III. METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "III. METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 34 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian tentang strategi pengembangan ekowisata berbasis masyarakat dilaksanakan di beberapa objek dan daya tarik wisata (ODTW) di tujuhbelas desa, sembilan kecamatan yang termasuk zona wisata Bogor Barat, Kabupaten Bogor yaitu Kecamatan Tamansari, Parung, Ciampea, Cibungbulang, Pamijahan, Tenjolaya, Jasinga, Cigudeg dan Sukajaya (Tabel 3). Pengambilan data di lapangan dilakukan selama tiga bulan dimulai April - Juni Tabel 3 Lokasi Objek Penelitian No. Kecamatan Desa 1. Tamansari Pasir Eurih Sukajadi Sukamantri 2. Parung Cogreg 3. Tenjolaya Gunung Malang Tapos 1 4. Ciampea Cihideung Udik 5. Cibungbulang Ciaruteun Ilir Cemplang Gunung Sari Gunung Sari 6. Gunung Sari Pamijahan Gunung Sari Gunung Sari Gunung Bunder 7. Cigudeg Argapura 8. Sukajaya Kiarapandak 9. Jasinga Pangradin Curug Koleang Barengkok

2 35 Gambar 2 Peta Lokasi Penelitian 3.2. Alat dan Bahan Berkaitan dengan survei lapangan dan pengolahan data, alat bantu yang digunakan adalah: 1. Alat fotografi kamera digital untuk mendokumentasikan gambar-gambar lokasi objek dan daya tarik wisata. 2. Global Positioning System (GPS Garmin Etrex) 3. Software GIS ArcView versi Kuesioner untuk mengetahui karakteristik masyarakat, persepsi, partisipasi dan keinginan masyarakat. Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah data-data digital tematik, data primer dan data sekunder lainnya. Penelitian ini diawali dengan proses pengambilan data sekunder.

3 Kerangka Pendekatan Pengembangan ekowisata berbasis masyarakat di Zona Wisata Bogor Barat Kabupaten Bogor dalam penelitian ini mempertimbangkan berbagai komponen. Ada lima komponen terkait pengembangan ekowisata sebagai dasar dalam penilaian objek dan daya tarik wisata (ODTW) yang berpotensi dan menjadi prioritas dalam pengembangannya. Lima komponen terkait penilaian ODTW yang menjadi prioritas yaitu daya tarik objek, aksesibilitas, akomodasi, kondisi lingkungan sosial ekonomi serta prasarana dan sarana penunjang. Penilaian terhadap objek dan daya tarik wisata dijabarkan dalam lima komponen dan kriteria yang lebih spesifik untuk pengembangan objek dan daya tarik wisata. Untuk mengetahui kesiapan dalam pengembangan Community Based Ecotourism (CBE) dilakukan penilaian yang terbagi dalam empat aspek yang juga dijabarkan dalam kriteria-kriteria spesifik. Empat aspek dalam penilaian kesiapan pengembangan CBE yaitu aspek sosial ekonomi, aspek sosial budaya, aspek lingkungan dan aspek pengelolaan. Strategi pengembangan ekowisata berbasis masyarakat yang akan dijalankan tidak terlepas dari besarnya potensi yang dimiliki termasuk kesiapan masyarakat dalam pengembangan ekowisata sehingga perlu diketahui persepsi dan preferensinya melalui kuesioner serta wawancara. Semua kriteria dan indikator diberikan skor dan dilakukan pembobotan untuk selanjutnya disusun ranking. Masing-masing potensi ODTW, kesiapan pengembangan CBE dan kesiapan masyarakat dalam pengembangan ekowisata dilakukan analisis spasial dengan menggunakan metode model builder. Selanjutnya ketiga penilaian tersebut dilakukan overlay (tumpangsusun) dan hasil penilaian menjadi dasar dalam melakukan analisis SWOT (strength, weakness, opportunity dan threat) untuk mendapatkan strategi prioritas pengembangan ekowisata berbasis masyarakat di Zona Wisata Bogor Barat serta strategi pengembangan dari analisis spasial. Tahapan dalam penelitian disajikan pada Gambar 3.

4 37 Zona wisata Bogor Barat Kabupaten Bogor Analisis objek dan daya tarik wisata Daya tarik wisata Aksesibilitas Akomodasi Kondisi lingkungan sosek Prasarana dan sarana penunjang Analisis persepsi dan preferensi masyarakat Karakteristik masyarakat Persepsi Partisipasi Keinginan masyarakat Analisis kesiapan CBE Aspek Sosek ekonomi Aspek Sosbud Aspek Lingkungan Aspek Pengelolaan Survei dan data Wawancara dan kuesioner Survei dan data ODTW dengan CBE fisibel Analisis Spasial Model Builder Analisis SWOT Strategi pengembangan ekowisata berbasis masyarakat Gambar 3 Tahapan penelitian

5 Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini dibuat batasan penelitian, yaitu : 1. Ekowisata dalam penelitian ini adalah konsep pengembangan dan penyelenggaraan kegiatan pariwisata berbasis pemanfaatan lingkungan untuk perlindungan serta berintikan partisipasi aktif masyarakat dan dengan penyajian produk bermuatan pendidikan dan pembelajaran, berdampak negatif minimum terhadap lingkungan, memberikan kontribusi positif terhadap pembangunan daerah serta kesejahteraan masyarakat yang diberlakukan pada kawasan lindung, kawasan terbuka, kawasan binaan serta kawasan budaya. 2. Ekowisata Berbasis Masyarakat atau Community Based Ecotourism (CBE) merupakan konsep pengembangan ekowisata dengan melibatkan dan menempatkan masyarakat lokal yang mempunyai kendali penuh dalam manajemen dan pengembangannya sehingga memberikan kontribusi terhadap masyarakat berupa peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal dan keberlanjutan kebudayaan lokal. 3. Masyarakat dalam penelitian ini adalah masyarakat sekitar objek dan daya tarik wisata yang letaknya berdekatan/berbatasan dengan ODTW Metode Penelitian Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode survei, wawancara dan kuesioner. Sebelum penelitian dilakukan prasurvei untuk menentukan lokasi ODTW di desa yang berada di kecamatan yang termasuk bagian dari zona wisata Bogor Barat. Penentuan lokasi ODTW mengacu pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor (2007a) dan Muntasib et al. (2004). Hasil penentuan lokasi ODTW dilakukan secara purposive sampling sehingga terpilih 17 desa di sembilan kecamatan di Zona Wisata Bogor Barat (Lampiran 4) Metode Penilaian ODTW Penilaian objek daya tarik wisata (ODTW) dilakukan dengan menggunakan kriteria penilaian yang telah ditentukan dalam Pedoman Penilaian Daya Tarik

