BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengenai upaya polisi dalam menanggulangi pelanggaran Undang-undang
|
|
- Suhendra Hartono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 120 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan mengenai upaya polisi dalam menanggulangi pelanggaran Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan oleh siswa di Kulon Progo, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1. Upaya polisi dalam menanggulangi pelanggaran Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan oleh siswa di Kulon Progo Polisi dalam hal ini adalah Sat Lantas Polres Kulon Progo yang memiliki tugas menyelenggarakan dan membina fungsi lalu lintas kepolisian, yang meliputi pengaturan, pengawalan, patroli, pendidikan masyarakat dan rekayasa lalu lintas dan identifikasi pengemudi/kendaraan bermotor, penyidikan kecelakaan lalu lintas dan penegakan hukum di bidang lalu lintas, guna memelihara keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas. Sat Lantas menjalankan beberapa tindakan dalam penanggulangan pelanggaran lalu lintas yaitu melalui tindakan preemtif, tindakan preventif dan tindakan represif. Beberapa langkah yang dilakukan oleh Sat Lantas Polres Kulon Progo berdasarkan tindakan preemtif, preventif dan represif adalah sebagai berikut.
2 121 a. Tindakan preemtif merupakan suatu tindakan mencegah, mengeleminir kemungkinan-kemungkinan untuk terjadinya suatu kejahatan atau melalui program penyuluhan, yakni dengan menanamkan nilai-nilai atau norma-norma yang baik, menyisipkan pesan-pesan antisipasi terhadap suatu kejahatan atau pelanggaran. Program-program yang dilaksanakan Polres Kulon Progo sebagai wujud tindakan preemtif antara lain sebagai berikut. 1) Sosialisasi peraturan lalu lintas di lingkungan Dinas Pendidikan Kulon Progo Program ini dilaksanakan oleh Polres Kulon Progo yang bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo. Bahkan antara Polres Kulon Progo dan Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo telah membuat perjanjian kerjasama untuk pelaksanaan program sosialisasi peraturan lalu lintas di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo. Adanya kerja sama tersebut diikuti dengan penyerahan buku-buku mengenai model pengintegrasian pendidikan keselamatan berlalu lintas melalui kegiatan pembinaan pendidikan kewarganegaraan dan kepribadian di sekolah SD/MI, SMP/MTs/ dan SMA/MA. Kemudian bukubuku tersebut dibagikan kepada guru SMP dan guru SMA di Kulon Progo agar dapat dijadikan sebagai panduan dalam menyisipkan materi lalu lintas ke dalam Pendidikan Kewarganegaraan. 2) Program Polisi Sahabat Anak
3 122 Program ini juga diimplementasikan oleh Polres Kulon Progo. Salah satunya dengan melakukan program-program pengembangan pengetahuan lalu lintas untuk siswa SMP dan siswa SMA di Kabupaten Kulon Progo. Tujuan dari adanya pengembangan pengetahuan ini adalah penumbuhan kesadaran berlalu lintas anak sejak dini. b. Tindakan preventif yaitu tindakan yang berupa pencegahan sebelum terjadi kejahatan atau pelanggaran. Program yang dilakukan Sat Lantas Polres Kulon Progo yang termasuk tindakan preventif antara lain sebagai berikut. 1) Kerjasama dengan Pihak Sekolah Sat Lantas Polres Kulon Progo meminta pihak sekolah dalam hal ini kepala sekolah untuk melarang peserta didik yang belum memiliki SIM mengemudikan kendaraan bermotor sebagai sarana transportasi ke sekolah. Dengan adanya kerjasama ini diharapkan sekolah dapat mengurangi penggunaan kendaraan bermotor bagi anak di bawah umur. Aturan ini juga dimasukkan dalam tata tertib sekolah. Program lain yang berkaitan dengan sekolah adalah sosialisasi peraturan lalu lintas kepada siswa. Dalam pelaksanaannya Anggota Dikyasa yang telah ditunjuk memberikan penyuluhan kepada siswa SMP dan siswa SMA di Kabupaten Kulon Progo dengan waktu yang telah ditentukan dan disepakati antara sekolah dan Polres.
