TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA"

Transkripsi

1 TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA Disusun oleh : Nama : Chandra Borsalino NPM : Kelas : 11 S1SI 05 Kelompok : H PS/Jurusan : S1 Sistem Informasi Pembimbing : Drs. Muhammad Idris P, MM STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 / 2012

2 PROBLEMA KENA ENAIKAN TARIF TOL Latar Belakang Ditengah menurunnya perekonomian negeri ini, pemerintah kembali mengusulkan kenaikan jalan tol, yang ditengarai karena adanya standar pelayanan minimal (SPM) jalan tol seperti tertuang dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 392/PRT/M/2005. Akan tetapi menurut Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) rencana kenaikan tol dinilai tidak fair, hal ini karena berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi pada bulan Mei 2010 sebesar 0,29 persen. Sedangkan laju inflasi tahun kalender (Januari-Mei) 2010 sebesar 1,44 persen dan laju inflasi year on year (Mei 2010 terhadap Mei 2009) sebesar 4,16 persen. Menurut YLKI sendiri usulan kenaikan tarif jika melebihi inflasi itu ilegal. Normatifnya kenaikan tidak melebihi batas maksimum inflasi. Sebenarnya untuk menaikkan tarif tol tidak hanya berdasarkan pada ketentuan setiap dua tahun terjadi kenaikan dan dasar laju inflasi. Namun kenaikan itu, harus punya prasyarat. Prasyaarat itu adalah mengenai standar mutu pelayanan. Jadi jangan dinaikkan jika tidak memenuhi syarat mutu pelayanan. Belakangan ini pelayanan yang diberikan oleh operator jalan tol jauh memenuhi standar persyaratan.

3 Rumusan Masalah Makalah ini meneliti mengenai Sejauhmana Informasi yang diberikan Pemerintah Dalam mengusulkan Kenaikan Tarif Tol Jakarta-Cikampek dan Seberapa Besar Minat Masyarakat Bila Kenaikan Tarif Tol Jakarta-Cikampek Dipenuhi. Apakah Masyarakat Masih Berminat Untuk Menggunakan Tol Jika Tarifnya Dinaikkan?

4 Pembahasan DPR berencana merevisi Undang-Undang nomor 38 tahun 2004 tentang Jalan dan Peraturan Pemerintah (PP) No. 15 Tahun 2005 pasal 68 yang mengatur soal evaluasi dan penyesuaian tarif tol dilakukan setiap 2 tahun sekali yang disesuaikan dengan inflasi. Hal itu akan dilakukan lantaran banyak pro kontra hadir seiring pemerintah mengumumkan kebijakan kenaikan 14 ruas tarif tol pada Selasa (4/10) lalu. Wakil Ketua Komisi V, Muhidin Mohammad Said, menyatakan salah satu alasan revisi karena banyak masyarakat yang merasa tidak puas dengan kenaikan tarif tol. Sebab, sambungnya, kondisi di ruas tol dikatakan masih tidak bisa memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM). Masyarakat banyak yang mengadu ke DPR komisi V, mereka mengatakan kenaikan tarif tol tidak sesuai dengan harapan mereka. Mereka tahunya jalan tol itu jalan bebas hambatan tapi dalam kenyataannya masih tetap macet, pembelian karcis tol pun lama, ujar Muhidin ketika dihubungi KONTAN, Kamis (6/10). Muhidin mengaku belum tahu dengan konsep revisi UU Jalan, apakah nantinya kenaikan tarif tol akan dibuat per tiga tahun atau tetap per dua tahun. DPR harus melakukan pembahasan terlebih dahulu dengan pihak operator dan pakar jalan. Nanti kita libatkan para operator, kita diskusikan, enaknya seperti apa. Kita mau dunia usaha ngomong, kita cari solusi agar masyarakat tidak dirugikan, imbuhnya. Namun, yang pasti, sambungnya, Komisi V memang sudah bulat akan melakukan revisi UU Jalan Tahun 2004 itu. Bahkan, sambungnya, Komisi yang membidangi tentang Pekerjaan Umum itu sudah siap membentuk Panitia Kerja (Panja) guna membahas Revisi UU Jalan. Dia berharap pada awal Desember 2011 pembahasan Revisi UU Jalan sudah bisa dilakukan. Selain perubahan tentang kenaikan tarif tol, dalam UU Jalan juga akan ada substansi lain yang direvisi yaitu terkait jalan daerah, kabupaten dan provinsi. Di mana dalam UU Jalan tahun 2004, seluruh kewenangan jalan daerah, kabupaten dan provinsi dipegang oleh Pemerintah Daerah masing-masing, nantinya Komisi V ingin membuat kewenangan Jalan Provinsi, Kabupaten dan Daerah juga diatur oleh negara.

5 Selama ini jalan daerah kabupaten dan provinsi tidak bisa disentuh negara. Padahal banyak masalah kerusakan yang ada. Daerah tidak mampu memelihara sehingga paling tidak dalam revisi UU nantinya negara punya intervensi dalam pemeliharaan. Nanti di UU itu akan difokuskan tanggung jawab pemeliharaan jalan-jalan daerah yang lebih jelas, tutupnya. Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Hermanto Dardak mengaku heran dengan rencana Komisi V DPR. Ia menilai UU Jalan yang sudah ada itu cukup baik, dengan alasan jika ada kenaikan tarif tol per dua tahun sekali maka hal itu bisa berdampak dengan peningkatan fasilitas di ruas tol tersebut. Malahan, sambungnya, jika kenaikan tarif tolnya lama dalam arti per 3 tahun sekali maka bisa berdampak pada terlambatnya pemenuhan fasilitas jalan tol. Kalau terkait macet itu berarti tugas pemegang konsesi ruas tol itu untuk memperbesar jalan dan uang mereka didapat dari pemasukan tarif tol, ucap Hermanto. Namun, jika pada akhirnya DPR tetap ingin melakukan revisi UU ia meminta agar perubahan UU itu diamanatkan untuk mendorong investasi ruas tol agar lebih banyak pembenahan. Kalau mau diubah, DPR harus mencari cara-cara pendanaan dan mempercepat investasi. Tujuan kita harus memacu lebih banyak lagi perbaikan jalan tol jangan UU nantinya malah menghambat investasi, tutupnya. Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum mengeluarkan Keputusan Menteri PU Nomor 277/KPPS/M/2011 tentang Penyesuaian Tarif 14 Ruas Tol pada tanggal 27 September Tarif baru ini berlaku mulai nanti malam Jumat (7/10) pukul WIB.

