EFIKASI DIRI DAN KECEMASAN AKADEMIK DALAM MENGHADAPI MATA KULIAH STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR PADA MAHASISWA JURUSAN ARSITEKTUR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EFIKASI DIRI DAN KECEMASAN AKADEMIK DALAM MENGHADAPI MATA KULIAH STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR PADA MAHASISWA JURUSAN ARSITEKTUR"

Transkripsi

1

2

3 EFIKASI DIRI DAN KECEMASAN AKADEMIK DALAM MENGHADAPI MATA KULIAH STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR PADA MAHASISWA JURUSAN ARSITEKTUR Fiqih Amalia Hariz Enggar Wijaya INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri dan kecemasan akademik dalam menghadapi mata kuliah Studio Perancangan Arsitektur pada mahasiswa jurusan Arsitektur. Hipotesis penelitian menyatakan bahwa ada hubungan negatif antara efikasi diri dan kecemasan akademik pada mahasiswa. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif Jurusan Arsitektur Universitas Islam Indonesia. Data dikumpulkan dengan menggunakan angket atau skala, yakni skala efikasi diri yang diadaptasi dari skala MSLQ (Motivated Strategies for Learning Questionnaire) dari Pintrich, Smith, and McKeachie (1991) dan skala kecemasan akademik diadaptasi dari skala yang disusun oleh Ishtifa (2011). Metode analisis data menunggunakan korelasi product moment spearmen. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara efikasi diri dengan kecemasan akademik dengan nilai r= , p= (p < 0.01). Kata kunci: efikasi diri, kecemasan akademik, mahasiswa arsitektur A. Pengantar Kecemasan adalah reaksi normal terhadap stressor yang membantu seorang individu untuk menghadapi situasi yang menuntut motivasi untuk mengatasinya, tetapi ketika kecemasan menjadi berlebihan dapat memiliki dampak serius pada kehidupan seharihari dan mengganggu fungsi normal seseorang (Hartley & Phelps dalam Singh & Jha, 2013). Kecemasan merupakan suatu perasaan tidak nyaman yang sering terjadi di dalam kehidupan sehari-hari manusia. Nevid (2005) berpendapat bahwa kecemasan adalah suatu keadaan yang mempunyai ciri

4 ketegangan fisiologis, perasaan tegang yang tidak menyenangkan, dan perasaan gelisah bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi. Kecemasan terlihat dari kekhawatiran atau ketakutan individu pada hal-hal tertentu. Menurut Bourne (dalam Singh & Jha, 2013), Kecemasan dapat diidentifikasi dengan berbagai gejala fisik, emosi, kognitif dan perilaku. Palpitasi, berkeringat, gemetar, sesak napas, rasa tercekik, nyeri dada, sakit kepala, mual, sakit perut, pusing, mati rasa atau kesemutan, menggigil atau hot flashes, gelisah, kelelahan, ketegangan otot dan masalah tidur adalah perubahan fisik. Beberapa studi telah dilakukan terkait dengan kesehatan psikologis pada mahasiswa di seluruh dunia, terutama terkait depresi dan kecemasan. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Penn s Center for Collegiate Mental Health terhadap mahasiswa, lebih dari setengahnya mendatangi klinik kesehatan dan kecemasan sebagai penyebabnya. Kemudian survey tahunan yang dilakukan oleh American Association College Health pada tahun 2014 menunjukan satu dari enam mahasiswa didiagnosis mengalami kecemasan dan dirawat akibat kecemasan (dikutip dari 27/anxious-students-strain-collegemental-health-centers/?_r=0, pada 26 Februari 2016). Kecemasan yang terjadi pada mahasiswa dalam lingkungan dan situasi akademik, biasanya disebut dengan kecemasan akademik. Menurut Valiante dan Pajares (1999), kecemasan akademik adalah perasaan tegang dan ketakutan pada sesuatu yang akan terjadi, perasaan tersebut mengganggu dalam pelaksanaan tugas dan aktivitas yang beragam dalam situasi akademik. Memang benar bahwa tingkat

5 kecemasan tinggi mengganggu konsentrasi dan memori, yang sangat penting untuk keberhasilan akademis. Sebagian besar akan kekurangan motivasi belajar untuk ujian, menulis makalah, atau melakukan pekerjaan rumah sehari-hari (terutama di kelas 89,6 % mahasiswa mengalami kecemasan baik ringan, sedang maupun berat, dan sisanya tidak mengalami kecemasan. Penelitian ini juga menunjukan bahwa ada hubungan signifikan antara jenis kelamin dan kecemasan akademik. jika bosan), namun kecemasan pada Sumber-sumber kecemasan tingkat sedang sebenarnya membantu kinerja akademik dengan menciptakan motivasi. Kecemasan akademik berdampak pada terganggunya pola pemikiran dan respon fisik serta perilaku karena kemungkinan performa yang ditampilkan siswa tidak diterima secara baik ketika tugas-tugas akademik diberikan. Pada penelitian yang dilakukan oleh Lallo, Kandou, dan Munayang (2012) pada mahasiswa kedokteran Universitas Sam Ratulangi di Manado menunjukan bahwa hampir semua Mahasiswa mengalami kecemasan menjelang UAS dengan prosentase sebagai berikut, sebanyak akademik bisa terjadi karena faktor dari diri individu tersebut atau lingkungan. Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Vitasari (2010), bahwa ada penelitian ini daitemukan bahwa ada 8 sumber yang menjadi penyebab kecemasan pada mahasiswa, yaitu study anxiety, exam anxiety, class presentation anxiety, mathematic anxiety, language anxiety, social anxiety, family anxiety, dan library anxiety. Namun menurut penelitian Ayalp dan Ozdemir (2016) pada 347 Mahasiswa Arsitektur Gaziantep University, Zirve University dan Hasan Kalyoncu University menunjukan