6 39 Wisata (Departemen Kebudayaan dan Pariwisata 2001). Lima komponen utama yang menjadi penilaian yaitu daya tarik, aksesibilitas, kondisi lingkungan sosial ekonomi, akomodasi serta prasarana dan sarana penunjang. Kriteria dan pembobotan lebih lengkap disajikan pada Lampiran 1. Metode penilaian ODTW dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Metode Penilaian Objek dan Daya Tarik Wisata Data Peubah Bentuk Data (, peta) Metode Pengambilan Data dan Teknik Analisis Objek dan atraksi wisata Keunikan sumberdaya Banyaknya sumberdaya Kegiatan wisata Kebersihan objek wisata Kenyamanan Keamanan dan pembobotan Aksesibilitas Kondisi lingkungan Sosek Akomodasi Prasarana dan Sarana Penunjang Kondisi jalan Jarak Tipe Jalan Waktu tempuh dari pusat Kota Tata ruang wilayah objek Status lahan Mata pencaharian penduduk dan pembobotan dan pembobotan Pendidikan Jumlah akomodasi dan pembobotan Jumlah kamar Prasarana Sarana Penunjang dan pembobotan Metode Penilaian Kesiapan Pengembangan CBE Penilaian kesiapan pengembangan CBE mengikuti rancangan standarisasi Community Based Ecotourism (CBE) yang dikembangkan WTO (2004) dan INDECON (2008) dengan memperhatikan empat aspek yaitu aspek sosek (Tabel

7 40 5), aspek sosbud (Tabel 6), aspek lingkungan (Tabel 7) dan aspek pengelolaan (Tabel 8). Semua aspek dijabarkan menjadi beberapa kriteria dan indikator yang lebih spesifik dan disajikan pada Lampiran 2. Masing-masing indikator dilakukan skoring dan disusun ranking untuk mendapatkan gambaran desa dengan tingkat partisipasi masyarakat tinggi sebagai upaya mendapatkan desa yang mempunyai kesiapan untuk pengembangan CBE. Tabel 5 Kriteria dan Indikator Aspek Sosek No Kriteria Indikator Adanya potensi/peluang pasar 2. Tumbuhnya pelaku usaha 2. Terbukanya peluang usaha dan kesempatan kerja 3. Tumbuhnya kreatifitas masyarakat Branding Image 2. Produk layak jual dan kualitas 5. Keberadaan sumber daya lokal sebagai asset 6. Adanya pengaturan/ kesepakatan antar pihak bersama Pemerintah 1. Peningkatan jumlah kunjungan 2. Pertumbuhan jumlah pelaku usaha 1. Peningkatan jumlah kunjungan 2. Tumbuhnya pelaku usaha ekonomi mikro 1. Peningkatan sarana/prasarana 2. Meningkatnya permintaan sumber daya lokal Kunjungan berkesinambungan 1. Setiap sumber daya lokal dapat menjadi nilai pokok 2. Meningkatnya alur distribusi lokal Kontribusi keuntungan semua pihak Bentuk Data Teknik Analisis

8 41 Tabel 6 Kriteria dan Indikator Aspek Sosbud No Kriteria Indikator Adanya Norma dan nilai 1. Adanya upacara adat 2. Adanya kelompok kesenian 1. Adanya norma dan nilai-nilai budaya setempat yang masih berlaku dan dipegang teguh serta mengikat di dalam masyarakat. 2. Adanya upacara-upacara adat yang masih diselenggarakan. 1. Jumlah/jenis upacara adat. 2. Jumlah grup kesenian tradisional/modern. 3. Interaksi seni budaya. Bentuk Data Teknik Analisis 3. Adanya peraturan adat Masih adanya kelembagaan adat Tabel 7 Kriteria dan Indikator Aspek Lingkungan No Kriteria Indikator Bentuk Data Teknik Analisis Aturan 1. Adanya sanksi lingkungan tertulis/tidak tertulis di 2. Masih adanya kegiatan kerja bakti/gotong royong desa 2. Sadar lingkungan 3. Tertata, bersih, nyaman, dan asri. 2 3 Pemanfaatan lingkungan alam dan budaya yang berkelanjutan Pemahaman tetang arti dan manfaat lingkungan meningkat 1. Lingkungan lestari. 2. Seni budaya masih eksis. 3. Masyarakat masih mendapatkan nilai ekonomi dari lingkungan. 1. Meningkatnya perhatian dan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan. 2. Adanya pendidikan tentang lingkungan pada sektor formal dan informal.

