BAB II KAJIAN TEORITIS. penyediaan sarana perpustakaan di tempat-tempat umum yang mudah dijangkau

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN TEORITIS. penyediaan sarana perpustakaan di tempat-tempat umum yang mudah dijangkau"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1. Pemanfaatan Taman Bacaan Masyarakat Pembudayaan kegemaran membaca pada masyarakat dilakukan melalui penyediaan sarana perpustakaan di tempat-tempat umum yang mudah dijangkau dan bermutu. Salah satu pelayanan perpustakaan kepada masyarakat umum adalah melalui penyelenggaraan Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Sutarno (2008, 127) menyatakan bahwa: Bila didasarkan urutan pada kepentingan, fungsi utama TBM adalah pelayanan pelanggan pada ketersediaan bahan pustaka yang dibutuhkan oleh masyarakat pengguna. Taman Bacaan Masyarakat (TBM) lebih tepat disebut fasilitas membaca yang berada di tengah-tengah komunitas (Community Based Library) dan dikelola secara sederhana, swakarsa, swadana, dan swasembada oleh masyarakat. TBM memiliki peran besar dalam upaya meningkatkan kecerdasan masyarakat serta sekaligus kualitas manusia pada umumnya. TBM diharapkan akan memberikan motivasi bagi masyarakat agar gemar membaca dan gemar belajar untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk pengembangan diri dalam bekerja ataupun usaha mandiri. Karena pendidikan merupakan salah satu pilar terpenting dalam meningkatkan kualitas manusia, dan perpustakaan sebagai inti dari setiap program pendidikan, pengajaran, penelitian sangat membutuhkan tangan-tangan yang professional agar perpustakaan dapat difungsikan secara optimal. Apalagi perpustakaan merupakan salah satu sarana pelestari budaya bangsa dan mempunyai fungsi sebagai sumber informasi ilmu 5

2 pengetahuan, teknologi dan kebudayaan bangsa dan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional. Pada prinsipnya pengertian Taman Bacaan Masyarakat hampir sama dengan pengertian perpustakaan pada umumnya. Karena kegiatan utama TBM juga adalah mengumpulkan, mengolah, dan menyebarluaskan berbagai macam informasi yang berguna bagi masyarakat, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di sekitar TBM tersebut. Pengertian Taman Bacaan menurut pendapat beberapa ahli yaitu : Dalam Buku Pedoman Penyelenggaraan Taman Bacaan Masyarakat (2006, 9) dinyatakan bahwa: bahwa: Taman Bacaan Masyarakat adalah sebuah tempat/wadah yang didirikan dan dikelola baik masyarakat maupun pemerintah untuk memberikan akses layanan bahan bacaan bagi masyarakat sekitar sebagai sarana pembelajaran seumur hidup dalam rangka peningkatan kualitas hidup masyarakat di sekitar TBM. Sedangkan menurut Sutarsono (2006, 19) menyatakan bahwa: Taman Bacaan Masyarakat mempunyai tanggungjawab, wewenang, dan hak masyarakat setempat dalam membangunnya, mengelola dan mengembangkannya. Dalam hal ini perlu dikembangkan rasa untuk ikut memiliki (sense of belonging), ikut bertanggungjawab (sense of responsibility), dan ikut memelihara (meluhangrukebi). Pendapat lain dikemukakan oleh Amrin (2011, 4) yang menyatakan Taman Bacaan Masyarakat adalah sebuah lembaga atau unit layanan berbagai kebutuhan bahan bacaan yang dibutuhkan dan berguna bagi setiap orang per orang atau sekelompok masyarakat di desa atau wilayah TBM berada dalam rangka meningkatkan minat baca dan mewujudkan masyarakat berbudaya baca. 6

3 Dari penjelasan beberapa ahli di atas dapat diketahui bahwa Taman Bacaan Masyarakat adalah lembaga atau unit layanan yang menyediakan bahan bacaan untuk sekelompok masyarakat di suatu wilayah dalam rangka meningkatkan minat baca masyarakat. Pemanfaatan TBM yang dilakukan masyarakat dapat dijadikan sebagai sumber belajar untuk menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman belajar. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005, 771) dinyatakan bahwa pemanfaatan adalah suatu proses, cara, atau perbuatan dalam memanfaatkan suatu benda atau objek. Menurut Hapsari (2009, 39), pemanfaatan Taman Bacaan Masyarakat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: 1. Minat Masyarakat Faktor minat masyarakat sangat menentukan terhadap pemanfaatan TBM. Dengan adanya minat masyarakat terutama dalam membaca buku yang tersedia di TBM, maka TBM dapat membantu kebutuhan informasi pada masyarakat. 2. Tenaga Pengelola Untuk membuat TBM bermanfaat sesuai dengan tugas, fungsi dan tujuannya, maka pengelola harus menyadari akan kepentingan dan kedudukan TBM bagi masyarakat, memahami kebutuhan informasi masyarakat dan menguasai kegiatan pekerjaan pada TBM. 3. Koleksi TBM Pengadaan koleksi pada TBM harus disesuaikan dengan kebutuhan informasi masyarakat pengguna TBM. 4. Fasilitas dan Layanan TBM Fasilitas TBM merupakan segala perkakas yang digunakan dalam penyelenggaraan TBM selain buku-buku dan bahan pustaka. Fasilitas ini meliputi rak buku, lemari/kabinet katalog, meja baca dan perlengkapan lainnya yang dapat digunakan oleh masyarakat pengguna. TBM dapat memberikan layanan yang baik dan menjadikan TBM bersifat aktif dengan mengadakan beberapa kegiatan seperti kelompok baca, bedah buku, storytelling dan berbagai macam perlombaan. 5. Promosi TBM Promosi TBM dapat mendorong masyarakat untuk memanfaatkan jasa layanan yang tersedia pada TBM. 7

4 Dapat dipahami bahwa pemanfaatan taman bacaan merupakan suatu cara atau proses dalam memanfaatkan taman bacaan oleh masyarakat pengguna. Pemanfaatan taman bacaan berkaitan dengan layanan dan fasilitas yang tersedia di taman bacaan dan dapat digunakan oleh pengguna seperti koleksi, ruang baca, dan kegiatan yang diadakan oleh pengelola TBM Tujuan dan Manfaat Taman Bacaan Masyarakat Dalam pengelompokkan perpustakaan, taman bacaan masyarakat tergolong dalam perpustakaan umum. Taman bacaan menyediakan akses yang tidak terbatas dan layanan gratis kepada masyarakat di daerah atau wilayah tertentu. Dalam Buku Pedoman Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat (2006, 1), tujuan taman bacaan masyarakat adalah: 1. Membangkitkan dan meningkatkan minat baca masyarakat sehingga tercipta masyarakat yang cerdas dan selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 2. Menjadi sebuah wadah kegiatan belajar masyarakat. 3. Mendukung peningkatan kemampuan masyarakat dalam membaca dan menulis. 4. Pemberantasan buta aksara sehingga tidak menjadi buta aksara. Sedangkan menurut Murniaty (2012, 4), tujuan pendirian taman bacaan masyarakat adalah: a. Menyediakan berbagai sumber bahan bacaan yang sesuai dan berguna bagi warga masyarakat umum di sekitar TBM dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan minat baca masyarakat. b. Menggerakkan dan mendorong masyarakat sekitar TBM agar mau berkunjung dan memanfaatkan TBM. c. Memberi fasilitas bagi masyarakat di sekitar TBM untuk dapat melakukan berbagai aktivitas seperti berbagai lomba yang berbasis membaca guna meransang dan mendorong masyarakat mempunyai minat baca dan meningkatkan kemampuan membaca. 8

5 d. Menyediakan tempat hiburan segar bagi masyarakat di sekitar TBM yang sekaligus tempat menambah wawasan, pengetahuan dan keterampilan. e. Memotivasi masyarakat untuk meningkatkan kepedulian terhadap program pemerintah dalam bidang pendidikan non formal dan peran serta masyarakat dalam pembagunan wilayahnya. Untuk meningkatkan kualitas TBM dalam rangka merealisasikan masyarakat budaya baca, TBM juga mempunyai manfaat dalam mengembangkan budaya baca masyarakat demi tercapainya masyarakat berbudaya baca yang berpengalaman, kritis, beradab, maju dan mandiri. Pendirian suatu Taman Bacaan Masyarakat di tengah-tengah masyarakat tentunya mempunyai banyak manfaat bagi masyarakat di sekitar taman bacaan khususnya dan bagi seluruh masyarakat pada umumnya. Adapun manfaat-manfaat dari pendirian Taman Bacaan Masyarakat tersebut antara lain: 1. Menambah wawasan, pengetahuan dan keterampilan masyarakat. 2. Dapat meningkatkan minat, kecintaan, kegemaran dan kemampuan membaca masyarakat sekitar, menunjang pendidikan masyarakat, pekerjaan dan segala aktivitas masyarakat di sekitar TBM. 3. Dapat menggerakkan dan menumbuhkembangkan minat baca khususnya warga belajar program pendidikan keaksaraan dan Pendidikan Luar Sekolah lainnya serta masyarakat umum sekitar TBM. 4. Menumbuhkan kegiatan belajar mandiri. 5. Membantu pengembangan kecakapan mandiri. 6. Menambah wawasan tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). 7. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat. (Murniaty 2012, 4) Sedangkan dalam Buku Pedoman Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat (2006, 1), manfaat taman bacaan masyarakat adalah : 1. Menumbuhkan minat, kecintaan dan kegemaran membaca. 2. Memperkaya pengalaman belajar bagi warga. 3. Menumbuhkan kegiatan belajar mandiri. 4. Mempercepat proses penguasaan teknik membaca. 5. Membantu pengembangan kecakapan membaca. 9

