1 1 Dosis = mg/lgram BB marmut
|
|
- Hengki Tanuwidjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 IV. HASIL 4. Ekstraksi asam jengkolat Tabel 6: Hasil ekstraksi buah jengkol Jumlah Bobot kasar mil ekstrak ( butir) (g) (g) 4 75 g.7 oog) Fisik : warna putih, tidak berbau. Uji Ninhydrin : visualisasi warna coklat keunguan Uji KLT : nilai Rf.3. Uji belerang : endapan PbS warna hitam Wji kelarutan air :. g dalam iiter air, suhu 3 OC Khusus : daian melakukan pemurnian asam jengkolat ini, saat pengekstrasian pada suasana basa (ph.), filtrat tidak berbau jengkol, tetapi pada saat filtrat diasamkan dan ph mulai berada dibawah ph 7., bau jengkol muncul kembaii. 4. Penenfuan satu dosis keracunan Dengan hasil pemurnian sebesar. 7 gram, dan dengan patokan rumus penentuan satu dosis keracunan, diperoieh Dosis =. 644 mg/lgram BB marmut I 4.3. Hasil pemeriksaan umum terhadap 5 ekor marmut Bakteri : Banyak didapatkan pada semua urin marmut Kristal amorf : Didapatkan pada semua urin marmut
2 Kristal jengkol : Tercepat muncul (dua) jam setelah pencekokan. Ditemukan pada 8 dari 4 ekor marrnut (45 %) Hematuria : Positif pada 35 ekor marmut (eritrosit ditemukan 5 atau lebih per Iapangan pandang besar) dari 4 pencekokan yang dilakukan (87.5%). Eritrosit dalam urin ditemukan paling cepat (satu) jam setelah pencekokan, pada dosis terendah (dosis ). f emeriksaan fase kontras, hasilnya tidak menunjukkan perubahan mencolok pada bentuk eritrosit (isomorfis) Warna urin : Warna putih keruh 5%. Warna kemerahan 4 % 4.4. Pemeriksaan ph urin Tabel 7: Hasil pemeriksaan ph urin Jam ke DOSIS ASAM JENGKOLAT L Uji Non-parametrik Kruskal-Wallis menghasilkan H = 7., Df = 4 dengan x.5 = 4.86, x. = 3.8 Kesimpulan statistiknya, sangat nyata terjadi penurunan ph urin bila diberi asam jengkolat (pc.5 )
3 Perubahan ph urin setelah pemberian asam jengkolat dengan dosis yang berbeda sesuai hasil yang diperoleh tersebut diatas, dapat digambarkan melalui grafik dibawah ini: g L 7.6 '.- '-.3. =I '3.4 I - - * - Series, 7.55 ' 'l Dosis (mgtkgbb) Gambar 8: Perubahan ph urin rata-rata setelah diberi asam jengkolat dengan 5 dosis yang berbeda. Keterangan :. Dosis mg/kgbb. Dosis.6 mg/kgbb 3. Dosis.44 mg/bb 4. Dosis.848 mg/kgbb 5. Dosis.484 mg/kgbb
4 4.5. Pcmeriksaan Patologi Anotomi Berikut ini dapat dilihat hasil pemeriksaan patologi anatomi glomerulus, daerah kortikai, daerah meduler, ureter dan vesika urinaria. Tabel 8 : Jumlah poin masalah histopatologi ginjal, ureter, dan kandung kemih marmut yang diberi bubuk asam kortikal medular Ureter Vesika urinaria * catatan : Tiap dosis perlakuan, dilakukan I ulangan 3 - SeIanjutnya, dilakukan uji statistik dan hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
5 4.5.. ffasil uji stutistlk pada Glomerulus Tabel : ANOVA, TES DUNCAN untuk GLOMERULUS Antar Dalam
6 Ho: XB=XD Ho: XB=XE Ho: XC=XD Ho XC=XE Ho: x ~=%E BNJ = 4.4.6/ =.5 BNJ = 4.d.6/ =.5 BNJ = 4.d.6/ =.5 BNJ = 4.d.6 =.5 BNJ = 4.d.6/ =.5 Tolak HO karena.43 >.5 Tolak Ho karena.8 >.5 Tolak HO karena.88 >.5 Tolak Ho karena 3.5 >.5.37 <.5 Uji statistik menggunakan beda nyata jujur menunjukkan bahwa pada tingkat kepercayaan 5% :. Pada dosis kecil, glomerulus tidak terpengaruh aleh pemberian asam jengkolat. Pada dosis besar, glomerulus nyata terpengaruh oleh pemberian asam jengkolat 3. Pada dosis yang sangat besar, penambahan dosis asam jengkolat, tidak menunjukkan perubahan nyata pada glomerulus.