6 perbedaan gaya belajar dapat mempengaruhi kecemasan pada mahasiswa. Peneliti melakukan wawancara terhadap empat Mahasiswa Arsitektur Universitas Islam Indonesia dan hasilnya menunjukan bahwa kecemasan muncul ketika menghadapi mata kuliah Studio Perancangan Arsitektur. Berdasarkan hasil wawancara dengan M, Mahasiswa Arsitek angkatan 2011 pada 30 September 2015, kecemasan muncul ketika mengerjakan tugas pada mata kuliah Studio Perancangan Arsitektur. Mata kuliah tersebut adalah mata kuliah wajib dan paralel, sehingga M takut tidak lulus mata kuliah tersebut dan artinya dia harus mengulang pada tahun berikutnya dan tidak bisa melanjutkan mata kuliah Studio Perancangan Arsitektur tahap selanjutnya. Hal yang serupa disampaikan oleh C, Mahasiswi Arsitek angkatan 2012 pada 2 oktober C beranggapan mata kuliah Studio Perancangan Arsitek adalah nyawa di jurusan Arsitek, sehingga kekhawatiran muncul ketika mendapatkan tugas yang banyak dengan deadline yang sangat singkat. Selain itu mahasiswa Arsitek juga dituntut untuk kreatif menciptakan ide-ide yang baru pada setiap tugas yang diberikan. Kecemasan muncul karena C merasa takut akan gagal dalam mata kuliah tersebut. Selain itu C juga takut tidak bisa menyelesaikan tugastugas dengan tepat waktu. Namun saat C mulai merasa tidak mampu mengerjakan, C akan membandingkan dirinya dengan teman-teman yang lainnya, hal ini membuat C percaya diri bisa menyelesaikan tugas seperti temanteman yang lainnya. Berbeda dengan R dan H, Mahasiswa Arsitek angkatan 2010 pada 1 Februari R menyebutkan kecemasan memberikan dampak yang buruk terhadap kegiatan perkuliahan. R

7 sempat mengulang mata kuliah Studio Perancangan Arsitektur karena R tidak lulus pada mata kuliah tersebut. Kecemasan R muncul pada awal memasuki dunia perkuliahan pada saat menghadapi mata Kuliah Studio Perancangan Arsitektur, R merasa waktu yang diberikan untuk menyelesaikan tugas sangatlah sempit dan perasaan takut gagalpun muncul sehingga mengganggu R dalam pembuatan tugas akhir semester pada mata kuliah tersebut. Selanjutnya wawancara dilakukan dengan H, H menyebutkan bahwa H merasa was-was ketika mendapat tugas dan pada saat ujian pada mata kuliah Studio Perancangan Arsitektur. H takut tidak bisa lulus pada mata kuliah tersebut. H merasa konsentrasinya menurun ketika deadline pengumpulan tugas sudah dekat padahal tugas belum selesai dikerjakan. Pada semester awal perkuliahan, H sering merasa jantungnya berdetak lebih cepat ketika menghadapi mata kuliah ini, H juga mulai khawatir ketika dosen memberikan tugas. Maka dari itu H sempat tidak lulus mata kuliah Studio Perancangan arsitektur pada semester 1. Hal ini membuat H tidak bisa menyelesaikan perkuliahan tepat waktu. Hasil wawancara dengan keempat mahasiswa Arsitektur tersebut menunjukan bahwa mahasiswa memiliki pemikiran akan gagal dalam mata kuliah tersebut, selain itu tugastugas yang banyak membuat mahasiswa tidak yakin pada diri sendiri apakah tugas-tugas bisa diselesaikan tepat waktu. Mata kuliah Studio Perancangan Arsitektur ini merupakan kuliah perancangan arsitektur bersifat aplikasi (praktek) berupa simulasi-simulasi komprehensif kegiatan pembuatan konsep arsitektur, transformasi konsep kedalam rencana dan rancangan

8 arsitektur serta proses perencanaan dan perancangan arsitektur untuk menghasilkan desain bangunan sederhana dengan masa tunggal pada lahan ideal. Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan dasar perancangan bentuk, ruang dan bangunan. Mata kuliah Studio Perancangan Arsitektur ini memberikan mahasiswa pengetahuan dan pengalaman proses merancang bentuk dan ruang, estetika trimatra, rancangan trimatra dan estetika, pengetahuan determinasi alam dan budaya dalam arsitektur, pendekatan intuisi dan dasar perancangan arsitrekur. Fungsi dan ruang, Teknologi, Utilitas bangunan. Estetika, dan Lingkungan. Perancangan Bentuk, Ruang dan Bangunan. Perkuliahan dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan intuitifkreatif dan kognisi-eksplanatif dalam bentuk studio perancangan ( Pendidikan_Teknik_Arsitektur/Silabus %20STUDIO%20PERANCANGAN% 20ARSITEKTUR%201- Tjahyani.docx). Selain memiliki tugas yang banyak dan paralel I IV, mata kuliah ini juga memiliki bobot sks yang tinggi yaitu 8 sks, 6 sks, dan 4 sks. Sehingga mata kuliah ini lebih berat daripada mata kuliah lain. Adanya kenyataan dan tuntutan tersebut seringkali menimbulkan kecemasan bagi mahasiswa, terutama dalam menghadapi tugas, kuis, ujian tengah semester ataupun akhir semester. Seringkali mahasiswa menganggap tugas dan ujian sebagai beban sehingga menimbulkan kecemasan menghadapi tugas dan ujian. Menurut Tjandararini (dalam Kristianti dkk, 2015) kecemasan dalam menghadapi tes pada tingkat yang sedang justru akan meningkatkan motivasi, tetapi tingkat kecemasan yang tinggi akan menimbulkan kegelisahan,

9 ketegangan, perasaan tidak berdaya, salah tingkah, serta kurang mampu mengontrol diri. Pervin & John (1997), mengharapkan kesuksesan dalam menghadapi rintangan, mereka tekun pada tugas. Individu ini mempunyai berpendapat bahwa kecemasan muncul kepercayaan diri yang sangat bagus bukan karena adanya hal yang mengancam tapi lebih disebabkan karena adanya persepsi tentang ketidakmampuan diri dalam menghadapinya. Berdasarkan teori tersebut, maka hal ini dapat dikaitkan dengan efikasi diri. Efikasi diri merupakan salah satu faktor internal penting yang dapat mempengaruhi prestasi akademik seseorang. Menurut Bandura (1997), efikasi diri merupakan penilaian seseorang terhadap kemampuannya untuk menyusun tindakan yang pada kemampuan mereka. Efikasi diri yang tinggi mengurangi rasa takut, mempertinggi aspirasi, dan memperbaiki pemecahan masalah, dan mampu berfikir analitik (Schultz, 2005). Berbeda dengan individu yang tidak memiliki efikasi diri yang tinggi, mereka sama saja berhadapan dengan kegagalan karena yang ada dalam pikiran mereka hanyalah tentang perasaan gagal. Kecemasan merupakan respon pengalaman yang dirasakan tidak menyenangkan dan diikuti perasaan gelisah, khawatir, dan takut. dibutuhkan dalam menyelesaikan Oleh karena itu, dapat dinyatakan tugas-tugas khusus yang dihadapi bahwa kecemasan merupakan aspek seseorang yang mempunyai efikasi diri tinggi mereka percaya dapat secara efektif menghadapi kejadian-kejadian subjektif emosi seseorang (melibatkan faktor perasaan) (Prasetyo & Febriana, 2008). dan situasi tertentu, karena mereka

