Lampiran 1. Kuisoner Penelitian Analisis Daya Saing Ekonomi Kab/Kota di Propinsi Sumatera Utara
|
|
- Hadi Budiono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Lampiran 1 Wilayah : Kuisoner Penelitian Analisis Daya Saing Ekonomi Kab/Kota di Propinsi Sumatera Utara A. Identitas Responden 1. Nama Responden : 2. Badan Usaha : 1. PT 2. CV 3. UD4. Lainnya Bidang Usaha : 1. Pertanian Pangan 5. Perdagangan 2. Industri 6. Hotel danrestoran 3. Perikanan 7. Jasa-Jasa 4. Perkebunan 8. Lainnya, Alamat Usaha/Kantor/Rumah : Kecamatan : 5. Jenis kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan 6. Berapa usia B/I/S saat ini : tahun 7. Pendidikan terakhir yang ditamatkan : 1. Tamat SMP atau sederajat 3. Sarjana Muda/D3 atau lebih tinggi 2. Tamat SMA atau sederajat 4.Lainnya,... B. Indikator Pembobotan Faktor Daya Saing Ekonomi Bapak/Ibu/Saudara diminta untuk membandingkan tingkat kepentingan dari masingmasing kriteria untuk indikator pembobotan faktor daya saing ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara dengan cara memberi tanda silang (X) pada kolom yang telah disediakan di bawah ini dengan menggunakan Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan : Nilai 1 = sama pentingnya Nilai 3 = sedikit lebih penting Nilai 5 = lebih penting Nilai 7 = sangat lebih penting Nilai 9 = mutlak lebih penting 2,4,6,8 = nilai tengah Kriteria Kriteria Sosial Politik Ekonomi Daerah Tenaga Kerja Infrastruktur 74
2 Sosial Politik Sosial Politik Sosial Politik Ekonomi Daerah Ekonomi Daerah Tenaga Kerja Ekonomi Daerah Tenaga Kerja Infrastruktur Tenaga Kerja Infrastruktur Infrastruktur Dengan menggunakanskala Penilaian Perbandingan Berpasangan di atas, variabel manakah yang menurut Bapak/Ibu/Saudara lebih penting dalam menentukan daya saing ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara. 1. Faktor Untuk faktor kelembagaan, terdapat 4 variabel yang mempengaruhi faktor kelembagaan, yakni : a) Variabel kepastian hukum b) Variabel pembiayaan pembangunan c) Variabel aparatur d) Variabel peraturan daerah Kriteria Kriteria Kepastian hukum Kepastian hukum Kepastian hukum Pembiayaan Pembiayaan Aparatur Perda Aparatur Pembiayaan Perda Aparatur Perda 2. Faktor Sosial Politik Untuk faktor sosial politik, terdapat 3 variabel yang mempengaruhi faktor sosial politik, yakni : a) Variabel stabilitas politik 75
3 b) Variabel keamanan c) Variabel budaya Kriteria Kriteria Stabilitas Keamanan politik Stabilitas Budaya politik Keamanan Budaya 3. Faktor Perekonomian Daerah Untuk faktor perekonomian daerah, terdapat 2 variabel yang mempengaruhi faktor perekonomian daerah, yakni : a) Variabel potensi ekonomi b) Variabel struktur ekonomi Kriteria Kriteria Potensi ekonomi Struktur ekonomi 4. Faktor Tenaga Kerja dan Produktivitas Untuk faktor tenaga kerja dan produktivitas, terdapat 3 variabel yang mempengaruhi faktor tenaga kerja dan produktivitas, yakni : a) Variabel biaya tenaga kerja b) Variabel ketersediaan tenaga kerja c) Variabel produktivitas tenaga kerja Kriteria Kriteria Biaya TK Ketersediaan TK Biaya TK Produktivitas TK Ketersediaan TK Produktivitas TK 5. Faktor Infrastruktur Fisik Untuk faktor infrastruktur fisik, terdapat 2 variabel yang mempengaruhi faktor infrastruktur fisik, yakni : a) Variabel ketersediaan infrastruktur fisik b) Variabel kualitas infrastruktur fisik 76