7 4.5.. Hasll uji sfatistik pada daerah Xorrikal Tabel : ANOVA. TES DUNCAN untuk DAERAH KORTIKAL Klpk/Dsis A B c D E () () (4) (8 (4) L Frekuensi masalah (ni,) Jumlah T T~ n Rata-rata Ratersta d.f Selisie ratarrata perlak_uan X~ XB XC XD XE... XA XB ,. 3.6 XD.7 XE TES HIPOTESA ANTAR PERLAKUAN (p =.5) H~POTESIS / BNJ(~.,~,N~~MSD/~,) KEPUTUSAN STATISTIK Ho: XA=JZB Ho: XA=X~ Ho: XA=JZD HO: xa=xe Ho: XB=XC I BNJ = 4.d.746/ = BNJ = / = BNJ = / = BNJ = / = BNJ = / = TABELANOVA Ihwal S S df MS VR Antar Dalam (SS-4) (MSA).746 (SSD) (MSD) Total Tolak Ho karena 6.7- > 4.35 Tolak HO karena 6.5 > 4.35 Tolak Ho karena 8.4 > 4.35 Tolak Ho karena. > < 4.35 zij = 686 ~(~'ln) = T~/N = (N) 4 5
8 Ho: XB=XD HO: xb=xe Ho: X ~=XD Ho: X ~ = X E Ho: x,=xe. BNJ = 4./.746/ = BNJ = / = 4.35, BNJ = / = 4.35 BNJ = 4.d.746/ = BNJ = 4./.746/ = < 4.35 Terirna Ho karena 3.4 < < < 4.35 Terirna Ho karena.7 < 4.35 Uji statistik menggunakan beda nyata jujur menunjukkan bahwa pada tingkat kepercayaan 5% :. Untuk daerah kortikal, dapat disimpulkan bahwa asam jengkolat telah memberi pengaruh untuk semua dosis. Pengaruh pemberian asam jengkolat antara dosis kecil dan dosis besar tidak didapatkan perbedaan yang nyata
9 WasiZ uji statistik pada daerah MeduZer Tabel : ANOVA. TES DUNCAN UNTUK DAERAH MEDULER Klpk/Dsis Frekuensi masalah (nij) Jurnlah T T A () () n Rata-rata 4. - Rata-rata 7.64 d. f Selisih rata-rata perlakuan , X, X,, X,... xa XB ?C XD -.3 XE TES HlPOTESA ANTAR C (4) D (8) TABEL ANOVA Ihwal S S df MS VR Antar Dalam (SS.4) (MSA) 4.84 (SSD) (MSD) Total 75 4 PERLAKUAN (p =.5) E ( 4) zij= 8 z(t'/~) = 44. T'IN = HIPOTESIS BNJ(~.,~,N~~MsD/~~) KEPUTUSAN STATISTIK Ho: xa=xb Ho: XA=XC Ho: XA=XD, BNJ = 4. d4.84/ = 4.88 I I BNJ = / = 4.88 BNJ = 4.--/4.84/ = 4.88 BNJ = 4.d4.84/ Ho: XA=XE = 4.88 r 3.6 c < < < 4.88
10 Ho: x~=ci~ H ~ XB=XD : Ho: XB=XE Ho: X~=XD Ho: X ~ = X E Ho: XD=XE BNJ = 4.d4.84/ = 4.88 BNJ = 4.-\4.84/ = 4.88 BNJ = 4. d4.84/ = 4.88 BNJ=4.d4.84/ = 4.88 BNJ=4.d4.84/ = 4.88 BNJ = 4.-/4.84/ = < < < 4.88 TerimaHokarena. < 4.88 TerimaHokarena.5 < < 4.88 Uji statistik menggunakan beda nyata jujur menunjukkan bahwa pada tingkat kepercayaan 5% :. Untuk daerah meduler, pemberian asam jengkolat tidak nyata memberikan pengaruh pada daerah rnedula ginjal.. Pemberian asam jengkolat antara dosis kecil dan dosis besar, tidak nyata memberikan pengaruh.
11 HasCl ufi statistik pada Ureter Tabel : ANOVA, TES DUNCAN UNTUK URETER '~l~k/dsis A () Frekuensi masalah (nij) Jumlah T, T B () 3 8 C (4) D (8) n 5 - Rata-rata O Rat&-rataz d.f..6.o O 45 Selisih-rata-rata perlaku-an TABELANOVA XA B xc XD XE Ihwal S S df MS VR... Antar XA (SS-4) (MSA) XB -.7 C.. Dalam xc. -.7 (SSD) (MSD) XD -. Total XE TES HIPOTESA ANTAR PERLAKUAN (p =.5) E (4) 3 zij= 8 x(t~/~) =.7 T'/N = I HIPOTESIS BNJ(~,,~,N~~MSD/~~) KEPUTUSAN STATISTIK Ho: xa=xb Ha: xa=xc Ho: X A=XD Ho: xa=xe - Ho: X B = ~ C. BNJ = / =.67 BNJ = / =.67 BNJ = / =.67 BNJ = 4..\.74/ =.67 BNJ = / =.67 Terirna HO karena.4 <.67.3 C.67.5 <.67 Terima I3 karena.4 <.67.7 <.67
12 Ho: xb=xd Ho: XB=XE Ho: XC=XD Ho: XC=XE Ho: XD=XE. BNJ = 4. d.74 =.67 BNJ = 4..\.74/ =.67 BNJ=4.6.74/ =.67 BNJ = / =.67 BNJ=4..\.74/ = >.67 TerimaHokarena. <.67.7 <.67 TerimaHokarena. <.67 Uji statistik menggunakan beda nyata jujur menunjukkan bahwa pada tingkat kepercayaan 5% :. Untuk ureter, tidak terlihat perubahan yang nyata akibat pemberian asam jengkolat (p=.5).. Pemberian asam jengkolat dengan dosis yang lebih besar, tidak nyata mengakibatkan kerusakan.
13 Wasii uji sratistik pada Vesika Urinaria Tabei 3 : ANOVA, TES DUNCAN UNTUK VESIKA URINARIA Klpk/Dsis A B C D E () () (4) (8) (4) Frekuensi 3 3 masalah (nij) Jumlah T, T n 4 6 : zijz = 3 z(t/n) =.3 T~/N = 8.78 Rata-rata.4.4 i.5.5. Rata-rata' d.f. 4 5 Selisih rats-rata perlaku-an xa xb XC XD xe... x,, X-S... X c. -.6 XD -.6 XE TABEL ANOVA Ihwal S S df MS VR Antar DaIam (SSA) (MSA).4 (SSD) (MSD) Total TES HfPOTESA ANTAR PERLAKUAN (p =.5) HIPoTESIS BNJ(~~,~,N~.\IMSD/~~) KEPUTUSAN STATISTIK HrJ: xa=x~ Ho: XA=X~ Ho: XA=XD Ho: xa=xe.bnj=4..\i.4/ =. I BNJ = 4. J.4/ =. BNJ = 4. d.4/ =. BNJ = 4.d.4/ =. I TerimaHokarena. <.. <..5 <.. <.
