SOCIETA VI - 1 : 46 56, Juni 2017 ISSN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SOCIETA VI - 1 : 46 56, Juni 2017 ISSN"

Transkripsi

1 ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PADI DENGAN MENGGUNKAN BENIH BERSERTIFIKAT DAN NON SERTIFIKAT DI DESA AIR SATAN KECAMATAN MUARA BELITI KABUPATEN MUSI RAWAS May Shiska Puspitasari Fakultas Pertanian Universitas Musi Rawas Lubuklinggau Jl. Pembangunan Komp. Perkantoran Pemkab Musi Rawas Kel Air Kuti Kec. Lubuklinggau Timur I Kota Lubuklinggau Sumatera Selatan mayshiskapuspitasari@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi produksi usahatani padi dengan benih bersertifikat dan non sertifikat, menganalisis tingkat efisiensinya dan menganalisis perbedaan produktivitas dan keuntungan petani padi yang menggunakan benih bersertifikat dan non sertifikat. Penelitian ini menggunakan metode penarikan contoh yang berstrata secara proporsional dari setiap elemen populasi yang dijadikan sampel dan pengambilan sampel dilakukan secara random (proportionate stratified random sampling). Jumlah petani yang berusahatani padi sawah sebanyak 4 dari jumlah petani tersebut yang akan dijadikan contoh (sampel) sebanyak 4 petani responden yang terdiri dari 17 petani responden yang menggunakan benih bersertifikat dan 5 responden yang menggunakan benih non sertifikat. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi benih bersertifikat adalah luas lahan dan pupuk urea, sedangkan pada petani yang menggunakan benih non sertifikat faktor yang berpengaruh adalah luas lahan, benih, dan pupuk urea. Selanjutnya untuk efisiensi baik pada petani yang menggunakan benih bersertifikat ataupun non sertifikat, hanya penggunaan pupuk urea yang belum efisien, sementara luas lahan, benih, pupuk NPK, pestisida dan tenaga kerja sudah efisien. Perbedaan produktivitas dan keuntungan petani padi yang menggunakan benih bersertifikat dan non sertifikat dengan hasil uji beda yang dilakukan menunjukan nilai t hitung lebih besar dibandingkan dengan t tabel yakni 3,09 >,073, hal ini berarti produksi beras petani padi benih bersertifikat dan petani padi benih non sertifikat berbeda nyata. Perbedaan keuntungan petani padi yang menggunakan benih bersertifikat dan non sertifikat dengan hasil analisis uji beda didapatkan t hitung sebesar 3,178 dan t tabel sebesar,055, kondisi ini terlihat bahwa t hitung lebih besar dari t tabel hal ini berarti bahwa keuntungan petani yang menggunakan benih bersertifikat lebih tinggi dibanding dengan petani yang menggunakan benih non sertifikat. Kata kunci : efisiensi faktor produksi, usahatani padi, benih bersertifikat, non bersertifikat, desa air satan, muara beliti, musi rawas I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian meliputi subsektor tanaman pangan, subsektor hortikultura, subsektor perikanan, subsektor peternakan dan subsektor kehutanan. Pada tahap awal pembangunan, sektor pertanian merupakan penopang perekonomian, karena pertanian membentuk proporsi yang sangat besar. Hal ini menjadikan sektor pertanian sebagai pasar yang potensial bagi produk produk dalam negeri baik untuk barang produksi maupun barang konsumsi, terutama produk yang dihasilkan oleh subsektor tanaman pangan. Peranan komoditi pangan di Indonesia, khususnya padi begitu besar, sebab padi merupakan bahan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Kebutuhan bahan pangan padi di negara kita tidak pernah surut, melainkan kian bertambah dari tahun ke tahun (Yandianto, 003). Untuk itu ketersediaan atau pasokan padi menjadi perhatian penting bagi pemerintah dari waktu ke waktu. Pada tahun 014 produksi padi mencapai 70,85 juta ton gabah kering giling (GKG) mengalami penurunan dimana 46 pada tahun 013 produksi padi sebesar 71,8 juta ton. (Badan Pusat Statistik, 015). Soekartawi (001) mengemukakan bahwa prinsip optimalisasi penggunaan faktor produksi pada prinsipnya adalah bagaimana menggunakan faktor produksi tersebut seefisien mungkin. Pengertian efisien ini dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu efisiensi teknis, efisiensi alokatif (efisiensi harga), dan efisiensi ekonomi. Efisiensi Teknik (ET) adalah besaran yang menunjukkan perbandingan antara produksi yang sebenarnya dengan produksi maksimum. Efisiensi Alokatif (harga) menunjukkan hubungan biaya dan output. Efisiensi alokatif (harga) dapat tercapai jika dapat memaksimumkan keuntungan yaitu menyamakan produk marginal setiap faktor produksi dengan harganya. Efisiensi ekonomi adalah besaran yang menunjukkan perbandingan antara keuntungan yang sebenarnya. Efisiensi ekonomi dapat tercapai jika efisiensi teknik dan efisiensi harga (alokatif) dapat tercapai. Konsep efisiensi lahir didasarkan oleh asumsi bahwa, sumberdaya untuk memenuhi keinginan manusia berada dalam keadaan yang terbatas, sehingga didorong untuk menghasilkan suatu output yang sebesar-besarnya dengan

2 korbanan atau input yang sekecil-kecilnya. Hal ini sejalan dengan Yotopoulos dan Nugent (1976) dalam yang menyatakan bahwa, efisiensi berkaitan dengan pencapaian output maksimum dari alokasi sejumlah (set) sumberdaya atau input: Makin besar output yang dicapai dikaitkan dengan input, makin tinggi tingkat efisiensi. Dengan kata lain, efisiensi mengandung makna, pencapaian biaya produksi minimal untuk memperoleh nilai tambah yang maksimal melalui pemanfaatan teknologi, pengelolaan skala produksi dan kombinasi faktor produksi optimal. Oleh sebab itu, efisiensi merupakan komponen penting yang dipertimbangkan oleh seorang kepala rumah tangga selaku manajer dalam setiap pengambilan keputusan usaha taninya. Karena hasil yang diperoleh tergantung pada efisiensi alokasi faktor input yang digunakan dalam kegiatan usahatani. Menurut Sajad (1997), salah satu usaha dalam meningkatkan produksi padi sangat bergantung pada penggunaan benih. Penggunaan benih bersertifikat merupakan salah satu faktor pendukung untuk meningkatkan mutu dan hasil produksi, kualitas benih dengan mutu yang baik juga menentukan peningkatan produksi yang selanjutnya dapat meningkatkan pendapatan petani (Santoso et al., 005). Benih bersertifikat merupakan benih dari suatu varietas yang telah diketahui dan diproduksi dengan sistem pengawasan serta standar sertifikasi benih. Benih ini telah lulus uji lapang maupun laboratorium yang ketat. Keuntungan penggunaan benih bersertifikat antara lain: (1) menghemat penggunaan benih () respon terhadap pemupukan dan pengaruh perlakuan agronomis lainnya, (3) produksi per ha tinggi karena potensi hasil yang tinggi, (4) kualitas/mutu produksi akan terjamin baik, (5) daya ketahanan terhadap hama penyakit, umur dan sifat-sifat lainnya jelas, (6) waktu panen lebih mudah ditentukan karena masaknya serentak (Kartasaputra 1988 dalam Rijoly 005). Sementara itu Benih nonsertifikat adalah benih tidak berlabel yang berasal dari hasil panen petani sendiri atau diperoleh dari petani lainnya atau benih antar petani. Adapun kelemahan dari benih padi tidak bersertifikat diantaranya tidak tahan terhadap serangan hama dan penyakit, pertumbuhan tidak seragam, dan apabila ditanam secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama dapat menurunkan kualitas benih padi. Hal ini menyebabkan tanaman padi akan mengalami kemunduran sehingga hasil dan mutunya semakin menurun (Norlaila et al., 01). Musi Rawas merupakan salah satu Kabupaten penghasil beras di Sumatera Selatan dengan produksi padi sawah sebesar ton gabah kering giling. Sebagian dari total produksi tersebut diperoleh dari Kecamatan Muara Beliti sebesar ton gabah kering giling, yang merupakan daerah sawah irigasi, dimana dalam usahatani tersebut ada yang menggunakan benih bersertifikat ada juga yang non sertifikat (Musi Rawas dalam Angka, 014). Air Satan merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Muara Beliti yang mayoritas penduduknya berusahatani padi sawah dimana benih yang digunakan berbeda ada yang menggunakan benih bersertifikat dan ada juga yang non sertifikat, bila ditinjau dari keunggulan benih bersertifikat, maka akan terjadi perbedaan produksi dan jumlah input yang digunakan, yang berdampak pada efisiensi dalam usahatani petani tersebut, namun kenyataannya masih ada petani yang menggunakan benih non sertifikat, berdasrakan latar belakang tersebut, peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Pada Usahatani Padi Dengan Menggunkan Benih Bersertifikat Dan Non Sertifikat di Desa Air Satan Kecamatan Muara Beliti Kabupaten Musi Rawas. B. Rumusan Masalah Dari uraian diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Faktor - faktor apa saja yang mempengaruhi produksi usahatani padi dengan benih bersertifikat dan non sertifikat?. Bagaimana tingkat efisiensi usahatani padi dengan benih bersertifikat dan non sertifikat? 3. Apakah terdapat perbedaan produktivitas dan keuntungan dalam usahatani padi yang menggunakan benih bersertifikat dan non sertifikat? II. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Air Satan Kecamatan Muara Beliti Kabupaten Musi Rawas, pengambilan data telah dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 016. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Penelitian survei merupakan usaha pengamatan untuk mendapatkan data dan fakta yang jelas terhadap suatu masalah tertentu dalam suatu penelitian. Untuk memperoleh data dan fakta dilapangan tersebut adalah menggunakan petani sampel, sedangkan penentuan lokasi dilakukan dengan pertimbangan bahwa di Desa Air Satan Kecamatan Muara Beliti Kabupaten Musi Rawas sebagian masyarakatnya menggunakan benih bersertifikat. 47

