BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
|
|
- Ade Rachman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Theory of Reasoned Action (TRA) Merupakan teori dasar dalam keperilakuan yang dipengaruhi oleh minat atau keinginan untuk melakukannya. Teori ini dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzen (1975). Model ini menggunakan tiga komponen, yaitu minat berperilaku (behavioral intention), sikap (attitude), dan norma subjektif (subjective norm) yang mempengaruhi perilaku (behavior) (Tsung-Lu.dkk., 2010). Minat berperilaku (behavioral intention) mengukur kekuatan tujuan untuk melakukan tindakan tertentu (Tsung-Lu dkk.,2010). Minat dan perilaku adalah dua hal yang berbeda. Minat (intention) adalah keinginan untuk melakukan perilaku, sedangkan perilaku (behavior) adalah tindakan nyata yang dilakukan. Sikap (attitude) adalah evaluasi kepercayaan atau perasaan positif atau negatif dari seseorang jika harus melakukan perilaku yang ditentukan (Jogiyanto,2007). Sikap adalah sesuatu suatu hal yang mengarah pada respon seseorang dalam menanggapi sesuatu hal di luar dirinya sendiri. Ada tiga komponen dalam sikap, yaitu nalar (cognition), pengaruh (affect), dan perilaku (behavior). Norma Subjektif (Subjective norm) adalah persepsi atau pandangan seseorang terhadap kepercayaan-kepercayaan orang lain yang akan mempengaruhi minat untuk melakukan atau tidak melakukan suatu
2 10 perilaku (Jogiyanto, 2007). Norma subjektif tergantung pada persepsi orang lain yang nantinya akan dapat mempengaruhi minat berperilaku seseorang. 2. Theory of Planned Behavior (TPB) Merupakan teori untuk mempelajari perilaku manusia dengan menggunakan tiga faktor utama yaitu keyakinan perilaku (behavioral), keyakinan normatif (normative beliefs), dan keyakinan bahwa perilaku dapat dilaksananan (control beliefs) (Ajzen 1988). Faktor-faktor tersebut menimbulkan adanya minat yang selanjutnya akan menentukan apakah individu akan menggunakan sistem (e-faktur pajak pertambahan nilai). 3. Theory of Acceptance Model (TAM) Pertama kali dikembangkan oleh Fred D. Davis pada tahun Teori ini merupakan pengembangan dari TRA yang dikembangkan khusus untuk pemodelan penerimaan pengguna terhadap teknologi informasi. TAM bertujuan untuk memberikan dasar penelusuran pengaruh factor eksternal terhadap kepercayaan, sikap, dan tujuan pengguna. Dalam hal ini dua keyakinan individual yang diasumsikan oleh TAM, yaitu persepsi kegunaan atau Perceived Usefulness (PU) dan persepsi kemudahan penggunaan atau Perceiv Easy of Use (PEOU). Technology Acceptance Model (TAM) adalah suatu model untuk memprediksi dan menjelaskan bagaimana pengguna teknologi menerima dan
3 11 menggunakan teknologi yang berkaitan dengan pekerjaan pengguna. Menurut Kirana (2010), kemudahan menggunakan suatu teknologi dan kegunaan dari suatu teknologi pada akhirnya akan mempengaruhi minat untuk menggunakannya yang selanjutnya akan membentuk suatu nilai. Dua variabel ini dikaitkan dengan perilaku dan kemauan untuk menggunakan sistem informasi atau teknologi baru. Persepsi kegunaan adalah persepsi yang dimiliki oleh individu dalam mengembangkan performa kinerjanya dengan menggunakan sistem informasi dan teknologi, sedangkan persepsi kemudahan penggunaan menunjukkan bagaimana individu mempelajari penggunaan sistem informasi atau teknologi baru (Gefen dkk, 2003). 4. Definisi Pajak Menurut Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan STDD UU No. 28 Tahun 2007 pasal 1 ayat 1 (2008:9), pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Menurut Mardiasmo (2009:1) pajak memiliki unsur-unsur : a. Iuran dari rakyat kepada Negara. Yang berhak memungut pajak hanyalah Negara.Iuran tersebut berupa uang (bukan barang).
4 12 b. Berdasarkan undang-undang. Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanannya. c. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari Negara yang secara langsung dapat ditunjuk.dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah. d. Digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara, yakni pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas. 5. Fungsi Pajak Menurut Mardiasmo (2009:1-2), ada dua fungsi pajak,yaitu : a. Fungsi budgetair Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaranpengeluarannya. b. Fungsi mengatur (regulerend) Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang social dan ekonomi. 6. Asas Pemungutan Pajak Menurut Mardiasmo (2009:7) ada 3 asas dalam pemungutan pajak : a. Asas domisili (asas tempat tinggal) Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan Wajib Pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan yang berasal dari dalam
5 13 maupun luar negeri. Asas ini berlaku untuk Wajib Pajak dalam negeri. b. Asas sumber Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber di wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal Wajib Pajak. c. Asas kebangsaan Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu Negara. 7. Pengertian Wajib Pajak bahwa: Dalam pasal 1 ayat 2, UU No. 16 tahun 2009 tentang KUP disebutkan Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. 8. Pengusaha Kena Pajak (PKP) Dalam (Mardiasmo, 2011:280), PKP adalah pengusaha yang melakukan penyerahan BKP dan atau penyerahan JKP yang dikenai pajak berdasarkan Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.dan perubahannya. Setiap WP sebagai pengusaha yang dikenai PPN berdasarkan Undang- Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP.
6 14 Kewajiban dan Hak Perpajakan bagi Perusahaan yang PKP Dalam (Mardiasmo, 2010:281), PKP berkewajiban, antara lain untuk : a. Melaporkan usahanya untuk dikukuhkan menjadi PKP. b. Memungut PPN dan PPn BM. c. Menyetorkan PPN yang masih harus dibayar dalam hal Pajak Keluaran lebih besar daripada Pajak Masukan yang dapat dikreditkan serta menyetorkan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang terutang, dan Melaporkan perhitungan pajak. Dalam (Muljono, 2010:5), PKP mempunyai hak, diantaranya: a. Menerbitkan Faktur Pajak b. Faktur pajak hanya boleh diterbitkan oleh pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai PKP karena faktur pajak yang dimiliki oleh pembeli merupakan Pajak yang dapat dikreditkan oleh pembeli, sehingga pengusaha yang belum dikukuhkan sebagai PKP tidak mempunyai hak untuk membuat faktur pajak. c. Mengkreditkan Pajak Masukan Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai PKP mempunyai hak untuk mengkreditkan Pajak Masukan yang didapatkan dari penjual. a. Meminta Kembali Kelebihan Pajak Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai PKP dapat meminta kembali apabila terdapat kelebihan PPN atau PPn.BM yang telah dibayar atau telah dipungut pihak lain.
