BAB I PENDAHULUAN. dan kota terbesar kedua di provinsi tersebut setelah Medan. Luas daratan Kota

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. dan kota terbesar kedua di provinsi tersebut setelah Medan. Luas daratan Kota"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kota Pematangsiantar adalah salah satu kota di Provinsi Sumatera Utara, dan kota terbesar kedua di provinsi tersebut setelah Medan. Luas daratan Kota Pematangsiantar adalah 79,971 Km² terletak meter di atas permukaan laut. Karena letak Pematangsiantar yang strategis, ia dilintasi oleh jalan Raya Lintas Sumatera. Kota ini memiliki penduduk sebanyak jiwa pada tahun 2014 (Siantarkota.bps.go.id) Tulang punggung perekonomian kota Pematangsiantar adalah sektor industri.sektor industri yang terdapat di kota Pematangsiantar adalah sektor industri besar dan sedang. Selama tahun 2014 perekonomian Pematang Siantar bertumbuh sebesar 5,16%. Pertumbuhan tersebut terutama berkaitan dengan terjadinya arus dana, baik dari maupun ke masyarakat serta dunia usaha (Pematangsiantarkota.go.id). Penelitian ini akan membahas mengenai sektor perdagangan, tetapi peneliti memfokuskan penelitian hanya ke bagian pusat pasar daerah kota Pematangsiantar Daerah kota Pematangsiantar memiliki dua pasar tradisional terbesar yang bernama Pasar Horas dan Pasar Dwikora.Kedua pasarini adalah pasar tradisionalyang dimiliki Kota Pematangsiantar sejak berpuluh tahun lalu.kedua pasar itu kini masih kokoh berdiri di tengah-tengah meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di Kota Pematangsiantar. Dari segi bahasanya sendiri, masyarakat biasanya menyebut dan lebih mengenal istilah pasar itu sebagai pajak. 1

2 Keberadaan pasar tradisional telah ada sejak puluhan tahun yang lalu, diperkirakan sudah muncul sejak jaman kerajaan Kutai Kertanegara pada abad ke- 5 Masehi, dimulai dari barter (tukar-menukar) barang kebutuhan sehari-hari dengan para pelaut dari cina. Masyarakat mulai menyusun barang dagangannya pada tikar-tikar kemudian terjadilah transaksi jual beli tanpa uang. Bahkan saat masuknya peradaban Islam ditanah air pada abad 12 Masehi, pasar digunakan sebagai alat untuk berdakwah dimana para wali mengajarkan masyarakat mengenai cara-cara berdagang yang benar secara islam. Pasar selama ini sudah memiliki tempat yang paling penting dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, bagi masyarakat pasar bukan hanya tempat bertemunya antara penjual dan pembeli tetapi juga sebagai wadah untuk berinteraksi sosial. Dalam pasar tradisional banyak interaksi yang tidak ditemukan dalam pasar modern, dimana para pedagang pasar tradisional tidak membeli suatu barang dagangan yang akan mereka jajakan di tokonya dalam jumlah yang besar dari agen, hal ini disebabkan karena keterbatasan modal yang mereka miliki tidak mencukupi untuk membeli barang-barang dalam jumlah yang besar kemudian juga mereka tidak memiliki fasilitas yang lengkap untuk menyimpan barang dagangan terlalu banyak karena para pedagang tidak memiliki lemari pendingin untuk menyegarkan barang dagangannya seperti yang terlihat dipasar modern. Pasar memiliki tiga fungsi, yaitu fungsi distribusi, yakni pasar berfungsi mendekatkan jarak antara konsumen dengan produsen dalam melaksanakan transaksi. Pasar memiliki fungsi distribusi menyalurkan barang-barang hasil produksi kepada konsumen. Fungsi pembentukan harga, dimana sebelum terjadi transaksi jual beli terlebih dahulu dilakukan tawar-menawar, sehingga diperoleh 2

3 kesepakatan harga antara penjual dan pembeli. Dalam proses tawar-menawar itulah keinginan kedua belah pihak (antara pembeli dan penjual) digabungkan untuk menentukan kesepakatan harga, atau disebut harga pasar. Fungsi promosi, pasar merupakan sarana paling tepat untuk ajang promosi, karena di pasar banyak dikunjungi para pembeli. Pelaksanaan promosi dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya memasang spanduk, membagikan leaflet atau brosur penawaran, membagikan sampel atau contoh produk kepada calon pembeli, dan sebagainya. Berfungsinya lembaga pasar sebagai institusi ekonomi tidak terlepas dari aktivitas yang dilakukan oleh pembeli dan pedagang. Oleh karena itu bagian ini juga membahas tentang pembeli dan pedagang. Selain itu aspek yang tak kalah menarik untuk dibahas adalah aspek ruang dan waktu dari pasar serta aspek tawar menawar yang terjadi dipasar. Pasar modern dan pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli. Namun kedua pasar tersebut memiliki perbedaan. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari mutu pelayanannya serta pendistribusiannya. Pasar modern mengutamakan pelayanan yang menyenangkan, bangunannya baik, tempatnya nyaman, segala kebutuhan pembeli diperhatikan, mulai dari parkir dan sarana lain, namun pembeli tidak perlu berinteraksi dengan penjual, sehingga komunikasi sosial tidak terjadi. Dari segi pendistribusiannya, pasar modern tidak langsung dalam arti produsen dan konsumen tidak saling mengenal. Sedangkan yang melayani sekedar penjaga yang tidak mempunyai akses menentukan harga,sedangkan konsumen tidak membutuhkan kontak langsung dengan penjual. Pasar dwikora merupakan pasar tradisional yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah Daerah yang dimana sebagai unsur penyelenggara pemerintahan 3

4 adalah walikota. Pasar Tradisional terdiri dari berbagai macam toko, kios, los, dan tenda yang dimiliki dan dikelola oleh pedagang kecil dan menengah dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar-menawar. Dalam perekonomian Indonesia, sektor usaha kecil inilah yang memegang peranan yang sangat penting terutama bila dikaitkan dengan jumlah tenaga kerja yang mampun diserapnya. Usaha kecil ini selain memiliki arti strategis bagi pembangunan, juga sebagai upaya untuk memeratakan hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai. Keberadaan pasar tradisional tidak lepas dari kebijakan-kebijakan Pemerintah Daerah yang ikut mengatur tangan di dalamnya. Saat ini pasar tradisional menjadi wadah utama penjualan produk-produk kebutuhan pokok yang dihasilkan oleh para pelaku ekonomi berskala menengah dan kecil yang sebagian besar merupakan produk hasil pertanian. Oleh karena itu, kehadiran pasar tradisional sangat dibutuhkan sebagian besar para petani untuk menjual hasil produksinya. Dengan demikian pasar tradisional tidak hanya berperan penting dalam menciptakan lapangan pekerjaan bagi ratusan pedagang yang ada di dalam pasar dwikora, namun juga memberikan kesempatan kepada para petani dalam menyalurkan hasil kebunnya atau dengan kata lain sebagai produsen, sehingga dalam hal ini para petani yang datang dari berbagai desa dapat memperoleh pendapatan dari hasil petaniannya baik memasarkan produknya secara langsung dipasar tradisional dwikora maupun melalui perantara pemasok. Pasar Dwikora atau yang lebihdikenal dengan sebutan Pajak Parluasan memiliki pajak ikan terbesar di kota Pematangsiantar.Selain itupasar Dwikora ini merupakan pasar yang lengkap dengan menyediakan segala kebutuhan masyarakat. Lengkap dari segi kebutuhan masyarakat seperti sembako, sayur 4