14 Ho: X B=X~ Ho: xb=xd Ho: XB=XE Ho: X~=XD Ho: X ~ = X E Ho: xd=xe BNJ = 4.d.4/ =. BNJ = 4.d.4/ =. BNJ = / =. BNJ=4.d.4/ =. BNJ = 4..\.4/ =. BNJ = 4.d.4/ =.. <.. <. Terirna Ho karena. <. TerimaHokarena. <..6 <..6 <. Uji statistik menggunakan beda nyata jujur menunjukkan bahwa pada tingkat kepercayaan 5% :. Untuk vesika urinaria, pemberian asam jengkolat tidak mempengaruhi secara nyata (p=.5).. Pemberian asam jengkolat pada dosis yang lebih besar, tidak nyata mengakibatkan kerusakan.
15 Rangkuman hasii pemeriksaan patologi-anatomi Tabel 4: Rangkuman pemeriksaan patoiogi-anatomi
16 Dari rangkuman dapat disimpulkan :. Glomerulus pada pemberian asam jengkolat dosis kecil, tidak nyata terpengaruh oleh pemberian asam jengkolat. Pemberian dosis besar men-unjukkan pengaruh nyata, tetapi penambahan dosis yang lebih besar lagi, tidak nyata menghasilkan perbedaan pengaruh.. Tubulus kortikal, nyata terpengaruh oleh pemberian asam jengkolat, tetapi penarnbahan dosis tidak nyata menghasilkan perbedaan pengaruh. 3. Tubulus rneduler, tidak nyata terpengaruh oleh pemberian asam jengkolat. 4. Urtter, tidak nyatn terpengaruh oleh pemberian asam jengkolat. 5. Vesika Urinaria, tidak nyata terpengaruh oleh pemberian asam jengkolat. tambahan: Pada penelitian ini, dapat dilaporkan berbagai hasil. Hematuria terjadi pada 5% hasif pencekokan. Hematuria muncul paling cepat jam setelah pen~ekokan dan keadaan ini didapatkan pada dosis terkecil (dosis ) 3. Kristal tidak selalu didapatkan walaupun hematuria muncul, bahkan pada dosis yang sangat besar, hanya 5% dapat ditemukan adanya kristal dalam urin.
17 Wasii Pemeriksaan Fungsi Filtrasi Tabel 5: Pemeriksaan klirens kreatinin pada marmut dengan pemberian berbagai tingkat dosis keracunan jengkol No O? Dss bhn Dosis Jengkol (mg) BB Marmut (8) Urin 4jam (ml) Hasil Klirens ml/mnt e Kadar Kreatinin D& mg/ml Urin mg/ml
18 Tabel.6: ANOVA, Tes DUNCAN untuk KLIRENS KREATININ 84 X A XB * A TES HIPOTESA ANTAR PERLAKUAN (p =.5) HIPOTEsIs - - Ho: xp.=x~ BNJ(~,,~,N~.\~MSD/~~) KEPUTUSAN STATISTIK BNJ =.6d.76 =..8 <.
19 - - Ho: XA=XC - Ho: x A=X D - - Ho: X,A.=XE - - Ho: XB=XC - - Ho: XB=XD - - Ho: XB=XE - - He: xc=x~ - - Ho: XC=XE BNJ =.6d.7/6 =.. BNJ =.6d.7/6 =.. BNJ =.6d.7/6 =. BNJ =.6d.7/6 =. BNJ =.6d.7/6 =., BNJ =.6d.7/6 =. I, BNJ =.6d.7/6 =. BNJ =.6d.7/6 =..8 <..44 <..4 <.. <..38 <..78 < <.. <. - - BNJ =.6d.7/6 Ho: x ~ = x ~ =..4 <. Pada tingkat kepercayaan 5% (p=.5), seluruh hasil menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan nyata pada klirens kreatinin sebelum dan sesudah pemberian asam jengkolat baik pada dosis rendah maupun dosis yang tinggi. Kesimpulannya adalah fungsi filtrasi glomerulus tidak terpengaruh oleh pemberian asam jengkolat.
20 4.7. Pemeriksaan LDso Tabel 7: Hasil pemeriksaan LD5 Uji statistik menghasilkan bahwa kadar ppm merupakan kadar yang mendekati 5% dosis efeftif yang mematikan (LD5).
