Mangupura, 30 Maret Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Badung. dr. I Gede Putra Suteja Pembina Utama Muda NIP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Mangupura, 30 Maret Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Badung. dr. I Gede Putra Suteja Pembina Utama Muda NIP"

Transkripsi

1

2

3 Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Asung Kerta Wara Nugraha-Nya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (L KjIP) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 216 dapat terselesaikan. Laporan Kinerja Pemerintah (L KjIP) merupakan alat ukur untuk mengetahui kemampuan organisasi dalam pencapaian visi dan misi serta tujuan organisasi dimana hasil yang dicapai tersebut akan menjadi media evaluasi yang efektif bagi upaya dan sarana perbaikan kinerja Instansi Pemerintah. Sesuai Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 215 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata cara Revieu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah maka mempunyai kewajiban untuk membuat Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Kami menyadari dalam penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 216 ini masih terdapat kelemahan dan kekurangan. Untuk itu kami mohon kritik, saran dan masukan dari berbagai pihak demi kesempurnaannya serta terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunannya. Semoga LKjIP Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 216 ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang terkait dalam melaksanakan pembangunan di bidang kesehatan. Mangupura, 3 Maret 2 17 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Badung dr. I Gede Putra Suteja Pembina Utama Muda NIP

4 Halaman Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... vi Ringkasan Eksekutif... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 a. Latar Belakang... 1 b. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi... 2 c. Faktor Pendukung yang Mempengaruhi Kinerja... 5 d. Aspek Strategis... 8 e. Ruang Lingkup... 9 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA a. RPJMD Kabupaten Badung Tahun b. Rencana Strategis c. Rencana Kinerja Tahunan dan Perjanjian Kinerja 18 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA a. Pengukuran Pencapaian Kinerja tahun b. Analisis Pencapaian Kinerja c. Akuntabilitas Keuangan d. Prestasi dan Penghargaan BAB IV PENUTUP a. Kesimpulan b. Saran Lampiran : Lampiran I Lampiran II : Perjanjian Kinerja : Pengukuran Kinerja Tahun 216 DISKES Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 216 ii

5 Halaman Tabel 1.1 Sumber Daya Manusia Dinas Kesehatan Kabupaten Badung tahun Tabel 1.2 Jumlah sarana kesehatan di Kabupaten Badung tahun Tabel 2.1 Revisi Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Badung tahun Tabel 2.2 Perjanjian kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Badung tahun Tabel 3.1 Kategori Hasil Pengukuran Kinerja Tabel 3.2 Tabel 3.3 Evaluasi kinerja sasaran strategis di Kabupaten Badung Tahun Capaian kinerja sasaran strategis 1 di Kabupaten Badung tahun Tabel 3.4 Cakupan Pelayanan Antenatal (K4) per Tabel 3.5 Tabel 3.6 Tabel 3.7 Kabupaten di Provinsi bali... 3 Cakupan Ibu Bersalin yang Ditolong oleh Tenaga Kesehatan Terlatih per Kabupaten di Provinsi Bali Tahun Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita per Kabupaten di Provinsi Bali Tahun Distribusi Gizi Buruk Di Kabupaten Badung Tahun Tabel 3.8 Distribusi Jumlah Kematian Bayi Di Provinsi Bali Tabel 3.9 Tahun Distribusi Jumlah Kematian Balita Di Provinsi Bali Tahun Tabel 3.1 Capaian Kinerja Sasaran Strategis 2 Di Tabel 3.11 Kabupaten Badung Tahun Tingkatan Akreditasi Rumah Sakit di Kabupaten Badung Tahun DISKES Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 216 iii

6 Tabel 3.12 Sasaran Peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) di Kabupaten Badung Tahun Tabel 3.13 Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat Miskin di Kabupaten Badung Tahun Tabel 3.14 Indeks Kepuasan Masyarakat Menurut Puskesmas 75 Tabel 3.15 Pencapaian sasaran Strategis 3 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 215 s/d Tabel 3.16 Tingkat Kemandirian Posyandu Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Bali Tahun Tabel 3.17 Tingkat Kemandirian Posyandu Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun Tabel 3.18 Cakupan Desa Siaga Aktif Menurut Kabupaten di Provinsi Bali Tahun Tabel 3.19 Jumlah Desa/Kelurahan Siaga Aktif Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun Tabel 3.2 Cakupan Desa Siaga Aktif Menurut Kabupaten di Provinsi Bali Tahun Tabel 3.21 Cakupan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Tatanan Rumah Tangga Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun Tabel 3.22 Pencapaian Kinerja Sasaran Strategis 4 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 214 s/d Tabel 3.23 Jumlah Rumah Sehat Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun Tabel 3.24 Pencapaian Sasaran Strategis 5 di Kabupaten Badung tahun 215 s/d Tabel 3.25 Pencapaian Cakupan Kesembuhan Penderita TBC Menurut Kab/Kota di Provinsi Bali Tahun Tabel 3.26 Cakupan Angka Kesembuhan Penderita TB. Paru BTA (+)Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun DISKES Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 216 iv

7 Tabel 3.27 Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap di Kabupaten Tahun Tabel 3.28 angka kesakitan Demam Berdarah Dengue Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun Tabel 3.29 Jumlah Anggaran Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Badung bersumber APBD Tahun Tabel 3.3 Program/kegiatan sasaran 1 tahun Tabel 3.31 Program/kegiatan sasaran 2 tahun Tabel 3.32 Program/kegiatan sasaran 3 tahun Tabel 3.33 Program/kegiatan sasaran 4 tahun Tabel 3.34 Program/kegiatan sasaran 5 tahun DISKES Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 216 v

8 Halaman Grafik 3.1 Cakupan pelayanan antenatal (K4) di di Kabupaten Badung dan Target Nasional Tahun 212 s/d Grafik 3.2 Cakupan pelayanan ANC di Kabupaten Badung tahun 215 s/d Grafik 3.3 Cakupan Ibu Bersalin yang Ditolong oleh Tenaga Kesehatan Terlatih di Kabupaten Badung, Capaian Provinsi Bali dan Target Nasional Tahun 212 s/d Grafik 3.4 Cakupan Ibu Bersalin yang Ditolong oleh Tenaga Kesehatan Terlatih Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun 215 s/d Grafik 3.5 Persentase Puskesmas Rawat Inap Mampu PONED di Kabupaten Badung Tahun 212 s/d Grafik 3.6 Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap (KN3) di Kabupaten Badung, Capaian Provinsi Bali dan Target Nasional tahun 212 s/d Grafik 3.7 Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap (KN3) Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung tahun Grafik 3.8 Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita di Kabupaten Badung, Capaian Provinsi Bali dan Target Nasional Tahun 212 s/d Grafik 3.9 Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung tahun DISKES Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 216 vi

9 Grafik 3.1 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD di Kabupaten Badung, Capaian Provinsi Bali dan Target Nasional Tahun 212 s/d Grafik 3.11 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD di Kabupaten Badung Tahun 215 s/d Grafik 3.12 Persentase Anak Balita Gizi Buruk di Kabupaten Badung tahun Grafik 3.13 Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Bali Tahun 215 s/d Grafik 3.14 Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Badung tahun 212 s/d Grafik 3.15 Angka Kematian Bayi di Kabupaten Badung Tahun Grafik 3.16 Penyebab Kematian Bayi Di Kabupaten Badung Tahun 215 s/d Grafik 3.17 Angka Kematian Balita di Kabupaten Badung Tahun Grafik 3.18 Penyebab Kematian Balita Di Kabupaten Badung Tahun Grafik 3.19 Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin di Kabupaten Badung Tahun 212 s/d Grafik 3.2 Tingkat Kemandirian Posyandu di Kabupaten Badung Tahun 212 s/d Grafik 3.21 Cakupan Desa Siaga Aktif di Kabupaten Badung Tahun 212 s/d Grafik 3.22 Cakupan perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah tangga di Kabupaten Badung Tahun 212 s/d Grafik 3.23 Cakupan Rumah Sehat di Kabupaten Badung Tahun Grafik 3.24 Cakupan Rumah Sehat Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung tahun Grafik 3.25 Cakupan Tempat-Tempat Umum (TTU) Sehat 96 DISKES Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 216 vii

10 Grafik 3.26 Cakupan Tempat-Tempat Umum Sehat Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun Grafik 3.27 Cakupan Kesembuhan Pengobatan Penderita Tuberkulosis Paru BTA Postif di Kabupaten Badung Tahun 212 s/d Grafik 3.28 Cakupan UCI di Kabupaten Badung, Capaian Provinsi bali dan Target Nasional Tahun Grafik 3.29 Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Badung Tahun Grafik 3.3 Angka Kesakitan DBD per Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun DISKES Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 216 viii

11 mempunyai tugas dan kedudukan strategis dalam melaksanakan RPJMD tahun didasarkan pada tujuan dan sasaran strategis dan target kinerja yang telah ditetapkan. Tugas Dinas Kesehatan dalam melaksanakan RPJMD dimuat padaa Misi keempat Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan dan Keluarga Berencana (KB) dalam pengelolaan kependudukan, dengan tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Berdasarkan misi keempat maka tujuan yang ingin dicapai yaitu Terwujudnya kehidupan masyarakat yang berkualitas, dengan indikator Umur Harapan Hidup (UHH). Sasaran strategis yang ingi n dicapai setiap tahun untuk mewujudkan tujuan tersebut yaitu Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat. Dengan dilaksanakan pemilihan kepala daerah serempak pada tahun 216 maka berpengaruh terhadap penyusunan dokumen RPJMD Kabupaten Badung yang ditetapkan pada tanggal 16 Agustus 216 dengan Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 13 Tahun 216. Dengan kondisi tersebut maka penyusunan program dan kegiatan pada tahun 216 masih mengacu kepada pencapaian sasaran strategis sesuai yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Badung Dinas kesehatan Kabupaten Badung telah menetapkan 5 sasaran strategis yang akan dicapai dalam tahun 216 sesuai rencana strategis Dari 5 sasaran strategis tersebut selanjutnya diukur dengan 23 indikator kinerja utama (IKU). Hasil pengukuran indikator kinerja untuk menilai capaian sasaran strategis dapat disimpulkan bahwa dari 5 sasaran strategis termasuk kategori sangat baik. Capaian Kinerja 5 sasaran strategis sebesar 96,18% (kategori sangat baik). Dari 23

12 indikator kinerja untuk mengukur sasaran strategis terdapat 16 indikator (69.57%) dengan capaian kinerja 1%. Alokasi anggaran untuk pencapaian sasaran strategis sebesar Rp ,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp ,46,- dengan prosentase penyerapan sebesar 79,68%. Rincian capaian kinerja untuk masing-masing indikator tiap sasaran strategis seperti berikut : Sasaran Strategis 1 Meningkatnya Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan Keluarga serta Kesehatan Reproduksi a b c Indikator Satuan Tar get Reali sasi Kinerja Ket Pemeriksaan kehamilan (K4) oleh % 95 93,69 98,62 Sangat Baik tenaga kesehatan terlatih Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh nakes terlatih (cakupan PN) Persentase Puskesmas rawat inap yang mampu Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) % 98 95,73 97,68 Sangat Baik % 1 1, 1, Sangat Baik d e f Cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN lengkap) Cakupan pelayanan kesehatan anak balita Cakupan penjaringan kesehatan anak SD dan setingkat % 95 93,57 98,46 Sangat Baik % 93 69,7 74,95 Baik % 1 1, 1, Sangat Baik g Persentase anak balita gizi buruk %,4,3 125, Sangat Baik h Angka kematian ibu melahirkan Per 1. KH i Angka kematian bayi Per 1. KH j Angka kematian balita Per 1. KH Rata-rata kinerja indikator sasaran Meningkatnya Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan Keluarga serta Kesehatan Reproduksi 6 2, Sangat Baik 4,5 3,16 129,78 Sangat Baik 5. 4,4 119,2 Sangat Baik 114,44 Sangat Baik EKSEKUTIF Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 216 x

13 a b c d e Sasaran Strategis 2 Terciptanya Pelayanan Kesehatan yang Terstandarisasi bagi Masyarakat Indikator Cakupan pelayanan puskesmas dengan standar ISO Cakupan puskesmas dengan standar terakreditasi Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin Rata-Rata Waktu Penyelesaian Perijinan Tenaga Kesehatan Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan kesehatan Tar Reali Satuan Kinerja Ket get sasi % 1 1, 1, Sangat Baik % 7,69 1, 1, Sangat Baik % 1 27,26 28,55 Kurang Hari 12 11,5 14, Sangat Baik Nilai 81 81,87 11,7 Sangat Baik Rata-rata kinerja indikator sasaran Terciptanya Pelayanan Kesehatan yang Terstandarisasi bagi Masyarakat 93,92 Sangat Baik Sasaran Strategis 3 Meningkatnya Peran serta Masyarakat dibidang Kesehatan Indikator Satuan Tar get Reali sasi Kinerja Ket a Persentase kemandirian posyandu % 99 98,2 99,7 Sangat Baik purnama dan mandiri b Persentase desa siaga aktif % 1 1, 1, Sangat Baik c Perilaku hidup bersih dan sehat tingkat rumah tangga Rata-rata kinerja indikator sasaran Meningkatnya Peran serta Masyarakat dibidang Kesehatan Sasaran Strategis 4 % 79,2 81,51 12,92 Sangat Baik Meningatnya Akses Masyarakat terhadap Sanitasi Dasar Indikator Satuan Tar get Reali sasi 1,87 Sangat Baik Kinerja a Persentase Rumah Sehat % 87. 9,59 14,13 Sangat Baik b Persentase Tempat Tempat Umum Sehat % 9 96,65 17,39 Sangat Baik Rata-rata kinerja indikator sasaran Meningatnya Akses Masyarakat terhadap Sanitasi Dasar 15,76 Sangat Baik Ket EKSEKUTIF Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 216 xi

14 Sasaran Strategis 5 Meningkatnya Akses dan Kualitas Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular Indikator Satuan Tar get Reali sasi Kinerj a Ket a Cakupan Kesembuhan Pengobatan TB Paru b Persentase Desa yang mencapai Universal Child Immunization (UCI) c Angka kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) % 85 94,32 11,96 Sangat Baik % 1 1, 1, Sangat Baik Per 3 639,7-13,23 Sangat 1. Kurang penduduk Rata-rata kinerja indikator sasaran Meningkatnya Akses dan Kualitas Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular 65,91 Baik Dari 23 indikator sasaran strategis, yang belum mencapai target sebanyak 7 indikator yaitu pemeriksaan kehamilan (K4) oleh tenaga kesehatan terlatih, Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih (cakupan PN), Cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN lengkap), cakupan pelayanan kesehatan anak balita, angka kematian ibu melahirkan, cakupan pelayanan kesehaan dasar masyarakat miskin dan angka kesakitan demam berdarah dengue (DBD). Penyebab belum tercapainya target cakupan pemeriksaan kehamilan yaitu Penetapan sasaran berdasarkan data estimasi serta masih adanya bidan praktek swasta/dokter yang tidak melaporkan hasil pemeriksaan kehamilan yang dilayaninya. Sedangkan upaya pemecahan adalah : memantapkan pendataan sasaran ibu hamil, melakukan kemitraan yang lebih banyak dengan dokter/bidan praktek EKSEKUTIF Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 216 xii

15 swasta, memantapkan alur pencatatan dan pelaporan dari dokter/bidan praktek swasta, mengintensifkan kegiatan-kegiatan seperti: kunjungan rumah, pembentukan kelas ibu hamil serta menerapkan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) KIA. Upaya untuk meningkatkan capaian indikator persentase ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih (cakupan PN) meliputi: melakukan pendataan sasaran yang lebih akurat dan melakukan kemitraan yang lebih banyak dengan dokter/bidan praktek swasta. Upaya untuk meningkatkan capaian indikator melalui Audit Maternal Perinatal (AMP) untuk setiap terjadinya kasus kematian, pelatihan pelatihan P4K untuk bidan puskesmas dan bidan pustu, pelatihan PONED untuk petugas medis dan paramedis di tingkat pelayanan dasar, Pembinaan/ bintek KB, pengadaan buku penunjang kegiatan KB dan pelacakan kasus efek samping, komplikasi dan kegagalan KB Penyebab belum tercapainya indikator cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin pada tahun 215 oleh karena adanya masyarakat miskin tidak semua menggunakan sarana pelayanan kesehatan yang ada seperti pustu/bkia dan puskesmas. Upaya-upaya yang telah dilakukan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin meliputi: melakukan pelayanan kesehatan secara mobile sampai tingkat yang terbawah seperti banjar/posyandu, sosialisasi program jamkesmas, meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, validasi data untuk peserta jamkesmas ke Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Sosialisasi program JKN, Kerja sama (MOU) jaminan kesehatan antara Pemerintah Kabupaten Badung dengan BPJS serta monitoring dan evaluasi. EKSEKUTIF Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 216 xiii

16 Penyebab masih tingginya angka kesakitan demam berdarah dengue yaitu: belum membudayanya pemantauan jentik dan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) sebagai langkah pencegahan yang paling efektif dan faktor perubahan iklim ( climate change) dan lingkungan yang mendukung perkembangbiakan nyamuk demam berdarah Upaya yang dilakukan untuk menurunkan angka kesakitan demam berdarah dengan cara melakukan langkah-langkah promotif dan preventif melalui peningkatan kesadaran dan peran serta masyarakat dalam pemantauan jentik maupun gerakan serentak pemberantasan sarang nyamuk serta mengoptimalkan upaya pemberantasan nyamuk melalui kegiatan fogging sebelum musim penularan serta fogging fokus. Sedangkan upaya kuratif dilakukan dengan penemuan penderita secara dini dan penanganan penderita yang tepat dan akurat dan pelatihan petugas mengenai tatalaksana kasus DBD sesuai standar. EKSEKUTIF Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 216 xiv

17 A. Latar Belakang S emakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih (good governance dan clean government) telah mendorong pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang jelas, tepat, teratur dan efektif yang dikenal dengan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Sesuai amanat Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 214 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dilaksanakan dalam rangka mewujudkan Pemerintahan yang lebih menjamin adanya keseimbangan dan wujud nyata akuntabilitas kepada pemberi amanah serta masyarakat. SAKIP merupakan suatu tatanan, instrumen, dan metode pertanggungjawaban dengan tahapan meliputi penetapan perencanaan strategis, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja dan pemanfaatan informasi kinerja bagi perbaikan kinerja secara berkesinambungan. Dengan demikian sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah perlu dilaksanakan sebagai alat ukur untuk mengetahui kemampuan organisasi dalam pencapaian visi dan misi, tujuan serta sasaran organisasi tersebut. Hasil yang dicapai tersebut akan menjadi media evaluasi yang efektif bagi upaya dan sarana perbaikan kinerja Instansi Pemerintah. BAB I Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 216 1

18 melaksanakan kewajiban untuk membuat Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) sesuai dengan ketentuan yang diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia nomor 53 tahun 214 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata cara Revieu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan tersebut memberikan gambaran mengenai penilaian tingkat pencapaian target sasaran dari masing-masing indikator kinerja sasaran yang di tetapkan dalam dokumen rencana strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Badung tahun yang dijabarkan pencapaiannya setiap tahun yang ditetapkan menjadi perjanjian kinerja (PK). Sesuai ketentuan tersebut, pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi instansi pemerintah. B. Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 2 Tahun 216 tentang Perangkat Daerah, pada Bab II Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, menyebutkan Dinas Kesehatan Kabupaten Badung dengan Tipe A. Pada Peraturan Bupati Badung Nomor 78 Tahun 216 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Perangkat Daerah menyebutkan, maka tugas dan fungsi Kepala adalah : a. menyusun program/rencana kerja Dinas Kesehatan berdasarkan kebutuhan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku; BAB I Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 216 2

19 b. melakukan koordinasi dengan unit kerja terkait untuk kelancaran pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; c. mengkoordinir penyusunan langkah langkah strategis dan operasional dinas bersama Sekretaris dan Kepala Bidang sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku; d. membagi tugas kepada bawahan sesuai bidang tugasnya untuk dilaksanakan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; e. memberikan bimbingan dan petunjuk kepada bawahan dibidang tugasnya agar tercapai kesesuaian dan kebenaran pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku; f. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas bawahan agar sesuai dengan rencana kerja dan ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku; g. melakukan penilaian terhadap pelaksanaan tugas bawahan sesuai dengan hasil yang dicapai dengan mencocokkan terhadap petunjuk dan ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku sebagai bahan pertimbangan dalam menilai peningkatan karier bawahan; h. menyiapkan, menyusun rencana kerja dan kebijaksanaan bidang kesehatan meliputi upaya kesehatan, pembiayaan, sumber daya manusia, obat dan perbelakan, manajemen dalam rangka penetapan kebijaksanaan oleh Bupati; i. merumuskan kebijaksanaan operasional dalam bidang kesehatan berdasarkan peraturan perundang undangan yang berlaku; j. menyusun rencana kebijaksanaan dibidang kesehatan dalam rangka penetapan kebijaksanaan oleh Bupati; BAB I Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 216 3

20 k. melakukan evaluasi terhadap seluruh pelaksanaan kegiatan dibidang tugasnya untuk bahan perbaikan kedepan yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; l. melaksanakan tugas dinas lain yang diberikan oleh atasan; m. membuat laporan dibidang tugasnya sebagai bahan informasi dan pertanggung jawaban kepada atasan. Untuk menjalankan tugas dan fungsinya maka dinas kesehatan didukung oleh struktur organisasi. Berdasarkan Peraturan Bupati Badung Nomor 78 Tahun 216 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Perangkat Daerah, maka Struktur Organisasi meliputi : 1. Kepala Dinas 2. Sekretariat terdiri atas : a) Sub Bagian Program Informasi dan Humas; b) Sub Bagian Keuangan dan pengelolaan Aset; dan c) Sub Bagian Hukum, Kepegawaian dan Umum. 2. Bidang Kesehatan Masyarakat terdiri atas : a) Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat; b) Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat; dan c) Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja & Olah Raga; 3. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit terdiri atas : a) Seksi Survelans dan Imunisasi; b) Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular; dan c) Seksi Pencegahan Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa; 4. Bidang Pelayanan Kesehatan terdiri atas : a) Seksi Pelayanan Kesehatan Primer; b) Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan; dan c) Seksi Pelayanan Kesehatan Tradisional; BAB I Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 216 4

