PERAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) MATA AKSARA DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA MASYARAKAT TEGALMANDING, SLEMAN, YOGYAKARTA SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) MATA AKSARA DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA MASYARAKAT TEGALMANDING, SLEMAN, YOGYAKARTA SKRIPSI"

Transkripsi

1 PERAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) MATA AKSARA DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA MASYARAKAT TEGALMANDING, SLEMAN, YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Zaenal Arifin NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DESEMBER 2015 i

2

3

4

5 MOTTO Buku adalah lebah yang membawakan tepung sari dari satu pikiran kepikiran lain (Russel Lowell) Tidak ada hal yang indah sebelum dengan adanya perjuangan (Penulis) v

6 PERSEMBAHAN Atas Karunia Allah SWT saya persembahkan karya tulis ini kepada: 1. Ayah dan Alm. Ibu tercinta yang telah disisi Allah semoga ibu bahagia disisinya. Ayah yang selalu mendukung dan mencurahkan segenap kasih sayangnya serta doa-doa yang tak pernah lupa disisipkan dalam setiap sujudnya. 2. Almamaterku Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. 3. Agama, Nusa dan Bangsa. vi

7 PERAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) MATA AKSARA DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA MASYARAKAT TEGALMANDING, SLEMAN, YOGYAKARTA Oleh Zaenal Arifin NIM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan: (1) Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Aksara dalam menumbuhkan minat baca masyarakat Tegalmanding, Sleman, Yogyakarta. (2) Upaya pengelola Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Aksara dalam menumbuhkan minat baca masyarakat Tegalmanding, Sleman, Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan subjek penelitian adalah Pengelola Taman Bacaan Masyarakat dan masyarakat. Lokasi penelitian di Taman Bacaan Masyarakat Mata Aksara. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik yang digunakan dalam analisis data adalah reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan. Triangulasi yang digunakan dalam keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan metode. Hasil penelitian ini adalah: (1) peran Taman Bacaan Masyarakat Mata Aksara dalam menumbuhkan minat baca masyarakat dengan program-program yang dilaksanakan TBM Mata Aksara tersebut merupakan peran dari TBM itu sendiri, dapat berperan diantaranya sebagai sebagai sumber belajar, sebagai sumber informasi, sarana rekreasi edukasi, pembinaan karakter dan moral dan sebagai tempat belajar ketrampilan. (2) Upaya Pengelola Taman Bacaan Masyarakat Mata Aksara Dalam Menumbuhkan Minat Baca Masyarakat meliputi pengelola program, tugas pengelola dan upaya pengelola yaitu pengelola harus pintar membuat merencanakan program, mengorganisasikan, memotivasi, mengendalikan dan mengembangkan segala upaya di dalam mengatur dan mendayagunakan sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang dimiliki sehingga sesuai dengan kebutuhan masyarakat sehingga masyarakat itu sendiri akan merasakan manfaatnya secara langsung. Kata Kunci: taman bacaan masyarakat, pengelola vii

8 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat yang telah dianugrahkan kepada penulis, sehingga penyusunan tugas akhir (skripsi) ini dapat terselesaikan. Skripsi yang berjudul Peran Taman Bacaan Masyarakat Dalam Menumbuhkan Minat Baca Masyarakat Tegalmanding, Sleman, Yogyakarta ini tidak mungkin terselesaikan tanpa dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta beserta staf, yang telah memberikan fasilitas dan sarana sehingga studi saya berjalan dengan benar. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, Yang telah menyetujui dan memberikan kemudahan dalam melakukan penelitian sampai penyusunan skripsi. 3. Bapak Dr. Iis Prasetyo, M.M. sebagai dosen pembimbing skripsi dan ibu S.W Septiarti, M. Si. sebagai dosen pembimbing skripsi yang penuh dengan keikhlasan membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini. Terimakasih atas segala ilmu yang selalu diberikan sebagai motivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 4. Bapak/ Ibu sebagai penguji utama yang telah berkenan membimbing. 5. Para dosen Program Studi Pendidikan Luar Sekolah yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis. viii

9

10 DAFTAR ISI hal HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii SURAT PERNYATAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv MOTTO... v PERSEMBAHAN... vi ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah... 8 C. Batasan Masalah... 8 D. Rumusan Masalah... 9 E. Tujuan Penelitian... 9 F. Manfaat Penelitian... 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Tentang TBM Pengertian TBM Peran TBM Tujuan TBM Fungsi TBM Manfaat TBM Pengelola TBM Tugas-Tugas Pengelola TBM x

11 B. Tinjuan Tentang Minat Baca Definisi Minat Definisi Membaca Minat baca Masyarakat C. Program Penumbuhan Minat Baca Masyarakat Pembinaan Minat Baca a. Peran Orang Tua Dalam Membina Minat Baca b. Pemerintah c. Mendorong Anak Gemar Membaca D. Kerangka Pikir E. Pertanyaan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian B. Tempat dan Waktu Penelitian C. Subyek Penelitian D. Teknik Pengumpulan Data E. Instrumen Penelitian F. Teknik Analisis Data G. Keabsahan Data BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi TBM Mata Aksara Profil TBM Mata Aksara Letak geografis TBM Mata Aksara Sejarah TBM Mata Aksara Visi dan Misi TBM Mata Aksara Struktur organisasi TBM Mata Aksara Sarana dan prasarana Pijakan Filosofis dan Sosiologis Program Kegiatan xi

12 B. Hasil Penelitian Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Aksara dalam menumbuhkan minat baca masyarakat Tegalmanding, Sleman, Yogyakarta a. Peran TBM b. Program Minat Baca c. Pihak Yang Terlibat d. Deskripsi Pelaksanaan Program e. Tingkat Keberhasilan f. Faktor Pendorong g. Faktor Penghambat Upaya Pengelola Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Aksara Dalam Menumbuhkan Masyarakat Tegalmanding, Sleman, Yogyakarta a. Pengelola Program b. Tugas Pengelola c. Upaya Pengelola C. Pembahasan Peran Taman Bacaan Masyrakat (TBM) Mata Aksara Dalam Menumbuhkan Minat Baca Masyarakat Tegalmanding, Sleman, Yogyakarta a. Peran TBM b. Program Minat Baca c. Pihak Yang Terlibat d. Deskripsi Pelaksanaan Program e. Faktor Pendukung/Pendorong f. Faktor Penghambat Upaya Pengelola Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Aksara Dalam Menumbuhkan Masyarakat Tegalmanding, Sleman, Yogyakarta a. Pengelola Program xii

13 b. Tugas Pengelola c. Upaya Pengelola BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xiii

14 DAFTAR GAMBAR hal Gambar 1. Kerangka Pikir Gambar 2. Struktur Organisasi TBM Mata Aksara Gambar 3. Lampiran Foto Dokumentasi xiv

15 DAFTAR TABEL hal Tabel 1. Ruangan TBM Mata Aksara Tabel 2. Fasilitas TBM Mata Aksara xv

16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah dan masyarakat baik pendidikan formal maupun nonformal merupakan cara untuk mencerdaskan kehidupan bangsa karena pendidikan merupakan kebutuhan bagi setiap orang. Pendidikan nonformal merupakan salah satu cara untuk warga masyarakat yang masih buta aksara, putus sekolah ataupun masih sekolah, masyarakat usia produktif tidak sekolah dan tidak bekerja maupun penduduk miskin serta warga masyarakat lainnya yang membutuhkan pendidikan. Sesuai dengan undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dalam tiga jalur pendidikan yaitu pendidikan informal, formal dan nonformal dimana antara jalur pendidikan tersebut saling melengkapi dalam mengembangkan sumber daya manusia. Pendidikan nonformal yang tercantum dalam pasal 26 diuraikan bahwa satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, majelis taklim dan satuan pendidikan yang sejenis, serta pendidikan nonformal berfungsi sebagai penggati, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat ( UU Sikdiknas. 2003) Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang pendidikan, maka instrumen penunjang pemberantasan buta aksara melalui Pendidikan Non Formal (PNF) melalui program budaya baca dan pembinaan 1

17 perpustakaan adalah Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Ditujukan untuk membantu peningkatan minat baca, budaya baca dan cinta buku bagi warga belajar dan masyarakat. Pendidikan non formal diarahkan untuk memberikan pelayanan pendidikan kepada warga masyarakat yang belum sekolah, buta aksara, putus sekolah dan warga masyarakat yang kebutuhan pendidikannya tidak dapat terpenuhi melalui pendidikan formal. Hal ini dimaksudkan untuk ketersediaan dan memperluas keterjangkauan akses TBM yang meluas dan merata untuk memberikan layanan yang maksimal kepada masyarakat di bidang bahan bacaan yang mudah, murah, serta sesuai kemampuan baca dan kebutuhan nyata. Yang Implementasinya antara lain dengan menyediakan TBM ditempat-tempat umum yang dapat dengan mudah dikunjungi dan dijangkau oleh masyarakat luas. Penyelenggaraan TBM Ruang Publik dibiayai oleh anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) sebagai upaya pemerintah mencerdaskan kehidupan bangsa melalui kegiatan membaca. Prakarsa pemerintah memfasilitasi penyediaan TBM Ruang Publik merupakan upaya memperluas dan memperkuat kelembagaan TBM Ruang Publik. Bantuan tersebut dapat diakses oleh masyarakat yang terkait yang berprakarsa menyelenggarakan layanan TBM Ruang Publik. Petunjuk Teknis Pengajuan, Penyaluran, dan Pengelolaan TBM Ruang Publik Tahun 2013 ini disusun dalam upaya memberikan informasi, panduan, serta pencerahan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan penyediaan fasilitasi layanan TBM Ruang Publik. 2

