EFEKTIFITAS PERTUMBUHAN STEK KOPI ROBUSTA DENGAN PEMBERIAN ZAT PERANGSANG TUMBUH URINE SAPI. Oleh SUWARDI NIM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EFEKTIFITAS PERTUMBUHAN STEK KOPI ROBUSTA DENGAN PEMBERIAN ZAT PERANGSANG TUMBUH URINE SAPI. Oleh SUWARDI NIM"

Transkripsi

1 1 EFEKTIFITAS PERTUMBUHAN STEK KOPI ROBUSTA DENGAN PEMBERIAN ZAT PERANGSANG TUMBUH URINE SAPI Oleh SUWARDI NIM PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN PENGELOLAAN HUTAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2010

2 2 EFEKTIFITAS PERTUMBUHAN STEK KOPI ROBUSTA DENGAN PEMBERIAN ZAT PERANGSANG TUMBUH URINE SAPI Oleh SUWARDI NIM Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Sebutan Ahli MadyaPada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN PENGELOLAAN HUTAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2010

3 3 HALAMAN PENGESAHAN JUDUL KARYA ILMIA : EFEKTIFITAS PERTUMBUHAN STEK KOPI ROBUSTA DENGAN PEMBERIAN ZAT PERANGSANG TUMBUH URINE SAPI NAMA : SUWARDI NIM : PROGRAM STUDY : BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN : PENGELOLAAN HUTAN Menyetujui Dosen Pembimbing Dosen Penguji Ir. Budi Winarni, M.Si NIP F. Silvi Dwi Mentari, S,Hut,MP NIP Megesahkan Direktur, Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Ir. Wartomo, MP NIP Lulus Ujian Tanggal : 26 Juli 2010

4 4 ABSTTRAK SUWARDI, Efektifitas Pertumbuhan Stek Kopi Robusta Dengan Pemberian Zat Perangsang Tumbuh Urine Sapi di bawa bimbingan Budi Winarni Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pertumbuhan bibit stek kopi robusta yang diberikan zat perangsang tumbuh urine sapi. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini dapat member tambahan informasi bagi petani kopi dan masyarakat pecinta tanaman kopi, tentang penggunaan urine sapi (50 ml/ 200 ml air) pada pertumbuhan stek kopi. Pengamatan dilakukan kurang lebih 3 bulan terhitung dari tanggal 1 November 2009 sampai dengan 1 Februari 2010, mulai dari pengambilan data pertama hingga pengambilan data terahir. Penelitian ini dilaksanakan di persemaian Jurusan Pengelolaan Hutan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Penelitian ini terdiri dari 2 perlakuan dengan 10 kali ulangan. U0 : stek kopi yang tidak diberikan urine sapi (kontrol) U1 : stek kopi yang diberikan urine sapi dengan perendaman selama 5 menit Pemberian urine sapi pada perlakuan U1 (50 ml/200 ml air) diduga memberikan hasil yang tertinggi pada rata-rata pertumbuhan jumlah tunas dan jumlah akar. Sedangkan perlakuan U0 (tanpa perlakuan) menunjukkan hasil yang kurang maksimal pada setiap parameter yang diamati pada stek tanaman kopi.

5 5 RIWAYAT HIDUP SUWARDI. Lahir pada tanggal 16 Agustus 1988 di kota Nunukan Kalimantan Timur dan merupakan anak pertama dari empat bersaudara pasanga bapak Jana dan ibu Halina. Pada tahun 1994 mulai menempuh pendidikan Sekolah Dasar SDN 014 Sedadap, Kab. Nunukan lulus pada tahun 2000, setlah itu melanjutkan kesekolah lanjutan tingkat pertama SLTPN Terbuka Nunukan lulus pada tahun 2003, kemudian pada tahun yang sama melanjutkan ke Sekolah Menegah Atas SMU Pancasila Nunukan dan lulus pada tahun Pada tahun 2007 melanjutkan pendidikan tinggi di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, Jurusan Pengelolaan Hutan Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan. Pada tahun 2010 melaksanakan Praktek Kerja Lapang di Perusahaan Perkebunan PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk. Pahu Makmur Estate. Desa Isuy Kecamatan Jempang Kabupaten Kutai Barat Kalimantan Timur.

6 6 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan Puji dan Syukur Kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karna atas rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunsn laporan karya ilmia ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Kedua Orang tua yang telah memberikan dukungan secara penuh sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini sesuai pada waktunya. 2. Kedua Orang tua angkat penulis yang sudah penulis anggap sebagai orang tua sendiri yang selalu memberi dukungan materil maupun moril pada penulis. 3. Ibu Ir. Budi Winarni, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah banyak mengarahkan penulis mulai dari persiapan penelitian sampai penyusunan laporan Karya Ilmiah ini. 4. Ibu F. Silvi Dwi Mentari, S.Hut,MP selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran kepada penulis demi kesempurnaan laporan Karya Ilmiah ini. 5. Rekan-rekan mahasiswa yang telah banyak membatu dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan Karya Ilmiah ini. 6. Semua pihak yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu, karena telah memberikan sumbangsihnya terhadap terlaksananya laporan Karya Ilmiah ini.

7 7 Penulis menyadari bahwa laporan Karya Ilmiah ini masih jauh dari sempurna, namun laporan ini merupakan karya tulis terbaik yang dapat penulis sajikan pada kesempata ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kampus Sei Keledang, Juli 2010 Suwardi

8 8 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... viiii I. PENDAHULUAN... 1 II. TINJAUAN PUSTAKA... 3 A. Tinjawan Umum Kopi Robusta... 3 B. Morfologi Tanaman Kopi... 6 C. Sarat Tumbuh Tanamn Kopi Robusta... 9 D. Pembibitan Kopi E. Urine Sapi III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu B. Alat dan Bahan C. Prosedur Penelitian D. Pengambilan dan Pengolahan Data IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil B. Pembahasan V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 25

9 9 DAFTAR TABEL No. Halaman 1. Pertumbuhan tunas bibit stek tanaman kopi robusta Pertumbuhan akar bibit stek tanaman kopi robusta umur 3 bulan... 20

10 10 DAFTAR GAMBAR No. Halaman 1. Rata-rata pertumbuhan tunas stek kopi robusta Rata-rata pertumbuhan akar bibit stek kopi umur 3 bulan... 20

11 11 DAFTAR LAMPIRAN No. Halaman 1. Lay out penelitian Pengamatan jumlah tunas bibit stek tanaman kopi robusta Pengamatan rata-rata jumlah akar bibit stek tanaman kopi robusta umur 3 bulan Pengisian polybag Pemilihan cabang kopi yang akan dijadikan bibit stek Pemotongan bahan stek Perndaman stek dengan urine sapi Pengambilan data Penghitungan jumlah akar U0 (kontrol) Pengambilan jumlah akar U1 (pemberian urine sapi)... 30

12 12 I. PENDAHULUAN Perbanyakan tanaman kopi dengan stek dewasa ini telah berkembang dengan pesat, terutama pada kopi robusta. Sebagian besar perusahaan perkebunan besar negara dan swasta telah menggunakan bahan tanam stek sebagai bahan tanam atau untuk peremajaan tanaman kopinya. Pertumbuhan tanaman stek lebih seragam dan memiliki sifat genetik sama dengan induknya. Sistem perakaran tanaman stek juga cukup kokoh menyerupai tanaman semaian (Nur dan Zainudin, 1989). Kopi robusta sering kali diperbanyak dengan cara vegetatif, atau menggunakan stek. Dalam perbanyakan tanaman secara vegetatif atau menggunakan stek, pembentukan akar merupakan faktor awal yang paling terpenting dalam pertumbuhan tanaman, tetapi dengan cara ini sukar terjadi pembentukan akar. Masalah ini memang dapat diatasi dengan pemberian hormon tumbuh, yang tujuannya untuk merangsang keluarnya akar (Abdurrani, 1990a). Hormon tumbuh dapat berupa hormon tumbuh alami, maupun hormon tumbuh sintetis. Hormon tumbuh alami dapat diperoleh dari organ tumbuh tanaman yang masih muda, misalnya ujung tanaman dan ujung akar. Tetapi sumber keduanya sulit dicari. Sedangkan hormon tumbuh sintetis adalah hormon tumbuh yang dibuat oleh pabrik, misalnya IAA (Indoleacetic acid) atau di pasaran disebut Rooton F. Rooton F selain sulit tersedia oleh para petani di pedesaan, harganya juga relatif sangat tinggi (Abdurrani, 1990b).