9 42 Tabel 8 Kriteria dan Indikator Aspek Pengelolaan No Kriteria Indikator Bentuk Data Teknik Analisis 1. Partisipasi 1. Adanya peran aktif dari masyarakat institusi atau kelompok masyarakat 2. Keterlibatan pemangku kepentingan/stakeholders 2. Transparansi 1. Meningkatnya jumlah masyarakat yang memperoleh manfaat 2. Tersedianya mekanisme pendistribusian keuntungan 3. Tidak ada masyarakat yang menyampaikan keluhan 3. Peningkatan 1. Pengetahuan dan ketrampilan kapasitas kelompok masyarakat meningkat 2. Semua guide terlatih dan memperoleh lisensi (terdapat pelatihan setidaknya sekali setahun) 3. Kesadaran kelompok masyarakat tentang konsevasi sumber daya alam meningkat 4. Terbentuknya monitoring unit ditingkat masyarakat 5. Jumlah pelatihan (konservasi, skill & pengetahuan sebagai pemandu) 6. Kepuasan customer meningkat 4. Regulasi 1. Kesepakatan pengelolaan yang legalitas hukumnya diakui masyarakat dan pemerintah desa 2. Adanya nota kerjasama atau management agreement dengan pemilik kawasan 5. Isu keberlanjutan 3. Adanya code of conduct. 1. Tersedianya produk-produk yang ramah lingkungan 2. Self-finance (mandiri) Metode Penilaian Kesiapan Masyarakat Dalam penelitian ini, masyarakat juga memberikan penilaian yaitu penilaian kesiapan masyarakat terhadap pengembangan ekowisata. Data yang dikumpulkan dari masyarakat yaitu karakteristik masyarakat, persepsi masyarakat, partisipasi serta keinginan masyarakat yang akan diketahui melalui kuesioner. Penentuan responden menggunakan metode random sampling yaitu masyarakat di desa

10 43 yang terdekat dengan lokasi objek dan daya tarik wisata secara acak sebanyak 30 responden. Metode ini digunakan dengan pertimbangan banyaknya desa yang ada di zona wisata Bogor Barat Kabupaten Bogor, sehingga dipilih 17 desa yang terdapat di sembilan kecamatan yaitu Kecamatan Tamansari, Parung, Ciampea, Cibungbulang, Pamijahan, Tenjolaya, Jasinga, Cigudeg dan Sukajaya (Lampiran 4) Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data didapat dari studi lapangan dan studi pustaka, pengamatan langsung dan wawancara dengan pihak terkait serta kuesioner. Lebih lengkap mengenai jenis dan teknik pengumpulan data disajikan pada Tabel Studi pustaka/literatur Studi pustaka merupakan kegiatan pengumpulan data penunjang berupa karya ilmiah, pelaporan, peraturan perundang-undangan dan tulisan-tulisan yang berhubungan dengan penelitian. Studi literatur dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran umum mengenai objek dan daya tarik wisata yang ada di wilayah Zona Bogor Barat yang kemudian diverifikasi di lapangan. 2. Pengamatan lapangan Pengamatan langsung di lapangan merupakan metode pengumpulan data biofisik (ekologis), sosial ekonomi dan budaya. Selain mengumpulkan data tersebut juga dilakukan pengambilan titik-titik koordinat pada masing-masing objek dan daya tarik wisata dengan menggunakan GPS. 3. Wawancara dan kuesioner Penyebaran kuesioner dan wawancara adalah cara untuk mengumpulkan data pokok di lapangan yang bertujuan untuk memperoleh informasi lebih lanjut dalam penyusunan strategi pengembangan ekowisata berbasis masyarakat. Kuesioner untuk mengetahui karakteristik masyarakat, persepsi masyarakat, partisipasi serta keinginan masyarakat. Sedangkan wawancara dilakukan terhadap pengelola objek dan daya tarik wisata serta untuk melengkapi data kondisi objek dan daya tarik wisata.

11 44 4. Analisis spasial Analisis spasial dilakukan dengan model builder untuk mendapatkan ODTW dan partisipasi masyarakat dengan skor tertinggi, selain itu untuk mendapatkan strategi pengembangan ekowisata dari analisis SWOT. Penentuan pengembangan ekowisata dilakukan dengan membangun model overlay dengan pembobotan. Pada model builder, telah disiapkan fungsi overlay aritmatik dan dilakukan overlay dengan pembobotan.

12 45 Tabel 9 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data No Jenis Data Peubah Bentuk Metode Pengambilan Sumber data 1 Primer 1. Penilaian objek dan daya tarik wisata Uraian dan Studi Literatur, Pengamatan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumberdaya ekowisata meliputi : a. Daya tarik objek : keunikan sumberdaya, banyaknya potensi alam yang menonjol, kegiatan wisata yang dapat dilakukan, kebersihan objek wisata, kenyamanan dan keamanan b. Aksesibilitas: kondisi jalan, jarak dari pusat kota, tipe jalan dan waktu tempuh dari pusat kota c. Akomodasi: jumlah kamar dan jumlah akomodasi d. Kondisi lingkungan sosial ekonomi: tata ruang wilayah objek, status lahan, mata pencaharian penduduk dan pendidikan e. Prasarana dan sarana penunjang: prasarana dan sarana penunjang tabular lapang,wawancara Kabupaten Bogor, Pengelola objek wisata 2. Sekunder 2. Penilaian kesiapan pengembangan CBE a.aspek sosial ekonomi: pasar, ekonomi kerakyatan, penggunaan sumberdaya setempat, unit selling point (USP), partisipasi masyarakat dalam investasi dan pembagian keuntungan b. Aspek sosial budaya: pelestarian, apresiasi dan pengaturan c. Aspek lingkungan : pengelolaan, konservasi dan sadar lingkungan d. Aspek pengelolaan: institusi di masyarakat lokal, transparansi, peningkatan kapasitas, regulasi dan isu keberlanjutan 3. Penilaian kesiapan masyarakat terhadap pengembangan ekowisata Karakteristik masyarakat (mata pencaharian, pendidikan, pendapatan dan status kependudukan), persepsi masyarakat, partisipasi dan keinginan masyarakat terhadap pengembangan ekowisata berbasis masyarakat Studi literatur, pengamatan lapang, wawancara Kuesioner Masyarakat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor, Pengelola objek wisata Lokasi objek wisata Pengambilan dengan GPS Pengambilan di lapangan 1. Kondisi umum zona Bogor Barat Uraian dan Disbudpar Kab Bogor, Pengelola Studi literatur, wawancara tabular objek wisata 2. Perkembangan wisata di wilayah Zona Wisata Bogor Barat Uraian Studi literatur, wawancara Disbudpar Kab. Bogor, Pengelola objek wisata 3. Peta Administrasi (batas desa) Peta Lab. Remote Sensing, Fahutan, IPB 4. Peta Jaringan jalan Peta Lab. Remote Sensing, Fahutan, IPB 5. Peta Pusat Pertumbuhan Penduduk Peta Lab. Remote Sensing, Fahutan, IPB

