Semester 4 3 sks. DOSEN PENGASUH Dra. Mazdalifah Msi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Semester 4 3 sks. DOSEN PENGASUH Dra. Mazdalifah Msi"

Transkripsi

1 Semester 4 3 sks DOSEN PENGASUH Dra. Mazdalifah Msi

2 Mata kuliah Pendapat Umum ( Public Opinion ) merupakan mata kuliah multi disipliner maksudnya matakuliah ini merupakan gabungan dengan matakuliah lain seperti statistik, sosiologi, dan psikologi. Mahasisw a akan memperoleh materi yang berkaitan dengan pentingnya pendapat umum dalam kehidupan. Pendapat umum menjadi semakin penting apabila dikaitkan dengan stuasi politik negara Indonesia akhir-akhir ini, dimana nuansa kehidupan demokratis begitu menonjol, dan faktor inilah yang mendorong pendapat umum menjadi tumbuh dan berkembang.

3

4 Dosen pengasuh menghendaki seluruh mahasisw a hadir tepat w aktu pada pukul w ib. Keterlambatan hanya ditoleransi apabila ada hal yang bersifat darurat, selama lebih kurang 10 menit.

5 Mahasisw a w ajib hadir mengikuti perkuliahan sebanyak 75 % dari total kehadiran ( 12 kali pertemuan ), baru berhak mengikuti ujian akhir. Mahasisw a yang berhalangan hadir agar memberitahukan lew at surat

6 Peralatan belajar mengajar sepert OHP, LCD, Spidol, Mike, disiapkan oleh mahasisw a yang mengikuti matakuliah ini. Ketua kelas menjadi koordinator dalam mengatur pengadaan peralatan belajar mengajar.

7 Dosen Pengasuh akan menilai mahasisw a melalui empat komponen yaitu : Kehadiran Ujian Tengah Ujian Akhir Tugas dan keaktifan di kelas Besarnya komponen penilaian akan ditentukan berasarkan musyaw arah bersama.

8 1. Kontrak Belajar 2. Pengertian Pendapat Umum (Public Opinion) 3. Publik sebagai Bagian Kelompok Sosial tidak Teratur 4. Sejarah Ekspresi Pendapat Umum 5. Pengertian Polling 6. Polling dan Media 7. Desain Polling Ilmiah 8. Ujian Tengah Semester 9. Teknik Penarikan Sampel Bagian Teknik Penarikan Sampel Bagian Besar Sampel 12. Penyusunan Kuesioner 13. Prosedur dan Metode Waw ancara

9 14.Praktek Polling 15.Presentasi Hasil Polling 16.Ujian Semester

10 Eriyanto, Metodologi Polling, Memberdayakan Suara Rakyat, Remaja Rosdakarya, Bandung,, 1999 Panuju, Redi, Media dan Kekuasaan, Sastroputro, Santoso, Komunikasi Sosial, Opini Publik, Pendapat Umum, Pendapat Khalayak, Remaja Rosdakarya, Bandung,, 1990 Singarimbun, Masri, Metode Penelitian Survai, LP3ES, 1989 Soekanto, Suyono, Pengantar Sosiologi, Sunaryo, Djoenaesih S., Opini Publik, Liberty, Jogjakarta,, 1984

11

12

13 Publik berarti: Orang Banyak Terbuka, tidak rahasia, siapapun boleh tahu Umum

14 Publik adalah: Sekelompok orang yang berkumpul di satu tempat dan mempunyai perhatian terhadap satu masalah/hal yang sama

15 Publik adalah Sekelompok orang yang mempunyai minat yang sama tentang satu hal (E. Bogardus) atau sekelompok orang yang menaruh perhatian terhadap suatu masalah yang sama, melibatkan diri dalam masalah tersebut, dan berusaha untuk turut mengatasinya (Herbert Blumer)

16 Opini adalah suatu ekspresi tentang sikap mengenai suatu masalah yang bersifat kontroversial

17 Kesatuan pendapat yang muncul dari sekelompok orang yang berkumpul secara spontan, membicarakan issue yang kontroversial, mendiskusikannya dan berusaha untuk mengatasinya.

18

19 Karakteristik Kelompok Sosial tidak Teratur Tidak memiliki struktur organisasi yang ajeg/tetap Tidak memiliki tujuan organisasi yang ingin dicapai dalam jangka waktu tertentu Pimpinan bisa jadi ada, dan bisa pula tidak ada Tidak memiliki norma yang mengatur secara ketat anggota-anggotanya anggotanya

20 (Djoenaesih Sunaryo, hal Satu kelompok yang tidak merupakan kesatuan (kelompok tidak teratur) 2. Interaksi terjadi secara tidak langsung, biasanya melalui media massa 3. Perilaku publik didasarkan kepada perilaku individu 4. Tidak saling mengenal satu sama lain (anonim( anonim) dan terdiri dari berbagai lapisan masyarakat (heterogen)

21 5. Mempunyai minat yang sama terhadap suatu masalah 6. Minat yang sama tersebut belum tentu mempunyai opini atau pendapat yang sama terhadap suatu masalah 7. Berusaha untuk mengetahui masalah tersebut 8. Adanya diskusi sosial, karena itu publik ada kecendrungan untuk berpikir secara rasional

22 Djoenasih Sunaryo, hal:9 1. Massa terdiri dari orang-orang dalam segala lapangan dan tingkat dalam masyarakat 2. Bersifat anonim dan heterogen 3. Diantara mereka tidak terdapat interaksi dan pertukaran pengalaman karena terpisah antara satu dengan yang lain 4. Tidak mampu bertindak secara teratur karena longgar dalam ikatan organisasi

23 5. Baik massa terlihat maupun yang tidak terlihat mesti ada ikatan pikiran, pertalian jiwa atau persamaan perasaan 6. Massa tidak dapat berpikir secara kritis, mudah percaya dan amat sugestible 7. Massa sangat mudah tersinggung, sangat fanatik, bersemangat, berani dan dapat berbuat sesuatu tanpa memikirkan tanggung jawab 8. Massa yang terlihat adalah massa yang berkumpul di suatu tempat, misalnya sejumlah orang yan menghadiri rapat raksasa

24 Massa yang t idak t erlihat adalah m assa yang t idak berk um pul dalam sat u t em pat t ert ent u, u t idak pernah saling m engenal sat u sam a lain, m isalnya sat u aliran polit ik t ert ent u

25 (Djoenasih, S. Sunaryo, hal 16 Terjadinya crowd secara spontan dan tidak dapat direncanakan sehingga tidak seperti pertemuan arisan atau suatu resepsi. Mungkin saja orang yang berkumpul dalam suatu pertemuan berubah menjadi crowd apabila mendapat suatu perangsang atau impret yang sedemikian hebat mengenai suatu peristiwa/kejadian. Karakteristik yang penting dari crowd adalah bahwa pikiran dan tindak tanduknya seolah-olah membiarkan dirinya hanyut dalam keadaan yang tidak menentu untuk sementara waktu sehigga melupakan kepribadiannya sendiri, mengabaikan tata susila dan tata tertib Pertunjukan Badut Melintas Batas

26 Komunikator dan komunikan berada dalam kontak langsung Penguasaan terhadap audience tidak begitu sukar, karena jumlahnya tidak begitu besar Feedback/arus arus balik dapat segera diketahui oleh komunikator

27

28 Masyarakat mempunyai cara-cara tertentu agar pendapatnya diketahui oleh orang lain atau diterima oleh pengambil kebijakan.

29 Gambaran Sejarah Berkembangnya Ekspresi Pendapat Umum dari Masa Dulu sampai Sekarang Teknik Ekspresi Periode Kemunculan Cara Publik Menyampaikan Pendapat Umum Cara Pemerintah Mengetahui Pendapat Umum Retorika/orator Abad 5 SM Berdebat, mengajukan gagasan Pertemuan warga kota Cetakan Abad 16 Menyampaikan gagasan lewat buku atau barang tercetak Buku, barang cetakan, selebaran Kerumunan Abad 17 Kampanye, menyampaikan gagasan di tengah massa Tempat kampanye Petisi Akhir abad 17 Mengajukan petisi/usul Parlemen Salon Akhir abad 17 Diskusi dengan orang lain Hadir di salon Coffehouse Abad 18 Diskusi dengan orang lain Hadi di coffehouse Sumber: Eriyanto, Metodologi Polling, Remaja Rosdakarya,1999, hal 5

30 Teknik Ekspresi Periode Kemunculan Cara Publik Menyampaikan Pendapat Umum Cara Pemerintah Mengetahui Pendapat Umum Gerakan Revolusi Akhir abad 18 Demonstrasi, menumbangkan kekuasaan, kudeta Aksi massa Pemogokan Abad 19 Boikot, mogok Pemogokan Pemilu Abad 19 Ikut sebagai pemilih dalam pemilu Hasil pemilu Suratkabar Modern Pertengahan abad 19 Menulis di media massa Membaca surat kabar Surat untuk Pejabat Publik Pertengahan abad 19 Mengajukan usul dan kritik terhadap pejabat Surat protes Straw vote 1990-an Mengajukan pendapat pada straw vote Hasil straw vote

31 Teknik Ekspresi Periode Kemunculan Cara Publik Menyampaikan Pendapat Umum Cara Pemerintah Mengetahui Pendapat Umum Perencanaan agenda media massa (politik) an Liputan media massa Tulisan di media Sampel survei/polling 1930-an Responden sampel Hasil polling

32 Ekspresi Pendapat Umum dari Kualitatif ke Kuantitatif Dari sejarah ekspresi pendapat umum, kita dapat melihat bahwa terjadi perubahan cara dalam mengukur ekspresi masyarakat. Jika pada awal perkembangannya kita dapat mengukur lewat pertemuan rakyat dan pemerintah secara langsung, maka pada saat ini cara tersebut sudah tidak praktis lagi. Suara/ pendapat masyarakat bisa diketahui melalui pelaksanaan polling, idmana teknik dan hitungan angka secara ilmiah disajikan. Terjadi perubahan dari ekspresi pendapat umum yang bersifat kualitatif menjadi kuantitatif.

33 Kuantifikasi adalah suatu metode untuk memadatkan pendapat yang kompleks. Kuantifikasi data dapat berbicara dengan cara yang sangat ringkas tentang perasaan publik Contoh: Untuk menggambarkan ketidaksetujuan masyarakat terhadap suatu kebijakan, sebuah polling menunjukkan angka 70%. Ini artinya masyarakat menolak kebijakan tersebut

34 Hal seperti ini lebih ringkas menggambarkannya daripada jika kita harus memahami ketidaksetujuan tersebut dalam bentuk demonstrasi.. Kita tahu bahwa masyarakat yang berdemonstrasi tersebut tidak setuju, tetapi berapa persentase ketidaksetujuan tersebut?? Hal tersebut tidak tergambar dalam demonstrasi

35 Pertem uan 5

36 Tipe Penelitian I lm iah Polling Menggambarkan keadaan perilaku Menjelaskan apa yang menyebabkan muncul perilaku Non- Generalisasi Studi kelompok kecil Wawancara mendalam Informan kunci Non probabilitas Studi kasus Noneksperimental Studi Kuasieksperimental Proyek demonstrasi Generalisasi Sensus Survei sampel Survei rangkai waktu (independent sampel dan studi panel Eksperimen dengan kontrol Simulasi Eksperimen laboratorium fisik Sumber: Eriyanto, Metodologi Polling, Remaja Rosdakarya, 1999, hal 70

37 Karakteristik Polling Wakt u penyelenggaraan t erbat as/ pendek Polling hanya m enangkap fakt a, dengan dem ikian: Kom pleksit as j awaban yang diinginkan sederhana Wawancara yang dibut uhkan sedikit Jum lah pert anyaan dalam kuesioner sedikit

38

39 Film Mad City merupakan contoh yang tepat untuk menggambarkan pengaruh pendapat umum dan polling dalam kehidupan sosial dan politik. Film ini diperankan oleh John Travolta, sebagai pemain utama yang berprofesi sebagai penjaga keamanan ( Satpam ) di sebuah musium. Film ini mengisahkan bagaimana John Travolta menyandera pengunjung musium, hanya karena ia akan PHK. John amat takut jika ia dipecat, baginya pekerjaan sebagai Satpam amat berharga, oleh sebab itu ia mencoba mencari perhatian, dengan menyandera pengunjung. Tujuan John melakukan tindakan ini tak lain adalah agar ia tidak dipecat

40 Saat melakukan penyanderaan ternyata ada seorang wartawan TV yang sedang berkunjung. Intuisi sebagai wartawan bermain, dan menyiarkan kejadian itu secara langsung. Karena gugup, tanpa sengaja senjata John meletus, dan melukai temannya sesama Satpam. Kejadian ini terekam di TV, masyarakat New York gempar. Penyanderaan yang maksudnya hanya sekedar untuk mencuri perhatian, ternyata berubah menjadi menyeramkan. Polisi datang, dan melakukan negoisasi dengan Sam. Lewat pernyataannya Sam mengulang kembali bahwa ia tidak ingin dipecat, dan penyanderaan yang ia lakukan bukan bermaksud untuk melukai temannya, hanya sekedar mempertahankan pekerjaan yang benar-benar ia butuhkan. Pernyataannya direkam dan disebarluaskan, masyarakatpun merasa simpati dan merasa bahwa yang John lakukan adalah satu hal yang wajar.

41 Angka-angka polling menunjukkan bahwa 59 % masyarakat dapat memahami tindakan John. Sentimen masyarakat cepat sekali berubah, manakala temannya yang tertembak itu meninggal. Apalagi ia tak juga membebaskan sandera. Masyarakat berubah, tidak lagi memihak pada tindakan John, melainkan mulai mengakui bahwa ia adalah penjahat yang sadis dan berdarah dingin. Sentimen ini makin diperkuat dengan hasil polling yang menunjukkan dukungan terhadap John semakin menurun. Hasil polling menunjukkan bahwa dukungan publik menyusut tinggal 32 %.

42 Pelaksanaan polling amat berkaitan dengan Media. Dalam hal ini yang dimaksud dengan media adalah radio, surat kabar, televisi dan internet. Mengapa demikian? Karena sebuah hasil polling tidak akan bermakna jika tidak pernah disiarkan/disebarluaskan kepada masyarakat. Melalui media, hasil polling disebarluaskan, dan masyarakat maupun pemerintah akan mengetahui apa hasil polling tersebut.

43 Disamping itu polling diselenggarakan untuk mengukur apa yang publik pikirkan, dan dalam banyak hal bergantung pada apakah seseorang mengikuti perkembangan pemberitaan melalui media Hubungan tersebut digambarkan sebagai berikut: Publik Polling Media

44 Keterbukaan Informasi Polling membutuhkan suatu keterbukaan untuk membicarakan masalah atau isu-isu sosial Keterbukaan tersebut menyangkut dua hal, yaitu: Keterbukaan bebas untuk menyuarakan pendapatnya, rakyat tidak sembunyi-sembunyi dalam mengekspresikan pendapatnya Keterbukaan untuk membicarakan semua masalah penting, termasuk masalah sensitif

45 Polling harus dimuat dalam media massa Dengan dimuat, berita polling mempunyai kekuatan dalam mengontrol pemerintah Hal ini yang dimaksud bahwa polling dapat menjadi penekan, jika dimuat di media massa Dalam hal ini media harus memiliki otonomi, agar media dapat: Menyelenggarakan polling dengan bebas Hasil polling punya pengaruh terhadap pembuatan kebijakan pemerintah

46 Desain Polling Ilmiah

47 Fenomena maraknya polling di Indonesia, telah ada sejak tahun Saat dimana era keterbukaan informasi mendapat tempat seluasluasnya. Setiap orang maupun lembaga memperoleh kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya tanpa perlu takut akan mendapat hukuman atau sanksi

48 Dewasa ini polling cukup mendapat tempat, dan menjadi sarana ampuh untuk mengetahui pendapat umum (masyarakat) tentang berbagai hal. Namun, sayangnya pelaksanaan polling kebanyakan belum menggunakan metode ilmiah yang benar

49 Mengidentifikasi tujuan polling Menentukan populasi polling Menentukan teknik penarikan sampel Menentukan/menyusun kuesioner Menentukan metode wawancara

50 Harus dirumuskan sebelum polling dimulai Contoh: a. Ingin mengetahui pendapat masyarakat yang memiliki usaha kecil menengah di Kota Medan tentang pemadaman listrik oleh PLN b. Ingin mengetahui pendapat pedagang kaki lima di Pusat Pasar Medan tentang operasi penertiban oleh Dinas Trantib c. Ingin mengetahui pendapat mahasiswa baru tentang penerapan Program Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) di USU

51 Populasi polling ditentukan oleh tujuan polling Populasi pada contoh A adalah seluruh masyarakat Medan yang memiliki usaha kecil menengah dan yang menggunakan listrik Populasi pada contoh B adalah seluruh pedagang kaki lima yang berdagang di Pusat Pasar Medan Populasi pada contoh C adalah seluruh mahasiswa baru USU pada tahun 2006 yang diterima lewat jalur SPMB & PMP

52 Menentukan Teknik Penarikan Sampel Kita harus memilih teknik penarikan sampel yang paling benar dan cocok Jenis Teknik Penarikan Sampel Probability Sampling (Semua anggota dalam populasi mendapat kesempatan yang sama menjadi responden) Non Probability Sampling (Semua anggota dalam populasi tidak mendapat kesempatan yang sama menjadi responden)

53 Probability Sampling terdiri atas: Simple Random Sampling Systematic Sampling Stratified Sampling Cluster Sampling

54 Non Probability Sampling terdiri atas: Purposive Sampling Accidental Sampling Quota Sampling

55 Jenis-jenis Kuesioner Terbuka Tertutup Semi Terbuka

56 Wawancara Langsung Surat Wawancara Telepon

57 Mid Semester

58

59 Berhubungan dengan waktu dan biaya Secara metodologis hasil survei menggunakan sampel lebih akurat daripada sensus Sebelum bicara sampel, ada beberapa pengertian yang perlu mendapat penjelasan agar dalam penarikan sampel tidak terjadi kesalahan

60 Populasi Sebelum mengambil sampel, penyelenggara polling harus memperjelas lebih dulu siapa yang menjadi populasinya. Populasi sering didefenisikan sebagai keseluruhan penduduk. Populasi tidak sama dengan penduduk. Populasi tergantung dengan tujuan polling yang akan dibuat. Contoh: Jika kita ingin mengetahui pendapat mahasiswa tentang penerimaan mahasiswa baru di Universitas Sumatera Utara, maka yang menjadi populasi adalah seluruh mahasiswa USU yang berstatus sebagai mahasiswa baru.

61 Secara singkat untuk menggambarkan keterkaitan antara topik polling, populasi dan sampel, maka kita lihat bagan berikut ini: Topik Polling Ingin mengetahui pendapat mahasiswa USU tentang penerimaan mahasiswa baru Populasi Para mahasiswa USU Target Populasi Mahasiswa USU yang berstatus sebagai mahasiswa baru,, yang terdaftar sampai dengan Agustus 2006 Kerangka Sampel Daftar nama mahasiswa baru USU Sampel Nama mahasiswa baru yang terpilih dalam pemilihan Sumbr: Eriyanto, Metodologi Polling, Remaja Rosdakarya,, 1999, hal 90

62 Sampel Acak Sederhana (Simple Random Sampling) Metode ini digunakan apabila memenuhi syarat sebagai berikut: 1. Harus ada kerangka sampel 2. Sifat populasi homogen, dan telah tersebar secara geografis Ada dua cara menggunakan teknik acak sederhana 1. Mengundi 2. Menggunakan tabel acak sederhana (Tabel angka random)

63 Mengundi Misalnya: Peneliti ingin mengetahui pendapat mahasiswa USU tentang penerimaan mahasiswa baru, maka peneliti harus membuat kerangka sampling dari mahasiswa baru di USU. Bisa jadi ada orang, maka ke inilah dibuat kerangka sampling (daftar nama) ) yang disusun berdasarkan abjad. Setiap mahasiswa mendapat satu nomor. Langkah selanjutnya peneliti mengambil 500 orang. Maka tulislah nomor-nomor tersebut dalam sepotong kertas, lalu gulung, kemudian kita kumpulkan sehingga ada kertas gulung yang berisi nomor-nomor nomor. Kita ambil secara acak 500 orang. Nomor yang terambil akan kita lihat pada daftar nama (kerangka sampling) yang tersedia.

64 Cara ini menggunakan tabel angka acak. Memilih 500 orang dari mahasiswa dapat dilakukan dengan menandai tabel angka acak ini. Tabel ini mempunyai kolom-kolom dengan 5 angka dan kita harus memasukkan 4 angka yang digunakan, karena terdiri dari 4 angka (4 digit). Nomor tersebut dapat dipilih dari titik manapun, kiri atas, kiri atas, kiri bawah, kanan atas atau kanan bawah.

65 Sampling Acak Sistematis (Systematic Sampling) Adalah cara mengambil sampel, dimana unsusr pertama sampel dipilih secara acak, sedangkan unsur-unsur selanjutnya dipilih secara sistematis.

66 1. Nama atau identifikasi dari individu dalam populasi terdapat dalam satu daftar 2. Populasi mempunyai pola beraturan seperti huruf abjad, dsb

67 Contoh: Jika kita ingin mengambil 500 nama dari mahasiswa, maka pada tahap pertama adalah kita menentukan interval lebih dulu.. Interval disini adalah 2.500/500 = 50. kemudian ambillah secara acak responden pertama. Jika yang terpilih adalah responden no. 17, maka sebagai responden no 2 adalah = 22 responden no 3 adalah = 27, dst sampai responden terdapat s/d 500 orang.

68 PENDAPAT UMUM Teknik Penarikan Sampel Part 2

69 Sampel Acak Stratifikasi Proporsional Syarat menggunakan sampel ini adalah: 1. Populasi bersifat homogen 2. Harus ada kriteria yang jelas yang dipergunakan sebagai dasar untuk menstratifikasi populasi 3. Harus ada data pendahuluan mengenai strata populasi 4. Harus diketahui dengan tepat jumlah satuan- satuan elementer dari tiap lapisan/ strata

70 Ilustrasi Ilustrasi Sampel Sampel Acak Acak Stratifikasi Stratifikasi 4,7 4, ,02 0,02 4,7 4, Teknologi Teknologi Pertanian Pertanian 18,5 18, ,02 0,02 18,5 18, Teknik Teknik 3,0 3, ,02 0,02 3,0 3, Peternakan Peternakan 5,0 5, ,02 0,02 5,0 5, Pertanian Pertanian 5,8 5, ,02 0,02 5,8 5, MIPA MIPA 3,0 3, ,02 0,02 3,0 3, Kehutanan Kehutanan 2,6 2, ,02 0,02 2,6 2, Kedokteran Kedokteran Hewan Hewan 3,5 3, ,02 0,02 3,5 3, Kedokteran Kedokteran Gigi Gigi 5,0 5, ,02 0,02 5,0 5, Kedokteran Kedokteran 3,8 3, ,02 0,02 3,8 3, Geografi Geografi 2,5 2, ,02 0,02 2,5 2, Farmasi Farmasi 3,8 3, ,02 0,02 3,8 3, Biologi Biologi % N % N Sampel Sampel Pecahan Pecahan Sampel Sampel Populasi Populasi Fakultas Fakultas

71 Jumlah Jumlah 9,0 9, ,02 0,02 9,0 9, Sastra Sastra 3,4 3, ,02 0,02 3,4 3, Psikologi Psikologi 10,9 10, ,02 0,02 10,9 10, Fisipol Fisipol 6,0 6, ,02 0,02 6,0 6, Hukum Hukum 1,9 1,9 9 0,02 0,02 1,9 1, Filsafat Filsafat 7,6 7, ,02 0,02 7,6 7, Ekonomi Ekonomi % N % N Sampel Sampel Pecahan Pecahan Sampel Sampel Populasi Populasi Fakultas Fakultas

72 Sampel Acak Stratifikasi tidak Proporsional Persyaratan penggunaan sampel acak stratifikasi tidak proporsiona hampir sama dengan proporsional. Perbedaannya terletak pada strata dalam sampel tidak sama denga proporsi strata dalam populasi. Teknik pengambilan sampel ini dipakai jika salah satu dari jumlah strata jumlah teramat kecil.. Apabila kita menggunakan strata proporsional maka ada strata yang tidak mewakili dalam sampel

73 Misal Polling yang menanyakan tentang pandangan ABRI tentang Dwi Fungsi ABRI. Populasi dalam polling ini adalah semua anggota ABRI dari tingkatan / strata rendah sampai dengan tinggi, dari prajurit sampai jenderal. Jika kita menggunakan acak stratifikasi proporsional, maka bisa jadi perw akilan/ sampel dari strata jenderal hanya 1 orang.. Hal ini karena jumlah jenderal yang sedikit, dibandingkan dengan jumlah perw ira menengah atau prajurit. Oleh sebab itu,, agar jenderal lebih banyak diambil sebagai sampel maka kita menentukan tiap strata mendapat jumlah yang sama Perw ira tinggi : 30 orang Perw ira menengah : 30 orang Prajurit : 30 orang

74 Sampel Kluster (Cluster Sampling) Penggunaan sampel kluster dimungkinkan apabila: 1. Wilayah/area / area sampel tersebar amat luas 2. Peneliti tidak memiliki kerangka sampel yang baik dari populasi. Kalaupun harus dibuat membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang mahal Sampel kluster mempunyai kelebihan dalam hal efisiensi, terutama menghemat waktu dan biaya.. Unit analisa dari sampel kluster adalah gugus-gugus yang disebut kluster berupa organisasi, asosiasi, batas geografis dengan batasan yang jelas

75 Ilustrasi Sampel Kluster sebagai berikut: Misalnya kita akan membuat polling tentang tanggapan pelajar terhadap fenomena unjuk rasa yang dilakukan oleh pelajar. Apakah pelajar perlu ikut unjuk rasa? Populasi polling ini adalah semua pelajar SMU di Kotamadya Jogjakarta (baik SMU negeri maupun swasta, tetapi tidak termasuk kejuruan). Jumlah total SMU di Jogja adakal 50 buah sekolah dengan jumlah siswa sebanyak orang pelajar. Sampel acak stratifikasi sulit diterapkan dalam polling ini karena kerangka sampel pelajar Kota Jogja tidak tersedia. Di tiap sekolah sebenarnya terdapat daftar nama siswa, namun menyusurinya tidak efektif dan sangat sulit karena sampel tersebar di 50 sekolah.. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan sampel kluster

76 Langkah 1 Memilih SMU. Disini SMU adalah PSU (Primary ( Sampling Unit). Misalkan kita ingin mengambil sampel 300 orang pelajar SMU Jogjakarta. Pertama kali kita tetapkan SMU mana yang akan kita jadikan sampel tahap pertama. Daftar

77 Langkah 2 Dari ke-50 sekolah itu misalnya dipilih 6 sekolah, dan dari acak akhirnya terpilih sekolah masing-masing SMU 3, SMU 8, SMU Muhammadiyah 3, SMU Taman Madya, SMU Piri 1 dan SMU Santa Maria. Total pelajar dari ke-6 SMU ini adalah sebanyak Selanjutnya adalah menarik sampel acak lagi dari sampel sekolah SMU yang telah terpilih berdasarkan karakteristik tertentu, misal berdasarkan kelas, jenis kelamin, ataupun jenis sekolah. Misalkan kita mengambil sampel tahap kedua berdasarkan kelas. Dengan diundi, katakanlah terpilih kelas 2. Jumlah total kerangka sampel dari ke-6 sekolah adalah pelajar

78 Langkah 3 Memilih secara acak pelajar. Sebelumnya peneliti menyusun kerangka sampel dari ke pelajar tadi.. Dari kerangka sampel yang telah disusun, diambil secara acak (memakai tabel acak/ sistematis) sebanyak 300 pelajar.. Ke- 300 pelajar inilah yang akan menjadi sampel poling

79 Secara ringkas, tiga tahap penarikan sampel tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Tahap 1 (Memilih( sekolah) Tahap 2 (Memilih( kelas) Tahap 3 (Memilih( individu)

80 Sampel Kluster Proporsional (Probability Proportional to Size/ PPs) Dalam teknik sampel kluster terdahulu asumsi yang digunakan adalah tiap kluster mempunyai elemen (individu)) yang sama banyaknya dan sama homogennya. Padahal pada kenyataannya tidak selalu demikian.. Hal ini menyebakan tiap mahasiswa tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Untuk mengatasi masalah ini, ada satu metode pengembangan dari sampel kluster yang dikenal dengan Probability Proportionate to Size (PPs PPs).

81 Ilustrasi Tema polling tentang pendapat mahasiswa Jogjakarta tentang reformasi politik. Populasinya adalah semua mahasiswa Jogja yang berjumlah dari semua perguruan tinggi, tidak termasuk akademi. Apabila menggunakan metode kluster yang biasa, bisa terjadi distorsi karena jumlah mahasiswa dari satu perguruan tinggi bisa jadi jauh lebih besar dari perguruan tinggi lain, atau sebaliknya. Misalnya,, UGM yang mempunyai jumlah mahasiswa akan dianggap sama dengan perguruan tinggi yang hanya memiliki 128 siswa

82 Dengan menggunakan PPs, maka kita harus membuat kelompok-kelompok dengan jumlah elemen yang sama dari unit kluster terkecil. Dalam hal ini 128 mahasiswa. Dengan demikian misalnya UGM mempunyai /128= 193. Dengan demikian UGM mempunyai 193 kelompok. Penghitungan yang sama juga dilakukan pada perguruan tinggi lainnya, misalnya IAIN Jogja mempunyai jumlah mahasiswa 6.916/128= 128= 54 kelompok. Dengan cara ini, kelompok elemen mahasiswa UGM punya kesempatan 193 kali lebih besar untuk terpilih sebagai sampel

83 Langkah 1 Mengambil sampel dari kelompok kluster. Misalkan kita mengambil sampel 10 %. Dengan demikian 10% dari 1.137= 113,7 (dibulatkan menjadi 114 kelompok). Kemudian dengan menggunakan tabel nomor acak diambillah 114.

84 Langkah 2 Menentukan atau membuat kerangka sampel dari kelompok yang terpilih. Dari kelompok, lalu dipilih 114 kelompok yang akan menjadi sampel. Disini, bisa jadi satu perguruan tinggi dapat meloloskan lebih dari 1 kelompok apabila memiliki banyak kelompok elemen mahasiswa.

85 Langkah 4 Memilih elemen mahasiswa dari kelompok terpilih.. Dari 114 kelompok terpilih yang masing-masing terdiri atas 128 orang, maka akan diperoleh mahasiswa. Kita misalnya mengambil 8 orang dari setiap kelompok sehingga diperoleh 912 mahasiswa. Ke 912 mahasiswa itulah yang siap diwawancarai sebagai sampel.

86

87 Pertanyaan yang paling sering muncul saat melakukan penelitian, baik dalam bentuk penelitian survey akademik ataupun polling adalah seberapa besar jumlah sampel yang layak/tepat yang diambil? Jika kita melihat beberapa pendapat ahli, kita tidak menemukan kesepakatan yang baku mengenai berapa besar jumlahnya. Ada yang mengatakan cukup 10%, ada yang mengatakan harus separuh (50%) dari populasi, dan sebagainya.

88 Hal yang penting mendapat perhatian adalah: Bahwa besar sampel tidak bergantung pada besar populasi Jika kita mengambil 1000 dari 2 juta penduduk Kota Medan, akan sama tingkat ketelitian adan akurasi dengan dari penduduk Artinya jika kita mengambil sampel dari 2 juta dan dari , akan sama hasil ketelitian dan keakuratannya, karena sampel tersebut diambil melalui teknik yang cukup teruji secara ilmiah, yaitu melalui teknik probability sampling

89 Ada 2 bagian yang penting dalam sampel: 1. Bagaimana cara mengeleminasi bias Berhubungan dengan teknik pengambilan sampel 2. Bagaimana meningkatkan ketelitian/presisi Berhubungan dengan besar sampel. Tingkat presisi harus diperhitungkan dan direncanakan sebelum polling dijalankan

90 Terdapat 3 faktor yang diperhitungkan dalam menghitung besar sampel 1. Variasi dalam populasi sampel 2. Tingkat kesalahan yang ditoleransi 3. Tingkat kepercayaan yang diambil

91 Maksudnya adalah tingkat keragaman dalam populasi semakin beragam (heterogen) populasi maka besar sampel makin besar. Makin tidak beragam (homogen) populasi maka besar sampel tidak terlalu besar. Variasi yang dianjurkan adalah 50%:50%

92 Tingk at K esalahan yang Dit oleransi Dalam sebuah penelit ian.polling k it a dapat m enent uk an t ingk at k esalahan yang dapat dit oleransi sebesar 1 %, 5 % at aupun 10%. Dalam penelit ian ilm u sosial, k esalahan yang dapat dit oleransi m enc apai 10 %. Sem ak in k ec il t ingk at k esalahan yang dapat dit oleransi, m ak a sam pel juga m ak in k ec il

93 Tingk at K eperc ayaan Tingkat kepercayaan ini erat kaitannya dengan tingkat kesalahan (sampling error) Jika anda memilih tingkat kesalahan (sampling error) 1 %, maka tingkat kepercayaan penelitian anda sebesar 99 % Jika anda memilih tingkat kesalahan (sampling error) 5 %, maka tingkat kepercayaan penelitian adalah sebesar 95% Jika anda memilih tingkat kesalahan (sampling error) ) 10 %, maka tingkat kepercayaan penelitian anda sebesar 90%

94 Berapa Besar Sam pel yang Diperluk an? Rumus Penentuan Sampel 2 N adalah besar sampel yang akan dicari (pxq) adalah variasi 2 proporsi populasi Z adalah ukuran tingkat kepercayaan E adalah sampling error

95 Misal Kita ingin melakukan polling di USU tentang Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Maka kita akan menaksir keragaman populasi dengan proporsi seimbang (50%:50%), artinya proporsinya adalah 0.5 x 0,5 = 0,25 Ukuran tingkat kepercayaan (skor z). Jika tingkat kepercayaan 99 %, skor z adalah 2,58. Jika tingkat kepercayaan 95%, skor z adalah 1,96. Jika tingkat kepercayaan 90 %, skor z adalah 1,65.

96 Sampling error dalam hal ini adalah 5 % atau 0,05 Dalam hal ini kita tentukan skor z adalah 1.96 (Tingkat kepercayaan 95%), maka perhitungannya adalah: N N N N ( pxq (0,5 x 0,5 ). (0, ). ). Z E 2 2 1,96 0,05 3,842 0,

97

98 Hal yang amat penting lainnya dalam menyelenggarakan polling adalah penyusunan kuesioner. Mengapa demikian? Karena dari kuesioner kita mendapatkan data yang kita inginkan. Misalnya Bagaimana menyusun kuesioner dalam artian membuat pertanyaan yang tepat dan dipersepsi sama oleh semua responden

99 Bagaimana Pertanyaan yang Baik? Paul B. Sheatsley menyatakan pendapatnya sebagai berikut: Karena kuesioner umumnya ditulis oleh seseorang yang berpendidikan, membuat minat khusus dan mengerti tentang topik yang akan mereka tanyakan. Pertanyaan itu selalu ditanyakan kepada orang yang berpendidikan lain atau orang yang membuat minat berbeda terhadap suatu isyu. Karenanya seringkali kuesioner ditulis terlalu rumit, terlalu ilmiah dan tidak toleran bagi responden yang tidak mempunyai perhatian sama, sehingga pertanyaan nampak seperti buata daripada ilmiah

100

101 Bentuk Pertanyaan (Kuesioner) Contoh: Pertanyaan Terbuka Pertanyaan yang memungkinkan responden menjawab menurut pendapatnya sendiri dan cara pengungkapannya dapat bermacam-macam macam. Jawaban tergantung dari kata-kata responden sendiri. Apa pendapat anda tentang pemadaman listrik yang dilakukan oleh PLN? Apa pendapat anda tentang program Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) di Universitas Sumatera Utara?

102 Pertanyaan Tertutup Pertanyaan yang memberi alternatif jawaban kepada responden. Contoh: Apa pendapat anda tentang pemadaman listrik yang dilakukan oleh PLN Medan? a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak tahu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju

103 Pertanyaan yang baik hendaknya memperhatikan hal sebagai berikut: Menghindari bias dalam pertanyaan adalah membuat satu jawaban lebih mungkin dari yang lain. Pertanyaan tersebut harus tepat mengenai sasaran, artinya menanyakan apa yang benar-benar ingin diukur Contoh: 1. Apakah anda setuju tentang kenaikan SPP bagi mahasiswa baru di Universitas Sumatera Utara? 2. Apakah anda setuju jika demonstrasi mahasiswa yang bersifat negatif dilakukan di Universitas Sumatera Utara?

104 Menghindari pertanyaan bermakna ganda Maksudnya adalah pertanyaan menimbulkan tafsir ganda sehingga menimbulkan kebingungan bagi responden. Contoh: 1. Berapa besar gaji Bapak/Ibu dalam sebulan? 1. Gaji disini menimbulkan tafsir ganda, apakah yang dimaksud adalah penghasilan kotor dalam sebulan? 2. Apakah gaji yang dimaksud adalah penghasilan bersih dalam sebulan? 2. Apakah Bapak/Ibu berlangganan Media? 1. Media disini menimbulkan tafsir ganda, bisa ditafsir sebagai surat kabar, majalah, televisi kabel, dll

105 Menghindari Pertanyaan yang Tidak Bisa Dipahami Maksudnya adalah kuesioner menggunakan data-data/ data/kalimat yang tidak bisa dimengerti oleh responden. Contoh: Menurut anda apakah menyetujui atau tidak menyetujui pembentukan unit UKP3R di lembaga kepresidenan? Pertanyaan yang lebih tepat adalah: Menurut anda Apakah menyetujui atau tidak menyetujui Unit Kerja Kepresidenan untuk Pengelolaan Program Reformasi (UKP3R) di lembaga kepresidenan?

106 Contoh lain: Apakah anda mengetahui atau tidak mengetahui merger Bank Niaga dan Lippo? Pertanyaan yang lebih tepat adalah: Apakah anda mengetahui atau tidak mengetahui penggabungan Bank Niaga dan Lippo?

107 Pertemuan 13

108 Pengaruh Wawancara Wawancara adalah suatu proses dinamis dimana antara responden dan pewawancara saling berinteraksi dan saling mempengaruhi. Dalam pelaksanaan polling, wawancara memberi pengaruh terhadap jawaban yang diberikan oleh responden

109 Misalnya: Jika kita menyelenggarakan polling dengan topik tentang aborsi. Kehadiran pewawancara laki-laki dalam memberi pertanyaan kepada responden yang berjenis kelamin perempuan akan memberikan hasil yang berbeda dibandingkan dengan pewawancara perempuan. Hal ini dikarenakan karena secara psikologis kehadiran pewawancara perempuan lebih nyaman dibandingkan pewawancara laki-laki laki, apalagi topik yang sensitif. Tidak semua perempuan nyaman untuk mengatakannya pada semua orang

110 Pengaruh wawancara terhadap responden bukan hanya terbatas kepada ciri-ciri pewawancara yang diamati secara fisik, seperti jenis kelamin atau warna kulit, tetapi juga pada ciri-ciri yang tidak terlihat seperti suku,, ras, agama, asal pewawancara,, status sosial ekonomi, atau juga pendidikan

111 Pengambilan data polling dapat dilangsungkan melalui: 1. Telpon 2. Tatap muka langsung 3. Surat Namun, wawancara dapat dilakukan pada polling yang dilakukan secara langsung dan melalui telepon

112 Tatap Muka Langsung Warwiek, Donald P. and Lininger,, Charles A (dalam( Singarimbun, 1989) membuat bagan yang menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi dalam wawancara. Situasi wawancara Waktu Tempat Kehadiran orang ketiga Sikap masyarakat Pewawancara Karakteristik sosial Keterampilan mewawancarai Motivasi Rasa aman Responden Karakteristik sosial Kemampuan menangkap pertanyaan Kemampuan untuk menjawab pertanyaan Isi kuesioner Peka untuk ditanyakan Sukar ditanyakan Tingkat minat Sumber kekhawatiran

113 Lewat Telepon Wawancara lewat telepon lebih menjamin kecepatan-sesuatu yang amat dibutuhkan oleh polling. Kelebihan utama dari metode ini selain kecepatan data adalah kemudahan dan keringkasan dalam pelaksanaannya

114 Masalah utama dari polling yang memakai telepon adalah kemungkinan responden menghentikan responden dapat wawancara, meletakkan gagang telepon dengan dimana mudah

115 Agar wawancara lewat telepon berjalan efektif, beberapat kiat dapat dilakukan Mulai dengan pengantar dan penjelasan untuk meyakinkan responden, untuk meyakinkan bahwa panggilan telepon tersebut resmi Mulai dengan menanyakan apakah nomor yang dihubungi sudah benar, sebab ada kemungkinan sudah pindah atau berganti nomor Perkenalkan diri anda, perkenalkan penyelenggara polling, tema polling dan tujuan polling Selanjutnya anda dapat mulai membacakan pertanyaan satu persatu

116 Surat Apabila responden polling tersebar di tempat- tempat yang amat berjauhan, surat lewat pos merupakan pilihan terbaik.

117 Cara melakukan polling lewat surat adalah sebagai berikut: Penyelenggara membuat pengantar yang berisi pernyataan a. Yang menimbulkan motivasi responden untuk berpartisipasi. Pengantar tersebut berisi: a. Pokok permasalahan polling b. Siapa penyelenggara, dan tujuan yang ingin dicapai c. Alasan mengapa responden terpilih b. Mengirimkan kuesioner yang berisi pernyataan tersebut dan disertai perangko balasan dan alamat yang jelas kemana kuesioner tersebut harus dikiri.

118 Masalah utama polling lewat surat adalah tingkat jawaban dan pengembalian kuesioner uamg rendah. Hal ini dapat diantisipasi dengan jalan mengirimkan kembali kartu pos yang berisi ringkasan informasi agar responden dengan cepat mengisi kuesioner dan mengembalikannya kepada panitia lewat pos. Hal ini dilakukan kira- kira 2 minggu setelah pengiriman pertama

119

120 Pertemuan 15

121

edited by: Sumartono, S.Sos., MSi Pertemuan 6

edited by: Sumartono, S.Sos., MSi Pertemuan 6 Pertemuan 6 Kemampuan akhir yang diharapkan Mahasiswa mampu menjelasakan peran media dalam pembentukan opini publik Kasus Film Mad City Film Mad City merupakan contoh yang tepat untuk menggambarkan pengaruh

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN JUDUL MATA KULIAH NOMOR KODE/SKS DOSEN DESKRIPSI SINGKAT : PENDAPAT UMUM / PUBLIC OPINION : SPD 366/3SKS : Dra. Mazdalifah, MSi /Emilia Ramadhani, S.Sos, S.Psi : Mata

Lebih terperinci

POLLING DAN PENDAPAT UMUM UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA PERKULIAHAN OPINI PUBLIK FASILITATOR: DANANG TRIJAYANTO

POLLING DAN PENDAPAT UMUM UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA PERKULIAHAN OPINI PUBLIK FASILITATOR: DANANG TRIJAYANTO POLLING DAN PENDAPAT UMUM UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA PERKULIAHAN OPINI PUBLIK FASILITATOR: DANANG TRIJAYANTO PUBLIC OPINION POLLING Bagaimanakah Polling bekerja? Polling akan berpengaruh lebih

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI POLLING

BAB III METODOLOGI POLLING BAB III METODOLOGI POLLING A. TEKNIK PENARIKAN SAMPEL Karena polling ingin membuat generalisasi agar hasilnya dapat menggambarkan pendapat publik secara keseluruhan, maka sampel yang harus diambil adalah

Lebih terperinci

Tahap Pemilihan Sampel

Tahap Pemilihan Sampel SAMPLING Tahap Pemilihan Sampel 1. Penentuan Populasi : menentukan apa yang menjadi elemen populasi (individu, organisasi, produk) 2. Penentuan Unit Pemilihan Sampel : menentukan kelompok-kelompok elemen

Lebih terperinci

Mengapa Kita Perlu Melakukan Sampling?

Mengapa Kita Perlu Melakukan Sampling? Pengertian Dasar yang Terkait Populasi: sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang ingin diteliti oleh peneliti. Elemen: anggota dari populasi Rerangka populasi: daftar yang memuat semua elemen

Lebih terperinci

TEKNIK SAMPLING MODUL: 7

TEKNIK SAMPLING MODUL: 7 TEKNIK SAMPLING MODUL: 7 ISTILAH PENTING DALAM PENELITIAN POPULASI ELEMEN SAMPEL SUBYEK SAMPLING Proses menyeleksi sejumlah elemen dari populasi sehingga dengan mempelajari sampel dan memahami sifat-sifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara demokrasi dimana semua warga negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka (Wikipedia). Demokrasi

Lebih terperinci

TEKNIK PENARIKAN SAMPEL

TEKNIK PENARIKAN SAMPEL TEKNIK PENARIKAN SAMPEL Karena polling ingin membuat generalisasi agar hasilnya dapat menggambarkan pendapat publik secara keseluruhan, maka sampel yang harus diambil adalah sampel acak (random sampling/probability

Lebih terperinci

POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN. MYRNA SUKMARATRI

POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN. MYRNA SUKMARATRI POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN PENGERTIAN ALASAN MELAKUKAN SAMPLING PENENTUAN JUMLAH SAMPEL PENGAMBILAN DATA SAMPEL POPULASI Suatu wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai karakteristik

Lebih terperinci

PERTEMUAN 10 PERANCANGAN SAMPEL DAN PENGUMPULAN DATA

PERTEMUAN 10 PERANCANGAN SAMPEL DAN PENGUMPULAN DATA PERTEMUAN 10 PERANCANGAN SAMPEL DAN PENGUMPULAN DATA PENGERTIAN Sampling merupakan salah satu alat yang penting dalam melakukan riset pemasaran yang berkaitan dengan pengumpulan, analisis, intrepretasi

Lebih terperinci

Tahapan. Desain dan Perencanaan. Tahap Analisis Data. Tahap Pengumpulan Data

Tahapan. Desain dan Perencanaan. Tahap Analisis Data. Tahap Pengumpulan Data SURVEI DAN POLLING Penelitian Survei Penelitian yang mengumpulkan jawaban dari responden atas pertanyaan yang merupakan pengukuran yang diteliti, serta menguji hipotesis Pengujian survei berbeda dengan

Lebih terperinci

BAB 5 PENENTUAN POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

BAB 5 PENENTUAN POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau BAB 5 PENENTUAN POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN 5.1. Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang memiliki kuantitas atau kualitas tertentu yang ditentukan

Lebih terperinci

Metode Penelitian Bisnis

Metode Penelitian Bisnis Metode Penelitian Bisnis Pertemuan Ke-9 Metode Pengambilan Sampel M. Irhas Effendi E-mail: m_irhaseffendi@yahoo.com 1 Deskripsi Mahasiswa mampu mengidentifikasi teknik pengambilan sampel dan bagaimana

Lebih terperinci

Teknik Sampling. Hipotesis. Populasi: parameter. Inferensial. Sampel:statistik Diolah di analisis

Teknik Sampling. Hipotesis. Populasi: parameter. Inferensial. Sampel:statistik Diolah di analisis Sampling Ali Muhson, M.Pd. (c) 2012 1 Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu menerapkan penggunaan teori sampling dalam rancangan penelitian (c) 2012 2 1 Rasional Penelitian tidak mungkin meneliti seluruh anggota

Lebih terperinci

Minggu 11. Pengambilan Sampel. Metode Penelitian. By : Dra. Ai Lili Yuliati, MM

Minggu 11. Pengambilan Sampel. Metode Penelitian. By : Dra. Ai Lili Yuliati, MM Metode Penelitian Minggu 11 Pengambilan Sampel By : Dra. Ai Lili Yuliati, MM Further Information : Mobile : 08122035131 08112345541 alili1955@gmail.com 1 Topik Bahasan Beberapa Istilah dalam pengambilan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kombinasi ( mixed

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kombinasi ( mixed III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kombinasi ( mixed methods). Metode penelitian kombinasi adalah metode penelitian yang menggabungkan antara metode

Lebih terperinci

Teknik Sampling. Materi ke 4 Statistika I. Kelas 2 EB, EA dan DD Semester PTA 2007/2008

Teknik Sampling. Materi ke 4 Statistika I. Kelas 2 EB, EA dan DD Semester PTA 2007/2008 Teknik Sampling Materi ke 4 Statistika I Kelas 2 EB, EA dan DD Semester PTA 2007/2008 Alasan menggunakan sampel : (a) (b) (c) (d) populasi demikian banyaknya sehingga dalam prakteknya tidak mungkin seluruh

Lebih terperinci

Training Enumerator Palu, September 2010

Training Enumerator Palu, September 2010 Teknik Wawancara Berstruktur Training Enumerator Palu, 26-27 September 2010 mengumpulkan keterangan tentang kehidupan manusia dalam kelompok masyarakatnya, memperoleh keterangan untuk berita media, menyeleksi

Lebih terperinci

ETIH SUDARNIKA LABORATORIUM EPIDEMIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN IPB

ETIH SUDARNIKA LABORATORIUM EPIDEMIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN IPB ETIH SUDARNIKA LABORATORIUM EPIDEMIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN IPB etih@ipb.ac.id data Sensus Penarikan Contoh Terencana Tak Terencana Acak Tak acak SENSUS VS PENARIKAN CONTOH Sensus: Mengumpulkan

Lebih terperinci

RISET AKUNTANSI. Materi RISET AKUNTANSI

RISET AKUNTANSI. Materi RISET AKUNTANSI RISET AKUNTANSI Materi RISET AKUNTANSI Dr. Kartika Sari U niversitas G unadarma Materi 5-1 Satuan Acara Perkuliahan 1. Riset Ilmiah 2. Metode dan Desain Riset 3. Topologi Data 4. Teknik Sampling 5. Metode

Lebih terperinci

KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL DOSEN JURUSAN ILMU KOMUNIKASI DI MATA MAHASISWA JURUSAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN S.

KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL DOSEN JURUSAN ILMU KOMUNIKASI DI MATA MAHASISWA JURUSAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN S. KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL DOSEN JURUSAN ILMU KOMUNIKASI DI MATA MAHASISWA JURUSAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN S. Bekti Istiyanto, Nana Sutikna, Shinta Prastyanti, Edi Santosa Abstrak

Lebih terperinci

Populasi dan Sampel. 1. Pengertian Populasi dan Sampel 2. Teknik Pengambilan Sampel 3. Normalitas Data

Populasi dan Sampel. 1. Pengertian Populasi dan Sampel 2. Teknik Pengambilan Sampel 3. Normalitas Data Populasi dan Sampel 1. Pengertian Populasi dan Sampel 2. Teknik Pengambilan Sampel 3. Normalitas Data 1. Populasi dan Sampel O Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang memiliki

Lebih terperinci

Teknik Pengambilan Sampel. Dewi Gayatri

Teknik Pengambilan Sampel. Dewi Gayatri Teknik Pengambilan Sampel Dewi Gayatri 1. Pengambilan secara acak Acak sederhana Acak sistematik Stratifikasi Klaster Bertahap (multistage) SAMPLING 2. Pengambilan sampel tanpa acak Pengambilan sampel

Lebih terperinci

KOMUNIKASI PEMASARAN POLITIK

KOMUNIKASI PEMASARAN POLITIK KOMUNIKASI PEMASARAN POLITIK Modul ke: 08 Opini Publik Fakultas PASCASARJANA Program Studi Magister Ilmu Komunikasi http://mercubuana.ac.id Dr. Heri Budianto.M.Si Pengertian Opini Publik Opini publik berasal

Lebih terperinci

Unsur-unsur, sifat, dan fungsi komunikasi

Unsur-unsur, sifat, dan fungsi komunikasi Unsur-unsur, sifat, dan fungsi komunikasi Tiga konseptualisasi komunikasi 1. Komunikasi sebagai tindakah satu-arah Penyampaian pesan Co: Seseorang bercerita mengenai suatu masalah. Menurut Michael Burgoon

Lebih terperinci

POPULASI DAN SAMPEL. Aria Gusti.

POPULASI DAN SAMPEL. Aria Gusti. POPULASI DAN SAMPEL Aria Gusti Email : aria.psikm@gmail.com Populasi Kumpulan semua individu dalam suatu batas tertentu Populasi studi Kumpulan individu yang akan diamati ciri-cirinya disebut populasi

Lebih terperinci

6.5 Pertimbangan penentuan ukuran sampel

6.5 Pertimbangan penentuan ukuran sampel 6.5 Pertimbangan penentuan ukuran sampel 1. Pertimbangan Ukuran Sampel Pertimbangan Penentuan Ukuran Sampel 4 hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan besarnya sampel dalam suatu penelitian : 1)

Lebih terperinci

BAB III POPULASI, SAMPEL DAN TEHNIK SAMPLING

BAB III POPULASI, SAMPEL DAN TEHNIK SAMPLING BAB III POPULASI, SAMPEL DAN TEHNIK SAMPLING A. Populasi 1. Pengertian Populasi Populasi berasal dari kata Population (Bahasa Inggris), yang berarti jumlah penduduk. Oleh karena itu apabila disebutkan

Lebih terperinci

KLASIFIKASI SAMPLING ATRIBUT VARIABEL. kualitatif (dihitung) peta p np. kuantitatif (diukur) peta X - R. 1. Cara Pemeriksaan Karakteristik

KLASIFIKASI SAMPLING ATRIBUT VARIABEL. kualitatif (dihitung) peta p np. kuantitatif (diukur) peta X - R. 1. Cara Pemeriksaan Karakteristik Metode Sampling KLASIFIKASI SAMPLING 1. Cara Pemeriksaan Karakteristik ATRIBUT kualitatif (dihitung) peta p np VARIABEL kuantitatif (diukur) peta X - R 2. Cara Penggunaan 1. SINGLE SAMPLING defect < standard

Lebih terperinci

Teknik Sampling. Hipotesis Tesis. Populasi: parameter. Inferensial. Sampel:statistik Diolah di analisis

Teknik Sampling. Hipotesis Tesis. Populasi: parameter. Inferensial. Sampel:statistik Diolah di analisis Sampling Ali Muhson, M.Pd. (c) 2013 1 Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu menerapkan penggunaan teori sampling dalam menjelaskan gejala pendidikan dan ekonomi (c) 2013 2 1 Rasional Penelitian tidak mungkin

Lebih terperinci

7. TEKNIK SAMPLING ANDRI HELMI M, SE., MM METODE SOSIAL KUANTITATIF

7. TEKNIK SAMPLING ANDRI HELMI M, SE., MM METODE SOSIAL KUANTITATIF 7. TEKNIK SAMPLING ANDRI HELMI M, SE., MM METODE SOSIAL KUANTITATIF Mengapa Sampling? Konteks Waktu dan biaya Konteks Akurasi Desain Sampling Alasan Menggunakan Sampel 1. Mengurangi kesulitan. Jika populasinya

Lebih terperinci

TEKNIK SAMPLING DALAM PENELITIAN Oleh: Triyono 1

TEKNIK SAMPLING DALAM PENELITIAN Oleh: Triyono 1 TEKNIK SAMPLING DALAM PENELITIAN Oleh: Triyono 1 Abstrak Penerapan rumus-rumus statistik parametrik dalam suatu penelitian menuntut dipenuhinya beberapa persyaratan, akan tetapi hal itu sering tidak dilakukan

Lebih terperinci

METODE SAMPLING. Met. Sampling-T.Parulian

METODE SAMPLING. Met. Sampling-T.Parulian METODE SAMPLING Dari populasi hingga sampel Proses pengambilan sampel (sampling) dari populasi merupakan proses utama dalam statistika induktif. Sampling dilakukan karena seorang peneliti tidak mungkin

Lebih terperinci

SAMPLING 1). PENGUMPULAN DATA

SAMPLING 1). PENGUMPULAN DATA Bagian-4.1 SAMPLING 1). PENGUMPULAN DATA Dalam analisis statistik, khususnya analisis secara inferensial, kita selalu mengolah data dan menganalisis data menjadi informasi yang berguna dalam mendukung

Lebih terperinci

kelemahan: membutuhkan banyak sumber daya (biaya, tenaga, waktu). tidak ada jaminan bahwa semua anggota populasi dapat didata/dilacak di lapangan.

kelemahan: membutuhkan banyak sumber daya (biaya, tenaga, waktu). tidak ada jaminan bahwa semua anggota populasi dapat didata/dilacak di lapangan. populasi populasi merupakan sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai jumlah dan karakteristik tertentu jika peneliti melibat seluruh elemen populasi disebut sensus. kelebihan: data

Lebih terperinci

APLIKASI RAPID SURVEY

APLIKASI RAPID SURVEY Materi Rapid Survey FIKes - UMMU Iswandi, SKM - 1 APLIKASI RAPID SURVEY A. Pengertian Rapid Survai Survai merupakan kegiatan atau usaha pengumpulan informasi dari sebagian populasi yang dianggap dapat

Lebih terperinci

2/24/2011 1:37 PM

2/24/2011 1:37 PM Metode Logi Cara/jalan melakukan sesuatu dengan teratur (sistematis) Cara kerja untuk memahami obyek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Prosedur yang digunakan ilmuwan dalam pencarian sistematika

Lebih terperinci

METODE-METODE PENGUMPULAN DATA

METODE-METODE PENGUMPULAN DATA METODE-METODE PENGUMPULAN DATA 1 Metode-metode Pengumpulan Data I. Sumber-sumber Data II. Metode-metode pengumpulan data III. Desain Pertanyaan 2 Sumber-sumber Data Sumber data dalam penelitian adalah

Lebih terperinci

METODE PENARIKAN SAMPEL

METODE PENARIKAN SAMPEL MODUL 5 METODE PENARIKAN SAMPEL Matakuliah : Pengantar Statistik Sosial Tahun : Tahun 2014 Tito Adi Dewanto S.TP ALASAN DILAKUKAN SAMPLING Percobaan/Eksperimennya bersifat destruktif (merusak) Contoh:

Lebih terperinci

Non-Probability Sampling. Pertemuan X

Non-Probability Sampling. Pertemuan X Non-Probability Sampling Pertemuan X Definisi Penarikan Contoh Tak Berpeluang: penarikan contoh yang dilakukan dari populasi dengan ciri-ciri sebagai berikut: Pemilihan tidak dilakukan secara acak Generalisasi

Lebih terperinci

DESAIN POLLING ILMIAH

DESAIN POLLING ILMIAH DESAIN POLLING ILMIAH 1. Tahap-tahap Polling Tahap awal dari semua kegiatan polling adalah merancang desain polling. Desain yang dibuat ini menjadi dasar pelaksanaan polling yang akan dilakukan. Apa tujuan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 8 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PEMBERITAHUAN SINOPSIS SURVEI STATISTIK KHUSUS

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 8 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PEMBERITAHUAN SINOPSIS SURVEI STATISTIK KHUSUS BADAN PUSAT STATISTIK KEPUTUSAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 8 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PEMBERITAHUAN SINOPSIS SURVEI STATISTIK KHUSUS KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK, Menimbang : bahwa sebagai

Lebih terperinci

TEKNIK SAMPLING A. Populasi dan Sampel 1. Pengertian Populasi dan Sampel 2. Keuntungan Penelitian Menggunakan Sampel

TEKNIK SAMPLING A. Populasi dan Sampel 1. Pengertian Populasi dan Sampel 2. Keuntungan Penelitian Menggunakan Sampel TEKNIK SAMPLING Teknik sampling adalah bagian dari statistika yang perlu diperhatikan pada suatu penelitian. Tujuan dari teknik sampling ini adalah mengambil data sebagian dari populasi yang diteliti.

Lebih terperinci

METODE DAN DISTRIBUSI SAMPLING. Oleh : Riandy Syarif

METODE DAN DISTRIBUSI SAMPLING. Oleh : Riandy Syarif METODE DAN DISTRIBUSI SAMPLING Oleh : Riandy Syarif HUBUNGAN SAMPEL DAN POPULASI Populasi Sampel DEFINISI Populasi kumpulan dari semua kemungkinan orang-orang, benda-benda, dan ukuran lain yang menjadi

Lebih terperinci

ALUR KERJA DENGAN SAMPLE SAMPEL POPULASI TEMUAN

ALUR KERJA DENGAN SAMPLE SAMPEL POPULASI TEMUAN POPULASI DAN SAMPEL PENGERTIAN Populasi merupakan sekumpulan orang atau objek yang memiliki kesamaan dalam satu atau beberapa hal dan yang membentuk masalah pokok dalam suatu riset khusus. Populasi yang

Lebih terperinci

VARIASI GAYA BAHASA SLOGAN DALAM ATRIBUT CALEG PEMILU 2009 DI SURAKARTA SKRIPSI

VARIASI GAYA BAHASA SLOGAN DALAM ATRIBUT CALEG PEMILU 2009 DI SURAKARTA SKRIPSI VARIASI GAYA BAHASA SLOGAN DALAM ATRIBUT CALEG PEMILU 2009 DI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Oleh:

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. keadaan sebagaimana adanya dan pengungkapan fakta-fakta yang ada, walaupun

III. METODOLOGI PENELITIAN. keadaan sebagaimana adanya dan pengungkapan fakta-fakta yang ada, walaupun 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif lebih mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau

Lebih terperinci

POPULASI, SAMPEL, METODE SAMPLING. Musafaah, SKM, MKM

POPULASI, SAMPEL, METODE SAMPLING. Musafaah, SKM, MKM POPULASI, SAMPEL, METODE SAMPLING Musafaah, SKM, MKM Definisi Populasi Jumlah keseluruhan subjek atau objek penelitian keseluruhan unsur yang akan diteliti yang ciricirinya akan ditaksir (diestimasi).

Lebih terperinci

Sampel: harus memenuhi persyaratan

Sampel: harus memenuhi persyaratan Metoda Pengambilan sampel Sampel: harus memenuhi persyaratan tertentu untuk ketelitian tertentu Jenis jenis sampel PROBABILITY SAMPLING Probability sampling adalah teknik sampling dengan setiap anggota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktifitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial

Lebih terperinci

PERTEMUAN 6 TEKNIK SAMPLING METODE PENELITIAN SOSIAL ANDRI HELMI M, SE., MM.

PERTEMUAN 6 TEKNIK SAMPLING METODE PENELITIAN SOSIAL ANDRI HELMI M, SE., MM. PERTEMUAN 6 TEKNIK SAMPLING METODE PENELITIAN SOSIAL ANDRI HELMI M, SE., MM. Desain Sampling Alasan Menggunakan Sampel 1. Mengurangi kesulitan. Jika populasinya terlalu besar maka akan ada yang terlewati

Lebih terperinci

Prof. Dr. Ir. Zulkifli Alamsyah, M.Sc. Program Studi Agribisnis UNIVERSITAS JAMBI

Prof. Dr. Ir. Zulkifli Alamsyah, M.Sc. Program Studi Agribisnis UNIVERSITAS JAMBI Prof. Dr. Ir. Zulkifli Alamsyah, M.Sc. Program Studi Agribisnis UNIVERSITAS JAMBI MENGAPA PERLU SAMPEL? Populasi terlalu besar Keterbatasan aksesibilitas Keterbatasan sumberdaya: Dana Tenaga Waktu Homogenitas

Lebih terperinci

Metoda Penelitian TEKNIK SAMPLING

Metoda Penelitian TEKNIK SAMPLING Metoda Penelitian TEKNIK SAMPLING Jika Cukup Sesendok Tak Perlu Semangkok Dasar pemikiran Data yang dipergunakan dalam suatu penelitian belum tentu merupakan keseluruhan dari suatu populasi karena beberapa

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL INSPEKTORAT JENDERAL DIKLAT METODOLOGI PENELITIAN SOSIAL PARUNG BOGOR, MEI 2005 TEKNIK SAMPLING

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL INSPEKTORAT JENDERAL DIKLAT METODOLOGI PENELITIAN SOSIAL PARUNG BOGOR, MEI 2005 TEKNIK SAMPLING DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL INSPEKTORAT JENDERAL DIKLAT METODOLOGI PENELITIAN SOSIAL PARUNG BOGOR, 25 28 MEI 2005 TEKNIK SAMPLING Oleh: NUGRAHA SETIAWAN UNIVERSITAS PADJADJARAN TEKNIK SAMPLING Oleh:

Lebih terperinci

MODUL MANAJEMEN EVEN (3 SKS) Oleh : Ratih Hasanah, M.Si.

MODUL MANAJEMEN EVEN (3 SKS) Oleh : Ratih Hasanah, M.Si. Pertemuan 3 MODUL MANAJEMEN EVEN (3 SKS) Oleh : Ratih Hasanah, M.Si. POKOK BAHASAN KOMUNIKASI PEMASARAN DAN EVENT DESKRIPSI Pertemuan pertama ini membahas mengenai komunikasi pemasaran dengan event. Elemen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah tipe penelitian yang bersifat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah tipe penelitian yang bersifat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe penelitian Dalam penelitian ini yang digunakan adalah tipe penelitian yang bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. 34 Penelitian deskriptif adalah jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah di sekitar kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang memiliki atau menjaga usaha di sekitar kampus. Alasan dipilihnya

Lebih terperinci

TEKNIK SAMPLING PENELITIAN KEBIJAKAN

TEKNIK SAMPLING PENELITIAN KEBIJAKAN TEKNIK SAMPLING PENELITIAN KEBIJAKAN PUSAT PENELITIAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 011 DAFTAR ISI I PENDAHULUAN...1 II ALASAN PENGAMBILAN SAMPEL...3

Lebih terperinci

TEKNIK PENARIKAN SAMPEL

TEKNIK PENARIKAN SAMPEL TEKNIK PENARIKAN SAMPEL Konsep-konsep Dasar Sampling Salah satu hal yang menakjubkan dalam penelitian ialah kenyataan bahwa kita dapat menduga sifat-sifat suatu kumpulan objek penelitian hanya dengan mempelajari

Lebih terperinci

Pemilihan Data (Sampel) Penelitian

Pemilihan Data (Sampel) Penelitian Pemilihan Data (Sampel) Penelitian 1. Populasi dan Sampel Populasi yaitu sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara berfikir dan berbuat yang dipersiapkan secara matang dalam rangka untuk mencapai tujuan penelitian, yaitu menemukan, mengembangkan atau mengkaji

Lebih terperinci

STATISTIK SOSIAL. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

STATISTIK SOSIAL. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN STATISTIK SOSIAL Pengumpulan, Pengolahan, Penyajian Data dan Distribusi Frekuensi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komunikasi HUMAS 02 85003 Abstract Statistik

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Pengumpulan Data Menurut J.Supranto (2000,p21) pengumpulan data harus dapat dipercaya dan tepat waktu, baik dan mencakup seluruh unit yang menjadi objek penelitian, informasi yang

Lebih terperinci

Teknik Pengambilan Sampel

Teknik Pengambilan Sampel Teknik Pengambilan Sampel Amiyella Endista Email : amiyella.endista@yahoo.com Website : www.berandakami.wordpress.com Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Secara acak (probability

Lebih terperinci

RANDOM SAMPLING SEDERHANA

RANDOM SAMPLING SEDERHANA RANDOM SAMPLING SEDERHANA I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah populasi, sampel dan teknis sampling sering kali kita dengar, namun terkadang istilah-istilah ini ada yang tidak dipahami betul. Oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. satu populasi menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data pokok.

BAB III METODE PENELITIAN. satu populasi menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data pokok. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey, yaitu mengambil sampel dari satu populasi menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Dalam penelitian Efektivitas BNI Forum Sebagai Media Internal dalam Penyampaian Informasi kepada Karyawan di PT BNI Pesero Tbk, penulis menggunakan tipe

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Akhir yang berjudul Analisis Product Positioning Pada Clothing Arena

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Akhir yang berjudul Analisis Product Positioning Pada Clothing Arena BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Untuk mengumpulkan data yang dijadikan bahan dalam penyusunan Tugas Akhir yang berjudul Analisis Product Positioning Pada Clothing Arena Experience

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan analisis

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan analisis 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan analisis deskriptif kualitatif yang didukung dengan pendekatan kuantitatif. Kedua metode

Lebih terperinci

KEMERDEKAAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT

KEMERDEKAAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT Bab - 4 Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat KEMERDEKAAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT Bab 4 Tahukah kalian, bahwa kemerdekaan mengemukakan pendapat dijamin oleh negara? Dengan adanya kemerdekaan berpendapat akan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF KOMUNIKASI YANG EFEKTIF Oleh: Muslikhah Dwihartanti Disampaikan pada kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun 2004 Penyuluhan tentang Komunikasi yang Efektif bagi Guru TK di Kecamatan Panjatan A. Pendahuluan

Lebih terperinci

Populasi Mahasiswa Matematika, FMIPA, UNY Populasi Mahasiswa Matematika Angkatan 2016, FMIPA, UNY

Populasi Mahasiswa Matematika, FMIPA, UNY Populasi Mahasiswa Matematika Angkatan 2016, FMIPA, UNY SAMPLING Resume Perkuliahan Metodologi Penelitian Pendidikan Diresume oleh Misnasanti (16709251011) PPs PMat Kelas A Universitas Negeri Yogyakarta Pada hari Rabu, 9 November 2016 jam 13.40 15.20 WIB diadakan

Lebih terperinci

Oleh. Ig. Dodiet Aditya Setyawan, SKM aditya12setyawan.gmail.com site :

Oleh. Ig. Dodiet Aditya Setyawan, SKM   aditya12setyawan.gmail.com site : Oleh Ig. Dodiet Aditya Setyawan, SKM e-mail : aditya12setyawan.gmail.com site : http://www.adityasetyawan.wordpress.com A.PENGERTIAN POPULASI dan SAMPEL Suatu kegiatan penelitian pasti akan selalu berhadapan

Lebih terperinci

Pertemuan 3 PENGUMPULAN DAN PENYAJIAN DATA

Pertemuan 3 PENGUMPULAN DAN PENYAJIAN DATA I. Populasi dan Sampel Pertemuan 3 PENGUMPULAN DAN PENYAJIAN 1. Pengertian Dasar Populasi adalah seluruh obyek yang ingin kita ketahui besaran karakteristiknya. Sampel adalah sebagian obyek populasi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku, didalamnya terdapat upaya

BAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku, didalamnya terdapat upaya 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan deskriptif adalah metode penelitian yang bertujuan mendeskripsikan

Lebih terperinci

(OPINI PUBLIK) Semester IV Tahun Akademik 2014/2015 Dosen Pengampu : Danang Trijayanto, MA

(OPINI PUBLIK) Semester IV Tahun Akademik 2014/2015 Dosen Pengampu : Danang Trijayanto, MA (OPINI PUBLIK) Semester IV Tahun Akademik 2014/2015 Dosen Pengampu : Danang Trijayanto, MA A. Deskripsi: Mata kuliah opini public merupakan bagian dari perkuliahan ilmu komunikasi, yaitu mengkaji teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memahami kedudukannya serta peranannya dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. memahami kedudukannya serta peranannya dalam masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Informasi sudah menjadi kebutuhan manusia yang esensial untuk mencapai tujuan. Melalui informasi manusia dapat mengetahui peristiwa yang terjadi di sekitarnya, memperluas

Lebih terperinci

POPULASI DAN SAMPEL. Metodologi Penelitian Pendidikan

POPULASI DAN SAMPEL. Metodologi Penelitian Pendidikan POPULASI DAN SAMPEL Metodologi Penelitian Pendidikan Alasan menggunakan sampel: Populasi demikian banyaknya sehingga dalamprakteknya tidak mungkin seluruh elemen diteliti; keterbatasan waktu penelitian,

Lebih terperinci

PENGERTIAN STATISTIK DAN STATISTIKA

PENGERTIAN STATISTIK DAN STATISTIKA PENGERTIAN STATISTIK DAN STATISTIKA Statistika Ilmu mengumpulkan, menata, menyajikan, menganalisis, dan menginterprestasikan data menjadi informasi untuk membantu pengambilan keputusan yang efektif. Statistik

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian 36 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional Study dengan metode survey. Penelitian dengan desain Cross Sectional Study yaitu penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah deskriptif, dalam

BAB III METODOLOGI. Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah deskriptif, dalam BAB III METODOLOGI 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah deskriptif, dalam pengertian bahwa penelitian ini hanya terbatas pada usaha untuk mengungkapkan fakta. Penelitian

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT DI PENGADILAN NEGERI BLORA

LAPORAN HASIL SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT DI PENGADILAN NEGERI BLORA i LAPORAN HASIL SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT DI PENGADILAN NEGERI BLORA Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Nomor 16 Tahun 2014 tentang Pedoman Survei

Lebih terperinci

POPULASI DAN SAMPLING. MUSLIM, MPH Blog: HP:

POPULASI DAN SAMPLING. MUSLIM, MPH Blog:    HP: POPULASI DAN SAMPLING MUSLIM, MPH Blog: www.muslimpinang.wordpress.com Email: muslimmph@yahoo.co.id HP: 081-27769269 DEFENISI SAMPLING Proses memilih sebagian (sampel) dari kelompok besar (populasi), untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perguruan tinggi sebagai satu lembaga pendidikan tinggi, memberikan kualitas pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan para penggunanya dalam hal ini adalah

Lebih terperinci

Ekspresi Pendapat Umum

Ekspresi Pendapat Umum Ekspresi Pendapat Umum Apa yang menyebakan munculnya polling? Polling adalah bentuk ekspresi pengungkapan pendapat umum paling kontemporer yang dikenal manusia. Akan lebih mudah memahami pengertian ini

Lebih terperinci

IMAGOLOGI POLITIK SKRIPSI. Oleh : WAHYUDI AULIA SIREGAR NIM : : Drs. P. Anthonius Sitepu, MSi

IMAGOLOGI POLITIK SKRIPSI. Oleh : WAHYUDI AULIA SIREGAR NIM : : Drs. P. Anthonius Sitepu, MSi IMAGOLOGI POLITIK (Studi Deskriptif Tentang Opini Publik Terhadap Pencitraan Politik Dalam Meningkatkan Tingkat Elektabilitas Politik Pada Pemilu Presiden 2009 di Kelurahan Sidorame Timur Kecamatan Medan

Lebih terperinci

M E T O D E P E N G A M B I L A N C O N T O H R A M D A N B U D I A W A N E 5 0

M E T O D E P E N G A M B I L A N C O N T O H R A M D A N B U D I A W A N E 5 0 M E T O D E P E N G A M B I L A N C O N T O H R A M D A N B U D I A W A N E 5 0 SENSUS & SAMPLING Sensus : Pengambilan data dari semua populasi Sampling : Memilih sebagian anggota populasi yang mejadi

Lebih terperinci

S A L I N A N KEPUTUSAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA NOMOR 007/SK/KPI/5/2004 TENTANG

S A L I N A N KEPUTUSAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA NOMOR 007/SK/KPI/5/2004 TENTANG S A L I N A N KEPUTUSAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA NOMOR 007/SK/KPI/5/2004 TENTANG PEDOMAN SIARAN KAMPANYE DALAM PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN DI LEMBAGA PENYIARAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA,

Lebih terperinci

DESAIN PENELITIAN. Pertemuan keempat

DESAIN PENELITIAN. Pertemuan keempat DESAIN PENELITIAN Pertemuan keempat Pendahuluan Desain penelitian sangat penting dalam membuat penelitian. Desain penelitian merupakan pedoman dalam melakukan proses penelitian diantaranya dalam menentukan

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANG

BAB III PENDEKATAN LAPANG 21 BAB III PENDEKATAN LAPANG 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Kampung Sinar Resmi, Desa Sinar Resmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN BISNIS

METODOLOGI PENELITIAN BISNIS METODOLOGI PENELITIAN BISNIS 1 POPULASI DAN TEKNIK PENARIKAN SAMPEL POPULASI: Objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karekteristik tertentu yang dipelajari oleh peneliti, dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT DI PENGADILAN NEGERI MUARA ENIM. Berdasarkan Permenpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2014

LAPORAN HASIL SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT DI PENGADILAN NEGERI MUARA ENIM. Berdasarkan Permenpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2014 i LAPORAN HASIL SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT DI PENGADILAN NEGERI MUARA ENIM Berdasarkan Permenpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2014 PENGADILAN NEGERI MUARA ENIM KABUPATEN MUARA ENIM - SUMATERA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Opini adalah ekspresi atau pendapat seseorang atas suatu masalah yang bersifat kontroversial. Publik adalah kelompok yang tidak merupakan kesatuan, tetapi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kuantitatif yaitu penelitian yang lebih kepada keakuratan deskripsi setiap variabel dalan keakuratan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Komunikasi yang baik bukanlah sekedar

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Komunikasi yang baik bukanlah sekedar 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkomunikasi merupakan salah satu kegiatan yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Komunikasi yang baik bukanlah sekedar gagasan atau

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini merupakan Penelitian Kuantitatif. Penelitian kuantitatif, adalah penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian juta 66,9 juta (67 juta) Golput atau suara penduduk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian juta 66,9 juta (67 juta) Golput atau suara penduduk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Partisipasi politik masyarakat merupakan syarat pokok yang harus dilakukan oleh setiap warga negara terutama pada negara yang menganut paham demokrasi. Tingginya

Lebih terperinci

SURVEI STATISTIK KHUSUS

SURVEI STATISTIK KHUSUS FS2K Badan Pusat Statistik FORMULIR PEMBERITAHUAN SINOPSIS SURVEI STATISTIK KHUSUS Judul Survei: Kode (didisi oleh BPS) PEDOMAN PENGISIAN FORMULIR PEMBERITAHUAN SINOPSIS SURVEI STATISTIK KHUSUS Blok I.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Tipe penelitian deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang memandu peneliti untuk

Lebih terperinci