BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 digilib.uns.ac.id 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kanker a. Pengertian Menurut WHO Kanker adalah pertumbuhan sel-sel baru secara abnormal yang tumbuh melampaui batas normal yang kemudian dapat menyerang bagian bagian tubuh dan menyebar ke organ lain/ mengalami metastasis (National Cancer Institude, 2009). Ahli lain menyebutkan bahwa kanker adalah pertumbuhan sel abnormal yang bersifat ganas dan jinak (Sudoyo,2007) b. Tanda dan Gejala Kanker Kanker adalah pertumbuhan yang dapat diraba, baik pertumbuhan yang bersifat jinak ataupun ganas. Tanda dan gejala kanker jinak dan ganas dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 2.1 : Tanda dan Gejala Kanker (Sudoyo, 2007) Ciri Benigna/ Jinak Maligna/ Ganas Batas Tajam Tidak tajam Kapsul Frekuen Jarang Cara Pertumbuhan Ekspansif Infiltratif Kecepatan pertumbuhan Rendah Tinggi Nekrosis Jarang Frekuen Diferensiasi Tinggi Sedang sampai buruk Atipi sel/inti Sedikit Keras Aktifitas Mitotik Sedikit Tinggi

2 digilib.uns.ac.id 12 c. Klasifikasi Kanker Klasifikasi kanker digunakan sifat-sifat arsitektural kanker yang terbagi menjadi dua yaitu: 1. Kanker benigna/ jinak yaitu pertumbuhan kanker yang tidak invasif, tidak mengadakan metastase, sel tumor mempunyai diferensiasi baik. Nomenklatur/ penamaan kanker untuk kanker jinak selalu diikuti dengan oma misalnya papiloma dan lain sebagainya. 2. Kanker maligna/ ganas yaitu pertumbuhan kanker yang bersifat invansif atau kanker tumbuh ke sel sel yang ada disekelilingnya, cepat mengadakan metastase ke bagian/ organ lain, sering terjadi pertumbuhan infiltrative ke organ lain serta mempunyai tingkat diferensiasi sedang sampai dengan buruk. Untuk nomenklatur/ penamaan kanker ganas/ maligna selalu diikuti dengan sarcoma misalnya osteosarcoma. Apabila menjadi awalan selalu diawali dengan karsinoma misalnya karsinoma mamae (Sudoyo,2007 dan Tjandrasa,2003). d. Pemeriksaan Diagnosis untuk Kanker Pemeriksaan diagnostic sangat penting didalam penatalaksanaan kanker. Jika diduga pasien menderita kanker, berdasarkan tanda dan gejala serta hasil prosedur skrining maka perlu dilakukan biopsy. Biopsy adalah pengambilan sampel dari jaringan tubuh yang diduga terkena kanker untuk pemeriksaan secara mikroskopik. Cara melakukan biopsy dapat dilakukan dengan pembedahan ataupun biopsy aspirasi jarum halus.

3 digilib.uns.ac.id 13 Manfaat pemeriksaan mikroskopik adalah dapat mengetahui sifat dari sel abnormal tersebut, apakah bersifat benigna/ jinak atau maligna/ ganas. Selain itu juga dapat menentukan reaksi sel kanker terhadap pengobatan (Tjandrasa, 2003) e. Penatalaksanaan atau Pengobatan Kanker Pengobatan kanker sekarang ini selektif dan memperhatikan keamanan pasien, pengobatan berdasarkan kebutuhan individu dan jenis kanker yang diderita pasien. Keberhasilan pengobatan kanker tergantung pada tahap/stadium penyakit, usia pasien, jenis kelamin dan kesehatan pasien secara umum. Jenis pengobatan kanker diantaranya yaitu: 1. Pembedahan Tujuan pembedahan adalah untuk mengetahui sifat dari sel kanker, membuang atau mengangkat jaringan yang terkena kanker serta mengetahui penyebaran/ metastase sel kanker. Tindakan pembedahan dilakukan pada tumor yang masih terlokalisir atau belum terjadi metastase (Tjandrasa, 2003). 2. Terapi radiasi Radiasi merupakan terapi pilihan lain untuk menghancurkan sel kanker. Terapi radiasi diantaranya yaitu radioterapi, terapi sinar X, terapi cobalt atau radiasi. Radiasi akan bereaksi terhadap sel-sel kanker yang berlokasi di daerah yang terkena radiasi. Tujuan terapi radiasi diantaranya yaitu memperkecil ukuran kanker ganas sebelum dilakukan pembedahan, menyembuhan sel kanker yang telah

4 digilib.uns.ac.id 14 menyebar, mengurangi tanda gejala yang muncul. Selain bermanfaat untuk terapi, radiasi akan memberikan dampak pengobatan diantaranya yaitu iritasi kulit, sulit menelan, mulut kering, mual, muntah, diare, rambut rontok dan kelemahan (Sudoyo, 2007). 3. Kemoterapi Terapi dengan menggunakan obat-obat yang sistemik untuk mengobati kanker. Obat tersebut diberikan melalui suntikan ke pembuluh darah. Kemoterapi sering diberikan setelah pasien dilakukan pembedahan. Tujuan kemoterapi diantaranya yaitu memperkecil ukuran kanker sehingga memudahkan pengangkatan saat operasi, mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup. Selain merupakan terapi pada kanker, kemoterapi memberikan dampak setelah pemberian diantaranya yaitu selain bereaksi terhadap sel kanker maka kemoterapi berpengaruh terhadap sel normal tubuh serta dapat menyebabkan gangguan pada paru, jantung, ginjal serta system syaraf (Tjandrasa, 2003)). 4. Imunoterapi Sistem kekebalan tubuh merupakan pengawas utama terhadap benda asing yang masuk kedalam tubuh. Termasuk ketika adanya virus ataupun bakteri penyebab kanker muncul, maka tubuh akan bereaksi dengan mengeluarkan antibody. Para ahli mengembangkan pengobatan melalui terapi imun, supaya tubuh mengenali dan menghancurkan apabila ada benda asing pemicu kanker.

5 digilib.uns.ac.id 15 Salah satu variasi dalam imunoterapi adalah dengan memberikan bahan yang merangsang sistem kekebalan yaitu agen imunomodulasi nonspesifik. Variasi tersebut dipakai saat pembedahan kanker prostat ataupun kanker kolonrektal. Variasi lain dengan menghasilkan protein sistem kekebalan spesifik (sitokin) dalam laboratorium dan kemudian memakainya dalam pengobatan. Protein tersebut sering disebut biologic response modifier (BRM) yang belakangan ini banyak dipakai dalam pengobatan kanker. Efek samping pengobatan menggunakan imunoterapi adalah bercak merah atau bengkak dibagian yang disuntik, pasien mengalami gejala seperti flu dan kelemahan, nyeri tulang dan sendi, demam, reaksi alergi yang parah sehingga perlu persiapan yang matang sebelum pengobatan (Tjandrasa, 2003). 5. Terapi Hipertermia Terapi kanker dengan hipertermia meliputi pemaparan jaringan tubuh terhadap temperatur yang tinggi hingga 41⁰C yang akan merusak atau menghilangkan sel sel kanker. Efek samping terapi ini adalah timbulnya bulla (gelembung air) apabila terapi ini langsung diberikan melalui kulit (Tjandrasa, 2003) 6. Krioterapi Adalah pemberian terapi dengan menggunakan temperatur dingin yang ekstrem untuk menghancurkan sel kanker. Terapi ini dengan memberikan cairan nitrogen pada kanker. commit Terapi to user ini digunakan untuk kanker kulit

6 digilib.uns.ac.id 16 ataupun kanker mata (retinoblastoma). Para ahli baru meneliti penggunaan untuk kanker internal (Tjandrasa, 2003) 7. Transplantasi sel stem Adalah transplantasi sel induk atau sel stem untuk menggantikan sel didalam sumsum tulang yang telah hancur akibat radiasi ataupun kemoterapi. Sel stem bisa berasal dari tubuh pasien sendiri,orang lain. tranplantasi sel stem ini sering digunakan untuk terapi leukemia ataupun limfoma (Sudoyo, 2007). 8. Terapi baru yang lain Beberapa jenis terapi kanker yang baru berkembang saat ini diantaranya yaitu terapi gen (mengganti gen yang rusak dan meningkatkan produksi gen yang sehat), terapi pengarahan molekul, pembedahan kanker dengan laser dan terapi fotodinamika. Terapi kanker akan saling melengkapi dalam mencapai tujuan pengobatan. Selain menekan atau menghilangkan sel kanker, setiap terapi mempunyai dampak pada tubuh. Pasien perlu mendapatkan pengetahuan yang cukup mengenai komplikasi pengobatan, sehingga pasien akan melakukan antisipasi dini untuk mengatasi masalah tersebut (Tjandrasa, 2003). f. Efek Samping Pengobatan Kanker Efek samping atau komplikasi pengobatan kanker dapat sangat mengganggu dibandingkan dengan kanker itu sendiri. Terapi radiasi ataupun kemoterapi menimbulkan efek samping yang sama pada pasien kanker,

