Giarthy, K.Y. Margiati, Siti Halidjah Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Giarthy, K.Y. Margiati, Siti Halidjah Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan"

Transkripsi

1 PENERAPAN PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 05 MUARA ILAI KECAMATAN BEDUWAI KABUPATEN SANGGAU Giarthy, K.Y. Margiati, Siti Halidjah Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan Abstrak : Judul penelitian ini adalah Penerapan Pembelajaran Tematik Dengan Menggunakan Metode Bermain Peran Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas III Sekolah Dasar Negeri 05 Muara Ilai Kecamatan Beduwai Kabupaten Sanggau. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas III Sekolah Dasar Negeri 05 Muara Ilai Kecamatan Beduwai Kabupaten Sanggau melalui penerapan pembelajaran tematik dengan menggunakan metode bermain peran. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan penelitian tindakan kelas dan metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Subjek penelitian adalah guru dan 23 orang siswa kelas III. Hasil analisis data yang diperoleh melalui observasi dalam proses pembelajaran menunjukkan pembelajaran tematik dengan menggunakan metode bermain peran dapat meningkatkan motivasi belajar. Kata Kunci: pembelajaran tematik, bermain peran, dan motivasi belajar siswa Abstract : The title of this research is " Applying of study tematik by using role play method to increase student learning motivation at the third grade of Sekolah Dasar negeri 05 Muara Ilai Kecamatan Beduwai Kabupaten Sanggau ". This research aims to describe the increasing student learning motivation in following the process of student at the third grade of Sekolah Dasar Negeri 05 Muara Ilai Kecamatan Beduwai Kabupaten Sanggau through applying of study tematik by using role play method. This research uses the qualitative approach with the device of classroom action research and method research used is descriptive. The subjek research is teachers and 23 people of student at the third grade of Sekolah Dasar negeri 05 Muara Ilai Kecamatan Beduwai Kabupaten Sanggau. Result of data analysis obtained through observation in course of study to show the study of tematik by using role play method can improving of student learning motivation. Key Words : Study tematik, role play, and student learning motivation 1

2 Motivasi belajar merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan belajar. Hal ini ditegaskan oleh Winkel (dalam Iskandar,2009:180) Motivasi belajar merupakan motivasi yang diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar dengan keseluruhan penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungn belajar dalam mencapai satu tujuan. Berdasarkan fakta, siswa kelas III SDN muara Ilai kurang memiliki motivasi belajar seperti terlihat siswa kebanyakkan mengantuk dan kurang bersemangat ketika pembelajaran berlangsung. Hasil refleksi awal bahwa kurangnya motivasi belajar siswa dikarenakan metode pembelajaran yang digunakan guru membosankan dan masih menggunakan pembelajaran secara terpisah-pisah antar mata pelajaran. Padahal tahapan perkembangan anak untuk siswa kelas rendah yang masih melihat segala sesuatu sebagai suatu keutuhan (holistic) dan kondisi psikologis anak masih suka bermain.salah satu alternatif yang dapat mengatasi masalah kurangnya motivasi belajar siswa tersebut adalah melalui penerapan pembelajaran tematik dengan menggunakan metode bermain peran. Pembelajaran tematik merupakan salah satu pembelajaran terpadu model terjala (jaring laba-laba) yang diterapkan di kelas rendah yaitu kelas I, II dan III sekolah dasar dengan harapan sesuai dengan tahapan perkembangan anak yang masih melihat segala sesuatu sebagai suatu keutuhan (holistic), mampu memahami hubungan antara konsep secara sederhana serta proses pembelajaran masih bergantung kepada objek-objek konkrit dan pengalaman yang dialami secara langsung. Depdiknas (dalam Trianto: 2010:79) menyatakan bahwa istilah pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. lebih lanjut Trianto (2010:84) menjelaskan bahwa pembelajaran tematik / terpadu merupakan pembelajaran yang memadukan beberapa materi pembelajaran dari berbagai standar kompetensi dan kompetensi dasar dari satu atau beberapa mata pelajaran. Salah manfaat pembelajaran tematik menurut Trianto (2010:87) Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah. Pembelajaran tematik dapat diterapkan dengan menggunakan berbagai metode pembelajaran. Salah satunya adalah metode bermain peran. Bermain peran disebut juga role-play, menurut Hisyam Zaini, dkk. (2008:98) role-play adalah suatu aktivitas pembejaran terencana yang dirancang untuk mencapai tujuantujuan pendidikan yang spesifik. Sedangkan menurut Utomo Dananjaya (2012:122) Role Playing merupakan gambaran suatu kondisi paradigma tertentu pada satu hal di dalam masyarakat. Lebih lanjut Depdikbud (dalam Aina Mulyana, 2012) Bermain peran adalah salah satu bentuk permainan pendidikan yang digunakan unutk menjelaskan perasaan, sikap, tingkah laku dan nilai, dengan tujuan untuk menghayati perasaan, sudut pandangan dan cara berfikir orang lain.tujuan dari penggunaan metode bermain peran Shaftel (dalam Endang Komara, 2009) adalah untuk motivasi siswa; untuk menarik minat dan perhatian siswa; memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi situasi dimana mereka mengalami emosi, perbedaan pendapat dan permasalahan dalam lingkungan kehidupan sosial anak; menarik siswa untuk bertanya; 2

3 mengembangkan kemampuan komusikasi siswa, melatih siswa untuk berperan aktif dalam kehidupan nyata. Pembelajaran tematik dengan menggunakan metode bermain peran salah satu strategi pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini didasarkan pada tujuan dan manfaat dari pelaksanaan pembelajaran tematik dan metode beramain peran tersebut. Oleh karena kurangnya motivasi belajar siswa kelas III SD Negeri 05 Muara Ilai Kecamatan Beduwai Kabupaten Sanggau, maka perlu ditingkatkan. Kondisi seperti inilah yang memotivasi peneliti sekaligus sebagai guru kelas III untuk mengatasi rendahnya motivasi belajar siswa tersebut dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas, yaitu melalui penerapan pembelajaran tematik dengan menggunakan metode bermain peran. Peneliti yang sekaligus sebagai guru kelas III berkolaborasi dengan teman sejawat di sekolah dalam melakukan tindakan pembelajaran tematik dengan menggunakan metode bermain peran. Indikasi peningkatan motivasi belajar siswa dalam penelitian akan ditunjukan dengan meningkatnya persentase motivasi intrinsik dan ekstrinsik siswa dalam belajar. METODE Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan rancangan penelitian tindakan kelas. Sedangkan metode penelitiannya adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan data adalah observasi langsung dengan alat pengumpulan datanya lembar observasi dan teknik komunikasi langsung dengan alat pengumpulan datanya wawancara. Rancangan penelitian ini terdiri atas 4 tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/observasi, dan refleksi. Sebagaimana yang dikemukakan Iskandar (2009:50) rincian prosedur penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan dirinci dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi-evaluasi yang bersifat siklus berulang-ulang, minimal 2 atau 3 siklus. Pelaksanaan siklus pertama yang terdiri dari empat kegiatan yakni perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/observasi, dan refleksi. Tahap perencanaan dilaksanakan dengan merancang prosedur tindakan yang terdapat di RPP, menyiapkan media sebagai skenario bermain peran, menentukan dan mempersiapkan lembar observasi. Tahap pelaksanaan dilakukan sesuai dengan perencanaan tindakan yang telah disusun. Refleksi dilakukan pada setiap akhir pembelajaran atau pertemuan pada setiap siklus. Apa bila peneliti sudah mengetahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang dilaksanakan siklus pertama melalui refleksi, maka peneliti menentukan rancangan tindakan siklus kedua. Kegiatan siklus kedua merupakan kelanjutan dari keberhasilan pada siklus pertama yang tahapan kegiatan sama dengan siklus I berupa perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/observasi, dan refleksi, namun kegiatan pada siklus dua mempunyai berbagai tambahan untuk perbaikan dari hambatan dan kesulitan yang ditemukan di siklus pertama. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 05 Muara Ilai Kecamatan Beduwai Kabupaten Sanggau yang berjumlah 23 orang, dengan siswa laki-laki berjumlah 11 orang dan siswa perempuan berjumlah 12 orang dan seorang peneliti sekaligus guru kelas III SD Negeri 05 Muara Ilai Kecamatan 3

