BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berprilaku, karena mereka

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berprilaku, karena mereka"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Perilaku Kesehatan Dari segi biologis, perilaku adalah salah satu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berprilaku, karena mereka mempunyai aktivitas masing-masing. Sehingga yang dimaksud dengan perilaku manusia, pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat di simpulkan bahwa yang dimaksud perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Skinner (1938) seorang alhi psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori skinner ini di sebut S-O-R atau stimulus-organisme-respons. Skinner membedakan adanya dua respons. 1. Respondent respons atau reflexive, yakni respons yang di timbulkan oleh rangsanganrangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus semacam ini disebut eliciting stimulation karena menimbulkn respons-respons yang relative tetap, Misalnya : makanan yang lezat menimbulkan keinginan untuk makan, cahaya terang menyebabkan mata tertutup, dan sebagainya. Responden respons ini juga mencakup perilaku emosional, misalnya

2 mendengar berita musibah menjadi sedih atau menagis, lulus ujian meluapkan kegembiraannya dengan mengadakan pesta dan sebagainya. 2. Operant respons atau instrumental respons, yakni repons yang timbul dan berkembang kemudin diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu. Perangsang ini disebut reinforcing stimulation atau reinforce, karena memperkuat respons. Misalnya apabila seseorang petugas kesehatn melaksanakan tugasnya dengan baik (respons terhadap uraian tugasnya atau job skripsi) kemudian memperoleh penghargaan dari atasannya (stimulus baru), maka petugas kesehatan tersebut akan lebih baik lagi dalam melaksanakan tugasnya. Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua. 1. Perilaku Tertutup (Covert Behavior) Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (covert). Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secarajelas oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut covert behavior atau unobservable behavior, misalnya : seorang ibu hamil tahu pentingnya periksa kehamilan, seorang pemuda tahu bahwa HIV/AIDS dapat menular melalui hubungan seks, dan sebagainya. 2. Perilaku Terbuka (Overt Behavior) Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Repons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek (practice) yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Oleh sebab itu di sebut overt behavior, tindakan nyata atau praktek (practice) misal, seorang ibu memeriksakan

3 kehamilannya atau membawa anaknya ke puskesma untuk imunisasi, penderita TB. Paru minum obat secara teratur, dan sebagainya. Seperti telah disebutkan di atas, sebagian besar perilaku manusia adalah operant respons. Oleh sebab itu untuk membentuk jenis respon atau perilaku perlu diciptakan adanya suatu kondisi tertentu yang disebut operant conditioning. Prosedur pembentukan perilaku dalam operant conditioning ini menurut Skinner adalah sebagai berikut. a. Melakukan identifikasi tentang hal-hal yang merupakan penguat atau reinforcer berupa hadiah-hadiah atau rewards bagi perilaku yang akan di bentuk. b. Melakukan analisi untuk mengidentifikasi komponen-komponen kecil yang membentuk perilaku yang dikehendaki. Kemudian komponen-komponen tersebut disusun dalam urutan yang tepat untuk menuju kepada terbentuknya perilaku yang dimaksud. c. Menggunakan secara urut komponen-komponen itu sebagai tujuan-tujuan sementara, mengidentifikasi reinforce atau hadiah untuk masing-masing kompenen tersebut. d. Melakukan pembentukan perilaku dengan menggunakan urutan komponen yang telah tersusun itu. Apabila komponen pertama telah dilakukan, maka hadiahnya diberikan. Hal ini akan mengakibatkan komponen atau perilaku (tindakan) tersebut cenderung akan sering dilakukan. Kalau ini sudah terbentuk maka dilakukan komponen (perilaku) yang kedua yang kemudian diberi hadiah (komponen pertama tidak memerlukan hadiah lagi). Demikian berulang-ualng sampai komponen kedua terbentuk. Setelah itu dilanjutkan dengan komponen ketiga, keempat, dan selanjutnya sampai seluruh perilaku yang diharapkan terbentuk. e. Sebagai ilustrasi, misalnya dikehendaki agar anak mempunyai kebiasaan menggosok gigi sebelum tidur. Untuk berperilaku seperti ini maka anak tersebut harus :

4 - Pergi ke kamar mandi sebelum tidur - Mengambil siakt dan odol - Mengambil air dn berkumur - Melaksanakan gosok gigi - Menyimpan sikat gigi dan odol - Pergi ke kamar tidur Kalau dapat diidentifikasi hadiah-hadiah (tidak berupa uang) bagi masing-masing komponen perilaku tersebut (komponen 1-6), maka akan dapat dilakukan pembentukan kebiasaan tersebut. Contoh di atas adalah suatu penyederhanaan prosedur pembentukan perilaku melalui operant conditioning. Di dalam kenyataannya prosedur itu banyak dan bervariasi sekali dan lebih kompleks dari pada contoh di atas. Teori Skinner ini sangat besar pengaruhnya, terutama di Amerika Serikat. Konsep-konsep behavior control, behavior therapy, dan behavior modification yang dewasa ini berkembang adalah bersumber pada teori ini. Menurut L.W. Green, faktor penyebab masalah kesehatan adalah faktor perilaku dan non perilaku. Faktor perilaku khususnya perilaku kesehatan dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu : 1. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors), adalah faktor yang terwujud dalam kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan juga variasi demografi seperti status ekonomi,umur,jenis kelamin, dan susunan keluarga. Faktor ini lebih bersifat dari dalam diri individu tersebut. 2. Faktor-faktor pemungkin (enabling factors), adalah faktor pendukung yang terwujud dalam lingkungan fisik, yang termasuk di dalamnya adalah berbagai macam saran dan prasarana, misal : dana, transportasi, fasilitas, kebijakan pemerintah dan sebagainya.

5 3. Faktor-faktor pendorong (reinforcing factors), adalah faktor-faktor yang meliputi faktor sikap dan erilaku tokoh masyarakat,tokoh agama, sikap dan perilaku petugas termasuk petugas kesehatan, termasuk juga disini undang-undang, peraturan-peraturan baik dari pusat maupun pemerintah daerah yang terkaiy dengan kesehatan. Perilaku dapat dibatasi sebagian jiwa (berpendapat, berfikir, bersikap dan sebagainya) (Notoadmojo,1999). Untuk memberikan respon terhadap situasi di luar objek tersebut, respons ini dapat bersifat pasif (tanpa tindakan). Bentuk operasional dari perilaku dikelompokan menjadi tiga jenis yaitu: 1. Perilaku dalam bentuk pengetahuan yaitu, dengan mengetahui situasi dan rangsangan. 2. Perilaku dalam bentuk sikap, yaitu tanggapan perasaan terhadap keadaan atau rangsangan dari luar diri si subjek sehingga alam itu sendiri akan mencetak perilaku manusia yang hidup didalamnya, sesuai dengan sifat keadaan alam tersebut (lingkungan fisik) dan keadaan lingkungan sosial budaya yang bersifat non fisik tetapi mempunyai pengaruh kuat terhadap pembentukan perilaku manusia. Lingkungan ini adalah merupakan keadaan masyarakat dan segala budi daya masyarakat itu lahir dan mengembangkan perilakunya. 3. Perilaku dalam bentuk tindakan, yang sudah konkrit berupa perbuatan terhadap situasi dan rangsangan dari luar Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia di peroleh melalui mata dan telingga.

6 Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam bentuk tindakan seseorang (overt behavior). Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) mengungkapan sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni : 1. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu. 2. Interest, yakni orang mulai tetarik kepada stimulus. 3. Evaluation ( menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi. 4. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru. 5. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus. Namun demikian para penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap diatas. pabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini di dasari oleh pengetahuan,kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama. Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan. 1. Tahu (Know)

7 Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah di pelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah di terima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan, dan sebagainya. 2. Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai sesuatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya gterhadap objek yang dipelajari. 3. Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemapuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondis real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum,rumus,metode,prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. 4. Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-kompenen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitanya satu sama lain kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seoerti dapat mengambarkan (membuat bagan), membedakan,memisahkan, menglompokkan dan sebagainya.

8 5. Sintesis (Synthesis) Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentu keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemapuan untuk menyusun formulasi-formulasi yang ada. 6. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatau materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu criteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan criteria-kriteria yang telah ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin di ukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan diatas Sikap (Attitude) Sikap merupakan rekasi atau respon yang masih tertutup dari seorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tida dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukan konotasi adanya kesesuian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Newcomb, salah seorang ahli psikolgi sosial, menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupkan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi

9 tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Dalam bagian lain Allport (1954) dalam Notoatmodjo menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok, yaitu : 1. Kepercayaaan (keyakinan),ide,dan konsep terhadap suatu objek. 2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek 3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave). Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peran penting. Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan. 1. Menerima (receiving) Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). 2. Merespons (responding) Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan,terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut. 3. Menghargai (valuing) Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

10 4. Bertanggung jawab (responsible) Bertanggung jawab atas segala sesutau yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi. Cirri-ciri sikap adalah : 1. Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan dengan objeknya. Sifat ini membedakannya dengan sifat motif-motif biogenetis seperti lapar, haus atau kebutuhan akan istirahat. 2. Sikap dapat berubah-ubah karena sikap dapat dipelajari dan karena itu pula sikap dapat berubah-ubah pada orang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu. 3. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu terhadap suatu objek. Dengan kata lain sikap itu terbentuk, dipelajari atau berubah senantiasa. 4. Objek sikap itu dapat merupakan satu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut 5. Sikap mempunyai segi motivasi dari segi-segi perasaan. Sifat ilmiah yang membedakan sikap dan kecakapan-kecakapan atau pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang (Purwanto,1999). Fungsi sikap dibagi menjadi empat golongan, yakni : 1. Sebagai alat untuk menyesuaikan diri. Sikap adalah sesutau yang bersifat communicable artinya sesuatu yang mudah menjalar sehingga mudah pula menjadi milik bersama. 2. Sebagai alat pengatur tingkah laku. Kita tahu bahwa tingkah laku anak kecil atau binatang umumnya merupakan aksi-aksi yang spontan terhadap sekitarnya. Antara perangsang dan reaksi tidak ada pertimbangan tetapi pada orang dewasa dan yang sudah lanjut usianya,

