ABSTRAK. MAIMUNAH, Pemberian Kapur Dolomit Dengan Dosis Yang Berbeda Pada Bibit Tanaman Kopi Robusta (Coffea SP) (dibawah bimbingan Roby, SP).

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ABSTRAK. MAIMUNAH, Pemberian Kapur Dolomit Dengan Dosis Yang Berbeda Pada Bibit Tanaman Kopi Robusta (Coffea SP) (dibawah bimbingan Roby, SP)."

Transkripsi

1

2

3

4

5 4 ABSTRAK MAIMUNAH, Pemberian Kapur Dolomit Dengan Dosis Yang Berbeda Pada Bibit Tanaman Kopi Robusta (Coffea SP) (dibawah bimbingan Roby, SP). Kopi adalah salah satu tanaman perkebunan yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi karena banyak digemari oleh masyarakat di dunia. Selain aromanya yang khas, kopi mampu meningkatkan konsentrasi dalam belajar dan bekerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pemberian kapur dolomit terhadap pertumbuhan tanaman kopi berumur lima bulan. Penelitian ini dilakukan di Persemaian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah selama dua bulan terhitung dari tanggal 20 Juni sampai 22 Agustus Yang meliputi persiapan, penanaman, pengambilan data dan pengolahan data. Dari hasil penelitian diketahui bahwa pemberian kapur dolomit denagan dosis 10 gram/polybag menunjukan hasil yang terbaik dari semua parameter yang diamati yaitu tinggi 17,02 cm, diameter batang 2,58 mm dan jumlah daun 10 helai jika di bandingkan dengan perlakuan lainnya.

6 5 RIWAYAT HIDUP MAIMUNAH, lahir pada tanggal 20 Desember 1985 di Nunukan, Kalimantan Timur, anak ke enam dari delapan bersaudara dari pasangan. Damus Frans dan Rahma. Pendidikan dimulai di Sekolah Dasar (SD) Negeri 009 Nunukan Lulus pada tanggal 10 Juni 1998, kemudian melanjutkan ke tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Nunukan dan lulus pada tanggal 23 Juni Pada tanggal 31 Juli 2001 melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Pancasila dan lulus pada tanggal 17 Juli Pendidikan Tinggi dimulai pada tahun 2006 di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan, Jurusan Pengelolaan Hutan. Pada tanggal 2 Maret sampai 30 April 2009 mengikuti kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Perkebunan Kaltim Utama I Kecamatan Bantuas Kabupaten Kutai Kertanegara, Provinsi Kalimantan Timur.

7 6 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas segala Rahmat dan Karunia-Nya maka karya ilmiah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya, dan tidak lupa kita haturkan salawat dan salam kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Keluarga tercinta yang telah memberikan motivasi baik secara moril maupun materil. 2. Ir. Budi Winarni, M.Si selaku Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan dan dosen pembimbing yang telah membantu dan memberi petunjuk dalam pembuatan dan penyusunan Karya Ilmiah ini. 3. Bapak Roby, SP selaku dosen pembimbing. 4. Bapak Rusli Anwar, SP, Msi selaku dosen penguji. 5. Seluruh staf dosen dan teknisi Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan yang telah banyak memberikan masukkan baik itu di dalam proses belajar mengajar maupun di luar jam perkuliahan. 6. Rekan-rekan mahasiswa yang membantu di dalam penyusunan Karya Ilmiah yaitu, Asmiransyah, M. Alviansyah, Fidli, dan seluruh mahasiswa Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan yang memberi motivasi kepada penulis. Penyusunan Karya Ilmiah ini sebagai salah satu persyaratan bagi penulis untuk menyelesaikan Studi Diploma III di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, Penulis berharap agar Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Kampus Sei Keledang, 11 Agustus 2009 Penulis

8 7 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... v vi vii ix I. PENDAHULUAN... 1 II. TINJAUAN PUSTAKA... 4 A. Tanaman kopi... 4 B. Sifat Tanah Ultisol Kalimantan Timur C. Manfaat Kapur Dolomit Pada Tanah Ultisol III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu B. Alat dan Bahan C. Rancangan Penelitian D. Prosedur Penelitian E. Pengolahan Data IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil B. Pembahasan V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 28

9 8 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Data tinggi tanaman Data diameter tanaman Data jumlah daun Kapur dolomit Penanaman bibit tanaman kopi... 32

10 9 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Perbandingan pupuk kieserite dan kapur dolomit + Za Rata-rata pertumbuhan tinggi (cm) bibit kopi (Coffea sp) Rata-rata pertumbuhan diameter batang (mm) bibit kopi (Coffea sp) Rata- rata jumlah daun (helai) bibit kopi (Coffea sp)... 22

11 10 I. PENDAHULUAN Bagi Indonesia tanaman kopi memiliki arti penting bagi pengembangan perkebunan nasional serta mampu menciptakan kesempatan kerja yang mengarah pada kesejahteraan masyarakat, juga sebagai sumber devisa negara (Najiyati, S. dkk. 2008). Tanaman kopi selama ini memiliki peluang ekspor yang cukup menjanjikan karena selain dapat memenuhi pasar dalam negeri tanaman kopi juga mampu menambah devisa negara melalui ekspor kenegara negara Eropa dan Amerika. Pembibitan tanaman perkebunan seperti kopi membutuhkan persyaratan tertentu terutama persyaratan media tumbuh. Salah satu persyaratan media yang sangat penting selain tingkat kesuburan adalah tingkat kemasaman tanah tertentu, Rendahnya ph tanah pada jenis tanah ultisol umumnya disebabkan oleh sifat bahan induk dan kondisi iklim yang ada, oleh karena itu keberhasilan perbaikan sifat tanah khususnya tingkat kemasaman ini akan sangat membantu dalam proses efektivitas tersedianya unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam masa pertumbuhannya. Untuk memperoleh pertumbuhan bibit yang optimal maka perlu dilakukan beberapa usaha, selain memperbaiki sifat fisik tanah melalui pengolahan tanah upaya lain yang perlu dilakukan adalah memperbaiki dan meningkatkan kesuburan tanah sehingga dapat menyediakan unsur hara yang diperlukan tanaman. Kesuburan tanah secara alamiah sangat ditentukan oleh kondisi

12 11 kesuburan alamiah tanah itu sendiri serta kondisi kemasaman tanah yang mempengaruhi ketersediaan-nya bagi tanaman. Pemupukan merupakan faktor penting bagi pertumbuhan tanaman. Hasil penelitian menunjukan pemupukan mutlak dilakukan karena secara nyata bisa meningkatkan produksi dan tetap menjaga stabilitas tanaman. Manfaat pupuk yang paling banyak dirasakan pada penggunaanya adalah menyediakan unsur hara N, P dan K yang diutamakan dalam penembahan pupuk, tetapi kemudian disadari bahwa unsur mikro juga mulai berkurang dan mulailah penembahan unsur hara mikro dalam bentuk pupuk, namun pupuk tidak akan berfungsi secara efektif jika kemasaman tanah yang merupakan faktor pembatas bagi larutnya pupuk hingga tersedia bagi tanaman tidak diatasi. (Marsono, S. 2005). Salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki sifat masam pada tanah tersebut adalah dengan memberikan zat pembenah (Amelioran) agar kondisi kemasaman dapat dikurangi. Salah satu zat amelioran yang dapat digunakan adalah kapur dolomit. Secara umum semua jenis kapur bagi pertanian berfungsi mengurangi keasaman tanah dan menambah Ca sebagai unsur hara tanaman. Kegunaan bahan kapur dapat di lihat dengan membandingkan kadar Ca nya. Bahan kapur akan mengurangi keasaman tanah dan menambah Ca cepat atau lambat tergantung, terutama pada kehalusan bahan lain-lain. Kapur dolomit biasanya agak lebih lambat reaksinya dibandingkan kapur-kapur yang berkadar Ca tinggi, walau pun bahannya sama-sama halus. Bantuan kapur dolomit dapat menyediakan unsur Mg, inilah yang diberikan pada tanah yang miskin unsur Mg (Kuswandi. 1985).

