BAB II TINJAUAN LITERATUR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN LITERATUR"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1 Arsip Organisasi pemerintahan maupun organisasi swasta menghasilkan file-file yang berisi informasi yang biasa di sebut dengan arsip, untuk membahas lebih jauh tentang pengelolaan arsip dalam penelitian ini, ada baiknya memahami beberapa penjelasan terlebih dulu dari definisi arsip tersebut. Kearsipan menurut Wursanto (1991, 12) adalah: Salah satu macam pekerjaan kantor atau pekerjaan tata usaha, yang banyak dilakukan oleh setiap badan usaha, baik badan usaha pemerintah maupun badan usaha swasta. Kearsipan menyangkut pekerjaan yang berhubungan dengan penyimpanan warkat atau surat-surat dan dokumen-dokumen kantor lainnya. Kearsipan memegang peranan penting bagi kelancaran jalannya organisasi, yaitu sebagai sumber informasi, dan sebagai pusat ingatan bagi organisasi. Pengertian arsip menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 adalah: Rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan diterima oleh lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Arsip dalam kamus administrasi perkantoran merupakan kumpulan warkat yang disimpan secara teratur berencana karena mempunyai suatu kegunaan agar setiap kali diperlukan dapat cepat ditemukan kembali. Arsip menurut Ricks (1992, 123) adalah rekaman informasi, tanpa memandang media atau karakteristiknya, dibuat atau diterima organisasi yang digunakan untuk menunjang operasional. Istilah arsip menurut Sedarmayanti (2000, 8) meliputi 3 pengertian, yaitu: 1. Kumpulan naskah atau dokumen yang disimpan 2. Gedung penyimpanan kumpulan naskah atau dokumen 3. Organisasi atau lembaga yang mengelola dan menyimpan kumpulan naskah atau dokumen.

2 Arsip menurut Gie yang dikutip oleh Sutarto (1983, 168) adalah suatu kumpulan warkat yang disimpan secara sistematis karena mempunyai suatu kegunaan agar setiap kali diperlukan dapat secara tepat diperlukan kembali. Berdasarkan pendapat di atas yang dimaksud dengan arsip adalah bentuk informasi yang terekam digunakan menjadi bukti dengan legalitas tertentu dalam menunjang proses pelaksanaan kegiatan administrasi kemudian disimpan secara teratur agar dokumen penting tersebut dapat ditemukan kembali apabila suatu saat diperlukan Jenis-jenis Arsip Adapun jenis arsip menurut Wursanto (1991, 21-28) berdasarkan dari subjek atau isinya antara lain: 1. Arsip Keuangan Jenis arsip yang berhubungan dengan masalah keuangan seperti laporan keuangan, surat perintah membayar tunai, surat penagihan, daftar gaji. 2. Arsip Kepegawaian Jenis arsip yang berhubungan dengan masalah kepegawaian seperti daftar riwayat hidup pegawai, surat lamaran, surat surat pengangkatan pegawai, absensi pegawai. 3. Arsip Pemasaran Jenis arsip yang berhubungan dengan masalah-masalah pemasaran seperti surat penawaran, surat pesanan, daftar harga barang, surat permintaan kebutuhan barang. 4. Arsip Pendidikan Jenis arsip yang berhubungan dengan masalah masalah pendidikan seperti Garis Garis Besar Program Pengajaran (GBPP), satuan pelajaran, program pengajaran, daftar absensi siswa dan guru. Arsip menurut Wursanto (1991, 29) dapat ditinjau atau dibedakan berdasarkan jenis-jenisnya seperti berikut: 1. Arsip Dinamis Arsip dinamis adalah informasi yang terekam atau tercatat, termasuk pula data yang berada dalam sistem komputer, yang dibuat atau diterima oleh badan korporasi, perorangan dalam transaksi kegiatan atau melakukan tindakan, sebagai bukti dari aktifitas tersebut. 2. Arsip Statis Umumnya arsip statis yang disimpan berupa arsip kertas, tetapi tidak semua arsip statis yang disimpan terbatas pada arsip kertas saja karena arsip yang mencerminkan perkembangan historis sebuah badan korporasi terdiri atas berbagai jenis arsip.

3 Berdasarkan uraian di atas bahwa jenis-jenis arsip terdiri dari arsip dinamis dan arsip statis. Arsip dinamis adalah arsip yang digunakan secara langsung dalam suatu kegiatan organisasi atau perkantoran penciptaan arsip dan disimpan selama jangka waktu tertentu, sedangkan arsip statis adalah arsip yang tidak dipergunakan lagi di dalam fungsi-fungsi manajemen tetapi dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan dan penelitian selain itu arsip statis merupakan arsip yang memiliki nilai guna berkelanjutan yang tidak saja penting untuk mempelajari masa lalu tetapi juga dampak pengetahuan masa lalu terhadap pengetahuan masa kini dan mendatang Penggolongan Arsip Arsip dapat digolongkan menjadi beberapa macam tergantung dari segi peninjauannya, yaitu: penggolongan arsip menurut subjek atau isinya, penggolongan arsip menurut bentuk atau wujudnya, penggolongan arsip nilai atau kegunaannya, penggolongan arsip menurut sifat kepentingannya, penggolongan arsip menurut keseringan penggunaannya, penggolongan arsip menurut fungsinya, penggolongan arsip menurut tingkat penyimpanannya dan pemeliharaannya, dan penggolongan arsip menurut keasliannya. Penggolongan arsip menurut Wursanto (1991, 21) berdasarkan subjek atau isinya dapat dibedakan menjadi beberapa macam antara lain: Arsip keuangan, arsip kepegawaian, arsip pemasaran, dan arsip pendidikan. Penggolongan arsip berdasarkan bentuk atau wujudnya ada beberapa macam misalnya, surat dalam hal ini yang dimaksud surat adalah setiap lembaran kertas yang berisi informasi atau keterangan yang berguna bagi penyelenggaraan kehidupan organisasi. Wursanto (1991, 22) juga menyatakan bahwa: Penggolongan arsip berdasarkan sifat kepentingannya yaitu arsip nonesensial merupakan arsip yang tidak memerlukan pengolahan dan tidak mempunyai hubungan dengan hal-hal yang penting sehingga tidak perlu disimpan dalam waktu yang terlalu lama, arsip yang diperlukan yaitu arsip yang masih mempunyai nilai kegunaan tetapi sifatnya sementara dan kadang-kadang masih dipergunakan atau dibutuhkan, arsip penting yaitu arsip mempunyai nilai hukum, arsip vital yaitu arsip yang bersifat permanen, langgeng, disimpan untuk selama-lamanya.

4 Arsip kemungkinan mempunyai beberapa nilai atau kegunaan. Reitzfeld (1959, 243) mengemukakan bahwa suatu arsip mempunyai 7 nilai yaitu nilainilai kegunaan administrasi, nilai-nilai kegunaan hukum, nilai-nilai kegunaan untuk kebijaksanaan, nilai-nilai kegunaan untuk pelaksanaan, nilai-nilai kegunaan untuk sejarah, dan nilai-nilai kegunaan untuk penelitian. Berdasarkan pernyataan di atas bahwa penggolongan arsip dilihat dari sisi isinya, bentuk, nilai dan fungsinya yang mana terdapat beberapa arsip-arsip menurut dari penggolongan arsipnya berdasarkan masing-masing jenisnya dan setiap arsip tersebut memiliki fungsi bagi suatu organisasi dan dalam instansi suatu perusahaan Siklus Arsip Siklus hidup Arsip adalah cara melihat bagaimana arsip diciptakan dan digunakan. Sebuah siklus kehidupan adalah kumpulan dari beberapa fase daur hidup sebelum disusutkan/ dimusnahkan. Setelah arsip dibuat, itu harus diajukan sesuai dengan yang ditetapkan, skema logis ke dalam repositori yang dikelola di mana akan tersedia untuk pengambilan keputusan atau kebijakan oleh pengguna yang berwenang. Ketika informasi yang terdapat dalam arsip tidak lagi memiliki nilai langsung, catatan data yang akan dihapus dari aksesibilitas aktif. Tergantung pada sifat dari arsip tersebut, dengan demikian hasil akhir dari suatu arsip adalah baik dipertahankan, ditransfer, diarsipkan atau dihancurkan. Martono (1990, 10) mengemukakan bahwa pada dasarnya, ada tiga tahapan yang dilalui arsip dalam hidupnya (life cycle). Ketiga tahapan tersebut ialah penciptaan (records creation), penggunaan dan pemeliharaan (use and maintenance) dan tahap istirahat (retirement).

5 Penciptaan Penyerahan ke ANRI Pengurusan dan Pengendalian Penyimpanan Referensi Pemusnahan Penyusutan Gambar 2.1 Siklus Arsip Sumber: Sedarmayanti (1992, 17) Lingkaran hidup kearsipan (life span of records) pada gambar diatas dapat dibagi menjadi tujuh tahapan, yaitu: 1) Tahap penciptaan arsip merupakan tahap awal dari proses kehidupan arsip. Terciptanya arsip dapat terjadi karena dibuat sendiri oleh organisasi yang bersangkutan atau karena suatu organisasi menerima arsip dari pihak lain. 2) Tahap pengurusan dan pengendalian merupakan tahap di mana surat masuk/keluar dicatat sesuai dengan sistem yang telah ditentukan. Setelah itu surat-surat tersebut diarahkan atau dikendalikan guna pemrosesan lebih lanjut. 3) Tahap referensi merupakan surat-surat tersebut digunakan dalam proses kegiatan administrasi sehari-hari. Setelah surat tersebut diklasifikasikan dan diindeks, maka kemudian surat disimpan berdasarkan sistem tertentu. 4) Tahap penyusutan merupakan kegiatan pengurangan atau penyiangan arsip. 5) Tahap pemusnahan merupakan pemusnahan terhadap arsip yang tidak mempunyai nilai guna lagi bagi organisasi. 6) Tahap penyimpanan di unit kearsipan, dimana arsip yang sudah menurun nilai gunanya (arsip inaktif) didaftar kemudian dipindah penyimpanannya pada unit kearsipan di kantor masing-masing atau sesuai peraturan yang berlaku. 7) Tahap penyerahan ke Arsip Nasional RI atau Arsip Nasional Daerah merupakan tahap terakhir dalam lingkaran hidup kearsipan (Sedarmayanti 1992, 17).