13 Metode Analisis Data Data yang diperoleh diolah dengan cara tabulasi data dan kemudian dianalisis sesuai dengan jenis data dan tujuan penelitian. Analisis data meliputi: Biofisik (Objek dan Daya Tarik Wisata) Data mengenai objek dan daya tarik wisata (ODTW) diolah dengan menggunakan Pedoman Penilaian Daya Tarik Wisata (Lampiran 1). Data mengenai daya tarik wisata akan dihitung dengan menggunakan persamaan (Romani 2006) : S = N x B Keterangan : S = skor/nilai N = Jumlah nilai unsur-unsur pada kriteria B = Bobot nilai Klasifikasi penilaian disusun berdasarkan jumlah total dari penilaian ODTW. Selang dari klasifikasi penilaian akan dihitung dengan menggunakan persamaan (Oktadiyani 2006): Keterangan : Selang : Nilai selang dalam penetapan selang klasifikasi penilaian Smaks : Nilai skor tertinggi Smin : Nilai skor terendah K : Banyaknya klasifikasi penilaian Penilaian ODTW yang mencakup lima aspek yaitu daya tarik, aksesibilitas, akomodasi, lingkungan sosial ekonomi masyarakat serta prasarana dan sarana penunjang. Masing-masing komponen dijabarkan dalam kriteria spesifik dan diberikan skor serta dilakukan pembobotan. Setelah diperoleh total skor, untuk selang klasifikasi dibuat ranking dan dibagi menjadi lima kelas klasifikasi yaitu sangat baik, baik, sedang, buruk dan sangat buruk, sedangkan analisis spasial untuk mempermudah dibuat klasifikasi 1-5. Hasil dari klasifikasi ini menjadi

14 47 dasar dalam pembuatan model builder untuk objek dan daya tarik wisata (ODTW). Kesiapan Pengembangan CBE (Community Based Ecotourism) Data mengenai CBE akan diolah dengan menggunakan standarisasi penilaian CBE yang dikembangkan WTO (2004) dan INDECON (2008) yang terdiri dari empat aspek utama yaitu aspek sosek, aspek sosbud, aspek lingkungan dan aspek pengelolaan (Lampiran 2). Masing-masing aspek dijabarkan dalam kriteria dan dilakukan perhitungan skor serta dikalikan angka pembobot. Selang klasifikasi CBE terdiri dari lima mulai dari sangat baik sampai sangat buruk. Selanjutnya hasil klasifikasi digunakan skala 1-5 untuk analisis spasial dengan model builder. Kesiapan Masyarakat Dalam Pengembangan Ekowisata Upaya mengetahui kesiapan masyarakat terhadap pengembangan ekowisata dilakukan penilaian. Analisis dilakukan terhadap karakteristik masyarakat sebagai upaya untuk memberikan gambaran mengenai profil masyarakat di sekitar ODTW, persepsi masyarakat untuk mengetahui pemahaman masyarakat terhadap pengembangan ekowisata. Sedangkan partisipasi masyarakat dianalisis untuk mengetahui bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dalam kegiatan ekowisata serta keinginan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengembangan ekowisata. Semua data yang berasal dari kuesioner masyarakat dilakukan penilaian berdasarkan kriteria pemberdayaan masyarakat yang dibagi menjadi tiga aspek utama yaitu karakteristik masyarakat, persepsi serta aspek partisipasi dan keinginan masyarakat (Lampiran 3). Masing-masing aspek dijabarkan dalam kriteria spesifik disesuaikan dengan pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner dan dilakukan perhitungan skor serta pembobotan. Selanjutnya setelah mendapatkan total skor dilakukan klasifikasi sangat baik sampai sangat buruk dan penggunaan skala 1-5 untuk analisis spasial dengan metode model builder.

15 48 Analisis spasial Analisis spasial akhir dilakukan dengan model builder dengan mengoverlay (tumpangsusun) semua penilaian yaitu penilaian ODTW, kesiapan pengembangan CBE dan kesiapan masyarakat dalam pengembangan ekowisata. Analisis tersebut selanjutnya digunakan untuk analisis SWOT dalam rangka mendapatkan strategi prioritas dalam pengembangan ekowisata berbasis masyarakat di zona wisata Bogor Barat Kabupaten Bogor. Tahapan analisis spasial untuk mendapatkan hasil penilaian objek dan daya tarik wisata dan kesiapan pengembangan CBE serta kesiapan masyarakat dalam pengembangan ekowisata seperti terlihat pada Gambar 4. ODTW Vector Conversion Grid ODTW Kesiapan CBE Vector Conversion Grid kesiapan CBE Arithmetic Overlay Arithmetic Overlay Map Kuesioner Vector Conversion Grid kuesioner Gambar 4 Tahapan Analisis Spasial hasil penilaian ODTW dan kesiapan masyarakat dalam pengembangan CBE Strategi Pengembangan Penentuan strategi prioritas dalam pengembangan ekowisata berbasis masyarakat menggunakan pendekatan analisis SWOT (strength, weakness, opportunity dan threat) berdasarkan faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi. Dari hasil pemaduan analisis kedua faktor tersebut diperoleh gabungan strategi terbaik bagi pengembangan ekowisata berbasis masyarakat di Zona Wisata Bogor Barat.

16 49 Sebelum dibuat matrik SWOT terlebih dahulu ditentukan faktor strategi eksternal (EFAS) dan faktor strategi internal (IFAS) yang ditentukan dengan cara sebagai berikut (Hunger & Wheelen 2003) dan Rangkuti (2006) : 1. Menyusun 5 sampai 10 kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dalam kolom Masing-masing faktor dalam kolom 2 diberi bobot mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,00 (tidak penting) berdasarkan pengaruh faktorfaktor tersebut terhadap pengembangan ekowisata berbasis masyarakat di Zona Wisata Bogor Barat. 3. Menghitung rating dalam kolom 3 untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (sangat baik) sampai dengan 1 (buruk) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap pengembangan ekowisata berbasis masyarakat di Zona Wisata Bogor Barat. Variabel yang positif diberi nilai mulai dari +1 sampai +4 (sangat baik), sedangkan variabel yang bersifat negatif kebalikannya. 4. Mengalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (sangat baik) sampai dengan 1,0 (di bawah rata-rata). 5. Menjumlahkan skor pembobotan pada kolom 4 sehingga diperoleh total skor pembobotan yang menunjukkan bagaimana unit analisis bereaksi terhadap faktor-faktor strategis baik eksternal maupun internalnya.

