BAB IV. Tinjauan Kritis Terhadap Penafsiran Teks Roma 1:18-32 dalam Perspektif Orang dengan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV. Tinjauan Kritis Terhadap Penafsiran Teks Roma 1:18-32 dalam Perspektif Orang dengan"

Transkripsi

1 BAB IV Tinjauan Kritis Terhadap Penafsiran Teks Roma 1:18-32 dalam Perspektif Orang dengan Orientasi Homoseksual yang Mengalami Diskriminasi di Kota Kupang 4.1 Pendahuluan Setelah memaparkan pengalaman diskriminasi terhadap orang dengan orientasi homoseksual di Kota Kupang dan gambaran kehidupan masyarakat Romawi, maka pada bab ini saya akan melakukan sebuah tinjauan kritis terhadap penafsiran teks Roma 1:18-32 dalam perspektif orang dengan orientasi homoseksual yang mengalami diskriminasi di Kota Kupang sambil mengacu pada dua pertanyaan penting yakni apakah teks Roma 1:18-32 menawarkan konsep tentang Allah sebagai Allah yang baik? dan apakah teks tersebut juga menawarkan pembebasan bagi orang dengan orientasi homoseksual agar mereka lebih berani menonjolkan identitas orientasi seksual mereka? Tinjauan ini akan saya bagi dalam tiga pokok penting: Pertama, Allah yang Melampaui Orientasi Seksual yang membahas tentang berbagai penafsiran konservatif dan penafsiran yang sedang berkembang terhadap teks Roma 1:18-32, melihat bagaimana para penafsir mempersepsikan Allah dan homoseksualitas, kemudian saya akan menafsirkan juga teks tersebut berdasarkan perspektif ODOH di Kota Kupang. Kedua, Identitas Diri yang Humanis yang berisi tentang bagaimana ODOH memahami diri mereka sebagai manusia yang patut dihargai dan menolak identitas destruktif yang diberikan oleh para penafsir konservatif, masyarakat Kota Kupang, juga lembaga-lembaga yang memiliki kekuasaan. Selain itu, saya juga akan menguraikan tentang penolakan eksistensi ODOH yang tidak saja dilatarbelakangi oleh alasan moralitas dan dosa namun juga dipengaruhi oleh ideologi patriarki yang berimplikasi langsung 92

2 pada identitas diri ODOH. Ketiga Pembebasan Sebagai Wujud Nyata Resistensi ODOH Terhadap Diskriminasi yang menguraikan langkah-langkah apa saja yang ditempuh oleh ODOH untuk dapat membebaskan diri dari diskriminasi beserta alasan yang mendasarinya. 4.2 Allah yang Melampaui Orientasi Seksual Homoseksualitas selalu menjadi topik yang paling kontroversial sepanjang peradaban manusia. Setiap orang memiliki pandangan yang berbeda terhadap orientasi homoseksual. Ada yang menganggapnya sebagai bagian dari keragaman orientasi seksual, namun tidak sedikit yang menganggapnya sebagai dosa atau penyimpangan. Tepat ditengah berbagai pandangan yang tidak seragam ini, orang dengan orientasi homoseksual harus berhadapan dengan berbagai bentuk diskriminasi. Dalam kekristenan, homoseksualitas umumnya di pahami sebagai dosa karena tidak sesuai dengan rancangan Allah. Teks Kejadian 1:27-28 menerangkan bahwa Allah menciptakan laki-laki dan perempuan menurut gambar-nya, memberkati mereka dan memerintahkan mereka untuk memiliki keturunan. Artinya, hubungan seksual yang dapat memenuhi fungsi prokreasi adalah satu-satunya hubungan yang dikehendaki Allah. Tentu saja hubungan ini hanya boleh terjadi dalam suatu ikatan pernikahan. Berpijak pada keyakinan di atas, maka hingga saat ini gereja-gereja di Indonesia hanya merestui pernikahan (perkawinan) antara laki-laki dan perempuan. Berpijak pada keyakinan ini pula, ketika orang Kristen menyaksikan hubungan percintaan sesama jenis kelamin (laki-laki dengan laki-laki dan perempuan dengan perempuan) atau mendengar istilah homoseksualitas, maka teks-teks Kitab Suci dan penafsiran yang membahas isu tersebut segera dikutip dan dijadikan argumen pendukung untuk menolak keberadaan para gay dan lesbian. 93

3 Sangat jelas bahwa Kekristenan telah membagi seksualitas manusia dalam dua biner yakni yang sakral dan profan. Orientasi heteroseksual ditaruh pada ranah sakral sedangkan orientasi homoseksual yang tidak dapat memenuhi fungsi prokreasi ditaruh dalam ranah profan. Konsekuensinya ialah orang yang berorientasi heteroseksual dipandang baik, sementara orang dengan orientasi homoseksual dipandang buruk. Tidak heran apabila gereja mampu melindungi yang sakral dan menentang yang profan. Roma 1:18-32 adalah salah satu teks Kitab Suci yang sering digunakan gereja untuk menentang eksistensi orang dengan orientasi homoseksual. Dalam teks ini, homoseksualitas digambarkan sebagai akibat dari penyangkalan dan penolakan manusia terhadap Allah. Memang secara tersurat kata homoseksual tidak ditemukan dalam teks ini, namun indikasi hubungan homoseksual dapat dilihat pada ayat 26 dan 27. Pada ayat 26 dan 27 tercatat bahwa istri-istri menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tidak wajar dan suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan istri mereka dan memiliki berahi terhadap laki-laki. Jadi dapat dikatakan bahwa teks Roma 1:26-27 adalah antitesis dari teks Kejadian 1:27-28, Kejadian 2:21-24 dan Matius 19:5. Roma 1:18-32 adalah bagian yang tidak terpisahkan dari ayat Setelah Paulus memperkenalkan siapa dirinya kepada jemaat di Roma (1:1-7), menyampaikan keinginannya untuk berkunjung ke Roma (1:8-15) dan setelah ia menjelaskan tentang Injil sebagai kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya (1:16-17), maka ia mulai membahas halhal yang menurutnya berlawanan dengan kebenaran ( avlh,qeia). Pada ayat 18 Paulus mengatakan bahwa murka Allah berlaku atas kefasikan dan kelaliman manusia. Kefasikan dan kelaliman adalah dua hal yang bertentangan dengan kebenaran. 94

4 Kata kebenaran yang tertera dalam ayat 18 ini berbeda dengan apa yang tertulis dalam ayat 17. Dalam ayat 17 Paulus memakai kata dikaiosu,nh untuk menerangkan mengapa Injil disebut sebagai kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang percaya (ayat 16). Kata dikaiosu,nh memiliki arti: apa yang Allah kehendaki; apa yang tepat, kebenaran, kejujuran, keadilan; membetulkan yang salah; (Allah) meletakkan (manusia) dalam sebuah hubungan yang benar (dengan diri-nya); ini adalah tindakan kemurahan Allah. 1 de Kuiper juga mengartikan dikaiosu,nh sebagai Allah memulihkan hubungan-nya dengan manusia. 2 Demikian pula Luther, sebagaimana dikutip van den End, mengartikan dikaiosu,nh sebagai kebenaran yang membenarkan, membebaskan dari hukuman orang yang sebenarnya tidak layak dibebaskan. 3 Dengan demikian Injil disebut sebagai kekuatan Allah yang menyelamatkan karena di dalam Injil (kabar baik) terbukti bahwa Allah menghendaki sebuah hubungan yang benar antara diri- Nya dengan manusia sehingga Ia yang berinisiatif untuk manaruh manusia dalam hubungan yang benar dengan diri-nya (Ia yang bertindak untuk memulihkan hubungan-nya dengan manusia). Ia membenarkan manusia sehingga manusia luput dari hukuman yang seharusnya ditanggung oleh manusia sendiri. Dalam ayat 18, Paulus memakai kata avlh,qeia (truth, truthfulness; reality). 4 Menurut van den End, kebenaran (avlh,qeia) yang dimaksud pada ayat ini ialah penyataan Allah tentang diri- Nya, termasuk kehendak-nya pada manusia berkenaan dengan tempat manusia dihadapan-nya dan dengan hubungan sesama manusia. 5 Dalam Kekristenan awal, kata avlh,qeia diartikan sebagai 1 BGM Morph + Barclay-Newman, BibleWorks 6. 2 Arie de Kuiper, Mulai dari Musa dan Segala Nabi (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003), Th.van den End, Tafsiran Alkitab: Surat Roma (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008), BGM Morph + Barclay-Newman, BibleWorks 6. 5 van den End, Tafsiran

5 the state of affairs as disclosed 6, yang secara harfiah berarti menyatakan keadaan seperti menyingkapkan. Pada ayat 18 ini, menurut saya Paulus ingin mengatakan bahwa Allah sangat marah terhadap perbuatan fasik dan lalim, apalagi perbuatan lalim manusia itu telah menindas penyataan Allah (avlh,qeia). Kelaliman (avdiki,a ) merupakan lawan dari kebenaran (avlh,qeia). 7 Bagi saya kata murka berarti bukan hanya sekedar marah, tetapi sangat marah. Allah sangat emosional terhadap manusia yang mencoba mengesampingkan atau mengabaikan penyataan-nya. Menurut Leon Morris, kata murka Allah berarti bahwa Allah tidak bertindak pasif dalam berhadapan dengan dosa. Allah bersikap sangat keras dan bersemangat menentang setiap dosa. Ketika Paulus menulis bahwa murka Allah nyata dari sorga, itulah cara untuk menekankan bahwa murka itu adalah sebuah aktivitas ilahi. Kata murka adalah sesuatu yang mengekspresikan atau menandakan perlawanan yang aktif dari natur Tuhan yang kudus terhadap segala hal yang adalah dosa. 8 Jadi, Allah adalah Pribadi yang aktif menentang dosa. Ayat 18 tidak menjelaskan lebih detail siapakah manusia yang dimaksudkan. Pada perikop pun hanya tercantum kata manusia. Dalam bab III, para ahli berpendapat bahwa surat Roma ini ditulis Paulus untuk orang Yahudi dan non Yahudi yang tinggal di Roma (kelompok kedua yakni non Yahudi adalah mayoritas di Roma). Bagian ini (ayat 18-32) adalah tulisan yang khusus ditujukan kepada orang non Yahudi. Para ahli merujuk pada ayat sebelumnya yakni untuk mendukung pandangan tersebut. Dengan demikian, dalam perikop ini, objek dari murka Allah adalah orang non Yahudi yang fasik dan lalim. 6 Geoffrey W. Bromiley, Theological Dictionary of The New Testament (Michigan: WM. B. Eerdmans Publishing co, 2003), Geoffrey W. Bromiley, Theological, Leon Morris, The Epistle to the Roman (Michigan: WM. B. Eerdmans Publishing co, 1988),

6 Selanjutnya, ayat menyatakan bahwa sebenarnya ada yang dapat diketahui atau ada sesuatu yang nyata tentang Allah bagi orang non Yahudi. Manifestasi Allah nampak dalam karya-nya sejak dunia ini diciptakan. Van den End mengatakan bahwa orang non Yahudi seharusnya dapat melihat Allah melalui karya Allah yakni dari tatanan alam semesta, jalannya sejarah dunia dan dari keberadaan umat manusia. Kemuliaan Allah dapat dilihat melalui semua yang ada dalam alam semesta. Melihat yang dimaksud di sini ialah memahami lewat akal budi apa yang diamati. Manusia dapat melihat Allah di dalam ciptaan-nya dengan perantaraan akal budi. Akal budilah yang sanggup mengolah kesan yang diperoleh dari ciptaan dan sejarah melalui mata dan telinga, sehingga manusia sanggup mengenal Sang Pencipta lewat ciptaan-nya. Kesempatan ini telah ada sejak dunia diciptakan dan terbuka bagi seluruh umat manusia sehingga tidak seorang pun dapat dimaafkan jika ia tidak menyembah Allah dan menaati segala perintah-nya. 9 Hodge melengkapi bahwa pengetahuan tentang Allah tidak sesederhana seperti mengetahui bahwa Allah itu ada, namun tahu juga tentang natur Allah, kekuasaan-nya yang kekal dan keilahian-nya. Pengetahuan itu dapat diperoleh lewat keadaan alam sebagai bagian dari pekerjaan penciptaan. 10 Mengetahui eksistensi Allah tidak lantas membuat manusia memuliakan dan mengucap syukur pada-nya (ayat 21). Inilah yang terjadi pada orang non Yahudi. Pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap. Artinya ketika mereka tidak memuliakan Allah, maka pengetahuan mereka tentang Allah menjadi tidak ada gunanya. Pengetahuan tentang Allah sesungguhnya adalah terang, namun karena mereka tidak mengucap syukur pada-nya, maka hati mereka yang bodoh menjadi gelap. Morris mengatakan bahwa pikiran yang sia-sia 9 van den End, Tafsiran Alkitab, Charles Hodge D. D, Commentary on the Epistle to the Romans (Michigan: WM. B. Eerdmans Publishing co, 1960),