6 I penciptaan II pemanfaatan III penyimpanan V Disposisi IV Retrieval (penemuan kembali) Gambar 2.2 Siklus Hidup Arsip Manual Barber (2000) Berdasarkan beberapa pendapat di atas bahwa siklus hidup arsip merupakan konsep dalam records management, ini adalah cara untuk melihat bagaimana arsip diciptakan dan digunakan, sebuah siklus kehidupan adalah kumpulan dari beberapa fase daur hidup sebelum dimusnahkan Pemilihan Arsip Tahap pemilihan arsip ini perlu diperhatikan beberapa hal antara lain waktu, kegunaan, informasi dan penyelamatan. Pemilihan berdasarkan waktu berarti arsip dipilih berdasarkan pada waktu pengeloaan arsip, pemilihan berdasarkan kegunaan berarti arsip dipilih berdasarkan seberapa tingkat penggunaan arsip sering digunakan apa tidak, pemilihan berdasarkan informasi berarti pemilihan arsip dengan mempertimbangkan isi kandungan informasi arsip dan pemilihan berdasar penyelamatan berarti pemilihan dengan memperhatikan kondisi fisik arsip semakin buruk kondisi fisik arsip semakin cepat untuk diselamatkan. Pemilihan menurut Wursanto (1991,104) dapat pula berarti: Penyortiran, pemisahan, pengelompokkan atau pengklasifikasian. Pemilihan warkat atau penyortiran warkat adalah kegiatan pemisahan warkat ke dalam golongan-golongan yang telah ditentukan. Pemilihan warkat atau penyortiran warkat dapat pula berarti memisah-misahkan

7 warkat yang merupakan kegiatan pendahuluan untuk memisah-misahkan warkat atau arsip yang merupakan alas dari surat keluar, dipisahkan dengan surat masuk, kemudian mengelompokkan warkat-warkat tersebut menurut subjek-subjek seperti yang tercantum dalam daftar indeks atau dalam kartu kendali. Selanjutnya dalam tata kearsipan, untuk memudahkan dalam penyortiran warkat-warkat diperlukan penggolongan warkat menjadi warkat tidak penting, warkat biasa, warkat penting, dan warkat vital atau warkat sangat penting. Warkat tidak penting disebut juga warkat atau arsip nonesensial, sedangkan warkat biasa disebut juga warkat atau arsip yang diperlukan. Berdasarkan pernyataan di atas bahwa dokumen yang terkandung didalam atau arsip yang berisi informasi yang dipilih sesuai standard pemilihan arsip bisa berdasarkan penyortiran, pemisahan, pengelompokkan atau penggolongan arsip tersebut Klasifikasi Arsip Klasifikasi arsip merupakan pengelompokan arsip-arsip yang tercipta berdasarkan fungsi dan kegiatan yang dipergunakan untuk memudahkan penemuan kembali arsip. Maksud dan tujuan dari klasifikasi arsip yaitu sebagai acuan kerja di dalam mengelola arsip dengan baik, khususnya dalam pemberkasan dan penemuan kembali arsip serta memberikan pedoman kerja kepada petugas/pengelola arsip agar dapat mengelola arsip dengan baik. Klasifikasi atau penggolongan menurut Widjaja (1986, 133) merupakan pekerjaan mengumpulkan bahan-bahan yang sama atau hampir sama atau ada hubungan erat sekali antara yang satu dengan yang lain dalam satu kelompok. Klasifikasi menurut Sedarmayanti (2003, 37) adalah pengelompokan urusan atau masalah secara logis dan sistematis berdasarkan fungsi dan kegiatan instansi/kantor yang menciptakan atau menghimpunnya. Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat dijelaskan bahwa klasifikasi adalah penggolongan arsip dengan menentukan deskripsi isi dengan tujuan memudahkan penemuan kembali secara cepat dan mudah ketika dibutuhkan kembali.

8 2.1.6 Tata Cara Penyusutan Arsip Penyusutan arsip adalah kegiatan mengurangi volume arsip dari satu tempat penyimpanannya baik dengan cara memindahkan sebagian arsip ke tempat lain, memusnahkannya maupun menyerahkannya ke kantor arsip daerah. Kegiatan penyelamatan arsip menurut Wursanto (1991, 207) meliputi kegiatan penyimpanan, perawatan, pemeliharaan, pengamanan, dan penyusutan termasuk pemindahan, pemusnahan, serta penyerahan ke arsip National Pusat dan ke Arsip Nasional Daerah. Arsip-arsip yang dimiliki oleh suatu organisasi (Lembaga-lembaga negara, badan-badan pemerintahan) tidak selamanya mempunyai nilai kegunaan abadi. Ada arsip-arsip yang mempunyai nilai sementara kurang dari satu tahun, 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun dan seterusnya sampai dengan arsip yang mempunyai nilai abadi. Disamping itu ada arsip-arsip yang tidak perlu disimpan, setelah dibaca atau setelah habis nilai pakainya terus dibuang atau dimusnahkan. Pemusnahan atau disposal arsip adalah tindakan atau kegiatan menghancurkan secara fisik arsip yang sudah berakhir fungsinya serta yang tidak memiliki nilai guna. Penghancuran tersebut harus dilakukan secara total, yaitu dengan cara membakar habis, dicacah atau dengan cara lain sehingga tidak dapat lagi dikenal baik isi maupun bentuknya. Tujuan dari penyusutan arsip yaitu menjamin tersedianya informasi (arsip) yang benar-benar bernilai guna, meningkatkan efisiensi & efektifitas pengelolaan arsip, menjamin keselamatan bahan pertanggung jawaban nasional, meningkatkan kualitas penyimpanan dan penataan arsip, meningkatkan kecepatan penemuan kembali arsip, meningkatkan keindahan dan ketertiban ruang kerja. Retensi menurut Wursanto (1991, 210) meliputi kegiatan-kegiatan menilai kegunaan suatu arsip bagi suatu kantor kemudian merencanakan sejauh mana arsip-arsip dari suatu kantor dapat disimpan. Setiap arsip ditentukan retensinya atas dasar nilai kegunaannya dan dituangkan dalam bentuk suatu daftar yang disebut jadwal retensi arsip atau sering disebut secara singkat dengan istilah jadwal retensi.

9 Prosedur penetapan jadwal retensi menurut Wursanto (1991, 210) adalah sebagai berikut: 1. Lembaga-lembaga negara atau badan-badan pemerintahan masing-masing wajib memiliki jadwal retensi arsip. 2. Untuk menjaga objektivitas dalam menentukan nilai kegunaan arsip, jadwal retensi arsip disusun oleh suatu panitia yang terdiri dari para pejabat yang benar-benar memahami kearsipan, fungsi dan kegiatan instansinya masing-masing. 3. Dalam melaksanakan tugasnya, panitia tersebut perlu mendengar pertimbangan ketua badan pemeriksa keuangan sepanjang menyangkut masalah keuangan dan kepala badan administrasi negara sepanjang mengenai masalah kepegawaian. 4. Rancangan jadwal retensi kearsipan yang merupakan hasil kerja panitia tersebut perlu mendapatkan persetujuan kepala arsip nasional terlebih dahulu sebelum ditetapkan oleh pimpinan Lembaga Negara/Badan pemerintahan yang bersangkutan sebagai jadwal retensi arsip yang berlaku untuk lingkungan organisasinya. Berdasarkan beberapa pendapat di atas penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan arsip melalui pemindahan arsip inaktif di unit kerja pengolah ke unit kearsipan, pemusnahan arsip yang tidak bernilaiguna dan atau habis jangka simpannya dan penyerahan arsip statis ke ANRI (Arsip Nasional Republik Indonesia), Lembaga Kearsipan Daerah, atau Lembaga Kearsipan Perguruan Tinggi Pemindahan Arsip Secara teratur melakukan penelitian terhadap arsip yang sudah melampaui JRA (Jadwal Retensi Arsip). Setelah dilaksanakan penilaian dan penyusutan pada masing-masing unit, kemudian dilaksanakan pemindahan secara berkala dari unit Pengolahan ke Unit Kearsipan. Setelah ditentukan lama penyimpanan dan nilai kegunaannya, yang terwujud dalam jadwal retensi arsip, langkah berikutnya dalam penyusutan dan pemusnahan arsip adalah mengadakan pemindahan (transferring) arsip. Pemindahan atau transferring arsip menurut Wursanto (1991, 216) adalah: Kegiatan memindahkan arsip-arsip dari arsip aktif kepada arsip tak aktif (inaktif) karena tidak atau jarang sekali dipergunakan dalam kegiatan sehari-hari. Transferring atau pemindahan arsip dapat juga berarti kegiatan memindahkan arsip-arsip yang telah mencapai jangka waktu atau umur