21 4.8. Hasil Uji Toksisitas pada larva udang Tabel 8: Uji toksisitas CS, asam jengkolat dan merkapto etanol pada farva udang A. salina Jumlah Lama Jumlah Bahan ppm Media larva pengamatan larva (ekor) (jam) mati cs cs cs D.a. D. a. Air Air laut Air laui PBS PBS*+, A i r j s D.a. Air laut D.a. Air laut D.a. Air laut D.a. 5 PBS Me Air laut Me Air laut Me Air laut D.a. ] ~ i r I laut I I D.a. ( Air laut I I 5 Keterangan : D.a.... Djenkolic acid Me... Merkaptoetanol *... bau jengkol * *... tidak ada bau jengkol * 3 * * * * 3 * * * Bahan cs c s Merkaptoetanol Asam jengkolat Asam jengkolat pp m - ph
22 4.. Pemeriksaan secara kasat mata (makroskopik) Telah dilakukan pemeriksaan makroskopik pada ginjal, ureter dan vesika urinaria. Seluruh pengamatan tidak menunjukkan adanya pembengkakan pada ginjal. konsistensinya kenyal; ureter tidak menunjukkan terjadinya bendungan, dan tidak teraba adanya bagian yang membenjol yang mengarah pada tumpukan kristal atau kalkuli; sedang pada vesika urinaria tidak ditemukan dilatasi yang berlebih pada dindingnya (overdilated), bahkan pada beberapa marmut, urinnya sama sekali tidak ada (kosong). Organ abdomen iainnya jugs tidak menunjukkan adanya perubahan menyolok, juga tidak tidak ada pembengkakan. Bau jengkol tercium dzri rongga abdomen pada satu ekor marmut.
I. PENDAHULUAN. (djenkolic ac~d) yang terdapat daiam buah jengkol segar (djenkol
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Bslakang Buah jengkol (Pzthecellobium Cobaturn) sudah lebih dari 60 tahun ditengarai berpotensi untuk menimbulkan keracunan dan telah diketahui bahwa semua ini bersumber dari
Lebih terperinci3.2. Bahan dun ACat 111. METODE KERJA
111. METODE KERJA 3.1. Waktu dun rempat penelitian Penelitian dilakukan p laboratorium Biokimia Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Flmu Pengetahuan Alam, IPB- Bogor; dan di Laboratorium Patologi Veteriner
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only
32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only Control Group Design. Melibatkan dua kelompok subyek, dimana salah satu kelompok
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. terkontrol. Menggunakan 25 ekor tikus putih ( Rattus norvegicus) jantan
1 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode acak terkontrol. Menggunakan 25 ekor tikus putih ( Rattus norvegicus) jantan galur Sprague
Lebih terperinciPROGRAM PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
DAMPAK PEMBERIAN BERBAGAI DOSIS KERACUNAN ASAM JENGKOLAT PADA SISTIM PERKEMIHAN MARMUT (Cavia porcellus) Oleh TOG1 HAMBNANGAN SINAGA PROGRAM PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2002 ABSTRAK TOG1 HAMONANGAN
Lebih terperinciAnalisis Hayati UJI TOKSISITAS. Oleh : Dr. Harmita
Analisis Hayati UJI TOKSISITAS Oleh : Dr. Harmita Pendahuluan Sebelum percobaan toksisitas dilakukan sebaiknya telah ada data mengenai identifikasi, sifat obat dan rencana penggunaannya Pengujian toksisitas
Lebih terperinciStruktur Ginjal: nefron. kapsul cortex. medula. arteri renalis vena renalis pelvis renalis. ureter
Ginjal adalah organ pengeluaran (ekskresi) utama pada manusia yang berfungsi untik mengekskresikan urine. Ginjal berbentuk seperti kacang merah, terletak di daerah pinggang, di sebelah kiri dan kanan tulang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan rancangan eksperimental dengan (Post Test Only
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan rancangan eksperimental dengan (Post Test Only Control Group Design).
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. coba setelah pemberian polisakarida krestin (PSK) dari jamur Coriolus versicolor
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Data primer berupa gambaran histologi ginjal dan kadar kreatinin hewan coba setelah pemberian polisakarida krestin (PSK) dari jamur Coriolus versicolor
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
Bab IV Hasil dan Pembahasan Penelitian ini didesain sedemikian rupa sehingga diharapkan mampu merepresentasikan aktivitas hipoglikemik yang dimiliki buah tin (Ficus carica L.) melalui penurunan kadar glukosa
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimen.
BAB III METDLGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimen. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Pengambilan sampel ascidian telah dilakukan di Perairan Kepulauan Seribu. Setelah itu proses isolasi dan pengujian sampel telah dilakukan
Lebih terperinciLAMPIRAN A DETERMINASI BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS)
LAMPIRAN A DETERMINASI BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS) 95 LAMPIRAN B SERTIFIKASI TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR 96 LAMPIRAN C HASIL PERHITUNGAN KLT Hasil Perhitungan Harga Rf pada pemeriksaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Kesehatan Jiwa, dan Patologi Anatomi. ini akan dilaksanakan dari bulan Februari-April tahun 2016.
27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Farmakologi, Biokimia, Ilmu Kesehatan Jiwa, dan Patologi Anatomi. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi.