4 Beduwai Kabupaten Sanggau. Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah motivasi intrinsik dan ektrinsik siswa melalui analisis persentase berdasarkan pengamatan terhadap siswa dengan menggunakan lembar pengamatan. Adapun indikator motivasi belajar siswa sebagai berikut. Tabel 1 Indikator Kinerja Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Tematik dengan Menggunakan Metode Bermain Peran No Jenis Motivasi Indikator I Intrinsik 1. Siswa memiliki keinginan untuk belajar/ memperoleh pengetahuan belajar yang ditunjukkan melalui siswa banyak menghabiskan waktunya untuk belajar 2. Siswa memiliki keinginan memahami suatu konsep/materi pelajaran yang ditunjukkan melalui perhatian siswa selalu terfokus saat mengikuti pelajaran 3. Siswa merasa membutuhkan belajar yang ditunjukkan siswa melalui aktif bertanya dan mencari pemecahan masalah dengan membaca buku referensi tanpa disuruh guru terlebih dahulu 4. Siswa memiliki hasrat dan keinginan untuk berhasil dalam belajar yang ditunjukkan menyelesaikan tugas dengan baik. II Ekstrinsik 1. Siswa senang/suka mengikuti pembelajaran dengan situasi yang diciptakan guru 2. Siswa bersemangat dalam belajar 3. Usaha belajar yang intensif dalam proses belajar yang ditunjukkan melalui keaktifan dalam : a. Mengajukan pertanyaan ketika guru memberikan kesempatan bertanya b. Menjawab pertanyaan baik dari guru maupun dari temannya c. Mencatat materi pelajaran yang dianggap penting/membuat rangkuman d. Mempelajari buku referensi lain yang berhubungan dengan materi pelajaran. Data yang terkumpul diolah dan dianalisis dengan membuat tabulase dan persentase. Daftar skor diolah dengan mengelompokkan/menghitung jumlah nilai yang sama, persentase, dan skor rata-rata. Hasil analisis disajikan dalam bntuk tabel. Rumus perhitungan analisis porsentase yang digunakan adalah rumus persentase yang dikemukakan oleh M. Ngalim Purwanto (2010:102) rumus persentase sebagai berikut. NP = x 100 NP = nilai persen yang dicari atau yang diharapkan 4

5 R = nilai/skor mentah yang diperoleh (skor aktual) SM = skor maksimum ideal dari nilai/skor (skor ideal) 100 = bilangan tetap Berdasarkan persentase yang diperoleh, maka dapat diinterprestasikan dan diklasifikasi sesuai dengan tabel kriteria motivasi belajar siswa yang adaptasi dari tolak ukur kategori persentase menurut Ngalim Purwanto (2010:103) sebagai berikut. Tabel 2 Tolak Ukur Kategori Persentase No Perentase (%) Kategori % sangat baik % Baik % cukup baik % Kurang 5 54 % kurang sekali Sumber: Ngalim Purwanto (2008:103) Adapun teknis analisis data untuk hasil belajar siswa dengan menggunakan perhitungan rata-rata Mean yang dikemukakan Nana Sudjana (2010: 109) sebagai berikut. X = Keterangan: X = Rata-rata hasil belajar siswa X = Jumlah seluruh nilai hasil belajar siswa N = banyaknya siswa HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan melalui 2 siklus, dengan fokus bagaimana meningkatkan motivasi belajar siswa kelas III SD Negeri 05 Muara Ilai Kecamatan Beduwai Kabupaten Sanggau. Pada setiap siklus, penelitian ini berfokus pada tujuan agar motivasi belajar siswa meningkat baik motivasi intrinsik maupun motivasi ektrinsik. Penelitian tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 11 September 2012 dengan tema pembelajarannya adalah Lingkungan Sekolahku yang terdiri dari 3 tahapan proses pembelajaran. Tahapan tindakan pada kegiatan awal pembelajaran berupa curah pendapat merumuskan dan menetapkan tema dengan mengajukan pertanyaan, memberikan penjelasan singkat mengenai tujuan dan langkah-langkah pembelajaran, dan memberikan kontrak belajar dengan harapan siswa mengikuti pembelajaran dengan tertib, disiplin dan termotivasi serta antusias terhadap materi pembelajaran. Tahapan tindakan dalam kegiatan inti terdiri atas tahap ekplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada tahap ekplorasi pembelajaran dimulai dari siswa dengan bimbingan guru membentuk kelompok belajar yang juga sebagai kelompok bermain peran setiap kelompok terdiri atas 3 sampai 4 orang, siswa mengamati gambar lingkungan sekolah yang sehat dan tidak sehat, Guru meminta siswa mengelompokkan gambar lingkungan sekolah yang sehat dan tidak sehat. 5

6 Tahap tindakan selanjutnya dalam kegiatan inti pembelajaran adalah elaborasi. Pada tahap ini dibagikan skenario bermain peran berupa cerita, gambar, dan dialog dengan masing-masing kelompok berbeda tema. Dalam hal ini tema diacak dan siswa diminta memilih tema yang telah ditentukan guru tanpa diketahuinya tema bermain peran tersebut sebelumnya. Selanjutnya siswa diminta secara individu membaca dan memahami skenario bermain peran yang telah disusun guru yang dibagikan guru selama 10 menit. Selama siswa membaca skenario bermain peran guru mengelilingi kelas untuk melihat keseriusan siswa dalam membaca skenario bermain peran. Setelah waktu yang diberikan selesai, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menceritakan, memberikan komentar, atau tanggapan terhadap isi cerita yang akan diperankan oleh masingmasing kelompok. Setelah waktu yang diberikan selesai, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menceritakan, memberikan komentar, atau tanggapan terhadap isi cerita yang akan diperankan oleh masing-masing kelompok, ternyata tidak ada satupun kelompok yang berani langsung memberikan tanggapannya. Melihat kondisi seperti ini, guru menghangatkan suasana dan memotivasi peserta didik yang merupakan tahap pertama dalam penerapan metode bermain peran. Hal ini dapat dilakukan dengan mengidentifikasi masalah, menjelaskan masalah, menafsirkan cerita dan mengeksplorasi isu-isu, serta menjelaskan peran yang akan dimainkan pada masing-masing tema tiap kelompok. Setelah dianggap siswa mengetahui permasalahan yang terdapat dalam masing-masing skenario bermain peran yang mereka baca dan amati gambar skenario bermain peran, kemudian siswa secara berkelompok disuruh melakukan pemilihan partisipan/peran yang merupakan tahap kedua dalam penerapan pembelajaran tematik dengan menggunakan metode bermain peran, dalam tahap ini masih ada siswa yang tidak menerima tawaran untuk memerankan tokoh yang ada sehingga guru dapat menunjuk peserta didik yang pantas dan mampu memerankan posisi tertentu. Selanjutnya kelompok menyusun tahap-tahap peran secara garis besar dari skenario bermain peran yang di susun siswa, dalam hal ini siswa tidak perlu meniru sama persis dengan dialog yang telah ditentukan guru atau tidak perlu ada dialog khusus karena para peserta didik dituntut untuk bertindak dan berbicara secara spontan. Guru membantu peserta didik menyiapkan adegan-adegan dengan mengajukan pertanyaan, misalnya di mana pemeranan dilakukan, apakah tempat sudah dipersiapkan, dan sebagainya.), namun demikan ada beberapa siswa mengalami kesulitan untuk menguasai dan mampu untuk bertindak dan berbicara secara spontan, maka perlu diberikan perpanjangan waktu. Akibat dari perpanjangan waktu ini adalah sedikitnya waktu yang tersedia untuk kegiatan presentasi hasil kerja kelompok. Tindakan selanjutnya adalah menyiapkan pengamat, dalam hal ini kelompok yang belum melakukan pemeranan secara otomatis sebagai pengamat. Setelah siswa dianggap memahami teknik dan prosedur dalam bermain peran, maka guru meminta kelompok satu untuk melakukan pemeranan, sedangkan siswa yang lain mengamati pelaksanaan bermain peran, sementara itu guru menyemangati siswa melaksanakan peran dengan harapan mereka melakukan perannya dengan baik. 6