6 Tarif Tol Untuk Golongan I Ruas Jalan Tol Panjang (km) Pengelola Tarif 2009 (Rp) Tarif 2011 (Rp) Jakarta-Bogor-Ciawi 59,00 PT Jasa Marga 6,500 7,000 7,7 Jakarta-Tangerang 33,00 PT Jasa Marga 4,000 4,500 12,5 Dalam Kota Jakarta 50,60 PT Jasa Marga dan PT Citra Marga Nusaphala Persada 6,500 7,000 7,7 Lingkar Luar Jakarta 45,37 PT Jasa Marga dan PT 7,000 7,500 7,1 Jalantol Lingkarluar Jakarta Padalarang-Cileunyi 64,40 PT Jasamarga 6,500 7,000 7,7 Semarang Seksi A,B,C 24,75 PT Jasa Marga 2,000 2,000 - Surabaya-Gempol 49,00 PT Jasa Marga 3,000 3,500 16,7 Palimanan-Kanci 26,30 PT Jasa Marga 8,500 9,000 5,9 Cikampek-Padalarang 58,50 PT Jasa Marga 27,500 29,500 7,3 Belawan-Tanjung Morawa 42,70 PT Jasamarga 5,000 5,500 10,0 Serpong-Pondok Aren 7,25 PT Bintaro Serpong Damai 4,000 4,500 12,5 Tangerang-Merak 73,00 PT Marga Mandala Sakti 28,500 31,000 8,8 Ujung Pandang I-II 6,05 PT Bosowa Marga Nusantara 2,500 2,500 - Pondok Aren-Ulujami 5,55 PT Jasa Marga 2,000 2,500 25,0 Kenaikan (%)

7 Kesimpulan dan Saran Berdasarkan penelitian yang saya lakukan dengan menggunakan metodelogi penelitian kuantitatif/survey serta data yang berhubungan dengan penelitian serta menggunakan purposive sample, dan teknik pengolah data yang dapat digunakan dalam makalah ini dapat saya simpulkan bahwa berdasarkan hasil atau poling dari penelitian ini dapat saya nyatakan bahwa animo masyarakat mulai dari questioner, table dan, grafik menunjukan kurangnya animo masyarakat untuk mendukung usulan kenaikan tarif tol Jakarta-Cikampek. Dari operasional variable yang saya buat juga menunjukan bahwa pemahan informasi menunjukan atribut rendah dalam pemberian informasi oleh pemerintah maupun pengelola, minat dan sikap dari variable juga menunjakan indikasi yang sama. Jadi hipotesis dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa Semakin sedikit informasi yang diberikan pemerintah dalam mengusulkan kenaikan tarif tol, maka semakin kecil minat masyarakat terpengaruh untuk menyetujuinya adalah benar adanya berdasarkan penelitian yang di buat. Seharusnya pemerintah juga harus melakukan pendekatan kepada masyarakat tentang informasi kenaikan tarif tol agar informasi dapat diterima langsung oleh masyarakat luas secara merata. Tarif yang dinaikkan juga harus dipertimbangkan dengan kondisi jalan tol. Jika tarif dinaikkan, maka kewaspadaan dalam memelihara kondisi jalan tol-pun harus dinaikkan pula.

8 Referensi / Daftar Pustaka

KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 514/KPTS/M/2009 TENTANG PENYESUAIAN TARIF TOL PADA BEBERAPA RUAS JALAN TOL MENTERI PEKERJAAN UMUM,

KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 514/KPTS/M/2009 TENTANG PENYESUAIAN TARIF TOL PADA BEBERAPA RUAS JALAN TOL MENTERI PEKERJAAN UMUM, MENTER! PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 514/KPTS/M/2009 TENTANG PENYESUAIAN TARIF TOL PADA BEBERAPA RUAS JALAN TOL MENTERI PEKERJAAN UMUM, Memmbang : Mengingat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Marga Jateng (PT. TMJ) dalam kemitraan pemerintah dan swasta untuk

BAB I PENDAHULUAN. Marga Jateng (PT. TMJ) dalam kemitraan pemerintah dan swasta untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ini dikembangkan untuk memahami kelembagaan PT. Trans Marga Jateng (PT. TMJ) dalam kemitraan pemerintah dan swasta untuk pembangunan Jalan Tol Semarang

Lebih terperinci

PROGRAM PENINGKATAN PELAYANAN JALAN TOL

PROGRAM PENINGKATAN PELAYANAN JALAN TOL PENGELOLA : PT. JASA MARGA B. PELAYANAN LALU LINTAS 2005 2006 1 JAGORAWI 59.00 - Penambahan lajur pada ruas : Kapasitas Jakarta-Bogor-Ciawi a. Sentul Utara - Sentul Selatan km/lajur - - 3 15.70 - - b.