6 6. Menambah wawasan tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 7. Melatih tanggungjawab melalui ketaatan terhadap aturan-aturan yang ditetapkan. 8. Membantu kelancaran penyelesaian tugas. Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa manfaat taman bacaan masyarakat adalah menumbuhkan minat baca dan kecintaan membaca untuk memperkaya pengalaman belajar bagi warga dan menambah wawasan tentang ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain memberikan kemudahan mendapatkan bahan bacaan yang dibutuhkan masyarakat, TBM juga melakukan berbagai kegiatan untuk menumbuhkembangkan minat dan kegemaran membaca Fungsi Taman Bacaan Masyarakat Dalam memenuhi peranannya sebagai sumber belajar yang dapat memfasilitasi pembelajaran seumur hidup, TBM mempunyai fungsi sebagai tempat belajar dan mencari informasi yang dibutuhkan masyarakat, baik mengenai masalah yang langsung berhubungan dengan masalah pendidikan maupun tidak berhubungan dengan pendidikan. Dalam Buku Pedoman Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat (2006, 2), fungsi taman bacaan masyarakat adalah: 1. Sarana pembelajaran bagi masyarakat untuk belajar mandiri, dan sebagai penunjang kurikulum program Pendidikan Luar Sekolah, khususnya program keaksaraan. 2. Sumber informasi yang bersumber dari buku dan bahan bacaan lainnya yang sesuai dengan kebutuhan warga belajar dan masyarakat setempat. 3. Sumber penelitian dengan menyediakan buku-buku dan bahan bacaan lainnya dalam studi kepustakaan. 4. Sumber rujukan yang menyediakan bahan referensi bagi pembelajaran dan kegiatan akademik lainnya. 10

7 5. Sumber hiburan (rekreatif) yang menyediakan bahan-bahan bacaan yang sifatnya rekreatif untuk memanfaatkan waktu senggang untuk memperoleh pengetahuan/informasi baru yang menarik dan bermanfaat. Sedangkan fungsi Taman Bacaan Masyarakat menurut Kalida (2012, 2) yaitu: 1. Taman bacaan sebagai sumber belajar bagi masyarakat melalui program pendidikan nonformal dan informal. 2. Tempat yang memiliki sifat rekreatif melalui bahan bacaan. 3. Memperkaya pengalaman belajar masyarakat, latihan tanggungjawab melalui ketaatan terhadap aturan-aturan yang ditetapkan, dan tempat pengembangan life skill. Dalam Buku Petunjuk Teknis Pengajuan dan Pengelolaan Bantuan Penyelenggaraan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Rintisan (2011, 8), fungsi taman bacaan masyarakat adalah: 1. Sebagai sumber belajar TBM dengan menyediakan bahan bacaan utamanya buku merupakan sumber belajar yang dapat mendukung masyarakat pembelajar, seperti buku pengetahuan untuk membuka wawasan, buku keterampilan praktis yang bisa dipraktekkan setelah membaca. 2. Sebagai sumber informasi TBM dengan menyediakan bahan bacaan berupa koran, tabloid, referensi, booklet-leaflet, dan akses internet yang dapat dipergunakan masyarakat untuk mencari berbagai informasi. 3. Sebagai sarana rekreasi dan edukasi Dengan adanya buku-buku fiksi yang disediakan memberikan hiburan yang mendidik dan menyenangkan. Dari uraian di atas TBM menjalankan beberapa fungsi. Fungsi tersebut terdiri dari fungsi pembelajaran, hiburan dan informasi. Ada banyak nama yang digunakan TBM, misalnya rumah baca, pondok baca, perahu baca, warung baca, namun pada hakikatnya semua lembaga atau organisasi tersebut melakukan fungsi yang sama dengan TBM. 11

8 Peran Taman Bacaan Masyarakat Peran taman bacaan masyarakat merupakan bagian dari tugas pokok yang harus dijalankan. Peranan tersebut menentukan dan mempengaruhi dalam pencapaian visi dan misi taman bacaan tersebut. Setiap taman bacaan akan mempunyai makna apabila dapat menjalankan peranannya dengan baik, karena peranan tersebut berhubungan dengan keberadaan, tugas dan fungsinya. Dalam upaya meningkatkan minat dan budaya baca, taman bacaan memiliki peran sebagai: Menurut Hamid (2010, 81), peran taman bacaan masyarakat adalah: 1. Taman bacaan masyarakat berperan sebagai tempat informasi. Taman bacaan harus menjadi tempat layanan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat melalui media bacaan yang tersedia. Taman bacaan harus mampu menyediakan berbagai jenis media seperti buku, audio, audiovisual, booklet, atau bahan bacaan praktis lainnya. 2. Taman bacaan masyarakat berperan sebagai tempat untuk memperluas wawasan dan pengetahuan. Taman bacaan dapat dijadikan sebagai tempat kegiatan belajar bagi masyarakat. Untuk itu taman bacaan harus menyediakan bahan bacaan ringan atau pengetahuan umum, dan bahan bacaan ilmu pengetahuan praktis (yang bersifat aplikatif). 3. Taman bacaan masyarakat berperan sebagai tempat hiburan edukatif. Taman bacaan harus bisa membuat masyarakat merasa tertarik dan nyaman untuk berkunjung maupun belajar. Oleh karena itu, taman bacaan juga menyediakan bahan bacaan yang bersifat menghibur seperti buku cerita, novel, komik, dan sebagainya. 4. Taman bacaan masyarakat berperan sebagai pembinaan watak dan moral. Taman bacaan dapat menjadi tempat pembinaan watak dan moral apabila tersedia bahan bacaan yang terkait dengan ilmu dan pengetahuan tentang psikologis, agama, sejarah, otobiografi tokoh dan pengalaman hidup seseorang. 5. Taman bacaan masyarakat berperan tempat keterampilan. Untuk memfasilitasi masyarakat yang akan belajar keterampilan, taman bacaan perlu menyediakan bahan bacaan baik berbagai keterampilan yang bersifat praktis seperti pertanian, peternakan, elektronika dan sebagainya. 12

9 Sedangkan menurut Sutarno (2006, 68), peranan yang dapat dijalankan taman bacaan masyarakat antara lain: 1. Secara umum taman bacaan masyarakat merupakan sumber informasi, pendidikan, penelitian, preservasi dan pelestarian khasanah budaya bangsa serta tempat rekreasi sehat, murah dan bermanfaat. 2. Mempunyai peranan media atau jembatan yang berfungsi menghubungkan antara sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang terkandung di dalam koleksi yang dimiliki. 3. Mempunyai peranan sebagai sarana untuk menjalin dan mengembangkan komunikasi antara sesama pemakai, dan antara penyelenggara taman bacaan dengan masyarakat yang dilayani. 4. Dapat berperan sebagai lembaga untuk mengembangkan minat baca, kegemaran membaca, kebiasaan membaca, dan budaya membaca, melalui penyedia berbagai bahan bacaan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat. 5. Berperan aktif sebagai fasilitator, mediator, motivator bagi mereka yang ingin mencari, memanfaatkan, mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalamannya. 6. Merupakan agen perubahan, agen pembangunan, dan agen kebudayaan manusia. 7. Berperan sebagai lembaga pendidikan nonformal bagi anggota masyarakat dan pengunjung taman bacaan masyarakat. Mereka dapat belajar secara mandiri (otodidak), melakukan penelitian, menggali, memanfaatkan dan mengembangkan sumber informasi dan ilmu pengetahuan. 8. Petugas taman bacaan masyarakat dapat berperan sebagai pembimbing dan memberikan konsultasi kepada pengguna (user education), dan pembinaan serta menanamkan pemahaman tentang pentingnya taman bacaan bagi orang banyak. 9. Menghimpun dan melestarikan koleksi bahan pustaka agar tetap dalam keadaan baik semua karya manusia yang tidak terniali harganya. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa taman bacaan masyarakat berperan sebagai sumber informasi yang sangat penting bagi masyarakat dan sebagai sarana untuk membangun komunitas antara sesama pengguna taman bacaan masyarakat. Taman bacaan masyarakat juga berperan sebagai tempat pembinaan moral dan watak, serta keterampilan masyarakat. 13

10 Koleksi Taman Bacaan Masyarakat Koleksi taman bacaan masyarakat yang memadai, baik jumlah, jenis dan mutunya, yang tersusun rapi, dengan sistem pengolahan serta kemudahan akses atau temu kembali informasi, merupakan salah satu kunci keberhasilan TBM. Oleh karena itu taman bacaan perlu memiliki koleksi bahan pustaka yang relatif lengkap sesuai visi, misi, perencanaan, strategis, kebijakan, dan tujuan. Koleksi TBM yang baik adalah koleksi yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan pengguna. Kekuatan koleksi pustaka ini merupakan daya tarik bagi pemakai, sehingga banyak dan lengkap koleksi bahan pustaka yang dibaca dan dipinjam, akan semakin ramai pengunjung TBM dan makin tinggi intensitas sirkulasi buku. Akhirnya makin besar pula proses transfer informasi (transfer of information) dan taman bacaan berfungsi sebagai media atau alat serta jembatan perantara antara sumber informasi dengan masyarakat pemakai. Dalam Buku Pedoman Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat (2006, 04) dinyatakan bahwa: Jumlah koleksi TBM minimal 300 judul, terdiri atas buku, majalah, surat kabar, leaflet, dan bahan aodio visual. Dalam rangka pengembangan dan pembinaan minat baca masyarakat maka diharapkan koleksi terbesar dari 1 (satu) unit TBM adalah 40% bahan bacaan hiburan, 30% ilmu pengetahuan praktis, sedang sisanya 30% adalah ilmu-ilmu lainnya seperti agama, politik, kesenian, hukum, pendidikan, (disesuaikan dengan kondisi lingkungan setempat). Sedangkan Amrin (2011, 17) menyatakan bahwa: Koleksi pada taman bacaan masyarakat harusnya disesuaikan dengan kebutuhan warga setempat, misalnya masyarakat yang ada di daerah pertanian sawah, kebutuhan sarana bacanya adalah berbeda dengan masyarakat yang ada di daerah perkebunan kelapa sawit. Atau masyarakat yang ada di pegunungan dengan masyarakat di pantai atau masyarakat 14