10 Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri dan kecemasan akademik pada mahasiswa, khususnya kecemasan akademik yang dialami Mahasiswa Jurusan Arsitektur. Kecemasan pada mahasiswa Arsitektur Universitas Islam Indonesia belum mendapatkan perhatian khusus sehingga peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian pada populasi ini. mengukur kedua variabel. Skala efikasi diri menggunakan skala Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ) milik Paul R. Pintrich, David A.F. Smith, and Wilbert J.McKeachie (1991) untuk mengukur tingkat efikasi diri mahasiswa. Skala efikasi diri merupakan salah satu subtes dalam skala MSLQ. Subtes dalam skala MSLQ dapat digunakan tersendiri atau bersama dengan subtes lainnya. Skala MSLQ Pintrich dkk, pertama kali dikembangkan pada tahun 1986 dan versi aslinya dibuat dalam bahasa B. Metode Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas efikasi diri dan variabel tergantung kecemasan akademik. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif jurusan Arsitektur Universitas Islam Indonesia, tanpa membedakan jenis kelamin dan angkatannya. Peneliti menggunakan dua buah skala untuk Inggris. Skala MSLQ ini telah beberapa kali dilakukan revisi dan pada tahun 1991 Pintrich membuat versi terbaru dengan merevisi aitem-aitem pada versi sebelumnya. Skala efikasi diri ini terdiri dari 8 aitem favourable, harapan untuk sukses dan efikasi diri, didefinisikan sebagai penilaian diri terhadap kemampuan seseorang untuk menyelesaikan tugas serta kepercayaan

11 seseorang terhadap keterampilan yang dimiliki untuk melakukan tugas. Namun pada penelitian ini hanya digunakan 5 aaitem dan aitem-aitem tersebut berbunyi I m confident, dan I m Spearmen, yang diproses melalui program komputer SPSS 17.0 for windows. Metode ini digunakan untuk mengetahui hubungan efikasi diri dengan kecemasan akademik certain,. skala regulasi emosi 29 aitem. Skala kecemasan akademik yang mengacu pada komponen kecemasan akademik yang meliputi komponen psikologis, komponen motorik, komponen kognitif, dan komponen somatik yang dipaparkan Holmes (1991), skala tersebut disusun oleh Ishtifa (2011). Aitem skala ini disusun dengan menggunakan skala Likert, terdiri dari empat pilihan jawaban, yaitu, Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS). Aitem-aitem yang terdapat dalam skala ini terdiri dari aitem favorable dan unfavorable. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa korelasi product moment dari C. Hasil Penelitian Analisis korelasi dilakukan menggunakan teknik korelasi product moment dari Spearmen, didapatkan koefisien korelasi r = dengan p = (p<0.01), menunjukkan bahwa ada hubungan negatif antara variabel efikasi diri dengan variabel kecemasan akademik. Sebelum dilakukan uji hipotesis, data penelitian harus memenuhi uji asumsi terlebih dahulu. Uji asumsi dalam penelitian ini terdiri dari uji normalitas dan uji linearitas. Teknik yang digunakan untuk uji normalitas dengan menggunakan teknik Test of Normality Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-Wilk pada SPSS 17.0 for Windows. Berdasarkan hasil pengolahan

12 data untuk variabel efikasi diri, diperoleh p = Sedangkan untuk variabel kecemasan akademik diperoleh p = Hasil uji normalitas kedua variabel tersebut menunjukan bahwa distribusi data tidak normal. Hasil uji linearitas menunjukkan bahwa kedua variabel penelitian bersifat linear dengan nilai F = 11,658 dan p = (p < 0.05). Hubungan ini bermakna bahwa semakin besar tingkat efikasi diri yang dimiliki oleh mahasiswa, maka semakin rendah tingkat kecemasan akademik yang dialami mahasiswa. Sebaliknya, semakin rendah tingkat efikasi diri yang dimiliki oleh mahasiswa, maka semakin tinggi tingkat kecemasan akademik yang dialami mahasiswa. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Pintrich & De Groot (1990), menemukan D. Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri dan kecemasan akademik pada mahasiswa. Subjek dari penelitian ini adalah 125 mahasiswa dari jumlah total 810 mahasiswa aktif jurusan Arsitektur Universitas Islam Indonesia. Koefisien korelasi pada analisis data memiliki koefisien r = dengan p = (p < 0.01), menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara efikasi diri dengan kecemasan akademik. hubungan antara efikasi diri dan prestasi akademik. Semakin tinggi efikasi diri yang dimiliki mahasiswa, semakin mereka akan yakin bisa melakukaan yang terbaik dan ini akan membantu mereka juga pada ujian. Sumbangan efektif variabel efikasi diri terhadap variabel kecemasan akademik dapat diketahui dari besarnya koefisien determinasi (R squared) yakni sebesar Artinya, variabel efikasi diri memberikan sumbangan efektif sebesar 8.7% terhadap variabel

13 kecemasan akademik. Sedangkan persentase lainnya yaitu sebesar 91.3% merupakan faktor-faktor lain. Barrows, Dunn, and Lloyd (2013) melakukan penelitian tentang efikasi diri, kecemasan, dan nilai ujian, hasil menunjukan bahwa ada hubungan yang kuat antara kecemasan dan nilai ujian, dan efikasi diri dengan nilai ujian. Selanjutnya, analisis regresi menunjukkan bahwa nilai ujian dapat diprediksi oleh tingkat kecemasan dan tingkat efikasi diri. Hal tersebut menunjukan masih ada variabel lain yang dapat memengaruhi kecemasan akademik yang dialami oleh mahasiswa. Efikasi diri diperkirakan memainkan peran terhadap kecemasan. Individu yang memiliki efikasi diri tinggi tidak akan merasa terbebani sehingga tidak akan mudah mengalami kecemasan, sedangkan individu yang memiliki efikasi diri rendah akan mudah mengalami kecemasan karena individu tersebut merasa segala sesuatu sebagai suatu hambatan dan ancaman (Bandura, 1997). Meningkatkan efikasi diri akademik merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan mahasiswa dalam usaha mengurangi timbulnya kecemasan akademik. Bandura (1997) menyebutkan bahwa efikasi diri yang tinggi akan mencapai suatu kinerja yang lebih baik karena individu tersebut memiliki motivasi yang kuat, tujuan yang jelas, emosi yang stabil, dan kemampuannya untuk memberikan kinerja atas aktivitas atau perilaku dengan sukses. menyenangkan, dan perasaan aprehensif bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi. Kecemasan adalah reaksi normal terhadap stressor yang membantu seorang individu untuk menghadapi situasi yang menuntut memotivasi untuk mengatasinya, tetapi ketika kecemasan menjadi berlebihan dapat memiliki dampak serius pada kehidupan sehari-hari dan mengganggu