4 123 Untuk waktu pelaksanaan penyuluhan lebih banyak dilakukan pada saat dilaksanakannya Masa Orientasi Siswa atau dikenal dengan MOS. 2) Operasi Simpatik Progo Operasi simpatik dilaksanakan di seluruh wilayah hukum Polres Kulon Progo. Operasi simpatik yang dilaksanakan oleh Polres Kulon Progo diberi nama Operasi Simpatik Progo. Operasi simpatik dilakukan di jalan utama dan jalan alternatif di Kabupaten Kulon Progo. 3) Program Satu Sekolah Dua Polantas (SSDP) Satu Sekolah Dua Polantas (SSDP) merupakan upaya Polri dalam rangka memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat untuk ikut berperan serta membangun karakter bangsa dalam bidang tata cara berlalu lintas yang lebih santun, lebih berbudaya dan lebih bermartabat. 4) Operasi Patuh Progo Operasi patuh terhadap Undang-undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalanatau disebut Operasi Patuh Progo dilaksanakan oleh Sat Lantas Polres Kulon Progo dengan tujuan untuk menertibkan lalu lintas serta mengurangi angka kecelakaan lalu lintas. 5) Program Patroli Keamanan Sekolah (PKS) Saat ini hampir semua sekolah tingkat SMP dan SMA wilayah Kulon Progo telah melaksanakan program PKS sebagai salah satu
5 124 kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.adanya PKS ini cukup membantu terutama dalam menangani lalu lintas di sekitar sekolah. c. Tindakan represif yaitu tindakan yang dilakukan sesudah kejahatan atau pelanggaran terjadi dengan penegakkan hukum serta penjatuhan hukuman terhadap kejahatan yang telah dilakukan. Dalam hal ini Polres Kulon Progo menggunakan istilah penegakkan hukum. Tindakan penegakkan hukum yang dilakukan oleh Sat Lantas Polres Kulon Progo adalah sebagai berikut. 1) Teguran Lisan Teguran lisan diberikan kepada siswa SMP dan siswa SMA yang kedapatan melanggar aturan lalu lintas terutama kelengkapan suratsurat kendaraan. 2) Teguran Tertulis Teguran tertulis diberikan kepada siswa SMP dan siswa SMA yang tidak mengindahkan teguran secara lisan dari pihak kepolisian. Teguran tertulis akan diselesaikan dengan memanggil orang tua atau wali dari anak yang kedapatan melanggar peraturan tersebut. 3) Bukti Pelanggaran (Tilang) Bukti pelanggaran atau sering disebut dengan tilang merupakan denda yang dikenakan oleh polisi kepada pengguna jalan yang melanggara peraturan dalam hal ini adalah pelanggaran terhadap Undang-UndangNomor 22 Tahun 2009 Pasal 77 ayat (1).
6 Hambatan-Hambatan yang dihadapi Polisi dalam Upaya Menanggulangi Pelanggaran Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan oleh siswa di Kulon Progo Polres Kulon Progo telah bekerja keras melaksanakan beberapa program dalam upaya menanggulangi pelanggaran Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan terutama Pasal 77 ayar (1) yang dilakukan oleh siswa SMP dan siswa SMA. Akan tetapi, dalam praktiknya masih ada beberapa hambatan yang dialami dalam melaksanakan beberapa program tersebut. Upaya penanggulangan yang terbagi dalam tiga tindakan (preemtif, perventif, dan represif) masih mengalami beberapa hambatan. Hambatan yang dialami oleh Polres Kulon Progo antara lain: 1) Hambatan dalam Tindakan Preemtif Hambatan yang dihadapi Sat Lantas Polres Kulon Progo dalam tindakan preemtif adalah sebagai berikut. a) Kesadaran tertib berlalu lintas sebagian masyarakat masih rendah b) Personil Polisi Belum Memadai 2) Hambatan dalam Tindakan Preventif Tindakan preventif yang dilakukan oleh Polres Kulon Progo meliputi beberapa program yang telah dilaksanakan. Dalam pelaksanaan program-program tersebut masih ada beberapa hambatan. Hambatan dalam tindakan preventif ini antara lain: a) Personil Polisi Belum Memadai b) Sarana Transportasi yang Belum Memadai
7 126 3) Hambatan dalam Tindakan Represif Hambatan yang dihadapi Sat Lantas KulonProgo dalam tindakan represif antara lain: a) Memiliki Kekerabatan dengan Polisi b) Pelanggar Melarikan Diri Masuk Desa B. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut. 1. Bagi Kepolisian Resor Kulon Progo a. Program sosialisasi yang berkaitan dengan peraturan lalu lintas di sekolah SMP maupun SMA seyogyanya dilaksanakan setahun sekali dengan sasaran seluruh lapisan kelas untuk SMP mulai dari kelas 7 sampai dengan 9, kemudian untuk SMA dari kelas 10 hingga 12, sehingga tidak hanya peserta MOS saja yang diberikan sosialisasi tetapi secara menyeluruh di sekolah wilayah Kabupaten Kulon Progo; b. Sebaiknya program Turjawali lebih diintensifkan, terutama untuk jalan-jalan desa ataupun jalan alternatif yang saat ini belum menjadi sasaran kegiatan operasi simpatik dan operasi patuh; c. Adanya penambahan personil polantas maupun pos polisi lalu lintas di daerah-daerah; d. Seharusnya Program SSDP dilaksanakan di seluruh sekolah SMP dan SMA atau MA di Kulon Progo;
8 127 e. Sebaiknya diadakan program pembuatan SIM secara kolektif untuk membantu pelajar SMA yang telah berusia 17 tahun dan belum memiliki SIM agar memiliki SIM. f. Memberikan sosialisasi kepada masyarakat khususnya orang tua siswa agar melarang putra-putrinya yang tidak memiliki SIM mengendarai sepeda motor. g. Menindak tegas pengelola parkir liar yang berada di lingkungan sekolah. 2. Bagi Sekolah Sebaiknya pihak sekolah SMP melalui BP/BK memberikan pemahaman, pemantauan dan pembinaan kepada siswa agar tidak menggunakan sepeda motor ke sekolah karena dapat membahayakan keselamatan diri dan orang lain. Serta memberikan perhatian khusus kepada siswa SMA di bawah 17 tahun agar tidak mengemudikan sepeda motor sebelum memiliki SIM. 3. Bagi Masyarakat Hendaknya orang tua dari siswa SMP maupun siswa SMA tidak memberikan fasilitas dan membiarkan putra-putrinya yang belum memiliki SIM mengemudikan sepeda motor ke sekolah. Ada baiknya jika orang tua mau meluangkan waktu untuk mengantar dan menjemput putraputrinya di sekolah maupun membiasakan untuk menggunakan kendaraan umum. Bagi masyarakat sekitar sekolah hendaknya tidak menyediakan tempat parkir sepeda motor bagi siswa yang membawa sepeda motor ke sekolah.