18 Minat baca masyarakat Yogyakarta masih rendah. Berdasarkan indeks baca nasional, minat baca di DIY hanya 0,18% dan nasional 0,01%. Angka ini bila dibandingkan dengan negara-negara maju, sangat terpaut jauh. Sebab, rata - rata indeks baca di negara tersebut antara 0,45% - 0,62%. Dengan jumlah penduduk yang besar, Indonesia menduduki peringkat ketiga dari bawah sedunia berdasar indeks baca negara-negara lainnya. Masyarakat Indonesia cenderung lebih suka menonton daripada membaca. Ini menunjukkan minat baca warga sangat memprihatinkan. Kepala Perpustakaan Nasional Indonesia Sri Sulatsih menambahkan, masih rendahnya minat baca ini selain masih minimnya bahan bacaan dan struktur sistematis membaca belum ada, juga minim dukungan dari institusi pendidikan. Terutama dalam memberikan tugas kepada siswanya, belum ada tugas yang berkaitan dengan membaca (koran-sindo.com: 2013) Muncul berbagai teknologi dan tempat-tempat hiburan permainan game yang makin canggih serta tayangan televisi yang semakin menarik membuat perhatian anak atau orang tua untuk menjauhi buku. Sebenarnya dengan berkembangnya teknologi internet juga akan membawa dampak terhadap peningkatan minat baca masyarakat, karena internet merupakan sarana visual yang dapat digunakan sebagai sumber informasi yang terbaru, tetapi hal ini masih banyak yang disalahgunakan. Semakin banyaknya mall, tempat karaoke, dan taman rekreasi yang semakin banyak didirikan, membuat mereka lebih banyak meluangkan waktu ke tempat hiburan daripada membaca buku di perpustakaan maupun taman baca. Zaman yang serba 3

19 modern, dengan lingkungan yang modern pula, namun tidak dengan sendirinya kita sebagai manusia dapat dikatakan menjadi modern. Dapat dikatakan modern jika dapat mengubah pola pikir dan perilaku kita membuka diri terhadap pengetahuan, pengalaman baru, dan inovasi. Membaca merupakan proses belajar dan pertumbuhan intelektual karena dengan membaca kualitas hidup seseorang dapat terilihat dari bagaimana seseorang dapat memaksimalkan potensinya. Membaca merupakan suatu keharusan atau kebutuhan yang mendasar untuk membentuk perilaku seseorang. Kebiasaan membaca seseorang diakui atau tidak sangat berkaitan dengan minat baca yang dimilikinya. Seseorang yang berminat terhadap sesuatu akan bersungguh-sungguh melakukan sesuatu yang diminatinya untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, informasi, atau tujuan lain dari hasil bacaan itu. Tidak diragukan lagi bahwa membaca adalah sarana penting bagi setiap orang yang ingin maju, karena dengan bacaan membuat mereka lebih cerdas, kritis dan mempunyai daya analisa yang tinggi. Minat merupakan aspek yang timbul dari diri seseorang dan unik karena perwujudannya yang menlekat pada perilaku sangat mempengaruhi oleh kondisi lingkungan dan kemauan. Minat juga mempunyai arti sikap atau jiwa yang tumbuh didalam diri seseorang, termasuk dalam tiga fungsi yaitu kognitif (pengenalan), emosi (perasaan), dan konasi (kemauan) yang tertuju pada sesuatu. Minat membaca itu kekuatan yang mendorong untuk memperhatikan, merasa tertarik dan senang terhadap aktivitas membaca sehingga mereka mau melakukan aktivitas membaca dengan kemauan sendiri. 4

20 Minat baca bukanlah sesuatu yang lahir begitu saja pada diri seseorang sejak dini tetapi merupakan sesuatu yang dapat dikembangkan. Apakah seseorang menaruh minat atau tidak, ini tergantung pada pengalaman-pengalaman yang diperoleh selama hidupnya. Pengembangan budaya baca dalam masyarakat tidak hanya ditentukan oleh keinginan dan sikap masyarakat terhadap bahan-bahan bacaan, tetapi juga ditentukan oleh ketersediaan dan kemudahan akses terhadap bahanbahan bacaan. Ketersediaan bahan-bahan bacaan berarti tersedianya bahanbahan bacaan yang memenuhi kebutuhan masyarakat. Sedangkan kemudahan akses adalah tersedianya sarana dan prasarana dimana masyarakat dapat dengan mudah memperoleh bahan bacaan dan informasi tentang bahan bacaan salah satu sarana tempat membaca yang ada di masyarakat adalah melalui Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Dengan terbentuknya Taman Bacaan Masyarakat juga dimaksudkan untuk mendukung gerakan pemberantasan buta aksara, membantu mempercepat tumbuhnya aksarawan baru sekaligus memelihara dan meningkatkan kemampuan baca tulis mereka. Keberadaan Taman Bacaan Masyarakat juga diharapkan dapat berperan dalam menyiapkan warga masyarakat untuk mendapatkan wawasan, pengetahuan dan ketrampilan yang dapat digunakan untuk meningkatkan taraf hidup, karena Taman Bacaan Masyarakat juga menyediakan buku dari mulai anak-anak sampai orang dewasa yang bebas dibaca oleh siapa pun dan juga menyajikan segala sesuatu yang bersifat edukatif. 5

21 Peran sebuah Taman Bacaan Masyarakat adalah bagian dari tugas yang pokok yang harus dijalankan di dalam taman bacaan masyarakat. Oleh karena itu peranan yang harus dijalankan itu ikut menentukan dan mempengaruhi tercapainya Visi dan Misi yang hendak dicapai. Setiap taman bacaan yang dibangun akan mempunyai makna apabila dapat menjalankan peranannya dengan sebaik-baiknya, peranan tersebut berhubungan dengan keberadaan, tugas dan fungsinya. Karena Taman Bacaan Masyarakat adalah sumber informasi bagi masyarakat, baik masyarakat menengah keatas maupun masyarakat menengah kebawah. Taman Bacaan Masyarakat (TBM) sebagai salah satu wahana pendidikan non formal, diharapakan mewujudkan masyarakat gemar membaca, indikatornya masyarakat gemar membaca bagi yang baru melek aksara, putus sekolah atau tamat sekolah tidak melanjutkan untuk meningkatkan kemampuan pengetahuan, keterampilan, dan memperluas wawasan sebagai bekal untuk mengembangkan diri, bekerja atau berusaha secara mandiri di daerah Tegalmanding, Sleman, Yogyakarta. Taman Bacaan Masyarakat Mata Aksara juga dimaksudkan untuk mendukung pembudayaan kegemaran membaca masyarakat, dan sebagai wadah pembinaan aksarawan baru untuk meningkatkan kemampuan keberaksaraannya yang telah diperoleh dari keikutsertaannya sebagai warga belajar pada pendidikan keaksaraan. Diharapkan dengan adanya Taman Bacaan Masyarakat Mata Aksara selain memberi kemudahan bahan bacaan yang diperlukan masyarakat, juga mampu memotivasi/mendorong masyarakat untuk meningkatkan kegemaran 6

22 membaca. Masyarakat Tegalmanding tetapi masih kurang informasi tentang keberadaan TBM Mata Aksara khususnya remaja dan orang tua. Terlihat dengan kunjungan ke TBM Mata Aksara yang rata-rata anak-anak setiap harinya. Kurangnya minat baca masyarakat Tegalmanding sehingga penggelola Taman Bacaan Masyarakat Mata Aksara berinisiatif membuat program cocok tanam dan peternakan dengan menggunakan lahan sempit sehingga bisa menarik masyarakat sekitar Tegalmanding khususnya para orang tua. Sarana dan prasarana lain, dari pihak pengelola Taman Bacaan Masyarakat Mata Aksara juga membuat rumah pohon dimana dirancang sedemikian rupa sehingga bisa menarik anak-anak datang ke TBM Mata Aksara walaupun hanya sekedar main ataupun melihat gambar-gambar dan membaca. Menurut ketua TBM Mata Aksara jumlah TBM yang ada di Yogyakarta sekarang ini kurang lebih sekitar 250 TBM yang telah berdiri dan masih aktif. Salah satunya adalah Taman Bacaan Masyarakat Mata Aksara. Diantara banyaknya TBM yang ada di Yogyakarta, peneliti tertarik melalukan penelitian di TBM Mata Aksara. TBM Mata Aksara juga menerima anugrah TBM Kreatif Rekreatif tahun 2012 dari Mendikbud mendapatkan satu stand khusus di arena festival. Selain itu TBM Mata Aksara juga mempunyai berbagai fasilitas dan sarana prasarana yang dapat mendukung dan menumbuhkan minat baca bagi masyarakat disekitar tegalmanding. Dari latar belakang diatas peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul Peran 7

23 Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Aksara Dalam Menumbuhkan Minat Baca Masyarakat Tegalmanding, Sleman, Yogyakarta B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Masih rendahnya minat baca masyarakat Yogyakarta. 2. Minimnya informasi tentang keberadaan TBM Mata Aksara oleh masyarakat Tegalmanding. 3. Kurangnya minat masyarakat Tegalmanding dalam membaca. 4. Membentuk masyarakat untuk gemar membaca memerlukan perhatian serius baik dari pemerintah, pihak swasta, pelaku pendidikan dan pihak lain yang peduli akan pendidikan. C. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini lebih efektif, efisien, terarah, dan dapat dikaji lebih mendalam maka diperlukan pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah yang dikaji dalam penelitian ini membentuk masyarakat untuk gemar membaca melalui Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Aksara. Diharapkan dengan adanya pembatasan masalah tersebut, peneliti dapat menyusun sebuah penelitian yang sesuai dengan tujuan yang direncanakan. 8

24 D. Rumusan Masalah 1. Bagaimana peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Aksara dalam menumbuhkan minat baca masyarakat Tegalmanding, Sleman, Yogyakarta? 2. Bagaimana upaya pengelola Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Aksara dalam menumbuhkan minat baca masyarakat Tegalmanding, Sleman, Yogyakarta? E. Tujuan Penilitian Tujuan yang akan dicapai peneliti melalui penelitian ini yaitu untuk mengetahui : 1. Mendeskripsikan peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Aksara dalam menumbuhkan minat baca masyarakat Tegalmanding, Sleman, Yogyakarta. 2. Untuk mengetahui upaya pengelola Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Aksara dalam menumbuhkan minat baca masyarakat Tegalmanding, Sleman, Yogyakarta. F. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat atau kegunaan. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 9

