunyai kekuatan atau dorongan untuk melakukan seorangkaian tingkah laku untuk mendekati atau mendapatkan objek tersebut. Minat tersebut apabila sudah terbentuk pada diri seseorang maka cenderung menetap sepanjang objek minat tersebut efektif baginya, sehingga apabila objek minat tersebut tidak efektif lagi maka minatnya pun cenderung berubah. Minat menurut Chaplin (1995:117) merupakan suatu sikap yang kekal, mengikutsertakan perhatian individu dalam memilih obyek yang dirasakan menarik bagi dirinya dan minat juga merupakan suatu keadaan dari motivasi yang mengarahkan tingkah laku pada tujuan tertentu. Berdasarkan beberapa pendapat di atas minat merupakan suatu perhatian khusus terhadap suatu hal tertentu yang tercipta dengan penuh kemauan. Minat dapat dikatakan sebagai dorongan kuat bagi seseorang untuk melakukan segala sesuatu dalam mewujudkan pencapaian tujuan dan cita-cita yang menjadi keinginannya. Dirasakan berguna bagi kebutuhan hidupnya sebagai pelepasan dirinya dari bahaya. Minat berarti Individu akan menaruh minat 16

3 terhadap suatu aktivitas manakala aktivitas itu dirasakannya akan berguna, dengan kata lain minat individu timbul manakala itu kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Muhibbin Syah (2002:136) mengungkapkan, bahwa minat tidak termasuk istilah populer dalam psikologi, karena ketergantungan yang banyak pada faktor-faktor internal lainnya seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan pengetahuan. Siswa yang memiliki minat pada suatu bidang akan memusatkan perhatiannya lebih banyak dari pada siswa lain yang tidak memiliki minat pada bidang tersebut. Slameto (2003:180) mengungkapkan bahwa minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya. Minat dapat dibentuk dan ditumbuhkan oleh pengaruh lingkungan sekitarnya. Hal ini menggambarkan bahwa minat dapat ditumbuhkan dan dikembangkan. Minat tidak akan muncul dengan sendirinya secara tiba-tiba dari dalam diri individu. Minat dapat timbul pada diri seseorang melalui proses. Adanya perhatian dan interaksi dengan lingkungan, maka minat tersebut dapat berkembang. Minat ini biasanya muncul ditandai dengan adanya motivasi, perhatian, dan ketertarikan. 1) Motivasi Motivasi menurut Sumadi Suryabrata (2002:70) adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk 17

4 melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai sesuatu tujuan. Djaali (2007:101) mengemukakan Motivasi adalah suatu kondisi fisiologis dan pikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mengatur tindakannya dengan cara tertentu. 2) Perhatian Perhatian menurut Slameto (2010:105) adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan pemilihan rangsangan yang datang dari lingkungannya. Perhatian menurut Winkel (2000:183) dapat berarti sama dengan konsentrasi, dapat pula menunjuk pada minat momentan, yaitu perasaan tertarik pada suatu masalah yang sedang dipelajari, dengan demikian maka apa yang diperhatikan akan betul-betul disadari oleh individu dan akan betul-betul jelas bagi individu yang bersangkutan. Berdasarkan uraian di atas perhatian dan kesadaran akan mempunyai korelasi positif, yaitu semakin diperhatikan suatu obyek akan semakin disadari obyek itu dan semakin jelas bagi individu. 3) Ketertarikan Ketertarikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sikap seseorang mengenai suatu obyek di mana ketertarikan meliputi evaluasi sepanjang suatu dimensi yang berkisar dari sangat suka hingga sangat tidak suka. Ada tiga teori tentang ketertarikan, yaitu (1) Teori cognitive, yakni menekankan pada proses berpikir tentang dasar yang menentukan tingkah laku. (2) 18

5 Teori Reinforcement (penguatan), yakni teori yang mengakar pada teori belajar yang menginterpretasikan ketertarikan sebagai suatu respon yang dipelajari. (3) Teori Interaktionist, beranggapan bahwa setiap orang dirangsang untuk tertarik pada orang lain. b. Pengertian Wirausaha Wirausaha memiliki arti menjalankan usaha. Menurut Meredith, dkk (2002: 5) dikatakan bahwa: wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan guna mengambil keuntungan dari padanya dan mengambil yang tepat guna memastikan sukses. Konteks manajemen pengertian wirausaha yang dikutip oleh Suryana (2001: 5) dikatakan bahwa: wirausaha adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan sumber daya seperti finansial (money), bahan mentah (materials), dan tenaga kerja (labors), untuk menghasilkan suatu produk baru, bisnis baru, proses produksi atau pengembangan organisasi usaha. Suryana (2001: 6) mengatakan bahwa: wirausaha adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide dan meramu sumber daya untuk melakukan peluang (apportunity) dan perbaikan (preparation) hidup. Wirausaha menurut pendapat Buchari Alma (2009: 24). Wirausaha adalah oarang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku. Orang tersebut melakukan kegiatannya melalui organisasi bisnis yang baru ataupun bisa pula dilakukan dalam organisasi bisnis yang sudah ada. 19

6 Lambing (2003:24) mendifinisikan wirausaha sebagai seseorang yang dapat bertindak kreatif untuk membuat sesuatu yang baru, baik berupa produk, proses, pemasaran, bentuk organisasi, atau sumber daya yang baru. Kewirausahaan menciptakan suatu kesempatan tanpa adanya bekal sumber daya sebelumnya atau menciptakan kesempatan dengan sumber daya yang masih kurang. Kewirausahaan memerlukan visi, tekad dan komitmen untuk memimpin orang lain dalam upaya mewujudkan visi tersebut. Kewirausahaan juga mempunyai keberanian untuk mengambil resiko yang telah diperhitungkan sebelumnya. Definisi ini dijadikan dasar awal untuk mengartikan wirausaha, maka wirausaha dapat diartikan sebagai orang yang kreatif dan berani mengambil resiko, dan sebagai orang yang berani menghadapi tantangan. Istilah enterpreneur yang diterjemahkan dengan kata wirausaha menurut Zimmerer (2008: 14) adalah: An enterpreneur is one who creates a new business in the face if risk and certainly for the purpose of achieving profit and growth by identyfying opportunities and assembling the necessary resources to capitalize on those opportunities. (seorang wirausaha adalah seseorang yang menciptakan sebuah bisnis baru dengan mengambil resiko ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang melalui kombinasi sumber-sumber daya yang diperlukan untuk mendapatkan manfaatnya.) 20

7 Istilah enterpreneur yang lain menurut histrch dan Peters (2010: 6) adalah Enterpreneurship is the process of creating something new with value by devoting the necessary time and effort; assuming the accompanying financial, pychic, and social risks and uncertainties; and receiving the resulting rewards of monetary and personal satisfaction. (Proses menciptakan sesuatu yang baru dengan nilai dalam jangka waktu tertentu dan usaha yang dilakukan dengan asumsi risiko keuangan, psikis, dan risiko sosial yang menyertai serta ketidakpastian, dan memperoleh penghargaan yang dihasilkan.) Mengacu beberapa difinisi diatas seseorang yang memiliki kepribadian unggul dan mempunyai kemampuan untuk melihat kesempatan dan peluang-peluang bisnis dengan memanfaatkan sumbersumber yang ada dengan mengoptimalkan kemampuan sendiri guna mengambil tindakan yang tepat dan untuk memanfatkan peluang usaha yang ada, merupakan pengertian tentang wirausaha. c. Technopreneurship Istilah yang sering digunakan dalam artikel ilmiah untuk mendefinisikan kewirausahaan teknologi, yaitu technology entrepreneurship, technical entrepreneurship, technoentrepreneurship, technopreneurship, dan sebagainya. Kewirausahaan teknologi dari beberapa definisi tersebut, dipilih tiga terpenting. Dorf dan Byers (2005:173) mendefinisikan Kewirausahaan teknologi sebagai gaya kepemimpinan bisnis, yang meliputi: kemampuan dalam mengidentifikasi potensi tinggi dan peluang usaha intensif di bidang teknologi, mengumpulkan sumber daya seperti bakat dan modal, dan 21