9 128 Hal tersebut karena membuat siswa merasa aman menitipkan sepeda motornya di tempat parkir yang disediakan oleh warga di dekat sekolah. Selain itu, sebagai masyarakat yang patuh hukum, seharusnya apabila ada siswa yang membawa sepeda motor dilaporkan ke sekolah maupun kepolisian terdekat sehingga dapat segera ditindak.
10 129 DAFTAR PUSTAKA Andi Hamzah Hukum Acara Pidana Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika. Bambang Poernomo Orientasi HukumAcara Pidana Indonesia. Jogjakarta: Amarta Buku Asas-Asas Hukum Pidana. Jakarta:Ghalia Indonesia. Banurusman Polisi Masyarakat dan Negara. Jakarta: Indra Grafika. Barda Nawawi Arif Kebijakan Legislatif Dalam Penanggulangan Kejahatan Dengan Pidana Penjara. Yogyakarta: Genta Publishing. Bawengan, G.W Pengantar Psikologi Kriminal. Jakarta: Pradnya Paramita Masalah Kejahatan Dengan Sebab dan Akibat. Jakarta: Pradnya Paramita. Basrowi dan Suwandi Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Sinar Grafika. BurhanBungin Analisis Data PenelitianKualitatif.Jakarta: PT GrafindoPersada. Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Hadari Nawawi Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Haris Herdiansyah Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika. Lexy J. Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Muladi dan Barda Nawawi Teori-Teori dan Kebijakan Hukum Pidana. Bandung: Alumni. Nurdjana Hukum dan Aliran Kepercayaan Menyimpang Di Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
11 130 Sadjijono Hukum Kepolisian POLRI dan Good Governance. Surabaya: Laksbang Mediatama. Sudarto Kapita Selekta Hukum Pidana. Bandung: Alumni. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.Bandung: Alfabeta. Sutrisno Hadi Petunjuk Praktis Cara Mahasiswa Belajar di Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tatat Kerja pada Tingkat Kepolisian Resort dan Kepolisian Sektor. Internet: diakses tanggal 30 April 2013.
UPAYA POLISI DALAM MENANGGULANGI PELANGGARAN UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN OLEH SISWA DI KULON PROGO
UPAYA POLISI DALAM MENANGGULANGI PELANGGARAN UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN OLEH SISWA DI KULON PROGO Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu sosial Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia selalu melakukan perubahan dalam kehidupannya, hal ini
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia selalu melakukan perubahan dalam kehidupannya, hal ini terlihat dari banyaknya perubahan yang terjadi, terutama dalam bidang teknologi transportasi.
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. sebagai jawaban atas permasalahan, yaitu : Klaten, antara lain adalah :
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dan pembahasan yang telah penulis utarakan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai jawaban atas permasalahan, yaitu : 1.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota, terutama di kota besar yang memiliki banyak aktivitas dan banyak penduduk. Selain itu sistem
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jalan Wates-Yogya KM 02, Kecamatan Pengasih,
41 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kepolisian Resor (Polres) Kulon Progo yang beralamat di Jalan Wates-Yogya KM 02, Kecamatan Pengasih, Kabupaten
Lebih terperinciHAMBATAN POLISI DALAM PENANGGULANGAN PELANGGARAN SYARAT TEKNIS DAN LAIK JALAN OLEH PENGEMUDI SEPEDA MOTOR
Hambatan Polisi Dalam... (Ulfah Nuurul Azizah) 287 HAMBATAN POLISI DALAM PENANGGULANGAN PELANGGARAN SYARAT TEKNIS DAN LAIK JALAN OLEH PENGEMUDI SEPEDA MOTOR POLICE BARRIERS IN TECHNICAL AND TECHNICAL VIOLATION
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan transportasi untuk memindahkan orang dan atau barang dari suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lalu lintas merupakan subsistem dari ekosistem kota, berkembang sebagai bagian kota karena naluri dan kebutuhan penduduk untuk bergerak atau menggunakan transportasi
Lebih terperinciUPAYA MENEKAN TINGGINYA ANGKA KECELAKAAN LALU LINTAS MELALUI SOSIALISASI UU NO
UPAYA MENEKAN TINGGINYA ANGKA KECELAKAAN LALU LINTAS MELALUI SOSIALISASI UU NO. 22 TAHUN 2009 BAGI WARGA DESA TAMPINGAN KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL Anis Widyawati Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. permasalahan dalam penulisan hukum ini sebagai berikut: menggunakan telepon seluler pada saat berkendara adalah langsung
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, baik penelitian kepustakaan maupun penelitian lapangan, serta analisis yang telah penulis lakukan pada bab terdahulu, berikut disajikan kesimpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan terwujudnya rasa aman, tentram, tertib dan damai sebagai suatu amanah dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tugas dan tanggung jawab yang dijalankan kepolisian tertuju pada tercipta dan terwujudnya rasa aman, tentram, tertib dan damai sebagai suatu amanah dan memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang mengintegrasikan bagian-bagian masyarakat dan hukum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin modern suatu masyarakat, semakin banyak bidang-bidang kehidupan yang di atur oleh hukum. Hal ini terutama disebabkan oleh karena suatu masyarakat modern