7 digilib.uns.ac.id 17 sehingga petugas kesehatan perlu mengupayakan untuk mengatasi atau mengurangi masalah efek samping terapi serta dapat meningkatkan kualitas hidup pasien selama periode pengobatan. Efek samping dari terapi kanker diantaranya yaitu: 1). Kelelahan Penderita kanker biasanya akan merasa lelah selama menjalani terapi. Tingkat kelelahan bisa bervariasi dari sedang sampai dengan kelelahan yang luar biasa. Kelelahan ini bisa berlangsung beberapa bulan setelah terapi. 2). Mual Mual dirasakan oleh pasien saat terapi ataupun setalah terapi dilakukan. Hal ini akan sangat menggangu pasien dan dapat menimbulkan komplikasi lain yang akan memperberat kondisi pasien. 3). Rambut Rontok Obat-obatan kemoterapi ataupun radiasi didaerah kepala dapat mengakibatkan kerontokan rambut (allopesia). Kerontokan rambut akan berlangsung terus menerus sampai pengobatan selesai. Hal ini akan mengakibatkan pasien tidak percaya diri dan memarik diri dalam pergaulan. 4). Gangguan pada kulit. Kulit pasien yang melakukan terapi radiasi atau kemoterapi akan mengalami kekeringan. 5). Gangguan pada mulut dan tenggorokan

8 digilib.uns.ac.id 18 Penting memelihara kesehatan mulut dan gusi selama terapi. Pasien dengan radiasi daerah leher dada dapat mengalami batuk, sulit menelan dan tersedak. 6). Diare Terapi kanker dapat mempengaruhi sel dinding usus, sehingga pasien akan mengalami diare. 7). Konstipasi Obat obatan tertentu yang diberikan selama terapi kanker, kelemahan fisik pasien selama terapi, kurang beraktifitas, diet rendah serat ataupun cairan dapat menyebabkan konstipasi pada pasien. 8). Perubahan selera makan dan perubahan berat badan Banyak faktor yang menyebabkan perubahan selera makan dan penurunan berat badan. Pengobatan kanker akan menurunkan selera makan, menganggu pencernaan dan absorbsi makanan oleh tubuh. Pasien kanker cenderung akan merasa cepat kenyang walaupun asupan makanan sedikit. Masalah lain yang memperberat perubahan nutrisi dan berat badan adalah pasien mengalami mual, diare, nafsu makan turun serta gangguan pada mulut dan gusi. 9). Rasa nyeri Nyeri pasien kanker disebabkan karena rusaknya jaringan disekitar kanker, penekanan jaringanoleh pembesaran kanker serta gangguan syaraf. Selain itu pengobatan kanker juga penyebab utama nyeri muncul. Pengobatan yang dapat menimbulkan nyeri adalah pembedahan kanker,

9 digilib.uns.ac.id 19 terapi radiasi dan kemoterapi. Reaksi emosional terhadap kanker seperti cemas, depresi, tidak berdaya juga akan meningkatkan rasa nyeri pasien (Tjandrasa, 2003). g. Strategi Mengatasi Masalah Yang Muncul Selama Terapi Pada Pasien Kanker. Diagnosis kanker akan membuat pasien merasa putus asa, kehilangan harga diri, merasa tidak berharga dan akhirnya akan menimbulkan masalah baru yang dapat memperparah kondisi pasien. Kondisi pasien yang tidak mendukung dalam pengobatan, efek samping pengobatan yang dijalani, kondisi emosional yang labil akan menyebabkan kualitas hidup pasien rendah (Tjandrasa, 2003). Diperlukan strategi dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi pasien kanker baik setelah pasien didiagnosis kanker ataupun saat pasien menjalani terapi untuk penyembuhan kanker. Beberapa hal dibawah ini dapat dilakukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi pasien diantaranya yaitu (Tjandrasa, 2003) : 1). Persiapkan diri dalam meningkatkan pengetahuan tentang kanker dan pengobatan yang perlu dijalani. Pasien dan keluarga dapat bertanya pada dokter ataupun petugas kesehatan tempat pasien menjalani perawatan tentang kanker, terapi yang harus dijalani serta efek samping terapi. Semakin tinggi pengetahuan yang dimiliki oleh pasien dan keluarga maka akan semakin

10 digilib.uns.ac.id 20 meningkatkan percaya diri pasien dalam menjalani pengobatan dan meningkatkan persiapan pasien dalam menghadapi efek samping terapi. Keluarga memegang peranan penting dalam memberikan dukungan pada pasien selama menjalani terapi. Keluarga dapat ikut serta mencarikan informasi yang terkait penyakit dan pengobatan yang harus dijalani pasien. Keluarga membantu menyiapkan dukungan material, emosional dan informasi pada pasien. Keluarga menjalankan fungsi kesehatannya dengan baik yaitu mampu mengambil keputusan untuk tindakan terapi kanker pasien, mampu merawat anggota keluarga yang sakit serta mampu memanfaatkan sarana/ tempat pelayanan kesehatan (RS) untuk mencari pelayanan kesehatan anggota keluarga yang sakit. Dengan berjalannya fungsi kesehatan keluarga ini diharapkan kesejahteraan pasien selama sakit meningkat dan dapat meningkatkan kualitas hidup pasien. Peningkatan kualitas hidup pasien dapat meningkatkan usia harapan hidup, sehingga akan membuat pasien lebih berarti baik untuk diri pasien sendiri, keluarga ataupun untuk orang lain. 2). Tetap menjalankan rutinitas. Efek samping radiasi terapi adalah kelemahan, merasa tidak bertenaga dan tidak dapat melakukan aktifitas mandiri. Pasien harus bangkit dari efek samping tersebut dengan cara pasien melakukan rutinitas dan gaya hidup seperti sebelum sakit. Kembali beraktifitas fisik sesuai dengan

11 digilib.uns.ac.id 21 kemampuan, bekerja seperti sebelum sakit, mengunjungi keluarga dan sahabat akan memberikan rasa puas dan berarti. 3). Tetapkan sasaran yang memadai Dalam hal ini pasien diharapkan mampu memperkirakan target yang ingin dicapai setelah sakit ataupun terapi. Target disesuaikan dengan kondisi fisik dan emosional pasien. Diperlukan usaha yang baik dari pasien selain dukungan dari orang yang ada didekat pasien. 4). Lakukan berbagai latihan/ olah raga Olah raga dapat membantu pasien melawan perasaan tidak berdaya dan merupakan aktifitas terbaik untuk mengatasi ketegangan secara emosional serta menurunkan depresi. Jenis olah raga yang dapat dilakukan pada prinsipnya adalah gerakan ringan dan tidak membuat pasien kelelahan. Kegiatan ini dapat dilakukan secara mandiri oleh pasien atau bersama keluarga. 5). Tidak larut dalam kesedihan Carilah aktifitas yang dapat menyenangkan pasien, misalnya dengan melakukan hobi atau aktifitas kegemaran pasien, berkumpul dengan keluarga dan teman serta kelompok pendukung dapat menjadi alternatif untuk mengatasi kesedihan pasien. 6). Nikmati suasana yang menyenangkan Cara menghilangkan kejenuhan/ rasa sakit/ gejala yang diderita pasien kanker adalah dengan menikmati suasana kebersamaan dengan teman atau keluarga. Dapat bercanda dan bercengkrama merupakan salah satu

12 digilib.uns.ac.id 22 tindakan yang dapat dilakukan oleh pasien dan keluarga untuk membantu pasien bangkit dan bersemangat dalam menjalani kehidupan. Tersenyum dan tertawa membuat tubuh secara fisiologis mengeluarkan bahan kimia yang akan membantu melawan rasa sakit dan depresi. 7). Luangkan waktu untuk diri sendiri Efek samping pengobatan radioterapi pada kanker diantarnya mual, muntah, anoreksia, kelelahan, gangguan kulit, gangguan mulut, diare, konstipasi, penurunan berat badan dan efek samping lain. Hal tersebut akan mengganggu pasien, membuat pasien tidak berdaya dan menambah ketergantungan pasien pada orang lain. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh pasien untuk mengatasi hal tersebut diatas adalah mempunyai rasa lebih rileks, bersantai, cukup istirahat, makan makanan yang bergizi dengan porsi kecil tetapi sering. Untuk memenuhi hal terebut pasien diharapkan mempunyai waktu tersendiri yang cukup. 8). Lakukan dengan kemudahan Beberapa keterbatasan yang muncul saat pasien menjalani terapi membuat pasien merasakan hidup semakin sulit, untuk mengatasi hal tersebut, buatkan konsep dalam pikiran pasien bahwa semua dapat dilakukan dengan mudah tanpa membebani fisik dan emosi pasien. Lakukan kegiatan dengan pertimbangan yang meringankan pasien tanpa menimbulkan masalah lain.

13 digilib.uns.ac.id 23 9). Bersikap terbuka Cemas, depresi, merasa tidak berarti, ketakutan mengungkapkan perasaan akan memperparah efek samping terapi yang diderita pasien. Sikap terbuka dengan keluarga, petugas kesehatan ataupun teman dan sahabat dapat meningkatkan rasa nyaman secara emosional. Keseimbangan antara emosional dan fisik akan meningkatkan kesehatan pasien. 10). Jangan menghindari hubungan seksual Hal terpenting dalam hidup pasien adalah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia. Termasuk didalamnya adalah rasa dicintai dan mencintai oleh pasangan. Banyak pasien yang merasa tidak mampu lagi berhubungan seksual dengan sehat bersama pasangan selama menjalani terapi. Tekankan pada pasien bahwa hubungan seksual dapat dilakukan dengan cara lain yang lebih bermakna (mencium, memeluk dan menyentuh pasangan). Hal tersebut akan memberikan arti tersendiri pada pasien dan memberikan makna yang mendalam dari pada hubungan sebelumnya. 11). Carilah hal - hal yang positif Penderita kanker bukanlah orang yang harus dihindari. Efek samping yang dirasakan pasien bukanlah penghalang pasien untuk bergaul, bergabung dan megikuti kegiatan yang sebelumnya dilakukan oleh pasien. Pasien yang mengalami efek samping pengobatan kanker dapat menumbuhkan rasa emosional dan spiritual pasien. Menghapus rasa permusuhan yang mungkin ada, menyambung silaturahmi dengan

14 digilib.uns.ac.id 24 keluarga dan sahabat, menghabiskan waktu bersama orang yang terkasih dapat meningkatkan kesehatan pasien. 2. Edukasi/ Pendidikan Kesehatan Pendidikan kesehatan pada hakekatnya adalah suatu kegiatan atau usaha untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat, kelompok atau individu dengan harapan dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik. Akhirnya pengetahuan tersebut diharapkan dapat berpengaruh terhadap perubahan perilaku yang lebih baik (Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan kesehatan baik penyakit, pengobatan dan efek samping pengobatan akan berpengaruh terhadap perilaku sebagai hasil jangka menengah dari pendidikan kesehatan. Perilaku kesehatan akan berpengaruh pada meningkatnya indikator kesehatan pasien sebagai keluaran/ hasil dari pendidikan kesehatan. Hal ini tentu saja berbeda dengan program kesehatan lainnya terutama program pengobatan yang dapat langsung memberikan hasil terhadap penurunan kesehatan. a. Peran Pendidikan kesehatan Notoatmojo (2003) menyebutkan dalam hasil penelitiannya bahwa lingkungan mempunyai andil yang paling besar terhadap status kesehatan seseorang, diikuti dengan perilaku dan yang terakhir yang berpengaruh adalah pelayanan kesehatan dan keturunan.