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2003 TENTANG PENETAPAN GOLONGAN JENIS KENDARAAN BERMOTOR DAN BESARNYA TARIF TOL PADA BEBERAPA JALAN TOL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2003 TENTANG PENETAPAN GOLONGAN JENIS KENDARAAN BERMOTOR DAN BESARNYA TARIF TOL PADA BEBERAPA JALAN TOL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 36 TAHUN 2003 TENTANG PENETAPAN GOLONGAN JENIS KENDARAAN BERMOTOR DAN BESARNYA TARIF TOL PADA BEBERAPA JALAN TOL PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka upaya peningkatan pelayanan

Lebih terperinci

V E R S I P U B L I K

V E R S I P U B L I K PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A13311 TENTANG PENGAMBILALIHAN SAHAM (AKUISISI) PERUSAHAAN PT MARGA HANURATA INTRINSIC OLEH PT ASTRATEL NUSANTARA I. LATAR BELAKANG 1.1 Berdasarkan Peraturan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2003 TENTANG PENETAPAN GOLONGAN JENIS KENDARAAN BERMOTOR DAN BESARNYA TARIF TOL PADA BEBERAPA JALAN TOL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

NILAI JUAL OBJEK PAJAK BUMI ATAS JALAN TOL. DAMAJA Klas Rp/m2

NILAI JUAL OBJEK PAJAK BUMI ATAS JALAN TOL. DAMAJA Klas Rp/m2 Lampiran I Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE 23/PJ.6/2004 Tanggal : 26 April 2004 NILAI JUAL OBJEK PAJAK BUMI ATAS JALAN TOL No. KP PBB/WP Ruas Jalan Tol 1. MEDAN SATU - Belawan - Titi Papan

Lebih terperinci

Tinjauan Yuridis Dibalik Kenaikan Tarif Tol Oleh: Moch Alfi Muzakki *

Tinjauan Yuridis Dibalik Kenaikan Tarif Tol Oleh: Moch Alfi Muzakki * Tinjauan Yuridis Dibalik Kenaikan Tarif Tol Oleh: Moch Alfi Muzakki * Naskah diterima: 3 Maret 2016; disetujui: 10 Maret 2016 Jalan Tol bagi kehidupan masyarakat perkotaan tidaklah asing. Jalan Tol seakan-

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemacetan ini tidak hanya terjadi di jalan-jalan protokol saja, akan tetapi juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemacetan ini tidak hanya terjadi di jalan-jalan protokol saja, akan tetapi juga 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari tahun ke tahun kemacetan merupakan salah satu kendala terbesar yang dihadapi masyarakat yang tinggal di kota-kota besar khusunya ibu kota Jakarta. Kemacetan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT Jasa Marga (persero) Tbk. A. Sejarah PT. Jasa Marga (Persero) Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT Jasa Marga (persero) Tbk. A. Sejarah PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 PT Jasa Marga (persero) Tbk. A. Sejarah PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. PT Jasa Marga (Persero) Tbk. adalah sebuah badan milik pemerintah yang bertugas

Lebih terperinci

... Hubungi Kami : Studi Potensi Bisnis dan Pelaku Utama JALAN TOL di Indonesia, eksemplar. Mohon Kirimkan. Posisi : Nama (Mr/Mrs/Ms)

... Hubungi Kami : Studi Potensi Bisnis dan Pelaku Utama JALAN TOL di Indonesia, eksemplar. Mohon Kirimkan. Posisi : Nama (Mr/Mrs/Ms) Hubungi Kami 021 31930 108 021 31930 109 021 31930 070 marketing@cdmione.com T ertinggal.., begitulah kata yang tepat untuk menggambarkan pembangunan infrastruktur di Indonesia, utamanya pembangunan jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Penelitian PT Jasa Marga (Persero) merupakan sektor transportasi, khususnya di transportasi darat, dan salah satu pelopor penyelenggara jalan bebas hambatan. Jalan bebas

Lebih terperinci

Data untuk Pelayanan Publik yang Lebih Baik

Data untuk Pelayanan Publik yang Lebih Baik Data untuk Pelayanan Publik yang Lebih Baik D. Hari Pratama Divisi IT JSMR Bandung, 26 September 2014 Daftar Isi Sekilas Jasa Marga 2 Regulasi Saat Ini 3 Track Record pada Industri Jalan Tol di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagian besar: ruas Ulujami-Rorotan, ruas Kembangan-Penjaringan, dan ruas

BAB I PENDAHULUAN. bagian besar: ruas Ulujami-Rorotan, ruas Kembangan-Penjaringan, dan ruas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan tol merupakan jalan alternatif lintas jalan umum yang dibangun oleh Pemerintah dan kepada para pemakainya dikenakan kewajiban membayar tol. Biaya tol yang dikenakan

Lebih terperinci

SAMPU V PENGADAAN TANAH INFRASTRUKTUR PU PENINGKATAN KEMAMPUAN SDM BIDANG PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DENPASAR 3 OKTOBER 2012 POSISI DAYA SAING KITA 50/144 2012 2013 KUALITAS INFRA

Lebih terperinci

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA. NOMOR 23/KPPU-Pat/VIII/2016 TENTANG PEMBERITAHUAN PENGAMBILALIHAN (AKUISISI) SAHAM PERUSAHAAN

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA. NOMOR 23/KPPU-Pat/VIII/2016 TENTANG PEMBERITAHUAN PENGAMBILALIHAN (AKUISISI) SAHAM PERUSAHAAN PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 23/KPPU-Pat/VIII/2016 TENTANG PEMBERITAHUAN PENGAMBILALIHAN (AKUISISI) SAHAM PERUSAHAAN PT SOLO NGAWI JAYA OLEH PT JASA MARGA (PERSERO) TBK LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

PT JASA MARGA (PERSERO) DAN PERUSAHAAN ANAK NERACA KONSOLIDASI Per 31 Desember 2006 dan 2005 (Dalam Ribuan Rupiah)

PT JASA MARGA (PERSERO) DAN PERUSAHAAN ANAK NERACA KONSOLIDASI Per 31 Desember 2006 dan 2005 (Dalam Ribuan Rupiah) laporan tahunan 2006 NERACA KONSOLIDASI Per 31 Desember 2006 dan 2005 R/112/1/03/07 Catatan (Disajikan Kembali, Catatan 3) AKTIVA Aktiva Lancar Kas dan Setara Kas 2.c, 2.m, 4 260.389.712 417.360.648 Investasi

Lebih terperinci

Kepada yang terhormat, Para Pimpinan Badan Usaha Jalan Tol di seluruh Indonesia (terlampir) SURAT EDARAN TENTANG STANDAR DESAIN GERBANG TOL

Kepada yang terhormat, Para Pimpinan Badan Usaha Jalan Tol di seluruh Indonesia (terlampir) SURAT EDARAN TENTANG STANDAR DESAIN GERBANG TOL Kepada yang terhormat, Para Pimpinan Badan Usaha Jalan Tol di seluruh Indonesia (terlampir) A. UMUM NOMOR: SURAT EDARAN /SE/M/2017 TENTANG STANDAR DESAIN GERBANG TOL Berdasarkan Peraturan Presiden Republik