3 B. Metode Penarikan Contoh Metode penarikan contoh dilakukan dengan metode penarikan contoh yang berstrata secara proporsional dari setiap elemen populasi yang dijadikan sampel dan pengambilan sampel dilakukan secara random (proportionate stratified random sampling). Jumlah petani yang berusahatani padi sawah sebanyak 4 dari jumlah petani tersebut yang akan dijadikan contoh (sampel) sebanyak 4 petani responden yang terdiri dari 17 petani responden yang menggunakan benih bersertifikat dan 5 responden yang menggunakan benih non sertifikat diambil secara acak sehingga petani mendapat peluang yang sama untuk menjadi responden penelitian.untuk metode pengambilan sampel dapat di lihat pada Tabel 1 di bawah ini: Tabel 1 Jumlah populasi responden penelitian yang Menggunakan Benih Bersertifikat dan Non Sertifikat di Desa Air Satan Kecamaatn Muara Beliti No Jenis benih Jumlah populasi Presentasi sampel Jumlah sampel 1 Bersertifikat Non sertifikat % 10% 17 5 Total 4 4 Metode pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh di lapangan selanjutnya diolah dengan metode tabulasi, untuk kemudian dijelaskan secara deskriptif. Data yang diolah kemudian dianalisis secara matematis sehingga diperoleh gambaran tentang perbedaan produktivitas dan keuntungan petani padi sawah yang menggunakan benih sertifikat dengan yang menggunakan benih non sertifikat. Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Padi Untuk menjawab permasalahan Pertama yaitu Faktor-faktor produk mengikuti model fungsi produksi Cobb-Douglas dengan perubahan tidak bebas adalah produksi sedangkan perubahan bebasnya faktor produksi rumus sebagai berikut: Y = α Fungsi produksi usahatani padi sawah yang telah dispesifikasi dengan fungsi produksi Cobb- Douglas dan diestimasi didefinisikan sebagai berikut: LnY = 0 + 1LnX 1 + LnX + 3LnX 3 + 4LnX 4 + 5LnX LnX 6 e Keterangan : Y = Jumlah Produksi Beras (kg) X1 = Luas Lahan (ha) X = Benih (kg) X3 = Pupuk Urea (kg) X4 = Pupuk Npk (kg) X5 = Pestisida (l) X6 = Tenaga Kerja (HOK) Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Untuk menjawab permasalahan kedua efesiensi penggunaan faktor produksi menggunakan rumus sebagai berikut (widodo, 1989) : e 48 NPMXi = i (Y/Xi) Hy NPMXi = Hxi NPMXi / HXi = 1 Keterangan : NPMXi HXi Xi i Y Hy = Nilai produk marjinal input = Harga input produksi (Rp) = Faktor produksi ke-i (satusatuan unit atau kg) = Elastisitas produksi ke-i = Produk Beras (kg) = Harga jual Beras (Rp/kg) Dengan kriteria sebagai berikut : Bila nilai NPMXi / HXi= 1, maka penggunaan faktor produksi dikatakan efisien Bila nilai NPMXi / HXi > 1, maka penggunaan faktor produksi dikatakan belum efisien dan perlu ditambah Bila nilai NPMXi / HXi < 1, maka penggunaan faktor produksi dikatakan tidak efisien dan perlu dikurangi. Sehingga hipotesisnya adalah : H0 : k=, H : k, dimana k = indeks efisiensi Kaidah keputusan adalah : Apabila t hitung t tabel maka tolak H 0, artinya perbandingan antara NPM dan Hx berbeda nyata dengan satu, dengan kata lain penggunaan faktor produksi tidak efisien dan belum efisien. Jika t hitung < t tabel, maka terima H 0 artinya perbandingan antara NPM dan Hx tidak berbeda nyata dengan satu sehingga penggunaan faktor produksi efisien. Nilai besaran statistik t hitung untuk pengujian di atas, ditentukan berdasarkan rumus berikut ini (samaoen, 199). ( )

4 Keterangan : i ke i Se ( i) : parameter untuk peubah bebas : standar eror Y Hy X : produksi (kg/mt) : harga produksi (Rp) : faktor produksi Uji Beda Untuk menjawab permasalahan ketiga perbedaan produksi dan keuntungan petani sawah yang menggunakan benih bersertifikat dengan yang menggunakan benih non sertifikat digunakan rumus sebagai berikut (Riduwan 009) : t hitung S n 1 1 S n X 1 X S1 r n 1 S n Keterangan : r = Nilai Kolerasi X 1 dengan X n 1 dan n = Jumlah sampel 1 X 1 = Rata-rata sampel ke-1 X = Rata-rata sampel ke- S 1 = Standar deviasi sampel ke-1 S = Standar deviasi sampel ke- S = Varians sampel ke-1 S = Varians sampel ke- III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Padi Sawah Faktor yang diduga mempengaruhi produksi padi dalam penelitian ini adalah Luas Lahan, Benih, Pupuk, Pestisida,Tenaga Kerja. Untuk menjawab dugaan tersebut, maka dilakukan uji statistik dan diperoleh hasil seperti terlihat pada Tabel. Tabel. Hasil Uji Statistik Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Padi Sawah Independent Benih Bersertifikat Benih Non Sertifikat Variabel Β T Sig β T Sig Contstanta Luas Lahan ,004*** ,00*** Benih ,737 tn ,054* Pupuk Urea ,001*** ,06** Pupuk NPK ,909 tn ,890 tn Pestisida ,461 tn ,450 tn Tenaga Kerja ,335 tn ,944 tn Sumber : Lampiran 11 Keterangan : * ** = Nyata pada Taraf 1 % * * = Nyata pada Taraf 5 % * = Nyata pada Taraf 10 % tn = Tidak Nyata R = 0,997 R = 0,996 t tabel (0,05,10) =,8 t tabel(0,05,18) =,100 F = F =

