HYPNO LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HYPNO LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH"

Transkripsi

1 Yatiman HYPNO LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH Oleh : Yatiman Pengawas Pendidikan pada Sekolah Dasar Negeri Kabupaten Banyumas dan Mahasiswa Magister Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Pascasarjana IAIN Purwokerto abahyatiman@gmail.com Abstract Hypno leadershipis the role of a leader in doing hypnosis so that a leader can command his followers to do something for a particular purpose. With the existence of Hypno leadership, the influence of the leader is felt by his followers. A leader must have the ability to influence others especially against those who follow him. The characteristics a leader must have is a leader must be strong, the second is a leader must have a clear vision, the third a leader must be trustworthy, and the last is a leader must be able to respect other people. To use the ability of Hypno leadership, it must be able to understand the basic principles of dealing with people: People are attracted to themselves, not to you, The innermost principle of human nature is the need to be respected. Everyone wants to be important. The more you make the person feel important the more responsive they will be to you. Keywords: Hypno leadership, headmaster and role. Abstrak Hypno leadership adalah peran seorang pemimpin dalam melakukan hipnotis sehingga seorang pemimpin bisa memerintahkan pengikutnya untuk melakukan suatu hal untuk tujuan tertentu.dengan adanya Hypno leadership, pengaruh pemimpin sangat dirasakan oleh pengikutnya. Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain terutama terhadap orang-orang yang menjadi pengikutnya. Karakter-karakter yang harus dimiliki seorang pemimpin adalah seorang pemimpin harus kuat. Seorang pemimpin juga harus mempunyai visi yang jelas dan ia harus dapat dipercaya serta seorang pemimpin harus bisa menghormati orang lain.agar dapat menggunakan kemampuan Hypno leadership, maka harus mampu memahami berbagai prinsip dasar dalam berhubungan dengan manusia, yaitu: Orang tertarik pada diri mereka sendiri, bukan pada Anda, prinsip paling penting dalam pada sifat manusia adalah kebutuhan untuk dihargai, 156 Jurnal Kependidikan, Vol. IV No. 1 Mei 2016

2 Hypno Leadership Kepala Sekolah dan semua orang ingin dianggap penting. Semakin Anda membuat orang itu merasa penting maka semakin besar tanggapan mereka kepada Anda. Kata kunci: Hypno leadership, kepala sekolah, dan peran. A. Latar Belakang Masalah Menurut Syaiful (2005: 23), sekolah adalah sebuah organisasi yang di dalamnya terdiri dari orang yangmengurus atau mengelola. Sekolah sering juga disamakan dengan perusahaan dengan kepala sekolah sebagai managernya. Seperti halnya organisasi lain, sekolah juga dapat mengalami kemajuan dan kemunduran dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya. Kepala Sekolah sebagai pemimpin dalam sekolah untuk merencanakan pengembangan sekolah demi meningkatkan mutu pendidikan didukung oleh peran lain demi kelancaran pelaksanaan pendidikan, antara lain: guru, karyawan, siswa, orang tua siswa dan tokoh masyarakat yang didorong untuk ikut terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan mulai dari pengambilan keputusan, pelaksanaan, dan evaluasi yang diharapkan mampu meningkatkan mutu pendidikan.( = 113). Jabatan Kepala Sekolah merupakan jabatan tugas tambahan dan di sisi lain secara teoritik maupun fungsional kepala sekolah juga disebutkan termasuk tenaga pendidik. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 yang mengatur tentang Sistem pendidikan Nasional dalam pasal 39 (2) menyebutkan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian pada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Kemudian dalam Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dalam pasal 1 (1) dijelaskan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur Jurnal Kependidikan, Vol. IV No. 1 Mei

3 Yatiman pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dengan demikian melihat posisi kualifikasi kepala sekolah sebagai tenaga manajemen pendidikan dan tenaga pendidik, maka kepala sekolah juga melaksanakan tugas sebagai pendidik. Kepala sekolah sebagai seorang pendidik harus mampu menanamkan, memajukan dan meningkatkan paling tidak empat macam nilai, yaitu: (a) nilai mental, nilai yang berkaitan dengan sikap bathin dan watak manusia, (b) nilai moral yang berkaitan dengan hal-hal ajaran baik dan buruk mengenai perbuatan, sikap dan kewajiban atau moral yang diartikan sebagai ahklak, budipekerti, dan kesusilaan, (c) nilai fisik hal-hal yang berkaitan dengan kondisi jasmani atau badan, kesehatan atau penampilan manusia secara lahiriah, dan (d) nilai artistik yang berkaitan dengan kepekaan manusia terhadap seni dan keindahan. Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin di sekolah harus bersikap positif terhadap guru-guru dan pegawai administrasi lainnya dalam melaksanakan tugasnya untuk pencapai tujuan sekolahnya. Kepala sekolah dituntut mampu untuk dapat bekerjasama, mampu untuk memberi arahan, dan memberi petunjuk, juga mampu menerima berbagai masukkan, dan kritik dari guru-guru. Kepala sekolah juga mampu membina, mendidik, melatih semua guru dan personil sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing dalam usaha tambahan pengetahuan keterampilan dan pengalaman maupun perubahan sikap yang lebih positif terhadap pelaksanaan tugas, oleh karena itu kepala sekolah harus : (a) memiliki wawasan jauh kedepan (visi) dan tahu tindakan apa yang harus dilakukan (misi) serta paham benar tentang cara yang akan ditempuh (strategi); (b) memiliki kemampuan mengoordinasikan dan menyerasikan seluruh sumberdaya terbatas yang ada untuk mencapai tujuan atau untuk memenuhi kebutuhan sekolah (yang umumnya tak terbatas); (c) memiliki kemampuan mengambil keputusan dengan terampil (cepat, tepat, cekat, dan akurat); (d) memiliki kemampuan memobilisasi sumberdaya yang ada untuk mencapai tujuan dan yang mampu menggugah pengikutnya untuk melakukan hal-hal penting bagi tujuan sekolahnya; (e) memiliki toleransi terhadap perbedaan pada setiap orang dan tidak mencari orang-orang yang mirip dengannya, akan tetapi 158 Jurnal Kependidikan, Vol. IV No. 1 Mei 2016

4 Hypno Leadership Kepala Sekolah sama sekali tidak toleran terhadap orang-orang yang meremehkan kualitas, prestasi, standar, dan nilai-nilai; (f) memiliki kemampuan memerangi musuh-musuh kepala sekolah, yaitu ketidakpedulian, kecurigaan, tidak membuat keputusan, mediokrasi, imitasi, arogansi, pemborosan, kaku, dan bermuka dua dalam bersikap dan bertindak. Menurut Wahjosumidjo (2001: 83) kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.sementara Rahman dkk mengungkapkan bahwa kepala sekolah adalah seorang guru (jabatan fungsional) yang diangkat untuk menduduki jabatan structural (kepala sekolah) di sekolah. (Rahman, 2006: 106) Selanjutnya tulisan ini berusaha mengupas tentangtugas dan fungsi kepala sekolah yang dikaitkan dengan hypno leadreship baik dari sisi model maupun cara menggunakannya. Dalam tulisan ini selanjutnya akan dibahas bagaimana tugas dan fungsi kepala sekolah dan bagaimana model hypno leadership dalam penggunaanya. 1. Tupoksi Kepala Sekolah Sejalan dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap akuntabilitas sekolah, maka meningkat pula tuntutan terhadap kinerja kepala sekolah.kepala Sekolah diharapkan melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai manajer dan leader. Sebagai pemimpin pendidikan di sekolah, kepala sekolah memiliki tanggung jawab sepenuhnya untuk mengembangkan seluruh sumber daya sekolah. Efektivitas kepemimpinan kepala sekolah tergantung kepada kemampuan bekerjasama dengan seluruh warga sekolah, serta kemampuannya mengendalikan pengelolaan sekolah untuk menciptakan proses belajar mengajar.seorang kepala sekolah disebut profesional apabila: (a)memiliki kejujuran dan integritas pribadi, (b) mendedikasikan sebagian besar waktunya untuk bekerja di bidangnya; (c) memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dapat dikategorikan ahlipada suatu bidang, (d) berusaha mencapai Jurnal Kependidikan, Vol. IV No. 1 Mei