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN TENTANG PENETAPAN JALAN BEBAS HAMBATAN TANGERANG-MERAK SEBAGAI JALAN TOL, PENAMBAHAN GERBANG TOL MABAR PADA JALAN TOL BELAWAN-MEDAN-TANJUNG MORAWA DAN PENETAPAN GOLONGAN JENIS KENDARAAN BERMOTOR,

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS GARDU TOL OTOMATIS (GTO) BUAH BATU DITINJAU DARI KECEPATAN TRANSAKSI RATA-RATA

EFEKTIVITAS GARDU TOL OTOMATIS (GTO) BUAH BATU DITINJAU DARI KECEPATAN TRANSAKSI RATA-RATA EFEKTIVITAS GARDU TOL OTOMATIS (GTO) BUAH BATU DITINJAU DARI KECEPATAN TRANSAKSI RATA-RATA Angga Marditama Sultan Sufanir 1 1 Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Bandung E-mail: angga.mss@polban.ac.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. JALAN BEBAS HAMBATAN (Jalan Tol) Jalan bebas hambatan didefinisikan sebagai jalan untuk lalu lintas menerus dengan pengendalian jalan masuk secara penuh, baik merupakan jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Profil perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Profil perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1. Profil perusahaan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang didirikan pada tahun 1978 sebagai operator tunggal

Lebih terperinci

ANALISIS KAPASITAS GERBANG TOL KARAWANG BARAT

ANALISIS KAPASITAS GERBANG TOL KARAWANG BARAT ANALISIS KAPASITAS GERBANG TOL KARAWANG BARAT Neneng Winarsih 1 Jennie Kusumaningrum 2 1,2 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma, 1 nenk_wina@yahoo.co.id 2 jennie_k@staff.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jalan tol adalah jalan umum yang kepada pemakainya dikenakan kewajiban

BAB I PENDAHULUAN. Jalan tol adalah jalan umum yang kepada pemakainya dikenakan kewajiban BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Jalan tol adalah jalan umum yang kepada pemakainya dikenakan kewajiban membayar untuk melewati jalan yang dilalui dan merupakan jalan alternatif lintas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pradikta Prisma Waris Damier

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pradikta Prisma Waris Damier 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketersediaan akan sarana infrastruktur yang ada di Indonesia sekarang ini semakin meningkat. Hal tersebut, seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Sejarah Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Sejarah Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Perusahaan Sehubungan dengan rencana investasi beberapa ruas Jalan Tol di Indonesia dan adanya kebijakan baru Pemerintah yang tertuang dalam Undang-Undang No. 38 tahun 2004

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Jalan merupakan suatu prasarana yang berguna bagi manusia untuk memperlancar kegiatan ekonomi, sosial-budaya serta politik. Salah satu cara untuk memperlancar

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 34 TAHUN 2018 TENTANG PENGATURAN LALU LINTAS PADA MASA ANGKUTAN LEBARAN TAHUN 2018

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 34 TAHUN 2018 TENTANG PENGATURAN LALU LINTAS PADA MASA ANGKUTAN LEBARAN TAHUN 2018 MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 34 TAHUN 2018 TENTANG PENGATURAN LALU LINTAS PADA MASA ANGKUTAN LEBARAN TAHUN 2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membangun jalan tol di Indonesia sepertinya merupakan investasi yang cukup menguntungkan. Tapi, anggapan ini belum tentu benar sebab resiko yang ada ternyata

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Perjanjian yang mengatur ketentuan: kepada BPJT, antara lain: perencanaan teknik; 2) Laporan triwulanan (3 bulanan) penggunaan dana;

BAB V PENUTUP. Perjanjian yang mengatur ketentuan: kepada BPJT, antara lain: perencanaan teknik; 2) Laporan triwulanan (3 bulanan) penggunaan dana; BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Penerapan prinsip transparansi yang dilakukan dalam Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol dapat terlihat dari klausul-klausul dalam Perjanjian yang mengatur ketentuan: a) Kewajiban-kewajiban

Lebih terperinci

Diresmikan Jokowi, Tol Medan-Tebing Tinggi Fungsional Lebaran 2018

Diresmikan Jokowi, Tol Medan-Tebing Tinggi Fungsional Lebaran 2018 Diresmikan Jokowi, Tol Medan-Tebing Tinggi Fungsional Lebaran 2018 Sumber gambar: http://properti.kompas.com DELI SERDANG, KompasProperti - Presiden Joko Widodo (Jokowi)meresmikan Tol Medan-Kualanamu-Tebing

Lebih terperinci

TATA CARA PELAKSANAAN DUKUNGAN PEMERINTAH TERHADAP PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN JALAN TOL YANG DIBIAYAI OLEH SADAN USAHA

TATA CARA PELAKSANAAN DUKUNGAN PEMERINTAH TERHADAP PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN JALAN TOL YANG DIBIAYAI OLEH SADAN USAHA MENTER! PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA TATA CARA PELAKSANAAN DUKUNGAN PEMERINTAH TERHADAP PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN JALAN TOL YANG DIBIAYAI OLEH SADAN USAHA PERATURAN MENTER! PEKERJAAN UMUM

Lebih terperinci

Presiden Jokowi Resmikan Ruas Tol Bawen-Salatiga Sepanjang 17,6 Km

Presiden Jokowi Resmikan Ruas Tol Bawen-Salatiga Sepanjang 17,6 Km Rilis PUPR #1 26 September 2017 SP.BIRKOM/IX/2017/471 Presiden Jokowi Resmikan Ruas Tol Bawen-Salatiga Sepanjang 17,6 Km Salatiga--Presiden Joko Widodo, Senin, 25 September 2017, meresmikan jalan tol Semarang-

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. TARIF TOL

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. TARIF TOL BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. TARIF TOL Menurut UU No.13/1980, tol adalah sejumlah uang tertentu yang dibayarkan untuk pemakaian jalan tol.. Kemudian pada tahun 2001 Presiden mengeluarkan PP No. 40/2001. Sesuai