17 50 Tabel 10 Strategi yang dihasilkan dari perpaduan antara strategi faktor internal dan eksternal Faktor Internal KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W) (IFAS) Menentukan 5-10 faktor Menentukan 5-10 faktor kekuatan internal kekuatan internal Faktor Eksternal (EFAS) PELUANG (O) Menentukan 5-10 faktor kekuatan eksternal ANCAMAN (T) Menentukan 5-10 faktor kekuatan eksternal Strategi (S-O) Menghasilkan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Strategi (S-T) Menghasilkan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman Strategi (W-O) Menghasilkan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang Strategi (W-T) Menghasilkan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman Pemilihan faktor-faktor strategis eksternal dan internal ditentukan berdasarkan kondisi di lapangan yaitu cluster desa-desa hasil overlay ketiga penilaian baik penilaian ODTW, kesiapan pengembangan CBE dan kesiapan masyarakat dalam pengembangan ekowisata juga data yang telah dikumpulkan baik primer maupun sekunder. Selanjutnya penyusunan faktor-faktor strategis eksternal dan internal dibuat berdasarkan cluster desa dalam matriks SWOT. Matriks SWOT dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang ancaman eksternal yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Jadi penyusunan strategi berdasarkan faktor-faktor strategis eksternal dan internal yang ada. Dari analisa SWOT tersebut dihasilkan empat strategi yaitu strategi SO, ST, WO dan WT. Kemudian langkah selanjutnya yaitu menentukan prioritas strategi mana yang lebih diutamakan. Caranya dengan menjumlahkan nilai kode pembobotan dari tiap strategi yang telah ditentukan dalam matrik SWOT. Total skor yang terbesar menjadi prioritas strategi yang paling utama dan urutan strategi selanjutnya berdasarkan urutan total skor. Selain

18 51 penetuan strategi prioritas, dilakukan juga penentuan pengembangan CBE secara spasial. Hasil semua analisis, selanjutnya dilakukan ground-true-check sebagai upaya mengetahui kesesuaian antara hasil analisis dengan kondisi di lapangan.

Gambar 2 Tahapan Studi

Gambar 2 Tahapan Studi 13 III. METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Studi dilakukan di Lembah Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat (Gambar 1). Pelaksanaan studi dimulai dari bulan Maret 2010 sampai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup tentang pendekatan yang digunakan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kawasan Hutan Lindung Gunung Lumut (HLGL) Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur. Penelitian berlangsung selama 3 bulan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 21 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Pantai Tanjung Bara Sangatta, Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimanan Timur selama 3 (tiga) bulan, mulai bulan Januari

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pengembangan Pariwisata Sekitar Pantai Siung Berdasarkan Analisis SWOT Strategi pengembangan pariwisata sekitar Pantai Siung diarahkan pada analisis SWOT.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Taman Wisata Alam Gunung Tampomas Propinsi Jawa Barat, selama kurang lebih tiga (3) bulan, yaitu dari bulan Maret - Juni.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar 2. Peta Jakarta Timur Gambar 3. Pata Lokasi Taman Mini Indonesia (Anonim, 2010b) Indah (Anonim, 2011)

BAB III METODOLOGI. Gambar 2. Peta Jakarta Timur Gambar 3. Pata Lokasi Taman Mini Indonesia (Anonim, 2010b) Indah (Anonim, 2011) BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang dilaksanakan di Taman Burung, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) (Gambar 3). Lokasi Taman Burung TMII ini berada di Kompleks TMII, Jalan Pondok

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia yang dikenal dengan negara kepulauan memiliki lebih dari 18.000 pulau, memiliki luasan hutan lebih dari 100 juta hektar dan memiliki lebih dari 500 etnik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian: Masterplan Sentul City (Atas); Jalur Sepeda Sentul City (Bawah) Tanpa Skala

BAB III METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian: Masterplan Sentul City (Atas); Jalur Sepeda Sentul City (Bawah) Tanpa Skala BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini mengambil lokasi di jalur sepeda Sentul City, Bogor, Indonesia (Gambar 4). Adapun waktu kegiatan penelitian ini kurang lebih selama

Lebih terperinci

III METODOLOGI. Gambar 2. Peta lokasi penelitian.

III METODOLOGI. Gambar 2. Peta lokasi penelitian. III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kawasan Gunung Kapur Cibadak Ciampea Bogor, Propinsi Jawa Barat. Lokasi penelitian terlihat pada Gambar 2. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Racangan penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan melakukan pengamatan langsung atau observasi, wawancara dan dokumentasi. Metode deskriptif

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini dilakukan Bulan Januari-April 2015.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini dilakukan Bulan Januari-April 2015. III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Pulau Pahawang Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini dilakukan Bulan Januari-April 2015.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN PARIWISATA SPIRITUAL

BAB IV METODE PENELITIAN PARIWISATA SPIRITUAL BAB IV METODE PENELITIAN PARIWISATA SPIRITUAL P ada dasarnya setiap penelitian memerlukan metode penelitian. Penelitian pariwisata maupun penelitian-penelitian bidang keilmuan sosial humaniora lainnya

Lebih terperinci

Gambar 1 Lokasi penelitian.

