HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Bank BTN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Bank BTN"

Transkripsi

1 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Bank BTN Pemerintah Hindia Belanda melalui Koninklijk Besluit No. 27 tanggal 16 Oktober 1897 mendirikan POSTSPAARBANK, yang kemudian terus hidup dan berkembang serta tercatat hingga tahun 1939 telah memiliki 4 cabang yaitu Jakarta, Medan, Surabaya dan Makasar. Pada tahun 1940 kegiatannya terganggu, sebagai akibat penyerbuan Jerman atas Netherland yang mengakibatkan penarikan tabungan besarbesaran dalam jangka waktu yang relatif singkat (rush). Namun demikian keadaan keuangan POSTSPAARBANK pulih kembali pada tahun Tahun 1942, Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada pemerintah Jepang. Jepang membekukan pemerintahan POSTSPAARBANK dan mendirikan TYOKIN KYOKU sebuah bank yang bertujuan untuk menarik dana masyarakat melalui tabungan. Usaha pemerintah Jepang ini tidak sukses karena dilakukan dengan paksaan. TYOKIN KYOKU hanya mendirikan satu cabang yaitu cabang Yogyakarta. Proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 telah memberikan inspirasi kepada Bapak Damosoetanto untuk memprakarsai pengambilan TYOKIN KYOKU dari pemerintah Jepang ke pemerintah RI dan terjadilah penggantian nama menjadi KANTOR TABUNGAN POS. Bapak Damosoetanto ditetapkan oleh pemerintah RI menjadi direktur yang pertama. Tugas pertama KANTOR TABUNGAN POS adalah melakukan penukaran uang Jepang dengan Oeang Republik Indonesia (ORI). Tetapi KANTOR TABUNGAN POS tidak berumur panjang, karena agresi Belanda (Desember 1946) telah menduduki semua kantor, termasuk kantor cabang dari KANTOR TABUNGAN POS menjadi BANK TABUNGAN RI. Sejak kelahirannya dan sampai berubah nama BANK

2 43 TABUNGAN POS RI, lembaga ini bernaung di bawah Kementrian Perhubungan. Banyak kejadian bernilai sejarah sejak tahun 1950 tetapi yang substantif bagi sejarah BTN adalah dikeluarkannya UU Darurat No. 9 Th yang mengubah nama POSTSPAARBANK IN INDONESIA berdasarkan staatsblat No. 295 Th menjadi BANK TABUNGAN POS, tetapi hingga tanggal 9 Februari 1950 ditetapkan sebagai hari dan tanggal lahir BANK TABUNGAN NEGARA. Nama BANK TABUNGAN POS menurut UU Darurat tersebut dikukuhkan dengan UU No. 36 Th tanggal 18 Desember Perubahan nama dari BANK TABUNGAN POS menjadi BANK TABUNGAN NEGARA didasarkan pada PERPU No. 4 Th tanggal 22 Juni 1963 yang kemudian dikuatkan dengan UU No. 2 th tanggal 25 Mei Penegasan status BTN sebagai bank milik negara ditetapkan dengan UU No. 20 th tanggal 19 Desember 1968 yang sebelumnya (sejak tahun 1964) BTN menjadi BNI unit V. Jika tugas utama saat pendirian POSTSPAARBANK (1897) sampai dengan BTN (1968) adalah bergerak dalam lingkup penghimpunan dana masyarakat melalui tabungan, maka sejak tahun 1974 BTN ditambah tugasnya yaitu memberikan pelayanan KPR dan untuk pertama kalinya penyaluran KPR terjadi pada tanggal 10 Desember 1976, karena itulah tanggal 10 Desember diperingati sebagai hari KPR bagi BTN. Bentuk hukum BTN mengalami perubahan lagi pada tahun 1992, yaitu dengan dikeluarkannya PP No. 24 tahun 1992 tanggal 29 April 1992 yang merupakan pelaksanaan dari UU No. 7 tahun 1992 BTN berubah manjadi Perusahaan Perseroan. Sejak itu nama BTN menjadi PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO). Sejarah Bank BTN dapat dilihat di Lampiran Visi dan Misi Bank BTN Visi dari Bank BTN adalah menjadi bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan. Misinya adalah (1) Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan industri yang terkait, serta

3 44 menyediakan produk dan jasa perbankan lainnya, (2) Menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM) yang bermutu dan profesional serta memiliki integritas yang tinggi, (3) Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan nasabah, (4) Melaksanakan manajemen perbankan yang sehat sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan good corporate governance untuk meningkatkan Shareholder Value, (5) Mempedulikan kepentingan masyarakat dan lingkungannya. Bank BTN melakukan penerapan sistem POLA PRIMA yaitu Pelayanan Prima (Service Excellent), InOvasi (innovation), KeteLAdanan (Role Model), PRofesionalisme (Professionalism), Integritas (Integrity), dan KerjasaMA (Teamwork). Sukses karier harus dikaitkan dengan program pengembangan sebagai usaha memberikan rasa kepuasan bagi para karyawan, dengan memenuhi kebutuhan masing-masing sesuai prestasi kerjanya. Nilai-nilai dasar budaya dan 12 perilaku utama adalah: a PELAYANAN PRIMA; Ramah, sopan dan bersahabat, Peduli, pro aktif dan cepat tanggap. b INOVASI; Berinisiatif melakukan penyempurnaan, Berorientasi menciptakan nilai tambah. c KETELADANAN; Menjadi contoh dalam berperilaku baik dan benar, Memotivasi penerapan nilai-nilai budaya kerja. d PROFESIONALISME; Kompeten dan bertanggungjawab, Bekerja cerdas dan tuntas. e INTEGRITAS; Konsisten dan disiplin, Jujur dan berdedikasi. f KERJASAMA; Tulus dan terbuka, Saling percaya dan menghargai. Nilai-nilai Dasar yang dianut oleh jajaran Bank BTN untuk mewujudkan Visi dan melaksanakan Misi Bank BTN adalah sebagai berikut: a Sebagai orang yang beriman dan bertaqwa, pegawai Bank BTN taat melaksanakan dan mengamalkan ajaran agamanya masing-masing secara khusuk.

4 45 b Pegawai Bank BTN selalu berusaha untuk menimba ilmu guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya demi kemajuan Bank BTN. c Pegawai Bank BTN mengutamakan kerjasama dalam melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan Bank BTN dengan kinerja yang terbaik. d Pegawai Bank BTN selalu memberikan yang terbaik secara ikhlas bagi Bank BTN dan semua stakeholders, sebagai perwujudan dari pengabdian yang didasari oleh semangat kesediaan berkorban tanpa pamrih pribadi. e Pegawai Bank BTN selalu bekerja secara professional yang kompeten dalam bidang tugasnya. Etika Perorangan Pegawai Bank BTN adalah sebagai berikut : a Patuh dan taat pada ketentuan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku. b Melakukan pencatatan yang benar mengenai segala transaksi yang bertalian dengan kegiatan Bank BTN. c Menghindarkan diri dari persaingan yang tidak sehat. d Tidak menyalahgunakan wewenangnya untuk kegiatan pribadi. e Menghindarkan diri dari keterlibatan dalam pengambilan keputusan dalam hal terdapat pertentangan kepentingan. f Menjaga kerahasiaan nasabah dan Bank BTN. g Memperhitungkan dampak yang merugikan dari setiap kebijakan yang ditetapkan Bank BTN terhadap keadaan ekonomi, social dan lingkungannya. h Tidak menerima hadiah atau imbalan yang memperkaya diri pribadi maupun keluarganya. Tidak melakukan perbuatan tercela yang dapat merugikan citra profesinya.

5 Struktur Organisasi PT Bank BTN Gambar 6. Struktur Organisasi PT Bank Tabungan Negara (Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Bogor, 2009) Struktur organisasi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Bogor disesuaikan dengan kebutuhan fungsional dalam menghadapi pelaksanaan kegiatan-kegiatannya. Bank BTN Cabang Bogor dipimpin oleh seorang Branch Manager yang membawahi empat kepala bagian yaitu kepala bagian Accounting and Control, Operation, Retail Service and Collection and Work Out. Di mana setiap kepala bagian bertanggung

6 47 jawab atas pelaksanaan otorisasi dan berjalannya fungsi dari masingmasing bagian yang dibawahi. Adapun pembagian tanggung jawab karyawan dari masing-masing Divisi Pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) dapat di lihat pada Lampiran Kesejahteraan Karyawan Karyawan akan tetap sejahtera jika memperoleh upah yang layak, memiliki rumah, mampu mengakses fasilitas kesehatan, dan memiliki kesempatan untuk meningkatkan pendidikan dirinya dan keluarganya. Untuk mengurangi pengeluaran, kompleks perumahan karyawan seyogianya dilengkapi klinik kesehatan dengan subsidi obat murah dan fasilitas pendidikan dilengkapi dengan sekolah dasar bagi anak karyawan dengan biaya gratis dari pemerintah. Adapun soal upah, pemerintah telah menetapkan suatu sistem pengupahan miriimum dengan melibatkan wakil pemerintah, pengusaha, dan karyawan dalam dewan pengupahan. Sistem ini bertujuan menghasilkan batas bawah upah sehingga karyawan tetap dapat hidup layak. Kehidupan yang layak dapat tercipta jika karyawan mampu menabung. Agar bisa menabung, berbagai biaya yang selama ini terpaksa dikeluarkan karyawan harus diminimalkan. Caranya adalah membangun perumahan karyawan yang dilengkapi fasilitas pendidikan dan kesehatan di sekitar kawasan industri atau perusahaan berada. Menghemat uang Dengan bermukim di sekitar lokasi kerja, karyawan dapat menghemat biaya transportasi sehingga mereka bisa menabung untuk keperluan lain yang berdampak pada peningkatan daya beli. Untuk itu, pemerintah mencanangkan Program Percepatan Pembangunan Perumahan Pekerja untuk Kesejahteraan Pekerja (P5KP) pada tahun Untuk kesejahteraan karyawan, karyawan Bank BTN mendapatkan penghargaan dari Pemda DKI dan perusahaan swasta lainnya di wilayah ibukota DKI dengan ditetapkan sebagai juara I perusahaan penyedia fasilitas kesejahteraan pegawai terlengkap. Piala dan piagam penghargaan yang ditandatangani langsung oleh Sutiyoso, Gubernur DKI terpilih periode itu diserahkan oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja dan