25 1. Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan tentang program yang ada di lembaga pendidikan non formal mengenai Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Aksara. 2. Secara Praktis a. Sebagai bahan masukan bagi peneliti selanjutnya untuk menentukan langkah yang lebih optimal peran Taman Bacaan Masyarakat Mata Aksara dalam menumbuhkan minat baca masyarakat Tegalmanding, Sleman, Yogyakarta. b. Sebagai bahan masukan bagi pengelola Taman Bacaan Masyarakat dalam menumbuhkan minat baca masyarakat agar dapat menambah ilmu pengetahuan dan kualitas sumber daya manusia dalam lingkungan masyarakat. c. Bagi masyarakat dapat dijadikan sebagai sumber belajar dalam mengembangkan ilmu pengetahuan melalui Taman Bacaan Masyarakat. d. Bagi jurusan Pendidikan Luar Sekolah (PLS) dalam mengembangkan program pengembangan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) baik di lingkungan masyarakat maupun di jurusan Pendidikan Luar sekolah. 10

26 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Tentang TBM 1. Pengertian TBM Menurut Kalida (2012:8) sampai saat ini belum ada yang mendefinisikan secara pasti mengenai istilah Taman Bacaan Masyarakat, karena masih banyak berbagai pendapat. Bahkan, masih banyak para tokoh yang mengartikan sama antara Taman Bacaan Masyarakat dengan makna Perpustakaan. Taman Bacaan Masyarakat atau disingkat sebagai TBM, juga memiliki makna suatu lembaga yang melayani kebutuhan masyarakat akan informasi mengenai ilmu pengetahuan dalam bentuk bahan bacaan dan bahan pustaka lainnya. Pengelola TBM adalah masyarakat yang di percaya atau memiliki niat berpartisipasi untuk memberikan layanan kebutuhan masyarakat dan memiliki kemampuan pelayanan dan ketrampilan teknis penyelenggara TBM. Taman Bacaan Masyarakat berdiri di tengah masyarakat untuk menunjang kegiatan pembelajaran bagi masyarakat umum. Sehingga menjadi sumber informasi yang berguna berbagai keperluan, memberi layanan yang berkaitan dengan informasi tertulis, digital, maupun media lainnya. Semakin banyak berdirinya Taman Bacaan Masyarakat, semakin besar kemungkinan masyarakat pembaca mendapat pelayanan pemenuhan kebutuhan informasi itu lebih merata. Taman Bacaan Masyarakat juga sebagai pengembangan budaya baca merupakan tempat mengakses 11

27 berbagai bahan bacaan: seperti buku pelajaran, buku keterampilan praktis, buku pengetahuan, buku keagamaan, buku hiburan, karya-karya sastra serta bahan bacaan lainnya yang sesuai dengan kondisi obyektif dan kebutuhan masyarakat sekitar dan minat baca yang baik aksaran baru, peserta didik jalur Pendidikan Formal dan Non-Formal (warga belajar), dan masyarakat umum tanpa batas usia. Taman Bacaan Masyarakat adalah untuk melayani kepentingan penduduk yang tinggal disekitarnya. Mereka terdiri atas semua lapisan masyarakat tanpa membedakan latar belakang sosial, ekonomi, budaya, agama, adat istiadat, tingkat pendidikan, umur dan lain sebagainya. Menurut Buku Pedoman Penyelenggaraan Taman Bacaan Masyarakat (2006:9) Taman Bacaan Masyarakat adalah sebuah tempat / wadah yang didirikan dan dikelola baik masyarakat maupun pemerintah untuk memberikan akses layanan bahan bacaan bagi masyarakat sekitar sebagai sarana pembelajaran seumur hidup dalam rangka peningkatan kualitas hidup masyarakat di sekitar TBM. Menurut Sutarno NS (2006:19) Taman Bacaan Masyarakat mempunyai tanngung jawab, wewenang, dan hak masyarakat setempat dalam membangunnya, mengelola dan mengembangkannya. Dalam hal ini perlu dikembangkan rasa untuk ikut memiliki (sense of belonging), ikut bertanggung jawab (meluhangrukebi). Menurut Amrin (2011:04) Taman bacaan Masyarakat adalah sebuah lembaga atau unit layanan berbagai kebutuhan bahan bacaan yang dibutuhkan dan berguna bagi setiap orang per orang atau sekelompok masyarakat di desa atau diwilayah TBM berada dalam rangka meningkatkan minat baca dan mewujudkan masyarakat berbudaya baca. Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa Taman Bacaan Masyarakat adalah lembaga atau unit layanan yang menyediakan bahan 12

28 bacaan untuk sekelompok masyarakat di suatu wilayah dalam rangka untuk menunjang kegiatan pembelajaran bagi masyarakat, sebagai sumber informasi serta dan untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Masyarakat menyadari dan menghayati bahwa taman bacaan sangat diperlukan oleh masyarakat. Minat masyarakat terhadap TBM harus terus dibina dan dikembangkan sehingga masyarakat memperoleh informasi, pengetahuan yang mereka perlukan. 2. Peran TBM Peran sebuah TBM adalah bagian dari tugas yang pokok yang harus dijalankan di dalam Taman Bacaan Masyarakat. Oleh karena itu peranan yang harus dijalankan itu ikut menentukan dan mempengaruhi tercapainya Visi dan Misi yang hendak di capai. Setiap taman bacaan yang dibangun akan mempunyai makna apabila dapat menjalankan peranannya dengan sebaik-baiknya. Peranan tersebut berhubungan dengan keberadaan, tugas dan fungsinya. Menurut Hamid Muhammad (2010: 81) peran Taman Bacaan Bacaan adalah: a. TBM berperan sebagai tempat informasi. Agar dapat dikunjungi masyarakat sekitar TBM harus menjadi tempat layanan informasi yang dibtuhkan oleh masyarakat sekitar melalui media bacaan yang tersedia. Sesuai dengan peran tersebut TBM harus berisi berbagai jenis media seperti buku, audio, audio visual gerak, booklet, atau bahan bacaan praktis lainnya yang dapat memberi informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat sekitar TBM. Dengan demikian di TBM perlu memprioritaskan bahan bacaan yang menjanjikan informasi umum yang sangat dibutuhkan masyarakat sekitar TBM. b. TBM berperan sebagai tempat untuk memperluas wawasan da pengetahuan. 13

29 Sesuai dengan peran tersebut maka TBM harusnya menyediakan pengetahuan yaitu bahan bacaan baik koran, majalah, tabloid, buku otogiografi, kamus, ensiklopedia, buku tentang berbagai nusantara, dan sebagainya. Selain itu TBM juga harusnya memiliki bahan bacaan ilmu pengetahuan praktis ( yang bersifat aplikatif ), serta buku pelajaran untuk membantu anak-anak sekolah tetapi tidak memiliki buku. c. TBM berperan sebagai tempat hiburan edukatif. Sesuai dengan peran tersebut maka TBM baiknya dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga orang yang belajar merasa senang dan nyaman. Oleh karena itu, TBM juga menyediakan bahan bacaan yang humoris atau bahan bacaan yang bersifat cerita, novel, komik, dan sebagainya. d. TBM berperan sebagai pembinaan watak dan moral. TBM dapat menjadi tempat pembinaan watak dan moral apabila berisi bahan bacaan yang terkait dengan ilmu dan pengetahuan tentang psikologis, agama, sejarah, otobiografi tokoh/artis dan pengalaman hidup seseorang. e. Berperan sebagai tempat belajar ketrampilan Untuk memfasilitasi masyarakat yang akan belajar keterampilan TBM perlu menyediakan bahan bacaan baik berbagai keterampilan yang bersifat praktis baik pertukangan, pertanian, peternakan, elektronika dan sebagainya. Menurut Sutarno NS (2006: 68) peranan yang dapat dijalankan Taman Bacaan Masyarakat antara lain: secara umum Taman Bacaan Masyarakat merupakan sebagai sumber informasi, pendidikan, penelitian, pelestarian budaya serta tempat hiburan edukatif yang sangat bermanfaat. a. Mempunyai peranan media atau jembatan yang berfungsi menghubungkan antara sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang terkandung di dalam koleksi yang dimiliki. b. Mempunyai peranan sebagai sarana untuk menjalin dan mengembangkan komunikasi antara sesama pemakai, dan antara penyelenggara taman bacaan masyarakat dengan masyarakat yang di layani. c. Dapat berperan sebagai lembaga untuk mngembangkan minat baca, kegemaran membaca, kebiasaan membaca, dan budaya membaca, melalui penyedia berbagai bahan bacaan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat. 14

30 d. Berperan aktif sebagi fasilitator, mediator, motivator bagi mereka yang ingin mencari, mamanfaatkan, mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalamannya. e. Merupakan agen perubahan, agen pembangunan, dan agen kebudayaan manusia. f. Berperan sebagai lembaga pendidikan nonformal bagi anggota masyarakat dan pengunjung taman bacaan masyarakat. Meraka dapat belajar mandiri (otodidak), melakukan penelitian, menggali, memanfaatkan dan mengembangkan sumber informasi dan ilmu pengetahuan. g. Petugas taman bacaan masyarakat dapat berperan sebagai pembimbing dan memberikan konsultasi kepada pemakai atau melakukan pendidikan pemakai (user education), dan pembinaan serta menanamkan pemahaman tentang pentingnya taman bacaan masyarakat bagi orang banyak. h. Menghimpun dan melestarikan koleksi bahan pustaka agar tetap dalam keadaan baik semua karya manusia yang tak ternilai harganya. Dari uraian di atas dapat digambarkan bahwa peran taman bacaan masyarakat merupakan sumber informasi bagi masyarakat luas untuk menambah pengetahuan, wawasan, ketrampilan serta sebagai tempat hiburan edukatif melalui berbagai bahan bacaan yang ada dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Taman Bacaan Masyarakat dapat juga berperan sebagai sarana untuk membangun atau mengembangkan komunikasi antara sesama pengguna taman bacaan masyarakat. Sebagai pembimbing dan memberikan konsultasi kepada pengguna dan pembinaan serta menanamkan pemahaman tentang pentingnya taman bacaan masyarakat bagi orang banyak. 3. Tujuan TBM Dalam pengelompokan perpustakaan, Taman Bacaan Masyarakat tergolong dalam Perpustakaan Umum. Perpustakaan Umum (public library) menurut Reitz (2004: 121) adalah A library or library system 15

