BAB V PENUTUP. kekerasan dalam rumah tangga dilakukan secara preventif dan represif. huruf a UU PKDRT yaitu pemerintah menyelenggarakan komunikasi,
|
|
- Verawati Salim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai perlindungan perempuan korban KDRT di Unit PPA Polresta Yogyakarta dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Peranan Unit PPA Polresta Yogyakarta dalam perlindungan perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga dilakukan secara preventif dan represif. a. Perlindungan secara preventif dilakukan melalui kegiatan penyuluhan dan sosialisasi perlindungan perempuan dan anak Unit PPA bekerjasama dengan FPK2PA DIY. Kegiatan tersebut sesuai dengan ketentuan Pasal 12 ayat (1) huruf a UU PKDRT yaitu pemerintah menyelenggarakan komunikasi, informasi, dan edukasi tentang kekerasan dalam rumah tangga. b. Perlindungan secara represif dilaksanakan Unit PPA Polresta Yogyakarta yang bekerjasama dengan Forum Penanganan Korban Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (FPK2PA) DIY seperti Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak (P2TPA) Rekso Dyah Utami, Rifka Annisa Women s Crisis Center (WCC), Dinas Sosial, dan Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan (KPMP) Kota Yogyakarta. Bentuk perlindungan Unit PPA Polresta Yogyakarta meliputi memantau kondisi kesehatan korban dan meminta visum et repertum, memberikan konseling, menempatkan korban di rumah aman (shelter), memberitahukan perkembangan penanganan kasus, 112
2 serta menjamin keselamatan korban yang mencabut aduannya. Perlindungan tersebut sesuai dengan ketentuan Pasal 17 UU Penghapusan KDRT dan Pasal 10 Perkapolri Nomor 3 Tahun Namun ada hak yang tidak diperoleh korban yaitu mendapatkan surat perintah perlindungan dari pengadilan sebagaimana diatur dalam Pasal 16 ayat (3) UU Penghapusan KDRT. 2. Kendala yang dihadapi Unit PPA Polresta Yogyakarta dalam perlindungan perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga diantaranya adalah pertama, tidak adanya peraturan pelaksana terkait perintah perlindungan. Kedua, tidak adanya anggaran untuk meminta visum et repertum dan keluarnya hasil visum et repertum membutuhkan waktu yang lama. Ketiga, keterbatasan sumber daya manusia seperti tidak adanya tenaga psikolog, kurang maksimalnya pelayanan konseling untuk korban, dan kurangnya pemahaman polisi terhadap pentingnya perintah perlindungan bagi korban. Keempat, keterbatasan sarana prasarana dan terdapat korban yang enggan ditempatkan di rumah aman. 3. Upaya yang dilakukan Unit PPA Polresta Yogyakarta untuk mengatasi kendala perlindungan perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga antara lain pertama, melaksanakan perlindungan sesuai Pasal 17 UU PKDRT dan Pasal 10 Perkapolri Nomor 3 Tahun Kedua, menggunakan uang pribadi polisi untuk membayar biaya visum et repertum serta melakukan komunikasi dan koordinasi dengan pihak rumah sakit. Ketiga, bekerja sama dengan beberapa lembaga FPK2PA DIY yang menyediakan tenaga psikolog dan mengikuti pendidikan 113
3 pengembangan spesialis Polwan PPA. Keempat, bekerja sama dengan beberapa lembaga FPK2PA DIY yang menyediakan shelter dan memberikan pengertian kepada korban mengenai hak-haknya. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian perlindungan perempuan korban KDRT di Unit PPA Polresta Yogyakarta dapat diajukan beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai saran, antara lain: 1. Bagi pihak Unit PPA Polresta Yogyakarta agar lebih berupaya meningkatkan perlindungan terhadap korban KDRT dengan mengajukan permintaan perintah perlindungan kepada pengadilan untuk korban sebab meskipun Unit PPA telah mengupayakan beberapa cara untuk memberikan perlindungan kepada korban, tetapi kenyataannya masih terdapat korban yang mengalami kekerasan secara berulang. Kedua, supaya polisi lebih sigap, responsif dan ramah dalam menangani kasus perempuan dan anak maka perlu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk menangani kasus perempuan dan anak melalui pendidikan dan pelatihan. Ketiga, dalam menghadapi keterbatasan sumber daya manusia maupun sarana prasarana kepolisian agar lebih meningkatkan dan memperluas jaringan kerja sama dengan lembaga berjejaring yang menangani korban kekerasan. 2. Bagi masyarakat agar ikut berpartisipasi dalam mencegah terjadinya KDRT misalnya sebagai tetangga jika mengetahui pertengkaran/kekerasan antara suami istri atau orang lain dalam rumah tangga agar berupaya mencegah pertengkaran 114
4 tersebut, atau melaporkan kepada pihak yang berwajib jika mengetahui adanya tindakan KDRT. Bagi perempuan korban KDRT agar segera melaporkan kekerasan yang dialaminya supaya polisi Unit PPA dapat menegakkan hukum terhadap pelaku sekaligus segera memberikan perlindungan kepada korban. 115