10 tertentu ke tempat lain (gudang arsip), sehingga filing cabinet (almari, rak) yang semula dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan kearsipan sehari-hari dapat dipergunakan untuk menyimpan arsip-arsip baru. Arsip tak aktif dapat disimpan dengan menggunakan alat-alat atau tempat tertentu yang letaknya terpisah dari arsip aktif, dengan cara demikian penyimpanan dan penemuan kembali arsip-arsip dapat dilakukan dengan mudah dan cepat. Berdasarkan pernyataan di atas bahwa tahapan pemindahan arsip inaktif dimulai dari penyeleksian arsip, pembuatan daftar arsip yang akan dipindahkan, penataan fisik arsip yang akan dipindahkan sampai pada serah terima arsip dari unit kerja ke pusat arsip dengan penandatanganan berita acara pemindahan arsip. Seleksi dilakukan di unit kerja/pengolah terhadap seluruh arsip yang tersimpan di sentral file atau pusat penyimpanan arsip aktif, tahap kegiatan ini dilakukan untuk menentukan apakah arsip yang tersimpan di sentral file ini ada yang sudah menjadi arsip inaktif untuk menentukan arsip inaktif ini dilakukan berdasarkan jadwal retensi arsip instansi. 2.2 Arsip Dinamis Arsip dinamis merupakan arsip yang diciptakan, diterima dan dipergunakan untuk kegiatan bisnis. Organisasi perlu mengelola keaslian, keakuratan dan kebergunaan arsip dinamis, serta menjaga keutuhan arsip dinamis. Hal ini dilakukan agar mendukung kesinambungan bisnis, menyesuaikan dengan peraturan yang berlaku dan memberikan pertanggungjawaban yang diperlukan. Arsip dinamis (records) menurut Martono (1994) berdasarkan kegunaannya dibedakan menjadi arsip aktif (berkas kerja) dan arsip inaktif, arsip aktif merupakan arsip dinamis yang frekuensi kegunaannya sebagai berkas kerja masih tinggi sedangkan arsip inaktif merupakan arsip dinamis yang frekuensi kegunaannya sudah menurun atau jarang digunakan oleh manajemen. Arsip dinamis merupakan arsip yang digunakan langsung dalam penyelenggaraan administrasi yang nilai dan artinya masih berubah sesuai dengan fungsinya dalam administrasi. Arsip dinamis (record) menurut Sulistyo (2003, 13) merupakan informasi terekam, termasuk data dalam sistem komputer, yang dibuat atau diterima oleh badan korporasi atau perorangan dalam transaksi kegiatan atau melakukan tindakan sebagai bukti aktivitas tersebut.

11 Hal tersebut tersebut merujuk kepada mengapa arsip dinamis diciptakan dan alasan mengapa arsip dinamis disimpan. Arsip dinamis yang disimpan menunjang kegiatan sehingga disimpan sebagai bukti aktivitas tersebut. Menurut Barthos (2009, 4) arsip dinamis adalah arsip yang masih diperlukan secara langsung dalam perencanaan, pelaksanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya atau arsip yang digunakan secara langsung dalam penyelenggaraan administrasi negara. Dilihat dari kegunaannya arsip dinamis dibedakan atas dua macam, antara lain: arsip dinamis aktif merupakan arsip yang secara langsung dan terus menerus diperlukan dan digunakan dalam penyelenggaraan administrasi sehari-hari serta masih dikelola oleh unit pengolah, sedangkan arsip dinamis inaktif merupakan arsip yang tidak secara langsung dan tidak terus-menerus diperlukan dan digunakan dalam penyelenggaraan adminitrasi sehari-hari serta dikelola oleh pusat arsip. Tabel 2.1 Jenis Arsip Dinamis dan Sistem Penyimpanannya Jenis arsip dinamis Sistem penyimpanan yang sering digunakan Korespondensi (termasuk surat, Berkas subjek menurut klasifikasi, memorandum, telegram, lampiran, namun korespodensi dapat merupakan laporan, dan dokumen terkait). semua jenis sistem. Berkas korespodensi sering disebut berkas umum untuk membedakannya dari seri arsip dinamis lainnya. Arsip dinamis transaksi (formulir Susunan alphabetis atau numeric dan korespondensi yang berdasarkan nama atau pengenal memberikan bukti adanya transaksi). numeric, misalnya nomor surat atau nomor tagihan. Seringkali jenis dokumen ini bersifat bebas dan tidak dikelompokkan berdasarkan folder berkas. Arsip dinamis proyek Biasanya disimpan menurut nama

12 (korespondensi, nota, dan data lain proyek atau nomor, seringkali dibagi yang terkait pada proyek tertentu lebih lanjut menurut subjek dan seperti pengembangan sebuah klasifikasi. produk, pelaksanaan kegiatan sebuah proyek atau dokumentasi sistem). Berkas kasus (rekam medis dan Biasanya menurut nama atau kelompok arsip dinamis personil lainnya, atau diindeks menurut berkas. klaim, tuntutan hukum, kontrak, asuransi, dan berkas sejenis. Biasanya merujuk pada personil tertentu atau properti. Berkas khas (peta dan gambar Biasanya nomor indeks abjad. rekayasa atau engineering, pita atau tapes dan gulungan reel, foto sinar x, foto, gambar, kliping, dan berkas rujukan tercetak lainnya dan media terbacakan mesin. Jakarta, Sulistyo Basuki, 2003, Manajemen Arsip Dinamis, Gramedia Pustaka Utama. Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa arsip dinamis merupakan dokumen yang masih diperlukan sebagai referensi dan dasar pengambilan keputusaan, penentuan kebijakan dan tindakan, yang mana tempat penyimpanan arsip dinamis aktif dan inaktif harus dipisahkan agar arsip yang dicari dapat ditemukan dengan cepat dan mudah saat diperlukan Sistem Pengelolaan Arsip Dinamis Dalam suatu organisasi tidak ada yang tidak menghasilkan arsip dinamis dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, tanpa arsip dinamis seluruh kegiatan administrasi tidak akan berjalan dengan lancer. Dalam pengelolaan arsip dinamis terkandung didalamnya sumber daya vital yang sangat penting. Tanpa adanya pengelolaan arsip dinamis organisasi tidak dapat beroperasi tanpa menjaga

13 keakuratan dan aksesibilitas dari arsip dinamis yang dimiliki. Selain itu dalam kegiatan bisnis organisasi pengelolaan arsip dinamis membantu menyediakan memori organisasi, merumuskan kebijakan, membuat keputusan yang sesuai, meningkatkan efisiensi, produktivitas dan konsistensi. Sistem pengelolaan arsip dinamis yang terdapat pada suatu organisasi sebaiknya dilakukan secara terencana, menyeluruh dan terpadu. Hal tersebut dimaksudkan untuk memberikan kelancaran proses administrasi sehari-hari. Sistem pengelolaan arsip dinamis menurut Martono (1994, 15-20) terbagi dalam tiga tahap yaitu: 1. Tahap penciptaan (Records Creation) Didalam tahap ini merupakan awal dari pengelolaan arsip, karena tanpa tahap ini merupakan awal dari pengelolaan arsip, karena tanpa tahap ini proses kegiatan yang dilaksanakan suatu organisasi tidak akan berjalan dengan lancar. Arsip tercipta seiring dengan kegiatan yang dilakukan oleh organisasi. Arsip yang tercipta bentuk dan coraknya beraneka ragam, hal ini bergantung dari media yang digunakan didalam proses pelaksanaan kegiatan. Sebagaimana yang telah dikemukakan arsip tercipta sebagai akibat dari kegiatan yang dilakukan oleh organisasi dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya. Di dalam penciptaan arsip unsur efisiensi dan penghematan merupakan faktor penting karena itu diperlukan pengendalian terhadap penciptaan arsip agar tidak menimbulkan pemborosan belaka, berikut tahap penciptaan ini terdiri dari beberapa unsur yaitu: 1) Desain formulir 2) Manajemen formulir 3) Tata persuratan 4) Manajemen pelaporan 5) Sistem informasi manajemen 6) Direktif manajemen 2. Tahap penggunaan dan pemeliharaan (use and maintenance) Pada tahap ini arsip mulai dipergunakan sebagai berkas kerja. Data dan informasi yang terkandung didalamnya digunakan untuk memperlancar roda organisasi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Untuk dapat dipergunakan arsip sebaiknya harus diorganisir, disimpan secara sistematis sesuai dengan jenis dan tipe yang ada. Penyimpanan dilakukan untuk memelihara arsip tidak hilang dan rusak karena beberapa faktor. Secara keseluruhan unsur yang terkandung pada tahap penggunaan dan pemeliharaan yang meliputi yakni: 1) Sistem penataan berkas dan penemuan kembali 2) Manajemen berkas (file management) 3) Penelusuran surat (mail handling) 4) Program arsip vital 5) Sistem analisis 6) Pengelolaan pusat arsip (record center)