11 perangsangan itu pada umumnya tidak diberi reaksi secara spontan akan tetapi terdapat adanya proses secara sadar untuk menilai perangsang-perangsang itu. Jadi antara perangsang dan reaksi terhadap sesuatu yang disisipkannya yaitu sesuatu yang berwujud pertimbangan-pertimbangan atau penilain-penilaian terhadap perangsang itu. Jadi antara perangsang dan reaksi terhadap sesuatu yang disisipkannya yaitu sesuatu yang berwujud pertimbangan-pertimbangan ataupenilaian-penilaian terhadap perangsang itu sebenarnya bukan hal yang berdiri sendiri tetapi merupakan sesuatu yang erat hubungannya dengan cita-cita orang, tujuan hidup orang, peraturan-peraturan kesusilaan yang ada dalam bendera, keingina-keinginan pada orang itu dan sebagainya. 3. Sebagai alat pengatur pengalaman-pengalaman. Dalam hal ini perlu dikemukakan bahwa manusia di dalam menerima pengalaman-pengalaman dari dunia luar sikapnya tidak pasif tetapi diterima secara aktif artinya semua pengalaman yang berasal dari luar itu tidak semuanya dilayani oleh manusia tetapi juga manusiamemilih mana-mana yang perlu dan mana yang tidak perlu di layani. Jadi semua pengalaman ini diberi penilaian lalu dipilih. 4. Sebagai pernyataan kepribadiaan. Sika sering mencerminkan keperibadian seseorang.ini sebabnya karena sikap tidak pernah terpisah dari pribadi yang mendukungnya. Oleh karena itu dengan melihat sikap-sikap pada obyek-obyek tertentu, sedikit banyak orang bisa mengetahui pribadi orang tersebut. Jadi sikap sebagai pernyataan pribadi. Apabila kita akan mengubah sikap sesorang kita harus mengetahui keadaan sesungguhnya dari sikap orang tersebut dengan mengetahui keadaan sikap itu kita akan mengetahui pula mungkin tidaknya sikap tersebut dapat diubah dan bagaimana cara mengubah sikap-sikap tersebut (Purwanto, 1999).

12 Tindakan Suatu sikap belum optimis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung/suatu kondisi yang memungkinkan (Notoadmojo, 1993). Tindakan terdiri dari empat tindakan, yaitu : 1. Persepsi (Perception) Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama. 2. Respon Terpimpin (guided response) Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat dua. 3. Mekanisme (mechanism) Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara optimis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktek tingkat tiga. 4. Adopsi (adoption) Adaptasi adalah praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut. Rogers (1983) dalam Notoatmodjo (2007) mengungkapkan bahwa proses perubahan keputusan dibagi menjadi lima tahap, yaitu : 1. Knowledge, yaitu seseorang terbuka akan adanya perubahan dan memiliki pemahaman yang berkaitan bagaimana perubahan itu dapat dimanfaatkan.

13 2. Persuasion, yaitu terjadi ketika seseorang memiliki sikap yang baik maupun yang tidak baik terhadap suatu perubahan. 3. Decision, yaitu ketika seseorang menggunakan suatu perubahan dalam kehidupan dan aktivitasnya dan memutuskan untuk memilih, mengadopsi atau menolak perubahan tersebut. 4. Implementatiom, yaitu tahap dimana seseorang memutuskan untuk melakukan suatu perubahan. 5. Confirmation, yaitu tahap dimana seseorang mencari penguatan diri sebuah perubahan keputusan yang telah dibuat, tetapi sesorang bisa merubah keputusan yang sebelumnya telah dibuat bila terdapat berita yang bertentangan denga perubahan tersebut. 2.2 Teori Mengenai Faktor Perilaku 1. Teori Lawrence Green Green mencoba menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Kesehatan seseorang ataumasyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yakni faktor perilaku (behavior causes) dan faktor diluar perilaku (non-behavior causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor. a. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factor), yang terwujud dalam pengetahuan,sikap, kepercayaan, keyakinan, niali-nilai dan sebagainya. b. Faktor-faktor pendukung (enabling factors), yang terwujud dalam lingkungan fisk, tersedia atau tidaknya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesma, obat-obatan,alat-alat kontarsepsi, jamban dan sebagainya.

14 c. Faktor-faktor pendorong (reinforcing factors) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan, atau petugas yang lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat. 2. Teori Snehandu B. Kar Kar mencoba menganalisi perilaku kesehatan dengan beritik tolak bahwa perilaku itu merupakan fungsi dari : a. Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau perawatan kesehatannya (behavior intention) b. Dukungan sosial dari masyaraat sekitarnya (sosial support) c. Adanya atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan (accessibility ofinformation) d. Otonomi pribadi bersangkutan dalam ha ini mengambil tindakan atau keputusan (personal anatomy) e. Situasi yang memungkinkan untuk bertidak atau tiak bertindak (action situation). 3. Teori WHO Tim kerja WHO menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang berperilaku tertentu adalah karena adanya 6 alasan pokok, yaitu: a. Pengetahuan Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman oranglain. b. Kepercayaan Kepercayaan sering atau diperoleh dari orang tua, kakek dan nenek.seseorang menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu.

15 c. Sikap Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek.sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau dari orang lain yang paling dekat. d. Orang Penting Sebagai Referensi Perilaku orang, terutama anak kecil, lebih banyak dipengaruhi oleh orang orang yang dianggap penting. Apabila seseorang itu penting untuknya,maka apa yang ia katakan atau perbuat cenderung untuk dicontoh. e. Sumber sumber daya (resources) Maksudnya adalah fasilitas fasilitas uang waktu tenaga dan sebagainya.semua itu berpengaruh terhadap perilaku seseorang atau kelompok masyarakat, yang dapat bersifat positif ataupun negatif. f. Perilaku normal, kebiasaan nilai nilai, dan penggunaan sumber sumber didalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup yang pada umumnya disebut kebudayaan (Notoatamodjo, 2003). 4. Teori Behavior Intention Teori ini dikembangkan oleh Snehendu Kar (1980) berdasarkan analisinya terhadap niatan orang bertindak atau berperilaku. Kar mencoba menganalisis perilaku kesehatan dengan bertitik- tolak bahwa perilaku itu merupakan fungsi dari : a. Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau perawatan kesehatannya (behavior intention) b. Dukungan sosial dari madsyarakat sekitarnya (social support)

16 c. Ada atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan (accessibility of information) d. Otonomi pribadi yang bersangkutan dalam hal ini mengambil tindakan atau keputusan (personal autonomy) e. Situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak bertindak (action situation). 2.3 Pijat Bayi 1. Defenisi Pijat Bayi Pijat bayi adalah sentuhan pijat pada bayi dan balita dapat memberikan manfaat bagi tumbuh kembang anak. Yang disebut bayi adalah anak yang berumur 0-12 bulan (Roesli, 2001). Menurut Prasetyono (2009) menjelaskan bahwa sentuhan adalah indra pertama dimana bayi dapat memberikan reaksi, sentuhan yang juga merupakan cara anda menyampaikan rasa kasih sayang kepadanya. Menurut pengertian lainnya pijat bayi adalah seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang dikenal sejak awal manusia diciptakan di dunia serta telah dipraktikkan sejak berabad-abad tahun silam secara turun temurun oleh dukun bayi (Roesli, 2001) Pemijatan adalah teknik relaksasi yang lembut dan jarang menyebabkan efek samping (Trans, 2001, dalam Hizkia, 2007). Lain lagi di cina yang mempunyai sejarah panjang tentang pengobatan, Pijat bayi merupakan salah satu teknik perawatan bayi yang sangat khusus, biasanya untuk merawat bayi yang sakit perut, sembelit, atau kembung setelah banyak minum. Titik tekan pengobatan pada bayi berbeda dengan orang dewasa yang membuat pijatan itu lebih efektif (Prasetyono, 2009)

17 Pijat bayi disebut juga sebagai stimulus touch atau terapi sentuhan. Dikatakan terapi sentuh karena melalui pijat bayi inilah akan terjadi komunikasi yang nyaman dan aman antara ibu dan buah hatinya.riksani,2012) 2. Sejarah Pijat Bayi Pijat bayi telah dipraktikan hampir di seluruh duniaa sejak dahulu kala, termasuk Indonesia. Seni pijat diajarakan secar turun temurun walaupun tidak diketahui dengan jelas bagaimana pijat dan sentuhan dapat berpengaruh positif pada tubuh manusia. Pijat bayi merupakan tradisi lama yang digali kembali dengan sentuhan ilmu kesehatan dan tinjauan ilmiah yang bersumber dari penelitian-penelitian para ahli neonatologi, saraf, dan psikologi anak. Laporan tertua tentang seni pijat untuk pengobatan tercatat di Papyrus Ebers, yaitu catatan kedokteran pada zaman Mesir kuno. Di India juga ditemukan tentang seni pengobatan pijat ini dalam kitab Ayur-Veda, buku kedokteran tertua (sekitar 1800 sebelum masehi) yang menuliskan tentang pijat, diet, dan olahraga sebagai penyembuhaan utama pada masa itu. Teknik pijat India merupakan salah satu teknik pijat yang telah dipraktikan kepada bayi di India selama berabad-abad. Pada teknik ini, gerakan pijat menggunakan kombinasi gerakan ke atas dan kebawah, seperti gerakan memerah susu yang biasanya dilakukan pada bagian tangan dan kaki. Adapun teknik pijat klasik disebut dengan teknik pijat swedia yang dikembangkan oleh Metzger dari belanda dan Ling dari Swedia. Berbeda dengan teknik pijat india, pijat swedia menggunakan kombinasi gerakan dari bawah ke atas. Teknik pijat Swedia merupakan teknik dasar yang diajarkan di Amerika Serikat. Sementara di China, pijat bayi sudah menjadi bagian dari kebiasaan masyarakat setempat. Pijat dikenal sebagai slah satu terapi yang bisa menyembuhkan berbagai penyakit dalam terapi pengobatan ala China. Pijat ini telah di gunakan sejak berabad-abad silam oleh para tabib di