5 Yatiman tujuan dengan target-target yang ditetapkan secara rasional, (e) memiliki standar yang tinggi dalam bekerja, (f) 6 memiliki motivasi yang kuat untuk mencapai keberhasilan dengan standar kualitas yang tinggi, (g) mencintai dan memiliki sikap positif terhadap profesinya yang antara lain tercermin dalam perilaku profesionalnya dan respons orang-orang yang berkaitan dengan profesi/ pekerjaannya, (h) memiliki pandangan jauh ke depan (visionary); (i) menjadi agen perubahan, (j) memiliki kode etik, dan (k) memiliki lembaga profesi. Permendiknas Nomor 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah/Madrasah, Pasal 12 ayat (4) menyatakan bahwa penilaian kinerja kepala sekolah meliputi: (a) usaha pengembangan sekolah/madrasah yang dilakukan selama menjabat kepala sekolah/madrasah, (b) peningkatan kualitas sekolah/madrasah berdasarkan 8 (delapan) standar nasional pendidikan selama di bawah kepemimpinan yang bersangkutan, dan (c) usaha pengembangan profesionalisme sebagai kepala sekolah/madrasah. Dalam Buku Kinerja kepala sekolah Kemendinas (Badan PSDNP dan PMP, 2011: 7) disebulkan bahwa penilaian kinerja kepala sekolah dilaksanakan berdasarkan tupoksinya. Oleh sebab itu, tupoksi kepala sekolah mengacu pada tiga (3) butir di atas. Tupoksi kepala sekolah juga harus mengacu pada Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang standar pengelolaan sekolah, meliputi (1) perencanaan program, (2) pelaksanaan rencana kerja, (3) pengawasan dan evaluasi, (4) kepemimpinan sekolah, (5) sistem informasi sekolah. Tugas pokok dan fungsi kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan adalah: (a) Perencanaan sekolah dalam arti menetapkan arah sekolah sebagai lembaga pendidikan dengan cara merumuskan visi, misi, tujuan dan strategi pencapaian, (b) Mengorganisasikan sekolah dalam artimembuat struktur organisasi, menetapkan staf dan menetapkan tugas dan fungsi masing-masing staf, (c) Menggerakkan staf dalam artian memotivasi staf melalui internal marketing dan memberi contoh eksternal marketing, (d) Mengawasi dalam arti 160 Jurnal Kependidikan, Vol. IV No. 1 Mei 2016

6 Hypno Leadership Kepala Sekolah melakukan supervisi, mengendalikan dan membimbing semua staf dan warga sekolah, dan (d) Mengevaluasi proses dan hasil pendidikan untuk dijadikan dasar pendidikan dan pertumbuhan kualitas, serta melakukan problem solving baik secara analitis sistematis maupun pemecahan masalah secara kreatif dan menghindarkan serta menanggulangi konflik.(hari, 2004: 112) Kepala Sekolah sebagai leader harus mampu memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemauan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah, dan mendelegasikan tugas. Wahjosumijo mengemukakan bahwa kepala sekolah sebagai leader harus memiliki karakter khusus yang mencakup kepribadian, keahlian dasar, pengalaman dan pengetahuan professional, serta pengetahuan administrasi dan pengawasan. Kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah sebagai leader dapat dianalisis dari kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga kependidikan, visi dan misi sekolah, kemampuan mengambil keputusan, dan kemampuan berkomunikasi. Kepribadian kepala sekolah sebagai leader akan tercermin dalam sifat-sifat (a) jujur, (b) percaya diri, (c) tanggung jawab, (d) berani mengambil resiko dan keputusan, (e) berjiwa besar, (f) emosi yang stabil,dan (g) teladan. Pengetahuan kepala sekolah terhadap tenaga kependidikan akan tercermin dalam kemampuan (a) memahami kondisi tenaga kependidikan (guru dan non guru), (b) memahami kondisi dan karakteristik peserta didik, (c) menyusun program pengembangan tenaga kependidikan,dan (d) menerima masukan, saran dan kritikan dari berbagai pihak untuk meningkatkan kepemimpinannya. Pemahaman terhadap visi dan misi sekolah akan tercermin dari kemampuannya untuk: (a) mengembangkan visi sekolah, (b) mengembangkan misi sekolah, dan (c) melaksanakan program untuk mewujudkan visi dan misi ke dalam tindakan. Kemampuan mengambil keputusan akan tercermin dari kemampuannya untuk (a) berkomunikasi secara lisan dengan tenaga kependidikan di sekolah, (b) menuangkan gagasan dalam bentuk Jurnal Kependidikan, Vol. IV No. 1 Mei

7 Yatiman tulisan, (c) berkomunikasi secara lisan dengan orang tua dan masyarakat sekitar lingkungan sekolah. Tugas dan Fungsi Kepala Sekolah dapat dijelaskan sebagai berikut: (a) Kepala Sekolah sebagai Pendidik (Educator), (b) Membimbing guru dalam hal menyusun dan melaksanakan program pengajaran, mengevaluasi hasil belajar dan melaksanakan program pengajaran dan remedial, (c) Membimbing karyawan dalam hal menyusun program kerja dan melaksanakan tugas sehari-hari, (d) Membimbing siswa dalam kegiatan ekstra kurikuler, OSIS dan mengikuti lomba diluar sekolah, (e) Mengembangkan staf melalui pendidikan/latihan, melalui pertemuan, seminar dan diskusi, menyediakan bahan bacaan, memperhatikan kenaikan pangkat, mengusulkan kenaikan jabatan melalui seleksi calon Kepala Sekolah, dan (f) Mengikuti perkembangan iptek melalui pendidikan/latihan, pertemuan, seminar, diskusi dan bahan-bahan. Kepala sekolah sebagai manajer (manager), mempunya tugas antara lain: (a) mengelola administrasi kegiatan belajar dan bimbingan konseling dengan memiliki data lengkap administrasi kegiatan belajar mengajar dan kelengkapan administrasi bimbingan konseling, (b) mengelola administrasi kesiswaan dengan memiliki data administrasi kesiswaan dan kegiatan ekstra kurikuler secara lengkap, (c) mengelola administrasi ketenagaan dengan memiliki data administrasi tenaga guru dan tata usaha, (d) mengelola administrasi keuangan rutin, bos, dan komite, (e) mengelola administrasi sarana/prasarana baik administrasi gedung/ruang, mebelair, alat laboratorium, perpustakaan, Kepala Sekolah sebagai Pengelola Administrasi (Administrator) mempunyai peranan yang sangat penting antara lain: (a) menyusun program kerja, baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang, (b) menyusun organisasi ketenagaan disekolah baik wakasek, pembantu kepala sekolah, walikelas, kasubag tata usaha, bendahara, dan personalia pendukung misalnya pembina perpustakaan, pramuka, OSIS, olah raga. Personalia kegiatan temporer, seperti Panitia Ujian, panitia peringatan hari besar nasional atau keagamaan dan sebagainya, (c) menggerakkan 162 Jurnal Kependidikan, Vol. IV No. 1 Mei 2016