5 3.1.1 Benih Bersertifikat Hasil pendugaan model pada usahatani padi sawah yang menggunakan benih bersertifikat koefisien determinasi (R ) yang tinggi 0,997, artinya 99,7 persen variabel independent (X) dapat menjelaskan variabel dependent (Y), sisanya 0,3 persen dijelaskan variabel lain diluar model penelitian. Selanjutnya secara simultan (Uji F), diperoleh nilai F hitung lebih besar dibandingkan F tabel yakni 537,460 > 3,17, artinya semua variabel bebas dalam model penelitian ini secara bersama-sama berpengaruh terhadap produksi padi. Sedangkan secara parsial (Uji t) diperoleh hasil yang menunjukan bahwa hanya terdapat dua variabel yang berpengaruh signifikan yakni luas lahan dan pupuk urea. 1. Luas lahan Dari hasil uji statistik diketahui bahwa hanya luas lahan yang berpengaruh signifikan pada taraf 1 % terhadap produksi padi, hal ini dilihat dari nilai signifikansi luas lahan 0,004 < 0,01, Selanjutnya dari hasil uji statistik diperoleh nilai koefisien regresi ( ) untuk variabel yang diteliti yaitu, untuk luas lahan 1,036, artinya setiap penambahan 1 persen luas lahan, maka produksi akan meningkat sebesar 1,036 persen, Penambahan luas lahan dapat meningkatkan produksi pada batas tertentu karena semikin luas lahan maka padi yang akan ditanam oleh petani akan semakin banyak dan juga dapat meningkatkan produksi.. Benih Benih yang digunakan tidak berpengaruh signifikan terhadap produksi padi petani di daerah penelitian dilihat dari jumlah benih yang digunakan rata-rata petani menggunakan 5 kg/ha per musim tanam, kondisi ini menunjukan dari segi jumlah benih yang digunakan telah sesuai dengan kebutuhan benih padi perhektar, yaitu 5-30 kg/ha. Hasil analisis regresi yang didapat menunjukkan bahwa pengaruh penggunaan benih bersertifikat terhadap produksi padi sawah sebesar 0,0. Hasil uji ini memperlihatkan bahwa peubah benih bersertifikat tidak berpengaruh nyata namun positif terhadap produksi padi dengan tingkat signifkansi 0, Pupuk Urea Penggunaan pupuk Urea pada padi dengan benih bersertifikat berpengaruh signifikan terhadap produksi padi dengan nilai signifikansinya sebesar 0,001 atau dengan tingkat kepercayaan 99 persen, maka dapat dikatakan bahwa peubah pupuk urea berpengaruh positif terhadap produksi padi. Nilai koefisien regresi ( ) untuk pupuk urea adalah 0,19. Dengan demikian apabila penambahan jumlah pupuk urea 50 sebesar 1 persen maka akan meningkatkan produksi padi sebesar 0,19 persen. Dikarenakan penggunaan pupuk urea oleh petani telah sesuai dengan anjuran yang telah di tetapkan untuk luasan per hektar dan petani di daerah penelitian menggunakan pupuk urea di karenakan pupuk urea yang bersubsidi. Serta manfaat pupuk urea sebagai nutrisi dalam proses pertumbuhan vegetatif tanaman seperti daun, akar, batang, tunas, dan lain. 4. Pupuk NPK Hasil analisis regresi yang didapat menunjukan bahwa pengaruh penggunaan pupuk NPK pada benih bersertifikat terhadap produksi padi sebesar -0, 007. Hasil uji memperlihatkan bahwa peubah ini tidak nyata namun negatif terhadap produksinya dengan tingkat signifikansi 0,909. Maka peubah pupuk NPK berpengaruh negatif terhadap produksi, dimana apabila jumlah penggunaan pupuk NPK ditambah 1 persen maka akan menurunkan produksinya sebesar 0,007 persen. Di temukan didaerah penelitian bahwa kebanyakan petani belum menggunakan pupuk NPK di karenakan ekonomi petani yang belum memadai. 5. Pestisida Hasil analisis regresi yang di dapat menunjukkan bahwa pengaruh penggunaan pestisida pada benih bersertifikat terhadap produksi sebesar 0,050. Hasil uji ini memperlihatkan bahwa peubah pestisida tidak berpengaruh nyata namun positif terhadap produksi padi dengan tingkat signifkansi 0,461. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pestisida berpengaruh positif terhadap produksi. Dikarenakan Serangan hama yang ditemui di lokasi penelitian adalah hama walang sangit, wereng coklat dan keong, serangan hama tersebut masih dibawah ambang batas ekonomi, dengan kondisi ini, maka penggunaan pestisida oleh petani hanya untuk pencegahan atau berjaga-jaga jangan sampai melebihi ambang batas ekonomi atau serangan merugikan petani. 6. Tenaga Kerja Pada usahatani padi sawah tenaga kerja yang digunakan mulai dari pengolahan tanah hingga pemanenan, jumlah tenaga kerja yang di pakai dalam satu musim rata-rata 64,87 HOK/lg atau 79,73 HOK/ha. Hasil analisis regresi yang didapat menunjukan bahwa pengaruh penggunaan tenaga kerja terhadap produksi padi sebesar -0,86. Hasil uji memperlihatkan bahwa peubah ini tidak nyata namun negatif terhadap produksinya dengan tingkat signifikansi 0,335. Maka peubah berpengaruh negatif terhadap produksi. hal ini dikarenaka tenaga kerja yang digunakan sudah cukup banyak dan bergam, selain itu menjadi biaya terbesar dalam usahatani

6 padi sawah, selain itu dari temuan di lokasi penelitian dikatakan bahwa rata-rata tenaga kerja tersebut berasal dari luar keluarga dimana kurangnya rasa memiliki yang menyebabkan banyaknya kehilangan hasil seperti pada saat pemanenan Benih Non Sertifikat Sementara itu untuk hasil uji faktor-faktor yang mempengaruhi produksi padi benih non sertifikat sebagai berikut. Hasil pendugaan model pada usahatani padi sawah yang menggunakan benih non sertifikat koefisien determinasi (R ) yang tinggi masing-masing 0,996 sertifikat, artinya 99,6 persen variabel independent (X) dapat menjelaskan variabel dependent (Y), sisanya 0,4 persen dijelaskan variabel lain diluar model penelitian. Hasil analisis regresi, secara simultan (Uji F), diperoleh nilai F hitung lebih besar dibandingkan F tabel yakni 88,65 >,661, artinya semua variabel bebas dalam model penelitian ini secara bersama-sama berpengaruh terhadap produksi padi. Selanjutnya secara parsial (Uji t) diperoleh hasil yang menunjukan bahwa hanya terdapat tiga variabel yang berpengaruh signifikan yakni luas lahan, benih dan pupuk urea. 1. Luas lahan Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa luas lahan berpengaruh signifikan pada taraf 1% (0,00 <0,01), atau dengan tingkat kepercayaan sebesar 99%. Nilai koefisien regresi ( ) untuk luas lahan adalah 0,950, artinya setiap penambahan 1 persen luas lahan, maka produksi padi sawah yang menggunakan benih non sertifikat akan meningkat sebesar 0,950 persen. Dikarenakan semakin luas lahan yang di miliki oleh petani maka akan semakin banyak padi yang akan ditanam oleh petani maka akan meningkatkan produksi padi.. Benih Benih yang digunakan berpengaruh signifikan dengan nilai signifikansi sebesar 0,054. Secara parsial benih padi non sertifikat berpengaruh negatif terhadap produksi padi sawah. Nilai koefisien regresi ( ) untuk benih non sertifikat adalah -0,10 artinya setiap penambahan 1 persen benih padi non sertifikat, maka produksi padi akan berkurang sebesar 0,10 persen. Di daerah penelitian dilihat dari jumlah benih yang digunakan rata-rata petani menggunakan 4 Kg /lg atau 38 kg/ha per musim tanam, kondisi ini menunjukan dari segi jumlah benih yang digunakan tidak sesuai dengan kebutuhan benih padi perhektar, yaitu 5-30 kg/ha. 3. Pupuk Urea 51 Adapun penggunaan pupuk Urea pada padi dengan benih non sertifikat juga berpengaruh signifikan terhadap produksi padi dengan nilai signifikansinya sebesar 0,06 atau dengan tingkat kepercayaan 95 persen, maka dapat dikatakan bahwa peubah pupuk urea berpengaruh positif terhadap produksi padi. Nilai koefisien regresi ( ) untuk pupuk urea adalah 0,15. Hal ini beararti apabila penambahan jumlah pupuk urea sebesar 1 persen maka akan meningkatkan produksi padi sebesar 0,15 persen. Karena petani di daerah penelitian sebagian besar hanya menggunakan pupuk urea karena pupuk tersebut terjangkau untuk ekonomi petani. 4. Pupuk NPK Hasil analisis regresi yang didapat menunjukan bahwa pengaruh penggunaan pupuk NPK pada benih bersertifikat terhadap produksi padi sebesar -0,005. Hasil uji memperlihatkan bahwa peubah ini tidak tidak nyata namun negatif terhadap produksinya dengan tingkat signifikansi 0,890. Maka peubah pupuk NPK berpengaruh negatif terhadap produksi, dimana apabila jumlah penggunaan pupuk NPK ditambah 1persen maka akan menurunkan produksinya sebesar 0,005 persen, rata-rata pupuk NPK yang digunakan petani 96 kg atau 145 kg/ha, jumlah pupuk NPK yang digunakan ini melebihi kebutuhan pupuk NPK untuk tanaman padi, yaitu 100 kg/ha, kelebihan jumlah pupuk inilah yang menyebabkan penggunaan pupuk NPK tidak berpengaruh nyata terhadap produksi. Dikarenakan jika kelebihan unsur N (Nitrogen) akan meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman, tetapi akan memperpendek masa generatif, yang akhirnya justru menurunkan produksi atau menurunkan kualitas produksi tanaman. 5. Pestisida Hasil analisis regresi yang didapat menunjukkan bahwa pengaruh penggunaan pestisida pada benih bersertifikat terhadap produksi padi sawah sebesar 0,050. Hasil uji ini memperlihatkan bahwa peubah pestisida tidak berpengaruh nyata namun positif terhadap produksi padi dengan tingkat signifkansi 0,461. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pestisida berpengaruh positif terhadap produksi, dimana apabila jumlah penggunaan benih bersertifikat ditingkatkan sebesar 1 persen, maka produksi padi akan meningkat sebesar 0,050 persen. Serangan hama yang ditemui di lokasi penelitian adalah hama walang sangit, wereng coklat dan keong, serangan hama tersebut masih dibawah ambang batas ekonomi, dengan kondisi ini, maka penggunaan pestisida oleh petani hanya untuk pencegahan atau berjaga-jaga jangan sampai melebihi ambang batas ekonomi atau serangan merugikan petani. 6. Tenaga Kerja