14 fungsi normal seseorang (Hartley & Phelps, dalam Singh and Jha, 2013). Seperti yang telah dijelaskan di atas, ada faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kecemasan akademik. Maka dari itu analisis korelasi antara efikasi diri dan kecemasan akademik dengan jenis kelamin dilakukan. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh jenis kelamin terhadap efikasi diri dan kecemasan akademik, Hasil analisis menunjukan tidak ada hubungan antara jenis kelamin dan kedua variabel yang diteliti. Hasil yang sama juga didapat dari hasil korelasi antara efikasi diri dan kecemasan akademik dengan semester yang ditempuh oleh mahasiswa. Setelah mengetahui bahwa tidak ada hubungannya antara jenis kelamin, semester yang ditempuh dengan kecemasan akademik, analisis korelasi antara aspek-aspek yang ada pada efikasi diri dengan kecemasan akademik dilakukan. Menurut hasil korelasi antara komponen-komponen yang ada pada efikasi diri dengan kecemasan akademik menunjukan bahwa komponen pertama dalam efikasi diri berkorelasi negatif dengan kecemasan akademik dengan koefisien r = dengan p = (p < 0.01) dan komponen kedua memiliki korelasi yang signifikan dengan koefisien r = dengan p = (p<0.01). Selanjutnya sumbangan efektif dari komponen-komponen yang ada pada efikasi diri terhadap variabel kecemasan akademik dapat diketahui dari besarnya koefisien determinasi (R squared) yakni pada komponen harapan sukses yakni sebesar Artinya, komponen harapan sukses memberikan sumbangan efektif sebesar 11.3% terhadap variabel kecemasan akademik. Besarnya koefisien determinasi (R squared) pada komponen keyakinan diri yakni sebesar Artinya, komponen

15 harapan sukses memberikan sumbangan efektif sebesar 8.8% terhadap variabel kecemasan akademik. Dari kedua komponen tersebut komponen harapan sukses memberikan sumbangan yang lebih besar daripada komponen keyakinan diri. Hal ini sesuai dengan salah satu dimensi efikasi diri menurut Bandura (1997) yaitu dimensi strength, pengharapan yang lemah mudah somatik hasilnya menunjukkan tidak adanya korelasi antara efikasi diri dengan komponen somatik. Komponen somatik lebih mengarah kepada kecemasan dengan level yang serius, kecemasan ini memiliki gejala langsung yang terdiri dengan mudah berkeringat, sesak nafas, jantung berdetak cepat, tekanan darah meningkat, pusing, otot yang tegang dan jika kecemasan dirasakan secara berlarut-larut, maka digoyahkan oleh pengalamanpengalaman yang tidak mendukung. Sebaliknya, pengharapan yang mantap hal tersebut secara berkesinambungan akan meningkatkan tekanan darah, mendorong individu tetap bertahan sakit kepala, ketegangan otot, dan dalam usahanya. Analisis selanjutnya dilakukan untuk mengetahui seberapa besar efikasi diri mempengaruhi komponenkomponen yang ada pada kecemasan akademik. Dari ketiga komponen kecemasan akademik tersebut menunjukan korelasi negatif yang signifikan dengan efikasi diri. Komponen terakhir yaitu komponen sering merasa mual. Dari semua komponen kecemasan akademik, komponen mood menunjukan bahwa efikasi diri paling besar dalam mempengaruhi kecemasan akademik dengan hasil sumbangan efektif sebesar 12,6%. Gejala mood (psikologis) yang terjadi berupa khawatir, ketegangan, panik, dan ketakutan. Mood (psikologis) seseorang yang merasa cemas dapat

16 berupa was-was, khawatir, gelisah, takut, tegang, gugup, dan rasa tidak aman. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas, penelitian tersebut menunjukan adanya pengaruh efikasi diri dan kecemasan akademik pada mahasiswa. Namun penelitian ini tidak dapat diterapkan pada lingkup yang lebih luas karena sebaran data pada penelitian ini tidak normal sehingga penelitian ini hanya dapat dilakukan pada populasi yang sama. Secara keseluruhan penlitian ini masih banyak sekali kekurangan. Peneliti menyadari kekurangan peneliti dalam menterjemahkan alat ukur yang diadaptasi. Peneliti juga kurang menggali faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi kecemasan akademik pada mahasiswa sehingga hasil yang didapat kurang maksimal. Selain itu memperhatikan kondisi dan waktu subjek. Diharapkan pada pengambilan data, subjek dalam keadaan yang santai dan tidak sedang melakukan suatu pekerjaan sehingga dalam pengisian angket subjek lebih bisa berkonsentrasi agar hasil dari angket yang diisi tersebut sesuai dengan apa yang dirasakan subjek. Kekurangan dalam penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti yang akan melakukan penelitian dengan topik yang sama agar penelitian lebih sempurna. E. Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat korelasi negatif antara efikasi diri dan kecemasan akademik pada mahasiswa, artinya semakin tinggi tingkat efikasi yang dimiliki mahasiswa maka semakin rendah kecemasan akademik yang dialami mahasiswa. pada saat pengambilan data dilakukan, sebaiknya peneliti selanjutnya

17 F. Saran Diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar dapat mengembangkan ruang lingkup yang lebih luas, misalnya memperluas populasi, memperbanyak sample atau menambah variablevariabel lainnya serta dapat lebih detail dalam menggali faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi kecemasan akademik pada mahasiswa sehingga penelitian berikutnya mendapat hasil yang lebih baik. Selain itu, agar diperhatikan ketika pengambilan data diperhatikan juga waktu dan keadaan subjek, agar kecemasan akademik bisa terukur dengan baik. Daftar Pustaka Alwisol. (2010). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press Ayalp, Gülden. Gümüşburun., & Özdemir, Neslihan. (2016). Relationship between Test Anxiety and Learning Styles of Architecture Undergraduates. Creative Education, 7, Azwar, S. (2012). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Bandura, A. (1997). Self-efficacy: The exercise of control. New York: W. H. Freeman Baron, R.A & Byrne. (1991). Sosial Psychology: Understanding Human Interaction. 6 th. USA: Allyn & Bacon Barrows, Jennifer., Dunn, Samantha., and Llyoyd, Carrie A. (2013). Anxiety, Self Efficacy, and College Exam Grades. Universal Journal of Educational Research, 1(3) Busono, Rr. Tjahjani. Silabus Mata Kuliah Studio Perancangan Arsitektur I AT 230. Diunduh dari PTK/Pendidikan_Teknik_Arsite ktur/silabus%20studio%20p ERANCANGAN%20ARSITEK TUR%201-Tjahyani.docx diunduh pada 30 September 2015 Dariyo, Agoes. (2007). Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama. Bandung : Refika Aditama