8 Hypno Leadership Kepala Sekolah staf/guru/karyawan dengan cara memberikan arahan dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas, dan (d) mengoptimalkan sumberdaya manusia secara optimal, memanfaatkan sarana / prasarana secara optimal dan merawat sarana prasarana milik sekolah. Kepala Sekolah sebagai Penyelia (supervisor) mempunyai peran antara lain: (a) menyusun program supervisi kelas, pengawasan dan evaluasi pembelajaran, (b) melaksanakan program supervisi, dan (c) memanfaatkan hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja guru/karyawan dan untuk pengembangan sekolah. Kepala Sekolah sebagai Pemimpin (Leader) mempunyai peran antara lain: (a) Memiliki kepribadian yang kuat, jujur, percaya diri, bertanggungjawab, berani mengambil resiko dan berjiwa besar, (b) Memahami kondisi guru, karyawan dan anak didik, (c) Memiliki visi dan memahami misi sekolah yang diemban, (d) Mampu mengambil keputusan baik urusan intern maupun ekstern, dan (e) Mampu berkomunikasi dengan baik secara lisan maupun tertulis. Kepala Sekolah sebagai Pembaharu (Inovator) mempunyai peran antara lain: (a) Mampu mencari, menemukan dan mengadopsi gagasan baru dari pihak lain, dan (b) Mampu melakukan pembaharuan di bagian kegiatan belajar mengajar dan bimbingan konseling, pengadaan dan pembinaan tenaga guru dan karyawan, kegiatan ekstra kurikuler dan mampu melakukan pembaharuan dalam menggali sumber daya manusia di Komite dan masyarakat. Kepala Sekolah sebagai Pendorong (Motivator) mempunyai peran antara lain: (a) Mampu mengatur lingkungan kerja, (b) Mampu mengatur pelaksanaan suasana kerja yang memadai, dan (c) Mampu menerapkan prinsip memberi penghargaan maupun sanksi hukuman yang sesuai dengan aturan yang berlaku. 2. Hypno leadership Hypnoleader adalah perpaduan memimpin yang melibatkan pikiran sadar dan pikiran bawah sadar. Hypnoleader merupakan perpaduan dua kata yakni hypnosis yang berarti mensugesti atau menidurkan, dan leader yang berarti pemimpin. Sehingga dapat Jurnal Kependidikan, Vol. IV No. 1 Mei

9 Yatiman diartikan bahwa hypnoleader sebenarnya adalah menghipnotis / mensugesti / menidurkan orang yang dipimpinnya agar menjadi menurut dan mengikuti serta melaksanakan apa yang sudah menjadi kesepakatan bersama di dalam suatu lembaga, organisasi, perkumpulan (dan apa saja namanya) untuk mencapai tujuan atau cita-cita yang sudah dibuat secara komitmen. Hypnoleader merupakan cara memimpin yang unik, kreatif sekaligus imajinatif. Sebelum pekerjaan dilaksanakan oleh koleganya, ia sudah mengkondisikan untuk siap bekerja. Segala persyaratan untuk melakukan pekerjaan sudah fit dan hasilnya akan maksimal, anak buah bekerja dalam keadaan fresh. Emosional dan psikologis mereka pun juga tidak luput dari perhatian, serta suasana kerja dibuat menyenangkan. Tak kalah pentingnya, pemimpin dituntut stabil baik secara emosi maupun psikologis. Pemimpin juga memiliki cara agar senantiasa fresh dan siap memimpin, karena pemimpin akan menelorkan virus luar biasa yang menular kepada seluruh kolega di institusinya. (1https://arisrusmana.wordpress.com/2011/03/02/hypnoleader) Hypno leadership adalah peran seorang pemimpin yang melakukan hipnotis dan cuci otak sehingga seorang pemimpin bisa memerintahkan pengikutnya untuk melakukan suatu hal untuk tujuan tertentu. Dengan adanya Hypno leadership, pengaruh pemimpin sangat dirasakan oleh pengikutnya. Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain terutama terhadap orang-orang yang menjadi pengikutnya. Karakter-karakter yang harus dimiliki seorang pemimpin adalah seorang pemimpin harus kuat, yang kedua adalah seorang pemimpin harus mempunya visi yang jelas, yang ketiga seorang pemimpin harus dapat dipercaya, dan yang terakhir adalah seorang pemimpin harus bisa menghormati orang lain. Seorang pemimpin dapat mempengaruhi orang lain apabila dia mampu menyelami hati dan pikiran manusia, dengan mengetahui masalah,harapan dan keinginan mereka, maka seorang pemimpin akan dapat tampil memberi solusi dan harapan kepada pengikutnya. 164 Jurnal Kependidikan, Vol. IV No. 1 Mei 2016

10 Hypno Leadership Kepala Sekolah Esensi dari kepemimpinan adalah seorang pemimpin harus mampu mewujudkan visi yang dimilikinya ke dalam realita dengan cara membuat setiap orang mampu mencapai kinerja terbaik dan potensi penuh mereka sehinggamenghasilkan hasil yang maksimal. Beberapa syarat untuk seorang pemimpin diantaranya adalah mampu menjalin hubungan baik dan berkomunikasi dengan orang lain. Adapun yang dimaksud dari syarat ini adalah seorang pemimpin harus bisa berhubungan dengan orang lain agar terjadi hubungan yang baik antara pimpinan dan bawahannya. Syarat yang kedua adalah dapat menjadi contoh dan teladan yang baik bagi semua orang karena salah satu cara untuk menjadi pemimpin adalah mampu menjadi teladan karena nantinya seorang pemimpin merupakan contoh bagi pengikutnya.seorang pemimpin harus bisa membaca potensi yang ada di dirinya. Seorang pemimpin pasti mengatahui apa yang menjadi minat atau bakatnya sehingga ia dapat mengasah kemampuan itu dan menjadikannya sebagai bekal ketika ia menjadi pemimpin kelak. Seorang pemimpin harus bisa menciptakan inovasi, pemimpin selalu belajar dan terbuka dengan berbagai hal yang baru, tanpa adanya inovasi suatu perusahaan atau organisasi akan terhambat dan tidak mampu untuk bersaing karena terlalu ketinggalan zaman. Inovasi adalah suatu keniscayaan dan keharusan yang harus dipahami oleh setiap pemimpin. Selain menciptakan inovasi, seorang pemimpin harus memiliki prinsip yang teguh, karena seorang pemimpin adalah pusat perhatian, sumber kebijaksanaan dan panutan bagi banyak orang. prinsip yang teguh adalah bukti kekuatan karakter seorang pemimpin. Tanpa hal itu, maka wibawa dan pengaruh seorang pemimpin akan pudar dan tidak dihargai lagi oleh para pengikutnya. Seorang pemimpin mempunyai sifat selalu mau belajar dan mau mendengarkan orang lain. Maksudnya adalah, seorang pemimpin selalu mau belajar walaupun sudah punya bekal untuk menjadi pemimpin. Contohnya, seorang pemimpin selalu belajar dari kesalahan yang dibuat di masa lalu untuk memperbaiki kedepannya agar tidak terjadi kesalahan yang sama. Pemimpin yang autentik adalah pemimpin yang hidup sesuai dengan karakter, nilai-nilai dan Jurnal Kependidikan, Vol. IV No. 1 Mei