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Peranan Guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam
Lebih terperinciDATA PIRANTI LUNAK SAT LANTAS POLRES SUMBAWA TAHUN 2016 NO JENIS NOMOR/TAHUN TENTANG JUMLAH KET
KEPOLISIAN NEGARA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR SUMBAWA DATA PIRANTI LUNAK SAT LANTAS POLRES SUMBAWA TAHUN 206 NO JENIS NOMOR/TAHUN TENTANG JUMLAH KET 2 3 4 5 6 PERKAP NO. 2 TAHUN 2007 MOBIL UNIT PELAYANAN
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. kekerasan. Hal ini dapat dilihat dari tabel tentang jumlah kejahatan yang
BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepolisian Polres Bantul terbukti kurang berhasil dalam menangani tindak pidana pencurian dengan kekerasan. Hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap pola kehidupan masyrakat Indonesia. Tingkat pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman sekarang ini membawa perubahan besar terhadap pola kehidupan masyrakat Indonesia. Tingkat pertumbuhan penduduk yang cepat dan terus bertambah,
Lebih terperinciBAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh penulis di dalam bab 2 maka dapat
64 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh penulis di dalam bab 2 maka dapat disimpulkan sebagaimana menjadi jawaban dari rumusan masalah yaitu sebagai berikut : 1. Tindakan
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan berkaitan dengan upaya
50 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisis yang telah dilakukan berkaitan dengan upaya Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta dalam menanggulangi tindak pidana yang dilakukan oleh geng motor
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian tentang kesadaran hukum siswa dalam berlalu
120 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang kesadaran hukum siswa dalam berlalu lintas yang dilakukan di SMA Negeri I Cipatat maka penulis dapat mengambil kesimpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia baik pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat maupun dari para
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Pada saat ini banyak sekali pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di Indonesia baik pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat maupun dari para penegak hukum dan aparat
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. keamanan, memberikan perlindungan, dan menciptakan ketertiban. dsb.), dan 2) anggota dari badan pemerintahan (pegawai negara yang
15 BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan tentang Polisi Lalu Lintas 1. Pengertian Polisi Polisi merupakan alat negara yang bertugas memelihara keamanan, memberikan perlindungan, dan menciptakan ketertiban masyarakat.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. masyarakat menimbulkan dampak lain, yaitu dengan semakin tinggi kepemilikan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan dan perkembangan teknologi yang sangat pesat dewasa ini yang diikuti dengan pertambahan penduduk yang cukup tinggi serta peningkatan kesejahteraan masyarakat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara hukum yang hampir semua aspek di
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara hukum yang hampir semua aspek di dalamnya diatur oleh hukum. Tujuan dibuatnya hukum ini adalah untuk menciptakan suatu masyarakat yang
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Penanggulangan pelanggaran lalu lintas oleh pengendara sepeda motor di
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Penanggulangan pelanggaran lalu lintas oleh pengendara sepeda motor di Kabupaten Sanggau merupakan tugas dan fungsi dari kepolisian lalu lintas Polres Sanggau. Berbagai upaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keamanan bertransportasi, salah satu contoh yang sering terjadi dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era modern ini, kebutuhan masyarakat akan transportasi kian meningkat. Kebutuhan masyarakat akan transportasi darat seperti mobil dan motor juga meningkat
Lebih terperinciLEMBAR WAWANCARA. 1. Kasus-kasus apa saja yang meresahkan dan mengganggu ketertiban
111 LEMBAR WAWANCARA 1. Kasus-kasus apa saja yang meresahkan dan mengganggu ketertiban masyarakat yang sering terjadi dalam 3 (tiga) tahun terakhir di wilayah hukum Polres Sibolga? 2. Jenis perjudian apa
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai
BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Digantinya Undang-Undang No 14 Tahun 1992 oleh Undang-Undang No 22 Tahun 2009 ditemukan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Kepolisian Resor Kulon Progo
50 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kepolisian Resor Kulon Progo 1. Gambaran Umum Kepolisian Resor Kulon Progo Kepolisian Resor (Polres) Kulon Progo merupakan Institusi Polri yang mempunyai
Lebih terperinciFoto 5. public adress Foto 7. public adress
LAMPIRAN DAFTAR LAMPIRAN 1. Dokumentasi Penelitian 2. Pedoman wawancara 3. UU No.22 tahun 2009 4. Surat Telegram Kapolres Bantul No:ST/598/X/2011 5. Surat Ijin Penelitian DOKUMENTASI PENELITIAN Foto 1.