31 that provides unrestricted acces and services free of change to all the resident of a given community, distric, or goegraphic region, supported wholly or in part by publics funds. Dalam pengertian sederhana defenisi di atas menyatakan bahwa perpustakaan umum adalah sebuah perpustakaan atau sistem perpustakaan yang menyediakan akses yang tidak terbatas kepada sumberdaya perpustakaan dan layanan gratis kepada warga masyarakat di daerah atau wilayah tertentu, yang didukung penuh atau sebahagian dari dana masyarakat (pajak). Menyimak definisi di atas, perpustakaan umum atau Taman Bacaan Masyarakat memiliki tugas yang sangat luas dalam hal untuk menunjang kegiatan pembelajaran bagi masyarakat umum, dan juga penyedia akses informasi kepada masyarakat. Menurut Buku pedoman Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat (2006:1) tujuan Taman Bacaan Masyarakat adalah : a. Membangkitkan dan meningkatkan minat baca masyarakat sehingga tercipta masyarakat yang cerdas dan selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. b. Menjadi sebuah wadah kegiatan belajar masyarakat. c. Mendukung peningkatan kemampuan aksarawan baru dalam. d. Pemberantasan buta aksara sehingga tidak menjadi buta aksara kembali. Dari uraian di atas, terlihat keberadaan TBM sebagai sumber pembelajaran yang sangat penting, karena TBM tidak hanya sebagai tempat membaca, namun juga untuk tempat mencari informasi. 4. Fungsi TBM Taman Bacaan Masyarakat ini juga memiliki fungsi, diantaranya yaitu sebagai sumber belajar bagi masyarakat melalui program pendidikan 16

32 nonformal dan informal, tempat yang memiliki sifat rekreatif melalui bahan bacaan, memperkaya pengalaman belajar masyararakat, penumbuhan kegiatan belajar masyarakat, latihan tanggungjawab melalui ketaatan terhadap aturan-aturan yang diterapkan, tempat pengembangan life skill, dan lain sebagainya. Sebagai sumber belajar masyarakat yang memiliki kedudukan strategis dalam mengembangkan potensi para pengunjungnya. Masyarakat dapat melakukan proses pendidikan nonformal sepanjang hayat melalui fasilitas yang disediakan dan kegiatan yang diselenggarakan oleh Taman Bacaan Masyarakat. Keberadaan sumber belajar di tengah-tengah masyarakat ini diharapkan mampu mendorong dan mempercepat terwujudnya masyarakat belajar (learning society). Yakni masyarakat yang gemar membaca, melek informasi, dan mampu meningkatkan daya saing di era kompetitif ini. Taman Bacaan Masyarakat mempunyai fungsi sebagai tempat belajar dan mencari informasi yang dibutuhkan masyarakat, baik mengenai masalah yang langsung berhubungan dengan masalah pendidikan maupun tidak berhubungan dengan pendidikan. Menurut Buku pedoman Pengelolaan Taman bacaan Masyarakat (2006:2) fungsi Taman Bacaan Masyarakat adalah : a. Sarana pembelajaran bagi masyarakat untuk belajar mandiri, dan sebagai penunjang kurikulum program Pendidikan Luar Sekolah, khususnya program keaksaraan. b. Sumber informasi yang bersumber dari buku dan bahan bacaan Iainnya yang sesuai dengan kebutuhan warga belajar dan masyarakat setempat. c. Sumber penelitian dengan menyedikan buku-buku dan bahan bacaan Iainnya dalam studi kepustakaan. 17

33 d. Sumber rujukan yang menyediakan bahan referensi bagi pembelajaran dan kegiatan akademik Iainnya. e. Sumber hiburan (rekreatif) yang menyediakan bahan-bahan bacaan yang sifatnya rekreatif untuk memamfaatkan waktu senggang untuk memperoleh pengetahuan/informasi baru yang menarik dan bermamfaat. Dari uraian diatas TBM menjalankan beberapa fungsi. Fungsi tersebut terdiri dari fungsi pembelajaran, hiburan dan informasi. TBM melaksanakan kegiatan pelayanannya bervariasi. Ada banyak nama yang digunakan TBM, misalnya Rumah baca, pondok baca, perahu baca, Warung baca, namun pada hakikatnya kesemua lembaga atau organisasi tersebut, melakukan fungsi yang sama dengan TBM. 5. Manfaat TBM Sesuai dengan manfaat taman bacaan masyarakat itu sendiri dimana Pedoman Penyelenggaraan Taman Bacaan Masyarakat (2009:2), Taman Bacaan Masyarakat dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar dalam hal: a. Menumbuhkan minat baca, kecintaan dan kegemaran membaca. b. Memperkaya pengalaman belajar dan memperoleh berbagai informasi dan ketrampilan bagi masyarakat melalui ketersediaan bahan bacaan. c. Memperoleh berbagai kegiatan untuk mendorong peningkatan minat baca. d. Menumbuhkan atau membiasakan belajar mandiri. e. Membantu mengembangkan kecakapan atau ketrampilan membaca. f. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat. Berbagai manfaat dapat diambil oleh masyarakat dengan datang ke Taman Bacaan Masyarakat. Hal tersebut sesuai dengan manfaat Taman Bacaan Masyarakat yang telah dijabarkan oleh Pedoman Penyelenggaraan 18

34 Taman Bacaan Masyarakat. Aktivitas pengunjung TBM pada umumnya lebih suka membaca buku ketika berada di taman bacaan. TBM memiliki berbagai aktivitas pendukung yang mendorong pengunjung untuk lebih percaya diri dan memiliki banyak pengalaman. 6. Pengelola TBM Pendidikan Keaksaraan sangat berhubungan dengan TBM agar warga buta aksara yang sudah melek aksara tidak buta kembali dengan adanya TBM ini sehingga diharapkan dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan warga sesuai dengan minat dan kebutuhan setempat. Sedangkan program Taman Bacaan Masyarakat belum dapat dikatakan berhasil apabila kemampuan, keterampilan dan kinerja pengelola belum memadai untuk mengelola Taman Bacaan Masyarakat, sehingga bagi para Pengelola TBM agar dapat mengikuti pelatihan yang berhubungan dengan penyelenggaraan TBM sebelum melaksanakan tugasnya. Menurut Buku Pedoman Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat (2006: 23) Pengelola Taman Bacaan Masyarakat harus memiliki : a. Pengelola TBM yang diselenggarakan oleh masyarakat harus memiliki sikap peduli tanpa pamrih (relawan) untuk membantu melayani bahan bacaan dan pembimbing masyarakat membaca, berbeda dengan TBM yang dikelola oleh pemerintah. b. Pengelola diutamakan berlatar pendidikan bidang komunikas atau pendidikan yang memahami berbagai bahan bacaan serta responsif gender dan berkomitmen untuk mengembangkan minat baca masyarakat. c. Pengelola TBM diutamakan memiliki usaha ekonomi ditempat TBM, misalnya warung kopi, wartel, counter HP, dll. 19

35 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengelola TBM harus memiliki sikap peduli dan tanpa pamrih untuk melayani bahan bacaan dan membimbing masyarakat dengan latar belakang pendidikan bidang komunikasi agar dapat mengembangkan minat baca masyarakat serta memiliki usaha ekonomi ditempat dimana TBM tersebut didirikan sehingga memberi kenyamanan pada pengguna TBM. 7. Tugas-Tugas Pengelola TBM Untuk mewujudkan peran TBM tersebut maka pengelola mempunyai tugas untuk tercapainya masyarakat yang akan belajar keterampilan dan menumbuhkan minat baca terhadap masyarakat. Menurut Buku Pedoman Pengelolahan Taman Bacaan Masyarakat (2006: 24) tugas-tugas pengelola TBM adalah : a. Melakukan sosialisasi promosi bahan bacaan yang ada di TBM bagi masyarakat sekitar dan keberadaan TBM itu sendiri. b. Melakukan kajian sederhana untuk mendapatkan data profil masyarakat yang akan dilayani sehingga jenis bahan bacaan yang disediakan sesuai dengan kebutuhan bahan bacaan masyarakat. Untuk itu pengelola TBM perlu memiliki katalog dari seluruh penerbit untuk memudahkan penelusuran dan pemesanan bahan bacaan yang diperlukan. c. Memberi layanan membaca, meminjam, melakukan berbagai aktifitas untuk meningkatkan kemampuan membaca, merangsang minat baca dan lain-lain. d. Mengumpulkan bahan bacaan (buku, leaflet,booklet,dll) dari para donator bahan bacaan baik masyarakat perorangan maupun lembaga dan juga dari lembaga pemerintah maupun swasta baik dari pusat maupun daerah. Sehingga bahan bacaan selalu kaya dan bervariasi, tidak membosankan tetapi selalu berbasis kebutuhan masyarakat setempat. e. Memberi layanan (jam buka TBM) secara optimal setiap hari sejak pagi sampai malam agar masyarakat yang tidak sempat berkunjung ke TBM pagi hari akibat kesibukan dapat dikunjungi malam hari. f. Menata bahan bacaan di ruang display bahan bacaan. 20

36 Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tugas pengelola TBM adalah mempromosikan bahan bacaan yang ada di TBM bagi masyarakat sekitar dan keberadaan TBM itu sendiri. Selain mempromosikan bahan bacaan, pengelola juga dapat mengumpulkan bahan bacaan yang bervariasi dari para donator agar pengguna TBM tidak merasa bosan tetapi bahan bacaan tersebut berbasis kebutuhan masyarakat. B. Tinjuan Tentang Minat Baca 1. Definisi Minat Aktivitas membaca akan dilakukan oleh individu atau tidak sangat ditentukan oleh minat individu terhadap aktivitas tersebut. Disini tampak bahwa minat merupakan motivator yang kuat untuk melakukan suatu aktivitas. Secara umum minat dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan yang menyebabkan seseorang berusaha untuk mencari ataupun mencoba aktivitas-aktivitas dalam bidang tertentu. Minat juga dapat diartikan sebagai sikap positif terhadap aspek-aspek lingkungan. Ada pula yang mengartikan minat sebagai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan menikmati suatu aktivitas disertai dengan rasa senang. Minat juga harus butuh perhatian yang kuat, intensif, dan menguasai individu secara mendalam untuk melakukan sesuatu aktivitas yang disukai. Minat mengandung arti keinginan memperhatikan atau melakukan sesuatu. Minat juga berarti sesuatu yang disenangi tanpa terkait atau terpaksa. Menurut Pawit M. Yusuf (1990:56) minat adalah kesenangan 21