7 Hasil analisis regresi yang didapat menunjukan bahwa pengaruh penggunaan HOK pada benih non sertifikat terhadap produksi padi sebesar -0,1. Hasil uji memperlihatkan bahwa peubah ini tidak tidak nyata namun negatif terhadap produksinya dengan tingkat signifikansi 0,944. Maka peubah HOK berpengaruh negatif terhadap produksi. Hasil uji statistik menunjukan bahwa penggunaan tenaga kerja ini tidak berpengaruh nyata terhadap produksi padi petani, hal ini dikarenaka tenaga kerja yang digunakan sudah cukup banyak dan bergam, selain itu menjadi biaya terbesar dalam usahatani padi sawah, selain itu dari temuan di lokasi penelitian dikatakan bahwa rata-rata tenaga kerja tersebut berasal dari luar keluarga dimana kurangnya rasa memiliki yang menyebabkan banyaknya kehilangan hasil seperti pada saat pemanenan. 3.. Efisiensi Usahatani Padi Sawah Benih Bersertifikat dan Non Sertifikat Dalam kegiatan usahatani sering ditemui banyak petani melakukan aktivitas kegiatan usahatan berdasarkan pengalaman dan kebiasaan turun temurun, sehingga rasionalitas sering terabaikan. Hal ini disebabkan oleh berbagai permasalahan di lingkungan petani seperti keterbatasan modal dan sulitnya memperoleh sarana produksi, sehingga mempengaruhi petani dalam mengambil keputusan menggunakan sarana produksi untuk mencapai produksi yang optimun dengan efisien yang akhirnya dapat meningkatkan pendapatan yang diterima petani. Oleh karena itu perlu dilakukan uji efisiensi penggunaan sarana produksi petani. Hasil uji efisiensi penggunaan sarana produksi usahatani padi sawah benih bersertifikat dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini. Tabel 3. Hasil Uji Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Usahatani Padi Benih Bersertifikat Faktor Produksi Harga Faktor produksi (Hx) Nilai Produk Marjinal (NPMx) Indeks Efisiensi (k) (NPMx/Hx) Nilai Statistik (t hit) Keputusan Luas Lahan (X 1 ) Benih (X ) Urea (X 3 ) NPK (X 4 ) Pestisida (X 5) ,31 0,743 t hit< t tabel ,88,7 0,8 t hit< t tabel ,93 17,59 6,194 t hit> t tabel ,0-0,54-0,46 t hit< t tabel ,85 8,04 0,745 t hit< t tabel Tenaga Kerja (X 6 ) ,97-1,499-5,174 t hit< t tabel t tabel = t tabel (0,05,10) =,633 Berdasarkan Tabel 3 di atas diketahui bahwa penggunaan sarana produksi luas lahan, jumlah benih, pupuk NPK, pestisida dan tenaga kerja telah mencapai optimal. Hal ini tercermin dari nilai t hitung yang lebih kecil dari t tabel atau (k) yang tidak berbeda nyata pada taraf 5 persen, sedangkan penggunaan pupuk urea belum mencapai optimal atau berbeda nyata dilihat dari t hitung yang lebih besar dari t tabel (6,194>,633), dilihat dari penggunaan pupuk urea jumlah urea yang digunakan petani selama satu musim tanam sebanyak 118 kg/lg atau 148 kg/ha perlu ditambah jumlahnya, karena jumlah yang digunakan masih dibawah anjuran kg/ha, untuk mencapai produksi optimal atau efisien, dengan melihat hasil analisis uji statistik sebelumnya yang menunjukan bahwa penggunaan pupuk urea dapat meningkatkan produksi padi yang dihasilkan, sehingga dengan menambah jumlah pupuk urea yang digunakan sesuai dengan anjuran maka produksi meningkat yang akan berdampak pada peningkatan pendapatan yang diterima petani. Sementara itu untuk hasil uji efisiensi penggunaan sarana produksi pada benih non sertifikat dapat dilihat pada Tabel 4 berikut. 5

8 Tabel 4. Hasil Uji Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Usahatani Padi Benih Non Sertifikat Faktor Produksi Harga Faktor produksi (Hx) Nilai Produk Marjinal (NPMx) Indeks Efisiensi (k) (NPMx/Hx) Nilai Statistik (t hit) Keputusan Luas Lahan (X 1) Benih (X ) Urea (X 3) NPK (X 4) Pestisida (X 5) Tenaga Kerja (X 6) Sumber : Lampiran ,83 0,776 t hit< t tabel ,84-10,584 -,836 t hit< t tabel ,05 9,679,944 t hit> t tabel ,31-0,38-1,03 t hit< t table ,07 3,500 0,706 t hit< t table ,89 0,109-1,81 t hit< t table t tabel = t tabel (0,05,18) =,445 Berdasarkan Tabel 4. di atas diketahui bahwa pnggunaan sarana produksi luas lahan, jumlah benih, pupuk NPK, pestisida dan tenaga kerja telah mencapai optimal. Hal ini tercermin dari nilai t hitung yang lebih kecil dari t tabel atau (k) yang tidak berbeda nyata pada taraf 5 persen, sedangkan penggunaan pupuk urea belum mencapai optimal atau berbeda nyata dilihat dari t hitung yang lebih besar dari t tabel (,944>,445), dilihat dari penggunaan pupuk urea jumlah urea yang digunakan petani selama satu musim tanam sebanyak 16 kg/lg atau 199 kg/ha perlu ditambah jumlahnya, karena jumlah yang digunakan masih dibawah anjuran kg/ha, untuk mencapai produksi optimal atau efisien, dengan melihat hasil analisis uji statistik sebelumnya yang menunjukan bahwa penggunaan pupuk urea dapat meningkatkan produksi padi yang dihasilkan, sehingga dengan menambah jumlah pupuk urea yang digunakan sesuai dengan anjuran maka produksi meningkat yang akan berdampak pada peningkatan pendapatan yang diterima petani Perbedaan Produksi Produksi adalah hasil yang di peroleh dari petani dari proses pengelolahan usaha taninya dan produksi inilah yang menjadikan ukuran besar kecilnya keuntungan yang akan diperhitungkan. Fungsi Produksi adalah hubungan diantara faktorfaktor produksi dan tingkat produksi yang diciptakannya. Tujuan dari kegiatan produksi adalah memaksimalkan jumlah output dengan sejumlah input tertentu. Lebih lanjut fungsi produksi adalah suatu fungsi yang menunjukkan hubungan matematik antara input yang digunakan untuk menghasilkan suatu tingkat output tertentu (Nicholson, 00). Penelitian ini melakukan uji beda produksi beras petani yang menggunakan benih bersertifikat dan non sertifikat, hasil uji tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.4. berikut ini. Tabel 5. Hasil Uji Beda Produksi Padi Benih Bersertifikat dan Non Sertifikat 1 Uraian Benih Bersertifikat Benih Non Sertifikat 1. Produksi (Kg/Ha) t hitung 3, t tabel, Sumber : Lampiran 9 Berdasarkan Tabel 5 di atas diketahui bahwa dilihat dari produksi yang dihasilkan telah menunjukan adanya perbedaan produksi yang cukup banyak yakni sebanyak 75 kilogram per tahun, dimana masing-masing produksi kilogram per tahun untuk petani benih bersertifikat dan kilogram per tahun untuk petani padi benih non sertifikat, dari temuan dilokasi 53

9 penelitian perbedaan produksi ini lebih disebabkan karena benih bersertifikat lebih tahan terhadap serangan hama dibandingkan benih non sertifikat, hal ini dilihat dari perbedaan penggunaan jumlah pestisida dimana 5 l/ha untuk benih bersertifikat, sedagkan benih non sertifikat 8 l/ha, namun demikian perlu dilihat hasil uji beda yang dilakukan apakah produksi tersebut berbeda nyata antara petani padi benih bersertifikat dan petani padi benih non sertifikat. Selanjutnya hasil uji beda yang dilakukan menunjukan nilai t hitung lebih besar dibandingkan dengan t tabel yakni 3,09 >,073, hal ini berarti produksi beras petani padi benih bersertifikat dan petani padi benih non sertifikat berbeda nyata. Hal ini menjelaskan bahwa produksi yang dihasilkan petani benih bersertifikat lebih besar dibandingkan benih non sertifikat, temuan ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rijoly (005), membuktikan ratarata produksi padi per hektar yang menggunakan benih bersertifikat kg sedangkan yang menggunakan benih non sertifikat kg Perbedaan Keuntungan Keuntungan usahatani merupakan hasil pengurangan antara penerimaan dengan total biaya produksi yang dikeluarkan petani dalam usahataninya. Besar kecilnya keuntungan yang diterima petani akan dipengaruhi oleh penerimaan dan biaya yang digunakan, adapun biaya yang dikeluarkan adalah biaya produksi yang meliputi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani mulai dari pengolahan lahan sampai panen, biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani yang tidak habis untuk satu musim tanam, seperti biaya penyusutan alat sedangkan biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani padi untuk satu kali musim tanam, jumlah biaya variabel ini senantiasa berubah sesuai dengan skala produksi, seperti biaya benih, pupuk, pestisida dan tenaga kerja, dan dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Rata-Rata Biaya Produksi Usahatani Padi Benih Bersertifikat dan Non Sertifikat (Rp/Ha/Thn) No Uraian Benih Benih Bersertifikat Non Sertifikat 1. Biaya tetap Biaya Variabel Biaya Produksi Sumber : Lampiran 5 Berdasarkan Tabel 6. dapat dilihat bahwa rata-rata biaya tetap yang dikeluarkan untuk petani padi yang menggunakan benih non sertifikat lebih tinggi dibandingkan petani padi yang menggunakan benih bersertifikat, hal ini dikarenakan petani yang menggunakan benih non sertifikat memiliki biaya variabel yang lebih tinggi di bandingkan dengan petani padi benih bersertifikat, tingginya biaya variabel ini dikarenakan kelemahan benih non sertifikat ini yang mudah terserang hama dan penyakit, sehingga akan terlihat perbedaan pada biaya produksi antar petani yang menggunakan benih bersertifikat dan non sertifikat. Keuntungan petani padi yang menggunakan benih bersertifikat dan non sertifikat menunjukan perbedaan yang signifikan, dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Rata-Rata Keuntungan Petani Padi Yang Menggunakan Benih Bersertifikat dan Non Sertifikat No Uraian Benih Bersertifikat Benih Non Sertifikat 1. Produksi (Kg/Ha/Thn) Harga (Rp/Kg) Penerimaan (Rp/Ha/Thn) Biaya Produksi (Rp/Ha/Thn) Keuntungan (Rp/Mt/Ha) R/C 4,4 3,88 Sumber : Lampiran 6 Dari Tabel 7 di atas dapat dilihat bahwa produksi padi benih bersertifikat lebih tinggi dibandingkan petani padi benih non sertifikat, dikarenakan benih bersertifikat lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit, dan dengan produksi yang tinggi maka penerimaan yang diperoleh untuk petani yang menggunakan benih bersertifikat lebih tinggi dibandikan dengan petani yang menggunakan benih non sertifikat, sehingga diperoleh hasil yang menunjukan bahwa 54

