Economics Development Analysis Journal
|
|
- Ratna Oesman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 EDAJ 6 (3) (2017) Economics Development Analysis Journal IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA DI DESA TEMPEL KECAMATAN WEDUNG KABUPATEN DEMAK Nur Faizah 1, Bambang Prishardoyo 2 Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima April 2017 Disetujui Juni 2017 Dipublikasikan Agustus 2017 Keywords: Implementation, Act 6 of 2014 on the village, Rural Development, Government of Village Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menggambarkan bagaimana implementasi Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa serta untuk mengidentifikasi kendalanya di Desa Tempel. Analisis data menggunakan metode analisis Miles dan Huberman. Teori yang digunakan adalah model implementasi George C. Edward III. Hasil penelitian diketahui bahwa Implementasi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang di Desa Tempel dilihat dari aspek komunikasi, telah dilakukan komunikasi dengan baik antara pelaksana kebijakan (Pemerintah Desa) dengan sasaran kebijakan (Masyarakat Desa), dari aspek sumberdaya yaitu sumberdaya Pemerintah Desa Tempel yang belum mendukung, dari aspek sikap pelaksana, implementor menyatakan tanggungjawab dan komitmennya untuk pelaksanaan kebijakan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, dan struktur birokrasi belum memenuhi syarat secara efektif. Kendala-Kendala yang dihadapi oleh Pemerintah Desa Tempel yaitu pada aspek komunikasi belum ada tindak lanjut dari perwakilan desa yang pernah mengikuti sosialisasi, pembekalan dan pelatihan kepada perangkat desa lainnya. Pada aspek sikap pelaksana yaitu kurangnya respon dari masyarakat yang menganggap kebijakan tersebut hanya sebuah kebijakan rutin belaka, maka diperlukan sikap tanggungjawab yang tinggi dari implementor. Abstract The purpose of this study was to determine and describe how the implementation of Law No. 6 of 2014 on the village as well as to identify barriers in the village of Tempel. Analysis of data using analytical methods Miles and Huberman. The theory used is the model of George C. Edward III implementation. The survey results revealed that the implementation of Law No. 6 of 2014 About Village Tempel seen from the aspect of communication, has done good communication between the implementers (village government) with policy targets (Rural Community), from the aspect of resource that government resources Desa Paste not support, from the aspect of attitude executor, implementor claimed responsibility and commitment to the implementation of the policy of Act No. 6 of 2014 About the village, and the bureaucratic structure has not been eligible effectively. Obstacles faced by the village government Tempel is on aspects of communication there has been no follow-up of village representatives who had attended socialization, briefing and training to the other village. In the aspect of the attitude of the implementing namely the lack of response from the public who think the policy is only a mere routine policy, the necessary attitude of high responsibility of the implementor. There are still bureaucratic structure of government resources and Paste village that has not been fully in accordance with Law No. 6 of 2014 About the Village. Alamat korespondensi: 2017 Universitas Negeri Semarang Gedung L2 Lantai 2 FE Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, aizraffa@yahoo.com 279
2 PENDAHULUAN Gambar 1. Persentase Penduduk Yang Hidup di Bawah Garis Kemiskinan Perdesaan dan Perkotaan Di Indonesia Tahun Kota Desa Sumber: BPS, data diolah Masalah kemiskinan merupakan salah satu permasalahan utama yang diprioritaskan pemerintah dalam menyusun strategi pembangunan. Strategi ini merupakan salah satu strategi dari triple track strategy pemerintah, yaitu penanggulangan masalah kemiskinan, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Sesuai dengan Laporan Bulanan Sosial Ekonomi yang diterbitkan oleh BPS pada bulan Desember 2014 tercatat masih banyaknya penduduk Indonesia yang tergolong miskin. Hal tersebut dapat di lihat pada gambar di bawah ini. Berdasarkan gambar di atas, dapat terlihat bahwa persentase penduduk miskin di Indonesia cenderung mengalami penurunan, namun persentase penduduk yang miskin masih tinggi di perdesaan di banding di perkotaan. Pembangunan yang selama ini terfokus pada perkotaan telah meningkatkan kesenjangan antar wilayah pedesaan dan perkotaan. Dampaknya dapat terlihat pada indeks gini yang semakin meningkat. Upaya menyeimbangkan kondisi ekonomi sampai ke pedesaan, pemerintah pada tahun 2014 telah mensahkan Undang-Undang yang secara khusus mengatur tentang desa yaitu Undang-Undang No 6 tahun 2014 tentang Desa. Dengan adanya Undang- Undang tersebut diharapkan adanya pelaksanaan otonomi desa yang nyata dan bertanggungjawab serta mampu memperkuat masyarakat desa baik dari sisi pemerintahan, akuntabilitas, dan tata kelola. Paska pengesahan Undang-Undang No 6 Tahun 2014 atau lebih dikenal dengan Undang- Undang Desa, diikuti dengan pengesahan PP No 43 tahun 2014 tentang petunjuk pelaksanaan UU desa dan PP No 60 tahun 2014 mengenai mekanisme pengelolaan dana desa yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBN), maka ada pergeseran pada paradigma dan mekanisme pengelolaan anggaran di desa. Sehingga pemerintah desa perlu mengambil langkah-langkah strategis dan taktis menyangkut penyiapan tata aturan pendukung, penyesuaian rencana pembangunan jangka menengah desa, penyusunan APBDes dan realisasinya, pengembangan dan penguatan Bumdes, serta menyusun pendampingan untuk masyarakat. Basis kemajuan sebuah Negara ditentukan oleh kemajuan Desa. Adanya UU Nomor 6 tahun 2014 Tentang Desa memuat berbagai perubahan salah satunya adalah program Dana Desa yang diperkirakan sebesar Rp 1,4 Miliar. Rincian dana desa pada APBN-P 2015 telah dipublikasikan oleh pemerintah sebagaimana dilansir dari website resmi Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan (DPJK Kemenkeu) dari 33 Provinsi penerima danadesa 5 (lima) diantaranya mengantongi anggaran terbanyak. Provinsi tersebut antara lain, Jawa Tengah sebesar Rp. 2,23 triliun, Jawa Timur sebesar Rp. 2,21 triliun, Aceh sebesarrp. 1,71 triliun, Jawa Barat sebesarrp. 1,59 triliun, dan Sumatera Utara sebesar Rp. 1,46 triliun. 280