7 15 9. Faktur Pajak Pasal 1 huruf UU PPN 1984 yang denga UU Nomor 42 Tahun 2009 menjadi Pasal 1 angka 23 merumuskan : Faktur pajak adalah bukti pemungutan pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak atau penyerahan Jasa Kena Pajak atau bukti pungutan pajak impor Barang Kena Pajak yang digunakan oleh Direktorat Jendral Bea dan Cukai 10. Fungsi Faktur Pajak Berdasarkan definisi dari teori faktur pajak diatas maka faktur pajak berfungsi sebagai berikut: a. Bukti pungutan pajak bagi Pengusaha Kena Pajak yang menyerahkan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak b. Bukti pembayaran pajak ditinjau dari sisi pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak atau Orang Pribadi atau badan yang mengimpor Barang Kena Pajak. c. Sarana untuk mengkreditikan Pajak masukan. 11. Jenis Faktur Pajak Berdasarkan fungsinya maka faktur pajak di bedakan dalam beberapa jenis sebagai berikut:
8 16 a. Faktur Pajak Standart Faktur pajak standart adalah faktur pajak yang di buat sesuai dengan aturan yang berlaku. Faktur jenis ini harus memenuhi syarat formal maupun maupun material. Dalam faktur pajak ini minimal harus memuat: 1) Nama, Alamat, dan NPWP yang melakukan penyerahan atau pembelian BKP atau JKP. 2) Jenis Barang atau Jasa, Jumlah harga jual atau penggantian, dan potongan harga. 3) PPN yang dipungut. 4) PPnBM yang dipungut. 5) Kode, Nomor seri dan tanggal pembuatan faktur pajak, dan 6) Nama, Jabatan, dan tanda tangan yang berhak b. Faktur Pajak Gabungan Faktur Pajak yang dibuat oleh PKP yang meliputi semua penyerahan BKP atau penyerahan JKP yang terjadi selama satu bulan takwim kepada pembeli atau penerima barang kena pajak yang sama. Jika pembayaran dilakukan sebelum penyerahan BKP/JKP atau terdapat pembayaran sebelum faktur pajak gabungan tersebut dibuat, maka untuk pembayaran tersebut dibuat faktur pajak pada saat diterima pembayaran.
9 17 c. Faktur Pajak Sederhana dokumen yang disamakan fungsinya dengan faktur pajak, yang diterbitkan oleh PKP yang melakukan penyerahan BKP/JKP kepada pembeli BKP/JKP yang tidak diketahui identitasnya secara lengkap atas penyerahan BKP/JKP secara langsung kepada konsumen akhir Faktur Pajak Sederhana tidak dapat digunakan oleh pembeli BKP atau penerima JKP sebagai dasar untuk pengkreditan Pajak Masukan. Faktur Pajak Sederhana paling sedikit harus memuat: 1) Nama, alamat, dan NPWP yang menyerahkan BKP atau JKP. 2) Jenis dan kuantum BKP atau JKP yang diserahkan. 3) Jumlah Harga Jual atau Peggantian yang sudah termasuk pajak atau besarnya pajak dicantumkan secara terpisah. 4) Tanggal pembuatan Faktur Pajak Sederhana.
10 18 Gambar 2.1. Gambar Bentuk Faktur Pajak Manual (Kertas) Sumber : 12. Sanksi Terkait dengan Faktur Pajak Sebagaimana diatur dalam Pasal 14 ayat (1) UU KUP, terdapat sanksi administrasi berupa denda 2% dari Dasar Pengenaan Pajak bagi PKP sebagai beirkut :
11 19 a. Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai PKP, tetapi tidak membuat faktur pajak, tetapi tidak tepat waktu. b. Melaporkan faktur pajak tidak sesuai dengan masa diterbitkan. c. PKP tidak mengisi faktur dengan lengkap. 13. Elektronik Faktur (e-faktur) Pajak Pertambahan Nilai E-faktur adalah sistem perpajakan terbaru dari Direktorat Jenderal Pajak (DJP) untuk melaporkan SPT Masa dan Tahunan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Barang dan Jasa dengan menggunakan program khusus berbasis internet. Dengan E-faktur pajak pertambahan nilai akan memudahkan PKP dalam bertransaksi jarak jauh, lebih cepat, tidak ribet, aman, hemat kertas, bisa membuat faktur pajak dimana saja dan kapan saja asal ada saluran internet. Faktur Pajak berbentuk elektronik, yang selanjutnya disebut e-faktur, adalah Faktur Pajak yang dibuat melalui aplikasi atau sistem elektronik yang ditentukan dan/atau disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak. (Pasal 1 ayat (1) Per 16/PJ/2014) Aplikasi e-faktur merupakan aplikasi yang disediakan oleh DJP sebagai perbaikan sistem administrasi perpajakan yang ada. Dalam penggunaannya aplikasi ini harus terkoneksi dengan jaringan internet. Sampai dengan 1 Juli 2015, KPP di Jawa dan Bali senantiasa mengadakan sosialisasi e-faktur. Setiap sosialisasi yang diadakan, bertujuan untuk memberitahukan tata cara
12 20 pendaftaran e-faktur, tujuan dan dasar hukum e-faktur, serta sistem kerja e- Faktur. Dalam sosialisasi tersebut, setiap wakil dari WP akan diberikan CD yang berisi aplikasi e-faktur dummy, materi sosialisasi e-faktur, video tutorial e-faktur, serta kumpulan pertanyaan mengenai e-faktur. Setiap peserta sosialisasi diwajibkan untuk membawa laptop untuk mempraktikan langsung aplikasi e-faktur pada waktu sosialisasi. Pada waktu sosialisasi dilakukan, seluruh peserta wajib menggunakan aplikasi e-faktur dummy dengan mengikuti instruktur sosialisasi. Untuk selanjutnya, aplikasi e-faktur dummy tersebut dapat digunakan masing-masing peserta sebagai latihan setelah sosialisasi selesai dilaksanakan. Aplikasi tersebut dapat memudahkan setiap orang yang ingin belajar e-faktur, tanpa harus takut jika data yang digunakan ter-upload di aplikasi DJP. Mengingat aplikasi e-faktur tersebut tidak terkoneksi dengan internet dan tidak terhubung langsung dengan aplikasi DJP. 14. Langkah-Langkah untuk membuat e-faktur Sebelum membuat e-faktur, Pengusaha Kena Pajak harus melakukan langkah-langkah berikut ini : a. Melengkapi Formulir dan Persyaratan Menyiapkan Surat Permohonan Sertifikat Elektronik. Sertifikat Elektronik adalah sertifikat yang bersifat elektronik yang memuat Tanda Tangan Elektronik dan identitas yang menunjukkan status