7 48 Transmigrasi Pemda DKI kepada Dirut BTN, Kodradi. Bank BTN dianggap telah memenuhi syarat Perda No. 7 tahun 1989 tentang kesejahteraan pegawai. Dalam kesempatan tersebut Kodradi menegaskan bahwa penghargaan yang diterimanya sekaligus menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan pegawai BUMN tidak kalah dengan perusahaan swasta. Selama ini terkesan bahwa pegawai BUMN kesejahteraannya berada di bawah pegawai swasta. Imbal jasa yang baik ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dari pegawai kepada perusahaan. Berbagai bentuk program kesejahteraan dan fasilitas yang diberikan Bank BTN kepada karyawannya yaitu: a Gaji Pokok adalah sejumlah uang yang dibayarkan oleh Bank BTN kepada karyawan setiap bulan dan bersifat tetap dan sebagai dasar perhitungan dalam menentukan besaran pokok pension dan kewajiban lainnya kepada pihak ketiga. b Tunjangan Posisi adalah sejumlah uang yang dibayarkan kepada karyawan setiap bulan dan bersifat tetap sesuai dengan bobot tanggungjawab pada suatu posisi. c Insentif Kehadiran adalah sejumlah uang yang dibayarkan kepada karyawan setiap bulan dan bersifat tidak tetap sesuai dengan waktu kehadiran karyawan. d Tunjangan Hari Raya adalah sejumlah uang yang dibayarkan kepada karyawan untuk membantu biaya yang berkaitan pelaksanaan peringatan hari raya agama. e Bonus adalah penghargaan dalam bentuk sejumlah uang yang dibayarkan kepada karyawan sesuai dengan persyaratan tertentu sebagai bentuk apresiasi perusahaan atas prestasi kerja atau kontribusi kinerja unit yang bersangkutan terhadap kinerja perusahaan pada periode tertentu dalam satu tahun. f Sarana Kerohanian; menyediakan fasilitas ibadah yang memadai dalam lingkungan perusahaan dan memberikan dana untuk kegiatankegiatan keagamaan yang diadakan oleh karyawan di lingkungan perusahaan atas persetujuan perusahaan.

8 49 g Sarana Kendaraan; menyediakan fasilitas kendaraan seperti mobil dan motor untuk kepentingan penugasan karyawan di lapangan seperti wawancara nasabah untuk pengajuan KPR, survei data lapangan dan lainnya. h Sarana MCK; menyediakan fasilitas mandi cuci kakus (MCK) di lingkungan perusahaan yang lengkap dan dipantau kebersihannya oleh petugas kebersihan (office boy). i Sarana Tempat Parkir; menyediakan fasilitas tempat parkir mobil dan motor bagi karyawan dan konsumen di lingkungan perusahaan. j Koperasi; menyediakan fasilitas koperasi berupa makanan, minumam, fotocopyan dan perlengkapan lainnya yang menunjang kelengkapan pribadi masing-masing karyawan Pedoman Penilaian Kinerja Karyawan Kisaran nilai 0-19 berarti nilai kinerja sangat buruk, nilai berarti nilai kinerja buruk, nilai berarti nilai kinerja sedang, nilai berarti nilai kinerja baik dan nilai berarti nilai kinerja sangat baik. Penilaian kinerja karyawan Bank BTN dapat di lihat Tabel 3. Table 3. Komponen Penilaian Kinerja No. Komponen Kisaran Nilai (0-100) 1. Inisiatif atau pemikiran strategis 2. Tanggung jawab 3. Ketelitian 4. Kecepatan kerja atau Pemikiran analis 5. Kerjasama 6. Kedisiplinan Sumber : Divisi GBA-HRD PT Bank Tabungan Negara (Persero)

9 50 Dalam penilaian kinerja karyawan Bank BTN pada Tabel 3 ini di dapat komponen-komponen kualitas kinerja. Komponen-komponen ini yaitu : 1). Inisiatif atau pemikiran strategis, komponen yang menilai seberapa inisiatif karyawan terhadap bidang kerja yang dihadapi serta seberapa strategisnya pemikiran yang digunakan karyawan dalam mengolah kemampuan dirinya untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan ketetapan perusahaan. 2). Tanggung jawab, komponen yang menilai seberapa tanggungjawabnya karyawan terhadap suatu pekerjaan yang dihadapinya sehingga pekerjaan tersebut dapat selesai tepat waktu dan hasilnya sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan. 3). Ketelitian, komponen yang menilai seberapa teliti karyawan terhadap masalah-masalah yang dihadapi pada saat melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaannya agar dapat meningkatkan integritas diri. 4). Kecepatan kerja atau Pemikiran analis, komponen yang menilai seberapa cepat karyawan menyelesaikan pekerjaan dan masalahmasalah yang dihadapinya dengan menggunakan pemikiran analis. 5). Kerjasama, komponen yang menilai seberapa eratnya jalinan persaudaraan dan kerjasama antara karyawan dengan karyawan serta karyawan dengan atasan. 6). Kedisiplinan, komponen yang menilai seberapa disiplin karyawan dalam jam kerja dan pekerjaannya untuk memacu dorongan berprestasi karyawan. 4.2 Karakteristik Responden Identitas responden yang didapatkan berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan meliputi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, masa kerja dan jabatan. Dalam penelitian ini, karakteristik responden di analisa secara deskriptif. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.

10 51 Tabel 4. Karakteristik Responden Karakteristik Jumlah (Orang) Persentase (Persen) Jenis Kelamin Laki - laki 28 70% Perempuan 12 30% < 20 Tahun 2 5% Tahun 18 45% Tahun 18 45% Usia Tahun 2 5% Tingkat Pendidikan Masa Kerja Jenis Kelamin Usia > 50 Tahun 0 - SLTA 12 30% D % S % S2 0 - S3 0 - < 5 Tahun 18 45% 5-10 Tahun 14 35% Tahun % Tahun 3 7.5% Tahun 0 - > 25 Tahun 0 - Menurut Tabel 4 bahwa karakteristik responden karyawan di PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Bogor didominasi oleh jenis kelamin pria sebanyak 28 orang atau sekitar 70 persen dan perempuan sebanyak 12 orang atau sekitar 30 persen. Hal ini terjadi dikarenakan jumlah karyawan laki-laki di Bank BTN lebih banyak daripada perempuan. Perbedaan ini tidak mempengaruhi kinerja karyawan di Bank BTN Cabang Bogor, karena kinerja tidak diukur oleh jenis kelamin melainkan inisiatif, tanggung jawab, ketelitian, kecepatan kerja, kerjasama dan kedisiplinan karyawan dalam bekerja. Usia karyawan mempengaruhi kondisi fisik, mental, kemampuan kerja dan tanggung jawab terhadap suatu pekerjaan. Karyawan yang umurnya relatif muda pada umumnya mempunyai kekuatan fisik, mental, dinamis dan kreatif lebih besar dibandingkan dengan relatif tua. Namun

11 52 disisi lain karyawan yang berusia muda cenderung cepat merasa bosan karena terspesialisasinya pekerjaan dan sering merasa kurang puas terhadap sistem penggajian yang berlaku di perusahaan. Sebagian besar karyawan Bank BTN yang berusia antara Tahun dan Tahun masing-masing sebanyak 18 orang atau sekitar 45 persen sedangkan usia <20 Tahun dan Tahun sebanyak 2 orang atau sekitar 5 persen Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan karyawan berpengaruh dalam menentukan gaji, deskripsi kerja, dan jabatan karyawan. Semakin tinggi tingkat pendidikan karyawan maka partisipasi karyawan terhadap pengambilan keputusan karyawan akan semakin baik. Berdasarkan tingkat pendidikan terakhir, karakteristik responden dibagi menjadi lima kelompok yaitu, SLTA, D3, Sarjana S1, Sarjana S2, dan Sarjana S3. Sebagian besar responden memiliki pendidikan D3 atau Diploma sebanyak 19 orang atau sekitar 47,5 persen sedangkan pendidikan SLTA sebanyak 12 orang atau sekitar 30 persen dan pendidikan Sarjana S1 sebanyak 9 orang atau sekitar 22,5 persen. SLTA dan D3 atau Diploma merupakan syarat awal penetapan rekrut karyawan Masa Kerja Masa kerja karyawan berkaitan dengan pengalaman kerja yang dimiliki karyawan, tingkat kejenuhan dan loyalitas karyawan pada perusahaan. Lama kerja karyawan Bank BTN adalah mulai dari karyawan bekerja sampai penelitian ini dilaksanakan. Masa kerja karyawan berpusat pada kurang dari 5 Tahun sebanyak 18 orang atau sekitar 45 persen sedangkan sebanyak 14 orang atau sekitar 35 persen memiliki masa kerja 5-10 Tahun, sebanyak 5 orang atau sekitar 12,5 persen memiliki masa kerja Tahun dan sebanyak 3 orang atau sekitar 7,5 persen memiliki masa kerja Tahun.

12 Uji Validitas dan Realibilitas Kuesioner Hasil Uji Validitas Kuesioner Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang telah disusun dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur secara tepat. Asumsi pokok dari uji validitas ini adalah setiap pertanyaan juga berhubungan dengan objek yang akan diteliti. Kuesioner disebarkan sebanyak 30 responden pada seluruh kantor cabang pembantu wilayah Bogor dan sekitarnya dan isi kuesioner terdiri dari dua bagian, bagian pertama merupakan pernyataan yang berkaitan dengan identitas responden dan bagian kedua merupakan pernyataan berkaitan dengan aspek-aspek yang diamati yang terdiri dari pernyataan tentang QWL dan pernyataan tentang kinerja. Pengujian validitas dengan bantuan Software SPSS 16 for windows diketahui bahwa pada pernyataan yang berkaitan dengan quality of work life terdapat satu pertanyaan yang tidak valid yaitu pernyataan bagian II6. Pada pertanyaan yang berkaitan dengan Kinerja terdapat satu pernyataan yang tidak valid yaitu pernyataan bagian V4. Artinya pernyataan tersebut tidak memenuhi syarat nilai P valuenya lebih besar dari alpha 0.05 untuk diolah lebih lanjut dan akan dihilangkan pertanyaan tersebut. Hasil pengolahan uji validitas dapat dilihat pada Lampiran 4 dan Hasil Uji Realibilitas Kuesioner Realibilitas menggambarkan kemantapan alat ukur yang digunakan untuk mengolah kuesioner ini. Suatu alat ukur dikatakan memiliki realibilitas yang baik apabila alat ukur tersebut selalu memberikan hasil yang sama meskipun digunakan berulang-ulang baik oleh peneliti yang sama maupun peneliti yang berbeda. Pengujian realibilitas mengetahui sejauh mana konsistensi hasil pengukuran yang dilakukan penguji terhadap kuesionernya.