15 digilib.uns.ac.id 25 Perilaku merupakan kontribusi paling besar terhadap kesehatan seseorang. Perilaku dipengaruhi oleh faktor predisposisi (predisposing factor), faktor pendukung (enabling factor) dan faktor yang memperkuat (reinforcing factor). Pendidikan kesehatan sebagai faktor usaha intervensi perilaku harus diarahkan kepada tiga faktor pokok tersebut. Pendidikan kesehatan merupakan suatu usaha untuk menyediakan kondisi psikologis dari pasien agar mereka berprilaku sesuai dengan tuntutan nilai- nilai kesehatan. b. Batasan pendidikan kesehatan Pendidikan kesehatan merupakan upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok ataupun masyarakat sehingga pasien melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Disebutkan juga bahwa pendidikan kesehatan adalah penerapan pendidikan di bidang kesehatan dengan output yang diharapkan adalah perilaku kesehatan atau perilaku untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang kondusif, perubahan perilaku yang tidak kondusif kearah perilaku yang kondusif. Unsur dalam pendidikan kesehatan diantaranya yaitu: 1). Input yaitu sasaran pendidikan meliputi individu, keluarga, masyarakat dan pelaku pendidikan (pendidik). 2). Proses yaitu upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain. 3). Output yaitu melakukan apa yang diharapkan atau perilaku.

16 digilib.uns.ac.id 26 Perubahan perilaku kearah perilaku yang kondusif, mengandung beberapa dimensi yaitu (Notoatmodjo, 2003) : 1). Perubahan Perilaku Perilaku pasien atau masyarakat yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesehatan menjadi perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai kesehatan atau dari perilaku negatif kearah perilaku positif. 2).Pembinaan Perilaku yaitu pembinaan ditujukan kepada pasien ataupun masyarakat agar perilaku yang sudah sehat dipertahankan (dilanjutkan). 3).Pengembangan Perilaku yaitu pengembangan perilaku hidup sehat terutama ditujukan untuk membiasakan hidup sehat. c. Sasaran pendidikan kesehatan Tujuan akhir pendidikan kesehatan adalah kemampuan pasien/ masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan keefektifan sasaran dalam memberikan pendidikan kesehatan, selain pasien itu sendiri. Berdasarkan pentahapan upaya promosi, maka sasaran pendidikan kesehatan dibagi menjadi 3 kelompok yaitu (Susilo, 2011) : 1). Sasaran primer yaitu pasien atau masyarakat sesuai dengan permasalahan kesehatan yang dihadapinya. Dikelompokan menjadi kepala keluarga, anggota keluarga dan anak sekolah. Upaya promosi yang dilakukan terhadap sasaran primer ini sejalan dengan pemberdayaan masyarakat (empowerment).

17 digilib.uns.ac.id 27 2). Sasaran sekunder yaitu para tokoh masyarakat, dimana para tokoh masyarakat ini diberi pendidikan kesehatan yang nanti akan disampaikan ke masyarakat. 3). Sasaran tersier yaitu para pembuat keputusan dan kebijakan ditingkat pusat ataupun daerah. Dimana dengan kebijakan yang diputuskan tersebut akan mempunyai dampak terhadap perilaku sehat bagi masyarakat. d. Metode pendidikan kesehatan Agar mencapai hasil yang maksimal dalam memberikan pendidikan kesehatan diperlukan metode yang tepat. Menurut Notoatmodjo, 2003 dan Tjandrasa, 2003, dibawah ini akan diuraikan beberapa metode pendidikan kesehatan diantaranya yaitu : 1).Metode Pendidikan Individual yaitu metode pendidikan yang bersifat individu untuk membina perilaku baru, atau membina seseorang yang tertarik untuk melakukan perubahan perilaku atau inovasi. Bentuk pendekatan metode ini adalah bimbingan dan penyuluhan, interview/ wawancara. 2).Metode Pendidikan Kelompok, dalam memilih metode pendidikan kelompok harus diperhatikan tentang besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal dari sasaran. Metode yang sering digunakan pada pendidikan kelompok diantaranya yaitu ceramah, seminar dan diskusi kelompok.

18 digilib.uns.ac.id 28 3).Metode Pendidikan Massa, metode ini cocok untuk mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat. Oleh karena itu sasaran pendidikan bersifat umum dalam arti tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial ekonomi, tingkat pendidikan dan lain sebagainya. e. Metode Pendidikan Kesehatan Ceramah Metode pendidikan kesehatan ceramah adalah suatu metode yang efektif untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah. Notoatmojo, 2003 dan Arsyad, 2007 menyebutkan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan pendidikan kesehatan dengan metode ceramah adalah: 1). Tahap persiapan : pemberi ceramah harus menguasai materi yang akan disampaikan dan mempersiapkan alat bantu pengajaran diantaranya yaitu makalah, slide/ LCD, sound sistem dan lainnya. 2). Tahap pelaksanaan : beberapa hal yang dapat dilakukan penceramah sebagai kunci keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah: a). Sikap dan penampilan yang menyakinkan. b). Suara yang cukup keras dan jelas. c). Pandangan tertuju pada seluruh peserta ceramah. d). Berdiri didepan (di pertengahan). e). Menggunakan Audio Visual Aid/AVA semaksimal mungkin.

19 digilib.uns.ac.id 29 Dalam pelaksanaannya metode pendidikan kesehatan ceramah memiliki keuntungan maupun kerugian. Menurut Machfoed I dan Suryani E (2009) beberapa keuntungan yang diperoleh dengan metode ceramah antara lain : a) Audiens yang mengikuti berjumlah sangat banyak. b) Mudah digunakan. c) Dapat dengan mudah untuk menyampaikan informasi. d) Dapat mempengaruhi pendapat. e) Ekonomis, praktis. Sedangkan untuk kerugian menggunakan metode ceramah adalah: a) Audiens pasif. b) Penyaji harus menguasai semua materi. c) Komunikasi yang terjadi hanya satu arah (one way communication) sehingga kemungkinan belajar lebih sedikit karena tidak ada umpan balik. d) Tidak sesuai untuk mempelajari keterampilan yang rumit. e) Cepat membosankan bila ceramah kurang menarik. f) Pesan yang disampaikan mudah dilupakan. g) Sering timbul pengertian lain bila sasarannya kurang memperhatikan. f. Media pendidikan kesehatan Pengertian media pendidikan kesehatan adalah alat bantu pendidikan (AVA/ Audio Visual Aids) yang merupakan alat untuk

20 digilib.uns.ac.id 30 menyampaikan pesan kesehatan bagi pasien atau masyarakat. Menurut Machfoedz (2009) berdasarkan fungsinya media kesehatan dibagi menjadi tiga yaitu: 1). Media Cetak, jenis media ini diantaranya yaitu booklet, lieflet, flyer, flip chart, rubric, poster dan foto. 2). Media elektronik, jenis media ini diantaranya yaitu TV, radio,video dan slide. 3). Media papan (bill board) dimana media ini dipasang di tempattempat umum dengan pesan-pesan kesehatan. 3. Media Booklet Booklet merupakan salah satu media cetak yang digunakan untuk menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu dalam bentuk buku baik berupa tulisan atau gambar (Notoatmodjo, 2010). a. Pengertian Booklet Booklet adalah media komunikasi massa yang bertujuan untuk menyampaikan pesan yang bersifat promosi, anjuran, larangan-larangan kepada khalayak massa dan berbentuk cetakan sehingga akhir dari tujuannya adalah agar masyarakat dapat memahami dan mengikuti pesan yang terkandung di dalamnya (Bahri, 1990) b. Fungsi Booklet Booklet pada umumnya digunakan dengan tujuan untuk memberikan informasi dengan spesifik dan banyak digunakan sebagai media alternatif

21 digilib.uns.ac.id 31 untuk dipelajari pada setiap saat bila seseorang membutuhkannya (Bahri,1990) Fungsi Booklet sebagai media komunikasi pendidikan kesehatan adalah : 1). Untuk menimbulkan minat sasaran pendidikan. 2). Membantu didalam mengatasi banyak hambatan. 3). Membantu sasaran pendidikan untuk belajar lebih banyak dan cepat. 4). Merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang diterima kepada orang lain. 5). Untuk mempermudah penyampaian bahasa pendidikan. 6). Untuk mempermudah penemuan informasi oleh sasaran pendidikan. 7). Mendorong keinginan orang untuk mengetahui, mendalami dan akhirnya mendapatkan pengertian yang lebih baik. 8). Membantu menegakkan pengertian yang diperoleh. c. Kelebihan dan Kelemahan Booklet 1). Kelebihan Booklet a). Booklet merupakan media cetak sehingga biaya yang dikeluarkan lebih murah jika dibandingkan dengan menggunakan media audio visual lainya. b). Proses penyampaian booklet kepada obyek/ masyarakat bisa dilakukan sewaktu-waktu dan disesuaikan dengan kondisi yang ada. c). Lebih jelas dan terperinci karena bisa mengulas tentang pesan yang disampaikannya.