3 Di Jawa Tengah terdapat desa penerima DD yang tersebar di 29 Kabupaten, total DD tahun 2015 se-jawa Tengah mencapai Rp sedangkan DD tahap pertama yang sudah dapat dicairkan berada di 15 Kabupaten yang terdiri dari Desa dengan total Rp Sedangkan untuk Kabupaten Demak pada Tahun Anggaran 2015 dialokasikan sebesar Rp ,- dan pada Tahun anggaran 2016 mendapat alokasi sebesar Rp ,-. Dari data yang diambil dari bahan sosialisasi Kecamatan Wedung pada tahun 2015, Kecamatan Wedung mendapatkan dana DD sebesar yang akan didistribusikan ke 20 desa di Kecamatan Wedung. Jika dirata-rata masingmasing desa mendapatkan Rp 302 juta. Berdasarkan realita tersebut di atas maka tidak ada alasan lagi bagi setiap desa yang ada di Kecamatan Wedung untuk mengeluh dalam hal pembangunan desa.begitu pula terkhusus Desa Tempel Kecamatan Wedung yang menjadi pusat penelitian penulis, sebab danadesa yang telah diterimanya apabila dialokasikan secara baik maka akan sangat membantu penyelenggaraan program kerja pemerintah Desa dalam pembangunan desa secara maksimal. Salah satu desa yang telah menerapkan Undang-Undang No 6 tahun 2014 adalah Desa Tempel Kecamatan Wedung Kabupaten Demak. PemberlakuanUndang-Undang No 6 Tahun 2014 Tentang Desa di Desa Tempel ini mengakibatkan terjadinya perubahan terhadap struktur kelembagaan dan kinerja pemerintah desa Tempel dalam pelaksanaan pembangunandesa. Di samping itu juga berpengaruh terhadap perubahan tata pelaksanaan pemerintahan desa di Desa Tempel Kecamatan Wedung Kabupaten Demak. Dalam kegiatan pelaksanaan tugasnya pemerintah desa berpedoman padaundang-undang No. 6 Tahun Serta adanya danadesa yang bersumber dari APBN yang jumlahnya cukup besar yang di 281 Tahun 2014 tentang Desa yang disusun dalam bentuk skripsi dengan judul : Implementasi Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa di Desa Tempel Kecamatan Wedung Kabupaten Demak. METODE PENELITIAN Dasar Penelitian Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif, yaitu pendekatan penelitian dimana data-data yang dikumpulkan berupa kata-kata dan bukan angka. Data tersebut dapat diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, catatan atau memo dan dokumentasi lainnya. Hal yang perlu diketahui secara terperinci melalui pendekatan penelitian deskriptif kualitatif ini, yaitu bagaimana implementasi Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa di desa Tempel Kecamatan Wedung Kabupaten Demak. Penelitian ini akan mendeskripsikan gambaran tentang implementasi Undang-Undang No.6 Tahun 2014 dan kendala yang dihadapi dalam mengimplementasikannya. Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah orangorang yang menjabat di pemerintah Desa Tempel. Penentuan subjek atau informan pada penelitian ini ialah dengan menggunakan metode purposif. Fokus Penelitian Fokus penelitian ini berisi pokok-pokok kajian dan menjadi pusat perhatian dari penelitian ini adalah Model Implementasi kebijakan publik yang dikemukakan oleh Edward III menunjukkan empat aspek yang berperan penting dalam keberhasilan implementasi. Empat aspek tersebut adalah komunikasi, sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi. Dengan memakai model Edward III yakni Empat aspek yang menjadi kriteria penting dalam implementasi suatu kebijakan tersebut didefinisikan sebagai berikut; Komunikasi, adalah komunikasi antara terima Desa Tempel. pelaksana kebijakan (aparat pemerintah Desa) Sehubungan dengan fenomena yang dengan kelompok sasaran (masyarakat desa). diuraikan di atas, maka peneliti terdorong untuk Sumber daya, adalah sumber daya manusia dan mengkaji, menelaah, meneliti, dan membahas mengenai implementasi Undang-Undang No 6 sumber daya finansial yang tersedia atau
4 disediakan untuk pelaksanaan Kebijakan Undang-Undang No 6 tahun 2014 Sikap Pelaksana adalah karakteristik yang menempel kepada para pelaksana kebijakan (aparat pemerintah Desa) yang meliputi seperti: kejujuran, komitmen dan sikap demokratis. Struktur Birokrasi, adalah struktur organisasi pelaksana kebijakan. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Tempel Kecamatan Wedung Kabupaten Demak. Pemilihan lokasi penelitian didasarkan atas pertimbangan kesesuaian substansi permasalahan pada penelitian ini dan juga pertimbangan entry data baik orang, program, struktur, maupun interaksi sesuai dengan kebutuhan penelitian. Jenis dan Sumber Data a. Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh berasal dari subyek (informan). Sedangkan sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. Peneliti mendapatkan sumber data yang berasal dari : Informan dan Catatan Lapangan b. Data Sekunder Data sekunder dimana peneliti memperoleh data dokumen-dokumen pendukung. Sumber data sekunder yaitu Dokumen ialah catatan yang diperoleh peneliti dari tempat penelitian yaitu Kantor Balai Desa Tempel dan data-data terkait dengan permasalahan yang dihadapi peneliti untuk dijadikan bahan rujukan selama proses penelitian. Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data dan informasi yang sangat diperlukan bagi penelitian kualitatif ini, maka di perlukan adanya informan penelitian. Adapun informan penelitian ini adalah orang-orang yang terlibat dalam implementasi Undang-Undang No 6 tahun 2014 tentang desa di Desa Tempel Kecamatan Wedung Kabupaten Demak, yakni : Kepala Desa yang mewakili desa, serta perangkat desa. Untuk mengumpulkan data digunakan teknik: a. Wawancara, b. Dokumentasi, Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Trianggulasi lebih banyak menggunakan metode alam level mikro, seperti bagaimana menggunakan beberapa metode pengumpulan data dan analisis data sekaligus dalam penelitian, termasuk menggunakan informan sebagai alat uji keabsahan dan analis hasil penelitian. Asumsinya bahwa informasi yang diperoleh peneliti melelui pengamatan akan lebih akurat apabila juga digunakan interview atau menggunakan bahan dokumentasi untuk mengoreksi keabsahan informasi yang telah diperoleh dengan kedua metode tersebut. Begitu pula hasil-hasil analisis data yang dilakukan peneliti akan lebih akurat apabila dilakukan uji keabsahan melalui uji silang dengan informan lain, termassuk dengan informan penelitian. Metode Analisis Data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistemis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke unitunit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari serta membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri atau orang lain (Sugiyono, 2013: 334). Dalam penelitian ini digunakan analisa data kualitatif dari Miles dan Huberman (Sugiyono 2009: 246), yang terdiri dari empat tahap yaitu: Pengumpulan data, Reduksi Data, Penyajian Data dan Penarikan Kesimpulan HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Pelaksanaan Kebijakan Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa di Desa Tempel Proses pelaksanaan kebijakan Undang- Undang No 6 tahun 2014 tentang Desa di Desa Tempel, yaitu: 282
5 Pertama pemerintah desa menyiapkan rencana meliputi informasi dasar desa serta penjelasan kebutuhan merujuk pada tujuan pembangunan desa hal ini sesuai dengan uu desa pasal 80. Kedua melaksanakan MUSRENBANG DESA yang melibatkan pemerintah desa, BPD dan kelompok-kelompok masyarakat, dalam MUSRENBANG DESA ini yang akan dibahas adalah menentukan tingkat penilaian kebutuhan masyarakat serta menetapkan prioritas, progam dan kegiatan yang akan dilakukan. Ketiga, penetapan rencana yaitu membuat RPJMDES dan RKPDES yang ditetapkan oleh PERDES dengan ketentuan satu desa hanya satu rencana. Rencana yang dimaksud pada bagian ini adalah pedoman APBDESA yang sesuai dengan masukan dalam rencana Kabupaten. Setelah menetapkan rencana pembangunan maka langkah berikutnya adalah menetapkan APBDESA, pada APBDESA memuat konsolidasi penerimaan dan pengeluaran, ditetapkan dalam PERDES, lokasi harus sesuai dengan kebutuhan pembangunan dan prioritas Kabupaten. Setelah APDESA telah ditetapkan tahap selanjutnya adalah pelaksanaan pembangunan, pada tahap ini diwajibkan melibatkan seluruh masyarakat dan atau lembaga kemasyarakatan, dilaksanakan secara swakelola, serta masyarakat berhak mendapatkan informasi, memantau dan melaporkan. Kemudian tahap selanjutnya adalah pertanggungjawaban, pada tahap ini pemerintah desa wajib menyampaikan laporan dalam musyawarah pembangunan desa. Tahap akhir yakni masyarakat dan pemerintah desa saling memelihara dan memanfaatkan dana desa secara baik dan transparan agar amanat uu desa dapat tercapai. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2. Gambar 2. Proses Pelaksanaan Undang-Undang Desa No 6 tahun 2014 tentang desa pasal di Desa Tempel tahun 2015 Menyiapkan Rencana Kegiatan pasal 79 Melaksanakan MUSRENBANG DESA pasal79 Penetapan Rencana (RPJMDES Dan RKPDES) pasal 79 Menetapkan APBDESA pasal 80 Memelihara Dan Memanfaatkan Dana Desa pasal 82 Pertanggungjawaban pasal 82 Pelaksanaan Pembangunan pasal 81 Tindak lanjut dari proses implementasi Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang desa, maka pemerintah desa dituntut untuk melaksanakan rencana pembangunan desa sesuai dengan rancangan pembangunan jangka menengah maupun jangka panjang. Berdasarkan hasil wawancara terhadap informan menyatakan bahwa pemerintah desa Tempel telah membuat beberapa progam kegiatan. Progam kegiatan tersebut antara lain: Pertama, progam kegiatan perbaikan jalan utara desa, hal ini didasarkan pada kondisi jalan utara desa yang sangat parah, jalan utara desa ini 283
6 merupakan akses utama bagi masyarakat desa Tempel. Kedua, progam kegiatan perbaikan jalan sawah, hal ini dikarenakan mayoritas penduduk Desa Tempel bermatapencaharian sebagai petani, sehingga kegiatan utamanya di persawahan, kondisi tanah yang bertekstur lempung mengakibatkan akses jalan ke persawahan cukup sulit, hanya bisa diakses dengan berjalan kaki, maka pemerintah desa mengupayakan perbaikan jalan sawah agar mempermudah penduduk desa untuk bercocok tanam. Ketiga, yaitu progam kegiatan perbaikan kantor kepala desa, hal ini dikarenakan kondisi kantor kepala desa lama dalam keadaan buruk sehingga pemerintah desa mengupayakan perbaikan kantor kepala desa agar dapat melayani masyarakat dengan nyaman dan mudah. Keempat, progam kegiatan perbaikan jalan depan kantor balai desa, hal ini dikarenakan kondisi jalan yang masih berbatu sehingga masyarakat sulit untuk mengakses ke kantor kepala desa, maka pemerintah desa melakukan perbaikan jalan dengan cara betonisasi jalan depan kantor desa. Kelima yaitu progam kegiatan pembuatan gorong-gorong, hal ini diupayakan untuk mengurangi resiko terjadinya banjir yang melanda desa Tempel. Berkaitan dengan pelaksanaan progam kegiatan pembangunan desa untuk mengimplementasikan Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang desa maka setiap desa diberikan anggaran dana desa yang bersumber dari APBN. Anggaran dana desa yang diperoleh di gunakan untuk kegiatan Belanja Aparatur dan Operasional Pemerintahan Desa di Desa Tempel. Terdapat beberapa hal yang perlu diberikan deskripsi dan mendapat analisis dari penulis terkait penggunaan dana desa dan pelaksanaannya. Pada tahun 2015 Desa Tempel mendapat dana desa sebesar Rp ,-. Untuk pengelolaan dana desa diatur dalam Peraturan Bupati Kabupaten Demak Nomor 23 Tahun 2015 dengan ketentuan kegiatan Belanja 284 Aparatur dan Operasional Pemerintah Desa. Data mengacu pada SPJ atau pertanggungjawaban penggunaan Dana Desa. Menurut Daftar Rencana Kegiatan (DRK) Dana Desa Desa Tempel Tahun Anggaran 2015 dana yang bersumber dari APBN merupakan penyaluran dana pertama. Dana tersebut disalurkan ke Rekening Kas Desa melalui 3 tahap dengan rincian : a. Tahap pertamas ebesar 40 % b. Tahap kedua sebesar 40 %, dan c. Tahap ketiga sebesar 20 %. Untuk uraian prioritas penggunaan dana desa sebagai sumber kegiatan pembangunan desa di Desa Tempel dapat di lihat tabel 1. dibawah ini : Tabel 1. Prioritas Penggunaan Dana Desa Di Desa Tempel Tahun 2015 TAHAP I II III Sumber: ArsipDesaTempel Diolah. Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa prioritas penggunaan dana desa untuk pembangunan desa di Desa Tempel terealisasi secara baik yaitu hampir 100%. Hal ini sesuai dengan pengamatan di lapangan, secara keseluruhan proses pembangunan desa hampir berjalan baik dan dapat terlihat wujud fisik pembangunan desa yang dapat di rasakan oleh masyarakat. PROGAM KEGIATAN -Betonisasi jalan utara desa sepanjang 1500 m -Perbaikan persawahan -Perbaikan makam desa -Perbaikan kepala desa -Perbaikan jalan jalan gedung jalan depan kantor kepala desa -Pembuatan goronggorong REALISASI (%)
7 Berdasarkan keseluruhan hasil penelitian terkait Implementasi Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa, maka dapat disimpulkan bahwa Implementasi Undang- Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa di Desa Tempel cukup baik, namun sesuai dengan pengamatan di lapangan masih adanya ketentuan Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa yang belum dilaksanakan oleh pemerintah Desa Tempel antara lain belum adanya progam pengembangan ekonomi masyarakat seperti pendirian BUM Desa, Pasar Desa, Lumbung desa, pembibitan tanaman pangan, penguatan permodalan BUM Desa dll. Serta belum adanya partisipasi dari perempuan dalam penyelenggaraan pemerintahan yang diatur pada Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa pasal 82. Implementasi Undang-Undang No 6 tahun 2014 tentang Desa di Desa Tempel Untuk mengungkapkan implementasi Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa di Desa Tempel di lihat dari empat aspek model implementasi yang dipakai tersebut maka dilakukan wawancara terhadap informan.wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman/panduan wawancara yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Data hasil wawancara dianalisis dengan teknik analisis kualitatif model interaktif. Hasil analisis data disajikan secara deskriptif-kualitatif seperti berikut ini: 1. Komunikasi Pemerintah desa Tempel menjelaskan bahwa selama ini telah mendapatkan sosialisasi terkait penyelenggaraan kebijakan UU No 6 tahun 2014 tentang Desa melalui workshop, bimbingan teknis dan pembelajaran, rapat koordinasi. Pemerintah desa telah memahami materi yang disampaikan pada sosialisasi itu meliputi konsep UU No 6 tahun 2014 tentang Desa, syarat dan ketentuan pencairan dana desa, mekanisme dana desa, monitoring dan evaluasi, kewenangan dan pelaporan kebijakan UU No 6 tahun 2014 tentang Desa. Semua perangkat desa Tempel mengetahui bahwa ada perwakilan dari pemerintah desa Tempel yang mengikuti 285 sosialisasi, pembekalan dan pelatihan dalam rangka menyiapkan diri menghadapi implementasi kebijakan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa oleh pemerintah daerah dalam hal ini adalah pemerintah kabupaten dan pemerintah provinsi kepada pemerintah desa dalam rangka mengefektifkan implementasi kebijakan undangundang nomor 6 tahun 2014 tentang desa. Berdasarkan hasil wawancara, cara penyampaian informasi atau transmisi implementasi kebijakan UU No 6 tahun 2014 tentang Desa bahwa sosialisasi dilakukan melalui workshop, bimbingan teknis dan pembelajaran, dan rapat koordinasi. Pada Undang-UndangNo 6 tahun 2014 tentang Desa telah menetapkan pada pasal 26 ayat 4 point p bahwa Kepala Desa wajib memberikan