21 5. Bidang Sumber Daya Kesehatan terdiri atas : a) Seksi Kefarmasian; b) Seksi Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga; dan c) Seksi Sumber Daya Manusia dan Kesehatan; 6. Unit Pelaksana Teknis ; 7. Kelompok Jabatan Fungsional. STRUKTUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN BADUNG KEPALA DINAS Dr. I Gede Putra Suteja SEKRETARIS KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Sub.Bagian Program, Informasi dan Humas I Nyoman Oka Jenyana, SKM, M.Kes Sub.Bagian Keuangan dan Pengelolaan Asset Sub.Bagian Hukum, Kepegawaian dan Umum BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT BIDANG PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT. BIDANG PELAYANAN KESEHATAN BIDANG SUMBER DAYA KESEHATAN Seksi Kesehatan keluarga dan Gizi Masyarakat Seksi Surveilans dan Imunisasi Seksi Pelayanan Kesehatan Primer Seksi Kefarmasian Dra.I.A. Made Tantriati Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olah Raga Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan Seksi Pelayanan Kesehatan Tradisional Seksi Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan - UPT Dinas Kesehatan - UPT Dinas Kesehatan - UPT Dinas Kesehatan BAB I Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 216 5

22 C. Faktor Pendukung yang Mempengaruhi kinerja Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang optimal kepada masyarakat, Pemerintah Kabupaten Badung terus berupaya meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya kesehatan meliputi : a. Ketenagaan Sumber daya manusia penyelenggara urusan kesehatan yang berada di Dinas Kesehatan sebanyak 717 orang, seperti tabel berikut: Tabel 1.1 Sumber Daya Manusia Tahun 216 NO Jenis Dinas UPT Dinas Kesehatan To Ketenagaan Kese Pet Pet A A Abi Abi Me Me Men Kut Ku Ku Ku Gu tal hata n an g I an g II bi an s I bi an s Ii ans III ans IV ng wi I ng wi II gwi III a Utr ta I ta II ta Slt da ng F A. Tenaga PNS Dokter Umum Dokter Gigi Perawat Bidan Apoteker Kesehatan Masy Sanitarian Gizi Fisioterapi 1 Perawat Gigi SMF - D3 Farmasi Analis kesehatan Radiologi 1 1 B. Tenaga PTT Dokter PTT (drh) Dokter Gigi (drh) Bidan (PTT Pusat) c. Tenaga Umum SD SMP SLTA SLTA/Pekarya SPPM D3 Umum S1 Umum Total Tenaga BAB I Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 216 6

23 b. Fasilitas Kesehatan Tabel 1.2 Jumlah Sarana Kesehatan di Kabupaten BadungTahun 216 NO FASILITAS KESEHATAN PEM.KAB/ KOTA RUMAH SAKIT SWASTA JUMLAH 1 Rumah Sakit Umum Rumah Sakit Khusus 2 2 PUSKESMAS DAN JARINGANNYA 1 Puskesmas Rawat Inap Jumlah Tempat Tidur Puskesmas Non Rawat Inap Puskesmas Pembantu SARANA PELAYANAN LAIN 1 Rumah Bersalin Balai Pengobatan/Klinik Praktik Dokter Bersama - 4 Praktik Dokter Perorangan Praktik Pengobatan Tradisional Bank Darah Rumah Sakit Unit Transfusi Darah 1 1 SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN 1 Pedagang Besar Farmasi Apotek Toko Obat Penyalur Alat Kesehatan 5 5 BAB I Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 216 7

24 D. Aspek Strategis Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) menetapkan 9 agenda prioritas pembangunan Nasional yang disebut NAWACITA, yaitu: 1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara. 2. Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya. 3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. 4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya. 5. Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia. 6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya. 7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. 8. Melakukan revolusi karakter bangsa. 9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. Berdasarkan dokumen RPJMN dan RPJMD Kabupaten Badung menempatkan urusan kesehatan merupakan prioritas utama pembangunan nasional yang tertuang dalam program ke 5 yaitu Meningkatkan kualitas hidup manusia dan BAB I Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 216 8

25 masyarakat Indonesia. Hal ini dapat dipahami karena urusan kesehatan merupakan kebutuhan mendasar masyarakat. Beberapa isu strategis urusan kesehatan yang menjadi perhatian dalam pembangunan di Kabupaten Badung meliputi: a. Pelayanan kesehatan yang mudah diakses oleh masyarakat terutama yang berisiko tinggi serta kualitas pelayanan prima. b. Memberdayakan masyarakat untuk menciptakan kemandirian masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. c. Sanitasi dasar yang memadai bagi masyarakat. d. Beban ganda penyakit menular dan penyakit tidak menular E. Ruang Lingkup Laporan akuntabillitas kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Badung tahun 216 disusun dengan sistematika sebagai berikut : Ringkasan Eksekutif Bab I Pendahuluan Menyajikan secara ringkas rencana dan capaian kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 216. Menyajikan latar belakang, data umum yang menyangkut tugas pokok dan fungsi, struktur organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Badung dan faktor pendukung yang mempengaruhi kinerja organisasi serta aspek strategis. Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Menyajikan mengenai RPJMD Kabupaten Badung, rencana strategis, rencana kinerja tahunan dan perjanjian kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 216. BAB I Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 216 9

26 Bab III Akuntabilitas Kinerja Menyajikan capaian kinerja tahun 216 yang memuat hasil pengukuran kinerja dengan penjelasan keberhasilan dan permasalahan dalam pencapaian kinerja serta akuntabilitas keuangan Bab IV Penutup Menyajikan kesimpulan atas capaian kinerja tahun 216 dan saran perbaikan atas permasalahan dalam pencapaian kinerja. BAB I Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 216 1

27 A. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Badung Tahun Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Pemerintah Kabupaten Badung menetapkan visi Memantapkan Arah Pembangunan Badung Berlandaskan Tri Hita Karana Menuju Masyarakat yang Maju, Damai Dan Sejahtera. Untuk mewujudkan visi tersebut maka disusun 9 (Sembilan) Misi yaitu: 1. Memperkokoh kerukunan hidup bermasyarakat dalam jalinan keragaman adat, budaya dan agama. 2. Memantapkan kualitas pelayanan publik melalui penerapan teknologi informasi dan komunikasi. 3. Memantapkan tata kelola pemerintahan dengan menerapkan prinsip good governance dan clean government. 4. Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan dan Keluarga Berencana (KB) dalam pengelolaan kependudukan. 5. Memperkuat Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai pilar ekonomi kerakyatan. 6. Mewujudkan tatanan kehidupan bermasyarakat yang menjunjung tinggi penegakan hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM).

28 7. Meningkatkan perlindungan dan pengelolaan sumber daya alam, lingkungan hidup dan penanggulangan bencana. 8. Memperkuat daya saing daerah melalui peningkatan mutu sumber daya manusia dan infrastruktur wilayah. 9. Memperkuat pembangunan bidang pertanian, perikanan dan kelautan yang bersinergi dengan kepariwisataan berbasis budaya. Dinas Kesehatan sebagai salah satu perangkat daerah mengemban misi yang ke 4 yaitu Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan dan Keluarga Berencana (KB) dalam pengelolaan kependudukan, khususnya untuk melaksanakan misi peningkatan kualitas kesehatan di Kabupaten Badung. Berdasarkan misi keempat maka tujuan yang ingin dicapai yaitu Terwujudnya kehidupan masyarakat yang berkualitas, dengan indikator Umur Harapan Hidup (UHH). Sasaran strategis yang ingin dicapai setiap tahun untuk mewujudkan tujuan tersebut yaitu Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat. Indikator sasaran strategis diukur dengan : a. Persentase kekurangan gizi pada anak balita b. Angka kematian balita (AKABA) c. Angka kematian Ibu Melahirkan (AKI) d. Angka Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) Program Prioritas Bupati dan wakil Bupati Badung untuk pembangunan kesehatan lima tahun, mengacu pada Pola Pembangunan Nasional Semesta Berancana (PPNSB) yaitu : 1. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan dasar dengan standar dan kualitas yang sama : Pembangunan POSKESDES dan POLINDES di masing-masing Desa seluruh Kabupaten/Kota se-bali. BAB II Laporan Kinerja I nstansi Pemerintah (LKjIP) Tahun

29 2. Membangun Puskesmas Rawat Inap yang berkualitas sesuai standar ISO dengan model bangunan dan standar yang sama di semua Kecamatan se-provinsi Bali. 3. Pengangkatan tenaga medis dan paramedis untuk ditugaskan di Puskesmas Pembantu, Puskesmas Rawat Inap, Rumah Sakit Tanpa Kelas, dan RSUD yang tetap disesuaikan dengan kebutuhan. 4. Pengadaan Dokter Spesialis Kandungan dan Anak melalui pola ikatan dinas yang ditugaskan di Puskesmas Rawat Inap dan membuat regulasi tentang penambahan Dokter Spesialis di seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Bali. 5. Peningkatan sarana, prasarana, dan alat kesehatan Puskesmas Pembantu, Puskesmas Rawat Inap, Rumah Sakit Tanpa Kelas, dan RSUD. 6. Pengadaan mobil keliling pelayanan kesehatan ke Desa-Desa (pelayanan kegawat daruratan). B. Rencana Strategis Dinas Kesehatan Rencana Strategis (Renstra) merupakan dokumen perencanaan lima tahunan yang disusun secara sistematis dan berkelanjutan di masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD). Berdasarkan Undang-undang nomor 23 tahun 214 tentang Pemerintah Daerah pada pasal 272 ayat 2 menyebutkan bahwa Rencana strategis Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat tujuan, sasaran, program, dan keg iatan pembangunan dalam rangka pelaksanaan Urusan Pemerintahan Wajib dan/atau Urusan Pemerintahan Pilihan sesuai dengan tugas dan fungsi setiap Perangkat Daerah. Dengan adanya pasal tersebut menunjukkan bahwa Visi dan misi hanya disusun oleh Bupati dan Wakil Bupati terpilih, sedangkan BAB II Laporan Kinerja I nstansi Pemerintah (LKjIP) Tahun

30 perangkat daerah menjabarkan kedalam tujuan, sasaran serta program kegiatan dalam menyusun rencana strategis. Sehubungan dengan kondisi tersebut maka dokumen Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Tahun tidak mencantumkan Visi dan Misi sesuai penyusunan Rencana Strategis yang mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 54 Tahun 21 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 28 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan Daerah. Dengan dilaksanakan pemilihan kepala daerah serempak pada tahun 216 maka berpengaruh terhadap penyusunan dokumen RPJMD Kabupaten Badung yang ditetapkan pada tanggal 16 Agustus 216 dengan Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 13 Tahun 216. Dengan kondisi tersebut maka penyusunan program dan kegiatan pada tahun 216 masih mengacu kepada pencapaian sasaran strategis sesuai yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Badung Adapun tujuan dan sasaran strategis yang akan dicapai pada tahun 216 yang merupakan masa transisi dan telah tertuang dalam dokumen renstra, seperti berikut : Tabel 2.1 Sasaran Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 216 Sasaran Indikator Kinerja Tujuan 1 : Meningkatnya status kesehatan ibu, bayi dan balita Sasaran strategis 1 : 1) Pemeriksaan kehamilan (K4) oleh tenaga Meningkatnya dan akses kualitas kesehatan terlatih 2) Persentase ibu bersalin yang ditolong pelayanan kesehatan oleh nakes terlatih (cakupan PN) keluarga serta 3) Persentase Puskesmas rawat inap yang kesehatan reproduksi mampu Pelayanan Obstetri Neonatal BAB II Laporan Kinerja I nstansi Pemerintah (LKjIP) Tahun

31 Sasaran Indikator Kinerja Emergensi Dasar 4) Cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN lengkap) 5) Cakupan pelanyanan anak balita 6) Cakupan penjaringan kesehatan anak SD dan setingkat 7) Menurunnya persentase anak balita gizi buruk 8) Menurunnya angka kematian ibu melahirkan per 1. kelahiran hidup 9) Menurunnya angka kematian bayi per 1 kelahiran hidup 1) Menurunnya angka kematian balita per 1. Balita Tujuan 2 : Meningkatnya akses, pemerataan dan kualitas pelayanan kesehatan di puskesmas dan jaringanya Sasaran Strategis 2 : Terciptanya pelayanan kesehatan yang terstandarisasi bagi masyarakat 1) Cakupan pelayanan puskesmas dengan standar ISO 2) Cakupan pelayanan rumah sakit dengan standar terakreditasi 3) Prosentase pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin 4) Rata-Rata Waktu Penyelesaian Perijinan Tenaga Kesehatan 5) Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan kesehatan BAB II Laporan Kinerja I nstansi Pemerintah (LKjIP) Tahun

32 Sasaran Indikator Kinerja Tujuan 3 : Meningkatnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat Sasaran Strategis 3 : Meningkatnya peran serta masyarakat dibidang kesehatan 1) Persentase kemandirian posyandu purnama dan mandiri 2) Persentase desa siaga aktif 3) Perilaku hidup bersih dan sehat tingkat rumah tangga Tujuan 4 : Meningkatnya kualitas kesehatan lingkungan pemukiman Sasaran Strategis 4 : Meningkatnya akses masyarakat terhadap sanitasi dasar 1) Persentase Rumah Sehat 2) Persentase Tempat Tempat Umum Sehat Tujuan 5 : Menurunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat penyakit menular dan tidak menular Sasaran Strategis 5 : Meningkatnya akses dan kualitas pengendalian penyakit menular dan tidak menular 1) Cakupan Kesembuhan Pengobatan TBC 2) Persentase Desa yang mencapai Universal Child Immunization (UCI) 3) Angka kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) per 1. penduduk Untuk mencapai sasaran-sasaran jangka menengah tersebut diatas, maka strategi dan kebijakan yang akan ditempuh oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Badung adalah sebagai berikut : a. Strategi Sasaran I : Meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesehatan ibu dan anak BAB II Laporan Kinerja I nstansi Pemerintah (LKjIP) Tahun

33 Kebijakan : 1. Mengalakkan kampanye kesehatan ibu dan anak 2. Meningkatkan kualitas tenaga pelayanan kesehatan 3. Pelayanan kesehatan yang berkualitas melalui PONED dan PONEK b. Strategi Sasaran II : Menanggung semua biaya pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat termasuk masyarakat Kebijakan : 1. Pemerintah menyediakan pembiayaan kesehatan untuk seluruh masyakat. 2. Pemerintah menjamin pelayanan kesehatan yang bermutu dan terstandarisasi c. Strategi Sasaran III : Meningkatkan peran serta masyarakat untuk menggulangi masalah kesehatan Kebijakan : 1. Pemerintah mengkampanyekan tentang kemandirian masyarakat untuk kesehatan 2. Pemerintah memberi pendampingan untuk pembentukan kelompok peduli kesehatan d. Strategi Sasaran IV : Pengawasan kualitas lingkungan dan pemberdayaan masyarakat terhadap kepemilikan sarana sanitasi dasar yang bermutu. Kebijakan : 1. Pemerintah menjamin masyarakat mendapat akses sanitasi dasar yang memadai BAB II Laporan Kinerja I nstansi Pemerintah (LKjIP) Tahun

34 2. Pengembangan sarana sanitasi berbasis masyarakat e. Strategi Sasaran V : Pencegahan dan pemberantasan penyakit didukung sistem informasi kesehatan yang akurat Kebijakan : 1. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit dan pengobatan sesuai standar 2. Pengembangan sistem kewaspadaan dini (SKD) untuk mendukung upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit C. Rencana Kinerja Tahunan Dan Perjanjian Kinerja Perjanjian kinerja merupakan suatu pernyataan kesanggupan dari pimpinan instansi/unit kerja penerima amanah kepada atasan langsungnya untuk mewujudkan suatu target kinerja tertentu. Pernyataan ini ditandatangani oleh penerima amanah, sebagai tanda suatu kesanggupan untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan, dan pemberi amanah atau atasan langsungnya sebagai persetujuan atas target kinerja yang ditetapkan tersebut. Tujuan khusus perjanjian kinerja antara lain: untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur; sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah; sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi; menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar BAB II Laporan Kinerja I nstansi Pemerintah (LKjIP) Tahun

35 evaluasi kinerja aparatur; dan sebagai dasar pemberian reward atau penghargaan dan sanksi. Perjanjian kinerja ini telah mengacu pada Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Badung tahun serta rencana kinerja tahun 216. Oleh karena tahun 216 merupakan tahun transisi antara berakhirnya RPJMD dengan RPJMD tahun maka Indikator indikator kinerja dan target tahunan yang digunakan dalam perjanjian kinerja ini adalah indikator kinerja utama (IKU) yang telah ditetapkan dalam Renstra tahun Target kinerja dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT) sama dengan target Perjanjian Kinerja (PK) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 216 seperti tabel berikut : Tabel 2.2 Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 216 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET 1 Meningkatnya akses dan a Persentase Pemeriksaan 95 % kualitas pelayanan kehamilan (K4) oleh tenaga kesehatan keluarga serta kesehatan terlatih kesehatan reproduksi b Persentase ibu bersalin yang 98 % ditolong oleh nakes terlatih (cakupan PN) c Persentase Puskesmas rawat 1 % inap yang mampu Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) d Cakupan kunjungan neonatal 95 % lengkap (KN lengkap) BAB II Laporan Kinerja I nstansi Pemerintah (LKjIP) Tahun

36 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET e Cakupan pelayanan kesehatan 93 % anak balita f Cakupan penjaringan 1 % kesehatan anak SD & setingkat g Persentase anak balita gizi buruk,4 % h Angka kematian ibu melahirkan 6 Per 1. KH i Angka kematian bayi 4,5 Per 1 KH j Angka kematian balita 5. Per 1 KH 2 Terciptanya pelayanan a Cakupan pelayanan puskesmas 1 % kesehatan yang dengan standar ISO terstandarisasi bagi masyarakat b Cakupan pelayanan Puskesmas 7,69 % dengan standar terakreditasi c Cakupan pelayanan kesehatan 1 % dasar masyarakat miskin d Rata-Rata Waktu Penyelesaian 12 Hari Perijinan Tenaga Kesehatan e Indeks Kepuasan Masyarakat 81 Nilai terhadap pelayanan kesehatan 3 Meningkatnya peran serta masyarakat dibidang kesehatan a Persentase kemandirian posyandu purnama dan mandiri 99 % b Persentase desa siaga aktif 1 % c Perilaku hidup bersih dan sehat 79,2 % tingkat rumah tangga BAB II Laporan Kinerja I nstansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 216 2

37 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET 4 Meningkatnya akses a Persentase Rumah Sehat 87. % masyarakat terhadap sanitasi dasar b Persentase Tempat Tempat 9 % Umum Sehat 5 Meningkatnya akses dan a Cakupan Kesembuhan 85 % kualitas pengendalian penyakit menular dan Pengobatan TB Paru tidak menular b Persentase Desa yang 1 % mencapai Universal Child Immunization (UCI) c Angka kesakitan Demam 3 Per Berdarah Dengue (DBD) 1. Pddk BAB II Laporan Kinerja I nstansi Pemerintah (LKjIP) Tahun

38 A. Pengukuran Pencapaian Kinerja Tahun 216 Berdasarkan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, bahwa pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan/kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi instansi pemerintah. Pengukuran dimaksud merupakan hasil dari suatu penilaian (assessment) yang sistematik dan didasarkan pada kelompok indikator kinerja kegiatan yang berupa indikator-indikator masukan, keluaran, hasil, manfaat, dan dampak. Pengukuran kinerja merupakan suatu alat manajemen yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas. Selanjutnya, pengukuran kinerja digunakan untuk menilai pencapaian tujuan dan sasaran. Kinerja untuk tahun 216 diukur berdasarkan tingkat pencapaian sasaran dan indikator sasaran yang telah ditetapkan pada penetapan kinerja setiap tahun serta menggambarkan tingkat pencapaian sasaran berdasarkan program dan kegiatan yang dilaksanakan sesuai rencana kerja tahunan. Pencapaian kinerja diperoleh dengan cara membandingkan target dengan realisasi indikator sasaran. Hasil pengukuran kinerja

39 tersebut dilakukan evaluasi untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan pencapaian sasaran strategis. Evaluasi capaian kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Badung dilakukan dengan cara membandingkan hasil capaian sasaran dengan target indikator sasaran yang ditetapkan dalam Renstra , namun untuk tahun 216 masih mengacu pada tujuan, sasaran strategis dan indikator, target sesuai yang tertuang pada Renstra Dinas Kesehatan tahun , target/capaian Dinas Kesehatan Provinsi Bali dan target Nasional berdasarkan Renstra Kementerian Kesehatan Untuk mempermudah dalam membuat kesimpulan hasil pengukuran kinerja dan mengetahui tingkat pencapaian dari masingmasing indikator sasaran yang ditetapkan digunakan skala pengukuran ordinal yang dikategorikan menjadi lima kategori yaitu : Tabel 3.1 Kategori Hasil Pengukuran Kinerja No Rentang Nilai Kategori Kinerja Sangat Baik < 8 Baik < 6 Cukup < 4 Kurang 5. < 2 Sangat Kurang Sumber : LAKIP BPKP Provinsi Bali 211 Adapun hasil evaluasi kinerja terhadap sasaran strategis Dinas Kesehatan tahun 216 seperti berikut : 23

40 Tabel 3.2 Evaluasi Kinerja Sasaran Strategis di Kabupaten Badung Tahun 216 Sasaran Strategis 1 Meningkatnya Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan Keluarga serta Kesehatan Reproduksi Indikator Satuan Tar get % 95 93,69 98,62 Sangat Baik % 98 95,73 97,68 Sangat Baik % 1 1, 1, Sangat Baik % 95 93,57 98,46 Sangat Baik % 93 69,7 74,95 Baik % 1 1, 1, Sangat Baik g Persentase anak balita gizi buruk %,4,3 125, Sangat Baik h Angka kematian ibu melahirkan Per 1. KH Per 6 2, Sangat Baik 4,5 3,16 129,78 Sangat Baik 5. 4,4 119,2 Sangat Baik a Pemeriksaan kehamilan (K4) oleh Reali sasi Kinerja Ket tenaga kesehatan terlatih b Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh nakes terlatih (cakupan PN) c Persentase Puskesmas rawat inap yang mampu Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) d Cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN lengkap) e Cakupan pelayanan kesehatan anak balita f Cakupan penjaringan kesehatan anak SD dan setingkat i Angka kematian bayi 1. KH j Angka kematian balita Per 1. KH Rata-rata kinerja indikator sasaran Meningkatnya Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan Keluarga serta Kesehatan Reproduksi 114,44 Sangat Baik 24