5 DAFTAR PUSTAKA A. Buku Adami Chazawi. (2011). Pelajaran Hukum Pidana 2. Jakarta: RajaGrafindo Persada, cet ke 5. Aroma Elmina Martha.(2003). Perempuan, Kekerasan dan Hukum. Yogyakarta: UII Press.. (2012). Perempuan dan Kekerasan Dalam Rumah Tangga di Indonesia dan Malaysia. Yogyakarta: FH UII Press. Bambang Waluyo. (2011). Viktimologi: Perlindungan Korban dan Saksi. Jakarta: Sinar Grafika. BPPM DIY. (2009). Statistik dan Analisis: Gender, Anak, dan Perempuan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Yogyakarta: Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat. Burhan Bungin. (2003). Analisis Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif: Aktualisasi Metodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, cet ke 9. CST Kansil. (1989). Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Depdiknas.(2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat. Jakarta: PT Gramedia. Erma Yulihastin. (2008). Bekerja Sebagai Polisi. Jakarta: Erlangga. Farha Ciciek. (1999). Ikhtiar Mengatasi Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Jakarta: Lembaga Kajian Agama dan Gender. Frans Maramis. (2013). Hukum Pidana Umum dan Tertulis di Indonesia. Jakarta: RajaGrafindo Persada, cet ke 2. Lexy J Moleong.(2013). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, cet ke
6 Mansour Fakih. (2008). Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, cet ke 12. Marsana Windhu, dkk. (2000). Melawan Kekerasan Tanpa Kekerasan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Moerti Hadiati Soeroso. (2011). Kekerasan Dalam Rumah Tangga: Dalam Perspektif Yuridis-Viktimologis. Jakarta: Sinar Grafika, cet ke 2. Muladi & Barda Nawawi Arief. (2007). Bunga Rampai Hukum Pidana. Bandung: Alumni. Rena Yulia. (2013). Viktimologi: Perlindungan Hukum terhadap Korban Kejahatan. Yogyakarta: Graha Ilmu, cet ke 2. Salim & Erlies Septiana Nurbani. (2013). Penerapan Teori Hukum pada Penelitian Tesis dan Disertasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Soerjono Soekanto. (2003). Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, cet ke 43. Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, cet ke 19. Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Zaenal Arifin. (2011). Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Zainal Abidin Farid. (2007). Hukum Pidana 1. Jakarta: Sinar Grafika, cet ke 2. B. Jurnal, Skripsi dan Internet Ardian. (2013). Peran Polda Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Penegakan Hukum Tindak Pidana Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Islam Sunan Kalijaga. Bhima Bharata. (2017). Catatan 2016: Kasus KDRT dan Kecelakaan Kereta Naik, diakses dari pada 4 Juni Desi Kurnianingsih. (2014). Peranan Polisi Unit Pelayanan Perempuan dan Anak Kepolisian Resort Sleman dalam Melaksanakan Perlindungan Pada Anak 117
7 Korban Tindak Pidana Kesusilaan di Wilayah Sleman. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Evi Tri Jayanthi. (2009). Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kekerasan Dalam Rumah Tangga Pada Survivor yang Ditangani oleh Lembaga Sahabat Perempuan Magelang.Jurnal Dimensia, Volume 3 Nomor 2. Hlm Kependudukan.jogjaprov.go.id diakses pada 4 Juni Sekar Langit Nariswari. (2017). Kasus KDRT di DIY Meningkat dari Tahun ke Tahun. Harian Jogja diakses dari pada 8 Mei Sunartono. (2016). Perempuan Ini Sempat Bertahan Dipukuli Suami, tapi Akhirnya Pilih Lapor Polisi. Harian Jogja diakses dari pada 4 April Wahyu Sri Handayani.(2013). Hambatan Polisi dalam Penanggulangan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) di Wilayah Klaten. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. C. Peraturan Perundang-Undangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Perda DIY Nomor 3 Tahun 2012 tentang Perlindungan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan. Perkapolri Nomor 10 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (Unit PPA) di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia. Perkapolri Nomor 23 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja pada Tingkat Kepolisian Resort dan Kepolsian Sektor. Perkapolri Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan Ruang Pelayanan Khusus dan Tata Cara Pemeriksaan Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban. 118
8 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi Dan Korban. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana. 119
9 LAMPIRAN 120
10 PEDOMAN WAWANCARA PERANAN UNIT PELAYANAN PEREMPUAN DAN ANAK (UNIT PPA) POLRESTA YOGYAKARTA DALAM PERLINDUNGAN PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA Daftar Pertanyaan (Unit PPA Polresta Yogyakarta) 1. Bagaimana konsep perlindungan terhadap perempuan yang menjadi korban KDRT? 2. Apa saja faktor internal dan eksternal penyebab terjadinya banyak kasus KDRT di kota Yogyakarta? 3. Siapa yang sering menjadi korban dan pelaku dalam tindak KDRT berdasarkan laporan/aduan yang diterima Polresta Yogyakarta? 4. Berapa jumlah kasus KDRT yang korbannya perempuan yang dilaporkan ke Polresta Yogyakarta pada tahun ? 5. Untuk mencegah meningkatnya jumlah perempuan yang menjadi korban KDRT apa saja tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh Unit PPA Polresta Yogyakarta? 6. Apa sajakah hak-hak perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga dari pihak kepolisian? 