informasi kepada masyarakat Desa. Informasi mengenai Pemerintahan Desa juga dapat diminta dan didapatkan oleh masyarakat Desa, serta dapat mengawasi semua kegiatan yang dilaksanakan Pemerintah Desa (Pemdes) salah satunya yaitu Pembangunan Desayang tercantum pada Undang-UndangNo 6 tahun 2014 Pasal 68 ayat 1 point a. Komunikasi antara Kepala Desa tidak hanya dilakukan secara satu arah, melainkan juga masyarakat Desa dapat memberikan aspirasi, saran dan pendapat lisan atau tertulis secara bertanggung jawab mengenai kegiatan- kegiatan di Desa sesuai dengan Undang-UndangNo 6 tahun 2014 Pasal 68 ayat 1 point c. Selain hal tersebut dalam UU Desa juga mengatur mengenai Musyawarah Desa yaitu pada pasal 54 menegaskan bahwa Musyawarah Desa dilaksanakan paling kurang 1 pertemuan dalam 1 tahun untuk memusyawarahkan hal-hal dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa. 2. Sumber Daya Pada aspek sumberdaya ini, 4 ( Empat) informan berpendapat yang sama bahwa ketersediaan sumberdaya manusia yang diperlukan dalam mengimplementasikan Undang-Undang No 6 tahun 2014 tentang desa di kantor kepala Desa Tempel masih kurang memadai. Disebabkan kekurangan jumlah tenaga pegawai, walaupun telah berpendidikan
8 formal yang cukup, namun disisi ketrampilan/keahlian dibidang tugasnya belum memadai. Sementara sarana dan prasarana pendukung lainnya juga belum memadai. Sesuai dengan Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa pasal 1 mencantumkan bahwa sumber daya pembangunan desa dilakukan agar masyarakat Desa dapat mandiri dan sejahtera dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya lainnya melalui kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat desa. Keberadaan faktor sumberdaya dalam rangka implementasi kebijakan UU No 6 tahun 2014 tentang Desa memegang peranan sangat penting dalam keberhasilan implementasi kebijakan. Tanpa kecukupan sumberdaya, apa yang direncanakan tidak akan sama dengan apa yang akhirnya diterapkan. Menurut George Edward III menyatakan bahwa : sumber daya bisa menjadi faktor kritis di dalam mengimplementasikan kebijakan publik. Sumberdaya penting meliputi staf dengan jumlah yang cukup, dan dengan keterampilan untuk melakukan tugasnya serta informasinya, otoritas dan fasilitas yang perlu untu menerjemahkan proposal pada makalah ke dalam pemberian pelayanan publik. Akibat tidak tersedianya sumber daya yang tidak memadai, maka akan mendatangkan rintangan terhadap implementasi kebijakan. 3. Sikap Pelaksana Pada aspek sikap pelaksana ini, 4 ( Empat) informan berpendapat yang sama bahwa sikap yang diperlihatkan oleh implementor program (pemerintah desa), seperti komitmen dengan sebaik-baiknya, kejujuran dan bersemangat dalam pengabdian kepada masyarakat sudah memadai. Sikap Pelaksana diartikan sebagai kecenderungan, keinginan atau kesepakatan para pelaksana untuk melaksanakan kebijakan. Jika implementasi kebijakan ingin berhasil secara efektif dan efisien, para pelaksana tidak hanya mengetahui apa yang harus dilakukan dan mempunyai kemampuan untuk melakukan kebijakan itu. Mereka juga harus mempunyai kemauan untuk melaksanakan kebijakan tersebut. Sikap Pelaksana ini merupakan karakteristik yang menempel erat kepada pelaksana kebijakan. Karakter yang penting dimiliki oleh pelaksana kebijakan adalah kejujuran, komitmen, demokratis, kemauan, keinginan, dan kecenderungan para pelaku kebijakan untuk melaksanakan secara sungguh-sungguh. Sikap pelaksana yang tinggi berpengaruh pada tingkat keberhasilan pelaksanaan kebijakan. Senada dengan teori diatas dengan hasil penelitian menunjukan bahwa kepala desa dan pegawai Desa Tempel, sudah memiliki komitmen yang tinggi,sifat kejujuran dan semangat pengabdian yang tinggi dalam mengimplementasikan Undang-Undang No 6 Tahun 2014 Tentang Desa, serta memiliki sifat demokratis dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dari hasil uraian tersebut, peneliti menilai baiknya kerjasama yang terjalin antara pemerintah Desa Tempel dan masyarakat dikarenakan kesadaran kedua pihak untuk melakukan pembangunan desa yang lebih baik lagi. 4. Struktur Birokrasi Pada aspek struktur birokrasi, yakni 4 ( Empat) informan berpendapat yang sama bahwa, struktur organisasi Pemerintah Desa Tempel belum memenuhi syarat untuk mengimplementasikan kebijakan Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa secara efektif.berikut bagan susunan organisasi pemerintah desa antara menurut Undang- Undang No 6 tahun 2014 dengan struktur organisasi pemerintah desa di Desa Tempel yang menggambarkan perbedaan diantara keduanya. Adapun Bagan Susunan Organisasi Desa Tempel tahun 2015 dapat dilihat pada gambar 3 dibawah ini : 286
9 Gambar 3. Bagan Susunan Organisasi Desa Tempel tahun 2015 BPD KepalaDesa LPM/ LembagaAdat PELAKSANA TEKNIS KasiPemerin ta-han Kasikesejaht e-raan KasiPelaya nan KaurUmu m SekretarisDesa KaurKeuanga n KaurAdministr asi PELAKSANA WILAYAH KepalaDusun KepalaDusun KepalaDusun Gambar Bagan Susunan Organisasi menurut UU No 6 tahun 2014 BPD KepalaDesa SekretarisDesa KaurPemerintah an KaurKesra KaurUmum KaurKeuangan KaurAdminis trasi Berdasarkan kedua bagan diatas dapat dilihat bahwa susunan organisasi di Desa Tempel belum sesuai dengan susunan organisasi UU No 6 tahun 2014.Sehingga pemerintah desa Tempel perlu melakukan perombakan susunan organisasi sesuai dengan undang-undang. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan untuk aspek dilihat dari struktur birokrasi, Pemerintah Desa Tempel belum memenuhi syarat untuk mengimplementasikan kebijakan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa secara efektif, Hal itu dapat dilihat dari: pertama, kelengkapan struktur birokrasi belum disesuaikannya Peraturan Daerah Kabupaten Demak No 6 tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata kerja Pemerintah Desa dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.Kedua, strukturs organisasi pelaksana/pembagian tugas, standar opersional procedur (SOP), mekanisme prosedur pembangunan desa, serta standar waktu penyelesaian pelaksanaan program belum sesuai dengan petunjuk dari pelaksanaan. Kendala-Kendala yang Dihadapi Oleh Pemerintah Desa dalam Implementasi Undang- Undang No 6 tahun 2014 tentang Desa di Desa Tempel 1. Komunikasi Kendala dalam aspek komunikasi adalah sosialisasi kepada masyarakat mengenai kebijakan Undang-Undang No 6 tahun 2014 tentang desa telah ada, namun tingkat pendidikan masyarakat Desa Tempel yang cukup rendah yaitu pada tingkat SD berdampak pada pemahaman masyarakat mengenai undangundang tersebut kurang, hal ini akan berakibat pada sulitnya mengajak partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan Undang-Undang No 6 tahun 2014 tentang Desa maupun dalam pengawasan 287
