WORLD HERITAGE DAY A Tribute to Borobudur Community in Conserving a World Heritage. Borobudur Magelang, Jawa Tengah, April 2012

Transkripsi

1 WORLD HERITAGE DAY A Tribute to Borobudur Community in Conserving a World Heritage Borobudur Magelang, Jawa Tengah, April 2012 Pada 18 April 1982 saat simposium ICOMOS di Tunisia, muncul usulan untuk menyelenggarakan "Hari Monumen dan Situs Dunia, agar dirayakan secara simultan di setiap belahan dunia. Usulan ini disetujui oleh Executive Committee yang memberikan panduan praktis kepada National Committee tentang bagaimana penyelenggaraannya. Gagasan ini juga disetujui oleh konferensi UNESCO melalui resolusi sesi ke 22 pada November 1983yaitu merekomendasikan agar setiap negara anggota UNESCO menjajagi kemungkinan untuk mendeklarasikan 18 April setiap tahun sebagai Hari Monumen dan Situs Dunia atau secara langsung disebut Hari Pusaka Dunia. Dalam peringatan Hari Pusaka Dunia 2012, Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI) / Indonesian Heritage Trust bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Penataan Ruang Kementrian Pekerjaan Umum, Balai Konservasi Peninggalan Borobudur, ICOMOS Indonesia, dan organisasi pelestarian lainnya beserta kelompok-kelompok masyarakat di kawasan Borobudur telah menyelenggarakan perayaan Sebuah Apresiasi Peran Komunitas dalam Pelestarian Pusaka Dunia pada April 2012 di kawasan Borobudur di Magelang, Jawa Tengah. Acara ini sekaligus merayakan 40tahun Konvensi Pusaka Dunia dimana tahun ini mengambil tema: Pusaka Dunia dan Pembangunan Berkelanjutan: Peran Masyarakat Lokal. Acara ini terdiri dari ruwatan multikultur, sarasehan, jelajah pusaka, pertunjukan kesenian, dan semua aktivitas untuk memuliakan kekayaan pusaka Indonesia: baik pusaka alam, pusaka budaya maupun pusaka saujana. Sebuah buku Jantung Hati Borobudur editor: Eka Budianta telah diluncurkan dalam acara ini untuk memberikan apresiasi kepada kontribusi masyarakat yang luar biasa dalam pelestarian Borobudur, sebagai pusaka dunia yang membanggakan. Peluncuran buku diawali dengan pengantar dari Prof. Dr. Dorodjatun Kuntjoro Jakti, seorang tokoh ekonom Indonesia dan Wakil Ketua I Dewan Pimpinan BPPI.

2 Dokumentasi Foto: Persembahan kesenian dan doa dalam prosesi ruwatan Bapak Sucoro dan segenap masyarakat Borobudur berperan penting dalam pelaksanaan acara

3 Dihadiri sekitar 300 peserta Pematung muslim dan karya patung Budha

4 Pembuat gula merah, sebagai bagian dari pekerjaan masyarakat sekitar Borobudur Para wanita pemecah batu, juga bagian dari pekerjaan masyarakat sekitar Borobudur

5 Kehadiran anak-anak sekolah Ibu Pia Alisjahbana, Wakil Ketua II BPPI. Perhatikan daun bodhi dan bunga disematkan di dada, sebagai kreasi pengganti ID Card acara ini.

6 Pelepasan burung untuk apresiasi makhluk hidup ciptaan Tuhan

7 Prof. Dorodjatun Kuntjoro art Jakti Wakil Ketua I BPPI Peluncuran Buku Jantung Hati Borobudur Pengantar peluncuran buku: Prof Dorodjatun Kuntjoro Jakti mantan Menko Ekonomi Editor buku: Eka Budianta

8 Pembacaan Puisi Partisipasi seniman senior dari Solo Persembahan tarian dan beragam kesenian

9 Pertunjukan anak-anak Prosesi menuju Candi Borobudur

10 Sembahyang di kaki candi Dialog bersama masyarakat

11 Dialog dengan Bapak Sujana Royat, Deputy VII Menko Kesra Dialog pelestarian dan upaya siaran langsung dengan University Ahmedabad-India

12 Diskusi Apresiasi Peran Masyarakat dalam Pelestarian Pusaka Dunia Pembicara: Sucoro dan Jack Priyatna Pembahas: Sujana Royat (Deputi Menko Kesra), Dorodjatun Kuntjoro Jakti (Pimpinan BPPI), Joessair Lubis (Direktur Perkotaan-Kem PU) Moderator: Eka Budianta Tarian anak dalam Malam Budaya di Desa Candirejo

13 Roikatong, simbol rasa syukur Pelepasan Roikatong di sungai Sileng, apresiasi kepada pusaka alam

14 Tari tradisional oleh anak muda desa Perhatikan penataan yang menarik dari setiap detil dekorasi, memanfaatkan lahan Terbuang dari pinggir sungai disulap menjadi venue makan malam yang luar biasa

15 Upaya keras untuk memanjat tebing ke Punthuk Setumbu Kreativitas untuk menemukan lokasi yang strategis untuk menikmati pemandangan Candi Borobudur dan bentang pusaka saujana.

16 Apresiasi pusaka saujana melalui sesi pemotretan Matahari terbit dan Candi Borobudur

17 Saat ketika matahari mulai muncul Borobudur dalam semburat jingga

18 Jelajah Pusaka ke Desa Maitan, melihat pengrajin tikar anyaman Pentingnya interaksi antara pengunjung dan masyarakat desa

19 Menengok ke dalam dapur pembuat keripik singkong dan gula merah Kreativitas anak muda Anak muda desa yang siap menyambut tetamu

20 Rumah Budaya, dibeli dari pengumpulan dana kontribusi pengunjung jelajah pusaka. Berfungsi sebagai wadah berbagai kegiatan sosial dan budaya di Desa Maitan Pelatihan gamelan di Desa Candirejo

21 Pelatihan Batik di Desa Gendingan Galeri kecil untuk etalase produk batik masyarakat

22 Keunikan batik Borobudur Disain batik yang merujuk kepada stupa dari Candi Borobudur Prepared by: Catrini Ari