18 kerajaan dinasti China. Dalam proses pengobatan,tidak hanya mengandalkan dari teknik pijatan, para tabib pun biasanya meramu bahan alami yang diracik sebagai pelengkap pemijatan. Sementara di Indonesia, pijat adalah metode penyembuhan tradisional yang sangat akrab bagi masyarakat. Pijat bayi juga merupakan salah satu jenis pijat yang juga sudah lama berkembang dan dipraktikan oleh masyarakat. Namun teknik dan gerakan yang dilakuakan pada pijat bayi tradisional ini tidak disertai dengan adanya penjelasan ilmiah sehingga pijat bayi tardisional ini diyakini dengan sugesti yang mengandung banyak manfaat bagi tubuh si kecil. (Riksani, 2012) 3. Perbedaan Antara Pijat Tradisional dan Modern Ada beberapa berbedaan antara pijat tradisional dan pijat modern. Berikut ini adalah perbedaannya : Pijat Tradisional Pijat tradisional dilakukan oleh dukun bayi yang memiliki keterampilan dalam memijat. Keterampilan tersebut biasanya di dapatkan secara turun temurun. Pijat tradisional menggunakan ramuanramuan pemijatan yang kadang tidak dipastikan kemanan dan kebersihan ramuan tersebut. Ramuan yang digunakan misalnya parutan jage, bawang atau pun jenis dedaunan yang di tumbuk. Dalam ramuan juga ditambahkan sejenis minyak tertentu yang dapat menyebabkan rasa gatal, panas atau perih pada kulit. Biasanya pijat tradisional hanya dilakuakn sebagai terapi untuk penyembuhan penyakit. Anak yang sakit baru mendapatkan pijatan dari dukun bayi. Terkadang anak diberikan ramuan atau jamu sebagai obat. Karena tujan pemijatan sebagai terapi penyakit sehingga proses pemijatan dipaksakan kepada bayi atau anak yang Pijat Modern Pijat modern dilkukan oleh orangtua baik ibu atau ayah, kadang juga bisa melibatkan anggota keluarga lain, seperti kakek, nenek,bibi, atau orang terdekat lainnya. Pijat modern hanya menggunakan minyak bayi/baby oil, Virgin Coconut Oil (VCO), minyak zaitun atau jenis lotion lainnya yang dianjurkan oleh dokter. Terapi sehat artinya dilakukan pada bayi atau anak yang sehat dan tanpa memberikan ramuan ataupun jamujamuan. Ibu atau keluarga yang memijat akan menunggu kesiapan bayi hal ini akn membuat bayi senag. Setelah pemijatan

19 berakibat bayi atau nakan akan menagis meronta-ronta. Kalaupun bayi tertidur setelah pemijatan, bukan karena rileks atau nyaman tapi karena lelah menagis. bayi akan tertidur karena rileks dan nyaman. 4. Manfaat Pijat Bayi Secara umum, berikut ini beberapa manfaat yang didapatkan saat melakukan pijat bayi : a. Membantu perkembangan system imun tubuh b. Merelaksasikan tubuh bayi c. Membantu mengatasi gangguan tidur sehingga bayi dapat tidur dengan nyaman dan nyenyak d. Meningkatkan proses pertumbuhan bayi e. Menumbuhkan perasaan positif pada bayi f. Mencegah resiko gangguan pencernaan dan seranggan kolik lainnya g. Memudahkan buang air besar sehingga perut bayi menjadi lega h. Meperlancar peredaran darah serta menambah energi bayi i. Memperat ikatan kasih sayang antara bayi dan orangtua. Melalui sentuhan dan pijatan serta adanya kontak mata antara bayi dan orangtua akan menambah kuatnya kontak batin keduanya (Riksani, 2012). Pijat bayi memudahkan pembelajaran terhadap kesigapan, perkembangan fisik yang optimal, dan peningkatan koordinasi otot untuk meningkatkan kepercayaan diri serta keberanian. Bagi orangtua dan kakaknya, pemijatan meningkatkan kesadaran akan manajemen pengelolaan mental dan teknik meredakan stres. Memudahkan acara pelenturan setiap hari, baik bagi orangtua maupun anak. Mengurangi komplikasi pada bayi dari ibu pecandu obat-obatan,

20 memperbaiki perasaan positif bayi yang dilahirkan secara sesar (caesar), meringankan asma dan mengobati depresi atau syok (shock) (Roesli, 2008). Pemijatan menawarkan keuntungan kepada orang tua akan pemahaman mengenai sifat anak dan menemukan keuntungan tersendiri dalam meningkatkan komunikasi verbal, serta menciptakan suasana pemahaman akan pentingnya kreativitas dalam merawat anak, dan mengajarkan anak mengenai perbedaan sentuhan baik maupun buruk, selanjutnya mengenalkan kepada bayi mengenai kontrol badan mereka, anak-anak yang memiliki hubungan dekat dengan orangtuanya cenderung memiliki hubungan lebih baik dengan teman seusianya dan orang yang lebih dewasa. Manfaat lain akan diteruskan oleh anak ketika ia besar dan menjadi orangtua (Roesli, 2008). 5. Frekuensi Pijat Bayi Pijat bayi dapat segera dimulai setelah bayi dilahirkan yakni sesuai keinginan orang tua. dengan lebih cepat mengawali pemijatan bayi akan mendapat keuntungan yang lebih besar, terlebih jika pemijatan dapat dilakukan setiap hari dari sejak kelahiran sampai berusia 5-7 bulan (Subakti, 2008). Pemijatan dilakukan pagi hari sebelum mandi, atau bisa juga malam hari sebelum bayi tidur, karena aktivitas bayi sepanjang hari yang cukup melelahkan. Tentunya, bayi juga perlu relaksasi agar otot-otot menjadi kendur kembali, sehingga bayi dapat tidur lebih nyenyak dan tenang. Pijat bayi dapat dilakukan 1-2 jam setelah makan atau minum susu. Tindakan pijat dikurangi seiring dengan bertambahnya usia bayi. Sejak usia enam bulan, pijat dua hari sekali sudah memadai (Prasetyono, 2009). Waktu yang digunakan dalam pemijatan tidak ada ketentuan baku. Namun berdasarkan pengalaman, paling lama pemijatan secara lengkap dapat dilakukan sekitar 20 menit. Setelah selesai, segeralah bayi dimandikan agar tubuhnya merasa segar dan bersih dari lumuran baby oil (Subakti, 2008).

21 6. Hal-hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Pijat Bayi Hal ini penting agar kegiatan pijat bayi ibu efektif, menyenangkan dan tentunya memberikan manfaat positif bagi anda dan bayi. 1. Waktu pemijatan yang cukup baik adalah pada pagi hari sebelum aktivitas mandi dan pada malam hari sebelum tidur. Jangan menyambi dengan melakukan aktivitas lain ketika pemijat bayi, misalnya sambil menonton televise, memasak, atau aktivitas lainnya. Waktu yang dibutuhkan sekitar menit. 2. Siapkan ruangan yang hangat dan tidak terkena angin langsung. Jika angin yang masuk melalui jendela rumah anda cukup besar, sebaiknya tutup jendela. 3. Siapkan segala perlengkapan yang dibutuhkan selama proses pijat, seperti handuk, pakaian ganti, popok, dan minyak bayi. 4. Pastikan ibu membersihakan tangan dan tangan terasa hangat. Sebaiknya, lepaskan perhiasaan dan tidak memanjangkan kuku karena dapat menggores kulit bayi. 5. Bayi tidak dalam keadaan lapar atau baru saja makan. 6. Ibu tidak terganggu selama pemijatan berlangsung (sekitar 15 menit) 7. Bayi dibaringkan di tempat yang nyaman dan rata dengan alas kain yang lembut. Posisi ibu saat memijat bayi juga harus nyaman sehingga tidak menyebabkan masalah atau keluhan kesehatan pada ibu. 8. Pastikan selalu kontak mata dengan bayi ibu dengan pandangan penuh kasih sayang selama pemijatan berlangsung. Ajak bayi bicara, tersenyum atau bersenda gurau. Hal ini baik untuk memberikan stimulus yang maksimal.

22 9. Ibu dapat bernyayi atau memutarkan lagu slow dan lembut untuk membantu menciptakan suasana tenang selama pemijatan berlangsung. 10. Mulai dengan sentuhan ringan dan perlahan, lihat dan perhatikan respon bayi terhadap pijatan ibu. Tingkatkan tekanan pijatan secara perlahan sesuai dengan perkembangan usia dan khususnya apabila ibu sudah merasa yakin bahwa bayi mulai terbiasa dengan pijatan yang sedang dilakukan. 11. Tanggaplah pada isyarat yang diberikan bayi ibu. Jika bayi menagis, cobalah untuk menenagkannya sebelum melanjutkan pemijatan. Jika bayi menagis lebih keras, hentikan pemijatan karena mungkin bayi mengharapkan untuk digendong, disusui atau sudah mengantuk dan sangat ingin tidur. 12. Sebelum melakukan pemijatan, lumiri baby oil atau lotion ke tangan ibu sesering mungkin. 13. Sebaiknya pemijatan dilakukan dari kaki bayi karena umumnya bayi lebih menerima apabila dipijat pada daerah kaki. dengan demikian, akan memberi kesempatan kepada bayi untuk membiasakan pijat sebelum bagian lain dari badanya disentuh. 14. Mandikan segera setelah pemijatan berakhir agar bayi merasa segar dan bersih setelah dilumuri minyak bayi. 15. Berkonsultasilah dengan dokter atau tenaga kesehatan agar mendapat informasi lebih lanjut tentang pijat bayi. 16. Hindarkan mata bayi dari baby oil secara langsung.