13 13 Sebenarnya tanaman memiliki hormon misalnya Rhizokulin untuk merangsang akar, Kaulin untuk merangsang pertumbuhan tunas, dan Antokalin untuk merangsang pembungaan. Hormon-hormon ini termasuk dalam golongan auxin yaitu AIA (Asam Indol Asetat), ANA (Asam Naftalena Asetat), dan AIB (Asam Indol Butirat). Hormon yang terdapat dalam tanaman tersebut jumlahnya hanya sedikit oleh karena itu diperlukan penambahan zat ataupun hormon yang mendukung pertumbuhan akar maupun tunas. Dengan demikian diharapkan pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat. Misalnya pada pembuatan stek, tanpa pemberian hormon atau zat perangsang tumbuh akar pada stek akan tumbuh agak lama, dan dengan penambahan hormon pada luka ataupun media maka akar pada stek akan tumbuh lebih cepat (Wuianto dan Erviyanti, 2005). Seiring dengan berkembanganya ilmuh pengetahuan, dari hasil penelitian ternyara rooton f juga terdapat dalam urine sapi (air kencing sapi). Fungsinya sama, yakni merangsang pertumbuhan akar pada stek kopi sebagai bahan tanam (Abdurrani, 1990b). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pertumbuhan bibit stek kopi robusta yang diberikan zat perangsang tumbuh urine sapi. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini dapat memberi tambahan informasi bagi petani kopi dan masyarakat pecinta tanaman kopi, tentang penggunaan urine sapi (50 ml/ 200 ml air) pada pertumbuhan stek kopi.

14 14 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tanaman Kopi Menurut Anonim (2006) dalam Farhan (2009) tanaman kopi (Coffea sp) termasuk ke dalam: Divisi Kelas Sub kelas Ordo Famili Genus Spesies : Spermatophyta : Angiospermae : Dicotyledonea : Rubiales : Rubiaceae : Coffea : Coffea sp 1. Jenis kopi Menurut (Najiati dan Danarti, 2008), ada beberapa macam jenis kopi antara lain : a. Kopi arabika (Coffea arabica) Baik perkembangan kopi dunia maupun di Indonesia pada khususnya, kopi arabika ini yang banyak dan lebih dahulu dikembangkan, tetapi jenis ini sangat tidak tahan terhadap penyakit hemileia vastratrix. Yang masih termasuk golongan arabika yaitu kopi arabika varietas baurbon, jenis catura, marago, pasumah (Sumatera) dan congensis. Jenis arabika mempunyai ciri-ciri dan sifat sebagai berikut :

15 15 1). Daun kecil, halus dan mengkilap, panjang daun ± cm dan lebar 6 cm. 2). Biji buah lebih besar, berbau harum dan rasanya lebih enak. 3). Bila batang tidak dipangkas, tinggi pohon bisa mencapai ± 5 m dengan bentuk pohon yang ramping. 4). Bila jenis ini ditanam pada dataran tinggi yang beriklim kering sekitar m dpl, produksinya bagus. Di Indonesia, kopi arabika dapat berproduksi baik pada ketinggian m dpl. 5). Curah hujan yang optimal sekitar mm tiap tahun, dan musim kering sekitar 2-3 bulan/tahun untuk perkembangan bunga b. Kopi liberika (Coffea liberica) Jenis ini berasal dari dataran rendah Monrovia di daerah Liberika. Jenis ini diperkirakan tahan terhadap penyakit, akan tetapi ternyata tidak, sehingga diganti dengan Robusta. Jenis liberika ini sekarang hampir musnah, tinggal ± 1% dari seluruh jenis dari seluruh jenis kopi yang ada. Yang termasuk jenis liberika antara lain kopi abeokutae, klainei, deweprei, excelsa dan dybrowskii. Jenis liberika ini memiliki sifat sebagai berikut : 1). Tanaman yang tidak dipangkas bisa mencapai katinggian = 10 m, memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan yang lain, demikian juga mengenai daun, cabang dan buah.

16 16 2). Cabang primer dapat bertahan lebih lama dan tiap-tiap buku dapat berbunga atau berbuah beberapa kali yang terdapat cabang primer melainkan terdapat pada cabang pokok. 3). Besar kecilnya buah tidak merata, pada umumnya buah besar, tetapi bijinya kecil, sehingga perbandingan buah basah menjadi biji kering 10 : 1. c. Kopi robusta (Coffea canephora) Jenis kopi ini berasal dari hutan katulistiwa di Afrika, dari pantai barat sampai Uganda, terbentang 10 0 LU dan S, dapat tumbuh dari permukaan laut sampai ketinggian 1700 m. Ketinggian tempat yang optimal sekitar m dengan curah hujan mm. Yang termasuk varietas robusta antara lain congesta, uganda dan quillo. Jenis robusta ini memiliki sifat sebagai berikut : 1). Bau dan rasanya tidak seenak kopi arabika, tetapi produksinya jauh lebih tinggi dan harganya lebih rendah dari kopi arabika. 2). Daun lebih kecil dengan ukuran cm dengan lebar daun 9 cm dengan permukaannya agak berombak dan dari batang-batangnya banyak tumbuh cabang-cabang serta tahan terhadap penyakit. Menurut Hulupi (2001), saat ini pemerintah telah melepas enam klon kopi robusta, yaitu klon BP 42, BP 234, BP 288, BP 358, BP 409 serta SA 237.

17 17 B. Morfologi Tanaman Kopi 1. Akar Tanaman kopi berakar tunggang, lurus ke bawah, pendek dan kuat. Panjang akar tunggang ini kurang lebih cm. Selain itu banyak akar cabang samping yang panjang 1-2 meter horizontal, sedalam? 30 cm, dan bercabang merata, masuk ke dalam tanah lebih dalam lagi (Najiati dan Danarti, 2008). 2. Batang dan cabang Tanaman itu tumbuh dari bijinya, batang pokok sudah mulai tampak dan tumbuh terus menjadi besar. Batang yang tumbuh dari biji disebut batang pokok dan tumbuhnya beruas-ruas. Ruas-ruas tersebut tampak jelas pada saat tanaman itu masih muda. Menurut Najiati dan Danarti (2008), tanaman kopi memiliki beberapa cabang diantaranya yaitu : a. Cabang reproduksi (orthrotrop) Cabang reproduksi adalah cabang yang tumbuhnya tegak dan lurus. Ketika masih muda, cabang ini sering juga disebut wiwilan. Cabang ini berasal dari tunas reproduksi yang terdapat di setiap ketiak daun pada batang utama atau cabang primer. Setiap ketiak daun mempunyai 4-5 tunas reproduksi sehingga bila cabang reproduksi mati maka bisa diperbaharui sebanyak 4-5 kali. Cabang reproduksi mempunyai sifat seperti batang utama sehingga bila batang utama mati