7. Fasilitas apa saja yang diberikan kepada korban kekerasan dalam rumah tangga? 8. Apa saja bentuk perlindungan yang diberikan kepada perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga oleh Unit PPA Polresta Yogyakarta? 9. Bagaimana perlindungan terhadap korban yang mengalami trauma? 10. Bagaimana perlindungan terhadap korban yang jiwanya terancam? 11. Bagaimana perlindungan terhadap korban yang sudah berulang kali mengalami kekerasan? 12. Apakah kepolisian Unit PPA selalu memberikan informasi mengenai penanganan kasus kepada korban? 13. Bagaimana mekanisme/prosedur yang dilakukan Unit PPA dalam rangka melaksanakan setiap kegiatan untuk melindungi perempuan korban KDRT? 14. Berdasarkan pasal 16 ayat (3) UU PKDRT yaitu kepolisian dalam waktu 1 x 24 (satu kali dua puluh empat) jam terhitung sejak pemberian perlindungan sementara wajib meminta 121
11 surat penetapan perintah perlindungan dari pengadilan. Apakah kepolisian pernah meminta surat penetapan perintah perlindungan kepada pengadilan? 15. Lembaga mana saja yang menjalin kerjasama dengan Unit PPA Polresta Yogyakarta dalam rangka memberikan perlindungan kepada perempuan korban KDRT? 16. Apa saja kendala yang dihadapi Unit PPA Polresta Yogyakarta dalam perlindungan korban KDRT? 17. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut? 122
12 PEDOMAN WAWANCARA PERANAN UNIT PELAYANAN PEREMPUAN DAN ANAK (UNIT PPA) POLRESTA YOGYAKARTA DALAM PERLINDUNGAN PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA Daftar Pertanyaan (Korban KDRT) 1. Apa yang menjadi pertimbangan Anda dalam melaporkan kekerasan yang dialami? 2. Berapa kali Anda mengalami KDRT? 3. Apakah Anda mengetahui UU penghapusan KDRT? 4. Lalu bagaimana sikap atau tindakan petugas kepolisian sewaktu menerima laporan Anda? 5. Siapa yang bertugas memeriksa Anda di kepolisian? Polwan atau polisi laki-laki? 6. Di mana Anda menjalani pemeriksaan di kepolisian? 7. Selama Anda di rumah sakit bagaimana sikap/tindakan aparat polisi? 8. Apakah Anda mendapatkan pelayanan konseling/pendampingan psikologi untuk memulihkan kondisi psikis dari rasa trauma atau layanan perlindungan di rumah aman? 9. Apakah kepolisian memberitahukan perkembangan kasus yang Anda laporkan? Melalui apa? 10. Apa yang menjadi pertimbangan Anda mencabut laporan dan bagaimana tanggapan kepolisian? 123
13 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RESORT KOTA YOGYAKARTA Jl. Reksobayan No. 1 Yogyakarta Contoh Surat Permohonan Visum Et Repertum Nomor Klasifikasi Lampiran Perihal : B/53/XII/2016/Reskrim : Biasa : 1 lembar : Permohonan visum et repertum an. DLP Kepada Yth Direktur Rumah Sakit Bethesda Di Yogyakarta 1. Rujukan: a. Pasal 133 dan pasal 136 KUHAP b. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia c. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga d. Laporan Polisi Nomor LP/470-B/XII/2016/SPKT tanggal 5 Desember Bersama ini dikirimkan seseorang dengan identitas sebagai berikut: Nama : DLP Umur : 21 tahun Jenis kelamin : Perempuan Agama : Islam Alamat : Sagan RT 45 RW 10 Terban Gondokusuman Yogyakarta 3. Berkaitan dengan butir 2 di atas bahwa yang bersangkutan sebelum melapor ke Polresta Yogyakarta telah melakukan pemeriksaan medis di Rumah Sakit Bethesda pada tanggal 5 Desember Mohon bantuan untuk memberikan hasil visum et repertum guna mendukung proses penyidikan tindak pidana KDRT atau penganiayaan yang terjadi pada hari Senin tanggal 5 Desember 2016 sekira jam WIB di Sagan Gondokusuman Yogyakarta dalam waktu dan tempat lain yang masih dalam yurisdiksi Pengadilan Negeri Yogyakarta. an. Kepala Kepolisian Resort Kota YK Kasat Reskrim Selaku Penyidik 139
14 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RESORT KOTA YOGYAKARTA Nomor : B/108/XI/2016/Reskrim Klasifikasi : Biasa Lampiran : - Perihal : Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP) Contoh Yogyakarta, November 2016 Kepada Yth. F d/a. Danunegaran RT 64 RW 18 Mantrijeron Yogyakarta di Yogyakarta 1. Rujukan Laporan Polisi Nomor: LP/439-B/XI/2016/SPKT tanggal 3 November 2016 tentang dugaan tindak pidana Kekerasan Dalam Rumah Tangga, An. Pelapor F dan An. Terlapor TGM. 2. Sehubungan dengan rujukan tersebut di atas, kami selaku penyidik pada Sat Reskrim Polresta Yogyakarta telah menerima laporan dari saudara tentang peristiwa yang diduga tindak pidana Kekerasan Dalam Rumah Tangga yang terjadi pada hari Kamis tanggal 3 November 2016 sekira pukul WIB di Danunegaran MJ III/1061 RT 64 RW 18 Mantrijeron Yogyakarta. 3. Berkaitan dengan butir satu dan dua tersebut di atas, disampaikan kepada saudara bahwa laporan saudara saat ini telah ditangani oleh Unit PPA Polresta Yogyakarta dengan penyidik pembantu Brigadir Hendras Adiyanto Kurniawan, S.H. dengan No. Hp xxx dan Nomor Layanan Aduan (0274) 563xxx, untuk selanjutnya dilaksanakan tindakan penyidikan terhadap perkara yang saudara laporkan. 4. Demikian untuk menjadi maklum. a.n. KEPALA KEPOLISIAN RESORT KOTA YKA KASAT RESKRIM Paraf: 1. Konseptor : 2. Kaurmintu : 3. Wakasat : Tembusan 1. Dir Reskrimum Polda DIY 2. Kapolresta Yka 3. Perwira Pengawas Penyidik Polresta Yka 140