23 7. Hal- hal Yang Boleh Dilakukan Berikut ini kondisi-kondisi yang tidak boleh ibu lakukan setelah melakukan pemijatan bayi : 1. Memijat bayi langsung setelah makan 2. Memijat bayi pada saat kondisi bayi tidak sehat 3. Memijat bayi pada saat tidak mau dipijat 4. Memaksakan posisi pijat tertentu pada bayi 5. Membangunkan bayi khusus untuk pemijatan 8. Hal Yang Harus Disiapkan Berikut ini persiapan-persiapan yang harus anda lakukan sebelum memulai melakukan pemijatan bayi. 1. Pastikan anda sudah mencuci tangan dengan bersih dan tangan sebaiknya terasa hangat. 2. Sebaiknya, kukuharus pendek dan anda melepaskan terlebih dahulu perhiasan yang dapat menyakiti kulit bayi. 3. Ruang untuk memijat sebaiknya hangat dan terhindar dari paparan angin secara langsung. 4. Bayi sudah selesai makan dan tidak dalam keadaan lapar 5. Secara khusus,anda menyediakan waktu untuk tidak ganggu kurang lebih menit untuk menyelesaikan seluruh tahapan pemijatan bayi. 6. Ibu dalam posisi yang nyaman dan tenang. 7. Baringkanlah bayi pada tempat dengan permukaan rata,lembut,hangat dan bersih.

24 8. Siapkanlah perlengkapan yang dibutuhkan seperti handuk,pakaian ganti,popok ganti, minyak bayi. 9. Tak ada salahnya anda meminta izin kepada bayi anda sebelum dilakukan pemijatan dengan cara membelai wajah dan kepalanya sambil mengajaknya berbicara atau bernyanyi lagu-lagu riang. 9. Efek Samping Pemijatan Pemijatan adalah teknik relaksasi yang lembut dan jarang menyebabkan efek samping. Namun bila pemijatan dilakukan terlalu dalam, dapat menyebabkan perdarahan pada organ vital seperti hati dengan adanya pembentukan penumpukan darah (Subakti, 2008) 10. Pedoman Pijat Bayi 1. Memulai Pemijatan Jika bayi ibu belum pernah dipijat sebelumnya, mungkin perlu waktu untuk membiasakannya. Cobalah lakukan 3 4 kali dalam sehari, sehingga bayi dan oang tuanya menjadi terbiasa dengan usapan-usapan. Ketika ibu yakin dan bayi merasa nyaman, maka hal ini dapat menjadi rutinitas, atau setidaknya coba memijat sekurangnya 3 kali dalam seminggu. Gunakan usapan lembut dan buatlah kontak mata dengannya selama pijat berlangsung. a. Belajar Rileks Bayi memahami ketegangan dan kegelisahan ibu, khususnya melalui kontak fisik. Ibu perlu meluangkan waktu untuk rileks sebelum memulai pemijatan. Hilangkan semua hal yang mengganggu atau sedang ibu pikirkan, agar ibu dapat memberikan perhatian penuh pada pijatan dan bayi ibu.

25 1. Satukan jari dan letakkan diatas perut. Pejamkan mata dan tarik nafas dalam-dalam, anda akan merasakan perut membesar. Tahan nafas untuk beberapa detik, kemudian keluarkan secara perlahan. 2. Putarlah bahu anda beberapa kali ke depan kemudian kebelakang. Ini mengurangi ketegangan dibagian punggung, bahu dan leher. Jabat tangan anda secara erat. b. Memilih Posisi Yang Tepat Pastikan anda merasa nyaman terlebih dahulu sebelum memulai pijatan. Pilihlah posisi yang tetap membuat punggung anda lurus, terutama ketika anda membungkuk kedepan. Jika anda memijat bayi anda dilantai, anda dapat memilih 3 posisi duduk berikut ini yang paling nyaman. 1) Lutut ditekuk Lutut diletakkan diatas lantai dan diatas handuk yang tersedia agar lebih nyaman, kemudian letakkan bantal pada bagian betis dibawah pantat dan duduk kembali. 2) Kaki saling menyilang Duduklah diatas bantal, dengan kedua kaki menyilang. Letakkan bayi ibu berhadapan langsung dengan anda. Bungkuk kedepan dan berilah beberapa usapan pijat dan periksa apakah ibu nyaman. 3) Kaki lurus kedepan Duduklah diatas bantal dengan kedua kaki lurus kedepan disebelah bayi ibu. Mungkin ibu butuh 2 bantal agar tetap bisa menahan punggung terutama ketika ibu menggapai bagian tubuh atas bayi. Sampaikan pesan positif pada bayi ibu dengan menatap penuh kasih disertai usapan lembut. 2. Bagian Depan Tubuh Bayi

26 Setelah ibu menghangatkan ruangan dan menyiapkan minyak serta handuk, lepaskan baju serta popok bayi ibu. Baringkan bayi ibu dihadapan ibu dan bersiap untuk memulai pijat bagian depan. Celupkan jari ibu kedalam minyak, kemudian gosokkan kedua tangan ibu bersamaan agar hangat. Setiap sesi pemijatan dimulai dengan menandai bagian tubuh mana yang akan dipijat oleh ibu. Perhatikan matanya, senyumnya dan ajaklah berbicara. Lanjutkan dengan melakukan kontak mata berbicara selama pemijatan ini untuk menenagkannya. a. Lengan dan Tangan 1) Usapan Sejajar Dibagian Dada Letakkan telapak tangan ibu dibagian perutnya dengan jari-jari menunjuk ke atas. Urutkan kedua tangan ke bagian atas dada terus ke bahu. Putarlah jari-jari ibu di atas bahu dan usap kearah luar memegang bagian atas lengan. 2) Usapan Sepanjang Tangan Usap lengan dan tangan, kemudian tariklah jari-jarinya. Pstikan kedua tangan ibu bekerja bersamaan. Terkadang bayi ibu tidak dapat meregangkan tangannya. Ketika ototnya rileks ibu dapat menambahkan tekanan usapan untuk menguatkan lengannya. Lakukan langkah satu dan dua sebanyak 3 sampai 4 atau sampai lengannya lurus sebentar. 3) Melenturkan Tangan Buatlah lingkaran dengan jari telunjuk dan ibu jari ibu memutar di lengan kanan bayi anda. Pada bayi yang lebih tua, letakkan tangan ibu pada bagian atas tangannya dan genggam seleruhnya. Tekan lembut dengan arah berlawanan. Pergunakan minyak secukupnya agar memudahkan jari atau tangan anda bergerak lembut diseluruh tangannya. Lakukan gerakan ini dan tariklah dengan lembut pada waktu bersamaan. Berhenti pada pergelangan dan tariklah tangannya dengan jari telunjuk dan ibu jari

27 tangan kiri ibu. Kemudian pindahkan kebagian kiri tangannya. Lakukan ini 2 kali pada setiap lengan. 4) Meregangkan Tangan Pegang telapak tangan bayi ibu menghadap keatas, usap telapak tangannya dari bagian dasar terus ke jari-jari ibu secara bergantian. Lakukan hal ini sekali lagi kemudian ulangi pada tangan satunya. Cara alternatif. jika sulit membuka tangan bayi, ibu dapat memegang pergelangan tangannya dengan telapak tangan ke bawah. Letakkan ibu jari di dekat pergelangan tangannya dan jari-jari yang lain di bawah telapak tangannya. Tekan ibu jari dan jari telunjuk ibu bersamaan dan bergerak menuju jari. 5) Menarik Jari-jari Peganglah Pergelangan Tangan Bayi dengan Telapak Tangan menghadap keatas, ibu dapat meletak ibu jari dan telunjuk secara bebas dibagian dasar jari-jarinya. Tariklah jarinya sampai ke ujung kuku dan remas dengan lembut. Tarik lembut jari satu kali dan ulangi pada tangan yang lainnya. b. Dada Bergerak melingkar puting susu. Letakkan dua jari pertama setiap tangan ibu dibagian tengah dadanya, yakni antara putingnya. Gerakan kedua jari kearah atas dada dan keluar puting, memutari puting kemudian kembali lagi ke posisi semula. Lakukan beberapa kali. c. Perut 1) Usapan Kebawah Perut

28 Letakkan salah satu tangan ibu secara horosontal di perut, tepat dibawah dada dan usap lembut ke bawah dasar perut. Ketika tangan yang satunya tidak bersentuhan dengan tubuh bayi ibu, maka segera letakkan satu tangan lainnya diatas perut sebagaimana sebelumnya dan usaplah kearah bawah. Ulangi gerakan ini beberapa kali, dengan posisi satu tangan yang lainnya selalu bersentuhan dengan bayi ibu. 2) Putaran Kecil Sekitar Pusar Letakkan dua jari pertama tangan ibu disebelah pusar. Tekan dengan lembut dan bergeraklah melingkar. Kurangi tekanan, dan usapkan jari-jari ibu disekitar pusar dengan ringan daan ulangi, sesuai arah jarum jam. Perlahan bergerak seperti spiral sampai pinggul sebelah kanan. 3) Lingkaran Besar Sekitar Perut Mulailah dipinggul kanan bagian dalam bayi, gerakkan jari-jari ibu keatas sampaai bagian rusuk sebelah kanan kemudian ketitik yang sama dipinggul kiri bagian dalam. Selanjutnya usapkan kebagian bawah perut dan kembali ke pinggul sebelah kanan, ulangi beberapa kali. d. Kaki dan Telapak Kaki 1) Usapan Bagian Atas Kaki Peganglah pergelangan kaki bayi dengan satu tangan, letakkan tangan yang lain sejajar dengan bagian atas pahanya, dengan jari-jari anda kebagian dalam. Putar tangan ibu ke arah luar, dan jari-jari ke bagian betis. Dengan demikian ibu memegang pahanya dengan ibu jari di bagian atas dan jari-jari dibawah. Bergeraklah kelangkah 2 2) Usapan Pada Bagian Bawah Kaki