8 mengelola pertumbuhan yang cepat dan resiko yang signifikan menggunakan prinsip keterampilan pengambilan keputusan. Usaha di bidang teknologi mengandalkan terobosan kemajuan dalam ilmu dan bidang teknik untuk mengembangkan produk yang lebih baik dan memberikan pelayanan untuk pelanggan. Para pelaku usaha di bidang teknologi menunjukkan fokus, semangat, dan ambisi untuk sukses. Inti technopreneurship berasal dari kata teknologi dan entrepreneur yang berarti berwirausaha dengan pendekatan teknologi. Amir Sambodo (2004:56) mengungkapkan kewirausahaan yang disentuh dengan teknologi dapat menghasilkan suatu produk yang lebih unggul, seperti Tirto Utomo yang berhasil memadukan teknologi dengan kewirausahaan sehingga dapat menciptakan produk biasa menjadi luar biasa, yaitu menciptakan air minum mineral yang telah dikemas. Technopreneur haruslah seseorang yang memiliki wawasan yang luas tentang teknologi, sehingga dapat memanfaatkan teknologi yang dikuasainya dan mengaplikasikan untuk menjadi suatu produk yang layak jual. Seorang technopreneur mampu menemukan jalan keluar dengan memanfaatkan teknologi, ini berarti mereka mampu melihat peluang yang kecil dengan mengandalkan inovasi teknologi. Technopreneur juga harus mengembangkan teknologi dengan melakukan penelitian dan evaluasi mengenai teknologi yang mereka gunakan agar produk yang dihasilkan selalu mengalami perbaikan. Pengembangan 22

9 teknologi harus selalu dilakukan secara terus menerus agar mereka mampu mengikuti perkembangan permintaan pasar yang selalu saja berubah. Penguasaan teknologi tidak hanya sebatas sebagai penghasil suatu produk tetapi juga dapat digunakan untuk mengeksploitasi teknologi dan memanfaatkannya semaksimal mungkin. Kusnayanto Kadiman (2003:59) berpendapat bahwa Technopreneur adalah para pelaku usaha yang mengembangkan bisnisnya dengan mengandalkan kemampuan di dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Seorang technopreneur harus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai dasar pijakan untuk usahanya. Ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut digunakan sebagai langkah untuk menghasilkan suatu inovasi di dalam menghasilkan produk atau jasa. Ilmu pengetahuan dan teknologi dapat memberikan inspirasi untuk selalu melakukan hal yang kreatif guna menghasilkan suatu produk dan jasa yang dibutuhkan oleh permintaan pasar. Taufik Hasan (2003:43) berpendapat bahwa. Technopreneur adalah seseorang yang berani dan siap menghadapi resiko, memiliki pandangan kedepan, memiliki pengertian yang baik tentang teknologi, mampu berusaha mengambil keuntungan dari implementasi dan penggunaan teknologi baru, melihat peluang dan memanfaatkan kemampuan. Orang yang memiliki modal yang besar dan memiliki keberanian mengambil resiko belum cukup untuk menjadi technopreneur, seorang technopreneur harus memiliki kemampuan penguasaan teknologi dan implementasikan ke dalam usaha yang 23

10 dijalaninya. Seorang yang hanya berwirausaha biasa-biasa saja tidak akan mampu bertahan lama dalam dunia usaha yang semakin hari semakin ketat persaingannya. Seorang pengusaha harus mampu menghasilkan suatu produk yang mempunyai nilai lebih merupakan jalan keluar agar seseorang mampu bertahan dalam bersaing dunia usaha di era global. Berdasarkan beberapa teori di atas technopreneurship adalah kewirausahaan berbasis teknologi yang berarti bahwa inovasi yang dilakukan erat kaitannya dengan teknologi. Kemampuan technopreneur meliputi bagaimana dia memanfaatkan teknologi untuk menghasilkan produk dan jasa, tentu saja semuanya itu harus didukung dengan pengembangan dan penelitian dalam bidang teknologi dan digabungkan dengan semangat kewirausahaan. d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha Purmiyati (2004) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa SMK untuk berwirausaha adalah faktor eksternal dan faktor internal. Faktor-faktor internal paling dominan yang dapat mempengaruhi siswa SMK berwirausaha adalah kepribadian, motivasi, motif persahabatan, pengetahuan dan keinginan ntuk memperbaiki. Sedangkan faktor eksternal yang paling mendominasi siswa SMK untuk berwirausaha adalah lingkungan keluarga, status social ekonomi orang tua, jabatan pekerjaan serta tinkat kesuburan daerah yang dibesarkan. 24

11 Dua macam faktor pendorong minat berwirausaha yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern terdiri dari kepribadian kemauan, pengalaman, motivasi, kreativitas, pengetahuan persepsi dan lain sebagainya. Faktor ekstern terdiri dari pemodalan, keadaan politik dan ekonomi, keadaan lingkungan dan kndisi kebudayaan. 2. Prestasi Belajar Prestasi adalah suatu bukti usaha siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah yang dapat diukur dengan alat atau tes. W.S. Winkel (2009:51) mengemukakan bahwa: Prestasi adalah bukti suatu usaha siswa yang dapat dicapai oleh siswa dalam waktu tertenu dan dapat diukur dengan suatu alat/tes. Dengan diketahuinya prestasi belajar maka seorang guru dapat mengetahui tingkat penguasaan materi dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan mengembangkan bahan ajar. Prestasi merupakan keseluruhan hasil belajar yang dicapai oleh siswa selama mengikuti kegiatan belajar-mengajar yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru bidang studi yang bersangkutan, dalam hal ini guru Mata Diklat Merakit dan Mengoperasikan Komputer. Menurut Sumadi Suryabrata (2007:297), Prestasi Belajar adalah nilai-nilai yang merupakan bentuk perumusan akhir yang diberikan oleh guru terkait dengan kemajuan Prestasi Belajar siswa selama waktu tertentu. Prestasi Belajar merupakan cerminan hasil belajar yang diperoleh siswa selama mengikuti kegiatan belajar-mengajar yang kemudian dirumuskan atau ditunjukkan dengan nilai-nilai yang diberikan oleh guru mata diklat yang bersangkutan. 25

