KONSISTENSI PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN PUBLIK : ANALISIS KRITIS ATAS OPINI AUDITOR DAN LAPORAN KEUANGAN AUDITAN TAHUN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KONSISTENSI PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN PUBLIK : ANALISIS KRITIS ATAS OPINI AUDITOR DAN LAPORAN KEUANGAN AUDITAN TAHUN"

Transkripsi

1 KONSISTENSI PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN PUBLIK : ANALISIS KRITIS ATAS OPINI AUDITOR DAN LAPORAN KEUANGAN AUDITAN TAHUN 2007 SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1 Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Oleh Nama : Arif Handoko N I M : Program Studi : Akuntansi S1 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2009 i

2 Lembar Persetujuan Pembimbing Skripsi ini telah disetujui pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada Hari : Senin Tanggal : 2 September 2009 Menyetujui : Pembimbing I Pembimbing II Dra. Sri Kustini Amir Mahmud, S.Pd., M.Si NIP NIP Mengetahui : Ketua Jurusan Akuntansi Amir Mahmud, S.Pd., M.Si NIP ii

3 Lembar Pengesahan Kelulusan Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang pada: Hari : Kamis Tanggal : 17 September 2009 Penguji Skripsi Drs. Asrori, M.S. NIP Anggota I Anggota II Dra. Sri Kustini Amir Mahmud, S.Pd., M.Si NIP NIP Mengetahui : Dekan Drs. Agus Wahyudin, M.Si NIP iii

4 PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapar dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Semarang, Agustus 2009 Arif Handoko NIM iv

5 SARI Arif Handoko, Konsistensi Penyajian Laporan Keuangan Perusahaan Publik : Analisis Kritis Atas Opini Auditor Dan Laporan Keuangan Auditan Tahun 2007, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UNNES, 105 halaman, 1 gambar, 44 tabel Kata Kunci : Konsistensi Penyajian, Laporan Keuangan, Opini Auditor, Catatan atas Laporan Keuangan Konsistensi dan daya banding sebuah laporan keuangan merupakan salah satu syarat agar sebuah informasi akuntansi berkualitas serta berguna bagi pemakainya dalam menentukan sebuah kebijakan terkait keputusan investasinya. Penelitian sebelumnya menunjukkan masih banyak perusahaan publik yang tidak konsisten dalam menyajikan laporan keuangannya serta masih ada akuntan publik yang tidak memberikan penjelasan dalam laporan opini auditor auditornya. Permasalahan penelitian ini yaitu apakah laporan keuangan perusahaan publik telah benar-benar disajikan secara konsisten, akun apa saja yang disajikan secara tidak konsisten, serta indikasi apa yang ditemukan apabila terjadi ketidakkonsistenan dalam penyajian laporan keuangan perusahaan publik yang terdaftar di BEI. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah perusahaan publik telah menyajikan laporan keuangannya secara konsisten. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan auditan neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas perusahaan yang terdaftar di BEI selama dua tahun yaitu tahun 2007 dan Penelitian ini melanjutkan penelitian terdahulu dengan menggunakan sampel yang sama yaitu laporan keuangan perusahaan selama dua tahun yang dipublikasikan di Pojok BEI Semarang dan dari situs Tujuannya adalah untuk memperbandingkan tingkat konsistensi perusahaan dalam menyajikan laporan keuangannya pada penelitian sebelumnya dengan sekarang. Metode analisis data menggunakan analisis dokumentasi secara kritis (dialectical document approach). Hasil penelitian menunjukkan masih banyak perusahaan publik yang menyajikan secara tidak konsisten laporan keuangannya, tidak adanya catatan yang diberikan terkait dengan adanya ketidakkonsistenan dalam catatan atas laporan keuangan, serta masih adanya akuntan publik yang tidak memberikan penjelasan terkait dengan ketidakkonsistenan yang terjadi dalam opini auditornya. Hal ini memberikan indikasi bahwa telah terjadi pelanggaran dalam menyajikan laporan keuangan konsolidasi dimana seharusnya laporan keuangan harus menerapkan prinsip konsistensi dan daya banding (comparability) serta akuntan publik yang menerapkan standar profesionalnya untuk memberikan catatan apabila terdapat ketidakkonsisitenan dalam penyajian sebuah laporan keuangan. Saran yang diberikan kepada para peneliti selanjutnya adalah perlu digunakan sampel yang lebih representatif agar diperoleh hasil penelitian yang lebih akurat. Selain itu diperlukan ketelitian bagi para pemakai laporan keuangan dalam menganalisis laporan keuangan konsolidasi terutama dalam melakukan perbandingan laporan keuangan secara tahunan. v

6 Motto Dan Persembahan ~ QS. Ar Rahman: 13 Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?. ~ QS. Al Baqarah: 153 Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar. ~ Elizabeth Kubler-Ross Tak ada kesalahan-kesalahan, tak ada kebetulan-kebetulan. Seluruh peristiwa adalah rahmat yang diberikan agar kita belajar darinya. Karya kecil ini spesial kupersembahkan untuk : ~ Ayah Ibuku tercinta dan keluarga besarku dirumah yang tiada henti untaian do a kalian untukku ~ Aan, Riza, Ani, Harini, Taufik, Frantau, Azwar jalinan silaturahmi yang hangat ini takkan pernah tergantikan oleh apapun, ~ Seluruh teman-teman seperjuangan di Akuntansi S dan terima kasih atas semua doa semangat kalian,... ~ Almamaterku, Universitas Negeri Semarang vi

7 KATA PENGANTAR Alhamdulillah segala rasa syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul Konsistensi Penyajian Laporan Keuangan perusahaan publik: Analisis Kritis atas Opini Auditor dan Laporan Keuangan Auditan Tahun Skripsi ini disusun dalam rangka menyelesaikan studi strata satu untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang Skripsi ini tidak akan selesai dengan baik tanpa motivasi dan bimbingan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si., Rektor Universitas Negeri Semarang 2. Drs. Agus Wahyudin, M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang 3. Amir Mahmud, S.Pd., M.Si., Ketua Jurusan Akuntansi dan dosen pembimbing II yang selalu membuka cara pandang yang baru terhadap penulis dalam menciptakan suatu karya tulis. 4. Dra. Sri Kustini, dosen pembimbing I yang selalu berusaha meluangkan waktunya untuk memberikan arahan serta petunjuk kepada penulis. 5. Dosen-Dosen lainnya Fakultas Ekonomi UNNES, yang telah memberikan ilmu, dan pengalaman paling berharga, serta bimbingannya hingga penulis berhasil menyelesaikan studi. vii

8 6. Segenap tenaga administrasi dan karyawan Fakultas Ekonomi yang telah begitu banyak membantu dan memudahkan urusan penulis. 7. Pihak ISX Corner-UNDIP, yang memberikan bantuan dan pengarahan saat penelitian. Akhir kata, dengan segala kerendahan hati semoga Allah SWT senantiasa memberikan pahalanya kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Semarang, Agustus 2009 Penulis viii

9 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN KELULUSAN... PERNYATAAN... SARI... MOTTO DAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... i ii iii iv v vi vii ix xi xii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 9 BAB II LANDASAN TEORI Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Standar Konsistensi Pelaporan Audit ix

10 2.3.1 Perubahan Akuntansi yang dapat Mempengaruhi Konsistensi Perubahan Akuntansi yang tidak Mempengaruhi Konsistensi Penelitian Terdahulu BAB III METODE PENELITIAN Dasar Penelitian Subjek Penelitian Fokus Penelitian Sumber Data Teknik Pengumpulan Data Metode Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Deskripsi Objek Penelitian Hasil Analisis Data BAB V PENUTUP Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN x

11 Daftar Gambar Halaman Gambar 2.1 Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi xi

12 Daftar Tabel Halaman Tabel 3.1 Daftar nama sampel perusahaan yang akan diteliti Tabel 4.1 Daftar perusahaan yang akan diperbandingkan berdasarkan kriteria Tabel 4.2 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Current Asset Tabel 4.3 Hasil penelusuran terhadap kelompok Current Asset Tabel 4.4 Tabel penelusuran pada Catatan Atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor pada kelompok akun current asset Tabel 4.5 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Non Current Asset Tabel 4.6 Hasil penelusuran terhadap kelompok Non Current Asset Tabel 4.7 Tabel penelusuran pada Catatan Atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor pada kelompok akun non current asset Tabel 4.8 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Total Asset Tabel 4.9 Hasil penelusuran terhadap kelompok Total Asset Tabel 4.10 Tabel penelusuran pada Catatan Atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor pada kelompok akun Total Asset Tabel 4.11 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Current Liability 56 Tabel 4.12 Hasil penelusuran terhadap kelompok Current Liability Tabel 4.13 Tabel penelusuran pada Catatan Atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor pada kelompok akun Current Liability Tabel 4.14 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Non Curent Liability Tabel 4.15 Hasil penelusuran terhadap kelompok Non Current Liability Tabel 4.16 Tabel penelusuran pada Catatan Atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor pada kelompok akun Non Current Liability Tabel 4.17 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Equity Tabel 4.18 Hasil penelusuran terhadap kelompok Equity Tabel 4.19 Tabel penelusuran pada Catatan Atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor pada kelompok akun Equity xii