26 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup ilmu dari penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Lebih terperinciSistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru
Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru O R G A N P E N Y U S U N S I S T E M E K S K R E S I K U L I T G I N J A L H A T I P A R U - P A R U kulit K ULIT K U L I T A D A L A H O R G A
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental laboratorium posttest-only equivalent-group design dengan kelompok perlakuan dan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. : Nilai pengamatan perlakuan ke-i, ulangan ke-j : Rata-rata umum : Pengaruh perlakuan ke-i. τ i
13 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lab. KESDA provinsi DKI Jakarta (analisis kandungan senyawa aktif, Pimpinella alpina), Lab. Percobaan Babakan FPIK (pemeliharaan
Lebih terperinciSMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1
1. Perhatikan gambar nefron di bawah ini! SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1 Urin sesungguhnya dihasilkan di bagian nomor... A. B. C. D. 1 2 3 4 E. Kunci Jawaban : D
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak digunakan karena bahan ini paling ekonomis, mudah diperoleh dipasaran.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tawas banyak digunakan sebagai bahan tambahan dalam pangan. Tawas paling banyak digunakan karena bahan ini paling ekonomis, mudah diperoleh dipasaran. Tujuan penambahan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental 3.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini bertempat di laboratorium kimia kedokteran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kreatinin Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir metabolisme otot yang dilepaskan dari otot dengan kecepatan yang hampir konstan dan diekskresi dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post
23 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post test only group design. Penelitian eksperimental bertujuan untuk mengetahui kemungkinan
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN. Pembuatan ekstrak etanol Morinda citrifolia L dengan cara mengekstrak
43 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1. Ekstrak etanol Morinda citrifolia L. Pembuatan ekstrak etanol Morinda citrifolia L dengan cara mengekstrak buah dengan larutan etanol 70 %. Ekstraksi dilakukan di PAU Pangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini berkaitan dengan Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu Patologi Anatomi, dan Toksikologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Pemeliharaan hewan
Lebih terperinciGINJAL KEDUDUKAN GINJAL DI BELAKANG DARI KAVUM ABDOMINALIS DI BELAKANG PERITONEUM PADA KEDUA SISI VERTEBRA LUMBALIS III MELEKAT LANGSUNG PADA DINDING
Ginjal dilihat dari depan BAGIAN-BAGIAN SISTEM PERKEMIHAN Sistem urinary adalah sistem organ yang memproduksi, menyimpan, dan mengalirkan urin. Pada manusia, sistem ini terdiri dari dua ginjal, dua ureter,
Lebih terperinciLampiran 1. DATA SHEET : RIBAVIRIN (Bertrand 2000 dalam McEvoy 2005)
36 LAMPIRAN 37 Lampiran 1. DATA SHEET : RIBAVIRIN (Bertrand 2000 dalam McEvoy 2005) Nilai toksisitas Non-Manusia : Rat LD50 oral 5,3 g / kg; Mouse LD50 oral 2 g / kg; Ip Mouse LD50 0,9-1,3 g / kg; LD50
Lebih terperinciLAMPIRAN C. Skrining Kandungan Kimia
LAMPIRAN A 75 LAMPIRAN B 76 LAMPIRAN C Skrining Kandungan Kimia Alkaloid : Ekstrak dibasahi dengan sedikit alkohol, lalu digerus, kemudian tambahkan sedikit pasir, gerus. Tambahkan 10 ml kloform amoniak
Lebih terperinciBuah asam gelugur, rimpang lengkuas, dan kencur. Persiapan contoh. Serbuk contoh
LAMPIRAN 20 Lampiran 1 Bagan alir penelitian Buah asam gelugur, rimpang lengkuas, dan kencur Persiapan contoh pencucian perajangan pengeringan penggilingan Serbuk contoh Penetapan kadar air Ekstraksi air
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan menguji antioksidan dari rimpang jahe merah (Zingiber officinale Rosc.)
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menguji antioksidan dari rimpang jahe merah (Zingiber officinale Rosc.) terhadap
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kulit jengkol, larva
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan April 2015 di Laboratorium Kimia Universitas Medan Area. 3.2 Bahan dan Alat Penelitian
Lebih terperinciSTRUKTUR DAN FUNGSI HEWAN (SISTEM EKSRESI)
MODUL PRAKTIKUM STRUKTUR DAN FUNGSI HEWAN (SISTEM EKSRESI) OLEH : drh. Tri Harjana, M.P. FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2008 TOPIK I. STRUKTUR GINJAL
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. zat-zat yang dimungkinkan terkandung di dalam urine, dan juga untuk melihat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Urinalisa Urinalisa adalah suatu metoda analisa untuk mendapatkan bahan-bahan atau zat-zat yang dimungkinkan terkandung di dalam urine, dan juga untuk melihat adanya kelainan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ekstraksi Bahan Tumbuhan Sumber Insektisida Nabati Hasil ekstraksi menggunakan metode maserasi yang terbanyak diperoleh dari biji S. mahagoni, diikuti daun T. vogelii, biji A.
Lebih terperinciANALISIS KALIUM DAN PROSENTASE DAYA LARUT CALSIUM OKSALAT OLEH KALIUM DALAM AIR TEH DAUN SUKUN (Artocarpus altilis)
ANALISIS KALIUM DAN PROSENTASE DAYA LARUT CALSIUM OKSALAT OLEH KALIUM DALAM AIR TEH DAUN SUKUN (Artocarpus altilis) Endang Triwahyuni Maharani*, Ana Hidayati Mukaromah**, Jatmiko Susilo*** *dan ** Laboratorium