15 Surat Kesepakatan Contoh Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama : JW Umur : 32 tahun Pekerjaan : Ibu rumah tangga Alamat : Jalan Gejayan RT 049 RW 013 Klitren Gondokusuman Yogyakarta Selaku pihak pertama Nama : BA Umur : 35 tahun Pekerjaan : Swasta Alamat : Jalan Gejayan RT 049 RW 013 Klitren Gondokusuman Yogyakarta Selanjutnya disebut sebagai pihak kedua Sehubungan dengan Laporan Polisi No. Pol. LP/293-B/VII/2016/DIY/SPKT YKA tanggal 1 Juli 2016 tentang tindak pidana yang diduga Kekerasan Dalam Rumah Tangga di rumah pelapor, jalan Gejayan Klitren Gondokusuman Yogyakarta atau dalam waktu dan tempat lain masih dalam yurisdiksi Pengadilan Negeri Yogyakarta, pihak pertama dan pihak kedua akan menyelesaikan perkara tersebut secara kekeluargaan dengan syarat-syarat sebagai berikut: Pasal 1 Tidak menghalangi hak-hak apapun jika pihak kedua hendak mengambil barang-barangnya yang ada di rumah pihak pertama. Pasal 2 Pihak pertama dan pihak kedua sepakat untuk menyelesaikan secara kekeluargaan. Pasal 3 Jika pihak pertama dan pihak kedua hendak cerai atau berpisah, berpisah dengan baik-baik dan tanpa ada saling menghalangi atau dipersulit untuk proses perceraian tersebut. Pasal 4 Tetap berhubungan baik demi anak-anak, tidak menghalangi bertemu dengan anak-anak jika sudah berpisah. Pasal 5 Tidak menjelekkan pasangan/aib keluarga kemanapun, menjaga nama baik pasangan walau nantinya akan cerai. Pasal 6 Tanggung jawab anak adalah tanggung jawab bersama. Pasal 7 Apabila pihak kedua melanggar kesepakatan tersebut di atas maka dapat dituntut sesuai hukum yang berlaku. Demikian surat kesepakatan ini dibuat oleh kedua belah pihak dengan iktikad baik, dibuat secara sadar dan tanpa paksaan dari pihak manapun serta dapat dipertanggungjawabkan sebagaimana mestinya. Yogyakarta, November 2016 Pihak pertama Pihak kedua JW BA Saksi-saksi 1. GS penyidik pembantu 2. RS penyidik pembantu 141
16 142
17 143
18 144
RINGKASAN SKRIPSI. Oleh: Arum Yuana NIM
PERANAN UNIT PELAYANAN PEREMPUAN DAN ANAK KEPOLISIAN RESORT KOTA YOGYAKARTA (UNIT PPA POLRESTA YOGYAKARTA) DALAM PERLINDUNGAN PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA RINGKASAN SKRIPSI Oleh: Arum
Lebih terperinciTHE ROLE OF THE CHILDREN AND WOMEN SERVICE UNIT OF POLICE RESORT OF YOGYAKARTA CITY IN PROTECTION WOMEN VICTIMS OF DOMESTIC VIOLENCE
586 Jurnal Pendidikan Kewaraganegaraan dan Hukum 2017 PERANAN UNIT PELAYANAN PEREMPUAN DAN ANAK KEPOLISIAN RESORT KOTA YOGYAKARTA (UNIT PPA POLRESTA YOGYAKARTA) DALAM PERLINDUNGAN PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah tangga merupakan bentuk masyarakat paling kecil yang biasanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah tangga merupakan bentuk masyarakat paling kecil yang biasanya terdiri atas ayah, ibu dan anak. Membangun suatu rumah tangga melalui perkawinan merupakan
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. umum dalam memberikan perlindungan terhadap korban sebagai saksi kekerasan. dalam rumah tangga maka dapat disimpulkan bahwa:
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisis yang telah dilakukan berkaitan dengan upaya jaksa penuntut umum dalam memberikan perlindungan terhadap korban sebagai saksi kekerasan dalam rumah tangga
Lebih terperinciTUGAS AKHIR SKRIPSI. Oleh: Arum Yuana NIM
PERANAN UNIT PELAYANAN PEREMPUAN DAN ANAK KEPOLISIAN RESORT KOTA YOGYAKARTA (UNIT PPA POLRESTA YOGYAKARTA) DALAM PERLINDUNGAN PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Karakteristik Warga Desa Panggungharjo. a. Hasil penelitian ini menggambarkan karakteristik warga Desa
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Karakteristik Warga Desa Panggungharjo a. Hasil penelitian ini menggambarkan karakteristik warga Desa Panggungharjo sebagian besar berusia pada rentang usia
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. 4. Bentuk sanksi yang dijatuhkan oleh hakim dalam perkara kekerasan dalam
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 4. Bentuk sanksi yang dijatuhkan oleh hakim dalam perkara kekerasan dalam rumah tangga berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, pada kasus yang pertama pelaku dipidana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kematian dan cedera ringan sampai yang berat berupa kematian.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyidik Polri dalam menjalankan tugasnya untuk membuat terang setiap tindak pidana yang terjadi di masyarakat adalah peran yang sangat penting terutama dalam
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENYELIDIKAN DAN PENYIDIKAN TINDAK PIDANA UNIT PELAYANAN PEREMPUAN DAN ANAK (UNIT PPA)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan masyarakat kejahatan terhadap harta benda orang banyak sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap kepentingan
Lebih terperinciPEDOMAN WAWANCARA. A. Bagi Pegawai P2TPA Korban Kekerasan Rekso Dyah Utami. 1. Bagaimana sejarah berdirinya P2TPA Rekso Dyah Utami?
LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA A. Bagi Pegawai P2TPA Korban Kekerasan Rekso Dyah Utami 1. Bagaimana sejarah berdirinya P2TPA Rekso Dyah Utami? 2. Apa tujuan didirikannya P2TPA Rekso Dyah Utami? 3. Bagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial yang khususnya berkaitan dengan hukum, moralitas serta ketidakadilan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia saat ini sedang menghadapi berbagai masalah sosial yang khususnya berkaitan dengan hukum, moralitas serta ketidakadilan. Permasalahan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam dan terjadi di seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Kekerasan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tindak kekerasan merupakan permasalahan yang telah mengakar sangat dalam dan terjadi di seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Kekerasan dapat menimpa siapa
Lebih terperinciPELAKSANAAN PERLINDUNGAN KHUSUS TERHADAP ANAK SEBAGAI KORBAN PENCABULAN MENURUT UU NO. 23 TAHUN 2002
SKRIPSI PELAKSANAAN PERLINDUNGAN KHUSUS TERHADAP ANAK SEBAGAI KORBAN PENCABULAN MENURUT UU NO. 23 TAHUN 2002 Oleh ALDINO PUTRA 04 140 021 Program Kekhususan: SISTEM PERADILAN PIDANA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Upaya yang dilakukan Polisi DIY dalam Penanggulangan Tindak. pidana Kesusilaan
49 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Upaya yang dilakukan Polisi DIY dalam Penanggulangan Tindak pidana Kesusilaan Berdasarkan wawancara dengan narasumber Bapak Kompol Zulham Efendi Lubis, S.iK dalam hal
Lebih terperinciBAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Peranan Women Crisis Center Cahaya Melati Kota Magelang dalam
BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Peranan Women Crisis Center Cahaya Melati Kota Magelang dalam menangani kasus Women Crisis Center Cahaya Melati Kota Magelang adalah meneyediakan pelayanan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan rasa aman dan
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, Pelajaran Hukum Pidana Bagian I, Raja Grafindo Persada,
DAFTAR PUSTAKA A. Buku Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002. Pelajaran Hukum Pidana Bagian I, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002. Ali Wisnubroto, Praktek Peradilan
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari pembahasan yang dipaparkan oleh peneliti, peneliti memberikan
76 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari pembahasan yang dipaparkan oleh peneliti, peneliti memberikan kesimpulan mengenai permasalahan hukum studi kasus Livia Pavita berdasarkan adanya dua rumusan masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak pihak merasa prihatin dengan maraknya peristiwa kekerasan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak pihak merasa prihatin dengan maraknya peristiwa kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini. Salah satu bentuk kekerasan yang ada justru dekat dan berada di
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJA SAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJA SAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciKekerasan fisik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit, atau luka berat.
1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa setiap warga
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa setiap warga negara
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil pembahasan dapat dikemukakan kesimpulannya sebagai. berikut:
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil pembahasan dapat dikemukakan kesimpulannya sebagai berikut: 1. Peranan dari advokat dalam memberikan perlindungan hukum selama proses penyidikan di Kepolisian sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sesutu tentang tingkah laku sehari-hari manusia dalam masyarakat agar tidak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hukum merupakan suatu norma yang berfungsi mengatur mengenai segala sesutu tentang tingkah laku sehari-hari manusia dalam masyarakat agar tidak merugikan orang lain
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJA SAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJA SAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kekerasan tersebut akan terjadi kembali yaitu karena ketergantungan secara
117 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Alasan isteri sebagai korban kekerasan mencabut laporan/aduannya atau tidak
Lebih terperinciPerbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan UU Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga
4 Perbedaan dengan UU Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga Bagaimana Ketentuan Mengenai dalam Undang Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga? Undang Undang Nomor
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa setiap warga negara
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa setiap warga negara
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan Teks tidak dalam format asli. LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 95, 2004 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4419)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kekerasan secara umum sering diartikan dengan pemukulan,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekerasan secara umum sering diartikan dengan pemukulan, penganiayaan, pemerasan dan perkosaan atau tindakan yang membuat seseorang merasa kesakitan baik secara
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. maka pada bab ini penulis menyimpulkan sebagai rumusan terakhir dengan
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Sebagai bab terakhir dari seluruh pembahasan pada bab-bab sebelumnya maka pada bab ini penulis menyimpulkan sebagai rumusan terakhir dengan harapan mendapatkan saran-saran
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa setiap warga negara