7 Dalam melakukan bermain peran beberapa siswa masih terlihat canggung namun antara siswa yang berkemampuan tinggi dan rendah sudah mendapatkan peran masing-masing.setelah kelompok satu melakukan pemeranan, tahap selanjutnya pemeranan oleh kelompok lain yakni kelompok dua, tiga, dan kelompok empat, kemudian dilanjutkan dengan diskusi dan evaluasi terhadap pemeranan serta siswa ditugaskan membuat laporan kegiatan berupa pengalamannya dan mengambil kesimpulan. Tahapan kegiatan inti selanjutnya adalah konfirmasi. Pada tahap ini siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang hasil pengamatan dari pemeranan (Diskusi dan evaluasi). siswa berbagi pengalaman dalam kegiatan bermain perannya dan dilanjutkan dengan klarifikasi oleh guru tentang hasil kerja kelompok dan diskusi yang telah dilaksanakan oleh siswa pada tahap ekplorasi dan elaborasi.tindakan pada kegiatan penutup berupa siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan memberikan evaluasi atau penilaian hasil belajar siswa serta memberikan tindak lanjut. Hasil observasi tehadap indikator kinerja motivasi belajar siswa pada sisklus I yang dilakukan oleh teman sejawat ( Hayati, S.Pd.SD ) sebagai kolaborator dalam penelitian tindakan kelas ini dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan sebagai berikut. Pada aspek motivasi intrinsik antara lain siswa yang memiliki keinginan untuk belajar/ memperoleh pengetahuan belajar yang ditunjukkan melalui siswa banyak menghabiskan waktunya untuk belajar berjumlah 18 orang atau 78,26% dari subjek penelitian, siswa yang memiliki keinginan memahami suatu konsep/materi pelajaran yang ditunjukkan melalui perhatian siswa selalu terfokus saat mengikuti pelajaran berjumlah 16 orang atau 69,57% dari subjek penelitian, siswa yang merasa membutuhkan belajar yang ditunjukkan siswa melalui aktif bertanya dan mencari pemecahan masalah dengan membaca buku referensi tanpa disuruh guru terlebih dahulu sebanyak 8 orang atau 34,78% dari jumlah subjek penelitian, dan siswa memiliki hasrat dan keinginan untuk berhasil dalam belajar yang ditunjukkan menyelesaikan tugas dengan baik sebanyak 18 orang atau 78,26% dari jumlah subjek penelitian. Sedangkan pada aspek motivasi ekstrinsik, siswa yang senang/suka dan bersemangat mengikuti pembelajaran dengan situasi yang diciptakan guru masing-masing sebanyak 20 orang atau 86,96% dari jumlah subjek penelitian, indikator usaha belajar siswa yang intensif dalam proses belajar dengan situasi yang diciptakan guru yang ditunjukkan melalui keaktifan dalam : (1) mengajukan pertanyaan ketika guru memberikan kesempatan bertanya sebanyak 8 orang atau 34,78% dari jumlah subjek penelitian, (2) menjawab pertanyaan baik dari guru maupun dari temannya ketika diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan tersebut sebanyak 10 orang atau 43,5% dari jumlah subjek penelitian, (3) mencatat materi pelajaran yang dianggap penting / membuat rangkuman ketika guru menyuruh mencatat materi pelajaran sebanyak 20 orang atau 86,96% dari jumlah subjek penelitian, dan mempelajari buku referensi lain yang berhubungan dengan materi pelajaran ketika diperintahkan oleh guru sebanyak 19 orang atau 82,61% dari jumlah subjek penelitian. Jadi rata-rata motivasi intriksik dan ektrinsik masing-masing sebesar 65,22% dan 78,63% dari jumlah seluruh subjek penelitian. 7

8 Hasil wawancara terhadap siswa terhadap kepuasan siswa dalam mengikuti pembelajaran menunjukkan bahwa sebagian besar siswa merasa puas dalam mengikuti pembelajaran, namun pada item pertanyaan Apakah dengan belajar tentang tema tertentu dan bermain peran kamu lebih berani dan dapat menjawab pertanyaan yang diajukan guru maupun temanmu? masih tergolong rendah yakni hanya 10 orang siswa saja yang menjawab ya, jadi hanya 43,48% saja dan perlu ditingkatkan. Hasil refleksi terhadap pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini menemukan beberapa kelebihan pada pelaksanaan metode bermain peran diantaranya adalah siswa lebih termotivasi dan aktif dalam belajar, siswa dapat berlatih untuk memahami sesuatu dan mencoba melakukannya, memupuk rasa percaya diri siswa serta siswa merasa senang dalam mengikuti pembelajaran karena proses pembelajaran berlangsung dalam suasana menyenangkan terlebih ketika saat pemeranan. Namun demikian masih terdapat kekurangan pada proses pembelajaran berlangsung yakni (1) tingkat keaktifan dalam mengajukan pertanyaan, menulis materi yang penting untuk dicatat selama pembelajaran (rangkuman), siswa memberikan saran terhadap kelompok yang lain, dan dalam membuat keputusan untuk menerima atau menolak sikap/watak tokoh yang melakukan pemeranan masih rendah, (2) suasana kelas belum maksimal terkendali karena kebanyakkan siswa masih belum terbiasa dengan pembelajaran yang menyenangkan sehingga mereka kurang disiplin dan tertib. Menurut pengamatan observer kegagalan siswa tampak dengan jelas dalam memanfaatkan waktu. Siswa belum mampu memanfaatkan waktu sesuai dengan yang dialokasikan untuk setiap tahapan dalam penerapan langkah-langkah bermain peran. Agar siswa dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan tersebut dan mampu untuk bertindak dan berbicara secara spontan tanpa dialog khusus yang telah disusun guru, maka perlu diberikan perpanjangan waktu. Sehingga waktu kegiatan belajar lainnya sedikit. Berdasarkan permasalahan dan kegagalan di atas, maka peneliti mencarikan solusinya untuk memperbaiki pelaksanaan tindakan di siklus II yaitu menekankan kegiatan pembelajaran tematik dengan metode bermain peran dari tahapan yang terintegrasi dalam proses pembelajaran terutama pada tahapan menghangatkan suasana kelompok termasuk mengantarkan peserta didik terhadap masalah pembelajaran yang perlu dipelajari. Hal ini dapat dilakukan dengan mengidentifikasi masalah, menjelaskan masalah, menafsirkan cerita dan mengeksplorasi isu-isu, serta menjelaskan peran yang akan dimainkan. Masalah dapat diangkat dari kehidupan peserta didik, agar dapat merasakan masalah itu hadir dihadapan mereka, dan memiliki hasrat untuk mengetahui bagaimana masalah yang hangat dan aktual, langsung menyangkut kehidupan peserta didik, menarik dan merangsang rasa ingin tahu peserta didik, serta memungkinkan berbagai alternatif pemecahan. Tahap ini lebih banyak dimaksudkan untuk memotivasi peserta didik agar tertarik pada masalah karena itu tahap ini sangat penting dalam bermain peran dan paling menentukan keberhasilan. Pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran pada siklus II dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 19 September Seperti halnya dengan siklus I, pelaksanaan tindakan di siklus II terdiri dari 8

9 3 tahapan proses pembelajaran, sebagai berikut. Tindakan pada kegiatan awal pembelajaran dimulai dengan menyuruh siswa untuk duduk dalam satu kelompok sesuai dengan pertemuan Siklus I. Tindakan pada kegiatan awal pembelajaran selanjutnya berupa Curah pendapat merumuskan dan menetapkan tema dengan mengajukan pertanyaan. Berdasarkan pengamatan observer siswa merasa senang dengan pertanyaan yang diajukan guru hal ini mungkin pertanyaannya sesuai dengan kondisi lingkungan sekitar anak sendiri. Hal ini terlihat anak bersemangat menjawab semua pertanyaan guru. Tindakan selanjutnya guru meminta pendapat siswa tentang setuju tidaknya mereka kalau hari ini belajar tentang Lingkungan Sekitar Rumahku. Semua siswa menjawab setuju. Guru selanjutnya memberikan penjelasan singkat mengenai tujuan dan langkah-langkah pembelajaran. Dan tidak lupa guru memberikan kontrak belajar dengan harapan siswa mengikuti pembelajaran dengan tertib, disiplin dan termotivasi serta antusias terhadap materi pembelajaran. Tahapan tindakan dalam kegiatan inti terdiri atas tahap ekplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada tahap ekplorasi pembelajaran dimulai dengan siswa mengamati gambar tentang macam-macam pencemaran lingkungan dan menyebutkan macam-macam pencemaran lingkungan berdasarkan pengamatan pada gambar tersebut. Selanjutnya siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang pengaruh berbagai macam pencemaran lingkungan terhadap kesehatan, dan kemudian Siswa mengamati gambar cara melestarikan lingkungan alam dan lingkungan buatan di sekitar rumah dan menjelaskan cara melestarikan lingkungan alam dan lingkungan buatan di sekitar rumah kegiatan pengamatan tersebut. Pada kegiatan ekplorasi ini siswa tampak termotivasi dalam belajar dengan situasi yang diciptakan guru hal ini dapat dilihat kebanyaknya siswa serius dan fokus mengamati gambar yang diperlihatkan guru dan memiliki rasa ingin tahu dari terhadap maksud dari gambar tersebut yang ditunjukkan melalui aktif bertanya dan menjawab serta menanggapi pertanyaan baik dari guru maupun siswa lainnya melalui media yang ditampilkan guru sedangkan guru hanya sebagai fasilitator. Tindakan selanjutnya guru menempelkan skenario bermain peran dengan tema yang cukup banyak dan model skenario bervariasi ada yang berupa gambar, cerita, dan gambar disertai dialog. Kemudian siswa secara berkelompok diminta memilih salah satu tema yang mereka sukai. Tahapan tindakan selanjutnya adalah tahap elaborasi. Pada tahap ini siswa membaca dan memahami skenario bermain peran yang telah disusun guru yang dibagikan guru selama 10 menit. Selama siswa membaca dan memahami skenario bermain peran guru mengelilingi kelas untuk melihat keseriusan siswa dalam membaca skenario bermain peran. pada kegiatan ini siswa secara umum serius dan fokus untuk memahami isi skenario. Tindakan selanjutnya memulai tahapan kegiatan bermain peran. Sebagaimana hasil refleksi siklus I dan perncanaan siklus II, pembelajaran menekankan pada langkah-langlah kegiatan bermain peran. Kondisi riil pelaksanaan tahapan elaborasi pada pelaksanaan metode bermain peran terdapat perbedaan dengan pelaksanaan di siklus I yang dapat dideskripsikan sebagai berikut.(1) Guru menghangatkan suasana dan memotivasi peserta didik dengan 9