13 54 Berdasarkan hasil uji realibilitas didapatkan nilai koefisien Alpha Cronbach sebesar 0,955 atau nilai 95,5% dan 0,966 atau 96,6%. Disimpulkan bahwa kuesioner yang telah disusun ini cukup realiabel dan dapat dipercaya atau data dalam kuesioner ini layak digunakan. Hasil pengolahan uji realibilitas dapat dilihat pada Lampiran 5 dan Analisis Persepsi Karyawan Terhadap Quality of Work Life (QWL) Dalam penelitian ini, QWL yang dianalisis secara deskriptif yang terdiri dari empat indikator, yaitu: restrukturisasi kerja, sistem imbalan yang inovatif, partisipasi dalam pemecahan masalah, dan perbaikan lingkungan kerja. Pada perhitungan Korelasi Rank Spearman antara QWL dengan Kinerja bahwa nilai pvalue (0,0000) lebih kecil dari nilai alpha 0.05 maka tolak H0 artinya korelasi rank spearman antara QWL dengan kinerja nyata berhubungan yaitu sebesar 0,834. Dapat dilihat pada Lampiran 8. Berikut ini penjelasan persepsi karyawan terhadap QWL Restrukturisasi Kerja Dalam penelitian ini, restrukturisasi kerja menggambarkan bagaimana karyawan mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan dan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk menggunakan beragam keterampilan dan pengetahuan baru yang dimilikinya. Hal ini mencakup; proses komunikasi yang terbuka, kesempatan untuk berkembang, program pengunduran diri dan penerapan kebijaksanaan dalam pekerjaan sehari-hari. Persepsi karyawan terhadap restrukturisasi kerja dapat dilihat pada Tabel 5.

14 55 Tabel 5. Persepsi Karyawan terhadap Restrukturisasi Kerja No Deskripsi Pernyataan Nilai Rataan Keterangan Pekerjaan membuat pengetahuan dan keterampilan karyawan bertambah. 4,05 Setuju Karyawan bebas menggunakan dan mengembangkan pikiran atau cara 3,72 Setuju sendiri. Atasan berusaha menciptakan keragaman tugas yang luas untuk 3,68 Setuju mengurangi kemonotonan. Atasan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk menggunakan keterampilan dan pengetahuan baru 3,88 Setuju yang dimiliki. Atasan memberikan kejelasan dalam pemberian tugas kepada karyawan. 3,75 Setuju Total Restrukturisasi Kerja 3,82 Setuju Berdasarkan Tabel 5, diperoleh restrukturisasi kerja dengan total nilai sebesar 4 yang artinya karyawan setuju dengan persepsi ini. Hasil persepsi karyawan terhadap restrukturisasi kerja yang menyatakan setuju yaitu; atasan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk menggunakan keterampilan dan pengetahuan baru yang dimiliki karyawan untuk melaksanakan tanggung jawab pekerjaan masing-masing karyawan dengan nilai rataan sebesar 3.88, atasan memberikan kejelasan dalam memberikan tugas kepada karyawan dengan nilai rataan sebesar 3.75, dalam bekerja, karyawan bebas menggunakan atau mengembangkan pikiran dan cara sendiri dengan nilai rataan sebesar 3.72 dan atasan berusaha menciptakan keragaman tugas yang luas bagi karyawan untuk mengurangi kemonotonan dengan nilai rataan sebesar Persepsi karyawan terhadap restrukturisasi kerja dapat disimpulkan bahwa pekerjaan yang diberikan sesuai dengan deskripsi kerja sehingga hal ini membuat pengetahuan dan keterampilan karyawan bertambah, hal ini dilihat dari nilai rataan sebesar 4.05 menyatakan setuju. Ditambah pernyataan karyawan setuju yaitu; atasan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk menggunakan keterampilan dan pengetahuan baru yang dimiliki karyawan untuk melaksanakan tanggung jawab pekerjaan masing-

15 56 masing karyawan dengan nilai rataan sebesar 3,88. Kedua hal ini saling berkaitan dimana job description yang sudah ditetapkan membuat pengetahuan dan keterampilan karyawan sehingga dapat mempengaruhi peningkatan kinerja karyawan dengan menggunakan keterampilan dan pengetahuan baru yang dimiliki karyawan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan pihak perusahaan, keadaan di lapangan menunjukkan bahwa adanya promosi jabatan ke kantor cabang pembantu atau ke kantor cabang lainnya, rotasi kerja, pelatihan kerja (on the job training) dan hal-hal lainnya yang dapat menambah pengetahuan dan keterampilan karyawan bertambah. Restrukturisasi kerja ini mencakup; kesempatan menggunakan keterampilan dan pengetahuan baru yang dimiliki untuk berkembang, dan penerapan kebijaksanaan dalam pekerjaan sehari-hari dan pengembangan cara serta pikiran untuk mengurangi kemonotonan. Kebijakan pendukung operasional melanjutkan proses restrukturisasi meliputi: 1 Kegiatan menerapkan salary based performance. 2 Pelaksanaan grading system yang sejalan dengan kompetensi. 3 Menerapkan aplikasi Human Resource Information System dan pengembangan SDM. 4 Penerapan budaya kerja dan budaya perusahaan. 5 Penerapan reward dan punishment system secara tegas dan konsisten Sistem Imbalan Yang Inovatif Dalam penelitian ini, sistem imbalan yang inovatif menggambarkan standar penggajian sesuai dengan standar hidup yang berlaku di pasaran kerja, memenuhi berbagai kebutuhan karyawan, hal ini mencakup; pemberian THR, sistem struktur kompensasi yang diberikan sesuai dengan posisi atau jabatan di perusahaan, adanya penghargaan, program pemeliharaan kesehatan, program rekreasi dan program konseling. Persepsi karyawan terhadap sistem imbalan yang inovatif dapat dilihat pada Tabel 6.

16 57 Tabel 6. Persepsi Karyawan terhadap Sistem Imbalan yang Inovatif No Deskripsi Pernyataan Sistem struktur pemberian kompensasi langsung (gaji) yang kompetitif sesuai dengan posisi/jabatannya. Sistem struktur pemberian kompensasi tidak langsung (tunjangan) yang kompetitif sesuai dengan posisi/jabatannya. Kesempatan kepada karyawan untuk memiliki jenjang karir yang lebih baik. Perusahaan memberikan THR kepada karyawan setiap tahun. Reward yang karyawan terima sesuai dan sebanding dengan hasil kerja. Karyawan puas dengan tunjangan yang peroleh saat ini. Karyawan merasa puas dengan gaji yang peroleh saat ini. Setiap karyawan mendapatkan program pemeliharaan kesehatan secara permanen, program rekreasi dan program konseling. Nilai Rataan Keterangan 3,88 Setuju 3,85 Setuju 3,83 Setuju 4,15 Setuju 3,45 Setuju 3,60 Setuju 3,35 4,10 Cukup Setuju Kurang Setuju Total Sistem Imbalan yang inovatif 3,78 Setuju Berdasarkan Tabel 7, diperoleh sistem imbalan yang inovatif dengan total nilai sebesar 4 yang artinya karyawan setuju dengan persepsi ini. Hasil persepsi karyawan terhadap sistem imbalan yang inovatif lainnya yang menyatakan setuju yaitu; Setiap karyawan mendapatkan program pemeliharaan kesehatan secara permanen, program rekreasi dan program konseling dengan nilai rataan sebesar 4.10, perusahaan telah menyelenggarakan sistem struktur pemberian kompensasi tidak langsung (tunjangan) yang kompetitif sesuai dengan posisi/jabatannya dengan nilai rataan sebesar 3.85, perusahaan telah menyelenggarakan sistem struktur pemberian kompensasi langsung (gaji) yang kompetitif sesuai dengan posisi/jabatannya dengan nilai rataan sebesar 3.88, perusahaan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk memiliki jenjang karir yang lebih baik dengan nilai rataan sebesar 3.82, dan karyawan merasa puas dengan tunjangan yang peroleh saat ini dengan nilai rataan sebesar Hasil persepsi karyawan terhadap sistem imbalan yang inovatif lainnya dapat yang menyatakan kurang setuju atau netral yaitu; Reward

17 58 yang karyawan terima sesuai dan sebanding dengan hasil kerja dengan nilai rataan sebesar 3.45, dan karyawan merasa puas dengan gaji yang peroleh saat ini dengan nilai rataan sebesar Persepsi karyawan terhadap sistem imbalan yang inovatif dapat disimpulkan bahwa perusahaan memberikan THR kepada karyawan setiap tahun dengan nilai rataan sebesar 4.15 menyatakan setuju. Dengan adanya THR setiap tahun ini ditambah dengan setiap karyawan mendapatkan program pemeliharaan kesehatan secara permanen, program rekreasi dan program konseling membuat karyawan menjadi lebih giat dalam bekerja. Sistem imbalan yang diselenggarakan oleh perusahaan sudah sesuai dengan standar penggajian yang berlaku di pasaran kerja dan sesuai dengan standar hidup karyawan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan pihak perusahaan, keadaan di lapangan menunjukkan bahwa adanya pemberian gaji, tunjangan hari raya, uang sandang, pangan dan papan, bonus, family gathering, membangun perumahan karyawan yang dilengkapi fasilitas pendidikan dan kesehatan di sekitar perusahaan, fasilitas transportasi yang disediakan perusahaan untuk karyawan sehingga dapat menghemat biaya transportasi dan karyawan dapat menabung untuk keperluan lain yang berdampak pada peningkatan daya beli dan program kesejahteraan yang lainnya. Sistem imbalan yang inovatif ini mencakup; program pemeliharaan kesehatan, program rekreasi dan program konseling, kompensasi langsung dan tidak langsung yang sesuai dengan posisi atau jabatan, Kesempatan untuk memiliki jenjang karir yang lebih baik, reward yang sesuai dan sebanding dengan hasil kerja dan tunjangan dan gaji yang memuaskan Partisipasi Dalam Pemecahan Masalah Dalam penelitian ini, partisipasi dalam pemecahan masalah menggambarkan bagaimana keterlibatan karyawan dalam proses pengambilan keputusan dalam pemecahan masalah yang dihadapi perusahaan. Persepsi karyawan terhadap partisipasi dalam pemecahan masalah dapat dilihat pada Tabel 7.