5 mayur, buah, ikan, peralatan rumahtangga, alat bangunan, retail, dan berbagai kebutuhan lainnya. Dalam kesehariannya masing-masing pedagang menjajakan barang dagangannya didalam kios yang telah mereka sewa dari PD (perusahaan daerah) pasar Dwikorayang mengelola pasar tersebut. Toko yang mereka dapatkan bukanlah cuma-cuma tetapi mereka menyewanya dengan harga yang cukup besar, sebagiandari pedagang yang memiliki modal tinggi menyewa lebih dari satu pintu, ada yang dua bahkan tiga. Pasca kebakaran tanggal 27 februari 2011, toko-toko yang ada di Pasar Tradisional Dwikora terlihat lebih baik dan lebih rapi, bangunannya yang permanen menunjukkan kekokohan setiap toko, langit-langit yang telah tertutup rapi memberikan kenyamanan bagi pembeli dan pedagang walau hujan sekalipun. Letak tempat berdagang para pedagang dibedakan menurut jenis barang yang mereka jual, terdapat empat pintu masuk ke dalam pajak. Masing-masing pintu masuk memiliki bagian utuk menjual barang dagangan. Pintu satu pembeli dapat langsung melihat para pedagang yang menjual sembako, sayur mayur, bumbu-bumbu untukmemasak. Pintu kedua dapat ditemui para pedagang pakaian bekas atau yang biasa disebut monza, pintu tiga ada pajak ikan yang memang khusus menjual ikan-ikan yang di datangkan dari luar daerah, yang terakhir adalah pintu empat yang banyak menjual buah-buahan, alat-alat kosmetik, dan perhiasan. Dengan tersusun rapi seperti ini sehingga memudahkan para pembeli untuk memilih barang yang hendak dibelanjakan. Barang memiliki dua jenis nilai yang berbeda, yaitu nilai guna (use value) dan nilai tukar (exchange value). Nilai kebergunaan suatu barang atau keuntungan yang diberikan oleh suatu barang ketika ia digunakan. Misalnya, nilai guna 5

6 sepasang pakaian adalah manfaat bagi pemakainya untuk melindungi tubuh si pemakai dari teriknya matahari atau angin yang kencang.di samping memiliki nilai guna, setiap barang juga memiliki nilai tukar, yaitu nilai suatu barang yang akan didapatkan ketika barang tersebut ditukarkan dengan barang lain. Misalnya sebuah gelang emas ditukar dengan sebuah kalung yang sama nilai harganya. Meskipun semua barang dalam semua sistem ekonomi memiliki nilai guna dan nilai tukar, menurut Sanderson (2003:112), sistem ekonomi itu sendiri cenderung diorganisasikan, terutama menurut salah satu dari dua jenis nilai ini. Masyarakat pra-kapitalis diorganisasikan melalui berbagai aktivitas di mana produksi barang untuk nilai guna adalah satu-satunya produsen. Dalam konteks ini, barang-barang di produksi agar dikonsumsi, bukan agar dapat ditukarkan dengan barang lain. Jika jenis aktivitas ini mendominasi tindakan ekonomi, maka sistem ekonomi yang dipakai (production-for-use economy) dipandang berlaku. Sebaliknya, pada masyarakat kapitalisme modern, produksi besar sejumlah barang ditujukan terutama untuk nilai tukarnya, untuk memperoleh sejumlah uang yang diterima produsen kapitalis atas barang yang dijual dipasar. Jelas bahwa barangbarang yang dipertukarkan tersebut memiliki nilai guna, jika tidak, maka tidak akan ada orang yang akan membeli barang tersebut. Marx juga menjelaskan sirkulasi komoditi. Ia melihat 3 tipe sirkulasi komoditi yang dialami umat manusia sepanjang sejarah. Sirkulasi komoditi yang sangat sederhana dialami umat manusia adalah tipe K-K yaitu suatu komoditi ditukar langsung dengan komoditi lainnya, misalnya seorang petani menukarkan sesumpit jagung dengan sejerat ikan kepada seorang nelayan. Tipe ini dikenal juga dengan barter, merupakan bentuk pertukaran komoditi yang pertama dalam 6

7 sejarah umat manusia. Bentuk lanjut dari tipe pertama ini adalah tipe K-U-K yaitu komoditi dikonversikan ke dalam uang, kemudian dikonversikan lagi ke dalam komoditi, misalnya nelayan menjual hasil tangkapannya kemudian uang hasil penjualanannya tersebut digunakan untuk membeli beras.begitupun yang terjadi di Pasar Tradisional Dwikora. Para pedagang mengambil barang dari para toke, bukan untuk menggunakannya sebagai kebutuhan pribadi. Melainkan untuk menjual kembali kepada konsumen. Sedangkan uang yang di dapat dari hasil penjualanan digunakan untuk memenuhi kebutuhan di dalam rumahtangga. Dan yang terakhir adalah tipe U-K-U yaitu uang ditukar komoditi selanjutnya ditukar kembali dalam bentuk uang. Sebagai contoh, uang digunakan untuk membeli barang dalam jumlah besar kemudian barang dijual untuk memperoleh uang kembali dalam bentuk laba. Tindakan yang dilakukan seperti yang telah dijelaskan diatas disebut sebagai tindakan ekonomi. Tindakan ekonomi biasanya tidak berada di ruang hampa, suatu ruang yang tidak melibatkan hubungan sosial dengan orang lain. Tetapi pada umumnya sebuah tindakan ekonomi terjadi dalam konteks hubungan sosial dengan orang lain. Oleh sebab itu, tindakan ekonomi dapat berlangsung dengan melibatkan kerjasama, kepercayan, dan jaringan. Atau sebaliknya suatu tindakan ekonomi dapat menghasilkan perselisihan, ketidakpercayaan, dan pemutusan hubungan (Damsar, 2003). Oleh karena itu, sosiolog dapat melihat tindakan ekonomi sebagai suatu bentuk dari tindakan sosial. Maksudnya, seperti yang dikatakan Weber (1964:12), tindakan ekonomi dapat dilihat sebagai suatu bentuk tindakan sosial sejauh tindakan tersebut memperhatikan tingkah laku orang lain. Memberi perhatian ini dilakukan secara sosial dalam berbagai cara 7