29 Pijat bagian luar kaki sampai kepergelangan kaki. Tahan dan letakkan tangan ibu yang bebas ke posisi awal dan jari-jari menghadap ke bagian luar. Putarlah pergelangan tangan ibu ke dalam dan pijat bagian dalam betis dengan cara yang sama. Ulangi langkah 1 dan 2 beberapa kali pada setipa kaki. 3) Putaran Kaki Letakkan kedua tangan bersisian di betis bayi dan remaslah seluruhnya. Gunakanlah sedikit penekanan, putar lembut tangan dengan arah berlawanan. Bergeraklah kebagian bawah betis, dan tariklah lembut bersamaan. Berhentilah pada pergelangan kaki dan tariklah kakinya menggunakan ibu jari dan jari telunjuk ibu. Ulangi dua kali untuk setiap kaki. 4) Putaran Pada Bagian Telapak Kaki Peganglah pergelangan kaki bayi ibu dengan satu tangan, dengan lutut ditekuk dan jarijari kaki menghadap kebagian atas. Letakkan ibu jari ibu yang lain dibagian tengah telapak kakinya, dengan rumit. Tekan pelan dan buatlah gerakan melingkar. Ulangi usapan dari bagian tengah-tengah kaki sampai kedasar jari kaki. Lanjutkan 2 kali untuk setiap kaki. 5) Putaran Ujung Kaki Lanjutkan memegang kaki bayi dengan satu tangan ibu, lutut ditekuk dan jari kaki menghadap keatas. Letakkan ibu jari ibu di telapak kakinya tepat dibawah jari kelingking, dan jari telunjuk ibu diatas kakinya. Pijatlah dan buatlah gerakan kecil memutar pada

30 waktu bersamaan. Teruskan gerakan ini sampai ke tumitnya, kemudian lakukan usapan yang sama di sisi lainnya. Lakukan 2 kali untuk setiap kaki. 6) Usapan Pada Urat Achilles Peganglah betis bayi dengan salah satu tangan ibu, dengna lutut ditekuk. Letakkan ibu jari dan jari telunjuk tangan ibu pada kedua sisi tulang pergelangan kakinya. Usap meuju tumitnya, pijatlah dengan lembut. Lakukan sebanyak empat kali dan ulangi untuk kaki yang satunya. 7) Pijatan Bagian Atas Kaki Pegangalah pergelangan kaki dengan salah satu tangan ibu, pastikan lututnya ditekuk. Letakkan ibu jari ibu di bagian atas kakinya dekat pergelangan, dan jari telunjuk ibu di bagian bawah kakinya. Tekan perlahan, tariklah kakinya dan lepaskan dibagian jarinya. 8) Menarik Jari-jari Kaki Peganglah pergelangan kaki bayi ibu dengan salah satu tangan. Gunakan ibu jari dan jari telunjuk tangan ibu lainnya untuk memijat jarinya. Tarik seluruh jarinya sampai ujung kukunya. Lakukan pada setiap jari-jarinya, dan pada kaki yang satunya. e. Usapan Akhir Tubuh Bagian Depan Usaplah seluruh tubuhnya. Letakkan tangan kanan ibu dibahu sebelah kanannya. Gunakanlah seluruh tangan ibu, usaplah secara diagonal bagian dada dan perut bayi anda sampai bagian kiri pinggulnya. Lanjutkan usapan kebawah kaki kiri hingga pergelangan kaki. Jangan lepaskan pegangan kaki sampai ibu letakkan tangan kiri ke bahu kirinya. Sekarang lakukan usapan dengan arah berlawanan secara diagonal ke bawah sampai pergelangan kaki kanan.

31 Lakukan dua kali. Pastikan usapan ibu cukup kuat dan salah satu tangan ibu selalu bersentuhan dengan bayi ibu. 3. Bagian Belakang Tubuh Bayi Pada pijat bayi ini, posisi bayi ibu berbaring pada perutnya dengan kakinya dekat pada ibu. Jika dia bisa tidur pada punggung atau menyamping, dia tidak suka berbaring pada perutnya, tapi coba dan dorong dia dimana dapat membantu perkembangan motorik kasarnya. Memijat punggungnya menjadi cara menyenangkan yang mengakrabkan dia dengan posisi ini. Awalnya, dia hanya bertoleransi dengan peregangan sesaat diatas perutnya, jadi lakukan secara rutin sebanyak yang diijinkannya dan tingkatkan perlahan. Meskipun dia tidak bisa menatap ibu, bicara padanya dan buat suara untuk menenangkan selagi ibu memijat. a. Punggung 1) Pijat Meluncur ke Bawah di Punggung. Taruh satu tangan secara horizontal di bagian atas punggung bayi ibu, tepat dibawah lehernya, dan pijat menuju ibu. Angkat tangan ibu saat mencapai pantatnya, tapi sebelumnya, taruh tangan ibu yang lain di posisi awal. Pijat ke bawah seperti sebelumnya. Ulangi pijatan ini beberapa kali. 2) Memijat Bahu Taruh satu tangan di setipa sisi bahu dan pijat sepanjang bahu menuju lengan, gunakan seluruh permukaan tangan ibu, Ulangi beberapa kali. 3) Lingkaran Kecil ke Bawah di Tulang Belakang Letakkan ibu jari ibu, tepat dibawah leher. Buat gerakan melingkar kecil dengan ibu jari sambil bergerak turun di punggung menuju pantatnya. Yakinkan ibu jari ibu di setiap sisi tulang punggung, dan tidak di atas tulang punggungnya.

32 4) Menarik Sisi Tubuh Taruh tangan ibu secara horizontal melintang di punggung bayi. Silangkan lengan ibu dan luncurkan tangan kanan ibu ke sisi kirinya dan tangan kiri ibu ke sisi kanannya. Bawa tangan ibu kembali ke posisi awal secara simultan, tarik daging di sisi torsonya pelan menuju tulang punggungnya dengan jari-jari ibu. Buat gerakan horizontal ini beberapa kali, sambil gerakan tangan ibu ke atas ke bawah punggungnya, sehingga ibu dapat memijat pinggir sepanjang torsonya. 5) Usapan Besar Menyilang Punggung dan Bahu. Taruh tangan anda berdampingan di punggung bayi, dengan tangan kanan dekat kepalanya. Tangan kiri tetap ditempatnya, gerakkan tangan kanan ibu ke bagian kanan bayi ibu, kemudian secara diagonal ke atas dan melalui bahu kiri. Kemudian luncurkan tangan ke pinggul kanannya. Kini gerakkan tangan kiri menuju bagian kirinya, kemudian secara diagonal menuju ke atas dan melewati bahu kanannya, dan turun ke pinggul kiri. Letakkan tangan ibu di pisisi awal dan kemudian mengusap beberapa kali. 6) Memijat Bagian Dasar Tulang Punggung Letakkan tepi bawah tangan di lekukan tepat di atas pantat bayi ibu, di dasar tulang punggungnya. Putar searah jarum jam dan tekan lembut beberapa kali. 7) Pantat Letakkan bagian bawah dari setiap tangan ke dasar setiap bagian pantat, Putarkan tangan ibu secara simultan beberapa kali, tangan kanan searah jarum jam, tangan kiri berlawanan arah jarum jam. Gerakkan tangan ibu sedikit sekitar pantat saat tangan ibu memutar. 8) Kaki

33 Pijat meluncur turun di kaki. Setelah ibu selesai menggosok pantat, gerakkan satu tangan turun ke kaki menuju mata kaki dalam usapan yang tegas, menyapu. Saat ibu mencapai mata kaki, mulai mengusap kaki lain menggunakan tangan ibu yang lain. Satu tangan sebaiknya selalu bayi ibu. Ulangi beberapa kali. 9) Usapan Akhir Tubuh Bagian Belakang Usap meluncur kebawah tubuh. Taruh tangan kiri pada bahu bayi sebelah kanan, usap secara diagonal ke bawah punggung, melewati pantat sebelah kiri, dan turun dari kaki kri ke ujung kaki. Saat ibu mencapai ujung kaki, taruh tangan kanan dibahu kiri bayi dan usap secara diagonal turun dari tubuh ke ujung kaki kanan. Ulangi dua kali, tanpa kehilangan kontak sentuhan dengan bayi ibu. 4. Kepala dan Wajah Awalnya bayi cenderung menolak pijatan kepala dan wajah, khususnya selama mingguminggu pertama kelahiran, dan bila proses kelahirannya memakan waktu lama dan menimbulkan trauma. Cobalah memijat bagian ini tiga hingga empat hari berturut-turut. Bila bayi ibu tampak tidak senang atau menangis, letakkan kedua tangan diatas kepalanya untuk menenangkannya, kemudian pijat bagian tubuhnya yang lain. Lakukan hal ini tiap kali ibu memijatnya sampai ia siap untuk pijatan kepala. Saat bayi telah terbiasa dengan pijatan inin, mereka cenderung sangat menikmati, bahakan saat mereka beranjak besar. Untuk pijatan bagian ini, rebahkan bayi ibu terlentang dengan kedua kakinya merapat pada ibu. Usap perlahan dengan atau tanpa minyak. a. Kepala 1) Mengusap Kepala Telungkupkan kedua tangan ibu mengelilingi kepala bayi Anda dengan jari telunjuknya pada tepi rambutnya. Gerakkan tangan ibu secara stimultan, usap ke belakang melampaui

34 puncak kepalanya hingga mencapai bagian bawah tengkorak kepalanya. Lanjutkan ke langkah 2. 2) Memijat Rahang Buka tangan ibu dan letakkan pada kedua sisi wajahnya. Usapkan sepanjang garis rahangnya dengan jemari ibu hingga bertemu dibagian dagu. Ulangi langkah 1 dan 2 beberapa kali. b. Wajah 1) Meregangkan Dahi Letakkan kedua ibu jari ibu di tengah dahi bayi ibu, tepat dibawah garis rambut. Usapkan masing-masing ibu jari ke arah luar secara lurus hingga tepi wajah. Terus ulangi ke bawah dahi, seakan ibu sedang menggambar rangkaian garis lurus dengan kedua ibu jari. 2) Memijat Pelipis Pada sentuhan akhir melintas dahi letakkan kedua ibu jari ibu di bagian tengah, tepat di atas alis, dan luncurkan masing-masing ibu jari ke arah pelipis bayi ibu perlahan, namun kuat. Sekarang buatlah beberapa gerakkan kecil melingkar pada pelipis. 3) Memijat Tulang Pipi Atas Letakkan kedua ibu jari ibu di tepi hidungnya. Dalam satu usapan ringan, gerakkan masing-masing ibu jari secara stimultan ke bawah dan keluar, sepanjang bagian atas tulang pipi ke samping wajah. 4) Mengusap Tulang Pipi Bawah. Letakkan ibu jari ibu di tepi hidungnya lagi, lalu perlahan turun dari posisi ini buat gerakan menyapu tunggal dengan setiap ibu jari di sepanjang tulang pipi bagian bawah dan luar ke sisi wajahnya.