41 Sasaran Strategis 2 Terciptanya Pelayanan Kesehatan yang Terstandarisasi bagi Masyarakat a Cakupan pelayanan puskesmas dengan standar ISO % Tar get 1 b Cakupan puskesmas dengan standar terakreditasi % 7,69 c Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin d Rata-Rata Waktu Penyelesaian Perijinan Tenaga Kesehatan % 1 27,26 28,55 Hari 12 11,5 14, Sangat Baik Nilai 81 81,87 11,7 Sangat Baik 93,92 Sangat Baik Indikator Satuan e Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan kesehatan Rata-rata kinerja indikator sasaran Terciptanya Kesehatan yang Terstandarisasi bagi Masyarakat Reali sasi 1, Kinerja Ket 1, Sangat Baik 1, 1, Sangat Baik Pelayanan Kurang Sasaran Strategis 3 Meningkatnya Peran serta Masyarakat dibidang Kesehatan Satuan Tar get a Persentase kemandirian posyandu purnama dan mandiri b Persentase desa siaga aktif % 99 98,2 99,7 Sangat Baik % 1 1, 1, Sangat Baik c Perilaku hidup bersih dan sehat tingkat rumah tangga % 79,2 81,51 12,92 Sangat Baik Indikator Reali sasi Rata-rata kinerja indikator sasaran Meningkatnya Peran serta Masyarakat dibidang Kesehatan Ket Kinerja 1,87 Sangat Baik Sasaran Strategis 4 Meningatnya Akses Masyarakat terhadap Sanitasi Dasar Satuan Tar get Reali sasi Kinerja % 87. 9,59 14,13 Sangat Baik b Persentase Tempat Tempat Umum % 9 96,65 Sehat Rata-rata kinerja indikator sasaran Meningatnya Akses Masyarakat terhadap Sanitasi Dasar 17,39 Sangat Baik 15,76 Sangat Baik Indikator a Persentase Rumah Sehat Ket 25

42 Sasaran Strategis 5 Meningkatnya Akses dan Kualitas Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular Indikator Satuan Tar get a Cakupan Kesembuhan Pengobatan % 85 Reali sasi 94,32 Kinerj a Ket 11,96 Sangat TB Paru Baik b Persentase Desa yang mencapai % 1 1, 1, Sangat Universal Child Immunization (UCI) c Angka kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) Baik Per 3 639,7-13,23 Sangat 1. Kurang penduduk Rata-rata kinerja indikator sasaran Meningkatnya Akses dan 65,91 Baik Kualitas Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular B. Analisis Pencapaian Kinerja Adapun analisis terhadap capaian dari masing-masing sasaran strategis dari Renstra seperti berikut: Sasaran Strategis 1 : Meningkatnya Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan Keluarga serta Kesehatan Reproduksi Hasil capaian target kinerja atas sasaran 1 Meningkatnya Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan Keluarga serta Kesehatan Reproduksi, yang diukur dengan 1 (sepuluh) indikator seperti berikut : 26

43 Tabel 3.3 Pencapaian Kinerja Sasaran 1 Di Kabupaten Badung Tahun No Indikator Kinerja Pemeriksaan kehamilan (K4) oleh tenaga kesehatan terlatih Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh nakes terlatih Persentase Puskesmas rawat inap yang mampu Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar Cakupan kunjungan neonatal lengkap Cakupan anak balita Cakupan penjaringan kesehatan anak SD dan setingkat Menurunnya persentase anak balita gizi buruk Angka kematian ibu melahirkan Angka kematian bayi Angka kematian balita Satuan Tar get Reali sasi Kiner ja Target Reali sasi Kiner ja % ,69 98,62 % ,73 97,68 % , 1, % ,54 98,46 % % ,7 74,95 1, 1, % ,4,3 125, 1. KH 1. KH 1. KH , 4, ,5 3,16 129, ,4 119,2 Hasil capaian sasaran 1 Meningkatnya Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan Keluarga serta Kesehatan Reproduksi dengan 1 27

44 (sepuluh) indikator menunjukkan bahwa capaian rata-rata sebesar 114,44 % berarti kinerja sangat baik. Analisis terhadap pencapaian untuk masing-masing indikator kinerja sasaran 1 seperti berikut : Pemeriksaan Kehamilan (K4) Oleh Tenaga Kesehatan Terlatih Pelayanan kesehatan ibu hamil (antenatal care) adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil oleh petugas kesehatan sesuai dengan standar pelayanan kebidanan minimal 4 kali dengan distribusi pelayanan yang dianjurkan minimal satu kali pada kehamilan trimester I (kontak pertama), minimal satu kali pada trimester II (kontak kedua) dan minimal dua kali pada trimester III (kontak ketiga dan kontak keempat). Adapun pelayanan antenatal yang sesuai standar meliputi timbang berat badan dan ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, screening status imunisasi Tetanus Toksoid, ukur tinggi fundus uteri, Pemberian tablet besi (minimal 9 tablet selama kehamilan), temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal atau konseling) dan test laboratorium sederhana (Hb, protein urin) dan atau berdasarkan indikasi (HbsAg, Sifilis, HIV, Malaria, TBC). Pelayanan antenatal disebut lengkap apabila dilakukan oleh tenaga kesehatan serta memenuhi standar pemeriksaan kehamilan. Standar jenis pelayanan dan waktu pelayanan antenatal tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan kesehatan terhadap ibu hamil, berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan dan penanganan komplikasi. 28

45 Pengukuran terhadap indikator pencapai cakupan K4 ditujukan untuk mengukur kemampuan manajemen program KIA untuk melindungi ibu hamil sehingga kesehatan janin terjamin melalui penyediaan pelayanan antenatal. Hasil capaian indikator cakupan pelayanan perawatan kehamilan (antenatal care) kontak keempat kali ke sarana pelayanan kesehatan (K4) pada tahun 216 sebesar 93,69% atau ibu hamil dari total perkiraan ibu hamil yang ditetapkan sebanyak ibu hamil. Ini berarti belum mencapai target yang ditetapkan dalam Renstra tahun 216 sebesar 95%, atau capaian kinerjanya sebesar 98,62% termasuk kategori sangat baik. Hasil capaian cakupan pelayanan perawatan kehamilan (antenatal care) kontak keempat kali ke sarana pelayanan kesehatan (K4) tahun 216 lebih tinggi bila dibandingkan dengan hasil capaian tahun 215 sebesar 9,36%. Demikian pula hasil capaian cakupan pelayanan perawatan kehamilan (K4) tahun 216 menunjukkan trend meningkat dibandingkan dengan hasil capaian tahun sebelumnya periode tahun , walaupun belum mencapai target yang ditetapkan. Hasil capaian cakupan K4 pada tahun 216 belum mencapai target dibandingkan dengan target yang ditetapkan dalam Renstra sebesar 95%. Hasil capaian indikator cakupan pelayanan perawatan kehamilan (K4) untuk Kabupaten Badung pada tahun 216 melampaui capaian cakupan Provinsi Bali sebesar 91,44%. Hasil capaian cakupan pelayanan perawatan kehamilan (K4) menurut kabupaten di Provinsi Bali seperti tabel berikut : 29

46 Tabel 3.4 Cakupan Pelayanan Antenatal (K4) per Kabupaten di Provinsi Bali Tahun 216 No Kabupaten Jml Bumil Jml K4 % 1 Jembrana ,21 2 Tabanan ,97 3 Badung ,69 4 Gianyar ,98 5 Klungkung ,59 6 Bangli ,56 7 Karangasem ,42 8 Buleleng ,73 9 Kota Denpasar ,82 Prov. Bali ,44 Hasil capaian cakupan K4 di Kabupaten Badung tahun 216 telah mencapai target Nasional sebesar 8%. Perbandingan data capaian cakupan pelayanan antenatal (K4) di Kabupaten Badung dengan target Nasional seperti pada grafik berikut : Grafik 3.1 Cakupan Pelayanan Antenatal (K4) di Kabupaten Badung dan Target Nasional Tahun 212 s/d 216 3

47 Capaian indikator cakupan pelayanan perawatan kehamilan (antenatal care) kontak keempat kali ke sarana pelayanan kesehatan (K4) sampai tahun 216 berfluktuasi setiap tahunnya. Distribusi hasil capaian indikator cakupan pelayanan perawatan kehamilan (antenatal care) kontak keempat kali ke sarana pelayanan kesehatan (K4) menurut puskesmas pada tahun 216 menunjukkan bahwa puskesmas yang telah mencapai target yang ditetapkan sebesar 95% yaitu Puskesmas Abiansemal II, Abiansemal III, Abiansemal IV, Puskesmas Kuta II, Kuta Selatan dan Puskesmas Kuta utara. Data capaian menurut Puskesmas seperti pada grafik berikut : Grafik 3.2 Cakupan Pelayanan perawatan kehamilan (K4) di Kabupaten Badung Tahun 215 s/d 216 Untuk mencapai target indikator cakupan pelayanan perawatan kehamilan (antenatal care) kontak keempat kali ke sarana pelayanan kesehatan (K4) dilaksanakan melalui program peningkatan 31

48 kesehatan ibu melahirkan dan anak dengan kegiatan Pembinaan dan Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA) dan lomba bidan berprestasi dengan anggaran sebesar Rp Serapan anggaran sebesar Rp (96,82 %) sehingga terdapat selisih anggaran. Hambatan/kendala yang masih dihadapi dalam pencapaian indikator cakupan pelayanan perawatan kehamilan (antenatal care) kontak keempat kali ke sarana pelayanan kesehatan (K4) adalah: a. Penetapan sasaran berdasarkan data estimasi. b. Masih adanya bidan praktek swasta/dokter yang tidak melaporkan hasil pemeriksaan kehamilan yang dilayaninya. Sedangkan strategi upaya pemecahan terhadap hambatan yang ditemukan adalah : a. Melakukan kemitraan yang lebih banyak dengan dokter/bidan praktek swasta. b. Memantapkan alur pencatatan dan pelaporan dari dokter/bidan praktek swasta. c. Mengintensifkan kegiatan-kegiatan seperti: kunjungan rumah, pembentukan kelas ibu hamil serta menerapkan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) KIA. Persentase Ibu Bersalin Ditolong Tenaga Kesehatan Terlatih Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan merupakan proses pelayanan persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan. Proses pertolongan persalinan oleh tenaga dengan kompotensi kebidanan akan memastikan pelayanan yang diberikan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 32

49 a. Sterilitas atau pencegahan infeksi dengan menerapkan minimal 3 bersih yaitu : bersih tangan penolong, bersih alat pemotong tali pusat, bersih tempat ibu berbaring b. Metode pertolongan persalinan sesuai standar pelayanan c. Merujuk kasus yang memerlukan tingkat pelayanan yang lebih tinggi Tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan adalah tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan klinis kebidanan sesuai standar. Indikator ini adalah untuk mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam menyelenggarakan pelayanan persalinan yang profesional. Upaya yang dilakukan pemerintah pusat untuk meningkatkan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan (Jampersal). melalui kebijakan kebijakan yang Jaminan disebut Persalinan Jaminan Persalinan dimaksudkan untuk menghilangkan hambatan finansial bagi ibu hamil untuk mendapatkan jaminan persalinan, yang didalamnya termasuk pemeriksaan kehamilan, pelayanan nifas termasuk KB pasca persalinan, dan pelayanan bayi baru lahir. Dalam implementasi kebijakan jaminan persalinan maka semua persalinan dilakukan di sarana pelayanan kesehatan dasar dan rujukan baik pemerintah dan swasta. Khusus untuk persalinan yang ditangani oleh fasilitas kesehatan swasta maka Dinas Kesehatan melakukan kerjasama dengan bidan praktek swasta, klinik swasta. Hasil capaian indikator cakupan ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih pada tahun 216 sebesar 95,73%, atau ibu bersalin yang ditangani disarana kesehatan dari total perkiraan ibu bersalin yang ditetapkan sebanyak ibu hamil. Ini berarti belum mencapai target yang ditetapkan dalam Renstra tahun 215 sebesar 98%, atau kinerjanya sebesar 97,68% termasuk kategori sangat baik. Hasil capaian cakupan ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih tahun 216 lebih tinggi bila dibandingkan dengan 33

50 hasil capaian tahun 215 sebesar 94,24%, atau 8.19 ibu bersalin yang ditangani disarana kesehatan dari total perkiraan ibu bersalin yang ditetapkan sebanyak ibu hamil. Demikian pula hasil capaian cakupan ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih tahun 216 menunjukkan trend berfluktuatif dan cenderung meningkat dibandingkan dengan hasil capaian tahun sebelumnya periode tahun 212 sampai 215, walaupun masih dibawah target yang ditetapkan dalam renstra. Hasil capaian cakupan ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih pada tahun 216 belum mencapai target yang ditetapkan dalam Renstra sebesar 98%. Hasil capaian cakupan ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih di Kabupaten Badung tahun 216 masih dibawah hasil capaian Provinsi Bali sebesar 96,4%. Gambaran hasil cakupan ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih per kabupaten di Provinsi Bali seperti berikut : Tabel 3.5 Cakupan Ibu Bersalin yang Ditolong oleh Tenaga Kesehatan Terlatih per Kabupaten di Provinsi Bali Tahun 216 No 1 Jembrana 5.13 Jml Salinakes Tabanan ,36 3 Badung ,73 4 Gianyar ,6 5 Klungkung ,17 6 Bangli ,19 7 Karangasem ,63 8 Buleleng ,69 9 Kota Denpasar , ,4 Kabupaten Prov. Bali Jml Bumil % 97,75 34

51 Hasil capaian cakupan ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih di Kabupaten Badung tahun 216 telah melampaui target Nasional sebesar 95%. Perbandingan data capaian cakupan ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih di Kabupaten Badung dengan target Nasional dan capaian Provinsi Bali seperti pada grafik berikut : Grafik 3.3 Cakupan Ibu Bersalin yang Ditolong oleh Tenaga Kesehatan Terlatih di Kabupaten Badung, Capaian Provinsi Bali dan Target Nasional Tahun 212 s/d 216 Distribusi hasil capaian indikator cakupan ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih menurut puskesmas pada tahun 215 menunjukkan bahwa puskesmas yang telah mencapai target yang ditetapkan sebesar 95% yaitu Puskesmas Abiansemal III, Abiansemal IV, Mengwi I, dan Puskesmas Kuta Selatan. Data capaian menurut Puskesmas seperti pada grafik berikut : 35

52 Grafik 3.4 Cakupan Ibu Bersalin yang Ditolong oleh Tenaga Kesehatan Terlatih Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun 215 s/d 216 Capaian indikator cakupan ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih tahun 216 sebesar 95,73% berarti masih dibawah target yang ditetapkan Renstra Dinas Kesehatan sebesar 98%. Untuk mencapai target indikator cakupan pelayanan persalinan oleh tenaga terlatih dilaksanakan melalui program peningkatan kesehatan ibu melahirkan dan anak dengan kegiatan Pelatihan P4K dan pengawasan dan lomba bidan delima berprestasi. Anggaran untuk kegiatan tersebut sebesar Rp dengan serapan sebesar Rp (97,41 %) sehingga terdapat efisiensi anggaran. Hambatan/kendala yang masih dihadapi dalam pencapaian indikator cakupan pelayanan persalinan oleh tenaga terlatih adalah penetapan target didasarkan pada angka proyeksi, ibu hamil ada yang bersalin ke dokter/bidan praktek swasta tidak terlaporkan serta Adanya mobilitas sasaran ibu hamil. 36

53 Sedangkan strategi upaya pemecahan terhadap hambatan yang ditemukan adalah : a. Melakukan pendataan sasaran yang lebih akurat b. Melakukan kemitraan yang lebih banyak dengan dokter/bidan praktek swasta. c. Memantapkan alur pencatatan dan pelaporan dari dokter/bidan praktek swasta. Persentase Puskesmas Rawat Inap Mampu Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar Puskesmas Pelayanan Obsterik Neonatal Emergensi Dasar (PONED) adalah Puskesmas dengan fasilitas rawat inap yang mampu memberikan pelayanan rutin dan penanganan dasar kegawatdaruratan kebidanan dan bayi neonatus selama 24 jam dengan fasilitas tempat tidur rawat inap. Puskesmas rawat inap di Kabupaten Badung sebanyak 3 puskesmas dan semuanya dilengkapi unit pelayanan yang mampu melaksanakan PONED. Adapun Puskesmas PONED tersebut meliputi: Puskesmas Abiansemal I, Puskesmas Mengwi I, dan Puskesmas Kuta I. Hasil pencapaian cakupan Puskesmas rawat inap yang mampu Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar di Kabupaten Badung Tahun 216 sebesar 1%, sehingga capaian kinerjanya termasuk kategori sangat baik. Hasil capaian cakupan Puskesmas rawat inap yang mampu Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar selama lima tahun (212216) sebesar 1% dan telah mencapai target dalam renstra serta 37

54 target Nasional sebesar 1%. Hasil capaian cakupan puskesmas rawat inap mampu PONED di Kabupaten Badung seperti pada grafik berikut: Grafik 3.5 Persentase Puskesmas Rawat Inap Mampu PONED di Kabupaten Badung Tahun 212 s/d 216 Untuk terwujudnya pencapaian indikator ini maka didukung melalui program program peningkatan kesehatan ibu melahirkan dan anak dengan kegiatan Pelatihan Penangan Kegawatdaruratan Kasus Obstetri dan Neonatal serta didukung kegiatan UGD 24 jam. Alokasi anggaran untuk menunjang kegiatan tersebut sebesar Rp ,dengan realiasi anggaran sebesar Rp ,- (87,39%), sehingga terdapat selisih anggaran. Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk mencapai target diantaranya: peningkatan sumber daya manusia melalui pelatihan serta pemenuhan terhadap penyediaan obat, peralatan kesehatan serta bahan penunjang lainnya. 38

55 Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap (KN Lengkap) Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan terhadap bayi baru lahir umur sampai 28 hari. Pelayanan kesehatan terhadap bayi baru lahir sangat penting karena kelompok umur ini memiliki risiko gangguan kesehatan yang paling tinggi. Kematian neonatus lebih banyak terjadi pada minggu pertama kehidupan (6 hari). Mengingat besarnya risiko kematian pada minggu pertama ini, setiap bayi baru lahir harus mendapatkan pemeriksaan sesuai standar untuk mendetaksi adanya penyakit atau tanda bahaya sehingga dapat dilakukan intervensi sedini mungkin untuk mencegah kematian. Pelayanan pada kunjungan neonatus (bayi umur 28 hari) sesuai dengan standar mengacu pada pedoman Manajemen Terpadu Balita Muda (MTBM) sebanyak tiga kali yang meliputi pemeriksaan tanda vital, konseling perawatan bayi baru lahir dan ASI Ekslusif, injeksi Vitamin K, Imunisasi (jika belum diberikan saat lahir, penanganan dan rujukan kasus, serta penyuluhan perawatan neonatus di rumah dengan menggunakan buku KIA). Hasil capaian indikator cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN3) pada tahun 216 sebesar 93,57% atau 7.41 bayi dari total perkiraan bayi yang ditetapkan sebanyak bayi. Ini berarti belum mencapai target yang ditetapkan dalam Renstra tahun 215 sebesar 95%, atau kinerjanya sebesar 98,46% termasuk kategori sangat baik. Hasil capaian cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN3) tahun 216 lebih rendah bila dibandingkan dengan hasil capaian tahun 215 sebesar 97,15% atau bayi dari total perkiraan bayi yang ditetapkan sebanyak bayi. Demikian pula hasil capaian cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN3) tahun 216 menunjukkan trend menurun 39

56 dibawah target yang ditetapkan dibandingkan dengan hasil capaian tahun sebelumnya tahun 212 sampai 216. Hasil capaian cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN3) pada tahun 216 belum mencapai target yang ditetapkan dibandingkan dengan target akhir Renstra sebesar 95%. Hasil capaian cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN3) di Kabupaten Badung tahun 215 telah melampaui target Nasional sebesar 9%. Perbandingan data capaian cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN3) di Kabupaten Badung dengan target Nasional dan capaian Provinsi Bali seperti pada grafik berikut : Grafik 3.6 Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap (KN3) di Kabupaten Badung, Capaian Provinsi Bali dan Target Nasional Tahun 212 s/d 216 4

57 Distribusi hasil capaian indikator cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN3) menurut puskesmas pada tahun 216 menunjukkan bahwa puskesmas yang telah mencapai target yang ditetapkan sebesar 95% sebanyak 4 puskesmas yaitu Puskesmas Abiansemal I, Puskesmas Abiansemal II dan Puskesmas Mengwi I, Puskesmas Mengwi II, Puskesmas Kuta I, Kuta II dan Kuta Selatan. Data capaian menurut Puskesmas seperti pada grafik berikut : Grafik 3.7 Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap (KN3) Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun 215 s/d 216 Capaian indikator cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN3) sampai tahun 216 sebesar 93,57% berarti belum mencapai target yang ditetapkan dalam renstra Dinas Kesehatan sebesar 95%. Untuk mencapai target indikator cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN3) dilaksanakan melalui program peningkatan kesehatan ibu melahirkan dan anak dengan kegiatan Pelatihan penanganan kasus obstetri dan neonatal. Anggaran untuk kegiatan tersebut sebesar Rp ,- dengan serapan sebesar Rp (1%). 41

58 Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian indikator ini adalah: a. Adanya kesadaran masyarakat untuk melakukan memeriksakan bayinya pada masa neonatus ke sarana pelayanan kesehatan. b. Adanya dukungan pembiayaan dari pemerintah pusat. c. Pelayanan imunisasi, perawatan tali pusat dll. d. kunjungan rumah dengan mengintegrasikan pelayanan kunjungan neonatus dengan kunjungan nifas Strategi/upaya yang dilakukan untuk lebih meningkatkan capaian indikator ini meliputi peningkatan kualitas pelayanan, sweeping pelayanan neonatal, dan penyuluhan terhadap ibu nifas. Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Pelayanan kesehatan anak balita adalah pelayanan kesehatan pada anak umur bulan sesuai standar meliputi pemantauan pertumbuhan dan perkembangan. Pemantauan pertumbuhan minimal delapan kali setahun dilakukan dengan pengukuran berat badan pertinggi badan/panjang badan dan pelayanan kesehatan seperti pemberian vit A dua kali setahun pada setiap bulan Pebruari dan Agustus. Pemantauan perkembangan minimal dua kali setahun meliputi perkembangan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, daya dengar dan data llihat serta sosialisasi dan kemandirian. Jika ada keluhan atau kecurigaan terhadap anak, dilakukan pemeriksaan untuk gangguan mental emosional, autisme serta gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas. Bila ditemukan penyimpangan atau gangguan perkembangan harus dilakukan rujukan kepada tenaga kesehatan yang lebih memiliki kompetensi. 42

59 Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan setiap anak usia bulan dilaksanakan melalui pelayanan SDIDK minimal 2 kali pertahun (setiap 6 bulan) dan tercatat pada Kohort Anak Balita dan Prasekolah atau pencatatan pelaporan lainnya. Pelayanan SDIDK dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, ahli gizi, penyuluh kesehatan masyarakat dan petugas sektor lain yang dalam menjalankan tugasnya melakukan stimulasi dan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang anak. Indikator ini untuk mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam melindungi anak balita sehingga kesehatannya terjamin melalui penyediaan pelayanan kesehatan. Hasil capaian indikator cakupan pelayanan kesehatan anak balita pada tahun 216 sebesar 69,7% atau balita dari total perkiraan balita yang ditetapkan sebanyak balita. Ini berarti belum mencapai target yang ditetapkan dalam Renstra tahun 215 sebesar 93%, atau kinerjanya sebesar 74,95% termasuk kategori baik. Hasil capaian cakupan pelayanan kesehatan anak balita tahun 216 lebih rendah bila dibandingkan dengan hasil capaian tahun 215 sebesar 89,25% atau 32,763 balita dari total perkiraan balita yang ditetapkan sebanyak balita.. Demikian pula hasil capaian cakupan pelayanan kesehatan anak balita tahun 216 dibandingkan dengan hasil capaian tahun sebelumnya periode tahun 212 sampai 215 menunjukkan trend menurun dibawah target yang ditetapkan. Hasil capaian cakupan pelayanan kesehatan anak balita pada tahun 216 belum mencapai target yang ditetapkan dalam Renstra sebesar 93%. Hasil capaian cakupan pelayanan kesehatan anak balita Kabupaten Badung dibandingkan dengan target renstra, capaian provinsi bali dan target nasional seperti grafik berikut : 43

60 Grafik 3.8 Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita di Kabupaten Badung, Capaian Provinsi Bali dan Target Nasional Tahun 212 s/d 216 Hasil capaian cakupan pelayanan kesehatan anak balita di Kabupaten Badung tahun 216 masih dibawah capaian Provinsi Bali sebesar 15,48%, seperti pada tabel berikut : Tabel 3.6 Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita per Kabupaten di Provinsi Bali Tahun 216 No Kabupaten Jembrana Tabanan Badung Gianyar Klungkung Bangli Karangasem Buleleng Kota Denpasar Provinsi Bali Jml Anak Balita Jml. Yan Balita % 1,68 96,34 69,65 96, 111,43 11, 79,66 127,54 135,43 15,48 44

61 Distribusi hasil capaian indikator cakupan pelayanan kesehatan anak balita menurut puskesmas pada tahun 216 menunjukkan bahwa puskesmas yang belum mencapai target yang ditetapkan sebesar 9% sebanyak 3 (tiga) puskesmas yaitu Puskesmas Puskesmas Kuta I dan Puskesmas Kuta II. Distribusi hasil capaian cakupan pelayanan kesehatan anak balita menurut Puskesmas seperti pada grafik berikut : Grafik 3.9 Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun 215 s/d 216 Capaian indikator cakupan pelayanan kesehatan anak balita sampai tahun 216 sebesar 69,65% berarti belum mencapai target yang ditetapkan sampai akhir renstra Dinas Kesehatan sebesar 93%. Untuk mencapai target indikator cakupan pelayanan kesehatan anak balita melalui pelaksanaan program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita dengan kegiatan Lomba Balita Indonesia (LBI) dan Ibu Menyusui tingkat Kabupaten Badung, Lomba Balita Indonesia 45

62 (LBI) dan Ibu menyusui tingkat Kabupaten Badung, pelatihan SDIDTKA (Stimulasi Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak) dan pengadaan alat permainan edukatif pada puskesmas Ramah anak. Anggaran untuk kegiatan tersebut sebesar Rp ,- dengan serapan sebesar Rp (99,53 %) sehingga terdapat selisih anggaran. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian indikator ini adalah: a. Peningkatan pelayanan kesehatan anak balita melalui lomba balita sehat indonesia b. Penjaringan di posyandu, Taman Kanak-kanak (TK) dan Puskesmas c. Monitoring dan evaluasi. Hambatan/kendala yang dihadapi dalam pencapaian indikator cakupan pelayanan kesehatan balita diantaranya masih adanya balita yang tidak memeriksakan balitanya ke posyandu atau sarana pelayanan kesehatan lainnya. Strategi/upaya pemecahan permasalahan untuk meningkatkan capaian cakupan pelayanan kesehatan balita yaitu: a. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya pemeriksaan anak balita b. Mengoptimalkan kemitraan dengan lintas sektor ditingkat desa/kelurahan dan kecamatan. c. Mengoptimalkan pelayanan di sarana pendidikan usia dini (PAUD) dan Taman Kanak-kanak (TK). 46

63 Cakupan Penjaringan Kesehatan Anak SD dan Setingkat Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat merupakan pelayanan kesehatan yang meliputi pemeriksaan umum, kesehatan gigi dan mulut terhadap murid kelas 1 SD/MI yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama guru dan dokter kecil. Adapun tujuan dari penjaringan kesehatan adalah untuk medeteksi sedini mungkin adanya kelainan atau penyakit peserta didik, sehingga dapat dilakukan tindakan secepatnya untuk mencegah keadaan lebih buruk. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah upaya terpadu lintas program dan lintas sektor dalam rangka meningkatkan kemampuan hidup sehat dan selanjutnya membentuk perilaku hidup sehat anak usia sekolah yang berada di sekolah. Sekolah Dasar setingkat adalah Sekolah Dasar Negeri, Sekolah Dasar Swasta, Sekolah Dasar Luar Biasa, Madrasah Ibtidaiyah serta satuan pendidikan keagamaan termasuk ponpes baik jalur pendidikan sekolah maupun luar sekolah. Tenaga Kesehatan adalah tenaga medis, keperawatan atau petugas Puskesmas lainnya yang telah dilatih sebagai tenaga pelaksana UKS/UKGS. Guru UKS/UKGS adalah guru kelas atau guru yang ditunjuk sebagai pembina UKS/UKGS di sekolah dan telah dilatih tentang UKS/UKGS. Dokter kecil adalah kader kesehatan sekolah yang biasanya berasal dari murid kelas 4 dan 5 SD dan setingkat yang telah mendapatkan pelatihan dokter kecil. Indikator ini untuk mengukur kemampuan manajemen program Usaha Kesehatan Anak Sekolah dalam melindungi anak sekolah sehingga kesehatannya terjamin melalui pelayanan kesehatan. Hasil capaian indikator cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat pada tahun 216 sebesar 1% yaitu 29,258 Anak SD/setingkat dari total anak SD/setingkat sebanyak 29,258 balita. Ini 47

64 berarti telah mencapai target yang ditetapkan dalam Renstra tahun 216 sebesar 1%, atau kinerjanya sebesar 1% termasuk kategori sangat baik. Hasil capaian cakupan penjaringan kesehatan siswa SD tahun 216 sama dengan hasil capaian tahun 215 sebesar 1% yaitu 1,54 anak SD/setingkat dari total perkiraan balita yang ditetapkan sebanyak 1,54 anak SD/setingkat. Demikian pula hasil capaian cakupan penjaringan kesehatan siswa SD tahun 216 dibandingkan dengan hasil capaian tahun sebelumnya periode tahun telah mencapai target yang ditetapkan. Hasil capaian cakupan penjaringan kesehatan siswa SD pada tahun 216 telah mencapai target yang ditetapkan Renstra sebesar 1%. Hasil capaian cakupan penjaringan kesehatan siswa SD di Kabupaten Badung tahun 216 telah melampaui target Nasional sebesar 95%. Perbandingan data capaian cakupan penjaringan kesehatan siswa SD di Kabupaten Badung dengan target Nasional dan capaian Provinsi Bali seperti pada grafik berikut : Grafik 3.1 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD di Kabupaten Badung, Capaian Provinsi Bali dan Target Nasional Tahun 212 s/d

65 Distribusi hasil capaian indikator cakupan penjaringan kesehatan siswa SD menurut puskesmas pada tahun 215 menunjukkan bahwa semua puskesmas telah mencapai target yang ditetapkan sebesar 1%. Data capaian menurut Puskesmas seperti pada grafik berikut : Grafik 3.11 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD di Kabupaten Badung Tahun 215 s/d 216 Untuk mempertahankan capaian target indikator penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat didukung program upaya kesehatan masyarakat dengan kegiatan : a. Pembinaan dalam rangka Lomba Peningkatan Upaya lomba peningkatan upaya Kesehatan di Puskesmas b. Pembinaan dalam rangka kesehatan di sekolah c. Lomba dalam rangka Peningkatan Upaya Kesehatan di sekolah d. Pelatihan petugas kantin sehat tingkat SD Alokasi anggaran untuk mendukung capaian indikator penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat sebesar Rp , 49

66 dengan realisasi sebesar Rp ,- (97,4%) sehingga terdapat selisih/efisiensi anggaran. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian indikator ini adalah: a. Tersedianya sumber daya yang mencukupi untuk pelaksanaan kegiatan penjaringan anak sekolah dasar. b. Adanya dukungan dari pihak sekolah. Hambatan/kendala yang dihadapi dalam pencapaian indikator cakupan penjaringan anak sekolah diantaranya saat pemeriksaan siswa SD tidak masuk sekolah oleh karena berbagai alasan seperti sakit, keluar wilayah dll. Strategi/upaya pemecahan permasalahan untuk meningkatkan capaian cakupan pelayanan kesehatan balita yaitu: a. Melakukan kunjungan ulang untuk pemeriksaan anak sekolah bagi siswa yang absensi pada saat dilakukan pemeriksaan kesehatan dengan mengintegrasikan kegiatan lain yang ada disekolah. b. Mengoptimalkan kemitraan dengan lintas sektor terutama sekolah dasar. Persentase Anak Balita Gizi Buruk Balita adalah anak usia di bawah 5 tahun (anak usia s/d 4 tahun 11 bulan) yang ada di kabupaten/kota. Gizi buruk adalah status gizi menurut berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) dengan Z-score <3 dan atau dengan tanda-tanda klinis (marasmus, kwasshiorkor dan marasmus-kwashiorkor). Penentuan indikator persentase anak balita gizi buruk (indikator berat badan per tinggi badan) diperoleh berdasarkan hasil survey yang dilaksanakan oleh. 5

67 Hasil capaian indikator persentase anak balita gizi buruk pada tahun 216 sebesar,3%, atau 6 balita dengan gizi buruk diantara 1,996 balita yang disurvey. Ini berarti telah mencapai target yang ditetapkan dalam Renstra tahun 215 sebesar.4%, atau kinerjanya sebesar 125% termasuk kategori sangat baik. Hasil capaian persentase anak balita gizi buruk tahun 216 lebih tinggi dari hasil capaian tahun 215 sebesar,21%, atau 4 balita dengan gizi buruk diantara 1,919 balita yang disurvey. Hasil capaian persentase anak balita gizi buruk selama lima tahun menunjukkan trend meningkat, walaupun telah mencapai target yang ditetapkan sebesar,4%. Perbandingan data capaian persentase anak balita gizi buruk di Kabupaten Badung dengan target renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Badung seperti pada grafik berikut : Grafik 3.12 Persentase Anak Balita Gizi Buruk di Kabupaten Badung Tahun 212 s/d 216 Hasil capaian indikator persentase gizi buruk di Kabupaten Badung tahun 216 seperti pada tabel berikut : 51

68 Tabel 3.7 Distribusi Gizi Buruk Di Kabupaten Badung Tahun 216 No Kecamatan Kuta Selatan Kuta Kuta Utara Mengwi Abiansemal Petang Provinsi Bali Jumlah Sampel Gizi Buruk % ,,,.9,59,32,3 Untuk mencapai target indikator persentase balita gizi buruk didukung program perbaikan gizi masyarakat dengan kegiatan meliputi: a. Pemantauan Perkembangan Keluarga Sadar Gizi b. Penanggulangan kurang energi protein (KEP), anemia gizi besi, gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY), kurang vitamin A dan kurang gizi mikro lainnya c. Sosialisasi Peningkatan Pemberian ASI (PP ASI) dan Penggunaan Garam Beryodium dalam rangka Gerakan Nasional Sadar Gizi Alokasi anggaran untuk mendukung kegiatan tersebut sebesar Rp ,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp (98,49%), berarti terdapat selisih anggaran. Faktor pendukung keberhasilan pencapaian indikator ini meliputi: adanya sarana dan prasarana serta sumber daya manusia yang mencukupi. Upaya yang dilakukan untuk menanggulangi gizi buruk di Kabupaten Badung meliputi: a. Penimbangan balita secara ketat dengan meningkatkan cakupan D/S (balita ditimbang dibagi seluruh balita) b. Konseling gizi pada keluarga balita c. Melakukan investigasi terhadap balita yang dicurigai gizi buruk d. Melakukan rujukan kasus gizi buruk 52

69 e. Pemberian PMT kepada balita gizi kurang/buruk berdasarkan indikator BB/U f. Monitoring dan evaluasi Angka Kematian Ibu Angka kematian ibu (AKI) adalah banyaknya wanita yang meninggal pada tahun tertentu dengan penyebab kematian yang terkait gangguan kehamilan atau penanganannya selama kehamilan, melahirkan dan masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 1. kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu Maternal berguna untuk menggambarkan tingkat perilaku hidup sehat, status gizi, kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, waktu melahirkan dan masa nifas. Indikator AKI dipakai untuk mengukur keberhasilan pembangunan sektor kesehatan. Angka kematian ibu (AKI) adalah banyaknya wanita yang meninggal pada tahun tertentu dengan penyebab kematian yang terkait gangguan kehamilan atau penanganannya selama kehamilan, melahirkan dan masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 1. kelahiran hidup. Berdasarkan hasil analisis capaian indikator atas angka kematian ibu (AKI) di Kabupaten Badung pada tahun 216 tanpa kematian ibu melahirkan ( per 1. kelahiran hidup atau tanpa kasus kematian ibu selama kehamilan, melahirkan dan masa nifas diantara kelahiran hidup. Ini berarti hasil capaian ini telah mencapai target yang ditetapkan pada tahun 216 yaitu lebih rendah dari 6, per 1. kelahiran hidup, sehingga kinerjanya sebesar 2,% termasuk kategori memuaskan. 53

70 Hasil capaian angka kematian ibu tahun 216 lebih baik (tanpa adanya kematian ibu melahirkan pada penduduk Kabupaten Badung) bila dibandingkan dengan hasil capaian tahun 215 dengan hasil sebesar 99,83 per 1. kelahiran hidup. Demikian pula hasil capaian AKI tahun 216 lebih rendah dibandingkan dengan hasil capaian tahun sebelumnya periode tahun 21 sampai 215, berarti kinerja tahun 216 paling baik dibandingkan dengan periode sebelumnya. Hasil capaian indikator angka kematian ibu pada tahun 216 lebih rendah dibandingkan dengan target akhir RPJMD Kabupaten Badung yang ditetapkan sebesar 6, per 1. kelahiran hidup. Hasil capaian indikator angka kematian ibu di Kabupaten Badung tahun 216 paling rendah, bila dibandingkan dengan hasil capaian angka kematian ibu di Provinsi Bali sebesar per 1. kelahiran hidup. Jika capaian kinerja kabupaten badung dibandingkan dengan kabupaten lain di Provinsi Bali maka capian angka kematian ibu di kabupaten badung yang paling baik (tanpa kasus kematian Ibu untuk yang memiliki KTP Badung). Adapun gambaran distribusi angka kematian ibu di Provinsi Bali seperti berikut : Grafik 3.13 Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Bali Tahun 215 s/d

71 Hasil capaian angka kematian ibu di Kabupaten Badung tahun 216 lebih rendah atau telah mencapai target yang telah ditetapkan dibandingkan dengan target angka kematian ibu secara Nasional yang ditetapkan pada tahun 215 sebesar 118 per 1. kelahiran hidup serta telah mencapai target Millenium Development Goals (MDGs) yang ditetapkan pada tahun 215 sebesar 12 per 1. kelahiran hidup. Angka kematian ibu melahirkan di Kabupaten Badung dalam lima tahun terakhir seperti pada grafik berikut ini. Grafik 3.14 Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Badung Tahun 212 s/d 216 Program yang mendukung terhadap capaian indikator tersebut adalah program peningkatan kesehatan ibu melahirkan dan anak, dengan kegiatan Pengawasan institusi pemberi layanan kesehatan dan ibu hamil dalam upaya penurunan AKI. Alokasi pagu anggaran sebesar Rp ,- yang bersumber dari APBD Kabupaten Badung dengan realisasi anggaran sebesar Rp (99,%) sehingga terdapat penghematan anggaran. 55

72 Upaya yang dilakukan untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) di Kabupaten Badung meliputi : a. Audit Maternal Perinatal (AMP) untuk setiap terjadinya kasus kematian b. Pelatihan pelatihan P4K untuk bidan puskesmas dan bidan pustu c. Pelatihan PONED untuk petugas medis dan paramedis di tingkat pelayanan dasar d. Pembinaan/ bintek KB e. Pengadaan buku penunjang kegiatan KB f. Pelacakan kasus efek samping, komplikasi dan kegagalan KB Angka Kematian Bayi Angka kematian bayi (AKB) adalah Jumlah kematian penduduk yang berusia di bawah satu tahun per 1 kelahiran hidup pada tahun tertentu disuatu. AKB merupakan indikator yang sangat berguna untuk mengetahui status kesehatan anak khususnya bayi dan dapat mencerminkan tingkat kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan secara umum, status kesehatan penduduk secara keseluruhan serta tingkat perkembangan sosial ekonomi masyarakat. Berdasarkan hasil analisis capaian indikator Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Badung pada tahun 216 sebesar 3,16 per 1. kelahiran hidup atau 25 kasus kematian bayi diantara kelahiran hidup. Ini berarti telah mencapai target yang ditetapkan pada tahun 216 sebesar 4,5 per 1. kelahiran hidup, sehingga kinerjanya sebesar 122,22% termasuk kategori sangat baik. Hasil capaian angka kematian bayi tahun 216 lebih baik (dibawah target yang ditetapkan) bila dibandingkan dengan hasil 56

73 capaian tahun 215 dengan capaian sebesar 3,62 per 1. kelahiran hidup. Demikian pula hasil capaian AKB tahun 216 menunjukkan trend membaik atau capaian cenderung menurun dibawah target yang ditetapkan dibandingkan dengan hasil capaian tahun sebelumnya periode tahun 212 sampai 214, ini berarti kinerja tahun 216 lebih baik dibandingkan dengan periode sebelumnya. Hasil capaian indikator angka kematian bayi di Kabupaten Badung tahun 215 lebih baik bila dibandingkan dengan hasil capaian angka kematian bayi di Provinsi Bali sebesar 5.65 per 1. kelahiran hidup. Jumlah Kematian bayi di Provinsi Bali tahun 216, seperti tabel berikut: Tabel 3.8 Distribusi Jumlah Kematian Bayi Di Provinsi Bali Tahun 216 No Kabupaten/Kota Jembrana Tabanan Badung Gianyar Klungkung Bangli Karangasem Buleleng Kota Denpasar Provinsi Bali Jumlah Lahir Hidup Kematian AKB per 1. KH 9,18 9,1 3,16 12,98 7,67 1,72 9,73 4,61,95 5,65 Hasil capaian AKB di Kabupaten Badung tahun 216 telah mencapai target yang telah ditetapkan, bila dibandingkan dengan target Nasional (Renstra Kementerian Kesehatan RI) tahun 216 yang ditetapkan sebesar 24 per 1. KH dan telah mencapai target yang ditetapkan Millenium Development Goals (MDGs) sebesar 23 per 1. kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Badung dalam lima tahun terakhir seperti pada Grafik berikut : 57

74 Grafik 3.15 Angka Kematian Bayi di Kabupaten Badung Tahun Adapun penyebab kematian bayi pada tahun 215 sebanyak 25 kasus oleh beberpa faktor yaitu: (1) BBLR, (2) Asfiksia, (3) Kelainan kongenital, (4) gangguan cerna, (5) pneumonia dan penyebab lainnya, selengkapnya seperti pada grafik berikut: Grafik 3.16 Penyebab Kematian Bayi Di Kabupaten Badung Tahun 215 s/d

75 Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan pencapaian indikator angka kematian bayi seperti berikut: a. Meningkatnya akses pelayanan kesehatan ibu dan anak b. Adanya kesepakatan mengenai sasaran antara dinas kesehatan dengan dinas kependudukan dan cacatan sipil. Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk menurunkan angka kematian bayi di Kabupaten Badung meliputi: Audit kematian maternal dan perinatal, pelayanan kesehatan bayi seperti imunisasi, MTBS/MTBM serta Pembinaan/ bintek PWS KIA Program yang mendukung terhadap capaian indikator tersebut adalah program peningkatan kesehatan ibu melahirkan dan anak, dengan kegiatan Pengawasan institusi pemberi layanan kesehatan dan ibu hamil dalam upaya penurunan AKI. Alokasi pagu anggaran sebesar Rp ,- yang bersumber dari APBD Kabupaten Badung dengan realisasi anggaran sebesar Rp (99,%) sehingga terdapat penghematan anggaran. Angka Kematian Balita Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah anak yang dilahirkan pada tahun tertentu dan meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun dan dinyatakan per 1. balita. AKABA menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak-anak dan faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi, penyakit infeksi dan kecelakaan. Berdasarkan hasil analisis capaian indikator Angka Kematian Balita (AKABA) di Kabupaten Badung pada tahun 216 sebesar 4,4 per 1. kelahiran hidup atau 32 kasus kematian balita diantara kelahiran 59

76 hidup. Ini berarti telah mencapai target yang ditetapkan pada tahun 215 sebesar 5, per 1. kelahiran hidup, sehingga kinerjanya sebesar 119,2% termasuk kategori sangat baik. Hasil capaian angka kematian balita tahun 216 lebih tinggi bila dibandingkan dengan hasil capaian tahun 215 dengan hasil sebesar 3,62 per 1. kelahiran hidup (31 kasus). Demikian pula hasil capaian angka kematian balita tahun 215 dibandingkan periode tahun sebelumnya 212 sampai 215 menunjukkan trend yang cenderung berfluktuatif, namun masih dibawah target yang ditetapkan. Hasil capaian indikator angka kematian balita di Kabupaten Badung tahun 215 lebih baik bila dibandingkan dengan hasil capaian angka kematian balita di Provinsi Bali sebesar 6.47 per 1. kelahiran hidup. Demikian juga hasil capaian angka kematian balita di Kabupaten Badung menduduki peringkat ketiga bila dibandingkan dengan Kabupaten yang ada di Provinsi Bali. Distribusi jumlah kematian balita di Provinsi Bali tahun 216 seperti berikut: Tabel 3.9 Distribusi Jumlah Kematian Balita Di Provinsi Bali Tahun 216 No Kabupaten/Kota Jumlah AKABA 1 Jembrana Lahir Hidup Kematian 46 9,82 2 Tabanan ,44 3 Badung ,4 4 Gianyar ,43 5 Klungkung ,37 6 Bangli ,29 7 Karangasem ,79 8 Buleleng ,61 9 Kota Denpasar ,9 Provinsi Bali ,47 6

77 Hasil capaian angka kematian balita tahun 216 di Kabupaten Badung jauh lebih baik (dibawah target yang ditetapkan) dibandingkan dengan target yang ditetapkan secara Nasional (Renstra Kementerian Kesehatan RI) tahun 215 sebesar 45 per 1. kelahiran hidup dan dan telah mencapai target Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun 215 yang ditetapkan sebesar 23 per 1. kelahiran hidup. Angka Kematian Balita (AKABA) di Kabupaten Badung seperti pada grafik 5 berikut ini. Grafik 3.17 Angka Kematian Balita di Kabupaten Badung Tahun Berdasarkan grafik 3.5 di atas menunjukkan bahwa Angka Kematian Balita (AKABA) di Kabupaten Badung memiliki kecenderungan berfluktuasi dan Angka kematian balita pada tahun 216 lebih tinggi dari tahun 215. Jumlah kematian balita di Kabupaten Badung Tahun 216 sebanyak 32 balita disebabkan oleh : (1) BBLR, (2) Asfiksia (3) Kelainan kongenital (4) Pnemonia, (5) Demam Berdarah, (6) Malaria, (7) Diare dll. 61

78 Grafik 3.18 Penyebab Kematian Balita Di Kabupaten Badung Tahun Faktor-faktor yang mendukung untuk keberhasilan pencapaian indikator angka kematian balita yaitu : a. Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan balitanya ke posyandu dan sarana pelayanan kesehatan. b. Meningkatnya status gizi balita, ditandai rendahnya gizi buruk. Upaya-upaya yang dilakukan untuk menurunkan angka kematian bayi di Kabupaten Badung meliputi: Audit kematian maternal dan perinatal, serta Pembinaan/bintek PWS KIA, Peningkatan pelayanan kesehatan anak balita melalui lomba balita sehat Indonesia, Pelatihan SDIDTKA untuk guru TK dan PAUD serta Penyediaan sarana ramah anak di tiap puskesmas. Program yang mendukung terhadap keberhasilan capaian indikator tersebut adalah program peningkatan pelayuanan kesehatan anak balita dengan kegiatan Lomba Balita Indonesia (LBI) dan Ibu Menyusui tingkat Kabupaten Badung, Pelatihan SDIDTKA (Stimulasi Deteksi Dini Tumbuh kembang anak, Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian Keluarga sadar gizi, Penanggulangan kurang energi protein 62

79 (KEP), anemia gizi besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), kurang VitA dan kurang zat gizi mikro lainnya dan Sosialisasi gerakan keluarga sadar gizi. Alokasi pagu anggaran sebesar Rp ,yang bersumber dari APBD Kabupaten Badung dengan realisasi anggaran sebesar Rp (99,%) sehingga terdapat penghematan anggaran. Sasaran 2 Terciptanya Pelayanan Kesehatan Terstandarisasi bagi Masyarakat yang Pencapaian target kinerja atas sasaran 2 dengan lima indikator capaian seperti berikut : Tabel 3.1 Capaian Kinerja Sasaran Strategis 2 Di Kabupaten Badung Tahun 216 No Indikator Kinerja Cakupan pelayanan Puskesmas dgn standar ISO Cakupan pelayanan rumah sakit dengan standar terakreditasi Presentase pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin Rata-Rata Waktu Penyelesaian Perijinan Tenaga Kesehatan Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan kesehatan Target Realisasi Kinerja Target Realisasi Kinerja

80 Hasil Capaian sasaran 2 Terciptanya Pelayanan Kesehatan yang Terstandarisasi bagi Masyarakat dengan 5 (lima) indikator menunjukkan bahwa capaian rata-rata sebesar 93,92 % berarti kinerja sangat baik. Analisis terhadap pencapaian untuk masing-masing indikator kinerja sasaran 2 seperti berikut : Cakupan pelayanan puskesmas dengan standar ISO ISO 91: 28 merupakan suatu standart internasional di bidang sistem manajemen mutu, yaitu sistim manajemen untuk mengarahkan dan mengontrol organisasi berkaitan dengan mutu. Perusahaan atau organisasi yang telah mendapatkan akreditasi (pengakuan pihak lain yang independen) ISO, berarti telah memenuhi persyaratan internasional dalam hal manajemen penjaminan mutu dari produk atau jasa yang dihasilkannya sehingga nilai kompetensi dan imagenya akan semakin meningkat. Puskesmas sebagai sebuah ujung tombak penyelenggara upaya kesehatan, bertanggung jawab untuk menyelenggarakan dan melaksanakan pembangunan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu di wilayah kerjanya. Sehingga dalam era globalisasi dalam persaingan yang bebas dan ketat ini, diperlukan adanya peningkatan mutu pelayanan kesehatan di puskesmas agar memenuhi tuntutan standart internasional (ISO). Pemerintah Kabupaten Badung berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ditingkat puskesmas dengan melaksanakan standarisasi puskesmas sesuai standart internasional (ISO 91 : 28). Sampai tahun 216 sudah ada 13 puskesmas yang telah bersertifikat ISO 91 : 28 atau sebesar 1%. Ini berarti telah 64

81 mencapai target yang ditetapkan tahun 216 sehingga capaian kinerja sebesar 1%. Hasil capaian puskesmas dengan sertifikat ISO 91 : 28 telah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sejak tahun 213 sampai 216 yang telah ditetapkan dalam RPJMD dan dituangkan dalam Rencana Strategis Dinas Kesehatan dengan target semua puskesmas puskesmas telah bersertifikat ISO 91 : 28. Adapun puskesmas di Kabupaten Badung yang telah bersertifikat ISO 91 : 28 yaitu : a. Puskesmas Kuta I b. Puskesmas Kuta Utara c. Puskesmas Mengwi II d. Puskesmas Mengwi III e. Puskesmas Petang I f. Puskesmas Abiansemal I Selanjutnya sisanya 7 (tujuh) puskesmas yang belum bersertifikat ISO 91 : 28 diselesaikan pada tahun 216 melalui anggaran APBD. Adapun puskesmas di Kabupaten Badung yang memperoleh sertifikat ISO 91 : 28 pada tahun 216 yaitu : a. Puskesmas Kuta Selatan b. Puskesmas Kuta II c. Puskesmas Mengwi I d. Puskesmas Abiansemal II e. Puskesmas Abiansemal III f. Puskesmas Abiansemal IV g. Puskesmas Petang II Faktor yang mendorong keberhasilan dalam pencapaian indikator ini meliputi: adanya dukungan dana, sumber daya manusia yang mencukupi serta komitmen dari semua pengambil kebijakan. 65

82 Sedangkan faktor penghambat puskesmas sertifikasi ISO 91 : 28 yaitu keterbatasan beberapa tenaga dan peralatan. Program yang mendukung terhadap keberhasilan capaian indikator tersebut adalah program standarisasi pelayanan kesehatan dengan kegiatan konsultasi pendampingan penerapan dan sertifikasi ISO 91 :28. Alokasi pagu anggaran sebesar Rp ,- yang bersumber dari APBD Kabupaten Badung dengan realisasi anggaran sebesar Rp (69,3%) sehingga terdapat penghematan anggaran. Cakupan pelayanan puskesmas dengan standar terakreditasi Puskesmas sebagai sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam kesehatan mempercepat masyarakat. peningkatan Puskesmas dituntut derajat untuk kesehatan memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan dan dapat dijangkau seluruh lapisan masyarakat. Standar akreditasi Puskesmas merupakan suatu proses dimana suatu lembaga yang independen melakukan asesment terhadap Puskesmas. Tujuannya adalah meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, sehingga sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang semakin selektif dan berhak mendapatkan pelayanan yang bermutu. Standar akreditasi sifatnya berupa suatu persyaratan yang optimal dan dapat dicapai. Akreditasi menunjukkan komitmen nyata sebuah Puskesmas untuk meningkatkan keselamatan dan kualitas asuhan pasien, memastikan bahwa lingkungan pelayanannya aman dan Puskesmas senantiasa berupaya mengurangi risiko bagi para pasien dan staf rumah sakit. Dengan demikian akreditasi diperlukan sebagai cara efektif untuk mengevaluasi mutu suatu puskesmas, yang sekaligus berperan sebagai sarana manajemen. 66

83 Akreditasi Puskesmas merupakan suatu program yang dilaksanakan oleh Komisi Akreditasi yang dibentuk oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan Puskesmas terhadap masyarakat maka Pemerintah Kabupaten Badung melalui Dinas Kesehatan telah mendorong semua puskesmas di Kabupaten Badung untuk melakukan standar akreditasi. Hasil capaian indikator cakupan Pelayanan puskesmas dengan Standar Terakreditasi pada tahun 216 sebesar 7,69% atau dari 13 puskesmas yang ada, baru 1 (satu) yang telah terakreditasi sesuai target sehingga capaiannya sebesar 1%. Ini berarti telah mencapai target yang ditetapkan sehingga termasuk kategori sangat baik. Hasil capaian cakupan Pelayanan puskesmas dengan Standar Terakreditasi pada tahun 216 telah mencapai target Renstra/RPJMD sebesar 1%. Adapun puskesmas yang terakreditasi di Kabupaten Badung beserta tingkatannya yaitu : Tabel 3.11 Pelaksanaan Akreditasi Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun 216 No Nama Puskesmas Petang I Petang II Abiansemal I Abiansemal II Abiansemal III Abiansemal IV Mengwi I Mengwi II Tingkat Akreditasi Madya (216) 9 Mengwi III Kuta Utara Kuta I Kuta II Kuta Selatan

84 Faktor yang mendorong keberhasilan dalam pencapaian indikator ini meliputi: adanya dukungan dana, sumber daya manusia yang mencukupi serta komitmen dari semua pengambil kebijakan. Sedangkan upaya-upaya yang akan dilakukan untuk meningkatkan pencapaian akreditasi puskesmas melalui : 1. Workshop dan Seminar Akreditasi 2. Bimbingan Teknis KARS 3. Pembentukan Komite dan Pokja Akreditasi 4. Study Banding 5. Pembentukan Tim Kecil Akreditasi 6. Pembentukan Tim Mutu Akreditasi Rumah Sakit 7. Pembuatan kebijakan, Pedoman, Panduan, SPO dll 8. Self Assasement Pokja 9. Evaluasi secara berkala dan melakukan revisi terhadap kekurangan terhadap komponen akreditasi Program yang mendukung terhadap keberhasilan capaian indikator tersebut adalah program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan dan program standarisasi pelayanan kesehatan dengan kegiatan Pembinaan dan Pengawasan swasta/dokter/bidan/fisioterapis/perawat/optikal klinik/rumah sakit dan Penerbitan Ijin Sarana Pelayanan Kesehatan Swasta. Alokasi pagu anggaran sebesar Rp ,- yang bersumber dari APBD Kabupaten Badung dengan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (8,13%) sehingga terdapat penghematan anggaran. 68

85 Persentase Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin Pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin merupakan jenis pelayanan kesehatan yang ditujukan bagi masyarakat miskin meliputi pelayanan rawat jalan tingkat pertama dan pelayanan rawat inap tingkat pertama di sarana kesehatan strata pertama meliputi : puskesmas, balai pengobatan pemerintah dan swasta, praktek bersama dan perorangan. Pelaksanaan program nasional jaminan kesehatan masyarakat miskin terdiri dari Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) bertujuan untuk pelayanan kesehatan dasar dan rujukan bagi pasien masyarakat miskin, dan program Jaminan Persalinan (Jampersal) bertujuan untuk memberi pelayanan kesehatan bagi seluruh ibu hamil. Jumlah sasaran program Jamkesmas di Kabupaten Badung tahun 216 dan tahun 215 sebanyak orang. Jumlah sasaran peserta jamkesmas menurut kecamatan, seperti pada tabel berikut: Tabel 3.12 Sasaran Peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) di Kabupaten Badung Tahun No Kecamatan Petang Abiansemal Mengwi Kuta Utara Kuta Kuta Selatan Total Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin adalah jumlah kunjungan pasien masyarakat miskin di sarana kesehatan strata pertama di suatu wilayah kerja tertentu pada kurun waktu 69

86 tertentu. Hasil capaian indikator cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin pada tahun 216 sebesar 28.55% atau 2.35 masyarakat miskin yang mendapat pelayanan kesehatan di sarana pelayanan kesehatan dasar diantara orang masyarakat miskin yang ada. Hasil capaian tahun 216 masih dibawah target yang ditetapkan sehingga capaian kinerja sebesar 28.55% atau termasuk kategori kurang. Hasil capaian cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin pada tahun 216 lebih baik dibandingkan dengan capaian pada tahun 215 sebesar 27.26% atau orang masyarakat miskin yang mendapat pelayanan kesehatan di sarana pelayanan kesehatan dasar diantara masyarakat miskin yang ada. Hasil cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin menurut puskesmas di Kabupaten Badung tahun 216 seperti tabel berikut : Tabel 3.13 Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat Miskin di Kabupaten Badung Tahun 216 No Puskesmas Petang I Petang II Abiansemal I Abiansemal II Abiansemal III Abiansemal IV Mengwi I Mengwi II Mengwi III Kuta Utara Kuta I Kuta II Kuta Selatan Kabupaten Jml Peserta Pelayanan % 28,9 5,11 48,2 42,1 17,44 54,65 35,81 22,7 23,76 5,8 96,59 18,58 28,55 7

87 Hasil capaian cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin tahun 216 masih dibawah target yang ditetapkan dalam akhir Renstra dan target Nasional (SPM) sebesar 1%. Hasil capaian cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin berdasarkan target Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Badung periode menunjukkan bahwa selama lima tahun, hasil capaian masih dibawah target yang ditetapkan dan terendah capaiannya pada tahun 214 serta menunjukkan kecenderungan mengalami penurunan. Secara rinci seperti pada grafik berikut: Grafik 3.19 Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin di Kabupaten Badung Tahun 212 s/d 216 Adapun penyebab rendahnya capaian indikator cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin pada tahun 215 oleh karena adanya peningkatan jumlah masyarakat miskin dari jiwa menjadi jiwa serta penetapan target capaian terlalu tinggi sesuai target capaian yang ditetapkan dalam standar pelayanan minimal (SPM) urusan kesehatan. 71

88 Upaya-upaya yang telah dilakukan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin meliputi: pembagian kartu jamkesmas, sosialisasi jamkesmas terhadap petugas kesehatan, lintas sektor dan masyarakat, pelayanan kesehatan, serta monitoring dan evaluasi. Sedangkan upaya-upaya yang akan dilakukan untuk peningkatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin meliputi: Validasi data untuk peserta jamkesmas ke Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Sosialisasi program JKN, Pengintegrasian program JKBM/JKKB Manguwaras kedalam JKN, Kerja sama (MOU) jaminan kesehatan antara Pemerintah Kabupaten Badung dengan BPJS serta monitoring dan evaluasi. Untuk melengkapi pelayanan kesehatan yang tidak tercakup dalam JKBM maka Pemerintah Kabupaten Badung telah melakukan terobosan dengan menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan Krama Badung (JKKB) Manguwaras. Program JKKB Manguwaras merupakan paket pelayanan kesehatan lanjutan atau pelayanan kesehatan yang tidak ditanggung JKBM. Untuk memberikan pelayanan kesehatan melalui JKKB ini, Pemerintah Kabupaten Badung bekerjasama dengan Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Rumah Sakit Umum Wangaya, Rumah Sakit Umum Kabupaten Badung dan Badan Rumah Sakit Daerah Kabupaten Tabanan. Adapun paket pelayanan kesehatan tambahan yang diberikan JKKB karena tidak menjadi tanggungan JKBM meliputi: Hemodialisa Operasi jantung Kemoterapi dan Radiologi Tindakan Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL) maksimal 2 kali. 72

89 Pemeriksaan penunjang canggih Computed Tomography Scan (CT scan) dan Multislice Computed Tomography scan (MS CT Scan) Pelayanan evakuasi (ambulance) dari Pusat Pelayanan Kesehatan (PPK) Kabupaten Badung ke tempat rujukan di wilayah Provinsi Bali. Penderita akibat Kecelakaan lalu lintas yang tidak ditanggung oleh Jasa Raharja. Program yang mendukung terhadap keberhasilan capaian indikator tersebut adalah program pengadaan obat dan perbekalan kesehatan, program upaya kesehatan masyarakat dan program pengadaan bahan penunjang medis. Program pengadaan obat dan perbekalan kesehatan dengan kegiatan Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan dan Optimalisasi pengelolaan masyarakat obat dengan dengan alokasi. kegiatan Program Monitoring upaya Jaminan kesehatan Kesehatan Masyarakat Bali Mandara (JKBM), Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Jaminan Kesehatan Krama Badung (JKKB) Manguwaras, Penyelenggaraan administrasi jaminan kesehatan bali mandara di Kabupaten Badung, Penyelenggaraan sosialisasi jaminan kesehatan Bali Mandara di Kabupaten Badung dan Jaminan Kesehatan Krama Badung (JKKB) Manguwaras. program pengadaan bahan penunjang medis dengan kegiatan Penyediaan bahan-bahan penunjang medis dan Penyelenggaraan Layanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Alokasi pagu anggaran sebesar Rp ,- yang bersumber dari APBD Kabupaten Badung dengan realisasi anggaran sebesar Rp ,9,- (94,54%) sehingga terdapat penghematan anggaran. 73

90 Rata-Rata Waktu Penyelesaian Perijinan Tenaga Kesehatan Kualitas proses pengurusan perijinan salah satu diukur dengan rata-rata waktu penyelesaian perijinan. Proses perijinan yang masih dilakukan di Dinas Kesehatan yaitu perijinan untuk tenaga kesehatan meliputi dokter, bidan, perawat, perawat gigi, fisioterapis, refraksionis optisien, radiografer, tenaga kefarmasian, dan okupasi terapis. Hasil rata-rata waktu penyelesaian perijinan tenaga kesehatan di Kabupaten Badung untuk tahun 216 sebesar 11,5 hari dari target yang ditetapkan sebesar 14 hari, sehingga capaian kinerja sebesar 14% sehingga termasuk kategori sangat baik. Hasil rata-rata waktu penyelesaian perijinan tenaga kesehatan pada tahun 216 lebih lama dibandingkan dengan hasil capaian tahun 215 sebesar 8,4 hari dari target yang ditetapkan sebesar 14 hari. Untuk mencapai indikator cakupan perijinan praktek tenaga kesehatan kesehatan dilaksanakan melalui program standarisasi pelayanan dengan kegiatan Penerbitan Ijin Sarana Pelayanan Kesehatan Swasta dan program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan dengan kegiatan Pembinaan dan Pengawasan klinik/ rumah sakit swasta/ dokter/ bidan/ fisioterapis/ perawat/ optikal. Alokasi Anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp ,- dengan realisasi sebesar Rp ,- (92,16 %). Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan kesehatan Survei Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) diperlukan untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat secara berkala dan 74

91 mengetahui kecenderungan kinerja pelayanan pada masing-masing Unit pelayanan instansi pemerintah dari waktu ke waktu. Dinas Kesehatan Kabupaten Badung melaksanakan survey kepuasan masyarakat di semua UPT Dinas Kesehatan sebanyak 14 UPT. Hasil indeks kepuasan masyarakat di Kabupaten Badung untuk tahun 216 sebesar (kategori sangat baik) dari target yang ditetapkan sebesar 81, sehingga capaian kinerjanya sebesar 11,7% atau termasuk kategori sangat baik. Hasil capaian indeks kepuasan masyarakat pada tahun 216 lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 215 sebesar 8.58 dari target yang ditetapkan sebesar 8. Hasil capaian indeks kepuasan masyarakat menurut puskesmas di Kabupaten Badung seperti tabel berikut : Tabel 3.14 Indeks Kepuasan Masyarakat Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun 216 No Puskesmas Petang I Petang II Abiansemal I Abiansemal II Abiansemal III Abiansemal IV Mengwi I Mengwi II Mengwi III Kuta Utara Kuta I Kuta II Kuta Selatan Kabupaten(Diskes) Jumlah Sampel Indeks Kepuasan 77,21 81,51 8,72 78, ,14 81,65 83,7 85,5 82,2 78,77 8,72 83,17 81,87 Kategori Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Untuk mencapai indikator cakupan perijinan praktek tenaga kesehatan dilaksanakan melalui program peningkatan pengembangan 75

92 system pelaporan capaian kinerja dan keuangan dengan kegiatan Penerbitan Ijin Sarana Pelayanan Kesehatan Swasta. Anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan ini sebesar Rp. 19,66,7,- dengan realisasi sebesar Rp. 18,197,7,- (95,44 %). Sasaran 3 : Meningkatnya Peran Serta Masyarakat Dibidang Kesehatan Pencapaian target kinerja sasaran 3 dengan tiga indikator capaian meliputi : Tabel 3.15 Pencapaian sasaran Strategis 3 Tahun 215 s/d 216 No Indikator Kinerja Satu an % Tar get Reali sasi Persentase kemandirian Tar get 98,5 216 Reali sasi 98,2 Kin erja Kiner ja 99,7 % , 1, % ,2 81,51 12,92 posyandu purnama dan mandiri 2 Persentase desa siaga aktif 3 Perilaku hidup bersih dan sehat tingkat rumah tangga Hasil Capaian sasaran 1 Meningkatnya Peran serta Masyarakat dibidang Kesehatan dengan 3 (tiga) indikator menunjukkan bahwa capaian rata-rata sebesar 1,87% berarti kinerja sangat baik. 76

93 Analisis terhadap pencapaian untuk masing-masing indikator kinerja sasaran 3 seperti berikut : Persentase kemandirian posyandu purnama dan mandiri Posyandu merupakan jenis upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) yang mempunyai kegiatan prioritas yang meliputi KIA, KB, Gizi, imunisasi dan penanggulangan diare. Klasifikasi strata posyandu menjadi 5 tingkatan meliputi: Posyandu pratama, madya, purnama dan mandiri. Adapun kriteria tingkatan posyandu berdasarkan kriteria meliputi pelayanan posyandu per tahun, rata-rata jumlah kader yang bertugas, cakupan program utama (KIA,KB, Gizi, Imunisasi), program tambahan, serta cakupan dana sehat. Hasil capaian cakupan kemandirian posyandu di Kabupaten Badung pada tahun 216 sebesar 98,2% atau sebanyak 562 posyandu dari seluruh posyandu yang ada sebanyak 575 posyandu. Hasil capaian cakupan kemandirian posyandu pada tahun 216 belum mencapai dari target yang ditetapkan dalam renstra sebesar 98,5%, dengan demikian kinerjanya sebesar 99,7% termasuk kategori sangat baik. Hasil capaian cakupan kemandirian posyandu tahun 216 lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 215 sebesar 97,74%. Demikian pula hasil capaian cakupan kemandirian posyandu tahun 216 dibandingkan periode tahun sebelumnya 212 sampai 215 menunjukkan trend kecenderungan meningkat setiap tahunnya. Hasil capaian kemandirian posyandu di Kabupaten Badung lebih tinggi bila dibandingkan dengan hasil capaian Dinas Kesehatan Provinsi Bali sebesar 68,3%. Dan bila dibandingkan dengan capaian dari 77

94 Kabupaten/Kota yang ada dibali maka hasil capaian Kabupaten Badung pada urutan pertama. Adapun rincian hasil capaian kemandirian posyandu menurut kabupaten/kota dibali seperti berikut: Tabel 3.16 Tingkat Kemandirian Posyandu Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Bali Tahun 216 No Kabupaten Jml Posyandu Posyandu Purnama & mandiri 1 Jembrana ,89 2 Tabanan ,56 3 Badung ,9 4 Gianyar ,47 5 Klungkung ,1 6 Bangli ,16 7 Karangasem ,48 8 Buleleng ,53 9 Kota Denpasar , ,3 Prov. Bali % Distribusi pencapaian kemandirian posyandu menurut puskesmas tahun 216 menunjukkan bahwa puskesmas yang memiliki strata madya hanya dua puskesmas yaitu Puskesmas Kuta I (9 posyandu) dan Puskesmas Kuta Selatan (2 Posyandu) sedangkan posyandu mandiri hanya 1 posyandu di Puskesmas Kuta Utara. Distribusi tingkat kemandirian posyandu di Kabupaten Badung tahun 215 yaitu posyandu madya sebanyak 11 unit (2.26%), posyandu purnama sebanyak 563 unit (75,65%) dan posyandu mandiri sebanyak 1 unit (22,9%). 78

95 Tabel 3.17 Tingkat Kemandirian Posyandu Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun 216 STRATA POSYANDU NO KECAMATAN PUSKESMAS PRATAMA Jml 1 Petang % MADYA Jml % PURNAMA Jml % MANDIRI Jml % JML Petang I,, 31 1,, 31 Petang II,, 18 1,, 18 Abiansemal I,, 33 1,, 33 Abiansemal II,, 3 1,, 3 Abiansemal III,, 33 1,, 33 Abiansemal IV,, 34 1,, 34 Mengwi I,, 8 1,, 8 Mengwi II,, 81 1,, 81 Mengwi III,, 5 1,, 5 Kuta I, 9 18, 23 46,, 32 Kuta II,, 8 16,, 8 5 Kuta Selatan Kuta Selatan, 2 4, 65 13,, 67 6 Kuta Utara,,, , 1 2, 78, 11 1, Abiansemal 3 Mengwi 4 Kuta Kuta Selatan JUMLAH (KAB) 1, ,91 Hasil capaian indikator cakupan kemandirian posyandu dengan strata purnama dan mandiri pada tahun 216 belum mencapai target yang ditetapkan sebesar 98,5% pada Renstra/RPJMD. Adapun tingkat Kemandirian Posyandu di Kabupaten Badung periode Tahun 212 s/d 216 seperti berikut: 79

96 Grafik 3.2 Tingkat Kemandirian Posyandu di Kabupaten Badung Tahun 212 s/d 216 Upaya yang dilakukan untuk pencapaian cakupan posyandu purnama dan mandiri antara lain : a. Pelatihan kader posyandu b. Pemberian makanan tambahan bagi balita, bumil dan lansia c. Pengadaan baju bagi kader posyandu d. Pembinaan posyandu paripurna e. Lomba posyandu paripurna Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan terhadap capaian cakupan kemandirian posyandu dengan strata purnama dan mandiri yaitu : a. Adanya komitmen yang kuat dari pimpinan pada setiap jenjang pemerintahan terhadap keberadaan posyandu. 8

97 b. Adanya dukungan anggaran untuk penguatan lembaga maupun operasional kegiatan posyandu. c. Adanya peran serta lintas program (PKK dan kepala Lingkungan/kelian dinas) dalam pengembangan posyandu. Program yang mendukung keberhasilan capaian indikator tersebut adalah program upaya pelayanan kesehatan dengan kegiatan Pembinaan Posyandu, Pelatihan kader Posyandu, Posyandu Paripurna Balita dan Lansia di 6 Kec. Se- Kab.Badung, Penyediaan Penunjang Kinerja Kader dan Pengurus Posyandu, Pelatihan Revitalisasi Posyandu dan Lomba posyandu. Alokasi pagu anggaran sebesar Rp ,- yang bersumber dari APBD Kabupaten Badung dengan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (34,47%). Penyerapan anggaran yang rendah sebesar 34,47 disebabkan oleh karena tidak dibayarkannya insentif kader selama setahun. Persentase Desa Siaga Aktif Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan bencana dan kedaruratan kesehatan secara mandiri. Desa siaga dikategorikan sebagai desa siaga aktif adalah desa yang memiliki pos kesehatan desa (poskesdes), atau UKBM lainnya yang buka setiap hari dan berfungsi sebagai pemberi pelayanan kesehatan kegawatdaruratan, dasar, surveilans penanggulangan berbasis bencana masyarakat yang dan meliputi pemantauan pertumbuhan (gizi), penyakit, lingkungan dan perilaku sehingga masyarakatnya menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). 81

98 Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif dilaksanakan melalui pemberdayaan masyarakat, yaitu upaya memfasilitasi proses belajar masyarakat desa dan kelurahan dalam memecahkan masalahmasalah kesehatannya. Untuk menjamin kemantapan dan kelestarian, pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif dilaksanakan secara bertahap, dengan memperhatikan kriteria atau unsur-unsur yang harus dipenuhi, yaitu: 1. Kepedulian Pemerintahan Desa atau Kelurahan dan pemuka masyarakat terhadap Desa dan Kelurahan Siaga Aktif yang tercermin dari keberadaan dan keaktifan Forum Desa dan Kelurahan. 2. Keberadaan Kader Pemberdayaan Masyarakat/kader kesehatan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. 3. Kemudahan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar yang buka atau memberikan pelayanan setiap hari. 4. Keberadaan UKBM yang dapat melaksanakan (a) penanggulangan bencana dan kedaruratan kesehatan, (b) survailans berbasis masyarakat, (c) penyehatan lingkungan. 5. Tercakupnya (terakomodasikannya) pendanaan untuk pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif dalam anggaran pembangunan desa atau kelurahan serta dari masyarakat dan dunia usaha. 6. Peran serta aktif masyarakat dan organisasi kemasyarakatan dalam kegiatan kesehatan di Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. 7. Peraturan di tingkat desa atau kelurahan yang melandasi dan mengatur tentang pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. 8. Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah Tangga di desa atau kelurahan. 82

99 Berdasarkan delapan kriteria Desa dan Kelurahan Siaga Aktif maka pentahapan dalam pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif menjadi empat desa siaga yaitu: Pratama, Madya, Purnama dan Mandiri. Cakupan Desa Siaga Aktif adalah desa/kelurahan siaga aktif strata pratama, madya, purnama dan mandiri dibandingkan dengan jumlah Desa Siaga yang dibentuk. Hasil pencapaian cakupan desa siaga aktif di Kabupaten Badung tahun 216 sebesar 1% atau dari 62 desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Badung telah semua desa dibentuk desa siaga aktif sehingga kinerjanya sebesar 1% atau termasuk kategori sangat baik. Hasil capaian cakupan desa siaga aktif tahun 216 dibandingkan dengan periode tahun seperti grafik berikut: Grafik 3.21 Cakupan Desa Siaga Aktif di Kabupaten Badung Tahun 212 s/d

100 Hasil capaian cakupan desa siaga aktif tahun 216 dibandingkan dengan tahun 215 menunjukkan bahwa capaian samasama 1% atau semua desa telah menjalankan program desa siaga aktif. Demikian pula hasil capaian cakupan desa siaga aktif tahun 216 dibandingkan periode tahun sebelumnya 212 sampai 215 menunjukkan capaian cakupan desa siaga aktif setiap tahunnya telah mencapai target yang ditetapkan sebesar 1%. Hasil capaian indikator cakupan desa siaga aktif pada tahun 216 telah mencapai target yang ditetapkan pada Renstra sebesar 1%. Sedangkan hasil capaian indikator cakupan desa siaga aktif pada tahun 216 di Kabupaten Badung lebih tinggi dibandingkan dengan hasil capaian per kabupaten di Provinsi Bali sebesar 98,6%. Secara rinci capaian cakupan desa siaga aktif tahun seperti grafik berikut: Tabel 3.18 Cakupan Desa Siaga Aktif Menurut Kabupaten di Provinsi Bali Tahun 216 No Kabupaten Jml Desa/Kel % Desa/Kel Siaga 1 Jembrana , 2 Tabanan ,48 3 Badung , 4 Gianyar 7 7 1, 5 Klungkung , 6 Bangli , 7 Karangasem , , , ,6 8 Buleleng 9 Kota Denpasar Prov. Bali 84

101 Hasil capaian cakupan kemandirian desa siaga aktif menurut stratanya menunjukkan bahwa desa siaga aktif di Kabupaten Badung lebih dominan kategori strata pratama sebanyak 53 desa dari 62 desa/kelurahan yang ada atau sebesar 85.48%. Secara rinci capaian kemandirian desa/kelurahan siaga aktif tahun seperti tabel berikut: Tabel 3.19 Jumlah Desa/Kelurahan Siaga Aktif Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun 216 NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH DESA/ KELURAHAN PRA TAMA 1 Petang Petang I Petang II 2 Abiansemal Abiansemal I Abiansemal II Abiansemal III Abiansemal IV 3 Mengwi Mengwi I Mengwi II Mengwi III 4 Kuta Kuta I Kuta II 5 Kuta Selatan Kuta Selatan 6 Kuta Utara Kuta Utara JUMLAH (KAB) MADYA PUR NAMA MAN DIRI JML Beberapa faktor yang mendukung tercapainya desa/kelurahan siaga aktif di Kabupaten Badung, meliputi: a. Adanya dukungan anggaran untuk kegiatan desa siaga aktif. b. Adanya komitmen para pimpinan dengan pembentukan kelompok kerja operasional (POKJANAL) desa siaga tingkat kabupaten 85 %

102 c. Adanya forum komunikasi antar desa/kelurahan siaga. d. Pemberian insentif kader desa siaga bagi 62 desa siaga. Hambatan/kendala yang dihadapi untuk pencapaian indikator desa siaga aktif antara lain : a. Belum optimalnya pengorganisasian desa siaga tingkat kecamatan dan desa/kelurahan b. Belum optimalnya kemitmen pemangku kebijakan ditingkat desa/kelurahan. c. Sebagian besar desa kelurahan masih dalam strata pratama dan madya sesuai klasifikasi desa siaga aktif Strategi/upaya pemecahan yang akan dilakukan untuk meningkatkan klasifikasi posyandu antara lain : a. Pembentukan Tim Desa Siaga disetiap jenjang mulai tingkat kabupaten sampai desa/kelurahan b. Melakukan sosialisasi mulai tingkat kabupaten sampai desa/kelurahan. Program yang mendukung keberhasilan capaian indikator tersebut adalah program upaya pelayanan kesehatan dengan kegiatan Pengembangan Desa Siaga. Alokasi pagu anggaran sebesar Rp ,- yang bersumber dari APBD Kabupaten Badung dengan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (95.76%) sehingga terdapat selisih/efisiensi anggaran. Persentase Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Perilaku Hidup Bersih dan sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat 86

103 menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan-aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya. Penerapan PHBS ditujukan semua komponen di masyarakat, namun ada beberapa prioritas penerapannya yaitu tatanan rumah tangga, sekolah, tempat kerja, sarana kesehatan dan tempat-tempat umum. Kriteria yang digunakan untuk menilai penerapan PHBS di tatanan rumah tangga sebanyak 1 indikator terdiri dari Pertolongan persalinan oleh nakes, Balita diberi ASI eksklusif, Menimbang Balita Setiap Bulan, Menggunakan air bersih, Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, Menggunakan jamban sehat, Pemberantasan jentik, Makan buah dan sayur setiap hari, Melakukan aktifitas fisik setiap hari dan Tidak merokok di dalam rumah. Hasil capaian indikator cakupan perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah tangga di Kabupaten Badung tahun 216 sebesar 81.51% atau sebanyak rumah tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat dari 13.2 rumah tangga yang dilakukan survey diseluruh Kabupaten Badung. Hasil capaian tersebut telah melampaui target yang ditetapkan pada tahun 216 sebesar 79,2% sehingga kinerjanya sebesar 12.92%, termasuk kategori sangat memuaskan. Hasil capaian cakupan perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah tangga di Kabupaten Badung tahun 216 lebih tinggi bila dibandingkan dengan hasil capaian tahun 215 sebesar 8.16%. Hasil pencapaian cakupan perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah tangga di Kabupaten Badung tahun 216 melampaui dari target yang ditetapkan renstra sebesar 79,2%. Hasil capaian cakupan desa siaga aktif tahun 216 dibandingkan dengan periode tahun seperti grafik berikut: 87

104 Grafik 3.22 Cakupan perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah tangga di Kabupaten Badung Tahun 212 s/d 216 Hasil capaian indikator cakupan perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah tangga di Kabupaten Badung selalu lebih tinggi setiap tahunnya bila dibandingkan dengan capaian cakupan perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah tangga Provinsi Bali. Tabel 3.2 Cakupan Desa Siaga Aktif Menurut Kabupaten di Provinsi Bali Tahun 216 NO KABUPATEN / KOTA Jembrana Tabanan Badung Gianyar Klungkung Bangli Karangasem Buleleng Kota Denpasar Provinsi Bali RUMAH TANGGA JUMLAH JUMLAH DIPANTAU % DIPANTAU 21 2, , , , , , , , , , JML BER- PHBS % BERPHBS ,42 59,7 81,51 8,7 84,24 83,9 77,52 75,81 83,58 77,41 88

105 Distribusi hasil capaian cakupan perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah tangga menurut puskesmas seperti tabel berikut : Tabel 3.21 Cakupan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Tatanan Rumah Tangga Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun 216 No Kecamatan Puskesmas Petang Petang I Petang II Abiansemal Abiansemal I Abiansemal II Abiansemal III Abiansemal IV Mengwi Mengwi I Mengwi II Mengwi III Kuta Kuta I Kuta II Kuta Utara Kuta Utara Kuta Selatan Kuta Selatan JUMLAH Jml Rumah Tangga Jml % Jml Ber- % BerDipantau Dipantau PHBS PHBS 1.5 2, , , , , , , , ,9 5 79, , , , , , ,4 84 8, 71 83,5 63 7, ,2 42 3, , , , , , , ,51 Upaya yang dilakukan untuk pencapaian cakupan perilaku hidup bersih dan sehat tatanan rumah tangga meliputi: a. Pengadaan kartu, poster dan stiker PHBS tatanan rumah tangga b. Pengadaan form/kuesioner survey PHBS c. Pelaksanaan survey PHBS oleh tenaga kesehatan dan kader Untuk pencapaian indikator cakupan PHBS pada tatanan rumah tangga dilaksanakan melalui program upaya kesehatan masyarakat dengan kegiatan pembinaan dan pemberdayaan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Alokasi anggaran untuk pelaksanaan kegiatan Pembinaan dan pemberdayaan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sebesar Rp ,dengan realisasi sebesar Rp ,- (88,65%), sehingga terdapat penghematan anggaran. 89

106 Sasaran strategis 4 : Meningatnya Akses Masyarakat terhadap Sanitasi Dasar Pencapaian target kinerja sasaran 4 dengan dua indikator capaian meliputi : Tabel 3.22 Pencapaian Kinerja Sasaran Strategis 4 Tahun 214 s/d 216 No Indikator Kinerja Satuan 214 Target Reali 215 Kinerja Target sasi 1 2 Persentase Rumah Sehat Persentase Tempat Tempat Umum Sehat Hasil Capaian Reali Kinerj sasi a % ,59 14,13 % ,65 17,39 sasaran 4 Meningatnya Akses Masyarakat terhadap Sanitasi Dasar dengan 3 (tiga) indikator menunjukkan bahwa capaian rata-rata sebesar 15,76% berarti kinerja sangat baik. Analisis terhadap hasil capaian dari masing-masing indikator kinerja sasaran 4 seperti berikut : Persentase Rumah Sehat Rumah sehat adalah rumah yang memenuhi minimum 3 (tiga) komponen kriteria sehat meliputi: fisik rumah, sarana sanitasi dan perilaku. Adapun kriteria dari masing-masing parameter sebagai berikut: 9

107 1). Komponen rumah meliputi ; Langit-langit, Dinding, Lantai, Jendela Kamar Tidur, Jendela Ruang Keluarga, Ventilasi, Sarana pembuangan asap dapur, Pencahayaan. 2). Komponen sarana sanitasi adalah : Sarana Air Bersih (SGL/SPT/PP/KU/PAH). Milik sendiri dan atau bukan milik sendiri dan memenuhi syarat kesehatan, Jamban (sarana pembuangan kotoran), Sarana Pembuangan air limbah (SPAL), Sarana Pembuangan Sampah. 3). Komponen Perilaku yaitu menerapkan PHBS Hasil pencapaian cakupan rumah sehat di Kabupaten Badung tahun 215 sebanyak rumah dari total rumah yang diperiksa sebanyak rumah (9,59%). Hasil pencapaian indikator ini telah mencapai target renstra Dinas Kesehatan sebesar 87%. Dengan capaian kinerjanya sebesar 12,14% termasuk kategori sangat baik. Hasil capaian cakupan rumah sehat tahun 216 lebih tinggi dibandingkan dengan hasil capaian 215 sebanyak 71,551 rumah dari total rumah yang diperiksa sebanyak 8,517 rumah (88.86%). Secara rinci cakupan rumah sehat seperti grafik berikut: Grafik 3.23 Cakupan Rumah Sehat di Kabupaten Badung Tahun

108 Distribusi pencapaian cakupan rumah sehat menurut puskesmas di Kabupaten Badung tahun 215 menunjukkan bahwa puskesmas yang telah mencapai target renstra sebanyak 7 puskesmas (53.85%). Puskesmas dengan cakupan diatas target renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Badung meliputi: Puskesmas Abiansemal I, Abiansemal II, Abiansemal IV, Mengwi I, Kuta II, Kuta Selatan dan Kuta Utara. Secara rinci capaian cakupan seperti grafik berikut: Grafik 3.24 Cakupan Rumah Sehat Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun Jumlah rumah yang ada di Kabupaten Badung sebanyak rumah, dengan rumah sehat sebanyak rumah sehingga prosentase rumah sehat sebesar 88.86%. Distribusi rumah sehat menurut Kecamatan/Puskesmas menunjukkan capaian Kecamatan/puskesmas yang paling tinggi oleh Kecamatan Mengwi/Puskesmas Mengwi I. Secara rinci capaian rumah sehat seperti tabel berikut: 92

109 Tabel 3.23 Jumlah Rumah Sehat Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun 216 NO KECAMATAN 1 Petang 2 Abiansemal 3 Mengwi 4 Kuta PUSKESMAS JUMLAH YANG ADA Petang I 4762 JUMLAH YANG MEMENUHI SYARAT % RUMAH SEHAT Petang II ,3 Abiansemal I ,32 Abiansemal II ,11 Abiansemal III ,7 Mengwi I ,87 Mengwi II ,12 Mengwi III ,27 Kuta I ,86 Kuta II ,87 86,69 5 Kuta Selatan Kuta Selatan ,75 6 Kuta Utara Kuta Utara , ,59 Jumlah Kabupaten Sumber : Data Dasar Profil Dinas Kesehatan Kab. Badung tahun 216 Untuk mencapai capaian indikator cakupan rumah sehat melalui program program pengembangan lingkungan sehat dengan kegiatan Kabupaten Sehat. Adapun alokasi anggaran untuk mendukung kegiatan tersebut sebesar Rp ,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (36,41%) sehingga terdapat selisih/efisiensi anggaran. Beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam pencapaian target rumah sehat di Kabupaten Badung antara lain : 93

110 a. Meningkatnya ekonomi masyarakat sehingga memiliki kemampuan untuk membangun rumah sesuai syarat kesehatan baik aspek fisik bangunan & kelengkapan sanitasi. b. Pembinaan dan pengawasan program rumah sehat c. Adanya integrasi dengan program kabupaten sehat serta kesatuan gerak PKK, KB dan kesehatan melalui program lomba desa. d. Monitoring dan evaluasi. Persentase Tempat-Tempat Umum (TTU) Sehat Tempat umum sehat adalah suatu tempat yang dimanfaatkan oleh masyarakat umum seperti hotel, terminal, pasar, pertokoan, depot air isi ulang, bioskop, jasa boga, tempat wisata, kolam renang, tempat ibadah, restoran dan lain-lain yang memiliki akses sanitasi dasar (air, jamban, limbah, sampah), terlaksananya pengendalian vektor, higiene sanitasi makanan minuman, pencahayaan dan ventilasi sesuai dengan kriteria, persyaratan dan atau standar kesehatan. Hasil pencapaian cakupan tempat tempat umum sehat di Kabupaten Badung tahun 216 sebesar 96,65% atau sebanyak 75 TTU sehat dari 776 yang diperiksa. Pencapaian indikator cakupan tempattempat umum sehat telah melampaui target yang ditetapkan sebesar 9%, dengan demikian capaian kinerjanya sebesar 17,38%. Hasil capaian cakupan tempat tempat umum sehat tahun 216 melampaui hasil capaian tahun 215 sebesar 96,61%. Demikian juga hasil capaian tahun 216 telah mencapai target yang ditetapkan dalam renstra sebesar 9%. Secara rinci hasil capaian cakupan TTU sehat seperti grafik berikut: 94

111 Grafik 3.25 Cakupan Tempat-Tempat Umum (TTU) Sehat di Kabupaten Badung tahun Distribusi pencapaian cakupan tempat tempat umum (TTU) sehat menurut puskesmas di Kabupaten Badung tahun 215 yang telah mencapai target renstra sebesar 9% sebanyak 9 puskesmas. Cakupan tempat tempat umum (TTU) sehat menurut puskesmas di Kabupaten Badung tahun seperti grafik 3.31 berikut: Grafik 3.26 Cakupan Tempat-Tempat Umum Sehat Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun

112 Untuk mencapai capaian indikator cakupan TTU sehat melalui program program pengembangan lingkungan sehat dengan kegiatan Pembinaan dan Pengawasan Tempat-Tempat Umum. Adapun alokasi anggaran untuk mendukung kegiatan tersebut sebesar Rp ,dengan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (97,8%) sehingga terdapat selisih/efisiensi anggaran. Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk pencapaian target TTU sehat yaitu: pendataan sasaran, pembinaan dan pemeriksaan TTU serta monitoring dan evaluasi. Sasaran strategis 5 : Meningkatnya Akses dan Kualitas Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular Pencapaian target kinerja sasaran 5 dengan tiga indikator capaian meliputi : Tabel 3.24 Pencapaian Sasaran Strategis 5 Di Kabupaten Badung Tahun 215 s/d 216 No Indikator Kinerja Satu an Target 1 Cakupan Kesembuhan Pengobatan TBC Persentase Desa yang mencapai Universal Child Immunization Angka kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) % Reali sasi % 1 Per Kinerja Target Reali sasi 94, , 1, ,7 (13,23) 96 Kinerja 11,96

113 Hasil Capaian sasaran 5 Meningkatnya Akses dan Kualitas Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular dengan 3 (tiga) indikator menunjukkan bahwa capaian rata-rata sebesar 65,91% berarti kinerja baik. Analisis terhadap hasil capaian dari masing-masing indikator kinerja sasaran 5 seperti berikut : Cakupan Kesembuhan Pengobatan Tuberkulosis Paru TB Paru merupakan penyakit yang masih tinggi angka kejadiannya bahkan merupakan yang tertinggi ketiga di dunia. Penyakit TB paru lebih banyak menyerang kelompok usia produktif dan masyarakat miskin. MDGs menetapkan penyakit TB Paru sebagai salah satu target penyakit yang harus diturunkan selain HIV AIDS dan Malaria. Prioritas program pemberantasan penyakit tuberkulosis untuk menemukan sedini mungkin dan pengobatan secara tuntas terutama Tuberkulosis (TBC) dengan pemeriksaan BTA positif. Salah satu indikator keberhasilan pelaksanaan program TB. Paru adalah cakupan angka kesembuhan penderita yang diobati. Kesembuhan adalah penderita yang minum obat lengkap, dan pemeriksaan sputum secara mikroskopis minimal 2 kali berturut-turut terakhir dengan hasil negatif, sedangkan Angka Kesembuhan adalah angka yang menunjukkan persentase penderita TBC BTA posisitf yang sembuh setelah selesai masa pengobatan, diantara penderita TBC BTA positif yang tercatat Hasil analisis capaian indikator cakupan kesembuhan penderita TBC BTA positif di Kabupaten Badung pada tahun 216 sebesar 94,32% atau 166 penderita TBC BTA positif yang sembuh berobat diantara 176 penderita TBC BTA positif yang diobati. Ini berarti telah mencapai target yang ditetapkan pada tahun 216 sebesar 85%, sehingga kinerjanya sebesar 11,96% termasuk kategori sangat baik. 97

114 Hasil capaian cakupan kesembuhan penderita TBC BTA positif tahun 216 lebih tinggi bila dibandingkan dengan hasil capaian tahun 215 sebesar 87,4% atau 173 penderita TBC BTA positif yang sembuh berobat diantara 176 penderita TBC BTA positif yang diobati. Demikian pula hasil capaian cakupan kesembuhan penderita TBC BTA positif tahun 216 dibandingkan periode tahun sebelumnya 212 sampai 216 menunjukkan trend yang cenderung meningkat serta masih diatas target yang ditetapkan setiap tahunnya. Hasil capaian indikator cakupan kesembuhan penderita TBC BTA positif pada tahun 216 telah mencapai target yang ditetapkan, bila dibandingkan dengan target akhir Renstra/RPJMD sebesar 85%. Hasil capaian indikator cakupan kesembuhan penderita TBC BTA positif di Kabupaten Badung tahun 215 sebesar 94,32%, telah melampaui capaian cakupan kesembuhan penderita TBC BTA positif Provinsi Bali sebesar 55,12%. Hasil capaian Cakupan Kesembuhan Penderita TBC Menurut Kabupaten di Provinsi Bali Tahun 216 seperti tabel berikut: Tabel 3.25 Pencapaian Cakupan Kesembuhan Penderita TBC Menurut Kabupaten di Provinsi Bali Tahun 216 No Kabupaten/Kota 1 Jembrana 2 Tabanan Jml Pend. Penderita TB BTA(+) TB Sembuh diobati 19 7 % 64, ,66 3 Badung ,32 4 Gianyar ,3 5 Klungkung ,7 6 Bangli ,52 7 Karangasem ,27 8 Buleleng , , ,12 9 Kota Denpasar Prov. Bali 98

115 Hasil capaian cakupan kesembuhan penderita TBC BTA positif tahun 216 di Kabupaten Badung telah mencapai target yang ditetapkan secara Nasional (Renstra Kementerian Kesehatan RI) tahun 215 sebesar 89%. Cakupan kesembuhan penderita TBC BTA positif di Kabupaten Badung seperti pada grafik berikut ini. Grafik 3.27 Cakupan Kesembuhan Pengobatan Penderita Tuberkulosis Paru BTA Postif di Kabupaten Badung Tahun 212 s/d 216 Distribusi angka kesembuhan penderita TB. Paru menurut puskesmas menunjukkan bahwa puskesmas dengan cakupan yang mencapai target renstra sebesar 85% untuk tahun 216 sebanyak 9 puskesmas dan jumlah puskesmas yang mencapai target Nasional sebesar 88% sebanyak 9 Puskesmas. Adapun capaian angka kesembuhan seperti tabel berikut : 99

116 Tabel 3.26 Cakupan Angka Kesembuhan Penderita TB. Paru BTA (+) Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun 216 No Puskesmas/RS Petang I Petang II Abiansemal I Abiansemal II Abiansemal III Abiansemal IV Mengwi I Mengwi II Mengwi III Kuta I Kuta II Kuta Selatan Kuta Utara RSUD Badung Lapas Klas II A Denpasar RSU Kasih Ibu Kedonganan RSU Surya Husadha Nusa Dua Kabupaten Jml TBC Diobati Jumlah Sembuh % Pengobatan Kematian Lengkap ,, 66,67 1, 1, 1, 1, 1, 8, 1, 9, 96, 91,3 1, 1, 3 3 1, , , Faktor penyebab belum tercapainya target angka kesembuhan TB. Paru diantaranya (1) belum optimalnya peran pengawas minum obat (PMO) dalam pemantauan keteraturan minum obat, (2) Penderita tidak teratur minum obat dan tidak melakukan pemeriksaan ulang dahak pada bulan ke-2, bulan ke 5 dan bulan ke 6 (akhir pengobatan) sebanyak 3 penderita dan meninggal sebanyak 1 penderita. Untuk mencapai indikator dilaksanakan melalui program program pencegahan dan penularan penyakit menular dengan kegiatan pemberantasan penyakit menular (TBC), Pencegahan dan 1

117 Penanggulangan HIV dan AIDS dan Penyuluhan dan penyegaran kader PPTI cabang Badung. Alokasi anggaran untuk mendukung kegiatan tersebut sebesar Rp ,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (1,%), sehingga terdapat selisih anggaran. Faktor yang menjadi hambatan/kendala dalam pencapaian indikator cakupan kesembuhan pengobatan penderita TB. Paru BTA positif antara lain: ada beberapa pasien yang tidak lengkap memeriksakan dahaknya sebanyak 3 kali selama pengobatan dan penderita ditemukan dalam kondisi penyakit berat dan mengalami komplikasi sehingga meninggal selama pengobatan serta penderita selama pengobatan pindah dari Kabupaten Badung. Strategi/upaya yang dilakukan untuk meningkatkan Cure Rate atau angka kesembuhan penderita TB paru yang diobati dengan cara meningkatkan keteraturan minum obat dengan meningkatkan fungsi pemantau minum obat (PMO), pemeriksaan dahak untuk follow up pengobatan, pengobatan terhadap kontak serumah maupun lingkungan, perbaikan status gizi serta perbaikan sanitasi lingkungan perumahan. Persentase Desa yang Immunization (UCI) Mencapai Universal Child Program imunisasi bertujuan untuk menurunkaan morbiditas dan mortalitas penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Imunisasi dasar meliputi: 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis polio, 4 dosis hepatitis B, dan 1 dosis campak. UCI (Universal Child Immunization) adalah tercapainya imunisasi dasar secara lengkap pada bayi (-11 bulan), ibu hamil, Wanita Usia Subur (WUS) dan anak sekolah tingkat dasar. Imunisasi dasar lengkap pada bayi (-11bulan) meliputi: 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis Polio, 4 11

118 dosis Hepatitis B, 1 dosis Campak. Ibu hamil dan WUS meliputi 2 dosis TT. Anak sekolah tingkat dasar meliputi 1 dosis DT, 1 dosis campak dan 2 dosis TT. Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) adalah desa/kelurahan dimana >8% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun. Hasil pencapaian cakupan Desa/Kelurahan UCI di Kabupaten Badung pada tahun 216 sebesar 1% dan telah mencapai target yang telah ditetapkan dalam renstra dinas kesehatan. Pencapaian indikator cakupan Desa/Kelurahan UCI sebesar 1% dari target yang ditetapkan sebesar 1%, dengan demikian capaian kinerjanya sebesar 1% termasuk dalam kategori sangat baik. Hasil capaian indikator cakupan Desa/Kel. UCI di Kabupaten Badung tahun 216 sebesar 1%, lebih baik dibandingkan dengan capaian cakupan Desa/Kelurahan UCI Provinsi Bali sebesar 98,7%. Hasil cakupan Desa/Kelurahan UCI selama lima tahun sebesar 1% dan telah mencapai target nasional sebesar 1%. Secara rinci seperti grafik berikut Grafik 3.28 Cakupan UCI di Kabupaten Badung, Capaian Provinsi bali dan Target Nasional Tahun

119 Hasil imunisasi dasar lengkap menurut Kecamatan/Puskesmas menunjukkan bahwa puskesmas dengan capaian 1% sebanyak 8 puskesmas. Pencapaian cakupan imunisasi per puskesmas tahun 215 seperti tabel berikut: Tabel 3.27 Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap di Kabupaten Tahun 216 NO KECAMATAN PUSKESMAS Petang Petang I Petang II Abiansemal Abiansemal I Abiansemal II Abiansemal III Abiansemal IV Mengwi Mengwi I Mengwi II Mengwi III Kuta Kuta I Kuta II Kuta Selatan Kuta Selatan Kuta Utara Kuta Utara Jumlah Untuk mencapai JUMLAH BAYI IMUNISASI LENGKAP L P L+P indikator dilaksanakan JUMLAH melalui % 16,45 12,16 97,85 98,76 11,48 11,92 12,45 13,57 18,97 98,952 97, ,64 96,986 13,43 program program pencegahan dan penularan penyakit menular dengan kegiatan Pencegahan Penyakit Dengan Imunisasi dan Pengamatan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit yang berpotensi Wabah. Alokasi anggaran untuk mendukung kegiatan tersebut sebesar Rp ,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp ,(48,28%), sehingga terdapat selisih anggaran. Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk pencapaian target UCI diantaranya: Pendataan sasaran, pelayanan imunisasi, kemitraan dengan dokter praktek, pemenuhan sarana dan prasarana, monitoring evaluasi dan pelaporan. 13

120 Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang ditandai dengan : 1. Panas mendadak berlangsung terus-menerus selama 2 7 hari tanpa sebab yang jelas 2. Tanda-tanda perdarahan (sekurangnya uji Torniquet positif) 3. Disertai/tanpa pembesaran hati (hepatomegali) 4. Trombositopenia (Trombosit 1./μl) 5. Peningkatan hematokrit 2% Penderita DBD adalah penderita penyakit yang memenuhi sekurangkurangnya 2 kriteria klinis dan 2 kriteria laboratorium di bawah ini : a. Kriteria Klinis : 1) Panas mendadak 2 7 hari tanpa sebab yang jelas 2) Tanda tanda perdarahan (minimal uji Torniquet positif) 3) Pembesaran hati 4) Syok b. Kriteria Laboratorium 1) Trombositopenia (Trommbosit 1./μl) 2) Hematokrit naik 2% Atau penderita yang menunjukkan hasil positif pada pemeriksaan HI test atau hasil positif pada pemeriksaan antibodi dengue Rapid Diagnosis Test (RDT) /ELISA Hasil analisis capaian indikator angka kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Badung pada tahun 216 sebesar 639,7 per 1. penduduk atau penderita DBD diantara 63. penduduk. Ini berarti belum mencapai target yang ditetapkan pada tahun 216 yaitu < 3 per 1. penduduk, sehingga kinerjanya sebesar % termasuk kategori sangat kurang. Hasil capaian angka kesakitan Demam Berdarah Dengue tahun 216 lebih tinggi bila dibandingkan dengan hasil capaian tahun

121 sebesar 353,34 per 1. kelahiran hidup atau penderita DBD diantara penduduk. Demikian pula hasil capaian angka kesakitan Demam Berdarah Dengue tahun 215 dibandingkan periode tahun sebelumnya 212 sampai 216 menunjukkan trend yang cenderung meningkat serta diatas target yang ditetapkan setiap tahunnya. Hasil capaian indikator angka kesakitan Demam Berdarah Dengue pada tahun 216 belum mencapai target yang ditetapkan, bila dibandingkan dengan target akhir Renstra/RPJMD sebesar 3 per 1. penduduk. Hasil capaian indikator angka kesakitan Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Badung tahun 216 lebih tinggi dibandingkan capaian angka kesakitan Demam Berdarah Dengue Provinsi Bali sebesar 526,8 per 1. penduduk. Distribusi angka kesakitan Demam Berdarah Dengue menurut kabupaten/kota di Provinsi Bali seperti tabel berikut: Tabel 3.28 angka kesakitan Demam Berdarah Dengue Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun 216 No Kab/Kota Jml Pddk Kasus IR 1 Jembrana ,94 2 Tabanan ,35 3 Badung ,6 4 Gianyar ,19 5 Klungkung ,12 6 Bangli ,98 7 Karangasem ,3 8 Buleleng ,53 9 Kota Denpasar , ,8 JUMLAH (KAB/KOTA) 15

122 Hasil capaian angka kesakitan Demam Berdarah Dengue tahun 216 di Kabupaten Badung lebih tinggi dibandingkan dengan target yang ditetapkan secara Nasional (Renstra Kementerian Kesehatan RI) tahun 215 sebesar <45 per 1. penduduk. Angka kesakitan Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Badung seperti pada grafik berikut ini. Grafik 3.29 Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Badung Tahun Distribusi angka kesakitan DBD di Kabupaten Badung tahun 216 menurut puskesmas menunjukkan bahwa semua puskesmas angka kesakitan DBD lebih tinggi dari target yang ditetapkan secara Nasional <51 per 1. penduduk. Secara rinci seperti pada tabel berikut: 16

123 Tabel 3.3 Angka Kesakitan DBD per Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun Capaian angka kesakitan demam berdarah dengue (DBD) didukung oleh program pencegahan dan penularan penyakit menular dengan kegiatan meliputi: Pemberantasan dan pencegahan penyakit bersumber binatang, dan Pemberantasan penyakit menular Alokasi anggaran untuk mendukung kegiatan tersebut sebesar Rp ,- dengan realiasasi anggaran sebesar Rp ,56,- (81.81%) sehingga terdapat efisiensi anggaran. Faktor yang mempengaruhi masih tingginya kasus DBD di Kabupaten Badung disebabkan oleh beberapa faktor meliputi : (1) Kabupaten Badung merupakan daerah endemis Demam Berdarah Dengue, hal ini terlihat dari tahun ke tahun angka Kesakitan Demam Berdarah cukup tinggi (2) Mobilitas penduduk di Kabupaten Badung yang cukup tinggi dan heterogen, dengan tingkat kepadatan penduduk yang juga cukup tinggi dan (3) Pelaksanaan Pemberantasan 17

124 Sarang Nyamuk (PSN) belum berjalan secara optimal, karena persepsi masyarakat bahwa fogging dapat mengatasi ancaman Demam Berdarah. Akibatnya pelaksanaan fogging fokus pada daerah yang mengalami kasus tidak ditindaklanjuti dengan pelaksanaan PSN secara serentak. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan masih tingginya angka kesakitan penyakit demam berdarah meliputi : Penemuan secara dini dan pengobatan yang akurat sehingga tidak terjadi over diagnosis, fogging sebelum musim penularan maupun fokus, pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui program 3 M plus yaitu menguras, menutup dan mengubur plus menabur larvasida, penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat, pembentukan kader juru pemantau jentik (jumantik) di tiap desa/kelurahan. C. Akuntabilitas Keuangan Alokasi anggaran yang bersumber dari APBD tahun 216 sebesar Rp , dengan rincian seperti tabel 3.27 berikut : Tabel 3.29 Jumlah Anggaran Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Badung bersumber APBD Tahun 216 No I II JENIS BELANJA ANGGARAN REALISASI Anggaran Kesehatan Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung a. Belanja Pegawai b. Belanja Barang & Jasa c. Belanja Modal , , , ,6 9.7 % 18

125 Realisasi anggaran pembangunan kesehatan bersumber dari APBD Kabupaten Badung sebesar 85,2% terdiri dari realisasi belanja tidak langsung sebesar 9,18% dan belanja langsung sebesar 82,76%. Alokasi anggaran untuk pencapaian sasaran strategis sebesar Rp ,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp ,46 sehingga prosentase penyerapan sebesar 81,4%, sedangkan pada tahun 215 sebesar Rp ,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp ,- sehingga prosentase penyerapan sebesar 69,7%. Alokasi dan realisasi anggaran dari masingmasing kegiatan dan program untuk pencapaian sasaran yaitu: a. Sasaran 1 : meningkatnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan keluarga serta kesehatan reproduksi. Alokasi anggaran untuk pencapaian sasaran 1 sebesar Rp ,- dengan penyerapan anggaran sebesar Rp ,- sehingga prosentase penyerapan sebesar 97.78%. Alokasi dan realisasi anggaran untuk pencapaian sasaran 1 sebagai berikut: Tabel 3.3 Program/Kegiatan Sasaran 1 Tahun 216 No I PROGRAM/ KEGIATAN PROGRAM PENINGKATAN KESEHATAN IBU MELAHIRKAN DAN ANAK ANGGARAN REALISASI % , Pembinaan dan Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA) 1.2 Lomba bidan delima berprestasi 1.3 Pembinaan, Pemantauan dan Manajemen Pelayanan KB 1.4 Pelatihan Penanganan Kegawat Daruratan kasus Obstetri dan Neonatal , 96, , , 99,28 97, , 87, Pelatihan Penanganan Kasus Obstetri dan Perinatal , 1, 19

126 No PROGRAM/ KEGIATAN ANGGARAN REALISASI % 1.6 Pengawasan Institusi Pemberi Layanan Kesehatan dan Ibu Hamil dalam upaya penurunan AKI II PROGRAM PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA , 99, , Lomba Balita Indonesia (LBI) dan Ibu Menyusui Tingkat Kabupaten Badung , 99, Pelatihan SDIDTKA (Stimulasi Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak ) 2.3 Pengadaan alat permainan edukatif pada puskesmas Ramah anak III PROGRAM UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT , 99, , 99, ,4 3.1 Pembinaan dalam rangka Lomba Peningkatan Upaya Kesehatan di Puskesmas 3.2 Pembinaan dalam rangka lomba peningkatan upaya kesehatan di sekolah 3.3 Lomba dalam rangka Peningkatan Upaya Kesehatan di sekolah 3.4 Pelatihan petugas kantin sehat tingkat SD IV PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT 4.1 Penanggulangan kurang energi protein (KEP), anemia gizi besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), kurang Vit A dan kurang zat gizi mikro lainnya 4.2 Pemantauan Perkembangan Keluarga Sadar Gizi 4.3 Sosialisasi Peningkatan Pemberian ASI (PP ASI) dan Penggunaan Garam Beryodium dalam rangka Gerakan Nasional Sadar Gizi , 94, , 96, , 96, , , 1, 98,49 98, , 98, , 96, ,78 Jumlah Anggaran b. Sasaran 2 : Terciptanya pelayanan kesehatan yang terstandarisasi bagi masyarakat. Alokasi anggaran untuk pencapaian sasaran 2 sebesar Rp ,- dengan penyerapan anggaran sebesar Rp ,- atau sebesar 9,18%. Alokasi dan realisasi anggaran untuk pencapaian sasaran 2 sebagai berikut: 11

127 Tabel 3.31 Program/Kegiatan Sasaran 2 Tahun 216 No I PROGRAM/ KEGIATAN ANGGARAN REALISASI % PROGRAM STANDARISASI PELAYANAN KESEHATAN ,3 1.1 Layanan UGD Puskesmas 24 Jam , 65,5 1.2 Konsultansi Pendampingan Penerapan dan Sertifikasi ISO 91:28 Konsultasi pendampingan penilaian surveilance audit ISO 91: , 76, , 72,8 Konsultasi pendampingan penilaian surveilance audit ISO 91: , 55,59 PROGRAM UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT Akreditasi Puskesmas , , 71, , 9, II Sosialisasi dan workshop akreditasi pelayanan kesehatan dasar/ puskesmas III PROGRAM PENGADAAN OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN , Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan Optimalisasi pengelolaan obat PROGRAM UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT Monitoring Jaminan Kesehatan Masyarakat Bali Mandara (JKBM), Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Jaminan Kesehatan Krama Badung (JKKB) Manguwaras Penyelenggaraan administrasi jaminan kesehatan bali mandara di Kab Badung , 93, , ,76 93, , 95, , 89, , 57, , , , , 96, , 3.2 IV V Penyelenggaraan sosialisasi jaminan kesehatan Bali Mandara di Kabupaten Badung Jaminan Kesehatan Krama Badung (JKKB) Manguwaras PROGRAM PENGADAAN BAHAN PENUNJANG MEDIS Penyediaan bahan-bahan penunjang medis Penyelenggaraan Layanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) 111

128 No PROGRAM/ KEGIATAN VI PROGRAM STANDARISASI PELAYANAN KESEHATAN Penerbitan Ijin Sarana Pelayanan Kesehatan Swasta PROGRAM KEMITRAAN PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN Pembinaan dan Pengawasan klinik/rumah sakit swasta/dokter/bidan/fisioterapis/perawa t/optikal PROGRAM PENINGKATAN PENGEMBANGAN SISTEM PELAPORAN CAPAIAN KINERJA DAN KEUANGAN Survey kepuasan masyarakat 6.1 VII 7.1 VIII 8.1 Jumlah Anggaran ANGGARAN REALISASI % , , 93, , , 84, , , ,18 c. Sasaran 3 : Terwujudnya peningkatan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. Alokasi anggaran untuk pencapaian sasaran 3 sebesar Rp ,- dengan penyerapan anggaran sebesar Rp ,- sehingga prosentase penyerapan sebesar 36.71%. Alokasi dan realisasi anggaran untuk pencapaian sasaran 3 sebagai berikut: Tabel 3.32 Program/Kegiatan Sasaran 3 Tahun 215 No PROGRAM/ KEGIATAN 1 PROGRAM UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT Pembinaan Posyandu 2 Pelatihan kader Posyandu 3 Posyandu Paripurna Balita dan Lansia di 6 Kecamatan se Kabupaten Badung 4 Penyediaan Penunjang Kinerja Kader dan Pengurus Posyandu Pengembangan Desa Siaga 5 6 Pembinaan dan pemberdayaan masy. Untuk ber- Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Jumlah Anggaran ANGGARAN REALISASI % , , 94, , 99, , 94, ,, , 95, , 88, ,71 112

129 d. Sasaran 4 : Meningkatnya akses masyarakat terhadap sanitasi dasar. Alokasi anggaran untuk pencapaian sasaran 4 sebesar Rp ,- dengan penyerapan anggaran sebesar Rp ,- sehingga prosentase penyerapan sebesar 8.25 %. Alokasi dan realisasi anggaran untuk pencapaian sasaran 4 sebagai berikut: Tabel 3.33 Program/KegiatanSasaran 4 Tahun 216 No PROGRAM/ KEGIATAN ANGGARAN PROGRAM PENGEMBANGAN REALISASI % , , 36, , 97, , 88, ,25 LINGKUNGAN SEHAT 1 Kabupaten Sehat 2 Pembinaan dan Pengawasan TempatTempat Umum, Pengawasan Kualitas Air Bersih, Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman 3 Workshop Kabupaten Sehat Jumlah Anggaran e. Sasaran 5 : Meningkatnya akses dan kualitas pengendalian penyakit menular dan tidak menular. Alokasi anggaran untuk pencapaian sasaran 5 sebesar Rp ,- dengan penyerapan anggaran sebesar Rp ,- sehingga presentase penyerapan sebesar 65,98%. Alokasi dan realisasi anggaran untuk pencapaian sasaran 5 sebagai berikut: 113

130 Tabel 3.34 Program/Kegiatan Sasaran 5 Tahun 216 No PROGRAM/ KEGIATAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENULARAN PENYAKIT MENULAR Pemberantasan dan Pencegahan Peny Bersumber Binatang (P2B2) Pencegahan Penyakit Dengan Imunisasi Pengamatan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit yang berpotensi Wabah Pelaksanaan PIN Polio 216 di Kab. Badung Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) ANGGARAN REALISASI % 65, , 56, , , 28,74 89, , 95, ,56 92,92 Pemberantasan Penyakit Rabies Pemberantasan Penyakit Menular (TBC) Pencegahan dan Penanggulangan HIV dan AIDS Jumlah Anggaran , , ,22 97,22 1, ,98 D. Prestasi dan Penghargaan Beberapa prestasi dan penghargaan yang telah diraih oleh Dinas Kesehatan selama tahun 216 meliputi: a) Top 99 dalam lomba inovasi pelayanan publik (Pelayanan Kanker Serviks) b) Penghargaan Swastisaba Wistara dalam pengembangan Kabupaten Sehat dari Menkes RI 114

131 A. Kesimpulan 1. Laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (L KjIP) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung merupakan bentuk pertanggungjawaban terhadap pemberi amanah, yang menyajikan capaian 5 (lima) sasaran strategis yang tercermin dari capaian indikator kinerja utama (IKU). 2. Hasil pengukuran terhadap 5 indikator kinerja sasaran strategis menunjukkan semua sasaran strategis dengan kategori sangat baik, Rincian hasil pengukuran indikator kinerja seperti berikut : a. Sasaran 1 Meningkatnya Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan Keluarga serta Kesehatan Reproduksi, terdiri dari 1 (sepuluh) indikator sasaran dengan rata-rata capaian kinerja sebesar % kategori sangat Baik b. Sasaran 2 Terciptanya Pelayanan Kesehatan yang Terstandarisasi bagi Masyarakat, terdiri dari lima indikator sasaran dengan rata-rata capaian kinerja sebesar 93.92% kategori Sangat Baik c. Sasaran 3 Meningkatnya Peran serta Masyarakat dibidang Kesehatan terdiri dari tiga indikator sasaran dengan ratarata capaian kinerja sebesar 1.87% kategori Sangat Baik d. Sasaran 4 Meningatnya Akses Masyarakat terhadap Sanitasi Dasar, terdiri dari dua indikator sasaran dengan rata-rata capaian kinerja sebesar 15.76% kategori Sangat Baik

132 e. Sasaran 5 Meningkatnya Akses dan Kualitas Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular, terdiri dari tiga indikator sasaran dengan rata-rata capaian kinerja sebesar 65.91% kategori Baik 3. Secara keseluruhan 5 sasaran strategis telah mencapai capaian kinerja sebesar 96,18% dengan kategori sangat baik, sedangkan hasil capaian tahun 215 sebesar 97.79%. 4. Dari 23 indikator kinerja untuk mengukur sasaran strategis terdapat 16 indikator (69.57%) yang telah mencapai kinerja 1%. 5. Alokasi anggaran untuk pencapaian sasaran strategis sebesar Rp ,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp ,46,- dengan prosentase penyerapan sebesar 79,68%. B. Saran 1. Melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala, berjenjang dan berkelnjutan untuk kemajuan pencapaian sasaran strategis 2. Meningkatkan upaya pencapaian indikator capaian kinerja dengan kategori kurang melalui : a. Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan anak balita dengan cara meningkatkan peran posyandu lebih optimal, Kerjasama dengan sekolah PAUD atau Taman Kanak-Kanak serta kerjasama dengan dasawisma di desa/banjar. b. Cakupan pelayanan kesehaan dasar masyarakat miskin dengan cara melakukan pelayanan kesehatan secara mobile sampai tingkat yang terbawah seperti banjar/posyandu, BAB IV Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun

133 sosialisasi program jamkesmas dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. c. Angka kesakitan demam berdarah dengan melakukan langkah-langkah promotif dan preventif melalui peningkatan kesadaran dan peran serta masyarakat dalam pemantauan jentik maupun gerakan serentak pemberantasan sarang nyamuk serta mengoptimalkan upaya pemberantasan nyamuk melalui kegiatan fogging sebelum musim penularan serta fogging fokus. Sedangkan upaya kuratif dilakukan dengan penemuan penderita secara dini dan penanganan penderita yang tepat dan akurat dan pelatihan petugas mengenai tatalaksana kasus DBD sesuai standar. Sedangkan kegiatan pendukung melalui surveilans yang ketat terhadap daerah endemis DBD. BAB IV Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun

134

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM Rencana Strategis atau yang disebut dengan RENSTRA merupakan suatu proses perencanaan

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam

Lebih terperinci

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA 1 BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja pada Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar secara umum sudah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang terukur berdasar Rencana Strategis yang mengacu

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RENCANA STRATEGI 1. Visi Visi 2012-2017 adalah Mewujudkan GorontaloSehat, Mandiri dan Berkeadilan dengan penjelasan sebagai berikut : Sehat, adalah terwujudnya

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2016

KABUPATEN BADUNG DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2016 KABUPATEN BADUNG DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2016 RSUD KABUPATEN BADUNG TAHUN 2016 DAFTAR ISI Halaman Penetapan Kinerja...... Kata Pengantar...... Daftar Isi...

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN IV.1. IV.2. VISI Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur sebagai salah satu dari penyelenggara pembangunan kesehatan mempunyai visi: Masyarakat Jawa

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 1 BAB II PERENCANAAN KINERJA Dalam mencapai suatu tujuan organisasi diperlukan visi dan misi yang jelas serta strategi yang tepat. Agar lebih terarah dan fokus dalam melaksanakan rencana strategi diperlukan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI No SASARAN STRATEGIS No 1 Meningkatnya pelayanan kesehatan 1 Penurunan Angka 17 pada ibu, neonatus, bayi, balita

Lebih terperinci

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD) FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD) Lampiran III Unit Eselon I Kementrian/Lembaga/SKPD : Dinas Kesehatan Tahun : 2016 SASARAN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN ( RKT ) TAHUN 2017

RENCANA KERJA TAHUNAN ( RKT ) TAHUN 2017 RENCANA KERJA TAHUNAN ( RKT ) TAHUN 2017 DINAS KESEHATAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL KABUPATEN JEMBRANA FEBRUARI 2017 Dinas dan Kesos Kabupaten Jembrana KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN

BAB III TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN BAB III TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN 3.1. TUJUAN UMUM Meningkatkan pemerataan, aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat terutama kepada masyarakat miskin dengan mendayagunakan seluruh

Lebih terperinci

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017-2019 Lampiran 2 No Sasaran Strategis 1 Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS CARA MENCAPAI TUJUAN/SASARAN URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM KETERANGAN. 1 Pelayanan Kesehatan 1.

RENCANA STRATEGIS CARA MENCAPAI TUJUAN/SASARAN URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM KETERANGAN. 1 Pelayanan Kesehatan 1. VISI : Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Bogor yang mandiri untuk hidup sehat MISI I : Meningkatkan Kemandirian dalam Jaminan Kesehatan Nasional Pelayanan Kesehatan. Meningkatkan Masyarakat Miskin Cakupan

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2016

KABUPATEN BADUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2016 KABUPATEN BADUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2016 RSUD KABUPATEN BADUNG TAHUN 2016 DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar....... Daftar Isi....... i ii BAB

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN NOMOR :440/SEKT-PROG/DINKES/2016/ TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN NOMOR :440/SEKT-PROG/DINKES/2016/ TENTANG KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN NOMOR :440/SEKT-PROG/DINKES/2016/ TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DI LINGKUNGAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN KEPALA DINAS KESEHATAN

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIT 11 (LANTAI 2 DAN 3)

Lebih terperinci

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET PROGRAM /KEGIATAN (1) (2) (3) (4) (5) I Meningkatnya kualitas air 1 Persentase

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN TAHUN 2015

RENCANA KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN TAHUN 2015 RENCANA KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN TAHUN 2015 Pemerintah Kabupaten Pacitan DINAS KESEHATAN Jl. Letjend Soeprapto No. 42 Pacitan KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Instansi Visi : DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR : Mewujudkan Masyarakat Jawa Timur Mandiri untuk Hidup Sehat Misi : 1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan 2.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR : 440 / 104 / KPTS / KES / 2015 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR : 440 / 104 / KPTS / KES / 2015 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS DINAS KESEHATAN Jl. Pangeran Moehamad Amin Komplek Perkantoran Pemkab Musi Rawas Telp. 0733-4540076 Fax 0733-4540077 MUARA BELITI KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH

RENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH Sasaran No. Strategis 1. Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi swasta, organisasi profesi dan dunia usaha dalam rangka sinergisme, koordinasi diantara pelaku

Lebih terperinci

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR REVIEW INDIKATOR DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR 2015-2019 MISI 1 : Menyediakan sarana dan masyarakat yang paripurna merata, bermutu, terjangkau, nyaman dan berkeadilan No Tujuan No Sasaran Indikator Sasaran

Lebih terperinci

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2016 KATA PENGANTAR

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2016 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya, sehingga Laporan Kinerja (LKj) Dinas Kesehatan Kota Surabaya Tahun 2016 dapat disusun sebagai

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS PROVINSI BANTEN 2012-2017 DATA CAPAIAN Persentase Balita Ditimbang Berat 1 2 1 PROGRAM BINA GIZI DAN Badannya

Lebih terperinci

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU 2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun Lalu dan Capaian Renstra Evaluasi pelaksanaan RENJA tahun lalu ditujukan untuk mengidentifikasi sejauh mana kemampuan

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Berdasarkan visi dan misi pembangunan jangka menengah, maka ditetapkan tujuan dan sasaran pembangunan pada masing-masing

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

B A B P E N D A H U L U A N

B A B P E N D A H U L U A N 1 B A B P E N D A H U L U A N I A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintah yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab telah diterbitkan Instruksi Presiden No.

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017

RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017 RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017 RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017 I. PENDAHULUAN Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar sebagai unsur pelaksana Pemerintah Daerah

Lebih terperinci

BAB. III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB. III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN BAB. III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1. Telaahan Terhadap Kebijakan Nasioanal dan Provinsi Telaahan terhadap kebijakan Nasioanal dan provinsi menyangkut arah kebijakan dan prioritas pembangunan

Lebih terperinci

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Pada misi V yaitu Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat telah didukung dengan 8 sasaran sebagai

Lebih terperinci

Tabel 4.1 Keterkaitan Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan dalam Pencapaian Misi Renstra Dinas Kesehatan

Tabel 4.1 Keterkaitan Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan dalam Pencapaian Misi Renstra Dinas Kesehatan Tabel 4.1 Keterkaitan Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan dalam Pencapaian Misi Renstra Dinas Kesehatan 2013 2018 No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Misi I : Meningkatkan Pelayanan Kesehatan yang Bermutu

Lebih terperinci

Tabel 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar Kabupaten Gianyar

Tabel 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar Kabupaten Gianyar Tabel 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar Kabupaten Gianyar NO Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD Target SPM Target IKK Target Indikator Lainnya Target Renstra

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP DINAS KESEHATAN Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep Tahun 2014 PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP DINAS KESEHATAN JL. Dr. SOETOMO No. 04 TELPON (0328) 662122, Fax. 665373 Email

Lebih terperinci

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA 1 BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA A. Kinerja Akuntabilitas kinerja pada Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar secara umum sudah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang terukur berdasar Rencana Strategis yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 738 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SERANG Menimbang : DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PENJABARAN TUGAS DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk PEMERINTAH KOTA MALANG MATRIK RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MALANG (PENYEMPURNAAN) TAHUN 2013-2018 Lampiran : KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA M Nomor : 188.47/ 92 / 35.73.306/ 2015 Tanggal

Lebih terperinci

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD) FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD) Lampiran III Unit Eselon I Kementrian/Lembaga/SKPD : Dinas Kesehatan Tahun : 2014 SASARAN

Lebih terperinci

a. 10 (dua belas) indikator memperoleh capaian > 100 %, b. 4(empat) indikator capaiannya < 100 %, yaitu 1).Cakupan Imunisasi dasar

a. 10 (dua belas) indikator memperoleh capaian > 100 %, b. 4(empat) indikator capaiannya < 100 %, yaitu 1).Cakupan Imunisasi dasar IKHTISAR EKSEKUTIF Sebagai perwujudan dan pertanggungjawaban atas keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan visi, misi, tujuan dan sasaran SKPD yang telah ditetapkan di dalam Rencana Kinerja Tahun 2016 dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung.

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai Pasal 13 dan 14 huruf j Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dikatakan bahwa Kesehatan merupakan urusan wajib dan dalam penyelenggaraannya

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 DAFTAR ISI hal. KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iv v x BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 A. KEADAAN PENDUDUK 3 B. KEADAAN EKONOMI 8 C. INDEKS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:

Lebih terperinci

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD) FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD) Lampiran III Unit Eselon I Kementrian/Lembaga/SKPD : Dinas Kesehatan Tahun : 2015 SASARAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Soreang, Februari 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG

KATA PENGANTAR. Soreang, Februari 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Tahun 2014 KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Tahun 2014 merupakan laporan

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG PERJANJIAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG MANGUSADA TAHUN 2015

KABUPATEN BADUNG PERJANJIAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG MANGUSADA TAHUN 2015 KABUPATEN BADUNG PERJANJIAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG MANGUSADA TAHUN 2015 RSUD KABUPATEN BADUNG MANGUSADA TAHUN 2015 DAFTAR ISI Halaman Penetapan Kinerja... Kata Pengantar.... Daftar

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Daerah Dalam Rencana Strategis Dinas Kesehatan 2016-2021 tidak ada visi dan misi, namun mengikuti visi dan misi Gubernur

Lebih terperinci

penduduk 1 : dari target 1:2.637, Penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA mencapai 92,11 % dari target 82,00 %, Cakupan penemuan dan

penduduk 1 : dari target 1:2.637, Penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA mencapai 92,11 % dari target 82,00 %, Cakupan penemuan dan RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah (LAKIP) merupakan amanat INPRES No. 7 tahun 1999 sebagai bentuk transparansi pemerintah kepada masyarakat. LAKIP disusun dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program dan kegiatan pembangunan pada dasarnya disusun untuk meningkatkan kualitas kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat sebesarbesarnya yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 36 TAHUN 2012 STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BELITUNG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 36 TAHUN 2012 STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BELITUNG BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 36 TAHUN 2012 STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 305,519 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 442 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1,277,610 1,247,873 2,525,483 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 972 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 192 3 JUMLAH PENDUDUK 1 852,799 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 682,447 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 KABUPATEN CIREBON NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM - 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 381/ 5 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 343 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH BAYI

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015

KABUPATEN BADUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 KABUPATEN BADUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 RSUD KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi.... Kata Pengantar.... i ii BAB I Pendahuluan...

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 8,5 Ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 68 3 JUMLAH PENDUDUK 50,884 493,947,004,83 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 407,97 382,66 790,533 5 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1118KM2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 367 3 JUMLAH PENDUDUK 1 576,544 561,855 1,138,399 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 469,818 464,301 934,119.0 5 PENDUDUK 10 TAHUN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 299,019 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 417 desa/17 kel 3 JUMLAH PENDUDUK 1 5,077,210 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 17,650 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1.753,27 KM 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 309 3 JUMLAH PENDUDUK 1 2,244,772 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 20,994 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 DESA=309 KEL=8-3 JUMLAH PENDUDUK 1 869,767 819,995 1,689,232 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 673,079 551,261 1,224,340 5 PENDUDUK

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1762,4 km2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 desa 270+ kel 10 = 280 3 JUMLAH PENDUDUK 1 341700 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 2388161 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Indira Probo Handini 101111072 Puskesmas Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dari Dinas Kesehatan Kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 K0TA TASIKMALAYA NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011 MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011 PRIORITAS 3 Tema Prioritas Penanggung Jawab Bekerjasama dengan PROGRAM AKSI BIDANG KESEHATAN Penitikberatan pembangunan bidang kesehatan melalui pendekatan preventif, tidak

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG,

PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG, PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG Jl. Lintas Malindo Entikong (78557) Telepon (0564) 31294 Email : puskesmasentikong46@gmail.com KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG NOMOR

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI BALI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

PEMERINTAH PROVINSI BALI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PEMERINTAH PROVINSI BALI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Puja Pangastuti Angayubagia Kami haturkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA Dl JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR Menimbang : a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 272 TAHUN 2008 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA DI KABUPATEN SERDANG

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 belum mendapat data dari BPS 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 Kabupaten 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tebing Tinggi 011-016 3 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KESEHATAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 167 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 151 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1260565 1223412 2483977 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 1083136 1048577 2131713 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 4037,6 ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 15 3 JUMLAH PENDUDUK 1 558178 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 327536 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

PROFIL PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN 2012

PROFIL PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN 2012 PROFIL PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman tingkat persaingan di bidang kesehatan semakin meningkat demikian

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH JL.SUMBERGLAGAH PACET, MOJOKERTO Telp. (0321) 690441 Kode Pos. 61374 Fax

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BANJARNEGARA BUPATI BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA

PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2006 PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA (BIDANG KESEHATAN) Disampaikan dalam Rapat Kerja dengan Komisi VIII DPR RI Jakarta, 23 November 2005 AGENDA PEMBANGUNAN AGENDA PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Matraman Tahun 2017 selesai disusun. Laporan Tahunan dan Profil

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel

Lebih terperinci

Strategi Pemecahan Masalah pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai berikut :

Strategi Pemecahan Masalah pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai berikut : 4. Sistem Informasi pelaporan dari fasilitas pelayanan kesehatan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Kota Provinsi yang belum tepat waktu Strategi Pemecahan Masalah pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA (KIBBLA) DI KABUPATEN SUMEDANG DENGAN

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47 2 KESEHATAN AWAL TARGET SASARAN MISI 212 213 214 215 216 217 218 218 Kunjungan Ibu Hamil K4 % 92,24 95 95 95 95 95 95 95 Dinas Kesehatan Jumlah Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG TAHUN 2016 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG TAHUN 2016 TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Alloh Subhanahu Wa Ta ala, karena

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 SKPD : Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi Tahun Anggaran : 2015 PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET 2015

Lebih terperinci

PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi

PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi 7.1. Prinsip Dasar Pembangunan Kesehatan Pembangunan Bidang Kesehatan Banyuwangi merupakan bagian dari kebijakan dan program pembangunan kesehatan naional serta sistem kesehatan nasional (SKN). Oleh karena

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR RENCANA STRATEGIS TAHUN 2009 S/D 2014 MASYARAKAT JAWA TIMUR MANDIRI UNTUK HIDUP SEHAT

DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR RENCANA STRATEGIS TAHUN 2009 S/D 2014 MASYARAKAT JAWA TIMUR MANDIRI UNTUK HIDUP SEHAT MISI 1 : Tujuan : DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR RENCANA STRATEGIS TAHUN 2009 S/D 2014 MASYARAKAT JAWA TIMUR MANDIRI UNTUK HIDUP SEHAT Menggerakkan Pembangunan Berwawasan Terwujudnya Mutu Lingkungan

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE,

Lebih terperinci

2.1 Rencana Strategis

2.1 Rencana Strategis BAB II PERENCANAAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2015 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Instansi : DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMENEP Visi Misi : : MASYARAKAT KABUPATEN SUMENEP SEHAT YANG MANDIRI DAN BERKEADILAN 1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan Kab. Purbalingga 2013 hal 1

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan Kab. Purbalingga 2013 hal 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan menyebutkan bahwa pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan Nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

1 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 61,2 66,18. 2 Angka Kematian Bayi (AKB) /1.000 KH Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) /100.

1 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 61,2 66,18. 2 Angka Kematian Bayi (AKB) /1.000 KH Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) /100. Berdasarkan uraian mengenai visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan daerah yang ingin dicapai oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah selama periode 2011-2015, maka telah ditetapkan target agregat untuk

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI A. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Mendasarkan pada permasalahan pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah

Lebih terperinci