8 seperti memperhatikan orang lain, saling bertukar pandang, berbincang dengan mereka, berpikir tentang mereka dan memberi senyum kepada mereka. Begitu pula yang terjadi dalam suasana Pasar Dwikora. Peneliti melihat semua itu terjadi diantara penjual dan pembeli. Dengan kata lain, penjual dan pembeli telah melakukan interaksi sosial yang baik dan menjalin komunikasi yang baik. Dalam sosiologi ekonomi, Geertz (1963), Mai dan Bucholt, dan lain-lain (dalam Damsar, 1997:107) pedagang dibagi atas: 1. Pedagang profesional yaitu pedagang yang menganggap aktifitas perdagangan merupakan pendapatan dari hasil perdagangan merupakan sumber utama dan satu-satunya bagi ekonomi keluarga. Pedagang profesional seperti pedagang distributor, pedagang (partai) besar, atau pedagang eceran. 2. Pedagang semi profesional yaitu pedagang yang mengakui aktifitasnya untuk memperoleh uang tetapi pendapatan dari hasil perdagangan merupakan sumber tambahan bagi ekonomi keluarga. 3. Pedagang subsistensi merupakan pedagang yang menjual produk atau barang dari hasil aktivitas atas subsistensi untuk memenuhi ekonomi rumah tangga. 4. Pedagang semu adalah orang yang melakukan kegiatan perdagangan karena hobi untuk mendapatkan suasana baru atau mengisi waktu luang. Undang-undang No.32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah yang dimana daerah memiliki keleluasaan dalam mengatur daerahnya sesuai dengan karakteristik masing-masing kota. Kota Pematangsiantar juga telah memiliki 8

9 peraturan daerah No.5 Tahun 2014 tentang pembentukan PD Pasar Horas Jaya. Pembentukan PD Pasar Horas Jaya dimaksudkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan serta meningkatkan kesejahteraan rakyat. Tujuannya adalah mendorong perkembangan pembangunan dan perekonomian daerah serta menunjang peningkatan PAD (Pendapatan Asli Daerah) baik yang bersumber dari penggalian dan pemanfaatan potensi daerah maupun yang bersumber dari pengembangan usaha luar daerah. Namun, seiring berkembangnya sebuah kota, pengelolaan pasar tradisional semakin terpinggirkan oleh pasar modern karena tidak dapat dipungkiri kehadiran pasar modern dewasa ini sudah menjadi tuntutan gaya hidup modern yang berkembang ditengah-tengah masyarakat kita saat ini. Upaya manusia untuk memenuhi kebutuhannya sudah berlangsung sejak manusia itu ada. Salah satu kegiatan manusia dalam usaha memenuhi kebutuhan tersebut adalah memerlukan adanya pasar sebagai sarana pendukungnya. Pasar merupakan kegiatan ekonomi yang termasuk salah satu perwujudan adaptasi manusia terhadap lingkungannya. Hal ini didorong oleh faktor perkembangan ekonomi yang pada awalnya hanya bersumber pada masalah pemenuhan kebutuhan hidup (kebutuhan pokok). Manusia sebagai makhluk sosial dalam perkembangannya juga menghadapi kebutuhan sosial untuk mencapai kepuasan atas kekuasaan, kekayaan, dan martabat. Pasar tradisonal tidak lagi diidentikkan dengan pembeli golongan menengah kebawah. Sebelum adanya pasar modern, pasar tradisional merupakan nadi perekonomian rakyat, baik yang ada di kota maupun yang ada di pedesaan. Memang pasar tradisional terkesan penuh kesemerawutan, mulai dari tata 9

10 letak,sirkulasi pengunjung, dan lalu lintas diluar pasar maupun di dalam pasar, namun disitulah tertumpu ekonomi rakyat banyak, selain pedagang, juga ada kuli angkut,tukang parkir,dan pedagang makanan keliling. Hasil pra penelitian yang sudah dilakukan, informasiyang di dapatkan peneliti dari beberapa pedagang Pasar Dwikora bahwa dulu seorang pedagang mampu memenuhi kebutuhan hidupnya secara berlebih. Tidak jarang ada pedagang yang memiliki lebih dari satu kios di Pasar Dwikora. Besarnya dampak positif dari hadirnya pasar tradisional ini bagi para pedagang. Tetapi beberapa waktu belakangan ini semua keadaan tampak mulai berubah. Banyak pedagang yang telah meninggalkan pekerjaannya dan membuka usaha klontong sendiri. Misalnya, dengan membuka grosir di daerah tempat tinggalnya. Belum lagi persaingan yang terjadi diantara pedagang. Yaitu pedagang kaki lima yang berjualan di luar daerah kios/ yang berada di trotoar. Banyak masyarakat tidak jarang membeli kepada mereka ketimbang harus masuk ke dalam pasar yang penuh kesemerawutan, belum lagi apabila pasar tersebut becek. Itu akan mengurangi daya tarik masyarakat untuk berbelanja lama-lama di dalam pasar. Keberadaan pasar tradisional terutama di daerah kota Pematangsiantar, masih menyimpan gambaran khas kearifan lokalnya. Masyarakat dari berbagai wilayah di Pematangsiantar selalu berbelanja dan memenuhi kebutuhan pokoknya dari Pasar Dwikora ini. Dimulai pukul wib pajak ini sudah melakukan aktivitas jual-beli. Banyak masyarakat lalu lalang untuk memenuhi kebutuhannya. Banyak pedagang yang kewalahan dalam melayani para pembeli sehingga ada pedagang yang menggunakan jasa orang lain sebagai anggota yang bekerja membantu dalam melayani pembeli. 10