11 Yatiman keyakinannya yang tertinggi dalam mejalani kehidupan ini. Ketulusan hati seorang pemimpin untuk berbagi visi dan misi tentang suatu bentuk kehidupan yang terbaik bagi semua orang akan mampu mengubah dunia. ( 3. PenggunaanHypno leadership Menggunakan kemampuan Hypno leadershipmaka kita harus mampu memahami berbagai prinsip dasar dalam berhubungan dengan manusia. Prinsip dasar manusia diantaranya: (a) Orang tertarik pada diri mereka sendiri, bukan pada Anda (Les Giblin). Ungkapan di atas meskipun terdengar sinis namun mengandung sebuah kebenaran yang sukar untuk dibantah. Ungkapan di atas juga mewakili sifat dasar manusia yang perlu diketahui jika ingin menjadi Hypnotic leader. Untuk menjadi seorang hypnotic leader kita perlu memahami fakta ini dengan baik. Jangan terlalu sering membual tentang diri Anda atau prestasi yang Anda raih Tuhan memberi kita satu mulut dan dua telinga. Itu artinya kita harus mendengarkan dua kali lebih banyak daripada kita berbicara. Pemimpin yang hebat adalah orang yang rendah hati, tidak menonjolkan diri dan menaruh minat dan perhatian kepada orang lain. Seorang pemimpin membutuhkan dukungan dan bantuan dari semua pihak. Oleh karena itu dia harus dapat mengambil hati dan mengambil simpati orangorang yang ada di bawahnya. Dengan tertarik kepada mereka maka mereka pun akan tertarik kepada Anda, (b) Prinsip paling dalam pada sifat manusia adalah kebutuhan untuk dihargai (William James). Prinsip kedua yang tidak kalah pentingnya dalam urusan hubungan antar manusia. Semua orang termasuk diri kita selalu ingin dihargai. Jika kita tidak dapat menghargai orang lain jangan harap orang lain akan menghargai kita. Jika ingin menjadi seorang hypnotic leader maka jadilah orang yang pandai menghargai orang lain.pemimpin yang baik akan selalu dinanti kedatangannya dan orang akan merasa kehilangan saat ditinggalkannya. Jika ingin 166 Jurnal Kependidikan, Vol. IV No. 1 Mei 2016

12 Hypno Leadership Kepala Sekolah menjadi hypnotic leader makalah jadilah orang yang pandai menghargai orang lain. Jangan memaki, mempermalukan atau menjatuhkan orang lain di muka umum. Semua orang butuh dan haus akan penghargaan. Apabila kita dapat selalu menghargai orang lain kapan pun dan dimana pun kita berada tanpa membeda-bedakan maka orang lain juga akan menghargai, mendukung, dan berpihak kepada kita. Dengan memberi kita akan menerima. Sekecil apapun penghargaan itu asal kita lakukan dengan tulus dan sepenuh hati maka akibatnya akan kembali kepada kita dengan berlipat ganda, (c) Semua orang ingin dianggap penting. Semakin Anda membuat orang itu merasa penting maka semakin besar tanggapan mereka kepada Anda (Les Giblin). Setiap orang ingin menjadi penting. Pahamilah bahwa semua orang adalah penting dan perlakukan mereka dengan pandangan itu. Everyone is very important person, bukan hanya orang tertentu saja. Seorang pemimpin yang menghipnotis adalah bahwa harus mampu memahami dan menggunakan prinsip persamaan ini. Pada dasarnya semua orang menyukai hal yang memiliki persamaan atau mirip dengan dirinya. Ada banyak hal yang mendasari adanya persamaan yang biasanya menarik orang-orang untuk berkumpul dan membentuk sebuah wadah atau organisasi yaitu: (a) Persamaan ide, visi dan cita-cita, (b) Persamaan minat, kegemaran atau hobi, (c) Persamaan nilai, sikap dan kepentingan, (d) Persamaan latar belakang, usia dan pekerjaan, dan (e) Persamaan budaya, adat dan kepercayaan. Ada empat hal yang membuat orang bersedia mengikuti seorang pemimpin. Empat hal tersebut adalah: (a) Pemimpin yang kuat. Orang akan cenderung mengikuti pemimpin yang dianggap kuat. Kuat disini bukan berarti kuat secara fisik melainkan kuat secara prinsip, karakter, dan kepribadian. Kekuatan karakter adalah landasan penting dalam sebuah kepemimpinan. Tanpa memiliki karakter yang kuat sebagai seorang pemimpin maka organisasi akan gagal dan tidak berhasil dalam meraih tujuan. Menurut Becker T. Washington, Karakter adalah kekuatan. MenurutRalph Waldo Emerson, Karakter pemimpin menentukan karakter organisasinya. Menurut Joseph Stalin, Jurnal Kependidikan, Vol. IV No. 1 Mei

13 Yatiman Aku percaya pada keyakinan dan kekuatan manusia, (b) Pemimpin yang mempunyai visi. Orang akan cenderung mengikuti pemimpin yang memiliki visi dan tujuan yang jelas. Inti dari kepemimpinan adalah menemukan visi dan kemudian mengkomunikasikan visi tersebut kepada semua orang yang ada dalam sebuah organisasi dan mendorong semua orang bergerak untuk mencapai pemenuhan dari visi tersebut. Visi adalah esensi dari seorang pemimpin yang sejati. Menurut Jack Welch, Pemimpin bisnis yang baik menciptakan visi. Menurut John Maxwell, Pemimpin menemukan visinya baru pengikutnya, pengikut menemukan pemimpinnya baru kemudian visinya. Menurut Sam Walton, Pemimpin yang hebat bisa meningkatkan rasa percaya diri pengikutnya. Jika orang percaya pada mereka sendiri maka mereka akan mencapai hal-hal yang mengagumkan. Menurut John D. Rockefeller, Kepemimpinan yang baik adalah dengan menunjukkan kepada orang-orang yang biasa bagaimana cara melakukan pekerjaan yang dilakukan oleh orangorang yang luar biasa. Sebuah visi dapat disampaikan dalam kalimat yang sederhana namun mampu mengunggah semangat dan menginspirasi orang lain, (c) Pemimpin yang dapat dipercaya, Orang tidak akan mengikuti pemimpin yang tidak dapat dipercaya. Tanpa memiliki karakter yang baik dan dapat dipercaya maka sebesar apapun upaya yang Anda lakukan untuk memimpin organisasi Anda maka hal itu tidak akan pernah membuahkan hasil yang maksimal. Menurut Jenderal Norman Schwarkopf, Kepemimpinan adalah kombinasi antara strategi dan karakter. Tapi yang terpenting adalah karakter. Menurut John Maxwell, Karakter memungkinkan terciptanya kepercayaan. Kepercayaan memungkinkan terciptanya kepemimpinan. Menurut Stephen Gregg, Orang tidak akan mengikuti pemimpin yang memiliki komitmen, dan (d) Pemimpin yang dapat menghormati orang lain. Orang tidak akan mengikuti pemimpin yang tidak dapat menghormati orang lain. Orang yang memiliki karakter yang hebat dan kuat, visi yang besar dan luar biasa, jujur dan dapat dipercaya akan tetapi tidak dapat menghormati dan memperlakukan orang lain 168 Jurnal Kependidikan, Vol. IV No. 1 Mei 2016