4 Kriteria Kriteria ketersediaan infrastruktur Kualitas infrastruktur C. Persepsi Masyarakat No Keterangan : 1 = Sangat Tidak Setuju ; 2 = Tidak Setuju ; 3 = Kurang Setuju ; 4 = Setuju ; 5 = Sangat Setuju Item-Item Pertanyaan Skala Likert A. Variabel Kepastian Hukum 1 Menurut B/I/S, konsistensi peraturan yang mengatur kegiatan usaha sudah berjalan baik. 2 3 Menurut B/I/S, penegakan hukum dalam kaitannya dengan dunia usaha sudah baik. Menurut B/I/S, pungli diluar birokrasi terhadap kegiatan usaha semakin berkurang. B. Variabel Keuangan Daerah 4 Menurut B/I/S, jumlah APBD yang ada sekarang ini telah sesuai dengan kebutuhan. 5 Menurut B/I/S, realisasi APBD sesuai dengan rencana program dan anggaran. 6 Menurut B/I/S, tingkat penyimpangan dalam penggunaan APBD relatif rendah. C. Variabel Aparatur dan Pelayanan 7 Menurut B/I/S, birokrasi pelayanan terhadap dunia usaha semakin baik. 8 Menurut B/I/S, penyalagunaan wewenang oleh aparatur semakin berkurang. 9 Menurut B/I/S, struktur pungutan oleh pemerintah daerah terhadap dunia usaha sudah sesuai. D. Variabel Peraturan Daerah 10 Menurut B/I/S, peraturan produk hukum daerah berupa pajak dan retribusi sudah mendukung kegiatan dunia usaha. 11 Menurut B/I/S, implementasi Perda sudah sesuai dengan yang 1 ditetapkan Sosial Politik A. Variabel Stabilitas Politik 12 Menurut B/I/S, potensi konflik di masyarakat semakin menurun dan 77
5 dapat dideteksi. 13 Menurut B/I/S, intensitas unjuk rasa yang ada diwilayah ini semakin menurun. 14 Menurut B/I/S, hubungan antara eksekutif dan legislatif semakin baik. B. Variabel Keamanan 15 Menurut B/I/S, gangguan keamanan terhadap aktivitas dunia usaha semakin menurun. 16 Menurut B/I/S, gangguan keamanan terhadap masyarakat dilingkungan sekitar tempat kegiatan usaha semakin menurun. 17 Menurut B/I/S, kecepatan aparat dalam menanggulangi gangguan keamanan semakin baik. C. Variabel Budaya Masyarakat 18 Menurut B/I/S, Partisipasi masyarakat dan dunia usaha dalam 1 perumusan kebijakan pemerintah daerah semakin meningkat Menurut B/I/S, keterbukaan masyarakat terhadap dunia usaha semakin baik. 20 Menurut B/I/S, perilaku masyarakat terhadap diskriminasi semakin menurun. 21 Menurut B/I/S, adat istiadat masyarakat daerah semakin mendukung kegiatan dunia usaha. 22 Menurut B/I/S, etos kerja masyarakat daerah semakin meningkat Perekonomian Daerah A. Variabel Potensi Ekonomi 23 Menurut B/I/S, tingkat daya beli masyarakat cenderung semakin meningkat. 24 Menurut B/I/S, perkembangan kondisi ekonomi semakin membaik. 25 Menurut B/I/S, kondisi harga-harga barang dan jasa relatif stabil dan terjangkau. 26 Menurut B/I/S, tingkat kesejahteraan masyarakat cenderung semakin membaik. B. Variabel Struktur Ekonomi 27 Menurut B/I/S, nilai tambah atau kontribusi sektor primer semakin meningkat. 28 Menurut B/I/S, nilai tambah atau kontribusi sektor sekunder semakin meningkat. 29 Menurut B/I/S, nilai tambah atau kontribusi sektor tersier semakin meningkat. Tenaga Kerja dan Produktivitas A. Variabel Biaya Tenaga Kerja 30 Menurut B/I/S, besarnya upah tenaga kerja sesuai dengan ketentuan UMK. 31 Menurut B/I/S, besarnya upah tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan hidup masyarakat. B. Variabel Ketersediaan Tenaga Kerja 32 Menurut B/I/S, jumlah angkatan kerja sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja. 33 Menurut B/I/S, tingkat pendidikan angkatan kerja sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja. 78