11 Pembeli dapat duduk membaur diantara pedagang tanpa ada pembatas, sehingga semua dapat serba hidup. Komunikasi dan interaksi sosial terjadi dengan sendirinya, suasana keakraban antara penjual dan pembeli terwujud. Pedagangtidak lupa menggunakan bahasa daerah sebagai alat penarik perhatian pembeli agar mau menjadi pelanggan tetap. Sikap keramah tamahan yang ditunjukkan para pedagang tidak jarang menjadi alat untuk menarik simpati para pedagang agar mau kembali berbelanja ketempat yang sama. Ada juga pedagang yang memiliki strategi dengan memberikan kompensasi utang kepada pembeli. Hanya modal kepercayaan yang diberi kepada pembeli, dapat menghasilkan hubungan yang lebih lama antara penjual dan pembeli. Menurut Weber (dalam Damsar,2009) tindakan sosial di pasar bermula dari persaingan dan berakhir dengan pertukaran. Weber juga melihat elemen perebutan atau konflik dalam pasar. Dia menggunakan istilah perebutan pasar (market struggle) ketika ia menjelaskan pertempuran antara seorang dengan yang lainnya di pasar. Konsep persaingan digunakannya ketika menjelaskan konflik yang damai, sejauh ia merupakan suatu usaha formal yang damai untuk memperoleh pengontrolan terhadap kesempatan dan keuntungan yang diharapkan oleh yang lainnya. Beberapa waktu belakangan ini memang tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan pasar modern dewasa ini sudah menjadi tuntutan dan konsekuensi dari gaya hidup modern yang berkembang di masyarakat kita. Sangat mudah menjumpai minimarket, supermarket, bahkan hypermartdi sekitar tempat tinggal kita. Tempat-tempat tersebut memang menjanjikan kenyamanan dengan harga yang tidak kalah menarik dengan adanya diskon yang berlaku. Akibatnya 11

12 eksistensi pasar tradisional di tengah modernisasi perlahan-lahan tampaknya mulai mengalami penurunan kepercayaan signifikan dari masyarakat..harus diakui kondisi pasar tradisional terdesak oleh keberadaan pasar modern, pihak berwenang khususnya pemerintah baik pusat maupun daerah yang semestinya memberikan proteksi agar invasi pasar modern tidak terus meluas seakan tak berdaya dengan aliran keuntungan yang ditawarkan. Disini jelas terlihat persaingan secara damai di antara pasar tradisional dengan pasar modern. Apalagi jika dibandingkan dengan pasar modern yang menyajikan kenyamanan, kepercayaan, dan pelayanan yang lebih unggul dibandingkan pasar tradisional. Prapenelitian yang dilakukan sebelumnyadiketahui dari masyarakat bahwa dahulu sebelum pasar-pasar modern mulai bermunculan seperti saat sekarang,pasar Dwikora ini begitu ramai dikunjungi pembeli dari pukul wib. Hampir setiap saat ada saja pembeli dan suasana lalu lalang yang terlihat. Tetapidiwaktu sekarang ini suasana itu mulai menghilang. Pasar sudah mulai tampak sepi dari mulai pukul wib. Banyak pedagang yang mulai mengeluh karena pasar ini sudah tidak seperti dulu. Dari beberapa informan yang peneliti dapatkan, sudah ada beberapa pedagang yang tidak lagi menempati kiosnya, tetapi sudah dialihkan ke pemilik baru karena ketidaksanggupan pemilik kios melanjutkan biaya sewa. Itu disebabkan karena sudah mulai menurunnya keinginan masyarakat untuk berbelanja ke pasar tradisional. Karena dilihat dari kondisinya, banyak pasar-pasar modern bermunculan dengan menyediakan kebutuhan masyarakat yang lebih baik dari sisi kualitas. Permasalahan pedagang tradisional dan pasar modern perlu untuk diteliti karena hal ini terkait dengan masyarakat kota/kabupaten yang memiliki 12

13 ketergantungan besar terhadap dua pasar tersebut dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pernyataan ini di dukung dengan adanya penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Auladi dan Sudrajat mengenai Mekanisme Survival Pedagang Kelontong Di Kecamatan Sidayu. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa strategi adaptif yang dilakukan para pedagang kelontong yang berada dikawasan pasar sidayu, Gresik yaitu dengan menjalin hubungan secara kekeluargaan yaitu dengan memberi parsel menjelang lebaran kepada setiap pelanggan, menyamakan harga barang antar satu dengan pedagang lain, memperhatikan kualitas barang, dan memberi kompensasi utang kepada pelanggan. Selain itu pedagang kelontong yang berjualan dikawasan ini melakukan strategi dengan mendayagunakan anggota keluarga sebagai penambahan pendapatan yang juga merupakan strategi bertahan hidup para pedagang kelontong. Selain itu, peneliti ingin mengetahui signifikansi kehadiran pasar modern terhadap para pedagang di pasar tradisional. Sehingga dengan ini juga peneliti bisa mengetahui kondisi yang dialami parapedagang sekarang ini. Dari permasalahan diatas maka peneliti ingin mengangkat judul penelitian mengenai Mekanisme Survival Pedagang Pasar Tradisonal Di Tengah Maraknya Pasar Modern (Studi Kasus: Pedagang Pasar Tradisional Dwikora Pematang Siantar). 13

14 1.2 Rumusan masalah Dari uraian latar belakang masalah diatas, maka dapat dilihat bagaimana terancamnya kehadiran pasar tradisioanal terhadap hadirnya pasar modern di kehidupan masyarakat.perumusan masalah yang akan menjadi fokus kajian dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana strategi bertahan (mekanisme survival) para pedagang Pasar Tradisional ditengah maraknya Pasar Modern? 1.3 Tujuan penelitian Penelitianini bertujuan ingin menjawab permasalahan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah. Secara konkrit, tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahuibagaimana strategi bertahan yang dilakukan para pedagang untuk mempertahankan eksistensinya di tengah Pasar Modern. 1.4 Manfaat penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kegunaan baik secara teoritis maupun praktis. 1. Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperkaya ilmu pengetahuan, khususnya di bidang permasalahan sosial masyarakat. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi atau sumbangan pemikiran kepada akademisi maupun jurusan sosiologi. 2. Secara praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi para pedagang dan umumnya bagi masyarakat Pematang Siantar dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas kehidupan internal pasar maupun 14

15 eksternal masyarakat sekitar serta dapat memberikan masukan arah kebijakan pemerintah tentang pembangunan pasar tradisional. 1.5 Defenisi konsep Adapun konsep-konsep dalam penelitian ini adalah: 1. MekanismeSurvival Kemampuan seseorang dalam menerapkan seperangkat cara untuk mengatasi berbagai permasalahan yang melingkupi kehidupannya. 2. Pasar Menurut Damsar (1997:101) istilah pasar dalam kajian sosiologi ekonomi diartikan sebagai salah satu lembaga paling penting dalam institusi ekonomi yang menggerakkan dinamika kehidupan, berfungsinya pasar tidak terlepas dari aktivitas yang dilakukan oleh pembeli dan pedagang. 3. Pedagang Pedagang adalah orang atau institusi yang memperjualbelikan produk atau barang, kepada konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung. 4. Pasar tradisional Pasar tradisional adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual dan pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar. Pasar tradisional merupakan wadah utama penjualanan produk-produk skala ekonomi rakyat. 5. Pasar modern Pasar modern adalah pasar yang penjual dan pembeli nya tidak bertransaksi secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam 15