14 Hypno Leadership Kepala Sekolah dengan baik maka orang itu tidak dapat menjadi pemimpin yang sebenarnya. Syarat ini merupakan syarat yang paling penting untuk dapat menjadi pemimpin yang dihormati, disegani sekaligus dicintai oleh bawahan. Menurut Simon Sinek, Jika Anda ingin menjadi pemimpin yang baik ingatlah untuk selalu mempelakukan semua orang dengan rasa hormat setiap saat. MenurutJim Rohm, Tantangan untuk menjadi seorang pemimpin adalah untuk menjadi kuat tapi tidak kasar, baik hati tapi tidak lemah, berani tapi tidak melecehkan, pemikir tapi tidak malas, rendah hati tapi tidak pemalu, punya kebanggaan diri tapi tidak arogan, humoris tapi tidak konyol. Untuk menjadi seorang pemimpin yang menghipnotis (hypnotis leader) harus paham dengan beberapa prinsip periklanan klasik berikut : A = Atenttion atau menarik perhatian I = Interest atau menumbuhkan minat D = Desire atau mengunggah hasrat A = Action atau mendorong tindakan Begitu juga dengan sebuah kepemimpinan yang baik. Seorang pemimpin yang baik juga harus mampu menarik perhatian dari pengikutnya, menumbuhkan minat mereka, mengunggah hasrat atau antusiasme mereka dan akhirnya mampu mendorong, memotivasi dan menginspirasi mereka untuk melakukan sesuatu yaitu mencapai tujuan dan hasil terbaik bagi organisasi. Memiliki minat dan hasrat yang berkobar maka secara otomatis bawahan akan melihat hal tersebut terpancar dari diri pemimpin yang tentunya akan membuat mereka memiliki minat dan hasrat yang sama. Para pemimpin besar selalu memiliki cara untuk menggugah orang agar melakukan sesuatu. Mereka memiliki perbendaharaan kosakata ajaib yang mampu menghipnotis pendengarnya untuk mengikuti perintah mereka. Jika seorang pemimpin menarik perhatian orang, menumbuhkan minat dan menggugah hasrat mereka serta mampu mendorong mereka untuk bertindak sebagaimana yang diinginkan maka Anda sudah dapat disebut sebagai seorang hypnotic leader. Jurnal Kependidikan, Vol. IV No. 1 Mei

15 Yatiman B. Kesimpulan Sekolah adalah sebuah organisasi yang di dalamnya terdiri dari orang yangmengurus atau mengelola. Sekolah sering juga disamakan dengan perusahaan dengan kepala sekolah sebagai managernya.kepala Sekolah sebagai pemimpin dalam sekolah untuk merencanakan pengembangan sekolah demi meningkatkan mutu pendidikan didukung oleh peran lain demi kelancaran pelaksanaan pendidikan antara lain guru, karyawan, siswa, orang tua siswa dan tokoh masyarakat yang didorong untuk ikut terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan mulai dari pengambilan keputusan, pelaksanaan, dan evaluasi yang diharapkan mampu meningkatkan mutu pendidikan. Pemimpin harus memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain terutama terhadap orang-orang yang menjadi pengikutnya. Karakterkarakter yang harus dimiliki seorang pemimpin, yakni: Pertama, seorang pemimpin harus kuat. Keduaadalah seorang pemimpin harus mempunya visi yang jelas. Ketigaseorang pemimpin harus dapat dipercaya. Keempat, seorang pemimpin harus bisa menghormati orang lain.dengan adanya Hypno leadership, pengaruh pemimpin sangat dirasakan oleh pengikutnya.jika seorang pemimpin dapat menarik perhatian orang, menumbuhkan minat dan menggugah hasrat mereka serta mampu mendorong mereka untuk bertindak sebagaimana yang diinginkan, maka seorang pemimpin sudah dapat disebut sebagai seorang hypnotic leader. 170 Jurnal Kependidikan, Vol. IV No. 1 Mei 2016

16 Hypno Leadership Kepala Sekolah DAFTAR PUSTAKA Kementerian Pendidikan Nasional. Buku Kerja Kepala Sekolah. Jakarta: Badan PSDMP dan PMP, Mulyasa. Menjadi Kepala Sekolah Professional.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Rahman (dkk). Peran Strategis Kapala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. Jatinangor: Alqaprint, Sagala, Syaiful.Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta, Sudrajat, Hari. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Bandung: Cipta Cekas Grafika, Wahjosumidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, bf34e. Jurnal Kependidikan, Vol. IV No. 1 Mei

Tupoksi, Program Kerja, Bentuk Kegiatan Dan Bukti Fisik Kerja Kepala Sekolah

Tupoksi, Program Kerja, Bentuk Kegiatan Dan Bukti Fisik Kerja Kepala Sekolah Tupoksi, Program Kerja, Bentuk Kegiatan Dan Bukti Fisik Kerja Kepala Sekolah Apa Tupoksi, Program Kerja, Bentuk Kegiatan, dan Bukti Fisiknya yang perlu dibuat oleh seorang kepala sekolah? Berikut ini contoh

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH. saat itu SMA Negeri 14 Surabaya belum mempunyai gedung sendiri dan

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH. saat itu SMA Negeri 14 Surabaya belum mempunyai gedung sendiri dan BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH 2.1 Sejarah Umum SMA Negeri 14 Surabaya SMA Negeri 14 Surabaya berdiri pada tanggal 8 Oktober 1981. Pada saat itu SMA Negeri 14 Surabaya belum mempunyai gedung sendiri dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan secara harfiah berasal dari kata pimpin. Kata pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juga menunjukkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian lapangan dan pembahasan, maka kesimpulan penelitian sebagai berikut:

Lebih terperinci

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012 Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012 I. Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) huruf A, B, C, atau D pada lembar jawaban! 1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG

BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG 69 BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG A. Kepemimpinan kepala sekolah di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang Kepala sekolah merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi istilah. 1.1. Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. Penataan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan pada penelitian ini yaitu:

BAB V PENUTUP. sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan pada penelitian ini yaitu: BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penyajian data yang telah penulis lakukan pada bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan pada penelitian ini yaitu: 1. Pelaksanaan peran kepala sekolah di SMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dalam penyelenggaraan pendidikan sangat penting. pengelolaan sumber daya manusia dapat berjalan sesuai dengan apa yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dalam penyelenggaraan pendidikan sangat penting. pengelolaan sumber daya manusia dapat berjalan sesuai dengan apa yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia sangat penting bagi organisasi/lembaga dalam mengelola, mengatur, dan memanfaatkan pegawai sehingga dapat berfungsi secara produktif untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan sangat penting dalam masyarakat, karena pendidikan berpengaruh terhadap kehidupan dalam masyarakat. Pendidikan yang berkualitas akan berpengaruh

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut : BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan peneliti terhadap "Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Sekolah Efektif (Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah memiliki keunggulan dan berkualitas adalah dambaan bagi guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah. Sebagai kepala sekolah sudah

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF

PENINGKATAN KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF PENINGKATAN KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF Suparni Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract Sekolah sebagai suatu organisasi sosial harus mampu menyesuaikan diri dan mengantisipasi setiap perkembangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum SMA Negeri 1 Salatiga Pada 1 Juli yayasan SMA B didirikan oleh beberapa tokoh, terutama mereka yang berada di DPRD Salatiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Sekolah pada suatu waktu dan guru-guru tetap menjalankan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Sekolah pada suatu waktu dan guru-guru tetap menjalankan aktivitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ada berbagai pendapat menyangkut pola, peran dan tanggung jawab Kepala Sekolah pada suatu lembaga pendidikan. Ketika ada atau tidak ada Kepala Sekolah pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peran 2.1.1 Pengertian Peran Peran mempunyai arti yang sangat luas. Peran berarti laku, bertindak. Menurut definisi para ahli menyatakan bahwa pengertian peran adalah aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aspek yang paling utama dalam menghadapi era globalisasi dimana keberhasilan suatu bangsa dalam melaksanakan