Lebih terperinciLampiran 1. Surat Keterangan Identifikasi Spons
Lampiran 1. Surat Keterangan Identifikasi Spons 96 97 98 Lampiran 2. Pembuatan Larutan untuk Uji Toksisitas terhadap Larva Artemia salina Leach A. Membuat Larutan Stok Diambil 20 mg sampel kemudian dilarutkan
Lebih terperinciLampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel. Mata air yang terletak di Gunung Sitember. Tempat penampungan air minum sebelum dialirkan ke masyarakat
Lampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel Mata air yang terletak di Gunung Sitember Tempat penampungan air minum sebelum dialirkan ke masyarakat 48 Air minum yang dialirkan menggunakan pipa besi Lokasi pengambilan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimental, dengan rancangan One Group
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental, dengan rancangan One Group Pretest and Posttest Design untuk mengetahui efektifitas antosianin dan toksisitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan metode rancangan
26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan metode rancangan acak terkontrol dengan pola post test control group design. Penelitian dilakukan
Lebih terperinciLampiran 1. Data dan perhitungan analisis proksimat Padina australis
LMPIRN 35 36 Lampiran 1. Data dan perhitungan analisis proksimat Padina australis a. Kadar air Ulangan (gram) B (gram) C (gram) Kadar air (%) Rata-rata 1 5,03 7,09 7,57 90,46 90,57 5,37 4,69 5,19 90,69
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan
Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan 71 Lampiran 2.Rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan 72 Lampiran 3. Gambar tumbuhan dan daun pugun tanoh Tumbuhan pugun tanoh Daun pugun tanoh 73 Lampiran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik yang menggunakan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik yang menggunakan metode rancangan acak terkontrol dengan pola post test-only control group design.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini kerangka konsep yang digunakan yaitu:
BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Dalam penelitian ini kerangka konsep yang digunakan yaitu: Lama perendaman dalam larutan tawas Kadar aluminium Variabel Bebas Variabel Terikat B. Tabel Rancangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap morfologi dan histologi hepar mencit betina (Mus musculus)
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Pembuatan Pereaksi Pendeteksi. Sebanyak 10 gram NaOH dilarutkan dengan aquades dalam gelas beker
Lampiran. Prosedur Pembuatan Pereaksi Pendeteksi. Pereaksi pendeteksi Flavonoid Pereaksi NaOH 0% Sebanyak 0 gram NaOH dilarutkan dengan aquades dalam gelas beker kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur
Lebih terperinciLampiran 1. Surat Ethical Clearance
Lampiran 1. Surat Ethical Clearance 117 Lampiran 2. Surat Identifikasi Tumbuhan 118 Lampiran 3. Karakteristik Tumbuhan Temu Mangga Gambar : Tumbuhan Temu Mangga Gambar : Rimpang Temu Mangga 119 Lampiran
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan metode
42 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan metode acak terkontrol dengan pola post test-only control group design. Subyek penelitian
Lebih terperinciLAMPIRAN A RANGKUMAN RUMUS ANAVA. JK(Py) = jumlah kuadrat perlakuan antar kelompok =
N = jumlah subyek = P x n P = jumlah perlakuan n = banyaknya ulangan LAMPIRAN A RANGKUMAN RUMUS ANAVA JK tot = jumlah kuadrat total = 2 ( Y ij) 2 J = N J 2 = kuadrat jumlah seluruh nilai pengamatan (Y
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. perlakuan pada subjek penelitian kemudian mempelajari efek perlakuan
35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, yaitu untuk mempelajari suatu fenomena dalam korelasi sebab-akibat, dengan cara memberikan perlakuan
Lebih terperinciPENGAMBILAN SAMPEL AIR
PENGAMBILAN SAMPEL AIR A. Pemeriksaan : Pengambilan Sampel Air B. Tujuan :Untuk memperoleh sampel air guna pemeriksaan parameter lapangan C. Metode : Langsung D. Prinsip : Sungai dengan debit kurang dari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan Rancangan Acak Terkontrol (RAT). Pemeliharaan dan pemberian ekstrak cabe jawa dan zinc (Zn) pada tikus
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan Rancangan Acak Terkontrol (RAT). B. Waktu dan Tempat Penelitian Pemeliharaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di dua tempat yang berbeda, yaitu: 1. Tempat pengambilan sampel dan preparasi sampel dilakukan di desa Sembung Harjo Genuk Semarang
Lebih terperinciDAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur prosedur kerja
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Alur prosedur kerja Hewan coba yang digunakan adalah mencit putih jantan berumur 8-10 minggu galur Swiss Webster sebanyak 25 ekor dengan berat badan 20-25 mg. Hewan coba diperoleh
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN
III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanankan pada bulan Juni 2009 sampai dengan Agustus 2009. Lokasi penelitian bertempat di Laboratorium Lingkungan dan Laboratorium Kesehatan
Lebih terperinciEFEK NEFROPROTEKTIF EKSTRAK TAUGE (Vigna radiata (L.)) TERHADAP PENINGKATAN KADAR KREATININ SERUM TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI PARASETAMOL DOSIS TOKSIK