13 12 Keberhasilan penggunaan kapur dolomit sebagai bahan pembenah (amelioran) tanah untuk pembibitan tanaman Kopi merupakan suatu paket teknologi budidaya tanaman Kopi yang dapat dikembangkan pada sekala yang lebih luas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pemberian kapur dolomit terhadap pertumbuhan tanaman kopi sampai dengan umur lima bulan.

14 13 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Kopi 1. Taksonomi tanaman kopi Menurut Najiyati, S. dkk (2008) Tanaman Kopi (Coffea SP) termasuk ke dalam : Divisi Kelas Sub kelas Ordo Famili Genus Spesies : Spermatophyta : Angiospermae : Dicotyledonea : Rubiales : Rubiaceae : Coffea : Coffea SP Menurut AAK (2006), ada beberapa macam jenis kopi antara lain : a. Kopi arabika Baik perkembangan kopi dunia maupun di Indonesia pada khususnya, kopi arabika ini yang banyak dan dahulu dikembangkan. tetapi karena jenis ini sangat tidak tahan terhadap penyakit hemileia vastratrix. Yang masih termasuk golongan arabika yaitu kopi arabika varietas baurbon, jenis catura, marago, pasumah (sumatera) dan congensis. Jenis arabika mempunyai ciri-ciri dan sifat sebagai berikut :

15 14 1) Daun kecil, halus dan mengkilap, panjang daun ± cm dan lebar 6 cm. 2) Biji buah lebih besar, berbau harum dan rasanya lebih enak. 3) Bila batang tak dipangkas, tinggi pohon bisa mencapai ± 5 m dengan bentuk pohon yang ramping. 4) Bila jenis ini ditanaman pada dataran tinggi yang beriklim kering sekitar m dpl, produksinya bagus. Di Indonesia, kopi arabika dapat berproduksi baik pada ketinggian m dpl. 5) Curah hujan yang optimal sekitar mm tiap tahun, dan musim kering sekitar 2-3 bulan/tahun untuk perkembangan bunga. b. Kopi liberika Jenis ini berasal dari dataran rendah Monrovia di daerah liberika. Kopi liberika penyebarannya sangat cepat waktu kopi arabika diserang hemileia vastratrix, sebab jenis ini diperkirakan tahan terhadap hemileia vastratrix, akan tetapi ternyata tidak, sehingga diganti dengan Robusta. Jenis liberika ini sekarang hampir musnah, tinggal ± 1% dari seluruh jenis kopi yang ada. Yang termasuk jenis liberika antara lain kopi abeokutae, klainei, deweprei, excelsa dan dybrowskii. Jenis liberika ini memiliki sifat sebagai berikut : 1) Tanaman yang tidak dipangkas bisa mencapai ketinggian = 10 m, yang memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan yang lain, demikian juga mengenai daun, cabang dan buah.

16 15 2) Cabang primer dapat bertahan lebih lama dan tiap-tiap buku dapat berbunga atau berbuah beberapa kali yang terdapat cabang primer melainkan terdapat pada cabang pokok. 3) Besar kecilnya buah tidak merata, pada umumnya buah besar, tetapi bijinya kecil, sehingga perbandingan buah basah menjadi biji kering 10 : 1. c. Kopi robusta Jenis kopi ini berasal dari hutan katulistiwa di Afrika, dari pantai barat sampai Uganda, terbentang 10 0 lintang utara dan selatan, dapat tumbuh dari permukaan laut sampai ketinggian 1700 m. ketinggian tempat yang optimal sekitar m dengan curah hujan mm. yang termasuk varietas robusta antara lain congesta, uganda dan quillo. jenis robusta ini memiliki sifat sebagai berikut : 1) Bau dan rasanya tidak seenak kopi arabika, tetapi produksinya jauh lebih tinggi dan harganya lebih rendah dari kopi arabika. 2) Daun lebih kecil dengan permukaannya agak berombak dan dari batang-batangnya banyak tumbuh cabang-cabang serta tahan terhadap hemileia vastratrix Tanaman di kebun, pemeliharaannya lebih mudah dan biaya dapat dihemat.

17 16 2. Morfologi tanaman kopi a. Akar Tanaman kopi berakar tunggang, lurus kebawah, pendek dan kuat. Panjang akar tunggang ini kurang lebih cm. Selain itu banyak akar cabang samping yang panjang 1-2 meter horizontal, sedalam? 30 cm, dan bercabang merata, masuk kedalam tanam lebih dalam lagi. b. Batang dan cabang Semenjak tanaman itu tumbuh dari bijinya, bantang pokok sudah mulai tampak dan tumbuh terus menjadi besar. Batang yang tumbuh dari biji disebut batang pokok dan tumbuhnya beruas-ruas. Ruas-ruas tersebut tampak jelas pada saat tanaman itu masih muda. Adapun cabang tanaman kopi ada dua macam yaitu : Menurut Najiati dan Danarti (2006), memiliki beberapa cabang tanaman kopi diantaranya yaitu : 1) Cabang reproduksi (orthrotrop) Cabang reproduksi adalah cabang yang tumbuhnya tegak dan lurus. Ketika masih muda, cabang ini sering juga disebut wiwilan. Cabang ini berasal dari tunas reproduksi yang terdapat di setiap ketiak daun pada batang utama atau cabang primer. Setiap ketiak daun mempunyai 4-5 tunas reproduksi sehingga bila cabang reproduksi mati maka bisa diperbaharui sebanyak 4-5 kali. Cabang reproduksi mempunyai sifat seperti batang utama sehingga bila batang utama mati atau tidak tumbuh sempurna maka fungsinya dapat digantikan oleh cabang ini.

18 17 2) Cabang primer (plagiotrop) Cabang primer adalah cabang yang tumbuh pada batang utama atau cabang reproduksi dan berasal dari tunas primer. Setiap ketiak hanya mempunyai satu tunas primer sehingga bila cabang ini mati, di tempat tersebut tidak dapat tumbuh cabang primer lagi. Ciri-ciri cabang primer adalah arah pertumbuhannya mendatar, lemah dan berfungsi sebagai penghasil bunga. Di setiap ketiak daun terdapat mata atau tunas yang dapat tumbuh menjadi bunga. 3) Cabang sekunder Cabang sekunder adalah cabang yang tumbuh pada cabang primer dan berasal dari tunas sekunder. Cabang ini mempunyai sifat seperti cabang primer sehingga dapat menghasilkan bunga. 4) Cabang kipas Cabang kipas adalah cabang reproduksi yang tumbuh kuat pada cabang primer karena pohon sudah tua. Pohon yang sudah tua biasanya mempunyai sedikit cabang primer karena sebagian besar sudah mati dan luruh. Cabang ini biasanya terletak di ujung batang dan pertumbuhannya cepat sehingga mata reproduksi tumbuh pesat menjadi cabang reproduksi. Cabang reproduksi ini sifatnya seperti batang utama dan sering disebut sebagai cabang kipas 5) Cabang perut Cabang perut adalah cabang kipas yang mampu membentuk cabang primer meskipun tumbuhnya cukup kuat.