10 mengidentifikasi masalah, menjelaskan masalah, menafsirkan cerita dan mengeksplorasi isu-isu, serta menjelaskan peran yang akan dimainkan. Melalui tindakan ini guru berusaha menghangatkan suasana dan memotivasi siswa sehingga siswa lebih aktif dalam menyampaikan gagasan tentang permasalahan dan mampu menjelaskan peran dan watak, masing-masing tokoh dalam skenario yang mereka baca. Dengan demikian menunjukkan bahwa siswa termotivasi dan tertarik pada masalah tersebut, karena permasalah atau tema pada skenario bermain peran yang ditentukan guru diangkat dari kehidupan peserta didik, setelah siswa menguasai permasalahan yang akan diperankan, kemudian melanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu memilih partisipan/peran. (2) Memilih partisipan/peran dalam hal ini guru mendeskripsikan berbagai watak atau karakter, apa yang mereka suka, bagaimana mereka merasakan, dan apa yang harus mereka kerjakan, kemudian para peserta didik diberi kesempatan secara sukarela untuk menjadi pemeran. Pada saat pemilihan partisipan/peran, siswa mendiskusikannya bermasa teman kelompoknya dan hasilnya semua siswa menerima semua tokoh yang perankan mereka masing-masing berdasarkan tawaran yang diajukan oleh ketua kelompok. Hal ini dikarenakan siswa telah memahami watak atau karakter masing-masing tokoh serta mereka menguasai apa yang harus mereka kerjakan. Setelah siswa memiliki perannya masing-masing. Tindakan guru selanjutnya membagikan kartu nama tokoh yang akan diperankan masing-masing siswa dan ditempelkan di dada mereka. Hal ini bertujuan agar pada saat pemeranan berlangsung siswa dapat berkomunikasi secara langsung dengan tokoh tersebut serta mampu mengingat perannya masing-masing. Di samping itu juga mempermudah pengamat melihat kelebihan dan kekurangan pemeran dalam memerankan seorang tokoh tertentu sehingga membantu mereka untuk mengevaluasi pelaksanaan pemeranan serta memberikan tanggapan dan sarannya langsung kepada tokohnya maupun kepada kelompok tersebut. (3)Menyusun tahap-tahap peran dengan menyusun garis-garis besar adegan yang akan dimainkan berdasarkan skenario bermain peran yang telah disusun guru. Dalam hal ini, para peserta didik dituntut untuk bertindak dan berbicara secara spontan pada saat melakukan pemeranan. Untuk itu, guru membantu peserta didik menyiapkan adegan-adegan dengan mengajukan pertanyaan, misalnya di mana pemeranan dilakukan, apakah tempat sudah dipersiapkan, apakah kalian telah siap mengekplorasikan dan mengekpresikan sesuai watak tokoh yang diperankan, dan sebagainya. Persiapan ini penting untuk menciptakan suasana yang menyenangkan bagi seluruh peserta didik, dan mereka siap untuk memainkannya. Hasilnya siswa terlihat semangat dan ingin segera bermain peran. (4) Menyiapkan pengamat secara matang dan terlibat dalam cerita yang akan dimainkan agar semua peserta didik turut mengalami dan menghayati peran yang dimainkan dan aktif mendiskusikannya. Agar pengamat turut terlibat, maka guru memberikan mereka tugas misalnya menilai apakah peran yang dimainkan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya? Bagaimana keefektifan perilaku yang ditunjukkan pemeran? Bagaimana lafal dan intonasinya yang diucapakan pemeran? Apakah pemeran dapat menghayati peran yang dimainkan?. Memalui tindakan diharapkan aktifitas belajar siswa lebih aktif dan merupakan rekomendasi dari refleksi siklus I untuk menjelaskan panduan memberikan tanggapan evaluasi terhadap 10

11 pelaksanaan pemeranan, (5) Menyediakan alat perekam, (6) Siswa melakukan pemeranan dengan terlebih dahulu guru memotivasi peserta didik agar bersemangat dan percaya diri sehingga tidak takut dan malu-malu lagi tampil bermain peran. Guru mengingatkan kepada siswa yang aktif dan kelompok yang tampil terbaik dalam bermain peran serta menyelesaikan tugas kelompok dengan baik dengan menjanjikan pemberian hadiah bagi pemenangnya dan harus mampu memanfaatkan waktu yang telah ditentukan. Tindakan selanjutnya pemeranan, pada tahap ini para peserta didik mulai beraksi secara spontan, sesuai dengan peran masing-masing. Mereka berusaha memainkan setiap peran seperti benarbenar dialaminya serta sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. (7) Siswa melakukan diskusi dan evaluasi pelaksanaan pemeranan, (8) Pemeranan ulang bagi kelompok yang belum melaksanakan pemeranan dengan baik dan sempurna sesuai tema bermain peran berdasarkan hasil diskusi dan evaluasi tahap 1. Pemeranan ulang ini dilakukan oleh 2 kelompok yang kelompok satu dan kelompok empat hasilnya mereka tampil dengan maksimal atau lebih baik dari sebelumnya. Tindakan selanjutnya masih dalam kegiatan inti pembelajaran yaitu tahap konfirmasi. Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang hasil pengamatan dari pemeranan (Diskusi dan evaluasi tahap 2). Pada saat diskusi tahap dua siswa sangat antusias untuk mengemukakan gagasan mengingat kompetisi yang berlangsung seru karena jumlah skor kelompok secara langsung diketahui siswa sebagaimana yang dituliskan oleh guru di papan tulis. Dengan demikian tingkat keaktifan dan keberanian dalam melakukan aktivitas belajar siswa meningkat sehingga motivasi belajar mereka terlihat jelas. Kegiatan pembelajaran selanjutnya membagi pengalaman Dalam tahap ini banyak siswa yang ingin tampil mempersentasikannya di depan kelas, tetapi karena waktunya terbatas maka guru hanya memberikan berberapa perwakilan siswa saja untuk membagi pengalamannya. Kemudian dilanjutkan dengan klarifikasi atas persentasi yang ditampilkan siswa dan pemberian motivasi kepada siswa yang tampil dengan mengajak siswa lain untuk bertepuk tangan dan pujian. Selanjutnya guru mengumumkan kelompok terbaik dan siswa teraktif dalam kegiatan pembelajaran dan diberikan hadiah sebagai penghargaan serta memotivasi siswa lain untuk lebih senang dan meningkatkan aktivitas belajarnya. Guru selanjutnya mengklarifikasikan dan mengintegrasikan kegiatan bermain peran dengan materi pembelajaran sehingga siswa mencapai tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran. Hasil observasi tehadap indikator kinerja motivasi belajar siswa pada sisklus I yang dilakukan oleh teman sejawat ( Hayati, S.Pd.SD ) sebagai kolaborator dalam penelitian tindakan kelas ini dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan sebagai berikut. Pada aspek motivasi intrinsik antara lain siswa yang memiliki keinginan untuk belajar/ memperoleh pengetahuan belajar yang ditunjukkan melalui siswa banyak menghabiskan waktunya untuk belajar berjumlah 23 orang atau 100% dari subjek penelitian, siswa yang memiliki keinginan memahami suatu konsep/materi pelajaran yang ditunjukkan melalui perhatian siswa selalu terfokus saat mengikuti pelajaran berjumlah 20 orang atau 86,96 % dari subjek penelitian, siswa yang merasa membutuhkan belajar yang 11