12 Prestasi Belajar erat kaitannya dengan penguasaan pengetahuan dan keterampilan, semakin tinggi Prestasi Belajar yang diperoleh siswa, maka semakin tinggi pula penguasaan pengetahuan dan keterampilannya dalam mata diklat tertentu. Hal ini dilihat melalui nilai tes yang diberikan oleh guru mata diklat yang bersangkutan. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:895), Prestasi Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Prestasi Belajar menurut beberapa pengertian diatas adalah bukti usaha yang diperoleh siswa selama kurun waktu tertentu, dalam hal ini diimbangi dengan peningkatan penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang ditunjukkan dari nilai tes yang diberikan oleh guru yang bersangkutan. Berdasarkan pendapat di atas bahwa semakin banyak keterampilan yang dikuasai oleh siswa, semakin tinggi pula minat berwirausahanya, salah satu keterampilan tersebut adalah keterampilan elektronika. Keterampilan elektronika yang didapat siswa kompetensi keahlian elektronika industri di SMK sangatlah banyak, salah satunya adalah keterampilan dalam hal dasar merakit dan mengoperasikan komputer. Keterampilan merakit dan mengoperasikan komputer diperoleh siswa melalui Mata Diklat merakit dan mengoperasikan komputer. Diharapkan dengan diterapkannya Mata Diklat merakit dan mengoperasikan 26

13 komputer, siswa SMK mempunyai bekal untuk membuka usaha mandiri di bidang elektronika. 3. Pengetahuan Tentang Dunia Usaha Punaji Setyosari (2010:2) menjelaskan, pengetahuan adalah segala sesuatu yang telah dikenali atau diketahui dan kesimpulan yang ditarik dari hal-hal yang dikenali oleh manusia. Menurut Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer (1991:1507) pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui atau akan diketahui berkenaan dengan sesuatu hal. Berdasarkan beberapa pendapat di atas pengetahuan adalah segala sesuatu yang tertanam pada pikiran seseorang mengenai objek yang ada di sekelilingnya. Objek dapat terbentuk dan tertanam pada pikiran seseorang bila ia memiliki kesadaran dan perhatian terhadap objek. Pengetahuan tentang dunia usaha dapat diperoleh melalui pendidikan kewirausahaan, materi kewirausahaan dapat disampaikan sesuai dengan kurikulum SMK. Kurikulum SMK telah memasukkan pendidikan kewirausahaan yang mempelajari nilai, kemampuan dan perilaku seseorang dalam berkreasi dan berinovasi. Praktik langsung ke lapangan usaha juga dapat meningkatkan pengetahuan kewirausahaan. Suryana (2006:3) menjelaskan, selain kemampuan, kewirausahaan juga harus memiliki pengetahuan tentang dunia usaha. Pengetahuan yang harus dimiliki wirausaha meliputi (1) pengetahuan mengenai usaha yang akan dirintis dan lingkungan usaha yang ada, (2) pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab, (3) pengetahuan tentang manajemen dan organisasi 27

14 bisnis. Sirod Hantoro (2005:37) mengungkapkan, dalam kehidupan seharihari, wirausahawan harus pandai bergaul sehingga dapat mengenal pribadi orang lain. Berikut perlu diperhatikan oleh wirausahawan agar memperoleh kawan yang baik dan dapat bergaul secara efektif: (1) wirausaha hendaknya menghormati kepentingan orang lain dengan memberikan kesempatan untuk maju, (2) wirausaha hendaknya menghargai pendapat orang lain, (3) wirausaha seyogyanya menghargai pendapat orang lain, (4) wirausaha hendaknya memberikan pelayanan yang baik ketika orang lain membutuhkan pelayanan, (5) selain itu, wirausahawan hendaknya mempunyai penampilan yang menyenangkan orang lain. Suryana (2006:67) berpendapat, keberhasilan seseorang wirausaha ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu: (1) kemampuan dan kemauan. Orang yang tidak memiliki kemampuan tetapi banyak kemauan dan orang yang memiliki kemauan tetapi tidak memiliki kamampuan, keduanya tidak akan menjadi wirausaha yang sukses, (2) tekad yang kuat dan kerja keras. Orang yang memiliki tekad yang kuat tetapi tidak mau bekerja keras dan orang yang suka bekerja keras tetapi tidak memiliki tekad yang kuat, keduanya tidak akan menjadi wirausaha yang sukses, (3) mengenal peluang yang ada dan berusaha meraihnya ketika ada kesempatan. Suryana (2006:68) mengemukakan beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan berwirausaha antara lain, tidak kompeten dalam manajerial, kurang berpengalaman baik dalam kemampuan teknik, kemampuan memfisualisasi usaha, kemampuan mengkoordinasikan, 28

15 keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan, kurang dapat mengendalikan keuangan, gagal dalam perencanaan, lokasi yang kurang memadai, kurangnya pengawasan mengenai kewirausahaan. Berdasarkan beberapa pendapat diatas pengetahuan kewirausahaan dapat diartikan sebagai segala sesuatu hal yang diketahui tentang aspekaspek kewiraushaan yang terbentuk dan tertanam pada pikiran seseorang secara sadar. Pengetahuan kewirausahaan yang diperoleh siswa dari proses pembelajaran di sekolah melalui materi-materi pembelajaran maupun dari sumber lainnya, diharapkan dapat memberikan gambaran dan bekal mengenai kewirausahaan yang nantinya dapat dijadikan bahan pertimbangan siswa untuk menentukan masa depannya dan diharapkan dapat mendorong siswa untuk berwirausaha. 4. Lingkungan Tempat Tinggal Dalyono (2001:137) menjelaskan bahwa lingkungan dapat dibagi menjadi tiga bagian sebagai berikut. a. Lingkungan alam atau luar (external or physical environment) ialah segala sesuatu yang ada dalam dunia ini yang bukan manusia seperti rumah, tumbuh-tumbuhan, air, iklim, hewan. b. Lingkungan dalam (internal environment) ialah segala sesuatu yang termasuk lingkungan luar atau alam. 29

16 c. Lingkungan sosial atau masyarakat (sosial environment) ialah semua orang atau manusia lain yang mempengaruhi kita seperti keluarga, teman sekolah. Dewa Ketut Sukardi (2008:61) berpendapat Perilaku manusia tergantung atas dua hal yaitu kepribadian dan lingkungan tempat manusia hidup. Dalyono (2001:135) mengatakan bahwa: Secara fisiologis lingkungan meliputi segala kondisi dan meterial jasmaniah di dalam tubuh seperti gizi, vitamin, air, zat asam, suhu, sistem saraf, peredaran darah, pernapasan, pencernaan makanan, kelenjar inokren sel-sel pertumbuhan dan kesehatan jasmani. Lingkungan secara psikologis yaitu mencakup segenap stimulasi yang diterima oleh individu mulai sejak dalam konsesi, kelahiran, sampai matinya. Stimulasi itu misalnya, sifat-sifat selera, keinginan perasaan, tujuan, minat kebutuhan, kerukunan, emosi, dan kapasitas intelektual. lingkungan secara sosiokultural yaitu mencakup segenap stimulasi, interaksi dan kondisi eksternal, dalam hubungannya dengan perlakuan apapun hanya orang lain, misalnya pola hidup keluarga, pergaulan kelompok, pola hidup masyarakat, belajar, pendidikan, pengajaran, bimbingan penyuluhan dan lain-lain. Kartini-Kartono (1995:35), berpendapat lingkungan adalah segala aspek segala fisik menyangkut material jasmaniah sedangkan gejala sosial berkaitan dengan interaksi dengan orang lain seperti keluarga dan masyarakat. Beberapa pendapat yang telah dijabarkan pengertian lingkungan tempat tinggal adalah lingkungan yang terdiri dari lingkungan tinggal 30