18 59 Tabel 7. Persepsi Karyawan terhadap Partisipasi dalam Pemecahan Masalah No Nilai Deskripsi Pernyataan rataan Keterangan Karyawan selalu berpartisipasi dalam memberikan ide untuk pemecahan masalah 3,73 Setuju yang terjadi di divisi atau unit kerja. Tidak ada prasangka negatif antar karyawan di lingkungan kerja. 3,85 Setuju Karyawan bersedia untuk memperbaiki kesalahan. 3,93 Setuju Atasan menjelaskan maksud dan tujuan dari setiap keputusan yang dikeluarkan 3,93 Setuju perusahaan. Atasan meminta tanggapan karyawan atas keputusan yang diambil. 3,68 Setuju Perusahaan memiliki program yang teratur dalam memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengundurkan diri 3,68 Tidak Valid terutama melalui pengaturan pensiun. Total Partisipasi dalam Pemecahan Masalah 3,8 Setuju Berdasarkan Tabel 7, diperoleh partisipasi dalam pemecahan masalah dengan total nilai sebesar 4 yang artinya karyawan setuju dengan persepsi ini. Hasil persepsi karyawan terhadap partisipasi dalam pemecahan masalah lainnya dapat yang menyatakan setuju yaitu; karyawan bersedia untuk memperbaiki kesalahan dengan nilai rataan sebesar 3.93, tidak ada prasangka negatif antar karyawan di lingkungan kerja dengan nilai rataan sebesar 3.85, atasan menjelaskan maksud dan tujuan dari setiap keputusan yang dikeluarkan perusahaan dengan nilai rataan sebesar 3.93, dan perusahaan memiliki program yang teratur dalam memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengundurkan diri terutama melalui pengaturan pensiun dengan nilai rataan sebesar Persepsi karyawan terhadap partisipasi dalam pemecahan masalah dapat disimpulkan bahwa karyawan bersedia untuk memperbaiki kesalahan dengan nilai rataan sebesar 3.92 dan atasan menjelaskan maksud dan tujuan dari setiap keputusan yang dikeluarkan perusahaan dengan nilai rataan sebesar 3.92 menyatakan setuju. Atasan menjelaskan maksud dan tujuan dari keputusan yg dikeluarkan sehingga karyawan bersedia memperbaiki kesalahan yang telah terjadi.

19 60 Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan pihak perusahaan, keadaan di lapangan menunjukkan bahwa setiap karyawan memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam pemecahan masalah hanya saja kendala yang dihadapi saat ini yaitu kurang adanya jalur formal atau media yang memfasilitasi sehingga karyawan dapat diakui keberadaannya dalam bekerja. Partisipasi dalam pemecahan masalah mencakup; kesediaan karyawan untuk memperbaiki kesalahan, kelibatan karyawan dalam pelaksanaan operasional atau kegiatan-kegiatan kerja, partisipasi karyawan dalam memberikan ide untuk pemecahan masalah, penjelasan maksud dan tujuan dari setiap keputusan yang dikeluarkan perusahaan serta tanggapan karyawan terhadap keputusan tersebut, dan perusahaan memiliki program yang teratur dalam memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengundurkan diri terutama melalui pengaturan pensiun Perbaikan Lingkungan Kerja Dalam penelitian ini, perbaikan lingkungan kerja menggambarkan bahwa adanya kondisi keharmonisan, suasana, kenyamanan dan kondisi kerja yang baik dalam lingkungan kerja serta terpenuhinya segala kebutuhan untuk menyelesaikan pekerjaannya. Persepsi karyawan terhadap perbaikan lingkungan kerja dapat dilihat pada Tabel 8. Berdasarkan Tabel 8, diperoleh perbaikan lingkungan kerja dengan nilai rataan sebesar yang artinya karyawan setuju dengan persepsi ini. Dalam bekerja, karyawan tidak merasa khawatir terjadi kecelakaan karena alat sarana pengamanannya lengkap dengan nilai rataan sebesar 3.68, karyawan merasa telah mendapat jaminan lingkungan kerja yang aman dengan nilai rataan sebesar 3.650, karyawan merasa puas dengan penerapan kebijaksanaan yang berlaku mengenai pekerjaan sehari-hari dengan nilai rataan sebesar 3.25, karyawan merasa nyaman dengan kondisi kerja (kenyamanan, ketenangan, dan fasilitas) tempat kerja dengan nilai rataan sebesar dan karyawan merasa puas dengan kondisi kerja (kenyamanan, fasilitas kerja) saat ini dengan nilai rataan sebesar

20 61 Tabel 8. Persepsi Karyawan terhadap Perbaikan Lingkungan Kerja No Nilai Deskripsi Pernyataan Rataan Keterangan Perusahaan memiliki program keamanan kerja yang dilaksanakan bagi semua karyawan. 3,85 Setuju Karyawan tidak merasa khawatir terjadi kecelakaan karena alat sarana pengamanannya 3,68 Setuju lengkap. Karyawan nyaman dengan kondisi kerja Cukup (kenyamanan, ketenangan, dan fasilitas) 3,22 Setuju tempat kerja Anda. Karyawan mendapat jaminan lingkungan kerja yang aman. 3,65 Setuju Karyawan puas dengan penerapan Cukup kebijaksanaan yang berlaku mengenai 3,25 Setuju pekerjaan sehari-hari. Setiap karyawan telah mendapat jaminan lingkungan kerja yang aman. 3,75 Setuju Karyawan puas dengan kondisi kerja Cukup 3,03 (Kenyamanan, Fasilitas kerja) saat ini. Setuju Total Perbaikan Lingkungan Kerja 3,49 Setuju Persepsi karyawan terhadap perbaikan lingkungan kerja dapat disimpulkan bahwa perusahaan memiliki program keamanan kerja yang dilaksanakan bagi semua karyawan dengan nilai rataan sebesar 3.85 dan setiap karyawan telah mendapat jaminan lingkungan kerja yang aman dengan nilai rataan sebesar 3.75 menyatakan setuju. Karyawan setuju bahwa perusahaan telah memiliki program keamanan kerja yang dapat dilaksanakan bagi semua karyawan dan mendapatkan jaminan lingkungan kerja yang aman. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan pihak perusahaan, keadaan di lapangan menunjukkan bahwa adanya satpam 24 jam yang menjaga, adanya tim piket keamanan, sarana dan peralatan yang mempunyai pengamanan seperti kunci, gembok dan lainnya, sarana rohani, asuransi, koperasi, sarana olehraga, polisi akan berkunjung atau datang jika diperlukan oleh perusahaan dan jaminan lingkungan kerja lainnya. Perbaikan lingkungan kerja mencakup; jaminan lingkungan kerja yang aman, sarana pengamanan yang lengkap, penerapan kebijakan yang berlaku,dan kondisi kerja yang memadai dan menunjang.

21 Analisis Persepsi Karyawan Terhadap Peningkatan Kinerja Analisis kinerja karyawan dilakukan dengan menyusun dan merinci faktor-faktor kinerja karyawan yang diperoleh karakterikstik kinerja dari lembar penilaian kinerja. Pada Tabel 9 dapat dilihat enam faktor-faktor yang berhubungan dengan peningkatan kinerja karyawan di Bank BTN. Tabel 9. Enam Faktor-faktor berhubungan dengan Peningkatan Kinerja Karyawan di Bank BTN No. Deskripsi Pernyataan Nilai Keterangan A Kerjasama 1 Kerjasama antara anggota tim kerja dalam penyelesaian masalah terjalin dengan baik. 3,85 Setuju 2 Diluar kerja, hubungan antar rekan kerja berjalan dengan baik. 4,03 Setuju 3 Antar karyawan sering memberikan dorongan atau semangat kerja dan saran kepada rekan kerja. 4,03 Setuju 4 Karyawan dapat membuka diri untuk menerima pendapat dan kritik dari rekan kerja. 4,08 Setuju 5 Antar rekan kerja selalu saling membantu satu sama lain. 4,23 Sangat Setuju Total Nilai Rataan Kerjasama 4,07 Setuju B Tanggung Jawab 1 Karyawan bersedia menyelesaikan tugas dengan sungguhsungguh dan dapat menyelesaikannya dengan baik sampai tuntas. 4,08 Setuju 2 Karyawan selalu dapat diandalkan dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan kewajiban. 4,13 Setuju 3 Karyawan bersedia bekerja keras untuk memenuhi target kerja. 4,13 Setuju 4 Karyawan bersedia bertanggung jawab atas hasil kerja, sarana dan prasarana yang digunakan. 4,03 Setuju C Total Nilai Rataan Tanggung Jawab 4,09 Setuju Inisiatif atau Pemikiran Strategis Karyawan berusaha aktif mengemukakan pendapat dan saran dalam setiap pertemuan kelompok kerja. 3,83 Setuju Karyawan selalu mencari inisiatif dalam melakukan pekerjaan. 3,98 Setuju Karyawan sering menyumbangkan gagasan atau pemikiran strategis untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi. 3,85 Setuju D 1 2 Total Nilai Rataan Inisiatif atau Pemikiran Strategis 3,89 Setuju Kecepatan Kerja atau Pemikiran Analis Dalam menjalankan tugas dan pekerjaan yang diberikan oleh atasan dapat diselesaikan sesuai dengan prosedur. 4,05 Setuju Karyawan menyelesaikan tugas dengan menggunakan pemikiran analis dan sumber daya yang ada tanpa keluhan. 3,9 Setuju 3 Pekerjaan dapat diselesaikan dengan cepat dan tepat waktu. 3,93 Setuju Total Nilai Rataan Kecepatan Kerja atau Pemikiran Analis 3,96 Setuju

22 63 Lanjutan Tabel 9. No. Deskripsi Pernyataan Nilai Keterangan E Kedisiplinan 1 Karyawan bersedia untuk bekerja keras sesuai dengan jam kerja yang diterapkan dan memberikan yang terbaik bagi tujuan institusi. 4,2 Setuju 2 Karyawan berusaha untuk menjadi teladan bagi rekan atau bawahan. 3,93 Setuju 3 Karyawan bersemangat untuk memacu prestasi kerja Anda. 4 Setuju Total Nilai Rataan Kedisiplinan atau Dorongan Berprestasi 4,04 Setuju F Ketelitian 1 Karyawan dapat menyelesaikan tugas dengan baik dan teliti tanpa ada kesalahan. 3,9 Setuju Karyawan selalu memikirkan bagaimana melakukan 2 pekerjaan dengan lebih baik dan memacu integritas. 3,98 Setuju 3 Karyawan selalu membersihkan tempat kerja setelah selesai kerja agar rapih kembali 3,75 Setuju Total Nilai Rataan Ketelitian atau Integritas 3,88 Setuju Bekerja keras untuk memenuhi target kerja merupakan sikap mental dan tanggung jawab karyawan yang bersedia maju, tekun dan rajin menyelesaikan pekerjaan demi tercapainya target pribadi maupun perusahaan. Pada Tabel terlihat hasilnya yaitu tanggung jawab dengan nilai rataan sebesar Dari hal tanggung jawab tersebut. karyawan selalu menampilkan hasil kerja yang lengkap, tepat waktu dan meminimalkan kesalahan dalam meningkatkan kinerja dengan mengefesiensikan dan mengoptimalkan waktu yang ada serta bersedia bekerja keras untuk memenuhi target kerja. Karyawan bertanggungjawab atas sarana dan prasarana yang digunakan, karyawan selalu memikirkan bagaimana melakukan pekerjaan dengan lebih baik dan memacu integritas. Karyawan juga akan mengakui dan memperbaiki kesalahan dengan segera sehingga hasil kerjanya sesuai dengan standar yang ditetapkan perusahaan. Selain tanggung jawab, faktor kinerja yang berhubungan dan mempengaruhi terhadap peningkatan kinerja adalah kerjasama, kedisiplinan dan kecepatan kerja atau pemikiran analis dengan nilai rataan masing-masing sebesar 4.07, 4.04, dan 3.96.

23 64 Dalam menjalankan tugas dan pekerjaan yang diberikan oleh atasan, karyawan dapat menyelesaikan sesuai dengan prosedur yang sudah disepakati dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di perusahaan. Sikap karyawan untuk dapat membuka diri dan menerima pendapat serta kritik dari rekan kerja dalam perbaikan kerja sehingga kerjasama terjalin dengan baik. Kerjasama pada intinya menunjukkan adanya kesepakatan antara dua orang atau lebih yang saling menguntungkan, sebagaimana dua pengertian kerjasama di bawah ini: 1. Moh. Jafar Hafsah menyebut kerjasama ini dengan istilah kemitraan, yang artinya adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prisip saling membutuhkan dan saling membesarkan. 2. H. Kusnadi mengartikan kerjasama sebagai dua orang atau lebih untuk melakukan aktivitas bersama yang dilakukan secara terpadu yang diarahkan kepada suatu target atau tujuan tertentu. Dari pengertian kerjasama di atas, maka ada beberapa aspek yang terkandung dalam kerjasama, yaitu; Dua orang atau lebih, artinya kerja sama akan ada kalau ada minimal dua orang atau pihak yang melakukan kesepakatan. Oleh karena itu, sukses tidaknya kerjasama tersebut ditentukan oleh peran dari kedua orang atau kedua pihak yang bekerja sama tersebut Korelasi antara Quality of Work Life terhadap Peningkatan Kinerja Karyawan PT Bank Tabungan Negara Pada Lampiran 8, dapat di lihat bahwa nilai pvalue (0,0000) lebih kecil dari nilai alpha 0.05 artinya adanya hubungan atau korelasi rank spearman antara Quality of Work Life dengan kinerja nyata yaitu sebesar 0,834. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif atau kuat antara keempat Quality of Work Life dengan peningkatan kinerja, semakin baik keempat faktor-faktor tersebut maka peningkatan kinerja akan semakin tinggi. Begitupula sebaliknya, peningkatan kinerja akan menurun bila seempat faktor-faktor tersebut tidak diberikan dengan baik.

24 65 Pada Lampiran 9, dapat di lihat dari pertanyaan QWL yang paling berhubungan sampai peringkat yang kurang berhubungan; adanya karyawan merasa telah mendapat jaminan lingkungan kerja yang aman mendapat nilai skor tinggi artinya paling berhubungan diikuti oleh perusahaan telah menyelenggarakan sistem struktur pemberian kompensasi tidak langsung (tunjangan) yang kompetitif sesuai dengan posisi atau jabatannya, karyawan selalu berpartisipasi dalam memberikan ide untuk pemecahan masalah yang terjadi di divisi atau unit kerja masing-masing, atasan menjelaskan maksud dan tujuan dari setiap keputusan yang dikeluarkan perusahaan dan seterusnya. Jika dalam peringkat faktor-faktor QWL dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel 10. Peringkat Faktor-faktor QWL Nilai Hubungan No. Quality of Work Life Korelasi dengan Kerja 1 Sistem Imbalan Yang Inovatif 0,852 kuat, positif 2 Partisipasi Dalam Pemecahan Masalah 0,828 kuat, positif 3 Restrukturisasi Kerja 0,773 kuat, positif 4 Perbaikan Lingkungan Kerja 0,772 kuat, positif Dari Tabel 10, dapat disimpulkan faktor-faktor QWL yang paling berhubungan dari peringkat tinggi ke rendah adalah sistem imbalan yang inovatif dengan nilai rataan sebesar 0.852, partisipasi dalam pemecahan masalah dengan nilai rataan sebesar 0.828, restrukturisasi kerja dengan nilai rataan sebesar 0.773, dan perbaikan lingkungan kerja dengan nilai rataan Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem imbalan yang inovatif dan partisipasi dalam pemecahan masalah mempunyai hubungan yang kuat dengan peningkatan kinerja. Hal ini dikarenakan sistem imbalan yang diselenggarakan oleh perusahaan sudah sesuai dengan standar penggajian yang berlaku di pasaran kerja dan sesuai dengan standar hidup karyawan. Sistem imbalan yang inovatif tersebut dapat memacu partisipasi karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan memecahkan masalah secara bersama sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan.

25 Regresi Linier Berganda antara Quality of Work Life terhadap Peningkatan Kinerja Karyawan PT Bank Tabungan Negara Besarnya hubungan kausal antara QWL terhadap peningkatan kinerja karyawan diukur melalui persamaan regresi linier berganda. X merupakan variabel-variabel yang mempengaruhi dengan QWL yaitu variabel sistem imbalan yang inovatif, partisipasi dalam pemecahan masalah, restrukturisasi kerja, dan perbaikan lingkungan kerja. Y merupakan variabel-variabel yang dipengaruhi yaitu kerjasama, tanggung jawab, inisiatif atau pemikiran strategis, kecepatan kerja atau pemikiran analis, kedisiplinan, dan ketelitian. Hasil perhitungan regresi linier berganda adalah KINERJA = 1,86 + 0,577 QWL. Artinya setiap peningkatan satu satuan QWL maka akan meningkatan kinerja sebesar 0,577. Hal ini berbanding lurus antara penerapan QWL terhadap peningkatan kinerja karyawan. Output dari hasil perhitungan regresi linier berganda dan diagramnya dapat dilihat pada Lampiran Implikasi Manajerial Untuk meningkatkan persepsi QWL terhadap peningkatan kinerja karyawan terdapat sembilan aspek dari sumberdaya manusia di lingkungan perusahaan yang perlu diciptakan, dibina dan dikembangkan yaitu: 1. Setiap karyawan sebagai sumberdaya menusia memerlukan komunikasi yang terbuka dalam batas-batas wewenang dan tanggungjawab masingmasing. 2. Setiap karyawan memerlukan pemberian kesempatan untuk memecahkan konflik dengan perusahaan atau sesama karywan secara terbuka, jujur, dan lain-lain. 3. Setiap karyawan memerlukan kerjasama karir masing-masing dalam menghadapi masa depannya. 4. Setiap karyawan perlu diikutsertakan dalam proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan pekerjaan, sesuai dengan posisi, wewenang, dan jabatan masing-masing. 5. Setiap karyawan perlu dibina dan dikembangkan perasaan bangganya pada pekerjaan dan tempat kerjanya.

26 67 6. Setiap karyawan harus memperoleh kompensasi yang adil, wajar dan mencukupi. 7. Setiap karyawan memerlukan keamanan lingkungan kerja. 8. Setiap karyawan memerlukan jaminan kelangsungan pekerjaannya 9. Setiap karyawan memerlukan perhatian terhadap pemeliharaan kesehatannya agar dapat bekerja secara efektif, efisien, dan produktif. Dari hasil penelitian telah terbukti bahwa ada hubungan yang positif dan kuat signifikan QWL terhadap peningkatan kinerja karyawan PT Bank Tabungan Negara Cabang Bogor. Semakin baik persepsi karyawan terhadap QWL, maka peningkatan kinerja dapat dirasakan oleh karyawan Bank BTN akan semakin meningkat. Dengan peningkatan persepsi karyawan terhadap QWL diharapkan akan menumbuhkan kesadaran kepada karyawan untuk meningkatkan prestasi kerja dan kinerjanya, sehingga akan berdampak positif terhadap pengembangan sumberdaya manusia yang unggul. Dengan meningkatnya sumberdaya manusia yang unggul, maka pihak manajemen Bank BTN perlu memperhatikan adanya kebutuhan karyawan dan persaingan antar bank di lingkungan Bogor khususnya, dunia perbankan umumnya sehingga semua aktivitas yang dibutuhkan karyawan akan dapat dapat terpenuhi. Hasil penelitian ini kiranya dapat dijadikan sebagai salah satu bahan masukan yang berarti bagi segenap pimpinan, direksi maupun maupun pegawai PT Bank Tabungan Negara Cabang Bogor dalam peningkatan kinerja karyawan. Sebaiknya tidak dijadikan barometer bagi instansi untuk menilai kesuksesan dirinya, namun kiranya hasil penelitian ini justru dapat dijadikan sebagai bahan renungan dan kajian bagi instansi untuk lebih meningkatkan kinerja karyawan dengan memperhatikan persepsi karyawan terhadap QWL. Hal ini sesuai dengan kondisi yang ada bahwa tidak semua elemen dalam variabel penelitian mempunyai nilai yang bagus, akan tetapi masih ada beberapa elemen yang perlu mendapatkan perhatian dan terus ditingkatkan. Perbaikan lingkungan kerja dapat dilakukan dengan cara penetapan jam kerja harus memperhatikan dan memperhitungkan bahwa daya tahan manusia ada batasnya. Misalnya di Indonesia jam kerja rata-rata per hari