37 atau perhatian yang terus-menerus terhadap suatu objek karena adanya pengharapan akan memperoleh kemanfaatannya. Aspek minat terdiri dari aspek kognitif dan aspek afektif. Aspek kognitif berupa konsep positif terhadap suatu objek dan berpusat pada manfaat dari objek tersebut. Aspek afektif nampak dalam rasa suka, tidak senang dan kepuasan pribadi terhadap objek tersebut. Minat ditandai dengan rasa suka dan terkait pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Artinya, harus ada kerelaan dari seseorang untuk melakukan sesuatu yang disukai. Dengan demikian, timbulnya minat terjadi karena adanya penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar dirinya. Semakin kuat atau semakin besar hubungan tersebut maka semakin dekat minat seseorang. Adanya minat dalam diri seseorang juga dapat diungkapkan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa seseorang cenderung lebih menyukai sesuatu hal dari pada yang lain. Minat dapat pula diungkapkan dalam suatu aktivitas tertentu. Seseorang yang memiliki minat terhadap sesuatu akan memberikan perhatian lebih besar terhadap benda tersebut. Misalnya mengoleksi beberapa benda yang memiliki arti tertentu bagi dirinya seperti perangko, boneka, poster dan lain sebagainya. Seseorang yang menyukai suatu aktivitas, biasanya akan termotivasi dan mau melakukan aktivitas tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa minat menjadi kekuatan tersendiri untuk melakukan suatu hal. Menurut Noeng Muhajir (Dwi Sunar Prasetyono, 2008:54), 22

38 minat adalah kecenderungan afektif (perasaan, emosi) seseorang untuk membentuk aktifitas. Dari sini dapat dilihat bahwa minat itu melibatkan kondisi psikis (kejiwaan) seseorang. Senada dengan hal ini, Crow dan Crow (Dwi Sunar Prasetyono, 2008:54), menjelaskan bahwa minat merupakan kekuatan pendorong yang menyebabkan seseorang menaruh perhatian pada orang lain atau objek lain. Sementara itu Hurlock (Dwi Sunar Prasetyono, 2008:54), mengutarakan pendapat yang sama yaitu bahwa minat merupakan sumber motivasi sama, yaitu bahwa minat merupakan sumber motivasi untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Minat merupakan rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh. Mengartikan minat sebagai sumber motivasi yang akan mengarahkan seseorang pada apa yang akan mereka lakukan bila diberi kebebasan untuk memilihnya. Bila mereka melihat sesuatu itu mempunyai arti atau manafaat bagi dirinya, maka mereka akan tertarik terhadap sesuatu itu yang pada akhirnya nanti akan menimbulkan atau menambah pengetahuan, wawasan, bagi dirinya. Sedangkan interest atau minat dapat diartikan sebagai suatu sikap yang berlangsung terus-menerus yang memberi pola pada perhatian seseorang sehingga membuat dirinya selektif terhadap objek minatnya. Perasaan yang menyatakan bahwa satu aktivitas pekerjaan atau objek itu berharga atau berarti bagi dirinya. Satu keadaan atau motivasi yang menuntut tingkah laku menuju satu arah tertentu. 23

39 Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan minat adalah suatu rasa yang lebih suka atau rasa ketertarikan pada suatu kegiatan yang ditunjukkan dengan keinginan, kecenderungan untuk memperhatikan kegiatan tersebut tanpa ada seorangpun yang menyuruh, dilakukan dengan kesadaran diri sendiri dan diikuti dengan perasaan yang senang. Minat merupakan sumber motivasi seseorang, sehingga minat itu besar pengaruhnya terhadap kegiatan yang dilakukan seseorang. Bahkan kegiatan yang menarik minat seseorang akan dilakukannya dengan senang hati. 2. Definisi Membaca Dalam mencari informasi dan memperoleh cakrawala pengetahuan, membaca memperoleh arti penting. Membaca adalah proses untuk memperoleh pengertian dari kombinasi beberapa huruf dan kata. Juel (Sandjaja 2000:6) mengartikan bahwa membaca adalah proses untuk mengenal kata dan memadukan arti kata dalam kalimat dan struktur bahaan bacaan. Sedangkan menurut Ase S. Muchyidin (2004:12) membaca adalah proses penafsiran lambang dan pemberian makna terhadapnya. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan membaca bukanlah semata-mata proses visual saja, akan tetapi melibatkan dua macam informasi, yaitu pertama yang datangnya dari apa yang ada di depan mata kita, dan yang kedua datangnya dari belakang mata kita. Hasil akhir dari proses membaca adalah seseorang mampu membuat intisari dari bacaan. 24

40 Membaca merupakan kemampuan dan keterampilan untuk membuat suatu penafsiran terhadap bahan yang dibaca. Yang dimaksud dengan kepandaian membaca tidak hanya menginterpretasikan hurufhuruf, gambar-gambar, dan angka-angka saja, tetapi yang lebih luas daripada itu adalah kemampuan seseorang untuk dapat memahami makna dari sesuatu yang dibacanya. Dalam proses membaca terlihat aspek-aspek berpikir seperti, mengingat, memahami, membeda-bedakan, membandingkan, menemukan, menganalisis, mengorganisasikan dan pada akhirnya menerapkan apa-apa yang terkandung dalam bacaan. Jadi, dalam membaca diperlukan intelektual yang tinggi. Membaca merupakan suatu bentuk komunikasi antara pembaca dan media cetak yang dibacanya sebagai wakil dari penulisnya. Suatu komunikasi yang baik menuntut suatu pengalaman linguistik yang erat hubungannya dengan segi-segi ekspresi. Karena itulah membaca merupakan kegiatan intelektual yang dapat mendatangkan pandangan, sikap, dan tindakan yang positif. Oleh karena itu membaca sangat bermanfaat karena: 1. Dapat mengisi waktu luang dengan kesibukan yang berguna. 2. Dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan yang berhubungan dengan hobi, olahraga, dan seni yang sesuai dengan keperluannya. 3. Dapat mengembangkan bebiasaan dan perilaku yang baik. 25

41 4. Dapat memanfaatkan perpustakaan-perpustakaan yang ada di dalam masyarakat. Membaca adalah aktivitas yang kompleks yang melibatkan berbagai faktor yang datangnya dari dalam diri pembaca dan faktor luar. Membaca dapat dikatakan sebagai jenis kemampuan manusia sebagai produk belajar dari lingkungan, dan bukan dari kemampuan yang bersifat instingrif atau naluri yang dibawa sejak lahir. Oleh karena itu, proses membaca yang dilakukan oleh orang yang dapat membaca merupakan usaha mengolah dan menghasilkan sesuatu melalui penggunaan membaca. a. Tujuan Membaca Membaca merupakan serangkaian kegiatan pikiran yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk memahami suatu informasi melalui indra penglihatan dalam bentuk simbol-simbol yang rumit, yang disusun sedemikian rupa sehingga mempunyai arti dan makna. Membaca merupakan proses komunikasi. Dalam membaca terdapat aktivitas atau proses penangkapan dan pemahaman sejumlah pesan atau informasi dalam bentuk tulisan. Jadi, membaca adalah kegiatan otak untuk mencerna dan memahami serta memakanai simbol-simbol. Aktivitas membaca telah merangsang otak untuk melakukan olah pikir untuk memahami maknya yang terkandung dalam rangkaian simbolsimbol (tulisan). Semakin sering seseorang membaca maka semakin tertantang seseorang untuk terus berpikir terhadap apa yang mereka baca. 26

42 Aktivitas membaca sering dikaitkan dengan aktivitas berbicara, tetapi tidak semua orang yang melakukan proses berbicara mempunyai kesempatan untuk membaca. Oleh karena itu, orang lebih senang berbicara dari pada membaca karena membaca merupakan aktivitas yang kompleks. Ketika sebuah proses membaca sedang berlangsung, seluruh aspek kejiwaan dapat dikatakan ikut terlibat. Dalam aktivitas membaca, terjadi kemampuan berpikit dan proses mengolah rasa. Seorang anak yang sedang membaca berarti seorang anak tersebut sedang membangun kepribadian dan sedang membangun kemampuannya dalam membaca. Tetapi dalam setiap aktivitas membaca ini mempunyai tujuan yaitu untuk mendapatkan sejumlah informasi baru. Dibalik aktivitas membaca yang dilakukan oleh seseorang, terdapat tujuan yang lebih spesifik yaitu sebagai kesenangan, untuk meningkatkan pengetahuan dan untuk dapat melakukan suatu pekerjaan. 3. Minat Baca Masyarakat Peningkatan wawasan dan ilmu pengetahuan kerap disandingkan dengan hobby seseorang terhadap membaca apapun, di manapun dan kapanpun. Pada dasarnya hobby membaca berkaitan erat dengan budaya membaca suatu keluarga, masyarakat, daerah, bahkan budaya suatu bangsa. Sebuah keluarga yang menerapkan budaya membaca, akan lebih mudah mengkondisikan anggota keluarganya untuk mempunyai minat dalam membaca. Hal ini diantaranya bisa ditandai misalnya dengan adanya 27

43 ruang baca dengan sejumlah koleksi buku dalam sebuah keluarga, menjadi anggota perpustakaan yang secara rutin meminjam koleksi perpustakaan, mempunyai agenda untuk membeli buku setiap bulan, atau 3 bulan sekali, mempunyai jadwal tersendiri untuk membaca, Serta menggunakan sebagian waktu luangnya untuk membaca. Ketika budaya membaca ini telah terbentuk di dalam setiap keluarga, maka daerah dimana keluarga-keluarga tersebut menetap akan terlokalisasi sebagai daerah yang mempunyai budaya membaca. Demikian seterusnya. Bila daerah-daerah yang telah membudaya dengan membaca tersebut bertambah banyak maka akan terbentuklah bangsa yang mempunyai budaya membaca. Kegiatan membaca yang dilakukan secara benar dan efektif telah terbukti mampu meningkatkan kuwalitas hidup seseorang yang pada gilirannya akan menjadi suatu budaya atau kebiasaan bagi dirinya. Budaya membaca tersebut diawali dari tumbuhnya minat baca, kemudian menjadi gemar dan cinta membaca. Selanjutnya memelihara dan mengembangkan minat baca tersebut menjadi suatu yang bermanfaat. Membentuk masyarakat yang cinta terhadap membaca, memang bukan pekerjaan yang mudah. Bahkan bila kondisi tersebut berhasil kita lakukan di negeri kita ini, maka dapat dipastikan wajah negeri ini akan berubah dengan nuansa yang lebih cemerlang dan berwawasan. Merubah suatu karakter dan kepribadian masyarakat merupakan permasalahan besar yang tidak pernah selesai. Sedangkan masyarakat pada umumnya karakter 28