7 adalah karakteristik dari kegelapan. Dosa identik dengan kegelapan. Ketika manusia menolak Allah, tidak saja pemikirannya yang akan salah tapi keseluruhan pusat hidupnya akan tergoncang. 11 Inilah yang terjadi pada orang non Yahudi yang menanggap diri penuh hikmat padahal sebenarnya mereka adalah orang bodoh (ayat 22). Selanjutnya pada ayat 23, apa yang dilakukan oleh orang non Yahudi disebut Paulus sebagai suatu kebodohan dan inilah yang dimaksudkan dengan kefasikan (avse,beia) pada ayat 18. Kefasikan atau ungodliness dapat saya diartikan sebagai tidak beriman pada Allah. Orang non Yahudi yang tidak beriman pada Allah telah menggantikan kemuliaan Allah yang tidak fana dengan gambaran yang mirip dengan manusia yang fana, burung-burung, binatang-binatang yang berkaki empat atau binatang-binatang yang menjalar. Mereka menciptakan bagi diri sendiri suatu allah menurut gambarnya sendiri atau menurut gambar dunia di sekitarnya yang mana keberadaan mereka adalah tidak kekal, bertolak belakang dengan eksistensi Allah yang kekal. Hal ini mengingatkan saya pada pengalaman bangsa Israel dalam Kitab Perjanjian Lama yang membuat allah (anak lembu tuangan) untuk disembah. Hagelberg mengatakan bahwa manusia, burung-burung dan binatang-binatang sebenarnya adalah wujud dari penyataan Allah dalam ayat Semua ciptaan itu adalah bukti yang disediakan Allah untuk meyakinkan manusia bahwa Dia ada dan hanya Dialah yang harus disembah. Namun sungguh ironis bahwa apa yang diciptakan Allah justru dijadikan objek penyembahan. 12 Oleh karena orang non Yahudi itu telah menjadi fasik, maka Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka (ayat 24). Murray mengatakan bahwa manusia yang tadinya tahu tentang siapa Allah dan 11 Morris, The Epistle, Dave Hagelberg, Tafsiran Roma (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1998),

8 kemudian menjadi murtad, kini harus mendapatkan pembalasan yang hebat dari Allah. Ia menegaskan bahwa pembalasan itu tidak akan pernah terjadi kecuali sebagai penghakiman Allah atas dosa. Pembalasan tersebut terdiri atas penyerahan kepada kenajisan. 13 Senafas dengan Murray, Hodge mengatakan mereka mengabaikan dan meninggalkan Allah sehingga Ia menyerahkan mereka pada kenajisan. Ini adalah hukuman atas penolakan mereka pada Allah. 14 Merujuk pada penafsiran Murray dan Hodge, timbul sebuah pertanyaan, mengapa Allah menghukum manusia dengan kecemaran tubuh? Betapa teganya Allah. Ayat selanjutnya yakni ayat 25 merujuk pada kelaliman yang dimaksud dalam ayat 18. Kelaliman (avdiki,a ) dapat diartikan sebagai menolak kebenaran (avlh,qeia). Kelaliman manusia ditunjukan lewat tingkah laku mereka yakni menggantikan kebenaran Allah dengan dusta dan memuja dan menyembah makhluk dengan melupakan Penciptanya. Merujuk pada data yang ada dalam bab III, diketahui bahwa penyembahan dewa-dewi adalah praktik yang sangat lazim dilakukan oleh orang non Yahudi di Roma. Mereka tidak saja menyembah dewa-dewi seperti Mars, Venus, Jupiter dan sebagainya, namun mereka juga menyembah kaisar yang dianggap sebagai dewa. Hukuman terhadap kefasikan dan kelaliman ini adalah apa yang tercatat pada ayat 26 dan 27 yaitu persetubuhan antara perempuan dengan perempuan, dan laki-laki dengan laki-laki. Paulus menyebutnya sebagai hawa nafsu yang memalukan dan persetubuhan yang tidak wajar. Inilah balasan yang setimpal dengan kesesatan orang non Yahudi. Muncul pertanyaan yang sama seperti di atas. Mengapa Allah menghukum manusia yang fasik dan lalim dengan membuat 13 John Murray, The Epistle to the Romans (Michigan: WM. B. Eerdmans Publishing co, 1968), Charles Hodge D. D, Commentary,

9 mereka memiliki hasrat terhadap sesama perempuan maupun laki-laki? Allah yang digambarkan Paulus dalam ayat ini kontradiktif dengan yang telah ia gambarkan pada ayat Dalam ayat 28, kefasikan dan kelaliman orang non Yahudi kembali ditunjukkan yakni mereka tidak merasa perlu mengakui Allah. Akibatnya Allah kembali menyerahkan mereka pada pikiran yang terkutuk sehingga mereka melakukan segala perbuatan yang tidak pantas yakni penuh dengan rupa-rupa kelaliman, kejahatan, keserakahan dan kebusukan, penuh dengan dengki, pembunuhan, perselisihan, tipu muslihat dan kefasikan. Paulus menyebut mereka sebagai pengumpat, pemfitnah, pembenci Allah, kurang ajar, congkak, sombong, pandai dalam kejahatan, tidak taat kepada orang tua,tidak berakal, tidak setia, tidak penyayang, tidak mengenal belas kasihan (29-31). Meski pun mereka tahu bahwa akan ada balasan untuk segala kejahatan ini namun mereka tetap melakukannya malah setuju dengan orang lain yang juga melakukannya (ayat 32). Rasanya kurang masuk akal juga jika Allah menyerahkan manusia berdosa (dalam kerangka penghukuman) pada hal-hal tercatat dalam ayat 29. Terlalu berlebihan jika Paulus menulis demikian. Allah menghukum manusia dengan cara yang sadis? Allah yang digambarkan Paulus dalam perikop ini adalah Allah yang seolah tidak memiliki cinta dan kebaikan dalam diri- Nya. Padahal Allah yang digambarkan dalam adalah Allah yang penuh dengan kemurahan, kebaikan, cinta kasih. Arti kata dikaiosu,nh yang tercantum dalam ayat 17 secara langsung telah menunjukkan siapa Allah yang sebenarnya. Ia adalah Allah yang baik, pemurah, yang berinisiatif memulihkan hubungan-nya dengan manusia sebagaimana yang dikatakan Kuiper, dan Ia adalah Allah yang membebaskan manusia dari hukuman yang seharusnya ditanggung manusia seperti yang diyakini 100

10 oleh Luther (kebenaran yang membenarkan). Barclay menjelaskan bahwa apabila Allah membenarkan orang berdosa, itu tidak berarti bahwa Allah menemukan alasan untuk membuktikan bahwa orang itu benar. Namun Allah memperlakukan orang berdosa seolah-olah orang itu tidak pernah berbuat dosa sama sekali. Allah tidak memperlakukan orang tersebut sebagai orang bersalah yang harus dihukum, tetapi sebagai seorang anak yang dikasihi. Itulah makna dikaiosu,nh. Allah menganggap orang yang bersalah sebagai orang yang dikasihi-nya. Inilah hakekat utama dari Injil. 15 Lebih lanjut Barclay menjelaskan bahwa ketika manusia dibenarkan berarti manusia memasuki suatu hubungan yang baru dengan Allah, suatu hubungan yang didasarkan pada kasih, keyakinan, kesetiakawanan, jauh dari rasa permusuhan dan ketakutan. Kata dikaiosu,nh juga berarti hubungan yang benar antara Allah dengan manusia bukan tercipta karena ketaatan manusia terhadap peraturan Hukum Taurat, tetapi karena kepercayaannya yang mutlak ia telah menyerahkan dirinya kepada kemurahan dan kasih setia Allah yang ajaib. Dengan beriman kepada Allah yang Maha baik itu, maka manusia akan memperoleh keselamatan. Siapapun manusia itu, baik laki-laki maupun perempuan, baik orang heteroseksual maupun homoseksual, semuanya berhak untuk beriman pada Allah. Keselamatan disediakan bagi setiap orang yang beriman kepada Allah. Artinya keselamatan tidak hanya berlaku bagi orang tertentu saja, orang yang memiliki orientasi heteroseksual saja, namun juga tersedia bagi orang dengan orientasi homoseksual. Paulus sendiri mengatakan bahwa keselamatan melampaui batasbatas kebangsaan. Baik orang Yahudi maupun orang non Yahudi berhak atas keselamatan. 15 William Barclay, Pemahaman ALkitab Setiap Hari (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012),

11 Orang dengan orientasi homoseksual di Kota Kupang juga adalah orang yang beriman kepada Allah. Iman itu muncul dari pengakuan mereka bahwa Allah adalah Pribadi yang baik, yang menciptakan manusia dengan tujuan yang baik. Allah adalah Pencipta yang melengkapi manusia dengan rasa kasih, empati dan solidaritas. Allah adalah sumber talenta dan berkat. Allah memiliki kasih tanpa syarat. Ia tidak pernah pilih kasih atau kasih-nya tidak pernah berat sebelah. Ia tidak hanya mengasihi orang heteroseksual saja, laki-laki saja, perempuan saja, namun semua manusia yang percaya kepada-nya, termasuk orang dengan orientasi homoseksual. Allah adalah Pencipta yang kreatif karena Ia telah menciptakan manusia dengan keunikannya masing-masing termasuk keunikan orientasi seksual. Iman ini bahkan telah menghantarkan seorang gay untuk melayani di gereja namun ia ditolak karena dianggap sebagai orang berdosa yang tidak layak dihadapan Allah. Keselamatan yang tersedia bagi semua orang seolah dibatasi oleh gereja. Dalam pandangan gereja, keselamatan hanya tersedia bagi orang yang berorientasi heteroseksual saja. Iman yang mutlak kepada Allah dalam ayat juga berarti bahwa hanya Allah saja yang patut disembah. Pada bab III dikatakan bahwa dalam konteks Romawi terdapat berbagai aliran kepercayaan dan penyembahan dewa-dewi. Kehidupan orang non Yahudi seluruhnya bergantung pada dewa-dewi yang dianggap memiliki kuasa. Kemudian, filsafat Stoa yang terkenal di sana pun mengajarkan bahwa dalam menjalani hidupnya manusia hanya dapat bergantung kepada logos. Logos adalah hukum alam universal yang mendasari atau yang menentukan segala sesuatu secara pasti. Oleh karena logos adalah hukum alam, maka manusia harus hidup sesuai dengan hukum alam atau takdirnya. Selain dua hal itu, ada pula penyembahan terhadap kaisar yang dianggap memiliki kekuatan mutlak dalam kekaisaran Romawi. 102

12 Apa yang ingin disampaikan Paulus terkait dengan konteks Roma ialah hanya Allah satusatunya pihak yang harus disembah dan hanya kepada-nya manusia harus menggantungkan seluruh hidupnya. Dewa-dewi hanyalah buatan manusia, kaisar hanyalah manusia biasa yang memiliki keterbatasan dan alam semesta pun diciptakan oleh Allah, oleh karena itu mereka tidak layak untuk disembah. Eksistensi mereka yang fana tidak sama seperti Allah yang kekal. Kenyataan inilah yang ditunjukkan Paulus dalam ayat 23, 25, 28. Bagi saya, penolakan terhadap pemujaan kaisar juga merupakan suatu pandangan politis Paulus dalam menentang tindakan pengusiran yang dilakukan oleh Kaisar Klaudius terhadap orang Yahudi pada tahun 50 ZB. Selain pengusiran itu, Klaudius juga memiliki sikap antipati terhadap orang Yahudi. Ia pernah melarang orang Yahudi di Alexandria untuk menarik lebih banyak rekan-rekan sebangsa mereka ke kota tersebut. Ia juga menentang orang Yahudi yang memegang setiap pertemuan massa, dan setelah kematian Agrippa I, ia menempatkan seluruh Palestina langsung di bawah kontrol Roma, yang menyebabkan kebangkitan gerakan fanatik Yahudi (kaum Zelot). Meski agama Yahudi dibiarkan berkembang dalam daerah-daerah kekaisaran Roma, namun secara politis, dominasi Roma atas orang Yahudi adalah suatu hal yang mutlak. Orang Yahudi selalu berada di bawah bayang-bayang kekuasaan kaisar Roma. Mereka tidak pernah diberikan kesempatan untuk mengatur hidupnya sendiri. Pembebasan dari dominasi itu adalah impian semua orang Yahudi terutama kaum Zelot. Hal itu terbukti ketika kerusuhan besar terjadi di Roma tahun 49 ZB atau sebelum pengusiran terjadi, muncullah para pemimpin kharismatik di berbagai bagian provinsi dan menyampaikan harapan pembebasan segera dari dominasi Romawi. Harapan tersebut disampaikan melalui khotbah-khotbah kenabian dan sastra apokaliptik yang 103