18 Ghufron, M. N., & Rini R. S. (2010). Teori-teori psikologi. Jogjakarta: Ar Ruzz Media Hoffman, Jan. (2015). Anxious Students Strain College Mental Health Centers. Diunduh dari 15/05/27/anxious-studentsstrain-college-mental-healthcenters/?_r=0 diunduh pada 26 Februari 2016 Holmes, D. (1991). Abnormal psychology. New York: Harper Collins Publisher, Inc. Ilmi, R. Auliaillah., Hery, Y. Nono. (2014). Hubungan Antara Self- Efficacy dan Motivasi Berprestasi dengan Kecemasan Akademik pada Siswa Program Sekolah RSBI di Surabaya. Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi, 3(3) Ishtifa, Hanny. (2011). Pengaruh Self- Efficacy dan Kecemasan Akademis terhadap Self- Regulated Learning Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Jakarta. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Diunduh dari pace/bitstream/ /179 0/1/HANNY%20ISHTIFA- FPS.pdf diunduh pada 30 September 2015 Kristianti, K.D. (2015). Hubungan Kecemasan dan Prokrastinasi Akademik terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Informatika Universitas Pendidikan Ganesha. KARMAPATI, 4(1) Lallo, Daniel Albert., Kandou, L. F. Joyce., & Munayang, Herdy. (2013). Hubungan Kecemasan dan Hasil UAS-1 Mahasiswa Baru Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Tahun Ajaran 2012/2013. Jurnal e-clinic, 1(2) Nevid,J.S.,Spencer, A.R., & Beverly G. (2005). Psikologi Abnormal. Jakarta: Erlangga O'Connor, F. (2007). Frequently asked questions about academic anxiety. New York: The Rosen Publishing Group Ottens, A.J. (1991). Coping with academic anxiety. New York: The Rosen Publishing Group Pervin, Lawrence. A., & John, Oliver. P. (1997). Personality: theory and research. University of Virginia: John Wiley Pintrich, P.R., & De Groot, E.V. (1990). Motivational and self-regulated learning components of classroom academic performance. Journal of Educational Psychology, 82(1), Pintrich, P. R.,Smith, D. A. F., & McKeachie, W. J. (1991). A Manual for the Use of the Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ). Diunduh dari

19 ED pdf pada 10 Desember 2015 Prasetyo, A., & Febriana, W. (2008). Pengaruh stress terhadap komitmen mahasiswa mahasiswa universitas airlangga untuk menyelesaikan pendidikan mereka dengan faktor kecemasan sebagai variable moderator. Majalah Ekonomi, Tahun XVIII, No. 3 Schultz, D. & Schultz, E. S. (2009). Theories of personality (9 th ed). USA : Wodsworth Valiante, G. dan Pajares, F. (1999). The inviting/disinviting index: Instrument validation and relation to motivation and achievement. Journal of Invitational Theory and Practice, 6(1), Vitasari, Prima., dkk. (2010). A Research for Identifying Study Anxiety Sources among University Students. International Education Studies, 3(2) Singh, Indoo., Jha, Ajeya. (2013). Anxiety, Optimism and Academic Achievement among Students of Private Medical and Engineering Colleges: A Comparative Study. Journal of Educational and Developmental Psychology, 3(1) Tahmassian, Karineh. & Moghadam, Niloufar. J. (2011). Relationship Between Self-Efficacy and Symptoms of Anxiety, Depression, Worry and Social Avoidance in a Normal Sample of Students. Iran J Psychiatry Behav Sci, 5(2):

20 IDENTITAS PENULIS Nama : Fiqih Amalia Alamat Rumah : Jln. H.M. Ghardi no. 29 Ambarawa III RT/RW 002/003, No. Handphone : Kec. Ambarawa Kab Pringsewu, Lampung Alamat amalia.fiqih@ymail.com

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sehari-hari manusia. Nevid (2005) berpendapat bahwa kecemasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sehari-hari manusia. Nevid (2005) berpendapat bahwa kecemasan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecemasan adalah reaksi normal terhadap stressor yang membantu seorang individu untuk menghadapi situasi yang menuntut motivasi untuk mengatasinya, tetapi ketika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. B. Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel Tergantung Variabel Bebas : Kecemasan akademik : Efikasi diri B. Definisi Operasional 1. Kecemasan Akademik Kecemasan akademik adalah dorongan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas sumber

Lebih terperinci

#### SELAMAT MENGERJAKAN ####

#### SELAMAT MENGERJAKAN #### Apakah Anda mahasiswa Fakultas Ekonomi Unika? Apakah Anda berstatus sebagai mahasiswa aktif? Semester berapakah Anda saat ini? Dengan Hormat, (Ya/ Bukan) (Ya/ Tidak) (Empat/ Enam) Disela-sela kesibukan

Lebih terperinci

EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII. Abstract

EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII. Abstract EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII Nobelina Adicondro & Alfi Purnamasari Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Jalan Kapas No. 9 Yogyakarta alfi_purnamasari@yahoo.com.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia dalam kehidupannya bisa menghadapi masalah berupa tantangan, tuntutan dan tekanan dari lingkungan sekitar. Setiap tahap perkembangan dalam rentang kehidupan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF-REGULATED LEARNING DENGAN KECEMASAN AKADEMIS PADA SISWA KELAS XII SMA NEGERI 3 SALATIGA

HUBUNGAN ANTARA SELF-REGULATED LEARNING DENGAN KECEMASAN AKADEMIS PADA SISWA KELAS XII SMA NEGERI 3 SALATIGA HUBUNGAN ANTARA SELF-REGULATED LEARNING DENGAN KECEMASAN AKADEMIS PADA SISWA KELAS XII SMA NEGERI 3 SALATIGA OLEH DEWI CATHARINA 802008089 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU 1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU Oleh : Chinta Pradhika H. Fuad Nashori PRODI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. masing-masing akan dijelaskan dalam sub bab berikut.

BAB III METODE PENELITIAN. masing-masing akan dijelaskan dalam sub bab berikut. 25 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini menjelaskan tentang metodologi penelitian dalam penelitian ini, terdiri dari: pendekatan penelitian, variabel penelitian, definisi operasional variabel, subjek

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA COMPUTER SELF-EFFICACY

HUBUNGAN ANTARA COMPUTER SELF-EFFICACY NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA COMPUTER SELF-EFFICACY DENGAN COMPUTER STRESS Oleh: Muhammad Rumi Adiyan 97 320 016 4 5 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2005 6 HUBUNGAN ANTARA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif, seperti yang dijelaskan oleh Arikunto (006. 1) bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SBMPTN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SBMPTN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SBMPTN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Oleh : AFIFAH MIFTACHUL JANNAH F100110087 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015 HUBUNGAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kecemasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kecemasan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Definisi Kecemasan Kecemasan atau anxietas adalah status perasaan tidak menyenangkan yang terdiri atas respon-respon patofisiologis terhadap antisipasi bahaya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. impian masa depan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. impian masa depan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti saat ini, pendidikan menjadi salah satu aspek penting, baik untuk mengembangkan potensi dalam diri maupun untuk mencapai impian masa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif korelasional, jenis ini bertujuan untuk melihat apakah antara dua variabel atau lebih memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 58 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN STRES AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT PERTAMA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN STRES AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT PERTAMA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN STRES AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT PERTAMA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG Hantoro Adhi Mulya, Endang Sri Indrawati Fakultas Psikologi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perguruan tinggi merupakan suatu jenjang pendidikan yang dapat dijalani