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI Komponen Ya Dilakukan Tidak Pengertian Gerakan/sentuhan yang diberikan pada bayi setiap hari selama 15 menit, untuk memacu sistem sirkulasi bayi dan denyut

Lebih terperinci

PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK. ppkc

PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK. ppkc PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK ppkc Terapi Sentuh (Touch Therapy) Metode sentuh untuk sehat adalah pendekatan atau terobosan baru dalam pemeliharaan kesehatan. Metode inipun bisa digabungkan dengan

Lebih terperinci

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) :

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) : KONSEP PERILAKU A. Pengertian Perilaku Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maka memperoleh pengetahuan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maka memperoleh pengetahuan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut digilib.uns.ac.id BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian penyuluhan a. Penyuluhan kesehatan adalah usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Berdasarkan pengalaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Berdasarkan pengalaman 16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan (Knowledge) 1. Definisi Pengetahuan (knowledge) Pengetahuan (knowledge). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang, sampai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang, sampai dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perilaku Kesehatan Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang, sampai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang, sampai dengan 2.1. Perilaku Kesehatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis

Lebih terperinci

Nah, bagi Anda yang ingin mengintip, seperti apa sih pijat bayi itu, berikut kami beberkan langkah-langkahnya, disertai dengan gambar.

Nah, bagi Anda yang ingin mengintip, seperti apa sih pijat bayi itu, berikut kami beberkan langkah-langkahnya, disertai dengan gambar. Pijat bayi sebenarnya tidak hanya bermanfaat untuk fisik si kecil, tetapi juga bisa menjadi sarana dimana Anda dan bayi Anda bisa berduaan dalam suasana rileks dan menyenangkan. Bahkan, bagi para ibu baru

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Pada hakikatnya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Pada hakikatnya BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Perilaku Dilihat dari aspek biologisnya, perilaku merupakan sesuatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Pada hakikatnya kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), tujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), tujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ANC (Antenatal Care) 1. Pengertian ANC Antenatal care adalah perawatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), Antenatal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengetahui dengan objek yang diketahui. Namun dalam pertemuan ini subjek tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengetahui dengan objek yang diketahui. Namun dalam pertemuan ini subjek tidak BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan bukanlah hanya sekedar pertemuan antara subjek yang mengetahui dengan objek yang diketahui, tetapi pengetahuan adalah persatuan antara subjek

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengertian Pijat Bayi Pijat bayi adalah pemijatan lembut pada tubuh bayi yang bermanfaat untuk meningkatkan fungsi mtrik pada bayi, mengurangi masalah tidur serta memberikan pengalaman

Lebih terperinci

MODUL. Disampaikan dalam Pelatihan Pijat Bayi di Cibiru Bandung Sabtu, 3 November Disusun Oleh : Windy Rakhmawati, S.Kp, M.Kep.

MODUL. Disampaikan dalam Pelatihan Pijat Bayi di Cibiru Bandung Sabtu, 3 November Disusun Oleh : Windy Rakhmawati, S.Kp, M.Kep. MODUL PIJAT BAYI Disampaikan dalam Pelatihan Pijat Bayi di Cibiru Bandung Sabtu, 3 November 2007 Disusun Oleh : Windy Rakhmawati, S.Kp, M.Kep. FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJADJARAN TAHUN 2007

Lebih terperinci

Lampiran 1. Catatan Observasi. CATATAN OBSERVASI II Nama Bayi :... Nama Orang tua :... Lama terbangun. No. Observasi

Lampiran 1. Catatan Observasi. CATATAN OBSERVASI II Nama Bayi :... Nama Orang tua :... Lama terbangun. No. Observasi LAMPIRAN 75 76 Lampiran 1. Catatan Observasi CATATAN OBSERVASI II Nama Bayi :... Nama Orang tua :... No. Observasi Umur L/P Jumlah jam Tidur dalam 24 jam Berapa Kali terbangun dalam 1 x tidur malam hari

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. payudara, sebenarnya dapat diketahui secara cepat dengan pemeriksaan sendiri.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. payudara, sebenarnya dapat diketahui secara cepat dengan pemeriksaan sendiri. 25 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. SADARI 2.1.1. Defenisi SADARI Pemeriksaan payudara sendiri atau sering disebut dengan SADARI adalah suatu cara yang efektif untuk mendeteksi sedini mungkin timbulnya benjolan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Sebagian besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Sebagian besar BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan (Knowledge) 1. Definisi Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan (Knowledge). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persepsi merupakan proses akhir dari pengamatan. yang diawali oleh penginderaan, yaitu proses diterimanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persepsi merupakan proses akhir dari pengamatan. yang diawali oleh penginderaan, yaitu proses diterimanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persepsi merupakan proses akhir dari pengamatan yang diawali oleh penginderaan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh alat indera, kemudian individu ada perhatian,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. ke dalam jiwa sehingga tidak ada keraguan terhadapnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. ke dalam jiwa sehingga tidak ada keraguan terhadapnya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan terjadinya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan terjadinya BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. KEHAMILAN RISIKO TINGGI 2.1.1 Defenisi Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar terhadap ibu maupun janin

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan (Knowledge) 2.1.1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Lebih terperinci

PLAN OF ACTION (Oktober 2016-Juli2017) Mengetahui, Malang, 2 Oktober 2016

PLAN OF ACTION (Oktober 2016-Juli2017) Mengetahui, Malang, 2 Oktober 2016 Lampiran 1 Nama : Agung Prasetio NIM : 1401100116 No. Kegiatan Penelitian I II III Tahap Persiapan a. Penentuan Judul b. Mencari Literatur c. Penyusunan Proposal d. Konsultasi Proposal e. Perbaikan Proposal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk

BAB II TINJAUAN TEORITIS. berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Perilaku Perilaku adalah suatu aksi reaksi organisme terhadap lingkungannya. Hal ini berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prakti prientasi pasien baru 1. Pengertian Orientasi Orientasi adalah melihat atau meninjau supaya kenal atau tahu (Purwadarminta, 1999). Dalam konteks keperawatan orientasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sepenuhnya mampu mengatasi setiap masalah kesehatan, terlebih dengan. semakin beranekaragamnya penyakit dan faktor-faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. sepenuhnya mampu mengatasi setiap masalah kesehatan, terlebih dengan. semakin beranekaragamnya penyakit dan faktor-faktor yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Patut diakui bahwa teknologi kedokteran yang ada saat ini belum sepenuhnya mampu mengatasi setiap masalah kesehatan, terlebih dengan semakin beranekaragamnya penyakit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian sangat dibutuhkan karena bertujuan untuk memecahkan suatu masalah yang diteliti tersebut, agar apa yang diharapkan dapat tercapai. Metode yang digunakan dalam

Lebih terperinci

5. Sintesis (synthesis), merupakan kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

5. Sintesis (synthesis), merupakan kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. A. Pengertian Perilaku Menurut Notoatmodjo (2007) perilaku manusia adalah semua tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas, baik yang dapat diamati langsung,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Imunisasi 2.1.1. Pengertian Imunisasi Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. prematur atau berat badan lahir rendah adalah : b. Faktor kehamilan : (1) Hamil dengan hidramnion ; (2) Hamil ganda;

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. prematur atau berat badan lahir rendah adalah : b. Faktor kehamilan : (1) Hamil dengan hidramnion ; (2) Hamil ganda; BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bayi Prematur 1. Pengertian Bayi Prematur Bayi prematur adalah bayi yang dilahirkan dalam usia gestasi kurang dari 37 minggu (PERINASIA, 2003, hlm. 2). 2. Etiologi Faktor-faktor

Lebih terperinci

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Kekuatan otot adalah tenaga, gaya, atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Otot-otot tubuh

Lebih terperinci

Konsep Perilaku dan Perilaku Kesehatan. Drg. Novitasari RA,MPH

Konsep Perilaku dan Perilaku Kesehatan. Drg. Novitasari RA,MPH Konsep Perilaku dan Perilaku Kesehatan Drg. Novitasari RA,MPH Pendahuluan Aspek Biologis Batasan Perilaku (Behavior) S-O-R Situmulus-Organisme-Respons Dua Jenis Respons (Skiner, 1938) 1. Respondent Respons

Lebih terperinci

Angkat kedua dumbbell ke depan dengan memutar pergelangan tangan (twist) hingga bertemu satu sama lain.