13 meramalkan bahwa orang-orang Yahudi akan menang di bawah seorang Mesias yang akan segera datang. Paulus menolak tindakan semena-mena yang dilakukan oleh kaisar Klaudius, sekaligus ingin menyatakan bahwa sebagai manusia biasa, kekuasaan kaisar bersifat terbatas. Kekuasaan kaisar tidak sebanding dengan kekuasaan Allah yang mutlak. Bagi saya, penolakan ini juga berlaku dalam hal seksualitas. Dengan mencantumkan kata Allah menyerahkan pada ayat 26, maka sebenarnya Paulus ingin mengkritik praktik homoseksual kaisar yang penuh dengan dominasi terhadap kaum yang lemah (para budak). Bagi saya, kata Allah menyerahkan berarti Allah memiliki power untuk melakukan apapun terhadap penguasa Romawi yang bertindak semena-mena. Para kaisar memiliki kuasa dalam kekaisarannya, namun kuasa tersebut tidak dapat menandingi kemahakuasaan Allah. Berdasarkan keterangan yang tertera dalam bab III, kaisar Nero dikenal sebagai seorang yang berorientasi homoseksual, yang di dalam praktik homoseksualnya, ia melakukan tindakan semena-mena terhadap anak laki-laki bernama Sporus, di mana ia mengubah Sporus menjadi perempuan dengan cara disunat, kemudian menikahinya, membawanya ke rumah dan memperlakukannya seperti istri. Selain itu, Nero juga mengawini bekas budaknya bernama Doryphorus. Praktik homoseksualitas memang sesuatu yang lazim dalam masyarakat Romawi, namun ternyata di balik praktik tersebut terdapat penindasan terhadap pihak yang lemah. Pandangan politis Paulus yang merambah hingga ke dalam persoalan seksualitas, juga bersinggungan langsung dengan pemahaman Yahudinya tentang homoseksualitas. Terkait hal ini, saya menangkap ketidaksetujuan Paulus terhadap homoseksualitas. Sebagaimana Browning, saya juga melihat betapa Paulus merasa terguncang dengan kelaziman homoseksualitas di Roma 104

14 sehingga ia mencela laki-laki dan perempuan yang menyimpang dari hubungan natural mereka. 16 Memang kelihatannya terlalu berlebihan jika Paulus mencemooh sesuatu yang dianggap wajar oleh orang non Yahudi. Namun, melihat latar belakangnya sebagai orang Yahudi, apalagi dari golongan Farisi, maka tidak heran apabila Paulus bereaksi keras menentang homoseksualitas. Orang Yahudi menganggap homoseksual sebagai pelanggaran terhadap hukum seksual yang sepadan dengan perzinahan dan hubungan sedarah (Imamat 18 & 20). Namun, yang tergolong dalam homoseksualitas pada waktu itu ialah persetubuhan antara dua orang laki-laki. Lesbianisme memang tidak disebutkan di bagian manapun dalam Taurat, tetapi Talmud memahami lesbianisme sebagai kontak kelamin tanpa penetrasi dan dikategorikan oleh para nabi sebagai tindakan tidak bermoral yang pelanggarannya jauh lebih kecil daripada pelacuran dan homoseksualitas. 17 Bagi saya, tidak adil apabila homoseksualitas dalam konteks Romawi diukur atau dinilai memakai pemahaman Yahudi. Cara pandang dari kedua budaya ini sangatlah berbeda. Yahudi menganggapnya sebagai sesuatu pelanggaran terhadap hukum agama, sedangkan Romawi menganggapnya sebagai apa yang disebut Foucault ars erotica. 18 Terlalu naif apabila Paulus 16 W. R. F. Browning, Kamus Alkitab (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007), Lesbianisme juga tidak terlalu dianggap penting, bahkan seorang lesbian masih dianggap layak mengawini sorang pendeta. Menurut Jeanne Becher, terdapat tiga alasan mengapa lesbianisme tidak terlalu dipersoalkan dalam Taurat dan Talmud: Pertama, seksualitas perempuan sangat luas untuk didefiniskan sehubungan dengan suami, sehingga sangat mungkin lesbianisme betul-betul tidak ada. Kedua, perempuan dinilai lebih murni, suci dan tenang daripada laki-laki. Ketiga, laki-lakilah yang menulis buku dan tidak memasukkan pengalamanpengalaman perempuan. Dari tiga alasan ini Becher menganggap bahwa alasan pertama adalah yang paling mungkin dapat diterima. Jeanne Becher, Perempuan, Agama dan Seksualitas (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010), Kebenaran tentang seksualitas diperoleh dari kenikmatan itu sendiri dan dianggap sebagai praktik yang dapat dipetik sebagai pengalaman. Kenikmatan diperhitungkan bukan dalam kaitannya dengan hukum (yang dibolehkan dan yang dilarang), juga bukan mengacu pada kriteria kegunaan, melainkan mengacu pada dirinya sendiri. Kenikmatan dikenali sebagai kenikmatan, sesuai dengan intensitasnya, kualitasnya, julatnya, pantulannya dalam badan dan jiwa. Pengetahuan seksualitas semacam itu harus dituangkan kembali sesuai dengan ukuran yang tepat di dalam kegiatan seksual itu sendiri. Dengan demikian, terbentuk suatu pengetahuan yang tetap merupakan rahasia, karena menurut tradisi, pengetahuan itu akan kehilangan efektivitas dan kebajikkannya jika dibeberkan. 105

15 memaksakan pandangannya ke dalam konteks masyarakat Romawi yang secara umum dapat menerima homoseksualitas. Bahkan sangat tidak masuk akal jika ia mengatakan bahwa homoseksualitas adalah hukuman dari Allah. Dengan demikian, menurut saya, ayat 26 dan 27 ini sebenarnya hanya mau menegaskan bahwa eksistensi orang dengan orientasi homoseksual adalah sesuatu yang riil dalam sejarah manusia. Sesuatu yang sama sekali tidak dapat disangkal. Eksistensi orang dengan orientasi homoseksual yang riil itu dapat dibuktikan dengan adanya ODOH dalam konteks Romawi. Begitupun juga dengan orientasi homoseksual ia tidak dapat begitu saja dikatakan sebagai hukuman, kutukan, penyimpangan, abnormal, dosa atau sebutan-sebutan negatif lainnya. Dalam bab III, diketahui bahwa orang dengan orientasi homoseksual tidak dipandang sebagai orang yang aneh, menjijikan, menyimpang, ganjil dan sebagainya. Eksistensi mereka adalah bagian yang integral dari kenyataan sosial. Mereka dapat diterima, tidak dikucilkan dan bukan kelompok atau golongan yang termarjinalkan. Keberadaan mereka dianggap sebagai hal yang biasa. Mereka adalah masyarakat Roma yang berasal dari segala level yakni orang biasa hingga penguasa tertinggi Roma (kaisar). Jika homoseksualitas adalah hukuman, maka betapa kejamnya Allah pada manusia berdosa. Beberapa penafsir konservatif mendukung ide penghukuman ini. John Murray menafsirkan homoseksualitas (ayat 26 & 27) sebagai hukuman Allah kepada manusia. Karena manusia tidak memuliakan Allah dan tidak mengucap syukur pada-nya (ayat 21), serta tidak menyembah-nya atau lebih suka memuja berhala (ayat 23 & 25), maka Allah menjadi marah dan Meskipun seks diarahkan untuk kesenangan, namun harus diperhatikan kuantitasnya yaitu tidak boleh kalau berlebihan. 106

16 membalas perbuatan mereka, menghukum mereka, menyerahkan mereka kepada kenajisan tubuh (ayat 24) yakni homoseksualitas (26-27). 19 Murray juga melihat homoseksualitas sebagai sesuatu yang sangat dibenci karena berlawanan dengan alam. Nafsu seksual antara perempuan dengan perempuan dan laki-laki dengan laki-laki adalah nafsu yang tidak alami, tidak sopan, tidak lazim, amoral, tidak masuk akal, menyimpang, tidak layak, haram dan memalukan. Ia mengutip 1 Korintus 7:1-8 dan ayat 9 untuk menunjukan nafsu seksual yang alami yakni dalam perkawinan laki-laki dan perempuan. Penafsiran ini jelas sangat berpihak kepada hubungan heteroseksual. Penafsiran yang sama juga berasal dari Hodge. Ia melihat bahwa homoseksualitas adalah bagian dari kemurkaan Allah. Allah yang berada di surga merasa sangat marah terhadap perilaku manusia terkait penyembahan berhala. Manusia mengenal Allah namun mengabaikan atau meninggalkan-nya sehingga Ia menyerahkan mereka pada kenajisan (ayat 19-24). Kenajisan adalah hukuman atas penolakan mereka pada Allah. Kenajisan yang dimaksud ialah yang tertera pada ayat Laki-laki dan perempuan memiliki kasih sayang yang rusak, hawa nafsu yang memalukan dan gairah yang menurunkan martabat. Hal ini adalah hukuman atas kemurtadan manusia kepada Allah. Allah menghukum mereka karena mereka meninggalkan Allah. 20 Selain itu, Allah juga menyerahkan mereka pada pikiran-pikiran yang bertentangan dengan natur Allah, sehingga mereka melakukan berbagai perbuatan yang buruk. Demikianlah Allah menghukum mereka karena mereka tidak mengakui kemahakuasaan Allah. Penafsir konservatif lain yakni Leon Morris memiliki penafsiran yang sedikit berbeda namun masih belum berpihak kepada orang dengan orientasi homoseksual. Ia mengatakan bahwa 19 John Murray, The Epistle Hodge D. D, Commentary,

17 dosa memiliki konsekuensi yang mengerikan. Dosa yang dilakukan orang non Yahudi ialah menolak untuk mengenal Allah (menolak penyataan Allah) oleh karena itu mereka harus menanggung akibatnya yakni terjebak atau terkurung dalam penyembahan berhala dan hawa nafsu yang memalukan. Allah sengaja membiarkan manusia merasakan konsekuensi tersebut agar manusia dapat melihat kesalahan mereka dan meminta belas kasihan dari-nya untuk kehidupan yang lebih baik. Menurut Morris, Paulus tidak menyebutkan bahwa Allah menghukum manusia berdosa, namun manusialah yang menerima konsekuensi dari kesalahan yang mereka lakukan. Terkait seksualitas, manusia akhirnya menuju pada kenajisan seksual dan perendahan martabat tubuh mereka sendiri yang ditandai dengan perpindahan dari hubungan yang alami (antara laki-laki dan perempuan) ke hubungan yang tidak alami (homoseksual). Hawa nafsu yang seharusnya dipakai dalam pengertian yang baik (alami), malah digunakan dalam pengertian yang buruk (tidak alami). Hawa nafsu dalam pengertian yang buruk mengarah pada perilaku yang tidak senonoh. 21 Penilaian negatif terhadap homoseksualitas juga diutarakan oleh Hagelberg. Menurutnya, homoseksual adalah pernyataan murka Allah. Homoseksual adalah hukuman yang setimpal karena manusia menggantikan kebenaran Allah dengan dusta. Namun, bukan Allah yang menghadirkan hukuman ini, melainkan manusialah yang menghadirkannya. Allah membiarkan manusia merasakan hukuman yang ia ciptakan sendiri dan membiarkan manusia mengejar dosa yang akan menghancurkan kehidupan mereka. 22 Sedangkan menurut van den End, Allah adalah hakim yang menyerahkan penjahat untuk menjalani hukuman. Dosa adalah bagian dari hukuman dan sebaliknya, oleh karena itu bukan Allah yang memberikan hukuman namun manusialah yang 21 Morris, The Epistle, Dave Hagelberg, Tafsiran Roma (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1998),