19 18 6) Cabang balik Cabang balik adalah cabang reproduksi yang tumbuh pada cabang primer, berkembang tidak normal dan arah pertumbuhannya menuju ke dalam mahkota tajuk. 7) Cabang air Cabang air adalah cabang reproduksi yang tumbuh pesat serta ruas daun relatif panjang dan lunak atau banyak mengandung air. c. Daun Daun tanaman kopi mempunyai bentuk bulat telur, ujungnya agak meruncing sampai bulat. Daun tersebut tumbuh pada batang, cabang dan ranting-ranting tersusun berdampingan. d. Bunga Bunga tanaman kopi tumbuh pada cabang primer atau cabang skunder, tersusun berkelompok-kelompok. Tiap-tiap kelompok terdiri atas 4-6 kuntum bunga, bunga yang sudah mekar berwarna putih. e. Buah Sebagian besar buah terdapat pada cabang primer atau skunder sebagai mana halnya dengan bunga. Buah kopi yang muda berwarna hijau, setelah tua berwarna kuning dan kalau masak warnanya menjadi merah.

20 19 f. Biji Biji kopi terdapat didalam buah yang terdiri dari dua bagian yaitu : 1) Kulit biji yang merupakan selaput tipis membalut biji yang disebut selaput perak atau kulit ari. 2) Putih lembaga (endosperma). Pada permukaan biji yang datar arahnya memanjang kedalam, merupakan lubang yang panjang sama dengan bijinya. 3. Syarat tumbuh a. Iklim Tanaman kopi dapat tumbuh di dataran rendah dan tinggi. Di dataran rendah tanaman kopi dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian m dpl dan pada dataran tinggi optimal m dpl tanaman kopi juga dapat tumbuh dengan baik. Suhu yang dikehendaki tanaman kopi optimalnya C. Curah hujan minimal mm/tahun dan optimalnya mm/tahun. b. Tanah Tanaman kopi menghendaki tanah yang lapisan atas dalam dan gembur, agar akar tanaman kopi dapat tumbuh berkembang dengan baik. Selain memilih tanah seperti di atas tanaman kopi memilih reaksi asam yang ringan dengan ph 6 6,5.

21 20 4. Pembibitan Tanaman Kopi Menurut Najiati dan Danarti (2006), Pembibitan tanaman kopi ada 2 tingkat yaitu : a. Perkecambahan Sebelum ditanam dipersemaian semua biji dikecambahkan terlebih dahulu. Pada tempat perkecambahan dibentuk bedengan-bedengan dengan lebar 1,2 m dan panjang 2,4 m. Selanjutnya pada bedengan dilapisi pasir setebal 5 10 cm dan diatas bedengan diberi atap atau naungan. b. Cara mengencambahkan Biji dibedengan ditanam secara berderet didalam 1 baris, jarak antara larikan antar 1 dengan lainnya adalah 5 cm. Sedangkan jarak antara biji dengan biji 2,5 cm. Setiap 1 meter bisa memuat biji, hal ini sangat tergantung pada besar kecilnya biji atau jenisnya. Biji yang ditaburkan bisa dengan kulit biji tanduk atau tanpa kulit tanduk. Setelah selesai pembenaman, biji-biji tersebut diberi pasir lagi jangan terlalu tebal. Tempat perkecambahan ini harus dijaga supaya tetap lembab. Untuk menjaga kelembapan biji-biji tersebut, di atas bedengan yang tertutup pasir tadi diusahakan ditutup dengan lalang atau jerami yang dipotong-potong antara 0,5-1 cm, kemudian diadakan penyiraman dua atau tiga kali sehari, tetapi tidak boleh terlalu basah.

22 21 B. Sifat Tanah Ultisol Kalimantan Timur Areal lahan kering di Kalimantan Timur cukup luas untuk pembangunan pertanian diantaranya, dua puluh empat persen ( Ha) merupakan lahan yang Sesuai hingga Sesuai Marginal (S3) untuk budidaya pertanian tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan. Dilain pihak faktor penghambatnya cukup berat yaitu rendahnya kesuburan tanah baik secara fisik maupun kimia, serta topografi yang berombak sampai berbukit. Pertanian lahan kering sering terhambat oleh kondisi air yang sangat tergantung pada hujan. Curah hujan yang terlalu sedikit maupun terlalu banyak dapat mengganggu produksi tanaman pangan maupun jenis hortikultutra (Mulyadi, 1998). Menurut Abidin (1992) beberapa ciri utama lahan kering di Indonesia termasuk di Kalimantan Timur adalah: 1) Pada jenis tanah Podsolik Merah Kuning (Ultisol), kandungan besi dan aluminium oksida tinggi, dengan fraksi liat berbentuk pseudosilt dan butiran liat sehingga membentuk agregat tanah yang baik dan tanah menjadi berpori serta kandungan air tersedia dan kapasitas menyimpan air rendah. 2) Kandungan liat dan besi yang tinggi disertai rendahnya kandungan bahan organik mengakibatkan tanah peka terhadap erosi dan pemadatan tanah. 3) Tingginya kandungan besi yang terefleksi pada bentukan konkresi butir-butir batuan besi, mengakibatkan rendahnya kapasitas menyimpan air pada akhirnya menghambat penetrasi serta pertumbuhan akar.

23 22 4) Tanah bersifat masam, kesuburan tanah rendah, kandungan bahan organik serta aktivitas liat rendah. 5) Sebagian besar areal lahan kering bagian hulu di Indonesia bertopografi bergelombang (kemiringan lereng 8 15 %) dan berbukit (>15 30 %). 6) Kejenuhan basa dan KTK rendah, serta kapasitas fiksasi fosfat tinggi. C. Manfaat Kapur Dolomit Pada Tanah Ultisol Secara umum semua jenis kapur bagi pertanian berfungsi mengurangi keasaman tanah dan menambah Ca sebagai unsur hara tanaman. Kegunaan bahan kapur dapat di lihat dengan membandingkan kadar Ca nya. Bahan kapur akan mengurangi keasaman tanah dan menambah Ca cepat atau lambat tergantung, terutama pada kehalusan bahan lain-lain. Kapur dolomit biasanya agak lebih lambat reaksinya dibandingkan kapur-kapur yang berkadar Ca tinggi, walaupun bahannya sama-sama halus. Bantuan kapur dolomit dapat menyediakan unsur Mg, inilah yang diberikan pada tanah yang miskin unsur Mg. Kapur dolomit sudah umum digunakan oleh para petani, dan banyak diperdagangkan sebagai pupuk. Penggunaan kapur dolomit dapat dilihat dengan membandingkan kadar Ca-nya, pemberian kapur hendaknya sebelum tanam agar tanaman tidak mengalami kerusakan, jika pengapuran diberikan setelah tanam kerusakan pada pucuk tanaman, menurut (Kuswandi. 1985). Bahan kapur harus dipertimbangkan dalam usaha pengapuran karena teknis dan bahan ekonomis. Bahan kapur yang kandungannya lebih sedikit

24 23 kapurnya mungkin lebih ekonomis dalam pemakaian besar-besaran dibandingkan kapur yang bermutu tinggi. Tabel 1. Perbandingan perlakuan kieserite dan dolomit + Za Ciri-ciri Kieserite Dolomit + Za ph 4,0 4,1 Mg 0,76 0,79 Ca 0,78 1,10 Ppm 40,9 60,0 Sumber PT. Polowijo Grosari (2000). Sejak Pelita IV Pemerintah melaksanakan program pengapuran lahan pertanian, dan memberi bantuan dalam pelaksanaanya pada tahap-tahap awal. Diawali pada tahap pengapuran pada lahan pertanian palawija dan PIR perkebunan, diharapkan pada tahun berikutnya dapat meluas pada lahan untuk tanaman jenis lain. Kebanyakan tanaman di daerah tropika basah memang memerlukan pengapuran pada waktu- waktu tertentu, untuk bisa menghasilkan produksi yang optimal. Adanya pengapuran memungkinkan koreksi keasaman tanah, suplai kalsium (Ca), memperbaiki keadaan fisik tanah tipe berat, dan biasanya menaikan efesiensi pupuk. Pengapuran yang di lakukan bermanfaat untuk mempertahankan dan memperbaiki kesuburan dan konservasi tanah. Di Indonesia banyak didapati tanah- tanah asam yang bila dibiarkan begitu saja tidak dapat di andalkan daya dukung bagi hasil pertanian pada umumnya. Tanah semacam ini pada umumnya didapati terutama di daerah daerah kawasan industri dan daerah curah hujan tinggi, mengandung bahan organik sedemikian rupa banyaknya, sehingga terbentuk lapisan- lapisan yang berbeda.