BAB 1 PENDAHULUAN. Perguruan tinggi merupakan suatu jenjang pendidikan yang dapat dijalani BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perguruan tinggi merupakan suatu jenjang pendidikan yang dapat dijalani seseorang setelah menyelesaikan pendidikannya di jenjang pendidikan menengah atas. Di dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya

Lebih terperinci

PERBEDAAN SELF REGULATED LEARNING ANTARA MAHASISWA TINGKAT AWAL (2015) DAN TINGKAT AKHIR (2013) DI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

PERBEDAAN SELF REGULATED LEARNING ANTARA MAHASISWA TINGKAT AWAL (2015) DAN TINGKAT AKHIR (2013) DI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA PERBEDAAN SELF REGULATED LEARNING ANTARA MAHASISWA TINGKAT AWAL (2015) DAN TINGKAT AKHIR (2013) DI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Karina Restu Dwi Utami, Pingkan C.B.Rumondor, S.Psi, M.psi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN TUGAS GURU DENGAN STRES KERJA PADA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KERTEK, KABUPATEN WONOSOBO, JAWA TENGAH

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN TUGAS GURU DENGAN STRES KERJA PADA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KERTEK, KABUPATEN WONOSOBO, JAWA TENGAH HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN TUGAS GURU DENGAN STRES KERJA PADA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KERTEK, KABUPATEN WONOSOBO, JAWA TENGAH NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: Rudi Prasetyo 04320307

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai sektor kehidupan semakin pesat, sebagai dampak dari faktor kemajuan di bidang teknologi

Lebih terperinci

Hubungan Antara Self-efficacy Akademik Dengan Hasil Belajar Siswa

Hubungan Antara Self-efficacy Akademik Dengan Hasil Belajar Siswa Konselor Volume 3 Number 1 March 2014 ISSN: 1412-9760 Received January 25, 2014; Revised February 24, 2014; Accepted March 30, 2014 Hubungan Antara Self-efficacy Akademik Dengan Hasil Belajar Siswa Gusriko

Lebih terperinci

JURNAL HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN EFIKASI DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA.

JURNAL HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN EFIKASI DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA. JURNAL HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN EFIKASI DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA. THE RELATIONSHIP BETWEEN SEL-CONCEPT AND SELF- EFFICACY WITH STUDENTS SELF-REGULATED LEARNING Oleh: ARDHIANA CAHYA

Lebih terperinci

HUBUNGAN SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG

HUBUNGAN SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG HUBUNGAN SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG Nindya Prameswari Dewi dan Y. Sudiantara Fakultas Psikologi

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Bandura 1997 mengungkapkan bahwa self efficacy membuat individu untuk

BAB V PEMBAHASAN. Bandura 1997 mengungkapkan bahwa self efficacy membuat individu untuk BAB V PEMBAHASAN A. Analisis Data Univariat Usia responden merupakan salah satu karakteristik responden yang berkaitan dengan pengalaman dan daya berpikir seseorang, Semakin bertambah umur seseorang cenderung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana variasi pada satu atau lebih faktor lain

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. emosional dengan adanya ciri-ciri seperti keterangsangan fisiologis, perasaan

BAB II LANDASAN TEORI. emosional dengan adanya ciri-ciri seperti keterangsangan fisiologis, perasaan BAB II LANDASAN TEORI A. KECEMASAN AKADEMIS 1. Pengertian Kecemasan Akademis Nevid (2005) menjelaskan bahwa kecemasan sebagai salah satu keadaan emosional dengan adanya ciri-ciri seperti keterangsangan

Lebih terperinci

#### Selamat Mengerjakan ####

#### Selamat Mengerjakan #### Mohon pilih yang sesuai dengan identitas Anda, dengan cara melingkarinya. Apakah Anda Mahasiswa Fak. Psikolgi Unika? Apa Anda telah menempuh masa kuliah lebih dari lima tahun? Apakah Anda Tidak pernah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. B. Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. B. Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel 1. Variabel Bebas : Kecerdasan Emosi 2. Variabel Tergantung : Stres Akademik 1. Kecerdasan Emosi B. Definisi Operasional Variabel Kecerdasan emosi sebagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian a. Persiapan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara beban kerja dengan stres

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era gobalisasi ini, perkembangan masyarakat di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pada era gobalisasi ini, perkembangan masyarakat di berbagai bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era gobalisasi ini, perkembangan masyarakat di berbagai bidang semakin meningkat. Individu dituntut untuk semakin maju agar dapat mengikuti persaingan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Yakni penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada pola-pola numerikal (angka)

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG Lucky Rianatha 1, Dian Ratna Sawitri 2 1,2 Fakultas Psikologi,Universitas Diponegoro Jl. Prof.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dan Identifikasi Variabel Pendekatan penelitian ini menganalisa data dengan menggunakan angka-angka, rumus atau model matematis, atau biasa disebut pendekaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 2.1. Identifikasi Variabel Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan obyek penelitian dan merupakan faktor-faktor yang berpengaruh dalam suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka-angka,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Gambaran umum subyek penelitian ini diperoleh dari data yang di isi subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70

Lebih terperinci

Hubungan Antara Self-Efficacy dan Motivasi Berprestasi dengan Kecemasan Akademik pada Siswa Program Sekolah RSBI di Surabaya

Hubungan Antara Self-Efficacy dan Motivasi Berprestasi dengan Kecemasan Akademik pada Siswa Program Sekolah RSBI di Surabaya Hubungan Antara Self-Efficacy dan Motivasi Berprestasi dengan Kecemasan Akademik pada Siswa Program Sekolah RSBI di Surabaya Auliaillah Ilmi Rahadianto Nono Hery Yoenanto Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN STRATEGI COPING PADA PENDERITA HIPERTENSI DI RSUD BANJARNEGARA

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN STRATEGI COPING PADA PENDERITA HIPERTENSI DI RSUD BANJARNEGARA HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN STRATEGI COPING PADA PENDERITA HIPERTENSI DI RSUD BANJARNEGARA Sugianto 1, Dinarsari Eka Dewi 2 1 Alumni Program Studi Psikologi,Univ Muhammadiyah Purwokerto 2 Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel tergantung (dependent) : Kecemasan ibu hamil hipertensi 2. Variabel bebas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kadang berbagai macam cara dilakukan untuk mencapai tujuan itu. Salah satu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kadang berbagai macam cara dilakukan untuk mencapai tujuan itu. Salah satu yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang pasti menginginkan mendapatkan nilai yang bagus dalam setiap ujian yang mereka lakukan, ataupun dalam tugas tugas yang mereka kerjakan, dan kadang