6 C. Variabel Produktivitas Tenaga Kerja 34 Menurut B/I/S, tingkat produktivitas tenaga kerja yang ada relatif tinggi. 35 Menurut B/I/S, tingkat produktivitas tenaga kerja sesuai dengan besarnya upah yang ada. Infrastruktur Fisik A. Variabel Ketersediaan Infrastruktur Fisik 36 Menurut B/I/S, ketersediaan jalan sudah memadai. 37 Menurut B/I/S, ketersediaan pelabuhan laut sudah memadai. 38 Menurut B/I/S, ketersediaan pelabuhan udara sudah memadai. 39 Menurut B/I/S, ketersediaan saluran telepon sudah memadai. B. Variabel Kualitas Infrastruktur Fisik 40 Menurut B/I/S, kualitas jalan sudah baik. 41 Menurut B/I/S, akses dan kualitas pelabuhan laut sudah baik. 42 Menurut B/I/S, akses dan kualitas pelabuhan udara sudah baik. 43 Menurut B/I/S, kualitas saluran dan sambungan telepon sudah baik. 79
7 Lampiran 2 NO Nama Responden Badan Usaha Bidang Usaha Alamat Usaha JK USIA PENDIDIKAN 1 Rivorman Saleh Manalu Anggota DPRD Jln.Teratai no.16 Laki-laki 38 SMA 2 Pantas Lumbantobing Anggota DPRD MT.Haryono no.2 Simare-mare Laki-laki 38 S1 3 Ihsan Wahyudi S,Ss Anggota DPRD JLn.Cendrawasih no.76 Laki-laki 30 S1 4 Jhonny Ekson Jln.Sutoyo Siswomiharjo no.1 Manalu Staf Pengajar Sibolga Laki-laki 39 S1 5 Syahrid Staf Pengajar Huta tonga-tonga Laki-laki 45 S1 6 Osmar Simatupang Staf Pengajar Aek Tolang Laki-laki 38 S1 7 Masayarakat Basaria Siregar Umum Kota Baringin Perempuan 33 S1 8 Michael Masayarakat Jln.Sutoyo Siswomiharjo no.16 Simorangkir,S.Si Umum Sibolga Laki-laki 34 S1 9 Poltak Panggabean Tokoh Masyarakat Sibolga Ilir (Pintu angin) Laki-laki 64 SMA 10 Aris Sinambela Masyarakat Umum Sibolga Ilir,Sibolga Utara Laki-laki 35 SMA 11 Elen Silaban Birokrasi Jln.Siswomiharjo Perempuan 31 S1 12 Yossi saragih Birokrasi Jln.Siswomiharjo Perempuan 33 S1 13 Rahmawati Siregar Birokrasi Aek Manis, Sibolga Selatan Perempuan 39 S1 14 Lamtiar Birokrasi Pasar Belakang Perempuan 55 SMA 15 Guritno Angga Rahadiana Perbankan Jln.Baringin Katamso no.3 Laki-laki 26 S1 16 Silviany Perbankan Jln.KH Zainul Arifin no.15 Perempuan 32 S1 17 Safrizal Perbankan Jln.KH Zainul Arifin no.15 Laki-laki 24 S1 18 Hokbin Larensios,SE Non Perbankan Jln.DI Panjaitan no.74 Laki-laki 31 S1 19 Riza Non Perbankan Kota Baringin, Sibolga Kota Laki-laki 32 SMA 80
8 20 Amanda Sarie Non Perbankan Jln.DI Panjaitan no.74 Perempuan 25 S1 21 Liza Afriani Pengiriman Tambunan PT barang Jln.Thamrin no.42 Perempuan 48 SMA 22 Veronika CV Perdagangan Pancuran Gerobak Perempuan 42 S1 23 Wasti Pasaribu Perhotelan Perhotelan Jln.Brigjen Katamso Perempuan 32 SMA 24 Jasa Angkutan Terminal Bus Sibolga, Sibolga E Pasaribu CV Umum Kota Laki-laki 32 SMA Jasa 25 Pengangkutan D Situmorang PT Barang Kota Baringin, Sibolga Utara Laki-laki 40 SMP 26 Jasa Angkutan Terminal Bus Sibolga, Sibolga Ramli Siregar CV Umum Kota Laki-laki 45 SMP 27 Widarni Pasaribu UD Pertokoan Jln.Thamrin no.83 Perempuan 49 SMA 28 Yusuf Perhotelan Perhotelan Jln.Brigjen Katamso Laki-laki 32 D3 29 Marni Sitindaon UD Pertokoan Jln.DI Panjaitan, Huta Tonga-tonga Perempuan 55 SMA 30 Toni Ahmad UD Pertokoan Jln. MT Haryono,Sibolga Kota Laki-laki 40 SMA 81
Kuisoner Penelitian Analisis Daya Saing Ekonomi Kab/Kota di Propinsi Sumatera Utara
Lampiran 1 Instrumen Penelitian Wilayah : Kuisoner Penelitian Analisis Daya Saing Kab/Kota di Propinsi Sumatera Utara A. Identitas Responden 1. Nama Responden : 2. Badan Usaha : 1. PT 2. CV 3. UD 4. Lainnya...
Lebih terperinciLampiran 1 Kuesioner. 4. Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan. 5. Status Perkawinan : 1. Kawin 2. Belum Kawin 3. Janda/Duda
Lampiran 1 Kuesioner A. Identitas Responden 1. Nama Responden: 2. Umur Responden: 3. Alamat Usaha : 4. Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan 5. Status Perkawinan : 1. Kawin 2. Belum Kawin 3. Janda/Duda
Lebih terperinciDAFTAR KUESIONER PENELITIAN
Lampiran I Keterangan/Petunjuk Pengisian DAFTAR KUESIONER PENELITIAN 1. Daftar pertanyaan (angket) ini disusun untuk digunakan sebagai alat mengumpulkan data, fakta dan informasi sebagai bahan penulisan
Lebih terperinciBoks 2. PERINGKAT DAYA SAING INVESTASI DAERAH PROVINSI JAMBI
Boks 2. PERINGKAT DAYA SAING INVESTASI DAERAH PROVINSI JAMBI Beberapa masalah ekonomi makro yang perlu diantisipasi pada tahap awal pembangunan daerah adalah menurunnya daya beli masyarakat, yang diikuti
Lebih terperinciB. Persepsi Lurah dan Masyarakat Terhadap Manfaaat Alokasi Dana Kelurahan
Lampiran 1. KUISONER PENELITIAN PENGARUH ALOKASI DANA KELURAHAN TERHADAP PERKEMBANGAN KELURAHAN DI KECAMATAN LUBUK PAKAM (STUDI KASUS TENTANG PERSEPSI MASYARAKAT KELURAHAN PALUH KEMIRI) A. Identitas Responden
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam Undang-Undang Dasar 1945 antara lain menegaskan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelaksanaan otonomi daerah memberikan kewenangan kepada daerah untuk mengatur dan mengelola daerah masing-masing sesuai dengan Undangundang Nomor 32 Tahun 2004
Lebih terperinciRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Luas Wilayah Kota Palu Menurut Kecamatan Tahun 2015.. II-2 Tabel 2.2 Banyaknya Kelurahan Menurut Kecamatan, Ibu Kota Kecamatan Dan Jarak Ibu Kota Kecamatan Dengan Ibu Kota Palu Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi di Kalimantan Timur periode , secara umum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi ekonomi di Kalimantan Timur periode 2010-2015, secara umum pertumbuhan ekonomi mengalami fluktuasi, dimana pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010-2015, laju pertumbuhan
Lebih terperinciANALISIS DAYA SAING EKONOMI KOTA TANJUNGBALAI. Evita Khairani Nasution Paidi Hidayat, S.E., M.Si, ABSTRAK
ANALISIS DAYA SAING EKONOMI KOTA TANJUNGBALAI Evita Khairani Nasution Paidi Hidayat, S.E., M.Si, ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi dan menjadi penentu
Lebih terperinciWALIKOTA PROBOLINGGO
WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI INSPEKTORAT KOTA PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO, Menimbang
Lebih terperinciDAFTAR PERTANYAAN (ANGKET) I.Keterangan. 1. Daftar pertanyaan (angket) ini disusun untuk digunakan sebagai alat
I. Daftar Pertanyaan Kuesioner DAFTAR PERTANYAAN (ANGKET) I.Keterangan 1. Daftar pertanyaan (angket) ini disusun untuk digunakan sebagai alat mengumpulkan data, fakta dan informasi sebagai bahan penulisan
Lebih terperinciGOOD GOVERNANCE GUNA MENCEGAH TSUNAMI SOSIAL. Oleh: Sofian Effendi Universitas Gadjah Mada
GOOD GOVERNANCE GUNA MENCEGAH TSUNAMI SOSIAL Refleksi 2006 dan Perspektif 2007 Oleh: Sofian Effendi Universitas Gadjah Mada Stabilitas Ekonomi Mampukan Pemerintah KIB ciptakan stabilitas ekonomi dan stabilitas
Lebih terperinciBPKP PERWAKILAN SUMATERA UTARA
BPKP PERWAKILAN SUMATERA UTARA RANCANGAN PERATURAN KEPALA DAERAH tentang TATA CARA ALOKASI DAN PENYALURAN DANA DESA, ALOKASI DANA DESA (ADD), DAN BAGIAN DARI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH KEPADA
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS
BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS 4.1 Permasalahan Pembangunan Capaian kinerja yang diperoleh, masih menyisakan permasalahan dan tantangan. Munculnya berbagai permasalahan daerah serta diikuti masih banyaknya
Lebih terperinciRencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI
Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... 3 1.3 Hubungan Antar Dokumen Perencanaan... 5 1.4 Sistematika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Budiardjo dalam Dewi (2014: 1) menyatakan bahwa :
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Budiardjo dalam Dewi (2014: 1) menyatakan bahwa : Indonesia merupakan Negara yang menganut sistem demokrasi memiliki pemikiran mendasar mengenai konsep
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N
PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon 41928 K I S A R A N 2 1 2 1 6 NOMOR 9 TAHUN 2013 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN NOMOR
Lebih terperinciBoks 1 PELUANG DAN HAMBATAN INVESTASI DI PROPINSI RIAU. I. Latar Belakang
Boks 1 PELUANG DAN HAMBATAN INVESTASI DI PROPINSI RIAU I. Latar Belakang Penerapan otonomi daerah pada tahun 2001 telah membawa perubahan yang cukup berarti bagi kondisi ekonomi di Propinsi Riau. Penelitian
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Menurut Halim (2004 : 67) : Pendapatan Asli Daerah merupakan semua
BAB II LANDASAN TEORI A. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Menurut Halim (2004 : 67) : Pendapatan Asli Daerah merupakan semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah. Pendapatan Asli
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH KOTA, SEKRETARIAT DPRD DAN STAF AHLI KOTA MOJOKERTO
PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH KOTA, SEKRETARIAT DPRD DAN STAF AHLI KOTA MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO, Menimbang
Lebih terperinciPendidikan Formal Responden Tamat SMP 7 Tamat SMA Tamat Perguruan Tinggi Total
Lampiran 1: Hasil Tabulasi Kuesioner Pendidikan Formal Responden Frequency Tidak Tamat SD & Tamat SD 2 1.6 1.6 1.6 Tamat SMP 7 Tamat SMA 44 36.1 36.1 37.7 Tamat Perguruan Tinggi 76 62.3 62.3 100.0 Lama
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bidang ekonomi dan keuangan. Dalam rangka meningkatkan daya guna ( efektivitas )
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah daerah berusaha mengembangkan dan meningkatkan perannya dalam bidang ekonomi dan keuangan. Dalam rangka meningkatkan daya guna ( efektivitas ) penyelenggaraan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM KOTA SIBOLGA
IV. GAMBARAN UMUM KOTA SIBOLGA 4.1 Sejarah Kota Sibolga Kota Sibolga dahulunya merupakan bandar kecil di teluk Tapian Nauli dan terletak di pulau Poncan Ketek. Pulau kecil ini letaknya tidak jauh dari
Lebih terperinciPENDAHULUAN. daerah yang saat ini telah berlangsung di Indonesia. Dulunya, sistem
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pemerintahan daerah sangat erat kaitannya dengan otonomi daerah yang saat ini telah berlangsung di Indonesia. Dulunya, sistem pemerintahan di Indonesia bersifat
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPANULI SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPANULI SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPANULI SELATAN NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS-DINAS DAERAH
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA DUMAI
KOTA DUMAI PEMERINTAH KOTA DUMAI PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KOTA DUMAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DUMAI
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR FEBRUARI 2015 *)
BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No.32/05/64/Th.XVIII, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR FEBRUARI 2015 *) Jumlah angkatan kerja di Kalimantan Timur pada 2015 mencapai 1,65 juta orang yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menyikapi berbagai permasalahan di daerah akhir-akhir ini,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuntutan reformasi di segala bidang yang didukung oleh sebagian masyarakat Indonesia dalam menyikapi berbagai permasalahan di daerah akhir-akhir ini, membawa dampak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. disebut sebagai desentralisasi. Haris dkk (2004: 40) menjelaskan, bahwa
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Otonomi daerah adalah salah satu bentuk nyata dari praktek demokrasi. Pelaksanaan otonomi daerah ditandai dengan penyerahan kewenangan yang disebut sebagai
Lebih terperinciWALIKOTA TIDORE KEPULAUAN
WALIKOTA TIDORE KEPULAUAN PERATURAN DAERAH KOTA TIDORE KEPULAUAN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG ALOKASI DANA DESA DAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TIDORE KEPULAUAN,
Lebih terperinciPerencanaan dan Penganggaran: Analisis Kasus di Daerah
Perencanaan dan Penganggaran: Analisis Kasus di Daerah Dr. Wahyudi Kumorotomo Magister Administrasi Publik Universitas Gadjah Mada Website: www.kumoro.staff.ugm.ac.id E-mail: kumoro@ugm.ac.id MASALAH POKOK
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA PADANG
427 PADANG KOTA TERCINTA PEMERINTAH KOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA PADANG DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPEREMPUAN &PEMBANGUNAN DIAN KARTIKASARI KOALISI PEREMPUAN INDONESIA
PEREMPUAN &PEMBANGUNAN DIAN KARTIKASARI KOALISI PEREMPUAN INDONESIA SITUASI PEREMPUAN, KINI Data BPS per 2013, Rata-rata Lama Sekolah Anak Laki-laki 8 Th dan Perempuan 7 Th (tidak tamat SMP) Prosentase
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara merata bagi seluruh rakyat Indonesia yang sesuai dengan sila
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara yang masih berkembang, yang terus melakukan pembangunan nasional di segala aspek kehidupan yang tujuannya untuk meningkatkan taraf
Lebih terperinciVI. RANCANGAN PROGRAM UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT
VI. RANCANGAN PROGRAM UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT 106 Setelah diperoleh strategi terpilih untuk meningkatkan penerimaan PAD Kabupaten Lampung Barat yang kemudian
Lebih terperinciAnalisis Permintaan Pelayanan Taksi Argometer di Bandar Udara Juanda Surabaya HASIL SURVEI. Gambar 4.1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
HASIL SURVEI 4.1. KEADAAN UMUM RESPONDEN Hasil survei menunjukkan jenis kelamin responden sebagian besar adalah laki-laki yaitu 788 responden (78.8%). Sisanya sebanyak 212 responden (21.2%) adalah responden
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No.37/05/64/Th.XIX, 4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR FEBRUARI 2016 Jumlah angkatan kerja di Kalimantan Timur pada Februari 2016 mencapai 1.650.377 orang,
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Wassalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Mataram, Maret 2015 GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT. Dr.TGH. M.
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirobbil alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT atas taufik dan hidayah Nya, sehingga Laporan Kinerja Instansi
Lebih terperinciRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN
BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN ACEH SELATAN NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN 2013-2018 1.1. Latar Belakang Lahirnya Undang-undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan dan kemasyarakatan harus sesuai dengan aspirasi dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah sebagaimana diamanatkan dalam undang-undang nomor 22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah. Pemerintah daerah dalam menyelenggarakan
Lebih terperinciAtas perhatian dan partisipasinya, disampaikan terima kasih.
- - KUESIONER PENYUSUNAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) PENYELENGARA PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PTSP) DI BIDANG PENANAMAN MODAL Bapak/Ibu/Saudara Yang Terhormat Pemerintah dan dunia usaha sangat membutuhkan
Lebih terperinciArah Kebijakan Pengelolaan Pendapatan Daerah
XXII Arah Kebijakan Pengelolaan Pendapatan Daerah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan bentuk pengelolaan keuangan daerah dalam pengalokasian sumber daya di daerah secara optimal, sekaligus
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No.43/05/64/Th.XX, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR FEBRUARI 2017 Jumlah angkatan kerja di Kalimantan Timur pada Februari 2017 mencapai 1.678.913 orang,
Lebih terperinciArah Kebijakan Pengelolaan Belanja Daerah
XXIII Arah Kebijakan Pengelolaan Belanja Daerah Belanja daerah, atau yang dikenal dengan pengeluaran pemerintah daerah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), merupakan salah satu faktor pendorong
Lebih terperinciBAB I GEOGRAFIS DAN IKLIM
BAB I GEOGRAFIS DAN IKLIM LUAS WILAYAH PROVINSI JAMBI TAHUN 2015... 1 STATISTIK GEOGRAFIS PROVINSI JAMBI... 2 NAMA IBUKOTA KAB/KOTA DAN JARAK KE IBUKOTA PROVINSI MENURUT KAB/KOTA TAHUN 2015... 3 JUMLAH
Lebih terperinciBAB II PERENCANAAN KINERJA
6 BAB II PERENCANAAN KINERJA Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Lebih terperinci2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun
BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah
Lebih terperinciLEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Judul penelitian Peneliti : Analisis Peran Kepala Ruangan dalam Pelaksanaan Fungsi Manajemen Keperawatan; Persepsi Perawat Pelaksana di Rumah Sakit Umum
Lebih terperinciDAFTAR TABEL. Kabupaten Rembang Tahun II-1. Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun II-12. Kelamin Kabupaten Rembang Tahun
DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Wilayah Administratif Menurut Kecamatan/Desa di Kabupaten Rembang Tahun 2015... II-1 Tabel 2.2. Jumlah dan Rasio Jenis Kelamin Penduduk menurut Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional sebagaimana. mandiri menghidupi dan menyediakan dana guna membiayai kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945 diperlukan ketersediaan dana yang besar. Pemerintah sebagai pengatur
Lebih terperinciDRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016
DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2016-2021 Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016 DASAR PENYUSUNAN Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA PRIORITAS PLAFON ANGGARAN SEMENTARA PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015
PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA PRIORITAS PLAFON ANGGARAN SEMENTARA PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA TAHUN 2015 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciBAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... Halaman PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2016-2021... 1 BAB I PENDAHULUAN...
Lebih terperinci3.1. Kerangka Pemikiran
52 III. METODOLOGI 3.1. Kerangka Pemikiran Pembangunan Kabupaten Lampung Barat sebagai bagian integral dari pembangunan nasional dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi daerah dan pengaturan sumberdaya
Lebih terperinciREPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN
RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SKTh 2012 SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN 1. Provinsi : 2. Kabupaten / Kota 2) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan 2) : 5. No.
Lebih terperinciLampiran 1. Ponorogo, Maret : Permohonan Pengisian Kuesioner. Kepada Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i. di Tempat
Lampiran 1 Ponorogo, Maret 2016 Hal : Permohonan Pengisian Kuesioner Kepada Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i di Tempat Dengan hormat, Dalam rangka penulisan skripsi, Saya sebagai mahasiswa Program Studi Akuntansi
Lebih terperinciSURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH DESA / NAGARI 2017
K 3 Keuangan Pemerintah Desa REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH DESA / NAGARI 2017 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Realisasi Pendapatan Dan Belanja Desa / Nagari Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keleluasaan kepada daerah dalam mewujudkan daerah otonom yang luas dan. setempat sesuai kondisi dan potensi wilayahnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Munculnya otonomi daerah menyebabkan terjadinya pergeseran paradigma dari sistem pemerintahan yang bercorak sentralisasi mengarah kepada sistem pemerintahan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA SEMARANG
BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 21 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI SEKRETARIAT DAERAH KOTA SEMARANG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2015 dapat
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 18 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 18 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan pembangunan desa menuju
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk memproduksi output di masa yang akan datang. Secara umum investasi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Investasi Investasi berarti setiap kegiatan yang meningkatkan kemampuan ekonomi untuk memproduksi output di masa yang akan datang. Secara umum investasi dapat diartikan
Lebih terperinciRencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jambi
BAB III ANALISIS ISU ISU STRATEGIS 3.1 Permasalahan Pembangunan 3.1.1 Permasalahan Kebutuhan Dasar Pemenuhan kebutuhan dasar khususnya pendidikan dan kesehatan masih diharapkan pada permasalahan. Adapun
Lebih terperinciV. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis penelitian, kesimpulan yang didapat adalah :
87 V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis penelitian, kesimpulan yang didapat adalah : 1. Terdapat perbedaan kemampuan keuangan pada Kabupaten/Kota Provinsi Lampung yaitu menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. titik awal pelaksanaan pembangunan, sehingga daerah diharapkan bisa lebih mengetahui
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi daerah khususnya Daerah Kabupaten Bekasi merupakan titik awal pelaksanaan pembangunan, sehingga daerah diharapkan bisa lebih mengetahui
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,
PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERIAN UANG UPAH PUNGUT KEPADA DINAS PENDAPATAN DAN DINAS/INSTANSI YANG BERKAITAN DENGAN USAHA-USAHA PEMASUKAN PENDAPATAN DAERAH DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciTerwujudnya birokrasi sehat, masyarakat kuat dan lingkungan bersahabat demi tercapainya Kabupaten Sampang yang Bermartabat
5.1 Visi Visi adalah suatu gambaran keadaan masa depan yang ingin diwujudkan berdasarkan segala sumber daya yang dimiliki. Visi yang ditetapkan dapat memberikan motivasi kepada seluruh aparatur serta masyarakat
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH
BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH Perencanaan dan implementasi pelaksanaan rencana pembangunan kota tahun 2011-2015 akan dipengaruhi oleh lingkungan strategis yang diperkirakan akan terjadi dalam 5 (lima)
Lebih terperinciANALISIS EFEKTIFITAS PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DALAM RANGKA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO
ANALISIS EFEKTIFITAS PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DALAM RANGKA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG RUMPUN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIS SUBSTANTIF PEMERINTAHAN DAERAH
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG RUMPUN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIS SUBSTANTIF PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. provinsi. Dalam provinsi itu dikembangkan kembali dalam kabupaten kota,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak pulau dan banyak provinsi. Dalam provinsi itu dikembangkan kembali dalam kabupaten kota, kecamatan, kelurahan dan dibagi
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN PENGARUH PROFESIONALISME KERJA PEGAWAI TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PUBLIK. (Studi Kasus Di KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN
KUESIONER PENELITIAN PENGARUH PROFESIONALISME KERJA PEGAWAI TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PUBLIK (Studi Kasus Di KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN PETISAH) Kepada Yth. Bapak/Ibu Dengan hormat, Saya yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada meningkatnya dana yang dibutuhkan untuk membiayai pengeluaranpengeluaran. pemerintah di bidang pembangunan dan kemasyarakatan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya volume pembangunan dari tahun ke tahun dan ditambah dengan naiknya populasi penduduk dan kebutuhan hidup merupakan masalah dan beban pembangunan yang
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak
IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI 4.1 Keadaan Umum Provinsi Jambi secara resmi dibentuk pada tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang No. 61 tahun 1958. Secara geografis Provinsi Jambi terletak antara 0º 45
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilimpahkan ke daerah. Berdasarkan UU No 32 Tahun 2004 Pasal 1 angka 5
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era otonomi daerah ditandai dengan diberlakukannya UU No. 22 Tahun 1999. Sistem pemerintahan yang semula sentralisasi berubah menjadi desentralisasi, artinya wewenang
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN TAHUN 2009 NOMOR 01 PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 01 TAHUN 2009 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN TAHUN 2009 NOMOR 01 PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 01 TAHUN 2009 TENTANG PEMBERIAN BIAYA PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH KEPADA PETUGAS PEMUNGUT PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mayoritas bersumber dari penerimaan pajak. Tidak hanya itu sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan dalam pembangunan nasional sangat didukung oleh pembiayaan yang berasal dari masyarakat, yaitu penerimaan pajak. Segala bentuk fasilitas umum seperti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pusat dengan daerah, dimana pemerintah harus dapat mengatur dan mengurus
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Dalam era reformasi di negeri kita, begitu banyak tuntutan rakyat untuk mensejahterakan daerah mereka. Kemandirian suatu daerah atau otonomi menjadi harapan
Lebih terperinciTANGGAPAN UNTUK PROFIL PEKERJAAN YANG LAYAK INDONESIA
TANGGAPAN UNTUK PROFIL PEKERJAAN YANG LAYAK INDONESIA Ir. Djuharsa M.D, MM KEPALA BADAN LITBANG DAN INFOMASI A G E N D A I. PROFIL PEKERJAAN LAYAK INDONESIA II. PERBANDINGAN RTKN DAN PROFIL DW INDONESIA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daya saing daerah menurut definisi yang dibuat UK-DTI adalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Daya Saing Daerah Daya saing daerah menurut definisi yang dibuat UK-DTI adalah kemampuan suatu daerah dalam menghasilkan pendapatan dan kesempatan kerja yang tinggi dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di berbagai bidang memerlukan tenaga yang berkualitas, yaitu manusia yang dapat. kualitas sumber daya manusia yang tinggi pula..
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehidupan di era globalisasi dan dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat di berbagai bidang memerlukan tenaga yang berkualitas, yaitu manusia yang dapat bersaing
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 7 TAHUN 2007 SERI E.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN SUMBER PENDAPATAN DESA
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 7 TAHUN 2007 SERI E.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN
RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SKTh 2012 SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN Provinsi : 2. Kabupaten / Kota 2) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan 2) : 2) 5. No.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah merupakan suatu bentuk perwujudan pendelegasian. wewenang dan tanggung jawab dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Otonomi daerah merupakan suatu bentuk perwujudan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah dimana Pemerintah
Lebih terperinciBAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH. hasil yang diharapkan dari program dan kegiatan selama periode tertentu.
BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH Prioritas dan sasaran pembangunan merupakan penetapan target atau hasil yang diharapkan dari program dan kegiatan selama periode tertentu. Penetapan prioritas
Lebih terperinciBAB VI TUJUAN DAN SASARAN
BAB VI TUJUAN DAN SASARAN Penetapan tujuan dan sasaran organisasi di dasarkan pada faktor-faktor kunci keberhasilan yang dilakukan setelah penetapan visi dan misi. Tujuan dan sasaran dirumuskan dalam bentuk
Lebih terperinciBUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA TAHUN 2014
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diberlakukannya otonomi daerah. Sebelum menerapkan otonomi daerah,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintahan daerah di Indonesia mengalami perubahan seiring dengan diberlakukannya otonomi daerah. Sebelum menerapkan otonomi daerah, Indonesia menggunakan
Lebih terperinciTugas Bamus dan Panggar DPRD
Tugas Bamus dan Panggar DPRD Kabupaten Pati, Jawa a Tengah Dr. Wahyudi Kumorotomo Magister Administrasi Publik Universitas Gadjah Mada Website: www.kumoro.staff.ugm.ac.id E-mail: kumoro@map.ugm.ac.id Alat
Lebih terperinciBAPPEDA Planning for a better Babel
DISAMPAIKAN PADA RAPAT PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RKPD PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2018 PANGKALPINANG, 19 JANUARI 2017 BAPPEDA RKPD 2008 RKPD 2009 RKPD 2010 RKPD 2011 RKPD 2012 RKPD 2013 RKPD
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BANYUASIN
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BANYUASIN 2012-2032 1. PENJELASAN UMUM Lahirnya Undang-Undang Penataan Ruang nomor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaan pelayanan publik. Di Indonesia, dokumen anggaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anggaran daerah merupakan rencana keuangan yang menjadi dasar dalam pelaksanaan pelayanan publik. Di Indonesia, dokumen anggaran daerah disebut Anggaran Pendapatan dan
Lebih terperinciIKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :
IKHTISAR EKSEKUTIF Sistem AKIP/LAKIP Kabupaten Sukabumi adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban yang baik, transparan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Dari hasil pengujian dan analisis statistik dalam penelitian ini, dapat diambil
BAB V PENUTUP 5.4. KESIMPULAN Dari hasil pengujian dan analisis statistik dalam penelitian ini, dapat diambil kesimpulan antara lain sebagai berikut: 1. Partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap
Lebih terperinciGubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,
Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 54 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA BADAN KOORDINASI PEMERINTAHAN DAN PEMBANGUNAN WILAYAH II PROVINSI JAWA
Lebih terperinciIKHTISAR EKSEKUTIF. Penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good. Governance) merupakan amanat yang harus dilaksanakan, terutama
IKHTISAR EKSEKUTIF Penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good Governance) merupakan amanat yang harus dilaksanakan, terutama oleh aparatur pemerintah sebagai penyelenggara pemerintahan. Laporan Akuntabilitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem negara kesatuan, pemerintah daerah merupakan bagian yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sistem negara kesatuan, pemerintah daerah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pemerintah pusat sehingga dengan demikian pembangunan daerah diupayakan sejalan
Lebih terperinci