13 Tabel 4.20 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Revenue Tabel 4.21 Tabel penelusuran pada Catatan Atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor pada kelompok akun Revenue Tabel 4.22 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Cost of Good Sold Tabel 4.23 Tabel penelusuran pada Catatan Atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor pada kelompok akun Cost of Good Sold Tabel 4.24 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Operating Expenses Tabel 4.25 Hasil penelusuran terhadap kelompok Operating Expenses Tabel 4.26 Tabel penelusuran pada Catatan Atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor pada kelompok Akun Operating Expenses Tabel 4.27 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Other Income Tabel 4.28 Hasil penelusuran terhadap kelompok Other Income Tabel 4.29 Tabel penelusuran pada Catatan Atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor pada kelompok Akun Other Income Tabel 4.30 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Tax Expenses Tabel 4.31 Hasil penelusuran terhadap kelompok Tax Expenses Tabel 4.32 Tabel penelusuran pada Catatan Atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor pada kelompok Akun Tax Expenses Tabel 4.33 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Net Income Tabel 4.34 Tabel penelusuran pada Catatan Atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor pada kelompok Akun Net Income Tabel 4.35 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Cash from Operating Tabel 4.36 Hasil penelusuran terhadap kelompok Cash from Operating Tabel 4.37 Tabel penelusuran pada Catatan Atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor pada kelompok Akun Cash from Operating Tabel 4.38 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Cash from Investing Tabel 4.39 Hasil penelusuran terhadap kelompok Cash from Investing xiii

14 Tabel 4.40 Tabel penelusuran pada Catatan Atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor pada kelompok Akun Cash from Investing Tabel 4.41 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Cash from Financing Tabel 4.42 Hasil penelusuran terhadap kelompok Cash from Financing Tabel 4.43 Tabel penelusuran pada Catatan Atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor pada kelompok Akun Cash from Financing xiv

15 Daftar Lampiran Halaman Lampiran 1 Daftar Perusahaan yang Konsisten dan Tidak Konsisten dalam Menyajikan Laporan Keuangan Lampiran 2 Daftar Perusahaan yang memberikan keterangan pada Catatan atas Laporan Keuangan Lampiran 3 Daftar Perusahaan yang Memberikan Keterangan pada laporan Opini Auditor Lampiran 4 Daftar pengelompokan perusahaan konsisten dan tidak Konsisten berdasarkan kelompok akunnya xv

16 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak tahun 1994 Standar Akuntansi Indonesia telah disusun dengan acuan standar akuntansi internasional (International Accounting Standards/IAS atau diubah menjadi International Financial Reporting Standards/IFRS sejak tahun 2001) dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas informasi akuntansi. Namun beberapa penelitian memberikan bukti bahwa kualitas informasi akuntansi di Indonesia masih rendah. Graham dan King (2000) dalam Feliana (2007) menemukan daya informasi angka-angka akuntansi terhadap harga pasar relatif rendah dibandingkan dengan negara-negara Asia yang lain. Daya informasi akuntansi di Indonesia berada dibawah negara Philipina, Thailand dan Korea. Leeuz (2000) dalam Feliana (2007) menemukan bahwa tingkat manajemen laba di Indonesia relatif tinggi (rangking ke 15 terbesar diantara 31 negara) dengan menggunakan data antara tahun 1990 sampai Bahkan analisis yang dilakukan oleh Kwik Kian Gie dalam Rizky (2003), memberikan indikasi yang sangat kuat bahwa laporan keuangan auditan telah turun nilainya di mata publik pemakai lapoaran keuangan tersebut. Menurut Kwik laporan keuangan auditan yang menjadi dasar dalam pengambilan keputusan di Indonesia telah terkontaminasi dengan munculnya praktek mark up dan manipulasi data. Banyaknya kasus hukum yang melibatkan manipulasi akuntansi juga menjadi salah satu penyebab menurunnya kualitas informasi akuntansi. Skandal manipulasi akuntansi yang terjadi ini melibatkan sejumlah perusahaan besar di 1

17 2 Amerika seperti Enron, Tyco, Global Crossing, dan Worldcom maupun beberapa perusahaan besar di Indonesia seperti Kimia Farma dimana ditemukan adanya salah saji yang dilakukan oleh auditor eksternal yang mengakibatkan lebih saji laba bersih untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2001, kasus pada Bank Lippo, serta PT Telkom yang dahulunya mempunyai kualitas audit yang tinggi (Susiana 2007; Koroy 2008). Kasus seperti ini melibatkan banyak pihak dan berdampak cukup luas. Keterlibatan CEO, komisaris, komite audit, internal auditor, sampai kepada eksternal auditor seperti yang dialami oleh Enron cukup membuktikan bahwa kecurangan ini banyak dilakukan oleh orang dalam, terungkapnya skandalskandal ini cukup membuat menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap kualitas informasi akuntansi yang ada (Susiana, 2007). Akuntansi sebagai sebuah sistem informasi merupakan teknik yang menggambarkan proses yang menghubungkan sumber data melalui saluran komunikasi dengan para penerima informasi. Melalui sebuah siklus yang disebut dengan siklus akuntansi, bukti-bukti transaksi diproses menjadi bentuk-bentuk informasi yang kita kenal dengan laporan keuangan. Output akuntansi (laporan keuangan) dalam bentuk sebuah informasi (informasi akuntansi) adalah merupakan produk dari suatu pabrik atau sistem akuntansi dimana output ini dibutuhkan masyarakat karena memiliki manfaat yang besar. Laporan keuangan ini menggambarkan proses perusahaan secara keseluruhan sehinggga informasi yang terkandung didalamnya sangat dibutuhkan oleh para penggunanya (Sari, 2009)

18 3 Informasi Akuntansi merupakan informasi keuangan yang digunakan oleh pihak eksternal perusahaan seperti pemegang saham, investor, kreditur, lembaga keuangan, pemerintah, masyarakat, dan pihak-pihak lain untuk menentukan kepentingan mereka terhadap perusahaan. Financial Accounting Standard Board (FASB) dalam Statement of Financial Accounting Concept No. 2 (SFAC No.2) mendefinisikan informasi akuntansi sebagai informasi yang disediakan melalui pelaporan keuangan dan berbagai penjelas yang digunakan sebagai laporan keuangan. SFAC No.1 menyatakan bahwa pelaporan keuangan harus menyertakan informasi yang berguna bagi investor, kreditur, dan pemakai lain yang potensial untuk dapat digunakan dalam mengambil keputusan yang rasional untuk investasi, kredit dan yang serupa. Informasi akuntansi tersebut haruslah dapat dimengerti oleh para pemakai laporan keuangan karena laporan keuangan memberikan gambaran mengenai kegiatan operasional perusahaan selama satu periode. Informasi Akuntansi tersebut akan bermanfaat dan dapat dimengerti oleh para pemakainya bila memenuhi beberapa kriteria atau standar agar menjadi suatu informasi yang berkualitas. Dalam kaitannya dengan kualitas laporan keuangan, FASB dalam Statementnya No. 2 menyatakan bahwa untuk dapat dikatakan berkualitas, laporan keuangan harus memiliki unsur kualitas primer dan kualitas sekunder (Arifin, 2003). Kualitas primer terdiri dari relevan dan dapat dipercaya (Reliability). Akuntan mempunyai kewajiban untuk memilih, memproses, dan melaporkan informasi yang relevan kepada para penggunanya (Juniarti, 2001). Relevan adalah kemampuan informasi untuk menciptakan keputusan yang

19 4 berbeda dengan jalan membantu para pemakai untuk meramalkan hasil dari kejadian masa lalu, sekarang dan yang akan datang atau menegaskan atau memperbaiki perkiraan sebelumnya. Agar informasi relevan harus memiliki mempunyai nilai prediktif, mempunyai nilai umpan balik dan disajikan tepat waktu (Kodrat 2006; Sutikno 2000). Reliability (dapat dipercaya) adalah kualitas informasi yang menjamin bahwa informasi benar-benar bebas dari kesalahan dan bias serta menyajikan dengan benar apa yang seharusnya disajikan. Agar dapat dipercaya maka informasi harus dapat diuji kebenarannya (Variability), netral (Neutrality) dan menyajikan dengan benar serta dapat memberikan gambaran yang tepat (Representational Faithfulness) (Arifin 2003; Kodrat 2006; Sutikno 2000). Kualitas sekunder terdiri dari dua unsur yaitu mempunyai daya banding (Comparability) berarti kebergunaan informasi akuntansi dalam pengambilan keputusan akan jadi meningkat jika informasi tersebut dapat diperbandingkan dengan informasi yang sama dengan perusahaan yang berbeda atau dengan informasi yang berasal dari perusahaan yang sama dalam tahun yang berbeda. Daya banding antar perusahaan (interfirm comparablity) diperoleh jika perusahaan menggunakan prosedur akuntansi yang sama pada saat perusahaan dihadapi dengan kejadian ekonomi yang sama (Bachtaruddin, 2003). Unsur yang kedua yaitu perlakuan yang sama (Consistency) mensyaratkan penerapan prosedur akuntansi dengan perlakuan yang sama (Bachtaruddin, 2003). Perlakuan sama tidak berarti bahwa suatu entitas tidak boleh melakukan suatu perubahan didalam praktek akuntansi, seperti suatu perubahan dari akuntansi

20 5 persediaan LIFO menjadi FIFO. Jika suatu perubahan terjadi, tentunya merupakan akibat dari suatu perubahan keadaan ekonomi. Sifat dari perubahan itu dan pengaruhnya pada daftar keuangan harus dijelaskan. Dalam prakteknya, perusahaan harus juga dapat menunjukkan bahwa praktek akuntansi yang baru lebih memberi keuntungan dari pada praktek akuntansi yang lama dikarenakan perubahan keadaan ekonomi yang berjalan (Bachtaruddin, 2003). Prinsip comparability atau daya banding yang didalamnya juga terdapat prinsip konsistensi pada laporan keuangan merupakan hal yang sangat penting bagi kualitas informasi akuntansi sebuah perusahaan. Informasi akuntansi suatu perusahaan akan memiliki kegunaan, jika informasi tersebut dapat diperbandingkan dengan informasi yang sama dari perusahaan lain atau informasi yang sama untuk periode yang berbeda (FASB 1980 dalam Christiawan, 2000). Perbandingan informasi yang sama untuk periode yang berbeda mengharuskan adanya konsistensi dalam penyajian informasi. Konsistensi dalam penyajian laporan keuangan perusahaan publik adalah sangat penting, karena laporan keuangan tahunan perusahaan publik merupakan informasi keuangan yang dipublikasikan kepada masyarakat (investor, calon investor, kreditor dan pemakai lainnya) dan akan dianalisis untuk mendukung keputusan investasi, kredit atau lainnya (FASB, 1984). Agar dapat dianalisis dengan menggunakan teknik yang ada, laporan keuangan harus memiliki konsistensi dalam penyajian (Palepu, 2000 dalam Christiawan, 2000) dan disajikan dalam format yang mudah dimengerti (Maines, et al. 1999).