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. Yogyakarta melakukan upaya sebagai berikut : Pemasangan kamera CCTV di berbagai tempat.
51 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan uraian dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka untuk menjawab rumusan masalah yang telah diajukan sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Polresta Bandar Lampung. Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) meru pakan merupakan alat
57 IV. GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Polresta Bandar Lampung Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) meru pakan merupakan alat pertahanan negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. A. Simpulan. Berdasarkan pembahasan dan analisis pada bab-bab sebelumnya,
67 BAB III PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan pembahasan dan analisis pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik bebarapa kesimpulan sebagai jawaban terhadap permasalahan yang diajukan dalam penulisan hukum/skripsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam mendukung pembangunan dan integrasi nasional sebagai bagian dari upaya memajukan kesejahteraan
Lebih terperinciPERAN IKOSA (IKATAN KLUB OTOMOTIF SURAKARTA) DALAM MENDUKUNG SATLANTAS POLTABES SURAKARTA GUNA MEWUJUDKAN KETERTIBAN LALU LINTAS
PERAN IKOSA (IKATAN KLUB OTOMOTIF SURAKARTA) DALAM MENDUKUNG SATLANTAS POLTABES SURAKARTA GUNA MEWUJUDKAN KETERTIBAN LALU LINTAS Disusun oleh: RAKHMAT PONCO NUGROHO C 100 000 041 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum yang mengandung arti bahwa hukum. merupakan tiang utama dalam menggerakkan sendi-sendi kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara hukum yang mengandung arti bahwa hukum merupakan tiang utama dalam menggerakkan sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berbunyi Negara Indonesia adalah negara hukum. 1 Artinya
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Eksistensi Indonesia sebagai negara hukum secara tegas telah disebutkan didalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu di dalam Pasal 1 ayat (3) yang berbunyi
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai Pengendalian Sosial Pada Pelanggaran Lalu Lintas Sepeda Motor Oleh Pelajar SMA di Kota Tasikmalaya, maka diperoleh
Lebih terperinciANALISIS PELANGGARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR TERHADAP UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
ANALISIS PELANGGARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR TERHADAP UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN (Studi Kasus pada Satlantas Kepolisian Resor Subang Jawa
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. wilayah Kulon Progo dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: Pidana Pencabulan Anak di Wilayah Kulon Progo
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang peranan Kepolisian Resort Kulon Progo dalam penanggulangan tindak pidana pencabulan anak di wilayah Kulon Progo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dilihat dari adanya indikasi angka kecelakaan yang terus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Terjadinya pelanggaran lalu lintas merupakan salah satu bentuk problematika yang sering menimbulkan permasalahan di jalan raya. Hal tersebut dapat dilihat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kehidupan bangsa Indonesia tidak bisa luput dari masalah hukum yang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Kehidupan bangsa Indonesia tidak bisa luput dari masalah hukum yang terjadi dalam masyarakat, hakikat keadilan dan hukum dapat dialami baik oleh ahli hukum maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pifih Setiawati, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sudah menjadi rahasia umum apabila perkembangan lalu lintas pada saat ini begitu pesat hal ini beriringan pula dengan perkembangan jumlah penduduk yang semakin
Lebih terperincidiuraikan di atas, maka dapat simpulkan sebagai berikut: a. Tindakan Kepolisian Terhadap Pelaku Pelanggaran Pasal 134 Huruf g adalah
1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana yang telah diuraikan di atas, maka dapat simpulkan sebagai berikut: a. Tindakan Kepolisian Terhadap Pelaku Pelanggaran Pasal 134 Huruf
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara hukum, dalam pelakasanaan pemerintahan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara hukum, dalam pelakasanaan pemerintahan dan dalam kehidupan masyarakat diatur oleh hukum. Hukum di Indonesia dimuat dalam bentuk konstitusi,
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Upaya yang dilakukan Polisi DIY dalam Penanggulangan Tindak. pidana Kesusilaan
49 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Upaya yang dilakukan Polisi DIY dalam Penanggulangan Tindak pidana Kesusilaan Berdasarkan wawancara dengan narasumber Bapak Kompol Zulham Efendi Lubis, S.iK dalam hal
Lebih terperinciSKRIPSI Diajukan Guna memenuhi salah satu syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Dalam Ilmu Hukum. Disusun Oleh :
MEKANISME PENEGAKAN HUKUM TERHADAP BALAP LIAR MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN OLEH SATUAN LALU LINTAS POLRESTABES SEMARANG SKRIPSI Diajukan Guna memenuhi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Lalu lintas adalah salah satu permasalahan yang dihadapi kota-kota besar di
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lalu lintas adalah salah satu permasalahan yang dihadapi kota-kota besar di Indonesia. Ini telah terbukti dengan indikasi-indikasi meningkatnya jumlah kecelakaan lalu
Lebih terperinciPEDOMAN WAWANCARA. 1. Bagaimana deskripsi atau gambaran tentang Kepolisian Resor Kulon Progo? 2. Bagaimana struktur organisasi Polres Kulon Progo?
LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA 1. Bagaimana deskripsi atau gambaran tentang Kepolisian Resor Kulon Progo? 2. Bagaimana struktur organisasi Polres Kulon Progo? PEDOMAN WAWANCARA Untuk PolantasPolres Kulon
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. disimpulkan beberapa hal dalam penulisan ini, yaitu:
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan Uraian pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal dalam penulisan ini, yaitu: 1. Upaya Penanggulangan tindak pidana di dunia maya yang di lakukan
Lebih terperinciKEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT SUMBAWA LAPORAN ANALISA DAN EVALUASI LANTAS POLRES SUMBAWA 2016
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT SUMBAWA LAPORAN ANALISA DAN EVALUASI SAT LANTAS POLRES SUMBAWA 0 Sumbawa, Desember 0 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG
PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TAWURAN DAN PENGGUNAAN KENDARAAN BERMOTOR BAGI PESERTA DIDIK DI KABUPATEN PURWAKARTA BUPATI PURWAKARTA, Menimbang :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi tata cara kita berperilaku atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan masyarakat selalu terdapat berbagai macam norma yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi tata cara kita berperilaku atau bertindak.
Lebih terperinciBab III. Penutup. dalam penulisan hukum/skripsi ini sebagai berikut:
Bab III Penutup A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dan analisis pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik bebarapa kesimpulan sebagai jawaban terhadap permasalahan yang diajukan dalam penulisan hukum/skripsi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Salah satu persoalan yang selalu dihadapi di kota-kota besar adalah lalu lintas.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu persoalan yang selalu dihadapi di kota-kota besar adalah lalu lintas. Persoalan lalu lintas yang dihadapi oleh kota-kota besar antara lain, yaitu kemacetan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menjembatani kesenjangan dan mendorong pemerataan hasil-hasil pembangunan antar wilayah,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Transportasi darat berperan sangat penting dalam mendukung pembangunan nasional serta mempunyai kontribusi terbesar dalam melayani mobilitas manusia maupun distribusi
Lebih terperinciSTANDARD OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG TIPIRING
1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH KEPULAUAN BANGKA BELITUNG RESOR PANGKALPINANG STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG TIPIRING I. PENDAHULUAN 1. UMUM a. Polri sebagai aparat negara yang bertugas
Lebih terperinciPENULISAN HUKUM. Oleh : EMILLIA CITRA LESTARI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS HUKUM
PENEGAKAN KETENTUAN PIDANA DALAM UNDANG-UNDANG MINERBA TERHADAP TERJADINYA PENAMBANGAN TANPA IZIN (Studi Pelaksanaan Pasal 158 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang kecelakaan lalu lintas, bahkan pemberitaan tentang kecelakaan lalu lintas
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Hampir setiap hari surat kabar maupun media lainnya memberitakan tentang kecelakaan lalu lintas, bahkan pemberitaan tentang kecelakaan lalu lintas selalu menjadi bahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan jumlah penduduk merupakan permasalahan yang memiliki dampak terhadap seluruh aspek kehidupan, salah satunya terhadap lalu lintas. Semakin banyakn
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Salah satu persoalan yang selalu dihadapi di kota-kota besar adalah masalah lalu lintas. Hal ini
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu persoalan yang selalu dihadapi di kota-kota besar adalah masalah lalu lintas. Hal ini terbukti dari adanya indikasi angka-angka kecelakaan lalu lintas yang selalu
Lebih terperinciBAB III PRAKTIK MASYARAKAT KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN MEMILIKI MODA ANGKUTAN DAN KETAATAN TERHADAP LALU LINTAS
BAB III PRAKTIK MASYARAKAT KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN MEMILIKI MODA ANGKUTAN DAN KETAATAN TERHADAP LALU LINTAS A. Gambaran Umum POLSEK Kecamatan Waru 1. Letak Lokasi Kepolisian Resort kabupaten
Lebih terperinciVI. KESIMPULAN DAN SARAN
VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti tentang respon orang tua terhadap anak di bawah umur yang menggunakan kendaraan bermotor di Desa Hajimena Kecamatan
Lebih terperinciBUPATI SUKABUMI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI SUKABUMI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DI KABUPATEN SUKABUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Sebagai bagian dari sistem transportasi nasional, Lalu. dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lalu Lintas dan Angkutan Jalan mempunyai peran strategis dalam mendukung pembangunan dan integrasi nasional sebagai bagian dari upaya memajukan kesejahteraan masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hukum(rechtsstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (machtsstaat). 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia adalah Negara yang berdasarkan atas hukum(rechtsstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (machtsstaat). 1 Pernyataan tersebut secara tegas tercantum
Lebih terperinciPENYELESAIAN PERKARA PIDANA DI LUAR PENGADILAN TERHADAP DUGAAN KEJAHATAN PASAL 359 KUHP DALAM PERKARA LALU LINTAS