Gambar 1 Lokasi penelitian. 7 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Perencanaan tapak ini dilaksanakan di KHDTK Cikampek, Kabupaten Karawang, Jawa Barat (Gambar 1). Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2012. Gambar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan 25 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini merupakan metode survey. Pabundu (1996, hlm. 9) menjelaskan bahwa metode survey bertujuan untuk mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Data-data yang digunakan untuk melengkapi penelitian yaitu data primer dan data sekuder. Adapun langkah-

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. daya tarik wisata budaya yang lebih baik. Dalam pengembangan ini perlu

BAB III METODE PENELITIAN. daya tarik wisata budaya yang lebih baik. Dalam pengembangan ini perlu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini dibuat berdasarkan permasalahan penelitian yaitu mengidentifikasi potensi budaya yang ada di Desa Sangsit, Jagaraga dan Sawan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diskriptif yaitu suatu metode penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau

BAB III METODE PENELITIAN. diskriptif yaitu suatu metode penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat diskriptif kualitatif dan kuantitatif. Bersifat diskriptif yaitu suatu metode penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau menggambarkan/melukiskan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. (c)foto Satelit Area Wisata Kebun Wisata Pasirmukti

BAB III METODOLOGI. (c)foto Satelit Area Wisata Kebun Wisata Pasirmukti BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang dilaksanakan di Kebun Wisata Pasirmukti yang terletak pada Jalan Raya Tajur Pasirmukti Km. 4, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Lebih terperinci

I11 METODE PENELITIAN

I11 METODE PENELITIAN I11 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi (lan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Taman Nasional Gunung Merapi dengan mengambil lokasi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan

Lebih terperinci

Gambar 2. Lokasi Studi

Gambar 2. Lokasi Studi 17 III. METODOLOGI 3.1. Lokasi Studi Studi ini berlokasi di Kawasan Sungai Kelayan di Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan. Sungai Kelayan terletak di Kecamatan Banjarmasin Selatan (Gambar 2).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam kajian ini adalah metode deskriptif analisis yaitu suatu metode yang meneliti suatu objek pada masa sekarang (Nazir,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu produk yang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara cepat dalam hal kesempatan kerja, peningkatan taraf hidup yaitu dengan mengaktifkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang harus di kembangkan dalam Pariwisata di Pulau Pasaran.

III. METODE PENELITIAN. yang harus di kembangkan dalam Pariwisata di Pulau Pasaran. 37 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Strategi Pengembangan Pariwisata di Pulau Pasaran dan juga untuk mengetahu apa saja

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang III. METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung, dengan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. yang sedang diteliti. Penelitian ini menggunakan analisis SWOT dan Importance

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. yang sedang diteliti. Penelitian ini menggunakan analisis SWOT dan Importance BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan hasil dan pembahasan mengenai objek atau subjek yang sedang diteliti. Penelitian ini menggunakan analisis SWOT dan Importance Performance Analysis (IPA) serta

Lebih terperinci

V. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka

V. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka 92 V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka beberapa kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut : a. Potensi- potensi daya tarik wisata

Lebih terperinci

Gambar 3. Peta Orientasi Lokasi Studi

Gambar 3. Peta Orientasi Lokasi Studi BAB III METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Kegiatan studi dilakukan di Dukuh Karangkulon yang terletak di Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan luas

Lebih terperinci

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT 32 Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT Kuadran 1: Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi

Lebih terperinci

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODA PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di daerah wisata bahari Kawasan Wisata Lagoi (Bintan Resort) Kecamatan Teluk Sebong, Kabupaten Bintan. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

IV METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan satuan kasus adalah sektor perikanan dan kelautan di Kabupaten Kendal. Studi kasus adalah metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode analisis deskriptif dimana dalam metode ini penelitan bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. metode analisis deskriptif dimana dalam metode ini penelitan bersifat BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode analisis deskriptif dimana dalam metode ini penelitan bersifat menemukan data,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan sesuatu melalui sebuah penelitian (Ulum dan Juanda, 2016).

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan sesuatu melalui sebuah penelitian (Ulum dan Juanda, 2016). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian berbentuk deskriptif. Penelitian Deskriptif adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan sesuatu

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA BERBASIS MASYARAKAT DI ZONA WISATA BOGOR BARAT KABUPATEN BOGOR RINI UNTARI

STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA BERBASIS MASYARAKAT DI ZONA WISATA BOGOR BARAT KABUPATEN BOGOR RINI UNTARI STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA BERBASIS MASYARAKAT DI ZONA WISATA BOGOR BARAT KABUPATEN BOGOR RINI UNTARI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di Desa Ciburuy, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di Desa Ciburuy, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Desa Ciburuy, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. Jarak Situ Ciburuy ke Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN BAB III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT) Propinsi Riau dan Propinsi Jambi, dimulai bulan Oktober 2009 sampai dengan Mei

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini terdapat beberapa istilah yang menjadi fokus

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini terdapat beberapa istilah yang menjadi fokus 39 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional dan Indikator Pengukuran Pada penelitian ini terdapat beberapa istilah yang menjadi fokus Penelitian, untuk memahami beberapa istilah tersebut, berikut

Lebih terperinci

: berbatasan dengan Kelurahan Leuwiliang

: berbatasan dengan Kelurahan Leuwiliang BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian terletak di wilayah Kelurahan Urug, Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya. Berdasarkan wilayah pemangkuan hutan termasuk rph Sukaraja, bkph

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kawasan Agroteknobisnis Sumedang (KAS), Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat. Penentuan lokasi

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala,

BAB II METODE PENELITIAN. deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Zuriah (2006:47), penelitian dengan menggunakan metode deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA A. Objek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Dalam penelitian ini, lokasi yang dipilih adalah Objek Wisata Air Terjun Lepo, Desa Dlingo, Kecamatan Dlingo,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian. Metode Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Solok Provinsi Sumatera Barat. Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Juni hingga September 2011.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Provinsi Sulawesi Selatan, meliputi empat kabupaten yaitu : Kabupaten Takalar, Bone, Soppeng, dan Wajo. Penentuan lokasi penelitian

Lebih terperinci

Seminar Nasional & Call For Paper, FEB Unikama Peningkatan Ketahanan Ekonomi Nasional Dalam Rangka Menghadapi Persaingan Global Malang, 17 Mei