10 kegiatan. Kendalalain terkait komunikasi juga terjadi antara kepala desa dan anggota pemerintah desa yaitu belum samanya persepsi kebijakan penempatan anggota pemerintah desa yang menjabat di desa yang sudah memberlakukan kebijakan UU No 6 tahun 2014 tentang Desa. Menurut sekretaris desa alangkah baiknya untuk desa yang sudah memberlakukan kebijakan UU No 6 tahun 2014 tentang Desa merupakan anggota pemerintah desa yang benarbenar baru dan sudah dipersiapkan jauh-jauh hari sehingga peningkatan mutu anggota pemerintah desa menjadi output yang berkualitas. 2. Sumber Daya Kendala dalam aspek sumberdaya adalah masih rendahnya pendidikan para pelaksana Undang-Undang No 6 tahun 2014 tentang Desa tentang desa, sehingga pemahaman mengenai Undang-Undang No 6 tahun 2014 tentang Desa relatif bervariasi dan kurang menyeluruh. Selain itu, masih rendahnya pendidikan para sasaran utama Undang-Undang No 6 tahun 2014 tentang Desa tentang desa yakni masyarakat, sehingga pemahaman masyarakat mengenai Undang- Undang No 6 tahun 2014 tentang Desa relatif bervariasi dan kurang menyeluruh. Dan dukungan pendapatan desa yang kurang memadai, sehingga menimbulkan kurangnya dukungan finansial dalam pelaksanaan kebijakan. Serta sumber daya manusia ada keterbatasan. 3. Sikap Pelaksana Kendala dalam aspek sikap pelaksana adalah kurangnya respon para masyarakat desa dalam menyikapi Undang-Undang No 6 tahun 2014 tentang Desa yang menganggap kebijakan tersebut hanya sebuah kebijakan yang menyalurkan dana desa yang cukup besar, tanpa melihat pertanggungjawaban yang cukup besar pula. Kendala sikap pelaksana ini dapat menghambat proses implementasi Undang- Undang No 6 tahun 2014 tentang Desa di Desa Tempel. 4. Struktur Birokrasi Kendala dalam aspek struktur birokrasi adalah sering berubahnya PTO (Prosedur Teknik Operasional) sehingga TPK (Tim Pelaksana 288 Kegiatan) sedikit kesulitan dalam belanja ke supliyer sehingga ada bangunan yang tertunda dalam pelaksanaannya. Belum adanya pembagian tugas diantara Tim pelaksana dan kurangnya koordinasi Tim pelaksana Undang- Undang No 6 tahun 2014 tentang Desa.Kendala struktur birokrasi ini dapat menghambat proses implementasi Undang-Undang No 6 tahun 2014 tentang Desa di Desa Tempel. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana telah diuraikan diatas, implementasi kebijakan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa di Desa Tempel dapatlah ditarik kesimpulan sesuai dengan fokus penelitan bahwa implementasi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang di Desa Tempel dilihat dari aspek komunikasi, telah dilakukan komunikasi dengan baik antara pelaksana kebijakan (Pemerintah Desa) dengan sasaran kebijakan (Masyarakat Desa), dari aspek sumberdaya yaitu sumberdaya Pemerintah Desa Tempel yang belum mendukung, dari aspek sikap pelaksana, implementor menyatakan tanggungjawab dan komitmennya untuk pelaksanaan kebijakan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, dan struktur birokrasi belum memenuhi syarat secara efektif dan kendala-kendala yang dihadapi oleh Pemerintah Desa dalam mengimplementasikan Undang- Undang No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa Di Desa Tempel yaitu pada aspek komunikasi belum ada tindak lanjut dari perwakilan desa yang pernah mengikuti sosialisasi, pembekalan dan pelatihan kepada perangkat desa lainnya. Pada aspek sikap pelaksana yaitu kurangnya respon dari masyarakat yang menganggap kebijakan tersebut hanya sebuah kebijakan rutin belaka, maka diperlukan sikap tanggungjawab yang tinggi dari implementor. Masih terdapat sumberdaya dan struktur birokrasi Pemerintah desa Tempel yang belum sepenuhnya sesuai dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.
11 SARAN Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian diatas, maka direkomendasikan saran kepada pemerintah desa Tempel disarankan untuk meningkatkan semua aspek-aspek penting baik komunikasi, sumber daya, sikap pelaksana, maupun struktur birokrasi dalam rangka implementasi kebijakan Undang-Undang No 6 tahun 2014 tentang Desa di Desa Tempel ke arah yang lebih baik lagi,. Pemerintah desa Tempel juga perlu lebih selektif dalam memilih dan menetapkan progam pembangunan agar kedepannya pembangunan tidak dalam sektor sarana dan prasarana saja, tetapi bisa dalam hal pengembangan potensi ekonomi lokal, kepada masyarakat untuk lebih meningkatkan pengetahuannya terhadap UU No 6 tahun 2014 tentang Desa, sehingga dapat berperan aktif dalam Musrembangdes, pembangunan serta melakukan pemantauan terhadap pelaksanan pembangunan yang ada di Desa Tempel. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi, Edisi 55. Jakarta. Cahyadi, Eddy Implementasi progam community development bidang pendidikan dalam upaya peningkatan kualitas SDM dan pemecahan masalah kemiskinan. EDAJ 5 (2)(2016) Nugroho, Riant Kebijakan Publik Formulasi, Implementasi dan Evaluasi.Jakarta:PT.Elek Komputindo. Media Subarsono, AG Analisis Kebijakan Publik (Konsep, Teori dan Aplikasi).Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuatitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta Metode Penelitian Kuantitatif Kulitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta Widodo, Joko Analisa Kebijakan Publik. Malang: Bayu Media Publishing Winarno, Budi Kebijakan Publik Teori dan Proses. PT. BUku Kita, Jakarta. Peraturan Daerah Kabupaten Demak No 6 tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata kerja Pemerintah Desa Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Desa, direvisi Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Desa Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa, Revisi I Peraturan Pemerintah No 22 Tahun 2015 Tentang Dana Desa, Revisi II Peraturan Pemerintah No 8 Tahun 2016 Tentang Dana Desa, Permendagri No 113 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa Permendagri No 114 Tentang Pedoman Pembangunan Desa Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa. Rencana Kegiatan Pembangunan Desa (RKP- Des) Tahun Anggaran 2015 Desa Tempel Kecamatan Wedung Kabupaten Demak Tahun 2015 Laporan Pemerintahan Desa Tempel Kecamatan Wedung Kabupaten Demak Tahun 2015 Peraturan Desa Tempel Nomor 6 tahun tentang Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pembangunan APBDes 289
JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ISSN Vol. 4, No. 1 (2015)
KESIAPAN PEMERINTAH DESA LANDUNGSARI MENGHADAPI IMPLEMENTASI ALOKASI DANA DESA SESUAI UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 Akasius Akang Program Studi Ilmu Administrasi Negara, FISIP, Universitas Tribhuwana
Lebih terperinciTINJAUAN HUKUM ATAS MEKANISME PENYALURAN, PENGGUNAAN, DAN PELAPORAN SERTA PERTANGGUNGJAWABAN DANA DESA. Sumber : id.wordpress.com
TINJAUAN HUKUM ATAS MEKANISME PENYALURAN, PENGGUNAAN, DAN PELAPORAN SERTA PERTANGGUNGJAWABAN DANA DESA Sumber : id.wordpress.com I. PENDAHULUAN Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama
Lebih terperinciIMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA DI DESA MPANAU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA DI DESA MPANAU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Muh. Rifai Sahempa irahmidar@yahoo.com (Mahasiswa Program Studi Magister Administrasi Publik Pascasarjana
Lebih terperinciANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN UNDANG-UNDANG DESA DENGAN MODEL EDWARD III DI DESA LANDUNGSARI KABUPATEN MALANG
ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN UNDANG-UNDANG DESA DENGAN MODEL EDWARD III DI DESA LANDUNGSARI KABUPATEN MALANG Dody Setyawan dan Nanang Bagus Srihardjono Program Studi Ilmu Administrasi Negara Universitas