12 ditunjukkan siswa melalui aktif bertanya dan mencari pemecahan masalah dengan membaca buku referensi tanpa disuruh guru terlebih dahulu sebanyak 10 orang atau 43,48% dari jumlah subjek penelitian, dan siswa memiliki hasrat dan keinginan untuk berhasil dalam belajar yang ditunjukkan menyelesaikan tugas dengan baik sebanyak 23 orang atau 100% dari jumlah subjek penelitian. Sedangkan pada aspek motivasi ekstrinsik, siswa yang senang/suka dan bersemangat mengikuti pembelajaran dengan situasi yang diciptakan guru sebanyak 23 orang atau 100% dari jumlah subjek penelitian, indikator usaha belajar siswa yang intensif dalam proses belajar dengan situasi yang diciptakan guru yang ditunjukkan melalui keaktifan dalam : (1) mengajukan pertanyaan ketika guru memberikan kesempatan bertanya sebanyak 13 orang atau 56,52% dari jumlah subjek penelitian, (2) menjawab pertanyaan baik dari guru maupun dari temannya ketika diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan tersebut sebanyak 15 orang atau 65,22% dari jumlah subjek penelitian, (3) mencatat materi pelajaran yang dianggap penting / membuat rangkuman ketika guru menyuruh mencatat materi pelajaran sebanyak 23 orang atau 100% dari jumlah subjek penelitian, dan mempelajari buku referensi lain yang berhubungan dengan materi pelajaran ketika diperintahkan oleh guru sebanyak 20 orang atau 86,96% dari jumlah subjek penelitian. Jadi rata-rata motivasi intriksik dan ektrinsik masing- Hasil penelitiann pada motivasi belajar siswa melalui pembelajaran tematik masing sebesar 82,61% dan 92,39% dari jumlah seluruh subjek penelitian. dengan menggunakann metode bermain peran pada siklus I dan siklus II dapat digambarkan diagram batang sebagai berikut. Gambar 4.1 Diagram Motivasi Belajar Siswa 100,00% 90,00% 80,00% 70,00% 60,00% 50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00% SIKLUS I SIKLUS II Motivasi Intrinsik Motivasi Ekstrinsik Hasil belajar siswa yang dievaluasi setiap akhir pembelajaran tematik dengan menggunakan metode bermain peran mengalami peningkatan rata-rata nilai hasil belajar siswa yakni dari 66,09 di siklus I menjadi 80,43 di siklus II. Sedangkan hasil wawancara setelah pelaksanaan tindakan siklus II diperoleh informasi bahwa siswa merasa puas dan termotivasi dalam belajar dengan kegiatan pembelajaran tematik dengan menggunakan metode bermain peran. 12

13 Refleksi terhadap hasil pengamatan pada proses pembelajaran menunjukkan bahwa semua siswa mampu memahami dengan baik dan benar masalah dalam skenario bermain peran. Masing-masing kelompok sudah kelihatan benar dalam melakukan peragaan dan tidak mengalami kesulitan dalam melakukan pemeranan.siswa sudah menunjukkan keberanian dan tidak malu-malu mengemukakan pendapatnya dalam diskusi kelas. Demikian juga mereka telah berani memberikan memberikan komentar atas pendapat temannya. Berdasarkan tujuan peneletian dan hasil-hasil penelitian maka fokus pembahasannya adalah mendeskripsikan dan menunjukkan peningkatan motivasi belajar maka peneliti melaksanakan tindakan sebanyak dua siklus. Motivasi belajar siswa yang di ukur dalam penelitian ini meliputi aspek motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Peningkatan motivasi intrisik siswa dapat dilihat dari berberapa indikator berikut. (1) Siswa memiliki keinginan untuk belajar/ memperoleh pengetahuan belajar yang ditunjukkan melalui siswa banyak menghabiskan waktunya untuk belajar meningkat baik dari siklus I maupun siklus II dibandingkan sebelum diberikan tindakan, peningkatannya sebanyak 21,74% dari 78,26% siklus I menjadi 100 % di siklus II dengan kategori Sangat Baik. (2) siswa yang memiliki keinginan memahami suatu konsep/materi pelajaran yang ditunjukkan melalui perhatian siswa selalu terfokus saat mengikuti pelajaran meningkat 17,39% dari 69,57% siklus I menjadi 86,96% di siklus II dengan kategori Sangat Baik. (3) Siswa merasa membutuhkan belajar yang ditunjukkan siswa melalui aktif bertanya dan mencari pemecahan masalah dengan membaca buku referensi tanpa disuruh guru terlebih dahulu meningkat 8,70% dari 34,78% siklus I menjadi 43,48% di siklus II dengan kategori Kurang Sekali. (4) Siswa memiliki hasrat dan keinginan untuk berhasil dalam belajar yang ditunjukkan menyelesaikan tugas dengan baik terjadi peningkatan sebesar 21,74% dari 78,26% di siklus I menjadi 100% di siklus II dengan kategori Sangat Baik rata-rata motivasi belajar siswa. Dari hasil penelitian tindakan pembelajaran tematik dengan menggunakan metode bermain peran terdapat satu indikator motivasi belajar intrinsik siswa yang peningkatannya kurang signifikan yakni pada aspek siswa merasa membutuhkan kegiatan belajar yang dapat dilihat dari kegiatan aktif bertanya dan mencari pemecahan masalah dengan membaca buku referensi lain tanpa disuruh gurunya. Sedangkan aspek motivasi ektrinsik siswa dalam belajar terdapat peningkatan yang signifikan, hal ini dapat dilihat dari : (1) Siswa senang/suka mengikuti pembelajaran dengan situasi yang diciptakan guru yakni pembelajaran tematik dengan menggunakan metode bermain peran mengalami peningkatan sebesar 13,04% dari 86,96% di siklus I menjadi 100% siklus II dengan kategori Sangat Baik rata-rata motivasi belajar siswa. (2) Siswa bersemangat dalam belajar dengan situasi yang diciptakan guru yakni pembelajaran tematik dengan menggunakan metode bermain peran mengalami peningkatan sebesar 13,04 dari 86,96% di siklus I meningkat secara maksimal menjadi 100% siklus II sehingga motivasi belajar siswa pada aspek ini termasuk kategori Sangat Baik.(3) Usaha belajar yang intensif dalam proses belajar dengan situasi yang diciptakan guru yakni pembelajaran tematik dengan menggunakan metode bermain pera yang 13

14 ditunjukkan melalui keaktifan dalam mengajukan pertanyaan ketika guru memberikan kesempatan bertanya, menjawab pertanyaan baik dari guru maupun dari temannya ketika diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan tersebut, mencatat materi pelajaran yang dianggap penting / membuat rangkuman ketika guru menyuruh mencatat materi pelajaran dan mempelajari buku referensi lain yang berhubungan dengan materi pelajaran ketika diperintahkan oleh guru secara umum mengalami peningkatan sebesar 15,22% dari rata-rata usaha belajar 61,96% di siklus I menjadi 77,18% di siklus II dan termasuk kategori Baik. Berdasarkan hasil tes evaluasi pembelajaran pada siklus I dan II dapat dilihat hasil tes akhir siklus II diperoleh nilai rata-rata 80,43. Hal ini mengalami peningkatan dari siklus I yang hanya memperoleh nilai rata-rata 66,09. Dengan demikian membuktikan bahwa proses pembelajaran siklus II lebih baik dari siklus I. sedangkan tingkat kepuasan siswa dalam mengikuti pembelajaran tematik dengan menggunakan metode bermain peran yang diperoleh melalui wawancara menunjukkan bahwa siswa merasa puas dengan kegiatan pembelajaran tematik dengan menggunakan metode bermain peran. Hal ini dibuktikan 79,57 % dari setiap item pertanyaan pada siklus I dan 93,04% siswa menjawab ya dari setiap pertanyaan setelah pelaksanaan siklus II. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan di atas maka dapat diambil simpulan secara umum bahwa penerapan pembelajaran tematik dengan menggunakan metode bermain peran dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 05 Muara Ilai Kecamatan Beduwai Kabupaten Sanggau. Adapun secara khususnya dapat diuraikan beberapa simpulan sebagai berikut. (1) Penerapan pembelajaran tematik dengan menggunakan metode bermain peran dapat meningkatkan motivasi belajar intrinsik siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 05 Muara Ilai Kecamatan Beduwai Kabupaten Sanggau dengan peningkatanya sebesar 17,39% dari 65,22% di siklus I menjadi 82,61% di siklus II. Adapun aspek motivasi yang meningkat di siklus II adalah siswa memiliki keinginan untuk belajar/ memperoleh pengetahuan belajar yang ditunjukkan melalui siswa banyak menghabiskan waktunya untuk belajar meningkat sebesar 21,74%, siswa yang memiliki keinginan memahami suatu konsep/materi pelajaran yang ditunjukkan melalui perhatian siswa selalu terfokus saat mengikuti pelajaran meningkat sebesar 17,39% dan siswa memiliki hasrat dan keinginan untuk berhasil dalam belajar yang ditunjukkan menyelesaikan tugas dengan baik menigkat 21,74% dari siklus I ke siklus II. (2) Penerapan pembelajaran tematik dengan menggunakan metode bermain peran dapat meningkatkan motivasi belajar ekstrinsik siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 05 Muara Ilai Kecamatan Beduwai Kabupaten Sanggau dengan peningkatannya sebesar 13,76% dari 78,63% di siklus I menjadi 92,39% di siklus II. Adapun bagian yang meningkat adalah siswa senang/suka mengikuti pembelajaran dengan situasi yang diciptakan guru dan siswa bersemangat dalam belajar dengan situasi yang diciptakan guru sama-sama meningkat sebesar 13.04%. Sedangkan aspek usaha belajar yang intensif dalam proses belajar dengan situasi yang diciptakan guru mengalami peningkatan sebesar 15,22%. 14