11 yang tinggal diperkotaan akan sangat berbeda dengan kebutuhan sarana bacaannya. Sehubungan di atas Sutarno (2006: 82) menyatakan bahwa: Koleksi suatu perpustakaan atau taman bacaan mencakup jenis bahan pustaka tercetak seperti: buku, majalah, surat kabar, bahan pustaka terekam dan elektronik seperti kaset, video, piringan (disk), film-film strip, dan koleksi bentuk tertentu, seperti lukisan, insektarium, alat peraga, globe, foto dan lain-lain. Koleksi taman bacaan mencakup bahan pustaka dengan informasi yang terkandung sesuai dengan kebutuhan informasi masyarakat, serta dapat dibaca, didengar dan dimengerti oleh masyarakat penggunanya. Koleksi yang terdapat pada taman bacaan berupa buku, terbitan berseri dan bahan-bahan non buku. Koleksi tersebut diatur dan ditata secara sistematis, sehingga informasi yang terdapat dalam koleksi tersebut dapat dengan mudah ditemukan oleh pengguna Layanan pada Taman Bacaan Masyarakat Taman Bacaan Masyarakat dikatakan baik apabila dapat memberikan pelayanan yang memuaskan kepada pengunjung. Kepuasan pemakai dapat dilihat dari seberapa jauh taman bacaan masyarakat menyediakan berbagai jenis koleksi yang dibutuhkan oleh para pemakainya. Keberhasilan TBM dalam melayani masyarakat penggunanya antara lain terlihat dari berapa banyak orang yang memanfaatkan TBM setiap hari dan seberapa jauh TBM menyediakan berbagai jenis koleksi bacaan yang dibutuhkan pengguna. Dalam Buku Pedoman Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat (2006, 17) Layanan TBM yang dibutuhkan masyarakatnya adalah: 15

12 1. Suasana TBM Ruang TBM hendaknya dapat menyenangkan pengunjung. Oleh karena itu harus diatur agar tetap bersih, sejuk, tentram, rapi dan aman juga termasuk pengaturan bahan pustaka dan peralatan/perlengkapan lainnya sehingga pengunjung merasa senang berada di ruang TBM. 2. Tenaga Pelayanan Tenaga pelayanan TBM sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Memiliki pengetahuan dasar tentang pengelolaan TBM. b. Memiliki kemauan dan kemampuan untuk melayani orang dengan ramah, sopan, teliti, tekun dan senang membaca. c. Berpenampilan menyenangkan sehingga orang tidak segan bertanya atau meminta pertolongan. d. Pandai bergaul sehingga orang merasakan dekat dan diperhatikan. 3. Sistem Layanan TBM TBM menggunakan sistem layanan terbuka sehingga pengunjung/pengguna dapat masuk ke ruang baca untuk memilih dan mengambil bahan bacaan sendiri di rak, atau dapat pula minta bantuan dari petugas. Mereka menggunakan sarana/tempat baca dengan bebas. 4. Jenis Kegiatan Pelayanan a. Layanan membaca, yaitu memanfaatkan bahan bacaan seperti buku, majalah, surat kabar dan lain-lain untuk membaca di ruang baca. b. Peraturan sirkulasi (peminjaman) yaitu peminjaman buku untuk dibawa ke rumah atau di luar ruangan TBM. Pengguna yang boleh meminjam buku hanyalah anggota yang telah terdaftar. Sistem layanan di TBM adalah sistem layanan terbuka, sehingga pengunjung dapat masuk ke ruang baca untuk memilih dan mengambil bahan bacaan sendiri dari rak, atau dapat pula meminta bantuan kepada petugas. Pembaca juga dapat menggunakan tempat baca secara bebas untuk membaca. yaitu: Menurut Murniaty (2012, 14), jenis pelayanan di TBM ada dua macam, 1. Layanan membaca Layanan membaca yaitu memanfaatkan bahan bacaan seperti buku, majalah, surat kabar dan lain-lain untuk membaca di ruang baca. 2. Layanan sirkulasi Layanan sirkulasi atau peminjaman adalah peminjaman buku untuk di bawa ke rumah atau di luar ruangan TBM. 16

13 Taman Bacaan Masyarakat (TBM) harus mampu memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat, dimana TBM berfungsi untuk membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan informasi. Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan pada TBM penting bagi masyarakat untuk mengembangkan kreativitas dan meningkatkan minat baca. Pelayanan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) adalah kegiatan usaha pemakaian dan pemanfaatan atau pendayagunaan bahan bacaan oleh masyarakat. Taman Bacaan Masyarakat harus mengusahakan agar seluruh bahan bacaan yang ada di TBM untuk dibaca, dimanfaatkan atau didayagunakan sebanyak mungkin oleh masyarakat. Layanan kepada masyarakat ini dapat dikatakan berhasil apabila koleksi yang tersedia banyak dimanfaatkan dan dibaca oleh masyarakat. (Kementrian Pendidikan Nasional, 2011, 1) TBM yang baik adalah TBM yang dapat memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pengguna. Keberhasilan TBM dalam melayani masyarakat penggunanya dapat terlihat dari jumlah orang yang memanfaatkan TBM setiap hari dan seberapa jauh TBM menyediakan berbagai jenis koleksi bacaan yang dibutuhkan pengguna. Untuk itu, ruang TBM harus nyaman bagi pembaca, keadaannya harus bersih, sejuk, rapid an aman Pengelola Taman Bacaan Masyarakat Pendidikan keaksaraan sangat berhubungan dengan TBM agar warga buta aksara yang sudah melek aksara tidak buta kembali dengan adanya TBM ini, sehingga diharapkan dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan warga sesuai dengan minat dan kebutuhan setempat. Sedangkan program TBM belum dapat dikatakan berhasil apabila kemampuan, keterampilan dan kinerja pengelola belum memadai untuk mengelola Taman Bacaan 17

14 Masyarakat, sehingga bagi para Pengelola TBM agar dapat mengikuti pelatihan yang berhubungan dengan penyelenggaraan TBM sebelum melaksanakan tugasnya. Dalam Buku Pedoman Pengelolahan Taman Bacaan Masyarakat (2006, 23) dinyatakan bahwa Pengelola Taman Bacaan Masyarakat harus memiliki: a. Pengelola TBM yang diselenggarakan oleh masyarakat harus memiliki sikap peduli tanpa pamrih (relawan) untuk membantu melayani bahan bacaan dan pembimbing masyarakat membaca, berbeda dengan TBM yang dikelola oleh pemerintah. b. Pengelola diutamakan berlatar pendidikan bidang komunikas atau pendidikan yang memahami berbagai bahan bacaan serta responsif gender dan berkomitmen untuk mengembangkan minat baca masyarakat. c. Pengelola TBM diutamakan memiliki usaha ekonomi ditempat TBM, misalnya warung kopi, wartel, counter HP, dan lain-lain. Sedangkan menurut Murniaty (2012, 7) bahwa: Sumber Daya Manusia (SDM) pengelola TBM harus seorang yang memiliki kualifikasi, kompetensi dan dedikasi yang tinggi serta memiliki kemampuan teknis dalam mengelola dan melaksanakan layanan kepustakaan kepada masyarakat. Kualifikasi dan kompetensi pengelola TBM harus disesuaikan dengan kebutuhan dan juga ketersediaan tenaga pengelola. Selain tenaga pengelola, TBM juga dapat memberdayakan masyarakat, anak-anak muda, atau mahasiswa sebagai relawan. Untuk meningkatkan kompetensi, wawasan, pengetahuan dan keterampilan, maka setiap pengelola TBM dapat mengikuti pendidikan dan pelatihan yang terkait dengan pengelolaan TBM, mengikuti seminar, atau kunjungan ke TBM lain. Menurut Ernawati (2010, 71) syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pengelola di bidang pelayanan informasi di TBM antara lain: 1. Memiliki pengetahuan dasar tentang pengelolaan TBM. 2. Memiliki kemauan, dedikasi dan kemampuan untuk melayani orang dengan ramah, sopan, teliti, tekun dan senang membaca. 18

15 3. Berpenampilan menyenangkan sehingga orang tidak segan bertanya atau minta pertolongan. 4. Pandai bergaul sehingga orang merasa dekat dan diperhatikan. Untuk mewujudkan peran TBM tersebut maka pengelola mempunyai tugas agar tercapainya masyarakat yang terampil dan menumbuhkembangkan minat baca terhadap masyarakat. Dalam Buku Pedoman Pengelolahan Taman Bacaan Masyarakat (2006, 24) dinyatakan bahwa tugas-tugas pengelola TBM adalah: a. Melakukan sosialisasi promosi bahan bacaan yang ada di TBM bagi masyarakat sekitar dan keberadaan TBM itu sendiri. b. Melakukan kajian sederhana untuk mendapatkan data profil masyarakat yang akan dilayani sehingga jenis bahan bacaan yang disediakan sesuai dengan kebutuhan bahan bacaan masyarakat. Untuk itu pengelola TBM perlu memiliki katalog dari seluruh penerbit untuk memudahkan penelusuran dan pemesanan bahan bacaan yang diperlukan. c. Memberi layanan membaca, meminjam, melakukan berbagai aktifitas untuk meningkatkan kemampuan membaca, merangsang minat baca dan lain-lain. d. Mengumpulkan bahan bacaan (buku, leaflet, booklet, dan lain-lain) dari para donatur bahan bacaan baik masyarakat perorangan maupun lembaga dan juga dari lembaga pemerintah maupun swasta baik dari pusat maupun daerah. Sehingga bahan bacaan selalu kaya dan bervariasi, tidak membosankan tetapi selalu berbasis kebutuhan masyarakat setempat. e. Memberi layanan (jam buka TBM) secara optimal setiap hari sejak pagi sampai malam agar masyarakat yang tidak sempat berkunjung ke TBM pagi hari akibat kesibukan dapat dikunjungi malam hari. f. Menata bahan bacaan di ruang display bahan bacaan. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pengelola TBM harus memiliki sikap peduli dan tanpa pamrih untuk melayani dan membimbing masyarakat dengan latar belakang pendidikan bidang komunikasi agar dapat mengembangkan minat baca masyarakat, serta memiliki usaha ekonomi ditempat dimana TBM tersebut didirikan sehingga memberi kenyamanan pada pengguna TBM. Pengelola 19