27 68 adalah 8 sampai dengan 9 Jam dengan istirahat tata letak ruangan dan tata layout. Adanya ketentuan cuti yang bisa diambil oleh seluruh karyawan. Lingkungan kerja dapat dikatakan segala sesuatu yang ada di sekitar karyawan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. Misalnya, kebersihan, keamanan, ketenteraman, keindahan, dan kenyamanan. Restrukturisasi kerja dapat dilakukan dengan cara penggunaan kelompok-kelompok kerja (work group), yang otonom atau desain dan sistem-sistem teknis yang lengkap dan penetapan kerja, terutama prosedurnya dalam pengembangan para karyawan baru dengan keterlibatan yang tinggi. Dalam hal ini, QWL mengandung pengertian bahwa dalam kehidupan kerja seseorang, terdapat kemungkinan untuk mengembangkan kemampuannya dan tersedia kesempatan menggunakan keterampilan atau pengetahuan baru yang dimiliki. Sistem imbalan yang inovatif diberikan harus mencerminkan keadilan namun tetap layak, dan memadai. Imbalan yang adil dan memadai adalah apa yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawannya dan harus memungkinkan penerimanya memenuhi berbagai kebutuhannya sesuai standar hidup karyawan yang bersangkutan dan sesuai dengan standar pengupahan dan penggajian yang berlaku di pasaran kerja. Artinya, imbalan yang diterima oleh karyawan harus sepadan dengan imbalan yang diterima oleh orang lain yang melakukan pekerjaan sejenis. Partisipasi dalam pemecahan masalah dapat dilakukan dengan membentuk manajemen partisipatif. Manajemen partisipatif merupakan suatu sistem dimana anggota-anggotanya dilibatkan dalam pelaksanaan operasional atau kegiatan-kegiatan bisnis di bawah arahan dari para penyelia atau manajer. Manajemen partisipatif didasarkan atas dua konsep dasar. Pendekatan partisipatif dimana dalam mengambil keputusan seorang atasan meminta kelompok karyawan (team work) untuk merekomendasikan pendapat atau saran dari karyawan sebagai bahan pertimbangan sebelum memutuskan sesuatu sehingga karyawan benar-benar terlibat dan merasa dihargai keberadaannya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Pemerintah Hindia Belanda melalui Koninklijk Besluit nomor 27 tanggal 16 Oktober 1897 mendirikan Postpaaarbank, dengan tujuan mendidik masyarakat agar

Lebih terperinci

BAB II. PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO), Tbk CABANG MEDAN. Hindia belanda melakukan Koninkljik Besluit no. 27 tanggal 16 Oktober 1897

BAB II. PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO), Tbk CABANG MEDAN. Hindia belanda melakukan Koninkljik Besluit no. 27 tanggal 16 Oktober 1897 BAB II PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO), Tbk CABANG MEDAN A. Sejarah Ringkas Perusahaan Dengan maksud mendidik masyarakat agar gemar menabung, pemerintah Hindia belanda melakukan Koninkljik Besluit no.

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 3.1 Sejarah Singkat PT BANK TABUNGAN NEGARA (Persero) Tbk.

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 3.1 Sejarah Singkat PT BANK TABUNGAN NEGARA (Persero) Tbk. BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Singkat PT BANK TABUNGAN NEGARA (Persero) Tbk. Dengan maksud mendidik masyarakat agar gemar menabung, Pemerintah Hindia Belanda melalui Koninklijk Besluit Nomor

Lebih terperinci

Lampiran 1. Contoh Lembar Kuesioner Penelitian ANALISIS PENGARUH QUALITY OF WORK LIFE TERHADAP PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN

Lampiran 1. Contoh Lembar Kuesioner Penelitian ANALISIS PENGARUH QUALITY OF WORK LIFE TERHADAP PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN Lampiran Contoh Lembar Kuesioner Penelitian ANALISIS PENGARUH QUALITY OF WORK LIFE TERHADAP PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN PADA BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) CABANG BOGOR Terima kasih atas partisipasi Bapak/Ibu

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual Persaingan kompetitif yang terjadi saat ini menuntut PT. Bank Tabungan Negara (Persero) untuk mampu bertahan. Untuk menghadapi kondisi ini,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK OBSERVASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK OBSERVASI BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK OBSERVASI 1.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara Indonesia, merupakan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Instansi 4.1.1 Sejarah Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi (RSUD) Kabupaten Bogor pada awalnya merupakan Puskesmas dengan tempat perawatan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Dengan maksud memasyarakatkan giat menabung, Pemerintah Hindia

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Dengan maksud memasyarakatkan giat menabung, Pemerintah Hindia BAB II PROFIL PERUSAHAAN A.Sejarah PT.Bank BTN Cabang Medan Dengan maksud memasyarakatkan giat menabung, Pemerintah Hindia Belanda melalui Koninklijk Besluit No. 27 Tanggal 16 Oktober 1897 mendirikan POSTPAARBANK,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi menuntut setiap organisasi perusahaan untuk senantiasa meningkatkan kualitas demi meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pencapaian tujuan organisasi.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas.

Lampiran 1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas. LAMPIRAN 76 77 Lampiran 1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas. A. Uji Reliabilitas Pertanyaan Terkait QWL B. Uji Validitas Pertanyaan Terkait QWL Pertanyaan r-hitung r-tabel Keterangan 1. Question 1

Lebih terperinci

PEDOMAN KODE ETIK BPJS KETENAGAKERJAAN

PEDOMAN KODE ETIK BPJS KETENAGAKERJAAN PEDOMAN KODE ETIK BPJS KETENAGAKERJAAN DASAR HUKUM KODE ETIK BPJS KETENAGAKERJAAN UU No.31/1999 jo UU No. 20/2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi; UU No. 28/1999 tentang Penyelenggara Negara

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Data Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Dalam penelitian ini, untuk menguji apakah kuesioner yang digunakan valid dan reliabel, maka dilakukan uji validitas dan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PT BANK TABUNGAN NEGARA. A. Sejarah Perusahaan PT. Bank Tabungan Negara

BAB II GAMBARAN UMUM PT BANK TABUNGAN NEGARA. A. Sejarah Perusahaan PT. Bank Tabungan Negara BAB II GAMBARAN UMUM PT BANK TABUNGAN NEGARA A. Sejarah Perusahaan PT. Bank Tabungan Negara Dengan maksud mendidik masyarakat agar gemar menabung, Pemerintah Hindia Belanda melalui Koninklijk Besluit No.27

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sama pemerintah jepang membekukan Postspaar Bank dan menggantinya

BAB I PENDAHULUAN. sama pemerintah jepang membekukan Postspaar Bank dan menggantinya BAB I PENDAHULUAN Bentuk Usaha 1.1 Sejarah Perusahaan Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, dimulai pada tahun 1897 dengan mendirikan perseroan yang di beri nama Postspaar Bank, lalu pada tahun yang sama

Lebih terperinci

PEDOMAN KODE ETIK BPJS KETENAGAKERJAAN

PEDOMAN KODE ETIK BPJS KETENAGAKERJAAN PEDOMAN KODE ETIK BPJS KETENAGAKERJAAN DASAR HUKUM KODE ETIK BPJS KETENAGAKERJAAN UU No.31/1999 jo UU No. 20/2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi; UU No. 28/1999 tentang Penyelenggara Negara

Lebih terperinci

b. Aspek-Aspek Loyalitas Aspek-Aspek loyalitas menurut Saydam ( 2000 ) adalah sebagai berikut : 1) ketaatan atau kepatuhan ;

b. Aspek-Aspek Loyalitas Aspek-Aspek loyalitas menurut Saydam ( 2000 ) adalah sebagai berikut : 1) ketaatan atau kepatuhan ; BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Loyalitas Kerja a. Pengertian Loyalitas Kerja Hasibuan (2005), mengemukakan bahwa loyalitas atau kesetiaan merupakan salah satu unsur yang digunakan dalam penilaian

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN

BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN 5.1 Karakteristik Kepemimpinan Pemimpin di Showa Indonesia Manufacturing yang ada menggunakan prinsip keterbukaan terhadap karyawan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. kelompok pekerja menurut Sutrisno, (2010:5) dalam Ndraha (1999).

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. kelompok pekerja menurut Sutrisno, (2010:5) dalam Ndraha (1999). BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia adalah pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa dan pengelolaan

Lebih terperinci

ISU ADMINISTRASI PERKANTORAN. Oleh : MAYA MUTIA, SE, MM Analis Kepegawaian Pertama Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

ISU ADMINISTRASI PERKANTORAN. Oleh : MAYA MUTIA, SE, MM Analis Kepegawaian Pertama Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur ISU ADMINISTRASI PERKANTORAN Oleh : MAYA MUTIA, SE, MM Analis Kepegawaian Pertama Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur PEMERINTAH ADALAH PELAYAN MASYARAKAT SETUJUKAH ANDA?? Kantor Pemerintah Kantor Pemerintah

Lebih terperinci

I. PENGANTAR II. DATA RESPONDEN

I. PENGANTAR II. DATA RESPONDEN No:... SURVEY KARYAWAN PT. XXX PERIODE TAHUN YYYY I. PENGANTAR Kami konsultan yang ditunjuk oleh PT. XXX sedang melakukan survey tentang Human Resources Index yang berkaitan dengan kepuasan karyawan. Sehubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya lainnya tidak dapat memberikan manfaat jika tidak dikelola oleh

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya lainnya tidak dapat memberikan manfaat jika tidak dikelola oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peran sumber daya manusia dalam sebuah organisasi tidak kalah pentingnya dengan sumber daya lain seperti modal, investasi dan teknologi. Sebab sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menuntut setiap organisasi dan perusahaan untuk bersikap lebih responsif agar

BAB I PENDAHULUAN. menuntut setiap organisasi dan perusahaan untuk bersikap lebih responsif agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan lingkungan organisasi yang semakin kompleks dan kompetitif, menuntut setiap organisasi dan perusahaan untuk bersikap lebih responsif agar sanggup bertahan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan... 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan... 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan telah diselesaikannya penyusunan Laporan Pengukuran Indeks Penerapan Nilai Dasar Budaya Kerja Aparatur Negara di STPP Medan periode semester

Lebih terperinci

V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN

V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN 5.1 Karakteristik Responden Karyawan Harian Jurnal Bogor yang menjadi responden pada penelitian ini berjumlah 35 orang. Dari 35 orang tersebut,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY 4.1.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) Dinas Pendidikan,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan data dan hasil analisis yang telah dipaparkan di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh langsung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Perdana Perkasa Elastindo adalah perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang jasa Outsourcing yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama sebuah perusahaan dibandingkan unsur lainnya seperti modal dan

BAB I PENDAHULUAN. utama sebuah perusahaan dibandingkan unsur lainnya seperti modal dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia (SDM) berperan sangat penting sebagai unsur utama sebuah perusahaan dibandingkan unsur lainnya seperti modal dan teknologi, sebab manusia itu sendiri

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil Perusahaan PT MBK (Mitra Bisnis Keluarga) adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan mikro. PT. MBK didirikan pada tanggal 19 September 2003, sedangkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN l. l Latar Belakang Penelitian...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memasuki era pemerintahan yang kompetitif tersebut. Kemampuan ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. memasuki era pemerintahan yang kompetitif tersebut. Kemampuan ini sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adanya perubahan politik dan administrasi pemerintahan melalui pemberian otonomi luas kepada Daerah Kabupaten dan Daerah Kota sebagaimana dimaksudkan dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan dilakukan disegala bidang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan dilakukan disegala bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan dilakukan disegala bidang seperti dalam bidang ekonomi yang menjadi pusat perhatian utama dunia.