Lebih terperinci

2 b. bahwa Badan Layanan Umum bidang Pendanaan Sekretariat Badan Pengatur Jalan Tol telah ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 406/KMK.0

2 b. bahwa Badan Layanan Umum bidang Pendanaan Sekretariat Badan Pengatur Jalan Tol telah ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 406/KMK.0 No.2054, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPU. BLU. Jalan Tol. Pengadaan Tanah. Dana Bergulir. Penggunaan. Tata Cara. Perubahan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JALAN DI INDONESIA TAHUN

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JALAN DI INDONESIA TAHUN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JALAN DI INDONESIA TAHUN 2005-2010 A. Latar Belakang Pembangunan jalan merupakan kebutuhan yang sangat vital sebagai pendukung utama dinamika dan aktivitas ekonomi baik di pusat maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan yang menjalar ke wilayah sekitarnya. Perkembangan aktivitas ini telah

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan yang menjalar ke wilayah sekitarnya. Perkembangan aktivitas ini telah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Medan berkembang seiring dengan pesatnya pertumbuhan aktivitas perkotaan yang menjalar ke wilayah sekitarnya. Perkembangan aktivitas ini telah membentuk suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya menurut jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya menurut jumlah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Jawa Barat sekaligus menjadi ibu kota provinsi Jawa Barat. Kota Bandung juga merupakan kota terbesar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pertumbuhan yang sangat pesat di berbagai sektor khususnya dari sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. pertumbuhan yang sangat pesat di berbagai sektor khususnya dari sektor BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tangerang sebagai salah satu wilayah satelit dari ibukota Jakarta mengalami pertumbuhan yang sangat pesat di berbagai sektor khususnya dari sektor pertumbuhan penduduk,

Lebih terperinci

KESIMPULAN/KEPUTUSAN RAPAT

KESIMPULAN/KEPUTUSAN RAPAT LAPORAN SINGKAT KOMISI V DPR RI (BIDANG PERHUBUNGAN, PEKERJAAN UMUM, PERUMAHAN RAKYAT, PEMBANGUNAN PEDESAAN DAN KAWASAN TERTINGGAL, BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA, BADAN SAR NASIONAL, DAN

Lebih terperinci

STUDI & SURVEI KEPUASAN PELANGGAN TOL JASA MARGA Final Report - ENCIETY BUSINESS CONSULT

STUDI & SURVEI KEPUASAN PELANGGAN TOL JASA MARGA Final Report - ENCIETY BUSINESS CONSULT STUDI & SURVEI KEPUASAN PELANGGAN TOL JASA MARGA 2013 Final Report - ENCIETY BUSINESS CONSULT CONTENT 1. Chapter 1 : Background 2. Chapter 2 : Study Methodology 3. Chapter 3 : Customer Satisfaction 4.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Bila dibanding dengan sejumlah negara, Indonesia bisa dikatakan masih tertinggal dalam pembangunan jalan tol. Buktinya, selama 25 tahun, PT Bina Marga (BUMN yang bekerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian negara harus ditingkatkan agar tidak terpuruk karena adanya perdagangan bebas, cara untuk memperkuat perekonomian Negara adalah dengan meningkatkan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF A. Penyusunan Manual Peran Masyarakat dalam Pengawasan Fungsi dan Manfaat Jalan

RINGKASAN EKSEKUTIF A. Penyusunan Manual Peran Masyarakat dalam Pengawasan Fungsi dan Manfaat Jalan RINGKASAN EKSEKUTIF 2434.001.001.107-A Penyusunan Manual Peran Masyarakat dalam Pengawasan Fungsi dan Manfaat Jalan Balai Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi dan Lingkungan Bidang Jalan dan Jembatan

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR: SK.1321/AJ.401/DRJD/2005

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR: SK.1321/AJ.401/DRJD/2005 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR: SK.1321/AJ.401/DRJD/2005 TENTANG UJI-COBA RAMBU NOMOR RUTE PADA JARINGAN JALAN NASIONAL / ARTERI PRIMER DI PULAU JAWA DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN

Lebih terperinci

Selain Hak Pengusahaan Jalan Tol

Selain Hak Pengusahaan Jalan Tol NERACA KONSOLIDASI Per 30 September 2008 dan 2007 (Dalam ribuan Rupiah ) Catatan 2008 2007 AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2.c,2.n,3 3.422.491.242 365.254.790 Investasi jangka pendek 2.d, 4 486.935.272

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN SINGKAT RAPAT PANJA PENGHARMONISASIAN, PEMBULATAN, DAN PEMANTAPAN KONSEPSI RUU TENTANG PENYIARAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN SINGKAT RAPAT PANJA PENGHARMONISASIAN, PEMBULATAN, DAN PEMANTAPAN KONSEPSI RUU TENTANG PENYIARAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN SINGKAT RAPAT PANJA PENGHARMONISASIAN, PEMBULATAN, DAN PEMANTAPAN KONSEPSI RUU TENTANG PENYIARAN Tahun Sidang Masa Persidangan Rapat ke Jenis rapat Hari/tanggal

Lebih terperinci

PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI Per 30 September 2009 dan 2008 (Dalam ribuan Rupiah ) Catatan AKTIVA

PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI Per 30 September 2009 dan 2008 (Dalam ribuan Rupiah ) Catatan AKTIVA NERACA KONSOLIDASI Per 30 September 2009 dan 2008 (Dalam ribuan Rupiah ) Catatan 2009 2008 Rp Rp AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2.c,2.n,3 2.940.262.422 3.422.491.242 Investasi jangka pendek 2.d,

Lebih terperinci

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1056, 2015 KEMEN-PUPR. Dukungan Pemerintah. Pengadaan Tanah. Jalan Tol. Badan Usaha. Tata Cara. Perubahan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Jalan Tol Jalan Tol adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan dan sebagai jalan nasional yang penggunanya diwajibkan membayar tol. Jalan tol

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PERHUBUNGAN Jalan Taman Jatibaru 1 Telp Fax JAKARTA Kode Pos: 10150