16 barang (barcode), berada dalam bangunan yang nyaman, dan pelayanannya dilakukan secara mandiri. 6. Hubungan Sosial Hubungan sosial merupakan hubungan yang terjadi akibat adanya interaksi antar aktor (distributor, pedagang perantara,pedagang pengecer, pembeli serta pemerintah/ pengelola pasar), dimana hubungan tersebut bukan hanya sebatas untuk mencari keuntungan melainkan lebih dari pada itu seperti menyangkut keluarga, kegemaran, maupun pengalaman yang pada akhirnya mempererat hubungan antara penjual dan pembeli. 7. Barang Barang adalah setiap benda, baik yang berwujud maupun tidak berwujud, baik bergerak maupun tidak bergerak, baik dapat dihabiskan maupun tidak dapat dihabiskan, dan dapat diperdagangkan, dipakai, digunakan, atau dimanfaatkan oleh konsumen atau Pelaku Usaha. 8. Jasa Jasa adalah setiap layanan dan unjuk kerja berbentuk pekerjaan atau hasil kerja yang dicapai, yang diperdagangkan oleh satu pihak ke pihak yang lain dalam masyarakat untuk dimanfaatkan oleh konsumen atau Pelaku Usaha. 9. Distribusi Distribusi adalah kegiatan penyaluran barang secara langsung atau tidak langsung kepada konsumen. 16

17 10. jaringan sosial Jaringan sosial merupakan hubungan-hubungan yang tercipta antar banyak individu dalam suatu kelompok ataupun antar suatu kelompok dengan kelompok lainnya (Damsar, 2002:157). 11. Pelanggan Pelanggan adalah orang-orang yang kegiatannya membeli dan menggunakan suatu produk, baik barang dan jasa, secara terus menerus. 12. Pembeli Pembeli adalah seseorang atau perusahaan yang membeli barang tertentu atau menggunakan jasa tertentu. 13. Jaringan Hubungan Sosial Adalah suatu rangkaian hubungan yang teratur atau hubungan sosial yang sama di antara individu-individu atau kelompok-kelompok (Granovetter dan Swedberg, 1992:9). 17

BAB 1 PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan memiliki keunggulan bersaing secara

BAB 1 PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan memiliki keunggulan bersaing secara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar tradisional merupakan pasar yang berperan penting dalam memajukan pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan memiliki keunggulan bersaing secara alamiah. Keberadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terjadi. Pada umumnya, semua pasar tradisional yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terjadi. Pada umumnya, semua pasar tradisional yang ada di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar tradisional di Indonesia masih merupakan wadah utama masyarakat dalam membeli suatu kebutuhan, karena dalam pasar inilah sesungguhnya perputaran ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori UKM Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis ritel dewasa ini semakin meningkat. Peningkatan persaingan bisnis ritel dipicu oleh semakin menjamurnya bisnis ritel modern yang sekarang banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah walikota. Pasar tradisional ini terdiri dari berbagai macam toko, kios, los,

BAB I PENDAHULUAN. adalah walikota. Pasar tradisional ini terdiri dari berbagai macam toko, kios, los, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar Dwikora merupakan Pasar tradisional yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah Daerah yang dimana sebagai unsur penyelenggara pemerintahan adalah walikota.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Hampir di setiap daerah di Indonesia memiliki pasar baik pasar tradisional maupun pasar modern. Berbagai jenis pasar di Indonesia diantaranya pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar memegang peran penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar memegang peran penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar memegang peran penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat Indonesia selain sebagai muara dari produk-produk rakyat, pasar juga berfungsi sebagai tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembeli berinteraksi. Pasar juga menjadi salah satu tempat dimana. menjadi pasar tradisional dan pasar modern.

BAB I PENDAHULUAN. pembeli berinteraksi. Pasar juga menjadi salah satu tempat dimana. menjadi pasar tradisional dan pasar modern. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar yang merupakan tempat dimana pedagang (penjual) dan pembeli berinteraksi. Pasar juga menjadi salah satu tempat dimana masyarakat bisa menjual barang, jasa, dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berdasarkan sejarah diketahui bahwa masyarakat Indonesia sudah menegenal ekonomi yang disebut pasar. Pasar merupakan kegiatan jual-beli itu, biasanya (1) berlokasi yang mudah didatangi

Lebih terperinci

STUDI POLA APRESIASI MASYARAKAT TERHADAP PASAR MODERN DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

STUDI POLA APRESIASI MASYARAKAT TERHADAP PASAR MODERN DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR STUDI POLA APRESIASI MASYARAKAT TERHADAP PASAR MODERN DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh: RONY RUDIYANTO L2D 306 022 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar adalah tempat yang mempunyai unsur-unsur sosial, ekonomi, kebudayaan,

I. PENDAHULUAN. Pasar adalah tempat yang mempunyai unsur-unsur sosial, ekonomi, kebudayaan, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar adalah tempat yang mempunyai unsur-unsur sosial, ekonomi, kebudayaan, politis dan lain-lainnya, tempat pembeli dan penjual (penukar tipe lain) saling bertemu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli barang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli barang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli barang atau jasa yang ditawarkan untuk dijual, dan terjadinya perpindahan kepemilikan (Tjiptono,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa dipisahkan dari komunitas lingkungan di sekitarnya. Manusia dikatakan makhluk sosial karena manusia hidup secara berkelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dipungkiri. Selama ini masyarakat memenuhi berbagai kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dipungkiri. Selama ini masyarakat memenuhi berbagai kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia pada dasarnya merupakan makhluk sosial yang tidak dapat lepas dari saling ketergantungan antar makhluk hidup untuk selalu berkembang dan bertahan hidup.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional, terutama dalam aspek-aspek seperti: peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional, terutama dalam aspek-aspek seperti: peningkatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan usaha kecil di Indonesia memang diakui sangat penting dalam perekonomian nasional, terutama dalam aspek-aspek seperti: peningkatan kesempatan kerja; pemerataan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Pasar dalam pengertian teori ekonomi adalah suatu situasi dimana pembeli (konsumen) dan penjual (produsen dan pedagang) melakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan kebiasaan berbelanja sebagai bentuk mencari suatu kesenangan adalah merupakan suatu motif berbelanja yang baru. Motivasi merupakan konsep yang dinamis dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis ritel modern di Indonesia saat ini berkembang semakin pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis ritel modern di Indonesia saat ini berkembang semakin pesat seiring BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bisnis ritel modern di Indonesia saat ini berkembang semakin pesat seiring kemajuan perekonomian Indonesia. Kemajuan perekonomian Indonesia ikut mendorong perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merambah, tidak saja di Kota Jakarta, tetapi kota-kota lain di luar. apakah pasar tradisional akan tetap eksis di era munculnya