EFEK NEFROPROTEKTIF EKSTRAK TAUGE (Vigna radiata (L.)) TERHADAP PENINGKATAN KADAR KREATININ SERUM TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI PARASETAMOL DOSIS TOKSIK SKRIPSI Oleh Tita Swastiana Adi NIM 102010101098 FAKULTAS
Lebih terperinciLampiran 1. Surat keterangan sampel
Lampiran 1. Surat keterangan sampel 70 Lampiran 2. Hasil identifikasi sampel penelitian 71 Lampiran 3. Gambar Karakteristik Tumbuhan Temu Giring Tumbuhan Temu Giring 72 Lampiran 3. (lanjutan) Rimpang Temu
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Latar dan Waktu Penelitian Tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah bagian daun dari tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Berat Vitamin A, Vitamin C, Katekin, Natrium Tiosulfat, dan Volume Etanol yang Dibutuhkan dalam Penelitian
34 Lampiran 1. Perhitungan Berat Vitamin A, Vitamin C, Katekin, Natrium Tiosulfat, dan Volume Etanol yang Dibutuhkan dalam Penelitian Perhitungan Berat Vitamin A Diketahui Ditanya Jawab : Volume etanol
Lebih terperinciSistem Ekskresi. Drs. Refli, MSc Diberikan pada Pelatihan Penguatan UN bagi Guru SMP/MTS se Provinsi NTT September 2013
Sistem Ekskresi Drs. Refli, MSc Diberikan pada Pelatihan Penguatan UN bagi Guru SMP/MTS se Provinsi NTT September 2013 Pengertian & Fungsi Proses Ekskresi Penegrtian : Proses pengeluaran zat-zat sisa hasil
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena dalam penelitian ini dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian
Lebih terperinciWaktu dan Tempat Penelitian Materi Penelitian Metode Penelitian Pembuatan Tikus Diabetes Mellitus Persiapan Hewan Coba
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2007 sampai dengan bulan Juli 2008 di Laboratorium Bersama Hewan Percobaan Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian
Lebih terperincia) memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun, c) mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh, dan
Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjdinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan
Lebih terperinciPENGARUH PEMBUBUHAN BERBAGAI DOSIS ABU DAUN MENGKUDU TERHADAP PENINGKATAN KADAR KALSIUM AIR HUJAN DI DESA SUMUGIH, RONGKOP, GUNUNGKIDUL
PENGARUH PEMBUBUHAN BERBAGAI DOSIS ABU DAUN MENGKUDU TERHADAP PENINGKATAN KADAR KALSIUM AIR HUJAN DI DESA SUMUGIH, RONGKOP, GUNUNGKIDUL Rokhmayanti, Urip Widjajono, Choiril Hama Mustofa Abstrak Latar Belakang
Lebih terperinci6) Analisis Serapan N pada Anak Ayam 7) Analisis Kadar Lemak pada Bubuk Teripang
Setelah itu labu destruksi didinginkan dan larutan dimasukkan ke dalam labu penyuling dan diencerkan dengan 300 ml air. Selanjutnya ditambah beberapa butir batu didih dan larutan dijadikan basa dengan
Lebih terperinciLampiran 1. Identifikasi tumbuhan
Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan Lampiran 2. Gambar Talus Rumput Laut Sargassum ilicifolim (Turner) C. Agardh 1 2 3 Makroskopik Tumbuhan Segar Rumput Laut Sargassum ilicifolium (Turner) C. Agardh Keterangan:
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental dengan lima kelompok perlakuan. Hasil penghitungan bilangan peroksida dari tiap-tiap kelompok perlakuan
Lebih terperinciBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian paparan ekstrak etanol daun sirih merah (Piper crocatum) pada mencit galur DDY selama 90 hari adalah sebagai berikut. 4.1.1 Deskripsi
Lebih terperinciLAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN PUTRI MALU
LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN PUTRI MALU 69 LAMPIRAN B SERTIFIKAT HEWAN COBA 70 LAMPIRAN C SERTIFIKAT KODE ETIK 71 LAMPIRAN D DASAR PENGGUNAAN DOSIS Dalam penelitian ini penggunaan dosis ditingkatkan
Lebih terperinciLampiran 1: Pengukuran kadar SOD dan kadar MDA Mencit a. Pengukuran kadar SOD mencit HEPAR. Dicuci dalam 1 ml PBS
Lampiran 1: Pengukuran kadar SOD dan kadar MDA Mencit a. Pengukuran kadar SOD mencit HEPAR Dicuci dalam 1 ml PBS Ditambahkan 400 μl larutan kloroform/etanol dingin ke dalam 150 μl lisat hati Divortex selama
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah quasy-eksperiment dengan desain after only control group design yaitu mengamati variabel hasil pada saat yang sama
Lebih terperinciLAMPIRAN A RANGKUMAN RUMUS ANAVA. JK(Py) = jumlah kuadrat perlakuan antar kelompok = n
58 LAMPIRAN A RANGKUMAN RUMUS ANAVA N = jumlah subyek = P x n P = jumlah perlakuan n = banyaknya ulangan JK tot = jumlah kuadrat total = J Σ ( Y ij) N J = kuadrat jumlah seluruh nilai pengamatan (Y ij)
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode acak
III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode acak terkontrol dengan pola post test only control group design. Sampel peneltitian menggunakan
Lebih terperinciHASIL PENELITIAN Penentuan waktu hewan coba mencapai DM setelah induksi STZ. Kriteria hewan coba mencapai DM adalah apabila kadar GDS 200
62 HASIL PENELITIAN 5.1. Hasil uji pendahuluan Uji pendahuluan pada penelitian ini ada 2 macam, meliputi penentuan waktu yang diperlukan untuk hewan uji mencapai DM setelah diinduksi STZ ip dosis 40 mg/kgbb,
Lebih terperinciGAMBARAN HISTOLOGI GINJAL TIKUS BETINA (Rattus rattus) YANG DIINJEKSI VITAMIN C DOSIS TINGGI DALAM JANGKA WAKTU LAMA
GAMBARAN HISTOLOGI GINJAL TIKUS BETINA (Rattus rattus) YANG DIINJEKSI VITAMIN C DOSIS TINGGI DALAM JANGKA WAKTU LAMA TIM PENELITI : 1. NI WAYAN SUDATRI, S.Si., M.Si, 2. IRIANI SEYAWATI, S.Si.,M.Si. 3.