17 seperti orang tua, saudara, keluarga, serta lingkungan fisik atau lingkungan sosial misalnya tetangga atau masyarakat setempat. Lingkungan bisa berupa material dan stimulasi di dalam dan di luar individu, baik yang berupa fisiologis, psikologis, maupun sosiokultural, dimana untuk masingmasing lingkungan ini memiliki peran yang cukup penting untuk bersamasama mempengaruhi pola pikir manusia dalam bertindak. Hal ini menunjukkan bahwa Lingkungan Tempat Tinggal berhubungan dengan Minat Bewirausaha. B. Penelitian yang Relevan 1. Penelitian yang dilakukan oleh Nur Hidayah (2011) dengan judul Faktorfaktor yang mempengaruhi motivasi berwirausaha siswa kelas XII SMK Negeri bidang keahlian bisnis dan manajemen di daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara latar belakang keluarga terhadap minat berwirausaha, hal ini ditunjukkan dengan t hitung sebesar 6,300 lebih besar dari t tabel sebesar 1,960 pada taraf signifikansi 5%. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Heri Satmoko (2010) dengan judul Pengaruh Konsep Diri dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi UNY angkatan Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara pengetahuan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha, hal ini ditunjukkan dengan t hitung sebesar 3,787 lebih besar dari t tabel sebesar 1,960 pada taraf signifikansi 5%. 31

18 3. Penelitian yang dilakukan oleh Agus Lestari (2011) dengan judul Kontribusi Jiwa Kepemimpinan, Kreativitas Siswa, dan Prestasi Belajar Mata Diklat Dasar Perawatan dan Perbaikan Peralatan Listrik Rumah Tangga Terhadap Minat Technopreneurship Siswa Kelas XI Smk N 3 Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan Terdapat kontribusi yang signifikan antara Prestasi Belajar Mata Diklat DP3LRT terhadap Minat Technopreneurship Siswa Kelas XI SMK N 3 Yogyakarta, dengan kontribusi 8,99% dan sisanya 91,01% ditentukan oleh variabel lain ; 4) F hitung lebih besar dari pada F tabel atau 224,660 > 2,760. C. Kerangka Berpikir 1. Pengaruh prestasi belajar mata diklat merakit dan mengoperasikan komputer terhadap minat berwirausaha siswa SMK Muhammadiyah Prambanan Prestasi belajar adalah suatu hasil belajar yang merupakan perubahan tingkah laku baik berupa penugasan pengetahuan, keterampilan, maupun sikap yang ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru mata pelajaran berupa nilai akhir serta merupakan kriteria keberhasilan seseorang dalam proses belajar. Kompetensi keahlian elektronika dapat mengembangkan Pengetahuan, keterampilan maupun sikap siswa khususnya dalam bidang elektronika. Kompetensi ini berisi tentang merakit dan mengoperasikan komputer yang erat kaitannya dengan dunia wirausaha. Pencapaian prestasi belajar yg tinggi akan menimbulkan perasaan senang dan ketertarikan siswa untuk menerapkan ilmu yang telah 32

19 diperoleh di sekolah dengan menggeluti wirausaha salah satunya dengan membuka usaha mandiri dibidang elektronika. Siswa yang mempunyai prestasi belajar tinggi biasanya mempunyai minat berwirausaha yang tinggi. Begitu pula sebaliknya jika prestasi belajar rendah, maka minat wirausahanya rendah. 2. Pengaruh pengetahuan tentang dunia usaha terhadap minat berwirausaha siswa SMK Muhammadiyah Prambanan Pengetahuan adalah segala apa yang diketahui tentang suatu obyek tertentu yang diperoleh dari orang lain, pengalaman diri sendiri maupun dari suatu obyek yang diamati melalui proses belajar. Pengetahuan kewirausahaan dapat diartikan segenap apa yang diketahui tentang pekerjaan wirausaha yang terbentuk dan tertanam pada pikiran seseorang secara sadar. Pengetahuan kewirausahaan diperoleh melalui media televisi, radio, buku-buku, surat kabar, kunjungan ke perpustakaan, pengamatan langsung terhadap orang-orang yang melakukan kegiatan kewirausahan dan lain sebagainya. Pengetahuan kekewirausahaan siswa juga dapat diperoleh melalui kunjungan dan pengamatan secara langsung, kunjungan maupun pengamatan secara langsung terhadap proses produksi pada perusahaan, seorang wirausahawan akan memberikan tidak hanya pengetahuan tetapi juga pengalaman yang menarik tentang dunia wirausaha. Siswa dengan pengetahuan kewirausahaan yang luas diduga memiliki kecenderungan positif dalam hal minat berwirausaha. 33

20 3. Pengaruh lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha siswa SMK Muhammadiyah Prambanan Sebagian besar waktu siswa dihabiskan bersama keluarga dalam masyarakat. Masyarakat secara langsung akan berpengaruh dalam pembentukan karakter individu yang ada di dalamnya. Keadaan lingkungan tempat tinggal berhubungan dengan jenis pekerjaan yang umumnya ditekuni oleh masyarakatnya. Jenis pekerjaan yang ditekuni sesuai dengan kondisi geografis atau potensi yang dimiliki oleh daerah tersebut. Masyarakat cenderung akan menekuni bidang pekerjaan dengan mengandalkan potensi dan keadaan lingkungan yang sudah tersedia. Masyarakat dengan pola hidup di lingkungan industri menggantungkan hidup dengan bekerja di sektor industri, dan masyarakat di lingkungan pertanian, hidup mereka mengandalkan hasil dari lahan pertanian, sehingga mata pencaharian masyarakat juga tidak akan lepas dari sektor pertanian. 4. Pengaruh prestasi belajar mata diklat merakit dan mengoperasikan komputer, pengetahuan tentang dunia usaha, dan lingkungan keluarga secara bersama-sama terhadap minat berwirausaha siswa SMK Muhammadiyah Prambanan Meningkatnya angka pengangguran yang berasal dari lulusan SMK salah satunya disebabkan masih tergantungnya pada ketersediaan lapangan pekerjaan. Lulusan SMK yang proses pendidikannya didesain untuk terjun langsung di dunia kerja, harus marubah orientasi dari pencari menjadi pencipta lapangan kerja. 34

21 Kompetensi keahlian elektronika diajarkan kepada siswa SMK agar siswa mendapatkan penguasaan, pengetahuan dan keterampilan. Proses pembelajaran ini akan mendekatkan siswa pada dunia wirausaha. Prestasi belajar yang tinggi akan menimbulkan rasa senang siswa terhadap kompetensi keahlian elektronika khususnya merakit dan mengoperasikan komputer dan secara tidak langsung akan menimbulkan perhatian dan ketertarikan siswa terhadap wirausaha. Pengetahuan tentang wirausaha merupakan apa yang diketahui tentang pekerjaan wirausaha. Pengetahuan kewirausahaan dapat diperoleh melalui orang lain, pengalaman pribadi, maupun dari objek yang diamati. Seorang wirausahawan akan memberikan pengalaman yang menarik tentang dunia wirausaha sehingga siswa yang memiliki pengetahuan kewirausahaan luas akan mempunyai kecenderungan positif dalam hal minat berwirausaha. Peran keluarga dalam kaitannya dengan minat berwirausaha siswa juga tidak bisa dianggap sebelah mata. Keluarga sebagai kelompok individu terkecil secara langsung akan berpengaruh dalam pembentukan karakter individu didalamnya. Masyarakat cenderung akan menekuni bidang pekerjaan dengan mengandalkan potensi dan keadaan lingkungan yang sudah tersedia. Komponen-komponen yang penting untuk menumbuhkan minat berwirausaha pada siswa antara lain prestasi belajar, pengetahuan tentang berwirausaha dan lingkungan keluarga. 35