18 18 atau tidak tumbuh sempurna maka fungsinya dapat digantikan oleh cabang ini. b. Cabang primer (plagiotrop) Cabang primer adalah cabang yang tumbuh pada batang utama atau cabang reproduksi dan berasal dari tunas primer. Setiap ketiak hanya mempunyai satu tunas primer sehingga bila cabang ini mati, di tempat tersebut tidak dapat tumbuh cabang primer lagi. Ciri-ciri cabang primer adalah arah pertumbuhannya mendatar, lemah dan berfungsi sebagai penghasil bunga. Di setiap ketiak daun terdapat mata atau tunas yang dapat tumbuh menjadi bunga. c. Cabang sekunder Cabang sekunder adalah cabang yang tumbuh pada cabang primer dan berasal dari tunas sekunder. Cabang ini mempunyai sifat seperti cabang primer sehingga dapat menghasilkan bunga. d. Cabang kipas Cabang kipas adalah cabang reproduksi yang tumbuh kuat pada cabang primer karena pohon sudah tua. Pohon yang sudah tua biasanya mempunyai sedikit cabang primer karena sebagian besar sudah mati dan luruh. Cabang ini biasanya terletak di ujung batang dan pertumbuhannya cepat sehingga mata reproduksi tumbuh pesat menjadi cabang reproduksi. Cabang reproduksi ini sifatnya seperti batang utama dan sering disebut sebagai cabang kipas

19 19 e. Cabang perut Cabang perut adalah cabang kipas yang mampu membentuk cabang primer meskipun tumbuhnya cukup kuat. f. Cabang balik Cabang balik adalah cabang reproduksi yang tumbuh pada cabang primer, berkembang tidak normal dan arah pertumbuhannya menuju ke dalam mahkota tajuk. g. Cabang air Cabang air adalah cabang reproduksi yang tumbuh pesat serta ruas daun relatif panjang dan lunak atau banyak mengandung air. 3. Daun Daun tanaman kopi mempunyai bentuk bulat telur, ujungnya agak meruncing sampai bulat. Daun tersebut tumbuh pada batang, cabang dan ranting-ranting tersusun berdampingan. 4. Bunga Bunga tanaman kopi tumbuh pada cabang primer atau cabang sekunder, tersususn berkelompok-kelompok. Tiap-tiap kelompok terdiri atas 4-6 kuntum bunga, bunga yang sudah mekar berwarna putih. 5. Buah Sebagian besar buah terdapat pada cabang primer atau skunder sebagaimana halnya dengan bunga. Buah kopi yang muda berwarna hijau, setelah tua berwarna kuning dan kalau masak warnanya menjadi merah.

20 20 6. Biji Biji tanaman kopi terdapat di dalam buah yang terdiri dari dua bagian yaitu : 1) Kulit biji yang merupakan selaput tipis membalut biji yang disebut selaput perak atau kulit ari. 2) Putih lembaga (endosperma). Pada permukaan biji yang datar arahnya memanjang ke dalam, merupakan lubang yang panjang sama dengan bijinya. C. Syarat Tumbuh Kopi Robusta Menurut (Najiati dan Danarti, 2009), pertumbuhan dan produktivitas tanaman dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor : 1. Faktor lingkungan Yang termasuk faktor lingkungan antara lain adalah : a. Iklim Tanaman kopi robusta dapat tumbuh di dataran rendah dan tinggi. Tanaman kopi robusta dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 1700 m dpl. Ketingian optimal sekitar m dpl.suhu yang dikehendaki kopi robusta optimalnya 12 0 C C. b. Tanah Tanaman kopi menghendaki tanah yang lapisan atas dalam dan gembur, agar akar tanaman kopi dapat tumbuh berkembang dengan baik. Selain memilih tanah seperti di atas tanaman kopi memilih reaksi asam yang ringan dengan ph 6 6,5.

21 21 c. Curah hujan Mengenai curah hujan, yang penting bukan banyaknya dalam satu tahun melainkan pembagian curah hujan dalam masa satu tahun. Batas minimal dalam satu tahun adalah mm, sedang yang optimalnya adalah mm. Di Indonesia curah hujan terletak mm. d. Penyinaran Pada umumnya, kopi tidak menyukai sinar matahari langsung dalam jumlah banyak, tetapi menghendaki sinar matahari teratur. Sengatan sinar matahari langsung dalam jumlah banyak akan meningkatkan penguapan dari tanah dan daun sehingga menggangu keseimbangan proses fotosintesis. e. Angin Angin berpengaruh besar terhadap jenis kopi yang bersifat steril. Peranan angin adalah membantu berpindahnya serbuk sari bunga dari tanaman satu ke putik bunga kopi yang berbeda, dengan demikian, terjadi penyerbukan yang dapat menghasilkan buah. (Najiati dan Danarti 2008). 2. Faktor bahan tanaman Yang termasuk faktor bahan tanaman antara lain adalah jenis tanaman kopi

22 22 3. Faktor tindakan kultur teknis Yang termasuk faktor tindakan kultur teknis antara lain adalah macam-macam varietas/klon dan sifatnya. D. Pembibitan Kopi Bibit kopi dapat diperoleh secara vegetatif dan generatif 1. Pembibitan vegetatif Menurut Bip (1991), perbanyakan secara vegetatif adalah perbanyakan yang menggunakan bagian dari tanaman seperti batang ataupun cabang. Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan dengan 2 cara: a. Menyambung. Menyambung memerlukan batang bawah (onderstam) dan batang atas (entris). 1). Syarat batang bawah: a) Tahan terhadap penyakit akar. b) Mempunyai sistem perakaran yang menyebar luas dan kuat. c) Umur batang bawah ± 1 tahun. 2). Syarat batang atas: a) Mempunyai pertumbuhan yang baik. b) Produksi tinggi. c) Penyambungan dapat dilakukan pada permulaan musim penghujan atau akhir musim kemarau.

23 23 b. Menyetek. Perbanyakan dengan stek dapat dilakukan dengan menggunakan bedengan atau bak penyemayan. Bahan stek yang dapat digunakan: 1). Stek yang berasal dari tunas orthotrop (tunas ke arah atas) pada ruas ke 2-3 dari ujung. 2). Panjang stek 7-10 cm mempunyai sepasang daun dan dipotong 2/3 dari panjang daun. 3). Setelah satu bulan stek dapat dipindahkan ke bedengan pemeliharaan. 4). Umur 8 bulan di bedengan pemeliharaan dapat dipindahkan ke lapangan 2. Pembibitan generatif (degan biji) Menurut Abdurrahman (2009) pembibitan tanaman kopi secara generatif ada 2 tingkat yaitu : a. Perkecambahan Sebelum ditanam di persemaian semua biji dikecambahkan terlebih dahulu. Pada tempat perkecambahan dibentuk bedenganbedengan dengan lebar 1,2 m dan panjang 2,4 m. Selanjutnya pada bedengan dilapisi pasir setebal 5 10 cm dan di atas bedengan diberi atap atau naungan.