21 6 Ketidakkonsistenan penyajian akan menyulitkan dalam penggunaan alat analisis dan bahkan hasil analisis bisa menyesatkan. Karena itulah maka laporan keuangan perusahaan publik harus diaudit oleh auditor independen (Arens, 2000 dalam Christiawan, 2000). Penelitian mengenai tingkat konsistensi pengungkapan laporan keuangan pernah dilakukan sebelumnya oleh Akuy (1999) dalam Christiawan (2000). Hasil penelitian menunujukkan adanya ketidakkonsistenan penyajian yang terdapat pada dua dari lima belas perusahaan publik di Jawa Timur (Christiawan, 2000). Penelitian serupa juga dilakukan sendiri oleh Christiawan (2000) terhadap perusahaan publik di Indonesia, dan hasilnya menunjukkan beberapa perusahaan telah menyajikan secara tidak konsisten laporan keuangannya. Penelitian yang dilakukan oleh Sutikno (2000) terhadap empat pemakai laporan keuangan di BEJ juga menyimpulkan adanya pelaporan keuangan yang tidak relevan dan kurang dapat diperbandingkan. Konsistensi penyajian laporan keuangan yang dimaksud disini adalah kesamaan dalam klasifikasi akun yang ada dalam laporan keuangan yang biasanya diterbitkan dalam bentuk perbandingan dua tahun. Masalah konsistensi penyajian laporan keuangan diatur oleh standar auditing. Akuntan publik yang mengaudit laporan keuangan historis harus memberikan pengungkapan atau penjelasan, jika laporan keuangan auditan tidak konsisten dalam penyajiannya. Hal ini diatur dalam standar pelaporan yang ke-2 yaitu laporan auditor harus menunjukkan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya IAI (2001). Standar konsistensi ini menjamin

22 7 agar laporan keuangan auditan memiliki daya banding. Berdasarkan standar ini, jika akuntan publik tidak memberikan penjelasan apapun dalam laporan audit, maka laporan keuangan seharusnya konsisten dalam penyajiannya. Ketidakkonsistenan penyajian laporan keuangan perusahaan publik juga merupakan pelanggaran atas keputusan peraturan Bapepam tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan Nomor VIII.G.7 (Bapepam, 2000). Konsistensi penyajian dalam laporan keuangan di sini dalam arti adalah konsisten tidaknya penyajian akun dalam laporan keuangan auditan tahun 2007 yang dilaporkan dalam laporan keuangan tahun 2007 dibandingkan dengan penyajian akun dalam laporan keuangan auditan tahun 2007 yang dilaporkan dalam laporan keuangan tahun Penelitian ini akan melanjutkan hasil penelitian serupa yang telah dilakukan sebelumnya oleh Christiawan (2000) terhadap 32 perusahaan publik di Indonesia. Pada penelitan sebelumnya digunakan laporan keuangan periode 2000 dan 2001 kemudian pada penelitian kali ini akan digunakan data laporan keuangan perusahaan periode 2007 dan Penelitian ini merujuk pada rekomendasi Christiawan untuk melakukan cros check ulang hasil temuan pada penelitian sebelumnya untuk melihat sejauh mana tingkat perkembangan konsistensi perusahaan yang telah diteliti sebelumnya dalam melaporkan hasil usahanya apakah lebih baik atau tidak. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Christiawan menunjukkan ada 12 perusahaan publik yang tidak konsisten dalam menyajikan laporan keuangannya serta tidak memberikan penjelasan di dalam catatan atas laporan keuangan serta laporan opini auditor.

23 8 Penelitian ini hanya melakukan analisis konsistensi atas laporan keuangan auditan tahun 2007 dari perusahaan publik yang diambil secara acak. Laporan keuangan auditan didownload dari website Bursa Efek Indonesia (BEI). Konsistensi yang diteliti adalah konsistensi penyajian akun dalam current assets, non-current assets, total assets, curent liability, non-current liability, equity, revenue, cost of good sold, operating expenses, other income (charges), tax expenses, net income dan total net cash flow from operating, investing dan financing. Masing-masing akun tersebut akan diteliti konsisten atau tidak dalam penyajian jumlahnya. Apabila dijumpai adanya ketidakkonsistenan penyajian laporan keuangan auditan dan akuntan tidak memberikan pengungkapan yang memadai, maka dapat disimpulkan adanya pelanggaran standar auditing. Ketidakkonsistenan laporan keuangan auditan, selain melanggar standar auditing yang ada, juga memberikan indikasi awal bahwa akuntan publik yang memeriksa melakukan kesalahan dalam menginterpretasikan sebuah temuan audit. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dalam penelitian ini peneliti mengambil judul KONSISTENSI PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN PUBLIK : ANALISIS KRITIS ATAS OPINI AUDITOR DAN LAPORAN KEUANGAN AUDITAN TAHUN RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

24 9 1. Apakah laporan keuangan auditan perusahaan publik benar-benar telah disajikan secara konsisten? 2. Akun akun apa saja yang disajikan tidak konsisten dalam laporan keuangan auditan? 3. Indikasi apa yang bisa disimpulkan dari ketidakkonsistenan penyajian akunakun dalam laporan keuangan auditan? 1.3 TUJUAN Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui apakah perusahaan-perusahaan publik telah benar-benar menyajikan laporan keuangan auditan secara konsisten? 2. Untuk mengetahui terdiri dari akun apa saja yang disajikan secara tidak konsisten dalam laporan keuangan auditan? 3. Untuk mengetahui indikasi-indikasi yang timbul dari ketidakkonsistenan penyajian akun-akun dalam laporan keuangan auditan? 1.4 MANFAAT PENELITIAN Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Secara Teoritis Memberikan tambahan informasi bagi pembaca dan bahan rujukan bagi peneliti yang akan mengembangkan penelitian sejenis.

25 10 2. Secara Praktis a. Bagi Peneliti, dapat memperluas pengetahuan mahasiswa dibidang akuntansi, terutama dalam hal penyajian laporan keuangan harus memperhatikan kualitas informasi yang akan disajikan bagi para pengguna laporan keuangan. b. Bagi universitas, dapat menambah bahan referensi terutama dalam hal penyusunan skripsi.

26 11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan output dan hasil akhir dari proses akuntansi. Para pemakai laporan keuangan ini akan menggunakannya sebagai bahan informasi untuk meramalkan, membandingkan, dan menilai dampak keuangan yang timbul dari proses pengambilan keputusan ekonomi. Disamping sebagai informasi, laporan keuangan juga sebagai alat pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya sekaligus menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya (Harahap 2004; Munawir 2001 ). Menurut Munawir (2001), laporan keuangan adalah hasil proses akhir yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Pada awal perkembangan akuntansi di Indonesia laporan keuangan hanya digunakan sebagai bahan pertanggungjawaban manajemen atas hasil operasi perusahaan yang telah dilakukannya selama satu periode akuntansi. Namun pergeseran waktu telah mengubah pola pikir dan perilaku para pengguna laporan keuangan, laporan keuangan tidak hanya berguna sebagai alat pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang ada tetapi 11

27 12 juga menjadi bahan pertimbangan dalam memprediksi keadaan dimasa yang akan datang (Nashirudin 2008; Brigham dan Houston dalam Hertanti 2005). Menurut Zaki Baridwan (2000) laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan yang merupakan suatu ringkasan dari transaksitransaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan ini dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan serta untuk memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Sedangkan definisi laporan keuangan menurut Departemen Keuangan (2005) berdasarkan peraturan Bapepam Nomor : VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep- 06/PM/2000 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan dijelaskan bahwa laporan keuangan terdiri dari : Neraca yang menggambarkan posisi keuangan yang menunjukkan aktiva, kewajiban dan ekuitas dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu; Laporan Rugi Laba yang merupakan ringkasan aktivitas usaha perusahaan untuk periode tertentu yang melaporkan hasil usaha bersih atau kerugian yang timbul dari kegiatan usaha dan aktivitas lainnya; Laporan Perubahan Ekuitas yaitu laporan yang menunjukkan perubahan ekuitas perusahaan yang menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode pelaporan; Laporan Arus Kas yang menunjukkan penerimaan dan pengeluaran kas dalam aktivitas perusahaan selama periode tertentu dengan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan

28 13 pendanaan; Catatan Atas Laporan Keuangan yang memberikan penjelasan mengenai gambaran umum perusahaan, ikhtisar kebijakan akuntansi, penjelasan pos-pos laporan keuangan dan informasi penting lainnya. Laporan keuangan sebagai alat pencatatan dan alat pertanggungjawaban manajemen serta sebagai alat pengambilan keputusan memiliki konsekuensi harus dapat memberikan nilai lebih (mampu memprediksi tingkat pengembalian modal) bagi para penggunanya. Hal ini sesuai dengan tujuan laporan keuangan yang ada dalam pernyataan SFAC No. 1 sebagai berikut (FASB, 1980) : 1. First objective of financial statements is to provide information useful to investors for making rational investment, credit, and similar decisions. Informasi yang dihasilkan oleh laporan keuangan haruslah dapat dipahami oleh para pemakainya serta layak untuk menggambarkan aktivitas bisnis dan ekonomi yang terjadi serta informasi yang dihasilkan apakah sesuai sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 2. Second objective of financial statements is to provide information about amount, timing and uncertainty of prospective cash receipts. Tujuan Laporan Keuangan menurut ketetapan ini yaitu untuk menyediakan informasi yang akan digunakan investor untuk membuat keputusan investasi secara rasional dan menyediakan informasi tentang jumlah, waktu, dan ketidakpastian jumlah kas yang akan diterima. 3. Financial Reporting should provide information about the economic resources of an enterprise.