22 digilib.uns.ac.id 32 2). Kelemahan Booklet a). Booklet tidak bisa menyebar ke seluruh masyarakat karena disebabkan penyebarannya terbatas. b). Tidak langsungnya proses penyampaiannya sehingga umpan balik dari obyek kepada penyampai pesan tidak secara langsung/ tertunda. c). Memerlukan banyak tenaga dalam penyebarannya. 4. Metode Pendampingan a. Pengertian Metode pendampingan adalah suatu metode yang digunakan dalam pendidikan kesehatan yang memungkinkan kontak lebih intensif antara pasien dengan petugas kesehatan. Petugas kesehatan akan mendampingi pasien atau keluarga menemukan kemampuan mengatasi berbagai masalah yang didapatkan saat perawatan dan pengobatan (Sunaryo, 2004). Prinsip utama pendampingan adalah pasien dan keluarga (lingkungan) merupakan kekuatan positif dan bermanfaat bagi proses pemecahan masalah (Sunaryo, 2004). Terkait dengan konsep pendampingan maka sistem yang diterapkan adalah partisipasif yang artinya dalam menentukan setiap pendampingan akan dilakukan dengan peran serta aktif pasien dan keluarga sesuai dengan tahapan tahapan kegiatan yang telah disusun.

23 digilib.uns.ac.id 33 b. Tugas Pendampingan Menurut Sunaryo, 2004 pendampingan berpusat pada empat bidang tugas yaitu: 1). Pemungkinan (Enabling) atau fasilitasi yaitu merupakan fungsi yang berkaitan dengan pemberian motivasi dan kesempatan pada masyarakat. 2). Penguatan (In powering) yaitu pelatihan dan pendidikan guna memperkuat kapasitas masyarakat (Capability Building) dimana pemdamping aktif 3). Perlindungan (Protecting) 4). Pendukung (Supporting) 5. Dukungan Keluarga Menurut Peraturan Pemerintah No.21 tahun 1994, Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami-isteri atau suami, isteri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. Keluarga merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Bagi sebagian besar menganggap keluarga merupakan pendorong, penyemangat serta pemberi dukungan dan motivasi untuk menjalani hidup agar menjadi lebih baik. a. Pengertian Dukungan Keluarga Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap anggotanya. Anggota keluarga dipandang sebagai bagian yang

24 digilib.uns.ac.id 34 tidak terpisahkan dalam lingkungan keluarga. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan (Friedman, 1998) Menurut Gotlieb (1983) dukungan keluarga adalah informasi verbal, sasaran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orangorang yang akrab dengan subyek didalam lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran dan hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau pengaruh pada tingkah laku penerimannya. Dalam hal ini orang yang merasa memperoleh dukungan sosial, secara emosional merasa lega diperhatikan, mendapat saran atau kesan yang menyenangkan pada dirinya. b. Fungsi Dukungan Keluarga Friedman (1998) menjelaskan bahwa keluarga memiliki beberapa fungsi dukungan yaitu : 1). Dukungan Informasional Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan diseminator/ penyebar informasi tentang berita. Menjelaskan tentang pemberian saran, sugesti, informasi yang dapat digunakan mengungkapkan suatu masalah. Manfaat dari dukungan ini adalah dapat menekan munculnya suatu stressor karena informasi yang diberikan dapat menyumbangkan aksi sugesti yang khusus bagi individu. Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah nasehat, usulan, saran, petunjuk dan pemberian informasi. Bentuk dukungan ini berupa penyediaan materi yang dapat memberikan pertolongan langsung seperti pemberian uang, pemberian

25 digilib.uns.ac.id 35 barang, makanan serta pelayanan. Bentuk ini dapat mengurangi stres karena individu dapat langsung memecahkan masalahnya yang berhubungan dengan materi. 2). Dukungan Penilaian Keluarga bertindak sebagai sebuah umpan balik, membimbing dalam pemecahan masalah, sebagi sumber dan validator identitas anggota keluarga diantaranya memberikan support/ dukungan, penghargaan dan perhatian. Bentuk dukungan ini melibatkan pemberian informasi, saran atau umpan balik tentang situasi dan kondisi individu. Jenis informasi seperti ini dapat menolong individu untuk mengenali dan mengatasi masalah dengan mudah. 3). Dukungan Instrumental Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit, diantaranya kesehatan penderita dalam hal kebutuhan makan dan minum, istirahat, terhindarnya penderita dari kelelahan. 4). Dukungan Emosional/ Emotional Support Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. Aspek-aspek dari dukungan emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan.

26 digilib.uns.ac.id 36 Bentuk dari dukungan ini membuat individu memiliki perasaan nyaman, yakin diperdulikan dan dicintai oleh keluarga sehingga individu dapat menghadapi masalah dengan baik. Dukungan ini sangat penting dalam menghadapi keadaan yang dianggap tidak dapat dikontrol. c. Manfaat Dukungan Keluarga Dukungan sosial keluarga merupakan sebuah proses yang terjadi sepanjang masa kehidupan, sifat dan jenis dukungan sosial berbeda-beda dalam berbagai tahap-tahap siklus kehidupan. Namun demikian dalam semua tahap siklus kehidupan, dukungan sosial keluarga membuat keluarga mampu berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal. Sebagai akibatnya, hal ini akan meningkatkan kesehatan dan adaptasi keluarga (Friedman, 1998). Friedman (1998) menyimpulkan bahwa baik efek-efek penyangga (dukungan sosial menahan efek-efek negatif dari stres terhadap kesehatan) dan efek-efek utama (dukungan secara langsung mempengaruhi akibat-akibat dari kesehatan) pun ditemukan. Sesungguhnya efek-efek penyangga dan utama dari dukungan sosial terhadap kesehatan dan kesejahteraan boleh jadi berfungsi bersamaan. Secara lebih spesifik, keberadaan dukungan sosial yang adekuat terbukti berhubungan dengan menurunnya mortalitas, lebih mudah sembuh dari sakit dan dikalangan kaum tua, fungsi kognitif, fisik dan kesehatan emosi.

27 digilib.uns.ac.id 37 d. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan. Menurut Friedman (1998) membagi tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan menjadi 5 macam : 1). Mengenal masalah kesehatan setiap anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga ecara tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang tejadi dan seberapa besar perubahannya. 2). Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka segera melakukan tindakan yang tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi. Apabila keluarga mempunyai keterbatasan sebaiknya meminta bantuan orang lain di lingkungan sekitar keluarga.

28 digilib.uns.ac.id 38 3). Memberikan perawatan anggota keluarga yang sakit atau yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu muda. Perawatan ini dapat dilakukan di rumah apabila keluarga mampu melakukan tindakan untuk pertolongan pertama atau ke pelayanan kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjutan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi. 4). Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga. 5). Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan/ pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada. 6. Kualitas Hidup a. Pengertian Kualitas Hidup Pengertian dari kualitas hidup masih menjadi suatu permasalahan, artinya belum ada suatu pengertian yang tepat, yang dapat digunakan sebagai acuan untuk mengukur kualitas hidup seseorang. Berbagai disiplin ilmu seperti ilmu politik, filsafat, psikologi, dokter, perawat maupun pasien mempunyai dimensi yang berbeda dalam mendefinisikan tentang kualitas hidup. Menurut Mast, 1995 dalam Kinghorn & Gamlin, 2001 mendefinisikan kualitas hidup adalah suatu ide yang abstrak, yang tidak terikat oleh waktu atau tempat, bersifat situasional dan meliputi berbagai

29 digilib.uns.ac.id 39 konsep yang saling tumpang tindih. Menurut Farquahar, 1995 & Bowling, 1995 kualitas hidup merupakan suatu model konseptual yang bermaksud untuk menggambarkan perspektif pasien dengan berbagai istilah, dimana pengertian kualitas hidup ini akan berbeda bagi orang sehat dan orang sakit. Menurut Cella, 1992 dalam Kinghorn & Gamlin, 2001 kualitas hidup mempunyai dua komponen dasar yaitu subjektifitas dan multidimensi. Subjektifitas mengandung arti bahwa kualitas hidup hanya bisa ditentukan dari sudut pandangan pasien saja dan ini hanya dapat dapat diketahui dengan bertanya langsung kepada pasien. Multidimensi mengandung arti bahwa kualitas hidup dipandang dari seluruh aspek kehidupan seseorang secara holistik meliputi aspek biologis/ fisik, psikologis/ emosi, sosiokultural dan spiritual. Menurut Brock, 1993 dalam Kinghorn & Gamlin, 2001 dalam teorinya tentang kualitas hidup mempertimbangkan tiga hal penting untuk menentukan kualitas hidup seseorang. Pertama, kondisi manusia digambarkan dalam bentuk perasaan gembira dan puas. Kedua kapabilitas manusia dilihat dalam bentuk fungsi peran yang disesuaikan dengan umur dan ketiga pilihan teori kepuasan yang sesuai, dimana didalamnya termasuk isu-isu yang kompleks tentang pilihan, kebebasan dan otonomi pasien. Kemampuan pasien untuk mengukur kualitas hidupnya dipengaruhi juga oleh pengalamannya, seperti yang dinyatakan oleh Frank, 1996 dalam Kinghorn & Gamlin, 2001 bahwa setiap manusia mempunyai kebutuhan untuk menemukan arti dari pengalaman hidupnya