Lebih terperinciPengelolaan. Pembangunan Desa Edisi Desember Buku Bantu PENGANGGARAN PELAKSANAAN PERENCANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Buku Bantu Pengelolaan Pembangunan Desa Edisi Desember 2016 PENGANGGARAN PELAKSANAAN PERENCANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PELAPORAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
Lebih terperinciSALINAN WALIKOTA BATU
SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PRIORITAS PENGGUNAAN DAN PEMBAGIAN BESARAN DANA DESA YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA
Lebih terperinciPENGAWASAN PENGELOLAAN DANA DESA. Oleh : Arief Hidayat, SE, MM INSPEKTORAT JENDERAL KEMENDAGRI
PENGAWASAN PENGELOLAAN DANA DESA Oleh : Arief Hidayat, SE, MM INSPEKTORAT JENDERAL KEMENDAGRI JAKARTA, 4 APRIL 2016 DASAR HUKUM UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa; PP. Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI DANA DESA DI KECAMATAN BANJARNEGARA PADA TAHUN Aris Gunawan Wicaksono. H. Andre Purwanugraha
IMPLEMENTASI DANA DESA DI KECAMATAN BANJARNEGARA PADA TAHUN 2015 Aris Gunawan Wicaksono H. Andre Purwanugraha Program Studi Akuntansi Universitas Atma Jaya Yogyakarta Jl. Babarsari No. 43-33, Yogyakarta.
Lebih terperinciIMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA DI DESA SUNGAI RAYA KECAMATAN SUNGAI RAYA KABUPATEN KUBU RAYA PROVINSI KALIMANTAN BARAT
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA DI DESA SUNGAI RAYA KECAMATAN SUNGAI RAYA KABUPATEN KUBU RAYA PROVINSI KALIMANTAN BARAT Abdul Harsin 1, Zulkarnaen 2, Endang Indri Listiani 3 ABSTRAK Tujuan penelitian
Lebih terperinciBUPATI BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO PERATURAN BUPATI BONE BOLANGO NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG
SALINAN BUPATI BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO PERATURAN BUPATI BONE BOLANGO NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA SE-KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN ANGGARAN
Lebih terperinciPengelolaan. Pembangunan Desa. Buku Bantu PENGANGGARAN PELAKSANAAN PERENCANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PELAPORAN
Buku Bantu Pengelolaan Pembangunan Desa PENGANGGARAN PELAKSANAAN PERENCANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PELAPORAN Berdasarkan Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa Buku Bantu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 06 Tahun 2014 Tentang Desa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 06 Tahun 2014 Tentang Desa (UU No. 06 Tahun 2014) pada tanggal 15 Januari tahun 2014, pengaturan tentang Desa mengalami perubahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Desa Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
Lebih terperinciBUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR : 01 TAHUN PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA (APBDes) TAHUN ANGGARAN 2013
BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR : 01 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA (APBDes) TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BIMA, Menimbang
Lebih terperinciPOKOK-POKOK KEBIJAKAN PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2016 DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA
POKOK-POKOK KEBIJAKAN PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2016 DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA OUT LINE 1. FILOSOFI DANA DESA 2. DASAR HUKUM 3. PENJELASAN PERMENDES No.
Lebih terperinciBUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN LAMONGAN TAHUN ANGGARAN 2015
SALINAN BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN LAMONGAN TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMONGAN,
Lebih terperinci-2- No.1934, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2014 tenta
No.1934, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. Dana Desa. Penggunaan. Tahun 2016. Pencabutan. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG
Lebih terperinci2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan ata
No.1359, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. Dana Desa. Penetapan. Tahun 2018. Pencabutan. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI MAJALENGKA Nomor : 11 TAHUN 2009 Tanggal : 26 Juni 2009 Tentang : PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2009.
LAMPIRAN I : PERATURAN BUPATI MAJALENGKA Nomor : 11 TAHUN 2009 Tanggal : 26 Juni 2009 Tentang : PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2009. PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD)
Lebih terperinciPERAN CAMAT DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN KEUANGAN DESA DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMERINTAHAN DESA KEMENDAGRI 2016
PERAN CAMAT DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN KEUANGAN DESA DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMERINTAHAN DESA KEMENDAGRI 2016 BAB XIV BINWAS (UU Ps. 112-115) PEM., PEMPROV., DAN PEMKAB/KOTA MEMBINA & MENGAWASI PENYELENGGARAAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN -1- PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2010
LAMPIRAN I : PERATURAN BUPATI MAJALENGKA Nomor : 8 Tahun 2010 Tanggal : 6 Agustus 2010 Tentang : PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2010 PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD)
Lebih terperinciPENGGUNAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA DESA. klikkabar.com
PENGGUNAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA DESA klikkabar.com I. PENDAHULUAN Dialokasikannya Dana Desa sejak tahun 2015 merupakan pelaksanaan amanat dari Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Dana
Lebih terperinciDIREKTORAT JENDERAL BINA PEMERINTAHAN DESA KEMENTERIAN DALAM NEGERI
DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMERINTAHAN DESA KEMENTERIAN DALAM NEGERI DANA DESA 1. Dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui Anggaran
Lebih terperinciPENGELOLAAN PENDAPATAN ASLI DESA (Studi Kasus di Desa Ngombakan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014)
PENGELOLAAN PENDAPATAN ASLI DESA (Studi Kasus di Desa Ngombakan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1
Lebih terperinciPEDOMAN UMUM PENGATURAN DAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DAN TUNJANGAN PENGHASILAN APARATUR PEMERINTAH DESA DI KABUPATEN GARUT TAHUN ANGGARAN 2014
LAMPIRAN PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 160 TAHUN 2014 TANGGAL 3-3 - 2014 PEDOMAN UMUM PENGATURAN DAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DAN TUNJANGAN PENGHASILAN APARATUR PEMERINTAH DESA DI KABUPATEN GARUT TAHUN
Lebih terperinciBUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2012
BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, 2 Menimbang :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan village yang dibandingkan dengan kota (city/town) dan perkotaan (urban).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Yayuk dkk. (2003) istilah desa berasal dari bahasa india swadesi yang berarti tempat asal, tempat tinggal, negeri asal atau tanah leluhur yang merujuk pada satu
Lebih terperinciBUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2011
BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, Menimbang : a.