BAB I PENDAHULUAN. merambah, tidak saja di Kota Jakarta, tetapi kota-kota lain di luar. apakah pasar tradisional akan tetap eksis di era munculnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini telah terjadi revolusi supermarket global yang merambah, tidak saja di Kota Jakarta, tetapi kota-kota lain di luar Jawa. Hal ini menimbulkan sebuah

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Umum Wilayah Kota Bogor Kota Bogor terletak diantara 16 48 BT dan 6 26 LS serta mempunyai ketinggian minimal rata-rata 19 meter, maksimal 35 meter dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Tjokroaminoto dan Mustopadidjaya, 1986:1). Pembangunan ekonomi dapat

BAB I PENDAHULUAN. (Tjokroaminoto dan Mustopadidjaya, 1986:1). Pembangunan ekonomi dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses perubahan sosial budaya. Pembangunan agar menjadi suatu proses yang dapat bergerak maju atas kekuatan sendiri (self sustaining process)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Perdagangan Nomor 23/MPP/KEP/1/1998 tentang Lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN. dan Perdagangan Nomor 23/MPP/KEP/1/1998 tentang Lembaga-lembaga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan masyarakat dalam sebuah pemukiman tidak dapat dilepaskan dari kebutuhan akan berbagai fasilitas pendukung yang dibutuhkan warga setempat. Fasilitas umum yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Agribisnis merupakan suatu mega sektor karena mencakup banyak sektor, baik secara vertikal (sektor pertanian, perdagangan, industri, jasa, keuangan, dan sebagainya), maupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Perkembangan Pasar Sejak jaman dulu, pasar tradisional mempunyai peranan penting dalam penggerakan ekonomi rakyat. Pasar tradisional selain berfungsi sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis pasar modern sudah cukup lama memasuki industri retail Indonesia dan dengan cepat memperluas wilayahnya sampai ke pelosok daerah. Bagi sebagian konsumen pasar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kecil, serta melalui sistem penjualan grosir maupun retail merupakan perwujudan

I. PENDAHULUAN. kecil, serta melalui sistem penjualan grosir maupun retail merupakan perwujudan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan usaha perdagangan dapat dilakukan dengan perseorangan maupun persekutuan. Usaha perdagangan yang dilakukan baik dalam skala besar maupun kecil, serta melalui sistem

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. budaya masyarakat sudah mulai bergeser dan beralih ke pasar modern ritel

PENDAHULUAN. budaya masyarakat sudah mulai bergeser dan beralih ke pasar modern ritel PENDAHULUAN Latar Belakang Pasar tradisional merupakan ciri bagi negara berkembang dengan tingkat pendapatan dan perekonomian masyarakat yang relatif rendah sehingga lebih sering berbelanja ke pasar tradisional.

Lebih terperinci

JURNAL EKONOMI Volume 22, Nomor 1 Maret 2014 ANALISIS SUMBER MODAL PEDAGANG PASAR TRADISIONAL DI KOTA PEKANBARU. Toti Indrawati dan Indri Yovita

JURNAL EKONOMI Volume 22, Nomor 1 Maret 2014 ANALISIS SUMBER MODAL PEDAGANG PASAR TRADISIONAL DI KOTA PEKANBARU. Toti Indrawati dan Indri Yovita ANALISIS SUMBER MODAL PEDAGANG PASAR TRADISIONAL DI KOTA PEKANBARU Toti Indrawati dan Indri Yovita Jurusan Ilmu Ekonomi Prodi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Riau Kampus Bina Widya Km

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dataran tinggi Tanah Karo dengan ketinggian antara 600 sampai 1400 meter di

BAB I PENDAHULUAN. dataran tinggi Tanah Karo dengan ketinggian antara 600 sampai 1400 meter di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Berastagi merupakan kota yang terletak di Kabupaten Karo. Kabupaten Karo terkenal dengan nama Tanah Karo Simalem yang berarti tanah yang tidak sakit (tanah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar memegang peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar memegang peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar memegang peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Di pasar kita dapat berbelanja sayuran, daging, sembako, bumbu dapur, buahbuahan, pakaian,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM II.1. Gambaran Umum Proyek Judul proyek : Pasar Rumput Lokasi tapak : Jl. Raya Sultan Agung No.4 Kel. Pasar Manggis Kec.Setiabudi Jakarta Selatan Luas tapak : ± 3,1 Ha,terkena rencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahan Bakar Minyak (BBM) mengalami fluktuasi harga dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. Bahan Bakar Minyak (BBM) mengalami fluktuasi harga dari tahun ke BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahan Bakar Minyak (BBM) mengalami fluktuasi harga dari tahun ke tahun. Pada era pemerintahan Soeharto, harga BBM mengalami 3 kali kenaikan yakni Rp 150,-per liter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang secara langsung melakukan transaksi jual beli yang biasanya dengan pola

BAB I PENDAHULUAN. yang secara langsung melakukan transaksi jual beli yang biasanya dengan pola BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar tradisional merupakan tempat (lokasi) bertemunya penjual dan pembeli yang secara langsung melakukan transaksi jual beli yang biasanya dengan pola tawar-menawar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHUALAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan dibidang perekonomian selama ini telah banyak

BAB I PENDAHUALAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan dibidang perekonomian selama ini telah banyak 1 BAB I PENDAHUALAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan dibidang perekonomian selama ini telah banyak membawa akibat perkembangan yang pesat dalam bidang usaha. Sejalan dengan itu banyak bermunculan perusahaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kinerja. perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dengan tujuan

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kinerja. perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dengan tujuan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kinerja perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dengan tujuan mensejahterahkan masyarakat dan mengurangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pokok sehari hari kepada para konsumen. Retail adalah salah satu cara pemasaran produk

BAB I PENDAHULUAN. pokok sehari hari kepada para konsumen. Retail adalah salah satu cara pemasaran produk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Retail atau biasa disebut pengecer merupakan pelaku usaha yang menjual kebutuhan pokok sehari hari kepada para konsumen. Retail adalah salah satu cara pemasaran produk

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. mall, plaza, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya; Pasar Tradisional adalah