14 3. Tahap istirahat Pada tahap istirahat arsip sudah jarang digunakan dalam kegiatan organisasi. Untuk tahap ini arsip dikatakan sebagai arsip inaktif yang artinya arsip itu kegunaannya sudah mulai jarang digunakan. Agar penyelenggaraan pengurangan arsip dapat dilakukan secara tertib, maka perlu diprogramkan. Program inilah yang nanti dinamakan jadwal retensi arsip yaitu rencana penyisihan yang didalamnya tertuang tentang jangka simpan berkas (retensi). Tahap istirahat ini memiliki unsure-unsur yakni: 1) Identifikasi dan deskripsi seri berkas 2) Pengembangan jadwal retensi arsip dan penyusutan arsip 3) Penilaian arsip 4) Pemusnahan arsip 5) Penetapan simpan permanen 6) Reprografi Moore (1989) mengatakan bahwa sistem pengelolaan arsip dinamis dapat menyediakan arsip yang mengandung seluruh informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya dengan cara mengelola secara efisien pada tahap penciptaan dan pendeskripsian sehingga arsip dinamis dapat digunakan kembali. Pengelolaan arsip dinamis dilaksanakan untuk menjamin ketersediaan arsip dalam penyelenggaraan kegiatan sebagai bahan akuntabilitas kinerja dan alat bukti yang sah berdasarkan suatu sistem yang memenuhi persyaratan seperti andal, sistematis, utuh, menyeluruh dan sesuai dengan norma, standar, prosedur dan kriteria. Berdasarkan pernyataan di atas bahwa sistem pengelolaan arsip dinamis merupakan suatu panduan tata cara yang sistematis dalam mengolah informasi agar tersimpan dengan aman dan dapat ditemukan dengan mudah sewaktu diperlukan, sehingga pengelolaan arsip dinamis harus dilakukan secara efisien berdasarkan sistem yang telah berlaku agar terciptanya arsip yang dapat menunjang kegiatan organisasi Sistem Penyimpanan Arsip Dinamis Sistem penyimpanan arsip dinamis merupakan bagian terpenting dalam manajemen kearsipan. Sistem penyimpanan arsip adalah penetapan arsip dalam suatu wadah dengan tujuan agar mudah ditemukan saat hendak digunakan. Penyimpanan dalam suatu pengertian ini terdapat dua unsur yang harus dipertimbangkan yaitu naskah yang hanya dapat dihimpun dalam suatu berkas apabila tercipta dari butir kegiatan yang sama (kesatuan unit pengolah), berisi

15 informasi kegiatan yang sama (kesatuan masalah), dan satu sama lain terkait dalam satu proses (kesatuan keterkaitan). Sistem penyimpanan arsip dinamis menurut Gunarto (1997, 19) merupakan pengaturan dan penyimpanan arsip aktif secara logis dan sistematis, menggunakan nomor, huruf atau kombinasi nomor dan huruf sebagai identitas arsip yang bersangkutan. Dalam penyimpanan juga harus memperhatikan azas yang diterapkan dalam penyimpanan arsip. Ada 3 azas penyimpanan yaitu: 1. Azas sentralisasi merupakan proses pengelolaan arsip dinamis aktif yang dilaksanakan di satu ruangan sentral file untuk seluruh organisasi. Sistem pengelolaan arsip secara sentral ini hanya efisien dan efektif bila dilaksanakan pada kantor kecil. Adapun keuntungan dari azas sentralisasi adalah konsistensi dalam penemuan kembali arsip, pertanggungjawaban mudah diidentifikasi, arsip-arsip yang berhubungan disimpan bersama, mengurangi duplikasi, penggunaan ruang/tempat, peralatan, personil yang lebih baik, keamanan lebih terjamin dan mudah dipertanggungjawabkan. Sedangkan kerugian dari azas sentralisasi ini adalah azas ini hanya efektif untuk organisasi kecil, dimungkinkan agak lama dalam mendapatkan arsip, dan kurang dapat mengantisipasi perkembangan organisasi. 2. Azas desentralisasi adalah proses pengelolaan arsip dinamis aktif yang dilakukan oleh setiap unit kerja (major department) di dalam setiap organisasi. Penetapan azas desentralisasi dapat dilakukan dengan pertimbangan antara lain adalah gedung kantor tempatnya sangat luas bahkan terpisah tempatnya, hanya satu unit pengolah yang berkepentingan terhadap arsip yang disimpan, kemungkinan arsip sangat segera dibutuhkan oleh masing-masing unit pengolah, dan volume arsip besar. Selain itu permasalahan yang kemungkinan akan muncul dalam pelaksanaan azas desentralisasi adalah sulit mencapai keseragaman sistem untuk seluruh organisasi, tidak semua arsip terkait dapat disimpan bersama-sama, akan tercipta banyak duplikasi, banyak membutuhkan sarana dan tenaga, dan kurangnya efektifitas keamanan arsip baik secara fisik maupun informasinya.

16 3. Azas kombinasi adalah gabungan dari sistem sentralisasi dan desentralisasi. Pada sistem ini, masing-masing bagian menyimpan arsip dinamis di bawah kontrol sistem terpusat. Menerapkan azas kombinasi ini adalah agar meminimilisasikan duplikasi, memudahkan pengendalian dan kontrol, menempatkan personil yang benar-benar faham tentang kearsipan dan prosedur yang ditetapkan organisasi dan keseragaman sistem penyimpanan. Selain itu penerapan azas ini akan sering timbul beberapa masalah yaitu arsip yang berhubungan tidak disimpan secara bersamasama, dan penyimpanan prosedur organisasi bisa terjadi. Prosedur sistem penyimpanan arsip dinamis menurut Sugiarto (2005, 34-36) yaitu: Langkah-langkah pekerjaan yang dilakukan sehubungan dengan akan disimpannya suatu dokumen. Langkah-langkah atau prosedur penyimpanan arsip adalah sebagai berikut: pemeriksaan arsip (inspecting), pengindeksan arsip (indexing), memberi tanda, penyortiran, dan penyimpanan/peletakan. Prosedur penyimpanan arsip dimulai sejak surat diterima di instansi ini. Prosedur penyimpanan yang dilakukan adalah menyortir, menempatkan arsip dalam map berlubang (ordener), dan menempatkan arsip dalam lemari penyimpanan arsip. Menyortir, mengelompokkan arsip berdasarkan subjek/pokok masalah, menempatkan arsip dalam map berlubang, sebelum dimasukkan ke dalam map berlubang surat masuk terlebih dahulu diperiksa untuk menghindari kesalahan dalam penyimpanan arsip, kemudian arsip yang berada pada map berlubang disimpan dalam lemari penyimpanan arsip. Wursanto (1991, 87) menambahkan penyimpanan arsip yang baik itu adalah penyimpanan yang dilakukan dengan mempergunakan suatu sistem tertentu yang memungkinkan penemuan kembali dengan mudah dan cepat apabila sewaktu-waktu diperlukan. Sistem penyimpanan arsip yang baik dan benar itu menurut Amsyah (2003, 71) adalah sistem yang digunakan pada penyimpanan warkat agar kemudahan penyimpanan dapat diciptakan dari penemuan warkat yang sudah disimpan dapat dilakukan dengan cepat jika diperlukan.

17 Berdasarkan pernyataan di atas bahwa sistem penyimpanan arsip baik arsip dinamis aktif maupun inaktif yang baik dan benar bertujuan untuk memperlancar komunikasi dan tugas-tugas yang nantinya akan dikerjakan baik dalam sistem penyimpanan dan prosedur penyimpanannya. Selain itu penyimpanan arsip adalah penetapan arsip dalam suatu wadah dengan tujuan agar mudah ditemukan saat hendak digunakan dan dengan adanya sistem penyimpanan arsip dinamis maka arsip dapat dengan mudah ditemukan kembali dalam waktu singkat dan menyelamatkan arsip dari kehilangan/kerusakan. 2.3 Manajemen Arsip Dinamis Manajemen arsip adalah perencanaan, pengawasan, pengarahan, pengorganisasian, pelatihan, pengembangan dan aktivitas manajerial lain yang ditujukan atas kegiatan penciptaan, pemeliharaan, penggunaan dan penyusutan arsip dengan maksud untuk mencapai dokumentasi yang baik dan sesuai dengan kebijakan dan transaksi (kejadian, peristiwa, kegiatan) yang riil, dan manajemen operasi organisasi yang efektif dan ekonomis/efisien. Manajemen arsip dinamis menurut (Kennedy 1998) adalah suatu disiplin dan fungsi organisasi dalam mengelola arsip untuk memenuhi kebutuhan operasional bisnis, persyaratan akuntabilitas dan harapan masyarakat. ISO (2001) menyatakan bahwa manajemen arsip dinamis adalah: Bidang manajemen yang bertanggung jawab dalam menciptakan sistem yang efisien dan kontrol sistematis dari penciptaan, penerimaan, pengaturan, penggunaan dan pemusnahan arsip. Termasuk didalamnya proses penerimaan arsip dinamis ke dalam sistem arsip dinamis (capturing) dan mengatur bukti dari dan informasi tentang kegiatan bisnis dan transaksi dalam bentuk arsip. Menurut Patricia yang dikutip oleh Martono (1994, 23) bahwa manajemen kearsipan adalah as the systematic control placed over life cycle of recorded from creation to ultimate disposition storage of a records. Arsip dinamis salah satu sumber informasi penting dalam menunjang proses kegiatan administrasi maupun birokrasi, sebagai sumber informasi dari seluruh aktivitas organisasi, dan juga berfungsi sebagai pusat ingatan, alat bantu pengambilan keputusan, bukti eksistensi organisasi serta untuk kepentingan organisasi yang lain. Sehingga dari fungsi arsip dinamis tersebut maka perlu