15 DAFTAR RUJUKAN Aina Mulyana. (2011). Metode Pembelajaran Bermain Peran. (Online) -peran.html ( diakses Februari 2012). BSNP. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD/MI. Departemen Pendidikan Nasional. Endang Komara. (2009) Model Bermain Peran dalam Pembelajaran Partisipatif, (Online) pembelajaran_29. html ( diakses Februari 2012). Hisyam Zaini, dkk. (2008). Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan madani. Iskandar (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Cipayung- Ciputat: Gaung Persada Press. Iskandar. (2009). Psikologi Pendidikan Sebuah Orientasi Baru. Jambi: Gaung Persada (GP) Press. M. Ngalim Purwanto. (2010). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nana Sudjana. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Tim Dosen Pembelajaran Terpadu PGSD. (2006). Pembelajaran Terpadu. Pontianak: FKIP UNTAN PONTIANAK. Tim Dosen Pkn. (2005). Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Pontianak Universitas Tanjungpura. Trianto (2010). Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: Redaksi Pustaka Utomo Dananjaya. (2012). Media Pembelajaran Aktif. Bandung: Penerbit Nuansa. 15

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL DISKUSI KELAS DENGAN STRATEGI THINK-PAIR-SHARE PADA IPS SD ARTIKEL PUJIYATUN NIM F

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL DISKUSI KELAS DENGAN STRATEGI THINK-PAIR-SHARE PADA IPS SD ARTIKEL PUJIYATUN NIM F MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL DISKUSI KELAS DENGAN STRATEGI THINK-PAIR-SHARE PADA IPS SD ARTIKEL PUJIYATUN NIM F 34209609 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI PENERAPAN METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS IV

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI PENERAPAN METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS IV PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI PENERAPAN METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS IV Kolenius Kolai, Zainudin, Suryani Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan kolenius_kolai@gmail.com

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING DI SEKOLAH DASAR PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING DI SEKOLAH DASAR Samsul, Maridjo Abdul Hasjmy, Endang Uliyanti PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas (classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas (classroom BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKn MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL ILMIAH OLEH

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKn MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL ILMIAH OLEH PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKn MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL ILMIAH OLEH SADARUDIN NIM F34211607 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN

Lebih terperinci

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III DI SD NEGERI SETRAGALIH KECAMATAN CIBOGO

Lebih terperinci

Prosedur penelitian dilaksanakan dengan menggunakan siklus-siklus

Prosedur penelitian dilaksanakan dengan menggunakan siklus-siklus 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini direncanakan dengan menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK), atau Classroom Action Research (CAR), yaitu sebuah penelitian yang

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK ARTIKEL PENELITIAN OLEH NETTY ZULFITHRATANI NIM : F

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK ARTIKEL PENELITIAN OLEH NETTY ZULFITHRATANI NIM : F PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK ARTIKEL PENELITIAN OLEH NETTY ZULFITHRATANI NIM : F34211049 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN DASAR FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN MEDIA ARSIRAN KELAS IV SDN 27

HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN MEDIA ARSIRAN KELAS IV SDN 27 HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN MEDIA ARSIRAN KELAS IV SDN 27 Indrawati, K.Y. Margiati, Rosnita Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan e-mail:indrawati

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA MENGGUNAKAN PERMAINAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA MENGGUNAKAN PERMAINAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA MENGGUNAKAN PERMAINAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN Oleh MERDHA DERY RIANTY NIM F32110025 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN METODE EVERYONE IS TEACHER HERE MADRASAH IBTIDAIYAH NURUL IHSAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN METODE EVERYONE IS TEACHER HERE MADRASAH IBTIDAIYAH NURUL IHSAN PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN METODE EVERYONE IS TEACHER HERE MADRASAH IBTIDAIYAH NURUL IHSAN ARTIKEL PENELITIAN Oleh SRI WAHYU NIM F33209067 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian dengan melakukan tindakan-tindakan

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DENGAN METODE BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 3 SUNGAI KUNYIT

PENINGKATAN MOTIVASI PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DENGAN METODE BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 3 SUNGAI KUNYIT PENINGKATAN MOTIVASI PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DENGAN METODE BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 3 SUNGAI KUNYIT ARTIKEL PENELITIAN Oleh Nama : ZUBAIDAH NIM : F34211444 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas ( classroom. bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas ( classroom. bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas ( classroom action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN MEDIA NYATA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN. Oleh THOMAS NIM F

PENINGKATAN MOTIVASI PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN MEDIA NYATA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN. Oleh THOMAS NIM F PENINGKATAN MOTIVASI PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN MEDIA NYATA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN Oleh THOMAS NIM F34211784 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN MENGGUNAKAN VALUE CLARIFICATION TEHNIQUE DI SD

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN MENGGUNAKAN VALUE CLARIFICATION TEHNIQUE DI SD PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN MENGGUNAKAN VALUE CLARIFICATION TEHNIQUE DI SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH EKA MARYAM NIM F 34212162 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas II SD Kutowinangun 08. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN METODE ACTIVE LEARNING TIPE TEAM QUIZ DI SD

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN METODE ACTIVE LEARNING TIPE TEAM QUIZ DI SD PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN METODE ACTIVE LEARNING TIPE TEAM QUIZ DI SD ARTIKEL PENELITIAN Oleh: DIRMANSYAH NIM. F34212082 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN DASAR

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, Mei 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN SD Negeri 02 Kebonsari, Karangdadap, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom Action Research,

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA NYARING SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE LATIHAN KELAS III DI SDN NO. 180/I KEC. PEMAYUNG KAB. BATANGHARI ARTIKEL

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA NYARING SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE LATIHAN KELAS III DI SDN NO. 180/I KEC. PEMAYUNG KAB. BATANGHARI ARTIKEL 1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA NYARING SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE LATIHAN KELAS III DI SDN NO. 180/I KEC. PEMAYUNG KAB. BATANGHARI ARTIKEL OLEH FATHUR NIM GJA12D113072 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan 1 PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA SUB POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK SISWA KELAS VIII-7 SMP NEGERI 1 KREMBUNG SIDOARJO SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai Gelar S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai Gelar S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS V SDN 03 KARANGSARI KEC. JATIYOSO KAB. KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V SD

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V SD PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V SD Oleh: Faisal Rahman Luthfi 1, Suripto 2, Harun Setyo Budi 3 FKIP, PGSD Universitas Sebelas Maret E-mail: luthfifaisal@ymail.com

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN KARTU BILANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SDN 06 SUNGAI LAUR ARTIKEL PENELITIAN OLEH SULIANI NIM F

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN KARTU BILANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SDN 06 SUNGAI LAUR ARTIKEL PENELITIAN OLEH SULIANI NIM F PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN KARTU BILANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SDN 06 SUNGAI LAUR ARTIKEL PENELITIAN OLEH SULIANI NIM F34211630 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS III SEKOLAH DASAR SWASTA BRUDER DAHLIA PONTIANAK ARTIKEL PENELITIAN OLEH MARIA SOPIA NIM: F.