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA 1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
Lebih terperinciWajib Lapor Tindak KDRT 1
Wajib Lapor Tindak KDRT 1 Rita Serena Kolibonso. S.H., LL.M. Pengantar Dalam beberapa periode, pertanyaan tentang kewajiban lapor dugaan tindak pidana memang sering diangkat oleh kalangan profesi khususnya
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI PASAL 44 AYAT 4 UU NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG KETENTUAN PIDANA KEKERASAN SUAMI KEPADA ISTERI DALAM RUMAH TANGGA
1 BAB III DESKRIPSI PASAL 44 AYAT 4 UU NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG KETENTUAN PIDANA KEKERASAN SUAMI KEPADA ISTERI DALAM RUMAH TANGGA A. Sejarah Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa setiap warga negara
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Mengingat : a. bahwa setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kekerasan. Tindak kekerasan merupakan suatu tindakan kejahatan yang. yang berlaku terutama norma hukum pidana.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan globalisasi dan kemajuan teknologi yang terjadi dewasa ini telah menimbulkan dampak yang luas terhadap berbagai bidang kehidupan, khususnya di bidang
Lebih terperinciBAB III PENUTUP A. KESIMPULAN. Hak-hak korban pelanggaran HAM berat memang sudah diatur dalam
BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Hak-hak korban pelanggaran HAM berat memang sudah diatur dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban khususnya mengenai kompensasi, namun
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 16 Tahun : 2012 Seri : E
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 16 Tahun : 2012 Seri : E PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG PERLINDUNGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan kepribadian setiap anggota keluarga. Keluarga merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga adalah unit sosial terkecil dalam masyarakat yang berperan dan berpengaruh sangat besar terhadap perkembangan sosial dan perkembangan kepribadian setiap
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa setiap warga negara
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. P2TPA Rekso Dyah Utami memberikan pelayanan terhadap kelompok
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai berikut: 1. P2TPA Rekso Dyah Utami memberikan pelayanan terhadap kelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kongkrit. Adanya peradilan tersebut akan terjadi proses-proses hukum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia berdasarkan Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 adalah negara hukum. Sebagai negara hukum, peradilan mutlak diperlukan sebab dengan peradilan
Lebih terperinciPERLINDUNGAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DI KABUPATEN SIDOARJO PASCA BERLAKUNYA UNDANG UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2004
PERLINDUNGAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DI KABUPATEN SIDOARJO PASCA BERLAKUNYA UNDANG UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2004 Emy Rosna Wati Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Jl. Raya Gelam nomor 250 Candi
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. disimpulkan beberapa hal dalam penulisan ini, yaitu:
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan Uraian pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal dalam penulisan ini, yaitu: 1. Upaya Penanggulangan tindak pidana di dunia maya yang di lakukan
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. bencana terhadap kehidupan perekonomian nasional. Pemberantasan korupsi
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Umum Tindak pidana korupsi di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Meningkatnya tindak pidana korupsi yang tidak terkendali akan membawa bencana terhadap kehidupan
Lebih terperinciBAB II PENGATURAN HUKUM MENGENAI KEKERASAN YANG DILAKUKAN OLEH SUAMI TERHADAP ISTRI. A.Kajian Hukum Mengenai Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004
BAB II PENGATURAN HUKUM MENGENAI KEKERASAN YANG DILAKUKAN OLEH SUAMI TERHADAP ISTRI A.Kajian Hukum Mengenai Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 Masalah kekerasan dalam rumah tangga pertama kali dibahas dalam
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data, maka peneliti merumuskan kesimpulan yang
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data, maka peneliti merumuskan kesimpulan yang bersifat umum yaitu LPK2DRT sangat berperan dalam menangani kasus kekerasan dalam rumah
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN TENTANG
LEMBARAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciV. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pembahasan diatas dan dari hasil penelitian yang dilakukan, maka
1 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan diatas dan dari hasil penelitian yang dilakukan, maka penulis mengambil kesimpulan: 1) Perlindungan terhadap korban tindak pidana pemerkosaan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL
1 2014 No.48,2014 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Badan Kesejahteraan Keluarga, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bantul. Pembentukan, organisasi, tata kerja, pusat pelayanan, terpadu,
Lebih terperinciINTISARI. Kata kunci : Organisasi, Kelembagaan, Kapasitas Kelembagaan, Perlindungan Perempuan dan Anak.
INTISARI Sebagai respon terhadap tingginya angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Indonesia Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta mendirikan Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak (P2TPA) Rekso
Lebih terperinciJURNAL ILMIAH KEDUDUKAN HUKUM KESAKSIAN ANAK DI BAWAH UMUR DALAM TINDAK PIDANA KDRT. Program Studi Ilmu Hukum
i JURNAL ILMIAH KEDUDUKAN HUKUM KESAKSIAN ANAK DI BAWAH UMUR DALAM TINDAK PIDANA KDRT Program Studi Ilmu Hukum Oleh : TITI YULIA SULAIHA D1A013378 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM MATARAM 2017 i HALAMAN