25 24 Program pengapuran menyangkut pembiayaan tambahan dan ekplorasi tanah yang mengandung banyak kapur. Diluar negeri, khususnya Amerika Serikat, petani tidak lagi menggunakan kapur bakar dan kapur mati untuk pengapuran, karena mahal. Mereka mengetahui, bahwa kapur giling, termasuk juga Dolomit dan kapur-kapur lain yang relatif murah juga efektif untuk koreksi tanah. Hal ini akan menghemat biaya pengapuran, karena bahan- bahan lain mudah tersedia.

26 25 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Persemaian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah selama tiga bulan terhitung dari tanggal 20 Juni sampai dengan 22 Agustus 2009, meliputi kegiatan persiapan, penanaman, pengambilan data serta pengolahan data. B. Alat dan Bahan Alat yang digunakan yaitu : parang, gayung, karung goni, polybag, gembor, meteran, mikrokaliver, plastik transparan, alat tulis menulis dan cangkul. Bahan yang digunakan yaitu : tanah mineral, pupuk urea, TSP/SP 36, Kcl, kapur dolomit dan bibit tanaman kopi robusta umur 5 bulan. C. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini hanya digunakan rancangan sederhana dengan penempatan masing-masing perlakuan secara acak, terdapat 3 perlakuan masingmasing dalah : K 1 K 2 K 3 : Kontrol dengan 10 ulangan : Kapur dolomit 5 gram/polybag dengan 10 ulangan : Kapur dolomit 10 gram/polybag dengan 10 ulangan

27 26 D. Prosedur Penelitian 1. Persiapan area dan media tanam a. Persiapan areal Areal yang di gunakan dalam penelitian ini areal persemaian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, dekat dengan sumber air, jauh dari gangguan hama dan penyakit serta mudah di awasi. Areal kemudian dibersihkan dan tanahnya diratakan agar mempermudah proses penyusunan polybag. b. Persiapan media tanam Tanah dibersihkan dari benda-benda lain seperti batang, daun dan ranting kemudian dimasukkan kedalam polybag. 2. Perlakuan Pemberian kapur dolomit dilakukan 7 hari sebelum penanaman dilakukan, kapur dolomit 5 gram/polybag (K 2 ), kapur dolomit 10 gram/polybag (K 3 ) dan kontrol (tanpa kapur dolomit). 3. Penanaman Bibit kopi yang telah diseleksi dengan jumlah yang cukup untuk masingmasing perlakuan di tanam ke dalam polybag media serta perlakuannya telah di tentukan.

28 27 4. Pemeliharaan a. Penyiraman Penyiraman dilakukan dua kali sehari untuk menjaga kelembaban tanah, penyiraman disesuaikan dengan keadaan tanah, jika tanah basah/lembab penyiraman dihentikan b. Penyiangan Penyiangan dilakukan di luar dan di dalam polybag untuk mengendalikan gulma yang bisa mempengaruhi pertumbuhan tanaman. E. Pengolahan Data 1. Data tanaman Parameter tanaman yang di amati adalah: a. Tinggi tanaman (cm) Tinggi tanaman diukur dari bagian batang yang telah di tandai sampai ujung daun sebanyak 4 kali masing-masing (minggu ke 2, 4, 6 dan 8). b. Jumlah daun (helai) Dihitung berdasarkan jumlah helai yang sudah mekar sempurna sebanyak 4 kali masing-masing (minggu ke 2, 4, 6 dan 8). c. Diameter batang (cm) Diukur dari bagian batang paling bawah yang telah ditandai sebanyak 4 kali masing-masing (minggu ke 2, 4, 6 dan 8).

29 28 2. Analisis data Penelitian ini menggunakan rataan hitung sederhana (Nugroho dkk, 1995) dengan rumus yang digunakan adalah : x = x n x? x n = rata-rata hitung = banyaknya data = variasi yang diteliti? = jumlah

30 29 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Tinggi tanaman Pemberian kapur dolomit 0,5 dan 10 gram/polybag terhadap pertumbuhan tinggi bibit tanaman kopi (Coffea sp) dapat di lihat pada tabel berikut : Tabel 2. Rata-rata pertumbuhan tinggi (cm) bibit kopi (Coffea sp) : Perlakuan Minggu ke ? x K K K Tabel 2. Menunjukan bahwa rata-rata pertumbuhan tinggi bibit tanaman kopi yang diberi perlakuan kapur dolomit sebanyak 10 gram/polybag K 3 menunjukan hasil yang tertinggi yaitu dengan rata-rata tinggi tanaman cm. Sedangkan rata-rata pertumbuhan tinggi bibit tanaman kopi yang terendah ditunjukkan oleh perlakuan tanpa pemberian kapur dolomit K 1 dengan rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman cm. Untuk K 2 dengan pemberian kapur dolomit sebanyak 5 gram/polybag menunjukkan hasil rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman cm lebih baik dibandingkan dengan K 1..

31 30 2. Diameter batang (mm) Pemberian kapur dolomit 0, 5 dan 10 gram/polybag terhadap pertumbuhan tinggi bibit tanaman kopi (Coffea sp) dapat di lihat pada tabel berikut : Tabel 3. Rata-rata pertumbuhan diameter (mm) bibit kopi (Coffea sp) : Perlakuan Minggu ke ? x K K K Tabel 3 menunjukan bahwa rata-rata pertumbuhan diameter batang bibit tanaman bibit kopi yang diberi perlakuan pemberian kapur dolomit sebanyak 10 gram/polybag K 3 menunjukan hasil yang tertinggi yaitu dengan rata-rata diameter batang tanaman 2.58 mm. Sedangkan rata-rata pertumbuhan diameter batang bibit tanaman kopi yang terendah di tunjukkan oleh perlakuan tanpa pemberian kapur dolomit gram/polybag K 1 dengan rata-rata pertumbuhan diameter batang tanaman 2.33 mm. Untuk K 2 dengan pemberian kapur dolomit sebanyak 5 gram/polybag menunjukkan hasil rata-rata pertumbuhan diameter batang tanaman 2.57 mm.