22 D. Hipotesis Penelitian 1. Terdapat pengaruh prestasi belajar mata diklat merakit dan mengoperasikan komputer terhadap minat berwirausaha siswa SMK Muhammadiyah Prambanan. 2. Terdapat pengaruh pengetahuan tentang dunia usaha terhadap minat berwirausaha siswa SMK Muhammadiyah Prambanan. 3. Terdapat pengaruh lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha siswa SMK Muhammadiyah Prambanan. 4. Terdapat pengaruh prestasi belajar mata diklat merakit dan mengoperasikan komputer, pengetahuan tentang dunia usaha, dan lingkungan keluarga secara bersama-sama terhadap minat berwirausaha siswa SMK Muhammadiyah Prambanan. 36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan berikut. Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat diambil kesimpulan sebagai 1. Minat berwirausaha siswa kelas XI dan XII SMK Muhammadiyah Prambanan Sleman memiliki

Lebih terperinci

School of Communication & Business Telkom University

School of Communication & Business Telkom University MEMULAI BISNIS DENGAN ADMINISTEASI BISNIS Week-12 By: Ida Nurnida Contents Pemahaman Wirausaha & Kewirausahaan Wirausaha Sebagai Profesi Memulai Bisnis Baru Memulai Bisnis dengan Administrasi ENTREPRENEURSHIP

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. penelitian dengan judul Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan

BAB II URAIAN TEORITIS. penelitian dengan judul Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Amelia (2009), melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Kemandirian Pribadi Terhadap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ulina (2008) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ulina (2008) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Ulina (2008) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Keberhasilan Usaha Baru (Studi Kasus pada Crispo Accessories Grand Palladium

Lebih terperinci

A. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA

A. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA A. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA B. ANALISIS SITUASI Menjadi wirausaha yang handal tidaklah mudah. Tetapi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsep diri adalah berkaitan dengan ide, pikiran, kepercayaan serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsep diri adalah berkaitan dengan ide, pikiran, kepercayaan serta BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Konsep Diri 2.1.1 Pengertian Konsep Diri Konsep diri adalah berkaitan dengan ide, pikiran, kepercayaan serta keyakinan yang diketahui dan dipahami oleh individu tentang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. a. Pengertian Koperasi Sekolah

BAB II KAJIAN TEORI. a. Pengertian Koperasi Sekolah 15 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Koperasi Sekolah a. Pengertian Koperasi Sekolah Koperasi merupakan organisasi yang telah banyak dikenal oleh hampir seluruh lapisan masyarakat, namun pada kenyataannya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. 1. Tinjauan Tentang Minat Belajar Sejarah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. 1. Tinjauan Tentang Minat Belajar Sejarah A. Tinjauan Pustaka BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 1. Tinjauan Tentang Minat Belajar Sejarah a. Pengertian Minat Manusia adalah makhluk berpikir (homo sapiens), memiliki keinginan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Riyanti, 2003:21), kata entrepreneur berasal dari kata kerja entreprende. Kata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Riyanti, 2003:21), kata entrepreneur berasal dari kata kerja entreprende. Kata BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 URAIAN TEORITIS 2.1.1 Wirausaha Kata wirausaha dalam bahasa Indonesia adalah padanan kata bahasa Perancis entrepreneur, yang sudah dikenal sejak abad ke 17. Menurut Holt (dalam

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Inovation Management

Entrepreneurship and Inovation Management Modul ke: Entrepreneurship and Inovation Management KEWIRAUSAHAAN DAN KARAKTER WIRAUSAHA (ENTREPRENEUR) Fakultas Ekonomi Dr Dendi Anggi Gumilang,SE,MM Program Studi Pasca Sarjana www.mercubuana.ac.id 1.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Enterpreneurship atau Kewirausahaan. nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (startup phase) atau

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Enterpreneurship atau Kewirausahaan. nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (startup phase) atau 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Enterpreneurship atau Kewirausahaan Suryana (2003) menyatakan bahwa istilah kewirausahaan dari terjemahan entrepreneurship, yang dapat diartikan sebagai the backbone

Lebih terperinci

Oleh kelompok 2 : Fatmasari Endayani Sagita Sukma Nur Avni Rozalia Ami Angelia P.

Oleh kelompok 2 : Fatmasari Endayani Sagita Sukma Nur Avni Rozalia Ami Angelia P. Oleh kelompok 2 : Fatmasari Endayani 115030200111011 Sagita Sukma 115030201111011 Nur Avni Rozalia 115030207111070 Ami Angelia P. 115030207111060 Wirausaha berperan sebagai penggerak, pengendali, dan pemacu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, I. PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal mengenai gambaran umum penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah,

Lebih terperinci

Instrumen Bimbingan dan Konseling Bidang Pribadi-Sosial WAWANCARA Variabel: Kepercayaan Diri

Instrumen Bimbingan dan Konseling Bidang Pribadi-Sosial WAWANCARA Variabel: Kepercayaan Diri Instrumen Bimbingan dan Konseling Bidang Pribadi-Sosial WAWANCARA Variabel: Kepercayaan Diri A. Wawancara Wawancara menurut Purwoko (2007: 36) adalah suatu teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wayan Nugroho,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wayan Nugroho,2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting bagi kehidupan suatu bangsa. Melalui pendidikan ini manusia dapat mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan vokasi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan vokasi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan vokasi yang bertujuan menyiapkan peserta didik menjadi manusia yang terampil, mandiri, dan juga produktif yang langsung

Lebih terperinci

Paradigma umum adalah paradigma yang dimiliki oleh seorang pegawai atau pekerja. Bekerja Penghasilan Rencana Masa Depan

Paradigma umum adalah paradigma yang dimiliki oleh seorang pegawai atau pekerja. Bekerja Penghasilan Rencana Masa Depan BAB II PARADIGMA WIRAUSAHA PELAJAR SMK Pengetahuan tentang wirausaha di kalangan pelajar SMK saat ini sangat minim, hal ini disebabkan karena SMK dibuat untuk mencetak lulusan-lulusan yang siap bekerja.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. pejuang. Sedangkan usaha artinya kegiatan yang dilakukan terus-menerus dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. pejuang. Sedangkan usaha artinya kegiatan yang dilakukan terus-menerus dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Karakteristik Kewirausahaan 2.1.1.1 Pengertian Kewirausahaan Secara harfiah wira artinya utama, gagah, luhur, berani, teladan

Lebih terperinci

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN 1 PENDAHULUAN Jika dahulu kewirausahaan merupakan bakat bawaan sejak lahir dan diasah melalui pengalaman langsung di lapangan, maka sekarang ini paradigma tersebut telah

Lebih terperinci

Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Karakteristik : Wirausaha vs Kewirausahaan, Sikap Dasar Wirausaha,Kemampuan Dasar : Evaluasi peluang networking, skill

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Pengertian Kewirausahaan Ilmu kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang niilai, kemampuan (ability) dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan

Lebih terperinci

Kewirausahaan atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, membawa visi ke dalam kehidupan.