30 digilib.uns.ac.id 40 dan manusia tidak dirusak oleh penderitaannya itu tetapi oleh penderitaan yang tanpa arti. Hal ini dimaksudkan bahwa dalam setiap pengalaman hidup itu pengalaman yang memberikan dampak positif ataupun dampak negatif harus dapat diambil hikmahnya, sehingga kejadian atau peristiwa yang kita alami tersebut dapat memberikan makna untuk memperbaiki kualitas hidup kita di masa yang akan datang. Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian tentang kualitas hidup bersifat subjektif atau individual. Kualitas hidup terdiri dari berbagai aspek kehidupan serta dipengaruhi oleh pengalaman hidup seseorang dan bagaimana cara pandangnya terhadap pengalaman hidup yang telah dilewatinya tersebut sehingga akan memberikan perasaan senang dan puas dimasa yang akan datang. c. Dimensi Kualitas hidup Menurut Cella, 1992 dalam Kinghorn & Gamlin, 2001 untuk mengukur kualitas hidup seseorang dapat dilihat dari empat dimensi utama yaitu kesejahteraan fungsional, fisik, psikologis/ emosional dan sosial. Sementara untuk kesejahteraan spiritual, kurang diprioritaskan karena kebutuhan spiritual bagi setiap individu mempunyai arti yang berbeda. Pada sebagian orang kebutuhan spiritual merupakan hal yang sangat penting dan sebagai prioritas dalam kehidupannya, sedangkan bagi sebagian lainnya tidak. 1). Kesejahteraan Fungsional, yaitu kemampuan seseorang untuk berfungsi secara optimal dalam kehidupannya sehari-hari meliputi

31 digilib.uns.ac.id 41 bekerja, melakukan transaksi di bank, belanja, belajar, membersihkan rumah, merawat diri, berpakaian, menyiapkan makan, toiletting dan sebagainya. 2). Kesejahteraan Fisik yaitu kemampuan organ tubuh untuk berfungsi secara optimal sehingga dapat melakukan aktifitas sehari-hari secara mandiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. 3). Kesejahteraan Psikologis/ Emosional yaitu kemampuan untuk menciptakan perasaan senang dan puas terhadap suatu peristiwa atau kejadian yang dialami dalam kehidupan seseorang sehingga terhindar dari timbulnya masalah-maslah psikologis. 4). Kesejahteraan sosial yaitu kemampuan seseorang untuk membina hubungan interpersonal dengan orang lain, dimana hubungan yang terbina adalah hubungan yang mempunyai kerekatan dan keharmonisan. c. Konsep Kualitas Hidup Menurut Sarafino, 2006 sehat merupakan gabungan tiga komponen utama yaitu fisik, psikologis dan sosial yang merupakan bagian dari komponen kualitas hidup. Kualitas hidup meliputi tiga komponen utama yaitu : 1). Being, merupakan aspek yang paling mendasar, dimana seseorang merasa keberadaan dirinya sebagai individu. Komponen being terdiri dari:

32 digilib.uns.ac.id 42 (a). Physical being: meliputi kesehatan fisik, nutrisi, olahraga, mobilitas dan ketangkasan fisik serta keberhasilan diri. (b). Physicology being: meliputi perasaan, kognitif dan keberadaan seseorang. Berfokus pada kepercayaan diri, kontrol diri, koping terhadap cemas dan pengenalan perilaku yang baik. (c). Spiritual being: meliputi nilai dan standar hidup seseorang, kepercayaan spiritual, pengalaman sehari-hari, perayaan peristiwaperistiwa penting dan hari-hari istimewa. 2). Belonging merupakan gambaran hubungan individu dengan lingkungan yang ada disekitarnya, meliputi: (a). Ecological belonging : menggambarkan hubungan seseorang dengan lingkungan fisiknya, misalnya rumah, tetangga, tempat kerja dan komunitas. (b). Social Belonging : menggambarkan hubungan individu dengan lingkungan sosialnya. Berfokus pada makna relasi dengan orang lain, seperti teman, keluarga rekan kerja, tetangga dan anggota budaya tertentu (c). Community belonging : menunjukkan hubungan individu dengan sumber-sumber yang dapat dijangkau anggota masyarakat dan kelompok sosial. Termasuk didalamnya adalah pendapatan, pekerjaan, pendidikan, rekreasi, pelayanan kesehatan dan sosial serta kegiatan-kegiatan di komunitas.

33 digilib.uns.ac.id 43 3). Becoming, komponen ini berfokus pada aktifitas yang bertujuan, dimana pasien / individu berusaha mewujudkan cita-cita, aspirasi dan harapan hidupnya. Komponen becoming terdiri dari: (a). Personal growth becoming : meliputi aktifitas yang meliputi perkembangan pengetahuan dan keterampilan, baik melalui proses pembelajaran formal maupun informal. (b). Leisure becoming : meliputi aktifitas diwaktu luang atau rekreasi yang tidak secara jelas mempengaruhi nilai hidup seseorang, diantaranya meditasi, relaksasi dan bermain. (c). Practical becoming : termasuk didalamnya adalah semua aktifitas bertujuan untuk mewujudkan cita-cita aspirasi dan harapan hidup. Aktifitas ini meliputi : menjalankan peran dalam rumah tangga, bekerja, aktifitas pendidikan, perawatan diri dan keterlibatan dalam pelayanan sosial dan kesehatan. d. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hidup Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas hidup diantaranya yaitu: 1). Umur, sejalan dengan bertambahnya umur seseorang maka akan mengalami berbagai macam perubahan, baik perubahan fisik ataupun psikososial. Menurut Stanley dan Beare, 2006 menyebutkan bahwa meningkatnya umur seseorang dapat mempengaruhi kualitas fisik sehingga kualitas hidupnya menurun. 2). Jenis kelamin, perbedaan usia harapan hidup pada wanita dan laki-laki berpengaruh terhadap kualitas hidup. Rata-rata angka harapan hidup

34 digilib.uns.ac.id 44 telah meningkat yaitu lebih dari 70 tahun untuk laki-laki dan lebih dari 80 tahun untuk wanita (Stanley dan Beare, 2006). 3). Status nutrisi, gaya hidup yang tidak tepat terkait nutrisi yang dikonsumsi berpengaruh terhadap proses degenerasi organ tubuh. Salah satu upaya agar kualitas hidup tetap baik adalah status gizi yang baik (Darmojo, 2006). 4). Terapi, obat yang dikonsumsi dan terapi suatu penyakit dapat merusak kualitas hidup, kecuali bila pasien selalu berkonsultasi dengan petugas kesehatan mengenai komplikasi ataupun dampak dari pengobatan yang sedang dijalani. Petugas kesehatan juga perlu memantau terapi yang sedang dijalani oleh pasien (Stanley dan Beare, 2006). 5). Kesehatan, merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Bagi individu yang menderita penyakit kronis, kualitas hidup yang terkait dengan kesehatan dapat digambarkan sebagai suatu perasaan bagaimana individu tersebut merasakan penyakit yang dideritanya sehingga mempengaruhi kesejahteraan fisik, psikologis dan sosial (Darmojo, 2006). B. Penelitian Yang Relevan 1. Hasil penelitian Setyaningsih, Wijayana, Suharmilah (2010) dengan judul : Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Depresi Pada Pasien

35 digilib.uns.ac.id 45 Kanker Payudara Yang Sudah Mendapatkan Terapi di RS Margono Soekarjo Purwokerto. Metode : observasional analitik dengan pendekatan cross sectional Sampling : consecutive sampling Hasil : didapatkan hasil bahwa ada hubungan bermakna antara terapi dengan tingkat depresi pasien kanker payudara, sedangkan variabel yang lain tidak terdapat hubungan. 2. Hasil penelitian Anggraeni, Ekowati, 2010 dengan judul Peran Keluarga Dalam Memberikan Dukungan Terhadap Pencapaian Integritas Diri Pasien Kanker Payudara Post Radikal Mastektomi. Metode penelitian yang digunakan : kualitatif. Hasil penelitian : bahwa peran keluarga sangat penting dalam memberikan dukungan terhadap pencapaian integritas diri pada pasien kanker payudara post radikal mastektomi. 3. Penelitian Lutfa, Maliya (2008) yang berjudul Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan Pasien Dalam Tindakan Kemoterapi di Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta Desain penelitian ini adalah : deskriptif korelatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat adaptasi pasien kanker yang menjalani kemoterapi sangat berpengaruh terhadap kecemasan. 4. Penelitian Winnie (2012), dengan judul The Symptom Cluster Of Fatigue, Pain, Anxiety, and Depression and the Effect on the Quality Of Life of Women Receiving Treatment for Breast Cancer: A Multicenter Study