16 TBM juga memiliki tugas untuk mempromosikan bahan bacaan yang ada di TBM bagi masyarakat sekitar dan keberadaan TBM itu sendiri. Selain mempromosikan bahan bacaan, pengelola juga dapat mengumpulkan bahan bacaan yang bervariasi dari para donator agar pengguna TBM tidak merasa bosan tetapi bahan bacaan tersebut berbasis kebutuhan masyarakat Frekuensi Pemanfaatan Taman Bacaan Masyarakat Taman Bacaan Masyarakat (TBM) dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar bagi masyarakat penggunanya. Dalam hal ini TBM harus dapat menyediakan informasi yang dapat menarik minat pengguna, sehingga frekuensi pemanfaatan TBM dapat meningkat. Menurut Salim (2002, 425) menyatakan bahwa Frekuensi adalah sejumlah pengulangan kejadian tertentu yang teratur. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005, 322), frekuensi mempunyai arti Kekerapan. Dapat diketahui bahwa frekuensi pemanfaatan merupakan suatu rutinitas pengguna taman bacaan, dimana frekuensi pemanfaatan tersebut berhubungan dengan kebutuhan pengguna sehingga frekuensi pemanfaatan dapat menjadi tolok ukur pemanfaatan taman bacaan. Kegiatan yang dilakukan pengguna dalam memanfaatkan taman bacaan dapat meliputi banyak hal, seperti memanfaatkan koleksi yang ada, baik dengan cara membaca di tempat maupun meminjam koleksi, memanfaatkan fasilitas yang ada, memanfaatkan layanan tersedia dan lain sebagainya. 20

17 Sintesis: Yang dimaksud dengan pemanfaatan taman bacaan adalah suatu cara atau proses dalam memanfaatkan layanan dan fasilitas yang disediakan oleh taman bacaan, dengan indikator (1) Frekuensi kunjungan ke Taman Bacaan (2) Koleksi Taman Bacaan (3) Layanan Taman Bacaan 2.2. Peningkatan Minat Baca Membaca pada era globalisasi ini merupakan suatu keharusan yang mendasar untuk membentuk perilaku seseorang. Dengan membaca seseorang dapat menambah informasi dan memperluas ilmu pengetahuan serta kebudayaan. Tidak diragukan lagi bahwa membaca adalah sarana penting bagi setiap orang yag ingin maju. Karena dengan bacaan membuat m ereka lebih cerdas, kritis dan mempunyai daya analisa yang tinggi. Minat adalah aspek kejiwaan yang kompleks dan unik karena perwujudannya yang berpengaruh pada perilaku sangat mempengaruhi oleh kondisi lingkungan dan kejiwaan. Minat mempunyai arti sikap jiwa seseorang termasuk tiga fungsi jiwanya yaitu kognitif (pengenalan), emosi (perasaan), dan konasi (kemauan) yang tertuju pada sesuatu. Sedang baca atau membaca mempunyai arti mengucapkan lafal bahasa tulisan kedalam bahasa lisan menurut peraturan tertentu (Rachman, 1996). Menurut Harris dan Liba (1960, ) menyatakan bahwa minat dapat dilihat atau dinilai dari: a. Wujud pernyataan atau pengakuan seseorang terhadap objek-objek tertentu. b. Wujud perilaku seseorang dalam melakukan sesuatu (membaca). 21

18 Minat adalah suatu rasa ketertarikan pada suatu kegiatan yang ditunjukkan dengan keinginan, kecenderungan untuk memperhatikan kegiatan tersebut tanpa ada seorangpun yang menyuruh, dilakukan dengan kesadaran diri sendiri dan diikuti dengan perasaan yang senang. Menurut Klein yang dikutip oleh Farida Rahim (2008,3) menyatakan bahwa definisi membaca mencakup: 1. Membaca merupakan suatu proses 2. Membaca adalah strategi 3. Membaca merupakan interaktif Dalam hal ini yang dimaksud dengan membaca merupakan suatu proses informasi dari teks pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang utama dalam membentuk makna, membaca adalah strategi dalam kegiatan membaca yang digunakan guna memahami makna dari bacaan, dan membaca adalah interaksi antara pembaca dengan teks yang dibaca. Menurut Meckel (1983, 10) menyatakan bahwa: Minat baca adalah kegiatan membaca yang dilakukan atas kemauan atau inisiatif pribadi seseorang tanpa pengaruh dari pihak lain atau luar. Senada dengan hal tersebut, (Gage, Ed. 1983, 990) berpendapat bahwa kegiatan membaca yang dilakukan seseorang sebagai hasil atau akibat pengaruh langsung dan disengaja melalui serangkaian tindakan dan program yang terpola terutama kegiatan program belajar-mengajar di sekolah. Perwujudan dalam minat baca yang dikemukakan Meckel itu tidak dapat dilihat sebagai perilaku yang berbeda, tetapi dilihat sebagai sesuatu yang mewujud pada perilaku yang sama, yaitu yang mewujud pada kegiatan membaca. Sedangkan Rahim (2008, 28) menyatakan bahwa: Minat baca adalah keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seorang untuk membaca. Seseorang yang mempunyai minat membaca yang kuat akan diwujudkan dalam kesediaannya untuk mendapat bahan bacaan dan 22

19 kemudian membacanya atas kesadarannya sendiri. Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa minat baca adalah kegiatan membaca yang dilakukan seseorang melalui serangkaian tindakan dan program untuk mewujudkan kegiatan belajar-mengajar. Dalam hal ini upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pengajaran, dapat dilakukan lewat pemahaman minat baca yang disertai dengan upaya peningkatan bahan bacaan. Upaya peningkatan minat baca merupakan tanggung jawab semua pihak mulai dari diri pribadi, orang tua (keluarga), lingkungan sosial (LSM, Organisasi, Pemuka Masyarakat, Pendidik) dan Pemerintah. Keempat Komponen tersebut saling bersinggungan satu sama lainnya yang tak dapat dipisahkan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005, 1060) dinyatakan bahwa peningkatan adalah proses, perbuatan, atau cara dalam meningkatkan suatu usaha atau kegiatan. faktor, yaitu: Menurut Siregar (2008, 2), peningkatan minat baca ditentukan oleh dua 1. Keinginan dan sikap masyarakat terhadap bahan bacaan. Jika keinginan dan sikap positif terhadap bahan bacaan terdapat dalam masyarakat, maka akan timbul minat baca. Dengan kata lain, minat baca berarti adanya perhatian atau kesukaan untuk membaca. 2. Ketersediaan dan kemudahan akses terhadap bahan bacaan. Ini berarti, tersedia bahan bacaan yang diminati oleh masyarakat dan mudah untuk memperolehnya. Faktor ini erat kaitannya dengan dunia penerbitan dan pelayanan perpustakaan. Selain itu, adanya berbagai penerbit dan lembaga media massa yang ikut mendorong tumbuhnya minat baca melalui berbagai terbitan juga sangat membantu. Dapat dipahami bahwa peningkatan minat baca merupakan suatu proses dalam meningkatkan kegiatan membaca secara maksimal. Peningkatan minat baca seseorang juga dapat terlihat dari faktor yang menyebabkan orang terssebut melakukan kegiatan membaca, kebutuhan akan bacaan, banyaknya bacaan yang 23

20 dibaca dan intensitas membaca Tujuan dan Manfaat Membaca Untuk mengetahui yang dimaksud dengan tujuan dan pemanfaatan membaca, maka harus diketahui terlebih dahulu defenisi dari tujuan dan manfaat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005, 710) disebutkan bahwa tujuan dan manfaat mengandung arti, proses, cara, perbuatan, dampak. Dari pengertian diatas dapat dirumuskan bahwa tujuan dan manfaat membaca adalah suatu proses untuk menambah atau memperkaya diri dengan berbagai informasi yang dilakukan dengan cara membaca bahan bacaan tentang topik-topik menarik. Menurut Heilman ( 1976, ) mengemukakan beberapa manfaat dan tujuan membaca yaitu: a. Menambah atau memperkaya diri dengan berbagai informasi tentang topik-topik menarik. b. Memahami dan menyadari kemajuan pribadinya sendiri. c. Membenahi atau meningkatkan pemahamannya tentang masyarakat dan dunia atau tempat yang dihuninya. d. Memperluas cakrawala wawasan atau pandangan dengan jalan memahami orang-orang lain dan bagian atau tempat-tempat lain. e. Memahami lebih cermat dan lebih mendalam tentang kehidupan pribadi orang-orang besar atau pemimpin terkenal dengan jalan membaca biografinya. f. Menikmati dan ikut merasakan liku-liku pengalaman petualangan dan kisah percintaan orang-orang banyak. Sedangkan menurut Lili Roesma (1994, 32) minat baca mempunyai tujuan sebagai berikut: a. Mewujudkan suatu sistem penumbuhan dan pengembangan nilai ilmu yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. b. Mengembangkan masyarakat baca/reading society lewat layanan masyarakat perpustakaan dengan penekanan pada penciptaan 24

21 lingkungan baca untuk semua jenis bacaan pada lapisan masyarakat. Pendapat lain dikemukakan oleh Gray & Roggers (1995) yang menyebutkan beberapa manfaat membaca adalah: a. Meningkatkan pengembangan diri. Dengan membaca seseorang dapat meningkatkan ilmu pengetahuan. Sehingga daya nalarnya berkembang dan berpandangan luas yang akan bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain. Seorang pustakawan harus banyak membaca untuk mengembangkan prestasi dan meningkatkan karir mereka. b. Memenuhi tuntutan intelektual. Dengan membaca buku, pengetahuan bertambah dan pembendaharaan kata-kata meningkat, melatih imajinasi dan daya pikir sehingga terpenuhi kepuasan intelektual. c. Memenuhi kepentingan hidup. Dengan membaca akan memperoleh pengetahuan praktisyang berguna dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya dengan membaca cara perawatan buku, maka akan diperoleh pengetahuan cara perawatan buku. d. Meningkatkan minatnya terhadap suatu bidang. Seseorang yang senang buku internet misalnya dengan membaca buku-buku tentang internet, minatnya akan meningkat untuk mempelajarinya lebih mendalam. e. Mengetahui hal-hal yang Aktual. Dengan membaca seseorang dapat mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungan tanpa harus pergi ke lokasi, misalnya: adanya gempa bumi, banjir, kebakaran, dan peristiwa yang lain. Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa tujuan dan manfaat membaca itu pada dasarnya untuk memperoleh informasi yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Dengan membaca dapat juga memperoleh kepuasan dan kenikmatan emosional artistik. Untuk memenuhi tujuan dan manfaat yang ingin diperoleh itu, tentu saja memerlukan sejumlah jenis corak atau ragam buku sehingga kebutuhan dan kenyataan individu setiap orang dapat terpenuhi dan disalurkan secara tepat. Tujuan dan manfaat membaca itu tidak dapat dilihat terpisah dari selera dan minat baca yang berbeda pada setiap individu seseorang. 25