29 14 Tujuan ketiga menekankan pada kebutuhan informasi mengenai sumber daya ekonomi yang digunakan oleh perusahaan serta pengakuan terhadap kepemilikan sumber daya yang ada. Menurut PSAK No. 1 tahun 2004 tujuan laporan keuangan secara umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas peusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumberdaya-sumberdaya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, dan arus kas. Informasi tersebut beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas pada masa depan khususnya dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas. Sementara itu tujuan laporan keuangan sebagaimana tertuang dalam surat edaran ketua Bapepam Nomor : SE-02/PM/2002 Tanggal : 27 Desember 2002, adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, perubahan ekuitas dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggung jawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber dayasumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Laporan keuangan yang disusun

30 15 untuk tujuan ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna. Disamping itu menurut pernyataan CICA Handsbook Seksi 1000 dalam Agus (2009) tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut The objective of financial statements is to communicate information to investors and other users in making decisions regarding resource allocation and assessment of management stewardship. Menurut A Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT) dalam Safri (2004) tujuan dari laporan keuangan dirumuskan dalam empat tujuan antara lain : 1. Untuk membuat keputusan yang menyangkut penggunaan kekayaan yang terbatas dan untuk menetapkan tujuan perusahaan 2. Mengarahkan dan megontrol secara efektif sumber daya manusia dan faktor produksi lainnya 3. Memelihara dan melaporkan pengamanan terhadap kekayaan 4. Membantu fungsi dan pengamanan sosial. Menurut Trueblood Committee dalam Belkoui (1985) dalam Safri (2004) tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan. Komite ini beranggotakan sembilan orang yang berasal dari akademisi dan praktisi. Mereka ditugaskan untuk merumuskan tujuan laporan keuangan. Tujuan ini dijabarkan lagi dalam berbagai tujuan spesifik antara lain : 1. Pemakai Laporan Keuangan Tujuan utama bagi pemakai laporan keuangan adalah memberikan informasi sebagi dasar dalam proses pengambilan keputusan 2. Pemakai Umum

31 16 Tujuan dari laporan keuangan adalah melayani pemakai umum yang memiliki wewenang, kemampuan atau sumber kekayaan yang terbatas untuk mendapatkan informasi dan yang meyakini laporan keuangan sebagai sumber informasi utama mengenai aktivitas usahanya. 3. Pemakai Lain Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditur untuk meramalkan, membandingkan, dan menilai potensi arus kas menurut jumlah, waktu, dan dengan memperhatikan ketidakpastian lainnya 4. Tujuan Laporan Keuangan adalah memberikan informasi yang faktual dan yang dapat ditafsirkan tentang transaksi dan kejadian lainnya yang berguna untuk meramalkan, membandingkan, menilai earning power perusahaan 5. Tujuan Laporan Keuangan bagi lembaga pemerintah dan lembaga yang bukan bertujuan untuk mencari laba adalah untuk memberikan informasi yang berguna untuk menilai efektivitas dari manajemen dan sumbersumber kekayaan dalam mencapai tujuannya APB Statement No. 4 dalam Safri (2004) menggolongkan tujuan laporan keuangan sebagai berikut : 1. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari laporan keuangan adalah untuk menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar.

32 17 2. Tujuan Umum Tujuan umum dari laporan keuangan adalah a. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber-sumber ekonomi, dan kewajiban perusahaan. b. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang bersal dari kegiatan usaha dalam mencari laba artinya laporan keuangan dapat menggambarkan atau menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba dalam jangka panjang c. Menaksir informasi keuangan yang dapat digunakan untuk menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba d. Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan harta dan kewajiban e. Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para pemakai laporan. 3. Tujuan Kualitatif Tujuan kualitatif yang dirumuskan APB Statement No. 4 adalah sebagai berikut : a. Relevance artinya memilih informasi yang benar-benar dapat membantu pemakai laporan dalam proses pengambilan keputusan. b. Understandability artinya informasi yang dipilih untuk disajikan bukan saja yang penting tetapi juga harus informasi yang dimengerti para pemakainya

33 18 c. Verifiability artinya hasil akuntansi itu harus dapat diperiksa oleh pihak lain yang akan menghasilkan pendapat yang sama d. Neutrality artinya laporan akuntansi itu netral terhadap pihak-pihak yang berkepentingan e. Timeliness artinya laporan akuntansi hanya bermanfaat untuk pengambilan keputusan apabila diserahkan pada pada saat yang tepat f. Comparability artinya informasi akuntansi harus dapat saling dibandingkan, artinya akuntansi harus memiliki prinsip yang sama baik untuk suatu perusahaan maupun perusahaan lain g. Completeness artinya informasi akuntansi yang dilaporkan harus mencakup semua kebutuhan yang layak bagi semua pemakai. Tujuan utama dari laporan keuangan berdasarkan pada beberapa uraian tersebut adalah memberikan infomasi yang berguna untuk pengambilan keputusan ekonomis. Para pemakai laporan akan menggunakannya untuk meramalkan, membandingkan, dan menilai dampak keuangan yang timbul dari keputusan ekonomis yang diambilnya. Informasi mengenai dampak keuangan yang timbul tadi sangat berguna bagi pamakai untuk meramalkan, membandingkan, dan menilai arus kas. Seandainya nilai uang tidak stabil, maka hal ini harus dijelaskan dalam laporan keuangan. Laporan keuangan perusahaan juga menggambarkan tingkat prestasi perusahaan selama satu periode. Investor dan kreditur asing menggunakan informasi tentang masa lalu untuk menilai prospek perkembangan perusahaan, sehingga walaupun keputusan mengenai investasi dan kredit menggambarkan

34 19 pengharapan investor dan kreditur dimasa yang akan datang, pengharapan itu biasanya didasarkan pada informasi tentang perusahaan dimasa lalu. Fokus utama dari laporan keuangan tentang prestasi perusahaan ditunjukkan oleh data laba-rugi dan komponen-komponennya. 2.2 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Karakteristik kualitatif sebuah laporan keuangan menurut IAI dalam Standar Akuntansi Keuangan (2004) adalah ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakainya. Perkembangan dari informasi keuangan perusahaan yang akhirnya dituangkan dalam laporan keuangan dan dipublikasikan kepada masyarakat luas seringkali hanya mencakup data akuntansi tertentu saja yang secara teknis memang diperlukan dalam laporan keuangan. Standar Akuntansi Keuangan (SAK par 10) menyebutkan bahwa informasi yang disajikan di dalam laporan keuangan bersifat umum dan tidak sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan informasi setiap pemakai (Kodrat, 2006). Financial Accounting Standard Board (FASB) dalam Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 2 menyatakan bahwa kegunaan atau kemanfaatan informasi harus dievaluasi dalam hubungannya dengan maksud penyajian dan tujuan dari pelaporan keuangan difokuskan pada penggunaan informasi akuntansi dalam pengambilan keputusan (Arifin, 2003). FASB dalam Statementnya No. 2 menyatakan bahwa untuk dapat dikatakan berkualitas, laporan

35 20 keuangan harus memiliki unsur-unsur antara lain berupa kualitas primer dan kualitas sekunder. Kualitas Primer sebuah laporan keuangan terdiri dari Relevan dan Reliabel. Relevansi suatu informasi akuntansi harus dihubungkan dengan maksud penggunaannya. Relevan adalah kemampuan informasi untuk menciptakan keputusan yang berbeda dengan jalan membantu para pemakai untuk meramalkan hasil dari kejadian masa lalu, sekarang dan yang akan datang atau menegaskan atau memperbaiki perkiraan sebelumnya. Pendapat yang sama dinyatakan Kusuma (2006) informasi juga dapat dikatakan relevan bila dapat mempengaruhi keputusan dengan menguatkan atau mengubah pengharapan para pengambil keputusan. Agar informasi relevan harus mempunyai nilai prediktif, mempunyai nilai umpan balik dan disajikan tepat waktu. Relevan ini meliputi tiga aspek yaitu Feedback Value yaitu kualitas sebuah informasi yang memungkinkan pengguna untuk menegaskan dan memeriksa harapan-harapan masa lalu. Laporan dari hasil kegiatan sebuah perusahaan yang memiliki kualitas feedback value memberikan kontribusi bagi investor untuk memprediksi tren atau kecenderungan dari penerimaan dari berbagai entitas atau perusahaan. Predictive Value berguna untuk menggambarkan sebuah kondisi informasi untuk dianalisis dan digunakan untuk memprediksi laba atau posisi keuangan perusahaan dimasa yang akan datang, serta aspek Timeliness (tepat waktu). Sebuah informasi dikatakan tepat waktu apabila mempunyai informasi yang berguna untuk membuat keputusan sebelum informasi tersebut hilang serta tersedia sebelum sebuah keputusan dibuat.