36 digilib.uns.ac.id 46 Metode penelitian yang digunakan adalah : deskriptif dengan jumlah sampel sebanyak 215 etnis Cina. Hasil penelitian didapatkan bahwa pasien kanker payudara mengalami kelelahan/ kepayahan dan nyeri tingkat sedang serta 36% mengalami cemas dan depresi. 5. Penelitian yang dilakukan oleh Ellis, Butow, Tattersall (2007), dengan judul : Impact of cancer clinical trials web site on discussion about trial participation : a cluster randomized trial dalam penelitiannya menggunakan perpaduan antara metode dan media edukasi terhadap peningkatan kualitas hidup. Desain penelitian : deskriptif analitik dengan cara pengambilan sampel cluster randomized trial. Hasil penelitian didapatkan metode yang paling efektif adalah metode pendampingan. 6. Penelitian yang dilakukan oleh Blacklay, Ellis ( 1997) dengan judul : Development and evaluation of an information booklet for adult survivors of cancer in childhood. Desain penelitian : deskriptif analitik, dengan hasil penelitian bahwa pemberian informasi secara tertulis dengan media booklet sebagai media edukasi sangat penting bagi pasien dengan kanker. Perbedaan penelitian yang sudah ada dengan yang akan dilakukan oleh peneliti adalah :

37 digilib.uns.ac.id Desain penelitian : peneliti menggunakan desain kuantitatif - eksperimental murni. 2. Rancangan penelitian : peneliti membuat rancangan penelitian dengan pretest dan post test. 3. Variabel penelitian : pada penelitian ini menggunakan dua variabel independen yaitu : edukasi metode ceramah dengan media booklet dan metode pendampingan serta satu variabel dependen yaitu kualitas hidup. 4. Tehnik pengambilan sampel : pada penelitian ini menggunakan purposive sampling. 5. Analisis data : analisis bivariat menggunakan Uji Mann Whitney dan Uji Paired t test. Dan untuk mengetahui adanya interaksi antara edukasi ceramah booklet dan metode pendampingan terhadap kualitas hidup ditinjau dari dukungan keluarga menggunakan Uji Anacova/ Anava dua jalur.

38 digilib.uns.ac.id 48 C. Kerangka Pikir Variabel Independen Variabel Dependen Edukasi Dukungan Keluarga Status Nutrisi Terapi Kualitas Hidup Umur Jenis Kelamin Kesehatan = diteliti = tidak diteliti Gambar 2.1 : Kerangka pikir penelitian D. Hipotesis Penelitian. 1. Ada perbedaan pengaruh antara edukasi ceramah booklet dan metode pendampingan terhadap kualitas hidup pada pasien kanker. 2. Ada perbedaan pengaruh antara yang mendapatkan dukungan keluarga dan yang tidak mendapatkan dukungan keluarga terhadap kualitas hidup pada pasien kanker. 3. Ada interaksi antara edukasi ceramah booklet dan metode pendampingan terhadap kualitas hidup pada pasien kanker ditinjau dari dukungan keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. yang tumbuh melampaui batas normal yang kemudian dapat menyerang semua

BAB I PENDAHULUAN. yang tumbuh melampaui batas normal yang kemudian dapat menyerang semua digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut WHO kanker adalah pertumbuhan sel-sel baru secara abnormal yang tumbuh melampaui batas normal yang kemudian dapat menyerang semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan salah satu penyakit kronik yang paling banyak ditemukan pada wanita dan ditakuti karena sering menyebabkan kematian. Angka kematian akibat

Lebih terperinci

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Usus Besar Kanker usus besar merupakan kanker yang paling umum terjadi di Hong Kong. Menurut statistik dari Hong Kong Cancer Registry pada tahun 2013, ada 66 orang penderita kanker usus besar dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Definisi sehat sendiri ada beberapa macam. Menurut World Health. produktif secara sosial dan ekonomis.

BAB I PENDAHULUAN. Definisi sehat sendiri ada beberapa macam. Menurut World Health. produktif secara sosial dan ekonomis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kesehatan merupakan dambaan setiap manusia. Kesehatan menjadi syarat utama agar individu bisa mengoptimalkan potensi-potensi yang dimilikinya. Kesehatan

Lebih terperinci

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh : Yustina Permanawati F 100 050 056 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat pada jaringan payudara, bisa berasal dari komponen kelenjarnya (epitel maupun lobulusnya) dan

Lebih terperinci

Limfoma. Lymphoma / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Limfoma. Lymphoma / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Limfoma Limfoma merupakan kanker pada sistem limfatik. Penyakit ini merupakan kelompok penyakit heterogen dan bisa diklasifikasikan menjadi dua jenis utama: Limfoma Hodgkin dan limfoma Non-Hodgkin. Limfoma

Lebih terperinci

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9 Kanker Paru-Paru Kanker paru-paru merupakan kanker pembunuh nomor satu di Hong Kong. Ada lebih dari 4.000 kasus baru kanker paru-paru dan sekitar 3.600 kematian yang diakibatkan oleh penyakit ini setiap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Departemen Kesehatan (1988, dalam Effendy 1998)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Departemen Kesehatan (1988, dalam Effendy 1998) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dukungan Keluarga 1. Pengertian Keluarga Menurut Departemen Kesehatan (1988, dalam Effendy 1998) Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada usia 6-12 tahun. Dimana anak ketika dalam keadaan sakit akan. masalah maupun kejadian yang bersifat menekan.

BAB 1 PENDAHULUAN. pada usia 6-12 tahun. Dimana anak ketika dalam keadaan sakit akan. masalah maupun kejadian yang bersifat menekan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak usia sekolah merupakan periode dalam kehidupan yang dimulai pada usia 6-12 tahun. Dimana anak ketika dalam keadaan sakit akan menimbulkan krisis pada kehidupannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kata kanker merupakan kata yang paling menakutkan di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Kata kanker merupakan kata yang paling menakutkan di seluruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kata kanker merupakan kata yang paling menakutkan di seluruh dunia. Satu dari empat kematian yang terjadi di Amerika Serikat disebabkan oleh penyakit kanker (Nevid et

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun Oleh : UT UILA J

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun Oleh : UT UILA J 1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RUANG MAWAR II RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. abnormal yang melibatkan kerusakan pada sel-sel DNA (Deoxyribonucleic Acid).

BAB I PENDAHULUAN. abnormal yang melibatkan kerusakan pada sel-sel DNA (Deoxyribonucleic Acid). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah penyakit dari sel-sel tubuh yang berkembang secara abnormal yang melibatkan kerusakan pada sel-sel DNA (Deoxyribonucleic Acid). Penyakit ini juga dinamakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. negara-negara maju penyebab kematian karena kanker menduduki urutan kedua

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. negara-negara maju penyebab kematian karena kanker menduduki urutan kedua 15 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kanker kini telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang kompleks di Indonesia, yang perlu ditanggulangi secara menyeluruh, terpadu, efisien, ekonomis

Lebih terperinci

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Payudara Kanker payudara merupakan kanker yang paling umum diderita oleh para wanita di Hong Kong dan negara-negara lain di dunia. Setiap tahunnya, ada lebih dari 3.500 kasus kanker payudara baru

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penyakit kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik di dunia maupun di negara berkembang seperti Indonesia. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga menimbulkan beberapa macam penyakit dari mulai penyakit dengan kategori ringan sampai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. (dalam Setiadi, 2008).Menurut Friedman (2010) keluarga adalah. yang mana antara yang satu dengan yang lain

BAB II TINJAUAN TEORI. (dalam Setiadi, 2008).Menurut Friedman (2010) keluarga adalah. yang mana antara yang satu dengan yang lain BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Keluarga 2.1.1 Pengertian Menurut UU No.10 tahun 1992 keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami, istri, atau suami istri dan anaknya atau ayah dan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KECEMASAN PASIEN DENGAN TINDAKAN KEMOTERAPI DI RUANG CENDANA RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KECEMASAN PASIEN DENGAN TINDAKAN KEMOTERAPI DI RUANG CENDANA RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KECEMASAN PASIEN DENGAN TINDAKAN KEMOTERAPI DI RUANG CENDANA RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI Dewi Utami, Annisa Andriyani, Siti Fatmawati Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat pada jaringan payudara, bisa berasal dari komponen kelenjar lemak, pembuluh darah, dan persyarafan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. selalu bergerak di luar sadar manusia. Artinya, manusia tidak sadar akan menderita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. selalu bergerak di luar sadar manusia. Artinya, manusia tidak sadar akan menderita 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Penyakit kanker merupakan kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Payudara merupakan salah satu bagian tubuh wanita yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Payudara merupakan salah satu bagian tubuh wanita yang memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Payudara merupakan salah satu bagian tubuh wanita yang memiliki kedudukan istimewa baik secara lahir maupun batin. Bagian tubuh ini memainkan peran dalam identitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak dengan masalah perkembangan dan memiliki karakteristik dan. kebutuhan yang berbeda dengan anak perkembangan normal lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. anak dengan masalah perkembangan dan memiliki karakteristik dan. kebutuhan yang berbeda dengan anak perkembangan normal lainnya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Parenting adalah adalah sebuah proses aksi dan interaksi antara orang tua dan anak, dimana dalam proses tersebut, keduanya dapat saling mempengaruhi (Bro ok, 2008).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Sel kanker tumbuh dengan cepat, sehingga sel kanker dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penderitanya semakin mengalami peningkatan. Data statistik kanker dunia tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penderitanya semakin mengalami peningkatan. Data statistik kanker dunia tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit kanker merupakan penyakit yang mematikan dan jumlah penderitanya semakin mengalami peningkatan. Data statistik kanker dunia tahun 2012 yang dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12%

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12% BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12% seluruh kematian disebabkan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah satu diagnosis kardiovaskular yang paling cepat meningkat jumlahnya (Schilling, 2014). Di dunia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi anak-anak juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi anak-anak juga dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyakit pembunuh terbesar di dunia. Kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi anak-anak juga dapat beresiko terkena kanker. Kanker

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas aspek yang terkait dengan penelitian ini yaitu : 1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Spiritualitas