PENERAPAN PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS III SEKOLAH DASAR SWASTA BRUDER DAHLIA PONTIANAK ARTIKEL PENELITIAN OLEH MARIA SOPIA NIM: F. PENERAPAN PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS III SEKOLAH DASAR SWASTA BRUDER DAHLIA PONTIANAK ARTIKEL PENELITIAN OLEH MARIA SOPIA NIM: F. 34211037 JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE PEMBERIAN TUGAS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V

IMPLEMENTASI METODE PEMBERIAN TUGAS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V IMPLEMENTASI METODE PEMBERIAN TUGAS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V Emma, Suryani, Zainudin Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan Emma_pgsd@gmail.com

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS IV SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS IV SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS IV SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN Oleh DABIK NIM F34211746 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research.

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS II SD NEGERI TEBING TINGGI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS II SD NEGERI TEBING TINGGI PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS II SD NEGERI 163086 TEBING TINGGI Helmina Siagian Surel: hrmnsiagian@gmail.com ABSTRACT This aim of this

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI PEMBELAJARAN BAHASA ISYARAT DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DAN BENDA ASLI PADA SISWA TUNARUNGU KELAS I ARTKEL PENELITIAN.

PENINGKATAN MOTIVASI PEMBELAJARAN BAHASA ISYARAT DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DAN BENDA ASLI PADA SISWA TUNARUNGU KELAS I ARTKEL PENELITIAN. PENINGKATAN MOTIVASI PEMBELAJARAN BAHASA ISYARAT DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DAN BENDA ASLI PADA SISWA TUNARUNGU KELAS I ARTKEL PENELITIAN Oleh NURKIYAT F 34210577 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan membahas metode yang digunakan dalam penelitian, desain penelitian, lokasi dan subjek penelitian, prosedur penelitian, instrumen yang digunakan dalam penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian mengenai pembelajaran matematika di kelas IV A SDN 2 Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan media grafis. Melalui penelitian tindakan

Lebih terperinci

Oleh: Asih Pressilia Resy Armis Zuhri D ABSTRACT

Oleh: Asih Pressilia Resy Armis Zuhri D ABSTRACT 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI TEKNIK KOMPUTER JARINGAN (TKJ) 2 SMK NEGERI 2 PEKANBARU

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III Bainen, Syamsiati, Suryani PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak Email : ibu.bainen@yahoo.com Abstrak:

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL ROLE PLAYING UNTUK PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS IV SDN 1 LUNDONG

PENGGUNAAN MODEL ROLE PLAYING UNTUK PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS IV SDN 1 LUNDONG PENGGUNAAN MODEL ROLE PLAYING UNTUK PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS IV SDN 1 LUNDONG Rustiana Primasari 1, Wahyudi 2, Joharman 3 PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Kepodang 67A

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan metode bermain peran dalam mengatasi masalah belajar siswa memerankan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. (2011: 4) penelitian tindakan kelas istilah dalam bahasa

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. (2011: 4) penelitian tindakan kelas istilah dalam bahasa 29 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Arikunto, dkk., (2011: 4) penelitian tindakan kelas istilah dalam bahasa Inggrisnya adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 Model Pembelajaran Role Playing (model bermain peran) a Pengertian Role playing atau bermain peran menurut Zaini, dkk (2008:98) adalah suatu aktivitas pembelajaran

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PERMAINAN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS V SD N 2 JATINEGORO TAHUN AJARAN 2013/2014

PENERAPAN METODE PERMAINAN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS V SD N 2 JATINEGORO TAHUN AJARAN 2013/2014 PENERAPAN METODE PERMAINAN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS V SD N 2 JATINEGORO TAHUN AJARAN 213/214 Fertina Rizcha Pratiwi 1, Harun Setyo Budi 2, Tri Saptuti Susiani 3 PGSD FKIP Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan penulis adalah dengan menggunakan penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan penulis adalah dengan menggunakan penelitian 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan penulis adalah dengan menggunakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), karena penelitian tindakan kelas

Lebih terperinci

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE COURSE REVIEW HORAY

PENGGUNAAN METODE COURSE REVIEW HORAY PENGGUNAAN METODE COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPS TENTANG PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN SISWA KELAS V SD NEGERI 1 KARANGSARI TAHUN AJARAN 2013/2014 May Winarsih 1, H. Setyo

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA KARTU DOMINO KATA BERGAMBAR SISWA KELAS V SD

UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA KARTU DOMINO KATA BERGAMBAR SISWA KELAS V SD UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA KARTU DOMINO KATA BERGAMBAR SISWA KELAS V SD Puji Mar Atul Khasanah 1, Chamdani 2, Tri Saptuti Susiani 3 PGSD FKIP Universitas

Lebih terperinci

METODE SOSIODRAMA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR KELAS IV

METODE SOSIODRAMA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR KELAS IV METODE SOSIODRAMA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR KELAS IV Mardiyatun Nisa, Suripto, Harun Setyo Budi PGSD FKIP UNS Kampus VI Kebumen. Jl. Kepodang 67A Kebumen 54312 Email: cenutz@ymail.com Abstract:

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN CTL BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA

PENERAPAN PENDEKATAN CTL BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA PENERAPAN PENDEKATAN CTL BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA Ema, Siti Halidjah, Syamsiati Program Studi PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak

Lebih terperinci

Oleh : Vira Ismis Kairat

Oleh : Vira Ismis Kairat PENGGUNAAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGHITUNG LUAS TRAPESIUM DAN LAYANG-LAYANG DI KELAS V SD Oleh : Vira Ismis Kairat Viraismiskhairat28@gmail.com

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA MELALUI PERAN TUTOR SEBAYA SISWA KELAS X.A SMA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA MELALUI PERAN TUTOR SEBAYA SISWA KELAS X.A SMA PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA MELALUI PERAN TUTOR SEBAYA SISWA KELAS X.A SMA PENDAHULUAN Marhamah Saumi, Sanjaya, K. Anom W. FKIP Universitas Sriwijaya, Jalan Raya Palembang-Prabumulih Indralaya Ogan

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Lebih terperinci

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai Margareta Ni Made Ardani Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Ngambakrejo 03 kelas V semester II Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan dengan jumlah siswa 24 orang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan di kelas

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS III SD NEGERI TEBING TINGGI

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS III SD NEGERI TEBING TINGGI PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS III SD NEGERI 168 TEBING TINGGI Nursamsiah Surel: ibunursamsiah@gmail.com ABSTRACT This study aims to improve the learning outcomes

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MENGGUNAKAN METODE BERMAIN PERAN PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SD ARTIKEL PENELITIAN.

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MENGGUNAKAN METODE BERMAIN PERAN PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SD ARTIKEL PENELITIAN. PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MENGGUNAKAN METODE BERMAIN PERAN PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SD ARTIKEL PENELITIAN Oleh: YUL ISHARYANI NIM F33209045 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum PTK dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas 2 SD

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Gambaran Sekolah Sebelum peneliti melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terlebih dahulu peneliti melakukan observasi di kelas

Lebih terperinci

PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010

PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Tutik Yuliarni 7 Abstrak. Proses pembelajaran masih

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TEROPONG PECAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENGURANGAN PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN.

PENGGUNAAN TEROPONG PECAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENGURANGAN PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN. PENGGUNAAN TEROPONG PECAHAN DALAM PEMBELAJARAN PENGURANGAN PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN Oleh WIWIK WARDAYANI NIM F33209026 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian mengenai meningkatkan keterampilan berbicara dengan metode

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian mengenai meningkatkan keterampilan berbicara dengan metode BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Penelitian mengenai meningkatkan keterampilan berbicara dengan metode delivery from memory ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI Harlis Guru SMP Negeri 8 Tebing Tinggi Email: harlisaceh@yahoo.co.id ABSTRAK

Lebih terperinci

METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh DITA TRICANDRIA NINGSIH MUGIADI HERMAN TARIGAN

METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh DITA TRICANDRIA NINGSIH MUGIADI HERMAN TARIGAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR JURNAL Oleh DITA TRICANDRIA NINGSIH MUGIADI HERMAN TARIGAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2014

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Siswa Mengungkapkan Isi Cerita melalui Metode Sosiodrama Kelas V SDN 9 Tulungrejo Glenmore Banyuwangi Tahun Pelajaran 2012/2013

Peningkatan Kemampuan Siswa Mengungkapkan Isi Cerita melalui Metode Sosiodrama Kelas V SDN 9 Tulungrejo Glenmore Banyuwangi Tahun Pelajaran 2012/2013 Peningkatan Kemampuan Siswa Mengungkapkan Isi Cerita melalui Metode Sosiodrama Kelas V SDN 9 Tulungrejo Glenmore Banyuwangi Tahun Pelajaran 2012/2013 (Improving of Expressing Story Content Student Ability

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENDEKATAN TEMATIK ARTIKEL. Oleh SYARIFAH PAUJIAH F