24 24 b. Cara mengencambahkan Biji di bedengan ditanam secara berderet di dalam 1 baris dengan jarak antara 5 cm. Sedangkan jarak antara biji dengan biji 2,5 cm. Setiap 1 meter bisa memuat biji, hal ini sangat tergantung pada besar kecilnya biji atau jenisnya. Biji yang ditaburkan bisa dengan kulit biji tanduk atau tanpa kulit tanduk. Setelah selesai pembenaman, biji-biji tersebut diberi pasir lagi jangan terlalu tebal. Tempat perkecambahan ini harus dijaga supaya tetap lembab. Untuk menjaga kelembaban biji-biji tersebut, di atas bedengan yang tertutup pasir tadi diusahakan ditutup dengan lalang atau jerami yang dipotong-potong antara 0,5-1 cm, kemudian diadakan penyiraman dua atau tiga kali sehari, tetapi tidak boleh terlalu basah. E. Urine Sapi Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, dari hasil penelitian ternyata hormon yang terdapat pada Rrooton F juga terdapat pada urine sapi (air kencing sapi). Fungsinya sama, yakni merangsang pertumbuhan akar pada stek kopi sebagai bahan tanaman, (Abdurrani 1990b). Cara penggunaannya, urine sapi dikumpulkan dalam wadah atau tempat, diencerkan dengan menggunakan air bersih. Zat perangsang tumbuh atau hormon tumbuh adalah senyawa organik yang dalam konsentrasi rendah (< 1 mm) mampu mendorong, menghambat, atau secara kualitatif merubah pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Erviyanti, 2005).

25 25 Hormon tumbuh dapat berupa hormon tumbuh alami, maupun hormon tumbuh sintetis. Hormon tumbuh alami dapat diperoleh dari organ tumbuh tanaman yang masih muda, misalnya ujung tanaman dan ujung akar. Tetapi sumber keduanya sulit dicari. Sedangkan hormon tumbuh sintetis adalah hormon tumbuh yang dibuat oleh pabrik, misalnya IAA (Indoleacetic acid) atau dipasaran disebut Rooton F. Rooton F selain sulit tersedia di tempat yang mudah dijangkau oleh para petani di pedesaan, harganya juga relatif sangat tinggi (Abdurrani, 1990b). Urine sapi merupakan pupuk kandang cair bagi tanaman, urine sapi juga sebagai penggembur tanah, ini dikarenakan sapi banyak mengkomsumsi dedaunan yang banyak mengandung zat-zat yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman. Kandungan kimia urine sapi adalah N = 1,4 % sampai 2,2 %, P = 0,6 % sampai 0,7 %, K = 1,6 % sampai 2,1 %, penggunaan pupuk kandang cair urine sapi sebagai zat perangsang tumbuh. Urine sapi mengandung zat perangsang tumbuh. Urine sapi juga memberi pengaruh positif terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman, dikarena baunya yang khas urine sapi juga dapat berfungsi sebagai pengendali hama tanaman dari serangga (Anti 1987).

26 26 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Persemaian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah selama tiga bulan terhitung dari tanggal 1 November 2009 sampai 1 Februari 2010 yang meliputi persiapan, penanaman, pengambilan data dan pengolahan data. B. Alat dan Bahan 1. Alat Alat yang digunakan adalah : a. Gunting Stek b. Pisau c. Cangkul d. Gelas ukur e. Ember f. Gembor h. Kamera dan alat tulis 2. Bahan Bahan yang digunakan adalah : a. Pupuk Kandang b. Pasir c. Urine sapi

27 27 d. Plastik label e. Bibit stek kopi robusta klon BP 42 f. Air g. polybag C. Prosedur Penelitian 1. Persiapan media tanam Pupuk kandang dan pasir dibersihkan dari benda-benda lain seperti batang, daun dan ranting, kemudian dimasukkan ke dalam polybag dengan perbandingan 1 : 1 (1 karung pupuk kandang dan 1karung pasir) diisikan kepolybag sebanyak 25 polybag. Lima polybag sebagai tanaman cadangan, polybag yang sudah diisi dengan pupuk kandang dan pasir diletakkan dibawah naungan dari sarlon. 2. Persiapan bibit stek Pengambilan bibit stek tanaman kopi robusta dari kebun pada pagi hari saat penanaman bibit akan dilakukan, agar bibit tetap segar pada waktu pemberian perlakuan dan penanaman. Bibit stek yang diambil dari tunas orthotrop (tunas ke arah atas) pada ruas ke 3 dari ujung dengan panjang cm dan memiliki 2 pasang daun yang dipotong 2/3 dari panjang daun. Bibit yang digunakan diambil dari perkebunan SPMA Sempaja Samarinda.

28 28 3. Persiapan zat perangsang tumbuh Urine sapi diambil dari peternakan masyarakat, sebanyak 1 liter urin sapi yang suda dikumpulkan diencerkan dengan air bersi dengan konsenterasi 25%. 4. Perlakuan Penelitian ini disusun dalam 2 perlakuan dimana setiap perlakuan terdiri dari 10 tanaman yang diamati. Perlakuan dalam penelitian ini terdiri dari a. U0 = Tanpa perlakuan perendaman urine sapi untuk 10 bibit stek tanaman kopi robusta. b. U1 = Direndam dengan urine sapi selama 5 menit untuk 10 bibit stek tanaman kopi robusta. 5. Penanaman Bibit stek tanaman kopi robusta yang sudah diberi perlakuan ditanam dalam polybag dan disusun dalam bak dengan jarak 10 cm dalam barisan dan 5 cm antar baris, posisi bibit stek tegak lurus ditancapkan dengan kedalaman 5 cm dari permukan media dalam polybag. 6. Pemeliharaan a. Penyiraman Penyiraman dilakukan sampai media tanam menjadi lembab, waktu penyiraman disesuaikan dengan keadaan tanah, jika tanah masih basah/lembab penyiraman tidak dilakuan.

29 29 b. Pengendalian gulma Pengendalian gulma dalam polybag dilakukan dengan sistem manual mengunakan tangan. Pengendalian gulma bertujuan untuk menghindari persaingan bibit dan gulma dalam perolehan unsur hara dalam polybag. D. Pengambilan dan Pengolahan Data Pengambilan data dilakukan sebanyak 3 kali dan dilakukan satu bulan sekali, dengan parameter sebagai berikut : 1. Jumlah Tunas Dengan menghitung semua tunas yang muncul pada bibit stek tanaman kopi robusta. 2. Jumlah Akar Dengan mencabut dan menghitung semua akar yang muncul pada bibit stek tanaman kopi robusta, ini dilakukan pada akhir penelitian (umur tanaman 90 hari). Data yang diperoleh selanjutnya dilakukan penghitungan rata-ratanya Untuk menghitung nilai rata-rata jumlah tunas dan akar stek kopi robusta dari data hasil pengamatan digunakan rumus sebagai berikut : x =? x n Keterangan : x = rata-rata hitung? X = jumlah tunas atau akar n = jumla tanaman yang diamati

30 30 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Jumlah tunas A. Hasil Berdasarkan hasil pengamatan rata-rata pertumbuhan tunas bibit stek tanaman kopi robusta (Coffea canephora) dengan penggunaan urine sapi sebagai zat perangsang tumbuh dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1. Pertumbuhan tunas bibit stek tanaman kopi robusta Perlakuan Rata-rata persentase jumlah tunas yang tumbuh Umur 1 bulan Umur 2 bulan Umur 3 bulan U U Tabel 1. Rata-rata pertumbuhan tunas stek kopi robusta yang diberi perlakuan perendaman urine sapi U1 (perendaman urine sapi selama 5 menit) menunjukkan hasil lebih baik dariperlakuan U0 (tampa perendaman urin sapi) 20 1,6% 1,9% ,7% 1% 0,9% 1,2% U0 U1 5 0 Umur 1 bulan Umur 2 bulan Umur 3 bulan Gambar 1. Rata-rata pertumbuhan jumlah tunas stek kopi robusta