18 menghadirkan hukuman bagi dirinya sendiri. Jadi, ketika manusia menjadi homoseksual, hal itu disebabkan karena ulah manusia sendiri yang menolak untuk menyembah Allah. 23 Menurut Hagelberg dan van den End, homoseksualitas adalah hubungan yang tidak wajar atau hawa nafsu yang bertentangan dengan alam. Murray dan Hodge mengatakan bahwa homoseksualitas adalah hukuman Allah bagi manusia berdosa. Morris, Hagelberg dan van den End mengatakan bahwa homoseksualitas adalah konsekuensi atau akibat dari dosa manusia. Bukan Allah yang menghukum manusia menjadi homoseks namun dosa manusia yang membawa mereka pada homoseksualitas. Dosa dan hukuman merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan. Dosa yang dimaksud ialah tidak memuliakan Allah, tidak mengucap syukur pada-nya dan menyembah berhala. Meskipun ada sedikit perbedaan penafsiran, namun dapat dilihat bahwa ada satu persamaan yakni homoseksualitas bertendensi negatif. Kedudukannya tidak setara dengan heteroseksual yang mendapat predikat alami atau wajar. Homoseksualitas dinilai sebagai najis, memalukan, tidak wajar atau tidak alami, tidak sopan, amoral, tidak masuk akal, menyimpang, tidak layak, haram, rusak dan merendahkan martabat. Lima penafsiran ini pun menampilkan gambaran Allah yang berbeda. Pertama, Allah adalah Pribadi yang menghukum manusia berdosa dengan menjadikan mereka sebagai gay dan lesbi (Murray dan Hodge). Kedua, Allah adalah Pribadi yang membiarkan manusia menanggung konsekuensi dari dosa yang telah manusia lakukan (Morris, Hagelberg dan van den End). Citra diri Allah yang penuh cinta dan kebaikan sama sekali tidak nampak dalam penafsiran-penafsiran di atas. 23 van den End, Tafsiran

19 Berbanding terbalik dengan pemahaman para penafsir tadi, orang dengan orientasi homoseksual di Kota Kupang sama seperti di dalam konteks Romawi, menganggap homoseksualitas sebagai suatu hal yang biasa, sesuatu yang riil. Bagi mereka, orientasi homoseksual adalah orientasi seksual yang setara dengan orientasi heteroseksual. Orientasi homoseksual tidak identik dengan dosa atau kesalahan. Dosa atau kesalahan lebih identik dengan perbuatan jahat yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Semua orang, apapun orientasi seksualnya, dapat disebut sebagai pendosa apabila melakukan perbuatan jahat. Sejauh ini, terdapat dua perbedaan signifikan antara penafsiran konservatif dengan penafsiran yang saya buat berdasarkan perspektif ODOH di Kota Kupang. Pertama, Para penafsir konservatif menggambarkan Allah sebagai Pribadi yang menghukum manusia berdosa dengan menjadikan mereka sebagai gay dan lesbi. Allah juga adalah Pribadi yang membiarkan manusia menanggung konsekuensi dari dosa yang telah manusia lakukan. Saya melihat Allah sebagai Pribadi yang penuh dengan cinta kasih, kebaikan dan kemurahan sebagaimana tersurat dalam kata dikaiosu,nh pada ayat 17 dan sebagaimana pernyataan iman ODOH di Kota Kupang. Kedua, para penafsir konservatif menilai bahwa homoseksualitas adalah sesuatu yang najis, memalukan, tidak wajar atau tidak alami, tidak sopan, amoral, tidak masuk akal, menyimpang, tidak layak, haram, rusak dan merendahkan martabat. Sedangkan saya menilai homoseksualitas sebagai suatu orientasi seksual yang riil dimiliki oleh manusia, orientasi yang tidak dapat disangkal atau ditolak. Orientasi yang riil ini setara dengan orientasi heteroseksual oleh karena itu ia tidak layak diberikan predikat negatif. Terdapat sebuah penasiran lain yang berkembang dalam konteks Amerika dengan keberpihakan pada ODOH. John Spong, meskipun bukanlah seorang poskolonialis, namun memiliki keprihatinan terhadap diskriminasi yang dialami para gay dan lesbian dalam 110

20 konteksnya. Spong tidak menyetujui ide penghukuman yang diutarakan para penafsir konservatif. Baginya, Allah adalah Pribadi yang mengasihi manusia apa adanya. Spong memahami bahwa Paulus adalah orang Yahudi yang tahu benar tentang larangan homoseksual dalam Taurat namun terlalu berlebihan jika Paulus menuliskan hal demikian (Allah menghukum manusia menjadi homoseks). Spong malah menuduh Paulus sebagai gay dan seorang yang fanatik terhadap Hukum Taurat hanya untuk menutupi realita homoseksualnya. Namun sikap fanatik Paulus runtuh ketika ia bertemu Yesus dalam perjalanan ke Damaskus. Yesus menyapanya, menerima dia dan saat itu juga Paulus, yang tadinya merasa jijik dengan realita homoseksnya, akhirnya dapat menerima keadaannya sendiri. Diperlukan suatu penyelidikan yang lebih komprehensif mengenai tesis Spong ini tetapi saya dapat menangkap pesan Spong yakni Allah mengasihi manusia apa adanya oleh karena itu manusia pun wajib saling mengasihi (tidak perlu mendiskriminasi) sesamanya dan juga mengasihi Allah. Tidak dapat dipungkiri bahwa penafsiran Barat konservatiflah yang dipegang teguh oleh kebanyakan orang Kristen di Indonesia terutama para pemuka agama Kristen. Penafsiran konservatif ini tetap dipertahankan karena dianggap sebagai satu-satunya penafsiran yang sahih. Apabila penafsiran sahih ini digugat maka pemuka agama akan dianggap sebagai orang Kristen yang tidak alkitabiah dan pemimpin agama yang murtad. Tidak heran apabila kebanyakan dari mereka tetap memilih untuk berlindung dibalik penafsiran konservatif yang tidak berpihak pada ODOH. Menyoroti kembali konteks Kota Kupang, masih terdapat pemuka agama Kristen yang sangat menentang hubungan sesama jenis. Dengan bersandar pada penafsiran konservatif dan memakai kewibawaannya sebagai seorang pemimpin umat, seorang pendeta tidak segan untuk mengatakan bahwa orang dengan orientasi homoseksual adalah calon penghuni neraka, manusia 111

21 yang dikutuk atau dihukum dan tidak layak dihadapan Allah. Akhirnya, gereja sebagai salah satu wadah untuk mengekspresikan iman seseorang kepada Allah pun dibatasi hanya untuk orang yang dianggap benar yakni kaum heteroseksual. Di kalangan umat Kristen, orang dengan orientasi homoseksual diberikan julukan yang sebenarnya bertujuan untuk melecehkan mereka (kekerasan verbal). Seringkali mereka dipanggil banci, bencong, meme, hombreng, bes, belok, lesbong, biola dan sebagainya. Dua gay pun mengakui bahwa terkadang kekerasan verbal dapat berujung pada perkelahian fisik. Tidak hanya itu, beberapa teman atau kerabat bahkan membatasi pergaulan mereka dengan ODOH dan ada pula yang memberikan wejangan tentang betapa Allah sangat membenci homoseks. Citra diri para gay dan lesbian di mata kebanyakan umat Kristen dapat dikatakan buruk, begitupun juga dengan citra Allah. Allah yang digambarkan oleh orang Kristen di Kota Kupang ialah Allah yang mengutuk seseorang menjadi homoseks dan Allah yang membenci homoseksualitas sehingga Ia akan menempatkan ODOH di neraka. Cinta kasih Allah seolah hanya tersedia bagi orang yang berorientasi heteroseksual. Memang, terdapat beberapa faktor lain yang membuat masyarakat Kota Kupang melihat ODOH sebagai orang yang aneh atau ganjil, sakit, menyimpang dan sebagainya. Faktor tersebut misalnya terkait dengan budaya. Penilaian negatif terhadap ODOH dapat muncul apabila tidak ada unsur homoseksual dalam suatu masyarakat. Masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) yang terdiri dari berbagai suku sangat tidak familiar terhadap hubungan sesama jenis karena yang mereka pahami selama ini ialah segala sesuatu diciptakan berpasang-pasangan dengan perbedaan yang tegas misalnya laki-laki dan perempuan, panas dan dingin, atas dan bawah, langit dan bumi, dan sebagainya. Dalam urusan pernikahan contohnya, semua suku di NTT memiliki adat atau aturan tersendiri untuk calon mempelai laki-laki dan perempuan, bukan 112

22 mempelai laki-laki dengan mempelai laki-laki. Masyarakat memahami bahwa laki-laki dan perempuan diciptakan untuk berpasangan, saling melengkapi dan menciptakan harmoni atau keteraturan dalam rumah tangga. Harmoni dan keteraturan itu terjadi bilamana laki-laki dapat menjalankan tugasnya sebagai laki-laki dan perempuan pun demikian (jenis kelamin tidak terpisahkan dari peran gender). Faktor berikutnya ialah pengaruh kapitalisme global. Seorang heteroseks dapat mendiskriminasi orang dengan orientasi homoseks apabila ia memiliki pandangan buruk atau negatif tentang homoseksualitas. Pandangan negatif tersebut sangat mungkin dibentuk oleh pemberitaan-pemberitaan media massa yang menyudutkan ODOH atau informasi yang keliru dan bernada diskriminatif terhadap orang dengan orientasi homoseks. Faktor terakhir ialah relasi perkembangan ilmu pengetahuan dan kuasa yang mengklasifikasikan orientasi seksual yang normal atau sehat, abnormal atau sakit, sekaligus mengukuhkan yang normal atau sehat itu yakni heteroseksual sebagai orientasi yang alamiah, benar dan mutlak. Semua faktor yang sudah disebutkan di atas jalin-menjalin dalam kehidupan masyarakat dan berpengaruh langsung pada kehidupan orang dengan orientasi homoseksual. Namun, di sini saya melihat bahwa faktor yang paling kuat dan sering dipakai untuk menolak keberadaan ODOH ialah ajaran agama karena ajaran agama telah dijadikan sebagai suatu standar tertinggi dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Itulah mengapa masih ada gereja di Kota Kupang dan orang Kristen seolah menganggap homoseksualitas sebagai sesuatu yang tidak kristiani. Saya pun melihat bahwa penolakan mereka terhadap ODOH cenderung mencerminkan mentalitas misionaris Belanda yang selalu mengklaim bahwa segala sesuatu yang berlainan dengan ajaran Kristen adalah salah, dan apabila seseorang telah dianggap bersalah, maka ia tidak layak mendapatkan tempat di tengah-tengah persekutuan. 113

23 Jika pada satu sisi penafsir konservatif dan orang Kristen yang pernah mendiskriminasi ODOH menggambarkan Allah sebagai Pribadi yang (a) menghukum manusia berdosa dengan menjadikan mereka sebagai gay dan lesbi, (b) yang membiarkan manusia menanggung konsekuensi dari dosa yang telah manusia lakukan (membiarkan mereka menjadi gay dan lesbi gambaran dari murka-nya), (c) yang mengutuk seseorang menjadi homoseks dan (d) yang membenci homoseksualitas sehingga Ia akan menempatkan ODOH di neraka, maka pada sisi lain penafsiran Spong dan penafsiran saya yang didasarkan pada perspektif ODOH di Kota Kupang muncul untuk melawan pemahaman tersebut dengan menampilkan Allah sebagai Pribadi yang penuh dengan cinta dan kebaikan terhadap semua manusia tanpa memperhitungkan apa dan bagaimana orientasi seksual mereka. Di atas saya telah mengatakan bahwa teks Roma 1:18-32 dapat dikatakan sebagai resistensi Paulus terhadap dominasi kekaisaran Romawi atas orang Yahudi maupun orang Kristen di Roma, namun ide penolakan homoseksualitas atau sikap yang mengharamkan hubungan sesama jenis yang tersirat dalam teks ini sendiri adalah produk dari dominasi para imam Yahudi atas umat Israel. Perintah untuk bertambah banyak dan memerintah diberikan pada manusia yakni dari golongan elite terutama kelompok imam yang berkuasa, yang mematuhi perintah itu secara menyeluruh daripada yang lain. Manusia dan binatang-binatang terdiri dari laki-laki dan perempuan yang bertambah banyak melalui hubungan heteroseksual dan bukan penggandaan. Menurut para imam, tatanan ini tidak dapat diganggu gugat oleh karena itu homoseksualitas dikecam keras sebagaimana dapat dilihat dalam teks Imamat Robert B. Coote & David Robert Ord, Pada Mulanya: Penciptaan & Sejarah Keimaman (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011),