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. Data Try Out A-1DATA TRY OUT KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN KELAS A-2DATA TRY OUT BERPIKIR POSITIF

LAMPIRAN A. Data Try Out A-1DATA TRY OUT KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN KELAS A-2DATA TRY OUT BERPIKIR POSITIF 52 LAMPIRAN A Data Try Out A-1DATA TRY OUT KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN KELAS A-2DATA TRY OUT BERPIKIR POSITIF 53 LAMPIRAN A-1 Data Try Out KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN KELAS 54 55 LAMPIRAN A-2 Data Try

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI PERSALINAN PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRISEMESTER KE-III DI RSNU TUBAN

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI PERSALINAN PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRISEMESTER KE-III DI RSNU TUBAN HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI PERSALINAN PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRISEMESTER KE-III DI RSNU TUBAN Munfi atur Rofi ah (09410176) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh signifikansi antar variabel yang diteliti (Azwar, 1998).

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh signifikansi antar variabel yang diteliti (Azwar, 1998). BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di SMP Methodist-an Pancurbatu.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di SMP Methodist-an Pancurbatu. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian Penelitian akan dilakukan di SMP Methodist-an Pancurbatu. 3.1.2. Waktu Penelitian Waktu Penelitian akan dilaksanakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KECEMASAN AKADEMIS DENGAN PERILAKU MENYONTEK DI SMA NEGERI 7 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KECEMASAN AKADEMIS DENGAN PERILAKU MENYONTEK DI SMA NEGERI 7 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KECEMASAN AKADEMIS DENGAN PERILAKU MENYONTEK DI SMA NEGERI 7 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional Pengertian Kecemasan Menghadapi Ujian

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional Pengertian Kecemasan Menghadapi Ujian BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional 2.1.1 Pengertian Kecemasan Menghadapi Ujian Kecemasan adalah perasaan campuran berisikan ketakutan dan keprihatinan mengenai masa-masa mendatang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Korelasional bivariat kuantitatif, karena penelitian ini melibatkan satu

BAB III METODE PENELITIAN. Korelasional bivariat kuantitatif, karena penelitian ini melibatkan satu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah jenis penelitian Korelasional bivariat kuantitatif, karena penelitian ini melibatkan satu variabel bebas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Self Efficacy 2.1.1 Pengertian Self Efficacy Self efficacy berasal dari teori Bandura (1997) yaitu teori kognisi belajar sosial. Teori kognisi belajar sosial mengacu pada kemampuan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FIP UNJ

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FIP UNJ Hubungan Antara Self Efficacy Dengan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan... HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FIP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian 1. Variabel Tergantung : Kualitas Hidup 2. Variabel Bebas : Efikasi Diri B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel Tergantung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian dibagi atas dua macam, yaitu:

Lebih terperinci

HUBUNGAN METAKOGNISI, EFIKASI DIRI AKADEMIK DAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA

HUBUNGAN METAKOGNISI, EFIKASI DIRI AKADEMIK DAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA HUBUNGAN METAKOGNISI, EFIKASI DIRI AKADEMIK DAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA Quroyzhin Kartika Rini 1 Ursa Majorsy 2 Ratna Maharani Hapsari 3 Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma { 1 quroyzhin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akademik dan/atau vokasi dalam sejumlah ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni

BAB I PENDAHULUAN. akademik dan/atau vokasi dalam sejumlah ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Universitas adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau vokasi dalam sejumlah ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan

Lebih terperinci

Hubungan Antara..., Devita, Fakultas Psikologi 2016

Hubungan Antara..., Devita, Fakultas Psikologi 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsep pendidikan tinggi untuk semua awalnya diperkenalkan di Amerika Serikat sekitar tahun 1970-an. Ini adalah pengakuan terhadap hak-hak rakyat Amerika untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. korelasioanal berganda ( Multiple Corelation) yang menunjukkan arah dan

BAB III METODE PENELITIAN. korelasioanal berganda ( Multiple Corelation) yang menunjukkan arah dan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian yang menggunakan teknik korelasioanal berganda ( Multiple Corelation) yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN JEJARING SOSIAL TWITTER DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI ANGKATAN 2013-2014 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah : 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Untuk membuktikan secara empiris hipotesis pada Bab II tersebut, maka variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Tergantung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Alasannya adalah peneliti ingin mengeneralisasikan suatu fenomena pada suatu kelompok. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah : B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah : B. Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah : 1. Variabel Tergantung : Prokrastinasi 2. Variabel Bebas : Kecemasan B. Definisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Dimana penelitian ini menghubungkan antara variabel X (beban kerja)

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA Oleh : Finda Fatmawati Hepi Wahyuningsih PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam melakukan suatu penelitian, khususnya penelitian kuantitatif, perlu secara jelas diketahui peubah-peubah apa saja yang akan diukur dan instrument seperti apa yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Unsur yang paling penting dalam suatu penelitian adalah metode penelitian, karena melalui proses tmasan tersebut dapat ditentukan apakah hasil dari

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF SELF EFFICACY BIDANG AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 14 BEKASI

STUDI DESKRIPTIF SELF EFFICACY BIDANG AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 14 BEKASI STUDI DESKRIPTIF SELF EFFICACY BIDANG AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 14 BEKASI Lina Erliana, Dian Kusumawati, Iin Widyastuty Fakultas Psikologi, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya Bekasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah wanita dewasa madya di RT 02 RW 06

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah wanita dewasa madya di RT 02 RW 06 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Sampel Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah wanita dewasa madya di RT 02 RW 06 Kelurahan Isola yang berjumlah 61 orang. Peneliti menggunakan teknik sampling

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA AKSELERASI. Widanti Mahendrani 1) 2)

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA AKSELERASI. Widanti Mahendrani 1) 2) HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA AKSELERASI Widanti Mahendrani 1) 2) dan Esthi Rahayu Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang ABSTRAKSI Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan baik untuk mengadakan penelitian dan untuk mencapai suatu tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan baik untuk mengadakan penelitian dan untuk mencapai suatu tujuan BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah cara-cara berfikir dan berbuat yang dipersiapkan dengan baik untuk mengadakan penelitian dan untuk mencapai suatu tujuan penelitian. 1 A. Pendekatan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahkan melakukan yang terbaik untuk perusahaan. Untuk beberapa pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. bahkan melakukan yang terbaik untuk perusahaan. Untuk beberapa pekerjaan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Di dalam dunia kerja, seseorang dituntut untuk mampu dalam beradaptasi, baik untuk bekerja secara individu maupun tim, menambah nilai perusahaan, dan bahkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel dan Hipotesis Penelitian 3.1.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1.1.Variabel Bebas Variabel adalah karakteristik yang akan diobservasi dari satuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional kuantitatif. Penelitian korealasional kuantitatif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang di olah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang di olah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metodologi Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang

Lebih terperinci

Amanda Luthfi Arumsari Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK

Amanda Luthfi Arumsari Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA DAN EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL PADA SISWA KELAS XII SMA N 3 MAGELANG Amanda Luthfi Arumsari 15010113120067 Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Negeri Medan, Medan Estate Deli Serdang dan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei- Juni

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang menggunakan angka-angka, rumus atau model matematis (Azwar, 2005: 5). Berdasarkan permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Belajar merupakan masalah bagi setiap orang, dan tidak mengenal usia dan waktu lebih-lebih bagi pelajar, karena masalah belajar tidak dapat lepas dari dirinya.