PENYELESAIAN PERKARA PIDANA DI LUAR PENGADILAN TERHADAP DUGAAN KEJAHATAN PASAL 359 KUHP DALAM PERKARA LALU LINTAS Setio Agus Samapto STMIK AMIKOM Yogyakarta Abstraksi Didalam kecelakaan lalu - lintas yang
Lebih terperinciPENYELESAIAN PERKARA PIDANA DI LUAR PENGADILAN TERHADAP DUGAAN KEJAHATAN PASAL 359 KUHP DALAM PERKARA LALU LINTAS
PENYELESAIAN PERKARA PIDANA DI LUAR PENGADILAN TERHADAP DUGAAN KEJAHATAN PASAL 359 KUHP DALAM PERKARA LALU LINTAS Setio Agus Samapto STMIK AMIKOM Yogyakarta Abstraksi Didalam kecelakaan lalu - lintas yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan merupakan hal yang penting dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lalu lintas dan angkutan jalan merupakan hal yang penting dalam meningkatkan mobilitas sosial masyarakat, sehingga Negara merasa penting untuk mengaturnya
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya
BAB VI PENUTUP Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya maka dalam bab ini penulis akan menarik suatu kesimpulan dan memberikan saran-saran yang diharapkan akan memberikan manfaat
Lebih terperinciSKRIPSI PERANAN PENYIDIK POLRI DALAM MENCARI BARANG BUKTI HASIL TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DI WILAYAH HUKUM POLRESTA PADANG
SKRIPSI PERANAN PENYIDIK POLRI DALAM MENCARI BARANG BUKTI HASIL TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DI WILAYAH HUKUM POLRESTA PADANG Diajukan Guna Memenuhi Sebahagian Persyaratan Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perjalanan sejarah khususnya pembangunan dibidang penegakan supremasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepolisian Republik Indonesia memiliki peran penting dalam tonggak perjalanan sejarah khususnya pembangunan dibidang penegakan supremasi hukum, mulai dari pengamanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peraturan dalam berlalu lintas menjadi hal yang karena menyangkut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peraturan dalam berlalu lintas menjadi hal yang karena menyangkut keselamatan masyarakat. Oleh karena itu dalam plaksanaannya perlu di atur dengan sebuah peraturan yaitu
Lebih terperinciSTANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SATUAN SABHARA
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR BIMA KOTA STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SATUAN SABHARA T ENT ANG TINDAK PIDANA RINGAN (TIPIRING) DI W ILAYAH HUKUM POL R E S
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, keadaan geografis
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi atau pengangkutan merupakan bidang kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Pentingnya transportasi bagi masyarakat Indonesia
Lebih terperinciMENYOROTI MARAKNYA PENGENDARA MOTOR DIBAWAH UMUR Oleh: Imas Sholihah * Naskah diterima: 13 Juni 2016; disetujui: 02 Agustus 2016
MENYOROTI MARAKNYA PENGENDARA MOTOR DIBAWAH UMUR Oleh: Imas Sholihah * Naskah diterima: 13 Juni 2016; disetujui: 02 Agustus 2016 Sepeda motor sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR
POLEWALI MANDAR SIPAMANDAQ S IPA M A N D AQ PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENGGUNAAN JARINGAN PERLENGKAPAN JALAN KABUPATEN DAN
Lebih terperinciPERANAN SATUAN LALU LINTAS POLISI RESORT KOTA (POLRESTA) SAMARINDA DALAM MENEGAKKAN HUKUM BERLALU LINTAS DI WILAYAH KOTA SAMARINDA
ejournal Administrasi Negara, Volume 5, Nomor 1 2017 : 5330-5344 ISSN 0000-0000, ejournal.an.fisip-unmul..co.id Copyright 2017 PERANAN SATUAN LALU LINTAS POLISI RESORT KOTA (POLRESTA) SAMARINDA DALAM MENEGAKKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lalu lintas mempunyai peran strategis dalam mendukung pembangunan dan integrasi nasional sebagai bagian dari upaya memajukan kesejahteraan umum sebagaimana diamanatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk yang terus bertambah, kebutuhan orang yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepadatan penduduk yang terus bertambah, kebutuhan orang yang semakin banyak, serta kemajuan teknologi yang semakin canggih membawa implikasi semakin ramainya transportasi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. kepolisisan Batavia pada jaman penjajahan Belanda yang di bentuk pada
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Sejarah Perusahaan Kepolisian daerah Metropolitan Jakarta Raya diawali dari kepolisisan Batavia pada jaman penjajahan Belanda yang di bentuk pada tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sepeda motor yang tidak memiliki SIM (Surat Izin Mengemudi). Kurangnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi yang sangat besar. Mata pencaharian masyarakatnya beragam, sumber daya alamnya sangat banyak. Mengingat
Lebih terperinciPENUTUP. penelitian lapangan, serta pembahasan dan analisis yang telah penulis lakukan
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, baik penelitian kepustakaan maupun penelitian lapangan, serta pembahasan dan analisis yang telah penulis lakukan pada bab bab terdahulu, berikut
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR
POLEWALI MANDAR SIPAMANDAQ S I PA M A N D AQ PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENGGUNAAN JARINGAN PERLENGKAPAN JALAN KABUPATEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Alat transportasi merupakan salah satu kebutuhan utama manusia
2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alat transportasi merupakan salah satu kebutuhan utama manusia untuk menunjang berbagai kegiatan sehari-hari. Alat transportasi dalam pengelompokannya dapat