24 Berpegang pada hal tersebut di atas, para imam yang berkuasa itu mengontrol kehidupan umat Israel (seksualitas mereka). Disiplin dan kepatuhan sangat ditekankan di sini. Sebagai penguasa, apa yang telah mereka tetapkan adalah suatu keharusan mutlak. Ketetapan itu dipraktikan secara berulang-ulang, dijadikan sebagai pengetahuan dan akhirnya diterima sebagai sebuah kebenaran mutlak yang harus dijunjung tinggi. Apabila seseorang lalai melaksanakan ketetapan tersebut, maka ia akan diharamkan. Para imam dapat dikatakan sebagai penguasa yang bersifat otoriter, berhak melarang, membatasi bahkan menekan umat (golongan yang berada di bawahnya). Selain sebagai salah seorang pionir dalam Kekristenan, Rasul Paulus yang juga dikenal sebagai orang yang sangat taat pada doktrin para imam (ajaran Yahudi), mencoba meneruskan doktrin tersebut baik kepada orang Kristen maupun orang non Yahudi yang ada di Roma. Paulus, dalam hal ini juga dapat dikatakan sebagai seseorang yang memiliki kuasa. Dengan jabatannya sebagai Rasul, ia memiliki otoritas untuk memaksakan doktrin para imam kepada mereka yang tinggal di Roma. Ia berusaha keras menerapkan suatu aturan seksualitas kepada mereka yang tidak mengenal pengkategorian seksualitas yang wajar dan tidak wajar. Doktrin para imam itu pada akhirnya mengakar kuat dalam Kekristenan. Perlu juga diingat bahwa Kekristenan bukan satu-satunya pihak yang menolak homoseksualitas. Sebagaimana Yahudi dan Kristen, aliran filsaat Yunani yakni aliran Stoa yang terkenal di dunia Yunani-Romawi juga mengajarkan pada manusia untuk dapat mengekang hawa nafsu termasuk nafsu seksual. Penolakan Kekristenan secara tegas terhadap homoseksualitas barulah terjadi pada abad berikutnya (abad ke-3), ketika Kekristenan menjelma menjadi kekuatan politis dan sosial dalam 115

25 kekaisaran Romawi. 25 Kekristenan mengembangkan sebuah mekanisme baru kekuasaan untuk menanamkan berbagai perintah moral dalam dunia Romawi yakni kepastoran. Pastor atau gembala memiliki kekuasaan individualistik untuk mengawasi tiap individu dan menuntut mereka melakukan berbagai hal bagi keselamatan mereka (tiap individu memerlukan otoritas pastor atau gembala dalam mencari keselamatan). Pastor atau gembala juga wajib mengetahui segala sesuatu yang dilakukan oleh tiap individu bahkan berhak memaksakan kehendaknya atas mereka. Melalui praktik konfesi, tiap individu wajib mengatakan apa yang terjadi dalam hati, jiwa dan rahasia-rahasia mereka yang paling dalam pada pastor atau gembala kemudian sang pastor atau gembala akan memutuskan hal apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan, mengharuskan umat hidup dalam moralitas monogami, moralitas seksualitas dan moralitas reproduksi. 26 Pengakuan setiap individu dalam cara tertentu akan menghasilkan sebuah kebenaran. Mekanisme kekuasaan dan kontrol pastor atau gembala adalah juga suatu mekanisme pengetahuan yakni pengetahuan tentang individu dan juga pengetahuan oleh individu atas diri mereka sendiri. Pola dominasi yang sama terlihat di sini. Para imam Yahudi, Rasul Paulus, pastor atau gembala memiliki otoritas yang sama dalam memaksakan suatu ketetapan atau kebenaran mutlak pada mereka yang dipimpinnya dan barangsiapa yang melanggar akan dikategorikan sebagai yang haram atau yang berdosa. Dengan demikian, gagasan bahwa Allah menghukum orang berdosa dengan cara menjadikan mereka sebagai penyuka sesama jenis adalah gagasan rasul Paulus yang lebih mengena dengan situasi politik saat itu. Allah memiliki kekuasaan yang tidak tertandingi oleh 25 Michel Foucault, Seksualitas & Kekuasaan dalam Jeremy R. Carrette (ed.), Agama, Seksualitas & Kebudayaan: Esai, Kuliah & Wawancara Terpilih Foucault (Yogyakarta: Jalasutra, 2011), Segala sesuatu tentang seks harus dikatakan dalam pengakuan dosa. Nafsu birahi dikatakan sebagai akar segala dosa dan penyakit yang menguasai manusia, oleh karena itu harus diperiksa dengan tekun dan teliti dalam diri manusia. 116

26 para dewa dan kaisar sehingga Ia dapat berbuat apapun terhadap mereka termasuk menyerahkan mereka pada hal-hal yang buruk. Tentang seksualitas, Rasul Paulus memang menolak homoseksualitas karena hal itu haram bagi seorang Yahudi. Di sisi lain, Paulus juga dilihat sebagai seorang yang memiliki otoritas untuk memaksakan doktrin para imam kepada mereka yang tinggal di Roma dengan mengabaikan realita homoseksualitas yang secara umum dapat diterima dalam dunia Yunani-Romawi. 4.3 Identitas Diri yang Humanis Identitas manusia dibentuk oleh berbagai materi yang berasal dari sejarah, geografi, biologi, lembaga produktif dan reproduktif, dari memori kolektif dan bentuk fantasi-fantasi personal, kekuatan aparat dan pewahyuan agama. 27 Ini membuktikan bahwa manusia bukanlah makhluk yang benar-benar otonom. Identitas manusia juga ditentukan oleh kondisi-kondisi dari luar dirinya. Dalam The History of Sexuality, Foucault telah memaparkan bahwa lembaga kedokteran pada abad 19 memiliki wewenang untuk mengklasifikasikan seksualitas manusia, memberi nama pada orientasi seksual manusia dan menetapkan bahwa orientasi tertentu (heteroseks) adalah orientasi yang normal atau alamiah, sedangkan orientasi lain misalnya homoseksual adalah abnormal atau menyimpang. 28 Lewat pendidikan, pengetahuan tentang klasifikasi orientasi seksual manusia disebarluaskan atau disosialisasikan. Jauh sebelum itu, lembaga agama telah menyebutkan bahwa homoseksualitas adalah dosa dan ODOH adalah orang berdosa. Keberdosaan homoseksualitas telah terlihat jelas dalam 27 Manuel Castells, The Power of Identity (United Kingdom: Blackwell Publishing, 1997), Michel Foucault, The History of Sexuality Volume I: An Introduction (New York: Pantheon Books, 1978),

27 penafsiran konservatif. Barnabas Ahern menyatakan bahwa homoseksual adalah (a) orientasi seks yang tidak wajar/salah, (b) bagian dari kesesatan dan kekacauan moral, (c) kecenderungan seks yang belok, yang merusak ikatan yang paling suci yang mempersatukan manusia (pernikahan heteroseksual). 29 Guthrie, Motyer, Stibbs dan Wiseman menyebut bahwa homoseksualitas adalah (a) perilaku seksual yang tidak wajar dan tidak senonoh. 30 Hunter dalam bukunya yang berjudul Romans, melihat homoseksualitas sebagai dosa seksual. 31 Secara eksplisit dapat dilihat bahwa orientasi seksual yang benar dan dikehendaki Allah adalah heteroseksual. Orientasi heteroseksual dinilai wajar, dijadikan standar moral dan bukan dosa karena ia mendukung prokreasi. Inilah mengapa orang heteroseks selalu merasa memiliki identitas diri yang baik daripada orang dengan orientasi homoseksual. Dalam suratnya kepada jemaat di Roma, Paulus seolah menciptakan sebuah identitas bagi laki-laki dan perempuan yang tertarik kepada sesama jenis. Mereka adalah laki-laki dan perempuan yang melakukan persetubuhan secara tidak wajar. Identitas ini secara langsung dipengaruhi oleh ideologi patriarki atau dengan kata lain ideologi patriarki juga menentukan pembentukan identitas seseorang. Laki-laki adalah pihak yang dominan atau superior dalam konteks Romawi. Secara eksplisit hal itu dibuktikan dalam ayat 26 di mana Paulus menulis Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar. Kata mereka merujuk pada para lelaki, kata istri-istri lebih tepat diterjemahkan sebagai perempuan-perempuan Barnabas M. Ahern, Tafsir Perjanjian Baru 6: Surat-Surat Paulus I (Yogyakarta: Kanisius 1983), Donald Guthrie dkk, Tafsiran Alkitab Masa Kini: Matius-Wahyu (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1983), 31 A. M. Hunter, Romans (London: Bloomsbury Street London, 1970),

SEMUA ORANG BERDOSA. Sebab tidak ada perbedaan. Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.

SEMUA ORANG BERDOSA. Sebab tidak ada perbedaan. Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah. Lesson 3 for October 21, 2017 SEMUA ORANG BERDOSA Seperti ada tertulis: Tidak ada yang benar, seorang pun tidak. Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari Allah. Semua

Lebih terperinci

MEMPERBAHARUI PIKIRAN KITA

MEMPERBAHARUI PIKIRAN KITA MEMPERBAHARUI PIKIRAN KITA Pengantar Pernahkah Anda berharap bahwa Tuhan tidak memberi kita kehendak bebas? Bahwa Ia mengendalikan saja pikiran kita? Bahwa kita dapat taat kepada-nya tanpa pergumulan atau

Lebih terperinci

Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.

Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela. Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #5 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #5 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Kebebasan merupakan hal yang menarik bagi hampir semua orang. Di Indonesia, kebebasan merupakan bagian dari hak setiap individu, oleh karena itu setiap

Lebih terperinci

Dalam Galatia 5: 13-15, Paulus memperingatkan orang-orang Galatia supaya mereka jangan menggunakan kemerdekaan di dalam Kristus dengan tidak sopan.

Dalam Galatia 5: 13-15, Paulus memperingatkan orang-orang Galatia supaya mereka jangan menggunakan kemerdekaan di dalam Kristus dengan tidak sopan. Lesson 12 for September 16, 2017 Dalam Galatia 5: 13-15, Paulus memperingatkan orang-orang Galatia supaya mereka jangan menggunakan kemerdekaan di dalam Kristus dengan tidak sopan. Persoalan itu mungkin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Permasalahan Seksualitas merupakan pemberian dari Allah. Artinya bahwa Allah yang membuat manusia bersifat seksual. Masing-masing pribadi merupakan makhluk seksual

Lebih terperinci

Kerohanian Zakharia Luk 1:5 7, Ev. Andrew Kristanto

Kerohanian Zakharia Luk 1:5 7, Ev. Andrew Kristanto Kerohanian Zakharia Luk 1:5 7, 24 25 Ev. Andrew Kristanto Dalam Kitab Suci, Tuhan membangkitkan orang-orang untuk membuka jalan bagi Yesus Kristus. Salah satunya adalah Yohanes Pembaptis. Tuhan juga menggunakan

Lebih terperinci

Kasih Yahuwah Bagi Para Homoseksual

Kasih Yahuwah Bagi Para Homoseksual Kasih Yahuwah Bagi Para Homoseksual Kata-kata yang paling indah yang pernah terdengar oleh manusia adalah kata-kata Yahushua saat berbicara kepada wanita yang tertangkap berzinah: Aku pun tidak menghukum

Lebih terperinci

Surat Paulus kepada jemaat Roma

Surat Paulus kepada jemaat Roma Roma 1:1 1 Roma 1:6 Surat Paulus kepada jemaat Roma 1 Kepada yang kekasih saudara-saudari saya seiman di Roma: Salam dari Paulus, hamba Kristus Yesus. Allah sudah memanggil saya menjadi seorang rasul,

Lebih terperinci

LGBT Dari Sudut Pandang Alkitab. Pdm. Antonius Sitompul

LGBT Dari Sudut Pandang Alkitab. Pdm. Antonius Sitompul LGBT Dari Sudut Pandang Alkitab Pdm. Antonius Sitompul HOMOSEKSUAL SUDAH ADA KEJADIAN 19:4-5 SEJAK JAMAN DAHULU 4 Tetapi sebelum mereka tidur, orang-orang lelaki dari kota Sodom itu, dari yang muda sampai

Lebih terperinci

MENGHAKIMI ATAU TIDAK MENGHAKIMI?