22 Intensitas Membaca Banyak atau tidaknya informasi yang diperoleh dari membaca, tergantung dari intensitas membaca. Seseorang melakukan sesuatu kegiatan dikarenakan ada dorongan dalam dirinya, dan kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus sering disebut intensif. Intensitas juga berhubungan dengan frekuensi, yaitu seberapa sering kegiatan tersebut dilakukan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005, 383) dinyatakan bahwa intensitas merupakan keadaan tingkatan atau ukuran intensnya. Arthur S Reber (1985, 366) mendefinisikan intensity is as borrowed from physics a measure of quantity of energy. Bahwa intensitas adalah sebagai pinjaman dari fisik, suatu ukuran dari kuantitas energi, dapat juga dikatakan bahwa intensitas adalah tingkatan atau ukuran yang menunjukkan keadaan seperti kuat, tinggi, bergelora, penuh semangat dan sangat emosional yang dimiliki oleh seseorang yang diwujudkan dalam bentuk sikap maupun perbuatan. Jadi dapat dikatakan bahwa Intensitas merupakan kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dan lebih dari satu kali dengan frekuensi yang semakin lama semakin meningkat. Membaca adalah proses pengolahan bacaan secara kritis dan kreatif yang dilakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh tentang bacaan itu, dan penilaian terhadap keadaan, nilai, fungsi, dan dampak bacaan itu. Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa intensitas membaca adalah jumlah waktu yang digunakan untuk membaca yang dilakukan secara cermat dan hati-hati dengan tujuan untuk memahami seluruh isi teks (buku) secara mendalam dan detail. 26

23 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Baca Membaca sangat penting bagi kehidupan manusia. Akan tetapi, kenyataannya banyak orang yang belum menjadikan membaca sebagai suatu kebiasaan dan kebutuhan. Hal ini yang menjadikan rendahnya minat seseorang terhadap kegiatan membaca. Rendahnya minat baca pada seseorang dapat disebabkan berbagai faktor. Menurut Dawson dan Bamman (1960, ) mengemukakan prinsipprinsip yang mempengaruhi minat baca sebagai berikut: a. Seseorang dapat menemukan kebutuhan dasarnya lewat bahan-bahan bacaan topik, isi, pokok persoalan, tingkat kesulitan, dan cara penyajiannya sesuai dengan kenyataan individunya. Berdasarkan prinsip itu, dapat ditegaskan bahwa setiap oarang memiliki kebutuhan dan kepentingan individual yang berbeda dengan orang lainnya. Perbedan itu berpengaruh terhadap pilihan dan minat baca setiap individu sehigga setiap orang memilih buku atau bahan bacaan sesuai dengan kenyataan dan kepentingannya sendiri. Prinsip itu termasuk prinsip psikologi. b. Kegiatan dan kebiasaan membaca dinyatakan atau dianggap berhasil atau bermanfaat jika murid memperoleh kepuasan dan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya. Setiap seseorang ingin memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya, yaitu rasa aman, status dan kedudukan tertentu, kepuasan efektif, dan kebebasan yang sesuai dengan kenyataan serta tingkat perkembangannya. Kebutuhan itu berpengaruh terhadap pilihan dan minat baca masing-masing individu. Hal itu berarti bahwa ada pengaruh faktor psikologi terhadap minat baca. c. Tersedianya sarana buku bacaan kehidupan keluarga atau rumah tangga merupakan salah satu faktor pendorong terhadap pilihan bahan bacaan dan minat baca setiap individu. Atas dasar prinsip itu, dapat ditegaskan bahwa pilihan dan minat baca setiap individu ada kemungkinan didorong oleh kondisi atau status sosial ekonomi kehidupan keluarga atau rumah tangganya masing-masing. Dengan kata lain, perwujudan minat baca murid didorong pula oleh faktorfaktor sosiologis. d. Jumlah dan ragam bacaan yang disenangi oleh anggota-anggota keluarga (ayah, ibu, dan saudara kandung) juga berfungsi sebagai salah satu pendorong pilihan bahan bacaan dan minat setiap individu. Atas dasar prinsip itu, dapat ditegaskan bahwa minat baca setiap 27

24 individu dapat timbul karena kebiasaan dan kesenangan anggota keluarganya itu dapat dilihat sebagai salah satu faktor pendorong yang dimasukkan sebagai faktor sosiologis. e. Tersedianya sarana perpustakaan sekolah yang relatif lengkap dan sempurna serta kemudahan proses peminjamannya merupakan faktor besar yang mendorong terhadap pilihan bahan bacaan dan minat baca individu itu sendiri. Atas dasar prinsip itu, dapat ditegaskan bahwa faktor kurikuler sangat mendorong terhadap timbulnya minat baca. f. Adanya program khusus kurikuler yang memberikan kesempatan seseorang membaca serta periodik di perpustakaan sekolah sangat mendorong perkembangan dan peningkatan minat baca seseorang. Prinsip itu menegaskan bahwa kegiatan pelaksanaan pengajaran membaca secara intensif dan ekstensif merupakan kegiatan kurikuler yang sangat mendorong dalam pembinaan, pengembangan, dan peningkatan minat baca. Dengan kata lain, faktor kurikuler, yang berwujud pelaksanaan program membaca secara teratur diperpustakaan sekolah, baik dengan bimbingan guru maupun tanpa bimbingan guru, merupakan faktor dominan yang mendorong pembinaan, pengembangan, dan peningkatan minat baca seseorang. g. Saran-saran teman sekelas sebagai faktor eksternal dapat mendorong timbulnya minat baca seseorang. Prinsip itu menegaskan bahwa kegiatan belajar mengajar berupa tukar pengalaman, diskusi, dan sumbangan sara yang dilakukan individu dalam ruang kelas atau diluar ruang kelas baik dengan pengarahan dan bimbingan guru maupun tanpa pengarahan dan bimbingan guru dapat mendorong pemilihan bahan bacaan dan minat baca murid. Kegiatan belajarmengajar yang memberikan kesempatan murid untuk saling mempengaruhi dan sumbang saran dalam hal pemilihan bahan-bahan bacaan merupakan salah satu bentuk kegiatan kurikuler yang perlu dimanfaatkan unruk pembinaan, pengembangan, dan peningkatan minat baca murid. h. Faktor guru berupa kemampuan mengelola kegiatan dan interaksi belajar-mengajar, khususnya dalam program pengajaran membaca, kejelian guru dalam memperhatikan perbedaan selera dan minat baca seseorang sangat mendorong pembinaan, pengembangan, dan peningkatan minat baca orang tersebut. i. Faktor jenis kelamin juga berfungsi sebagai pendorong perwujudan pemilihan buku bacaan dan minat baca murid. Prinsip itu menegaskan bahwa perbedaan jenis kelamin secara psikologis dapat mendorong perwujudan selera dan minat baca seseorang. Sedangkan menurut Rachman (1996, 06) faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca adalah: 28

25 a. Sistem pembelajaran di Indonesia belum membuat siswa/mahasiswa harus membaca buku lebih banyak dari apa yang diajarkan dan mencari informasi atau pengetahuan lebih dari apa yang diajarkan di kelas. b. Banyaknya hiburan TV dan permainan di rumah atau di luar rumah yang membuat perhatian anak atau orang dewasa untuk menjauhi buku. Sebenarnya dengan berkembangnya teknologi internet akan membawa dampak terhadap peningkatan minat baca masyarakat, karena internet merupakan sarana visual yang dapat disamakan dengan sumber informasi yang lebih up to date, tetapi hal ini disikapi lain karena yang dicari di internet kebanyakan berupa visual yang kurang tepat bagi konsumsi anak-anak. c. Banyaknya tempat-tempat hiburan seperti taman rekreasi, karaoke, mall, supermarket dan lain-lain. d. Budaya baca masih belum diwariskan oleh nenek moyang kita, hal ini terlihat dari kebiasaan Ibu-Ibu yang sering mendongeng kepada putraputrinya sebelum anaknya tidur dan ini hanya diaplikasikan secara verbal atau lisan saja dan tidak dibiasakan mencapai pengetahuan melalui bacaan. e. Para ibu disibukkan dengan berbagai kegiatan di rumah/di kantor serta membantu mencari tambahan nafkah untuk keluarga, sehingga waktu untuk membaca sangat minim. f. Buku dirasakan oleh masyarakat umum sangat mahal dan begitu juga jumlah perpustakaan masih sedikit dibanding dengan jumlah penduduk yang ada dan kadang-kadang letaknya jauh. Pendapat lain dikemukakan oleh Harris dan Sipay (Mujiati, 2001: 24) yang menyatakan bahwa: Minat baca dipengaruhi oleh dua golongan, yaitu golongan faktor personal dan golongan institusional. Faktor personal adalah faktor yang berasal dari dalam diri anak itu sendiri meliputi: usia, jenis kelamin, intelegensi, kemampuan membaca, sikap, dan kebutuhan psikologis. Faktor institusional yaitu faktor yang berasal dari luar individu itu sendiri yang meliputi: tersedianya buku-buku, status sosial ekonomi, dan pengaruh orang tua, teman sebaya dan guru. Dengan demikian minat membaca tidak dengan sendirinya dimiliki oleh seorang anak melainkan harus dibentuk. Perlu suatu upaya, terutama dari kalangan pendidik, disamping dari lingkungan keluarganya sebagai lingkungan terdekat, untuk melatih, memupuk, membina, dan meningkatkan minat baca. 29