31 31 2. Jumlah akar Berdasarkan hasil pengamatan rata-rata jumlah akar bibit stek tanaman kopi robusta (Coffea canephora) dengan penggunaan urine sapi sebagai zat perangsang tumbuh dapat di lihat pada tabel berikut : Tabel 2. Pertumbuhan akar bibit stek tanaman kopi robusta umur 3 bulan. Perlakuan? Stek yang di amati (batang)? Jumlah akar yang muncul Rata-rata pertumbuhan akar U ,6 U ,1 Tabel 2. Rata-rata pertumbuhan akar stek kopi robusta yang diberi perlakuan perendaman urine sapi U1 (perendaman urine sapi selama 5 menit) menunjukkan hasil rata-rata pertumbuhan akar 6,1. Untuk U0 ( tanpa perendaman urine sapi) menunjukkan hasil rata-rata pertumbuhan akar stek tanaman kopi robusta 0, ,6% 6,1% U0 U1 Gambar 2. Rata-rata pertumbuhan akar bibit stek kopi robusta umur 3 bulan

32 32 B. Pembahasan Hasil pengamatan dari aplikasi urine sapi yang dilakukan selama 3 bulan terhadap stek kopi robusta memberikan hasil yang berbeda, dimana pemberian urine sapi terbaik dari parameter yang diamati. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian urine sapi memberikan hasil yang lebih baik dari pada U0 atau kontrol (tanpa pemberian urine sapi). Menurut Novizan (2007) pupuk yang memiliki kandungan N yang lebih tinggi dibandingkan unsur hara lainya tergolong ke dalam jenis jenis pupuk fase vegetatif. Ditambahkan oleh Marsono dan Lingga (2006), bahwa pupuk yang kandundugan N nya lebih tinggi menyebabkan daun akan cepat berubah menjadi hijau dan tunas-tunas baru akan bermunculan. Hal ini diduga merupakan salah satu penyebab terjadinya perbedaan pertumbuhan jumlah daun dan jumlah tunas maupun akar. Menurut Anti (1987) penggunaan urine sapi sebagai zat perangsang tumbuh mempunyai kandungan unsur hara N = 1,4% sampai 2,2 %, P = 0,6% sampai 0,7 %, K = 1,6% sampai 2,1 %. Manfaat dari unsur hara tersebut adalah sebagai berikut : 1. Tumbuhan memerlukan Nitrogen (N) untuk pertumbuhan, terutama pada fase vegetatif yaitu pertumbuhan tunas, cabang, dau dan batang. Nitrogen juga bermanfaat dalam pembentukan zat hijau daun atau klorofil. Klorofil sangat berguna untuk membantu proses fotosintesis (Parnata, 2004). Kebutuhan akan N yang dibutuhkan stek kopi robusta dapat dipenuhi dengan urine sapi karena memiliki kandungan N sebanyak 1,4 % sampai 2,2%.

33 33 2. Posfor (P) yang terkandung dalam urine sapi sebanyak 0,6% sampai 0,7%. Menurut Parnata (2004), Posfor (P) dapat memacu pertumbuhan akar, memperkuat batang tanaman dan membantu fotosintesis dan respirasi. Dengan demikian proses metabolisme pada stek tanaman kopi dapat meningkat. Proses ini berdampak pada meningkatnya laju pembentukan tunas dan akar. 3. Kalium (K) berfungsi untuk memperkuat jaringan tanaman dan berperan dalam pembentukan antibodi tanaman yang bisa melawan penyakit dan kekeringan Parnata (2004). Kandungan K pada urine sapi 1,6 % sampai 2,1 % diduga mampu meningkatkan ketahanan stek kopi terhadap serangan penyakit dan kekeringan sehingga selama pengamatan berlangsung stek yang dihasilkan tidak muda terserang penyakit. Berdasarkan hasil dari pengamatan di atas jelas terlihat bahwa U1 (pemberian urine sapi ) menunjukan hasil pertumbuhan rata-rata yang lebih tinggi dari kedua perlakuan, ini dikarenakan urine sapi memiliki unsur hara makro yang dibutuhkan tanaman, oleh karena itu pemberian urine sapi bisa digunakan sebagai zat perangsang tumbuh pada tanaman. Sedangkan U0 (tanpa perlakuan) menunjukkan rata-rata yang terendah dari kedua perlakuan lainya. Hal ini diduga karena stek tanaman kopi yang tanpa diberi perlakuan pemberian urine sapi, mengalami pertumbuhan yang kurang baik, akibat kurangnya ketersedian unsur hara yang dibutuhkan tanaman.

34 34 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Pemberian urine sapi diduga menunjukkan hasil pertumbuhan tunas dan akar stek kopi robusta yang lebih baik dari pada tanpa pemberian urine sapi. B. Saran Untuk mendapatkan stek kopi yang baik dapat digunakan urine sapi sebagai zat perangsang tumbuh, dan dapat dilakukan penelitian lanjutan dengan konsentrasi dan waktu perendaman yang berbeda.

35 35 DAFTAR PUSTAKA Abdurrani. 1990a. Bercocok Tanam Kopi. Yayasan kanisius Yogyakarta. Abdurrani. 1990b. Kualitas Fisik dan Kimia Urin Ternak Sebagai Pupuk Organik. Penelitian UUM. Malang. Anti Pemanfaatan Urine sapi Sebagai Pupuk Cair. Penelitian unipersitas ugm malang (UUM). Malang. Abdurrahman Pembibitan Kopi.Yayasan Kanisius. Yogyakarta Bip, Perbanyakan Kopi Dengan Stek. Yayasan Kanisius Yogyakarta. Erviyanti Hormon Tumbuhan. CV Rajawali. Jakarta. Farhan Bercocok Tanam Kopi. Yayasan Kanisius. Yogyakarta. Hulupi Bercocok Tanam Kopi. Yayasan Kanisius. Yogyakarta. Nur Dan Zainudin Budidaya Tanaman Kopi. Yayasan Kanisius. Yogyakarta. Najiati dan Hadmadi Budidaya Kopi dan Penaganan Pasca Panen. PT. Penebar Swadaya. Lingga P Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swdaya. Jakarta. Marsono dan P Lingga Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. Novizan Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agro Media Pustaka. Depok. Parnata AS Pupuk Organik Cair Aplikasi dan Manfaatnya. Agro Media Pustaka. Depok. Wuianto Dan Erviyanti Pupuk Organik Cair. Aplikasi Dan Manfaatnya. Agro Media Pustaka. Depok.

36 LAMPIRAN 36

37 37 Lampiran 1. Lay out penelitian U U1 2 U1 8 U0 4 U0 9 U1 7 U1 10 U0 5 U0 3 U1 5 U1 4 U0 10 U0 6 U1 3 U1 6 U0 7 U0 8 U1 1 U1 9 U0 1 U0 2 S

38 38 Lampiran 2. Pengamatan tumbuh bibit stek tanaman kopi robusta Perlakuan U0 (tanpa perendaman perendaman urin sapi ) Perlakuan U1 (perendaman 5 menit urine sapi ) No tanaman Umur 1 bulan Umur 2 bulan Umur 3 bulan No tanaman Umur 1 bulan Umur 2 bulan Umur 3 bulan U U U U U U U U U U U U U U U U U U U U Jumlah Jumlah Lampiran 3. Pengamatan rata-rata jumlah akar bibit stek tanaman kopi robusta umur 3 bulan. Perlakuan Uo (tanpa perendaman Urin sapi ) No tanaman Jumlah tunas Jumlah akar U0 1 - U0 2 - U0 3 1 U0 4 - U0 5 1 U0 6 - U0 7 1 U0 8 - U0 9 - U Perlakuan U1 (perendaman 5 menit urine sapi ) No Jumlah akar tanaman U1 1 7 U U1 3 5 U1 4 5 U1 5 6 U1 6 7 U U1.8 2 U1.9 9 U Jumlah 6 Jumlah 61