TINJAUAN PUSTAKA. mall, plaza, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya; Pasar Tradisional adalah TINJAUAN PUSTAKA Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plaza, pusat perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan sebuah pasar tradisional secara garis besar diawali dengan adanya dua kebutuhan yang berbeda sehingga memunculkan adanya barter (tukar menukar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Adanyaera globalisasi yang semakin pesat dan perkembangan gaya hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. Adanyaera globalisasi yang semakin pesat dan perkembangan gaya hidup 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adanyaera globalisasi yang semakin pesat dan perkembangan gaya hidup dan daya beli masyarakat pada saat ini juga semakin meningkat, dunia usaha di Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian Retail menurut Hendri Ma ruf (2005:7) yaitu, kegiatan usaha

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian Retail menurut Hendri Ma ruf (2005:7) yaitu, kegiatan usaha BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Retail (Eceran) Pengertian Retail menurut Hendri Ma ruf (2005:7) yaitu, kegiatan usaha menjual barang atau jasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring dengan peningkatan peradapan manusia menyebabkan persaingan semakin katat. Dengan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan maupun di pedesaan. Eksisnya pasar tradisional di tengah-tengah

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan maupun di pedesaan. Eksisnya pasar tradisional di tengah-tengah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar tradisional merupakan salah satu institusi ekonomi yang penting dalam kehidupan masyarakat. Hal ini terlihat dari tetap eksisnya pasar tradisional baik di perkotaan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. peranan penting dalam rangkaian pemasaran dan merupakan penghubung atau

PENDAHULUAN. peranan penting dalam rangkaian pemasaran dan merupakan penghubung atau PENDAHULUAN Latar Belakang Bisnis eceran merupakan bagian dari saluran distribusi yang memegang peranan penting dalam rangkaian pemasaran dan merupakan penghubung atau perantara antara konsumen dam produsen.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar dinyatakan sebagai kumpulan pembeli dan penjual yang melakukan

I. PENDAHULUAN. Pasar dinyatakan sebagai kumpulan pembeli dan penjual yang melakukan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara tradisional menurut Kotler (2007) pasar merupakan tempat fisik dimana para pembeli dan penjual berkumpul untuk membeli dan menjual barang. Pasar dinyatakan sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. harus dihadapi dengan kesiapan yang matang dari berbagai faktor-faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. harus dihadapi dengan kesiapan yang matang dari berbagai faktor-faktor BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi, perdagangan bebas menjadi suatu fenomena yang harus dihadapi dengan kesiapan yang matang dari berbagai faktor-faktor prooduksi yang dimiliki perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang terus berupaya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang terus berupaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang terus berupaya meningkatkan pembangunan ekonomi untuk mewujudkan masyarakat demokratis yang berkeadilan dan sejahtera.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi proses tawar-menawar. Pada pasar tradisional terdapat kios-kios atau gerai,

BAB I PENDAHULUAN. terjadi proses tawar-menawar. Pada pasar tradisional terdapat kios-kios atau gerai, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli secara langsung yang ditandai dengan adanya transaksi penjual dan pembeli dan terjadi proses tawar-menawar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi kota adalah perdagangan. Sektor ini memiliki peran penting dalam mendukung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Perkembangan Pasar Pasar tradisional mempunyai peran signifikan dalam perkotaan. Pasar tumbuh dan berkembang sebagai simpul dari pertukaran barang dan jasa,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diuraikan mengenai teori-teori yang menjadi dasar dalam penelitian ini. Uraian berikut akan membantu untuk memahami gambaran topik dan permasalahan yang ada. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Secara umum pasar adalah sebuah tempat bertemunya pihak penjual dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Secara umum pasar adalah sebuah tempat bertemunya pihak penjual dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Secara umum pasar adalah sebuah tempat bertemunya pihak penjual dan pihak pembeli untuk melaksanakan transaksi dimana proses jual beli terbentuk. Pasar menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia. Menurut Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU),

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia. Menurut Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri ritel merupakan industri yang strategis bagi perkembangan ekonomi Indonesia. Menurut Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Industri ini merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar terorganisasi (Hart Keith, 1971). Richardson (1984) menyatakan bahwa di sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. pasar terorganisasi (Hart Keith, 1971). Richardson (1984) menyatakan bahwa di sebagian besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor informal digambarkan sebagai bagian angkatan kerja kota yang berada di luar pasar terorganisasi (Hart Keith, 1971). Richardson (1984) menyatakan bahwa di sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini industri tumbuh dan berkembang dengan pesat. Salah satunya adalah industri fashion yang kini telah berkembang pesat dibanyak daerah di Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin besarnya antusiasme dan agresifitas para pelaku bisnis baik di sektor industri, jasa,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERLINDUNGAN, PEMBINAAN PASAR

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 14 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 14 TAHUN 2011

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 14 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 14 TAHUN 2011 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 14 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENATAAN TOKO MODERN DAN PEMBINAAN PEDAGANG KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar-pasar modern yang berkembang pesat di tiap-tiap kota. Pada prinsipnya, kegiatan operasi perusahaan, yang terdiri atas laba.

BAB I PENDAHULUAN. pasar-pasar modern yang berkembang pesat di tiap-tiap kota. Pada prinsipnya, kegiatan operasi perusahaan, yang terdiri atas laba. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam menghadapi persaingan pasar-pasar modern dalam era globalisasi saat ini setiap pasar-pasar tradisional dituntut untuk dapat bersaing dengan pasar-pasar modern

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Sedangkan ritel modern adalah sebaliknya, menawarkan tempat

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Sedangkan ritel modern adalah sebaliknya, menawarkan tempat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Ritel adalah salah satu jenis usaha jasa yang berkembang di Indonesia. Ritel berfokus pada penjualan barang sehari-hari. Hal ini sesuai dengan kecenderungan

Lebih terperinci

2015 PASAR FESTIVAL ASTANA ANYAR

2015 PASAR FESTIVAL ASTANA ANYAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah tempat terjadinya transaksi jual beli yang dilakukan oleh penjual dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah tempat terjadinya transaksi jual beli yang dilakukan oleh penjual dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar merupakan suatu tempat dimana penjual dan pembeli dapat bertemu untuk melakukan transaksi jual beli barang. Penjual menawarkan barang dagangannya dengan harapan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ekonomi pasar yaitu pasar tradisional dan pasar modern. Pasar tradisional

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ekonomi pasar yaitu pasar tradisional dan pasar modern. Pasar tradisional BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam transformasi system ekonomi pasar, dikenal adanya dualisme system ekonomi pasar yaitu pasar tradisional dan pasar modern. Pasar tradisional dicirikan oleh organisasi pasar yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap usaha di sektor informal dituntut memiliki daya adaptasi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap usaha di sektor informal dituntut memiliki daya adaptasi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap usaha di sektor informal dituntut memiliki daya adaptasi yang tinggi secara tepat dan usaha antisipasi perkembangan dalam lingkungan usaha agar sektor informal