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PERHUBUNGAN Jalan Taman Jatibaru 1 Telp Fax JAKARTA Kode Pos: 10150 PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PERHUBUNGAN Jalan Taman Jatibaru Telp 0 Fax JAKARTA Kode Pos: 00 TA DINAS Kepada Dari Nomor Sifat Lampiran Hai GubernurProvinsi DKI Jakarta Kepala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bintaro Utama 3 Jalan Bintaro Utama 3A Jalan Pondok Betung Raya Jalan Wr

BAB I PENDAHULUAN. Bintaro Utama 3 Jalan Bintaro Utama 3A Jalan Pondok Betung Raya Jalan Wr BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persimpangan jalan adalah simpul transportasi yang terbentuk dari beberapa pendekat, dimana arus kendaraan dari berbagai pendekat bertemu dan memencar meninggalkan

Lebih terperinci

Menteri Basuki Instruksikan Konstruksi Tol Manado-Bitung Dikebut

Menteri Basuki Instruksikan Konstruksi Tol Manado-Bitung Dikebut Rilis PUPR #1 15 November 2017 SP.BIRKOM/XI/2017/559 Menteri Basuki Instruksikan Konstruksi Tol Manado-Bitung Dikebut Manado Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menginstruksikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencari keuntungan, Namun untuk mencegah terjadinya persaingan. tidak sehat dalam dunia penerbangan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencari keuntungan, Namun untuk mencegah terjadinya persaingan. tidak sehat dalam dunia penerbangan. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penerbangan merupakan salah satu sektor transportasi yang banyak diminati. Selain dapat menghemat waktu, penerbangan juga memberikan tarif yang cukup murah untuk setiap

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 8 TAHUN 1990 TENTANG JALAN TOL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 8 TAHUN 1990 TENTANG JALAN TOL Menimbang : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 8 TAHUN 1990 TENTANG JALAN TOL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat bertambah sehingga akan meningkatkan kemakmuran masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat bertambah sehingga akan meningkatkan kemakmuran masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah sehingga akan

Lebih terperinci

BAB III. Analisa dan Perancangan

BAB III. Analisa dan Perancangan 22 BAB III Analisa dan Perancangan 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Untuk mendukung gerak pertumbuhan ekonomi, Indonesia membutuhkan jaringan jalan yang handal. Melalui Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

KESIMPULAN/KEPUTUSAN RAPAT

KESIMPULAN/KEPUTUSAN RAPAT LAPORAN SINGKAT KOMISI V DPR RI (BIDANG PERHUBUNGAN; PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT; DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI; BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA; BADAN PENCARIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah PT. KAI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah PT. KAI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah PT. KAI Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan KA didesa Kemijen Jum'at tanggal 17 Juni

Lebih terperinci

KESIMPULAN/KEPUTUSAN RAPAT

KESIMPULAN/KEPUTUSAN RAPAT LAPORAN SINGKAT KOMISI V DPR RI (BIDANG PERHUBUNGAN, PEKERJAAN UMUM, PERUMAHAN RAKYAT, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA, BADAN SAR NASIONAL, DAN BPLS) ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

Tol Belmera Tersambung Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi April 2018

Tol Belmera Tersambung Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi April 2018 Rilis PUPR #2 17 Januari 2018 SP.BIRKOM/I/2018/026 Tol Belmera Tersambung Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi April 2018 Jakarta Konstruksi Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi (MKTT) seksi 1 (Tanjung

Lebih terperinci

Kementerian PUPR Targetkan Tol Jakarta - Surabaya Dapat Melayani Arus Mudik 2018

Kementerian PUPR Targetkan Tol Jakarta - Surabaya Dapat Melayani Arus Mudik 2018 Rilis PUPR #2 8 Maret 2018 SP.BIRKOM/III/2018/115 Kementerian PUPR Targetkan Tol Jakarta - Surabaya Dapat Melayani Arus Mudik 2018 Batang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat terus berupaya

Lebih terperinci

PT JASA MARGA (Persero) Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE 3 BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2008 DAN 2007

PT JASA MARGA (Persero) Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE 3 BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2008 DAN 2007 PT JASA MARGA (Persero) Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE 3 BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2008 DAN 2007 NERACA KONSOLIDASI Per 31 Maret 2008 dan 2007 (dalam ribuan Rupiah

Lebih terperinci

Menteri Basuki Sosialisasi Uang Elektronik di Festival Tol Bawen-Salatiga

Menteri Basuki Sosialisasi Uang Elektronik di Festival Tol Bawen-Salatiga Rilis PUPR #2 13 Agustus 2017 SP.BIRKOM/VIII/2017/399 Menteri Basuki Sosialisasi Uang Elektronik di Festival Tol Bawen-Salatiga Salatiga - Jalan Tol Semarang-Solo khususnya Ruas Bawen-Salatiga yang terkenal

Lebih terperinci

HALAMAN INI SENGAJA DI KOSONGKAN

HALAMAN INI SENGAJA DI KOSONGKAN HALAMAN INI SENGAJA DI KOSONGKAN PT JASA MARGA (Persero) Tbk. Plaza Tol Taman Mini Indonesia Indah Jakarta 13550 Tel. + 62 21 841 3526, 841 3630 Fax. + 62 21 840 1533, 841 3540 jasmar@jasamarga.com www.jasamarga.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transportasi merupakan satu kesatuan yang utuh baik intra maupun antar moda

BAB I PENDAHULUAN. transportasi merupakan satu kesatuan yang utuh baik intra maupun antar moda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya transportasi mengandung azas keterpaduan, dimana transportasi merupakan satu kesatuan yang utuh baik intra maupun antar moda transportasi. Namun saat

Lebih terperinci

Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 34/KPPU/PDPT/XII/2013 TENTANG

Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 34/KPPU/PDPT/XII/2013 TENTANG Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 34/KPPU/PDPT/XII/2013 TENTANG PENILAIAN TERHADAP PENGAMBILALIHAN (AKUISISI) SAHAM PERUSAHAAN PT BAKRIE