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas aspek yang terkait dengan penelitian ini yaitu : 1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Spiritualitas BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas aspek yang terkait dengan penelitian ini yaitu : 1. Karakteristik Pemenuhan Kebutuhan Spiritualitas 1.1 Definisi Spiritualitas 1.2 Karakteristik Spiritualitas 1.3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan pada sel-sel yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan pada sel-sel yang terdapat pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara adalah keganasan pada sel-sel yang terdapat pada jaringan payudara, bisa dari komponen kelenjarnya (epitel saluran maupun lobulusnya) maupun komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian pada seseorang di seluruh dunia. National Cancer Institute (dalam

BAB I PENDAHULUAN. kematian pada seseorang di seluruh dunia. National Cancer Institute (dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara (Depkes RI,

Lebih terperinci

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Serviks Kanker serviks merupakan penyakit yang umum ditemui di Hong Kong. Kanker ini menempati peringkat kesepuluh di antara kanker yang diderita oleh wanita dengan lebih dari 400 kasus baru setiap

Lebih terperinci

PENILAIAN TERHADAP STRESOR & SUMBER KOPING PENDERITA KANKER YANG MENJALANI KEMOTERAPI. Semarang

PENILAIAN TERHADAP STRESOR & SUMBER KOPING PENDERITA KANKER YANG MENJALANI KEMOTERAPI. Semarang PENILAIAN TERHADAP STRESOR & SUMBER KOPING PENDERITA KANKER YANG MENJALANI KEMOTERAPI Desi Ariyana Rahayu 1), Tri Nurhidayati 2) 1) Departemen keperawatan jiwa, FIKKES, Unimus, Jln. Kedungmundu Raya no

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh adanya penyempitan arteri koroner, penurunan aliran darah

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh adanya penyempitan arteri koroner, penurunan aliran darah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah penyakit jantung yang terjadi akibat ketidakseimbangan antara suplai dengan kebutuhan oksigen miokardium yang disebabkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selalu sehat, dan dijauhkan dari berbagai penyakit, tetapi pada kenyataannya yang

BAB I PENDAHULUAN. selalu sehat, dan dijauhkan dari berbagai penyakit, tetapi pada kenyataannya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia pada umumnya memiliki harapan dengan memiliki tubuh yang selalu sehat, dan dijauhkan dari berbagai penyakit, tetapi pada kenyataannya yang terjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah usia tiga puluh tahun, kanker payudara sangat jarang muncul.

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah usia tiga puluh tahun, kanker payudara sangat jarang muncul. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker payudara di banyak negara merupakan kanker yang paling sering terjadi dan penyebab kematian pada wanita. Di kebanyakan negara urutan pertama ditempati oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization, 2014). Data proyek Global Cancer (GLOBOCAN) dari

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization, 2014). Data proyek Global Cancer (GLOBOCAN) dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker serviks merupakan salah satu bentuk kanker pada perempuan yang paling mematikan di dunia tetapi paling mudah untuk dicegah ( World Health Organization,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menginduksi pertumbuhan dan pembelahan sel. tubuh tidak membutuhkan sel untuk membelah.

BAB 1 PENDAHULUAN. menginduksi pertumbuhan dan pembelahan sel. tubuh tidak membutuhkan sel untuk membelah. BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Schneider (2010) menyatakan kanker merupakan suatu peristiwa molekuler yang mengubah sifat normal sel. Dalam sel-sel kanker, sistem kontrol normal yang mencegah pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis. Maslow (1970) mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kanker atau tumor ganas adalah penyakit yang terjadi akibat adanya pertumbuhan sel- sel jaringan tubuh yang tidak normal. Penyebabnya adalah neoplasia, displasia, dan

Lebih terperinci

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Prostat Kanker prostat merupakan tumor ganas yang paling umum ditemukan pada populasi pria di Amerika Serikat, dan juga merupakan kanker pembunuh ke-5 populasi pria di Hong Kong. Jumlah pasien telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebar pada organ tubuh yang lain (Savitri et al, 2015). Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. menyebar pada organ tubuh yang lain (Savitri et al, 2015). Penyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah penyakit yang timbul akibat pertumbuhan tidak normal sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker dan bersifat menyebar pada organ tubuh yang lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit ini. Sejarah kasus dari penyakit dan serangkaian treatment atau

BAB I PENDAHULUAN. penyakit ini. Sejarah kasus dari penyakit dan serangkaian treatment atau 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker merupakan salah satu jenis penyakit kronis yang mematikan di dunia. Kanker menjadi salah satu penyakit yang menakutkan bagi setiap orang. Setiap orang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pengobatan dan peralatan (Busse, Blumel, Krensen & Zentner, 2010).Robertson

BAB 1 PENDAHULUAN. pengobatan dan peralatan (Busse, Blumel, Krensen & Zentner, 2010).Robertson ` BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kronis adalah penyebab dari kesakitan dan kematian yang membutuhkan jangka waktu lama dan respon yang kompleks, jarang sembuh total, serta berkoordinasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari setengahnya terdapat di negara berkembang, sebagian besar dari

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari setengahnya terdapat di negara berkembang, sebagian besar dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini jumlah penderita kanker di seluruh dunia semakin meningkat. Dari kasus kanker baru yang jumlahnya diperkirakan sembilan juta setiap tahun lebih dari setengahnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Suami 1. Pengertian Dukungan Suami Dukungan adalah menyediakan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan orang lain. Dukungan juga dapat diartikan sebagai memberikan dorongan

Lebih terperinci

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Leukemia Leukemia merupakan kanker yang terjadi pada sumsum tulang dan sel-sel darah putih. Leukemia merupakan salah satu dari sepuluh kanker pembunuh teratas di Hong Kong, dengan sekitar 400 kasus baru

Lebih terperinci

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio Pengertian Polio Polio atau poliomyelitis adalah penyakit virus yang sangat mudah menular dan menyerang sistem saraf. Pada kondisi penyakit yang bertambah parah, bisa menyebabkan kesulitan 1 / 5 bernapas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkendali. Kanker menyerang semua manusia tanpa mengenal umur, jenis

BAB I PENDAHULUAN. terkendali. Kanker menyerang semua manusia tanpa mengenal umur, jenis BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Kanker serviks semakin hari menjadi salah satu penyakit yang semakin meresahkan manusia. Kanker diperkirakan menjadi salah satu penyebab kesakitan dan kematian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Padjajaran, 1974, hlm. 8 4 S.d.a

BAB I PENDAHULUAN. Padjajaran, 1974, hlm. 8 4 S.d.a BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Kanker sebetulnya bukanlah nama penyakit atau rasa sakit. Kanker merupakan sebuah nama untuk sekelompok besar bermacam-macam perasaan tidak sehat dengan

Lebih terperinci

H.I.V DAN KANKER; PSIKOLOGI SEPANJANG PERJALANAN PENYAKIT. Oleh: dr. Moh. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok

H.I.V DAN KANKER; PSIKOLOGI SEPANJANG PERJALANAN PENYAKIT. Oleh: dr. Moh. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok H.I.V DAN KANKER; PSIKOLOGI SEPANJANG PERJALANAN PENYAKIT Oleh: dr. Moh. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok LATAR BELAKANG Psikologi memiliki peran penting pada penyakit kronis: Mulai mengidap Adaptasi terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang menakutkan karena berpotensi menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang menakutkan karena berpotensi menyebabkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan penyakit yang menakutkan karena berpotensi menyebabkan kematian. Dewasa ini tehnologi telah berkembang pesat dalam mendiagnosis dan menangani penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa BAB I PENDAHULUAN I. A. Latar Belakang Masalah Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa dewasa. Menurut Hurlock (1999), masa dewasa awal dimulai pada umur 18 40 tahun, saat perubahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya. Seseorang yang mengalami peristiwa membahagiakan seperti dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya. Seseorang yang mengalami peristiwa membahagiakan seperti dapat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai pengalaman baik positif maupun negatif tidak dapat lepas dari kehidupan seseorang. Pengalaman-pengalaman tersebut akan memberi pengaruh yang pada akhirnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Holmes dan Rahe tahun 1967 dengan menggunakan Live Event Scale atau biasa

BAB I PENDAHULUAN. Holmes dan Rahe tahun 1967 dengan menggunakan Live Event Scale atau biasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia pada dasarnya menginginkan dirinya selalu dalam kondisi yang sehat, baik sehat secara fisik maupun secara psikis, karena hanya dalam kondisi yang sehatlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang utama dan merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah penyakit kardiovaskuler dan kanker.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara disebut juga dengan ca mammae adalah sebuah tumor ganas yang tumbuh dalam jaringan mammae. Merupakan masalah global dan isu kesehatan internasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penyakit kronis merupakan penyakit yang berkembang secara perlahan selama bertahuntahun,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penyakit kronis merupakan penyakit yang berkembang secara perlahan selama bertahuntahun, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit kronis merupakan penyakit yang berkembang secara perlahan selama bertahuntahun, namun biasanya tidak dapat disembuhkan melainkan hanya diberikan penanganan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker adalah istilah umum yang digunakan untuk satu kelompok besar penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Kanker adalah istilah umum yang digunakan untuk satu kelompok besar penyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker adalah istilah umum yang digunakan untuk satu kelompok besar penyakit yang dapat mempengaruhi setiap bagian dari tubuh (WHO, 2015). Menurut National

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KETERLIBATAN DALAM MOBILISASI DINI PASIEN STROKE DI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KETERLIBATAN DALAM MOBILISASI DINI PASIEN STROKE DI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KETERLIBATAN DALAM MOBILISASI DINI PASIEN STROKE DI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA Skripsi Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan,

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel tidak normal dan tidak terkendali yang dapat merusak jaringan sekitarnya serta dapat menjalar