36 21 Reliabel, reliabilitas suatu informasi akuntansi harus menyatakan keadaan yang sebenarnya. Suatu informasi akuntansi dikatakan reliabel atau dapat dipercaya jika kualitas informasi yang disajikan benar-benar bebas dari kesalahan dan bias pribadi maupun bawaan serta menyajikan dengan benar apa yang seharusnya disajikan sesuai dengan kondisi yang terjadi. Agar dapat dipercaya maka informasi harus dapat diuji kebenarannya (Verifiability), netral (Neutral), dan menyajikan dengan benar informasi yang ada (Representational Faithfulness). Verifiability merupakan kemampuan untuk mengukur yang diperoleh melalui persetujuan untuk menjamin bahwa informasi yang disajikan dapat menggambarkan apakah informasi tersebut telah memiliki gambaran pokok atau bahwa pemilihan metode pengukuran yang telah digunakan tanpa eror atau bias. Neutral artinya bahwa tidak adanya bias dalam pelaporan sebuah informasi. Untuk menjadi netral, sebuah informasi akuntansi harus melaporkan aktivitas ekonomi secara sepenuh mungkin, tanpa adanya pengaruh-pengaruh lain yang dapat mempengaruhi perilaku informasi yang dihasilkan. Representational faithfulness bahwa penyajian sebuah informasi mengenai fenomena tertentu sesuai dengan ukuran atau gambaran yang telah disetujui sebelumnya. Unsur kualitas laporan keuangan yang kedua berupa Kualitas Sekunder, kualitas ini terdiri dari dua unsur yaitu Comparability (mempunyai daya banding), dan Consistency (konsistensi). Komparabel, merupakan kemampuan untuk membantu pengguna laporan keuangan untuk melihat tingkat kesamaan dan perbedaan diantara peristiwa-peristiwa dan kondisi ekonomi yang terjadi. Dalam

37 22 FASB Accounting Standards Statements of Financial Accounting Concept No. 2 dinyatakan sebagai berikut : Information about an enterprise gains greatly in usefulness if it can be compared with similar information about other enterprises and with similar information about the same enterprise for some other period or some other point in time Komparabilitas memberikan gambaran kepada investor dan kreditor untuk dapat membandingkan informasi akuntansi yang diperoleh antar perusahaan untuk menjadi bahan pertimbangan bagi mereka dalam membuat keputusan untuk mengalokasikan sumberdaya yang ada. Biasanya non comparability timbul sebagai akibat faktor karena perusahaan tidak menggunakan input yang sama, tidak menerapkan prosedur yang sama, atau tidak sama dalam penggunaan sistem klasifikasi biaya dan pendapatan atau harta dan kewajiban dan ini selalu diasumsikan bahwa dengan menghilangkan faktor-faktor yang tidak konsisten seperti ini akan menghasilkan sebuah daya banding. Konsistensi, merupakan unsur yang berkaitan erat dengan tingkat daya banding. Sebuah informasi akuntansi akan memiliki tingkat kualitas yang tinggi jika pengguna dapat membandingkan kondisi perusahaan tiap periode. SFAC No.2 menyatakan Consistency is conformity from period to period with unchanging policies and procedures. Konsistensi dalam penerapan metode akuntansi lebih dari satu periode akuntansi selalu diberlakukan sebagai bagian dari kualitas informasi yang membuat angka-angka yang dihasilkan oleh informasi akuntansi menjadi lebih berguna. Menurut APB Opinion No. 20, Accounting Changes dalam FASB No. 2

38 23 dinyatakan bahwa dalam penyusunan laporan keuangan terdapat anggapan bahwa sebuah penerapan prinsip akuntansi yang diadopsi tidak boleh dirubah dari suatu periode ke periode lain. Konsisten dalam penerapan prinsip akuntansi dari satu periode keperiode meningkatkan kemampuan laporan keuangan untuk digunakan sebagai bahan analisis, sebagai perbandingan laporan keuangan antar periode, serta pemahaman dari sebuah data akuntansi. Gambar 2.1 Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi Decision Makers and Their Characteristic Benefit > Cost Understandability Decision Usefullnes Relevance Reliability Predictive Value Timeliness Representational Faithfulness Verifiability Feedback Value Neutrality Comparability Consistency Materiality Constraint Sumber : Financial Accounting Standard Board Statement No. 2 (1986)

39 24 Selanjutnya, FASB dalam statementnya dalam Arifin (2003) juga menyatakan bahwa apabila kualitas sekunder yang terdiri dari comparability dan consistency tidak terpenuhi, maka hal ini dapat mengurangi kegunaan dari informasi akuntansi. Tetapi jika kualitas primer yang terdiri dari Relevan dan Reliabel tidak terpenuhi maka informasi akuntansi tersebut akan tidak bermanfaat. Materiality atau materialitas merupakan kondisi dimana terdapat kelalaian atau pernyataan yang salah dari sebuah informasi akuntansi, artinya bahwa keputusan pengguna laporan keuangan dapat dipengaruhi secara signifikan oleh kondisi yang salah dari informasi yang disajikan. Karakteristik kualitatif memberikan satu dasar pemilihan antara berbagai alternatif pelaporan dan akuntansi, seperti alternatif metode penyusutan, alternatif metode penilaian harta, dan alternatif metode penjelasan. Karakteristik kualitatif juga membantu menjawab pertanyaan tentang karakteristik informasi akuntansi apa yang membuat informasi bermanfaat dalam pengambilan keputusan. Hampir sama dengan penjelasan yang ada didalam FASB, Bachtarudin (2003) menyebutkan karakteristik kualitatif dari sebuah informasi akuntansi terdiri dari karakteristik kualitas utama dan karakteristik kulitas kedua. Karakteristik yang pertama disebut sebagai karakteristik kualitas yang utama karena karakteristik ini yang membuat informasi akuntansi menjadi bermanfaat. Karakteristik kualitas utama (Primary Qualitative Characteristics) terdiri dari Relevan yang berarti bahwa informasi akuntansi berkemampuan untuk membuat perbedaan didalam suatu keputusan. Untuk menjadi relevan, informasi harus dapat memberi ketegasan atau memberi pengaruh perubahan atas harapan

40 25 pembuat keputusan. Jika informasi memberi ketegasan atas harapan, berarti memberikan peningkatan kemungkinan hasil yang diharapkan. Jika memberi pengaruh perubahan atas harapan, berarti memberikan perubahan pemikiran atas kemungkinan perolehan penghasilan yang sebelumnya telah diharapkan. Dengan cara demikian, informasi yang relevan memberikan suatu perbedaan bagi seorang pengambil keputusan yang tidak bersiap memperoleh informasi itu. Suatu informasi akuntansi dikatakan relevan jika terdiri dari tiga komponen, komponen yang pertama yaitu mempunyai nilai prediksi (predictive value) artinya Informasi dapat memberi pengaruh pada satu keputusan dengan menambah atau memperbaiki kemampuan pembuat keputusan untuk memprediksi. Misalnya laba per lembar saham akan membantu memprediksi bagi pemberi pinjaman. Komponen yang kedua yaitu mempunyai nilai umpan balik (feedback value) yaitu bahwa informasi akuntansi dapat mempengaruhi satu keputusan untuk tetap melakukan atau memperbaiki harapan pembuat keputusan sebelumnya. Komponen yang ketiga yaitu ketepatan waktu, informasi akuntansi diharapkan mampu mempengaruhi satu keputusan, jika informasi tersebut tersedia pada saat keputusan itu dibuat. Reliabel (reliability), berarti bahwa seorang pengguna dapat menggantungkan atau memiliki keyakinan pada informasi yang dilaporkan. Informasi akuntansi akan dapat dipercaya (reliability) jika informasi secara nyata menyatakan apa yang dimaksud, apa yang diungkapkan dan dapat diuji kebenaranya. Reliabel terdiri dari dua komponen yaitu ungkapan yang jujur (representational faithfulness) berarti bahwa terdapat kesesuaian antara satu

41 26 ukuran keuangan atau penjelasan dan fenomena aktivitas ekonomi yang diukur atau dijelaskan, dan daya uji (verifiability) meningkatkan jaminan bahwa pengukuran-pengukuran akuntansi menyatakan apa yang terukur pada saat itu. Statement of Financial Accounting Concept No. 2 menyatakan bahwa Verifiable financial accounting information provides results that would be substantially duplicated by independent measurers using the same measurement methods. Verifikasi menekankan satu konsensus diantara para akuntan dalam pengukuran kejadian kejadian ekonomi dan cara untuk melaporkannya. Karakteristik kualitas yang kedua yaitu terdiri dari netral (neutrality) dan daya banding (comparability). Netral berarti bahwa informasi akuntansi harus netral, atau tidak memihak yang memberikan dampak pada perilaku para pengguna informasi. Oleh karena informasi akuntansi memberi pengaruh terhadap lingkungannya, maka dipandang penting bahwa informasi akuntansi harus bersifat netral atau tidak bias. Daya Banding (Comparability) berarti kebergunaan informasi akuntansi dalam pengambilan keputusan akan jadi meningkat jika informasi tersebut dapat diperbandingkan dengan informasi yang sama dari entitas akuntansi yang lain atau dengan informasi yang berasal dari entitas akuntansi yang sama dalam tahun yang berbeda. Daya banding antar perusahaan (interfirm comparablity) diperoleh jika perusahaan menggunakan prosedur akuntansi yang sama pada saat perusahaan dihadapi dengan kejadian ekonomi yang sama. Hal ini merupakan alasan pemeriksaan daftar keuangan harus disajikan sesuai dengan GAAP. Perlakuan sama tidak berarti bahwa suatu entitas tidak boleh melakukan suatu perubahan

42 27 didalam praktek akuntansi, seperti suatu perubahan dari akuntansi persediaan LIFO menjadi FIFO. Jika suatu perubahan terjadi, tentunya merupakan akibat dari suatu perubahan keadaan ekonomi. Sifat dari perubahan itu dan pengaruhnya pada daftar keuangan harus dijelaskan. Dalam prakteknya, entitas harus juga dapat menunjukkan bahwa praktek akuntansi yang baru lebih memberi keuntungan dari pada praktek akuntansi yang lama dikarenakan perubahan keadaan ekonomi yang berjalan. Belkoui dan Sofyan Safri (2004) dalam bukunya juga menyebutkan karakteristik kualitatif yang sama dengan pendapat lainnya antara lain relevansi (relevance) didefinisikan menurut A Statement of Basic Accounting Theory dalam Belkoui (2004) bahwa agar informasi dapat memenuhi standar relevansi, informasi harus ditujukan atau diasosiasikan secara bermanfaat atau dengan tindakan yang telah dirancang untuk memfasilitasinya atau hasil yang ingin diperolehnya. Hal ini mengharuskan agar informasi atau cara mengkomunikasikannya memberikan tekanan..untuk mendapatkan tindakan yang diinginkan. Oleh karenanya relevansi mengacu pada kemampuan informasi untuk mempengaruhi keputusan manajemen dengan mengubah atau menginformasikan ekspektasi mereka atas hasil atau konsekuensi dari tindakan atau peristiwa. (2004) sebagai Keandalan (reliability) diartikan menurut Sarasota (1977) dalam Belkoui..kualitas yang memungkinkan pengguna data agar dengan yakin mengandalkannya sebagai pencerminan dari apa yang dimaksud untuk disajikan.

TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

TUJUAN LAPORAN KEUANGAN TUJUAN LAPORAN KEUANGAN A. Perumusan Tujuan Akuntansi lahir dengan maksud tertentu, yaitu untuk memberikan jasa kepada penggunanya berupa informasi keuangan yang dibutuhkan untuk proses pengambilan keputusan.

Lebih terperinci

KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI. Akuntansi Keuangan 1

KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI. Akuntansi Keuangan 1 KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI Akuntansi Keuangan 1 AGENDA HARI INI! 1. Tujuan Pelaporan Keuangan 2. Laporan Keuangan vs Pelaporan Keuangan 3. Standar Akuntansi Keuangan 4. Kerangka Konseptual 5. Karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keputusan ekonomi (PSAK, 2012). Informasi dalam laporan keuangan harus disajikan secara

BAB I PENDAHULUAN. keputusan ekonomi (PSAK, 2012). Informasi dalam laporan keuangan harus disajikan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan gambaran keuangan dari sebuah perusahaan, oleh karena itu dalam proses pembuatan laporan keuangan harus dibuat dengan benar dan disajikan

Lebih terperinci

SFAC No. 2 Qualitative Characteristics of Accounting Information (1980)

SFAC No. 2 Qualitative Characteristics of Accounting Information (1980) SFAC No. 1 Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises (1978) Menekankan pada tujuan pelaporan keuangan perusahaan yaitu untuk menyediakan informasi yang berguna dalam proses pengambilan

Lebih terperinci

RINGKASAN BAB VII KERANGKA KONSEPTUAL FASB

RINGKASAN BAB VII KERANGKA KONSEPTUAL FASB RINGKASAN BAB VII KERANGKA KONSEPTUAL FASB Setelah mengetahui anggota dari panitia pembuat dokumen (FASB) dan berasal dari AICPA, APB dan AAA. Rangkaian dari dokumen sangatlah penting, dimana dua hal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi akuntansi harus disajikan dengan kualitas yang baik. Informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Informasi akuntansi harus disajikan dengan kualitas yang baik. Informasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Informasi akuntansi harus disajikan dengan kualitas yang baik. Informasi yang memiliki kualitas yang baik adalah informasi yang bermanfaat bagi pemakainya.

Lebih terperinci

OLEH SUNARYO, SE. BLOG S : baduttumin.wordpress.com HP :

OLEH SUNARYO, SE. BLOG S : baduttumin.wordpress.com   HP : OLEH SUNARYO, SE BLOG S : baduttumin.wordpress.com EMAIL : baduttumin@gmail.com HP : 08126415057 MENURUT PENDAPAT SAK MENYEDIAKAN INFORMASI YANG MENYANGKUT POSISI KEUANGAN, KINERJA SERTA PERUBAHAN POSISI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada setiap perusahaan, laporan keuangan adalah suatu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada setiap perusahaan, laporan keuangan adalah suatu bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada setiap perusahaan, laporan keuangan adalah suatu bentuk pertanggungjawaban kepada pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan adalah gambaran keuangan dari sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban kepada para pihak yang berkepentingan, laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban kepada para pihak yang berkepentingan, laporan keuangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan menyajikan secara terstruktur posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas atau perusahaan. Sebagai sebuah bentuk pertanggungjawaban

Lebih terperinci

IFRS - Kerangka konseptual dibagi menjadi 3 level First Level Second Level 1. Karakteristik kualitatif 2. Unsur-unsur laporan keuangan

IFRS - Kerangka konseptual dibagi menjadi 3 level First Level Second Level 1. Karakteristik kualitatif 2. Unsur-unsur laporan keuangan Kebutuhan menjadi acuan pembuatan standar akuntansi keuangan agar standar tersebut dapat lebih berguna, koheren dan konsisten sepanjang waktu Membantu akuntan untuk dengan cepat mengatasi masalah dengan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN ARUS KAS DAN LABA DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS PERUSAHAAN

KEMAMPUAN ARUS KAS DAN LABA DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS PERUSAHAAN KEMAMPUAN ARUS KAS DAN LABA DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS PERUSAHAAN (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Go Publik di Bursa Efek Jakarta Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna

Lebih terperinci

CONCEPTUAL FRAMEWORK (ACCOUNTING THEORY)

CONCEPTUAL FRAMEWORK (ACCOUNTING THEORY) CONCEPTUAL FRAMEWORK (ACCOUNTING THEORY) PENGERTIAN (1) Menurut FASB: a coherent system of interrelated objectives and fundamentals that is expected to lead to consistent standards and that prescribes

Lebih terperinci

BAB I AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

BAB I AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BAB I AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN A. PENGERTIAN AKUNTANSI Menurut Horngern (2000), akuntansi didefinisikan sebagai proses pencatatan, pengukuran dan penyampaian-penyampaian informasi

Lebih terperinci

FASB menerbitkan tujuh Statements of Financial Accounting Concepts (SFAC) yang berhubungan dengan pelaporan keuangan.

FASB menerbitkan tujuh Statements of Financial Accounting Concepts (SFAC) yang berhubungan dengan pelaporan keuangan. FASB menerbitkan tujuh Statements of Financial Accounting Concepts (SFAC) yang berhubungan dengan pelaporan keuangan. 1. Sebutkan ketujuh SFAC tersebut? SFAC No. 1 Objective of Financial Reporting by Bussiness

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan keuangan adalah laporan yang berisikan informasi yang berguna bagi pihak internal dan eksternal perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

2. TELAAH TEORITIS 2.1 Laporan Keuangan Pemerintah Laporan keuangan pemerintah disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi

2. TELAAH TEORITIS 2.1 Laporan Keuangan Pemerintah Laporan keuangan pemerintah disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi 2. TELAAH TEORITIS 2.1 Laporan Keuangan Pemerintah Laporan keuangan pemerintah disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. likuid dan efisien. Pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan

BAB I PENDAHULUAN. likuid dan efisien. Pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya, pasar modal merupakan tempat bertemu antara pembeli dan penjual dengan risiko untung dan rugi. Selain itu, pasar modal juga merupakan suatu usaha

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Keuangan 2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesi (IAI) dalam PSAK no. 1 (2004:7) adalah tentang kerangka dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan tidak dapat dipisahkan dari pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan tidak dapat dipisahkan dari pihak-pihak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan tidak dapat dipisahkan dari pihak-pihak yang berkepentingan di dalamnya. Pihak-pihak yang berkepentingan itu meliputi manajemen perusahaan, investor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak-pihak yang berkepentingan yaitu kepada para stakeholder, laporan

BAB I PENDAHULUAN. pihak-pihak yang berkepentingan yaitu kepada para stakeholder, laporan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban kepada pihak-pihak yang berkepentingan yaitu kepada para stakeholder, laporan keuangan yang baik adalah

Lebih terperinci

Tiga karakteristik identifikasi, pengukuran dan komunikasi informasi keuangan mengenai kesatuan ekonomi kepada pihak yang berkepentingan

Tiga karakteristik identifikasi, pengukuran dan komunikasi informasi keuangan mengenai kesatuan ekonomi kepada pihak yang berkepentingan BAB 1 Apa itu AKUNTANSI? Akuntansi adalah seni yg menurut kepercayaan luas pertama kali ditemukan oleh Fra Luca Bartolomeo de Pacioli, seorang ahli matematika Italia dan friar Franciscan di abad ke 16

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan cara yang digunakan oleh suatu entitas untuk menggambarkan bagaimana kondisi entitas tersebut terutama mengenai posisi keuangannya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan bahasa universal untuk bisnis karena akuntansi digunakan hampir di seluruh kegiatan bisnis di seluruh dunia sehingga akuntansi menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan selama satu periode akuntansi (Kasmir, 2011). Adanya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan selama satu periode akuntansi (Kasmir, 2011). Adanya BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang memberikan gambaran tentang keadaan posisi keuangan, hasil usaha, serta perubahan dalam posisi keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Baridwan dalam As ad (2010:26) merupakan ringkasan dari suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Baridwan dalam As ad (2010:26) merupakan ringkasan dari suatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 2.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan memegang peranan penting yang memberikan berbagai informasi tentang kegiatan operasional perusahaan bagi bermacam-macam

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN

ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Definisi Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan cara utama dengan format format standar untuk mengomunikasikan informasi keuangan kepada pihak luar

Lebih terperinci

KERANGKA KONSEPTUAL. Dr. Istianingsih

KERANGKA KONSEPTUAL. Dr. Istianingsih Modul ke: 02 Fakultas PASCA SARJANA KERANGKA KONSEPTUAL Dr. Istianingsih Program Studi Magister Akuntansi www.mercubuana.ac.id The Decision Usefulness Approach Dalam membahas pendekatan ini, setidaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang sehat adalah perusahaan yang dapat bertahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang sehat adalah perusahaan yang dapat bertahan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan yang sehat adalah perusahaan yang dapat bertahan dalam kondisi ekonomi apapun, yang terlihat dari kemampuannya dalam nemenuhi kewajiban- kewajiban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berintegritas. Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 2,

