BAB II KAJIAN PUSTAKA. informasi yang disajikan oleh unit-unit organisasi yang ada dalam perusahaan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. informasi yang disajikan oleh unit-unit organisasi yang ada dalam perusahaan"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Pengertian Struktur Pengendalian Intern Dalam suatu perusahaan, para manajer tidak lagi mampu mengetahui seluruh aspek-aspek perusahaan, sementara mereka harus mengendalikan organisasinya untuk melaksanakan apa yang telah ditetapkan. Konsekuensinya manajemen membutuhkan informasi yang disajikan oleh unit-unit organisasi yang ada dalam perusahaan tersebut. Informasi yang dihasilkan dalam perusahaan membutuhkan suatu jaminan bahwa informasi tersebut dapat diandalkan dan akurat, untuk itu diciptakan struktur pengendalian intern. Menurut Halim (2003:197) pengertian struktur pengendalian intern yang tercantum dalam Standar Profesional Akuntan Publik pada SA 319 adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: 1) Keandalan pelaporan keuangan 2) Efektivitas dan efisiensi operasi 3) Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan berlaku 11

2 Mulyadi (2002:45) menyatakan bahwa struktur pengendalian intern adalah struktur organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data organisasi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Bagi perusahaan, struktur pengendalian intern dapat digunakan secara efektif untuk mencegah penggelapan maupun penyimpangan. Dengan kata lain, struktur pengendalian intern memberikan kepastian bahwa penggelapan laporan keuangan dapat dicegah atau dideteksi lebih dini. Dari pengertian struktur pengendalian intern tersebut dapat disimpulkan bahwa struktur pengendalian intern merupakan suatu kebijakan dan semua cara-cara atau prosedur, tindakan serta alat-alat yang dikoordinasikan dan dipergunakan dalam suatu organisasi untuk mendapatkan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan, dalam hal kesesuaian dengan undang-undang dan peraturan untuk mencapai efisiensi operasi. Struktur pengendalian intern sangat penting bagi suatu perusahaan karena beberapa hal, seperti; 1) Lingkup dan ukuran entitas bisnis semakin kompleks. Hal ini mengakibatkan manajemen harus mengandalkan laporan dan analisis yang banyak jumlahnya agar peranan pengendalian dapat berjalan efektif. 2) Pemeriksaan dan penelaahan bawaan dalam sistem yang baik memberikan perlindungan terhadap kelemahan manusia dan mengurangi kemungkinan kekeliruan dan ketidakberesan yang terjadi. 12

3 3) Pengendalian intern yang baik akan mengurangi beban pelaksanaan audit sehingga dapat mengurangi biaya ataupun fee audit Tujuan Pokok dan Konsep Dasar Struktur Pengendalian Intern Halim (2003:200) menyatakan bahwa struktur pengendalian intern yang efektif dirancang dengan tujuan pokok sebagai berikut: 1) Menjaga kekayaan dan catatan organisasi 2) Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi 3) Mendorong efisiensi 4) Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen Penyusunan dan penyelenggaraan Struktur Pengendalian Intern (SPI) merupakan tanggung jawab penting manajemen untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa tujuan satuan usaha akan tercapai, struktur pengendalian secara terus menerus memerlukan supervisi dari manajemen untuk menentukan apakah pelaksanaannya diubah sesuai dengan perubahan kondisi. Tujuan perusahaan baik jangka panjang maupun jangka pendek akan mudah dicapai apabila kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah ditetapkan, dilaksanakan dengan baik oleh semua pihak yang ada dalam organisasi tersebut. Kondisi tersebut akan dapat tercipta dengan terbentuknya struktur pengendalian intern yang memadai dalam suatu perusahaan. Ada beberapa konsep dasar yang dikemukakan oleh Halim (2001:200) yang berkaitan dengan SPI yaitu: 13

4 1) Pertanggungjawaban Manajemen bertanggungjawab untuk menetapkan dan mempertahankan SPI. Pengendalian-pengendalian khusus yang harus termasuk dalam tiga elemen SPI untuk suatu perusahaan tergantung pada besar kecilnya entitas, karakteristik organisasi dan kepemilikan, sifat kegiatan usahanya, keanekaragaman dan kompleksitas operasinya, metode pemrosesan data, dan persyaratan perundangundangan yang harus dipatuhi. Tanggung jawab manajemen meliputi pelaksanaan pengawasan SPI yang sedang berjalan. Manajemen harus selalu memperbaiki SPI perusahaan yang dikelolanya. 2) Kewajaran atau keyakinan rasional yang memadai Manajemen bukan mencari tingkat absolut atau mutlak kualitas SPI manajemen tetapi mencari tingkat yang wajar, hal ini digunakan untuk memastikan bahwa sasaran SPI dapat tercapai. 3) Keterbatasan bawaan SPI mempunyai keterbatasan bawaan yang melekat pada SPI tersebut. Keterbatasan bawaan tersebut diakibatkan antara lain oleh: a) Faktor manusia yang melakukan fungsi prosedur pengendalian. Keterbatasan ini hanya dapat diminimumkan, tidak dapat dihilangkan sama sekali oleh orang dari dalam maupun dari luar. b) Pengendalian tidak dapat mengarah pada seluruh transaksi. Pengendalian tidak dapat diterapkan pada transaksi yang bersifat tidak rutin, seperti kejadian luar biasa, bonus, dan lain sebagainya 14

5 4) Metode pengolahan data Konsep pengendalian dapat diterapkan baik untuk sistem pengolahan data manual maupun terkomputerisasi atau Electronic Data Processing (EDP). Sistem manual biasanya dipakai dalam perusahaan kecil, sedangkan sistem EDP banyak digunakan dalam bisnis pemanufakturan internasional dan perusahaan multinasional atau mengglobal. Di samping itu, pengendalian mempunyai sifat yang dinamis. Pengendalian tidak bersifat statis. Perubahan kondisi lingkungan mungkin akan mengakibatkan perlunya modifikasi atas struktur pengendalian intern Unsur-unsur Struktur Pengendalian Intern Menurut Halim (2001:193) struktur pengendalian intern memiliki unsur-unsur sebagai berikut: 1) Lingkungan pengendalian Lingkungan pengendalian adalah pengaruh gabungan dari berbagai faktor dalam membentuk, memperkuat atau memperlemah efektivitas kebijakan dan prosedur tertentu. Pada hakikatnya, lingkungan pengendalian menggambarkan keseluruhan sikap, kesadaran, dan tindakan dewan komisaris, manajemen perusahaan, pemilik dan pihak lain mengungkapkan pentingnya pengendalian bagi satuan usaha yang bersangkutan. Hal tersebut merefleksikan pentingnya pengendalian terhadap gaya operasi manajemen. 15

6 2) Sistem Akuntansi Sistem akuntansi adalah formulir-formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur, dan alat-alat yang digunakan untuk mengolah data mengenai usaha suatu satuan ekonomis dengan tujuan untuk menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporanlaporan yang diperlukan oleh manajemen untuk mengawasi usahanya, dan bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan seperti pemegang saham, kreditur, dan lembaga-lembaga pemerintah untuk menilai hasil operasi. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi terdiri dari metode dan catatan yang diterapkan manajemen untuk mencatat dan melaporkan transaksi dan kejadian untuk menyelenggarakan pertanggungjawaban aktiva dan kewajiban tersebut. 3) Prosedur Pengendalian Prosedur pengendalian melengkapi struktur pengendalian intern. Prosedur pengendalian adalah kebijakan dan prosedur sebagai tambahan terhadap lingkungan pengendalian dan sistem akuntansi yang telah diciptakan manajemen untuk memberikan keyakinan memadai bahwa tujuan tertentu suatu satuan usaha akan tercapai Pengertian Independensi American Institute of Certified Public Accountant ( AICPA ) yang dikutip dalam Mayangsari (2003:6) menyatakan bahwa independensi merupakan suatu 16