26 Pembinaan Minat Baca Kegiatan membaca merupakan kegiatan terbesar dalam suatu proses belajar mengajar. Mengingat besarnya peranan membaca dalam kegiatan belajar, maka upaya meningkatkan kemampuan membaca dan kebiasaan membaca harus dijadikan budaya di masyarakat. bahwa: Dalam Buku Pedoman Pembinaan Minat Baca (2002, 7) dinyatakan Pembinaan minat baca merupakan serangkaian kegiatan yang bertujuan memberikan dorongan kepada masyarakat untuk meningkatkan minat dan kebiasaan membaca, sehingga akan mengubah pola pikir dan menambah wawasan. Sedangkan menurut Siregar (2004: 139) menyatakan bahwa: Lingkungan keluarga merupakan tempat yang pertama sekali memulai pembinaan minat baca karena lingkungan inilah yang pertama dikenal oleh anak. Anak-anak tumbuh dan berkembang di lingkungan keluarga. Pengaruh pertama diperoleh anak berasal dari orang tua atau pengasuhnya. Dalam Buku Pedoman Pembinaan Minat Baca (2002, 7), tujuan pembinaan minat baca dapat dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Tujuan Umum Tujuan umum pembinaan minat baca adalah untuk menciptakan masyarakat membaca (reading society), menuju masyarakat belajar (learning society) dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, untuk menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas sebagai subjek pembangunan Nasional menuju masyarakat madani. 2. Tujuan Khusus a. Mewujudkan suatu sistem untuk menumbuhkembangkan minat baca yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. b. Menyelenggarakan program untuk menumbuhkembangkan minat baca yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan. c. Menggerakkan dan menumbuhkembangkan minat baca semua lapisan masyarakat. 30

27 d. Mengusahakan penyediaan berbagai jenis koleksi yang terjangkau dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat melalui Taman Bacaan Masyarakat. Sehubungan di atas Siregar (2004, 138) menyatakan bahwa: Tujuan pembinaan minat baca adalah untuk mengembangkan masyarakat membaca dengan penekanan pada penciptaan lingkungan membaca untuk semua jenis bacaan yang dimulai dalam lingkungan keluarga. Secara lebih khusus, pembinaan minat baca pada anak bertujuan untuk mewujudkan suatu sistem penumbuhkembangan minat baca dengan menyediakan fasilitas berupa bahan bacaan yang sesuai dengan kebutuhan anak. Perkembangan minat baca pada anak tidak hanya ditentukan oleh keinginan dan sikapnya terhadap bahan-bahan bacaan. Banyak faktor yang mempengaruhi, baik itu di dalam diri anak maupun di luar diri anak. Faktor-faktor tersebut juga dapat mempengaruhi proses pembinaan minat baca pada anak. Menurut Siregar (2004, 139), faktor-faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan pembinaan minat baca pada anak, yaitu: 1. Faktor Pendukung a. Tersedianya fasilitas untuk membaca baik di lingkungan keluarga maupun di lingkungan masyarakat seperti adanya perpustakaan keluarga, sekolah, desa, umum dan sebagainya. b. Adanya berbagai penerbit dan lembaga media massa yang ikut mendorong tumbuhnya minat baca melalui berbagai terbitan, juga sangat membantu. 2. Faktor Penghambat a. Derasnya arus hiburan melalui peralatan pandang-dengar, misalnya televisi dan film dalam taraf tertentu persaingan keras terhadap minat baca anak. b. Kurangnya keteladanan orangtua dalam pemanfaatan waktu senggang untuk membaca dalam keluarga, juga memberi dampak terhadap minat baca sejak masa kanak-kanak. c. Rendahnya pendapatan masyarakat juga mempengaruhi daya beli atau prioritas kebutuhan dimana buku bukan merupakan kebutuhan utama. Upaya pembinaan minat baca sudah seharusnya menjadi agenda utama untuk mencerdaskan kehidupan bangsa selain usaha-usaha yang telah dilakukan 31

28 pemerintah dalam dunia pendidikan. Tanpa campur tangan yang serius dari pemerintah, maka peningkatan minat baca dan pemenuhan bahan bacaan akan terhambat. Sintesis: Yang dimaksud dengan peningkatan minat baca adalah suatu proses dalam meningkatkan kegiatan membaca secara maksimal, dengan indikator (1) Intensitas membaca (2) Faktor-faktor peningkatan minat baca (3) Pembinaan minat baca 32

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Taman Bacaan Masyarakat Salah satu program pembangunan pendidikan adalah Program pengembangan Budaya Baca dan Perpustakaan. Program ini bertujuan untuk mendorong

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS Pada bab ini, peneliti akan memaparkan dan menjelaskan tentang teoriteori yang ditemukan dalam literatur untuk menjelaskan tentang permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Perpustakaan diartikan sebuah ruangan atau gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Taman Bacaan Masyarakat Salah satu program pembangunan pendidikan adalah Program pengembangan Budaya Baca dan Perpustakaan. Program ini bertujuan untuk mendorong terwujudnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bacaan yang disusun secara sistematis untuk mempermudah pengguna dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bacaan yang disusun secara sistematis untuk mempermudah pengguna dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan secara Umum Perpustakaan merupakan tempat atau ruang terkumpulnya buku-buku bacaan yang disusun secara sistematis untuk mempermudah pengguna dalam mencari buku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia tahun 2012 (http://www.bps.go.id/) menunjukkan bahwa, masyarakat Indonesia, (18.57%) memilih mendengar radio,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bangsa bukan hanya tugas pendidikan formal saja, tetapi pendidikan nonformal. terutama masyarakat sasaran pendidikan nonformal.

BAB 1 PENDAHULUAN. bangsa bukan hanya tugas pendidikan formal saja, tetapi pendidikan nonformal. terutama masyarakat sasaran pendidikan nonformal. 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pembangunan nasional yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan bangsa bukan hanya

Lebih terperinci

MENUMBUHKAN MINAT BACA SISWA MELALUI PERPUSTAKAAN

MENUMBUHKAN MINAT BACA SISWA MELALUI PERPUSTAKAAN MENUMBUHKAN MINAT BACA SISWA MELALUI PERPUSTAKAAN Sri Yatun MTsN Prambanan Klaten ABSTRAK Minat membaca berpengaruh besar terhadap kesuksesan anak (siswa) sehingga perlu ditanamkan sejak dini. Perpustakaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya. Menurut Undang-undang Sisdiknas nomor 20 Tahun 2003 pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. khususnya. Menurut Undang-undang Sisdiknas nomor 20 Tahun 2003 pasal 1: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan, meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia baik individu maupun sosial. Akan tetapi, pendidikan di

Lebih terperinci

2015 MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

2015 MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Membaca merupakan langkah awal perjalanan menuju pencerahan. Kegiatan membaca ini juga dapat menciptakan generasi muda yang kreatif, produktif dan inovatif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar untuk kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar untuk kehidupan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar untuk kehidupan yang manusiawi dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini tidak saja terjadi tanpa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan rekreasi bagi pemustaka. Salah satu perpustakaan umum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan rekreasi bagi pemustaka. Salah satu perpustakaan umum BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Salah satu fungsi perpustakaan adalah rekreasi, dengan adanya fungsi tersebut perpustakaan bukan hanya sebagai tempat untuk membaca buku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sasaran pendidikan adalah warga masyarakat yang tidak pernah sekolah/ buta aksara,

BAB I PENDAHULUAN. sasaran pendidikan adalah warga masyarakat yang tidak pernah sekolah/ buta aksara, BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Upaya mencerdaskan bangsa yang diamanatkan UUD 1945 ditempuh pemerintah dan masyarakat baik pendidikan formal maupun non formal. Prioritas sasaran pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perpustakaan yang dikenal sebagai pusat informasi berorientasi untuk mendistribusikan informasi kepada pengguna. Salah satu cara dalam mendistribusikan informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Umum Perpustakaan Umum adalah Perpustakaan yang menghimpun koleksi buku, bahan cetakan serta rekaman lain untuk kepentingan masyarakat umum (Syarial-Pamuntjak 2000,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Perpustakaan Sekolah 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Sekolah Perpustakaan sekolah merupakan satu unit kerja yang berada di lingkungan sekolah yang bertugas mengumpul, mengelola,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Sekolah Perpustakaan sekolah merupakan bagian penting dari Lembaga Pendidikan yang menyajikan berbagai jenis bahan perpustakaan untuk menunjang proses belajar mengajar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menyediakan beragam informasi yang sesuai dengan kebutuhan penggunanya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menyediakan beragam informasi yang sesuai dengan kebutuhan penggunanya. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Sekolah Perpustakaan sekolah sebagai salah satu sarana penunjang belajar bagi siswa, menyediakan beragam informasi yang sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Menurut

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN SEKOLAH DASAR/ MADRASAH IBTIDAIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN

Lebih terperinci

MAKALAH PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DASAR UNTUK KECERDASAN ANAK. Untuk memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan

MAKALAH PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DASAR UNTUK KECERDASAN ANAK. Untuk memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan MAKALAH PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DASAR UNTUK KECERDASAN ANAK Untuk memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan Dosen pengampu : Nanik Arkiyah, M.IP Disusun oleh : Anggia Dwi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH 4.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Berdasarkan surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 18165 / Kep tertanggal 23 Juli didirikan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Pendidikan Agama Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Priyanka Permata Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Priyanka Permata Putri, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan struktur organisasi penelitian. A. Latar Belakang

Lebih terperinci

Contoh Makalah Pengaruh Perpustakaan Sekolah terhadap Mutu Pendidikan

Contoh Makalah Pengaruh Perpustakaan Sekolah terhadap Mutu Pendidikan Contoh Makalah Pendidikan selalu dicari karena memang penting dan sangat dibutuhkan, bahkan di internet ada puluhan bahkan ratusan orang yang setiap harinya mencari tentang hal-hal yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

PERAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) MATA AKSARA DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA MASYARAKAT TEGALMANDING, SLEMAN, YOGYAKARTA SKRIPSI

PERAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) MATA AKSARA DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA MASYARAKAT TEGALMANDING, SLEMAN, YOGYAKARTA SKRIPSI PERAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) MATA AKSARA DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA MASYARAKAT TEGALMANDING, SLEMAN, YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. inggris perpustakaan dikenal dengan nama library. Library berasal dari bahasa Latin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. inggris perpustakaan dikenal dengan nama library. Library berasal dari bahasa Latin BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perpustakaan Perpustakaan berasal dari kata dasar pustaka. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia kata pustaka memiliki arti kitab atau buku. Sedangkan dalam bahasa inggris

Lebih terperinci

TEMA PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR JUDUL : PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER ILMU MAKALAH

TEMA PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR JUDUL : PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER ILMU MAKALAH TEMA PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR JUDUL : PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER ILMU MAKALAH Disusun sebagai UJIAN UAS Mata Kuliah : Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan Dosen Pengampu : Nanik

Lebih terperinci

PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SARANA PUSAT SUMBER BELAJAR

PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SARANA PUSAT SUMBER BELAJAR PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SARANA PUSAT SUMBER BELAJAR Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan Dosen Pengampu: Nanik Arkiyah, M.IP Di Susun Oleh : Yolan Dari ( 1300005121)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan perguruan tinggi merupakan perpustakaan yang tergabung dalam lingkungan lembaga pendidikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Membaca Membaca mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena membaca adalah alat komunikasi yang dibutuhkan dalam suatu masyarakat yang berbudaya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perpustakaan merupakan suatu lembaga yang mengumpulkan, merawat, menyimpan, mengatur dan melestarikan bahan-bahan perpustakaan yang selanjutnya digunakan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perpustakaan sekolah merupakan perpustakaan yang diselenggarakan oleh sekolah, dikelola, sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan, dengan tujuan utama mendukung terlaksananya

Lebih terperinci

UPAYA MENUMBUHKAN MINAT BACA PADA ANAK. Oleh I Ketut Artana. Pustakawan Utama Universitas Pendidikan Ganesha.

UPAYA MENUMBUHKAN MINAT BACA PADA ANAK. Oleh I Ketut Artana. Pustakawan Utama Universitas Pendidikan Ganesha. Oleh I Ketut Artana Pustakawan Utama Universitas Pendidikan Ganesha Email: Bagasartana@gmail.com Abstrak Kondisi minat baca anak-anak belum menggembirakan. Anak-anak belum memandang bahwa bahan bacaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya jika suatu kebutuhan informasi

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya jika suatu kebutuhan informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang pada era informasi sangat membutuhkan informasi yang bermanfaat, cepat, tepat dan mudah. Perpustakaan diharapkan dapat memberikan informasi yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) mengalami banyak perkembangan dan ini merupakan hasil dari usaha manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Kemajuan teknologi

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR. Dosen Pengampu : Nanik Arkiyah, M.IP

EFEKTIVITAS PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR. Dosen Pengampu : Nanik Arkiyah, M.IP EFEKTIVITAS PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR Dosen Pengampu : Nanik Arkiyah, M.IP Disusun oleh : Nurma Hudya Putri 1300005113 KELAS VII B PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada Siswa

Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada Siswa Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada Siswa Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan Dosen Pengampu : Nanik Arkiyah, M.IP Disusun

Lebih terperinci

PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA SEKOLAH DASAR

PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA SEKOLAH DASAR PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA SEKOLAH DASAR Disusun untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan Dosen Pengampu: Nanik Arkiyah, M.IP Disusun Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau sumber informasi dalam komputer yang disusun secara sistematis untuk

BAB I PENDAHULUAN. atau sumber informasi dalam komputer yang disusun secara sistematis untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perpustakaan adalah kumpulan materi tercetak dan media non cetak dan atau sumber informasi dalam komputer yang disusun secara sistematis untuk digunakan pengguna (Sulistyo-Basuki,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Sekolah Perpustakaan pada hakekatnya dapat berperan penting dalam menyediakan berbagai informasi yang sesuai dengan kebutuhan dari pengguna perpustakaan itu sendiri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia untuk membangun bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia untuk membangun bangsa dan negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan sumber daya manusia untuk membangun bangsa dan negara. Sejalan dengan misi pendidikan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, berketerampilan, dan berakhlak mulia. hubungan ini tepat sekali ajaran agama Islam yang menjunjung tinggi ilmu

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, berketerampilan, dan berakhlak mulia. hubungan ini tepat sekali ajaran agama Islam yang menjunjung tinggi ilmu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu kemajuan bangsa dan negara. Pendidikan berusaha untuk membentuk manusia yang berilmu pengetahuan, berketerampilan,

Lebih terperinci

Studi pelayanan perpustakaan sekolah menengah atas sebagai sumber belajar (studi kasus di SMA Negeri 7 Surakarta)

Studi pelayanan perpustakaan sekolah menengah atas sebagai sumber belajar (studi kasus di SMA Negeri 7 Surakarta) Studi pelayanan perpustakaan sekolah menengah atas sebagai sumber belajar (studi kasus di SMA Negeri 7 Surakarta) Sri Wahyudi K.8405037 UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas Sumber Daya

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas Sumber Daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusianya. Kualitas Sumber Daya Manusia itu sendiri dapat dikembangkan melalui Pendidikan. Pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa. Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang

Lebih terperinci

PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM MENDUKUNG PROSES BELAJAR MENGAJAR

PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM MENDUKUNG PROSES BELAJAR MENGAJAR PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM MENDUKUNG PROSES BELAJAR MENGAJAR Oleh Ishak, S.S, M.Hum PROGRAM STUDI ILMU PEPRUSTAKAAN FAKULTAS SASTRA USU MEDAN, 2008 Ishak : Pemanfaatan Sumber Daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Untuk mencapai keberhasilan di Perguruan Tinggi, perlu didukung

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Untuk mencapai keberhasilan di Perguruan Tinggi, perlu didukung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan yang melaksanakan kegiatan belajar dan pengajaran pendidikan dituntut untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi mempercepat modernisasi dalam segala bidang,

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi mempercepat modernisasi dalam segala bidang, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan titik tolak perwujudan generasi muda untuk siap bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIK. batas usia dan berlangsung seumur hidup (long live learning). Belajar merupakan

BAB II KERANGKA TEORETIK. batas usia dan berlangsung seumur hidup (long live learning). Belajar merupakan BAB II KERANGKA TEORETIK 2.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan semua orang tanpa mengenal batas usia dan berlangsung seumur hidup (long live learning). Belajar merupakan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara efektif dapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Umum 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Umum Perpustakaan umum merupakan salah satu bentuk peran aktif dari pemerintah dalam rangka meningkatkan semangat untuk membaca

Lebih terperinci

PERANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH Syamsul Alam WidyaiswaraLPMP Sulawesi Selatan

PERANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH Syamsul Alam WidyaiswaraLPMP Sulawesi Selatan PERANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH Syamsul Alam WidyaiswaraLPMP Sulawesi Selatan Abstrak: Perpustakaan sekolah bertujuan memberikan pelayanan bahan pustaka kepada peserta didik, guru, dan tenaga kependidikan

Lebih terperinci

MAKALAH MANFAAT PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR

MAKALAH MANFAAT PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR MAKALAH MANFAAT PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan Dosen Pengampu : Nanik Arkiyah, M.IP Disusun oleh

Lebih terperinci

UJIAN AKHIR SEMESTER PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN PENDIDIKAN PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR

UJIAN AKHIR SEMESTER PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN PENDIDIKAN PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR UJIAN AKHIR SEMESTER PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN PENDIDIKAN PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR Disusun oleh : Atha Azaria Dhera Callista 1300005012 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan merupakan lembaga yang menghimpun, mengelola,

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan merupakan lembaga yang menghimpun, mengelola, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan merupakan lembaga yang menghimpun, mengelola, melestarikan dan menyebarluaskan informasi kepada pemakainya berupa media informasi baik yang tercetak berupa

Lebih terperinci

BUPATI MESUJI PERATURAN BUPATI MESUJI NOMOR TAHUN 2017

BUPATI MESUJI PERATURAN BUPATI MESUJI NOMOR TAHUN 2017 BUPATI MESUJI PERATURAN BUPATI MESUJI NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN PARTISIPATIF DI LINGKUP DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN MESUJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

Kiat Menumbuhkan Gemar Membaca Pada Anak SD Melalui Perpustakaan Sekolah

Kiat Menumbuhkan Gemar Membaca Pada Anak SD Melalui Perpustakaan Sekolah Kiat Menumbuhkan Gemar Membaca Pada Anak SD Melalui Perpustakaan Sekolah Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan Dosen Pengampu : Nanik Arkiyah, M.IP Disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan sekolah mempunyai peranan yang penting dalam kerangka pendidikan sebagai salah satu penentu mutu hasil pendidikan. Untuk meningkatkan kualitas anak didik,

Lebih terperinci

SUATU TINJAUAN TENTANG PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PENUNJANG KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR DI SMKN 5 PADANG

SUATU TINJAUAN TENTANG PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PENUNJANG KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR DI SMKN 5 PADANG SUATU TINJAUAN TENTANG PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PENUNJANG KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR DI SMKN 5 PADANG Tri Bery Ariani 1, Bakhtaruddin Nst 2 Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perpustakaan merupakan tempat untuk untuk menyimpan dan memberikan sebuah informasi kepada pemustaka. Selanjutnya informasi tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Bab I ini terdiri atas enam sub bab, yaitu: latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan serta memiliki kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengikuti pendidikan agar memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi intelektual dan sikap yang dimilikinya, sehingga tujuan utama