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa setiap warga negara
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. 1. Proses hukum terhadap suami pelaku kekerasan dalam rumah tangga
86 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan uraian dan pembahasan dalam penelitian dapat penulis ambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Proses hukum terhadap suami pelaku kekerasan dalam rumah tangga terhadap
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pelanggaran prosedur perceraian bagi PNS di
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian tentang pelanggaran prosedur perceraian bagi PNS di Pengadilan Agama Palangka Raya dimulai sejak penerimaan judul
Lebih terperinciKEKUATAN VISUM ET REPERTUM SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM MENGUNGKAP TERJADINYA TINDAK PIDANA
KEKUATAN VISUM ET REPERTUM SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM MENGUNGKAP TERJADINYA TINDAK PIDANA Yusup Khairun Nisa 1 Johny Krisnan 2 Abstrak Pembuktian merupakan hal terpenting dalam proses peradilan, proses ini
Lebih terperinciPENANGANAN TINDAK PIDANA PASAL 80 ayat (1) UU NOMOR 23 TAHUN 2002 tentang PERLINDUNGAN ANAK (Studi Kasus di Polres Wonosobo)
PENANGANAN TINDAK PIDANA PASAL 80 ayat (1) UU NOMOR 23 TAHUN 2002 tentang PERLINDUNGAN ANAK (Studi Kasus di Polres Wonosobo) Oleh: AGUNG ADINANTO NPM. 11100017 ABSTRAKSI Tujuan dari penelitian ini adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam ilmu pengetahuan hukum dikatakan bahwa tujuan hukum adalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam ilmu pengetahuan hukum dikatakan bahwa tujuan hukum adalah untuk menjamin adanya kepastian hukum bersendikan keadilan agar ketertiban, kemakmuran dan
Lebih terperinciBAB 7 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
124 BAB 7 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab tujuh ini membahas tentang kesimpulan dan rekomendasi. Kesimpulan dalam tesis dimaksudkan sebagai rangkuman hasil telaah dan analisa yang telah dilakukan dalam
Lebih terperinciPelaksanaan Penyidikan Terhadap Tindak Kekerasan Dalam Rumah Tangga Di Kepolisian Resort Kota Pekanbaru. : Rahmi Ellizabeth S
Pelaksanaan Penyidikan Terhadap Tindak Kekerasan Dalam Rumah Tangga Di Kepolisian Resort Kota Pekanbaru Oleh Pembimbing I Pembimbing II E-mail : Rahmi Ellizabeth S : Syaifullah Yophi.,SH.,MH : Dapit Rahmadhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perlindungan terhadap anak merupakan tanggung jawab orang tua, keluarga,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perlindungan terhadap anak merupakan tanggung jawab orang tua, keluarga, maupun masyarakat sekitarnya. Perlindungan yang diberikan pada anak merupakan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan efek negatif yang cukup besar bagi anak sebagai korban.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) telah menjadi agenda bersama dalam beberapa dekade terakhir. Fakta menunjukkan bahwa KDRT memberikan efek negatif yang cukup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kita jumpai di berbagai macam media cetak maupun media elektronik. Kekerasan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kekerasan dalam rumah tangga yang terjadi di Kabupaten Malang sering kita jumpai di berbagai macam media cetak maupun media elektronik. Kekerasan dalam rumah tangga
Lebih terperinciLAPORAN POLISI Tentang KEJAHATAN / PELANGGARAN YANG DIKETEMUKAN No. Pol. : LP / 06A / II / 2017 / Polrestabes Semarang
RESORT KOTA BESAR SEMARANG PRO JUSTITIA MODEL B LAPORAN POLISI Tentang KEJAHATAN / PELANGGARAN YANG DIKETEMUKAN No. Pol. : LP / 06A / II / 2017 / Polrestabes Semarang YANG MELAPORKAN : 1. Nama /Suku :
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. 1. Secara umum hukum pidana telah memberikan perlindungan dan kontribusi
54 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Secara umum hukum pidana telah memberikan perlindungan dan kontribusi yang cukup terhadap hak wanita yang
Lebih terperinciDaftar Isi TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA. Penyusun: Justice for the Poor Project. Desain Cover: Rachman SAGA. Foto: Luthfi Ashari
Daftar Isi TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA Penyusun: Justice for the Poor Project Desain Cover: Rachman SAGA Foto: Luthfi Ashari Jakarta Juli 2005 Pengantar - 1 Pengertian Kekerasan Dalam Rumah
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Setelah dilakukan analisis terhadap data yang diperoleh dalam Penulisan
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Setelah dilakukan analisis terhadap data yang diperoleh dalam Penulisan Hukum / Skripsi ini, maka dapat dirumuskan suatu kesimpulan sebagai jawaban mengenai permasalahan dalam
Lebih terperinciSKRIPSI PERANAN PENYIDIK POLRI DALAM MENCARI BARANG BUKTI HASIL TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DI WILAYAH HUKUM POLRESTA PADANG
SKRIPSI PERANAN PENYIDIK POLRI DALAM MENCARI BARANG BUKTI HASIL TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DI WILAYAH HUKUM POLRESTA PADANG Diajukan Guna Memenuhi Sebahagian Persyaratan Untuk
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 7 TAHUN : 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciLex Crimen Vol. V/No. 2/Feb/2016. PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KORBAN TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA 1 Oleh: Andrew Lionel Laurika 2
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KORBAN TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA 1 Oleh: Andrew Lionel Laurika 2 ABSTRAK Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perlindungan hukum
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Mekanisme Mediasi Penal Pada Tahap Penyidikan : mediasi penal dikenal dengan Alternatif Penyelesaian Sengketa (APS).