Lebih terperinci

KENAIKAN TARIF PAJAK DAERAH KOTA BATAM, ASOSIASI PENGUSAHA MINTA PENUNDAAN

KENAIKAN TARIF PAJAK DAERAH KOTA BATAM, ASOSIASI PENGUSAHA MINTA PENUNDAAN KENAIKAN TARIF PAJAK DAERAH KOTA BATAM, ASOSIASI PENGUSAHA MINTA PENUNDAAN Interactiveaccounting.com.au Pemerintah Kota (Pemko) Batam memastikan mulai menerapkan kenaikan tarif pajak daerah 1 berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemacatan lalu lintas perlu dicarikan solusi yang tepat. Pemerintah kota Medan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemacatan lalu lintas perlu dicarikan solusi yang tepat. Pemerintah kota Medan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kondisi lalu lintas Kota Medan yang kian hari kian semrawut termasuk kemacatan lalu lintas perlu dicarikan solusi yang tepat. Pemerintah kota Medan telah berusaha mengurai kemacatan

Lebih terperinci

KESIMPULAN/KEPUTUSAN RAPAT

KESIMPULAN/KEPUTUSAN RAPAT LAPORAN SINGKAT KOMISI V DPR RI (BIDANG PERHUBUNGAN; PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT; DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI; BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA; BADAN PENCARIAN

Lebih terperinci

Laporan Keuangan 2008

Laporan Keuangan 2008 Laporan Keuangan 2008 PT Jasa Marga (Persero) Tbk. 2008 Annual Report 111 112 PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2008 Daftar Isi LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 118 Neraca Konsolidasian 119 Laporan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kami berharap klipping ini bermanfaat untuk monitoring media BPIW.

KATA PENGANTAR. Kami berharap klipping ini bermanfaat untuk monitoring media BPIW. Jumat Senin, 31 Maret 4 April 2016 KATA PENGANTAR Klipping Media Massa adalah kumpulan guntingan berita yang kami sajikan secara rutin. Guntingan berita ini kami seleksi dari berita yang muncul di media

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN KINERJA PENGELOLAAN OPERASIONAL JALAN TOL KELANCARAN LALU LINTAS DAN KEBIJAKAN TARIF

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN KINERJA PENGELOLAAN OPERASIONAL JALAN TOL KELANCARAN LALU LINTAS DAN KEBIJAKAN TARIF BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN KINERJA PENGELOLAAN OPERASIONAL JALAN TOL ATAS KELANCARAN LALU LINTAS DAN KEBIJAKAN TARIF PADA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 06/PRT/M/2010

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 06/PRT/M/2010 MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 06/PRT/M/2010 TENTANG PEDOMAN EVALUASI PENERUSAN PENGUSAHAAN JALAN TOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah menyebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah menyebabkan bertambahnya juga pergerakan orang dan barang pada wilayah tersebut. Dengan bertambahnya pergerakan,

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 35 TAHUN 2003 TENTANG PENETAPAN JALAN BEBAS HAMBATAN PALIMANAN-PLUMBON SEBAGAI JALAN TOL, PENAMBAHAN SIMPANG SUSUN KALIGAWE SEBAGAI BAGIAN DARI JALAN TOL SEMARANG, PENAMBAHAN GERBANG

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT PANJA RUU APARATUR SIPIL NEGARA KOMISI II DPR RI

LAPORAN SINGKAT PANJA RUU APARATUR SIPIL NEGARA KOMISI II DPR RI TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri) LAPORAN SINGKAT PANJA RUU APARATUR SIPIL NEGARA KOMISI II DPR RI (Bidang Pemerintahan Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kepemiluan,

Lebih terperinci

Bisnis Indonesia 28/06/2016, hal. 19 Asuransi Minta Jaminan Pasok EX-CC-AAJI

Bisnis Indonesia 28/06/2016, hal. 19 Asuransi Minta Jaminan Pasok EX-CC-AAJI Bisnis Indonesia 28/06/2016, hal. 19 Asuransi Minta Jaminan Pasok EX-CC-AAJI-06-001 Investor Daily - 28/06/2016, hal.23 Mas Achmad Daniri Komut Chubb Media Indonesia - 28/06/2016, hal.17 Chubb Angkat Komisaris

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Copyright (C) 2000 BPHN KEPPRES 35/2003, PENETAPAN JALAN BEBAS HAMBATAN PALIMANAN PLUMBON SEBAGAI JALAN TOL PENAMBAHAN SIMPANG SUSUN KALIGAWE SEBAGAI BAGIAN DARI JALAN TOL SEMARANG, PENAMBAHAN GERBANG

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan infrastruktur jalan khususnya jalan bebas hambatan atau jalan tol menjadi faktor yang menentukan dalam perkembangan ekonomi wilayah serta peningkatan

Lebih terperinci

Pembangunan Infrastruktur Mendorong Pemerataan dan Keadilan Pembangunan

Pembangunan Infrastruktur Mendorong Pemerataan dan Keadilan Pembangunan Rilis PUPR #2 22 November 2017 SP.BIRKOM/XI/2017/575 Pembangunan Infrastruktur Mendorong Pemerataan dan Keadilan Pembangunan Jakarta -Kebijakan Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL PADA INVESTASI JALAN TOL CIKAMPEK-PADALARANG

ANALISIS FINANSIAL PADA INVESTASI JALAN TOL CIKAMPEK-PADALARANG ANALISIS FINANSIAL PADA INVESTASI JALAN TOL CIKAMPEK-PADALARANG Lulu Widia Roswita NRP : 9721055 Pembimbing : V. Hartanto, Ir., M. Sc FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 68/KEP/M.KOMINFO/III/2008 TENTANG IZIN PRINSIP PENYELENGGARAAN JARINGAN TETAP TERTUTUP PT

KEPUTUSAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 68/KEP/M.KOMINFO/III/2008 TENTANG IZIN PRINSIP PENYELENGGARAAN JARINGAN TETAP TERTUTUP PT KEPUTUSAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 68/KEP/M.KOMINFO/III/2008 TENTANG IZIN PRINSIP PENYELENGGARAAN JARINGAN TETAP TERTUTUP PT. NUSANTARA SARANA TELEKOMUNIKASI MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah Provinsi dan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah Provinsi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah Provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupatendan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan

Lebih terperinci

KESIMPULAN/KEPUTUSAN RAPAT

KESIMPULAN/KEPUTUSAN RAPAT LAPORAN SINGKAT KOMISI V DPR RI (BIDANG PERHUBUNGAN, PEKERJAAN UMUM, PERUMAHAN RAKYAT, PEMBANGUNAN PEDESAAN DAN KAWASAN TERTINGGAL, BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA, BADAN SAR NASIONAL, DAN

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.legalitas.org KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2003 TENTANG PENETAPAN JALAN BEBAS HAMBATAN PALIMANAN-PLUMBON SEBAGAI JALAN TOL, PENAMBAHAN SIMPANG SUSUN KALIGAWE SEBAGAI BAGIAN

Lebih terperinci

BAB 1 LATAR BELAKANG. Tampil cantik dan menarik merupakan suatu kebutuhan yang selalu ada dalam

BAB 1 LATAR BELAKANG. Tampil cantik dan menarik merupakan suatu kebutuhan yang selalu ada dalam BAB 1 LATAR BELAKANG 1.1. Lingkungan Eksternal Perusahaan Tampil cantik dan menarik merupakan suatu kebutuhan yang selalu ada dalam setiap manusia. Kebutuhan untuk tampil cantik dan menarik merupakan kebutuhan

Lebih terperinci

PENYERAPAN ANGGARAN. 1 P e n y e r a p a n A n g g a r a n

PENYERAPAN ANGGARAN. 1 P e n y e r a p a n A n g g a r a n PENYERAPAN ANGGARAN Tata pemerintahan sudah lama menjadi wacana publik di Indonesia. Sejak akhir 1990-an banyak pihak yang telah mendorong pemerintah mewujudkan tata penerintahan yang baik. Demokratisasi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Hormat kami. Tim penyusun

KATA PENGANTAR. Hormat kami. Tim penyusun KATA PENGANTAR Klipping Media Massa adalah kumpulan guntingan berita yang kami sajikan secara rutin. Guntingan berita ini kami seleksi dari berita yang muncul di media cetak. Adapun tema berita yang kami

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN SINGKAT RAPAT BADAN LEGISLASI DPR RI DALAM RANGKA MENDENGARKAN PENJELASAN DARI WAKIL PENGUSUL RUU TENTANG PERLINDUNGAN PEKERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

Lebih terperinci

-1- LAPORAN SINGKAT KOMISI IV DPR RI (BIDANG PERTANIAN, LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN, KELAUTAN DAN PERIKANAN, SERTA PANGAN)

-1- LAPORAN SINGKAT KOMISI IV DPR RI (BIDANG PERTANIAN, LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN, KELAUTAN DAN PERIKANAN, SERTA PANGAN) -1- LAPORAN SINGKAT KOMISI IV DPR RI (BIDANG PERTANIAN, LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN, KELAUTAN DAN PERIKANAN, SERTA PANGAN) Tahun Sidang : 2017-2018 Masa Persidangan : I Rapat Ke- : 12 Jenis Rapat :

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dilakukan ketika mengeluarkan uang sebagai seorang konsumen akan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dilakukan ketika mengeluarkan uang sebagai seorang konsumen akan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Mungkin pada masa lalu, perasaan orang tidak terlalu dipertimbangkan oleh dunia usaha. Namun pada masa kini, perasaan menjadi hal yang utama. Alasannya, bila melihat

Lebih terperinci

BAB 2 HAK KONSUMEN JALAN TOL DI INDONESIA TERKAIT DENGAN PEMENUHAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)

BAB 2 HAK KONSUMEN JALAN TOL DI INDONESIA TERKAIT DENGAN PEMENUHAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) 19 BAB 2 HAK KONSUMEN JALAN TOL DI INDONESIA TERKAIT DENGAN PEMENUHAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) 2.1 Tinjauan Umum Mengenai Jalan Tol Pembangunan jalan merupakan kebutuhan yang sangat vital sebagai

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN TRIWULAN I

LAPORAN KEUANGAN TRIWULAN I . LAPORAN KEUANGAN TRIWULAN I 2009 PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Plaza Toll Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta 13550 Indonesia Telp. +62 21 841 3630 Fax. +62 21 841 3540 e-mail : jasmar@jasamarga.com Website

Lebih terperinci

TATA CARA PENGGUNAAN DANA BERGULIR PADA BADAN LAYANAN UMUM-BADAN PENGATUR JALAN TOL UNTUK PENGADAAN TANAH JALAN TOL PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM

TATA CARA PENGGUNAAN DANA BERGULIR PADA BADAN LAYANAN UMUM-BADAN PENGATUR JALAN TOL UNTUK PENGADAAN TANAH JALAN TOL PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM TATA CARA PENGGUNAAN DANA BERGULIR PADA BADAN LAYANAN UMUM-BADAN PENGATUR JALAN TOL UNTUK PENGADAAN TANAH JALAN TOL PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 04 / PRT / M / 2007 TANGGAL : 26 FEBRUARI 2007

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendirian lembaga perbankan di Indonesia mempunyai tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendirian lembaga perbankan di Indonesia mempunyai tujuan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendirian lembaga perbankan di Indonesia mempunyai tujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi,

Lebih terperinci

JADWAL ACARA RAPAT-RAPAT BADAN LEGISLASI DPR RI PADA MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG

JADWAL ACARA RAPAT-RAPAT BADAN LEGISLASI DPR RI PADA MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG JADWAL ACARA RAPAT-RAPAT BADAN LEGISLASI DPR RI PADA MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG 2010 2011 NO. HARI/TANGGAL/ WAKTU JENIS RAPAT ACARA KETERANGAN 1. Senin, 10-1-2011 12.00-13.00 WIB 2. Selasa, 11-1-2011

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang deskripsi data, hasil pengujian hipotesis, pengujian asusmsi klasik, analisis data beserta dengan penjelasan dan interprestasi dari hasil-hasil

Lebih terperinci