Lebih terperinci

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH Kompetensi Kepribadian 1. Memiliki integritas kepribadian yang kuat sebagai pemimpin : Selalu konsisten dalam berfikir, bersikap, berucap, dan berbuat dalam setiap melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah upaya yang dilakukan negara untuk mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan adalah untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dalam bidang pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dalam bidang pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan dalam berbagai bidang kehidupan demikian cepatnya, salah satunya dalam bidang pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut, khususnya di

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENCAPAI VISI DAN MISI SEKOLAH DI SD NEGERI 03 PODODADI KARANGANYAR PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENCAPAI VISI DAN MISI SEKOLAH DI SD NEGERI 03 PODODADI KARANGANYAR PEKALONGAN BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENCAPAI VISI DAN MISI SEKOLAH DI SD NEGERI 03 PODODADI KARANGANYAR PEKALONGAN Pada bab ini, peneliti akan menganalisis terhadap upaya kepala sekolah

Lebih terperinci

DALAM PEMBINAAN PROFESIONAL

DALAM PEMBINAAN PROFESIONAL PERAN KEPALA SEKOLAH DAN PENGAWAS DALAM PEMBINAAN PROFESIONAL Waktu: 2 jam A. PENGANTAR Banyak variabel yang bisa mempengaruhi peningkatan mutu pendidikan, salah satunya adalah peran kepala sekolah dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan manajemen suatu lembaga pendidikan (sekolah) sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan manajemen suatu lembaga pendidikan (sekolah) sangat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan manajemen suatu lembaga pendidikan (sekolah) sangat bergantung pada kepemimpinan kepala sekolah, ini senada dengan ungkapan Wahjosumidjo (2005:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu usaha menciptakan manusia yang mampu berinovasi dengan mengembangkan potensi dalam dirinya. Selain itu, pendidikan juga meningkatkan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan Sekolah Menengah Pertama di Kota Medan. Hal

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan Sekolah Menengah Pertama di Kota Medan. Hal 117 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data, temuan dan pembahasan penelitian maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan positif dan signifikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh sebab itu hampir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya peningkatan Sumber daya Manusia salah satunya dilakukan melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun informal. Pendidikan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar tahun 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mewujudakan tujuan tersebut,

Lebih terperinci

FUNGSI KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN KESISWAAN DI SDI AL FATTAH SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

FUNGSI KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN KESISWAAN DI SDI AL FATTAH SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 FUNGSI KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN KESISWAAN DI SDI AL FATTAH SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat Naskah Soal Ujian Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Petunjuk: Naskah soal terdiri atas 7 halaman. Anda tidak diperkenankan membuka buku / catatan dan membawa kalkulator (karena soal yang diberikan tidak

Lebih terperinci

BAB II KEPALA MADRASAH DAN KINERJA GURU. madrasah. Kata kepala dapat diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu

BAB II KEPALA MADRASAH DAN KINERJA GURU. madrasah. Kata kepala dapat diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu BAB II KEPALA MADRASAH DAN KINERJA GURU A. Pengertian dan tugas-tugas Kepala Madrasah 1. Pengertian kepala madrasah Kata kepala madrasah berasal dari dua kata yaitu kepala dan madrasah. Kata kepala dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Telah muncul kesadaran pada diri banyak orang, bahwa pembangunan pendidikan merupakan peristiwa yang tidak akan pernah selesai selagi peradaban manusia masih

Lebih terperinci

PROFESIONALITAS KEPALA SEKOLAH DALAM KEBERHASILAN KURIKULUM 2013

PROFESIONALITAS KEPALA SEKOLAH DALAM KEBERHASILAN KURIKULUM 2013 PROFESIONALITAS KEPALA SEKOLAH DALAM KEBERHASILAN KURIKULUM 2013 Muklisin 1 Abstrak Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tuti Rohayati, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tuti Rohayati, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan menyiapkan sumber daya manusia. Sejalan dengan kemajuan ilmu dan teknologi (iptek) sistem pendidikan harus

Lebih terperinci

Oleh : Hepy S Pasambuna, Arwildayanto*, Arifin**

Oleh : Hepy S Pasambuna, Arwildayanto*, Arifin** EVALUASI PERAN KEPALA SEKOLAH DI SMA NEGERI SE KOTA KOTAMOBAGU Oleh : Hepy S Pasambuna, Arwildayanto*, Arifin** Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK

Lebih terperinci

PROFESIONALISME KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (Kajian Konsep Dan Teoritis)

PROFESIONALISME KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (Kajian Konsep Dan Teoritis) PROFESIONALISME KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (Kajian Konsep Dan Teoritis) Nurmadiah Dosen Manajemen Pendidikan Islam Univeristas Islam Indragiri Abstrak Peningkatan Profesionalisme kepemimpinan kepala sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di era otonomi daerah menghadapi tantangan besar dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di era otonomi daerah menghadapi tantangan besar dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan di era otonomi daerah menghadapi tantangan besar dan kompleks yang harus direspons secara positif dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelanggannya. Sebagai pemimpin pendidikan, Kepala sekolah mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. pelanggannya. Sebagai pemimpin pendidikan, Kepala sekolah mempunyai peran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan yang mempunyai tanggung jawab dalam penyelengaraan pendidikan di sekolahnya, untuk menghantarkan sekolah menjadi sekolah

Lebih terperinci

KODE ETIK DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING LIA

KODE ETIK DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING LIA 1 Lampiran Keputusan Ketua STBA LIA tentang Kode Etik Dosen dan Tenaga Kependidikan STBA LIA SK No. 048/K/STBA-LIA/XI/2016 KODE ETIK DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING LIA BAB 1

Lebih terperinci

PENGELOLAAN SUPERVISI PEMBELAJARAN DI SD NEGERI 2 MRANGGEN DEMAK TESIS

PENGELOLAAN SUPERVISI PEMBELAJARAN DI SD NEGERI 2 MRANGGEN DEMAK TESIS PENGELOLAAN SUPERVISI PEMBELAJARAN DI SD NEGERI 2 MRANGGEN DEMAK TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata dalam aktivitas kerja bawahannya. Kepala sekolah yang rajin, cermat, peduli terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Organisasi merupakan sebuah wadah berkumpulnya orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Organisasi merupakan sebuah wadah berkumpulnya orang-orang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Organisasi merupakan sebuah wadah berkumpulnya orang-orang yang memiliki tujuan yang sama dengan harapan dapat mewujudkan tujuan tersebut. Tercapai atau tidaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang merupakan organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang merupakan organisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang merupakan organisasi kompleks dan unik, yang memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi. Sehingga tercapainya tujuan sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu unsur penting dalam kegiatan pendidikan di madrasah adalah guru.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu unsur penting dalam kegiatan pendidikan di madrasah adalah guru. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu unsur penting dalam kegiatan pendidikan di madrasah adalah guru. Dimana peranan guru sangatlah besar dalam menyiapkan generasi bangsa yang unggul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sangat penting. Seperti ditemukan dalam berbagai studi baik di. nasional Universitas Pendidikan Indonesia, 2012:10).