32 31 3. Jumlah daun (helai) Pemberian kapur dolomit 0, 5 dan 10 gram/polybag terhadap pertumbuhan tinggi bibit tanaman kopi (Coffea sp) dapat di lihat pada tabel berikut : Tabel 4. Rata-rata Jumlah daun (Helai) bibit kopi (Coffea sp) : Perlakuan Minggu ke ? x K K K Tabel 4 menunjukan bahwa rata-rata Pertumbuhan jumlah daun (helai) bibit tanaman kopi yang diberi perlakuan pemberian kapur dolomit sebanyak 0, 5 dan 10 gram/polybag K 1, K 2 dan K 3 menunjukan hasil yaitu 9, 9 dan 10 daun (helai). B. Pembahasan Hasil perhitungan terhadap nilai rata-rata pada setiap parameter pertumbuhan bibit kopi seperti yang tertera pada Tabel 2, 3 dan 4 menunjukkan bahwa pemberian kapur Dolomit berpengaruh terhadap semua parameter pertumbuhan tanaman yang diamati sampai dengan bibit kopi berumur 8 minggu setelah tanam. Dari data Tabel Tabel 2, 3 dan 4 juga dapat diketahui bahawa pengaruh pemberian kapur Dolomit terhadap pertumbuhan bibit kopi terus bertambah

33 32 seiring umur bibit dari pengamatan minggu ke dua sampai dengan minggu ke delapan. Rata-rata tinggi tanaman Bibit kopi tertinggi umur 2, 4, 6, dan 8 minggu setelah tanam ditunjukkan oleh perlakuan K3 (kapur Dolomit 10 g/polybag) dengan tinggi masing-masing: 13,72 cm, 16,5 cm, 18,23 cm dan 19,64 cm. Sedangkan rata-rata tinggi tanaman Bibit kopi terendah ditunjukkan oleh perlakuan K1 ( tanpa kapur Dolomit ) masing-masing: 9,8 cm, 13 cm, 13,92 cm, dan 15 cm. Rata-rata diameter batang tanaman Bibit kopi tertinggi umur 2, 4, 6, dan 8 minggu setelah tanam setelah tanam juga ditunjukkan oleh perlakuan K3 (kapur Dolomit 10 g/polybag) dengan diameter batang masing-masing: yaitu: 1,82 mm, 2,51 mm, 2,82 mm dan 3,17 mm. Sedangkan rata-rata diameter batang tanaman Bibit kopi terendah ditunjukkan oleh perlakuan K1 (tanpa kapur Dolomit) masingmasing yaitu: 1,57 mm, 2,33 mm, 2,56 mm dan 2,87 mm. Rata-rata jumlah jumlah daun tanaman Bibit kopi tertinggi umur 2, 4, 6, dan 8 minggu setelah tanam dalam penelitian ini ditunjukkan oleh perlakuan K3 (kapur Dolomit 10 g/polybag) dengan jumlah daun masing-masing yaitu: 8 helai, 9 helai, 10 helai dan 13 helai. Sedangkan rata-rata jumlah daun terendah ditunjukkan oleh perlakuan K1 (tanpa pemberian kapur Dolomit ) masing-masing yaitu: 7 helai, 8 helai, 9 helai dan 12 helai daun. Meningkatnya pertumbuhan vegetatif tanaman kopi khususnya terhadap tiga parameter tersebut diduga karena fungsi kapur dalam hal membantu menekan

34 33 keasaman tanah serta memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah telah berjalan dengan baik sehingga pada akhirnya berpengaruh terhadap penyerapan unsur hara yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Menurut Anonim (2002) dolomit selain sebagai pencegah keasaman tanah juga memiliki kandungan unsur hara yaitu Mg antara 18-21% yang berfungsi sebagai pembentuk zat hijau daun. Menurut Novizan (2003) tindakan pertama yang penting dalam pengolahan tanah dan pemupukan adalah membenahi sifat kimia terutama sifat masamnya, setelah itu barulah pemupukan dapat berjalan dengan efektif. Perbaikan ph tanah bisa dikatakan telah menyelesaikan 50% masalah kesuburan tanah. Cara yang efekif untuk menetralkan tanah asam adalah memberikan kapur dolomit. Manfaat kapur banyak sekali tetapi yang tak kalah pentingnya adalah dapat mengurangi zat-zat beracun dan mengurangi hilangnya unsur hara makro akibat pencucian. Pengaruh kapur terhadap tanah ada 3 tahap yaitu : pertama pengaruh fisik, pada tanah berat ada kecenderungan zarah halus berasosiasi terlalu rapat. Keadaan demikian menganggu pergerakan air dan udara, dengan demikian ganulasi yang ditimbulkan oleh kapur menjadi sangat diperlukan. Kedua yaitu pengaruh biologi dimana kapur berfungsi mempercepat pelapukan bahan organik tanah dan pembentukan humus yang sangat mempengaruhi daerah perakaran. Tahap ketiga yaitu pengaruh kimia bila tanah dengan nilai ph 5,0 dikapur dan naik menjadi 6,0 beberapa perubahan kimia yang

35 34 terjadi antara lain : kepekatan ion Hidrogen akan menurun, kepekatan ion Hidroksil akan naik, daya larut besi, Aluminium dan Mangan akan menurun. Kalsium dan Magnesium dapat tukar dan naik serta persentase kejenuhan basa juga akan naik. Kesemuannya itu akan memberikan pengaruh tehadap pertumbuhan tanaman kearah yang lebih baik (Soepardi, 1983). Pemberian kapur Dolomit sangat berpengaruh terhadap peningkatan ph tanah, hal tersebut dapat diketahui dari hasil analisis laboratorium terhadap tanah pada kegiatan percobaan ini. Jika sebelum percobaan ph tanah setempat hanya 6.0 maka setelah perlakuan pemberian kapur terutama dengan dosis Dolomit 200 g/m2 (K2) ph tanah meningkat menjadi 6.4. Menurut Anonim (2002) kapur Dolomit manfaat antara lain; 1). Sebagai penyembuhan, terutama untuk tanaman kekurangan Mg yang berakibat fatal karena kapur Dolomit dapat menambah ketersediaan Mg. 2). Berperan sebagai bahan ameliorasi karena kapur dolomit selain dapat menetralisir Al dan Fe juga menaikkan ph tanah sehingga penyerapan unsur hara N,P,K oleh tanaman menjadi baik. 3). Pemberian pupuk Dolomit mampu menetralisir reaksi tanah yang bersifat masam akibat pemberian pupuk yang berlebihan terutama pupuk Urea dan KCl. Pada tanaman Bibit kopi Dolomit sangat diperlukan karena Bibit kopi menghendaki tanah yang tingkat kemasamannya rendah karena disamping memerlukan unsur hara yang cukup juga terhindar dari serangan penyakit yang disebabkan oleh jamur yang selalu hidup dengan baik pada kondisi masam.

36 35 Menurut Prajnanta (2003) pada tanah ph rendah, sebagian besar unsurunsur hara di dalamnya terutama Fosfor (P) dan Kalsium (Ca), dalam keadaan tidak tersedia atau sulit diserap tanaman. Kondisi tanah yang masam ini juga dapat menjadi media perkembangan beberapa cendawan penyebab penyakit tanaman seperti Fusarium sp dan Pythium sp. Kecilnya pengaruh pertumbuhan tanaman yang diberikan oleh perlakuan pemberian kapur dolomit K2 (5 gram Dolomit/ polybag) atau tanpa pemberian kapur Dolomit (K1) di duga karena tidak atau masih kecil-nya perubahan yang terjadi terhadap kondisi sifat fisik dan kimia tanah khususnya yang berhubungan dengan kemasaman tanah (ph) serta ketersediaan unsur hara yang terdapat dalam kapur Dolomit. Tidak terjadinya perubahan ph diduga mengakibatkan masih terikatnya unsur-unsur hara pada tanah dan unsur hara tersebut bersifat belum tersedia bagi tanaman sehingga unsur hara yang diberikan atau yang terdapat dalam tanah sukar di serap oleh tanaman.