18 diadakannya manajemen arsip dinamis yang baik sejak penciptaan sampai dengan penyusutan. Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen arsip dinamis adalah suatu proses pengawasan, penyimpanan, dan pengamanan dokumen serta arsip, baik dalam bentuk kertas maupun media elektronik serta manajemen kearsipan dapat dilakukan dengan melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yang bentuknya yaitu aktivitas-aktivitas perencanaan kearsipan, pengorganisasian bidang kearsipan, penyusunan personalia bagian kearsipan, pengarahan kerja pegawai kearsipan dan pengawasan terhadap kegiatan pokok (operasional) kearsipan sehingga dalam pelaksanaan manajemen kearsipan seorang manajer atau pengelola kearsipan harus dapat mengelola seluruh unsur yang terlibat dalam proses pengelolaan arsip sehingga kegiatan tersebut dapat berjalan dengan efektif dan efisien Fungsi dan Tujuan Manajemen Arsip Dinamis Manajemen arsip memiliki fungsi untuk menjaga keseimbangan arsip dalam segi penciptaan, lalu lintas dokumen, pencatatan, penerusan, pendistribusian, pemakaian, penyimpanan, pemeliharaan, pemindahan dan pemusnahan arsip. Tujuan akhir manajemen kearsipan ialah untuk menyederhanakan jenis dan volume arsip serta mendayagunakan penggunaan arsip bagi peningkatan kinerja dan profesionalitas institusi atau lembaga dengan biaya yang efektif dan efisien. Fungsi-fungsi manajemen arsip dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fungsi manajemen dan fungsi operasional arsip. Fungsi-fungsi manajemen yang dimaksud antara lain yaitu perencanaan, pengorganisasian, staffing, pengarahan, penggerakan, dan pengawasan; yang dilakukan terhadap fungsi-fungsi operasional kearsipan, dalam pengelolaan arsip dinamis, termasuk arsip vital, dan pengelolaan arsip statis. Fungsi-fungsi manajemen arsip dinamis meliputi kegiatan-kegiatan penciptaan, penggunaan, pemeliharaan, dan penyusutan arsip. Kegiatan-kegiatan pengelolaan arsip vital terdiri dari identifikasi, perlindungan, pengamanan,

19 penyelamatan dan pemulihan arsip, sedangkan fungsi-fungsi pengelolaan arsip statis meliputi akuisisi, pengolahan, preservasi, dan akses. Wiyasa (2003, 100) mengatakan bahwa arsip dinamis aktif yaitu: Arsip yang dikelola oleh unit kerja dalam melaksanakan tugas teknis operasional, sedangkan arsip dinamis inaktif dikelola oleh unit kerja khusus yang dibentuk oleh pimpinan yang bersangkutan. Pembedaan kedua jenis arsip tersebut bertujuan untuk memperlancar tugas-tugas operasional perusahaan apabila perusahaan memiliki beberapa kantor cabang dengan sistem desentralisasi, untuk arsip dinamis inaktif diserahkan dan dikelola oleh kantor pusat dengan sistem sentralisasi. Tujuan dari pengelolaan manajemen arsip dinamis menurut Kennedy (1998) adalah untuk dapat memenuhi kebutuhan operasional bisnis, persyaratan akuntabilitas dan harapan masyarakat. Tujuan dari manajemen arsip dinamis bermula dari semakin mendesaknya kebutuhan banyak institusi, lembaga, dan organisasi untuk mengelola arsip seefektif mungkin, karena dalam waktu singkat, arsip tumbuh sangat pesat. Pengelolaan arsip dimaksudkan agar informasi yang terekam didalamnya dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin. Oleh karena itu, institusi dan organisasi kemudian mengelola berbagai arsip yang diciptakan dan diterimanya, baik melalui pengalaman sendiri maupun pengalaman organisasi lain. Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai tujuan manajemen ataupun pengelolaan arsip dinamis tersebut di atas diperlukan penetapan dan pemeliharaan sistem ataupun teknik-teknik yang mendukung terwujudnya program manajemen kearsipan yang efektif dan efisien dan dalam pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen arsip sangat berguna dalam menunjang proses sistem kearsipan yang baik Ruang Lingkup Manajemen Arsip Dinamis Manajemen arsip dinamis cenderung diterapkan dalam pengurusan arsip secara manual, namun aplikasi manajemen kearsipan yang baik dan tepat terhadap arsip manual menjadi langkah awal dan tahapan utama yang harus dijalani dalam mewujudkan sistem kearsipan yang ideal bagi organisasi. Jika manajemen kearsipan secara manual sudah berjalan baik dan tepat, maka jika di masa mendatang institusi atau lembaga memiliki rencana untuk melakukan integrasi

20 antara manajemen kearsipan dengan teknologi informasi, kesulitan-kesulitan dan kendala yang muncul selama masa transisi penerapan teknologi informasi dalam manajemen kearsipan akan dapat diminimalisir. Sistem pengelolaan arsip menurut ANRI (2002,7) yaitu: cara atau metode menerima, menyimpan, mengaktualisasikan dan menemukan kembali arsip yang disimpan yang didasarkan pada prinsip efektivitas, efisiensi, dan keamanan, yang didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas, kelembagaan yang mantap, dan sarana serta prasarana yang memadai. Ruang lingkup arsip merupakan segala kegiatan yang terjadi dalam pengelolaan kearsipan. Ada dua model dalam mengelola arsip, yaitu life cycle model (model siklus hidup) yang lebih tepat untuk mengelola dokumen kertas secara manual, dan records continuum model (Model Arsip Berkelanjutan) yang lebih tepat guna mengelola arsip elektronis. Siklus hidup Arsip merupakan cara melihat bagaimana arsip diciptakan dan digunakan. Sebuah siklus kehidupan adalah kumpulandari beberapa fase daur hidup sebelum disusutkan/ dimusnahkan. Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa setiap organisasi dan perkantoran harus berusaha mengelola arsip dengan baik, untuk itu organisasi perlu melakukan pengelolaan arsip dinamis dan statis. Di samping juga perlu memperhatikan dukungan berbagai faktor yang terkait yaitu faktor kepemimpinan, profesionalisme/kompetensi arsiparis dan sumber daya manusia lainnya yang mengurus arsip, serta kondisi sarana prasarana yang dibutuhkan serta arsip yang tersimpan di lembaga kearsipan baik pusat atau daerah dan lembagalembaga/instansi-instansi pemerintahan harus dikelola dengan baik melalui pemeliharaan dan perawatan yang tepat sehingga keberadaan arsip dapat dipertahankan selamanya mengikuti daur hidup arsip Efektifitas Manajemen Arsip Dinamis Efektifitas manajemen arsip dinamis diperlukan dalam organisasi, karena organisasi mengandalkan akses efisien kepada informasi yang tepat. Akses informasi diperlukan antara lain untuk mendukung pengambilan keputusan, sebagai pedoman pelaksanaan operasional secara umum, sebagai bukti dari kegiatan dan kebijakan yang mereka lakukan serta alasan litigasi. Organisasi

21 mengelola arsip dinamis hasil kegiatan bisnisnya karena pengelolaan arsip dinamis berperan sangat penting bagi organisasi. Peranan dari keefektifitasan manajemen arsip dinamis menurut Kennedy (1998) antara lain: Menyediakan informasi yang diperlukan secara berkelanjutan untuk perkembangan masa depan memperbaiki kegiatan organisasi; melindungi organisasi dari kasus hukum; menjadi bahan bukti yang menunjukkan bahwa organisasi telah bertindak sesuai dengan peraturan yang berlaku; serta memenuhi persyaratan akuntibilatas yang ditentukan oleh peraturan dilingkungan organisasi. adalah: Efektivitas arsip di dalam organisasi menurut Chung (1981, 198:280) Kemampuan manajerial dari kepala bagian kearsipan. Kemampuan managerial merupakan otoritas untuk menjalankan fungsi-fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengawasan terhadap aktivitas-aktivitas dari orang-orang. Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa efektifitas pengelolaan arsip dinamis adalah bagaimana menyelenggarakan dan mengurus kegiatan arsip yang dimulai dari penyimpanan, penemuan kembali, peminjaman, pemeliharaan, serta penyusutan arsip. pengelolaan arsip dapat dikatakan efektif apabila dalam menyelenggarakan dan mengurus kegiatan kearsipan tidak menimbulkan akibat atau mencapai maksud yang dikehendaki. 2.4 Model Sistem Informasi Arsip Dinamis Model sistem informasi arsip dinamis merupakan suatu model sistem informasi yang dapat digunakan dalam proses manajemen arsip dinamis. Menurut (Kennedy 1998) model yang dapat menggambarkan proses arsip dinamis dalam manajemen arsip dinamis adalah model siklus hidup arsip dinamis (life cycle model) dan model kontinium arsip dinamis (record continuum model). Model siklus hidup arsip dinamis digunakan sebagai cara yang paling popular untuk menguraikan keseluruhan proses manajemen arsip dinamis. Dengan model ini arsip dikatakan memiliki siklus hidup dan siklus tersebut dapat dibagi menjadi lima fase utama, yaitu penciptaan (creation), distribusi (distribution), penggunaan (use), pemeliharaan (maintenance) dan penyusutan (disposal). Setiap

22 fase mencakup berbagai elemen dan kegiatan, konsep siklus hidup arsip dinamis menyediakan dasar dalam mengembangkan program manajemen arsip dinamis dengan menggunakan pendekatan model kontinium arsip dinamis. Konsep ini terfokus pada manajemen arsip dinamis sebagai suatu proses berkelanjutan, termasuk didalamnya adalah proses penciptaan arsip. Nantinya akan ditentukan arsip dinamis apa saja yang perlu dimasukkan ke dalam sistem arsip dalam rangka menyediakan bukti dari sebuah kegiatan. Juga akan ditentukan berapa lama arsip ditahan untuk keperluan bisnis dan keperluan lain, berapa lama disimpan dan siapa yang berhak mengakses arsip tersebut. Kennedy (1998) lebih lanjut menjelaskan empat dimensi yang digunakan Upward dalam konsepnya records continuum model. Pandangannya dapat dijelaskan seperti di bawah ini: 1. Pada level pertama, model ini menerapkan pada dirinya pengenalan akan tindakan (acts) yang akuntabel dan menjamin bahwa bukti (evidence) yang andal dari tindakan tersebut diciptakan dengan cara menangkap (capture) arsip dinamis dari transaksi yang terkait atau transaksi yang mendukungnya. Arsip dinamis aktivitas bisnis/organisasi diciptakan sebagai seni proses komunikasi bisnis dalam organisasi tersebut (misalnya melalui , software manajemen dokumen, atau aplikasi software lainnya) 2. Pada level kedua, sistem tata arsip dinamis (recordkeeping systems) mengelola famili transaksi dan seri arsip dinamis yang mendokumentasikan proses penciptaannya pada unit kerja atau fungsi tunggal organisasi yang lebih kompleks. Arsip dinamis yang diciptakan atau diterima dalam sebuah organisasi diberi tengara (tag) informasi atau lebih dikenal dengan pemberian metadata mengenai rekaman transaksi tersebut, termasuk tengara informasi tentang bagaimana arsip dinamis tersebut saling link dengan arsip dinamis lainnya. 3. Pada level ketiga, proses tata arsip dinamis yang sudah tanpa layer ini meliputi sistem yang multiple dan gugus arsip dinamis yang sudah digunakan untuk kebutuhan dokumentasi keseluruhan (bisnis, hukum dan budaya/pendidikan/sejarah) entitas yuridis tunggal. Arsip dinamis menjadi bagian dari sistem tempat simpan formal dan temu kembali yang merupakan memori korporasi organisasi. 4. Pada level keempat, sistem tata arsip dinamis menjangkau keseluruhan proses kebutuhan jasa masyarakat keseluruhan serta fungsi konstituennya dan entitas yang dilakukannya. Level ini membentuk penciptaan tata arsip dinamis yang kolaboratif, di bawah payung otoritas tata arsip dinamis publik, yang menjamin adanya akuntabilitas dan memori kultural masyarakat secara keseluruhan. Arsip dinamis yang diperlukan untuk tujuan akuntabilitas sosial (misalnya dengan Undang-undang korporasi)

23 atau bentuk lain dari memori kolektif menjadi bagian dari sistem kearsipan yang lebih luas yang terdiri dari arsip dinamis dari serangkaian organisasi. Pengelolaan arsip dinamis memiliki 3 komponen yaitu input, proses dan output. Adapun tujuan dari pengelolaan arsip aktif adalah menyediakan arsip yang benar untuk orang yang berwenang pada waktu yang tepat dari biaya yang efisien. INPUT INPUT Informasi Informasi SDM SDM Peralatan/Sarana Peralatan/Sarana Biaya Biaya PROSES Penciptaan/Penerimaan Penggunaan dan Pemeliharaan Penyusutan OUTPUT Informasi Informasi - b TUJUAN - Mampu menyediakan arsip yang benar - Untuk yang berwenang - Pada waktu yang tepat - Biaya efisien Gambar 2.3 Komponen Pengelolaan Arsip Dinamis Kontrol sistematis yang dilaksanakan terhadap input adalah seleksi dan pengendalian informasi yang akan diolah, penentuan sumberdaya manusia baik jumlah maupun kualitasnya, pemeliharaan peralatan yang tepat dan penggunaan dana atau biaya yang murah. Adapun kontrol sistematis pada proses menyangkut pengendalian kegiatan penciptaan atau penerimaan arsip, kegiatan pengendalian penggunaan dan pemeliharaan serta penyusutannya, kemudian kontrol sistematis dilaksanakan pada output, yaitu informasi yang dihasilkan harus senantiasa memperhatikan mutu dan fungsi informasi tersebut. Model daur hidup menganggap arsip dinamis elektronik sebatas sebagai arsip media baru atau arsip dinamis fisis layaknya film, rekaman suara, mikrofis.

24 Padahal ciri volatility arsip dinamis elektronik bertentangan dengan pendekatan Model daur hidup. Arsip dinamis elektronik harus dutempatkan pada system hardware dan software yang sesuai dengan lingkungan hidup nya, sehingga tidak harus disimpan ditempat simpan fisik model tradisional dalam daur hidupnya. Untuk mengakses arsip yang akurat, andal, otentik, lengkap serta dapat dibaca sepanjang waktu merupakan hal yang sulit bagi user maupun arsiparis. Agar dapat mengatasi permasalahan digital object tersebut digunakan model record continuum model. Konsep ini juga diperkuat dengan adanya rekomendasi dunia internasional sebagai cara terbaik mengelola arsip elektronik dalam konteks yang lebih luas dalam ilmu kearsipan. Manajemen arsip dinamis sebelumnya (life cycle of records) bersifat reaktif (mengelola arsip dinamis setelah penciptaan arsip dinamis), sedangkan dalam tata arsip dinamis (recordkeeping) bersifat proaktif (bermitra dengan stakeholders lainnya untuk menentukan arsip dinamis transaksi mana yang perlu dipertahankan). Pederson (1998) menyatakan bahwa Record Continuum Model mempunyai 4 fungsi tata arsip dinamis, yang disingkat CADS : 1. Control : capture, identifikasi, organisasi dan pengawasan 2. Accesibility : menjamin adanya akses dan kemanfaatan 3. Disposal : memungkinkan adanya kriteria penilaian dan kebijakan atau prosedure pemusnahan untuk meng-capture arsip dinamis yang sesuai dan untuk menyingkirkan proses arsip dinamis yang tidak diperlukan lagi. 4. Storage : memelihara dan mempertahankan keotentikan arsip dinamis, integritas serta bermanfaat sepanjang waktu. Ada 10 aspek yang membedakan antara Record Continuum Model dengan Life Cycle of records, yaitu : 1. Asal usul model 2. Elemen definisi arsip dinamis 3. Perhatian utama terhadap manajemen arsip dinamis 4. Pola transfer arsip dinamis 5. Prespektif tata arsip dinamis 6. Proses tata arsip dinamis 7. Kriteria seleksi arsip

25 8. Waktu penilaian arsip 9. Peran arsiparis 10. Praktek aplikasi manajemen arsip dinamis Kelebihan Record Continuum Model (RCM) atas Life Cycle of records, yaitu : 1. RCM memperluas kemungkinan interpretasi arsip dinamis dan sistem tata arsip dinamis 2. Mengingatkan akan kenyataan bahwa arsip (dinamis dan statis) diciptakan dan dipelihara karena kegunaannya seperti halnya hasil fungsi administrasi dan bisnis dan sebuah proses, bukan semata-mata suatu tujuan itu sendiri 3. RCM mengutamakan kerja sama lintas repository, khususnya antara record managers dan archivists Pada intinya Record Continuum Model menekankan pada : 1. Persamaan bukan perbedaan 2. Kualitas dan kuantitas bukan hanya kuantitas 3. Cara berpikir yang positif dan kohesif bukan terpisah dan pasif 4. Kerangka pembuatan keputusan yang terintegrasi bukan terfragmentasi 5. Pengawasan pembuatan keputusan yang terintegrasi bukan terfragmentasi 6. Memberikan kepuasan kepada user/clients dengan melakukan kolaborasi bukan duplikasi dan tumpang tindih

26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian ini berusaha mengungkapkan dan menjelaskan adanya kenyataan, gejala, fakta dan kejadian secara deskriptif yang ditemukan pada latar alamiah. Menurut (Mukhtar 2010, 30) penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian ini diarahkan pada latar dan individu (sasaran objek yang diteliti) sebagai subjek penelitiannya secara utuh. Data yang dihasilkan adalah data kualitatif yang umumnya adalah data berupa non angka, seperti kalimat-kalimat atau catatan, foto, rekaman suara dan gambar dimana peneliti menyelidiki, menganalisis, dan menjelaskan kejadian serta peristiwa dan yang berkaitan dengan pengelolaan surat-surat. 3.2 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada PT. Surveyor Indonesia Cabang Medan yang beralamat di Jalan D.I Panjaitan no. 5 Medan. 3.3 Proses Penelitian Adapun proses penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Mengidentifikasi Informan Dalam penelitian ini yang dimaksud informan adalah orang yang dianggap mengetahui dengan baik terhadap masalah yang diteliti dan bersedia untuk memberikan informasi kepada peneliti. Informan dalam penelitian ini adalah kepala karyawan kearsipan dan pegawai karyawan kearsipan pada kantor PT. Surveyor Indonesia Cabang Medan. Untuk kepala bagian penyimpanan arsip dengan bapak Dipoawan Meliala, untuk

BAB II SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF

BAB II SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF BAB II SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF 2.1. Pengertian Sebelum penulis melakukan pembahasan lebih lanjut mengenai penggolongan arsip, maka terlebih dahulu membahas tentang sistem. Menurut (Nurlela,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1499, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Arsip. Penyusutan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM.94 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUTAN ARSIP

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.894, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Arsip. Dokumentasi. Informasi Publik. Pengelola. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan: PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS KOMISI PEMILIHAN UMUM. BAB I KETENTUAN UMUM

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan: PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS KOMISI PEMILIHAN UMUM. BAB I KETENTUAN UMUM -2- MEMUTUSKAN : Menetapkan: PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS KOMISI PEMILIHAN UMUM. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Komisi Pemilihan

Lebih terperinci

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 93 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PEMERINTAH DAERAH

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 93 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PEMERINTAH DAERAH BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 93 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI KULON PROGO,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Arsip Dinamis Arsip dinamis adalah suatu kumpulan warkat yang disimpan secara sistematis karena mempunyai suatu kegunaan agar setiap kali diperlukan dapat secara

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 16 TAHUN 2017 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT DENGAN

Lebih terperinci

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BOGOR dan BUPATI BOGOR

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BOGOR dan BUPATI BOGOR SALINAN Menimbang Mengingat BUPATI BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR, : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Setiap organisasi menghasilkan dan menerima dokumen yang berhubungan dengan tugas dan fungsinya. Dokumen tersebut merupakan bukti kegiatan, pertanggungjawaban, transaksi organisasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Permasalahan. Dewasa ini, manajemen kearsipan yang baik menjadi sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Permasalahan. Dewasa ini, manajemen kearsipan yang baik menjadi sangat penting 19 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Permasalahan Dewasa ini, manajemen kearsipan yang baik menjadi sangat penting artinya bagi perusahaan swasta maupun organisasi pemerintah. Arsip sebagai salah

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Ta

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Ta No.1401, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. Tata Kearsipan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG TATA KEARSIPAN KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN

Lebih terperinci

Dari segi administrasi, tujuan penyusutan arsip ialah:

Dari segi administrasi, tujuan penyusutan arsip ialah: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Penyusutan Arsip Menurut Arsip Nasional RI penyusutan dan penghapusan arsip berarti pemindahan arsip-arsip dari file aktif ke file inaktif atau pemindahan arsip-arsip

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.426, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KPU. Arsip. Dinamis. Pengelolaan. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS KOMISI PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. adalah sekelompok kegiatan yang saling berkaitan yang secara bersama-sama berusaha

BAB II KAJIAN TEORITIS. adalah sekelompok kegiatan yang saling berkaitan yang secara bersama-sama berusaha BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Sistem Kearsipan 2.1.1 Pengertian Sistem Kearsipan Sistem merupakan suatu kesatuan yang terorganisir yang mengatur hubungan dalam suatu kerangka tertentu untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. arsip agar dapat dengan cepat bila arsip bilamana arsip sewaktu-waktu

BAB II LANDASAN TEORI. arsip agar dapat dengan cepat bila arsip bilamana arsip sewaktu-waktu 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Sistem Penyimpanan Arsip Menurut Donni dan Agus (2013:164-167) Sistem penyimpanan arsip (filling system) adalah sistem yang digunakan untuk menyimpan arsip agar dapat dengan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Dokumen perusahaan/organisasi adalah data, catatan dan/atau keterangan

BAB III LANDASAN TEORI. Dokumen perusahaan/organisasi adalah data, catatan dan/atau keterangan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Dokumen Dokumen perusahaan/organisasi adalah data, catatan dan/atau keterangan yang dibuat dan/atau diterima oleh perusahaan/organisasi dalam rangka pelaksanaan kegiatannya,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT LD. 6 2013 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI SERTA INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

PENYIMPANAN ARSIP DINAMIS AKTIF DI BAGIAN TATA USAHA SMA PERTIWI 1 KOTA PADANG

PENYIMPANAN ARSIP DINAMIS AKTIF DI BAGIAN TATA USAHA SMA PERTIWI 1 KOTA PADANG PENYIMPANAN ARSIP DINAMIS AKTIF DI BAGIAN TATA USAHA SMA PERTIWI 1 KOTA PADANG Mardiah Azizah 1, Elva Rahmah 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang Email:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Undang-Undang RI Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan, Pasal 1.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Undang-Undang RI Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan, Pasal 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Permasalahan Suatu instansi, organisasi merupakan sebuah wadah, alat untuk mencapai tujuan yang didalamnya terdapat sekumpulan orang, visi misi tujuan organisasi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 51/Menhut-II/2011 TENTANG PEDOMAN TATA KEARSIPAN KEMENTERIAN KEHUTANAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 51/Menhut-II/2011 TENTANG PEDOMAN TATA KEARSIPAN KEMENTERIAN KEHUTANAN PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 51/Menhut-II/2011 TENTANG PEDOMAN TATA KEARSIPAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arsip berasal dari bahasa Yunani Archivum yang artinya tempat untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arsip berasal dari bahasa Yunani Archivum yang artinya tempat untuk BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Pengertian Arsip Dan Kearsipan 1.1.1 Pengertian Arsip Arsip berasal dari bahasa Yunani Archivum yang artinya tempat untuk menyimpan, sering juga kata tersebut di tulis Archeon

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA SALINAN NOMOR : TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia Arsip Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN Substansi Prosedur Tetap tentang Penyerahan Arsip Statis telah saya setujui. Disetujui di Jakarta pada tanggal November 2011 SEKRETARIS UTAMA, GINA

Lebih terperinci

Manajemen Kearsipan untuk Mewujudkan Tata Kelola Administrasi Perkantoran yang Efektif dan Efisien

Manajemen Kearsipan untuk Mewujudkan Tata Kelola Administrasi Perkantoran yang Efektif dan Efisien 177 Manajemen Kearsipan untuk Mewujudkan Tata Kelola Administrasi Perkantoran yang Efektif dan Efisien Meirinawati 1, Indah Prabawati 2 1,2 Program Studi Ilmu Administrasi Negara, FIS, Universitas Negeri

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

- 1 - PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, - 1 - PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

Keputusan Kepala ANRi No. 9 Tahun 2000 tentang Pedoman Penyusutan Arsip pada Lembaga-lembaga Negara dan Badan-badan Pemerintahan Peraturan Kepala

Keputusan Kepala ANRi No. 9 Tahun 2000 tentang Pedoman Penyusutan Arsip pada Lembaga-lembaga Negara dan Badan-badan Pemerintahan Peraturan Kepala DASAR HUKUM : Undang-undang No. 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-undang No. 43 Tahun 2009 Keputusan Kepala ANRi No. 9 Tahun 2000 tentang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 7 TAHUN TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 7 TAHUN TENTANG BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 10230 PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2011 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI UNIT KEARSIPAN PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PENYUSUTAN ARSIP DI PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR

PENYUSUTAN ARSIP DI PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR PENYUSUTAN ARSIP DI PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR Emi Jumiyati Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK PENYUSUTAN ARSIP DI PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR. Penyusutan Arsip Di Pusat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. Saiman (2000:16) pengelolaan adalah bermacam-macam kegiatan

BAB II KAJIAN TEORETIS. Saiman (2000:16) pengelolaan adalah bermacam-macam kegiatan BAB II KAJIAN TEORETIS 1.1 Konsep Pengelolaan Pengelolaan adalah suatu proses kegiatan yang merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan dan mengawasi terhadap suatu kegiatan usaha untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Arsip Menurut Sugiarto (2013:23), dalam Undang-undang nomor 43 tahun 2009, tentan gkearsipan, arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam bebagai bentuk dan

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN KEARSIPAN DINAMIS BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN KEARSIPAN DINAMIS BADAN NARKOTIKA NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN KEARSIPAN DINAMIS BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE, Menimbang: a. bahwa arsip

Lebih terperinci

2015, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektron

2015, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektron BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1038, 2015 BAPPENAS. Tata Kearsipan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR : 54 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUTAN ARSIP DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR : 54 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUTAN ARSIP DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR : 54 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUTAN ARSIP DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH BADAN ARSIP DAN PERPUSTAKAAN 2012 GUBERNUR

Lebih terperinci

pemerintah maupun hak-hak keperdataan masyarakat maka penyelenggaraan kearsipan di lingkungan Kota Pangkalpinang harus dikelola secara komprehensif, d

pemerintah maupun hak-hak keperdataan masyarakat maka penyelenggaraan kearsipan di lingkungan Kota Pangkalpinang harus dikelola secara komprehensif, d WALIKOTA PANGKALPINANG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DI LINGKUNGAN KOTA PANGKALPINANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

WALI KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BANDUNG,

WALI KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BANDUNG, SALINAN WALI KOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA BANDUNG NOMOR 1299 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN UNIT KEARSIPAN PADA PERANGKAT DAERAH, BADAN USAHA MILIK DAERAH DAN LEMBAGA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan fungsi organisasi. Dalam setiap organisasi sangat memerlukan data dan

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan fungsi organisasi. Dalam setiap organisasi sangat memerlukan data dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Permasalahan Keberadaan arsip dalam suatu organisasi menjadi faktor penting bagi pelaksanaan fungsi organisasi. Dalam setiap organisasi sangat memerlukan data dan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1083, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT. Arsip. Penyusutan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUTAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 31 B 2010 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 31 B TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 31 B 2010 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 31 B TAHUN 2010 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 31 B 2010 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 31 B TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN TATA KEARSIPAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI,

Lebih terperinci

Oleh : Dra. Anna Nunuk Nuryani

Oleh : Dra. Anna Nunuk Nuryani KEWAJIBAN PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS DI PEMERINTAH DAERAH Oleh : Dra. Anna Nunuk Nuryani ( Arsiparis Madya BPAD DIY) Pendahuluan Arsip dinamis merupakan rekaman informasi yang masih digunakan sebagai berkas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. Arsip berasal dari bahasa Yunani, yaitu arche yang kemudian berubah menjadi archea,

BAB II KAJIAN TEORITIS. Arsip berasal dari bahasa Yunani, yaitu arche yang kemudian berubah menjadi archea, BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Arsip Arsip berasal dari bahasa Yunani, yaitu arche yang kemudian berubah menjadi archea, lalu berubah lagi menjadi archeon. Arche berarti permulaan, jabatan, atau

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN Mohon masukan dan saran dapat disampaikan melalui email : hukum@anri.go.id atau hukumperundangundangan@yahoo.com draft tim perumus 16 Maret 2011 RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMUSNAHAN ARSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMUSNAHAN ARSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA ARSIP

Lebih terperinci

Arsip Dinamis Arsip Statis

Arsip Dinamis Arsip Statis Naskah - naskah yang dibuat dan diterima oleh lembaga - lembaga dan badan - badan Pemerintah dalam bentuk apapun, baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan;

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa dalam rangka mempertahankan Negara Kesatuan Republik

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 48 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 48 TAHUN 2017 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 48 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ARSIP INAKTIF DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan kearsipan meliputi : data, SDM/ arsiparis, fasilitas dan dana.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan kearsipan meliputi : data, SDM/ arsiparis, fasilitas dan dana. 22 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Permasalahan Lahirnya UU No 43 Tahun 2009 telah membawa perubahan besar dunia kearsipan di Indonesia. Setiap instansi diwajibkan memelihara arsip yang diciptakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 1. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pengertian manajemen menurut George R. Terry ( 2008:22) adalah: suatu proses tertentu yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 menyatakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Permasalahan Setiap instansi dalam kegiatan organisasi pasti akan melahirkan arsip. Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 menyatakan bahwa

Lebih terperinci

PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT

PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG PANJANG NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG WALIKOTA PADANG PANJANG, Menimbang : Mengingat

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ' KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ' KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI (BPPT) PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 09y TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TATA KEARSIPAN BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mempertahankan Negara Kesatuan Republik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pengawasan yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan-tujuan

BAB II LANDASAN TEORI. pengawasan yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan-tujuan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pengertian manajemen menurut George R. Terry ( 2008:22) adalah: suatu proses tertentu yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bantu untuk mengingat, baik untuk keperluan administrasi, hukum, dan keperluankeperluan

BAB I PENDAHULUAN. bantu untuk mengingat, baik untuk keperluan administrasi, hukum, dan keperluankeperluan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Arsip sebagai rekaman kegiatan organisasi merupakan alat bukti atau alat bantu untuk mengingat, baik untuk keperluan administrasi, hukum, dan keperluankeperluan pembuktian

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN

BUPATI BANYUMAS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN SALINAN BUPATI BANYUMAS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.505, 2014 BNN. Kearsipan. Dinamis. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN KEARSIPAN DINAMIS BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 13/IT3/PK/2012 Tentang KEBIJAKAN KEARSIPAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR REKTOR INSTITUT

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 13/IT3/PK/2012 Tentang KEBIJAKAN KEARSIPAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR REKTOR INSTITUT Menimbang Mengingat SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 13/IT3/PK/2012 Tentang KEBIJAKAN KEARSIPAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR : a. bahwa IPB sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagan yang memuat keterangan-keterangan mengenai sesuatu subyek ( pokok

BAB I PENDAHULUAN. bagan yang memuat keterangan-keterangan mengenai sesuatu subyek ( pokok BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Permasalahan Arsip adalah setiap catatan tertulis baik dalam bentuk gambar ataupun bagan yang memuat keterangan-keterangan mengenai sesuatu subyek ( pokok persoalan)

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP URUSAN KEARSIPAN

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP URUSAN KEARSIPAN SALINAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.244, 2013 ARSIP NASIONAL. Pemusnahan Asip. Pedoman. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMUSNAHAN ARSIP DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal.2. 1 Zulkifli Amsyah, Manajemen Kearsipan, Gramedia Pustaka, Jakarta, 2005,

BAB I PENDAHULUAN. hal.2. 1 Zulkifli Amsyah, Manajemen Kearsipan, Gramedia Pustaka, Jakarta, 2005, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kantor besar maupun kecil, swasta maupun instansi pemerintah mempunyai record dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan. Record itu disebut arsip. Arsip sebagai

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUTAN ARSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUTAN ARSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUTAN ARSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

2017, No d. kearsipan untuk mendukung tata kelola organisasi yang baik; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huru

2017, No d. kearsipan untuk mendukung tata kelola organisasi yang baik; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huru No.598, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KPK. Pedoman Kearsipan. PERATURAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN KEARSIPAN DI LINGKUNGAN KOMISI PEMBERANTASAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seirama dengan tata kehidupan masyarakat maupun dengan tata pemerintahan. 1

BAB I PENDAHULUAN. seirama dengan tata kehidupan masyarakat maupun dengan tata pemerintahan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Permasalahan Arsip merupakan sesuatu yang hidup, tumbuh, dan terus berubah seirama dengan tata kehidupan masyarakat maupun dengan tata pemerintahan. 1 Seiring dengan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 22.A 2015 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 22.A TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TATA KEARSIPAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI,

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN 1 BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa arsip merupakan

Lebih terperinci

NOMOR : 2 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI TAHUN 2014 BUPATI BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR : 2 TAHUN 2014 TENTANG

NOMOR : 2 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI TAHUN 2014 BUPATI BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR : 2 TAHUN 2014 TENTANG NOMOR : 2 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI TAHUN 2014 BUPATI BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR : 2 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mempertahankan Negara Kesatuan Republik

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN I. UMUM Dalam rangka mewujudkan

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang a. bahwa arsip yang dimiliki

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 73 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN AKUISISI ARSIP STATIS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG GERAKAN NASIONAL SADAR TERTIB ARSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG GERAKAN NASIONAL SADAR TERTIB ARSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG GERAKAN NASIONAL SADAR TERTIB ARSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Arsip merupakan elemen penting dalam kehidupan manusia, tanpa disadari

BAB I PENDAHULUAN. Arsip merupakan elemen penting dalam kehidupan manusia, tanpa disadari BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang dan Permasalahan Arsip merupakan elemen penting dalam kehidupan manusia, tanpa disadari kegiatan yang dilakukan manusia tidak lepas dari terciptanya arsip. Arsip mempunyai

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGARAAN KEARSIPAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.242, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ARSIP NASIONAL. Lembaga. Kearsipan Daerah. Fungsi. Standar. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR FUNGSI LEMBAGA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. historis. Volume arsip yang tercipta dari suatu organisasi, bertambah berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. historis. Volume arsip yang tercipta dari suatu organisasi, bertambah berkaitan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arsip memiliki arti penting bagi setiap organisasi sebagai sumber ingatan atau memori, bahan pengambilan keputusan, bukti atau legalitas dan rujukan historis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Organisasi merupakan suatu kelompok orang yang memiliki visi yang sama. Setiap organisasi, dalam segala bentuk, baik organisasi kemasyarakatan, pemerintahan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, informasi menjadi kebutuhan mutlak bagi setiap instansi, baik instansi pemerintah maupun swasta. Keseluruhan kegiatan instansi pada dasarnya membutuhkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mempertahankan Negara Kesatuan Republik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Penyimpanan Data Secara Umum Pengolahan Data adalah manipulasi data agar menjadi bentuk yang lebih berguna. Pengolahan data ini tidak hanya berupa perhitungan numeris

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kearsipan Menurut Barthos (2000: 2), kearsipan mempunyai peranan sebagai pusat ingatan, sebagai sumber informasi dan sebagai alat pengawasan yang sangat diperlukan dalam setiap

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.252, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ARSIP NASIONAL. Arsip Kepegawaian. Arsip Nasional RI. Jadwal Retensi. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2012 TENTANG JADWAL

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dari awal terbentuknya organisasi sampai organisasi tersebut dapat. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009, arsip adalah:

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dari awal terbentuknya organisasi sampai organisasi tersebut dapat. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009, arsip adalah: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap organisasi yang beraktivitas pasti akan menghasilkan arsip. Keberadaan arsip dalam organisasi menjadi faktor penting bagi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi.

Lebih terperinci

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI TANGGAMUS NOMOR 04 TAHUN 2016 TENTANG TATA KEARSIPAN DAN KODE SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN UNIT KEARSIPAN PADA LEMBAGA NEGARA

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN UNIT KEARSIPAN PADA LEMBAGA NEGARA Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PENGANTAR KEARSIPAN. 1. Pendahuluan

PENGANTAR KEARSIPAN. 1. Pendahuluan PENGANTAR KEARSIPAN Drs. M. Qosim 1. Pendahuluan Kehidupan suatus organisasi, lebih-lebih organisasi pemerintah semakin tidak dapat dipisahkan dari arsip. Arsip sebagai alat komunikasi dan sekaligus merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk organisasi yang setiap kegiatannya akan menghasilkan catatan. Catatan ini

BAB I PENDAHULUAN. bentuk organisasi yang setiap kegiatannya akan menghasilkan catatan. Catatan ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dan Permasalahan Sebagai makhluk sosial, setiap manusia melakukan kerjasama dengan sesamanya guna memenuhi kebutuhan. Kerjasama ini dapat diwujudkan dalam bentuk organisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Pengertian Arsip BAB II TINJAUAN TEORITIS Kearsipan merupakan salah satu macam pekerjaan kantor atau tata usaha yang banyak dilakukan oleh setiap badan usaha pemerintah maupun swasta. Kearsipan menyangkut

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG TATA KEARSIPAN PEMERINTAH KABUPATEN CIAMIS

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG TATA KEARSIPAN PEMERINTAH KABUPATEN CIAMIS BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG TATA KEARSIPAN PEMERINTAH KABUPATEN CIAMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa Tata

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2012 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2012 TENTANG TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH

Lebih terperinci