Seminar Nasional & Call For Paper, FEB Unikama Peningkatan Ketahanan Ekonomi Nasional Dalam Rangka Menghadapi Persaingan Global Malang, 17 Mei MODEL PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS KEMANDIRIAN UNTUK MEWUJUDKAN KETAHANAN EKONOMI (Strategi Pemberdayaan Ekonomi Pada Masyarakat Ranupani Kabupaten Lumajang) Candra Wahyu Hidayat Universitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perkebunan karet rakyat di Kabupaten Cianjur mempunyai peluang yang cukup besar untuk pemasaran dalam negeri dan pasar ekspor. Pemberdayaan masyarakat perkebunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Penelitian ini berlokasi pada obyek wisata alam Pantai Siung yang ada di Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul,

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian BAB II METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Usman (2009:4) penelitian dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pandangan dari masyarakat, wisatawan, dan pemirintah tentang persepsi

BAB III METODE PENELITIAN. pandangan dari masyarakat, wisatawan, dan pemirintah tentang persepsi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini dibuat berdasarkan permasalahan penelitian yaitu untuk mengidentifikasi potensi ekowisata yang ada di Desa Aik Berik yang meliputi

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian yang dilakukan ini didasarkan pada suatu pemikiran bahwa perlu dilaksanakan pengembangan agroindustri serat sabut kelapa berkaret. Pengembangan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: masyarakat, keamanan yang baik, pertumbuhan ekonomi yang stabil,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: masyarakat, keamanan yang baik, pertumbuhan ekonomi yang stabil, BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Faktor ekternal yang berupa peluang dan ancaman yang dapat digunakan berdasarkan penelitian ini yaitu:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 10 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Gunung Pawon dan Gunung Masigit (Gambar 3) yang terletak di Desa Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat, Padalarang, Kabupaten

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua desa yaitu di Desa Tangkil dan Hambalang di Kecamatan Citereup, Kabupaten Bogor. Penelitian di kedua desa ini adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan pada bulan Januari 2010 Februari 2010 di Harapan Rainforest, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera

Lebih terperinci

Kata kunci: mutu nonakademik, analisis swot, ban pt, renstra

Kata kunci: mutu nonakademik, analisis swot, ban pt, renstra ABSTRAK Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta (FTI UPVY) perlu melakukan evaluasi untuk meningkatkan mutu baik dari segi akademik maupun non akademik yang dituangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada kawasan Objek Wisata Alam Talaga Remis di Desa Kadeula Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Desain yang digunakan untuk penelitian ini adalah desain penelitian pengembangan. Sugiyono (2011) menyatakan bahwa penelitian pengembangan merupakan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan dikawasan objek wisata Kampung Sumber

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan dikawasan objek wisata Kampung Sumber BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan dikawasan objek wisata Kampung Sumber Alam Resort Cipanas Garut yang terletak dikecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Oleh : Misbakhul Munir Zain 3506100055 Program Studi Teknik Geomatika ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 Email

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian berlokasi di Gili Air, Gili Meno dan Gili Trawangan yang berada di kawasan Taman Wisata Perairan Gili Matra, Desa Gili Indah,

Lebih terperinci

iv Universitas Kristen Maranatha

iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pemasaran Global sudah tidak dapat dihindarkan lagi, terutama Indonesia dengan jumlah penduduk terbesar di Asia Tenggara, merupakan sasaran utama dalam memasarkan produk-produk import. Hal tersebut

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI. Gambar 14. Peta Orientasi Lokasi Penelitian.

IV. METODOLOGI. Gambar 14. Peta Orientasi Lokasi Penelitian. IV. METODOLOGI 4.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada jalur pendakian Gunung Tambora wilayah Kabupaten Bima dan Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Penelitian ini dilaksanakan selama

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Agustus 2007, bertempat di kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu (TNGMB). Taman Nasional Gunung Merbabu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga April 2013. Dengan tahapan pengumpulan data awal penelitian dilaksanakan pada Bulan

Lebih terperinci

Gambar 2. Peta Area Magang Sentul City: Masterplan Sentul City (Atas) dan Lokasi magang di kawasan permukiman Sentul City (Bawah)

Gambar 2. Peta Area Magang Sentul City: Masterplan Sentul City (Atas) dan Lokasi magang di kawasan permukiman Sentul City (Bawah) 10 III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Magang ini dilakukan di kawasan permukiman Sentul City yang terletak pada Kecamatan Citeureup dan Kecamatan Kedung Halang meliputi, Desa Babakan Madang, Sumurbatu,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 8 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Kegiatan penelitian mengenai Pengembangan Pariwisata Alam di Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) dilakukan pada bulan Mei-Juni Tahun 2010 di Kawasan TNGC

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang di dukung dengan

BAB III METODOLOGI. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang di dukung dengan 33 BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang di dukung dengan metode dengan informan, dan observasi. Data tentang karakteristik masyarakat lokal, tingkat,

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN. Data kajian ini dikumpulkan dengan mengambil sampel. Kabupaten Bogor yang mewakili kota besar, dari bulan Mei sampai November

III. METODE KAJIAN. Data kajian ini dikumpulkan dengan mengambil sampel. Kabupaten Bogor yang mewakili kota besar, dari bulan Mei sampai November III. METODE KAJIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Data kajian ini dikumpulkan dengan mengambil sampel pemerintah kabupaten/kota, secara purposif yaitu Kota Bogor yang mewakili kota kecil dan Kabupaten Bogor yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 14 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI Kegiatan penelitian ini dilakukan di Pusat Kota Banda Aceh yang berada di Kecamatan Baiturrahman, tepatnya mencakup tiga kampung, yaitu Kampung Baru,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat diskriptif kualitatif dan kuantitatif. Penelitian deskriptif digunakan bertujuan agar peneliti dapat menggambarkan dengan lebih baik

Lebih terperinci

BAB. III METODE PENELITIAN

BAB. III METODE PENELITIAN BAB. III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Bersifat deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau menggambarkan atau melukiskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengidentifikasi jenis-jenis makanan tradisional, persepsi wisatawan terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. mengidentifikasi jenis-jenis makanan tradisional, persepsi wisatawan terhadap BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini dibuat berdasarkan permasalahan penelitian yaitu mengidentifikasi jenis-jenis makanan tradisional, persepsi wisatawan terhadap