10 keuntungan rata-rata petani yang menggunakan benih bersertifikat sebesar Rp , sementara itu keuntungan petani padi yang menggunakan benih non sertifikat sebesar Rp , selanjutnya dilihat dari nilai R/C ratio yang menunjukan nilai 4,4 untuk benih bersertifikat yang bermakna bahwa setiap 1 rupiah biaya yang dikeluarkan, maka akan mendatangkan keuntungan sebesar 4,4 rupiah, sedangkan untuk benih non sertifikat R/C ratio lebih rendah yakni 3,88, artinya setiap 1 rupiah biaya yang dikeluarkana, maka akan mendatangkan keuntungan sebesar 3,88 rupiah. Besar kecilnya keuntungan yang diterima petani padi benih bersertifikat dan non sertifikat, dipengaruhi oleh penerimaan yang diperoleh dan biaya produksi yang dikeluarkan. Sedangkan penerimaan adalah jumlah produksi yang dihasilkan dikalikan dengan harga jual. Produksi rata-rata pada petani yang menggunakan benih bersertifikat dan non sertifikat menunjukan perbedaan yang signifikan, selain itu dilihat dari biaya produksi yang dikeluarkan menunjukan bahwa pada petani yang menggunakan benih non sertifikat memiliki biaya produksi lebih tinggi dibandingkan petani yang menggunakan benih bersertifikat, hal inilah yang menyebabkan ratarata keuntungan antar petani juga mengalami perbedaan yang signifikan. Untuk menganalisis dan membandingkan tingkat keuntungan petani padi yang menggunakan benih bersertifikat dan non sertifikat dilakukan uji statistik yakni melalui uji beda, dan diperoleh hasil pada Tabel 8. Tabel 8. Hasil Uji Beda Keuntungan Usahatani Padi Benih Bersertifikat dan Non Sertifikat Uraian Hasil t hitung 3, t table, Sumber: Lampiran 8 Berdasarkan Tabel 8 hasil analisis uji beda didapatkan t hitung sebesar 3,178 dan t tabel sebesar,055, kondisi ini terlihat bahwa t hitung lebih besar dari t tabel, maka hal ini menunjukan bahwa tingkat keuntungan petani padi benih bersertifikat dan non sertifikat berbeda sangat nyata. Hal ini sebenarnya telah terlihat dari perhitungan tingkat keuntungan sebelumnya yang menunjukan perbedaan keuntungan yang cukup tinggi antara petani padi benih bersertifikat dan non sertifikat. Selanjutnya temuan ini sejalan dengan pendapat Maryono (008), menyatakan bahwa berdasarkan keuntungan dari pengunaan benih bersertifikat, hal ini menyebabkan perubahan penggunaan faktor produksi dan penghematan biaya usahatani sehingga berdampak positif terhadap penurunan biaya riil petani atau lebih efisien dibandingkan benih non sertifikat, sehingga keuntungan petani padi bersertifikat pun lebih tinggi. A. Kesimpulan IV. KESIMPULAN DAN SARAN Adapun kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi padi untuk benih bersertifikat adalah luas lahan dan pupuk urea, sedangkan pada benih non sertifikat faktor yang berpengaruh adalah luas lahan, benih, dan pupuk urea.. Untuk efisiensi baik pada petani yang menggunakan benih bersertifikat ataupun non sertifikat, hanya penggunaan pupuk urea yang belum efisien, sementara luas lahan, benih, pupuk NPK, pestisida dan tenaga kerja sudah efisien. 3. Berdasarkan hasil uji beda produksi dan keuntungan antara penggunaan benih bersertifikat dan non sertifikat terdapat perbedaan, dimana petani yang menggunakan benih bersertifikat lebih tinggi produksinya sehingga lebih besar juga keuntungannya dari pada petani yang menggunakan benih non sertifikat. B. Saran Adapun saran yang diberikan agar petani lebih dapat menambah dalam menggunakan pupuk urea, mengingat sarana produksi ini menunjukan nilai penggunaan yang belum efisien, selain itu diharapkan petani untuk menggunakan benih bersertifikat agar mampu untuk meningkatkan produksi dan keuntungan dalam usahatani padi. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Kabupaten Musi Rawas Musi Rawas dalam Angka. Musi Rawas. Lamusa, Arifuddin Analisis Efisiensi Teknis Alokasi Input Usahatani Padi Sawah di Daerah Impenso Wilayah Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) Propinsi Sulawesi Tengah. Jurnal Agroland 16 (3) : September 009. Rijoly O. C Analisis Usahatani Padi Sawah Melalui Pengunaan Benih Bersertifikat di Kabupaten Pinrang (Studi Kasus Desa 55

11 Leppangang Kecamatan Patampanua). Adiwidia Vol.1,Maret 005. Sajad, Sjamsoe oed Membangun Industri Benih dalam Era Agribisnis Indonesia, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Soekartawi Ilmu Usahatani. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Nur Laila, Ana Zuraida dan Achamd Jaelani. 01. Analisis pendapatan usahatani padi (Oryza sativa L ) Benih varietas ciherang yang bersertifikat dan tidak bersertifikat. Di kecamatan Labuan Amas Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Media Sains, Vol 4 Nomor 1, April 01 56

Nila Suryati Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Musi Rawas ABSTRAK

Nila Suryati Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Musi Rawas ABSTRAK SOCIETA III - : 69 74, Desember 04 ISSN 30-480 ANALISIS KOMPARASI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI LAHAN IRIGASI TEKNIS DENGAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO DAN SISTEM TEGEL DI KABUPATEN MUSI RAWAS Nila

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pasir Gaok, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PADI DI KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

ANALISIS PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PADI DI KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR Jurnal Ilmiah AgrIBA No2 Edisi September Tahun 2014 ANALISIS PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PADI DI KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR Oleh : Siska Alfiati Dosen PNSD dpk STIPER Sriwigama Palembang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. faktor produksi yang kurang tepat dan efisien. Penggunaan faktor produksi

BAB III METODE PENELITIAN. faktor produksi yang kurang tepat dan efisien. Penggunaan faktor produksi 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Produktivitas usahatani padi dapat mengalami peningkatan maupun penurunan jumlah produksi. Hal tersebut biasanya disebabkan oleh penggunaan faktor produksi

Lebih terperinci

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL Sistem Pertanian dengan menggunakan metode SRI di desa Jambenenggang dimulai sekitar tahun 2007. Kegiatan ini diawali dengan adanya

Lebih terperinci

BAB IV. METODE PENELITIAN

BAB IV. METODE PENELITIAN BAB IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Gapoktan Tani Bersama Desa Situ Udik Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, khususnya tanaman pangan bertujuan untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, khususnya tanaman pangan bertujuan untuk meningkatkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pembangunan pertanian, khususnya tanaman pangan bertujuan untuk meningkatkan produksi dan memperluas keanekaragaman hasil pertanian. Hal ini berguna untuk memenuhi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. elastisitas, konsep return to scale, konsep efisiensi penggunaan faktor produksi

III. KERANGKA PEMIKIRAN. elastisitas, konsep return to scale, konsep efisiensi penggunaan faktor produksi III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis berisi teori dan konsep kajian ilmu yang akan digunakan dalam penelitian. Teori dan konsep yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang analisis pendapatan usahatani padi, peneliti mengambil beberapa penelitian yang terkait dengan topik penelitian, dengan mengkaji dan melihat alat analisis yang digunakan