Lebih terperinci

DEWI KUSUMA WARDHANI F

DEWI KUSUMA WARDHANI F HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SKRIPSI PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhui Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin maju menuntut masyarakat untuk semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah satu tujuan seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya pada program strata satu (Kamus

BAB I PENDAHULUAN. dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya pada program strata satu (Kamus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Skripsi adalah karya ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa sebagai bagian dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya pada program strata satu (Kamus

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN STRES DALAM MENGERJAKAN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN STRES DALAM MENGERJAKAN SKRIPSI 1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN STRES DALAM MENGERJAKAN SKRIPSI Oleh : AGITA EKARANI HEPI WAHYUNINGSIH PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI dan ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

KONTRIBUSI SELF CONCEPT MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA PADA PEMBELAJARAN KALKULUS

KONTRIBUSI SELF CONCEPT MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA PADA PEMBELAJARAN KALKULUS KONTRIBUSI SELF CONCEPT MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA PADA PEMBELAJARAN KALKULUS Rifqi Hidayat, Jajang Rahmatudin Universitas Muhammadiyah Cirebon rifqi.math@gmail.com, j.rahmatudin@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. : Gaya Kepemimpinan Transformasional. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. : Gaya Kepemimpinan Transformasional. B. Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel Bebas : Gaya Kepemimpinan Transformasional Variabel Tergantung : Kepuasan Kerja B. Definisi Operasional 1. Kepuasan Kerja a. Secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika. Pada

BAB III METODE PENELITIAN. dengan data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika. Pada BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif yang analisisnya dengan data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika. Pada dasarnya,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berdasarkan angka-angka yang diperoleh dari hasil analitik statistik

BAB III METODE PENELITIAN. berdasarkan angka-angka yang diperoleh dari hasil analitik statistik BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk dalam pendekatan kuantitatif yang mempunyai tata cara dengan pengambilan keputusan interpretasi data dan kesimpulan berdasarkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN EFIKASI DIRI DAN INDEKS PRESTASI KEBERHASILAN BELAJAR

HUBUNGAN EFIKASI DIRI DAN INDEKS PRESTASI KEBERHASILAN BELAJAR HUBUNGAN EFIKASI DIRI DAN INDEKS PRESTASI KEBERHASILAN BELAJAR Oleh : Ir. Nurhasnah, MSi *) INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri dan indeks keberhasilan belajar.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bagian ini akan dibahas mengenai: Identifikasi variabel penelitian, devinisi operasional, alat pengumpulan data, validitas dan reliabilitas alat ukur, populasi dan teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara variabel Hubungan Resiliensi dengan Stres Kerja Anggota. Gambar 3.1. Hubungan antar Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara variabel Hubungan Resiliensi dengan Stres Kerja Anggota. Gambar 3.1. Hubungan antar Variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah penelitian korelasilasional bentuk bivariate, yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui signifikansi hubungan antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini akan menjelaskan metode penelitian yang meliputi populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, instrument penelitian, serta teknik analisis data. 3.1 Pengambilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecemasan merupakan suatu keadaan tegang dimana kita termotivasi untuk melakukan sesuatu dan memperingatkan individu bahwa adanya ancaman yang membahayakan individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan disertai berbagai keluhan fisik. Atkinson (2001) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan disertai berbagai keluhan fisik. Atkinson (2001) menyatakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang pernah merasakan kecemasan dalam hidupnya, misalnya cemas menghadapi masalah, cemas saat menghadapi ujian, dan lain-lain. Kecemasan menggambarkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN KEMANDIRIAN BELAJAR PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MEDAN AREA ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN KEMANDIRIAN BELAJAR PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MEDAN AREA ABSTRAK Psikologia 2015, Vol. 10, No. 2, hal. 18-24 18 HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN KEMANDIRIAN BELAJAR PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MEDAN AREA Nefi Darmayanti, Mulia Siregar dan Puspa Ega Harahap UIN Sumatera

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian. jalan yang banyak dikunjungi oleh customer dan menjadi produk

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian. jalan yang banyak dikunjungi oleh customer dan menjadi produk BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit 1 adalah salah satu rumah sakit swasta di Yogyakarta,

Lebih terperinci

Hubungan Prokrastinasi dan Prestasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Ubaya. Ricky Pangestu Fakultas Psikologi

Hubungan Prokrastinasi dan Prestasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Ubaya. Ricky Pangestu Fakultas Psikologi Hubungan Prokrastinasi dan Prestasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Ubaya Ricky Pangestu Fakultas Psikologi Pangestu_ricky@yahoo.com Abstrak Penelitian ini merupakan yang bertujuan untuk memperjelas

Lebih terperinci

SELF-REGULATED LEARNING DAN KECEMASAN AKADEMIK PADA SISWA SMK

SELF-REGULATED LEARNING DAN KECEMASAN AKADEMIK PADA SISWA SMK SELF-REGULATED LEARNING DAN KECEMASAN AKADEMIK PADA SISWA SMK Etiafani, Anita Listiara Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang 50275 etiafani26@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah menganalisa data dengan menggunakan angka-angka, rumus atau

BAB III METODE PENELITIAN. adalah menganalisa data dengan menggunakan angka-angka, rumus atau 48 BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif. Maksudnya adalah menganalisa data dengan menggunakan angka-angka, rumus atau model matematis

Lebih terperinci

BAB V ANALISI DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB V ANALISI DATA DAN HASIL PENELITIAN BAB V ANALISI DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Analisis Data Subjek yang sesuai dengan karakteristik penelitian berjumlah 30 orang. Setelah memperoleh data yang diperlukan, maka dilakukan pengujian hipotesis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif komparatif, yakni jenis

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif komparatif, yakni jenis 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Menurut Arikunto (2002) desain penelitian merupakan serangkaian proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Penelitian ini merupakan

Lebih terperinci