Lebih terperinci

Sumber: Anonim (2011) Gambar 2. Peta Lokasi Ocean Ecopark Ancol

Sumber: Anonim (2011) Gambar 2. Peta Lokasi Ocean Ecopark Ancol 10 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Magang Kegiatan magang dilaksanakan di Ocean Ecopark Ancol yang terletak di Jalan Lodan Timur No.7, Jakarta Utara (Gambar 2). Ocean Ecopark yang terletak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pulau Bawean, Kabupaten Gresik. Waktu penelitian dilaksanakan selama 4 bulan yaitu bulan Mei Agustus 2008. Tempat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penulis mengambil lokasi penelitian di kawasan teluk Ciletuh yang berada pada bagian selatan Jawa Barat dan terletak Di Desa Taman Jaya, Kecamatan Ciemas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 6 BAB III METODE PENELITIAN 3. Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Taman Wisata Alam Punti Kayu, Palembang, Sumatera Selatan. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 (dua) bulan yaitu bulan Juli-Agustus

Lebih terperinci

LAMPIRAN. L2. Kuesioner SWOT

LAMPIRAN. L2. Kuesioner SWOT L1 LAMPIRAN L1. Wawancara Berikut ini lampiran pertanyaan yang diberikan kepada perusahaan. Hasil dari pertanyaan-pertanyaan berikut, telah diolah dan dianalisis sehingga menjadi suatu karya skripsi. 1.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif observasional dan bersifat cross sectional. Menurut Dahlan (2006) penelitian deskriptif adalah

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data 27 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Lokasi tempat pelaksanaan Program Misykat DPU DT berada di kelurahan Loji Gunung Batu, Kecamatan Ciomas, Kotamadya Bogor, Jawa Barat. Waktu pengumpulan data selama

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kawasan Hutan Adat Kasepuhan Citorek, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Pengambilan data lapangan dilaksanakan bulan Februari

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian III. METODE KAJIAN 3.. Kerangka Pemikiran Kajian Sinergi yang saling menguntungkan antara petani dan perusahaan (PT ATB) dalam pengusahaan perkebunan merupakan faktor penting dalam usaha pengembangan perkebunan

Lebih terperinci

Jenis data Indikator Pengamatan Unit Sumber Kegunaan

Jenis data Indikator Pengamatan Unit Sumber Kegunaan 31 BAB III METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lanskap wisata TNB, Sulawesi Utara tepatnya di Pulau Bunaken, yang terletak di utara Pulau Sulawesi, Indonesia. Pulau

Lebih terperinci

Kayu bawang, faktor-faktor yang mempengaruhi, strategi pengembangan.

Kayu bawang, faktor-faktor yang mempengaruhi, strategi pengembangan. Program : Penelitian dan Pengembangan Produktivitas Hutan Judul RPI : Agroforestry Koordinator : Ir. Budiman Achmad, M.For.Sc. Judul Kegiatan : Paket Analisis Sosial, Ekonomi, Finansial, dan Kebijakan

Lebih terperinci

Manfaat METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

Manfaat METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian 2 Manfaat Penelitian ini diharapkan menjadi sumber data dan informasi untuk menentukan langkah-langkah perencanaan dan pengelolaan kawasan dalam hal pemanfaatan bagi masyarakat sekitar. METODE Lokasi dan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 24 METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GN-RHL), yang telah dilaksanakan sejak tahun 2003, dalam penerapannya dijumpai berbagai kendala dan hambatan.

Lebih terperinci

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling METODE Metode yang digunakan dalam memperoleh dan menganalisis data adalah kombinasi antara pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan metode survei kepada

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara umum. Sedangkan untuk kajian detil dilakukan di kecamatan-kecamatan

Lebih terperinci

Gambar 3. Kerangka pemikiran kajian

Gambar 3. Kerangka pemikiran kajian III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kajian Usaha pengolahan pindang ikan dipengaruhi 2 (dua) faktor penting yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi aspek produksi, manajerial,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Lokasi penelitian merupakan suatu tempat dimana peneliti akan memperoleh atau mencari suatu data yang berasal dari responden yang akan diteliti oleh

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada,

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada, 35 III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Pemilihan daerah penelitian dilakukan

Lebih terperinci

METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 9 METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kawasan Situs Ratu Boko, Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tepatnya berjarak

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan pada daerah kajian Provinsi Kalimantan Barat. Pengolahan dan analisis data dilakukan di Laboratorium Fisik Remote Sensing dan Sistem

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian Konsep ekowisata merupakan salah satu alternatif untuk pengembangan kawasan pariwisata dalam suatu wilayah yang tetap memperhatikan konservasi lingkungan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Wisata Agro Tambi yang terletak di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan paduserasi TGHK RTRWP, luas hutan Indonesia saat ini

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan paduserasi TGHK RTRWP, luas hutan Indonesia saat ini 57 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kondisi Hutan Indonesia Berdasarkan paduserasi TGHK RTRWP, luas hutan Indonesia saat ini mencapai angka 120,35 juta ha atau sekitar 61 % dari luas wilayah daratan Indonesia.

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan, dimulai bulan Februari 2011 hingga bulan Juni 2011 di Sentra Produksi Rambutan Gedongjetis, Tulung, Klaten (Gambar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Strategi Pemasaran Strategi Pemasaran ialah paduan dari kinerja wirausaha dengan hasil pengujian dan penelitian pasar sebelumnya dalam mengembangkan keberhasilan strategi

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING DESTINASI WISATA DAERAH TERTINGGAL

Seminar Nasional IENACO ISSN: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING DESTINASI WISATA DAERAH TERTINGGAL STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING DESTINASI WISATA DAERAH TERTINGGAL Rattih Poerwarini 1, Indung Sudarso 2, I Nyoman Lokajaya 3 1,2 Magister Teknik Industri ITATS, Surabaya, Jl. Arief Rahman Hakim No. 100

Lebih terperinci