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sangat penting. Seperti ditemukan dalam berbagai studi baik di. nasional Universitas Pendidikan Indonesia, 2012:10). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses merubah manusia menjadi lebih baik, lebih mahir dan lebih terampil. Untuk mencapai tujuan tersebut peran serta guru dan kepala sekolah

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. tergolong cukup (48.51%). Komitmen afektif masih tergolong cukup dikarenakan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. tergolong cukup (48.51%). Komitmen afektif masih tergolong cukup dikarenakan BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pemaparan maka diperoleh simpulan sebagai berikut: Komitmen Afektif guru di SMP Negeri Kecamatan Tanah Jawa mayoritas tergolong

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas

II. KAJIAN PUSTAKA. Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas II. KAJIAN PUSTAKA A. Supervisi Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan adalah tenaga pendidik. Tenaga pendidik (guru) dituntut untuk mampu melaksanakan tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya merupakan sebuah upaya untuk. meningkatkan kualitas manusia. Sekolah merupakan salah satu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya merupakan sebuah upaya untuk. meningkatkan kualitas manusia. Sekolah merupakan salah satu organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan pada hakikatnya merupakan sebuah upaya untuk meningkatkan kualitas manusia. Sekolah merupakan salah satu organisasi untuk mencapai tujuan pembangunan nasional.

Lebih terperinci

MAKALAH KEPEMIMPINAN KONSEP KEPEMIMPINAN

MAKALAH KEPEMIMPINAN KONSEP KEPEMIMPINAN MAKALAH KEPEMIMPINAN KONSEP KEPEMIMPINAN Disusun Oleh : Kelompok 1 TRI OKTAWALDIANA (135030201111055) SHONIA RAHMA AUSRI (135030201111150) NOOR RIKA DINATA INBAR (135030201111152) TRI DEWI EINDRIAS (135030201111166)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan data yang diambil penulis dilapangan menunjukkan keadaan serta

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan data yang diambil penulis dilapangan menunjukkan keadaan serta BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Deskripsi hasil penelitian Berdasarkan data yang diambil penulis dilapangan menunjukkan keadaan serta gambaran sekolah di SMP Negeri 8 Paguyaman Kabupaten Boalemo

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepemimpinan merupakan energi mempengaruhi dan memberi arah yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepemimpinan merupakan energi mempengaruhi dan memberi arah yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepemimpinan dan Fungsi Kepala Sekolah 2.1.1 Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan merupakan energi mempengaruhi dan memberi arah yang terkandung di dalam diri pribadi pemimpin.

Lebih terperinci

MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG PROFESIONAL

MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG PROFESIONAL MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG PROFESIONAL DISUSUN OLEH... NIP :... DALAM RANGKA MEMENUHI 4 LANGKAH PERSYARATAN JABATAN CALON KEPALA SEKOLAH SEKOLAH DASAR NEGERI... TAMBORA-JAKARTA BARAT 2012 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa sekolah sebagai organisasi memiliki ciri-ciri tertentu yang tidak dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. bahwa sekolah sebagai organisasi memiliki ciri-ciri tertentu yang tidak dimiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah adalah lembaga yang bersifat komplek dan unik. Bersifat komplek karena sekolah sebagai terdapat berbagai dimensi yang satu dengan yang lain saling berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. inovasi yang berdampak pada meningkatnya kinerja sekolah. seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa

BAB I PENDAHULUAN. inovasi yang berdampak pada meningkatnya kinerja sekolah. seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budaya sekolah yang kuat merupakan suatu kekuatan yang dapat menyatukan tujuan, menciptakan motivasi, komitmen dan loyalitas seluruh warga sekolah, serta memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. optimal kepada pelanggannya agar tujuan yang dicita-citakan tercapai. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. optimal kepada pelanggannya agar tujuan yang dicita-citakan tercapai. Untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap lembaga pendidikan dituntut untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada pelanggannya agar tujuan yang dicita-citakan tercapai. Untuk mewujudkan hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah sebagai satuan pendidikan dikatakan efektif apabila kepala sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah sebagai satuan pendidikan dikatakan efektif apabila kepala sekolah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah sebagai satuan pendidikan dikatakan efektif apabila kepala sekolah yang memimpin sekolah tersebut memiliki kepemimpinan yang pas dan sesuai dengan keinginan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidik merupakan tenaga profesional sesuai dengan bidangnya, hal ini sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. martabat manusia Indonesia dalam rangka mewujudkan tujuan nasional. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. martabat manusia Indonesia dalam rangka mewujudkan tujuan nasional. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan Pendidikan Nasional berfungsi sebagai upaya sistemik untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia

Lebih terperinci

masalah penelitian yaitu gaya kepemimpinan kepala sekolah, sistem pelayanan administratif, sistem penyelenggaraan proses pendidikan (pembelajaran dan

masalah penelitian yaitu gaya kepemimpinan kepala sekolah, sistem pelayanan administratif, sistem penyelenggaraan proses pendidikan (pembelajaran dan BAB VI KESIMPULAN, REKOMENDASI DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan Bab IV ini mempakan deskripsi temuan penelitian yang mencakup masalah penelitian yaitu gaya kepemimpinan kepala sekolah, sistem pelayanan administratif,

Lebih terperinci

SOAL PILIHAN GANDA. Agus Sukyanto,

SOAL PILIHAN GANDA. Agus Sukyanto, SOAL PILIHAN GANDA 1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah menyebutkan bahwa dimensi kompetensi supervisi meliputi... a. Mengidentifikasi permasalahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jauh ketinggalan dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat. Sehingga

BAB I PENDAHULUAN. jauh ketinggalan dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat. Sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah merubah pola pikir masyarakat. Hal ini mengakibatkan program pendidikan dan pengajaran jauh ketinggalan dibandingkan

Lebih terperinci

Kompetensi Kepala Sekolah

Kompetensi Kepala Sekolah 1 of 8 3/22/2012 2:32 PM AKHMAD SUDRAJAT: TENTANG PENDIDIKAN Kompetensi Kepala Sekolah Posted on 29 Januari 2008 A. Kompetensi Kepribadian 1. Memiliki integritas kepribadian yang kuat sebagai pemimpin

Lebih terperinci

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN (HASIL AMANDEMEN MUSYAWARAH MAHASISWA VIII KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia telah digariskan dalam undang-undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia telah digariskan dalam undang-undang Republik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah merupakan suatu sistim yang di dalamnya terdapat komponen-komponen yang harus digerakkan untuk mencapai tujuan. Tujuan pendidikan di Indonesia telah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku organisasi yang merupakan pencerminan dari perilaku dan sikap orang-orang yang terdapat dalam organisasi

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Setelah diadakan penelitian mendalam tentang kepemimpinan Kepala

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Setelah diadakan penelitian mendalam tentang kepemimpinan Kepala 142 BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Setelah diadakan penelitian mendalam tentang kepemimpinan Kepala Madrasah dalam memotivasi dan inovasi guru dalam pembelajaran di MTsN 1 Model Palangka

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 107 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data, temuan dan pembahasan penelitian maka dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut. 1. Terdapat hubungan yang signifikan

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : Tahun 2011 TENTANG

REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : Tahun 2011 TENTANG KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 800-376 Tahun 2011 TENTANG KODE ETIK KHUSUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DITJEN KEUANGAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM

Lebih terperinci

1. Terdapat hubungan yang signifikan positif dan berarti Pelaksanaan Supervisi

1. Terdapat hubungan yang signifikan positif dan berarti Pelaksanaan Supervisi 94 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data, temuan dan pembahasan penelitian maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Terdapat hubungan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepala sekolah sebagai administrator memegang kunci bagi perbaikan dai kemajuan sekolah. Ia harus mampu memimpin dan menjalankan peranannya agar segala kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jawab kepala sekolah. Pemimpin adalah orang yang melakukan kegiatan dalam