Lebih terperinci

BAB IV HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO) (STUDI KASUS PADA AGEN KANTOR CABANG JAKARTA TIMUR)

BAB IV HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO) (STUDI KASUS PADA AGEN KANTOR CABANG JAKARTA TIMUR) 36 BAB IV HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO) (STUDI KASUS PADA AGEN KANTOR CABANG JAKARTA TIMUR) 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Tahap-tahap penelitian pengukuran tingkat kepuasan pegawai BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat dapat dilihat pada Gambar 3.1. Adapun tahapannya sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendorong perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar tetap bertahan dan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar tetap bertahan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian yang semakin lama semakin cepat mendorong perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar tetap bertahan dan berkembang. Pada umumnya

Lebih terperinci

LAPORAN SURVEY KEPUASAN DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TERHADAP PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA DI UIN SUMATERA UTARA

LAPORAN SURVEY KEPUASAN DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TERHADAP PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA DI UIN SUMATERA UTARA 1 LAPORAN SURVEY KEPUASAN DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TERHADAP PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA DI UIN SUMATERA UTARA A. Pendahuluan Survey kepuasan layanan pengelolaan Sumber Daya Manusia UIN Sumatera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) memegang peranan yang sangat dominan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) memegang peranan yang sangat dominan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya manusia (SDM) memegang peranan yang sangat dominan dalam kegiatan perusahaan. Berhasil atau tidaknya perusahaan dalam mencapai tujuan sangat tergantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan memiliki tujuan yang harus dicapai dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan memiliki tujuan yang harus dicapai dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memiliki tujuan yang harus dicapai dalam operasionalnya. Dalam pencapaian tujuan tersebut sumber daya manusia memegang peranan yang paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilki agar dapat bertahan dalam menghadapi persaingan. Setiap perusahaan dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilki agar dapat bertahan dalam menghadapi persaingan. Setiap perusahaan dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan di samping faktor lain seperti modal. Oleh karena itu, sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan adalah suatu lembaga yang bertujuan memenuhi kebutuhankebutuhan konsumen melalui barang dan jasa disamping mencari laba sebanyakbanyaknya. Perusahaan agar

Lebih terperinci

KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH

KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH RIAU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHH RIAU 2011 VISI Menjadikan Universitas Muhammadiyah Riau sebagai lembaga pendidikan tinggi yang bermarwah dan bermartabat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. INTI (Persero) Bandung merupakan salah satu Badan Usaha Milik

BAB I PENDAHULUAN. PT. INTI (Persero) Bandung merupakan salah satu Badan Usaha Milik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. INTI (Persero) Bandung merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa telekomunikasi. PT. INTI (Persero) Bandung selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kumpulan resources yang tidak berguna. Selain itu, sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kumpulan resources yang tidak berguna. Selain itu, sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan sumber daya yang paling penting dan menentukan dalam arah dan perubahan organisasi. Tanpa manusia sebagai penggeraknya, organisasi menjadi kumpulan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INSTANSI. A. Sejarah Singkat PT. Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk

BAB II PROFIL INSTANSI. A. Sejarah Singkat PT. Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk BAB II PROFIL INSTANSI A. Sejarah Singkat PT. Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk PT. Bank Negara Indonesia (Persero) berdiri sejak tahun 1946, Bank BNI menjadi Bank pertama milik negara yang lahir setelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era global yang semakin kompetitif sekarang ini, sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pada era global yang semakin kompetitif sekarang ini, sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era global yang semakin kompetitif sekarang ini, sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang lebih bisa diandalkan dibandingkan dengan sumber

Lebih terperinci

pujian atau kritik atas hasil kerja karyawan Tabel 4.14 Tanggapan responden mengenai pemimpin selalu meminta karyawan untuk berpartisipasi

pujian atau kritik atas hasil kerja karyawan Tabel 4.14 Tanggapan responden mengenai pemimpin selalu meminta karyawan untuk berpartisipasi DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Operasional Variabel... 37 Tabel 3.2 Arti pembobotan dengan Skala Likert... 45 Tabel 3.3 Skala Interval Gaya Kepemimpinan... 46 Tabel 3.4 Skala Interval Motivasi... 46 Tabel 3.5

Lebih terperinci

B. Latar Belakang Penyusunan Pedoman Perilaku Perusahaan (Code of Conduct)

B. Latar Belakang Penyusunan Pedoman Perilaku Perusahaan (Code of Conduct) Bab I Pendahuluan A. Pengertian Umum Pedoman Perilaku Perusahaan atau Code of Conduct adalah norma tertulis yang menjadi panduan standar perilaku dan komitmen seluruh karyawan PT. Perkebunan Nusantara

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Data Penelitian Di dalam sub bab berikut ini akan dijelaskan secara detail mengenai data-data yang dipergunakan dalam penelitian ini. 3.1.1 Jenis dan Sumber Data

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 29 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Setiap perusahaan atau organisasi memiliki visi dan misi tertentu. PD Pasar Jaya memiliki visi untuk memajukan perusahaan. Sebagai pedoman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan usaha. sejak tahun 1897 dengan nama Postspaarbank. Di era kemerdekaan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan usaha. sejak tahun 1897 dengan nama Postspaarbank. Di era kemerdekaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan usaha 1.1.1 Bentuk Usaha PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. atau yang lebih dikenal dengan nama Bank BTN memiliki sejarah yang sangat panjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD Negeri Wirosari sekolah yang unggul, kreatif, inovatif, kompetitif dan religius. Sedangkan misinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat dalam bentuk tabungan. Visi dan Misi Bank Tabungan Negara (Persero) Adapun Misi bank BTN adalah:

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat dalam bentuk tabungan. Visi dan Misi Bank Tabungan Negara (Persero) Adapun Misi bank BTN adalah: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang, Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha PT. Bank Tabungan Negara adalah sebuah perusahaan persero dengan dikeluarkannya PP No. 24 Tahun 1992 tanggal 29 April 1992 yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan jumlah bank yang semakin banyak dan produk perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan jumlah bank yang semakin banyak dan produk perbankan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan bisnis perbankan di Indonesia saat ini sangat pesat, hal ini ditandai dengan jumlah bank yang semakin banyak dan produk perbankan yang semakin

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

BAB 3 OBJEK PENELITIAN 27 BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Dengan sistem penyelenggaraan yang semakin maju, program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) tidak hanya memberikan manfaat kepada pekerja dan pengusaha

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan maka. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan maka. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Penerapan budaya organisasi pada PT.

Lebih terperinci

I. PENGANTAR Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia

I. PENGANTAR Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia I. PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia dapat melakukan peran sebagai pelaksana yang handal dalam proses pembangunan. Sumber daya manusia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Paradigma lama tentang penyelenggaraan pemerintahan yang bersifat

I. PENDAHULUAN. Paradigma lama tentang penyelenggaraan pemerintahan yang bersifat I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Paradigma lama tentang penyelenggaraan pemerintahan yang bersifat sentralistik telah ditinggalkan seiring dengan adanya reformasi birokrasi yang bersifat desentralistik,

Lebih terperinci

baru agar selalu menjadi yang terdepan.

baru agar selalu menjadi yang terdepan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha Dalam pelaksanaan magang ini, mahasiswa mendapat kesempatan untuk menganalisa dunia kerja sebenarnya yang sesuai dengan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah aspek penting dan merupakan ujung tombak dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah aspek penting dan merupakan ujung tombak dalam BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah aspek penting dan merupakan ujung tombak dalam rangka meningkatkan kualitas sumberdaya manusia agar supaya mampu bersaing di tengah kompetisi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. perusahaan yang penting seperti pabrik, atau suatu organisasi secara keseluruhan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. perusahaan yang penting seperti pabrik, atau suatu organisasi secara keseluruhan. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Iklim organisasi (Organizational climate) Menurut Davis dan Newstrom (1985) iklim organisasi adalah lingkungan didalam mana para pegawai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karyawan sebagai sumber daya utama perusahaan dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen dan memberikan kinerja yang optimal sehingga konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang sudah berdiri

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang sudah berdiri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Suatu organisasi atau perusahaan, baik swasta nasional maupun swasta asing berusaha untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang sudah berdiri sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat. Hal tersebut ditandai dengan adanya perkembangan dan perubahan budaya sosial, meningkatnya persaingan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Visi & Misi PT Bank Tabungan Negara (Persero) tbk: Mengembangkan human capital yang berkualitas dan memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. Visi & Misi PT Bank Tabungan Negara (Persero) tbk: Mengembangkan human capital yang berkualitas dan memiliki BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha PT Bank Tabungan Negara (Persero) tbk adalah Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang berbentuk perseroan terbatas. Sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini sangat banyak merek mobil yang digunakan di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini sangat banyak merek mobil yang digunakan di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Memasuki era globalisasi ini, perkembangan perekonomian khususnya di Indonesia berkembang dengan pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. 1. Angga Putra Samudra dengan judul Pengaruh Kompensasi Finansial

BAB II TINJAUAN TEORI. 1. Angga Putra Samudra dengan judul Pengaruh Kompensasi Finansial BAB II TINJAUAN TEORI A. Penelitian Terdahulu. 1. Angga Putra Samudra dengan judul Pengaruh Kompensasi Finansial Terhadap Kinerja (Studi pada Karyawan PT. Bank Jatim Cabang Malang) tahun 2014. Hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Peran Manajemen Sumber Daya Manusia sangat penting bagi suatu organisasi, sebesar atau sekecil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar di Indonesia yaitu : Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Makasar. Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. besar di Indonesia yaitu : Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Makasar. Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PT Bank Tabungan Negara (Persero) kantor cabang syariah Malang didirikan pada tahun BTN Syari ah yang mulai beroperasi sejak tanggal 14 februari 2005 terus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Lokasi Bank Tabungan Negara Cabang Bandung terletak di Jalan Jawa Nomor 7.