BAB I PENDAHULUAN. berintegritas. Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 2, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan informasi keuangan yang menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu (Kasmir, 2011). Salah

Lebih terperinci

Faktor faktor yang mempengaruhi penyelesaian penyajian laporan keuangan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Faktor faktor yang mempengaruhi penyelesaian penyajian laporan keuangan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Faktor faktor yang mempengaruhi penyelesaian penyajian laporan keuangan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia oleh : Purnomosidi F. 1306597 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. keuangan dari beberapa ahli, antara lain sebagaiberikut:

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. keuangan dari beberapa ahli, antara lain sebagaiberikut: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Pengertian Laporan Keuangan Dalam upaya untuk membuat keputusan yang rasional, pihak eksternal perusahaan maupun pihak internal perusahaan seharusnya menggunakan

Lebih terperinci

TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

TUJUAN LAPORAN KEUANGAN TUJUAN LAPORAN KEUANGAN MATERI Perumusan Tujuan Akuntansi Tujuan Akuntansi atau Laporan Keuangan Kerangka Konseptual untuk Akuntansi Keuangan Konsep Dasar Laporan Keuangan Perbedaan Pelaporan dan Laporan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian laporan keuangan Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (2004:2) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terpenting dalam penyajian suatu informasi yang relevan. Informasi

BAB I PENDAHULUAN. terpenting dalam penyajian suatu informasi yang relevan. Informasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketepatan waktu (timeliness) merupakan salah satu faktor terpenting dalam penyajian suatu informasi yang relevan. Informasi tersebut akan bermanfaat jika di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setelah adanya deregulasi dalam pasar modal dan situasi kebijakan uang ketat yang mulai berlaku pada tahun 1991, banyak perusahaan melakukan go public

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. eksternal, yang berisi seluruh kegiatan bisnis dari satu kesatuan usaha sebagai

BAB I PENDAHULUAN. eksternal, yang berisi seluruh kegiatan bisnis dari satu kesatuan usaha sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan adalah informasi keuangan yang disajikan dan disiapkan oleh manajemen dari suatu perusahaan kepada pihak internal dan eksternal, yang berisi seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentunya terlibat dalam kasus hukum, pada kenyataannya banyak. perusahaan yang membuat laporan keuangan tanpa menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. tentunya terlibat dalam kasus hukum, pada kenyataannya banyak. perusahaan yang membuat laporan keuangan tanpa menggunakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini banyak sekali terjadi kasus manipulasi akuntansi yang tentunya terlibat dalam kasus hukum, pada kenyataannya banyak perusahaan yang membuat laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas yang dilakukan oleh perekonomian nasional dan internasional sehingga

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas yang dilakukan oleh perekonomian nasional dan internasional sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi yang kiat membuat perekonomian di Indonesia semakin signifikan mengalami perkembangan ini, mendorong semakin berkembangnya pula perdagangan bebas

Lebih terperinci

Standar yang digunakan untuk mengevaluasi informasi akuntansi antara lain : 1. Relevance 2. Verifiability 3. Freedom from bias 4.

Standar yang digunakan untuk mengevaluasi informasi akuntansi antara lain : 1. Relevance 2. Verifiability 3. Freedom from bias 4. Ringkasan Materi CHAPTER 6 The Search for Objectives Pada bab ini akan dibahas secara kronologis mengenai perkembangan tujuan (objectives) dan standar yang didasarkan pada beberapa hal. Tittle Published

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam masyarakat bisnis, akuntansi dikenal sebagai bahasa. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam masyarakat bisnis, akuntansi dikenal sebagai bahasa. Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam masyarakat bisnis, akuntansi dikenal sebagai bahasa. Hal ini dikarenakan fungsi akuntansi yang merupakan media komunikasi diantara para pelaku bisnis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan untuk mengambil suatu keputusan. Oleh karena itu, laporan. Pengertian laporan keuangan ada berbagai macam, yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan untuk mengambil suatu keputusan. Oleh karena itu, laporan. Pengertian laporan keuangan ada berbagai macam, yaitu: 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan cara yang digunakan oleh suatu entitas untuk menggambarkan bagaimana kondisi entitas tersebut terutama mengenai posisi keuangannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang aktivitas perusahaan selama periode waktu tertentu. Pemakai internal

BAB I PENDAHULUAN. tentang aktivitas perusahaan selama periode waktu tertentu. Pemakai internal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan sarana yang disediakan oleh perusahaan kepada para pemakai baik internal maupun eksternal untuk memperoleh informasi tentang aktivitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan yang bertujuan untuk menyediakan informasi

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN TINGKAT KESEHATAN PERUSAHAAN DENGAN RASIO KEUANGAN PADA INDUSTRI CEMENT YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PERKEMBANGAN TINGKAT KESEHATAN PERUSAHAAN DENGAN RASIO KEUANGAN PADA INDUSTRI CEMENT YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS PERKEMBANGAN TINGKAT KESEHATAN PERUSAHAAN DENGAN RASIO KEUANGAN PADA INDUSTRI CEMENT YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan (financial statement) merupakan sumber informasi

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan (financial statement) merupakan sumber informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan (financial statement) merupakan sumber informasi keuangan yang mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan pelaporan adalah menyediakan informasi melalui media laporan keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pasar modal yang diperkuat dengan sistem otomatisasi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pasar modal yang diperkuat dengan sistem otomatisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia telah mengalami peningkatan yang sangat pesat dalam perkembangan pasar modal yang diperkuat dengan sistem otomatisasi perdagangan di BEI pada tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, terutama yang bersifat keuangan dan dimaksudkan untuk bermanfaat dalam

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, terutama yang bersifat keuangan dan dimaksudkan untuk bermanfaat dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi akuntansi didefinisikan sebagai informasi kuantitatif tentang entitas ekonomi, terutama yang bersifat keuangan dan dimaksudkan untuk bermanfaat dalam pengambilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan laporan keuangan merupakan bentuk pertanggung jawaban

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan laporan keuangan merupakan bentuk pertanggung jawaban 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyusunan laporan keuangan merupakan bentuk pertanggung jawaban yang dilakukan oleh manajemen perusahaan kepada para stakeholder. Laporan keuangan pada dasarnya menyajikan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN INFORMASI LABA DAN ARUS KAS OPERASI DALAM MEMPREDIKSI LABA MASA DEPAN

PENGGUNAAN INFORMASI LABA DAN ARUS KAS OPERASI DALAM MEMPREDIKSI LABA MASA DEPAN PENGGUNAAN INFORMASI LABA DAN ARUS KAS OPERASI DALAM MEMPREDIKSI LABA MASA DEPAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian dari pelaporan keuangan. Pernyataan Standar Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian dari pelaporan keuangan. Pernyataan Standar Akuntansi BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Pelaporan keuangan adalah semua cara yang digunakan oleh perusahaan untuk menyampaikan informasi keuangan perusahaan tersebut. Laporan keuangan merupakan bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari waktu- kewaktu supaya diketahui kemajuan atau kemundurannya serta perlu

BAB I PENDAHULUAN. dari waktu- kewaktu supaya diketahui kemajuan atau kemundurannya serta perlu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan perlu mengetahui perkembangan kegiatan usahanya dari waktu- kewaktu supaya diketahui kemajuan atau kemundurannya serta perlu mengetahui

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan dalam laporan keuangan terutama disediakan dalam neraca. Posisi keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan akhir dari proses akuntansi yang dirancang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan akhir dari proses akuntansi yang dirancang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan akhir dari proses akuntansi yang dirancang untuk memberikan informasi kepada calon investor, calon kreditor, pengguna laporan keuangan

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN Dari segi fungsinya akuntansi merupakan: Suatu aktivitas penyediaan jasa Akuntansi memberikan informasi keuangan kepada pihak yang berkepentingan (Stakeholders),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan pelaporan adalah menyediakan informasi melalui media laporan keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Informasi akuntansi merupakan informasi kuantitatif dalam bentuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Informasi akuntansi merupakan informasi kuantitatif dalam bentuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Informasi Akuntansi Informasi akuntansi merupakan informasi kuantitatif dalam bentuk moneter yang menjelaskan kondisi keuangan suatu entitas yang ingin

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Pos Indonesia (Persero)

Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Pos Indonesia (Persero) Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-08 Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Pos Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruk, Variabel Penelitian 2.1.1 Landasan Teori Bagian ini akan membahas lebih mendalam mengenai teori-teori dan pendekatan-pendekatan yang menjelaskan pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Tujuan laporan

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Tujuan laporan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan menyajikan laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dilaksanakan oleh seorang auditor yang sifatnya sebagai jasa pelayanan.

BAB I PENDAHULUAN. dan dilaksanakan oleh seorang auditor yang sifatnya sebagai jasa pelayanan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Audit adalah jasa profesi yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik dan dilaksanakan oleh seorang auditor yang sifatnya sebagai jasa pelayanan. Standar Profesi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal indonesia telah menjadi fenomena tersendiri, dan menjadi catatan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal indonesia telah menjadi fenomena tersendiri, dan menjadi catatan sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal indonesia telah menjadi fenomena tersendiri, dan menjadi catatan sebuah sejarah. Persepsi tersebut tergantung dan masing-masing pihak yang berkepentingan.