Lebih terperinci

VI. ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI PADI SAWAH VARIETAS CIHERANG DI GAPOKTAN TANI BERSAMA

VI. ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI PADI SAWAH VARIETAS CIHERANG DI GAPOKTAN TANI BERSAMA VI. ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI PADI SAWAH VARIETAS CIHERANG DI GAPOKTAN TANI BERSAMA 6.1 Analisis Fungsi produksi Padi Sawah Varietas Ciherang Analisis dalam kegiatan produksi padi sawah varietas ciherang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Komoditas tanaman pangan yang sangat penting dan strategis kedudukannya

I. PENDAHULUAN. Komoditas tanaman pangan yang sangat penting dan strategis kedudukannya I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komoditas tanaman pangan yang sangat penting dan strategis kedudukannya adalah komoditas padi, karena komoditas padi sebagai sumber penyediaan kebutuhan pangan pokok berupa

Lebih terperinci

VI. ANALISIS EFISIENSI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADI

VI. ANALISIS EFISIENSI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADI VI. ANALISIS EFISIENSI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADI 6.1 Analisis Fungsi Produksi Hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dapat dijelaskan ke dalam fungsi produksi. Kondisi di lapangan menunjukkan

Lebih terperinci

Sisvaberti Afriyatna Dosen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Palembang ABSTRAK

Sisvaberti Afriyatna Dosen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Palembang ABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN PADA USAHATANI PADI SAWAH LEBAK DENGAN SISTEM YARNEN DAN TUNAI DI KECAMATAN RAMBUTAN KABUPATEN BANYUASIN Sisvaberti Afriyatna Dosen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiap tahap

BAB I PENDAHULUAN. mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiap tahap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiap tahap pembangunan di Indonesia,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat yaitu Desa Purwasari. Pemilihan Kabupaten Bogor dipilih secara

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI BISNIS TANAMAN PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BEKASI Oleh : Nana Danapriatna dan Ridwan Lutfiadi BAB 1.

ANALISIS EFISIENSI BISNIS TANAMAN PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BEKASI Oleh : Nana Danapriatna dan Ridwan Lutfiadi BAB 1. ANALISIS EFISIENSI BISNIS TANAMAN PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BEKASI Oleh : Nana Danapriatna dan Ridwan Lutfiadi ABSTRAK Tanaman pangan yang berkembang di Kabupaten Bekasi adalah padi, jagung, ubi kayu,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berkaitan dengan sektor-sektor lain karena sektor pertanian merupakan sektor

I. PENDAHULUAN. berkaitan dengan sektor-sektor lain karena sektor pertanian merupakan sektor I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang memiliki peran besar dalam perekonomian di Indonesia. Hal ini dikarenakan pertanian merupakan penghasil bahan makanan yang dibutuhkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. akurat mengenai faktor-faktor, sifat-sifat dan hubungan antar fenomena yang

METODE PENELITIAN. akurat mengenai faktor-faktor, sifat-sifat dan hubungan antar fenomena yang III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif. Analisis deskriptif yaitu metode penelitian dengan memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CABAI BESAR (Capsicum annum L.) DI DESA PETUNGSEWU, KECAMATAN DAU, KABUPATEN MALANG

ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CABAI BESAR (Capsicum annum L.) DI DESA PETUNGSEWU, KECAMATAN DAU, KABUPATEN MALANG P R O S I D I N G 345 ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CABAI BESAR (Capsicum annum L.) DI DESA PETUNGSEWU, KECAMATAN DAU, KABUPATEN MALANG Bagus Andriatno Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI JAGUNG DI KABUPATEN SUMENEP

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI JAGUNG DI KABUPATEN SUMENEP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI JAGUNG DI KABUPATEN SUMENEP RIBUT SANTOSO, HARI SUDARMADJI, AWIYANTO Fakultas Pertanian, Universitas Wiraraja Sumenep ABSTRAK Penelitian ini menganalisis faktor-faktor

Lebih terperinci

Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup semua pengertian yang. digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan

Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup semua pengertian yang. digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sehubungan dengan

Lebih terperinci

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG 7.1 Keragaan Usahatani Padi Varietas Ciherang Usahatani padi varietas ciherang yang dilakukan oleh petani di gapoktan Tani Bersama menurut hasil

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan ini merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Padi adalah salah satu bahan makanan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bahwa kabupaten ini adalah sentra produksi padi di Provinsi Sumatera Utara.

III. METODE PENELITIAN. bahwa kabupaten ini adalah sentra produksi padi di Provinsi Sumatera Utara. 45 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian yaitu di Kabupaten Deli Serdang, dengan pertimbangan bahwa kabupaten ini adalah sentra produksi padi di Provinsi Sumatera Utara.

Lebih terperinci

VII. ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

VII. ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL VII. ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL 7.1 Analisis Perbandingan Penerimaan Usaha Tani Analisis ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan antara

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI UBIKAYU

ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI UBIKAYU 30 ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI UBIKAYU (Manihot esculenta) DI DESA PUNGGELAN KECAMATAN PUNGGELAN KABUPATEN BANJARNEGARA Supriyatno 1), Pujiharto 2), dan Sulistyani

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PADI SAWAH

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PADI SAWAH ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PADI SAWAH (Studi Kasus pada Kelompoktani Bumi Luhur Desa Indrajaya Kecamatan Salem Kabupaten Brebes) Oleh: Carkini 1), Dini Rochdiani

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI SAWAH DI DESA KARANG ANYAR KECAMATAN SEMIDANG ALAS MARAS KABUPATEN SELUMA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI SAWAH DI DESA KARANG ANYAR KECAMATAN SEMIDANG ALAS MARAS KABUPATEN SELUMA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI SAWAH DI DESA KARANG ANYAR KECAMATAN SEMIDANG ALAS MARAS KABUPATEN SELUMA Eddy Makruf, Yulie Oktavia, Wawan Eka Putra, dan Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sumber pangan utama penduduk Indonesia. Jumlah penduduk yang semakin

I. PENDAHULUAN. sumber pangan utama penduduk Indonesia. Jumlah penduduk yang semakin I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya lahan yang sangat luas untuk peningkatan produktivitas tanaman pangan khususnya tanaman padi. Beras sebagai salah satu sumber pangan utama

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan hasil pertanian, kehutanan, perkebunan, peternakan, dan perikanan yang artinya masyarakat banyak yang bermata pencaharian

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Usahatani Padi di Indonesia Padi merupakan komoditi pangan utama masyarakat Indonesia. Pangan pokok adalah pangan yang muncul dalam menu sehari-hari, mengambil porsi

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi risiko produksi jagung manis dilakukan di Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor.

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENDAPATAN USAHATANI PADI (Oryza Sativa L) KULTIVAR PADI HITAM LOKAL CIBEUSI DENGAN PADI CIHERANG

PERBEDAAN PENDAPATAN USAHATANI PADI (Oryza Sativa L) KULTIVAR PADI HITAM LOKAL CIBEUSI DENGAN PADI CIHERANG Jurnal Agrorektan: Vol. 2 No. 2 Desember 2015 75 PERBEDAAN PENDAPATAN USAHATANI PADI (Oryza Sativa L) KULTIVAR PADI HITAM LOKAL CIBEUSI DENGAN PADI CIHERANG Cucu Kodir Jaelani 1 1) Badan Pelaksana Penyuluhan

Lebih terperinci

EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SAWAH DI DESA MASANI KECAMATAN POSO PESISIR KABUPATEN POSO

EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SAWAH DI DESA MASANI KECAMATAN POSO PESISIR KABUPATEN POSO J. Agroland 17 (3) :233-240, Desember 2010 ISSN : 0854 641 EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SAWAH DI DESA MASANI KECAMATAN POSO PESISIR KABUPATEN POSO Production Factor Efficiency and Income

Lebih terperinci

VII ANALISIS PENDAPATAN

VII ANALISIS PENDAPATAN VII ANALISIS PENDAPATAN Analisis pendapatan yang dibahas dalam penelitian ini meliputi penerimaan, biaya, dan pendapatan dari usahatani padi sawah pada decision making unit di Desa Kertawinangun pada musim

Lebih terperinci

BAB V DAMPAK BANTUAN LANGSUNG PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI DI PROPINSI JAWA TIMUR

BAB V DAMPAK BANTUAN LANGSUNG PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI DI PROPINSI JAWA TIMUR BAB V DAMPAK BANTUAN LANGSUNG PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI DI PROPINSI JAWA TIMUR Penelitian dilakukan di Propinsi Jawa Timur selama bulan Juni 2011 dengan melihat hasil produksi

Lebih terperinci

PENGARUH LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG FAKTOR PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI KECAMATAN KONDA KABUPATEN KONAWE SELATAN

PENGARUH LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG FAKTOR PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI KECAMATAN KONDA KABUPATEN KONAWE SELATAN PENGARUH LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG FAKTOR PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI KECAMATAN KONDA KABUPATEN KONAWE SELATAN Muhammad Aswar Limi 1 1 Jurusan Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usahatani Mubyarto (1989) usahatani adalah himpunan dari sumber sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tubuh tanah dan air,