Angkat kedua dumbbell ke depan dengan memutar pergelangan tangan (twist) hingga bertemu satu sama lain. DADA 1. Breast Twist Fly 1. Posisikan tubuh bersandar incline pada bench dengan kedua tangan terbuka lebar memegang dumbbell. Busungkan dada untuk gerakan yang optimal. Angkat kedua dumbbell ke depan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Perilaku 2.1.1. Batasan Perilaku Menurut Notoatmodjo (2003) perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat

Lebih terperinci

Berbagai Teori Tentang Sikap dan Perilaku Menurut Beberapa Referensi

Berbagai Teori Tentang Sikap dan Perilaku Menurut Beberapa Referensi Berbagai Teori Tentang Sikap dan Perilaku Menurut Beberapa Referensi Pengertian perilaku Menurut Green dan Kreuter (2000), perilaku merupakan hasil dari seluruh pengalaman serta interaksi manusia dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Untuk Menyusui Tinjauan tentang menyusui meliputi definisi menyusui, manfaat menyusui, karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. 2.1.1 Definisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan hal ini terjadi setelah orang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan hal ini terjadi setelah orang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan hal ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera

Lebih terperinci

Cara Mudah Mengencangkan. dan Memperindah Payudara

Cara Mudah Mengencangkan. dan Memperindah Payudara Cara Mudah Mengencangkan dan Memperindah Payudara Banyak wanita yang merasa minder apabila payudaranya kecil dan mundur atau mengendur. Tetapi, banyak juga yang tidak terlalu peduli dengan organ tubuhnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. data atau informasi indikator-indikator perilaku dapat melalui beberapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. data atau informasi indikator-indikator perilaku dapat melalui beberapa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Perilaku Perilaku merupakan respon dari makhluk hidup terhadap suatu rangsangan yang bisa diamati secara langsung atau tidak langsung, (Notoatmodjo, 2007).

Lebih terperinci

LAMPIRAN SUKHASANA SHAVASANA

LAMPIRAN SUKHASANA SHAVASANA 55 LAMPIRAN TEKNIK PELAKSANAAN LATIHAN HATHA YOGA PERSIAPAN LATIHAN Partisipan menggunakan pakaian yang bersih dan longgar. Partisipan tidak memakai alas kaki selama latihan. Karena latihan yoga harus

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saat lahir kurang dari gram. Salah satu perawatan BBLR yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saat lahir kurang dari gram. Salah satu perawatan BBLR yang BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perawatan BBLR Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu komplikasi pada bayi yang bila tidak ditangani secara benar dapat menyebabkan kematian. Bayi berat lahir rendah

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN LAMPIRAN 1. SURAT IJIN PENELITIAN LAMPIRAN 2. SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN LAMPIRAN 3 KUESIONER PENELITIAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PETANI PEMETIK KOPI DI DUSUN BANUA TAHUN 2015 Karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan sangat erat dengan kehamilan dan proses kelahiran manusia. menakutkan, tanpa sentuhan-sentuhan yang nyaman dan aman di

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan sangat erat dengan kehamilan dan proses kelahiran manusia. menakutkan, tanpa sentuhan-sentuhan yang nyaman dan aman di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pijat bayi adalah terapi tertua yang dikenal manusia dan yang paling populer, yang juga merupakan seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang dipraktekkan sejak

Lebih terperinci

Measurement I. DIGIT SPAN (Before Treatment)

Measurement I. DIGIT SPAN (Before Treatment) Measurement I DIGIT SPAN (Before Treatment) ( Forward (F) Digit ) Series Trial I Trial II --2-9- ---9-2-- -2---1 ---- -1-9--- -9-2--- -9-1---2- -1--9--- --1-9-2--- --2-9--1-- 9 2-----2--- -1--9--2--- (

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, pengetahuan terjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Imunisasi Dasar Tubuh manusia pada dasarnya mampu melawan zat asing (Bakteri, Virus, Racun dan sebagainya) dengan mengaktifkan sistim kekebalan yang ada

Lebih terperinci

Penyusun: Dr. Danu Hoedaya & Dr. Nitya Wismaningsih [ Tim Psikologi Pelatda PON XVI Jawa Barat ]

Penyusun: Dr. Danu Hoedaya & Dr. Nitya Wismaningsih [ Tim Psikologi Pelatda PON XVI Jawa Barat ] Paket Latihan Mental Khusus Pelatda PON XVI Jawa Barat Penyusun: Dr. Danu Hoedaya & Dr. Nitya Wismaningsih [ Tim Psikologi Pelatda PON XVI Jawa Barat ] Komite Olahraga Nasional Indonesia - Jawa Barat Bandung,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1. Definisi Pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindaraan terjadi melalui

Lebih terperinci

memang terdapat bentuk-bentuk perilaku instinktif (species-specific behavior) yang didasari

memang terdapat bentuk-bentuk perilaku instinktif (species-specific behavior) yang didasari TUGAS PILIH SATU PERTANYAAN DIBAWAH INI DAN JAWAB SECARA RINCI JAWABAN HARUS 2 SPASI SEBANYAK 2000 KATA 1. Langkah awal dalam melakukan perubahan peri laku terkait gizi adalah membangkitkan motivasi. Bagaimana

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde Munin

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde Munin BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. POSYANDU 2.1.1. Defenisi Posyandu Posyandu merupakan strategi jangka panjang pemerintah untuk menurunkan angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde

Lebih terperinci

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PELAKSANAAN PIJAT BAYI DI DUSUN PAPAHAN KELURAHAN PAPAHAN KECAMATAN TASIKMADU

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PELAKSANAAN PIJAT BAYI DI DUSUN PAPAHAN KELURAHAN PAPAHAN KECAMATAN TASIKMADU FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PELAKSANAAN PIJAT BAYI DI DUSUN PAPAHAN KELURAHAN PAPAHAN KECAMATAN TASIKMADU Luluk Nur Fakhidah Dosen AKBID Mitra Husada Karanganyar Jl Achmad Yani No.167. Papahan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kehamilan Kehamilan adalah satu dari tiga periode dalam kehidupan wanita saat mengalami perubahan hormonal yang penting. Periode pertama adalah menarche yaitu masa pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Asuh 1. Pengertian Pola asuh orang tua adalah sikap atau perilaku orang tua dalam berinteraksi dengan anak-anaknya. Perilaku yang bersifat relatif dan konsisten dari waktu

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pola Asuh Keluarga 1.1. Pengertian Pola Asuh Keluarga. Pola asuh merupakan pola perilaku orangtua yang paling dominan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pola Asuh Keluarga 1.1. Pengertian Pola Asuh Keluarga. Pola asuh merupakan pola perilaku orangtua yang paling dominan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Pola Asuh Keluarga 1.1. Pengertian Pola Asuh Keluarga Pola asuh merupakan pola perilaku orangtua yang paling dominan dalam menangani anaknya sehari-hari. Pengasuhan anak adalah

Lebih terperinci

SENAM REFLEKSI TAHAP PELEBURAN (terdiri dari tujuh gerakan)

SENAM REFLEKSI TAHAP PELEBURAN (terdiri dari tujuh gerakan) SENAM REFLEKSI Senam refleksi dilakukan dengan menggabungkan gerakan tubuh dan teknik pengaturan pernapasan. Tujuannya adalah memperbaiki fungsi-fungsi otot-otot yang berhubungan dengan alat-alat/organ

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 1. Defenisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Susu Ibu (ASI) 1. Pengertian ASI Air susu Ibu (ASI) mengandung semua bahan yang diperlukan bayi, mudah dicerna, memberi perlindungan terhadap infeksi, selalu segar, bersih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Pengobatan Sendiri (Swamedikasi) Pengobatan sendiri adalah penggunaan obat oleh masyarakat dengan tujuan mengobati penyakit atau gejala sakit tanpa menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyakit Ginjal Kronik Penyakit ginjal kronik adalah kerusakan struktur dan penurunan fungsi ginjal yang bisa berdampak pada ketidakmampuan ginjal untuk mempertahankan keseimbangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penerapan Toilet Training 1. Pengertian Toilet Training Toilet training atau latihan berkemih dan defekasi adalah salah satu tugas perkembangan anak usia toddler (1-3 tahun).

Lebih terperinci

Untuk mengurangi dan mencegah timbulnya gejala-gejala yang mengganggu selama kehamilan berlangsung, seperti : sakit pinggang, bengkak kaki dll

Untuk mengurangi dan mencegah timbulnya gejala-gejala yang mengganggu selama kehamilan berlangsung, seperti : sakit pinggang, bengkak kaki dll NAMA PEKERJAAN MATA KULIAH : Senam Hamil : ASKEB I (Kehamilan) UNIT : Antenatal Care REFERENSI : Dikes Prop. Sumatera Barat-JICA, 2003, Pedoman Kelas Ibu. Dikes Prop. Sumareta Barat-JICA, Padang Dikes

Lebih terperinci

Senam Hamil. Pengertian Senam Hamil

Senam Hamil. Pengertian Senam Hamil Senam Hamil Pengertian Senam Hamil Senam ibu hamil adalah jenis olahraga yang ringan untuk ibu hamil, olahraga ini bisa dilakukan untuk ibu hamil yang usia kandungannya di atas 6 bulan. Usia kandungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilaku terdiri dari Persepsi (perception), Respon terpimpin. (Guided Respons), Mekanisme (mekanisme), Adaptasi (adaptation)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilaku terdiri dari Persepsi (perception), Respon terpimpin. (Guided Respons), Mekanisme (mekanisme), Adaptasi (adaptation) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Perawatan Pada Penderita Hipertensi 1. Perilaku (Practice) Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas manusia, baik dapat diamati secara langsung maupun tidak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori 1. Konsep Mobilisasi a. Pengertian Mobilisasi Mobilisasi adalah jalan untuk melatih hampir semua otot tubuh dan meningkatkan fleksibilitas sendi ( Rasjad, 1998 ).