MENGHAKIMI ATAU TIDAK MENGHAKIMI? MENGHAKIMI ATAU TIDAK MENGHAKIMI? Dr. Steven E. Liauw Salah satu hal yang sering saya dengar dari orang-orang Kristen, ketika saya sedang berdiskusi Alkitab dengan mereka, terutama ketika saya menunjukkan

Lebih terperinci

HIDUP DALAM KEKUDUSAN 1 Petrus 1:14-19 Herman Yeremia

HIDUP DALAM KEKUDUSAN 1 Petrus 1:14-19 Herman Yeremia HIDUP DALAM KEKUDUSAN 1 Petrus 1:14-19 Herman Yeremia Tujuan: Jemaat memahami bahwa Allah menghendaki umat-nya hidup dalam kekudusan Jemaat bertekad untuk hidup dalam kekudusan Jemaat menerapkan kehidupan

Lebih terperinci

Surat Yohanes yang pertama

Surat Yohanes yang pertama 1 Surat Yohanes yang pertama Kami ingin memberitakan kepada kalian tentang Dia yang disebut Firman a yaitu Dia yang memberikan hidup kepada kita dan yang sudah ada sebelum dunia diciptakan. Kami sudah

Lebih terperinci

KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA. (Pertanyaan dan Jawaban)

KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA. (Pertanyaan dan Jawaban) KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA (Pertanyaan dan Jawaban) 1 TUHAN, MANUSIA DAN DOSA * Q. 1 Siapakah yang membuat anda? A. Tuhan yang membuat kita. Kejadian 1:26,27; Kejadian 2:7 Q. 2 Apa lagi

Lebih terperinci

Series: Sermon Series. Title: Part: Speaker: Date: Text: Página (Page) 1 LAMPIRAN. Injil dan Homoseksualitas. Dr. David Platt 06/29/08

Series: Sermon Series. Title: Part: Speaker: Date: Text: Página (Page) 1 LAMPIRAN. Injil dan Homoseksualitas. Dr. David Platt 06/29/08 Series: Sermon Series Title: LAMPIRAN Injil dan Homoseksualitas Part: 7 Speaker: Dr. David Platt Date: 06/29/08 Text: Jika anda membawa Alkitab, dan saya harap demikian, saya mengundang anda untuk bersama

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #20 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #20 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #20 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #20 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

Pertanyaan Alkitab (24-26)

Pertanyaan Alkitab (24-26) Pertanyaan Alkitab (24-26) Bagaimanakah orang Kristen Bisa Menentukan Dia Tidak Jatuh Dari Iman/Berpaling Dari Tuhan? Menurut Alkitab seorang Kristen bisa jatuh dari kasih karunia, imannya bisa hilang.

Lebih terperinci

UKDW BAB I : PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

UKDW BAB I : PENDAHULUAN. I. Latar Belakang BAB I : PENDAHULUAN I. Latar Belakang Keberagaman merupakan sebuah realitas yang tidak dapat dipisahkan di dalam dunia. Terkadang keberagaman menghasilkan sesuatu yang indah, tetapi juga keberagaman dapat

Lebih terperinci

Revelation 11, Study No. 38 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No.38, oleh Chris McCann

Revelation 11, Study No. 38 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No.38, oleh Chris McCann Revelation 11, Study No. 38 in Indonesian Language Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No.38, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu.

Lebih terperinci

RENUNGAN KITAB 1Tesalonika Oleh: Pdt. Yabes Order

RENUNGAN KITAB 1Tesalonika Oleh: Pdt. Yabes Order RENUNGAN KITAB 1Tesalonika Oleh: Pdt. Yabes Order Bacaan Alkitab hari ini: 1Tesalonika 1 HARI 1 MENJADI TELADAN Mengingat waktu pelayanan Rasul Paulus di Tesalonika amat singkat, mungkin kita heran saat

Lebih terperinci

Pdt. Gerry CJ Takaria

Pdt. Gerry CJ Takaria ANUGERAH ALLAH YANG MENYELAMATKAN Alkitab menyatakan Allah yang menaruh perhatian atas keselamatan manusia. Anggota Keallahan bersatu dalam upaya membawa kembali manusia ke dalam persatuan dengan Pencipta

Lebih terperinci

Matematika Pernikahan

Matematika Pernikahan Matematika Pernikahan Pernikahan adalah karunia terpenting yang diberikan kepada umat manusia selama seminggu masa Penciptaan. Setelah menciptakan dunia yang sempurna, dilengkapi dengan segala yang diperlukan

Lebih terperinci

RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order

RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order HARI 1 JEJAK-JEJAK PEMURIDAN DALAM SURAT 1-2 TIMOTIUS Pendahuluan Surat 1-2 Timotius dikenal sebagai bagian dari kategori Surat Penggembalaan. Latar belakang

Lebih terperinci

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu?

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu? Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan 21-23 Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu? Orang-orang yang percaya kepada Kristus terpecah-belah menjadi ratusan gereja. Merek agama Kristen sama

Lebih terperinci

Alkitab. Persiapan untuk Penelaahan

Alkitab. Persiapan untuk Penelaahan Persiapan untuk Penelaahan Alkitab Sekarang setelah kita membicarakan alasan-alasan untuk penelaahan Alkitab dan dengan singkat menguraikan tentang Alkitab, kita perlu membicarakan bagaimana menelaah Alkitab.

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #33 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #33 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #33 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #33 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann

Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu.

Lebih terperinci

Level 3 Pelajaran 6. RAJA DAN KERAJAAN-NYA Oleh Don Krow

Level 3 Pelajaran 6. RAJA DAN KERAJAAN-NYA Oleh Don Krow Level 3 Pelajaran 6 RAJA DAN KERAJAAN-NYA Oleh Don Krow Di Perjanjian Lama, apa yang membedakan bangsa Israel dari bangsa-bangsa lain adalah mereka merupakan sebuah teokrasi. Dengan kata lain, mereka diperintah

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #12 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #12 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #12 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #12 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

Surat Paulus kepada Titus

Surat Paulus kepada Titus Titus 1:1-4 1 Titus 1:6 Surat Paulus kepada Titus 1-4 Kepada yang kekasih saudara saya seiman Titus yaitu anak rohani saya yang sesungguhnya karena mempunyai keyakinan yang sama: Salam dari Paulus, hamba

Lebih terperinci

Yesus Adalah Korban Pendamaian Manusia. ingin mengikuti kehendak dan kemauan hati diri sendiri. Hal-hal yang dikejar

Yesus Adalah Korban Pendamaian Manusia. ingin mengikuti kehendak dan kemauan hati diri sendiri. Hal-hal yang dikejar Pelajaran Tujuh Yesus Adalah Korban Pendamaian Manusia Kita manusia sudah lama berlawanan dengan Tuhan Allah. Manusia biasanya ingin mengikuti kehendak dan kemauan hati diri sendiri. Hal-hal yang dikejar

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Pada bagian ini peneliti akan mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan

BAB V PENUTUP. Pada bagian ini peneliti akan mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan BAB V PENUTUP Pada bagian ini peneliti akan mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan kesimpulan dan saran sebagai penutup dari pendahuluan hingga analisa kritis yang ada dalam bab 4. 5.1 Kesimpulan

Lebih terperinci

BAB 27 Berdiam Diri dalam Pertemuan- Pertemuan Jemaat

BAB 27 Berdiam Diri dalam Pertemuan- Pertemuan Jemaat Dikutip dari buku: UCAPAN PAULUS YANG SULIT Oleh : Manfred T. Brauch Penerbit : Seminari Alkitab Asia Tenggara - Malang - 1997 Halaman 161-168 BAB 27 Berdiam Diri dalam Pertemuan- Pertemuan Jemaat Sama

Lebih terperinci

Allah dan Pelayan-Pelayan-Nya 1Tim.3:1-13 Ev. Calvin Renata

Allah dan Pelayan-Pelayan-Nya 1Tim.3:1-13 Ev. Calvin Renata Allah dan Pelayan-Pelayan-Nya 1Tim.3:1-13 Ev. Calvin Renata Tatkala Allah membuat satu perjanjian (covenant) dengan manusia, kita melihat ada semacam satu paradoks yang sering dilupakan sekaligus sering

Lebih terperinci

Kebaktian Paskah Lebih dari Para Pemenang. Roma 8: Pdt. Andi Halim, S.Th.

Kebaktian Paskah Lebih dari Para Pemenang. Roma 8: Pdt. Andi Halim, S.Th. Kebaktian Paskah Lebih dari Para Pemenang Roma 8:31-39 Pdt. Andi Halim, S.Th. Umumnya saat mendengar kata pemenang kita berpikir itu adalah orang yang hebat, yang berprestasi, dan yang luar biasa. Inilah

Lebih terperinci

Mengapa? Karena kehilangan standart kebenaran yang mengatur

Mengapa? Karena kehilangan standart kebenaran yang mengatur Sungguh aneh bin ajaib, pemahaman sebagian masyarakat tentang seks pada dekade terakhir ini. Menurut pengamatan penulis, seks telah dianggap sebagian orang sebagai sesuatu yang tidak sakral lagi. Ada banyak

Lebih terperinci

Seri Iman Kristen (3/10)

Seri Iman Kristen (3/10) Seri Iman Kristen (3/10) Nama Kursus : DASAR-DASAR IMAN KRISTEN Nama Pelajaran : S e t a n Kode Pelajaran : DIK-P03 Pelajaran 03 - S E T A N DAFTAR ISI Teks Alkitab Ayat Kunci 1. Asal usul Setan 2. Dosa

Lebih terperinci

1 1-4 Kepada yang kekasih saudara saya seiman Titus yaitu anak rohani

1 1-4 Kepada yang kekasih saudara saya seiman Titus yaitu anak rohani Surat Paulus kepada Titus 1 1-4 Kepada yang kekasih saudara saya seiman Titus yaitu anak rohani saya yang sesungguhnya karena mempunyai keyakinan yang sama: Salam dari Paulus, hamba Allah dan rasul Kristus

Lebih terperinci

WA H Y U 1 2. Pdt Gerry CJ Takaria

WA H Y U 1 2. Pdt Gerry CJ Takaria PEREMPUAN DAN NAGA WA H Y U 1 2 WAHYU 12:1-2 Seorang Perempuan sedang Mengandung Berselubung Matahari Bulan di bawah kakinya Mahkota dengan dua belas bintang ARTI DARI LAMBANG Perempuan melambangkan jemaat

Lebih terperinci

Injil Dari Dosa menuju Keselamatan

Injil Dari Dosa menuju Keselamatan Injil Dari Dosa menuju Keselamatan Seluruh pesan Alkitab dirangkum dengan indah di dalam dua ayat saja: Karena begitu besar kasih Yahuwah akan dunia ini, sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal,

Lebih terperinci

Eksposisi 1 Ptr. 2:9-10 Ev. Calvin Renata

Eksposisi 1 Ptr. 2:9-10 Ev. Calvin Renata Eksposisi 1 Ptr. 2:9-10 Ev. Calvin Renata Dalam ayat 4-8 Petrus memberikan kepada kita suatu Kristologi yang unik sekali dalam PB yang memberikan gambaran Kristus sebagai batu yang hidup, batu penjuru,

Lebih terperinci

WAHYU 12 PEREMPUAN DAN NAGA. Pdt Gerry CJ Takaria

WAHYU 12 PEREMPUAN DAN NAGA. Pdt Gerry CJ Takaria WAHYU 12 PEREMPUAN DAN NAGA Wahyu 12:1-2 1. Seorang Perempuan sedang Mengandung 2. Berselubung Matahari 3. Bulan di bawah kakinya 4. Mahkota dengan dua belas bintang ARTI DARI LAMBANG Perempuan melambangkan

Lebih terperinci

Seri Iman Kristen (10/10)