Lebih terperinci

I. METODE PENELITIAN. dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis. Tujuannya

I. METODE PENELITIAN. dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis. Tujuannya I. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, artinya adalah metode penelitian yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada

Lebih terperinci

VII. ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG

VII. ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG VII. ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG Komoditas pertanian erat kaitannya dengan tingkat produktivitas dan efisiensi yang rendah. Kedua ukuran tersebut dipengaruhi oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu usahatani diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana mengalokasikan sumberdaya yang dimiliki secara efektif dan efisien dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 26 A. Metode Penelitian 1. Sasaran Penelitian BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA Sasaran penelitian adalah para petani berstatus pemilik maupun penyewa yang mengusahakan tanaman padi semi organik

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pendapatan Usahatani Suratiyah (2006), mengatakan bahwa usahatani sebagai ilmu yang mempelajari cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU. model fungsi produksi Cobb-Douglas dengan penduga metode Ordinary Least

VIII. ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU. model fungsi produksi Cobb-Douglas dengan penduga metode Ordinary Least VIII. ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU 8.1. Pendugaan dan Pengujian Fungsi Produksi Hubungan antara faktor-faktor produksi yang mempengaruhi produksi dapat dimodelkan ke

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum 4.1.1 Lokasi Penelitian Desa Tlogoweru terletak di Kecamatan Guntur Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah, dengan perbatasan wilayah Desa sebagai berikut Batas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertanian tanaman pangan masih menjadi usaha sebagian besar petani. Di Indonesia sendiri, masih banyak petani tanaman pangan yang menanam tanaman pangan untuk dikonsumsi

Lebih terperinci

. II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada penelitian terdahulu, para peneliti telah melakukan berbagai

. II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada penelitian terdahulu, para peneliti telah melakukan berbagai . II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Pada penelitian terdahulu, para peneliti telah melakukan berbagai penelitian tentang analisis produksi sehingga akan sangat membantu dalam mencermati masalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian di Bali. Sektor ini menyumbang sebesar 14,64% dari total Produk

I. PENDAHULUAN. perekonomian di Bali. Sektor ini menyumbang sebesar 14,64% dari total Produk 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian memegang peran strategis dalam upaya peningkatan perekonomian di Bali. Sektor ini menyumbang sebesar 14,64% dari total Produk Domestik Regional Bruto

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Metode deskriptif analisis adalah metode penelitian yang berpusat pada pemecahan masalah masalah

Lebih terperinci

VI. HASIL dan PEMBAHASAN

VI. HASIL dan PEMBAHASAN VI. HASIL dan PEMBAHASAN 6.1 Penggunaan Input Usahatani 6.1.1 Benih Benih memiliki peran strategis sebagai sarana pembawa teknologi baru, berupa keunggulan yang dimiliki varietas dengan berbagai spesifikasi

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA BONEMARAWA KECAMATAN RIOPAKAVA KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA BONEMARAWA KECAMATAN RIOPAKAVA KABUPATEN DONGGALA e-j. Agrotekbis 5 (1) : 111-118, Februari 2017 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA BONEMARAWA KECAMATAN RIOPAKAVA KABUPATEN DONGGALA The Analysis of Production

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH LOKAL TINOMBO DI DESA LOMBOK KECAMATAN TINOMBO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH LOKAL TINOMBO DI DESA LOMBOK KECAMATAN TINOMBO KABUPATEN PARIGI MOUTONG e-j. Agrotekbis 2 (5) : 533-538, Oktober 2014 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH LOKAL TINOMBO DI DESA LOMBOK KECAMATAN TINOMBO KABUPATEN PARIGI MOUTONG Analysis of

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA TANI BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN MENGGUNAKAN REVENUE COST RATIO (R/C RATIO) Untari 1) ABSTRACT PENDAHULUAN

ANALISIS USAHA TANI BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN MENGGUNAKAN REVENUE COST RATIO (R/C RATIO) Untari 1) ABSTRACT PENDAHULUAN Agricola, Vol 4 (1), Maret 2014, 1-7 p-issn : 2088-1673., e-issn 2354-7731 ANALISIS USAHA TANI BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN MENGGUNAKAN REVENUE COST RATIO (R/C RATIO) Untari 1) Surel: untari_83@yahoo.com

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI DAN KESEJAHTERAAN PETANI PADI, JAGUNG DAN KEDELE

ANALISIS USAHATANI DAN KESEJAHTERAAN PETANI PADI, JAGUNG DAN KEDELE ANALISIS USAHATANI DAN KESEJAHTERAAN PETANI PADI, JAGUNG DAN KEDELE Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Kementerian Pertanian Februari 2011 ANALISIS USAHATANI DAN KESEJAHTERAAN PETANI PADI, JAGUNG

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Di Indonesia, tanaman jagung sudah dikenal sekitar 400 tahun yang lalu, didatangkan oleh orang Portugis dan Spanyol. Daerah sentrum produksi jagung di Indonesia

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Upsus Pajale Peraturan Kementerian Pertanian Republik Indonesia nomor 03/Permentan/0T.140/2/2015 tentang pedoman upaya khusus (Upsus) peningkatan produksi padi, jagung, dan kedelai

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Cikarawang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive). Alasan pemilihan Kabupaten

Lebih terperinci

ANALISIS OPTIMASI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI MENTIMUN DI KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANGHARI

ANALISIS OPTIMASI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI MENTIMUN DI KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANGHARI ANALISIS OPTIMASI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI MENTIMUN DI KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANGHARI ANDRI JUSTIANUS SIMATUPANG NPM ABSTRAK Mentimun merupakan sayuran yang banyak digemari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Semua konsep dan defenisi operasional ini mencakup pengertian yang

III. METODE PENELITIAN. Semua konsep dan defenisi operasional ini mencakup pengertian yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Defenisi Operasional Semua konsep dan defenisi operasional ini mencakup pengertian yang digunakan dari perolehan data yang dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Menurut Travers (1978) dalam Umar menjelaskan bahwa metode ini bertujuan

METODE PENELITIAN. Menurut Travers (1978) dalam Umar menjelaskan bahwa metode ini bertujuan III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Deskriptif. Menurut Travers (1978) dalam Umar menjelaskan bahwa metode ini bertujuan untuk mengggambarkan sifat sesuatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar, Definisi Operasional dan Pengukuran. variabel- variabel yang digunakan dalam penelitian ini akan diukur dan

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar, Definisi Operasional dan Pengukuran. variabel- variabel yang digunakan dalam penelitian ini akan diukur dan 47 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar, Definisi Operasional dan Pengukuran Definisi opersional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai bagaimana variabel- variabel yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. komoditas tembakau merupakan bahan baku utama pada industri rokok. Usahatani

BAB III METODE PENELITIAN. komoditas tembakau merupakan bahan baku utama pada industri rokok. Usahatani 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usahatani tembakau dinilai memiliki nilai ekonomis yang tinggi karena komoditas tembakau merupakan bahan baku utama pada industri rokok. Usahatani tembakau

Lebih terperinci

Analisis Efisiensi Usahatani Padi Sawah (Studi Kasus di Subak Pacung Babakan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung)

Analisis Efisiensi Usahatani Padi Sawah (Studi Kasus di Subak Pacung Babakan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung) Analisis Efisiensi Usahatani Padi Sawah (Studi Kasus di Subak Pacung Babakan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung) I GUSTI AYU CHINTYA DEWI I KETUT SUAMBA I G.A.A AMBARAWATI Program Studi Agribisnis, Fakultas

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan acuan alur pikir dalam melakukan penelitian berdasarkan tujuan penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk memperoleh data dan melakukan analisis sehubungan dengan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mengetahui tingkat pendapatan usahatani tomat dan faktor-faktor produksi yang mempengaruhi

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang . PENDAHULUAN. Latar Belakang Kesejahteraan dapat dilihat dari tersedianya dan terpenuhinya kebutuhan pangan. Apabila tidak tercukupinya ketersediaan pangan maka akan berdampak krisis pangan. Tanaman pangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian selalu dikaitkan dengan kondisi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian selalu dikaitkan dengan kondisi kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sektor pertanian selalu dikaitkan dengan kondisi kehidupan para petani di daerah pedesaan dimana tempat mayoritas para petani menjalani kehidupannya sehari-hari,

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI DAN TINGKAT EFISIENSI PENCURAHAN TENAGA KERJA PADA USAHATANI PADI SAWAH

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI DAN TINGKAT EFISIENSI PENCURAHAN TENAGA KERJA PADA USAHATANI PADI SAWAH ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI DAN TINGKAT EFISIENSI PENCURAHAN TENAGA KERJA PADA USAHATANI PADI SAWAH Jones T. Simatupang Dosen Kopertis Wilayah I dpk Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 3 No. 3, JUNI 2015

JIIA, VOLUME 3 No. 3, JUNI 2015 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH PADA LAHAN IRIGASI TEKNIS DAN LAHAN TADAH HUJAN DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN (Analysis of Productions and Farming Income of Rice on Technical