13 21 subjek hukum para pihak dalam Transaksi Elektronik yang dikeluarkan oleh Penyelenggara Sertifikasi Elektronik. Surat Permintaan Sertifikat Elektronik dan Surat Pernyataan Persetujuan Penggunaan Sertifikat Elektronik ditandatangani oleh pengurus PKP yang nama tercantum pada SPT Tahunan PPh Badan Tahun Pajak Terakhir. b. Menyiapkan Surat Permohonan Kode Aktivasi dan Password. Untuk mendapatkan nomor seri faktur pajak, PKP harus lebih dahulu mengajukan permohonan kode aktivasi dan password ke KPP tempat PKP dikukuhkan. Kode aktivasi dan Password akan diterbitkan oleh KPP apabila PKP memenuhi salah satu persyaratan berikut: 1) Terhadap PKP telah dilakukan registrasi ulang dengan laporan hasil registrasi ulang/ verifikasi menyatakan PKP dikukuhkan 2) PKP telah melakukan verifikasi berdasarkan peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.03/2012 c. Pergi ke Kantor Pelayanan Pajak (sesuai dengan tempat PKP terdaftar) 1) Pengurus PKP harus secara langsung menyampaikan surat Permohonan Sertifikat Elektronik ke Kantor Pelayanan Pajak
14 22 (petugas KPP tidak menerima Perwakilan pengurus PKP) tempat PKP dikukuhkan. 2) Petugas KPP menerima Perwakilan untuk surat Permohonan Kode Aktivasi dan Password jika akan ditandatangani oleh selain pengurus PKP (dengan syarat melampirkan surat kuasa). 3) Penerbitan surat penyetujuan atau penolakan Kode Aktivasi dan Password paling lama 3 (tiga) hari kerja. Kode Aktivasi dikirim melalui pos ke alamat PKP, password dikirim melalui ke alamat PKP yang dicantumkan dalam surat permohonan Kode Aktivasi dan Password. d. Aktivasi Akun Pengusaha Kena Pajak Akun Pengusaha Kena Pajak (PKP) adalah wadah layanan secara elektronik yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) untuk mempermudah pemberian layanan secara elektronik dalam hal ini adalah pemberian Sertifikat Elektronik dan pemberian Nomor seri Faktur Pajak melalui website. Fungsi Akun PKP untuk mempermudah pelayanan kepada PKP sekaligus memberikan keamanan. Setiap PKP yang memenuhi syarat akan dibuatkan Akun PKP oleh DJP. Untuk dapat menggunakan Akun PKP, PKP harus mengaktifkan Akun tersebut.
15 23 PKP wajib membawa surat penyetujuan aktivasi dan password yang dikirim oleh DJP beserta lembaran surat Permintaan Aktivasi Akun PKP ke Kantor Pelayanan Pajak. Aktivasi akun akan selesai pada hari itu juga. Surat Permintaan Aktivasi Akun PKP harus sesuai dengan lampiran IE Peraturan DJP No. PER/17/PJ/2014. e. e-nofa (Elektronik Nomor Faktur ) PKP dapat mengakses e-nofa dengan memasukkan username dan password yang sudah diberikan oleh DJP. e-nofa sebuah aplikasi untuk mendapatkan elektronik nomor seri faktur pajak yang akan digunakan pada e-faktur. f. Download Aplikasi e-faktur Pajak g. Elektonik Nomor Seri Faktur Pajak Siap digunakan untuk e- Faktur
16 24 Gambar 2.2. Gambar Langkah Langkah Membuat e-faktur Sumber : Langkah-Langkah untuk menginput data e-faktur a. Untuk pajak keluaran, Pilih menu Faktur > Pajak Keluaran > Import, akan tampil form Import Faktur Pajak Keluaran.
17 25 Gambar 2.3. Menu Faktur Pajak Keluaran Gambar 2.4. Impor Faktur Pajak Keluaran a. Penginputan Faktur Pajak juga bisa dilakukan dengan input manual yaitu Pilih menu Faktur > Pajak Keluaran >
18 26 Administrasi Faktur Pajak Keluaran > Rekam Faktur > Simpan > upload faktur Gambar 2.5 Rekam Faktur Gambar 2.6. Detail isi e-faktu
19 27 Gambar 2.7. Rekam Detail Transaksi e-faktur Gambar 2.8. Upload e-faktur
20 28 Gambar 2.9.Hasil cetakan dari aplikasi E-faktur Sumber :
21 29 Sumber Gambar 2.10 Gambaran Umum Pembuatan e-faktur : 16. Perbedaan Faktur Elektronik dengan Faktur Pajak Kertas Tabel 2.1 Perbedaan Faktur Elektronik dengan Faktur Pajak Kertas No Keterangan Faktur Pajak Kertas e-faktur 1 Format/lay out Bebas tidak ditentukan dan Ditentukan oleh dapat mengikuti contoh di aplikasi/sistem yang lampiran PER-24/PJ/2012 ditentukan dan atau disediakan oleh DJP 2 Tanda Tangan Tanda tangan basah diatas FP kertas Tanda tangan elektronik berbentuk QR code 3 Bentuk & lembar Diwajibkan berbentuk kertas Tidak diwajibkan untuk dan jumlah lembar diatur dicetak dalam bentuk kertas 4 PKP yang membuat Seluruh PKP PKP yang ditetapkan oleh
22 30 Dirjen Pajak 5 Jenis Transaksi seluruh Penyerahan BKP/JKP saja 6 Prosedur Lapor - e-faktur dilaporkan ke DJP /upload & dengan cara upload dan persetujuan DJP mendapat persetujuan DJP 7 Mata Uang Rupiah dan Dollar Rupiah (Selain Rupiah, dikonversi ke Rupiah dengan menggunakan kurs Menteri Keuangan pada saat pembuatan e-faktur) 8 Pelaporan SPT PPN Menggunakan aplikasi Menggunakan aplikasi tersendiri yang sama dengan aplikasi pembuatan e-faktur Sumber : 17. Manfaat e-faktur a. Manfaat Bagi Pengusaha Kena Pajak 1) Bagi PKP Penjual : a) Tanda tangan basah digantikan tanda tangan elektronik. b) E-Faktur Pajak tidak harus dicetak sehingga mengurangi biaya kertas, biaya cetak, dan biaya penyimpanan dokumen. c) Aplikasi e-faktur Pajak juga membuat SPT masa PPN sehingga PKP tidak perlu lagi membuatnya. d) PKP yang menggunakan e-faktur Pajak juga dapat meminta nomor seri faktur pajak melalui situs pajak & tidak perlu lagi datang ke KPP.