37 36 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Pemberian pupuk kapur dolomit dengan dosis 10 gram/polybag efektif meningkatkan pertumbuhan tinggi, diameter dan jumlah daun bibit tanaman kopi robusta sampai dengan umur 5 bulan setelah tanam. 2. Terdapat kecenderungan bahwa semakin besar dosis pupuk kapur dolomit yang di berikan maka semakin baik pertumbuhan bibit tanaman kopi. B. Saran Untuk meningkatkan pertumbuhan bibit tanaman kopi sebaiknya menggunakan pupuk kapur dolomit sebanyak 10 gram/polybag sebagai pupuk dasar guna menekan keasaman tanah sehingga proses pelarutan unsur hara dalam tanah akan mejadi lebih baik dan pada akhirnya unsur hara tersebut menjadi tersedia bagi tanaman.

38 37 DAFTAR PUSTAKA Abidin, Dasar Pengetahuan Ilmu Tanah. Angkasa. Bandung. Anonim, Cara Penggunaan Pupuk Dolomit. PT. Polowijo Gosari. Gersik. Kuswandi, Pengapuran Tanah Pertanian. Kanisius. Yogyakarta. Mulyadi, S Peluang Dan Kendala Pengembangan Pertanian Di Kalimantan Timur. Laporan Akhir Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur. Samarinda Marsono, Sigit, P Pupuk Akar Jenis dan Aplikasinya. Jakarta. Penebar Swadaya. Novizan.2003 Petunjuk Pemupukan Yang Efektif. Agromedia. Pustaka. Jakarta. Najiyati, S Kopi Budidaya dan Penanganan Pasca Panen. Penebar Swadaya. Jakarta Prajnanta, F Mengatasi Permasalahan Bertanam Bibit kopi. Penebar Swadaya. Jakarta

39 LAMPIRAN 38

40 39 Lampiran 1. Data Tinggi tanaman (cm) Perlakuan Tinggi (cm) K K K Perlakuan Tinggi (cm) K K K Perlakuan Tinggi (cm) K K K Perlakuan Tinggi (cm) K K K

41 40 Lampiran 2. Data Diameter Tanaman (mm) Perlakuan Diameter Tanaman (mm) K K K , Perlakuan Diameter Tanaman (mm) K K K Perlakuan Diameter Tanaman (mm) K K K Perlakuan Diameter Tanaman (mm) K K K

42 41 Lampiran 3. Data Jumlah Daun (Helai) Perlakuan Jumlah Daun (Helai) K K K Perlakuan Jumlah Daun (Helai) K K K Perlakuan Jumlah Daun (Helai) K K K Perlakuan Jumlah Daun (Helai) K K K

43 42 Lampiran 4. Kapur dolomit Gambar kapur dolomit Lampiran 5. Penanaman bibit tanaman kopi Gambar penanaman bibit tanaman kopi

APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR GREEN PANTAS PADA BIBIT KOPI ROBUSTA (Coffea sp) Oleh

APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR GREEN PANTAS PADA BIBIT KOPI ROBUSTA (Coffea sp) Oleh 1 APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR GREEN PANTAS PADA BIBIT KOPI ROBUSTA (Coffea sp) Oleh YUHAYATI NIM. 070 500 092 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN PENGELOLAAN HUTAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: Spermatophyta; Sub divisio: Angiospermae; Kelas : Dikotyledonae;

Lebih terperinci

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP.

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP. ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP. Sifat dan perilaku tanaman kopi dapat dipelajari dari sisi biologinya. Artikel ini ditujukan untuk memberikan pengetahuan tentang beberapa aspek biologi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kopi (coffea sp.) adalah tanaman yang berbentuk pohon termasuk dalam famili

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kopi (coffea sp.) adalah tanaman yang berbentuk pohon termasuk dalam famili 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kopi Kopi (coffea sp.) adalah tanaman yang berbentuk pohon termasuk dalam famili Rubiceae dan genus Coffea. Tanaman ini tumbuhnya tegak, bercabang, dan bila dibiarkan

Lebih terperinci

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica) 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica) Kopi tergolong pohon dan termasuk dalam famili Rubiaceae. Tumbuhan ini tumbuhnya tegak, bercabang dan bila dibiarkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea, L.) merupakan tanaman yang berasal dari benua Amerika, khususnya dari daerah Brazilia (Amerika Selatan). Awalnya kacang tanah

Lebih terperinci

PEMBERIAN PUPUK DAUN CAIR ANORGANIK UNTUK PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KOPI ( Coffea sp)

PEMBERIAN PUPUK DAUN CAIR ANORGANIK UNTUK PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KOPI ( Coffea sp) 1 PEMBERIAN PUPUK DAUN CAIR ANORGANIK UNTUK PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KOPI ( Coffea sp) Oleh JUNAIDAH NIM. 080500122 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kombinasi Pupuk Kimia dan Pupuk Organik terhadap Tanaman Jagung Manis

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kombinasi Pupuk Kimia dan Pupuk Organik terhadap Tanaman Jagung Manis II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kombinasi Pupuk Kimia dan Pupuk Organik terhadap Tanaman Jagung Manis Pupuk adalah bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk menyediakan unsur hara guna mendorong pertumbuhan

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PERTUMBUHAN STEK KOPI ROBUSTA DENGAN PEMBERIAN ZAT PERANGSANG TUMBUH URINE SAPI. Oleh SUWARDI NIM

EFEKTIFITAS PERTUMBUHAN STEK KOPI ROBUSTA DENGAN PEMBERIAN ZAT PERANGSANG TUMBUH URINE SAPI. Oleh SUWARDI NIM 1 EFEKTIFITAS PERTUMBUHAN STEK KOPI ROBUSTA DENGAN PEMBERIAN ZAT PERANGSANG TUMBUH URINE SAPI Oleh SUWARDI NIM. 070500090 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN PENGELOLAAN HUTAN POLITEKNIK

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi Tanaman sawi (Brassica juncea L.) masih satu keluarga dengan kubis-krop, kubis bunga, broccoli dan lobak atau rades, yakni famili cruciferae (brassicaceae) olek karena

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Monocotyledonae, Ordo: Liliales/ Liliflorae, Famili:

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KOPI (Coffea sp)

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KOPI (Coffea sp) 1 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KOPI (Coffea sp) Oleh MARIAMA NIM. 080500161 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Teh termasuk famili Transtromiceae dan terdiri atas dua tipe subspesies dari Camellia sinensis yaitu Camellia sinensis var. Assamica dan Camellia sinensis var.

Lebih terperinci

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Papilionaceae; genus Arachis; dan spesies Arachis hypogaea L. Kacang tanah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Rukmana (2005), klasifikasi tanaman bawang merah adalah sebagai berikut: Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledonae

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya. 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merr) Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya. Susunan morfologi kedelai terdiri dari akar, batang, daun, bunga dan

Lebih terperinci

PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM PADA PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KOPI (Coffea sp) Oleh : DONNY SETIAWAN NIM

PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM PADA PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KOPI (Coffea sp) Oleh : DONNY SETIAWAN NIM PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM PADA PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KOPI (Coffea sp) Oleh : DONNY SETIAWAN NIM. 100 500 103 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh cabang lagi kecil-kecil, cabang kecil ini ditumbuhi bulu-bulu akar yang sangat halus. Akar tunggang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays.l) keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L.

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays.l) keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L. 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays.l) Tanaman jagung merupakan tanaman asli benua Amerika yang termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan 18 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman kailan adalah salah satu jenis sayuran yang termasuk dalam kelas dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan cabang-cabang akar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Pada saat jagung berkecambah, akar tumbuh dari calon akar yang berada dekat ujung biji yang menempel pada janggel, kemudian memanjang dengan diikuti oleh akar-akar samping.