Lebih terperinci

KEMAMPUAN INFORMASI ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN. (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur. Go Publik di Bursa Efek Indonesia)

KEMAMPUAN INFORMASI ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN. (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur. Go Publik di Bursa Efek Indonesia) KEMAMPUAN INFORMASI ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Go Publik di Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan didirikan tentunya dengan suatu tujuan tertentu. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan didirikan tentunya dengan suatu tujuan tertentu. Tujuan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan didirikan tentunya dengan suatu tujuan tertentu. Tujuan dari kebanyakan perusahaan adalah memaksimalkan keuntungan, walaupun ada pula perusahaan

Lebih terperinci

MANFAAT INFORMASI LABA DAN ARUS KAS OPERASI DALAM MEMPREDIKSI LABA MASA YANG AKAN DATANG

MANFAAT INFORMASI LABA DAN ARUS KAS OPERASI DALAM MEMPREDIKSI LABA MASA YANG AKAN DATANG MANFAAT INFORMASI LABA DAN ARUS KAS OPERASI DALAM MEMPREDIKSI LABA MASA YANG AKAN DATANG (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadi perhatian banyak pihak khususnya masyarakat bisnis. Hal ini terutama

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadi perhatian banyak pihak khususnya masyarakat bisnis. Hal ini terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal merupakan media yang sangat efektif untuk dapat menyalurkan dan menginvestasikan dana yang berdampak produktif dan menguntungkan bagi investor.

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan LAPORAN KEUANGAN. Bentuk Bentuk Laporan Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS

Manajemen Keuangan LAPORAN KEUANGAN. Bentuk Bentuk Laporan Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Modul ke: 02 Manajemen Keuangan LAPORAN KEUANGAN Bentuk Bentuk Laporan Keuangan Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi Idik Sodikin,SE,MBA,MM Pendahuluan Apa yang yang dimaksud Laporan Keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. eksternal seperti : investor, kreditor, pelanggan, karyawan, dan. laporan keuangan merupakan catatan ringkas yang berisi informasi

BAB I PENDAHULUAN. eksternal seperti : investor, kreditor, pelanggan, karyawan, dan. laporan keuangan merupakan catatan ringkas yang berisi informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Setiap tahun perusahaan menerbitkan laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap pihakpihak eksternal seperti : investor,

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Melihat situasi politik ekonomi yang terjadi saat ini, perkembangan perusahaan banyak mengalami hambatan. Keadaan ini mengharuskan pimpinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuannya, perusahaan selalu berusaha memaksimalkan laba.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuannya, perusahaan selalu berusaha memaksimalkan laba. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Dimana tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelaporan keuangan merupakan potret sebuah pertanggungjawaban manajemen dalam pelaporan sumber daya perusahaan terhadap berbagai pihak yang terkait yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Para pelaku pasar modal memerlukan informasi untuk membuat keputusan

BAB I PENDAHULUAN. Para pelaku pasar modal memerlukan informasi untuk membuat keputusan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Para pelaku pasar modal memerlukan informasi untuk membuat keputusan investasi. Informasi yang diperlukan tersebut diantaranya disajikan dalam laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai sumber penyalahgunaan informasi yang merugikan pihak-pihak yang berkepentingan. Fenomena

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Informasi Akuntansi Informasi akuntansi adalah informasi yang dihasilkan oleh akuntansi. Akuntansi adalah sebuah sistem yang mengukur aktifitas perusahaan, memproses informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk bersedia menyalurkan dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman

BAB I PENDAHULUAN. untuk bersedia menyalurkan dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi pasar modal adalah sebagai sarana untuk memobilisasi dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal merupakan pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu pencerminan dari suatu kondisi perusahaan, karena di dalam laporan

BAB I PENDAHULUAN. suatu pencerminan dari suatu kondisi perusahaan, karena di dalam laporan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan pada suatu periode akan melaporkan semua kegiatan keuangannya dalam bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan suatu pencerminan dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Munawir (2010:2) mengungkapkan bahwa: Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digariskan, maka dapat disimpulkan bahwa audit merupakan suatu proses. membandingkan antara kenyataan dengan seharusnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digariskan, maka dapat disimpulkan bahwa audit merupakan suatu proses. membandingkan antara kenyataan dengan seharusnya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit 2.1.1 Pengertian Audit Pada dasarnya pemeriksaan atau yang lebih dikenal dengan istilah audit bertujuan untuk menilai apakah pelaksanaan sudah selaras dengan apa yang

Lebih terperinci

2. Kerangka Teoritis 2.1. Laporan Keuangan Pemerintah Peranan dan Tujuan Pelaporan Keuangan

2. Kerangka Teoritis 2.1. Laporan Keuangan Pemerintah Peranan dan Tujuan Pelaporan Keuangan 2. Kerangka Teoritis 2.1. Laporan Keuangan Pemerintah 2.1.1. Peranan dan Tujuan Pelaporan Keuangan Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Eropa, harus segera direspons pemerintah. Penurunan nilai tukar rupiah terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Eropa, harus segera direspons pemerintah. Penurunan nilai tukar rupiah terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penurunan nilai tukar rupiah yang cukup signifikan serta ancaman ketidakpastian terkait memburuknya perekonomian global akibat krisis utang AS dan Eropa, harus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Tinjauan Pustaka. mengkomunikasikan informasi keuangan perusahaan terhadap pihak-pihak

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Tinjauan Pustaka. mengkomunikasikan informasi keuangan perusahaan terhadap pihak-pihak BAB II LANDASAN TEORITIS A. Tinjauan Pustaka 1. Laporan Keuangan 1.1 Definisi Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan berisi informasi keuangan perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1. KONSEP DASAR. Asumsi dan Konsep dasar. Standar Akuntansi. Metode dan Prosedur. Laporan Keuangan. Laporan Laba Tidak Dibagi

BAB 1. KONSEP DASAR. Asumsi dan Konsep dasar. Standar Akuntansi. Metode dan Prosedur. Laporan Keuangan. Laporan Laba Tidak Dibagi BAB 1. KONSEP DASAR Hubungan antara Tujuan Laporan Keuangan, Asumsi dan Konsep Dasar, Standar Akuntansi, Metode dan Prosedur dan Laporan Keuangan Tujuan Laporan Keuangan Asumsi dan Konsep dasar Standar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan menjadi sarana manajemen untuk mengkomunikasikan pertanggungjawaban kinerja mereka kepada pihak-pihak berkepentingan. Laporan keuangan disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 1,

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 1, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 1, dikatakan bahwa laporan keuangan harus menyajikan informasi yang berguna untuk investor dan calon investor,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegagalan dan keberhasilan usaha tidak selalu disebabkan oleh kurangnya

BAB I PENDAHULUAN. Kegagalan dan keberhasilan usaha tidak selalu disebabkan oleh kurangnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kegagalan dan keberhasilan usaha tidak selalu disebabkan oleh kurangnya pengetahuan produk atau gagal mengamati pasar dalam jangka panjang, melainkan karena

Lebih terperinci

TEORI AKUNTANSI SFAC 6 & SFAC 5. Oleh Kelompok 6: YULI PITALOKA ( ) BAIQ DEWI NOVA WIRA ASTUTI ( )

TEORI AKUNTANSI SFAC 6 & SFAC 5. Oleh Kelompok 6: YULI PITALOKA ( ) BAIQ DEWI NOVA WIRA ASTUTI ( ) TEORI AKUNTANSI SFAC 6 & SFAC 5 Oleh Kelompok 6: YULI PITALOKA (1206305011) BAIQ DEWI NOVA WIRA ASTUTI (1206305151) YULIANA GRECE SETIAWAN (1206305161) METTA YUSTIA WIGUNA (1206305180) FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkepentingan (Margaretta dan Soeprianto 2012). Keberhasilan. tingkat kepercayaan investor dalam berinvestasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. berkepentingan (Margaretta dan Soeprianto 2012). Keberhasilan. tingkat kepercayaan investor dalam berinvestasi. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sebuah media yang dijadikan sebagai alat untuk berkomunikasi antara pihak manajemen dengan para pihak berkepentingan (Margaretta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi perkembangan dunia usaha yang semakin berkembang pesat hal ini menyebabkan persaingan bisnis antar satu perusahaan dengan yang lainnya semakin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan pada dasarnya diharuskan untuk membuat laporan keuangan yang nantinya akan digunakan oleh pihak internal dan eksternal perusahaan sebagai

Lebih terperinci

2.1.2 Pengertian Laporan Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2) Standar Akuntansi Keuangan

2.1.2 Pengertian Laporan Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2) Standar Akuntansi Keuangan BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Akuntansi Akuntansi menurut Weigandt, Kimmel dan Kieso (2011): Akuntansi adalah sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat dan mengkomunikasikan peristiwa ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Selama bulan Mei ini terjadi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan yang cukup menarik, sampai berbagai pihak merasa bingung. Bahkan, petinggi pasar pun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan media informasi yang merangkum semua

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan media informasi yang merangkum semua BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan media informasi yang merangkum semua aktivitas perusahaan serta merupakan gambaran bentuk kinerja manajemen dalam mengelola sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Analisa Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Analisa Laporan Keuangan Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai alat penguji

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian, Tujuan dan Karakteristik Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan unsur yang sangat penting dalam menilai kinerja keuangan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan kinerja perusahaan. Laporan keuangan yang disusun berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan kinerja perusahaan. Laporan keuangan yang disusun berdasarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi dalam laporan keuangan menjadi salah satu informasi yang digunakan oleh stakeholder untuk pengambilan keputusan. Hery (2008) menyatakan laporan keuangan

Lebih terperinci

01FEB AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I. STANDAR AKUNTANSI DAN AKUNTANSI KEUANGAN Sumber : Kieso, Weygandt, & Warfield Dwi Martani

01FEB AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I. STANDAR AKUNTANSI DAN AKUNTANSI KEUANGAN Sumber : Kieso, Weygandt, & Warfield Dwi Martani Modul ke: AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I Fakultas 01FEB STANDAR AKUNTANSI DAN AKUNTANSI KEUANGAN Sumber : Kieso, Weygandt, & Warfield Dwi Martani Program Studi S1 Akuntansi Fitri Indriawati, SE., M.Si Apa

Lebih terperinci