Kewirausahaan atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, membawa visi ke dalam kehidupan. EKO HANDOYO MEMBANGUN KADER PEMIMPIN BERJIWA ENTREPRENEURSHIP DAN BERWAWASAN KEBANGSAAN 12-12 2012 Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Kewirausahaan atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dalimunthe dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dalimunthe dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Menurut hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dalimunthe dengan judul penelitian Pengaruh Karakteristik Individu, Kewirausahaan, Gaya Kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap tahun jumlah penduduk di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Ini dikarenakan angka kelahiran lebih besar daripada angka kematian. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Minat Belajar 2.1.1.1 Pengertian Minat Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti dan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan tegnologi. menciptakan SDM yang berkualitas adalah melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti dan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan tegnologi. menciptakan SDM yang berkualitas adalah melalui pendidikan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan tegnologi yang terus berkembang pesat sekarang ini akan membawa dampak kemajuan diberbagai bidang kehidupan, oleh karena itu pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja di Indonesia. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran di

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja di Indonesia. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang banyak. Pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi tidak disertai dengan peningkatan jumlah lapangan

Lebih terperinci

04Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

04Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Modul ke: Fakultas 04Pasca Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan setiap peluang untuk sukses. Kewirausahaan adalah padanan kata dari entrepreneurship dalam bahasa

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan setiap peluang untuk sukses. Kewirausahaan adalah padanan kata dari entrepreneurship dalam bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kewirausahaan merujuk pada sifat, watak dan karakteristik yang melekat pada setiap individu yang memiliki kemauan keras untuk mewujudkan dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan Pembangunan Nasional Indonesia adalah mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Wirausahawan Memulai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Wirausahawan Memulai BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian yang dilakukan Fajrinur (2007) dengan judul penelitian Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil (Studi

Lebih terperinci

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) 2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) 2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Bab 4 Hakekat, Karakteristik dan Nilai-nilai Hakiki Kewirausahaan 1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) Mahasiswa dapat menjelaskan hakekat, karakteristik dan nilai-nilai hakiki kewirausahaan 2. Tujuan Instruksional

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS i HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat sarjana S-1 Diajukan oleh : DIYAH RETNO NING TIAS F

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Minat Wirausaha. untuk merasa tertarik pada bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung

BAB II LANDASAN TEORI. A. Minat Wirausaha. untuk merasa tertarik pada bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung BAB II LANDASAN TEORI A. Minat Wirausaha 1. Pengertian minat Minat adalah suatu kecenderungan yang menetap dalam diri individu untuk merasa tertarik pada bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Kajian tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

BAB II KAJIAN TEORI. Kajian tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar 10 BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori Kajian tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar siswa merupakan hasil belajar yang telah dicapai

Lebih terperinci

KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN DAN PROSES KEWIRAUSAHAAN Kelompok 1: Kelas D

KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN DAN PROSES KEWIRAUSAHAAN Kelompok 1: Kelas D KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN DAN PROSES KEWIRAUSAHAAN Kelompok 1: Kelas D 1. Dwi Putri Esthirahayu ( 105030201111006 ) 2. Shella Ekawati L ( 105030200111015 ) 3. Rizkya Haerani ( 105030201111001 ) 4. Nela

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang dimilikinya. Dengan bekerja, individu dapat melayani kebutuhan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang dimilikinya. Dengan bekerja, individu dapat melayani kebutuhan masyarakat, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu memerlukan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan untuk memilih dan bebas memilih jenis pekerjaan sesuai dengan minat dan kompetensi yang dimilikinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru,

BAB I PENDAHULUAN. menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wirausaha menurut bahasa adalah seorang yang berani berusaha secara mandiri dengan mengerahkan segala sumber daya dan upaya meliputi kepandaian mengenali produk baru,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi sekarang ini, kebutuhan hidup setiap orang semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi sekarang ini, kebutuhan hidup setiap orang semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi sekarang ini, kebutuhan hidup setiap orang semakin hari semakin meningkat, hal ini salah satu permasalahan yang membuktikan bahwa setiap

Lebih terperinci

PROFIL DAN FUNGSI WIRAUSAHA

PROFIL DAN FUNGSI WIRAUSAHA PROFIL DAN FUNGSI WIRAUSAHA OLEH: KELOMPOK 2 Fatmasari E. (115030200111011) Sagita Sukma (115030201111011) Nur Avni Rozalia (115030207111070) Ami Angelia Pratama Putri (115030207111060) KEMENTRIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja, dunia kerja yang semula menggunakan tenaga kerja manusia pada akhirnya

BAB I PENDAHULUAN. kerja, dunia kerja yang semula menggunakan tenaga kerja manusia pada akhirnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini negara Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang sedang mengalami perkembangan perekonomian, yaitu dari era pertanian menuju ke era industri dan jasa.

Lebih terperinci

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN 1 PENDAHULUAN Jika dahulu kewirausahaan merupakan bakat bawaan sejak lahir dan diasah melalui pengalaman langsung di lapangan, maka sekarang ini paradigma tersebut telah

Lebih terperinci

PENGARUH PRESTASI BELAJAR KEJURUAN DAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA JURUSAN TEKNIK PEMESINAN SMKN 3 YOGYAKARTA

PENGARUH PRESTASI BELAJAR KEJURUAN DAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA JURUSAN TEKNIK PEMESINAN SMKN 3 YOGYAKARTA PENGARUH PRESTASI BELAJAR KEJURUAN DAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA JURUSAN TEKNIK PEMESINAN SMKN 3 YOGYAKARTA Oleh: Irwan Dwis Hasta Setiyawan *), dan Setya Hadi, M.Pd. **) ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan meningkatnya penduduk Indonesia, saat ini sudah mencapai lebih dari 230 juta jiwa, bertambah pula kebutuhan pangan, papan, lapangan pekerjaan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori. 1. Pendapatan Orang Tua. a. Pendapatan. Wahyu Adji (2004: 3) mengatakan bahwa pendapatan atau

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori. 1. Pendapatan Orang Tua. a. Pendapatan. Wahyu Adji (2004: 3) mengatakan bahwa pendapatan atau BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pendapatan Orang Tua a. Pendapatan Wahyu Adji (2004: 3) mengatakan bahwa pendapatan atau income adalah uang yang diterima oleh seseorang dari perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. mencapai sesuatu yang dicita - citakan.. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang

BAB II KAJIAN TEORETIS. mencapai sesuatu yang dicita - citakan.. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1. Pentingnya Minat Belajar Kata minat dalam bahasa Inggris disebut interest yang berarti menarik atau tertarik. Minat adalah keinginan jiwa terhadap sesuatu

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. karena memiliki kemampuan kreatif dan inovatif (Suryana, 2010:2).