Seri Iman Kristen (10/10) Seri Iman Kristen (10/10) Nama Kursus : DASAR-DASAR IMAN KRISTEN Nama Pelajaran : Menang Atas Keinginan Daging Kode Pelajaran : DIK-P10 Pelajaran 10 - MENANG ATAS KEINGINAN DAGING DAFTAR ISI Teks Ayat

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Perempuan di berbagai belahan bumi umumnya dipandang sebagai manusia yang paling lemah, baik itu oleh laki-laki maupun dirinya sendiri. Pada dasarnya hal-hal

Lebih terperinci

PAULUS: RASUL UNTUK BANGSA LAIN. Lesson 1 for July 1, 2017

PAULUS: RASUL UNTUK BANGSA LAIN. Lesson 1 for July 1, 2017 PAULUS: RASUL UNTUK BANGSA LAIN Lesson 1 for July 1, 2017 Paulus adalah penulis surat kepada jemaat di Galatia. Dia memperkenalkan dirinya sebagai berikut: Semua orang Yahudi mengetahui jalan hidupku sejak

Lebih terperinci

BUAH-BUAH ROH & KARUNIA ROH KUDUS

BUAH-BUAH ROH & KARUNIA ROH KUDUS MAKALAH 3 BUAH-BUAH ROH & KARUNIA ROH KUDUS Oleh Herlianto herlianto@yabina.org (Depok, Indonesia) ( Ya y a s a n b in a a w a m ) *) Makalah ini disampaikan dalam rangka Seminar Pneumatologi yang diselenggarakan

Lebih terperinci

Alkitab menyatakan Allah yang menaruh perhatian atas keselamatan manusia. Anggota Keallahan bersatu dalam upaya membawa kembali manusia ke dalam

Alkitab menyatakan Allah yang menaruh perhatian atas keselamatan manusia. Anggota Keallahan bersatu dalam upaya membawa kembali manusia ke dalam Alkitab menyatakan Allah yang menaruh perhatian atas keselamatan manusia. Anggota Keallahan bersatu dalam upaya membawa kembali manusia ke dalam persatuan dengan Pencipta mereka. Yesus meninggikan kasih

Lebih terperinci

Siapakah Yesus Kristus? (3/6)

Siapakah Yesus Kristus? (3/6) Siapakah Yesus Kristus? (3/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus adalah Allah Sejati dan Manusia Sejati Tanpa Dosa Kode Pelajaran : SYK-P03 Pelajaran 03 - YESUS ADALAH ALLAH SEJATI

Lebih terperinci

Surat-surat Am DR Wenas Kalangit

Surat-surat Am DR Wenas Kalangit Surat-surat Am DR Wenas Kalangit 22 Januari 2008 Jakarta 1 Surat-surat Ibrani dan Am Catatan Umum Delapan surat terakhir dalam PB disebut juga dengan nama: Surat-surat Am atau Umum. Disebut demikian karena

Lebih terperinci

Ellen White & Tes Kesempurnaan yang Salah

Ellen White & Tes Kesempurnaan yang Salah Ellen White & Tes Kesempurnaan yang Salah Orang-orang yang percaya pada pelayanan Ellen G. White sebagai seorang nabi sejati, seringkali menjadi yang paling sulit untuk menerima Sabat lunar. Alasannya

Lebih terperinci

TEOLOGI PETRUS Surat Pertama Petrus

TEOLOGI PETRUS Surat Pertama Petrus TEOLOGI PETRUS Surat Pertama Petrus Surat Pertama Petrus ditulis sebagai surat edaran untuk gereja di lima provinsi barat laut, Asia Kecil. Karena pertobatan mereka kepada Kristus, orang-orang ini telah

Lebih terperinci

KEBENARAN SEDERHANA untuk ORANG PERCAYA BARU (Pertanyaan dan Jawaban)

KEBENARAN SEDERHANA untuk ORANG PERCAYA BARU (Pertanyaan dan Jawaban) KEBENARAN SEDERHANA untuk ORANG PERCAYA BARU (Pertanyaan dan Jawaban) EDISI KEDUA VERSI 2.0 Kata Pengantar Selama bertahun-tahun, umat Allah telah menggunakan sekumpulan pertanyaan dan jawaban untuk membantu

Lebih terperinci

Surat Yohanes yang pertama

Surat Yohanes yang pertama 1 Yohanes 1:1 1 1 Yohanes 1:5 Surat Yohanes yang pertama 1 Kami ingin memberitakan kepada kalian tentang Dia yang disebut Firman * yaitu Dia yang memberikan hidup kepada kita dan yang sudah ada sebelum

Lebih terperinci

Mengapa memberitakan Injil? Kis.14:15-18 Ev. Jimmy Pardede, M.A.

Mengapa memberitakan Injil? Kis.14:15-18 Ev. Jimmy Pardede, M.A. Mengapa memberitakan Injil? Kis.14:15-18 Ev. Jimmy Pardede, M.A. Hari ini kita akan melihat mengapa kita harus memberitakan Injil Tuhan? Mengapa harus repot-repot mengadakan kebaktian penginjilan atau

Lebih terperinci

Level 2 Pelajaran 11

Level 2 Pelajaran 11 Level 2 Pelajaran 11 PERNIKAHAN (Bagian 2) Oleh Don Krow Hari ini kita akan kembali membahas mengenai pernikahan, dan satu pertanyaan yang muncul adalah, Apakah itu pernikahan? Apakah anda pernah memikirkan

Lebih terperinci

IMAN YANG HIDUP (Yakobus 2:14-26) Hendro Lim

IMAN YANG HIDUP (Yakobus 2:14-26) Hendro Lim Naskah Khotbah IMAN YANG HIDUP (Yakobus 2:14-26) Hendro Lim Yakobus 2:14-26 merupakan bagian surat Yakobus yang dipandang paling penting secara teologis, tetapi juga paling kontroversial. Ketika membaca

Lebih terperinci

Buku buku Perjanjian Baru

Buku buku Perjanjian Baru Buku buku Perjanjian Baru Pada saat Perjanjian Baru mulai dituliskan, gambaran Perjanjian Lama sudah banyak berubah. Zaman para nabi sudah berlalu dan banyak orang bersikap acuh tak acuh terhadap hal-hal

Lebih terperinci

JIKA ALKITAB SATU-SATUNYA OTORITAS KITA DALAM AGAMA, MENGAPA MANUSIA MENAFSIRKAN ALKITAB SECARA BERLAINAN?

JIKA ALKITAB SATU-SATUNYA OTORITAS KITA DALAM AGAMA, MENGAPA MANUSIA MENAFSIRKAN ALKITAB SECARA BERLAINAN? JIKA ALKITAB SATU-SATUNYA OTORITAS KITA DALAM AGAMA, MENGAPA MANUSIA MENAFSIRKAN ALKITAB SECARA BERLAINAN? Salah satu prinsip yang diterapkan untuk mengambil arti dari nas-nas Alkitab adalah agama sejati

Lebih terperinci

Allah Adalah Pola Bagi Hidup Kita

Allah Adalah Pola Bagi Hidup Kita Allah Adalah Pola Bagi Hidup Kita Banyak negara yang memiliki peribahasa seperti "Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga." Suatu hal yang menarik tentang keluarga ialah kemiripan antara anggotaanggota

Lebih terperinci

Mereka berkumpul karena Paulus akan pergi keesokan harinya. Kisah 20:7

Mereka berkumpul karena Paulus akan pergi keesokan harinya. Kisah 20:7 Lesson 6 for May 12, 2018 Ia akan mengucapkan perkataan yang menentang Yang Mahatinggi, dan akan menganiaya orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi; ia berusaha untuk mengubah waktu dan hukum, dan mereka

Lebih terperinci

Seperti Musa, Paulus rela kehilangan keselamatannya sendiri untuk menyelamatkan bangsa Israel.

Seperti Musa, Paulus rela kehilangan keselamatannya sendiri untuk menyelamatkan bangsa Israel. Lesson 10 for December 9, 2017 Aku mengatakan kebenaran dalam Kristus, aku tidak berdusta. Suara hatiku turut bersaksi dalam Roh Kudus, bahwa aku sangat berdukacita dan selalu bersedih hati. (Roma 9:1-2)

Lebih terperinci

Siapakah Yesus Kristus? (4/6)

Siapakah Yesus Kristus? (4/6) Siapakah Yesus Kristus? (4/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus adalah Juru Selamat dan Tuhan Kode Pelajaran : SYK-P04 Pelajaran 04 - YESUS ADALAH JURU SELAMAT DAN TUHAN DAFTAR

Lebih terperinci

Pelajaran Enam. Yesus Adalah Kebenaran. mendengar kepalsuan, kesalahan, atau kebohongan; kita tidak mau hidup atau

Pelajaran Enam. Yesus Adalah Kebenaran. mendengar kepalsuan, kesalahan, atau kebohongan; kita tidak mau hidup atau Pelajaran Enam Yesus Adalah Kebenaran Kebenaran dalam agama adalah sangat penting. Sebenarnya kebenaran adalah penting dalam bidang apapun. Manusia ingin mengetahui kebenaran dalam bidang pengobatan, dalam

Lebih terperinci

Jemaat yang bagaimanakah yang ALLAH inginkan? Mengapa Jemaat adalah pusat perhatian ALLAH? Siapakah Kepala Gereja? Bagaimana strata anggota jemaat di

Jemaat yang bagaimanakah yang ALLAH inginkan? Mengapa Jemaat adalah pusat perhatian ALLAH? Siapakah Kepala Gereja? Bagaimana strata anggota jemaat di BAB 2 Jemaat yang bagaimanakah yang ALLAH inginkan? Mengapa Jemaat adalah pusat perhatian ALLAH? Siapakah Kepala Gereja? Bagaimana strata anggota jemaat di hadapan ALLAH? Alkitab menggunakan berbagai ungkapan

Lebih terperinci

Ketekunan dalam Menghadapi Ujian & Pencobaan Yak.1:1-11 Ev. Bakti Anugrah, M.A.

Ketekunan dalam Menghadapi Ujian & Pencobaan Yak.1:1-11 Ev. Bakti Anugrah, M.A. Ketekunan dalam Menghadapi Ujian & Pencobaan Yak.1:1-11 Ev. Bakti Anugrah, M.A. Yakobus yang menuliskan kitab ini adalah saudara Tuhan Yesus, bukan rasul Yakobus. Yakobus juga adalah saudara Yudas, penulis

Lebih terperinci

Deontological Ethics and Virtue Ethics-10 Commandments and Sermon of the mounts. Rudi Zalukhu, M.Th

Deontological Ethics and Virtue Ethics-10 Commandments and Sermon of the mounts. Rudi Zalukhu, M.Th Christian Ethics: Deontological Ethics and Virtue Ethics-10 Commandments and Sermon of the mounts Rudi Zalukhu, M.Th Etika Perjanjian Lama Titik tolok etika Perjanjian Lama adalah anugerah Allah terhadap

Lebih terperinci

God s Divine Favor #1 Anugerah Tuhan yang Ajaib #1 DIVINE PROMOTION - PROMOSI ILAHI

God s Divine Favor #1 Anugerah Tuhan yang Ajaib #1 DIVINE PROMOTION - PROMOSI ILAHI God s Divine Favor #1 Anugerah Tuhan yang Ajaib #1 DIVINE PROMOTION - PROMOSI ILAHI PEMBUKAAN: Hari ini kita akan masuk dalam sebuah seri kotbah Natal berjudul God s Divine Favor atau Anugerah Tuhan yang

Lebih terperinci

1 Tesalonika. 1 1 Dari Paulus, Silas, dan Timotius. 2 1 Saudara-saudara, kamu tahu bahwa

1 Tesalonika. 1 1 Dari Paulus, Silas, dan Timotius. 2 1 Saudara-saudara, kamu tahu bahwa 301 1 Tesalonika 1 1 Dari Paulus, Silas, dan Timotius untuk jemaat yang tinggal di Tesalonika, yang ada dalam Allah Bapa dan Tuhan Yesus Kristus. Semoga Allah memberikan berkat dan damai sejahtera kepada

Lebih terperinci

Kematian Yahushua: Membatalkan Hukum?