44 dan kepribadian masyarakat akan bacaan dan literasi ini sangatlah menentukan. Minat serta membaca itu sendiri dapat disimpulkan bahwa minat membaca masyarakat berarti kekuatan yang mendorong dari seorang individu untuk memperhatikan, merasa tertarik dan senang terhadap aktivitas membaca sehingga meraka mau melakukan membaca dengan kemauan sendiri. Sehubungan dengan ini pemupukan minat membaca haruslah dilakukan sejak dini agar lebih akrab dengan bahan bacaan. Jika tidak dibiasakan bersahabat dengan bahan bacaan sejak dini akan sulit memupuknya pada masa dewasa sehingga dapat menjadikan peningkatan minat membaca masyarakat. C. Program Penumbuhan Minat Baca Masyarakat Menurut Buku Materi Pokok Pembinaan Minat Baca program penumbuhan minat baca masyarakat terdiri dari : 1. Pembinaan Minat Baca Pembinaan minat baca telah dicanangkan oleh rakyat Indonesia sejak tahun 1974 melalui Instruksi Presiden no. 15 tahun 1974, tanggal 13 september 1974, pasal 4, yaitu bahwa yang dimaksud dengan pembinaan secara menyeluruh mencangkup perencaan, pengaturan, pengendalian, dan penilaian kegiatan yang berhubungan dengan suatu sistem tertentu. Pembinaan minat baca ini bertujuan untuk mengembangkan minat dan selera dalam membaca, terampil dan menyeleksi, dan menggunakan buku, mampu mengevaluasi materi 29

45 bacaan dan memiliki kebiasaan efektif dalam membaca informasi, serta memiliki kesenangan membaca. Pembinaan minat baca meliputi empat macam kegiatan, yaitu merencanakan progam penumbuhan dan pengembangan minat baca, mengatur pelaksanaan progam, mengendalikan pelaksanaan progam serta menilai pelaksanaan progam penumbuhan dan pengembangan minat baca, baik di lingkungan keluarga serta peran orang tua, sekolah maupun masyarakat. Pembinaan minat baca merupakan proses yang berkelanjutan untuk membantu individu agar minat bacanya tumbuh dan berkembang. Dengan demikian, tujuan umum pembinaan minat baca adalah mengembangkan minat baca masyarakat dan beberapa tujuan khusus yang dalam pencapaianya perlu kerja sama dengan berbagai pihak yang terkait. a. Peran Orang tua dalam membina minat baca Dalam era pembangunan serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, peran perpustakaan umum atau taman bacaan masyarakat dan pusat informasi semakin dirasakan kegunaannya oleh masyarakat sebagai sumber informasi pembangunan maupun sarana belajar dan mengajar untuk meningkatkan kecerdasan serta ketrampilan. Selain itu, taman bacaan masyarakat berperan sebagai lembaga pendidikan nonformal yang dapat memberi kesempatan kelangsungan pendidikan sepanjang hayat. Dengan kehadiran media 30

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Taman Bacaan Masyarakat Salah satu program pembangunan pendidikan adalah Program pengembangan Budaya Baca dan Perpustakaan. Program ini bertujuan untuk mendorong

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS Pada bab ini, peneliti akan memaparkan dan menjelaskan tentang teoriteori yang ditemukan dalam literatur untuk menjelaskan tentang permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian

Lebih terperinci

2015 MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

2015 MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Membaca merupakan langkah awal perjalanan menuju pencerahan. Kegiatan membaca ini juga dapat menciptakan generasi muda yang kreatif, produktif dan inovatif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sasaran pendidikan adalah warga masyarakat yang tidak pernah sekolah/ buta aksara,

BAB I PENDAHULUAN. sasaran pendidikan adalah warga masyarakat yang tidak pernah sekolah/ buta aksara, BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Upaya mencerdaskan bangsa yang diamanatkan UUD 1945 ditempuh pemerintah dan masyarakat baik pendidikan formal maupun non formal. Prioritas sasaran pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bangsa bukan hanya tugas pendidikan formal saja, tetapi pendidikan nonformal. terutama masyarakat sasaran pendidikan nonformal.

BAB 1 PENDAHULUAN. bangsa bukan hanya tugas pendidikan formal saja, tetapi pendidikan nonformal. terutama masyarakat sasaran pendidikan nonformal. 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pembangunan nasional yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan bangsa bukan hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya. Menurut Undang-undang Sisdiknas nomor 20 Tahun 2003 pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. khususnya. Menurut Undang-undang Sisdiknas nomor 20 Tahun 2003 pasal 1: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan, meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia baik individu maupun sosial. Akan tetapi, pendidikan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan masyarakat baik pendidikan formal maupun non formal. Prioritas

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan masyarakat baik pendidikan formal maupun non formal. Prioritas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya mencerdaskan bangsa yang diamanatkan UUD 1945 ditempuh pemerintah dan masyarakat baik pendidikan formal maupun non formal. Prioritas sasaran pendidikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Perpustakaan diartikan sebuah ruangan atau gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan rekreasi bagi pemustaka. Salah satu perpustakaan umum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan rekreasi bagi pemustaka. Salah satu perpustakaan umum BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Salah satu fungsi perpustakaan adalah rekreasi, dengan adanya fungsi tersebut perpustakaan bukan hanya sebagai tempat untuk membaca buku

Lebih terperinci

PERAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) MATA AKSARA DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA MASYARAKAT TEGALMANDING, SLEMAN, YOGYAKARTA ARTIKEL JURNAL

PERAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) MATA AKSARA DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA MASYARAKAT TEGALMANDING, SLEMAN, YOGYAKARTA ARTIKEL JURNAL PERAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) MATA AKSARA DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA MASYARAKAT TEGALMANDING, SLEMAN, YOGYAKARTA ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia tahun 2012 (http://www.bps.go.id/) menunjukkan bahwa, masyarakat Indonesia, (18.57%) memilih mendengar radio,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar untuk kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar untuk kehidupan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar untuk kehidupan yang manusiawi dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini tidak saja terjadi tanpa

Lebih terperinci

TUGAS INDIVIDU PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan

TUGAS INDIVIDU PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan TUGAS INDIVIDU PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan Dosen Pengampu: Nanik Arkiyah, M.IP Di Susun oleh: Nama : Lita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Priyanka Permata Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Priyanka Permata Putri, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan struktur organisasi penelitian. A. Latar Belakang

Lebih terperinci

Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada Siswa

Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada Siswa Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada Siswa Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan Dosen Pengampu : Nanik Arkiyah, M.IP Disusun

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. penyediaan sarana perpustakaan di tempat-tempat umum yang mudah dijangkau

BAB II KAJIAN TEORITIS. penyediaan sarana perpustakaan di tempat-tempat umum yang mudah dijangkau BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1. Pemanfaatan Taman Bacaan Masyarakat Pembudayaan kegemaran membaca pada masyarakat dilakukan melalui penyediaan sarana perpustakaan di tempat-tempat umum yang mudah dijangkau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Pendidikan Nasional adalah upaya mencerdasakan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertaqwa dan berahlak mulia

Lebih terperinci

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Pendidikan Agama Islam

Lebih terperinci

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DAN MINAT BACA PADA SISWA. Dosen : Nanik Arkiyah, M.

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DAN MINAT BACA PADA SISWA. Dosen : Nanik Arkiyah, M. PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DAN MINAT BACA PADA SISWA Dosen : Nanik Arkiyah, M.IP Nama Kelas : Dewi Kartikasari : 7A NIM : 1300005349 PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memegang peranan penting dalam pembangunan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memegang peranan penting dalam pembangunan suatu bangsa, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia memegang peranan penting dalam pembangunan suatu bangsa, karena kunci keberhasilan pembangunan terletak pada faktor manusia itu sendiri sebagai pelaksananya.

Lebih terperinci

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark. BAB III. ELABORASI TEMA

Please purchase PDFcamp Printer on  to remove this watermark. BAB III. ELABORASI TEMA BAB III. ELABORASI TEMA III.1 pengertian tema Tema : EDUKASI dan REKREASI III.1.1 Edukasi Edukatif atau edukasi atau pendidikan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991), pendidikan diartikan sebagai

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 14 Tahun 2008 Lampiran : - TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN NON FORMAL DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan perasaan yang jernih maka akan tercipta komunikasi yang jelas dan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan perasaan yang jernih maka akan tercipta komunikasi yang jelas dan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Dalam perkembangan pendidikan dewasa ini baik di negara maju mau pun di Negara yang sedang berkembang, minat membaca sangat memegang peranan penting. Keberhasilan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. inggris perpustakaan dikenal dengan nama library. Library berasal dari bahasa Latin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. inggris perpustakaan dikenal dengan nama library. Library berasal dari bahasa Latin BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perpustakaan Perpustakaan berasal dari kata dasar pustaka. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia kata pustaka memiliki arti kitab atau buku. Sedangkan dalam bahasa inggris

Lebih terperinci

TEMA PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR JUDUL : PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER ILMU MAKALAH

TEMA PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR JUDUL : PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER ILMU MAKALAH TEMA PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR JUDUL : PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER ILMU MAKALAH Disusun sebagai UJIAN UAS Mata Kuliah : Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan Dosen Pengampu : Nanik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Taman Bacaan Masyarakat Salah satu program pembangunan pendidikan adalah Program pengembangan Budaya Baca dan Perpustakaan. Program ini bertujuan untuk mendorong terwujudnya

Lebih terperinci

PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SARANA PUSAT SUMBER BELAJAR

PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SARANA PUSAT SUMBER BELAJAR PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SARANA PUSAT SUMBER BELAJAR Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan Dosen Pengampu: Nanik Arkiyah, M.IP Di Susun Oleh : Yolan Dari ( 1300005121)

Lebih terperinci

MAKALAH PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DASAR UNTUK KECERDASAN ANAK. Untuk memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan

MAKALAH PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DASAR UNTUK KECERDASAN ANAK. Untuk memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan MAKALAH PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DASAR UNTUK KECERDASAN ANAK Untuk memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan Dosen pengampu : Nanik Arkiyah, M.IP Disusun oleh : Anggia Dwi

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BACA DI SEKOLAH

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BACA DI SEKOLAH UPAYA MENINGKATKAN MINAT BACA DI SEKOLAH A. Ridwan Siregar Universitas Sumatera Utara I. PENDAHULUAN Minat baca adalah keinginan atau kecenderungan hati yang tinggi (gairah) untuk membaca. Minat baca dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Bab I ini terdiri atas enam sub bab, yaitu: latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN PEMUDA MELALUI PROSES REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI LEMBAGA PANTI SOSIAL PAMARDI PUTRA YOGYAKARTA SKRIPSI

PEMBERDAYAAN PEMUDA MELALUI PROSES REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI LEMBAGA PANTI SOSIAL PAMARDI PUTRA YOGYAKARTA SKRIPSI PEMBERDAYAAN PEMUDA MELALUI PROSES REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI LEMBAGA PANTI SOSIAL PAMARDI PUTRA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

Studi pelayanan perpustakaan sekolah menengah atas sebagai sumber belajar (studi kasus di SMA Negeri 7 Surakarta)

Studi pelayanan perpustakaan sekolah menengah atas sebagai sumber belajar (studi kasus di SMA Negeri 7 Surakarta) Studi pelayanan perpustakaan sekolah menengah atas sebagai sumber belajar (studi kasus di SMA Negeri 7 Surakarta) Sri Wahyudi K.8405037 UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu program pendidikan non formal dan dalam rangka ikut

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu program pendidikan non formal dan dalam rangka ikut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai salah satu program pendidikan non formal dan dalam rangka ikut mencerdaskan kehidupan anak bangsa serta usaha melestarikan program pendidikan non formal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan program pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan program pendidikan yang A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan anak usia dini merupakan program pendidikan yang dicanangkan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan anak, seperti yang tercantum

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Pembelajaran Pengertian media sebagai sumber belajar adalah segala benda serta mahluk hidup yang berada di lingkungan sekitar serta peristiwa yang dapat memungkinkan siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia untuk membangun bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia untuk membangun bangsa dan negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan sumber daya manusia untuk membangun bangsa dan negara. Sejalan dengan misi pendidikan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Glenn Doman dalam bukunya How to Teach your Baby to Read yang dikutip oleh

BAB I PENDAHULUAN. Glenn Doman dalam bukunya How to Teach your Baby to Read yang dikutip oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4 yakni berbunyi...mencerdaskan kehidupan bangsa

Lebih terperinci

BUPATI MESUJI PERATURAN BUPATI MESUJI NOMOR TAHUN 2017

BUPATI MESUJI PERATURAN BUPATI MESUJI NOMOR TAHUN 2017 BUPATI MESUJI PERATURAN BUPATI MESUJI NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN PARTISIPATIF DI LINGKUP DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN MESUJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Zaman sekarang ini, media elektronik merupakan salah satu pemberi informasi tercepat, namun walaupun media elektronik dapat cukup memberi informasi yang menjanjikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perpustakaan yang dikenal sebagai pusat informasi berorientasi untuk mendistribusikan informasi kepada pengguna. Salah satu cara dalam mendistribusikan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas Sumber Daya

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas Sumber Daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusianya. Kualitas Sumber Daya Manusia itu sendiri dapat dikembangkan melalui Pendidikan. Pendidikan

Lebih terperinci

MANFAAT PERPUSTAKAAN SEBAGAI MEDIA BELAJAR BAGI SISWA DI SEKOLAH DASAR. Dosen : Nanik Arkiyah, M.IP. Oleh : Leny Nurhanifah PGSD/ 7A

MANFAAT PERPUSTAKAAN SEBAGAI MEDIA BELAJAR BAGI SISWA DI SEKOLAH DASAR. Dosen : Nanik Arkiyah, M.IP. Oleh : Leny Nurhanifah PGSD/ 7A MANFAAT PERPUSTAKAAN SEBAGAI MEDIA BELAJAR BAGI SISWA DI SEKOLAH DASAR Dosen : Nanik Arkiyah, M.IP Oleh : Leny Nurhanifah 1300005325 PGSD/ 7A PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 058 TAHUN 2017 TENTANG TRANSFORMASI PERPUSTAKAAN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 058 TAHUN 2017 TENTANG TRANSFORMASI PERPUSTAKAAN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 058 TAHUN 2017 TENTANG TRANSFORMASI PERPUSTAKAAN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, Menimbang: Mengingat:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sekolah Dasar (SD) merupakan jenjang paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia. Lembaga pendidikan ini diharapkan mampu untuk mewujudkan suatu tujuan

Lebih terperinci

INOVASI SISTEM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT

INOVASI SISTEM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT INOVASI SISTEM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT Disusun untuk memenuhi Lomba Karya Tulis Simposium GTK Tingkat Nasional Tahun 2016 Oleh Hendri, S.Pd PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan dan pemanfaatan teknologi di berbagai bidang kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan dan pemanfaatan teknologi di berbagai bidang kehidupan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman saat ini semakin maju dilihat dengan adanya pengembangan dan pemanfaatan teknologi di berbagai bidang kehidupan. Disamping itu, perkembangan

Lebih terperinci

Perpustakaan umum kabupaten/kota

Perpustakaan umum kabupaten/kota Standar Nasional Indonesia Perpustakaan umum kabupaten/kota Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Perpustakaan umum kabupaten/kota... 1 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) mengalami banyak perkembangan dan ini merupakan hasil dari usaha manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Kemajuan teknologi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan daerah otonomi yang ditetapkan oleh Undang undang Nomor. Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3825).

BAB I PENDAHULUAN. merupakan daerah otonomi yang ditetapkan oleh Undang undang Nomor. Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3825). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paradigma desentralisasi dengan adanya otonomi daerah, melahirkan daerah daerah otonomi baru, termasuk Kota Metro di Propinsi Lampung, yang semula induknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usaha pemerintah ke arah ini telah dilaksanakan dengan menambah jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usaha pemerintah ke arah ini telah dilaksanakan dengan menambah jumlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan di era sekarang ini memperoleh prioritas dalam pengembangannya. Pendidikan yang maju perlu ditunjang sarana dan prasarana yang memadai. Sebagaimana

Lebih terperinci

MAKALAH PERPUSTAKAAN SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR BAGI SISWA SEKOLAH DASAR. Dosen Pengampu : Nanik Arkiyah, M.IP

MAKALAH PERPUSTAKAAN SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR BAGI SISWA SEKOLAH DASAR. Dosen Pengampu : Nanik Arkiyah, M.IP MAKALAH PERPUSTAKAAN SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR BAGI SISWA SEKOLAH DASAR Dosen Pengampu : Nanik Arkiyah, M.IP Oleh : Apriyani Septi Wulandari (1300005127) ( VII / B ) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH

Lebih terperinci

PERPUSTAKAAN SEBAGAI TEMPAT BELAJAR SEPANJANG MASA Oleh: Drs. Habib, M.M. 2014

PERPUSTAKAAN SEBAGAI TEMPAT BELAJAR SEPANJANG MASA Oleh: Drs. Habib, M.M. 2014 PERPUSTAKAAN SEBAGAI TEMPAT BELAJAR SEPANJANG MASA Oleh: Drs. Habib, M.M. 2014 A. Latar Belakang Dalam dunia pendidikan, kita sering mendengar istilah pendidikan sepanjang masa, pendidikan sepanjang hayat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menunjukkan bakat di lingkungan masyarakat. Pendidikan diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menunjukkan bakat di lingkungan masyarakat. Pendidikan diarahkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan kualitas sumber daya manusia juga sebagai bantuan agar anak tersebut kelak menjadi manusia yang dapat menunjukkan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan 1. Penjelasan Judul Perancangan Pendidikan PAUD saat ini sangatlah penting, sebab merupakan pendidikan dasar yang harus diterima anak-anak. Selain itu untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Umum Perpustakaan Umum adalah Perpustakaan yang menghimpun koleksi buku, bahan cetakan serta rekaman lain untuk kepentingan masyarakat umum (Syarial-Pamuntjak 2000,

Lebih terperinci

Oleh: ITA HARIYANTI NIM

Oleh: ITA HARIYANTI NIM PERANAN PENDIDIK DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN EMOSIONAL ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK DI KELOMPOK BERMAIN FATAYAT NU RANTING SUMBERANYAR KECAMATAN BANYUPUTIH KABUPATEN SITUBONDO TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau sumber informasi dalam komputer yang disusun secara sistematis untuk

BAB I PENDAHULUAN. atau sumber informasi dalam komputer yang disusun secara sistematis untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perpustakaan adalah kumpulan materi tercetak dan media non cetak dan atau sumber informasi dalam komputer yang disusun secara sistematis untuk digunakan pengguna (Sulistyo-Basuki,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan aktivitas visual dan berfikir. Crawley dan Mountain mengatakan

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan aktivitas visual dan berfikir. Crawley dan Mountain mengatakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan proses belajar mengajar salah satunya ditentukan melalui kegiatan membaca. Tanpa membaca siswa tidak akan bisa memahami buku pelajaran yang diajarkan. Hakekat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nonformal merupakan jalur pendidikan di luar pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nonformal merupakan jalur pendidikan di luar pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nonformal merupakan jalur pendidikan di luar pendidikan formal untuk melayani kebutuhan pendidikan masyarakat dalam rangka meningkatkan pengetahuan,

Lebih terperinci

UJIAN AKHIR SEMESTER PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN PENDIDIKAN PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR

UJIAN AKHIR SEMESTER PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN PENDIDIKAN PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR UJIAN AKHIR SEMESTER PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN PENDIDIKAN PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR Disusun oleh : Atha Azaria Dhera Callista 1300005012 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Lebih terperinci

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah sebagai Pusat Sumber Belajar bagi Siswa

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah sebagai Pusat Sumber Belajar bagi Siswa Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah sebagai Pusat Sumber Belajar bagi Siswa Dosen Pengampu : Nanik Arkiyah, M.IP Oleh : Novie Arista 1300005306/ 7A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN MUATAN LOKAL KABUPATEN BANJARNEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya perkembangan IPTEK pada era globalisasi sekarang ini membuat dunia terasa semakin sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan sangat mudah.