Lebih terperinci

LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti

LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti TUJUAN MODUL Setelah mempelajari modul ini, diharapkan peserta dapat: 1. Memahami konsep dukungan latihan fisik untuk asuhan

Lebih terperinci

LAMPIRAN-LAMPIRAN 69

LAMPIRAN-LAMPIRAN 69 LAMPIRAN-LAMPIRAN 69 Lampiran 1 FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Pengaruh Senam Otak terhadap Peningkatan Daya Ingat Lansia di Panti Werdha Karya Kasih Mongonsidi Medan Oleh Paula Angelina

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA Pendahuluan Usia lanjut atau lanjut usia bukanlah merupakan suatu penyakit, meskipun hal tersebut dapat menimbulkan masalah sosial. Di beberapa negara, terutama

Lebih terperinci

PERILAKU PIJAT BAYI BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA

PERILAKU PIJAT BAYI BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA PERILAKU PIJAT BAYI BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA Dadang Kusbiantoro.......ABSTRAK....... Pijat bayi menjadi penyelesaian masalah dari setiap ibu yang mempunyai bayi. Pijat bayi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. konsumen/pasien. Pengambilan keputusan konsumen (consumer decision making)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. konsumen/pasien. Pengambilan keputusan konsumen (consumer decision making) BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kunjungan Kembali Kunjungan kembali pasien merupakan pengambilan keputusan oleh konsumen/pasien. Pengambilan keputusan konsumen (consumer decision making) adalah proses pengintegrasian

Lebih terperinci

berhubungan dengan kesehatan diklasifikasikan sebagai berikut :

berhubungan dengan kesehatan diklasifikasikan sebagai berikut : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Perilaku Menurut Lewit (1993), perilaku merupakan hasil pengalaman dan proses interaksi dengan lingkungannya, yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Perilaku Kesehatan 2.1.1. Batasan Perilaku Menurut Notoatmodjo (2005) perilaku dapat ditafsirkan sebagai kegiatan atau aktivitas organisme atau makhluk hidup yang bersangkutan.

Lebih terperinci

BABY WRAP TUTORIAL Content:

BABY WRAP TUTORIAL Content: BABY WRAP TUTORIAL Content: Ikatan Dasar (Basic Wrap) Gendongan Bayi Pelukan (Hug Hold) Gendongan Bayi Hadap Depan (Facing Out Position) Gendongan Bayi Baru Lahir (Newborn Hold) Gendongan Bayi Kangguru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka dampaknya adalah lost generation. Fisioterapi sangat besar perannya dalam

BAB I PENDAHULUAN. maka dampaknya adalah lost generation. Fisioterapi sangat besar perannya dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayi gizi kurang merupakan suatu ancaman bagi generasi yang akan datang. Masa bayi ini merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Jika pada masa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari Persepsi (perception), Respon terpimpin (Guided Respons),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari Persepsi (perception), Respon terpimpin (Guided Respons), BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku 1. Pengertian perilaku Semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik dapat diamati secara langsung maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar. Dimana perilaku terdiri

Lebih terperinci

TEKNIK PENDAMPING AWAS

TEKNIK PENDAMPING AWAS TEKNIK PENDAMPING AWAS Oleh: Djadja Rahardja JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA A. TUJUAN Setelah menyelesaikan Unit 1 ini, anda diharapkan dapat: 1.

Lebih terperinci

PENGURUTAN (MASSAGE)

PENGURUTAN (MASSAGE) PENGURUTAN (MASSAGE) Massage merupakan salah satu cara perawatan tubuh paling tua dan paling bermanfaat dalam perawatan fisik (badan) Massage mengarahkan penerapan manipulasi (penanganan) perawatan dari

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Definisi Pengetahuan Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2002), disebutkan bahwa istilah pengetahuan berasal dari kata dasar tahu yaitu paham, maklum, mengerti.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu dan pengalaman seseorang dalam melakukan penginderaan terhadap suatu rangsangan tertentu. Pengetahuan atau kognitif

Lebih terperinci

BAB VIII RENANG. 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

BAB VIII RENANG. 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK BAB VIII RENANG 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Olahraga renang merupakan alat pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, juga merupakan upaya mempelajari manusia bergerak. Pilih salah satu gaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Purwanto (1999), perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Purwanto (1999), perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori dan Konsep Terkait 1. Praktek Perawatan Payudara Menurut Purwanto (1999), perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia yang mempunyai bentangan yang sangat luas

Lebih terperinci

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Saya yang bernama Khairul Bariah / adalah mahaiswi D-IV Bidan

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Saya yang bernama Khairul Bariah / adalah mahaiswi D-IV Bidan Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Saya yang bernama Khairul Bariah / 095102019 adalah mahaiswi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang

Lebih terperinci

Adalah mahasiswa S-1 Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas. Muhammadiyah Surakarta, akan melakukan penelitian dengan judul Perbedaan

Adalah mahasiswa S-1 Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas. Muhammadiyah Surakarta, akan melakukan penelitian dengan judul Perbedaan Lampiran 1. Surakarta, Oktober 2011 Kepada Yth: Responden penelitian Di tempat Dengan hormat Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Lestari Gudawati NIM : J 210070044 Adalah mahasiswa S-1 Keperawatan

Lebih terperinci

SENAM HAMIL BANTU MELAHIRKAN TANPA KECEMASAN Oleh : Sulastri, S.Kep., Ns. Dosen Akper PKU Muhammadiyah Surakarta. Abstrak :

SENAM HAMIL BANTU MELAHIRKAN TANPA KECEMASAN Oleh : Sulastri, S.Kep., Ns. Dosen Akper PKU Muhammadiyah Surakarta. Abstrak : SENAM HAMIL BANTU MELAHIRKAN TANPA KECEMASAN Oleh : Sulastri, S.Kep., Ns. Dosen Akper PKU Muhammadiyah Surakarta Abstrak : Saat ini, wanita yang tengah hamil tidak menjadi halangan untuk tetap berolahraga

Lebih terperinci

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG REMATIK PADA LANSIA. TIM PENGABMAS Yenni, M.kep, Ns, Sp, Kep kom. Ns. Emira Apriyeni, S.

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG REMATIK PADA LANSIA. TIM PENGABMAS Yenni, M.kep, Ns, Sp, Kep kom. Ns. Emira Apriyeni, S. LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG REMATIK PADA LANSIA KETUA: TIM PENGABMAS Yenni, M.kep, Ns, Sp, Kep kom Ns. Emira Apriyeni, S.kep PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

Sunday, January 20, Totok atau Pijat Wajah Untuk Kesehatan. Totok atau Pijat Wajah Untuk Kesehatan

Sunday, January 20, Totok atau Pijat Wajah Untuk Kesehatan. Totok atau Pijat Wajah Untuk Kesehatan Sunday, January 20, 2013 Totok atau Pijat Wajah Untuk Kesehatan Totok atau Pijat Wajah Untuk Kesehatan Tubuh sehat merupakan aset yang tak ternilai. Beragam cara akan kita tempuh demi mendapatkan tubuh

Lebih terperinci

Tindakan keperawatan (Implementasi)

Tindakan keperawatan (Implementasi) LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN No. Dx Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Hari/ Pukul tanggal 1 Senin / 02-06- 14.45 15.00 15.25 15.55 16.00 17.00 Tindakan keperawatan (Implementasi) Mengkaji kemampuan

Lebih terperinci

Latihan Olah Nafas Zhen Qi

Latihan Olah Nafas Zhen Qi Latihan Olah Nafas Zhen Qi Meditasi adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar untuk memusatkan banyak titik perhatian ke satu titik perhatian. Salah satu teknik meditasi yang terkait dengan olah

Lebih terperinci

Metode Observasi & Wawancara

Metode Observasi & Wawancara Modul ke: Metode Observasi & Wawancara Ilmu Pernyataan Pernyataan Tubuh Bagian Atas (Wajah) Pernyataan Badan dan Anggota Badan Fakultas PSIKOLOGI Muhammad Ramadhan, M.Psi, Psikolog. Program Studi Psikologi

Lebih terperinci

AKTIVITAS / MOBILISASI PIMPINAN MENERAN DUKUNGAN MENTAL

AKTIVITAS / MOBILISASI PIMPINAN MENERAN DUKUNGAN MENTAL Kelompok 3 : 1. Asti salin (14001) 2. Intan kusumajati (14012) 3. Magdalena (14015) 4. Nawangsari (14020) 5. Nia rifni (14021) 6. Niken Ayu (14022) 7. Pascalia (14023) 8. Ratna A (14024) 9. Siska R (14025)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Defenisi Perilaku Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Defenisi Perilaku Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku 2.1.1 Defenisi Perilaku Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Ensiklopedi Amerika mengartikan perilaku sebagai suatu aksireaksi organism terhadap lingkungannya. Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1. Definisi. Pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku sehat. untuk meningkatkan atau mempertahankan kondisi kesehatan mereka (Taylor,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku sehat. untuk meningkatkan atau mempertahankan kondisi kesehatan mereka (Taylor, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku sehat 1. Pengertian Perilaku sehat Perilaku sehat sebagai usaha atau tindakan yang dilakukan individu untuk meningkatkan atau mempertahankan kondisi kesehatan mereka

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka. respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).

BAB II. Tinjauan Pustaka. respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Konsep Perilaku 2.1.1 Pengertian Perilaku menurut Skinner (1938) seorang ahli psikologi adalah respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGETAHUAN 1. Defenisi Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya).

Lebih terperinci

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani Gerak Berirama Gerak berirama disebut juga gerak ritmik. Gerak ini dilakukan dalam gerakan dasar di tempat. Contoh dari gerakan yang berirama adalah gerak jalan, menekuk, mengayun, dan sebagainya. Ayo

Lebih terperinci

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG SOP SENAM HAMIL

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG SOP SENAM HAMIL Versi : 1 Tgl : 17 maret 2014 1. Pengertian Senam Hamil adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu hamil, secara fisik maupun mental, untuk menghadapi persalinan yang cepat, aman dan spontan.

Lebih terperinci

Lampiran 1. PLAN OF ACTION (Oktober 2016 Juni 2017) Nama : Dita Erline Kurnia NIM :

Lampiran 1. PLAN OF ACTION (Oktober 2016 Juni 2017) Nama : Dita Erline Kurnia NIM : Lampiran 1 PLAN OF ACTION (Oktober 2016 Juni 2017) Nama : Dita Erline Kurnia NIM : 1401100002 NO KEGIATAN PENELITIAN 1. Tahap Persiapan A. Penentuan Judul B. Mencari Literatur C. Studi Pendahuluan D. Menyusun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengideraan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengideraan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengideraan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan

Lebih terperinci