BAB I PENDAHULUAN Lokasi Bank Tabungan Negara Cabang Bandung terletak di Jalan Jawa Nomor 7. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Studi 1.1.1 Jenis Usaha Jenis usaha/jasa yang disediakan Bank Tabungan Negara adalah lembaga keuangan untuk menghimpun dana masyarakat dan menyalurkan kembali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin modern, jaringan fisik serta pelayanan sarana dan prasarana nasional

BAB I PENDAHULUAN. semakin modern, jaringan fisik serta pelayanan sarana dan prasarana nasional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini negara kita dihadapkan pada kemajuan zaman yang begitu pesat. Pembangunan disegala bidang mengakibatkan kehidupan masyarakat semakin modern, jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ulrich dalam Novliadin (2007) mengungkapkan bahwa, Kunci sukses

BAB I PENDAHULUAN. Ulrich dalam Novliadin (2007) mengungkapkan bahwa, Kunci sukses 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ulrich dalam Novliadin (2007) mengungkapkan bahwa, Kunci sukses sebuah perubahan adalah pada sumber daya manusia yaitu sebagai inisiator dan agen perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Keberadaan manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi perusahaan dan lembaga dalam mengelola, mengatur, mengurus, dan menggunakan sumber daya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Berdasarkan judul yang diangkat yaitu: Pengaruh pemberian program kesejahteraan dan pelatihan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT Asphalt

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan sumber daya terpenting dalam suatu instansi pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan misi dan tujuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 48 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Program Kesejahteraan Karyawan Pada PT. TELKOM DIVRE III JABAR dan BANTEN Menentukan suatu program kesejahteraan dalam suatu perusahaan bukanlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup organisasi. Sumber daya manusia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup organisasi. Sumber daya manusia memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia memiliki peranan yang sangat penting dalam mempertahankan kelangsungan hidup organisasi. Sumber daya manusia memiliki arti penting karena manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberi petunjuk bahwa hal-hal terpenting diperhatikan dalam pemeliharaan

BAB I PENDAHULUAN. memberi petunjuk bahwa hal-hal terpenting diperhatikan dalam pemeliharaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini makin disadari oleh semakin banyak pihak bahwa dalam menjalankan roda suatu organisasi, manusia merupakan unsur yang terpenting, mengingat bahwa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR GAMBAR... xii. DAFTAR LAMPIRAN... xiii

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR GAMBAR... xii. DAFTAR LAMPIRAN... xiii DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian... 1 1.2. Identifikasi Masalah...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 177 UU No. 34 tahun 2004 yang menyebutkan bahwa pemerintah daerah dapat

BAB I PENDAHULUAN. 177 UU No. 34 tahun 2004 yang menyebutkan bahwa pemerintah daerah dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembentukan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) didasarkan pada Pasal 177 UU No. 34 tahun 2004 yang menyebutkan bahwa pemerintah daerah dapat memiliki BUMD yang pembentukan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (Persero) Tbk kantor cabang Surabaya yang beralamat di jalan Pemuda

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (Persero) Tbk kantor cabang Surabaya yang beralamat di jalan Pemuda 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Perusahaan Penelitian ini dilaksanakan di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk kantor cabang Surabaya yang beralamat di jalan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Struktur Organisasi Karyawan PT. XYZ.

Lampiran 1. Struktur Organisasi Karyawan PT. XYZ. 69 Lampiran 1. Struktur Organisasi Karyawan PT. XYZ. MANAJER KEUANGAN/AKT DAN UMUM PERSONALIA Lilik Hartini MR/EMR MomonD/Agus W MANAJER PEMASARAN Putut H DIREKTUR UTAMA Mara Amikal,SE SPI Yayat Kusmiyati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan Quality of Work Life, Karena Quality of Work Life terikat dalam

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan Quality of Work Life, Karena Quality of Work Life terikat dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadapi tantangan perusahaan yang semakin berat dan kompleks pada saat ini dan masa yang akan datang tak bisa lain kecuali harus memelihara dan meningkatkan Quality

Lebih terperinci

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian SEKOLAH PASCA SARJANA IPB MAYOR ILMU MANAJEMEN

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian SEKOLAH PASCA SARJANA IPB MAYOR ILMU MANAJEMEN Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian SEKOLAH PASCA SARJANA IPB MAYOR ILMU MANAJEMEN Responden yang terhormat, Saya, Rima Handayani, Mahasiswa Program Master Science Sekolah Pasca Sarjana IPB dengan Mayor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Liqa Yasifa, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Liqa Yasifa, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Organisasi merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang didalamnya terdapat sejumlah kegiatan sekelompok orang yang bekerja sama dengan tata cara yang diatur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan UU No. 3 tahun 1982, perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan UU No. 3 tahun 1982, perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Berdasarkan UU No. 3 tahun 1982, perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang tetap dan terus menerus yang didirikan serta

Lebih terperinci

COMPANY PROFILE BNI 46

COMPANY PROFILE BNI 46 COMPANY PROFILE BNI 46 Sejarah Singkat Berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara Indonesia, merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Bank Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan tidak terlepas dari sumber daya yang

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan tidak terlepas dari sumber daya yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan suatu perusahaan tidak terlepas dari sumber daya yang dimilikinya, termasuk didalamnya sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam dunia kerja, suatu perusahaan menjalankan aktivitasnya akan selalu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam dunia kerja, suatu perusahaan menjalankan aktivitasnya akan selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam dunia kerja, suatu perusahaan menjalankan aktivitasnya akan selalu berhadapan dengan manusia sebagai sumber daya yang memiliki kemampuan untuk terus

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kinerja pegawai, maka penulis memberikan kesimpulan bahwa:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kinerja pegawai, maka penulis memberikan kesimpulan bahwa: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dari pengaruh pengendalian internal terhadap kinerja pegawai, maka penulis memberikan kesimpulan bahwa: 1) Hasil tanggapan responden

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Motivasi Motivasi berasal dari kata Latin movere yang berarti dorongan atau menggerakkan. Motivasi (motivation) dalam manajemen hanya ditujukan pada sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ini, persaingan yang terjadi di semua industri semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ini, persaingan yang terjadi di semua industri semakin ketat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ini, persaingan yang terjadi di semua industri semakin ketat. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat bekerja dengan lebih efektif dan efisien agar dapat

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 3 : HASIL DATA MENTAH KUESIONER (TABEL), perhitungan apakah. tergolong kepuasan tinggi atau rendah

LAMPIRAN. Lampiran 3 : HASIL DATA MENTAH KUESIONER (TABEL), perhitungan apakah. tergolong kepuasan tinggi atau rendah LAMPIRAN Lampiran 3 : HASIL DATA MENTAH KUESIONER (TABEL), perhitungan apakah tergolong kepuasan atau KATA PENGANTAR Saya mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha, sedang melakukan suatu

Lebih terperinci

PEDOMAN KEBIJAKAN CODE OF CONDUCT PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO)

PEDOMAN KEBIJAKAN CODE OF CONDUCT PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) 1 PEDOMAN KEBIJAKAN CODE OF CONDUCT PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk. Pedoman Kebijakan Code of Conduct sebagaimana dimaksud pada lampiran Peraturan Direksi ini terdiri dari 5 (lima) bagian, yaitu:

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1 1.2 Identifikasi Masalah...

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 11, Maret 2017 GAYA KEPEMIMPINAN DAN KINERJA KARYAWAN PADA PT SUMBER FAJAR INTI ABADI DI PONTIANAK

Bisma, Vol 1, No. 11, Maret 2017 GAYA KEPEMIMPINAN DAN KINERJA KARYAWAN PADA PT SUMBER FAJAR INTI ABADI DI PONTIANAK GAYA KEPEMIMPINAN DAN KINERJA KARYAWAN PADA PT SUMBER FAJAR INTI ABADI DI PONTIANAK Abstraksi Suhendi Email: Zhouhendi@gmail.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak Penulis membatasi masalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Paradigma lama tentang penyelenggaraan pemerintahan yang bersifat

I. PENDAHULUAN. Paradigma lama tentang penyelenggaraan pemerintahan yang bersifat I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Paradigma lama tentang penyelenggaraan pemerintahan yang bersifat sentralistik telah ditinggalkan seiring dengan adanya reformasi birokrasi yang bersifat desentralistik,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. tergolong cukup (48.51%). Komitmen afektif masih tergolong cukup dikarenakan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. tergolong cukup (48.51%). Komitmen afektif masih tergolong cukup dikarenakan BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pemaparan maka diperoleh simpulan sebagai berikut: Komitmen Afektif guru di SMP Negeri Kecamatan Tanah Jawa mayoritas tergolong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan nasional suatu negara salah satu yang mencakup di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan nasional suatu negara salah satu yang mencakup di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional suatu negara salah satu yang mencakup di dalamnya adalah pengangunan ekonomi. Dalam pembangunan ekonomi tentu memerlukan peran dari lembaga keuangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk 38 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diamati dan dikaji. Otonomi acap kali menjadi bahan perbincangan baik di

BAB I PENDAHULUAN. diamati dan dikaji. Otonomi acap kali menjadi bahan perbincangan baik di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perjalanan otonomi daerah di Indonesia merupakan isu menarik untuk diamati dan dikaji. Otonomi acap kali menjadi bahan perbincangan baik di kalangan birokrat, politisi,

Lebih terperinci