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI USAHATANI JAGUNG MANIS DI DESA MAKU KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI USAHATANI JAGUNG MANIS DI DESA MAKU KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI J. Agroland 21 (1) : 37-44, April 2014 ISSN : 0854 641X E-ISSN : 2407-7607 ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI USAHATANI JAGUNG MANIS DI DESA MAKU KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI Analysis of Production

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan penyumbang terbesar yang memberikan kontribusi sebesar 22,74 persen dibandingkan sektor-sektor lainnya, walaupun terjadi sedikit penurunan

Lebih terperinci

ANALISIS EKONOMI USAHATANI DAN TINGKAT EFISIENSI PENCURAHAN TENAGA KERJA PADA USAHATANI MELON

ANALISIS EKONOMI USAHATANI DAN TINGKAT EFISIENSI PENCURAHAN TENAGA KERJA PADA USAHATANI MELON ABSTRAK ANALISIS EKONOMI USAHATANI DAN TINGKAT EFISIENSI PENCURAHAN TENAGA KERJA PADA USAHATANI MELON Jones T. Simatupang Dosen Kopertis Wilayah I dpk Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia,

Lebih terperinci

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT 7.1. Penerimaan Usahatani Padi Sehat Penerimaan usahatani padi sehat terdiri dari penerimaan tunai dan penerimaan diperhitungkan. Penerimaan tunai adalah penerimaan

Lebih terperinci

PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN

PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN David Hismanta Depari *), Salmiah **) dan Sinar Indra Kesuma **) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS OPTIMASI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI UBI KAYU

ANALISIS OPTIMASI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI UBI KAYU ANALISIS OPTIMASI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI UBI KAYU Gibson F. Ginting, Hiras M.L. Tobing dan Thomson Sebayang 085372067505, franseda19@rocketmail.com Abstrak Tujuan dari penelitian ini

Lebih terperinci

FAKTOR PENENTU PRODUKSI USAHATANI CABAI MERAH DI KECAMATAN BULU DAN TLOGOMULYO, KABUPATEN TEMANGGUNG ABSTRAK

FAKTOR PENENTU PRODUKSI USAHATANI CABAI MERAH DI KECAMATAN BULU DAN TLOGOMULYO, KABUPATEN TEMANGGUNG ABSTRAK FAKTOR PENENTU PRODUKSI USAHATANI CABAI MERAH DI KECAMATAN BULU DAN TLOGOMULYO, KABUPATEN TEMANGGUNG Renie Oelviani 1, Indah Susilowati 2,3, Bambang Suryanto 3 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pada penelitian terdahulu, para peneliti telah melakukan berbagai penelitian tentang efisiensi dan pengaruh penggunaan faktor-faktor produksi sehingga akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. masyarakat Indonesia. Usahatani padi dan kedelai merupakan salah satu usaha

BAB III METODE PENELITIAN. masyarakat Indonesia. Usahatani padi dan kedelai merupakan salah satu usaha 24 BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Kerangka Pemikiran Pertanian merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Usahatani padi dan kedelai merupakan salah satu usaha pertanian

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI USAHA TANI IKAN NILA DALAM KERAMBA DI DESA ARO KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANG HARI YOLA NOVIDA DEWI NPM.

ANALISIS EFISIENSI USAHA TANI IKAN NILA DALAM KERAMBA DI DESA ARO KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANG HARI YOLA NOVIDA DEWI NPM. ANALISIS EFISIENSI USAHA TANI IKAN NILA DALAM KERAMBA DI DESA ARO KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANG HARI YOLA NOVIDA DEWI NPM. 09104830090 ABSTRAK Dari luas perairan umum 8.719 hektar memiliki potensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jagung di kecamatan Tigabinanga, penulis menggunakan teori yang sederhana sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jagung di kecamatan Tigabinanga, penulis menggunakan teori yang sederhana sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Teori yang digunakan untuk mengurai perumusan masalah pendapatan petani jagung di kecamatan Tigabinanga, penulis menggunakan teori yang sederhana sebagai berikut

Lebih terperinci

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT Handoko Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur ABSTRAK Lahan sawah intensif produktif terus mengalami alih fungsi,

Lebih terperinci

KEBIJAKAN HARGA INPUT-OUTPUT DAN PENGARUHNYA TERHADAP KENAIKAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI

KEBIJAKAN HARGA INPUT-OUTPUT DAN PENGARUHNYA TERHADAP KENAIKAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI KEBIJAKAN HARGA INPUT-OUTPUT DAN PENGARUHNYA TERHADAP KENAIKAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI Prof. Dr. Ir. Sri Hartoyo, MS Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam pembangunan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam pembangunan ekonomi nasional karena memiliki kontribusi yang dominan, baik secara langsung maupun secara tidak

Lebih terperinci

Vifi Nurul C, M. Muslich Mustadjab, Fahriyah * Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. *

Vifi Nurul C, M. Muslich Mustadjab, Fahriyah * Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. * Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis (JEPA) Volume 2, Nomor 1 (2018): 10-18 ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e) ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PADI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tingkat Produksi Kedelai Peluang peningkatan produksi kedelai di dalam negeri masih terbuka

Lebih terperinci

VII. ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI GANYONG DI DESA SINDANGLAYA

VII. ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI GANYONG DI DESA SINDANGLAYA VII. ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI GANYONG DI DESA SINDANGLAYA 7.1. Analisis Fungsi Produksi Analisis untuk kegiatan budidaya ganyong di Desa Sindanglaya ini dilakukan dengan memperhitungkan

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 13 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum 4.1.1. Letak Geografis Desa Beji Lor Desa Beji Lor merupakan salah satu desa di Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Desa ini terletak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian tentang optimasi penggunaan input produksi telah dilakukan oleh beberapa peneliti pada komoditas lain, seperti pada tanaman bawang merah dan kubis.

Lebih terperinci

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 1 Maret 2013

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 1 Maret 2013 ANALISIS EFISIENSI USAHATANI KUBIS (Brassica oleracea) DI DESA SUKOMAKMUR KECAMATAN KAJORAN KABUPATEN MAGELANG Rini Utami Sari, Istiko Agus Wicaksono dan Dyah Panuntun Utami Program Studi Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Bachtiar Rivai (1980) yang dikutip oleh Hernanto (1996),

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Bachtiar Rivai (1980) yang dikutip oleh Hernanto (1996), III. KERANGKA PEMIKIRAN 3. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.. Konsep Usahatani Menurut Bachtiar Rivai (980) yang dikutip oleh Hernanto (996), mengatakan bahwa usahatani merupakan sebuah organisasi dari alam,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perekonomian di sebagian besar negara-negara yang sedang berkembang. hal

I. PENDAHULUAN. Perekonomian di sebagian besar negara-negara yang sedang berkembang. hal 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang sangat penting perananya dalam Perekonomian di sebagian besar negara-negara yang sedang berkembang. hal tersebut bisa kita lihat

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Subsektor hortikultura merupakan bagian dari sektor pertanian yang mempunyai peran penting dalam menunjang peningkatan perekonomian nasional dewasa ini. Subsektor ini

Lebih terperinci

Oleh : DEDI DJULIANSAH DOSEN PRODI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SILIWANGI

Oleh : DEDI DJULIANSAH DOSEN PRODI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SILIWANGI KELAYAKAN USAHATANI CABAI MERAH DENGAN SISTEM PANEN HIJAU DAN SISTEM PANEN MERAH (Kasus Pada Petani Cabai di Kecamatan Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya) Oleh : DEDI DJULIANSAH DOSEN PRODI AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI

BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI 7.1. Produktivitas Usahatani Produktivitas merupakan salah satu cara untuk mengetahui efisiensi dari penggunaan sumberdaya yang ada (lahan) untuk menghasilkan keluaran

Lebih terperinci

ANALISA FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI TEKNIK PADA USAHATANI JAGUNG

ANALISA FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI TEKNIK PADA USAHATANI JAGUNG ANALISA FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI TEKNIK PADA USAHATANI JAGUNG Desy Cahyaning Utami* *Dosen Fakultas Pertanian Universitas Yudharta Pasuruan Imail: d2.decy@gmail.com ABSTRAK Komoditas jagung (Zea mays)

Lebih terperinci

EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) Novi Anggraeni 1) Dedi Darusman 2) Dedi Sufyadi 3)

EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) Novi Anggraeni 1) Dedi Darusman 2) Dedi Sufyadi 3) EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) Novi Anggraeni 1) Dedi Darusman 2) Dedi Sufyadi 3) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi

Lebih terperinci

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September 2013

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September 2013 EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI JAGUNG (Zea mays L.) DI LAHAN PASIR DESA KERTOJAYAN KECAMATAN GRABAG KABUPATEN PURWOREJO Diah Setyorini, Uswatun Hasanah dan Dyah Panuntun Utami Program Studi Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Penelitian menyimpulkan sebagai berikut:

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Penelitian menyimpulkan sebagai berikut: VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 8.1. Kesimpulan Penelitian menyimpulkan sebagai berikut: 1. Usahatani padi organik masih sangat sedikit dilakukan oleh petani, dimana usia petani padi organik 51

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Pengambilan data telah dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2011 di Desa Ringgit Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Propinsi Jawa Tengah dengan

Lebih terperinci