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENDEKATAN TEMATIK ARTIKEL. Oleh SYARIFAH PAUJIAH F PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENDEKATAN TEMATIK ARTIKEL Oleh SYARIFAH PAUJIAH F211062 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN DASAR FAKULTAS

Lebih terperinci

Seprotanto Simbolon 1, Sakur 2, Syofni 3 Contact :

Seprotanto Simbolon 1, Sakur 2, Syofni 3  Contact : 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS (TWO STAY TWO STRAY) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VII B SMPN 10 TAPUNG Seprotanto Simbolon 1, Sakur 2, Syofni 3 Seprotantobest@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SDN Mangunsari 06 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN Mangunsari 06 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Alamat

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE Kamaliah SD Negeri 056614 Sidorejo, kab. Langkat Abstract: This study aims to improve learning outcomes Civics Elementary

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK KUPANG LIGITARANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 4 B SDN SIDOMEKAR 08 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER

PENERAPAN TEKNIK KUPANG LIGITARANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 4 B SDN SIDOMEKAR 08 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER PENERAPAN TEKNIK KUPANG LIGITARANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 4 B SDN SIDOMEKAR 08 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER Suprapto 27 Abstrak. Matematika merupakan ilmu terstruktur yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research (Wardhani,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI GESIKAN TAHUN AJARAN 2013/2014

PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI GESIKAN TAHUN AJARAN 2013/2014 PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI GESIKAN TAHUN AJARAN 2013/2014 Agil Mirdiyanto¹, Joharman 2, Kartika Chrysti S 3 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI PEMBERIAN ICE BREAKER PADA SISWA KELAS V SDN MONGGANG

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI PEMBERIAN ICE BREAKER PADA SISWA KELAS V SDN MONGGANG Meningkatkan Motivasi Belajar... (Riga Ambini) 2.765 MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI PEMBERIAN ICE BREAKER PADA SISWA KELAS V SDN MONGGANG IMPROVING THE LEARNING MOTIVATION ON IPS BY GIVING ICE

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi prasiklus, deskripsi siklus I, deskripsi siklus II. Deskripsi pra siklus membahas

Lebih terperinci

Volume 7 Nomor 1 Juli 2017 P ISSN : E ISSN :

Volume 7 Nomor 1 Juli 2017 P ISSN : E ISSN : Volume 7 Nomor 1 Juli 2017 P ISSN : 2088-5792 E ISSN : 2580-6513 http://journal.upgris.ac.id/index.php/malihpeddas MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKn MATERI MENGHARGAI KEPUTUSAN BERSAMA MELALUI PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN MINAT DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN METODE INQUIRY KELAS IV SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN MINAT DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN METODE INQUIRY KELAS IV SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN MINAT DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN METODE INQUIRY KELAS IV SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN Oleh ELISA NIM F34211502 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS IV SDN ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS IV SDN ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS IV SDN ARTIKEL PENELITIAN OLEH ANASTASIA NORHAYATI NIM F 34212095 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu penelitian 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI SEKOLAH DASAR PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI SEKOLAH DASAR Horasma Sinamo, Siti Halidjah, K.Y. Margiati Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP UNTAN,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom action rescarch (Wardhani, dkk., 2007: 1.3). Dalam setiap siklus terdiri dari

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTATIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS X

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTATIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS X 1 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTATIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS X Adani Hashifah, Syambasril, Djon Lasmono Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR Oleh: Venny Eka Putri vennyekaputri882@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

IMPLEMENTATION PROBLEM SOLVING LEARNING METHOD TO INCREASE STUDY RESULT OF IPS IV CLASS STUDENTS IN SDN 163 PEKANBARU

IMPLEMENTATION PROBLEM SOLVING LEARNING METHOD TO INCREASE STUDY RESULT OF IPS IV CLASS STUDENTS IN SDN 163 PEKANBARU 1 IMPLEMENTATION PROBLEM SOLVING LEARNING METHOD TO INCREASE STUDY RESULT OF IPS IV CLASS STUDENTS IN SDN 163 PEKANBARU Ana Julita, Lazim N, Mahmud Alpusari Anajulita111@gmail.com, LazimPGSD@gmail.com,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE KERJA KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENGGUNAAN METODE KERJA KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PENGGUNAAN METODE KERJA KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Muin, Hery Kresnadi, Siti Halidjah PGSD, FKIP UniversitasTanjungpura, Pontianak email :mn@gmail.yahoo.com

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS II

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS II PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS II ARTIKEL OLEH: ANASTASIA NIM: F 34210652 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN DASAR FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGELOLAN PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL ROLE PLAYING DI SMK

PENGELOLAN PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL ROLE PLAYING DI SMK PENGELOLAN PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL ROLE PLAYING DI SMK Varianita SMK Negeri 2 Kota Bengkulu, Jl Batanghari No 2 Padang Harapan Kota Bengkulu e-mail: anidemsiretatasya@gmail.com Abstract: Some issues

Lebih terperinci

Lathifatus Sa adah 1 Soewalni Soekirno 2 dan Anggit Grahito Wicaksono 3 ABSTRAK

Lathifatus Sa adah 1 Soewalni Soekirno 2 dan Anggit Grahito Wicaksono 3 ABSTRAK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI BANYUANYAR II SURAKARTA

Lebih terperinci

Nama Sekolah :... I. STANDAR KOMPETENSI I. PKn 1. Mengamalkan makna Sumpah Pemuda

Nama Sekolah :... I. STANDAR KOMPETENSI I. PKn 1. Mengamalkan makna Sumpah Pemuda RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK Nama Sekolah :... Tema : TEMPAT UMUM Kelas/Semester : III / 1 Alokasi Waktu : 2 minggu I. STANDAR KOMPETENSI I. PKn 1. Mengamalkan makna Sumpah Pemuda II.

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA MODEL BALOK GARIS BILANGAN

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA MODEL BALOK GARIS BILANGAN PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA MODEL BALOK GARIS BILANGAN Evalina Siahaan, Suryani, Zainuddin Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 06 Kecamatan Sidorejo Kota Sal atiga

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN USIA 5 6 TAHUN DI TK 011 PERMATAKU MERANGIN KABUPATEN KAMPAR

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN USIA 5 6 TAHUN DI TK 011 PERMATAKU MERANGIN KABUPATEN KAMPAR MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN USIA 5 6 TAHUN DI TK 0 PERMATAKU MERANGIN KABUPATEN KAMPAR Guru TK 0 Permataku Merangin Kabuapten Kampar email: gustimarni@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research). Arikunto (2006: 58) menjelaskan penelitian tindakan kelas adalah gabungan

Lebih terperinci

Aji Heru Muslim 1

Aji Heru Muslim 1 PENINGKATAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA PGSD UMP PADA MATA KULIAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR DI SD MELALUI COOPERATIVE LEARNING TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) Aji Heru Muslim 1 ajiheru_muslim@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER KELAS III SD ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER KELAS III SD ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER KELAS III SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH DAENG LITISIA NIM F32112027 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS I SDN 77 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS I SDN 77 PEKANBARU 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS I SDN 77 PEKANBARU Hatma, Jesi Alexander Alim, Syahrilfuddin misnariati@gmail.com, jesialexa@yahoo.com, via.syalisia@yahoo.com

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG CERITA MENGGUNAKAN METODE BERMAIN PERAN PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG CERITA MENGGUNAKAN METODE BERMAIN PERAN PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG CERITA MENGGUNAKAN METODE BERMAIN PERAN PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR Epi 1, Mastiah 2, Aprima Tirsa 2 1 Mahasiswa Lulusan Program Studi PGSD

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 104 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Refleksi Awal Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran Penelitian ini dilaksanakan di kelas VA SD Negeri 71 Kota Bengkulu. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENGGUNAKAN METODE DRILL PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS III SD

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENGGUNAKAN METODE DRILL PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS III SD 1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENGGUNAKAN METODE DRILL PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS III SD Aliansyah, Kaswari, Rosnita Progarm Studi Pendidikan Guru Sekoalh Dasar FKIP UNTAN, Pontianak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pada bab IV ini akan dikemukakan tentang: (1) Deskrispi kondisi awal (prasiklus), (2) Pelaksanaan tindakan (siklus I-II), (3) Hasil penelitian,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai hasil penelitian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai hasil penelitian yang 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai hasil penelitian yang meliputi temuan-temuan dari seluruh kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan dibahas tentang hasil penelitian meliputi deskripsi kondisi awal, deskripsi hasil siklus I, deskripsi hasil perbaikan pada siklus II, pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SD Negeri Ampel 03 SD Negeri Ampel 03 terletak di Dukuh Ngaduman Desa Kaligentong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Sekolah ini didirikan pada

Lebih terperinci