Lebih terperinci

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala Geografi Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala TANAH Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Ekologi Tanaman Tebu

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Ekologi Tanaman Tebu TINJAUAN PUSTAKA 4 Botani dan Ekologi Tanaman Tebu Tebu (Saccharum officinarum L.) termasuk dalam divisi Spermatophyta, kelas Monocotyledone, ordo Graminales dan famili Graminae (Deptan, 2005). Batang

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Ciri Kimia dan Fisik Tanah Sebelum Perlakuan Berdasarkan kriteria penilaian ciri kimia tanah pada Tabel Lampiran 5. (PPT, 1983), Podsolik Jasinga merupakan tanah sangat masam dengan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut : II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi dan Morfologi Tanaman Gladiol 2.1.1 Taksonomi Tanaman Gladiol Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut : Divisi : Tracheophyta Subdivisi : Pteropsida

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoritis 2.1.1 Botani Tanaman Sawi Sendok. Tanaman sawi sendok termasuk family Brassicaceae, berasal dari daerah pantai Mediteranea yang telah dikembangkan di berbagai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium 14 TINJAUAN PUSTAKA Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Dalam dunia tumbuhan, tanaman bawang merah diklasifikasikan dalam Divisi : Spermatophyta ; Sub Divisi : Angiospermae ; Class : Monocotylodenae ;

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kedelai Suprapto (1999) mennyatakan tanaman kedelai dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Kelas: Dicotyledone, Ordo:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Kedelai Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja, atau Soja max. Namun demikian, pada tahun 1984 telah disepakati bahwa

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

BUDIDAYA KELAPA SAWIT

BUDIDAYA KELAPA SAWIT KARYA ILMIAH BUDIDAYA KELAPA SAWIT Disusun oleh: LEGIMIN 11.11.5014 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI AMIKOM YOGYAKARTA 2012 ABSTRAK Kelapa sawit merupakan komoditas yang penting karena

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah dikenal sejak dulu. Ada beberapa jenis tomat seperti tomat biasa, tomat apel, tomat keriting,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Penanaman rumput B. humidicola dilakukan di lahan pasca tambang semen milik PT. Indocement Tunggal Prakasa, Citeurep, Bogor. Luas petak yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Tanah Tanah adalah kumpulan benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara,

Lebih terperinci

PEMANFAATAN AIR KELAPA SEBAGAI ZAT PENGATUR TUMBUH PADA STEK KOPI ROBUSTA

PEMANFAATAN AIR KELAPA SEBAGAI ZAT PENGATUR TUMBUH PADA STEK KOPI ROBUSTA PEMANFAATAN AIR KELAPA SEBAGAI ZAT PENGATUR TUMBUH PADA STEK KOPI ROBUSTA Oleh : DEDY TRIATMOKO NIM. 070500074 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN PENGELOLAAN HUTAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Kopi Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi merupakan tanaman dengan perakaran tunggang yang mulai berproduksi sekitar berumur 2 tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena harganya terjangkau dan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Pisang adalah buah yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Sawi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Sawi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Sawi Sawi (Brassica juncea L.) merupakan tanaman semusim dan tergolong marga Brassica. Tanaman sawi yang dimanfaatkan adalah daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran),

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kondisi Umum Saat Ini Faktor Fisik Lingkungan Tanah, Air, dan Vegetasi di Kabupaten Kutai Kartanegara Kondisi umum saat ini pada kawasan pasca tambang batubara adalah terjadi

Lebih terperinci

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa Apakah mulsa itu? Mulsa adalah sisa tanaman, lembaran plastik, atau susunan batu yang disebar di permukaan tanah. Mulsa berguna untuk melindungi permukaan tanah dari terpaan hujan, erosi, dan menjaga kelembaban,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari

TINJAUAN PUSTAKA. Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan pakchoy di Indonesia Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur, dan masuk ke Indonesia diperkirakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Bawang Merah Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan bercabang terpencar, pada kedalaman antara 15-20 cm di dalam tanah. Jumlah perakaran

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pertama adalah akar tunggang. Akar ini mempunyai akar- akar cabang yang lurus.

TINJAUAN PUSTAKA. pertama adalah akar tunggang. Akar ini mempunyai akar- akar cabang yang lurus. 18 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Deptan (2010) sistematika tanaman kacang tanah adalah sebagai berikut: Divisio: Spermatophyta; Subdivisio: Angiospermae; Class: Dicotyledoneae; Ordo: Leguminales;

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk), II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Selada Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk), khususnya dalam bentuk daunnya. Daun selada bentuknya bulat panjang, daun sering berjumlah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Kedelai Berdasarkan klasifikasi tanaman kedelai kedudukan tanaman kedelai dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut (Cahyono, 2007):

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi Tanaman Sorgum Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas dan daerah beriklim sedang. Sorgum dibudidayakan pada ketinggian 0-700 m di

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Parameter pertumbuhan yang diamati pada penelitian ini adalah diameter batang setinggi dada ( DBH), tinggi total, tinggi bebas cabang (TBC), dan diameter tajuk.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian 15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu Lembang Balai Penelitian Tanaman Sayuran 1250 m dpl mulai Juni 2011 sampai dengan Agustus 2012. Lembang terletak

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu TINJAUAN PUSTAKA Survei dan Pemetaan Tanah Tujuan survey dan pemetaan tanah adalah mengklasifikasikan dan memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu satuan peta tanah yang

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah di laksanakan di Rumah Kaca Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Jalan Bina Widya KM 12,5 Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru yang berada

Lebih terperinci

BAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara

BAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara BAWANG MERAH Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan tanaman hortikultura musiman yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Bawang merah tumbuh optimal di daerah dataran rendah dengan ketinggian antara 0-400

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. 19 TINJAUAN PUSTAKA Botani tanaman Bawang merah merupakan tanaman yang tumbuh tegak dengan tinggi antara 15-50 cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. Perakarannya berupa akar serabut yang tidak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kebutuhan bahan pangan terutama beras akan terus meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat peningkatan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio:

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Dicotyledoneae, Ordo: Cucurbitales, Famili: Cucurbitaceae,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang hijau termasuk suku (famili) leguminoseae yang banyak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang hijau termasuk suku (famili) leguminoseae yang banyak 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Tanaman kacang hijau termasuk suku (famili) leguminoseae yang banyak varietasnya (Rukmana, 2005). Kedudukan tanaman kacang hijau

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau Kacang-kacangan (leguminosa), sudah dikenal dan dimanfaatkan secara luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Lahan Kering Masam

TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Lahan Kering Masam TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Lahan Kering Masam Secara teoritis lahan kering di Indonesia dibedakan menjadi dua kategori, yaitu lahan kering beriklim kering, yang banyak dijumpai di kawasan timur Indonesia

Lebih terperinci

APLIKASI PUPUK UREA DENGAN DOSIS BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L)

APLIKASI PUPUK UREA DENGAN DOSIS BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L) 1 APLIKASI PUPUK UREA DENGAN DOSIS BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L) Oleh SAREH MUQTASHID NIM. 070500089 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN HUTAN POLITEKNIK

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tomat

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tomat TINJAUAN PUSTAKA Botani Tomat Tanaman tomat diduga berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan terutama Peru dan Ekuador, kemudian menyebar ke Italia, Jerman dan negaranegara Eropa lainnya. Berdasarkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) Menurut Fachruddin (2000) tanaman kacang panjang termasuk famili leguminoceae. Klasifikasi tanaman kacang panjang

Lebih terperinci

Pengaruh ph tanah terhadap pertumbuhan tanaman

Pengaruh ph tanah terhadap pertumbuhan tanaman Pengaruh ph tanah terhadap pertumbuhan tanaman 1. Menentukan mudah tidaknya ion-ion unsur hara diserap oleh tanaman. Pada umumnya unsur hara akan mudah diserap tanaman pada ph 6-7, karena pada ph tersebut

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Tanaman Gladiol Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang sesuai dengan bentuk daunnya yang meruncing dan memanjang.