BAB I PENDAHULUAN. potensi intelektual dan sikap yang dimilikinya, sehingga tujuan utama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu fondasi yang menentukan ketangguhan dan kemajuan suatu bangsa. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal dituntut untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari seni dan budaya manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, karena itu perubahan atau perkembangan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak adalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menyimak adalah satu di antara empat keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak adalah suatu proses yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. koleksi buku adalah syarat mutlak untuk meningkatkan kemauan dan kemampuan

BAB II KAJIAN TEORETIS. koleksi buku adalah syarat mutlak untuk meningkatkan kemauan dan kemampuan BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1. Pengertian Perpustakaan Sekolah Perpustakaan adalah pusat interaksi siswa dengan buku, sehingga perpustakaan sangat penting dalam proses belajar. Kenyamanan dan kelengkapan

Lebih terperinci

MANFAAT PERPUSTAKAAN SEBAGAI MEDIA BELAJAR BAGI SISWA DI SEKOLAH DASAR. Dosen : Nanik Arkiyah, M.IP. Oleh : Leny Nurhanifah PGSD/ 7A

MANFAAT PERPUSTAKAAN SEBAGAI MEDIA BELAJAR BAGI SISWA DI SEKOLAH DASAR. Dosen : Nanik Arkiyah, M.IP. Oleh : Leny Nurhanifah PGSD/ 7A MANFAAT PERPUSTAKAAN SEBAGAI MEDIA BELAJAR BAGI SISWA DI SEKOLAH DASAR Dosen : Nanik Arkiyah, M.IP Oleh : Leny Nurhanifah 1300005325 PGSD/ 7A PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. miliar giga byte informasi baru di produksi pada tahun 2002 dan 92% dari

BAB I PENDAHULUAN. miliar giga byte informasi baru di produksi pada tahun 2002 dan 92% dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Informasi merupakan satu hal yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan karena dengan adanya informasi kita dapat mengambil keputusan secara tepat. Informasi berkembang

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BACA DI SEKOLAH

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BACA DI SEKOLAH UPAYA MENINGKATKAN MINAT BACA DI SEKOLAH A. Ridwan Siregar Universitas Sumatera Utara I. PENDAHULUAN Minat baca adalah keinginan atau kecenderungan hati yang tinggi (gairah) untuk membaca. Minat baca dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan anak untuk memperoleh proses pendidikan. Periode ini adalah tahun-tahun berharga bagi seorang anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usaha pemerintah ke arah ini telah dilaksanakan dengan menambah jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usaha pemerintah ke arah ini telah dilaksanakan dengan menambah jumlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan di era sekarang ini memperoleh prioritas dalam pengembangannya. Pendidikan yang maju perlu ditunjang sarana dan prasarana yang memadai. Sebagaimana

Lebih terperinci

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah sebagai Pusat Sumber Belajar bagi Siswa

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah sebagai Pusat Sumber Belajar bagi Siswa Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah sebagai Pusat Sumber Belajar bagi Siswa Dosen Pengampu : Nanik Arkiyah, M.IP Oleh : Novie Arista 1300005306/ 7A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1.8 Pengertian, Tujuan dan Tugas Pokok Perpustakaan

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1.8 Pengertian, Tujuan dan Tugas Pokok Perpustakaan BAB 2 LANDASAN TEORI 1.8 Pengertian, Tujuan dan Tugas Pokok Perpustakaan Secara umum perpustakaan mempunyai arti penting sebagai suatu tempat yang di dalamnya terdapat kegiatan penghimpunan, pengolahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan pendidikan di sekolah tergantung pada sistem pembelajaran yang dimotori oleh empat komponen utama, yaitu: siswa, guru, sistem kurikulum dan sarana-prasarana.

Lebih terperinci

PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN LITERASI INFORMASI SISWA

PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN LITERASI INFORMASI SISWA PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN LITERASI INFORMASI SISWA Oleh: ROSITA DEWI 1300005347 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURUSEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

Lebih terperinci

2015 KONTRIBUSI KEBIJAKAN PENGADAAN KOLEKSI SIRKULASI TERHADAP PENINGKATAN FREKUENSI PEMINJAMAN BAHAN PUSTAKA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

2015 KONTRIBUSI KEBIJAKAN PENGADAAN KOLEKSI SIRKULASI TERHADAP PENINGKATAN FREKUENSI PEMINJAMAN BAHAN PUSTAKA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Perpustakaan merupakan sumber informasi bagi seluruh masyarakat harus dapat mengelola informasi sebaik-baiknya, apalagi dengan meledaknya perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melihat dari segi sejarahnya, perpustakaan bukan merupakan hal baru di kalangan masyarakat. Hal tersebut karena keberadaan perpustakaan yang saat ini berada di tengah-tengah

Lebih terperinci

PERPUSTAKAAN DAN MINAT BACA SISWA. Saroni

PERPUSTAKAAN DAN MINAT BACA SISWA. Saroni PERPUSTAKAAN DAN MINAT BACA SISWA Saroni e-mail: inorasironi@yahoo.co.id Abstrak Anak merupakan investasi yang paling berharga bagi setiap orang tua. Karena dengan hadirnya seorang anak akan menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Elin Asrofah Qobtiah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Elin Asrofah Qobtiah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha sadar yang direncanakan untuk menciptakan proses pembelajaran yang lebih aktif, kondusif, dan menyenangkan, sehingga dapat mengembangkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH Perpustakaan sebagai media sumber belajar peserta didik berperan penting terhadap mutu pendidikan peserta didik. Implementasi manajemen perpustakaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial, artinya keberadaan manusia sangat bergantung kepada individu-individu lain yang berada disekitarnya, hal ini terbukti dengan adanya

Lebih terperinci

Perpustakaan umum kabupaten/kota

Perpustakaan umum kabupaten/kota Standar Nasional Indonesia Perpustakaan umum kabupaten/kota Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Perpustakaan umum kabupaten/kota... 1 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan

Lebih terperinci

Perlu menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan berkembangnya potensi atau daya yang dimiliki masyarakat dalam hal membaca.

Perlu menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan berkembangnya potensi atau daya yang dimiliki masyarakat dalam hal membaca. KEBIJAKAN PEMDA DALAM MENGEMBANGKAN BUDAYA BACA MASYARAKAT Oleh Dardjo Sumardjo Terdapat banyak faktor yang menjadi penyebab sehingga minat dan budaya baca masyarakat kita belum sebagaimana yang diharapkan.

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 174 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimanakah Perpustakaan ITS Surabaya dan Perpustakaan UK Petra Surabaya melakukan pemanfaatan fungsi ruang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan informasi kepada pengguna yang mempunyai minat serta

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan informasi kepada pengguna yang mempunyai minat serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perpustakaan sebagai sumber informasi harus memanfaatkan sumber daya yang ada semaksimal mungkin agar perpustakaan dapat memberikan layanan dalam memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

MAKALAH PERANAN PERPUSTAKAAN DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT SEKOLAH

MAKALAH PERANAN PERPUSTAKAAN DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT SEKOLAH MAKALAH PERANAN PERPUSTAKAAN DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT SEKOLAH (disajikan dalam kegiatan Bimtek Kepala Perpustakaan Sekolah pada tanggal 01 sd 04 Juni 2016 di Hotel FAVE Banjarmasin) Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara efektif dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana. diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana. diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, perpustakaan sebagai

Lebih terperinci

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DAN MINAT BACA PADA SISWA. Dosen : Nanik Arkiyah, M.

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DAN MINAT BACA PADA SISWA. Dosen : Nanik Arkiyah, M. PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DAN MINAT BACA PADA SISWA Dosen : Nanik Arkiyah, M.IP Nama Kelas : Dewi Kartikasari : 7A NIM : 1300005349 PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS RESPON SISWA TERHADAP FASILITAS PERPUSTAKAAN SEKOLAH DI SMP MUHAMMADIYAH 7 AMPELGADING

BAB IV ANALISIS RESPON SISWA TERHADAP FASILITAS PERPUSTAKAAN SEKOLAH DI SMP MUHAMMADIYAH 7 AMPELGADING BAB IV ANALISIS RESPON SISWA TERHADAP FASILITAS PERPUSTAKAAN SEKOLAH DI SMP MUHAMMADIYAH 7 AMPELGADING A. Analisis Fasilitas Perpustakaan Sekolah SMP Muhammadiyah 7 Ampelgading, Kabupaten Pemalang Setelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk mempersiapkan kesuksesan masa depan pada zaman globalisasi. Manusia tidak bisa lepas dari pendidikan,

Lebih terperinci

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN TEMANGGUNG

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN TEMANGGUNG BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan perasaan yang jernih maka akan tercipta komunikasi yang jelas dan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan perasaan yang jernih maka akan tercipta komunikasi yang jelas dan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Dalam perkembangan pendidikan dewasa ini baik di negara maju mau pun di Negara yang sedang berkembang, minat membaca sangat memegang peranan penting. Keberhasilan dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kepenerima pesan (2006:6). Dalam Accociation for education and communication

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kepenerima pesan (2006:6). Dalam Accociation for education and communication BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Media Secara harfiah media berarti perantara atau pengantar. Oleh Sadiman dikemukakan bahwa media adalah perantara atau pengantar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya perkembangan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan yang terjadi tersebut menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran peserta didik dalam mengembangkan potensi diri yang dimilikinya adalah pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dila Farida Nurfajriah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dila Farida Nurfajriah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di dunia berkembang sangat pesat dan telah mempengaruhi berbagai bidang kehidupan dan profesi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Bahasa Indonesia secara umum mempunyai fungsi sebagai alat komunikasi sosial. Pada dasarnya bahasa erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Manusia sebagai anggota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sepanjang hayat (long life learning). Kegiatan membaca

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sepanjang hayat (long life learning). Kegiatan membaca 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membaca merupakan sarana yang tepat untuk mempromosikan suatu pembelajaran sepanjang hayat (long life learning). Kegiatan membaca menjadi bagian dari kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini semakin meningkat.hal ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini semakin meningkat.hal ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di masa sekarang ini tuntutan terhadap penyelenggaraan pelayanan dewasa ini semakin meningkat.hal ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan layanan masyarakat

Lebih terperinci