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PASIEN TENTANG PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI PADA KANKER PAYUDARA DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Disususn Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketersediaan sumber dukungan yang berperan sebagai penahan gejala dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketersediaan sumber dukungan yang berperan sebagai penahan gejala dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi Dukungan Sosial 2.1.1 Definisi Persepsi dukungan sosial adalah cara individu menafsirkan ketersediaan sumber dukungan yang berperan sebagai penahan gejala dan peristiwa

Lebih terperinci

Sartono, SKM, M.Kes, Terati, SKM, M.Si, Yunita Nazarena, S.Gz Dosen Jurusan Gizi Poltekkes Palembang Kemenkes RI. Abstrak

Sartono, SKM, M.Kes, Terati, SKM, M.Si, Yunita Nazarena, S.Gz Dosen Jurusan Gizi Poltekkes Palembang Kemenkes RI. Abstrak Artikel Penelitian ANALISIS ASUPAN ZAT GIZI (ENERGI, PROTEIN), ASUPAN ANTIOKSIDAN (VITAMIN A DAN C) DENGAN STATUS GIZI PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR.MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016. 47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Lokasi Penelitian Penelitian tentang Hubungan Antara Faktor Demografi dengan Pada Penderita Hipertensi di Kabupaten Gunungkidul DIY telah dilakukan di Puskesmas

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CA OVARIUM DI RUANG B3 GYNEKOLOGI RS Dr. KARIADI SEMARANG

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CA OVARIUM DI RUANG B3 GYNEKOLOGI RS Dr. KARIADI SEMARANG LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CA OVARIUM DI RUANG B3 GYNEKOLOGI RS Dr. KARIADI SEMARANG A. Definisi Ca ovarium adalah penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel cepat disertai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) (WHO), Setiap tahun jumlah penderita kanker payudara bertambah sekitar tujuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) (WHO), Setiap tahun jumlah penderita kanker payudara bertambah sekitar tujuh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) Salah satu jenis kanker yang paling ditakuti oleh para wanita adalah kanker payudara (Rahmah, 2009). Menurut data organisasi kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan Data GLOBOCAN, International Agency

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan Data GLOBOCAN, International Agency BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel tidak normal/terus-menerus dan tidak terkendali yang dapat merusak jaringan sekitarnya serta

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRATEGI KOPING PADA PENDERITA PASCA STROKE

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRATEGI KOPING PADA PENDERITA PASCA STROKE HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRATEGI KOPING PADA PENDERITA PASCA STROKE SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. tahun dan penyebab kematian kedua pada kelompok anak usia 5-14 tahun (Minino

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. tahun dan penyebab kematian kedua pada kelompok anak usia 5-14 tahun (Minino BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kanker merupakan penyakit keganasan yang menjadi salah satu penyebab kematian terbesar. Penyakit kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Kanker

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Data statistik organisasi WHO tahun 2011 menyebutkan Indonesia menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak setelah Amerika Serikat, China, India.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan

BAB I PENDAHULUAN. tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan bilogis lainnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kontrol dan dapat menyerang jaringan di sekitarnya (National Cancer Institute,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kontrol dan dapat menyerang jaringan di sekitarnya (National Cancer Institute, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker adalah penyakit dimana sel-sel membelah secara abnormal tanpa kontrol dan dapat menyerang jaringan di sekitarnya (National Cancer Institute, 2009). Menurut

Lebih terperinci

Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia

Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia Rentang Perkembangan Manusia UMBY 1. Neonatus (lahir 28 hari) Pada tahap ini, perkembangan neonatus sangat memungkinkan untuk dikembangkan sesuai keinginan. 2. Bayi (1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia dan menyumbang 7,6 juta kematian (sekitar 13% dari semua kematian) pada tahun 2008. Diantaranya terdapat kanker

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kanker adalah salah satu penyakit yang dapat terjadi pada anak. Kejadian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kanker adalah salah satu penyakit yang dapat terjadi pada anak. Kejadian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kanker adalah salah satu penyakit yang dapat terjadi pada anak. Kejadian kanker pada anak terus mengalami peningkatan dan menjadi salah satu penyebab kematian.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Keluarga 2.1.1. Defenisi Keluarga Banyak ahli yang mendefenisiskan tentang keluarga berdasarkan perkembangan sosial di masyarakat. Hal ini bergantung pada orientasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara (Carcinoma mammae) merupakan keganasan yang paling banyak pada wanita. Penyakit kanker payudara merupakan penyakit yang didominasi oleh wanita (99%)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kardiovaskuler. Insiden dan mortalitas kanker terus meningkat. Jumlah penderita

BAB 1 PENDAHULUAN. kardiovaskuler. Insiden dan mortalitas kanker terus meningkat. Jumlah penderita BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dunia, kanker merupakan penyebab kematian nomor dua setelah penyakit kardiovaskuler. Insiden dan mortalitas kanker terus meningkat. Jumlah penderita kanker mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, manusia dan pekerjaan merupakan dua sisi yang saling berkaitan dan tidak bisa dilepaskan; keduanya saling mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencabutan gigi. Berdasarkan penelitian Nair MA, ditemukan prevalensi

BAB I PENDAHULUAN. pencabutan gigi. Berdasarkan penelitian Nair MA, ditemukan prevalensi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bedah mulut merupakan salah satu bidang dalam ilmu kedokteran gigi. Dalam bidang kedokteran gigi gejala kecemasan sering ditemukan pada pasien tindakan pencabutan gigi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disease) saat ini masih menjadi masalah yang besar, sebagaimana prediksi

BAB I PENDAHULUAN. disease) saat ini masih menjadi masalah yang besar, sebagaimana prediksi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Ginjal Kronik yang selanjutnya disebut CKD (chronic kidney disease) saat ini masih menjadi masalah yang besar, sebagaimana prediksi penderita akan meningkat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi RSUD dr. Moewardi adalah rumah sakit umum milik pemerintah Propinsi Jawa Tengah. Berdasarkan

Lebih terperinci

DETEKSI DINI STRES DI TEMPAT KERJA DAN PENANGGULANGANNYA

DETEKSI DINI STRES DI TEMPAT KERJA DAN PENANGGULANGANNYA Environment & Social Responsibility Division ESR Weekly Tips no. 30/III/2006 Sent: 20 Maret 2006 DETEKSI DINI STRES DI TEMPAT KERJA DAN PENANGGULANGANNYA Sebagian besar bahkan mungkin semua orang yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Posyandu 1. Pengertian Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana. Posyandu adalah pusat pelayanan keluarga berencana dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, pintar, dan dapat berkembang seperti anak pada umumnya. Namun, tidak

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, pintar, dan dapat berkembang seperti anak pada umumnya. Namun, tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan bagian dari keluarga, dimana sebagian besar kelahiran disambut bahagia oleh anggota keluarganya, setiap orang tua mengharapkan anak yang sehat,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. wanita dan penyebab kematian tertinggi pada wanita umur tahun (Bland,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. wanita dan penyebab kematian tertinggi pada wanita umur tahun (Bland, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan keganasan yang paling sering terjadi pada wanita dan penyebab kematian tertinggi pada wanita umur 40-44 tahun (Bland, Vezeridis dan Copeland,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah keganasan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah keganasan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah keganasan yang menyerang kelenjar air susu, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara (Arkhan, 2008).Saat ini kanker

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menyebabkan kematian. Angka tersebut menunjukan peningkatan sebesar 70%

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menyebabkan kematian. Angka tersebut menunjukan peningkatan sebesar 70% BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di seluruh dunia. Terdapat 14.067.894 kasus baru penyakit kanker dan 8.201.575 diantaranya menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siklus sel yang khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak

BAB I PENDAHULUAN. siklus sel yang khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan kelainan siklus sel yang khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak terkendali (pembelahan sel melebihi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : EKAN FAOZI J Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

SKRIPSI. Oleh : EKAN FAOZI J Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan HUBUNGAN HOSPITALISASI BERULANG DENGAN PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL ANAK PRASEKOLAH YANG MENDERITA LEUKEMIA LIMFOSITIK AKUT DI RUANG MELATI 2 RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor

LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor A. DEFINISI Jaringan lunak adalah bagian dari tubuh yang terletak antara kulit dan tulang serta organ tubuh bagian dalam. Yang tergolong jaringan lunak antara lain

Lebih terperinci

Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis

Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis Apakah hepatitis? Hepatitis adalah peradangan hati. Ini mungkin disebabkan oleh obat-obatan, penggunaan alkohol, atau kondisi medis tertentu. Tetapi dalam banyak

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095 LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 NAMA NIM : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095 PROGRAM S1 KEPERAWATAN FIKKES UNIVERSITAS MUHAMMADIAH SEMARANG 2014-2015 1 LAPORAN

Lebih terperinci

Pada penderita kanker, tekanan psikologis seperti sedih, rasa putus asa, malu, kecemasan dan depresi sangatlah mungkin untuk asa, malu, kecemasan dan

Pada penderita kanker, tekanan psikologis seperti sedih, rasa putus asa, malu, kecemasan dan depresi sangatlah mungkin untuk asa, malu, kecemasan dan Dukungan Sosial Pada Penderita Kanker Payudara Di Masa Dewasa Tengah Qotrin Nida Rahmata Sari Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran dan dampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tergantung dimana kanker tersebut tumbuh dan tipe dari sel kanker tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. tergantung dimana kanker tersebut tumbuh dan tipe dari sel kanker tersebut. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, akibat adanya onkogen yang menyebabkan sel normal menjadi sel kanker (Karsono, 2006). Kanker merupakan salah satu jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang insidennya

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang insidennya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang insidennya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2012

Lebih terperinci