39 39 Lampiran 4. Pengisian polybag Lampiran 5. Pemilihan cabang yang akan dijadikan bibit stek

40 40 Lampiran 6. Pemotongan stek Lampiran 7. Perendaman dengan Urine sapi

41 41 Lampiran 8. Pengambilan Data Lampiran 9. Pengambilan jumlah akar U0 (kontrol)

42 Lampiran 10. Pengambilan jumlah akar U1 (pemberian urine sapi) 42

APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR GREEN PANTAS PADA BIBIT KOPI ROBUSTA (Coffea sp) Oleh

APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR GREEN PANTAS PADA BIBIT KOPI ROBUSTA (Coffea sp) Oleh 1 APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR GREEN PANTAS PADA BIBIT KOPI ROBUSTA (Coffea sp) Oleh YUHAYATI NIM. 070 500 092 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN PENGELOLAAN HUTAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica) 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica) Kopi tergolong pohon dan termasuk dalam famili Rubiaceae. Tumbuhan ini tumbuhnya tegak, bercabang dan bila dibiarkan

Lebih terperinci

ABSTRAK. MAIMUNAH, Pemberian Kapur Dolomit Dengan Dosis Yang Berbeda Pada Bibit Tanaman Kopi Robusta (Coffea SP) (dibawah bimbingan Roby, SP).

ABSTRAK. MAIMUNAH, Pemberian Kapur Dolomit Dengan Dosis Yang Berbeda Pada Bibit Tanaman Kopi Robusta (Coffea SP) (dibawah bimbingan Roby, SP). 4 ABSTRAK MAIMUNAH, Pemberian Kapur Dolomit Dengan Dosis Yang Berbeda Pada Bibit Tanaman Kopi Robusta (Coffea SP) (dibawah bimbingan Roby, SP). Kopi adalah salah satu tanaman perkebunan yang memiliki nilai

Lebih terperinci

PERENDAMAN AIR SENI SAPI SEBAGAI ZAT PENGATUR TUMBUH PADA KEBERHASILAN STEK TANAMAN KOPI ROBUSTA (Coffea canephora) Oleh : ANDRIYANO NIM.

PERENDAMAN AIR SENI SAPI SEBAGAI ZAT PENGATUR TUMBUH PADA KEBERHASILAN STEK TANAMAN KOPI ROBUSTA (Coffea canephora) Oleh : ANDRIYANO NIM. PERENDAMAN AIR SENI SAPI SEBAGAI ZAT PENGATUR TUMBUH PADA KEBERHASILAN STEK TANAMAN KOPI ROBUSTA (Coffea canephora) Oleh : ANDRIYANO NIM. 110 500 075 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

PEMANFAATAN AIR KELAPA SEBAGAI ZAT PENGATUR TUMBUH PADA STEK KOPI ROBUSTA

PEMANFAATAN AIR KELAPA SEBAGAI ZAT PENGATUR TUMBUH PADA STEK KOPI ROBUSTA PEMANFAATAN AIR KELAPA SEBAGAI ZAT PENGATUR TUMBUH PADA STEK KOPI ROBUSTA Oleh : DEDY TRIATMOKO NIM. 070500074 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN PENGELOLAAN HUTAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI

Lebih terperinci

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP.

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP. ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP. Sifat dan perilaku tanaman kopi dapat dipelajari dari sisi biologinya. Artikel ini ditujukan untuk memberikan pengetahuan tentang beberapa aspek biologi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan

TINJAUAN PUSTAKA. Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi dan Taksonomi Tanaman Dracaena Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan beruas-ruas. Daun dracaena berbentuk tunggal, tidak bertangkai,

Lebih terperinci

PEMBERIAN PUPUK DAUN CAIR ANORGANIK UNTUK PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KOPI ( Coffea sp)

PEMBERIAN PUPUK DAUN CAIR ANORGANIK UNTUK PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KOPI ( Coffea sp) 1 PEMBERIAN PUPUK DAUN CAIR ANORGANIK UNTUK PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KOPI ( Coffea sp) Oleh JUNAIDAH NIM. 080500122 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kopi (coffea sp.) adalah tanaman yang berbentuk pohon termasuk dalam famili

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kopi (coffea sp.) adalah tanaman yang berbentuk pohon termasuk dalam famili 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kopi Kopi (coffea sp.) adalah tanaman yang berbentuk pohon termasuk dalam famili Rubiceae dan genus Coffea. Tanaman ini tumbuhnya tegak, bercabang, dan bila dibiarkan

Lebih terperinci

Daerah yang ketinggiannya antara m dpl dan suhu C.

Daerah yang ketinggiannya antara m dpl dan suhu C. Semua tentang kopi Sistem Percabangan Kopi (Cofea spp) adalah species tanaman berbentuk pohon yang termasuk dalam familirubiaceae dan genus Cofea. Tanaman ini tumbuhnya tegak, bercabang, dan bila dibiarkan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Sederhana Dusun IX, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Sei Tuan,

III. BAHAN DAN METODE. Sederhana Dusun IX, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Sei Tuan, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan yang berlokasi di Jalan Sederhana Dusun IX, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN HERBISIDA KONTAK TERHADAP GULMA CAMPURAN PADA TANAMAN KOPI

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN HERBISIDA KONTAK TERHADAP GULMA CAMPURAN PADA TANAMAN KOPI 1 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN HERBISIDA KONTAK TERHADAP GULMA CAMPURAN PADA TANAMAN KOPI Oleh NUR AYSAH NIM. 080500129 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. 19 TINJAUAN PUSTAKA Botani tanaman Bawang merah merupakan tanaman yang tumbuh tegak dengan tinggi antara 15-50 cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. Perakarannya berupa akar serabut yang tidak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KOPI (Coffea sp)

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KOPI (Coffea sp) 1 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KOPI (Coffea sp) Oleh MARIAMA NIM. 080500161 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Rukmana (2005), klasifikasi tanaman bawang merah adalah sebagai berikut: Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledonae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Monocotyledonae, Ordo: Liliales/ Liliflorae, Famili:

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh cabang lagi kecil-kecil, cabang kecil ini ditumbuhi bulu-bulu akar yang sangat halus. Akar tunggang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk), II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Selada Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk), khususnya dalam bentuk daunnya. Daun selada bentuknya bulat panjang, daun sering berjumlah

Lebih terperinci

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk Standar Nasional Indonesia Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman cabai Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis tanaman hortikultura penting yang dibudidayakan secara komersial, hal ini disebabkan

Lebih terperinci

PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR DENGAN KONSENTRASI BERBEDA PADA PERTUMBUHAN BIBIT KOPI ROBUSTA (Coffea canephora) DIAN RATNA RIYANTI NIM.

PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR DENGAN KONSENTRASI BERBEDA PADA PERTUMBUHAN BIBIT KOPI ROBUSTA (Coffea canephora) DIAN RATNA RIYANTI NIM. PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR DENGAN KONSENTRASI BERBEDA PADA PERTUMBUHAN BIBIT KOPI ROBUSTA (Coffea canephora) Oleh : DIAN RATNA RIYANTI NIM. 100500101 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kedelai Suprapto (1999) mennyatakan tanaman kedelai dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Kelas: Dicotyledone, Ordo:

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari

TINJAUAN PUSTAKA. Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan pakchoy di Indonesia Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur, dan masuk ke Indonesia diperkirakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Teh termasuk famili Transtromiceae dan terdiri atas dua tipe subspesies dari Camellia sinensis yaitu Camellia sinensis var. Assamica dan Camellia sinensis var.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Kedelai Berdasarkan klasifikasi tanaman kedelai kedudukan tanaman kedelai dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut (Cahyono, 2007):

Lebih terperinci

APLIKASI PUPUK UREA DENGAN DOSIS BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L)

APLIKASI PUPUK UREA DENGAN DOSIS BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L) 1 APLIKASI PUPUK UREA DENGAN DOSIS BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L) Oleh SAREH MUQTASHID NIM. 070500089 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN HUTAN POLITEKNIK

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian Tanaman salak yang digunakan pada penelitian ini adalah salak pondoh yang ditanam di Desa Tapansari Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mentimun Papasan Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota Cucurbitaceae yang diduga berasal dari Asia dan Afrika. Tanaman mentimun papasan memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk

Lebih terperinci

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih BUDIDAYA SUKUN Sukun merupakan tanaman tropis sehingga hampir disemua daerah di Indonesia ini dapat tumbuh. Sukun dapat tumbuh di dataran rendah (0 m) hingga dataran tinggi (700 m dpl). Pertumbuhan optimal

Lebih terperinci

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Papilionaceae; genus Arachis; dan spesies Arachis hypogaea L. Kacang tanah

Lebih terperinci

PERSIAPAN BAHAN TANAM TEH

PERSIAPAN BAHAN TANAM TEH PERSIAPAN BAHAN TANAM TEH (Camellia sinensis L.) Disusun Oleh: Danni Ramadhan H0712052 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Jagung (Zea mays L) adalah tanaman semusim dan termasuk jenis rumputan/graminae yang mempunyai batang tunggal, meski terdapat kemungkinan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Manggis dan Syarat Tumbuh Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah berupa pohon yang banyak tumbuh secara alami pada hutan tropis di kawasan

Lebih terperinci

MENGENAL VARIETAS/KLON ANJURAN KOPI. DAN Cara perbanyakannya

MENGENAL VARIETAS/KLON ANJURAN KOPI. DAN Cara perbanyakannya MENGENAL VARIETAS/KLON ANJURAN KOPI DAN Cara perbanyakannya Macam2 BENIH berdasarkan asal tetuanya : 1. Benih LEGITIM : hasil persilangan buatan 2. Benih PROPELEGITIM : biklonal / poliklonal Propelegitim

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh konsentrasi dan lama perendaman IAA (Indole Acetic

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh konsentrasi dan lama perendaman IAA (Indole Acetic BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian pengaruh konsentrasi dan lama perendaman IAA (Indole Acetic Acid) terhadap pertumbuhan vegetatif bibit tebu (Saccharum officinarum L.) G2 varietas

Lebih terperinci

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi Tanaman sawi (Brassica juncea L.) masih satu keluarga dengan kubis-krop, kubis bunga, broccoli dan lobak atau rades, yakni famili cruciferae (brassicaceae) olek karena

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah di laksanakan di Rumah Kaca Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Jalan Bina Widya KM 12,5 Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru yang berada

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani tanaman karet Menurut Sianturi (2002), sistematika tanaman karet adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Bayam Bayam (Amaranthus sp.) merupakan tanaman semusim dan tergolong sebagai tumbuhan C4 yang mampu mengikat gas CO 2 secara efisien sehingga memiliki daya adaptasi

Lebih terperinci

Makalah. Tanaman Buah dalam Pot. Tabulampot

Makalah. Tanaman Buah dalam Pot. Tabulampot Makalah Tanaman Buah dalam Pot Tabulampot Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia tiap tahunnya menunjukan angka peningkatan. Lahan di Indonesia yang dulunya luas pun kini menjadi

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) Menurut Rahayu dan Berlian ( 2003 ) tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 1. Botani Bawang Merah

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember 2016, tempat pelaksanaan penelitian dilakukan di lahan pertanian Universitas Muhamadiyah

Lebih terperinci

Budidaya Tanaman Obat. Elvira Syamsir

Budidaya Tanaman Obat. Elvira Syamsir Budidaya Tanaman Obat Elvira Syamsir Budidaya Tanaman Obat untuk Murid Sekolah Dasar Pengarang: Elvira Syamsir ilustrator: yanu indaryanto Penerbit: Seafast Center IPB DISCLAIMER This publication is made

Lebih terperinci

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian III. BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill). PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill). SISCHA ALFENDARI KARYA ILMIAH PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2017

Lebih terperinci

PERSENTASE PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L) DENGAN PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR. Oleh RIDIAH NIM

PERSENTASE PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L) DENGAN PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR. Oleh RIDIAH NIM 1 PERSENTASE PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L) DENGAN PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR Oleh RIDIAH NIM. 080 500 164 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Mentimun

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Mentimun II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Mentimun Tanaman mentimun termasuk ke dalam jenis tanaman sayuran buah semusim atau berumur pendek. Tanaman tersebut menjalar atau memanjat dengan menggunakan alat panjat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA Botani TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman apel berasal dari Asia Barat Daya. Dewasa ini tanaman apel telah menyebar di seluruh dunia. Negara penghasil utama adalah Eropa Barat, negaranegara bekas Uni Soviet, Cina,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan di UPT-Kebun Bibit Dinas di Desa Krasak Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat berada 96

Lebih terperinci

RIWAYAT HIDUP. SURYA MARJUANSYAH, lahir pada tanggal 7 Desember 1986 di. Sesayap, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Timur, anak keenam dari tujuh

RIWAYAT HIDUP. SURYA MARJUANSYAH, lahir pada tanggal 7 Desember 1986 di. Sesayap, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Timur, anak keenam dari tujuh 4 RIWAYAT HIDUP SURYA MARJUANSYAH, lahir pada tanggal 7 Desember 1986 di Sesayap, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Timur, anak keenam dari tujuh bersaudara dari pasangan Asyikin Nur dan Asmara. Pendidikan

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR 20 III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Kenteng Rt 08 Rw 02, Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Salawat dan salam senantiasa tercurah kepada pimpinan Nabi dan Rasul,

KATA PENGANTAR. Salawat dan salam senantiasa tercurah kepada pimpinan Nabi dan Rasul, 4 KATA PENGANTAR Segala puji bagi allah SWT, karena hanya dialah yang pantas dipuji. Rabb semesta alam, dialah maha pencipta, maha melihat dan maha memberi rezeki. Salawat dan salam senantiasa tercurah

Lebih terperinci

APLIKASI PUPUK KOTORAN AYAM DENGAN DOSIS BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN LADA (Piper ningrum L) Oleh

APLIKASI PUPUK KOTORAN AYAM DENGAN DOSIS BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN LADA (Piper ningrum L) Oleh 1 APLIKASI PUPUK KOTORAN AYAM DENGAN DOSIS BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN LADA (Piper ningrum L) Oleh SABIR NIM. 070500114 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN PENGELOLAAN HUTAN POLITEKNIK

Lebih terperinci

Disusun oleh A. Rahman, A. Purwanti, A. W. Ritonga, B. D. Puspita, R. K. Dewi, R. Ernawan i., Y. Sari BAB 1 PENDAHULUAN

Disusun oleh A. Rahman, A. Purwanti, A. W. Ritonga, B. D. Puspita, R. K. Dewi, R. Ernawan i., Y. Sari BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kehidupan manusia modern saat ini tidak terlepas dari berbagai jenis makanan yang salah satunya adalah cokelat yang berasal dari buah kakao.kakao merupakan salah satu komoditas

Lebih terperinci

III. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM PERBANYAKAN VEGETATIF. Oleh : Danu dan Agus Astho Pramono

III. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM PERBANYAKAN VEGETATIF. Oleh : Danu dan Agus Astho Pramono III. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM PERBANYAKAN VEGETATIF Oleh : Danu dan Agus Astho Pramono A. Stek Stek merupakan teknik pembiakan vegatatif dengan cara perlakuan pemotongan pada bagian vegatatif

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kakao Kakao merupakan tanaman yang menumbuhkan bunga dari batang atau cabang. Karena itu tanaman ini digolongkan kedalam kelompok tanaman Caulifloris. Adapun sistimatika

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Tanaman Teh

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Tanaman Teh 3 TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Tanaman Teh Klasifikasi tanaman teh yang dikutip dari Nazaruddin dan Paimin (1993) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae

Lebih terperinci

BUDIDAYA DAN TEKNIS PERAWATAN GAHARU

BUDIDAYA DAN TEKNIS PERAWATAN GAHARU BUDIDAYA DAN TEKNIS PERAWATAN GAHARU ketiak daun. Bunga berbentuk lancip, panjangnya sampai 5 mm, berwarna hijau kekuningan atau putih, berbau harum. Buah berbentuk bulat telur atau agak lonjong, panjangnya

Lebih terperinci

PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KOPI (Coffea sp) Oleh : DEBY MANDI Nim

PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KOPI (Coffea sp) Oleh : DEBY MANDI Nim PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KOPI (Coffea sp) Oleh : DEBY MANDI Nim. 080 500 146 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANAIAN NEGERI

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Tanaman Pakcoy Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang termasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan telah dibudidayakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai aneka ragam tanaman hias, baik tanaman hias daun maupun

I. PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai aneka ragam tanaman hias, baik tanaman hias daun maupun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Indonesia mempunyai aneka ragam tanaman hias, baik tanaman hias daun maupun tanaman hias bunga. Tanaman hias yaitu suatu tanaman yang bagian akar, batang,

Lebih terperinci

KONSENTRASI PERENDAMAN HORMON TANAMAN UNGGUL MULTIGUNA EXCLUSIVE PADA PERKECAMBAHAN BENIH KOPI ROBUSTA (Coffea canephora) AINUL YAKIN NIM.

KONSENTRASI PERENDAMAN HORMON TANAMAN UNGGUL MULTIGUNA EXCLUSIVE PADA PERKECAMBAHAN BENIH KOPI ROBUSTA (Coffea canephora) AINUL YAKIN NIM. KONSENTRASI PERENDAMAN HORMON TANAMAN UNGGUL MULTIGUNA EXCLUSIVE PADA PERKECAMBAHAN BENIH KOPI ROBUSTA (Coffea canephora) Oleh : AINUL YAKIN NIM. 090 500 056 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN

Lebih terperinci

Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur

Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP. Menyempitnya lahan-lahan pertanian ternyata bukan suatu halangan untuk mengusahakan budidaya tanaman sayuran. Sistem vertikultur

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung 25 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung dengan dua kali percobaan yaitu Percobaan I dan Percobaan II. Percobaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Jagung Menurut Purwono dan Hartono (2005), jagung termasuk dalam keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asal dan Penyebaran Tanaman Murbei Usaha persuteraan alam merupakan suatu kegiatan agroindustri yang memiliki rangkaian kegiatan yang panjang. Kegiatan tersebut meliputi penanaman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Caisim (Brassica juncea L.) Caisim merupakan jenis sayuran yang digemari setelah bayam dan kangkung (Haryanto dkk, 2003). Tanaman caisim termasuk dalam famili Cruciferae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Cair Industri Tempe Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih di kenal sebagai sampah, yang kehadiranya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Tanaman tebu dalam dunia tumbuh-tumbuhan memiliki sistematika sebagai berikut : Kelas : Angiospermae Subkelas : Monocotyledoneae Ordo : Glumaceae Famili : Graminae

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C.

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C. III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiayah Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan salama dua bulan April

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L.) TUGAS AKHIR

PENGARUH PEMBERIAN URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L.) TUGAS AKHIR PENGARUH PEMBERIAN URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L.) TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Pertanian di Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

PEMBIBITAN KOPI PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA

PEMBIBITAN KOPI PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA PEMBIBITAN KOPI PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA TAHAP2 KEGIATAN PEMBIBITAN Pemilihan varietas/klon kopi Perencanaan pembibitan Pemilihan lokasi Persiapan lahan pesemaian dan pembibitan Pelaksanaan

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Famili ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar

Lebih terperinci

TUGAS LINGKUNGAN BISNIS

TUGAS LINGKUNGAN BISNIS TUGAS LINGKUNGAN BISNIS Budiaya Cabai Rawit Disususn Oleh: Nama : Fitri Umayasari NIM : 11.12.6231 Prodi dan Jurusan : S1 SISTEM INFORMASI 11-S1SI-12 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Radish Radish (Raphanus sativus L.) merupakan tanaman semusim atau setahun (annual) yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di Indonesia,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman srikaya memiliki bentuk pohon yang tegak dan hidup tahunan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman srikaya memiliki bentuk pohon yang tegak dan hidup tahunan. 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Srikaya (Annona squamosa L.). 2.1.1 Klasifikasi tanaman. Tanaman srikaya memiliki bentuk pohon yang tegak dan hidup tahunan. Klasifikasi tanaman buah srikaya (Radi,1997):

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Dalam taksonomi tumbuhan, tebu tergolong dalam Kerajaan Plantae, Divisi Magnoliophyta, Kelas Monocotyledoneae, Ordo Glumaceae, Famili Graminae, Genus

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Jagung Manis Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan sebagai berikut, Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Sub-divisi: Angiospermae,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau Kacang-kacangan (leguminosa), sudah dikenal dan dimanfaatkan secara luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan

TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan 14 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gladiol Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan pada bentuk daunnya yang sempit dan panjang seperti pedang. Genus gladiolus terdiri

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Unit Pelayanan Teknis (UPT), Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pelaksanaannya dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

PERSEMAIAN CABAI. Disampaikan Pada Diklat Teknis Budidaya Tanaman Cabai. Djoko Sumianto, SP, M.Agr

PERSEMAIAN CABAI. Disampaikan Pada Diklat Teknis Budidaya Tanaman Cabai. Djoko Sumianto, SP, M.Agr PERSEMAIAN CABAI Disampaikan Pada Diklat Teknis Budidaya Tanaman Cabai Djoko Sumianto, SP, M.Agr BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN (BBPP) KETINDAN 2017 Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)/ Kompetensi Dasar :

Lebih terperinci

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Syarat Tumbuh Tanaman Jahe 1. Iklim Curah hujan relatif tinggi, 2.500-4.000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 2,5-7 bulan. (Penanaman di tempat yang terbuka shg

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Gedung Meneng, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung mulai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea, L.) merupakan tanaman yang berasal dari benua Amerika, khususnya dari daerah Brazilia (Amerika Selatan). Awalnya kacang tanah

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian ± 32 meter di

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian ± 32 meter di 14 BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Benih, Fakultas Pertanian,, Medan dengan ketinggian ± 32 meter di atas permukaan laut, pada

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN DENGAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) INDOLEBUTYRIC ACID (IBA) TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN JERUK

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN DENGAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) INDOLEBUTYRIC ACID (IBA) TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN JERUK WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN : 2089-8592 PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN DENGAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) INDOLEBUTYRIC ACID (IBA) TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN JERUK Arta

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Pada saat jagung berkecambah, akar tumbuh dari calon akar yang berada dekat ujung biji yang menempel pada janggel, kemudian memanjang dengan diikuti oleh akar-akar samping.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate,

Lebih terperinci