7 kemampuan untuk bertindak berdasarkan integritas dan objektivitas. Integritas merupakan petunjuk moral yang tidak memihak, jujur, memandang dan mengemukan fakta seperti apa adanya. Dilain pihak, objektivitas merupakan sikap-sikap tidak memihak dalam mempertimbangkan fakta, kepentingan pribadi, tidak terdapat fakta yang dihadapi. Sedangkan Mulyadi dalam artikel yang sama menyebutkan bahwa integritas berarti jujur dan dapat dipercaya, dan objektivitas berhubungan dengan kemampuan auditor untuk memiliki sikap adil dalam segala hal yang berkaitan dengan tugasnya. Peran auditor terkait dengan independensi adalah untuk memastikan bahwa angka-angka tersebut yang dilaporkan dalam laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi berlaku umum (Hall, 2003:57). Setiap auditor harus memelihara integritas dan keobjektifan dalam tugas profesionalnya dan setiap auditor harus independen dari semua kepentingan yang bertentangan atas pengaruh yang tidak layak. Integritas berhubungan dengan kejujuran intelektual, sedangkan objektivitas berhubungan dengan sikap netral dan tidak memihak dalam melaksanakan tugas pengawasan. Internal auditor harus mandiri dan terpisah dari berbagai kegiatan yang diperiksanya. Para internal auditor dianggap mandiri apabila dapat melaksanakan pekerjaannya secara bebas dan objektif. Kemandirian para internal auditor dapat dilihat dengan memberikan penilaian yang tidak memihak dan tanpa prasangka. Hal ini dapat diperoleh melalui status organisasi dan objektifitas internal auditor. 1) Status organisasi. 17

8 Status organisasi unit internal auditor haruslah memberikan keleluasan untuk memenuhi atau menyelesaikan tanggung jawab pemeriksaan yang diberikan. Melihat fungsi internal auditor yang tidak mempunyai wewenang eksekutif untuk mengambil kebijaksaan atau keputusan yang menyangkut kegiatan perusahaan yang bersangkutan maka kedudukan internal auditor dalam perusahaan merupakan suatu jalur yang terpisah dengan kegiatan perusahan dan bertanggung jawab langsung terhadap pimpinan perusahaan. Internal auditor dapat bertindak objektif dan independen dalam menjalankan tugas-tugasnya. Tujuan, wewenang, kedudukan, dan tanggung jawab internal audit harus didefinisikan dalam dokumen tertulis, internal auditor harus memberikan laporan tahunan tentang hasil kegiatannya. Laporan tersebut mengemukakan berbagai temuan penting dalam pemeriksaan dan rekomendasi-rekomendasi serta informasi dari berbagai penyimpangan yang terjadi. 2) Objektivitas Para internal auditor haruslah melakukan pemeriksaan secara objektif. Objektif adalah sikap mental bebas dari pengaruh-pengaruh yang harus dimiliki internal auditor dalam melakukan pemeriksaan, sehingga mereka sungguh-sungguh yakin atas hasil pekerjaannya dan tidak akan membuat penilaian yang kualitasnya merupakan hasil kesepakatan. Sikap objektif internal auditor tidak akan berpengaruh bila auditor menganjurkan suatu standar pengawasan bagi sistem atau meninjau prosedur yang berlaku sebelum hal tersebut diterapkan. 18

9 2.1.5 Aspek Independensi Menurut Halim (2001:21) ada 3 aspek independensi seorang auditor yaitu: 1) Independence in fact ( Independensi Senyatanya ) Untuk menjadi independen, auditor harus mempunyai kejujuran yang tinggi. Jadi ada keterkaitan erat antara independence in fact dengan objektifitas. 2) Independence in appearance ( Independensi dalam Penampilan ) Merupakan pandangan pihak lain terhadap diri auditor sehubungan dengan pelaksanaan audit. Auditor harus menjaga kedudukannya sedemikian rupa sehingga pihak lain akan mempercayai sikap independensi dan objektifitasnya. 3) Independence in competence ( Dari Sudut Pandang Keahlian ) Berhubungan erat dengan kompetensi atau kemampuan auditor dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugasnya. Independensi dari sudut keahlian terkait erat dengan kecakapan profesional auditor Pengertian Tingkat Pendidikan Salah satu persyaratan seorang internal auditor dalam Standar Profesional Akuntan Publik adalah pendidikan dan pengalaman praktik sebagai auditor independen (IAI, 2001 seksi 110 Par 1). Standar umum pertama dalam standar auditing menegaskan bahwa betapapun tingginya kemampuan seseorang dalam bidang lain selain auditing, termasuk dalam bidang bisnis dan keuangan, ia tidak dapat memenuhi persyaratan yang dimaksudkan dalam standar auditing ini, jika ia 19

10 tidak memiliki pendidikan serta pengalaman memadai dalam bidang audit. Seorang auditor memiliki kewajiban untuk terus memelihara dan meningkatkan kemampuan serta pengetahuannya karena tingkat pendidikan yang ditempuh oleh auditor akan berdampak pada kualitas dan proses dari pekerjaan itu sendiri. Auditor yang memiliki tingkat pendidikan yang memadai akan dapat menjalankan tugasnya secara efektif dan efisien Pengertian Keahlian Profesional Menurut Webster s Hinth New Collegiate Dictionary (1983) yang dikutip dalam Murtanto dan Gudono (1999:39) mendefiniskan keahlian merupakan keterampilan dari seorang ahli. Ahli didefinisikan sebagai seorang yang memiliki tingkat keterampilan tertentu atau pengetahuan yang tinggi dalam subjek tertentu yang diperoleh dari peristiwa atau pengalaman. Trotter (1986) dalam artikel yang sama mendefinisikan ahli sebagai orang yang dengan keterampilannya mengerjakan pekerjaan yang mudah, cepat, dan sangat jarang atau tidak pernah membuat kesalahan. Profesionalisme mempengaruhi perilaku, sikap, dan orientasi seseorang dalam menjalankan tugas atau pekerjaannya (Trisnaningsih, 2003:202). Auditor harus memiliki keahlian yang diperlukan dalam tugasnya. Keahlian ini meliputi keahlian mengenai audit yang mencakup antara lain: merencanakan program kerja pemeriksaan, menyusun program kerja pemeriksaan, melaksanakan program kerja pemeriksaan, menyusun kertas kerja pemeriksaan, menyusun berita pemeriksaan, dan laporan hasil pemeriksaan. Keahlian merupakan unsur penting yang 20

11 harus dimiliki oleh seorang auditor untuk bekerja sebagai tenaga profesional. Profesional berarti harus mempunyai sifat yang jelas dan pengalaman yang luas. Jasa yang diberikan kepada klien harus dengan cara-cara yang profesional yang diperoleh dengan belajar, latihan, pengalaman, dan penyempurnaan keahlian auditing. Komponen keahlian berdasarkan model yang dikembangkan oleh Abdolmuhammadi, dkk (1992) yang dikutip dalam Murtanto dan Gudono ( 1999:40) dapat dibagi menjadi: 1) Komponen pengetahuan (knowledge component) merupakan komponen dalam suatu keahlian. Komponen pengetahuan meliputi komponen seperti pengetahuan terhadap fakta-fakta, prosedur dan pengalaman. Pengalaman di beberapa literatur auditing sering digunakan sebagai surrogate dari pengetahuan, sebab pengalaman akan memberikan hasil di dalam menghimpun dan memberi kemajuan bagi pengetahuan. 2) Ciri- ciri psikologis (pshylogical tratts) merupakan ciri seseorang yang ditujukan seperti kemampuan di dalam komunikasi, kepercayaan, kreativitas, dan kemampuan untuk bekerja dengan orang lain. 3) Kemampuan berpikir (cognative abilities) merupakan kemampuan untuk mengkomunikasikan dan mengolah informasi. Beberapa karakteristik yang dapat dimasukkan sebagai kemampuan berpikir, misalnya kemampuan beradaptasi pada situasi baru, perhatian terhadap fakta-fakta yang ada serta mengabaikan fakta yang tidak relevan. 21

12 4) Strategi penentuan keputusan (decition strategis) baik formal dan informal akan membantu dalam membuat keputusan yang sistematis. Para profesional auditing sangat berkepentingan dalam mengembangkan dan menggunakan strategi penentuan keputusan dalam membuat keputusan secara umum. 5) Analisis tugas (task analysis) banyak dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman audit dan analisis akan mempunyai pengaruh terhadap penentuan keputusan Pengertian Pengalaman Kerja Pengalaman kerja dipandang sebagai suatu faktor penting dalam memprediksi kinerja auditor. Pengetahuan auditor tentang audit akan semakin berkembang dengan bertambahnya pengalaman kerja. Penelitian yang dilakukan oleh Libby dan Frederick (1990) dalam Suraida (2005) menemukan bahwa semakin banyak pengalaman, auditor semakin dapat menghasilkan berbagai macam dugaan dalam menjelaskan temuan audit. Pengalaman kerja akan meningkat seiring dengan semakin meningkatnya kompleksitas kerja. Menurut pendapat Tubbs (1992) dalam Noviyani (2002:483) jika seorang auditor berpengalaman maka: 1) Auditor menjadi sadar terhadap lebih banyak kekeliruan 2) Auditor memiliki salah pengertian yang lebih sedikit tentang kekeliruan 3) Auditor menjadi sadar mengenai kekeliruan yang tidak lazim 22

13 4) Hal-hal yang terkait dengan penyebab kekeliruan departemen tempat terjadinya kekeliruan dan pelanggaran dan tujuan pengendalian internal menjadi relatif lebih menonjol. Pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan pertambahan perkembangan potensi tingkah laku baik dari pendidikan formal maupun non formal atau bisa diartikan sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi. Pengalaman kerja akan semakin meningkat seiring dengan semakin meningkatnya kompleksitas kerja (Knoers & Haditono, 1999 dalam Asih, 2006). Menurut Murphy dan Wright (1984) dalam Noviyani (2002:483) menyatakan bahwa seorang dengan lebih banyak pengalaman dalam suatu bidang substantif memiliki banyak hal yang tersimpan dalam ingatannya dan dapat mengembangkan suatu pemahaman yang baik mengenai frekuensi relatif peristiwaperistiwa. Weber dan Crocker (1983) dalam Noviyani (2002:484) menyatakan bahwa peningkatan pengalaman menghasilkan struktur daya penggolongan yang lebih teliti dan lebih rumit. Peningkatan pengetahuan yang muncul dari penambahan pelatihan formal sama bagusnya dengan yang didapat dari pengalaman khusus dalam rangka memenuhi persyaratan sebagai seorang profesional (Boner & Walker, 1994 dalam Herliansyah dan Ilyas, 2006) Pengertian Efektivitas Menurut Mardiasmo (2002:4) efektivitas merupakan tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan. Menurut Bastian (2001: 336) efektivitas 23

14 adalah hubungan antara output dan tujuan, dimana efektivitas diukur berdasarkan seberapa jauh tingkat output atau keluaran, kebijakan, dan prosedur dari organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas ditentukan antar output yang dihasilkan oleh pusat pertanggungjawaban dengan tujuan jangka pendek. Semakin besar output yang dikontribusikan terhadap tujuan jangka pendek perusahaan, maka semakin efektiflah unit tersebut. Yamit (1998:14) menyatakan efektivitas adalah suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh target dapat tercapai baik secara kualitas maupun waktu, orientasinya pada keluaran (output) yang dihasilkan Pengertian Auditing ASOBAC ( a Statement of Basic Auditing Concepts) yang dikutip oleh Halim (2001:1) mendefinisikan auditing sebagai suatu proses sistematis untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti secara objektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersiasersi tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan. Menurut Agoes (1996:1) audit adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai laporan keuangan. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa audit adalah pemeriksaan yang dilakukan secara 24

15 kritis dan sistematis atau penilaian prosedur dan atau operasi untuk menentukan kesesuaian dengan kriteria yang ditentukan, yang dilakukan oleh pihak lain yang independen mengenai catatan akuntansi termasuk analisis, pengujian, konfirmasi atau pembuktian lainnya Pengertian Internal Auditor Menurut Halim (2001:11) internal auditor merupakan karyawan suatu perusahaan tempat mereka melakukan audit dengan tujuan untuk membantu manajemen dalam melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Internal auditor merupakan profesi yang relatif berkembang dengan cepat (Houdini dan Erasmus, 2009:936). Untuk menjadi internal auditor yang profesional, seseorang harus memahami kumpulan pengetahuan yang berlaku umum dalam bidang pemeriksaan intern yang dipandang penting sehingga ia dapat melaksanakan kegiatan dalam area yang cukup luas dengan hasil kerja yang memuaskan (Lestari dan Cahyono, 2003:1092). Internal auditor juga harus mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan dimana ia beroperasi (Coetzee dan Fourie, 2009:930). Fungsi audit internal yang luas, meliputi: keuangan, kepatuhan, dan audit operasional (Greenawalt, 1995:26). Menurut Davies (2001:79), audit internal merupakan suatu fungsi penilaian mandiri yang dibentuk oleh manajemen perusahaan untuk meninjau ulang sistem pengendalian intern sebagai jasa untuk mengevaluasi dan melaporkan atas kecukupan pengawasan intern apakah memberikan kontribusi yang sesuai, ekonomis, efisien, dan penggunaan sumber daya dengan efektif. 25

16 Menurut Hass (2006:836), audit internal adalah suatu penilaian yang mandiri, jaminan sasaran, dan aktivitas untuk menambahkan nilai dan efektivitas suatu operasi. Tujuannya untuk membantu suatu organisasi memenuhi sasarannya dengan membawa suatu pendekatan yang tertib dan sistematis untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen resiko Kewajiban dan Tujuan Internal Auditor Menurut Arena dkk (2006:285), aktivitas dan kewajiban auditor internal dimulai dengan mengumpulkan informasi untuk menyelesaikan prosedur audit dan memverifikasi prosedur tersebut, untuk menggambarkan aktivitas audit yang spesifik telah diikuti dengan prosedur yang benar. Internal auditor memberikan bantuan berharga dalam pencegahan dan pendeteksian kecurangan, menyediakan penghubung dengan auditor eksternal dan menyarankan manajemen senior dan dewan direksi untuk meningkatkan kualitas perusahaan mereka (Kusel dan Tylor, 2008:32). Internal auditor memiliki kewajiban untuk membantu pemilik perusahaan dalam melakukan penilaian atas penerapan Standard Operational Procedure (SOP) dan pelaksanaannya serta memberikan saran-saran perbaikan untuk kemajuan perusahaan (Djanegara, 2004:56). Selama proses auditing, auditor mendeteksi kesalahan dan membuat rekomendasi perbaikan, menyelidiki dan menangani pelanggaran serius, dan mempromosikan upaya-upaya untuk memerangi korupsi (Liu Jiayi, 2010). Pengalaman Internal audit bisa dikatakan sebagai mata dan telinga dari manajemen yang bertujuan untuk meyakinkan manajemen bahwa pengendalian sudah 26

17 berjalan dengan baik dan memberikan rekomendasi mengenai langkah selanjutnya yang bisa diambil oleh manajemen (Rupsys dan Staciokas, 2005:49). Tujuan dari pemeriksaan audit ini adalah membantu organisasi dalam mencapai tujuannya dengan melalui pendekatan yang sistematis, disiplin untuk mengevaluasi dan melakukan perbaikan atas keefektifan manajemen resiko, pengendalian, dan proses yang jujur, bersih, dan baik (Akmal, 2006:5). Tujuan internal audit adalah menguji dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi yang dilaksanakan (Asikin, 2006:792) Pengertian dan Tujuan Lembaga Perkreditan Desa Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Bali mulai berkembang sejak tahun 1985, berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Daerah Tingkat I Bali Nomor 972 Tahun 1984 tertanggal 1 November 1984 yang kemudian dikukuhkan dalam Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Daerah Bali Nomor 2 Tahun 1988 tertanggal 27 Januari 1988 dan telah diperbaharui lagi dengan Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Daerah Bali Nomor 8 Tahun 2002 tertanggal 12 September 2002 sebagaimana diperbaharui dengan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2007 yang mana Lembaga Perkreditan Desa (LPD) adalah suatu wadah kekayaan desa menjalankan fungsinya dalam bentuk usaha-usaha kearah peningkatan taraf hidup krama desa dan dalam kegiatannya banyak menunjang pembangunan desa. Untuk menunjang kelancaran pembangunan perekonomian di pedesaan, bagi petani dan pengusaha kecil dipandang perlu untuk diberikan bantuan permodalan yang bersifat tetap dan 27

18 berkesinambungan yang dikelola melalui sebuah lembaga, oleh sebab itu perlu pendirian Lembaga Perkreditan Desa. Adapun tujuan LPD termasuk dalam fungsinya sebagai salah satu lembaga kemasyarakatan yaitu: 1) Untuk menjaga ketahanan ekonomi krama desa adat dan mendorong pembangunan desa adat melalui kegiatan tabungan yang teratur, terarah dan penyaluran modal yang produktif. 2) Untuk membrantas praktek-praktek ekonomi yang kurang baik dan kurang mendidik seperti gadai gelap, ijon dan lain-lain. 3) Untuk memberikan dorongan bagi usaha-usaha kecil, rumah tangga serta kesempatan berusaha bagi setiap krama desa adat dan tenaga kerja pedesaan. 4) Untuk meningkatkan daya beli, memperlancar lalu lintas pembayaran dan peredaran uang di desa adat yang bersangkutan Badan Pengawas Lembaga Perkreditan Desa LPD sebagai lembaga keuangan desa dalam kegiatan operasionalnya dilakukan pembinaan dan pengawasan. Pengawasan LPD dilakukan oleh Badan Pengawas yang diangkat dan diberhentikan oleh krama desa melalui paruman dan ditetapkan oleh Bupati (Walikota sebagai kepala daerah). Menurut keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali Nomor 491 Tahun 1998 mengenai pembentukan dan kedudukan Badan Pengawas adalah sebagai berikut: 28

19 1) Di tiap-tiap LPD dibentuk badan pengawas LPD 2) Badan pengawas terdiri dari seorang ketua dan sebanyak-banyaknya dua orang anggota. 3) Bendesa adat karena jabatannya secara ex officio sebagai ketua badan pengawas 4) Ketua dan anggota badan pengawas tidak dibenarkan merangkap sebagai badan pengurus LPD. Tujuan dari badan pengawas LPD adalah: 1) Mensosialisasikan keberadaan LPD 2) Memotivasi dan meningkatkan kinerja LPD 3) Mengawasi proses penyaluran kredit dengan program kerja badan pengawas 4) Melaksanakan pembinaan dan pengawasan secara periodik sesuai dengan program kerja badan pengawas Tanggung Jawab Fungsional Badan Pengawas LPD Ada empat tanggung jawab fungsional yang harus dilaksanakan oleh seorang badan pengawas LPD yaitu: 1) Fungsi perencanaan Dalam fungsi perencanaan, pengawas harus terlibat dalam menetapkan rencana operasi yang terintegrasi, baik jangka pendek maupun jangka panjang serta 29

20 menganalisis dan mengkomunikasikan kepada semua pihak yang terlibat dalam manajemen LPD. Salah satunya yang dibuat dengan program kerja. 2) Fungsi pengendalian Dalam fungsi pengendalian, pengawas harus mengembangkan dan menetapkan norma-norma sebagai ukuran pelaksanaan dan menjadikan pedoman kepada manajemen dalam menjamin adanya penyesuaian hasil pelaksanaan dengan rencana yang ditetapkan, yang selanjutnya perlu diadakan analisis perbandingan antara pedoman dengan realisasi secara menyeluruh. 3) Fungsi pelaporan Dalam fungsi pelaporan, pengawas perlu menyusun, menganalisis, dan mengintepretasikan hasil yang dicapai oleh manajemen untuk selanjutnya dilaporkan dalam rapat rutin yang dilakukan secara periodik dan terprogram. Pengawas dan manajemen dapat mengevaluasi kegiatan-kegiatan dan secara bersama pula dapat memikirkan jalan keluar yang harus dilakukan apabila ditemukan kendala operasional di lapangan. 4) Fungsi akuntansi Dalam fungsi akuntansi, pengawas ikut merencanakan, menetapkan, dan memelihara sistem akuntansi pada semua jenjang dan usaha LPD agar terjamin 30

21 kewajaran semua transaksi keuangan sesuai dengan syarat pengendalian intern yang baik. Fungsi ini meyakinkan pengawas bahwa semua transaksi yang terjadi di LPD telah dicatat tepat waktu, diotorisasi oleh orang yang berwenang dan dilaksanakan oleh orang yang tepat. 2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya 1) Desyanti dan Ratnadi (2008) meneliti pengaruh independensi, keahlian profesional, dan pengalaman kerja badan pengawas intern terhadap efektivitas penerapan struktur pengendalian intern pada BPR di Kabupaten Badung. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa baik secara simultan maupun parsial independensi, keahlian profesional, dan pengalaman kerja badan pengawas intern berpengaruh signifikan terhadap efektivitas penerapan struktur pengendalian intern pada BPR di Kabupaten Badung. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada lokasi penelitian, responden penelitian, metode penentuan sampel dan variabel lain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tingkat pendidikan. Metode penentuan sampel pada penelitian sebelumnya menggunakan metode purposive sampling dimana diambil beberapa sampel untuk mewakili jumlah populasi dengan menetapkan kriteria tertentu, sedangkan pada penelitian ini menggunakan metode sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Persamaannya adalah tiga variabel bebas yang digunakan, yaitu independensi, keahlian profesional, dan pengalaman kerja badan pengawas, serta variabel terikatnya 31

22 struktur pengendalian intern. Selain itu, teknik analisis datanya juga sama yaitu menggunakan teknik analisis linear berganda, uji F-test, dan uji t-test. 2) Wulandari (2010) meneliti tentang pengaruh independensi, keahlian profesional, dan pengalaman kerja badan pengawas terhadap kinerja keuangan LPD di Kabupaten Badung. Hasil dari penelitian ini menyatakan, baik secara simultan maupun parsial, variabel independensi, keahlian profesional, dan pengalaman kerja badan pengawas berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kabupaten Badung. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada lokasi penelitian, metode penentuan sampel dan variabel lain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tingkat pendidikan, variabel terikatnya juga berbeda, pada penelitian sebelumnya variabel terikatnya yaitu kinerja keuangan. Persamaannya adalah tiga variabel bebas yang digunakan, yaitu independensi, keahlian profesional, dan pengalaman kerja badan pengawas. Selain itu, teknik analisis datanya juga sama yaitu menggunakan teknik analisis linear berganda, uji F-test, dan uji t-test. 3) Yadnyana (2009), meneliti tentang pengaruh kualitas jasa auditor terhadap efektivitas pengendalian intern pada hotel berbintang empat dan lima di Bali. Hasil dari penelitian tersebut adalah secara parsial menunjukkan bahwa hanya variabel lingkup kerja pemeriksaan yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap efektivitas pengendalian intern pada hotel berbintang empat dan lima di Bali. Sebaliknya, untuk variabel independensi, keahlian profesional, pelaksanaan 32

23 pekerjaan pemeriksaan, dan pengelolaan departemen pemeriksaan intern terbukti tidak berpengaruh terhadap efektivitas pengendalian intern pada hotel berbintang empat dan lima di Bali. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada lokasi penelitian dimana pada penelitian sebelumnya lokasi yang dipilih adalah pada hotel berbintang empat dan lima di Bali. Perbedaan yang lain yaitu responden penelitian dan metode penentuan sampel dimana pada penelitian sebelumnya menggunakan proportional stratified random sampling. Persamaannya adalah sama- sama menggunakan variabel independensi dan keahlian profesional dan variabel terikatnya struktur pengendalian intern. Selain itu, teknik analisis datanya juga sama yaitu menggunakan teknik analisis linear berganda, uji F-test, dan uji t-test. 4) Rijasa (2006) yang meneliti pengaruh independensi, keahlian profesional, dan pengalaman kerja pengawas terhadap penerapan pengendalian intern pada koperasi di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara parsial independensi tidak berpengaruh terhadap pengendalian intern sedangkan keahlian profesional dan pengalaman kerja berpengaruh terhadap pengendalian intern. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada lokasi penelitian dimana pada penelitian sebelumnya lokasi yang dipilih adalah koperasi di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung, dan variabel lain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tingkat pendidikan. Perbedaan yang lain yaitu responden penelitian dan metode 33

24 penentuan sampel dimana pada penelitian sebelumnya menggunakan purposive sampling. Persamaannya adalah sama- sama menggunakan variabel independensi, keahlian profesional, dan pengalaman kerja dan variabel terikatnya struktur pengendalian intern. Selain itu, teknik analisis datanya juga sama yaitu menggunakan teknik analisis linear berganda, uji F-test, dan uji t-test. 5) Andersen dan Arifin Lubis (2009) meneliti tentang pengaruh tingkat pendidikan, pengalaman bekerja, kecakapan profesional, dan independensi pemeriksa terhadap kualitas hasil pemeriksaan badan pengawasan daerah Kabupaten Karo. Hasil dari penelitian tersebut adalah variabel pengalaman bekerja, kecakapan profesional, dan independensi berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan badan pengawasan daerah Kabupaten Karo. Sedangkan tingkat pendidikan berpengaruh negatif terhadap kualitas hasil pemeriksaan badan pengawasan daerah Kabupaten Karo. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada lokasi penelitian, responden penelitian, dan variabel terikat. Variabel terikat penelitian sebelumnya yaitu kualitas hasil pemeriksaan. Persamaannya adalah 4 variabel bebas yang digunakan yaitu independensi, tingkat pendidikan, keahlian profesional, dan pengalaman kerja, teknik analisis datanya juga sama yaitu menggunakan teknik analisis linear berganda, uji F-test, dan uji t-test. 34

25 Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Sebelumnya No Nama Variabel Teknik Analisis Hasil Penelitian 1 Desyanti dan Ratnadi Regresi Linear Berganda Independensi, Keahlian Profesional, Pengalaman Kerja dan Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern 2 Wulandari Independensi, Keahlian Profesional, Pengalaman Kerja dan Kinerja Keuangan 3 Yadnyana Independensi, Keahlian Profesional, Lingkup Kerja Pemeriksaan, Pelaksanaan Pekerjaan Pemeriksaan, Pengelolaan Bagian Pemeriksaan Intern, dan Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern Regresi Linear Berganda Regresi Linear Berganda Independensi, Keahlian Profesional, Pengalaman Kerja berpengaruh positif dan signifikan pada Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern Independensi, Keahlian Profesional, dan Pengalaman Kerja berpengaruh signifikan pada Kinerja Keuangan Lingkup Kerja Pemeriksaan berpengaruh pada Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern sedangkan Independensi, Keahlian Profesional, Pelaksanaan Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengelolaan Bagian Pemeriksaan Intern tidak berpengaruh pada Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern 35

26 No Nama Variabel Teknik Analisis Hasil Penelitian 4 Rijasa Independensi, Keahlian Profesional, Pengalaman Kerja dan Penerapan Pengendalian Intern 5 Andersen dan Arifin Lubis Tingkat Pendidikan, Pengalaman Bekerja, Kecakapan Profesional, Independensi, dan Kualitas Hasil Pemeriksaan Regresi Linear Berganda Regresi Linear Berganda Keahlian Profesional dan Pengalaman Kerja berpengaruh pada Penerapan Pengendalian Intern, sedangkan Independensi tidak berpengaruh pada Penerapan Pengendalian Intern Pengalaman Bekerja, Kecakapan Profesional dan Independensi berpengaruh positif pada Kualitas Hasil Pemeriksaan, sedangkan Tingkat Pendidikan berpengaruh negatif pada Kualitas Hasil Pemeriksaan 2.3 Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara atas pokok permasalahan yang akan diuji kebenarannya (Sugiyono, 2009:93). Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, teori-teori yang mendukung dan hasil penelitian sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Pengaruh Independensi Pada Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern Suatu proses pengawasan akan terlaksana dengan baik apabila dilaksanakan secara objektif dan dengan integritas yang tinggi. Sikap objektif dan integritas tinggi 36

27 harus dimiliki oleh seorang internal auditor dalam menjalankan tugas-tugasnya. Objektivitas berhubungan dengan sikap netral dan tidak memihak, sedangkan integritas tinggi berhubungan dengan kejujuran, sehingga seorang internal auditor dituntut untuk memiliki sikap objektif dan integritas tinggi yang tercermin dalam sikap independensi (Mayangsari, 2003). Sikap independensi dirasa sangat penting dalam melaksanakan pengawasan yang efektif. Dalam penelitian Desyanti dan Ratnadi (2008) dan Purwani (2010) menyatakan bahwa independensi berpengaruh positif dan signifikan pada efektivitas penerapan struktur pengendalian intern, berbeda dengan Rijasa (2006) dalam penelitiannya menyatakan bahwa independensi tidak berpengaruh pada penerapan pengendalian intern. Berdasarkan landasan teori dan dasar pemikiran diatas, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H1: Independensi badan pengawas berpengaruh positif dan signifikan pada efektivitas penerapan struktur pengendalian intern LPD di Kecamatan Kuta Selatan Pengaruh Tingkat Pendidikan Pada Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern Standar Profesional Akuntan Publik (2001:110, 1) menyebutkan bahwa persyaratan profesional yang dituntut dari seorang auditor independen adalah orang yang memiliki pendidikan dan pengalaman praktik sebagai auditor independen. Pendidikan dan pelatihan adalah suatu proses kegiatan dari suatu perusahaan yang 37

28 bertujuan untuk memperbaiki dan mengembangkan sikap, perilaku, keterampilan dan pengetahuan serta kecerdasan sumber daya manusia sesuai keinginan dari perusahaan bersangkutan. Purwani (2010) menemukan bahwa pendidikan dan pelatihan (diklat) berpengaruh positif dan signifikan pada efektivitas penerapan struktur pengendalian intern, namun penelitian yang dilakukan Andersen dan Arifin Lubis (2009) menyebutkan bahwa tingkat pendidikan badan pengawas berpengaruh negatif pada kualitas hasil pemeriksaan. Berdasarkan landasan teori dan dasar pemikiran diatas, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H2: Tingkat pendidikan badan pengawas berpengaruh positif dan signifikan pada efektivitas penerapan struktur pengendalian intern LPD di Kecamatan Kuta Selatan Pengaruh Keahlian Profesional Pada Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern Seorang badan pengawas dalam melaksanakan kegiatan pemeriksaan harus mempunyai pengetahuan, keahlian, dan disiplin yang diperlukan. Dalam melakukan pemeriksaan intern, internal auditor yang ahli akan bekerja dengan lebih teliti, mengetahui dengan cepat kekeliruan-kekeliruan yang terjadi dan tepat waktu dalam melaksanakan tugas pengawasan (audit). Penelitian yang dilakukan Purnayasa (2010), menemukan bahwa keahlian profesional berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas struktur pengendalian intern, sedangkan dalam penelitian yang dilakukan Yadnyana (2009) menyatakan bahwa keahlian profesional tidak 38

29 berpengaruh pada efektivitas penerapan struktur pengendalian intern. Berdasarkan landasan teori dan dasar pemikiran diatas, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H3: Keahlian profesional badan pengawas berpengaruh positif dan signifikan pada efektivitas penerapan struktur pengendalian intern LPD di Kecamatan Kuta Selatan Pengaruh Pengalaman Kerja Pada Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern Pengalaman kerja merupakan faktor penting dalam memprediksi dan menilai kinerja internal auditor dalam melakukan pemeriksaan intern. Internal auditor yang berpengalaman akan lebih cepat tanggap dalam mendeteksi kekeliruan yang terjadi. Libby (1999) dalam Koroy (2005:917) menyatakan bahwa semakin berpengalaman seorang internal auditor maka dia semakin mampu menghasilkan kinerja yang lebih baik dalam tugas-tugas yang semakin kompleks, termasuk dalam melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap pengendalian intern. Pemeriksaan intern yang dilakukan dengan tingkat ketelitian yang tinggi akan menghasilkan laporan audit yang berkualitas. Seorang auditor yang berpengalaman, maka auditor tersebut menjadi sadar terhadap lebih banyak kekeliruan, auditor memiliki salah pengertian yang lebih sedikit tentang kekeliruan, dan auditor menjadi sadar mengenai kekeliruan-kekeliruan yang tidak lazim (Rijasa, 2006). Penelitian Swari (2009) dan Paramitha (2010) menyatakan bahwa pengalaman kerja berpengaruh positif dan 39

30 signifikan pada efektivitas penerapan struktur pengendalian intern, sedangkan Ariani (2009) dalam penelitiannya menyatakan bahwa pengalaman kerja tidak berpengaruh pada efektivitas penerapan struktur pengendalian intern. Berdasarkan landasan teori dan dasar pemikiran diatas, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H4: Pengalaman kerja badan pengawas berpengaruh positif dan signifikan pada efektivitas penerapan struktur pengendalian intern LPD di Kecamatan Kuta Selatan. 40

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Pengertian Lembaga Perkreditan Desa (LPD)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Pengertian Lembaga Perkreditan Desa (LPD) BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Ada beberapa pengertian mengenai Lembaga Perkreditan Desa, antara lain : 1) Pengertian LPD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecil hingga yang besar. Koperasi yang memiliki lingkup usaha yang luas akan

BAB I PENDAHULUAN. kecil hingga yang besar. Koperasi yang memiliki lingkup usaha yang luas akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha-usaha koperasi memiliki lingkup usaha yang bervariasi dari yang kecil hingga yang besar. Koperasi yang memiliki lingkup usaha yang luas akan berdampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi, dan kepatuhan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. pelaporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi, dan kepatuhan terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Struktur pengendalian intern (SPI) sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan. Menurut Standar Profesional Akuntan Publik pada SA 319 par 06 struktur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap masalah yang ada pada penelitian ini. Menurut ASOBAC (A Statement of Basic Auditing Concepts) yang dikutip

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap masalah yang ada pada penelitian ini. Menurut ASOBAC (A Statement of Basic Auditing Concepts) yang dikutip BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Pada bab ini akan diuraikan teori-teori yang menunjang pembahasan terhadap masalah yang ada pada penelitian ini. 2.1.1 Pengertian audit Menurut ASOBAC (A Statement

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kualitas Pelaksanaan Audit Internal Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan bahwa audit yang dilakukan auditor dikatakan berkualitas, jika memenuhi standar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Struktur Pengendalian Intern Menurut Standar Profesional Akuntan Publik pasal SA 319 par 06, struktur pengendalian intern adalah suatu proses

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Definisi Audit Internal Perkembangan suatu perusahaan ditandai dengan semakin banyaknya unitunit operasi perusahaan, jenis usaha, meluasnya

Lebih terperinci

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 : Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang : Kuesioner : Hasil Uji Deskriptif : Hasil

Lebih terperinci

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 2 - PEDOMAN STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekayaannya terutama dalam bentuk asset keuangan atau tagihan dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. kekayaannya terutama dalam bentuk asset keuangan atau tagihan dibandingkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian Indonesia tentunya tidak terlepas dari peran lembaga keuangan. Lembaga keuangan merupakan badan usaha yang kekayaannya terutama dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku 5 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku ekonomi tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Salah satunya dilakukan dalam penyajian laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Salah satunya dilakukan dalam penyajian laporan keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan dunia usaha semakin meningkat seiring dengan kompleksnya jenis industri. Berbagai macam usaha untuk meningkatkan pendapatan agar tetap bertahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada mulanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada mulanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis a. Pengertian Auditing dan Internal Auditing Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang artinya mendengar. Orang yang melaksanakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia usaha semakin ketat. Untuk meningkatkan daya saingnya, perusahaan hendaknya menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari ASOBAC (A Statement basic of auditing concepts) dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari ASOBAC (A Statement basic of auditing concepts) dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Auditing Sebelum mempelajari auditing dan profesi akuntan dengan mendalam, sebaiknya kita perlu mengetahui definisi auditing terlebih dahulu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kualitas Pelaksanaan Audit Internal Audit secara umum memiliki unsur penting yang diuraikan Mulyadi (2009:9) yaitu antara lain sebagai berikut: 1. Suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akuntan yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang ditetapkan dalam Standar

BAB I PENDAHULUAN. akuntan yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang ditetapkan dalam Standar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam bidang auditing, jasa yang diberikan oleh Akuntan Publik (AP) adalah melakukan audit terhadap laporan keuangan perusahaan dan memberikan pendapat (opini)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Auditing Mulyadi (2011: 9) mengartikan auditing sebagai suatu proses sistematik untuk memeroleh dan mengevaluasi bukti secara objektif

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Umum... 3 1.2 Visi, Misi, Dan Tujuan... 3 1.2.1 Visi Fungsi Audit Internal...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang didirikan, baik besar maupun kecil pada umumnya mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh laba. Laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. tingkat pendidikan, pengalaman kerja dan kinerja auditor.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. tingkat pendidikan, pengalaman kerja dan kinerja auditor. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori Pada kajian pustaka ini akan menguraikan mengenai landasan teori yang berkaitan dengan skripsi. Teori-teori tersebut meliputi pengertian auditing,

Lebih terperinci

PT INDO KORDSA Tbk. PIAGAM AUDIT INTERNAL

PT INDO KORDSA Tbk. PIAGAM AUDIT INTERNAL PT INDO KORDSA Tbk. PIAGAM AUDIT INTERNAL Halaman 1 dari 5 1. TUJUAN Tujuan utama dari Piagam Audit Internal ( Piagam ) ini adalah untuk menguraikan kewenangan dan cakupan dari fungsi Audit Internal di

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Efektif berkaitan dengan banyaknya hasil yang dicapai. Menurut Yamit

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Efektif berkaitan dengan banyaknya hasil yang dicapai. Menurut Yamit BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Efektivitas Efektif berkaitan dengan banyaknya hasil yang dicapai. Menurut Yamit (1998:14) efektivitas adalah suatu ukuran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Bab ini akan menjelaskan tinjauan pustaa baik definisi, konsep atau hasil penelitian yang berkaitan dengan kualitas kerja, serta menentukan teori yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha untuk semakin maju lebih efektif. Semakin maju dunia usaha dan semakin berhasilnya perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori yang dikemukakan oleh Donald dalam Karimidin (2010) yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori yang dikemukakan oleh Donald dalam Karimidin (2010) yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Window Teori yang dikemukakan oleh Donald dalam Karimidin (2010) yang menyatakan bahwa akses pengembangan diri pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi memiliki dua fungsi dasar yang saling melengkapi, yaitu : untuk

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi memiliki dua fungsi dasar yang saling melengkapi, yaitu : untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi memiliki dua fungsi dasar yang saling melengkapi, yaitu : untuk melindungi kepentingan pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan dan menyediakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Internal Auditor dan Ruang Lingkupnya. Kata internal auditor terdiri dari dua kata yaitu internal dan Auditor.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Internal Auditor dan Ruang Lingkupnya. Kata internal auditor terdiri dari dua kata yaitu internal dan Auditor. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Internal Auditor dan Ruang Lingkupnya Kata internal auditor terdiri dari dua kata yaitu internal dan Auditor. Berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia, internal artinya

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan probabilitas melaporkan pelanggaran tergantung pada independensi auditor. Ikatan Akuntan

BAB I PENDAHULUAN. dan probabilitas melaporkan pelanggaran tergantung pada independensi auditor. Ikatan Akuntan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kualitas audit sebagai probabilitas bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran pada sistem akuntansi klien (De Angelo, 1981). Deis dan Groux

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat dan semakin berkembangnya sumber

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat dan semakin berkembangnya sumber 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi yang pesat dan semakin berkembangnya sumber daya manusia akan membawa pengaruh yang besar dan luas terhadap perubahan ekonomi selama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan pemeriksa (auditor). Seorang auditor pada mulanya bertindak sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan pemeriksa (auditor). Seorang auditor pada mulanya bertindak sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ruang Lingkup Pengawasan Internal Pengertian Auditing pertama kali dikenal dari bahasa latin, yaitu: audire, yang artinya mendengar. Sedangkan orang yang melaksanakan fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersifat kuantitatif dan diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan baik

BAB I PENDAHULUAN. bersifat kuantitatif dan diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan baik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi keuangan yang bersifat kuantitatif dan diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah k ti e g n e m r a d e k es na k u b M, O ZC LI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah k ti e g n e m r a d e k es na k u b M, O ZC LI BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Profesi auditor telah menjadi sorotan masyarakat dalam beberapa tahun terakhir, terutama pada perusahaan go public yang harus memberikan informasi berupa laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alat informasi baik bagi pemerintah sebagai manajemen maupun alat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alat informasi baik bagi pemerintah sebagai manajemen maupun alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akuntansi sektor publik terkait dengan tiga hal pokok, yaitu : penyediaan informasi, pengendalian manajemen, dan akuntabilitas. Akuntansi sektor publik merupakan

Lebih terperinci

PEMAHAMAN PENGENDALIAN INTERN

PEMAHAMAN PENGENDALIAN INTERN Materi E-Learning Internal Auditing (Kamis, 19 Mei 2016) Pengampu: Fahrul Imam Santoso, SE.,M.Ak.,Ak PEMAHAMAN PENGENDALIAN INTERN Pengertian internal audit Internal audit merupakan audit yang ditujukan

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL Latar Belakang Unit Audit Internal unit kerja dalam struktur organisasi Perseroan yang dibentuk untuk memberikan keyakinan yang memadai dan konsultasi yang bersifat independen dan

Lebih terperinci

PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY, Tbk. PIAGAM UNIT INTERNAL AUDIT

PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY, Tbk. PIAGAM UNIT INTERNAL AUDIT PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY, Tbk. PIAGAM UNIT INTERNAL AUDIT A. PENDAHULUAN A.1 TUJUAN PENYUSUNAN PIAGAM UNIT INTERNAL AUDIT a. Memenuhi Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. KEP-496/BL/2008 tanggal 28

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. audit tersebut dinyatakan dalam paragraf pendapat dalam laporan audit. Opini

BAB I PENDAHULUAN. audit tersebut dinyatakan dalam paragraf pendapat dalam laporan audit. Opini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat saat sekarang ini dapat memicu persaingan yang semakin meningkat diantara pelaku bisnis. Berbagai macam usaha

Lebih terperinci

STANDAR AUDITING. SA Seksi 200 : Standar Umum. SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan. SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga

STANDAR AUDITING. SA Seksi 200 : Standar Umum. SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan. SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga STANDAR AUDITING SA Seksi 200 : Standar Umum SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga SA Seksi 500 : Standar Pelaporan Keempat STANDAR UMUM 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap awal dan pertengahan tahun halaman-halaman surat kabar sering

BAB I PENDAHULUAN. Setiap awal dan pertengahan tahun halaman-halaman surat kabar sering BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap awal dan pertengahan tahun halaman-halaman surat kabar sering dihiasi angka-angka laporan keuangan dari berbagai perusahaan. Dari angkaangka tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Desa adat merupakan organisasi sosial yang bersifat tradisional. Desa adat

BAB I PENDAHULUAN. Desa adat merupakan organisasi sosial yang bersifat tradisional. Desa adat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Desa adat merupakan organisasi sosial yang bersifat tradisional. Desa adat memiliki hak ekonomi dan sosial yang merupakan kekuasaan untuk mengatur hubungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit Internal 2.1.1 Pengertian Audit Internal Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, penulis mengemukakan beberapa pendapat mengenai pengertian Audit Internal. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di negara sedang berkembang seperti di Indonesia, koperasi dirasa perlu

BAB I PENDAHULUAN. Di negara sedang berkembang seperti di Indonesia, koperasi dirasa perlu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di negara sedang berkembang seperti di Indonesia, koperasi dirasa perlu dihadirkan dalam kerangka membangun institusi yang dapat menjadi mitra negara dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Bodnar Hopwood: 2004) Mulyani (1994)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Bodnar Hopwood: 2004) Mulyani (1994) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin pesatnya persaingan usaha, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi komunikasi, dan perkembangan yang luar biasa pada teknologi komputer jelas akan membawa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern SA Seksi 319 Paragraf 06 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dilakukan manajemen dan personel lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikelompokkan di setiap akhir periode akuntansi perusahaan dan akhirnya menjadi sebuah

BAB I PENDAHULUAN. dikelompokkan di setiap akhir periode akuntansi perusahaan dan akhirnya menjadi sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perbisnisan pastilah memiliki data keuangan (transaksi) perusahaan kemudian dikelompokkan di setiap akhir periode akuntansi perusahaan dan akhirnya menjadi sebuah

Lebih terperinci

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT SA Seksi 312 RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT Sumber: PSA No. 25 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi auditor dalam mempertimbangkan risiko dan materialitas pada saat perencanaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori Landasan teori adalah teori-teori yang relevan dan dapat digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel penelitian. Landasan teori ini juga

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam setiap perusahaan tentu menginginkan adanya kemajuan dan berkembang menjadi besar, maka kebutuhan akan adanya suatu pengendalian intern dalam penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kepercayaan dari klien dan dari para pemakai laporan keuangan lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kepercayaan dari klien dan dari para pemakai laporan keuangan lainnya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin meluasnya kebutuhan jasa profesional akuntan publik sebagai pihak yang independen, profesi akuntan publik diharapkan memiliki kompetensi yang memadai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal), namun di sisi lain

BAB II LANDASAN TEORI. mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal), namun di sisi lain BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Agensi Teori agensi adalah teori yang mendasari hubungan atau kontak antara principal dan agent (Anthony dan Govindarajan, 2002). Teori agensi mengasumsikan bahwa semua individu

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya bidang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dan kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya bidang ekonomi membawa pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan dunia usaha. Perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai acuan dari penelitian ini dapat disebutkan salah satu hasil penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai acuan dari penelitian ini dapat disebutkan salah satu hasil penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Penelitian Terdahulu Sebagai acuan dari penelitian ini dapat disebutkan salah satu hasil penelitian yang telah dilakukan, yaitu: Batubara (2008) melakukan penelitian tentang

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan suatu perusahaan ditandai dengan semakin banyaknya unitunit

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan suatu perusahaan ditandai dengan semakin banyaknya unitunit 8 B A B II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Internal Auditing Perkembangan suatu perusahaan ditandai dengan semakin banyaknya unitunit operasi perusahaan, jenis usaha, meluasnya jaringan distribusi dan meningkatnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini merupakan tinjauan atas berbagai referensi, literatur, jurnal-jurnal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini merupakan tinjauan atas berbagai referensi, literatur, jurnal-jurnal BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini merupakan tinjauan atas berbagai referensi, literatur, jurnal-jurnal penelitian maupun sumber-sumber lainnya yang relevan dengan penelitian yang dilakukan peneliti sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. variabel kompetensi, independensi, dan profesionalisme memiliki pengaruh

BAB II KAJIAN PUSTAKA. variabel kompetensi, independensi, dan profesionalisme memiliki pengaruh BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Agusti dan Pratistha (2013) membuktikan melalui penelitiannya bahwa variabel kompetensi, independensi, dan profesionalisme memiliki pengaruh signifikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan sebagai saran dalam pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempekerjakan auditor untuk memeriksa catatan keuangan. Revolusi industri

BAB I PENDAHULUAN. mempekerjakan auditor untuk memeriksa catatan keuangan. Revolusi industri BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Sebelum revolusi industri, auditing belum merupakan suatu proses yang secara formal diakui. Akan tetapi, dokumen sejarah menunjukan sejak zaman kuno, orang

Lebih terperinci

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA URAIAN 2010 2011 2012 2013 2014 (24 November) Akuntan 49.348 50.879 52.270 53.800 53.800*) Akuntan Publik 928 995 1.016 1.003 1.055 KAP 408 417 396 387 394 Cabang KAP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. Pos Indonesia merupakan salah satu perusahaan BUMN di Indonesia yang bergerak dalam bidang komunikasi, khususnya dalam memberikan pelayanan jasa surat menyurat.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoretis 2.1.1 Pengawasan Intern 1. Pengertian Pengawasan Intern Sistem pengawasan intern atau lebih luasnya Sistem Pengawasan Manajemen merupakan keseluruhan paket,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi akuntansi merupakan kebutuhan yang paling mendasar untuk pengambilan keputusan bagi investor di pasar modal. Informasi akuntansi tersebut dapat dilihat

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK 2016 PT ELNUSA TBK PIAGAM AUDIT INTERNAL (Internal Audit Charter) Internal Audit 2016 Daftar Isi Bab I PENDAHULUAN Halaman A. Pengertian 1 B. Visi,Misi, dan Strategi 1 C. Maksud dan Tujuan 3 Bab II ORGANISASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kode etik akuntan. Kode etik akuntan, yaitu norma perilaku yang mengatur

BAB I PENDAHULUAN. kode etik akuntan. Kode etik akuntan, yaitu norma perilaku yang mengatur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam melaksanakan profesinya, seorang akuntan diatur oleh suatu kode etik akuntan. Kode etik akuntan, yaitu norma perilaku yang mengatur hubungan antara akuntan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unit operasi perusahaan, jenis usaha, melebarnya jaringan distribusi, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unit operasi perusahaan, jenis usaha, melebarnya jaringan distribusi, dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Dan Fungsi Internal Auditor 1. Pengertian Internal Audit Perkembangan suatu perusahaan ditandai dengan semakin banyaknya unit unit operasi perusahaan, jenis usaha,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Konsep kinerja auditor dapat dijelaskan dengan menggunakan agency theory.

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Konsep kinerja auditor dapat dijelaskan dengan menggunakan agency theory. BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Teori Agensi Konsep kinerja auditor dapat dijelaskan dengan menggunakan agency theory. Pihak kepala unit organisasi berperan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju, peranan sistem dalam kegiatan perusahaan sangatlah penting dalam membangun kepentingan perusahaan.

Lebih terperinci

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk memandang pemeriksaan internal yang dilaksanakan oleh Unit Audit Internal sebagai fungsi penilai independen dalam memeriksa dan mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Institusi keuangan telah menjadi financial supermarket dengan jaringan

BAB I PENDAHULUAN. Institusi keuangan telah menjadi financial supermarket dengan jaringan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Institusi keuangan telah menjadi financial supermarket dengan jaringan global. Bersamaan dengan kemampuan mereka menciptakan dan menawarkan seluruh rentang instrument

Lebih terperinci

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN Pengendalian Intern : Rencana organisasi dan semua metode, prosedure serta kebijaksanaan, yang terkoordinasi dalam suatu unit usaha, dengan tujuan : a. Mengamankan

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen)

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen) DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL (Variabel Independen) No Pertanyaan Jawaban Kuesioner I. 1. 2. 3. 4. 5. II. 6. 7. 8. 9. Independensi Auditor internal mengemukakan pendapatnya dengan bebas tanpa mendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan sejalan dengan berkembangnya berbagai badan usaha atau

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan sejalan dengan berkembangnya berbagai badan usaha atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan profesi akuntan publik di Indonesia semakin berkembang ini dikarenakan sejalan dengan berkembangnya berbagai badan usaha atau perusahaan. Produk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Beberapa tahun terakhir sangat berarti bagi profesi akuntan khususnya para auditor. Munculnya beberapa kasus mengenai profesi auditor di awal abad ini mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membedakan dua jenis salah saji yaitu kekeliruan (error) dan kecurangan (fraud).

BAB I PENDAHULUAN. membedakan dua jenis salah saji yaitu kekeliruan (error) dan kecurangan (fraud). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan adalah laporan yang dirancang manajemen perusahaan untuk para pembuat keputusan, terutama pihak luar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. akuntan. Ada beberapa pengertian auditing atau pemeriksaan akuntan menurut

BAB II LANDASAN TEORI. akuntan. Ada beberapa pengertian auditing atau pemeriksaan akuntan menurut 6 BAB II LANDASAN TEORI A. AUDITING 1. Definisi Auditing Kata auditing diambil dari bahasa latin yaitu Audire yang berarti mendengar dan dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah pemeriksaan akuntan.

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka. sebagai tanggapan (penerimaan langsunga dari sesuatu) atau merupakan

BAB II. Tinjauan Pustaka. sebagai tanggapan (penerimaan langsunga dari sesuatu) atau merupakan 7 BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Persepsi Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, Persepsi didefinisikan sebagai tanggapan (penerimaan langsunga dari sesuatu) atau merupakan proses seseorang

Lebih terperinci

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk PT Astra International Tbk Agustus 2016 PIAGAM AUDIT INTERNAL I. Visi & Misi Visi Misi Visi 2020 Menjadi Kebanggaan Bangsa Grup Astra diakui memiliki standar kelas dunia dalam hal tata kelola perusahaan,

Lebih terperinci

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA 00 Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 ::0 AM STANDAR AUDIT 00 PERENCANAAN SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Auditing Agoes (2008:3), menyatakan bahwa auditing merupakan suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam merancang struktur pengendalian intern yang efektif, auditor memiliki tujuan untuk:

BAB I PENDAHULUAN. Dalam merancang struktur pengendalian intern yang efektif, auditor memiliki tujuan untuk: BAB I PENDAHULUAN Struktur Pengendalian Intern (SPI) adalah suatu hal yang sangat memegang peranan penting dalam auditing. Struktur Pengendalian Intern adalah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan go public harus memberikan informasi berupa laporan keuangan yang sudah diaudit oleh jasa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan go public harus memberikan informasi berupa laporan keuangan yang sudah diaudit oleh jasa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan go public harus memberikan informasi berupa laporan keuangan yang sudah diaudit oleh jasa auditor independen, yang umumnya disebut akuntan publik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. hubungan antara agent dengan principal. Hubungan teori keagenan mucul

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. hubungan antara agent dengan principal. Hubungan teori keagenan mucul BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keanggenan (Agency Theory) adalah teori yang menjelaskan hubungan antara agent dengan principal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. concern) dan tanggung jawab sosial (corporate social responsibility) (Brigham et al

BAB I PENDAHULUAN. concern) dan tanggung jawab sosial (corporate social responsibility) (Brigham et al BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan dari sebuah perusahaan salah satunya adalah untuk memperoleh laba/profit yang menunjang tujuan lainnya yaitu pertumbuhan yang terus menerus (going concern) dan

Lebih terperinci

MAKALAH TENTANG INTERNAL CONTROL

MAKALAH TENTANG INTERNAL CONTROL MAKALAH TENTANG INTERNAL CONTROL TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS Dosen: Putri Taqwa Prasetaningrum Disusun Oleh: Nama : Irwandi Nim : 14121041 Kelas : 21/pagi PRODI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKONOLOGI

Lebih terperinci

PIAGAM INTERNAL AUDIT

PIAGAM INTERNAL AUDIT PIAGAM INTERNAL AUDIT PT INTILAND DEVELOPMENT TBK. 1 dari 8 INTERNAL AUDIT 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Piagam Audit Internal merupakan dokumen penegasan komitmen Direksi dan Komisaris serta

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

Lebih terperinci

BAB II AUDIT INTERNAL PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN. memeriksa dan mengevaluasi laporan keuangan yang disajikan oleh objek

BAB II AUDIT INTERNAL PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN. memeriksa dan mengevaluasi laporan keuangan yang disajikan oleh objek BAB II AUDIT INTERNAL PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian Audit Secara umum, auditing adalah jasa yang diberikan oleh auditor dalam memeriksa dan mengevaluasi laporan keuangan yang

Lebih terperinci

KD 5.1. Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi

KD 5.1. Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi KD 5.1 Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi Akuntansi sebagai Sistem Informasi Akuntansi sering disebut sebagai bahasa bisnis karena akuntansi dapat memberikan informasi penting mengenai

Lebih terperinci

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN SA Seksi 322 PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN Sumber: PSA No. 33 PENDAHULUAN 01 Auditor mempertimbangkan banyak faktor dalam menentukan sifat, saat, dan lingkup

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN INTERN

SISTEM PENGENDALIAN INTERN 1 PERTEMUAN KELIMA SISTEM PENGENDALIAN INTERN Tujuan Pembelajaran 1. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami definisi sistem pengendalian intern. 2. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan globalisasi perekonomian Indonesia pada umumnya menyebabkan peningkatan pesat tuntutan masyarakat atas mutu dan jenis jasa profesi akuntan publik sehingga

Lebih terperinci