BAB I PENDAHULUAN. jawab kepala sekolah. Pemimpin adalah orang yang melakukan kegiatan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepala sekolah merupakan pimpinan pada lembaga yang dipimpinnya, maju dan berkembangnya suatu lembaga tersebut merupakan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang bermanfaat bagi lingkungan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang bermanfaat bagi lingkungan masyarakat, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang dapat menunjang kualitas sumber daya manusia yang bermanfaat bagi lingkungan masyarakat, bangsa dan negara. Untuk

Lebih terperinci

URGENSI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPALA SEKOLAH DALAM UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME. Nurdin Hidayat STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK

URGENSI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPALA SEKOLAH DALAM UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME. Nurdin Hidayat STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK Nurdin Hidayat STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK Pengelolaan pendidikan terkait dengan Pemerintah secara makro sebagai pembuat kebijakan dan secara mikro Kepala Sekolah sebagai sebagai pengelola sekolah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi yang ditandai dengan persaingan yang ketat dalam semua aspek kehidupan, memberi pengaruh terhadap tuntutan akan kualitas sumber daya manusia,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. organisasi tersebut. Akhir-akhir ini kinerja telah menjadi terminology atau konsep

BAB II KAJIAN TEORI. organisasi tersebut. Akhir-akhir ini kinerja telah menjadi terminology atau konsep BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja Kepala Sekolah Setiap individu yang diberi tugas atau kepercayaan untuk bekerja pada suatu organisasi tertentu diharapkan mampu menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang ditemui setiap individu dalam kehidupannya. Ketidakmampuan mereka sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

TUGAS POKOK DAN FUNGSI (TUPOKSI) STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENGELOLAAN SEKOLAH

TUGAS POKOK DAN FUNGSI (TUPOKSI) STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENGELOLAAN SEKOLAH TUGAS POKOK DAN FUNGSI (TUPOKSI) STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENGELOLAAN SEKOLAH I. Standar Pelayanan Minimal Kepala Sekolah Tugas dan Fungsi Kepala Sekolah (EMASLIM) 1. Kepala Sekolah sebagai Pendidik (Educator)

Lebih terperinci

RESPON GURU TERHADAP VISI SUPERVISI

RESPON GURU TERHADAP VISI SUPERVISI RESPON GURU TERHADAP VISI SUPERVISI A. PENTINGNYA MASALAH Pendidikan dimasa desentralisasi berbeda dengan sentralisasi. Pada masa sentralisasi segala sesuatu seperti bangunan sekolah, kurikulum, jumlah

Lebih terperinci

KOMPETENSI KEPRIBADIAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN GURU PAI DI MTsS YASPENDI SUNGAI IYU. Skripsi.

KOMPETENSI KEPRIBADIAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN GURU PAI DI MTsS YASPENDI SUNGAI IYU. Skripsi. KOMPETENSI KEPRIBADIAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN GURU PAI DI MTsS YASPENDI SUNGAI IYU Skripsi Diajukan Oleh : JOKO RAMADHAN Nim : 1012011013 Program Studi Pendidikan Agama Islam FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. tiga sub bab pokok bahasa, yaitu kesimpulan, Implikasi dan saran.

BAB VI KESIMPULAN. tiga sub bab pokok bahasa, yaitu kesimpulan, Implikasi dan saran. 175 BAB VI KESIMPULAN Bab ini merupakan bab terakhir atau bab penutup. Pada bab ini memuat tiga sub bab pokok bahasa, yaitu kesimpulan, Implikasi dan saran. A. Kesimpulan Berdasarkan fokus penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan kemajuan peradaban. Kemajuan suatu bangsa salah satunya dapat dilihat dari lembaga-lembaga pendidikannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sudarwan Danim dan Yunan Danim, Administrasi Sekolah dan Manajemen Kelas, (Bandung : Pustaka Setia, 2010), hlm. 6.

BAB I PENDAHULUAN. Sudarwan Danim dan Yunan Danim, Administrasi Sekolah dan Manajemen Kelas, (Bandung : Pustaka Setia, 2010), hlm. 6. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah guru. Guru dalam konteks pendidikan mempunyai peranan yang besar dan strategis. Hal ini disebabkan gurulah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses pemanusiaan dan kemanusiaan sudah diterima sepanjang sejarah

BAB I PENDAHULUAN. proses pemanusiaan dan kemanusiaan sudah diterima sepanjang sejarah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kehadiran pendidikan, apapun bentuk dan jenisnya, sebagai wahana proses pemanusiaan dan kemanusiaan sudah diterima sepanjang sejarah manusia berperadaban

Lebih terperinci

UMIYATI A

UMIYATI A PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN FASILITAS SEKOLAH TERHADAP SEMANGAT KERJA GURU DI SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT PERTAMA SE KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah

Lebih terperinci

PERAN KEPALA MADRASAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI MAN PURWODADI TAHUN AJARAN NASKAH PUBLIKASI

PERAN KEPALA MADRASAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI MAN PURWODADI TAHUN AJARAN NASKAH PUBLIKASI PERAN KEPALA MADRASAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI MAN PURWODADI TAHUN AJARAN 2014-2015 NASKAH PUBLIKASI Dibuat untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS KERJA GURU DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 10 KOTA SAMARINDA

PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS KERJA GURU DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 10 KOTA SAMARINDA ejournal Administrasi Negara, 5 (3) 2014 : 1579-1592 ISSN 0000-0000, ejournal.an.fisip-unmul.org Copyright 2014 PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS KERJA GURU DI SEKOLAH MENENGAH

Lebih terperinci

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar Sasaran dan Pengembangan Sikap Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami Sasaran dan Pengembangan Sikap Indikator: Pengertian Sikap Guru Pengertian Kinerja Guru Sasaran Sikap Guru Pengembangan Sikap Kinerja

Lebih terperinci

MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH. DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI)

MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH. DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI) MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH A. Prawacana DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI) Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan formal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lembaga pendidikan sebagai wadah untuk mendidik dan membentuk sumber daya manusia yang berkualitas memiliki peranan penting dalam peningkatan mutu pendidikan.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN PROPOSISI

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN PROPOSISI BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN PROPOSISI 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Kepemimpinan 1. Pengertian kepemimpinan Kepemimpinan memiliki arti yang lebih dalam daripada sekedar label atau jabatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Guru merupakan komponen yang paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian sentral, pertama dan utama. Figur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah sebagai organisasi yang menjalankan proses pendidikan dengan segala fungsi dan hasilnya, mempunyai perangkat yang mewujudkan fungsi dan tugasnya melalui manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan sosial yang sering terjadi di masyarakat membuktikan adanya penurunan moralitas, kualitas sikap serta tidak tercapainya penanaman karakter yang berbudi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang. Pendidikan bersifat umum bagi semua orang dan tidak terlepas dari segala hal yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil perhitungan statistik dan analisis data seperti yang diuraikan pada bab sebelumnya, terkait dengan budaya sekolah dan pengelolaan stres

Lebih terperinci

Pengaruh Tipe Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kemajuan Sekolah di SMP Kabupaten Karanganyar

Pengaruh Tipe Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kemajuan Sekolah di SMP Kabupaten Karanganyar Pengaruh Tipe Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kemajuan Sekolah di SMP Kabupaten Karanganyar Disusun Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan dalam Program Studi Manajemen Sistem

Lebih terperinci