130 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Mekanisme Mediasi Penal Pada Tahap Penyidikan : Berdasarkan penelitian yang Penulis lakukan, terdapat fakta mengenai perbedaan pemahaman penyidik tentang istilah mediasi
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. kekerasan. Hal ini dapat dilihat dari tabel tentang jumlah kejahatan yang
BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepolisian Polres Bantul terbukti kurang berhasil dalam menangani tindak pidana pencurian dengan kekerasan. Hal
Lebih terperinciBUPATI BULUNGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK TERHADAP TINDAK KEKERASAN
SALINAN BUPATI BULUNGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK TERHADAP TINDAK KEKERASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap tindak pidana kriminal di samping ada pelaku juga akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap tindak pidana kriminal di samping ada pelaku juga akan menimbulkan korban. Korban/saksi dapat berupa pelaku tindak pidana yaitu: seorang Korban/saksi
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat di simpulkan :
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat di simpulkan : 1. Secara Umum Hukum Pidana telah memberikan perlindungan hukum terhadap hak hak perempuan yang menjadi korban kejahatan,
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 36 Tahun : 2015
BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 36 Tahun : 2015 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN PERKAWINAN PADA USIA ANAK
Lebih terperinciKEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA Kekerasan dalam rumah tangga telah menjadi wacana tersendiri dalam keseharian. Perempuan dan juga anak sebagai korban utama dalam kekerasan dalam rumah tangga, mutlak memerlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan suatu perkara pidana di dalam suatu proses peradilan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemeriksaan suatu perkara pidana di dalam suatu proses peradilan pada hakekatnya adalah bertujuan untuk mencari kebenaran materiil (materiile waarheid) terhadap perkara
Lebih terperinciPeran dan Masalah yang Dihadapi Penyidik Polri dalam Proses Perkara Tindakan Kekerasan dalam Rumah Tangga
1 Peran dan Masalah yang Dihadapi Penyidik Polri dalam Proses Perkara Tindakan Kekerasan dalam Rumah Tangga Novelina MS Hutapea Dosen Kopertis Wilayah I Dpk Fakultas Hukum USI Dalam upaya penghapusan kekerasan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. adalah bertujuan untuk mencari kebenaran materi terhadap perkara tersebut. Hal
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemeriksaan suatu perkara pidana dalam suatu proses peradilan pada hakekatnya adalah bertujuan untuk mencari kebenaran materi terhadap perkara tersebut. Hal ini
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM KORBAN KEJAHATAN PADA TAHAP PENUNTUTAN DALAM PERSPEKTIF RESTORATIVE JUSTICE. (Studi Kasus Penganiyayaan di Kota Malang)
PERLINDUNGAN HUKUM KORBAN KEJAHATAN PADA TAHAP PENUNTUTAN DALAM PERSPEKTIF RESTORATIVE JUSTICE (Studi Kasus Penganiyayaan di Kota Malang) PENULISAN HUKUM Oleh: SLAMET SANTOSO 08400214 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciV. PENUTUP. pembahasan tentang upaya unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) dan
V. PENUTUP Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada hasil penelitian dan pembahasan, maka pada bagian penutup ini dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai hasil dari pembahasan tentang upaya unit Perlindungan
Lebih terperinciKEKUATAN PEMBUKTIAN VISUM ET REPERTUM BAGI HAKIM DALAM MEMPERTIMBANGKAN PUTUSANNYA. Oleh : Sumaidi, SH.MH
KEKUATAN PEMBUKTIAN VISUM ET REPERTUM BAGI HAKIM DALAM MEMPERTIMBANGKAN PUTUSANNYA Oleh : Sumaidi, SH.MH Abstrak Aparat penegak hukum mengalami kendala dalam proses pengumpulan alat-alat bukti yang sah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan wujud penegakan hak asasi manusia yang melekat pada diri. agar mendapatkan hukuman yang setimpal.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Segala bentuk kekerasan yang dapat mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang harus dapat ditegakkan hukumnya. Penghilangan nyawa dengan tujuan kejahatan, baik yang disengaja
Lebih terperinciIV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengadakan wawancara terhadap responden yang telah ditentukan oleh penulis,
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karekteristik Responden Dalam penulisan skripsi ini penulis melakukan penelitian dengan cara mengadakan wawancara terhadap responden yang telah ditentukan oleh penulis,
Lebih terperinciGUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG
GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DEMAK,
SALINAN BUPATI DEMAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciPENGHAPUSAN KEKERASAN SEKSUAL: UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN PENELITIAN KELOMPOK PENGHAPUSAN KEKERASAN SEKSUAL: UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGANAN Disusun: Sali Susiana Dina Martiany Romas Mohammad Teja Mohammad Mulyadi PUSAT PENELITIAN
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penegakkan hukum, Polwan di UPPA juga berperan aktif dalam melakukan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data, maka peneliti merumuskan kesimpulan yang bersifat umum yaitu polisi wanita di UPPA mempunyai peran yang sangat besar dalam upaya
Lebih terperinciPEDOMAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) INISIATIF. Tentang SISTEM PENGUNGKAPAN KASUS SAT RESKRIM DENGAN TEAM ELITE SAT SABHARA POLRES LOMBOK TIMUR
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR LOMBOK TIMUR PEDOMAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) INISIATIF Tentang SISTEM PENGUNGKAPAN KASUS SAT RESKRIM DENGAN TEAM ELITE SAT
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. Berdasarkan uraian dan analisis pada bab-bab sebelumnya maka dapat. Yogyakarta melakukan upaya-upaya sebagai berikut:
61 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dan analisis pada bab-bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai jawaban terhadap permasalahan yang diajukan dalam penulisan hukum ini, yaitu:
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengenai upaya polisi dalam menanggulangi pelanggaran Undang-undang
120 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan mengenai upaya polisi dalam menanggulangi pelanggaran Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalam rumah tangga saat ini kerap terjadi baik merupakan kekerasan secara fisik
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah tangga merupakan unit yang terkecil dari susunan kelompok masyarakat, juga merupakan sendi dasar dalam membina dan terwujudnya suatu negara. Tindak kekerasan dalam
Lebih terperinciPERLINDUNGAN TERHADAP KELOMPOK RENTAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONTEKS HAK ASASI MANUSIA
Training HAM Lanjutan Bagi Tenaga Pendidik Akpol Perlindungan Terhadap Kelompok Rentan (Vulnerable Groups) Hotel Horison Semarang, 15-17 Januari 2014 MAKALAH PERLINDUNGAN TERHADAP KELOMPOK RENTAN PEREMPUAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN
PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
Lebih terperinci