23 31 2) Bagi PKP Pembeli : a) Terlindungi dari penyalahgunaan faktur pajak yang tidak sah, karena cetakan e-faktur dilengkapi dengan pengaman berupa QR code. QR code menampilkan informasi tentang transaksi penyerahan : nilai DPP dan PPN dan lain-lain. b) Informasi dalam QR code dapat dilihat menggunakan aplikasi QR code scanner yang terdapat dismartphone atau gadget lainnya. c) Apabila Informasi yang terdapat dalam QR code tersebut berbeda dengan yang ada dalam cetakan e-faktur Pajak maka Faktur Pajak tersebut tidak valid. b. Manfaat dari Aspek Pemerintah 1) Kemudahan pengawasan dengan adanya proses validasi Pajak Keluaran-Pajak Masukan (PK-PM) dan adanya data lengkap dari setiap faktur pajak. 2) Mempermudah pelayanan karena akan mempercepat proses pemeriksaan, pelaporan, dan pemberian nomor seri faktur pajak. 3) Sistem berbasis elektronik ini akan meminimalkan penyalahgunaan penggunaan faktur pajak oleh perusahaan fiktif atau pihak yang tidak bertanggung jawab sehingga potensi pajak yang hilang menjadi sangat kecil.
24 32 c. Manfaat dari aspek Lingkungan Pada era global ini sering diisukan tentang global warming atau pemanasan global. Apa hubungan global warming dengan aspek pepajakan terutama e-faktur? Hubungannya sangat jelas sekali dari tahun 1983 faktur pajak dibuat secara manual menggunakan kertas, kertas dibuat dari bubur kayu, kayu diambil dari hutan. Sehingga dapat merusak paru-paru dunia dan menyebakan global warming. Mungkin ini terlihat sangat sederhana namun dampak dari penggunaan kertas ini sangat besar bagi lingkungan. Jumlah yang kecil di awal tapi akan menjadi besar jika digunakan secara kolektif. Berapa pohon yang harus ditebang untuk membuat sebanyak juta lembar kertas pertahun untuk membuat faktur pajak. Itulah kenapa kita harus menerapkan green tax. Green tax adalah sebuah kebijakan untuk mengurangi penggunaan kertas sebagai sarana administrasi serta menjaga alam dari pemanasan global. Gerakan ini sudah dilakukan oleh negara-negara maju untuk mengurangi pemanasan global.
25 Pengertian Efisiensi Istilah efisiensi diadopsi dari kata dalam bahasa Inggris yaitu efficiency, yang asal kata efficient. Oxford Dictionary mendefinisikan efficient sebagai berikut: a. (of a system or machine) achieving maximum productivity with minimum wasted effort or expense. b. preventing the wasteful use of a particular resource. Wikipedia Dictionary mendefinisikan efficient sebagai berikut: 1) Making good, thorough, or careful use of resources; not consuming extra. Especially, making good use of time or energy. 2) Using a particular proportion of available energy. Kamus Besar Bahasa Indonesia memberikan beberapa pengertian untuk kata efisien, yaitu: 1) Tepat atau sesuai untuk mengerjakan/menghasilkan sesuatu dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga, dan biaya. 2) Mampu menjalankan dengan tepat dan cermat; berdaya guna tepat guna. Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa efisiensi lebih memperhitungkan jumlah pengorbanan/sumber daya yang dikeluarkan dalam upaya mencapai tujuan, dengan demikian penggunaan faktur pajak
26 34 elektronik ini diharapkan akan menambah efisiensi pengadministrasian faktur pajak baik bagi wajib pajak badan maupun bagi pemerintah. 19. Pengertian Persepsi Pengertian Persepsi Pengertian Persepsi Menurut Desirato Yang dikutip Oleh Jalaludin Rakhmat (2003:51) Adalah Pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi dapat dikatakan sebagai pemberian makna pada stimuli indrawi Sedangkan Pengertian Menurut Jiseph A. Devito yang dikutip Oleh Deddy Mulyana (2000:168) adalah : Proses menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indra kita Senada dengan hal tersebut Bimo Walg (2001:119) mengatakan pengertian persepsi adalah: Proses pengorganisasian, penginterpretas terhadap rangsang yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan tivitas yang integrated dalam diri individu Dari Beberapa pengertian diatas maka penulis menyimpulkan bahwa persepsi adalah Pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubunganhubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan dan Proses menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indra kita.
27 Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi Menurut Robbins (2002:46) persepsi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: a. Kepribadian semua corak kebiasaan menusia yang terhimpun dalam dirinya dan digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap segala rangsangan dari luar maupun dari dalam. b. Motif, merupakan factor internal yang dapat merangsang perhatian, adamya motif menyebabkan munculnya keinginan individu melakukan sesuatu dan juga sebaliknya. c. Kepentingan hal yang paling utama yang diinginkan diperoleh atau yang ingin didapatkan yang dapat berguna bagi individu d. Pengalaman masa lalu, suatu rangsangan yang muncul atau terjadi secara berulang-ulang akan menarik erhatian sebelum mencapai titik jenuh. e. Harapan, yang akan menentukan pesan nama yang akan dipilih untuk diterima selanjutnya sebagaimana pesan yang diilih tersebut akan ditata dn diinterprestasikan. 21. Indikator Persepsi Wajib Pajak Persepsi manusia dalam menilai suatu objek akan berbeda-beda, dengan demikian harus menggunakan beberapa ruang lingkup yang dapat menarik pikiran manusia agar tertarik membayar pajak. Menurut rahmat (2005),