Lebih terperinci

Jurusan Pendidikan Luar Sekolah FIP Universitas Negeri Padang

Jurusan Pendidikan Luar Sekolah FIP Universitas Negeri Padang KEGIATAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) SUMBER ILMU RUANG PUBLIK BINAAN SKB DI KOTA PAYAKUMBUH Mona Sari Jurusan Pendidikan Luar Sekolah FIP Universitas Negeri Padang Email : monasari_51@yahoo.co.id Abstract

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN SEKOLAH DASAR/ MADRASAH IBTIDAIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi seorang anak untuk mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan anak untuk menerjemahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai perencanaan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai perencanaan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha atau kegiatan yang disengaja untuk membantu, membina, dan mengarahkan manusia mengembangkan segala kemampuannya yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, berketerampilan, dan berakhlak mulia. hubungan ini tepat sekali ajaran agama Islam yang menjunjung tinggi ilmu

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, berketerampilan, dan berakhlak mulia. hubungan ini tepat sekali ajaran agama Islam yang menjunjung tinggi ilmu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu kemajuan bangsa dan negara. Pendidikan berusaha untuk membentuk manusia yang berilmu pengetahuan, berketerampilan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gairah, keinginan. Jadi harus ada sesuatu yang ditimbulkan, baik dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gairah, keinginan. Jadi harus ada sesuatu yang ditimbulkan, baik dari BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Minat Membaca 1. Pengertian Minat Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2001: 744), kata minat memiliki arti kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TULUNGAGUNG, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PERPUSTAKAAN DAN MINAT BACA SISWA. Saroni

PERPUSTAKAAN DAN MINAT BACA SISWA. Saroni PERPUSTAKAAN DAN MINAT BACA SISWA Saroni e-mail: inorasironi@yahoo.co.id Abstrak Anak merupakan investasi yang paling berharga bagi setiap orang tua. Karena dengan hadirnya seorang anak akan menimbulkan

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI 1 BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

SISTEM PELAYANAN SIRKULASI PADA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

SISTEM PELAYANAN SIRKULASI PADA PERPUSTAKAAN SEKOLAH SISTEM PELAYANAN SIRKULASI PADA PERPUSTAKAAN SEKOLAH Disampaikan pada : Pelatihan Pengelolaan dan Pengembangan Perpustakaan Sekolah se Wilayah Gugus Tugas SDN Tunggulwulung Kecamatan Lowokwaru Malang Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang teratur dan berkelanjutan yang diperlukan untuk menunjang proses

BAB I PENDAHULUAN. yang teratur dan berkelanjutan yang diperlukan untuk menunjang proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan BAB VII Pasal 42 ayat 2 dinyatakan bahwa dalam setiap satuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior Peningkatan kualitas hidup suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya, hal tersebut dapat dikembangkan melalui pendidikan. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perpustakaan merupakan tempat untuk untuk menyimpan dan memberikan sebuah informasi kepada pemustaka. Selanjutnya informasi tersebut

Lebih terperinci

2015 KONTRIBUSI KEBIJAKAN PENGADAAN KOLEKSI SIRKULASI TERHADAP PENINGKATAN FREKUENSI PEMINJAMAN BAHAN PUSTAKA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

2015 KONTRIBUSI KEBIJAKAN PENGADAAN KOLEKSI SIRKULASI TERHADAP PENINGKATAN FREKUENSI PEMINJAMAN BAHAN PUSTAKA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Perpustakaan merupakan sumber informasi bagi seluruh masyarakat harus dapat mengelola informasi sebaik-baiknya, apalagi dengan meledaknya perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

RENDAHNYA MINAT BACA SISWA MASA KINI

RENDAHNYA MINAT BACA SISWA MASA KINI MAKALAH BAHASA INDONESIA RENDAHNYA MINAT BACA SISWA MASA KINI Oleh : Ita Sulistia Ningsih Nurlita Amril Zain MADRASAH ALIYAH AL-ISHLAH BUNGAH GRESIK Tahun Pelajaran 2014/2015 i Kata Pengantar Puji syukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Untuk mencapai keberhasilan di Perguruan Tinggi, perlu didukung

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Untuk mencapai keberhasilan di Perguruan Tinggi, perlu didukung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan yang melaksanakan kegiatan belajar dan pengajaran pendidikan dituntut untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan, dan pendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada lembaga pendidikan khususnya pada tingkat pendidikan menengah

BAB I PENDAHULUAN. pada lembaga pendidikan khususnya pada tingkat pendidikan menengah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan perpustakaan dilingkungan sekolah kurang mendapat perhatian. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya pertumbuhan perpustakaan pada lembaga pendidikan

Lebih terperinci

MENUMBUHKAN MINAT BACA SISWA MELALUI PERPUSTAKAAN

MENUMBUHKAN MINAT BACA SISWA MELALUI PERPUSTAKAAN MENUMBUHKAN MINAT BACA SISWA MELALUI PERPUSTAKAAN Sri Yatun MTsN Prambanan Klaten ABSTRAK Minat membaca berpengaruh besar terhadap kesuksesan anak (siswa) sehingga perlu ditanamkan sejak dini. Perpustakaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana. diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana. diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, perpustakaan sebagai

Lebih terperinci

MANFAAT PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR DI SEKOLAH DASAR BAGI KECERDASAN ANAK. Dosen Pembimbing : Nanik Arkiyah,M.Ip

MANFAAT PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR DI SEKOLAH DASAR BAGI KECERDASAN ANAK. Dosen Pembimbing : Nanik Arkiyah,M.Ip MANFAAT PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR DI SEKOLAH DASAR BAGI KECERDASAN ANAK Dosen Pembimbing : Nanik Arkiyah,M.Ip Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Informasi yang dibutuhkan manusia begitu banyak dan tidak dapat dipisahkan dari keseharian kehidupan. Akan tetapi, pada kenyataannya, tidak semua masyarakat di Indonesia

Lebih terperinci

Perpustakaan umum kabupaten/kota

Perpustakaan umum kabupaten/kota Standar Nasional Indonesia Perpustakaan umum kabupaten/kota ICS 01.140.20 Badan Standardisasi Nasional Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau seluruh isi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi mempercepat modernisasi dalam segala bidang,

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi mempercepat modernisasi dalam segala bidang, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan titik tolak perwujudan generasi muda untuk siap bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG PENDIDIKAN BERBASIS KAWASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI

Lebih terperinci

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE, Menimbang: a. bahwa perpustakaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab V ini peneliti akan menyimpulkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti berdasarkan hasil dari semua instrumen penelitian, diantaranya meliputi hasil observasi,

Lebih terperinci

2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS PADA IBU-IBU AISYIYAH MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PARTISIPATIF BERORIENTASI KECAKAPAN HIDUP

2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS PADA IBU-IBU AISYIYAH MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PARTISIPATIF BERORIENTASI KECAKAPAN HIDUP 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan diyakini sebagai salah satu institusi yang memiliki peran sentral dan strategis dalam proses transformasi sosial serta pemberdayaan insani,

Lebih terperinci

BAB I. Karena pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa. Pendidikan

BAB I. Karena pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman modern sekarang, pendidikan merupakan sesuatu yang penting. Karena pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa. Pendidikan sekarang telah

Lebih terperinci

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEEBAGAI SUMBER BELAJAR

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEEBAGAI SUMBER BELAJAR PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEEBAGAI SUMBER BELAJAR PENYUSUN NOVI TESTA PAMUNGKAS 1300005017 VII A PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA Kata Pengantar Dengan menyebut

Lebih terperinci

INOVASI PERPUSTAKAAN BERBASIS TEKNOLOGI UNTUK LAYANAN INFORMASI, PENELITIAN DAN REKREASI DI STMIK AKAKOM YOGYAKARTA

INOVASI PERPUSTAKAAN BERBASIS TEKNOLOGI UNTUK LAYANAN INFORMASI, PENELITIAN DAN REKREASI DI STMIK AKAKOM YOGYAKARTA INOVASI PERPUSTAKAAN BERBASIS TEKNOLOGI UNTUK LAYANAN INFORMASI, PENELITIAN DAN REKREASI DI STMIK AKAKOM YOGYAKARTA Muhammad Abdullah Al Muwahhid, 135410025 A. LATAR BELAKANG Berdasarkan undang undang

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK BERDASARKAN MINAT ANAK (Studi Kasus di TK Negeri Pembina Surakarta) T E S I S.

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK BERDASARKAN MINAT ANAK (Studi Kasus di TK Negeri Pembina Surakarta) T E S I S. PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK BERDASARKAN MINAT ANAK (Studi Kasus di TK Negeri Pembina Surakarta) T E S I S Oleh: ARI YUDANI NIM : Q 100 070 620 Program Studi : Magister Manajemen Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Maslah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Maslah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Maslah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM MENDUKUNG PROSES BELAJAR MENGAJAR

PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM MENDUKUNG PROSES BELAJAR MENGAJAR PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM MENDUKUNG PROSES BELAJAR MENGAJAR Oleh Ishak, S.S, M.Hum PROGRAM STUDI ILMU PEPRUSTAKAAN FAKULTAS SASTRA USU MEDAN, 2008 Ishak : Pemanfaatan Sumber Daya

Lebih terperinci

IKATAN MAHASISWA PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH INDONESIA (IMADIKLUS INDONESIA)

IKATAN MAHASISWA PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH INDONESIA (IMADIKLUS INDONESIA) PENDAHULUAN Aksara merupakan sistem penulisan suatu bahasa dengan menggunakan tanda-tanda simbol, bukan hanya sebagai huruf atau rangkaian abjad. Aksara merupakan suatu sarana yang menghantar cakrawala

Lebih terperinci