Kematian Yahushua: Membatalkan Hukum? Kematian Yahushua: Membatalkan Hukum? Setan disebut bapa segala dusta. Yahushua sendiri menyatakan bahwa Iblis adalah pembunuh manusia sejak semula, dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia

Lebih terperinci

Level 2 Pelajaran 10

Level 2 Pelajaran 10 Level 2 Pelajaran 10 PERNIKAHAN (Bagian 1) Oleh Don Krow Hari ini kita akan bahas mengenai pernikahan. Pertama-tama, saya ingin sampaikan beberapa data statistik: 75% dari seluruh rumah tangga memerlukan

Lebih terperinci

1 Petrus 1:1. Para penerima. 1 Petrus 1:2. Orang-orang percaya yang dipilih. 1 Petrus 1:3-12. Topik.

1 Petrus 1:1. Para penerima. 1 Petrus 1:2. Orang-orang percaya yang dipilih. 1 Petrus 1:3-12. Topik. Lesson 2 for April 8, 2017 Sebagian besar Kitab Perjanjian Baru ditulis dalam bentuk surat. Surat-surat itu ditulis kepada personal, gereja atau sekelompok jemaat. Kitab 1 dan 2 Petrus adalah surat universal

Lebih terperinci

KELAHIRAN KRISTUS YANG AJAIB

KELAHIRAN KRISTUS YANG AJAIB KELAHIRAN KRISTUS YANG AJAIB Pdt. William Liem Matius 1:18-25 18 Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu- Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus,

Lebih terperinci

PENGAKUAN IMAN RASULI. Aku percaya kepada Allah, Bapa yang Mahakuasa, pencipta langit dan bumi

PENGAKUAN IMAN RASULI. Aku percaya kepada Allah, Bapa yang Mahakuasa, pencipta langit dan bumi PENGAKUAN IMAN RASULI Aku percaya kepada Allah, Bapa yang Mahakuasa, pencipta langit dan bumi Dan kepada Yesus Kristus, AnakNya yang tunggal,tuhan kita Yang dikandung daripada Roh Kudus, lahir dari anak

Lebih terperinci

Hukum Taurat Atau Anugerah 2/4 Wednesday, 27 July 2011

Hukum Taurat Atau Anugerah 2/4 Wednesday, 27 July 2011 Hukum Taurat Atau Anugerah 2/4 Wednesday, 27 July 2011 Sambungan Dari Bagian #1 Bab Dua "Kalau demikian apakah maksudnya hukum Taurat? Ia ditambahkan karena pelanggaran-pelanggaran sampai datang keturunan

Lebih terperinci

A J A R A N D I N A M I S

A J A R A N D I N A M I S 1. DOSA UNIVERSAL MANUSIA ROMA 1 : 18, 2, 16 2. PENEBUSAN ROMA 5 3. KELAHIRAN BARU YOHANES 3 4. PEMBENARAN OLEH IMAN EFESUS 2 : 1-10 & GALATIA 2 5. KRISTUS GEMBALA YANG BAIK YOHANES 10 : 1-18 6. KRISTUS

Lebih terperinci

Ketagihan Onani. Kitab suci dengan sangat jelas menyatakan bahwa hanya mereka yang murni yang akan mewarisi kehidupan yang kekal:

Ketagihan Onani. Kitab suci dengan sangat jelas menyatakan bahwa hanya mereka yang murni yang akan mewarisi kehidupan yang kekal: Ketagihan Onani Rencana keselamatan memberikan pemulihan gambar ilahi di dalam jiwa manusia. Yahuwah adalah murni. Dia kudus dan sempurna. Barangsiapa yang ingin menjadi ahli waris bersama Yahushua di

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #7 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #7 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #7 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #7 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

a) Mencari persatuan. Galatia 2:1-3.

a) Mencari persatuan. Galatia 2:1-3. Lesson 3 for July 15, 2017 Banyak orang-orang bukan Yahudi bergabung dengan Gereja, dan itu merupakan berkat yang besar. Namun, hal itu membawa beberapa masalah. Orang Yahudi mengerti bahwa mereka harus

Lebih terperinci

7 Februari 2013 IBADAH PENYEMBAHAN. Written by Administrator Thursday, 07 March :33 - Last Updated Thursday, 07 March :36

7 Februari 2013 IBADAH PENYEMBAHAN. Written by Administrator Thursday, 07 March :33 - Last Updated Thursday, 07 March :36 Kita adalah rumah doa dan tubuh kita yang sudah dibeli dengan darah Yesus juga adalah rumah doa dan tempat dimana kita memuji TUHAN juga disebut rumah doa karena Firman TUHAN menuliskan kalau TUHAN juga

Lebih terperinci

PENGENALAN AKAN ROH KUDUS

PENGENALAN AKAN ROH KUDUS Sebagai orang yang sudah percaya harus mengetahui kebenaran tentang siapakah Roh Kudus itu maupun pekerjaannya. 1. Jelaskan bagaimanakah caranya supaya kita dapat menerima Roh Kudus? - Efesus 1 : 13-14

Lebih terperinci

Rahasia Nikah & Rahasia Ibadah (Bagian I)

Rahasia Nikah & Rahasia Ibadah (Bagian I) Rahasia Nikah & Rahasia Ibadah (Bagian I) Setelah Allah selesai menciptakan langit, bumi dan segala isinya maka pada hari ke 6 Allah menciptakan manusia supaya berkuasa atas segala ciptaannya (Kejadian

Lebih terperinci

Dalam Roma 12-13, Paulus berbicara tentang hubungan orang Kristen dengan...

Dalam Roma 12-13, Paulus berbicara tentang hubungan orang Kristen dengan... Lesson 12 for December 23, 2017 ALLAH Roma 12:1-2 Roma 13:11-14 KEDATANGAN YESUS YANG KEDUA KALI HUKUM TAURAT Dalam Roma 12-13, Paulus berbicara tentang hubungan orang Kristen dengan... GEREJA ORANG LAIN

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #34 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #34 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #34 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #34 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

Lesson 2 for October 14, 2017

Lesson 2 for October 14, 2017 Lesson 2 for October 14, 2017 Janji terkenal: Suatu hidup yang lebih baik sebagai hasil dari penurutan. Janji yang lebih baik: Keselamatan oleh iman melalui darah Yesus. Sesungguhnya kamu harus berpegang

Lebih terperinci

Yesus Adalah Juru Selamat Manusia. pertanyaan : Mengapa manusia perlu seorang juru selamat? Apa artinya

Yesus Adalah Juru Selamat Manusia. pertanyaan : Mengapa manusia perlu seorang juru selamat? Apa artinya Pelajaran Kedua Yesus Adalah Juru Selamat Manusia Apabila kita bicara tentang Juru Selamat, mungkin sementara orang mengajukan pertanyaan : Mengapa manusia perlu seorang juru selamat? Apa artinya diselamatkan?

Lebih terperinci

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB. Kasih Allah Untuk Orang Berdosa

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB. Kasih Allah Untuk Orang Berdosa MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB Kasih Allah Untuk Orang Berdosa Hari ini kita mau belajar tentang kasih Allah. Untuk menghargai kasih Allah kepada kita, kita harus pertama-tama

Lebih terperinci

DOSA MENURUT TEOLOGI PAULUS

DOSA MENURUT TEOLOGI PAULUS DOSA MENURUT TEOLOGI PAULUS Ir. Eben Munthe, S.Th I. PENGANTAR Dari semua tulisan dalam Perjanjian Baru, pendekatan Paulus dalam surat-suratnya merupakan suatu uraian yang paling dekat dengan apa yang

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP 5.1. KESIMPULAN. Teologi feminis dibangun berdasarkan keprihatinan terhadap kaum perempuan.

BAB 5 PENUTUP 5.1. KESIMPULAN. Teologi feminis dibangun berdasarkan keprihatinan terhadap kaum perempuan. BAB 5 PENUTUP 5.1. KESIMPULAN Teologi feminis dibangun berdasarkan keprihatinan terhadap kaum perempuan. Beberapa ahli yang bekecimpung di dalam gerakan teologi feminis mendefenisikan teologi feminis yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan

BAB V KESIMPULAN. Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan BAB V KESIMPULAN Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan mengacu pada bab pertama serta hasil analisis pada bab empat. Ada empat hal yang penulis simpulkan sehubungan dengan

Lebih terperinci

The State of incarnation : Exaltation

The State of incarnation : Exaltation The State of incarnation : Exaltation (Keadaan Kemuliaan Kristus) Rudi Zalukhu, M.Th BGA : Mat. 28:1-10 Ke: 1 2 3 APA YANG KUBACA? (Observasi: Tokoh, Peristiwa) APA YANG KUDAPAT? (Penafsiran: Pelajaran,

Lebih terperinci

1 Tesalonika 1. 1 Tesalonika 2

1 Tesalonika 1. 1 Tesalonika 2 1 Tesalonika 1 Salam 1 Dari Paulus, Silwanus dan Timotius kepada jemaat orang-orang Tesalonika yang di dalam Allah Bapa dan di dalam Tuhan Yesus Kristus. Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu.

Lebih terperinci

oleh Gereja 1Uhan Apa yang Dilakukan untuk Dunia Ini

oleh Gereja 1Uhan Apa yang Dilakukan untuk Dunia Ini Apa yang Dilakukan oleh Gereja 1Uhan untuk Dunia Ini Dalam pelajaran 6, kita melihat bahwa orang percaya mempunyai tanggung jawab terhadap orang-orang percaya lainnya. Semua orang percaya termasuk keluarga

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #38 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #38 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #38 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #38 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

BAGIAN III--TEOLOGI YAKOBUS. l. Dia menamakan dirinya " hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus"-- l:l

BAGIAN III--TEOLOGI YAKOBUS. l. Dia menamakan dirinya  hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus-- l:l 1 BAGIAN III--TEOLOGI YAKOBUS PENDAHULUAN A. Penulis. l. Dia menamakan dirinya " hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus"-- l:l 2. Empat orang yang bernama "Yakobus " disebutkan dalam Perjanjian Baru: a. Yakobus

Lebih terperinci

1 Kepada yang kekasih saudara-saudari saya seiman [jemaat Efesus] a

1 Kepada yang kekasih saudara-saudari saya seiman [jemaat Efesus] a Surat Paulus kepada jemaat Efesus 1 Kepada yang kekasih saudara-saudari saya seiman [jemaat Efesus] a yaitu kalian yang percaya penuh kepada Kristus Yesus dan yang disucikan-nya: Salam dari Paulus, rasul

Lebih terperinci

The State of Incarnation : Humiliation (KEHINAAN KRISTUS)

The State of Incarnation : Humiliation (KEHINAAN KRISTUS) The State of Incarnation : Humiliation (KEHINAAN KRISTUS) Rudi Zalukhu, M.Th BGA : Filipi 2:1-1111 Ke: 1 2 3 APA YANG KUBACA? (Observasi: Tokoh, Peristiwa) APA YANG KUDAPAT? (Penafsiran: Pelajaran, Janji,

Lebih terperinci

ANTROPOLOGI ALKITAB (Pelajaran 12) By Dr. Erastus Sabdono. Pemulihan Gambar Diri (Bagian 4)

ANTROPOLOGI ALKITAB (Pelajaran 12) By Dr. Erastus Sabdono. Pemulihan Gambar Diri (Bagian 4) ANTROPOLOGI ALKITAB (Pelajaran 12) By Dr. Erastus Sabdono Pemulihan Gambar Diri (Bagian 4) Proses keselamatan dalam Yesus Kristus pada dasarnya adalah proses menjadikan manusia unggul bagi Tuhan. Manusia

Lebih terperinci

Tujuan 1. Mengenali keempat masyarakat dalam Kisah 1:8.

Tujuan 1. Mengenali keempat masyarakat dalam Kisah 1:8. Masyarakat Kristen Seorang lurah adalah kepala desanya. Seorang walikota adalah pemimpin sebuah kota. Seorang polisi memelihara hukum dan tata tertib di suatu lingkungan tertentu. Lurah dan walikota itu

Lebih terperinci

Th A Hari Minggu Biasa VI 12 Februari 2017

Th A Hari Minggu Biasa VI 12 Februari 2017 1 Th A Hari Minggu Biasa V 12 Februari 2017 Antifon Pembuka Pengantar Jadilah bagiku gunung batu tempat perlindungan, kubu pertahanan untuk menyelamatkan aku. Sebab Engkaulah bukit batuku dan pertahananku.

Lebih terperinci

Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini

Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini Catatan: Bahan ini diambil dari http://www.sabda.org/sabdaweb/biblical/intro/?b=47, diakses tanggal 3 Desember 2012. Selanjutnya mahasiswa dapat melihat situs www.sabda.org yang begitu kaya bahan-bahan

Lebih terperinci