28 36 ditentukan indikator persepsi wajib pajak yang berkaitan dengan perpajakan yaitu: a. Memahami sosialisasi pajak yang dilakukan pemerintah. b. Pengetahuan tentang prosedur administrasi perpajakan. c. Pengalaman dalam pelayanan petugas pajak. 22. Penelitian Terdahulu Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu No Nama & Tahun Penelitian Judul Variabel Hasil Riset 1 Ayu ( 2015) Penerapan e- VD: Perbaikan VI berpengaruh Faktur sebagai Sistem terhadap VD perbaikan system Administrasi PPN administrasi PPN VI : Penerapan e- Faktur 2 Analisis Penerapan VD : Pelaporan VI berpengaruh Tri (2015) E-Faktur dalam SPT masa PPN terhadap VD Melaporkan SPT Masa PPN VI : Penerapan e- Faktur 3 Ary ( 2015) Penerapan E- VD : VI berpengaruh Faktur Pajak Pengusaha Kena terhadap VD Terhadap Pajak di Kota Pengusaha Kena Surabaya Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Wonocolo Kota VI : Penerapan e- Faktur Surabaya 4 Nine (2015) Analisis Kesiapan Pengusaha Kena Pajak Di KKP Pratama Karanganyar dalam Penerapan Faktur Pajak Elektronik VD :Kesiapan PKP di KKP Pratama Karanganyar VI : Penerapan Faktur Pajak Elektronik VI berpengaruh terhadap VD
29 37 B. Rerangka Pemikiran Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan e- Faktur Pajak Pertambahan Nilai terhadap efisiensi pengadministrasian faktur pajak menurut persepsi wajib pajak badan. Dalam kerangka konseptual dibawah ini dapat diuraikan bahwa penerapan e-faktur PPN berpengaruh terhadap efisiensi pengadministrasian yang mempengaruhi variable dependen dan independen. Secara sistematis gambaran kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar : Pengaruh penerapan efaktur pajak pertambahan nilai terhadap efisiensi pengadministrasian faktur pajak menurut persepsi wajib pajak badan (Studi kasus pada pengusaha yang sudah dikukuhkan sebagai PKP) Gambar 2.11 Kerangka pemikiran Penerapan e-faktur PPN Efisiensi Pengadministrasian e-faktur
30 38 C. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah suatu konklusi yang sifatnya masih sementara atau pernyataan berdasarkan pada pengetahuan tertentu yang masih lemah dan harus dibuktikan kebenarannya. Dengan demikian, hipotesa merupakan dugaan sementara yang nantinya akan di uji dan dibuktikan kebenarannya melalui analisa data. Berdasarkan latar belakang masalah, perumusan masalah, landasan teori, kerangka pemikiran teoritis, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H 0 : Penerapan e-faktur PPN tidak berpengaruh terhadap efisiensi pengadministrasian Faktur Pajak H a : Penerapan e-faktur PPN berpengaruh secara signifikan terhadap efisiensi pengadministrasian Faktur Pajak
Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak PJ.091/PPN/S/001/
Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak PJ.091/PPN/S/001/2015-00 DASAR HUKUM UU PPN Pasal 13 (8 ) UU PPN (Tata Cara Pembuatan FP diatur dengan atau berdasarkan PMK) PMK PERDIRJEN KEPDIRJEN Pasal
Lebih terperinciKementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak REVISI PJ.091/PPN/S/001/
Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak REVISI PJ.091/PPN/S/001/2014-01 Dasar Hukum Definisi e-faktur Manfaat e-faktur Tahapan implementasi e-faktur Kewajiban Membuat e- Faktur Saat Pembuatan
Lebih terperinciKementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak PJ.091/PPN/S/001/
Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak PJ.091/PPN/S/001/2015-00 DASAR HUKUM DEFINISI e-faktur MANFAAT e-faktur TAHAPAN IMPLEMENTASI e-faktur KEWAJIBAN MEMBUAT e-faktur SERTIFIKAT ELEKTRONIK
Lebih terperinciFAKTUR PAJAK BERBENTUK ELEKTRONIK (e-faktur)
Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak FAKTUR PAJAK BERBENTUK ELEKTRONIK (e-faktur) PJ.091/PPN/S/001/2014-00 Outline DASAR HUKUM DASAR HUKUM UU PPN PMK Pasal 13 (8 ) UU PPN (Tata Cara Pembuatan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mardiasmo (2001:118), Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Menurut Mardiasmo (2001:118), Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (dapat di paksakan) yang langsung dapat
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Prof. Dr. P.J.A. Adriani, Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Definisi Pajak Ada bermacam-macam definisi Pajak yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Menurut Prof. Dr. P.J.A. Adriani, Pajak adalah iuran rakyat kepada
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu tentang penerapan e-faktur diantaranya telah dilakukan oleh Elyong (2016), Oktaviarini (2016), Jovani (2016), dan Susanto (2016).
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cara Perpajakan (KUP), pengertian pajak adalah : Menurut Adriani dalam Purwono (2010 : 7) pengertian pajak yaitu :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pajak Menurut Pasal 1 UU No. 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP), pengertian pajak adalah : Konstribusi wajib kepada negara yang terutang
Lebih terperinciPENERAPAN E-FAKTUR DAN PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK (PKP) (STUDI PADA PENGUSAHA KENA PAJAK DI KABUPATEN BULELENG)
PENERAPAN E-FAKTUR DAN PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK (PKP) I Nyoman Putra Yasa 1 (Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja) 1 Email : putrayasanyoman11@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk
Lebih terperinciBAB II. adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang
BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pemahaman Perpajakan II.1.1 Definisi Pajak Adriani seperti dikutip Brotodihardjo (1998) mendefinisikan, Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. tentang pajak yang dikemukakan oleh para ahli di bidang perpajakan menurut Prof. Dr.
BAB II LANDASAN TEORI II.1 Dasar - dasar Perpajakan Indonesia II.1.1 Definisi dan Unsur Pajak Dibawah ini terdapat beberapa definisi-definisi dan unsur pajak yang terangkum tentang pajak yang dikemukakan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. dan mempertimbangkan akibat dari tindakan mereka. Ajzen. pertimbangan tersebut akan membentuk intensi untuk melakukan suatu
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Theory of Planned Behaviour (TPB) Manusia pada umumnya berperilaku dengan cara yang masuk akal, mereka mempertimbangkan perilakunya berdasarkan informasi
Lebih terperincipembiayaan dan pembangunan dalam negeri. Pemerintah Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional adalah upaya untuk meningkatkan seluruh aspek kehidupan masyarakat bangsa dan Negara yang sekaligus merupakan proses pengembangan keseluruhan sistem
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 17/PJ/2014 TENTANG
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 17/PJ/2014 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-24/PJ/2012 TENTANG BENTUK, UKURAN, TATA CARA PENGISIAN KETERANGAN, PROSEDUR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jalannya roda pemerintahan. Lembaga yang ditunjuk untuk mengelola pajak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang penelitian Penerimaan pajak merupakan sumber utama pendapatan negara dalam pembiayaan pemerintah dan pembangunan. Pajak bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. pajak berdasarkan Undang-Undang No.28 Tahun 2007 tentang. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, yaitu sebagai berikut:
BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pemahaman Pajak II.1.1 Definisi Pajak Definisi pajak berdasarkan Undang-Undang No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, yaitu sebagai berikut: Pajak
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. jumlah pajak baik untuk melapor Pajak Pertambahan Nilai (PPN) maupun
BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Pengertian SPT PPN Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) merupakan sebuah form yang digunakan oleh Wajib Pajak Badan untuk melaporkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kurniawan dan Niswah (2015) penelitian yang berjudul Penerapan E-Faktur Pajak
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Kurniawan dan Niswah (2015) penelitian yang berjudul Penerapan E-Faktur Pajak Terhadap Pengusaha Kena Pajak Di KotaSurabaya(Studi Pada Kantor Pelayanan
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-17/PJ/2014 TENTANG
NOMOR PER-17/PJ/2014 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS NOMOR PER-24/PJ/2012 TENTANG BENTUK, UKURAN, TATA CARA PENGISIAN ATAU PENGGANTIAN, DAN TATA CARA DIREKTUR JENDERAL PAJAK Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Pembahasan Masalah Menurut Undang-undang No. 42 Tahun 2009 dimana Pengusaha Kena Pajak yang melakukan Penyerahan Barang Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal
Lebih terperinciSOSIALISASI PENOMORAN FAKTUR PAJAK
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK 1 2 3 SOSIALISASI PENOMORAN FAKTUR PAJAK PER-24/PJ/2012, TANGGAL 22 NOVEMBER 2012 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK TENTANG BENTUK, UKURAN,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemberlakuan faktur pajak manual, kantor pajak memberikan kebebasan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberlakuan faktur pajak manual, kantor pajak memberikan kebebasan kepada PKP (Pengusaha Kena Pajak) baik OP (Orang Pribadi) maupun Badan untuk membuat faktur pajak
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Kelebihan Faktur Pajak elektronik dibanding Faktur Pajak kertas
BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Pembahasan Masalah 1. Kelebihan Faktur Pajak elektronik dibanding Faktur Pajak kertas Faktur Pajak elektronik memiliki banyak kelebihan dibanding Faktur Pajak Kertas
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan sistem teknologi informasi merupakan salah satu hal yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem teknologi informasi merupakan salah satu hal yang sudah berkembang pesat saat ini. Bukan hanya di negara-negara maju, namun di negara-negara berkembang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Pengertian pajak berdasarkan Undang-Undang Perpajakan No.28 Tahun 2007
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pajak Pengertian pajak berdasarkan Undang-Undang Perpajakan No.28 Tahun 2007 Pasal 1 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan: Pajak adalah kontribusi wajib
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang diperjualbelikan, telah dikenai biaya pajak selain dari pada harga pokoknya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Faktur Pajak merupakan bukti pungutan pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) atau penyerahan Jasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi.pada perekonomian secara keseluruhah pada saat ini teknologi
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini sudah semakin maju dan berkembang khususnya pada kemajuan teknologi informasi.penggunaan teknologi informasi sangat
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN TENTANG EFEKTIVITAS PENERAPAN E-FAKTUR ATAS PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK
BAB III PEMBAHASAN TENTANG EFEKTIVITAS PENERAPAN E-FAKTUR ATAS PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK 3.1 Teori Tentang Pajak 3.1.1 Definisi Pajak Secara umum pajak dapat diartikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Besarnya pengeluaran negara yang digunakan untuk kemakmuran rakyat diikuti juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak sebagai sumber utama penerimaan negara yang mempunyai peran penting dalam pengelolaan keuangan dalam Anggaran Pengeluaran Belanja Negara (APBN). Besarnya pengeluaran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Theory of Reasoned Action atau Teori Aksi Rencana (TRA)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Theory of Reasoned Action atau Teori Aksi Rencana (TRA) Theory of Reasoned Action (TRA) adalah suatu teori yang berhubungan dengan sikap dan perilaku individu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Theory of Planed Behavior (TPB) Theory of Planned Behavior (TPB) menjelaskan bahwa perilaku individu untuk tidak patuh terhadap ketentuan perpajakan dipengaruhi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. pajak, diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. P. J. A. Adriani
II.1. Dasar-dasar Perpajakan Indonesia BAB II LANDASAN TEORI II.1.1. Definisi Pajak Apabila membahas pengertian pajak, banyak para ahli memberikan batasan tentang pajak, diantaranya pengertian pajak yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penerimaan Negara dari sektor perpajakan merupakan sumber utama. untuk pembangunan nasional dan penyelenggaraaan pemerintahan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penerimaan Negara dari sektor perpajakan merupakan sumber utama untuk pembangunan nasional dan penyelenggaraaan pemerintahan. Penerimaan Negara yang terdiri atas penerimaan
Lebih terperincibahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah Penerbitan Surat Keputusan Tergugat Nomor: KEP-00329/NKEB/WPJ.
Putusan : Put-87868/PP/M.VA/99/2017 Nomor Jenis Pajak : Gugatan Masa Pajak : 2014 Pokok Sengketa Menurut Tergugat Menurut Penggugat Menurut Majelis : bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Pustaka 1. Kajian Terhadap Teori a. Definisi Pajak Terdapat bermacam-macam pengertian atau definisi pajak, namun pada hakekatnya maksud dan tujuan
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 24/PJ/2012 TENTANG
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 24/PJ/2012 TENTANG BENTUK, UKURAN, TATA CARA PENGISIAN KETERANGAN, PROSEDUR PEMBERITAHUAN DALAM RANGKA PEMBUATAN, TATA CARA PEMBETULAN ATAU PENGGANTIAN,
Lebih terperinciJURNAL STIE SEMARANG, VOL 8, NO 1, Edisi Februari 2016 (ISSN : )
ELEKTRONIK FAKTUR (E-FAKTUR) : APAKAH SUDAH EFEKTIF BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK DALAM PELAPORAN SPT MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI? Edy Susanto Dosen Tetap STIE Semarang Abstrak PPN atau pajak pertambahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maju dan demokratis berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional sebagai suatu rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan akan menuntut adanya modernisasi meliputi semua aspek kehidupan. Layaknya sebuah
Lebih terperinciKATA PENGANTAR DIREKTUR JENDERAL PAJAK
KATA PENGANTAR DIREKTUR JENDERAL PAJAK Para Pemungut PPN yang terhormat, Setiap bulan setelah Masa Pajak berakhir, Pemungut PPN harus melaksanakan kewajiban untuk melaporkan kegiatan pemungutan PPN yang
Lebih terperinciSURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN
DEPARTEMEN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Nama Pemungut : Alamat : No. Telp : Usaha : SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN Bacalah terlebih dahulu Buku
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk membiayai pengeluaran negara, baik pengeluaran rutin maupun
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Pajak Negara, pajak adalah salah satu sumber penerimaan penting yang akan digunakan untuk membiayai pengeluaran negara, baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran pembangunan.
Lebih terperinciKendala Implementasi e-faktur pada PT. PMTI
Kendala Implementasi e-faktur pada PT. PMTI Endah Tri Laela 1 Program Studi akuntansi STIE STEMBI, endahtriii.3@gmail.com Abstrak Tujuan_Mengetahui kendala seperti apa yang sering muncul dalam penerapan
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 24/PJ/2012 TENTANG
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 24/PJ/2012 TENTANG BENTUK, UKURAN, TATA CARA PENGISIAN KETERANGAN, PROSEDUR PEMBERITAHUAN DALAM RANGKA PEMBUATAN, TATA CARA PEMBETULAN ATAU PENGGANTIAN,
Lebih terperincipemungutan pajak dimana wajib pajak menghitung sendiri pajak terutangnya serta secara mandiri menyetorkan ke bank atau kantor pos dan melaporkannya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agar dapat bersaing dengan negara-negara lain. Dalam hal ini peran masyarakat Indonesia,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Pada era globalisasi seperti sekarang, persaingan antar negara semakin ketat. Oleh karena itu, Negara Indonesia dengan gencar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertambahan Nilai (PPN) dengan dasar hukum berdasarkan pada undangundang. Nomor 8 Tahun 1983 yang ditetapkan sejak 1 April 1985
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan penerimaan negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran negara. Pajak berasal dari iuran masyarakat dan dapat dipaksakan dengan tidak
Lebih terperinciSEMINAR PERPAJAKAN PENGUSAHA KENA PAJAK (PKP)
PENGUKUHAN DAN PENGAWASAN PENGUSAHA KENA PAJAK (PKP) KELAS X-B Kelompok 6: 1. Dela Farhana (10) 2. Indra Ahmad Wijaya (17) 3. Risca Dessyanty (24) 4. Tesalonika Broery A (28) 5. Wahyu Hidayat (29) DIPLOMA
Lebih terperinciKementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak Tahun 2013
Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak Tahun 2013 PER-24/PJ/2012, TANGGAL 22 NOVEMBER 2012 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK TENTANG BENTUK, UKURAN, TATA CARA PENGISIAN KETERANGAN,
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Dalam analisa penghitungan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai, penulis
BAB IV PEMBAHASAN Dalam analisa penghitungan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai, penulis melakukan pemeriksaan pajak dengan menguji dan memeriksa ketaatan perpajakan, serta kebenaran jumlah dalam SPT
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian pajak berdasarkan Undang-undang Nomor 16 Tahun. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pajak 1. Pengertian Pajak a. Pengertian pajak berdasarkan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada Negara
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15 /PJ/2010 TENTANG
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15 /PJ/2010 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 29/PJ/2008 TENTANG
Lebih terperinciSURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN Bacalah terlebih dahulu Buku Petunjuk Pengisian SPT Masa PPN
Perhatian Sesuai dengan ketentuan Pasal 3 ayat (7) UU Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan UU Nomor 16 Tahun 2000, apabila SPTMasa yang Saudara sampaikan tidak ditandatangani
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan sektor pemasukan terbesar kas negara. Penerimaan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sektor pemasukan terbesar kas negara. Penerimaan negara dari sektor pajak memegang peranan yang sangat penting untuk kelangsungan sistem pemerintahan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH definisi pajak yaitu iuran rakyat
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH definisi pajak yaitu iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan)
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pajak Dalam membahas definisi mengenai pajak, banyak para ahli memberikan batasan tentang pajak, diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh Adriani di kutip
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjabarkan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah,
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjabarkan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Salah satu bentuk modernisasi
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Yth. : 1. Para Kepala Kantor Wilayah DJP 2. Para Kepala Kantor Pelayanan Pajak 3. Para Kepala Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 29/PJ/2008 TENTANG
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 29/PJ/2008 TENTANG BENTUK, ISI, DAN TATA CARA PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) DALAM BENTUK FORMULIR KERTAS (HARD COPY)
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15/PJ/2010 TENTANG
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15/PJ/2010 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 29/PJ/2008 TENTANG BENTUK, ISI, DAN TATA CARA PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang,
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang, yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa timbal balik atau
Lebih terperinciPEMBERITAHUAN DALAM RANGKA PEMBUATAN, TATA CARA PEMBETULAN ATAU PENGGANTIAN, DAN TATA CARA PEMBATALAN FAKTUR PAJAK
LAMPIRAN IA Hal : Permohonan Kode Aktivasi dan Password NIK/No Paspor * :... Email Utama :... Email Alternatif :... mengajukan permohonan Kode Aktivasi dan Password dalam rangka permintaan Nomor Seri Faktur
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS. dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran. memembayar pengeluaran-pengeluaran umum (Supramono, 2010).
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Pajak Dan Wajib Pajak 1. Pengertian Pajak Menurut Feldmann (2009:2) pajak adalah Prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa (menurut normanorma
Lebih terperinciPENGANTAR PERPAJAKAN BENDAHARA
PENGANTAR PERPAJAKAN BENDAHARA 1 Menjelaskan Pengertian Pajak Menjelaskan Istilah Perpajakan Menjelaskan Peran dan Kewajiban Bendahara dalam Pemungutan/Pemotongan Pajak Menjelaskan Pendaftaran NPWP Bendahara
Lebih terperinciObjek PPN Yang Harus Dibuatkan Faktur Pajak. a. penyerahan BKP di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha
Faktur Pajak Objek PPN Yang Harus Dibuatkan Faktur Pajak a. penyerahan BKP di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha b. penyerahan JKP di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha c.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata CaraPerpajakan
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pajak Menurut Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata CaraPerpajakan Nomor 28 tahun 2007 pasal 1 ayat 1: Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh
Lebih terperinciBAB II TINJUAN PUSTAKA
28 28 BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Pajak 1. Pengertian Pajak Pajak menurut Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009 tentang perubahan keempat atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 16/PJ/2014 TENTANG TATA CARA PEMBUATAN DAN PELAPORAN FAKTUR PAJAK BERBENTUK ELEKTRONIK
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 16/PJ/2014 TENTANG TATA CARA PEMBUATAN DAN PELAPORAN FAKTUR PAJAK BERBENTUK ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, DIREKTUR JENDERAL PAJAK, Menimbang
Lebih terperinciSE - 69/PJ/2015 PROSEDUR PEMBERIAN DAN PENCABUTAN SERTIFIKAT ELEKTRONIK
SE - 69/PJ/2015 PROSEDUR PEMBERIAN DAN PENCABUTAN SERTIFIKAT ELEKTRONIK Contributed by Administrator Friday, 13 November 2015 Pusat Peraturan Pajak Online SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tinggi. Sebagaimana tujuan dari negara Indonesia juga dapat sama-sama kita
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tugas Akhir Pajak memegang peranan penting terhadap penerimaan negara dan bertujuan untuk pembangunan nasional serta kemakmuran rakyat. Dengan adanya pajak
Lebih terperinciModul ke: Pertemuan 2. 02Fakultas EKONOMI. Perpajakan I. Program Studi AKUNTANSI
Modul ke: 02Fakultas EKONOMI NPWP dan PKP Pertemuan 2 Perpajakan I Program Studi AKUNTANSI Daftar Isi NPWP Tata Cara Pendaftaran NPWP melalui e-registration Cara Pindah KPP Penghapusan NPWP Pengusaha Kena
Lebih terperinciFaktur Pajak. Objek PPN Yang Harus Dibuatkan Faktur Pajak. Saat Faktur Pajak Harus Dibuat. Faktur Pajak Gabungan
Objek PPN Yang Harus Dibuatkan Faktur Faktur a. penyerahan BKP di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha b. penyerahan JKP di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha c. ekspor BKP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daerah. Pajak adalah iuran rakyat kepada negara berdasarkan undang-undang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan suatu kewajiban dan pengabdian peran aktif warga negara dan anggota masyarakat lainnya untuk membiayai berbagai keperluan negara berupa pembangunan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. 1. Theory Technology Acceptance Model (TAM)
BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Theory Technology Acceptance Model (TAM) Technology Acceptance Model (TAM) merupakan salah satu model yang dibangun untuk menganalisis
Lebih terperinciiuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang undang yang dapat dipaksakan
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Definisi atau pengertian pajak menurut Mardiasmo (2011:1), pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang undang yang dapat
Lebih terperinciBAB II ` KAJIAN PUSTAKA. orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,
BAB II ` KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Pajak merupakan salah satu wujud nyata secara partisipasi dalam rangka ikut membiayai pembangunan nasional. Adapun definisi pajak menurut
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. HAJ adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perusahaan dagang
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai PT. HAJ adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perusahaan dagang yakni barang IT yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perpajakan 2.1.1 Pengertian pajak Berikut adalah beberapa pengertian Pajak menurut Diaz (2012:2). Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang sehingga
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PAJAK 1. Pengertian Pajak Menurut Undang-Undang No. 27 Tahun 2007, pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbukti bahwa pada pendapatan negara sebesar Rp Triliun bersumber
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pajak merupakan pendapatan negara terbesar yang digunakan untuk pembangunan di dalam negara dan membiayai pengeluaran negara. Hal ini terbukti bahwa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Pajak Pengertian Pajak menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 1 Ayat (1) adalah : Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang
Lebih terperinciNomor Putusan Pengadilan Pajak. Put-4/PP/M.XIIA/99/2014. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2011
Nomor Putusan Pengadilan Pajak Put-4/PP/M.XIIA/99/2014 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap permohonan Pengurangan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Analisis Perlakuan Pajak Penghasilan dalam Transaksi Jasa Lelang oleh Balai Lelang Swasta Sebagaimana telah disebutkan dalam pembahasan sebelumnya bahwa transaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang sangat besar pengaruhnya terhadap pembangunan di segala bidang. Penerimaan negara dari sektor pajak
Lebih terperinciPENERAPAN E-FAKTUR SEBAGAI PERBAIKAN SISTEM ADMINISTRASI PPN (Persepsi Kantor Konsultan Pajak X )
PENERAPAN E-FAKTUR SEBAGAI PERBAIKAN SISTEM ADMINISTRASI PPN (Persepsi Kantor Konsultan Pajak X ) Selfi Ayu Permata Sari Devi Pusposari, SE., M.Si., Ak Universitas Brawijaya, Jl. MT. Haryono 165, Malang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Menurut Andriani (1991) dalam Waluyo (2011), pajak adalah iuran kepada negara
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1.Landasan Teori 2.1.1. Definisi Pajak Menurut Andriani (1991) dalam Waluyo (2011), pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pengertian pajak adalah:
digilib.uns.ac.id 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pajak Menurut pasal 1 Undang-Undang No. 28 tahun 2007 tentang ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pengertian pajak adalah: Kontribusi wajib
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.13, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Pajak. Kelebihan Pembayaran. Pengembalian. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/PMK.03/2013 TENTANG TATA
Lebih terperinci14/PJ/2010 PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-146/PJ./2006 TENTANG BE
14/PJ/2010 PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER146/PJ./2006 TENTANG BE Contributed by Administrator Friday, 26 March 2010 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aplikasi E-Faktur diluncurkan oleh Direktorat Jendral Pajak (DJP) pada tanggal 1 Juli 2014, melalui diterbitkannya Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor 16 Tahun 2014
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Bandung Cibeunying terbentuk berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 94/KMK.01/1994. Dengan Surat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sudah saatnya diletakkan suatu landasan yang dapat menjamin tersedianya dana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk melaksanakan pembangunan nasional dalam membiayai keperluannya, pemerintah membutuhkan dana yang tidak sedikit. Untuk mencapai tujuan pembangunan nasional tersebut
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN 3.1 Gambaran Umum Pajak Pengertian Pajak
BAB III PEMBAHASAN 3.1 Gambaran Umum Pajak 3.1.1 Pengertian Pajak Dalam penyelenggaraan pemerintahan, negara mempunyai kewajiban untuk menjaga kepentingan rakyatnya, baik dalam bidang kesejahteraan, keamanan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini pembangunan di Indonesia telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Perkembangan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk kesejahteraan rakyat. Pajak merupakan salah satu penerimaan terbesar negara perlu terus
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Definisi Pajak Pajak merupakan kontribusi wajib rakyat kepada negara yang diatur berdasarkan undangundang yang bersifat memaksa, tanpa imbalan atau balas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Nilai (PPN) yang mulai diberlakukan secara efektif sejak 1 April 1985 telah
7 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri Diantara usaha pemerintah untuk meningkatkan penerimaan dari sektor pajak adalah dengan mengoptimalkan proses dalam penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi saat ini di negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi saat ini di negara Indonesia dan semakin bertambahnya jumlah penduduk bangsa Indonesia maka, harus diiringi dengan peningkatan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. hewan) yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP) pada
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai PT. Biotek Indonesia adalah perusahaan yang bergerak di bidang farmasi (obatobatan hewan) yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan
Lebih terperinciDefinisi. SPT (Surat Pemberitahuan)
Definisi SPT (Surat Pemberitahuan) Saiful Rahman Yuniarto adalah surat yang oleh Wajib Pajak (WP) digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek pajak
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Definisi pajak menurut undang-undang dan pakar pajak sebagai berikut :
BAB II LANDASAN TEORI II.1. Perpajakan II.1.1. Definisi Pajak Definisi pajak menurut undang-undang dan pakar pajak sebagai berikut : Menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas
Lebih terperinci