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: plat nomor kendaraan palsu, dilakukan dalam dua tahap yaitu
47 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan uraian analisis terhadap data yang berhasil dikumpulkan dalam penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Peran pihak kepolisian lalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara hukum. Setiap sendi kehidupan diatur oleh hukum yang berlaku dinegara ini. Terdapat aturan yang mengatur tentang penggunaan kendaraan bermotor.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perlengkapan kendaraan bermotor sudah di atur dalam Undang-Undang No
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagaimana kita ketahui kasus pelanggaran kendaraan bermotor saat ini semakin banyak bahakan menjadi salah satu polemik di Negeri ini, mengingat masih kurangnya kesadaran
Lebih terperinciBAB III KESIMPULAN. Berdasarkan ketentuan Pasal 7 Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012,
BAB III KESIMPULAN A. Kesimpulan Berdasarkan ketentuan Pasal 7 Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa sanksi yang tepat terhadap anak sebagai pengemudi kendaraan bermotor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyaknya tawuran antar pelajar yang terjadi di kota kota besar di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Banyaknya tawuran antar pelajar yang terjadi di kota kota besar di Indonesia merupakan sebuah fenomena yang menarik untuk di bahas. Perilaku pelajar yang anarkis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan masyarakat saat ini maka kebutuhan sarana dan prasarana yang terkait dengan transportasi guna mendukung produktivitas di berbagai bidang yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. meningkatnya berbagai aktivitas pemenuhan kebutuhan, salah satunya adalah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan suatu kota dikaitkan dan dipengaruhi oleh jumlah penduduknya. Pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk yang besar menyebabkan meningkatnya berbagai aktivitas
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Abdussalam dan DPM Sitompul, 2007, Sistem Peradilan Pidana, Restu Agung,
DAFTAR PUSTAKA Buku : Abdussalam dan DPM Sitompul, 2007, Sistem Peradilan Pidana, Restu Agung, Awaludin Marwan, Siti Rahma Mary dan Ikhsan Alfarisi, 2011, Narasi Historis Pemikiran Hukum Progresif Satjipto
Lebih terperinciBAB III PENUTUP A. KESIMPULAN. Berdasarkan pada pembahasan penulis paparkan sebelumnya maka. dapat disimpulkan:
55 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan pada pembahasan penulis paparkan sebelumnya maka dapat disimpulkan: 1. Penanggulangan tindak pidana perdagangan anak ini sangatlah perlu dilakukan, karena perdagangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara hukum, dengan jumlah penduduk Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara hukum, dengan jumlah penduduk Indonesia yang sangat banyak hukum di Indonesia harus ditegakkan dengan sebaik mungkin. Hukum di Indonesia
Lebih terperinciDATA PIRANTI LUNAK SAT LANTAS TAHUN 2016
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR BIMA KOTA DATA PIRANTI LUNAK SAT LANTAS TAHUN 2016 NO JENIS NOMOR/TAHUN TENTANG JUMLAH KET 1 2 3 4 5 6 1 UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TENTANG
Lebih terperinciPeranan Polisi Lalu Lintas dalam Meningkatkan Kedisiplinan Berlalu Lintas Pengguna Kendaraan Bermotor di Wilayah Kepolisian Resort Bantul
Peranan Polisi Lalu Lintas dalam Meningkatkan Kedisiplinan Berlalu Lintas Pengguna Kendaraan Bermotor di Wilayah Kepolisian Resort Bantul Giyan Apandi dan Anom Wahyu Asmorojati Prodi PPKn FKIP Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan masyarakat kejahatan terhadap harta benda orang banyak sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap kepentingan
Lebih terperinciTINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN UNDANG- UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 DALAM MENANGANI RAZIA KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN RAYA
TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN UNDANG- UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 DALAM MENANGANI RAZIA KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN RAYA ARDI CHANDRA / D 101 07 318 ABSTRAK Direktorat lalu lintas Polda bertugas
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian tindak pidana dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP)
18 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Tindak Pidana Pengertian tindak pidana dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) dikenal dengan istilah stratbaar feit dan dalam kepustakaan tentang hukum pidana
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dari masyarakat yang masih berbudaya primitif sampai dengan masyarakat yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kejahatan merupakan suatu masalah yang ada di dalam kehidupan masyarakat, baik dari masyarakat yang masih berbudaya primitif sampai dengan masyarakat yang berbudaya modern
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial. Namun tidak sedikit orang yang hanya memikirkan kepentingan. memikirkan orang lain atau kepentingan umum.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Transportasi merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi individu dan masyarakat zaman sekarang. Transportasi seakan sebagai bagian dari kehidupan karena
Lebih terperinci