BAB II URAIAN TEORITIS. karena memiliki kemampuan kreatif dan inovatif (Suryana, 2010:2). BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengetahuan Kewirausahaan Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua orang terlahir dengan bakat berwirausaha, namun sifat-sifat kewirausahaan

BAB I PENDAHULUAN. semua orang terlahir dengan bakat berwirausaha, namun sifat-sifat kewirausahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia wirausaha menimbulkan ketertarikan tersendiri bagi orang-orang yang memiliki keinginan untuk memulai dan mengembangkan usahanya. Tidak semua orang terlahir dengan

Lebih terperinci

JURNAL. Oleh FARAH NURIKASARI NPM

JURNAL. Oleh FARAH NURIKASARI NPM PENGARUH PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN, KREATIVITAS, DAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG JURNAL Oleh FARAH NURIKASARI NPM.110401020036

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja kalah cepat dengan kenaikan jumlah lulusan. Sangat ironis bila kita

BAB I PENDAHULUAN. kerja kalah cepat dengan kenaikan jumlah lulusan. Sangat ironis bila kita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan kita telah berhasil menghasilkan lulusan dengan tanda lulus belajar untuk masuk ke pasar kerja namun sayangnya kenaikan jumlah lapangan kerja kalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi tantangan peningkatan mutu sumber daya manusia pada masa yang akan datang, bangsa Indonesia telah berusaha meningkatkan mutu sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bagi masyarakat modern saat ini memperoleh pendidikan merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bagi masyarakat modern saat ini memperoleh pendidikan merupakan suatu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bagi masyarakat modern saat ini memperoleh pendidikan merupakan suatu tuntutan yang mendasar, baik untuk mendapatkan pengetahuan ataupun dalam rangka mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan kejuruan. yang tujuan utamanya mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja andal dengan

BAB I. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan kejuruan. yang tujuan utamanya mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja andal dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan kejuruan yang tujuan utamanya mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja andal dengan mengutamakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penelitian Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai dengan saat ini jumlah angkatan kerja berbanding terbalik dengan kesempatan kerja yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya, dan belum sebanyak negara-negara lain yang telah. mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Jumlah entrepreneur

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya, dan belum sebanyak negara-negara lain yang telah. mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Jumlah entrepreneur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia jumlah wirausahawan masih sangat rendah, masyarakat Indonesia yang kreatif dan inovatif masih sangat sedikit jumlahnya, dan belum sebanyak negara-negara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) Pasal 3 mengenai

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) Pasal 3 mengenai 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah SMK Pasundan 1 Bandung merupakan Sekolah Menengah Kejuruan rumpun Bisnis dan Manajemen yang merupakan lembaga pendidikan yang terus berupaya menghasilkan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS XII SMK NASIONAL BERBAH TAHUN AJARAN 2012/2013

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS XII SMK NASIONAL BERBAH TAHUN AJARAN 2012/2013 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS XII SMK NASIONAL BERBAH TAHUN AJARAN 2012/2013 ARTIKEL Oleh: MARET ADI PURWANTO 08503244036 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 1. Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan a. Pengertian Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan Pengertian prestasi belajar menurut Sumadi Suryabrata

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Minat a. Definisi Minat Minat merupakan suatu persoalan yang obyeknya berwujud serta dapat menimbulkan dampak yang positif dan tidak jarang pula menimbulkan dampak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (entrepreneurship) sering sekali terdengar, baik dalam bisnis, seminar, pelatihan,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (entrepreneurship) sering sekali terdengar, baik dalam bisnis, seminar, pelatihan, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini istilah wirausaha (entrepreneur) dan kewirausahaan (entrepreneurship) sering sekali terdengar, baik dalam bisnis, seminar, pelatihan, program pemberdayaan sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia di era globalisasi ini menghadapi dua tantangan besar. Pertama, tantangan untuk mewujudkan stabilitas negara yang mantap meliputi unsur ideologi,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. yang siap akan tugas dan tanggung jawabnya. Mahasiswa dibina dengan

BAB II KAJIAN TEORI. yang siap akan tugas dan tanggung jawabnya. Mahasiswa dibina dengan BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Tinjauan Tentang Kesiapan Menjadi Guru Salah satu tugas pokok Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) adalah menyiapkan mahasiswa calon guru untuk menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dapat dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian negara. Keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dapat dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian negara. Keberadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Secara umum keberadan perusahaan kecil dan menengah (UKM) di negara-negara berkembang dapat dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian negara. Keberadaan UKM terbukti

Lebih terperinci

FUNGSI DAN MODEL PERAN KEWIRAUSAHAAN SERTA IDE DAN PELUANG DALAM KEWIRAUSAHAAN Kelompok 2: Kelas D

FUNGSI DAN MODEL PERAN KEWIRAUSAHAAN SERTA IDE DAN PELUANG DALAM KEWIRAUSAHAAN Kelompok 2: Kelas D FUNGSI DAN MODEL PERAN KEWIRAUSAHAAN SERTA IDE DAN PELUANG DALAM KEWIRAUSAHAAN Kelompok 2: Kelas D 1. Anis Yuliati ( 105030207111058 ) 2. Aris Dian Natalia ( 105030201111082 ) 3. Nita Ratnasari ( 105030201111111

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai Undang-Undang No. 20 tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai Undang-Undang No. 20 tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 menyatakan. bahwa: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara berpenduduk tinggi, sesuai data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Indonesia tahun 2014 dan 2015 sebesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan meningkat dan bervariasinya kebutuhan manusia. Hal tersebut mendorong tumbuhnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia memiliki hak untuk memilih jenis pekerjaan apa yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia memiliki hak untuk memilih jenis pekerjaan apa yang diinginkan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap individu selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satu cara untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia perlu untuk bekerja. Setiap manusia

Lebih terperinci

KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN. Oleh : Dhita Fajriastiti Sativa, S.Pd.

KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN. Oleh : Dhita Fajriastiti Sativa, S.Pd. KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN Oleh : Dhita Fajriastiti Sativa, S.Pd. APA YANG AKAN SAYA KERJAKAN??? DUNIA SEKOLAH---------DUNIA KERJA MEMPERSIAPKAN MENTAL PADA SETIAP ADA PERUBAHAN. THE FUTURE I WILL BE AN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. .Bertambah Orang. html, di akses pada tanggal 15 April 2016.

BAB I PENDAHULUAN. .Bertambah Orang. html, di akses pada tanggal 15 April 2016. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan dalam dunia kerja saat ini menjadi sangat ketat sementara masyarakat yang membutuhkan kerja semakin meningkat namun tidak disertai meningkatnya jumlah lapangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sementara lapangan pekerjaan yang ditawarkan juga terbatas, menuntut siswa

BAB I PENDAHULUAN. sementara lapangan pekerjaan yang ditawarkan juga terbatas, menuntut siswa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi, persaingan mencari kerja semakin kompetitif sementara lapangan pekerjaan yang ditawarkan juga terbatas, menuntut siswa dan kaum muda harus

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN. PERTEMUAN KETIGA UNIVERSITAS IGM BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si.

KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN. PERTEMUAN KETIGA UNIVERSITAS IGM BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si. KARAKTERISTIK PERTEMUAN KETIGA UNIVERSITAS IGM BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si. SUB POKOK BAHASAN MEMAHAMI KARAKTERISTIK CIRI-CIRI UMUM NILAI-NILAI HAKIKI CARA BERPIKIR KREATIF DALAM SIKAP DAN KEPRIBADIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena dalam berwirausaha kreativitas, inovasi dan pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena dalam berwirausaha kreativitas, inovasi dan pengetahuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini kreativitas, inovasi dan pengetahuan kewirausahaan sangat penting, karena dalam berwirausaha kreativitas, inovasi dan pengetahuan kewirausahaan merupakan

Lebih terperinci

generalisai harus menyingkir untuk digantikan dengan spesilisasi atau jasanya dengan permintaan pasaryang perlu kita perhatikan adalah

generalisai harus menyingkir untuk digantikan dengan spesilisasi atau jasanya dengan permintaan pasaryang perlu kita perhatikan adalah Peningkatan segmentasi dunia industri berarti bahwa rumusan perdagangan eceran yang lama tidak akan mungkin terus berhasil, dan generalisai harus menyingkir untuk digantikan dengan spesilisasi atau diferensiasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang terjadi saat ini menimbulkan persaingan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang terjadi saat ini menimbulkan persaingan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang terjadi saat ini menimbulkan persaingan yang ketat antar Negara. Dalam persaingan global yang semakin terbuka saat ini memiliki banyak tantangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Prestasi belajar atau hasil belajar adalah realisasi atau pemekaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Prestasi belajar atau hasil belajar adalah realisasi atau pemekaran BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar atau hasil belajar adalah realisasi atau pemekaran dari kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kewirausahaan (entrepreneurship)merupakan salah satu alternatif bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kewirausahaan (entrepreneurship)merupakan salah satu alternatif bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kewirausahaan (entrepreneurship)merupakan salah satu alternatif bagi pemerintah untuk meningkatkan perekonomian negara dan juga untuk menambahkan lapangan pekerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkreasi serta melakukan inovasi secara optimal yaitu mewujudkan gagasangagasan

BAB I PENDAHULUAN. berkreasi serta melakukan inovasi secara optimal yaitu mewujudkan gagasangagasan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada suatu Negara yang sedang berkembang, peran para wirausahawan tidak dapat diabaikan terutama dalam melaksanakan pembangunan. Suatu bangsa akan berkembang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi a. Pengertian Minat Menurut Sardiman (2011: 76), minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Era Globalisasi dan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat ini, pemerintah sedang melaksanakan pembangunan di segala bidang yang pada hakekatnya bertujuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Sikap Suprapti (2010:135) mendefinisikan sikap sebagai suatu ekspresi perasaan seseorang yang merefleksikan kesukaan atau ketidaksukaannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk (www.republika.co.id: 2015). Sementara itu, McClelland dalam

BAB I PENDAHULUAN. penduduk (www.republika.co.id: 2015). Sementara itu, McClelland dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki jumlah wirausaha berkisar 1,65% dari jumlah penduduk (www.republika.co.id: 2015). Sementara itu, McClelland dalam Purnomo (2013:1) menyatakan bahwa

Lebih terperinci

Modul ke: KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN DAN GAMBARAN UMUM. 01Fakultas FASILKOM. Matsani, S.E, M.M. Program Studi SISTEM INFORMASI

Modul ke: KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN DAN GAMBARAN UMUM. 01Fakultas FASILKOM. Matsani, S.E, M.M. Program Studi SISTEM INFORMASI Modul ke: 01Fakultas FASILKOM KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN DAN GAMBARAN UMUM Matsani, S.E, M.M Program Studi SISTEM INFORMASI DISIPLIN ILMU KEWIRAUSAHAAN Menurut Thomas W. Zimmerer, Kewirausahaan adalah hasil

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. aktifitas, tanpa ada yang menyuruh.

BAB II KAJIAN TEORI. aktifitas, tanpa ada yang menyuruh. BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis 1. Minat Belajar a. Pengertian Minat Belajar Secara bahasa minat berarti kecendrungan hati terhadap sesuatu. Menurut Slameto minat adalah rasa ketertarikan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan zaman di era globalisasi dan Industrialisasi dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia telah banyak menimbulkan permasalahan, salah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. usaha berarti melakukan kegiatan usaha (bisnis). hasil yang dapat dibanggakan (Sadono Sukirno, 2004:367).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. usaha berarti melakukan kegiatan usaha (bisnis). hasil yang dapat dibanggakan (Sadono Sukirno, 2004:367). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kewirausahaan 2.1.1 Definisi Kewirausahaan Wirausaha berasal dari kata wira yang berarti pahlawan (berani) dan usaha berarti melakukan kegiatan usaha (bisnis). Dengan demikian

Lebih terperinci

Saffri* Supriyoko** ABSTRAK

Saffri* Supriyoko** ABSTRAK 364 Pengaruh Pengetahuan Kejuruan dan Status Ekonomi Orang Tua terhadap Minat Masuk Sekolah Menengah Kejuruan Pada Siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Prembun Tahun Ajaran 2013/2014. Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu hal pokok di dalam mendukung serta menunjang demi terciptanya kemajuan suatu bangsa. Melalui pendidikan, kualitas dari suatu individu atau

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman, kebutuhan manusia tentu semakin

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman, kebutuhan manusia tentu semakin 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya zaman, kebutuhan manusia tentu semakin bertambah. Hal ini menyebabkan setiap pribadi manusia berusaha untuk mencari solusi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai tenaga pengisi pembangunan yang sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang yang belajar akan tampak hasilnya setelah melakukan proses pembelajaran. Hasil belajar merupakan sesuatu yang diperoleh setelah proses pembelajaran

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN. Ahsin Zaedi, S.Kom Direktur GMP Nusantara Berkarya Owner Griya Sehat Sejahtera Owner Sekolah Panahan

KEWIRAUSAHAAN. Ahsin Zaedi, S.Kom Direktur GMP Nusantara Berkarya Owner Griya Sehat Sejahtera Owner Sekolah Panahan MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN Ahsin Zaedi, S.Kom Direktur GMP Nusantara Berkarya Owner Griya Sehat Sejahtera Owner Sekolah Panahan 1 PENDAHULUAN Jika dahulu kewirausahaan merupakan bakat bawaan sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fantastis dan memiliki potensi yang strategis jika dipandang sebagai potensi

BAB I PENDAHULUAN. fantastis dan memiliki potensi yang strategis jika dipandang sebagai potensi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki jumlah penduduk yang besar dan merupakan negara keempat di dunia dengan penduduk terbesar. Menurut BPS (2010), tercatat jumlah penduduk Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan diperlukan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan diperlukan pembangunan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan diperlukan pembangunan pendidikan. Salah satu orientasi pembangunan pendidikan dewasa ini adalah peningkatan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan institusi yang kompleks. Kompleksitas tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan institusi yang kompleks. Kompleksitas tersebut, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan institusi yang kompleks. Kompleksitas tersebut, bukan saja dari masukannya yang bervariasi, melainkan dari proses pembelajaran yang diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Wirausahawan Memulai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Wirausahawan Memulai BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Indra Hakim Matondang dengan judul penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai bagian dari sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai bagian dari sistem pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional, merupakan pendidikan pada jenjang menengah yang menyiapkan peserta didiknya

Lebih terperinci

BAB I. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan. kebiasaan sekelompok orang yang yang di turunkan dari satu generasi ke generasi

BAB I. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan. kebiasaan sekelompok orang yang yang di turunkan dari satu generasi ke generasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang yang di turunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KARANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KARANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan 9 II. TINJAUAN PUSTAKA, KARANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses atau suatu rangkaian aktivitas yang menuju kepada perubahan-perubahan fungsional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berdampak pada kondisi perekonomian di Indonesia. Belakangan ini

BAB I PENDAHULUAN. yang berdampak pada kondisi perekonomian di Indonesia. Belakangan ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan bertambah pesatnya jumlah penduduk di Indonesia dalam era globalisasi dan industrialisasi dewasa ini, maka terdapat pula banyak permasalahan, salah

Lebih terperinci