Lebih terperinci

(Shanti, 2009). Tanaman pangan penghasil karbohidrat yang tinggi dibandingkan. Kacang tanah (Arachis hypogaea) merupakan salah satu tanaman pangan

(Shanti, 2009). Tanaman pangan penghasil karbohidrat yang tinggi dibandingkan. Kacang tanah (Arachis hypogaea) merupakan salah satu tanaman pangan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor sub pertanian tanaman pangan merupakan salah satu faktor pertanian yang sangat penting di Indonesia terutama untuk memenuhi kebutuhan pangan, peningkatan gizi masyarakat

Lebih terperinci

1.5. Hipotesis 3. Pemberian pupuk hayati berperan terhadap peningkatan pertumbuhan tanaman nilam. 4. Pemberian zeolit dengan dosis tertentu dapat

1.5. Hipotesis 3. Pemberian pupuk hayati berperan terhadap peningkatan pertumbuhan tanaman nilam. 4. Pemberian zeolit dengan dosis tertentu dapat I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nilam (Pogostemon sp.) merupakan salah satu tanaman yang dapat menghasilkan minyak atsiri (essential oil). Di dalam dunia perdagangan Intemasional minyak nilam sering

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Susunan akar kedelai pada umumnya sangat baik, pertumbuhan akar tunggang lurus masuk kedalam tanah dan mempunyai banyak akar cabang. Pada akar-akar cabang banyak terdapat

Lebih terperinci

umbinya tipis berwarna kuning pucat dengan bagian dalamnya berwarna putih

umbinya tipis berwarna kuning pucat dengan bagian dalamnya berwarna putih TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Van Steenis (2005), klasifikasi tanaman bengkuang adalah sebagai berikut: Kingdom Divisio Sub Divisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Spermatophyta :

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Famili ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Rumput Afrika (Pennisetum purpureum Schumach cv Afrika) Rumput yang sudah sangat popular di Indonesia saat ini mempunyai berbagai

TINJAUAN PUSTAKA Rumput Afrika (Pennisetum purpureum Schumach cv Afrika) Rumput yang sudah sangat popular di Indonesia saat ini mempunyai berbagai TINJAUAN PUSTAKA Rumput Afrika (Pennisetum purpureum Schumach cv Afrika) Rumput yang sudah sangat popular di Indonesia saat ini mempunyai berbagai nama antara lain: Elephant grass, Napier grass, Uganda

Lebih terperinci

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) I. SYARAT PERTUMBUHAN 1.1. Iklim Lama penyinaran matahari rata rata 5 7 jam/hari. Curah hujan tahunan 1.500 4.000 mm. Temperatur optimal 24 280C. Ketinggian tempat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. yang merupakan kumpulan dari pelepah yang satu dengan yang lain. Bawang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. yang merupakan kumpulan dari pelepah yang satu dengan yang lain. Bawang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bawang Merah Bawang merah termasuk dalam faimili Liliaceae yang termasuk tanaman herba, tanaman semusim yang tidak berbatang, hanya mempunyai batang semu yang merupakan kumpulan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisis Tanah Awal Data hasil analisis tanah awal disajikan pada Tabel Lampiran 2. Berdasarkan Kriteria Penilaian Sifat Kimia dan Fisika Tanah PPT (1983) yang disajikan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada titik koordinat 5 22 10 LS dan 105 14 38 BT

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil 15 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Sifat Kimia Latosol Darmaga Latosol (Inceptisol) merupakan salah satu macam tanah pada lahan kering yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Morfologi Kacang Tanah

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Morfologi Kacang Tanah TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Kacang Tanah Kacang tanah tergolong dalam famili Leguminoceae sub-famili Papilinoideae dan genus Arachis. Tanaman semusim (Arachis hypogaea) ini membentuk polong dalam

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik dan Fisiografi Wilayah. lingkungan berhubungan dengan kondisi fisiografi wilayah.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik dan Fisiografi Wilayah. lingkungan berhubungan dengan kondisi fisiografi wilayah. V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik dan Fisiografi Wilayah Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor selain faktor internal dari tanaman itu sendiri yaitu berupa hormon

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN HERBISIDA KONTAK TERHADAP GULMA CAMPURAN PADA TANAMAN KOPI

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN HERBISIDA KONTAK TERHADAP GULMA CAMPURAN PADA TANAMAN KOPI 1 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN HERBISIDA KONTAK TERHADAP GULMA CAMPURAN PADA TANAMAN KOPI Oleh NUR AYSAH NIM. 080500129 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah 3 TINJAUAN PUSTAKA Pemadatan Tanah Hillel (1998) menyatakan bahwa tanah yang padat memiliki ruang pori yang rendah sehingga menghambat aerasi, penetrasi akar, dan drainase. Menurut Maryamah (2010) pemadatan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Limbah Pertanian. menjadi material baru seperti humus yang relatif stabil dan lazim disebut kompos.

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Limbah Pertanian. menjadi material baru seperti humus yang relatif stabil dan lazim disebut kompos. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kompos Limbah Pertanian Pengomposan merupakan salah satu metode pengelolaan sampah organik menjadi material baru seperti humus yang relatif stabil dan lazim disebut kompos. Pengomposan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas 24 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan September 2012 sampai bulan Januari 2013. 3.2 Bahan

Lebih terperinci

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Bayam Bayam (Amaranthus sp.) merupakan tanaman semusim dan tergolong sebagai tumbuhan C4 yang mampu mengikat gas CO 2 secara efisien sehingga memiliki daya adaptasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertambangan Pasir Besi Pasir besi merupakan bahan hasil pelapukan yang umum dijumpai pada sedimen disekitar pantai dan tergantung proses sedimentasi dan lingkungan pengendapan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian Tanaman salak yang digunakan pada penelitian ini adalah salak pondoh yang ditanam di Desa Tapansari Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah sebagai sumber daya alam sangat penting dalam meyediakan sebahagian besar kebutuhan hidup manusia, terutama pangan. Pada saat ini kebutuhan akan pangan tidak

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Agustus 2010. Penelitian dilakukan di lahan percobaan NOSC (Nagrak Organic S.R.I. Center) Desa Cijujung,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) Menurut Rahayu dan Berlian ( 2003 ) tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 1. Botani Bawang Merah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Tanaman selada (Lactuca sativa L.) merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili Compositae. Kedudukan tanaman selada

Lebih terperinci

RIWAYAT HIDUP. SURYA MARJUANSYAH, lahir pada tanggal 7 Desember 1986 di. Sesayap, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Timur, anak keenam dari tujuh

RIWAYAT HIDUP. SURYA MARJUANSYAH, lahir pada tanggal 7 Desember 1986 di. Sesayap, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Timur, anak keenam dari tujuh 4 RIWAYAT HIDUP SURYA MARJUANSYAH, lahir pada tanggal 7 Desember 1986 di Sesayap, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Timur, anak keenam dari tujuh bersaudara dari pasangan Asyikin Nur dan Asmara. Pendidikan

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang TINJAUAN PUSTAKA Sifat dan Ciri Tanah Ultisol Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang tersebar luas di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya serta sebagian kecil di pulau

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Salawat dan salam senantiasa tercurah kepada pimpinan Nabi dan Rasul,

KATA PENGANTAR. Salawat dan salam senantiasa tercurah kepada pimpinan Nabi dan Rasul, 4 KATA PENGANTAR Segala puji bagi allah SWT, karena hanya dialah yang pantas dipuji. Rabb semesta alam, dialah maha pencipta, maha melihat dan maha memberi rezeki. Salawat dan salam senantiasa tercurah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci