BAB IV PEMAPARAN DAN ANALISIS DATA. Kota Palangka Raya adalah ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PEMAPARAN DAN ANALISIS DATA. Kota Palangka Raya adalah ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah."

Transkripsi

1 58 BAB IV PEMAPARAN DAN ANALISIS DATA A. Gambaran Umum Tempat Penelitian 1. Gambaran tentang Kota Palangka Raya Kota Palangka Raya adalah ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah. Secara geografis, Kota Palangka Raya terletak pada : 113 o o 07 Bujur Timur 1 o 30-2 o 24 Lintang Selatan. Wilayah administrasi Kota Palangka Raya terdiri dari 5 (lima) wilayah Kecamatan yaitu Kecamatan Pahandut, Sebangau, Jekan Raya, Bukit Batu, dan Rakumpit yang terdiri dari 30 Kelurahan dengan batas-batas sebagai berikut: 1 Sebelah Utara : Kabupaten Gunung Mas. Sebelah Timur : Kabupaten Gunung Mas. Sebelah Selatan : Kabupaten Pulang Pisau. Sebelah Barat : Kabupaten Katingan. Jumlah penduduk Palangkaraya tahun 2014 ada orang, 51,15% laki-laki dan 48,85 % perempuan berdasarkan luas wilayah dibanding jumlah penduduk yang ada, pahandut adalah kecamatan terpadat di Palangka Raya dimana ada 752 orang per Km 2. Kota Palangka Raya mempunyai luas wilayah 2.678,51 Km 2 ( Ha) dibagi ke dalam 5 (lima) Kecamatan yaitu Kecamatan Pahandut, Sebangau, Jekan Raya, Bukit Batu dan Rakumput dengan luas masing- 1 Khadijah dan M. Tufiqurrahman, Palangka Raya dalam Angka 2015, t.tp: Badan Pusat Statistik Kota Palangka Raya, 2015, hlm

2 59 masing 117,25 Km 2, 583,50 Km 2, 352,62 Km 2, 572 Km 2 dan 1.053,14 Km 2. 2 Tabel 4: Luas Wilayah Kota Palangka Raya, No. Kecamatan Luas % 1. Pahandut 117,25 Km 2 4,4 2. Sebangau 583,50 Km 2 21,8 3. Jekan Raya 352,62 Km 2 13,2 4. Bukit Batu 572,00 Km 2 21,3 5. Rakumpit 1053,14 Km 2 39,3 Palangka Raya 2678,51 Km Tabel 5: Nama Kecamatan dan Kelurahan, Jumlah Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga (RT) Kota Palangka Raya, Kecamatan Kelurahan Rukun Tetangga Rukun Warga Pahandut Pahandut Penarung Ibid.

3 60 Langkai Tumbang Rungan 2 1 Tanjung Pinang 11 4 Pahandut Seberang 10 2 Jumlah Dikecamatan Pahandut Sebangau Kereng Bengkirai 19 3 Sabaru 14 3 Kelampangan 30 5 Kameloh baru 5 1 Bereng Bengkel 6 1 Danau Tundai 2 1 Jumlah Dikecamatan Sebangau Jekan Menteng Raya Palangka Bukit Tunggal Petuk Ketimpun 7 2

4 61 Jumlah di Kecamatan Jekan Raya Bukit Batu Marang 7 2 Tumbang Tahai 7 2 Banturung 5 3 Tangkiling 11 3 Sei Gohong 11 2 Kanarakan 4 1 Habaring Hurung 7 2 Jumlah di Kecamatan Bukit Batu Rakumpit Petuk Bukit 5 2 Pager 3 1 Panjehang 2 1 Gaung Baru 1 1 Petuk Berunai 3 1 Mungku Baru 3 1 Bukit Sua 2 1

5 62 Jumlah di Kecamatan Rakumpit 19 8 Total RT/RW di Kota Palangkaraya Sumber : Kantor Walikkota Palangka Raya, Tabel 6: Luas Kawasan Hutan dan Penggunaan Lainnya di Wilayah Kota Palangka Raya. Pembagian Kawasan Hutan Menurut Status Luas (Ha) A. Kawasan Lindung 1. Daerah Sempadan Sungai (DSS) 2.403,39 2. Hutan Lindung ,34 3. Suaka Alam 1.771,12 4. Taman Nasional Darat ,40 5. Cagar Alam 726,20 B. Kawasan Budidaya 1. Area Penggunaan Lainnya ,62 (APL) 2. Hutan Produksi dapat ,15 Dikonveksi

6 63 3. Hutan Produksi (HP) ,06 Jumlah ,28 Sumber : Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kota Palangka Raya. 2. Gambaran Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya a. Profil Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya Lokasi penelitian yang diambil sebagai tempat penelitian berada di Kecamatan Jekanraya Kota Palangka Raya yang memiliki jumlah penduduk sebanyak yang terdiri dari jiwa laki-laki dan jiwa perempuan. Jumlah kepala keluarga (KK) di Kecamatan Jekan Raya saat ini mencapai sekitar KK. Kecamatan Jekan Raya merupakan salah satu bagian wilayah Kota Palangkaraya dengan memiliki luas lahan sebesar 352,62 km2 (13,16% dari luas Kota Palangka Raya) jekan raya merupakan kecamatan terluas kedua setelah kecamatan sebangau. Secara administrasi Kecamatan Jekan Raya dibatasi oleh : a. Bagian Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Katingan. b. Bagian Utara : Berbatasan dengan Bukit Rawi / Kabupaten Pulang Pisau. c. Bagian Timur : Berbatasan dengan Kelurahan Tumbang Rungan Kecamatan Pahandut.

7 64 d. Bagian Barat : Berbatasan dengan Kelurahan Kereng Bengkirai Kecamatan Sebangau. Tabel 7: Luas Wilayah Kota Palangkaraya menurut Kelurahan. NO Kelurahan Luas Ha 1. Kelurahan Menteng 31,00 Km 2 2. Kelurahan Palangka 24,75 Km 2 3. Kelurahan Bukit Tunggal 237,12 Km 2 4. Kelurahan Katimpun 59,75 Km 2 Sumber : Profil dan Tiologi Kecamatan Jekanraya Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) : a. Kelurahan/Desa Menteng (Kodepos : 73111). b. Kelurahan/Desa Bukit Tunggal (Kodepos : 73112). c. Kelurahan/Desa Palangka (Kodepos : 73112). d. Kelurahan/Desa Petuk Katimpun (Kodepos : 73118). b. Visi dan Misi Kecamatan Jekanraya Palangka Raya 1) Visi Terwujudnya Kecamatan Jekan Raya sebagai Pelopor Pelaksana Tata Kelola Pemerintah Masyarakat Terbaik dan Bertanggung Jawab.

8 65 Terbaik Dalam Pelayanan dan Bimbingan Masyarakat Islam di Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya. 2) MISI Untuk mencapai Visi yang telah ditentukan maka Kecamatan Jekan Raya memiliki beberapa misi sehingga menjadi satu kesatuan tekad yang harus terwujud tahun- pertahun secara bertahap sesuai dengan rencana strategis lima tahunan, untuk hal tersebut beberapa misi Pemerintahan Kecamatan Jekan Raya sebagai berikut : a. Mewujudkan Sumber Daya Aparatur dan sumber Daya Masyarakat yang memiliki kemampuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. b. Mewujudkan Kualitas Pelayanan Publik. c. Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Pelayanan Umum dan Pelayanan Sosial. d. Mewujudkan Kualitas dan Kuantitas Fasilitas Sarana dan Prasarana Perkantoran. e. Mewujudkan Kerukunan dan Ketertiban hidup antar Kelompok dan agama dalam masyarakat. c. Tujuan dan Sasaran 1. Tujuan a) Terwujudnya penyelenggaraan Pemerintahan yang baik bersih dan akuntabilitas. b) Terwujudnya pembangunan masyarakat kelurahan secara

9 66 2. Sasaran partisipatif terpadu dan berwawasan lingkungan. c) Terwujudnya pelayanan umum yang prima dan tersedianya sarana/prasarana pemerintahan yang memadai. d) Terselenggaranya pembinaan ekonomi produktif, kesejahteraan sosial, hukum adat dan perlindungan masyarakat. e) Terwujudnya keamanan dan ketertiban masyarakat a) Melakukan pembinaan sistem manajemen pemerintahan yang baik. b) Peningkatan aparatur pemerintah yang berkualitas, terampil dalam bidang tugasnya melalui pendidikan dan pelatihan. c) Meningkatkan kepuasan terhadap pelayanan yang prima oleh aparat pemerintah. d) Peningkatan fasilitas-fasilitas dan sarana pelayanan umum yang diperlukan masyarakat. e) Melakukan urusan ketertiban dan keamanan masyarakat dalam. f) Melakukan penataan, pemeliharaan sarana dan prasarana lingkungan. d. Tugas Pokok dan Fungsi 1) Tugas Pokok Kantor Kecamatan Jekan Raya mempunyai tugas pokok sebagai pelimpahan wewenang dari Walikota untuk menjalankan roda pemerintahan di wilayah Kecamatan Jekan Raya

10 67 berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku sehingga tidak terjadi tumpang tindih tugas dengan instansi lain yang terkait sehingga pelayanan terhadap masyarakat dapat diselenggarkan dengan baik. 2) Fungsi Dalam menyelenggarakan tugas pokoknya Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya mempunyai fungsi : a) Menyelenggarakan tugas pemerintahan umum, pembinaan pertanahan, pembinaan kesatuan bangsa dan perlindungan masyarakat. b) Membina ketentraman dan ketertiban wilayah, kesejahtraan sosial dan dan pelayanan umum. c) Membina pembangunan masyarakat Kelurahan meliputi pembinaan perekonomian dan produksi, lingkungan hidup serta pemberdayaan perempuan. d) Menyusun program, pembinaan administrasi ketatausahaan dan rumah tangga. e) Menyelenggarakan kewenangan pemerintah yang dilimpahkan oleh Walikota. 3) Kebijakan Dalam rangka upaya mewujudkan Visi dan Misi, dirumuskan kebijakan dalam rangka mengatasi permasalahan yang terjadi sebagai berikut:

11 68 a) Penetapan aturan yang jelas dan penyusunan kebutuhan anggaran biaya maupun personil dalam kegiatan pelayanan. b) Penyederhanaan sistem oprasional presedur dan administrasi. c) Peningkatan sarana dan prasarana atau fasilitas-fasilitas kerja untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan. d) Pengebangan budaya kerja yang professional dan bertanggung jawab. 4) Sasaran Peningkatan Kapasitas dan Pelayanan Administrasi Pemerintah Umum yang prima serta pembinaan Kegiatan Masyarakat diwilayah Kecamatan Jekan Raya. 3. Gambaran Lokasi Penelitian a. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian bertempat di Jln. Mendawai Induk Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya. Lokasi tersebut merupakan lokasi yang termasuk pemukiman padat penduduk, hal ini terlihat dari jarak antar rumah yang satu dengan yang lainnya sangat berdekatan. Penduduk di lokasi tersebut sebagian besar beragama Islam yang terdiri dari berbagai suku yaitu suku banjar, suku jawa dan suku dayak. Lokasi tersebut sebagian besar terdiri dari suku banjar. Mata pencarian penduduk setempat sebagian besar adalah pedagang dan buruh, hanya sebagian

12 69 kecil yang Pegawai Negeri Sipil (PNS). 3 Penelitian ini terfokuskan pada Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya, karena praktek saprah Amal pada belakangan ini hanya dilaksanakan di lokasi tersebut. Jumlah Rukun Tetangga di kawasan Rukun Warga VI Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah tersebut berjumlah 05 RT dan jumlah penduduk RT 04 tersebut ± berjumlah 178 KK. 4 b. Struktur Organisasi Praktek Kegiatan Saprah Amal Ketua Langgar Darul Iman Muhammad Arsyad Ketua Panitia Fahrujani Sekretaris Muliadi K. Bendahara Nursam 3 Berdasarkan Pengamatan Penulis di Lapangan, Pada Lokasi Jln. Mendawai Induk Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah. 4 Berdasarkan data dari Ketua RT 04 RW. VI Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya.

13 70 Struktur 1: struktur organisasi praktek kegiatan saprah Amal yang dibuat oleh penulis berdasarkan data yang didapatkan. B. Tahapan Penggalian Data Reaktualisasi konsep saprah Amal sebagai sumber keuangan publik Islam (studi: saprah Amal di Mendawai Kota Palangkaraya Provinsi Kalimantan Tengah). Sebelum penulis memaparkan hasil penelitian ini, terlebih dahulu memaparkan tahapan penelitian yang dilaksanakan, yakni diawali dengan penyerahan surat permohonan izin riset penelitian dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Palangkaraya, kepada Kantor Badan Penelitian, Pengembangan, Inovasi, dan Teknologi Kota Palangka Raya, setelah diterbitkannya surat izin penelitian dari kantor tersebut, akan di teruskan surat rekomendasi tersebut kepada Camat Jekan Raya Kota Palangkaraya, setelah mendapatkan respon dari kantor camat penulis langsung melakukan penelitian kelapangan untuk melakukan penggalian data. Pada penelitian ini, penulis menggunakan 3 subjek penelitian. Subjek penelitian ini merupakan orang yang mengetahui secara menyeluruh mengenai praktek kegiatan saprah Amal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI Kecamatan Jekan Raya Kota Palangkaraya, karena itu penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, yakni dengan memilih responden yang dapat di jadikan narasumber/informant/responden dalam penelitian ini untuk penggalian data di lapangan.

14 71 C. Pemaparan Data Penelitian 1. Praktek Kegiatan Saprah Amal di Mendawai Kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah Praktek adalah proses atau cara dalam melaksanakan suatu kegiatan agar sesuai dengan yang diharapkan, sedangkan kegiatan adalah suatu aktivitas atau usaha seseorang maupun sekelompok dalam melaksanakan suatu pekerjaan. a. Subjek I Subjek I dalam penelitian ini adalah NR selaku panitia saprah Amal. NR berumur 37 Tahun yang dilahirkan di Kota Banjarmasin, 19 Mei 1979 alamat tinggal NR bertempat tinggal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya, status di masyarakat NR berkedudukan sebagai bendahara Langgar Darul Iman Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya Pada tanggal 07 April 2016 peneliti menemui seorang subjek NR selaku panitia dalam praktek kegiatan saprah Amal. Peneliti melakukan wawancara langsung dan dilaksanakan wawancara lanjutan pada tanggal 11 Mei 2016 agar mendapatkan data yang lebih akurat di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya pada

15 72 pukul WIB. Fokus tentang praktek kegiatan saprah Amal di Kota Palangka Raya, dengan mengajukan beberapa pertanyaan, diawali dengan pertanyaan, Sejak kapan praktek saprah Amal dilaksanakan di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI Kecamatan Jekan Raya?, adapun praktek kegiatan saprah Amal di Kota Palangkaraya yang dinyatakan oleh NR: Praktek saprah Amal dilaksanakan pada tanggal 27 februari 2015 selama satu bulan, dilaksanakan dua kali dalam satu minggu dan jumlah pertemuan selama delapan kali kegiatan, dilaksanakan setelah ba da solat Isya. 5 Ungkapan NR telah menyatakan bahwa praktek kegiatan saprah Amal dilaksanakan sejak tanggal 27 Februari 2015, praktek tersebut dilaksanakan selama dua kali dalam satu minggu dan sebanyak delapan kali praktek dalam satu bulan. Praktek tersebut dilaksanakan setelah sholat Isya. Selanjutnya peneliti menanyakan, Pada saat momen atau acara apa saja kegiatan saprah Amal tersebut dilaksanakan?, NR menyatakan: Saprah Amal dilaksanakan pada saat momen tertentu dalam merenovasi Langgar Darul Iman terutama untuk pembangunan tempat wudhu dan WC, dikarenakan tempat yang dulu telah hancur dan sekarang ingin direnovasi menjadi bangunan beton karena itu kami selaku panitia ingin mengadakan lelang Amal sekaligus saprah Amal. 6 5 Wawancara dengan panitia saprah Amal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 07 April Wawancara dengan panitia saprah Amal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 07 April 2016.

16 73 Sebagaimana yang telah dinyatakan NR, bahwa kegiatan saprah Amal dilaksanakan pada saat momen tertentu. Praktek saprah Amal seringkali dilaksanakan dalam upaya pembangunan sarana sosial, pada kegiatan ini saprah Amal dilaksanakan untuk membangun tempat wudhu dan WC, dikarenakan tempat yang dulu telah rusak dan ingin direnovasi kembali menjadi bangunan yang permanen. Ketika praktek berlangsung selanjutnya peneliti menanyakan, Siapa saja yang terlibat dalam praktek kegiatan saprah Amal?, NR menyatakan: Praktek kegiatan saprah Amal melibatkan masyarakat sekitar dan kami membentuk panitia dibantu yang lainnya dari semua jamaah Langgar Darul Iman. 7 Pernyataan NR di atas diketahui bahwa pembentukan kepanitiaan dibentuk dari masyarakat sekitar serta dibantu oleh seluruh jamaah Langgar Darul Iman, setelah kepanitiaan dan jadwal terbentuk, kegiatan dapat dilaksanakan. berdasarkan pernyataan NR tersebut selanjutnya peneliti menanyakan, Bagaimana praktek kegiatan saprah Amal pada saat berlangsung?, NR menyatakan: Praktek tersebut dilaksanakan dengan lancar dan pembelinyapun tidak hanya masyarakat mendawai dari luar juga ada dikarenakan bersifat umum, tetapi masih dalam bentuk tradisional terdapat penjual dan pembeli. 8 7 Wawancara dengan panitia saprah Amal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 07 April Wawancara dengan panitia saprah Amal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 07 April 2016.

17 74 Paparan dari NR telah menyatakan praktek kegiatan saprah Amal ini dilaksanakan dengan lancar, NR juga menyatakan bahwa pembeli pada kegiatannya tidak hanya bersal dari masyarakat mendawai melainkan masyarakat dari luar mendawai dikarenakan kegiatan saprah Amal ini bersifat umum namun prakteknya dilaksanakan secara tradisional terdapat penjual dan pembeli. Peneliti bertanya kembali mengenai praktek kegiatan saprah Amal, Apa yang membedakan praktek saprah Amal dengan warung biasanya?, NR menyatakan: Perbedaan saprah Amal dengan warung biasanya sedangkan kalau saprah Amal waktu prakteknya ditentukan, terus kalau warung biasa waktu praktekya panjang, sedangkan untuk harga saprah Amal harga relatif ada kenaikan, terus kalau warung biasa itu biasanya harga standar dengan penjual yang lain, terus saprah Amalkan terbentuk ada panitia yang mengkordinirnya terus sedangkan warung biasakan tidak ada karena itu kepemilikan pribadi, saprah Amal juga berfungsi untuk kesejahteraan bersama sedangkn warung biasa hanya untuk mencukupi kebutuhan saja. 9 Praktek kegiatan saprah Amal sungguh berbeda dengan praktek warung biasanya sebagaimana yang telah di nyatakan NR di atas adanya terdapat perbedaan antara keduanya yaitu dalam praktek saprah Amal waktu prakteknya ditentukan sedangkan warung biasa waktu prakteknya relatif panjang, selain itu juga terdapat pebedaan harga, untuk praktek kegiatan saprah Amal barang yang dijual belikan terdapat adanya kenaikan harga sedangkan warung biasa harga barang yang diperjual 9 Wawancara lanjutan dengan panitia saprah Amal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 11 Mei 2016.

18 75 belikan relatif dengan penjual lainnya. Praktek saprah Amal juga terbentuk kepanitiaan yang akan mengkordinir saat praktek kegiatan saprah Amal berlangsung sedangkan warung biasa tidak terdapat kepanitiaan, selanjutnya praktek saprah Amal juga berfungsi untuk mencapai kesejahteraan bersama sedangkan warung biasa hanya untuk mencukupi kebutuhan. Selanjutnya peneliti menanyakan, Apakah ada terdapat keunikan dalam kegiatan saprah Amal?, NR selanjutnya menyatakan kembali: Untuk keunikannya, pembeli memiliki nilai ibadah dapat beramal, selanjutnya juga terdapat telur penerang hati yang hanya ada di saprah Amal sedangkan di saprah biasa tidak ada, saling menjaga silaturahmi upaya mencapai kesejahteraan bersama 10 Pernyataan dari NR dapat kita pahami bahwa praktek kegiatan saprah Amal terdapat adanya keunikan yaitu untuk pembeli yang membeli makanan dalam kegiatan tersebut telah memiliki adanya nilai ibadah karena sebagian dari penjualannya disumbangkan untuk Amal, selain itu juga terdapat telur penerang hati yang tidak ada di jual di saprah biasa, serta dengan adanya kegiatan saprah Amal dapat menjaga silaturahmi antar sesama untuk mencapai kesejahteraan bersama. 10 Wawancara lanjutan dengan panitia saprah Amal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 11 Mei 2016.

19 76 Selanjutnya peneliti menanyakan kembali kepada NR, Bagaimana laporan pertanggungjawaban keuangan pada saat kegiatan saprah Amal berlangsung?, NR menyatakan: Laporan pertanggungjawaban keuangan dalam kegiatan jelas dikarenakan saya sendiri yang membuat pelaporannya serta menjadi bendaharanya dan pembukuannya lengkap. 11 Pernyataan NR dapat dipahami bahwa praktek saprah Amal dilaksanakan dengan pelaporan pertanggungjawaban yang telah terkodinir dengan jelas dikarenakan NR sendiri menjadi bendahara dalam kegiatan saprah Amal tersebut. Melihat dari praktek kegiatan pada saat berlangsung dengan lancar dan hasil pelaporan pertanggungjawaban terkodinir jelas selanjutnya peneliti menanyakan, Apakah ingin melaksanakan kembali kegiatan saprah Amal di waktu mendatang?, selanjutnya NR menyatakan: Insyaallah mudah-mudahan akan melaksanakan kembali kegiatan saprah Amal diwaktu yang akan datang. 12 NR menyatakan bahwa ingin melaksanakan kembali kegiatan saprah Amal diwaktu mendatang. b. Subjek II Subjek II dalam penelitian ini adalah YN selaku pedagang saprah Amal. YN berumur 24 Tahun yang dilahirkan di Kota Palangka Raya, Wawancara dengan panitia saprah Amal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 07 April Wawancara dengan panitia saprah Amal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 07 April 2016.

20 77 Mei 1992 alamat tinggal YN bertempat tinggal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya, status di masyarakat YN berkedudukan sebagai ibu RT. 04 RW. VI Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya. Pada tanggal 09 April 2016 selanjutnya peneliti menemui YN salah seorang pedagang dalam praktek kegiatan saprah Amal, peneliti melakukan wawancara langsung dan dilaksanakan wawancara lanjutan pada tanggal 15 Mei 2016 untuk mendapatkan data yang lebih akurat di rumah kediaman beliau beralamatkan Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya pada pukul WIB. Fokus tentang praktek kegiatan saprah Amal di Kota Palangka Raya dan mengajukan beberapa pertanyaan diawali dengan pertanyaan, Pernahkah Ibu menjadi pedagang dikegiatan saprah Amal?, YN menyatakan: Pernah ikut serta dan menjadi salah satu pedagang di kegiatan saprah Amal Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI Kecamatan Jekan Raya. 13 YN menyatakan bahwa pernah menjadi salah satu pedagang kegiatan saprah Amal pada saat kegiatan berlangsung, selanjutnya peneliti menanyakan, Bagaimana sistem pengumpulan modal dalam praktek kegiatan saprah Amal pada saat berlangsung?, YN menyatakan: Sistem pengumpulan modalnya kami modalnya dari masyarakat dan kami gunakan kembali untuk membeli bahan kegiatan saprah Amal untuk diperjualbelikan kembali kepada masyarakat Wawancara dengan pedagang saprah Amal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 09 April Wawancara dengan pedagang saprah Amal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 09 April 2016.

21 78 Pernyataan YN telah mengatakan bahwa praktek kegiatan saprah Amal dilaksanakan berdasarkan modal yang terkumpul dari masyarakat dan akan digunakan kembali untuk membeli bahan yang akan diperjualbelikan dalam kegiatan saprah Amal. Selanjutnya peneliti menanyakan kembali, Barang apa saja yang diperjual belikan pada praktek kegiatan saprah Amal berlangsung?, YN menyatakan: Barang yang diperjualbelikan di kegiatan saprah Amal bermacam-macam berupa bubur kacang, nasi rawon, nasi sop dan sebagainya 15 Pernyataan YN telah menjelaskan bahwa barang yang diperjualbelikan dalam kegiatan saprah Amal bervariasi berupa bubur kacang, nasi rawon, nasi sop dan sebagainya, tergantung dari pedagang saprah Amal jenis barang apasaja yang diperjualbelikan. Selanjutnya peneliti menanyakan kembali kepada YN, Bagaimana harga penjualan disaprah Amal, apakah ada kenaikan?, YN menyatakan: Ada sedikit kenaikan, sebab kelebihan dari laba penjualan atau hasil digunakan untuk Amal. 16 Pernyataan YN dapat dijelaskan bahwa harga penjualan di praktek kegiatan saprah Amal ada sedikit kenaikan harga dibandingkan harga pada saprah biasanya sebab kelebihan dari laba atau hasil dari penjualan digunakan untuk Amal. Selanjutnya peneliti menanyakan, 15 Wawancara dengan pedagang saprah Amal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 09 April Wawancara lanjutan dengan pedagang saprah Amal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 15 Mei 2016.

22 79 Bagaimana daftar harga penjualan makanan saat praktek berlangsung?, YN menyatakan kembali: Ada kenaikan saat praktek berlangsung, seperti nasi sop pada warung biasa kisaran harga Rp ,- di kegiatan saprah Amal berkisar Rp ,-, nasi rawon warung biasa kisaran Rp ,- di kegiatan saprah Amal berkisar Rp ,-, bubur kacang warung biasa kisaran Rp ,- di kegiatan saprah Amal berkisar Rp ,-, telur itik pada warung biasa kisaran Rp ,- di saprah Amal kisaran Rp ,- karena telur penerang hati, teh hangat atau teh es di warung biasa kisaran Rp ,- di saprah Amal kisaran Rp ,-, mie rebus pada warung biasa kisaran harga Rp ,- di saprah Amal Rp ,-, kopi manis warung biasa kisaran harga Rp ,- di saprah Amal berkisar Rp ,-. 17 Pernyataan YN telah menjelaskan secara rinci bahwa adanya kenaikan harga penjualan saat praktek saprah Amal berlangsung dibandingkan warung biasa yaitu dapat di lihat dari perbedaan harga nasi sop pada warung biasa kisaran harga mencapai Rp ,- sedangkan pada saat praktek saprah Amal berlangsung harga berkisar menjadi Rp ,-, diiringi dengan harga nasi rawon pada warung biasa harga berkisar Rp ,- saat praktek kegiatan saprah Amal berlangsung harga berkisar Rp ,-, bubur kacang harga pada warung biasa berkisar hanya Rp ,- sedangkan pada saat praktek saprah Amal berlangsung harga berkisar menjadi Rp. Rp ,- selanjutnya harga telur itik pada warung biasa kisaran Rp ,- saat praktek saprah Amal berlangsung harga telur itik berkisar Rp ,- karena telur tersebut telah dibacakan doa penerang hati oleh tokoh Agama, 17 Wawancara lanjutan dengan pedagang saprah Amal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 15 Mei 2016.

23 80 selanjutnya teh hangat atau teh es pada warung biasa harga berkisar Rp ,- sedangkan saat praktek saprah Amal berlangsung harga berkisar Rp ,-, mie rebus pada warung biasa kisaran Rp ,- sedangkan saat praktek saprah Amal berlangsung harga berkisar Rp ,- selanjutnya kopi manis harga warung biasa berkisar Rp ,- pada saat praktek saprah Amal berlangsung harga berkisar menjadi Rp ,-. Pada kegiatan jual beli tidak selalu barang yang diperjualbelikan habis dan laku seluruhnya, namun seringkali terdapat hari yang kurang dikunjungi oleh pembeli. Peneliti menanyakan, Bagaimana jika makanan yang dijualbelikan tidak habis dalam satu malam kegiatan saprah Amal?, YN selanjutnya menyatakan: Jika tidak habis akan kami bagikan kepada panitia pelaksana untuk dimakan. 18 Pernyataan YN telah menjelaskan bahwa makanan yang diperjualbelikan jika tidak laku, maka untuk dihidangkan dan dibagikan kepada seluruh panitia pelaksana. Selanjutnya peneliti menanyakan, Bagaimana hasil penjualan pada saat praktek kegiatan saprah Amal berlangsung? YN menyatakan: Hasil dari penjualan di kegiatan saprah Amal sangat bagus dan ramai. 19 UngkapanYN telah meyatakan, bahwa praktek saprah Amal dilaksanakan dengan sangat bagus dan ramai. 18 Wawancara dengan pedagang saprah Amal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 09 April Wawancara dengan pedagang saprah Amal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 05 April 2016.

24 81 c. Subjek III Subjek III dalam penelitian ini adalah RB selaku tokoh masyarakat. RB berumur 38 Tahun yang dilahirkan di Kota Banjarmasin, 17 Agustus 1977 alamat tinggal RB bertempat tinggal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya, status di masyarakat RB berkedudukan sebagai masyarakat RT. 04 RW. VI Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya. Pada tanggal 11 April 2016 peneliti menemui RB salah seorang masyarakat di Lokasi penelitian tersebut, peneliti melakukan wawancara langsung dan dilaksanakan wawancara lanjutan pada tanggal 11 Mei 2016 untuk mendapatkan data yang lebih akurat di rumah kediaman beliau beralamatkan Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya pada pukul WIB. Fokus tentang praktek kegiatan saprah Amal di Kota Palangka Raya dan mengajukan beberapa pertanyaan diawali dengan pertanyaan, Apakah Bapak pernah menghadiri kegiatan praktek saprah Amal di Lokasi Bapak tinggal?, RB menyatakan: Pernah menghadiri dan ikutserta dalam praktek tersebut. 20 Ungkapan RB telah menyatakan bahwa beliau pernah menghadiri dan ikut serta dalam praktek kegiatan saprah Amal pada saat berlangsung. Selanjutnya peneliti menanyakan, Makanan apa saja yang 20 Wawancara dengan tokoh masyarakat di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 11 April 2016.

25 82 bapak beli saat praktek kegiatan saprah Amal berlangsung?, RB menyatakan: Saat praktek tersebut banyak yang saya beli yang pertama telur penerang hati, kue, ada juga nasi sop, ada juga bubur kacang. 21 Ungkapan RB telah menyatakan saat praktek kegiatan saprah Amal berlangsung berbagai makanan yang telah dibelinya yaitu telur penerang hati, kue, nasi sop dan bubur kacang. Selanjutnya peneliti menanyakan Bagaimana dengan harga penjualan di saprah Amal apakah ada kenaikan harga?, RB menyatakan: Sudah jelas berbeda dikarenakan kegiatan ini untuk Amal jadi mahal sedikit dari saprah biasanya. 22 RB telah menyatakan bahwa praktek kegiatan saprah Amal adanya terdapat kenaikan harga dari saprah biasa sebab dengan adanya kenaikan harga tersebut maka laba dari penjualan akan digunakan untuk Amal. Selanjutnya peneliti menanyakan kembali kepada RB, Apakah Bapak setuju dengan adanya kenaikan harga saat penjualan makanan di saprah Amal?, RB menyatakan: Saya sangat setuju kalau kenaikan harga dari saprah biasa karena salah satu sumber untuk pencarian dana sosial selain itu 21 Wawancara lanjutan dengan tokoh masyarakat di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 11 Mei Wawancara lanjutan dengan tokoh masyarakat di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 11 Mei 2016.

26 83 kelebihan harga dari saprah biasa digunakan untuk beramal, jadi menurut saya tidak masalah. 23 RB menyatakan sangat setuju dengan adanya kenaikan harga, sebab dengan adanya kenaikan harga tersebut akan di gunakan untuk beramal dan mempermudah dalam mencari dana sosial. 2. Aktualisasi Praktek Kegiatan Saprah Amal sebagai instrumen keuangan publik Islam di Mendawai Kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah Aktualisasi adalah mengaktualkan suatu kegiatan yang pernah dilaksanakan untuk mendapatkan suatu kesimpulan pada praktek kegiatan. Saprah Amal adalah sebuah tradisi yang sering kali dilaksanakan oleh sebagian masyarakat Banjar untuk mengumpulkan dana, kegiatan tersebut merupakan suatu kebudayaan yang sering dilaksanakan dalam mengumpulkan dana pembangunan sarana sosial. a. Subjek I Subjek I dalam penelitian ini adalah NR selaku panitia saprah Amal. NR berumur 37 Tahun yang dilahirkan di Kota Banjarmasin, 19 Mei 1979 alamat tinggal NR bertempat tinggal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya, status di masyarakat NR berkedudukan sebagai bendahara Langgar Darul Iman Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya 23 Wawancara lanjutan dengan tokoh masyarakat di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 11 Mei 2016.

27 84 Peneliti menemui seorang subjek NR kembali, selaku panitia dalam praktek kegiatan saprah Amal. Peneliti melakukan wawancara langsung pada tanggal 07 April 2016 di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya pada pukul WIB. Fokus tentang aktualisasi praktek kegiatan saprah Amal di Kota Palangka Raya, dengan mengajukan beberapa pertanyaan, diawali dengan pertanyaan, Bagaimana hasil setelah praktek kegiatan saprah Amal berlangsung?, NR menyatakan: Setelah hasil dari kegiatan berlangsung sesuai dengan target awal, langsung kami melaksanakan pembangunan sambil berjalan, alhamdulillah sampai sekarang untuk pembangunan tempat wudhu dan WC telah terlaksanakan. 24 Hasil praktek kegiatan saprah Amal sesuai dengan target awal praktek sebagaimana pernyataan NR telah menjelaskan bahwa saat kegiatan berlangsung proses pembangunan sambil berjalan untuk pembangunan tempat wudhu dan WC. Selanjutnya peneliti menanyakan, Hasil dari praktek apakah ada berpengaruh terhadap pembangunan langgar?, Selanjutnya NR menyatakan: Hasil dari praktek tersebut berpengaruh terhadap pembangunan Langgar sebab sudah terlihat jelas tidak buruk lagi tempat wudhu dan WC seperti dahulu yang terbuat dari kayu sekarang bangunan terbuat dari beton dan ada berpengaruhnya juga terhadap langgar berada di pinggir jalan dan lebih baik dari sebelumnya Wawancara dengan panitia saprah Amal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 07 April Wawancara dengan panitia saprah Amal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 07 April 2016.

28 85 Pernyataan NR menjelaskan bahwa hasil praktek berpengaruh terhadap pembangunan Langgar, dimana sebelum praktek dilaksanakan pembangunan hanya terbuat dari kayu yang telah rusak, dengan adanya praktek kegiatan saprah Amal tersebut memperoleh hasil yang lebih bagus dibandingkan bangunan sebelumnya. Melihat dari pernyataan NR di atas, selanjutnya peneliti menanyakan, Apakah Praktek kegiatan saprah Amal hanya fokus untuk pembangunan sarana peribadatan saja?, selanjutnya NR menyatakan: Karena praktek saprah Amal di tempat kami ini, di Langgar Darul Iman Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI Kecamatan Jekan Raya baru pertama kali kami mengadakan kegiatan ini dan mudah-mudahan sudah di lihat hasilnya dan insyaallah tahun berikutnya kami melaksanakan kegiatannya lagi untuk pembangunan mushola/langgar maupun sarana sosial lainnya. 26 Pernyataan NR telah menyatakan bahwa praktek kegiatan saprah Amal tidak hanya fokus untuk pembangunan sarana sosial peribatan melainkan untuk pembangunan sarana sosial lainnya, dalam praktek yang telah dilaksanakan di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya merupakan praktek kegiatan pertama kali melaksanakan kegiatan tersebut. Berdasarkan ungkapan yang telah dijelaskan NR selanjutnya peneliti menanyakan, Mengapa tidak dilaksanakan untuk membangun sarana sosial lainnya?, NR selanjutnya menyatakan: 26 Wawancara dengan panitia saprah Amal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 07 April 2016.

29 86 Karena kemarin di mushola/langgar, tempat wudhu dan WC sering kebanjiran, jika banjir bangunannya pun dari kayu dan jabuk sudah maka dari itu kami adakan lelang Amal dan saprah Amal untuk membuat yang lebih baik lagi agar lebih tinggi dan tidak kebanjiran. 27 Pernyataan NR menjelaskan praktek saprah Amal baru dilaksanakan di lokasi mereka sebab kemarin tempat wudhu dan WC sering kebanjiran, jika terjadi banjir maka sarananyapun telah rusak dan lapuk, karena itu kegiatan saprah Amal hanya terlaksanakan untuk pembangunan sarana ibadah. b. Subjek II Subjek II dalam penelitian ini adalah YN selaku pedagang saprah Amal. YN berumur 24 Tahun yang dilahirkan di Kota Palangka Raya, 09 Mei 1992 alamat tinggal YN bertempat tinggal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya, status di masyarakat YN berkedudukan sebagai ibu RT. 04 RW. VI Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya. Selanjutnya peneliti menemui YN kembali, salah seorang pedagang dalam praktek kegiatan saprah Amal, peneliti melakukan wawancara langsung pada tanggal 09 April 2016 di rumah kediaman beliau beralamatkan Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya pada pukul WIB. Fokus tentang aktualisasi praktek kegiatan saprah Amal di Kota Palangka Raya dan mengajukan beberapa pertanyaan diawali dengan pertanyaan, 27 Wawancara dengan panitia saprah Amal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 07 April 2016.

30 87 Bagaimana pembagian keuntungan dalam penjualan di kegiatan saprah Amal?, YN menyatakan Pembagian keuntungan dalam hasil penjualan di kegiatan saprah Amal akan kami sumbangkan untuk pembangunan tempat wudhu dan WC. 28 Pembagian keuntungan dari hasil penjualan pada kegiatan saprah Amal disumbangkan seutuhnya untuk pembangunan sarana sosial seperti pembangunan tempat wudhu dan WC. Selanjutnya peneliti menanyakan kembali, Apabila ada praktek selanjutnya apakah Ibu bersedia?, YN menyatakan: InsyaAllah bersedia 29 Ungkapan YN telah menyatakan bahwa YN bersedia kembali menjadi pedagang dalam praktek kegiatan saprah Amal jika dilaksanakan kembali. c. Subjek III Subjek III dalam penelitian ini adalah RB selaku tokoh masyarakat. RB berumur 38 Tahun yang dilahirkan di Kota Banjarmasin, 17 Agustus 1977 alamat tinggal RB bertempat tinggal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya, status di masyarakat RB berkedudukan sebagai masyarakat RT. 04 RW. VI Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya. 28 Wawancara dengan pedagang saprah Amal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 09 April Wawancara dengan pedagang saprah Amal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 11 April 2016.

31 88 Peneliti menemui RB kembali salah seorang masyarakat di Lokasi penelitian tersebut, peneliti melakukan wawancara langsung pada tanggal 11 April 2016 di rumah kediaman beliau beralamatkan Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya pada pukul WIB. Fokus tentang aktualisasi praktek kegiatan saprah Amal di Kota Palangka Raya dan mengajukan beberapa pertanyaan diawali dengan pertanyaan, Bagaimana pandangan Bapak mengenai praktek kegiatan saprah Amal tersebut?, RB menyatakan: Pandangan saya mengenai praktek kegiatan saprah Amal sangat bagus karena kegiatan ini sangat membantu dalam pembangunan langgar di daerah yang saya tinggal harapan saya semoga saja saprah Amal di Jln. Mendawai Induk ini tidak hanya khusus untuk membangun sarana sosial peribadatan saja melainkan untuk pembangunan sarana lainnya seperti sarana pendidikan, yaitu sekolah maupun pesantren tempat belajar mengaji 30 RB telah menyatakan bahwa praktek kegiatan saprah Amal ini sangat bagus untuk dilaksanakan kembali karena dapat membantu dalam pembangunan sarana peribadatan daerah tempat tinggal mereka. RB mengharapkan praktek ini dapat dilaksanakan kembali dalam upaya pembangunan sarana lainnya. Selanjutnya peneliti menanyakan kembali, Bagaimana jika dilaksanakan kembali kegiatan saprah Amal tersebut apakh Bapak bersedi kembali membantu sumbangsih dana/modal sukarela untuk kegiatan tersebut?, RB menyatakan: 30 Wawancara dengan tokoh masyarakat di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 11 April 2016.

32 89 InsyaAllah bersedia 31 Ungkapan RB telah menyatakan bahwa jika dilaksanakan kembali kegiatan tersebut RB bersedia membantu kembali untuk praktek kegiatan saprah Amal diwaktu mendatang. D. Analisis Data 1. Praktek Kegiatan Saprah Amal di Mendawai Kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah Praktek adalah proses atau cara dalam melaksanakan suatu kegiatan agar sesuai dengan yang diharapkan 32, sedangkan kegiatan adalah suatu aktivitas atau usaha seseorang maupun sekelompok dalam melaksanakan suatu pekerjaan. 33 Saprah Amal berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah tempat berjual beli yang diadakan oleh perkumpulan masyarakat dan sebagainya dengan maksud mencari dana untuk keperluan tertentu yang bersifat membangun untuk kesejahteraan bersama. 34 Sebagaimana dengan observasi awal peneliti bahwa AR mengatakan; Saprah Amal ini rancak dilakukan masyarakat Banjar dalam mambangun sabuah kemaslahatan barataan, dengan adanya saprah Amal ini maka mampermudah kami selaku panitia pembangunan sarana umat Islam hagan sabarataan. Hasil dari saprah Amal ni satiap 31 Wawancara dengan tokoh masyarakat di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 11 April Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia..., hlm Ibid., hlm Ibid., hlm. 833.

33 90 kami lakukan banyak haja tuh mandapatakan duitnya hagan mambangun biasanya 35 (Saprah Amal ini sering dilaksanakan masyarakat Banjar dalam membangun sebuah kesejahteraan semua, dengan saprah Amal ini, maka mempermudah panitia dalam membangun sebuah sarana umat Islam. Hasil dari saprah Amal ini setiap kami laksanakan banyak mendapatkan keuntungan untuk membangun). Pernyataan AR dapat diketahui bahwa praktek saprah Amal sering dilaksanakan oleh masyarakat Banjar, praktek tersebut dilaksanakan untuk mendapatkan keuntungan dalam membangun sebuah kesejahteraan bersama, dengan praktek ini mempermudah panitia dalam membangun sebuah sarana umat Islam. Praktek kegiatan saprah Amal di Kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah telah dilaksanakan sebelumnya bermula pada tahun 1960, praktek saprah Amal ini dilaksanakan sebagai instrumen pengumpulan dana pembangunan Masjid Raya Nurul Islam yang beralamatkan di Jln. A. Yani Kota Palangka Raya. Praktek kegiatan saprah Amal di Kota Palangka Raya pada tahun 1960 tersebut, di hadiri oleh pelelang handal dari Kota Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan dengan nama Rusmini Hanil dan Qoriah bernama Wahidah Arsyad. Pada tahun 1960 sering bermunculan istiah malilil ketika Rusmini Hanil melelangkan harga dengan maksud membawakan lagu penawaran atau lagu permintaan dari pembeli dengan upaya meningkatkan harga lelang pada praktek saprah Amal berlangsung. 36 Praktek saprah Amal dilaksanakan kembali pada tahun 2015 yang berlokasi 35 Wawancara observasi awal dengan panitia saprah amal Langgar Darul Iman Mendawai Induk Kota Palangkaraya, hari jum at 22 mei 2015 pukul WIB. 36 Pemaparan dari Dra. Hj. Rahmaniar, M. SI selaku dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Palangkaraya, pada tanggal 01 Oktober 2016.

34 91 di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI Kecamatan Jekan Raya Provinsi Kalimantan Tengah. Praktek saprah amal di lokasi tersebut telah mengikuti tahapan konsep manajemen praktek pada umumnya, dimana manajemen itu sendiri berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen. Manajemen merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan. 37 Manajemen merupakan sebuah subjek yang sangat penting karena mempersoalkan penetapan serta pencapaian tujuan-tujuan dari praktek. 38 Harold Koontz dan Cyril O Donnel berpendapat bahwa manajemen adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain, dengan demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan, dan pengendalian. 39 Suatu praktek agar tercapai secara maksimal sudah tentu adanya manajemen untuk mengatur langkah perjalanan kegiatan tersebut agar mencapai suatu tujuan yang ingin dicapai. Sebagaimana dalam praktek kegiatan saprah Amal di Kota Palangka Raya, pada kegiatan tersebut agar terlaksana dengan baik, praktek kegiatan tersebut diawali dengan proses perencanaan, perencanaan (planning) adalah fungsi dasar atau fungsi fundamental manajemen, karena organizing, actuating, dan controlling harus 37 Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah, Jakarta:Bumi Aksara, 2014, hlm Brantas, Dasar-dasar Manajemen, Bandung: Alfabeta, 2009, hlm Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah..., hlm. 2-3.

35 92 terlebih dahulu direncanakan. 40 Sebagaimana praktek kegiatan saprah Amal ini sebelum praktek dimulai mereka melakukan rapat koordinasi secara terbuka terlebih dahulu dari pihak yang bersangkutan untuk membicarakan perihal tujuan dilaksanakannya praktek kegiatan saprah Amal. Dictionary: Beberapa definisi rencana (plan) diantaranya The New Webster Berpendapat bahwa rencana diartikan sebagai pernyataan dari segala sesuatu yang dikehendaki, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa apa pun macam dan bentuknya segala sesuatu yang dinyatakan itu, asal saja menggambarkan keinginan yang hendak dicapai maka dapat diartikan sebagai rencana. 41 Selain itu Malayu S.P. Hasibuan juga berpendapat: Rencana adalah sejumlah keputusan yang menjadi pedoman untuk mencapai suatu tujuan tertentu. 42 Setelah melakukan perencanaan (planning) tahap selanjutnya yaitu tahap organisasi (organizing), organizing berasal dari kata organize yang berarti menciptakan struktur dengan bagian-bagian yang diintegrasikan sedemikian rupa, sehingga hubungannya satu sama lain terikat oleh hubungan terhadap keseluruhanya. Organisasi diartikan menggambarkan pola-pola, skema, bagan, yang menunjukkan garis-garis perintah, kedudukan karyawan, hubungan-hubungan yang ada. 43 Menurut Prof. Dr. Mr. S. Pradjudi Atmosudiro organisasi adalah struktur tata pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemenang posisi yang bekerja sama 40 Brantas, Dasar-dasar Manajemen..., hlm Brantas, Dasar-dasar Manajemen..., hlm Ibid., hlm Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah..., hlm. 118.

36 93 secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu. Aspek-aspek dari defenisi tersebut yaitu adanya tujuan tertentu yang ingin dicapai, adanya sistem kerja sama yang terstruktur dari sekelompok orang, adanya pembagian kerja dan hubungan kerja antara sesama karyawan, adanya penetapan dan pengelompokan pekerjaan yang terintegrasi, adanya keterikatan formal dan tata tertib yang harus ditaati, dan adanya orang-orang dan alat-alat organisasi. 44 Pada tahap ini yang dilakukan adalah penyusunan organisasi kepanitiaan untuk keberlangsungan kegiatan saprah Amal sebagaimana yang telah di nyatakan NR: Praktek kegiatan saprah Amal melibatkan masyarakat sekitar dan kami membentuk panitia dibantu yang lainnya dari semua jamaah Langgar Darul Iman. 45 (Praktek kegiatan saprah Amal melibatkan masyarakat sekitar dan panitia dibentuk dari seluruh jamaah Langgar Darul Iman). Pernyataan NR di atas bahwa organisasi atau pembentukan kepanitiaan praktek saprah Amal di Kota Palangkaraya dibentuk dari masyarakat sekitar serta dibantu oleh seluruh jamaah Langgar Darul Iman. Adapun tujuan dibentuknya kepanitiaan atau organisasi (organizing) adalah mengatasi terbatasnya kemampuan, kemauan, dan sumber daya yang dimilikinya dalam mencapai tujuannya, mencapai secara lebih efektif dan efisien karena dikerjakannya bersama-sama, wadah memanfaatkn sumber daya dan teknologi bersama-sama, sebagai wadah mengembangkan potensi 44 Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah..., hlm Wawancara dengan panitia saprah Amal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 03 April 2016.

37 94 dan spesialis yang yang dimiliki seseorang, sebagai wadah mendapatkan jabatan dan pembagian kerja, sebagai wadah mengelola lingkungan bersamasama, sebagai wadah mencari keuntungan, kekuasaan, pengawasan, penghargaan bersama-sama, serta sebagai wadah memenuhi kebutuhan manusia yang semakin banyak dan kompleks. 46 Setelah melakukan tahap perencanaan (planning), organisasi (organizing) dalam praktek kegiatan saprah Amal di Kota Palangka Raya selanjutnya melakukan langkah praktek atau penggerakan (actuating). Praktek atau penggerakan (actuating) menurut George R. Terry, penggerakan adalah membuat semua anggota kelompok atau organisasi agar mau bekerja sama dan bekerja secara ikhlas serta bersemangat untuk mencapai sesuai dengan perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian. 47 Praktek atau penggerakan (actuating) pada kegiatan saprah Amal di Kota Palangka Raya, sebagaimana di jelaskan NR: Praktek saprah Amal dilaksanakan pada tanggal 27 Februari 2015 selama satu bulan, dilaksanakan dua kali dalam satu minggu dan jumlah pertemuan selama delapan kali kegiatan, dilaksanakan setelah ba da solat Isya. 48 (Praktek kegiatan saprah Amal dilaksanakan pada tanggal 27 Februari 2016 selama satu bulan, praktek tersebut dilaksanakan dua kali dalam satu minggu dan delapan kali praktek dalam satu bulan, praktek tersebut dilaksanakan setelah sholat Isya). Penjelasan NR bahwa praktek atau penggerakan (actuating) kegiatan saprah Amal dilaksanakan sejak tanggal 27 Februari 2015, praktek tersebut 46 Brantas, Dasar-dasar Manajemen..., hlm Ibid., hlm Wawancara dengan panitia saprah Amal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 07 April 2016.

38 95 dilaksanakan selama dua kali dalam satu minggu dan sebanyak delapan kali praktek dalam satu bulan. Praktek tersebut dilaksanakan setelah sholat Isya. Sebelum praktek berlangsung tahap praktek awal kegiatan saprah Amal diawali dengan pengumpulan modal untuk pengadaan acara kegiatan saprah Amal, dimana pengumpulan dana tersebut dikumpulkan dari warga atau masyarakat sekitar baik berupa uang maupun berupa bahan untuk keberlangsungan acara kegiatan saprah Amal sebagaimana yang dijelaskan YN: Sistem pengumpulan modalnya kami modalnya dari masyarakat dan kami gunakan kembali untuk membeli bahan kegiatan saprah Amal untuk diperjualbelikan kembali kepada masyarakat. 49 (Sistem pengumpulan modalnya, modalnya terkumpul dari masyarakat dan digunakan kembali untuk membeli bahan yang akan diperjualbelikan kembali kepada masyarakat pada saat kegiatan saprah Amal). Setelah pengumpulan dana terkumpul dari warga atau masyarakat sekitar prakteknya pun dilaksanakan sebagaimana jadwal praktek yang telah ditentukan. Adapun barang yang diperjual belikan dalam kegiatan saprah Amal tersebut bervariasi, sesuai kesepakatan para pedagang dalam praktek kegiatan saprah Amal biasanya, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh YN: Barang yang diperjualbelikan di kegiatan saprah Amal bermacammacam berupa bubur kacang, nasi rawon, nasi sop dan sebagainya 50 (Makanan yang diperjualbelikan di kegiatan saprah Amal bervariasi yaitu berupa bubur kacang, nasi rawon, nasi sop, dan sebagainya). 49 Wawancara dengan pedagang saprah Amal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 09 April Wawancara dengan pedagang saprah Amal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 09 April 2016.

39 96 Penjelasan dari YN bahwa dalam praktek kegiatan saprah Amal makanan yang diperjual belikan bervariasi adapun mengenai harga penjualan makanan saat kegiatan berlangsung terdapat adanya perbedaan antara praktek kegiatan saprah Amal dengan saprah biasanya yaitu terdapat adanya kenaikan harga penjualan dibandingkan harga pada warung biasanya sebgaimana yang telah dijelaskan YN: Ada kenaikan saat praktek berlangsung, seperti nasi sop pada warung biasa kisaran harga Rp ,- di kegiatan saprah Amal berkisar Rp ,-, nasi rawon warung biasa kisaran Rp ,- di kegiatan saprah Amal berkisar Rp ,-, bubur kacang warung biasa kisaran Rp ,- di kegiatan saprah Amal berkisar Rp ,-, telur itik pada warung biasa kisaran Rp ,- di saprah Amal kisaran Rp ,- karena telur penerang hati, teh hangat atau teh es di warung biasa kisaran Rp ,- di saprah Amal kisaran Rp ,-, mie rebus pada warung biasa kisaran harga Rp ,- di saprah Amal Rp ,-, kopi manis warung biasa kisaran harga Rp ,- di saprah Amal berkisar Rp ,-. 51 (Terdapat kenaikan harga saat praktek berlangsung. seperti nasi sop, pada warung biasa kisaran harga antara Rp ,- dalam kegiatan saprah Amal berkisar Rp ,-, nasi rawon pada warung biasa kisaran harga antara Rp ,- pada saat kegiatan saprah Amal berkisar menjadi Rp ,-, bubur kacang pada warung biasa kisaran harga antara Rp ,- pada saat kegiatan saprah Amal berkisar menjadi Rp ,-, telur itik pada warung biasa kisaran harga antara Rp ,- pada saat kegiatan saprah Amal berkisar menjadi Rp ,- karena telur tersebut telah dibacakan doa penerang hati, teh hangat atau teh es pada warung biasa kisaran harga antara Rp ,-, pada saat kegiatan saprah Amal berkisar menjadi Rp ,-, mie rebus pada warung biasa kisaran harga antara Rp ,-, pada saat kegiatan saprah Amal berkisar menjadi Rp ,-, kopi manis pada warung biasa kisaran harga antara Rp ,-, pada saat kegiatan saprah Amal berkisar menjadi Rp ,- ). Praktek kegiatan saprah Amal di Kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah terdapat adanya kenaikan harga penjualan saat praktek 51 Wawancara lanjutan dengan pedagang saprah Amal di Jln. Mendawai Induk RT. 04 RW. VI pada tanggal 15 Mei 2016.

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Republik Indonesia tanggal 11 Mei 1959, mengesahkan Undang-Undang

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Republik Indonesia tanggal 11 Mei 1959, mengesahkan Undang-Undang 59 BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian. Gambaran Tentang Kota Palangka Raya Berdasarkan Undang-Undang Nomor Tahun 958 Parlemen Republik Indonesia tanggal Mei 959,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENGADILAN AGAMA KOTA PALANGKARAYA. A. Sejarah Berdirinya Pengadilan Agama Kota Palangka Raya

BAB IV GAMBARAN UMUM PENGADILAN AGAMA KOTA PALANGKARAYA. A. Sejarah Berdirinya Pengadilan Agama Kota Palangka Raya 47 BAB IV GAMBARAN UMUM PENGADILAN AGAMA KOTA PALANGKARAYA A. Sejarah Berdirinya Pengadilan Agama Kota Palangka Raya Propinsi Kalimantan Tengah diresmikan pembentukannya oleh Presiden Pertama Republik

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUKIT BATU 2013

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUKIT BATU 2013 Katalog BPS : 1101002.6271020 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUKIT BATU 2013 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUKIT BATU 2013 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUKIT BATU 2013

Lebih terperinci

WALI KOTA PALANGKA RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

WALI KOTA PALANGKA RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH WALI KOTA PALANGKA RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KOTA PALANGKA RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA Katalog BPS : 1101002.6271012 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2014 ISSN : 2089-1725 No. Publikasi : 62710.1415 Katalog BPS : 1101002.6271012 Ukuran Buku

Lebih terperinci

Batas Bawah untuk GMST Batas Atas untuk GMST APLIKASI

Batas Bawah untuk GMST Batas Atas untuk GMST APLIKASI 5 Batas Bawah untuk GMST Batas bawah untuk GMST dapat diperoleh dengan menyelesaikan masalah MST pada graf transformasi H. Graf transformasi H merupakan graf dengan tiap cluster diganti menjadi single

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013

STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013 Katalog BPS : 1101002.6271012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013 STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013

Lebih terperinci

BAB IV PEMAPARAN DATA. 1. Sejarah Berdirinya Pengadilan Agama Palangka Raya

BAB IV PEMAPARAN DATA. 1. Sejarah Berdirinya Pengadilan Agama Palangka Raya BAB IV PEMAPARAN DATA A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya Pengadilan Agama Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah diresmikan pembentukannya oleh Presiden Pertama Republik Indonesia

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 228

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN RAKUMPIT 2013

STATISTIK DAERAH KECAMATAN RAKUMPIT 2013 Katalog BPS : 1101002.6271021 STATISTIK DAERAH KECAMATAN RAKUMPIT 2013 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA STATISTIK DAERAH KECAMATAN RAKUMPIT 2013 STATISTIK DAERAH KECAMATAN RAKUMPIT 2013 ISSN :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diatur dalam Islam dengan prinsip-prinsip illahiyah. Harta yang ada pada kita,

BAB I PENDAHULUAN. diatur dalam Islam dengan prinsip-prinsip illahiyah. Harta yang ada pada kita, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Islam adalah satu-satunya agama yang sempurna yang mengatur seluruh sendi kehidupan manusia dan alam semesta. Kegiatan perekonomian manusia juga diatur

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN SIMPANG BARU KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU. Kecamatan Tampan kota Pekanbaru adalah salah satu dari 12 kecamatan

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN SIMPANG BARU KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU. Kecamatan Tampan kota Pekanbaru adalah salah satu dari 12 kecamatan 20 BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN SIMPANG BARU KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU A. Letak Geografis dan Demografis Kecamatan Tampan kota Pekanbaru adalah salah satu dari 12 kecamatan yang ada di kota Pekanbaru,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 27 TAHUN 2006 TENTANG K E L U R A H A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 27 TAHUN 2006 TENTANG K E L U R A H A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 27 TAHUN 2006 TENTANG K E L U R A H A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 127 ayat (1) Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB III PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPNS) KOTA BANDUNG. utara dengan kontur yang berbukit-bukit. Wilayah Kota Bandung dilewati oleh 15

BAB III PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPNS) KOTA BANDUNG. utara dengan kontur yang berbukit-bukit. Wilayah Kota Bandung dilewati oleh 15 BAB III PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPNS) KOTA BANDUNG A. Kondisi Umum Kota Bandung Kota Bandung merupakan Ibu kota Provinsi Jawa Barat yang terletak diantara 107 36 Bujur Timur, 6 55 Lintang Selatan.

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SABANGAU 2013

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SABANGAU 2013 Katalog BPS : 1101002.6271011 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SABANGAU 2013 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA STATISTIK DAERAH KECAMATAN SABANGAU 2013 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SABANGAU 2013 ISSN :

Lebih terperinci

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 2 TAHUN 2017

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 2 TAHUN 2017 SALINAN BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA 31 KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA Administrasi Secara administratif pemerintahan Kabupaten Katingan dibagi ke dalam 11 kecamatan dengan ibukota kabupaten terletak di Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA A. Data Umum 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan Secara umum, letak desa Tahunan Baru adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Ketimpun. Adapun luas masing-masing kelurahan adalah sebagai berikut: Kelurahan Petak Ketimpun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Ketimpun. Adapun luas masing-masing kelurahan adalah sebagai berikut: Kelurahan Petak Ketimpun 72 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kecamatan Jekan Raya 1. Letak Geografis Kecamatan Jekan Raya mempunyai luas wilayah 35.262 km2 yang terbagi dalam 4 (empat) wilayah kelurahan,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN A. Kondisi Desa 1. Sejarah Desa Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam gunung berapi di Magelang Kecamatan Serumbung Jawa tengah. Pada

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA PALANGKA RAYA

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA PALANGKA RAYA LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA PALANGKA RAYA Kelompok Kerja Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Kota Palangka Raya PEMERINTAH KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2014 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA, RUKUN WARGA, LEMBAGA KEMASYARAKATAN LAINNYA DAN DUSUN

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERUYAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN KABUPATEN KAPUAS

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN PAHANDUT 2013

STATISTIK DAERAH KECAMATAN PAHANDUT 2013 Katalog BPS : 1101002.6271010 STATISTIK DAERAH KECAMATAN PAHANDUT 2013 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA STATISTIK DAERAH KECAMATAN PAHANDUT 2013 STATISTIK DAERAH KECAMATAN PAHANDUT 2013 ISSN :

Lebih terperinci

SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) KECAMATAN MODO

SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) KECAMATAN MODO SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) KECAMATAN MODO Lamongan, 30 Januari 2017 SISTEMATIKA PAPARAN Gambaran Umum PD Implementasi SAKIP PD Inovasi PD GAMBARAN UMUM KECAMATAN MODO 1. Tugas

Lebih terperinci

BAB III PRAKTEK SEWA SUNGAI KALIANYAR DAN PEMANFAATANNYA DI DESA SUNGELEBAK KECAMATAN KARANGGENENG KABUPATEN LAMONGAN

BAB III PRAKTEK SEWA SUNGAI KALIANYAR DAN PEMANFAATANNYA DI DESA SUNGELEBAK KECAMATAN KARANGGENENG KABUPATEN LAMONGAN 43 BAB III PRAKTEK SEWA SUNGAI KALIANYAR DAN PEMANFAATANNYA DI DESA SUNGELEBAK KECAMATAN KARANGGENENG KABUPATEN LAMONGAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dalam pembahasan bab ini, penulis akan memaparkan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia juga berada di tengah-tengah Kalimantan Tengah. Kota Palangka

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia juga berada di tengah-tengah Kalimantan Tengah. Kota Palangka BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Masalah Palangka Raya adalah salah satu kota di Indonesia. Kota Palangka Raya di bangun dengan membuka hutan belantara melalui Desa Pahandut di tepi Sungai Kahayan, Provinsi

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN MENEJEMEN PELAYANAN JAMA AH HAJI DI KBIH NAHDLOTUL ULAMA KAB. KUDUS

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN MENEJEMEN PELAYANAN JAMA AH HAJI DI KBIH NAHDLOTUL ULAMA KAB. KUDUS 59 BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN MENEJEMEN PELAYANAN JAMA AH HAJI DI KBIH NAHDLOTUL ULAMA KAB. KUDUS A. Analisis Penerapan Manajemen Pelayanan Jama ah Haji Di KBIH NU Kab. Kudus Untuk mencapai hasil

Lebih terperinci

BAB II KONDISI OBJEKTIF KELURAHAN GELAM DAN MAJLIS TA LIM MIFTAHUL JANNAH

BAB II KONDISI OBJEKTIF KELURAHAN GELAM DAN MAJLIS TA LIM MIFTAHUL JANNAH BAB II KONDISI OBJEKTIF KELURAHAN GELAM DAN MAJLIS TA LIM MIFTAHUL JANNAH A. Latar belakang berdirinya kelurahan Paradigma Pemerintah Daerah yang mengacu pada UU No. 32 Tahun 2004 telah merubah peran lembaga

Lebih terperinci

PENGARUH UKURAN SAMPEL TERHADAP MODEL BANGKITAN PERJALANAN KOTA PALANGKA RAYA. Nirwana Puspasari Dosen Program Studi Teknik Sipil UM Palangkaraya

PENGARUH UKURAN SAMPEL TERHADAP MODEL BANGKITAN PERJALANAN KOTA PALANGKA RAYA. Nirwana Puspasari Dosen Program Studi Teknik Sipil UM Palangkaraya PENGARUH UKURAN SAMPEL TERHADAP MODEL BANGKITAN PERJALANAN KOTA PALANGKA RAYA Nirwana Puspasari Dosen Program Studi Teknik Sipil UM Palangkaraya ABSTRAK Proses pemodelan transportasi, ketepatan model sangat

Lebih terperinci

3 BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi Penelitian Gambar 3.2 Waktu Penelitian 3.3 Metode Penelitian

3 BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi Penelitian Gambar 3.2 Waktu Penelitian 3.3 Metode Penelitian 17 3 BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di sekitar Pusat Reintroduksi Orangutan Nyaru Menteng yaitu Kelurahan Tumbang Tahai Kecamatan Bukit Batu Kota Palangka Raya (Gambar 1).

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KECAMATAN PEMENANG Jln. Raya Pemenang, Telp. ( 0370 ) Kode Pos 83352

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KECAMATAN PEMENANG Jln. Raya Pemenang, Telp. ( 0370 ) Kode Pos 83352 PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KECAMATAN PEMENANG Jln. Raya Pemenang, Telp. ( 0370 ) 6129323 Kode Pos 83352 RANCANGAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI KECAMATAN - TYPE A CAMAT. Camat sebagai penyelenggara pemerintahan

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 7 TAHUN 2011 T E N T A N G

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 7 TAHUN 2011 T E N T A N G BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 7 TAHUN 2011 T E N T A N G PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, PENGGABUNGAN DESA DAN PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB II KONDISI OBYEKTIF LOKASI DESA BITUNG JAYA KEC. CIKUPA KAB. TANGERANG

BAB II KONDISI OBYEKTIF LOKASI DESA BITUNG JAYA KEC. CIKUPA KAB. TANGERANG BAB II KONDISI OBYEKTIF LOKASI DESA BITUNG JAYA KEC. CIKUPA KAB. TANGERANG A. Gambaran Umum Wilayah 1. Letak Geografis Desa Bitung jaya merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Cikupa kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertimbangan yang mendasari terbitnya Undang-Undang Nomor 23

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertimbangan yang mendasari terbitnya Undang-Undang Nomor 23 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertimbangan yang mendasari terbitnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah adalah bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah diarahkan untuk

Lebih terperinci

Informasi tentang Profil Badan Publik. : Jl. RAYA KUDUS PATI Km.10. Telp. : (0291) :

Informasi tentang Profil Badan Publik. : Jl. RAYA KUDUS PATI Km.10. Telp. : (0291) : Informasi tentang Profil Badan Publik Nama SKPD Alamat : Kecamatan Jekulo : Jl. RAYA KUDUS PATI Km.10 Telp. : (0291) 430020 Email : kecamatanjekulo@kuduskab.go.id Visi dan Misi : VISI : Visi Kecamatan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Pada Bab sebelumnya peneliti telah menjelaskan beberapa metode yang

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Pada Bab sebelumnya peneliti telah menjelaskan beberapa metode yang IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN Pada Bab sebelumnya peneliti telah menjelaskan beberapa metode yang dipergunakan dalam penelitian. Pada Bab ini penulis akan menggambarkan tentang gambaran umum tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan. bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan. bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM. berstatus Pegawai Negeri Sipil. Kelurahan ialah unit pemerintahan terkecil

BAB II GAMBARAN UMUM. berstatus Pegawai Negeri Sipil. Kelurahan ialah unit pemerintahan terkecil BAB II GAMBARAN UMUM A. Sejarah Singkat Berdirinya Kelurahan Kulim Kelurahan adalah pembagian wilayah administratif di bawah kecamatan, yang mana wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah kabupaten

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PEMUNGUTAN RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DI KOTA DEPOK

BAB III GAMBARAN UMUM PEMUNGUTAN RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DI KOTA DEPOK BAB III GAMBARAN UMUM PEMUNGUTAN RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DI KOTA DEPOK Dalam hal implementasi pemungutan retribusi Izin Mendirikan Bangunan di kota Depok, terdapat dua instansi yang berwenang.

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, PENGGABUNGAN DESA DAN PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON BAB II GAMBARAN UMUM. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Kecamatan a. Tugas Pokok Melaksanakan kewenangan yang dilimpahkan Kepala Daerah untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah. b. Fungsi. Mengkoordinasikan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI PULANG PISAU,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI PULANG PISAU, SALINAN BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. secara geografis mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut:

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. secara geografis mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut: A. Kondisi Geografis BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN Kelurahan Batu Bersurat mempunyai luas wilayah yang terdiri dari 6 RT, secara geografis mempunyai batasbatas wilayah sebagai berikut: a. Sebelah

Lebih terperinci

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG SALINAN BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI KARTANEGARA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN NOMOR : 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DI KABUPATEN KATINGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN NOMOR : 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DI KABUPATEN KATINGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN NOMOR : 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DI KABUPATEN KATINGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KATINGAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Kecamatan Bandung Kidul Kota Bandung

Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Kecamatan Bandung Kidul Kota Bandung Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Kecamatan Bandung Kidul Kota Bandung Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 14 tahun 2007 Tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Kelurahan dan Kecamatan di Lingkungan

Lebih terperinci

BUPATI SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUKABUMI NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN

BUPATI SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUKABUMI NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN BUPATI SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUKABUMI NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKABUMI, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PENINGKATAN KINERJA DAN PROFESIONALISME TENAGA PENDIDIK/GURU DI KOTA PALANGKA RAYA. Oleh : TONIC UDA Dosen FKIP Universitas Palangka Raya ABSTRAK

PENINGKATAN KINERJA DAN PROFESIONALISME TENAGA PENDIDIK/GURU DI KOTA PALANGKA RAYA. Oleh : TONIC UDA Dosen FKIP Universitas Palangka Raya ABSTRAK PENINGKATAN KINERJA DAN PROFESIONALISME TENAGA PENDIDIK/GURU DI Oleh : TONIC UDA Dosen FKIP Universitas Palangka Raya ABSTRAK Salah satu komponen utama yang menentukan keberhasilan pendidikan adalah guru.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN SIMPANG BARU KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU. KecamatanTampankotaPekanbaruadalahsalahsatudari 12 Kecamatan

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN SIMPANG BARU KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU. KecamatanTampankotaPekanbaruadalahsalahsatudari 12 Kecamatan 14 BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN SIMPANG BARU KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU A. LetakGeografisdanDemografis KecamatanTampankotaPekanbaruadalahsalahsatudari 12 Kecamatan yang ada di kotapekanbaru, yang padamulanyamerupakanwilayahdarikabupaten

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG 1 BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI

Lebih terperinci

Bab 1 Pemerintahan Desa

Bab 1 Pemerintahan Desa Bab 1 Pemerintahan Desa Pernahkah kalian mengamati orang mengurus Kartu Tanda Penduduk? Tentu orang tersebut terlebih dahulu pergi ke ketua RT setempat. Kemudian ke kantor kepala desa/kelurahan dan dilanjutkan

Lebih terperinci

KEDUDUKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI KECAMATAN MATARAM

KEDUDUKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI KECAMATAN MATARAM KEDUDUKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI KECAMATAN MATARAM 1. Kecamatan Mataram merupakan wilayah kerja Camat Mataram sebagai Perangkat Daerah. 2. Kecamatan Mataram merupakan kecamatan tipe A. 3. Kecamatan Mataram

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Indonesia adalah negara agraris dimana mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Berbagai hasil pertanian diunggulkan sebagai penguat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) Provinsi Sumatera Utara. Luas wilayah Kelurahan Tanjung Sari sekitar 8930 Ha.

BAB II GAMBARAN OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) Provinsi Sumatera Utara. Luas wilayah Kelurahan Tanjung Sari sekitar 8930 Ha. BAB II GAMBARAN OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Letak Geografis Kelurahan Tanjung Sari Kelurahan Tanjung Sari termasuk wilayah Kecamatan Medan Selayang Provinsi Sumatera Utara. Luas

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN ORGANISASI LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG. 2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung

BAB II GAMBARAN PELAYANAN KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG. 2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung BAB II GAMBARAN PELAYANAN KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG 2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung 2.1.1. Struktur Organisasi Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor

Lebih terperinci

KEPALA DESA PULUTAN KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL PERATURAN DESA PULUTAN KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 6 TAHUN 2017

KEPALA DESA PULUTAN KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL PERATURAN DESA PULUTAN KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 6 TAHUN 2017 KEPALA DESA PULUTAN KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL PERATURAN DESA PULUTAN KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA 27 BAB IV GAMBARAN UMUM DESA 4.1 Desa Cikarawang 4.1.1 Kondisi Demografis Desa Cikarawang merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dan terdiri dari 7 RW. Sebelah

Lebih terperinci

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG, Menimbang : Mengingat : a. bahwa untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA KECAMATAN DI KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN JAM KERJA KARYAWAN DI TB. SEDERHANA DI DESA GUNTUR KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK

BAB III PELAKSANAAN JAM KERJA KARYAWAN DI TB. SEDERHANA DI DESA GUNTUR KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK BAB III PELAKSANAAN JAM KERJA KARYAWAN DI TB. SEDERHANA DI DESA GUNTUR KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK A. Gambaran Umum Tentang Desa Guntur Kecamatan Guntur Kabupaten Demak 1. Letak Geografis 1 Desa Guntur

Lebih terperinci

BAB I DESKRIPSI WILAYAH

BAB I DESKRIPSI WILAYAH 1 BAB I DESKRIPSI WILAYAH A. Deskripsi Wilayah Lokasi KKN unit III.B.2 berada di Masjid Darul Husna Baciro Gondokusuman. Deskripsi wilayah KKN diperoleh dengan melakukan pengamatan secara langsung pada

Lebih terperinci

KEPALA DESA MENES KECAMATAN MENES KABUPATEN PANDEGLANG PERATURAN DESA MENES KECAMATAN MENES KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG

KEPALA DESA MENES KECAMATAN MENES KABUPATEN PANDEGLANG PERATURAN DESA MENES KECAMATAN MENES KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG KEPALA DESA MENES PERATURAN DESA MENES NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA MENES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA MENES Menimbang : Mengingat : a.

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN KOTA

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 84 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1 Gambaran Umum Kebijakan Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Privat di Kota Magelang Permasalahan kebersihan di Indonesia sangatlah kompleks, masih banyak daerah-daerah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pada tanggal 24 juli tahun Kecamatan Tasik Putri Puyu berasal dari

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pada tanggal 24 juli tahun Kecamatan Tasik Putri Puyu berasal dari BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Kecamatan Tasik Putri Puyu Kecamatan Tasik Putri Puyu merupakan Kecamatan yang dibentuk pada tanggal 24 juli tahun 2012. Kecamatan Tasik Putri Puyu berasal

Lebih terperinci

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial. 18 BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG A. Keadaan Geografis 1. Letak, Batas, dan Luas Wilayah Letak geografis yaitu letak suatu wilayah atau tempat dipermukaan bumi yang berkenaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai belahan bumi, dan masyarakat umumnya. 1 Etnobotani juga memiliki

BAB I PENDAHULUAN. berbagai belahan bumi, dan masyarakat umumnya. 1 Etnobotani juga memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Etnobotani secara terminologi dapat dipahami sebagai hubungan antara botani (tumbuhan) yang terkait dengan etnik (kelompok masyarakat) di berbagai belahan bumi, dan

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARMASIN

WALIKOTA BANJARMASIN WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN RUKUN TETANGGA (RT) DAN RUKUN WARGA (RW) DI WILAYAH KOTA BANJARMASIN DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN SERUYAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan untuk menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan untuk menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan yang sedang dilaksanakan dewasa ini adalah dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Oleh karena itu, pembangunan tersebut dilaksanakan

Lebih terperinci

BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG . BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA BUPATI MURUNG

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM dan PRILAKU PENDUDUK

BAB II GAMBARAN UMUM dan PRILAKU PENDUDUK BAB II GAMBARAN UMUM dan PRILAKU PENDUDUK 2.1. Data Geografis Kecamatan Tebet terbagi menjadi 7 (tujuh) Kelurahan. Kecamatan Tebet dalam lingkungan kotamadya Jakarta Selatan dengan luas 905.6 Ha, yang

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DATA. yang lebih baik dan akurat, serta sarat akan pengetahuan dan fakta-fakta yang

BAB IV PENYAJIAN DATA. yang lebih baik dan akurat, serta sarat akan pengetahuan dan fakta-fakta yang BAB IV PENYAJIAN DATA A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian yang penulis lakukan beberapa waktu lalu ada memiliki 2 lokasi penelitian, hal ini disebabkan karena penulis ingin mendapatkan hasil

Lebih terperinci

BAB IV. Gambaran Umum Wilayah Penelitian. 4.1 Gambaran Umum Kota Palangka Raya

BAB IV. Gambaran Umum Wilayah Penelitian. 4.1 Gambaran Umum Kota Palangka Raya BAB IV Gambaran Umum Wilayah Penelitian 4.1 Gambaran Umum Kota Palangka Raya Palangka Raya adalah kota yang menjadi Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah. Secara geografis, Kota Palangka Raya terletak pada

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PENATAAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PENATAAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PENATAAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang : a. bahwa penataan desa

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Terbentuknya Desa Cimanuk

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Terbentuknya Desa Cimanuk 48 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Terbentuknya Desa Cimanuk Desa Cimanuk pada awalnya dibuka pada tahun 1995 yang pada saat itu Desa Cimanuk dipimpin Kepala Desa pertama yaitu Bapak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui lokasi sesungguhnya dari Kelurahan Pandeyan. Hasil survei ini

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui lokasi sesungguhnya dari Kelurahan Pandeyan. Hasil survei ini BAB I PENDAHULUAN A. DESKRIPSI WILAYAH Hasil survei ini merupakan pengamatan langsung di lapangan untuk mengetahui lokasi sesungguhnya dari Kelurahan Pandeyan. Hasil survei ini juga diperoleh dengan mengacu

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 33 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 33 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 33 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA, Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksanaan

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT SALINAN Menimbang BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR 25 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SUSUNAN ORGANISASI KELURAHAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM DESA BATUR KECAMATAN GADING DAN PRAKTEK HUTANG PANENANAN KOPI BASAH. 1. Sejarah Desa Batur Kecamatan Gading

BAB III GAMBARAN UMUM DESA BATUR KECAMATAN GADING DAN PRAKTEK HUTANG PANENANAN KOPI BASAH. 1. Sejarah Desa Batur Kecamatan Gading BAB III GAMBARAN UMUM DESA BATUR KECAMATAN GADING DAN PRAKTEK HUTANG PANENANAN KOPI BASAH A. Letak Geografis Desa Kecamatan 1. Sejarah Desa Batur Kecamatan Gading Desa Batur terletak di Kecamatan Gading,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MURUNG RAYA, Menimbang Mengingat : a. bahwa untuk memajukan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( )

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( ) BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR (1998-2005) 2.1 Letak Geografis dan Keadaan Alam Kecamatan Ajibata merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Toba Samosir dengan luas wilayah

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA KELURAHAN KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA MARGAMULYA KEC. CILELES KAB. LEBAK. Kabupaten Lebak yang letaknya berada di kecamatan Cileles provinsi Banten Luas

BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA MARGAMULYA KEC. CILELES KAB. LEBAK. Kabupaten Lebak yang letaknya berada di kecamatan Cileles provinsi Banten Luas BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA MARGAMULYA KEC. CILELES KAB. LEBAK A. Kondisi Geografis Kondisi geografis penelitian di Desa Margamulya yang penulis akan utarakan dalam Bab II ini, yaitu hasil observasi dan

Lebih terperinci

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4588);

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4588); PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN STATUS KAMPUNG PANARAGAN JAYA MENJADI KELURAHAN PANAGARAN JAYA KECAMATAN TULANG BAWANG TENGAH KABUPATEN TULANG BAWANG

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Geografis dan DemogrfisKecamatan Tampan. 1. Keadaan Geografis Kecamatan Tampan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Geografis dan DemogrfisKecamatan Tampan. 1. Keadaan Geografis Kecamatan Tampan BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Geografis dan DemogrfisKecamatan Tampan 1. Keadaan Geografis Kecamatan Tampan Kecamatan Tampan adalahsalah satu dari 12 Kecamatan yang ada di kota Pekanbaru,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG NOMOR 27 TAHUN 2007 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PARIGI MOUTONG, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Berdirinya Kelurahan Sail Kelurahan adalah pembagian wilayah administratif di bawah kecamatan, dalam konteks merupakan wilayah kerja lurah sebagai

Lebih terperinci