Lebih terperinciLAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alur Kerja Ekstraksi Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat
47 LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alur Kerja Ekstraksi Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat Biji Alpukat - Dicuci dibersihkan dari kotoran - Di potong menjadi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode rancangan acak terkontrol dengan pola post test only
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik yang menggunakan metode rancangan acak terkontrol dengan pola post test only control group
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian yang dilakukan oleh dr.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian yang dilakukan oleh dr. Tiwuk Susantiningsih, M.Biomed mengenai pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak
Lebih terperinciEFEK TOKSISITAS SUBKRONIK EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG SINTOK PADA TIKUS PUTIH GALUR WISTAR* Intisari
EFEK TOKSISITS SUBKRONIK EKSTRK ETNOL KULIT BTNG SINTOK PD TIKUS PUTIH GLUR WISTR* Sri di Sumiwi, nas Subarnas, Rizki Indriyani, Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran, e-mail: sri.adi@unpad.ac.id Intisari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkhasiat obat ini adalah Kersen. Di beberapa daerah, seperti di Jakarta, buah ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ribuan jenis tumbuhan yang diduga berkhasiat obat, sejak lama secara turun-temurun dimanfaatkan oleh masyarakat. Salah satu dari tumbuhan berkhasiat obat ini adalah
Lebih terperinciAnatomi & Fisiologi Sistem Urinaria II Pertemuan 11 Trisia Lusiana Amir, S. Pd., M. Biomed PRODI MIK FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
Anatomi & Fisiologi Sistem Urinaria II Pertemuan 11 Trisia Lusiana Amir, S. Pd., M. Biomed PRODI MIK FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa mampu menjelaskan proses pembentukan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik yang
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik yang menggunakan metode rancangan acak terkontrol dengan pola post test-only control group
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Ginjal adalah system organ yang berpasangan yang terletak pada rongga
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ginjal Ginjal adalah system organ yang berpasangan yang terletak pada rongga retroperitonium. Secara anatomi ginjal terletak dibelakang abdomen atas dan di kedua sisi kolumna
Lebih terperinciPERUBAHAN KADAR UREUM DAN KREATININ PASCA PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN KEMBANG BULAN (Tithonia diversifolia) (STUDI PADA TIKUS PUTIH GALUR WISTAR)
PERUBAHAN KADAR UREUM DAN KREATININ PASCA PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN KEMBANG BULAN (Tithonia diversifolia) (STUDI PADA TIKUS PUTIH GALUR WISTAR) SKRIPSI Oleh Febrian Naufaldi NIM 102010101026 FAKULTAS
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. terkontrol dengan pola post test only control group design. Menggunakan 25
46 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode acak terkontrol dengan pola post test only control group design. Menggunakan 25 ekor
Lebih terperinciMATERI DAN METODE PENELITIAN
MATERI DAN METODE PENELITIAN Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini dilaksakan di Bagian Patologi, Departemen Klinik, Reproduksi dan Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Perlakuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. perlakuan pada hewan uji (Taufiqurrahman, 2004). Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu subyek
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat experimental laboratorium dengan rancangan penelitian post test only control group, karena pengukuran hanya dilakukan setelah pemberian
Lebih terperinciGAMBARAN HISTOPATOLOGI HATI DAN GINJAL TIKUS PADA PEMBERIAN FRAKSI ASAM AMINO NON-PROTEIN LAMTORO MERAH (Acacia villosa) PADA UJI TOKSISITAS AKUT
GAMBARAN HISTOPATOLOGI HATI DAN GINJAL TIKUS PADA PEMBERIAN FRAKSI ASAM AMINO NON-PROTEIN LAMTORO MERAH (Acacia villosa) PADA UJI TOKSISITAS AKUT LILIS SUYANTI B04103164 FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode posttest only
34 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode posttest only with control group design. Penelitian eksperimental merupakan suatu rancangan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN PERBANDINGAN MASSA ALUMINIUM SILIKAT DAN MAGNESIUM SILIKAT Tahapan ini merupakan tahap pendahuluan dari penelitian ini, diawali dengan menentukan perbandingan massa
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar 1. Talus Segar Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus. Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Gambar 1. Talus Segar Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus Lampiran 2. Hasil Identifikasi Tumbuhan Lampiran 3. Serbuk Simplisia Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Traktus urinarius atau yang sering disebut dengan saluran kemih terdiri dari
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anatomi dan fisiologi Traktus urinarius Traktus urinarius atau yang sering disebut dengan saluran kemih terdiri dari dua buah ginjal, dua buah ureter, satu buah kandung kemih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi (Coffea sp) merupakan salah satu contoh minuman yang paling terkenal dikalangan masyarakat. Kopi digemari karena memiliki cita rasa dan aroma yang khas. Menurut
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Persiapan Penelitian Dalam proses pelaksanaan penelitian ini ada beberapa tahapan yang dilakukan diantaranya: a) Mempersiapkan alat dan bahan penelitian b) Mempersiapkan surat
Lebih terperinci3. METODOLOGI. Gambar 5 Lokasi koleksi contoh lamun di Pulau Pramuka, DKI Jakarta
3. METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini diawali dengan melakukan koleksi contoh lamun segar di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu, DKI Jakarta (Gambar 5). Gambar 5 Lokasi koleksi contoh
Lebih terperinciLampiran 1. Teknik Pengambilan Parameter Kadar Klorofil
Lampiran 1. Teknik Pengambilan Parameter Kadar Klorofil 1. Cara pengamatan perhitungan kadar klorofil dalam daun Mucuna a. Ambil sampel daun Mucuna lalu potong-potong kecil. Timbang potongan kecil daun
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan
24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan rancangan Post Test Only Control Group Design. Pengambilan data
Lebih terperinciSiklus kelamin poliestrus (birahi) g jantan dan betina
Lama bunting Kawin sesudah beranak Umur sapih Umur dewasa kelamin Umur dikawinkan Siklus kelamin poliestrus (birahi) Lama estrus Saat perkawinan Berat lahir Berat dewasa Jumlah anak perkelahiran Kecepatan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan dengan metode uji toleransi glukosa.
33 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat deskriftif dan eksperimental, dilakukan pengujian langsung efek hipoglikemik ekstrak kulit batang bungur terhadap glukosa darah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung Lawu. Sedangkan pengujian sampel dilakukan di Laboratorium Biologi dan Kimia
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Karena
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Karena penelitian ini dilakukan dengan cara pengujian prosentase daya larut kalsium oksalat (CaC
Lebih terperinci