Lebih terperinciANALISIS IMPLEMENTASI PERUBAHAN ATAS PERDA TENTANG ALOKASI DANA DESA
282 Jurnal Administrasi Pembangunan, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013, hlm. 219-323 ANALISIS IMPLEMENTASI PERUBAHAN ATAS PERDA TENTANG ALOKASI DANA DESA Farida Yeni dan Kirmizi FISIP Universitas Riau, Kampus
Lebih terperinciTATA CARA PENGANGGARAN, PENGALOKASIAN, PENYALURAN, PENGGUNAAN, MONITORING DAN EVALUASI DANA DESA
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TATA CARA PENGANGGARAN, PENGALOKASIAN, PENYALURAN, PENGGUNAAN, MONITORING DAN EVALUASI DANA DESA Disampaikan oleh Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian
Lebih terperinciSURAT KEPUTUSAN BERSAMA 4 MENTERI TENTANG PENYELARASAN DAN PENGUATAN KEBIJAKAN PERCEPATAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
SURAT KEPUTUSAN BERSAMA 4 MENTERI TENTANG PENYELARASAN DAN PENGUATAN KEBIJAKAN PERCEPATAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA 14 Februari 2018 1 RUANG LINGKUP SKB 4 MENTERI *) 1 2
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Menurut Bogdan dan Taylor (Lexy, 2002:9) mendefinisikan: Penelitian kualitatif sebagai penelitian yang menghasilkan
Lebih terperinciAnalisis Kepatuhan Implementasi UU RI Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa Pasal Serta Peraturan Turunannya Di Desa Simpang Empat
Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis Vol. 5 No. 1, July 2017, 111-120 E-ISSN: 2548-9836 Article History Received May, 2017 Accepted June, 2017 Analisis Kepatuhan Implementasi UU RI Nomor 6 Tahun
Lebih terperinciBUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH
BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH DESA YANG BERSIFAT KHUSUS DI KABUPATEN CILACAP TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciNASKAH RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA ( RKP DESA ) TAHUN ANGGARAN 2016
NASKAH RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA ( RKP DESA ) TAHUN ANGGARAN 2016 DESA KECAMATAN KABUPATEN PROVINSI : KERTAMUKTI : AIR SUGIHAN : OGAN KOMERING ILIR : SUMATERA SELATAN DAFTAR ISI BAB I : PENDAHULUAN
Lebih terperinciPRAKTEK KEKUASAAN ELIT POLITIK DALAM DEMOKRASI (SUATU STUDI KASUS PENYUSUSUNAN PERATURAN DESA OLEH BPD DESA SUM TAHUN 2015)
PRAKTEK KEKUASAAN ELIT POLITIK DALAM DEMOKRASI (SUATU STUDI KASUS PENYUSUSUNAN PERATURAN DESA OLEH BPD DESA SUM TAHUN 2015) Debby Ch. Rende Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA DI DESA MARGASARI KECAMATAN MARGASARI KABUPATEN TEGAL
Jurnal Tata Sejuta STIA MATARAM http://ejurnalstiamataram.ac.id P-ISSN 2442-9023, E-ISSN 2615-0670 IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA DI DESA MARGASARI KECAMATAN MARGASARI KABUPATEN TEGAL Yuni Kurniasih
Lebih terperinciBUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG
BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN ALOKASI DANA DESA, BAGIAN DARI HASIL PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH KEPADA DESA, DAN BANTUAN KEUANGAN
Lebih terperinciBAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian pada Bab I sampai dengan Bab VI, disusun
BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan uraian pada Bab I sampai dengan Bab VI, disusun simpulan dan rekomendasi berikut ini: 7.1. Simpulan Kebijakan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yang bertipe
BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yang bertipe deskriptif. Dasar yang menjadi pertimbangan menggunakan tipe penelitian kualitatif
Lebih terperinci1/11 Transparansi dan sinergitas pengelolaan Desa Desa (DD) d Kecamatan Bawang Kabupaten Batang
1/11 Transparansi dan sinergitas pengelolaan Desa Desa (DD) d Kecamatan Bawang Kabupaten Batang Nama Diklat : Diklatpim Tingkat III Angkatan XXXII Tahun : 2017 Ruang lingkup inovasi : Kecamatan Cluster
Lebih terperinciPrioritas Penggunaan Dana Desa
Prioritas Penggunaan Dana Desa Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia OUTLINE A. KERANGKA PEMBANGUNAN
Lebih terperinciEVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT
121 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT Airine Yulianda Program Magister Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang
Lebih terperinciPEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAGIRI
Lebih terperinciDUKUNGAN / BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH DESA BOP KECAMATAN DAN KPMD DALAM PEMBANGUNAN DESA TH 2016
DUKUNGAN / BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH DESA BOP KECAMATAN DAN KPMD DALAM PEMBANGUNAN DESA TH 2016 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa Jl. Menteri Supeni 17 Semarang
Lebih terperinciBUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN DANA DESA DI KABUPATEN BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2017
BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN DANA DESA DI KABUPATEN BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 20 Tahun : 2015
BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 20 Tahun : 2015 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN
Lebih terperinciBUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG
BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH DESA YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN
Lebih terperinciLex et Societatis, Vol. IV/No. 6/Juni/2016
KAJIAN YURIDIS MENGENAI PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA DESA DI KABUPATEN MINAHASA SELATAN 1 Oleh : Chrisye Mongilala 2 ABSTRAK Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa makin memantapkan fungsi
Lebih terperinciBUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan
Lebih terperinciWALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 45 TAHUN 2017 TENTANG
SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 45 TAHUN 2017 TENTANG PENDELEGASIAN KEWENANGAN WALIKOTA KEPADA CAMAT DALAM EVALUASI RANCANGAN PERATURAN DESA TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR KEP.25/MEN/2009 TENTANG
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.25/MEN/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KELAUTAN DAN PERIKANAN MENTERI KELAUTAN DAN
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Penerapan Good
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Penerapan Good Governance dikalangan Street Level Bureaucracy (Studi pada RKP Pekon Sukoharjo III, Kecamatan
Lebih terperinci2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 315, 2016 BAPPENAS. Penyelenggaraan Dekonsentrasi. Pelimpahan. Tahun Anggaran 2016. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Lebih terperinciPERAN SUPRADESA DALAM TATA KELOLA DESA. LEMBAGA PENELITIAN SMERU 14 Februari 2018
PERAN SUPRADESA DALAM TATA KELOLA DESA LEMBAGA PENELITIAN SMERU 14 Februari 2018 Konteks studi Studi Monitoring Implementasi UU Desa Mar 17 Des 17 Pemantauan Baseline Sept Nov 15 Studi Kasus: Manfaat Dana
Lebih terperincipenduduknya bekerja sebagai petani dan tingkat pendidikan relatif rendah, dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Desa adalah bentuk pemerintahan terkecil yang ada di Indonesia, mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani dan tingkat pendidikan relatif rendah, dengan pimpinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengesahan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa oleh mantan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Awal tahun 2014 lalu, masyarakat Indonesia dihebohkan dengan adanya pengesahan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa oleh mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Lebih terperinciKeuangan telah melakukan perubahan kelembagaan yaitu. peningkat- an efisiensi, efektivitas, dan produktivitas kinerja birokrasi dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam upaya peningkatan kinerja dan institusi kelembagaannya, Kementerian Keuangan telah melakukan perubahan kelembagaan yaitu peningkat- an efisiensi, efektivitas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada penyelenggaraan pemerintahan desa banyak mengalami. kendala khususnya dalam hal keuangan. Untuk mengatasi perihal tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada penyelenggaraan pemerintahan desa banyak mengalami kendala khususnya dalam hal keuangan. Untuk mengatasi perihal tersebut pemerintah membuat program yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, disahkan pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, disahkan pada tanggal 15 Januari 2014 dan secara resmi mulai di implementasikan di tahun 2015. Undang-undang ini menghadirkan
Lebih terperinciBUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG
SALINAN BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PEMBAGIAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA SERTA PENGGUNAAN DANA DESA DI KABUPATEN
Lebih terperinciWALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN WALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI KOTA
Lebih terperinciBUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DANA PERIMBANGAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPADA DESA DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa alokasi Dana
Lebih terperinciLATAR BELAKANG. Buku Saku Dana Desa
A LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan
Lebih terperinciBUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 49 TAHUN 2017 TENTANG
SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 49 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBERIAN, PENYALURAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN KEUANGAN KHUSUS KEPADA PEMERINTAH DESA
Lebih terperinciBUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG
SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA DI KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN ANGGARAN 2017
Lebih terperinciPERATURAN DESA NITA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA NITA TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DESA NITA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA NITA TAHUN 2014 2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA NITA, Menimbang : bahwa berdasarkan ketentuan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 3 TAHUN : 2017 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN, TATA CARA PEMBAGIAN, DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA TAHUN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kabupaten Tana Tidung ditinjau dari tahap-tahap pelaksanaan kegiatan
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu telah dilakukan oleh beberapa peneliti antara lain, Thomas (2013) tentang Pengelolaan Alokasi Dana Desa dalam Upaya Meningkatkan
Lebih terperinciOleh Mimin Yatminiwati STIE Widya Gama Lumajang. Abstrak
IMPLEMENTASI PENGELOLAAN DAN PENATAUSAHAAN KEUANGAN DESA BERDASARKAN PERMENDAGRI NO.113 TH. 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA (Studi pada Kantor Desa Tempeh Lor Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang)
Lebih terperinciPERATURAN DESA NITA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA NITA TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DESA NITA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA NITA TAHUN 2014 2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA NITA, Menimbang : bahwa berdasarkan ketentuan
Lebih terperinciBUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH
SALINAN BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 54 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN DANA DESA SETIAP DESA KABUPATEN TOLITOLI TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen Kepensiunan di Indonesia (Studi Kasus:Tinjauan Implementasi
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Penelitian mengenai Implementasi Kebijakan Peraturan Pelayanan Manajemen Kepensiunan di Indonesia (Studi Kasus:Tinjauan Implementasi Peraturan Direksi Nomor
Lebih terperinciBUPATI LAMPUNG TIMUR PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI LAMPUNG TIMUR NOMOR TAHUN 2017 TENTANG
BUPATI LAMPUNG TIMUR PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI LAMPUNG TIMUR NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA ( ADD ) KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2017 BUPATI LAMPUNG TIMUR, Menimbang
Lebih terperinciPeran Profesi Akuntansi ISSN Dalam Penanggulangan Korupsi
EVALUASI PELAKSANAAN KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA, BAGI HASIL PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH DAN DANA DESA DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN KELEMBAGAAN DESA DI KECAMATAN MUNTE KABUPATEN KARO Anggi Pratama
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut pasal 373 ayat (4) UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Pembinaan yang bersifat umum dan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dilakukan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA
BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA SALINAN NOMOR : 8 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI KAPUAS HULU NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN BESARAN DANA DESA SETIAP DESA SE-KABUPATEN KAPUAS HULU TAHUN ANGGARAN
Lebih terperinciBUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG
SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN BESARAN DANA DESA SETIAP DESA DI KABUPATEN BELITUNG TAHUN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejak tahun 2015 menurut Undang-undang No.6 Tahun menteri Desa No.21 tahun 2015 tentang prioritas penggunaan
BAB I PENDAHULUAN I.1.Latar Balakang Masalah Salah Satu perubahan besar dalam keuangan publik di tingkat Desa adalah adanya pemberian dana Desa kepada seluruh Desa yang berada di wilayah Indonesia, dana
Lebih terperinci5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan
1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS DAN TATA CARA PENETAPAN BESARAN DANA DESA YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA BAGI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu SDM harus dibina dengan baik agar terjadi peningkatan efesiensi,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini, dengan adanya perubahan yang begitu cepat, suatu organisasi atau lembaga institusi dituntut untuk mengadakan penyesuaian-penyesuaian
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 16
BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 16 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA DESA DI KABUPATEN BANJARNEGARA DARI
Lebih terperinciBUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI NGANJUK NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI NGANJUK NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PELESTARIAN HASIL KEGIATAN PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciPENGELOLAAN KEUANGAN DESA BANGUNHARJO KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL
PENGELOLAAN KEUANGAN DESA BANGUNHARJO KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL FINANCIAL MANAGEMENT OF BANGUNHARJO VILLAGE SEWON BANTUL Oleh : Damar Santo Prastowo, Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial,
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI SKPD Analisis Isu-isu strategis dalam perencanaan pembangunan selama 5 (lima) tahun periode
Lebih terperinciKEPALA DESA CINTAKARYA KABUPATEN BANDUNG BARAT
KABUPATEN BANDUNG BARAT PERATURAN DESA CINTAKARYA NOMOR: 4 TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA (APBDESA) TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi komunikasi bencana yang dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan pengelolaan komunikasi bencana
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
Lebih terperinciSURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK
SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-15.6-/AG/214 DS 12-392-713-178 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23 Tahun 213 tentang
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Oleh : AHMAD NURDIN L2D
EFEKTIVITAS BELANJA DAERAH TERHADAP PELAYANAN PUBLIK (Studi Kasus : Pelayanan Publik Bidang Pendidikan, Kesehatan, dan Prasarana Jalan di Kota Magelang) TUGAS AKHIR Oleh : AHMAD NURDIN L2D 001 396 JURUSAN
Lebih terperinciBUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T
BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 630 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGATURAN DAN PELAKSANAAN BANTUAN KEUANGAN UNTUK PENGADAAN SEMEN YANG DIPERUNTUKAN BAGI DESA-DESA DI KABUPATEN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman.
No.418, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 168 /PMK.07/2009 TENTANG
Lebih terperinciPROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 14 TAHUN 2016
PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA DI KABUPATEN KARAWANG TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun Pemerintah Kabupaten dengan penduduk desa dalam rangka
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemerintah Desa berkedudukan strategis dan berperan menjadi pintu gerbang antara pemerintah di atas level Pemerintah Desa baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah
Lebih terperinciBUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU
SALINAN BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN ALOKASI DANA DESA SETIAP DESA KABUPATEN BINTAN TAHUN ANGGARAN
Lebih terperinciB U P A T I N G A W I PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,
B U P A T I N G A W I PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, 2 Menimbang : a. bahwa salah satu sumber pendapatan
Lebih terperinciDIREKTORAT JENDERAL BINA PEMERINTAHAN DESA
EVALUASI RANCANGAN PERDES APBDESA Disampaikan Oleh : DIREKTUR FASILITASI KEUANGAN DAN ASET PEMERINTAHAN DESA DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMERINTAHAN DESA Dasar Kebijakan 1. Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2014
Lebih terperinciBUPATI SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
SALINAN BUPATI SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, Menimbang : a. bahwa untuk
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Tahun 2005 terhadap penetapan dan penyampaian Perda APBD, maka dapat ditarik
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah mengungkap pengaruh pemberlakuan Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 terhadap penetapan dan penyampaian Perda APBD, maka dapat ditarik kesimpulan
Lebih terperinci