Lebih terperinci

umumnya adalah bagaimana atau apasaja yang harus dilakukan agar dapat mencapai

umumnya adalah bagaimana atau apasaja yang harus dilakukan agar dapat mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha dan ilmu pengetahuan sekarang ini sedemikian pesat, hal ini membawa pengaruh yang cukup besar pada perekonomian Indonesia. Kebijakan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN, PEMBERDAYAAN PASAR TRADISIONAL, DAN PENATAAN PASAR MODERN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. tindakan pada kurun waktu tertentu, oleh suatu kelompok tertentu atau keseluruhan

BAB II KERANGKA TEORI. tindakan pada kurun waktu tertentu, oleh suatu kelompok tertentu atau keseluruhan BAB II KERANGKA TEORI 2.1. Strategi Adaptasi Smith 1986, mengemukakan konsep strategi adaptasi mengarah pada rencana tindakan pada kurun waktu tertentu, oleh suatu kelompok tertentu atau keseluruhan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertemunya penjual dan pembeli tetapi juga sebagai wadah interaksi sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. bertemunya penjual dan pembeli tetapi juga sebagai wadah interaksi sosial dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar tradisional selama ini sudah menyatu dan memiliki tempat penting dalam kehidupan masyarakat. Bagi masyarakat, pasar bukan hanya sebagai tempat bertemunya penjual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini kegiatan bisnis telah memasuki era globalisasi, dimana situasi ekonomi dan iklim dunia bisnis yang semakin diwarnai dengan intensitas persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seluruh dunia kini menghadapi era baru yang ditandai kecenderungan

BAB I PENDAHULUAN. Seluruh dunia kini menghadapi era baru yang ditandai kecenderungan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seluruh dunia kini menghadapi era baru yang ditandai kecenderungan globalisasi akibat adanya perkembangan IPTEK. Globalisasi mengakibatkan setiap negara,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan BAB I PENDAHULUAN 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah persaingan bisnis saat ini, para pelaku bisnis harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah persaingan bisnis saat ini, para pelaku bisnis harus selalu BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Di tengah persaingan bisnis saat ini, para pelaku bisnis harus selalu menemukan ide-ide dan strategi baru dalam mempertahankan eksistensinya. Tentu saja hal tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minat untuk mengunjungi suatu tempat didasari dari rencana konsumen untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen untuk berkunjung ke

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN BUPATI MADIUN,

BUPATI MADIUN BUPATI MADIUN, BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN PASAR TRADISIONAL, PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN DI KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Kediri adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia, yang

BAB I PENDAHULUAN. Kota Kediri adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Objek Kota Kediri adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia, yang merupakan kota terbesar ke tiga di Jawa Timur setelah Surabaya dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat kota-kota besar. Untuk memenuhi keinginan dan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat kota-kota besar. Untuk memenuhi keinginan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Perkembangan globalisasi, laju kondisi sosial ekonomi masyarakat, dan perubahan sistem nilai telah membawa perubahan terhadap pola kebutuhan dan kehidupan masyarakat

Lebih terperinci

Bab 5. Jual Beli. Peta Konsep. Kata Kunci. Jual Beli Penjual Pembeli. Jual Beli. Pasar. Meliputi. Memahami Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Rumah

Bab 5. Jual Beli. Peta Konsep. Kata Kunci. Jual Beli Penjual Pembeli. Jual Beli. Pasar. Meliputi. Memahami Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Rumah Bab 5 Jual Beli Peta Konsep Jual Beli Membahas tentang Memahami Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Rumah Memahami Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Sekolah Meliputi Meliputi Toko Pasar Warung Supermarket

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan semakin modernnya teknologi yang berkembang di sektor

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan semakin modernnya teknologi yang berkembang di sektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjalanan pembangunan di Indonesia membawa banyak kemajuan disegala sektor kehidupan, baik itu bidang sosial, ekonomi, pendidikan, pertanian, teknologi dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan primer masyarakat seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan primer masyarakat seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan primer masyarakat seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi untuk kelangsungan hidup masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semarang merupakan ibukota propinsi Jawa Tengah yang berada pada kawasan pesisir pantai utara Jawa. Kota Semarang yang berada di pesisir pantai menempatkan penduduknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling penting dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, para ahli ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. paling penting dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, para ahli ekonomi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya manusia untuk memenuhi kebutuhanya sudah berlangsung sejak manusia itu ada. Salah satu kegiatan manusia dalam usaha memenuhi kebutuhan tersebut adalah memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat sebagian besar rakyat Indonesia terjun ke bisnis ritel. Bisnis ritel

BAB I PENDAHULUAN. membuat sebagian besar rakyat Indonesia terjun ke bisnis ritel. Bisnis ritel BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri ritel merupakan industri yang strategis bagi perkembangan ekonomi Indonesia. Karakteristik industri ritel yang tidak begitu rumit membuat sebagian besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antar aktor dalam proses negosiasi dan resolusi konflik Pasar Kranggan Yogyakarta. Seperti

BAB I PENDAHULUAN. antar aktor dalam proses negosiasi dan resolusi konflik Pasar Kranggan Yogyakarta. Seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi alur konflik yang terjadi dalam proyek revitalisasi Pasar Kranggan Yogyakarta. Penelitian ini juga ingin mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan penduduk maka semakin besar pula tuntutan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan penduduk maka semakin besar pula tuntutan kebutuhan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar merupakan salah satu kegiatan perdagangan yang tidak bisa terlepas dari kegiatan sehari-hari manusia. Semakin pesatnya perkembangan penduduk maka semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik. Selain itu pasar juga menjadi alternatif utama untuk memperkenalkan dan

BAB I PENDAHULUAN. baik. Selain itu pasar juga menjadi alternatif utama untuk memperkenalkan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar merupakan pondasi pokok bagi perekonomian Indonesia karena dengan adanya pasar, salah satu bagian dari perekonomian yaitu perputaran uang arus keluar dan arus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari waktu ke waktu pasar mengalami evolusi bentuk tempat dan cara

BAB I PENDAHULUAN. dari waktu ke waktu pasar mengalami evolusi bentuk tempat dan cara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar sebagai suatu bentuk pelayanan umum tempat terjadinya transaksi jual beli barang bagi masyarakat, merupakan salah satu cerminan perekonomian dan sosial

Lebih terperinci

DAFTAR WAWANCARA. Daftar pertanyaan wawancara untuk pemilik usaha Family Doorsmeer. 1. Apa promosi yang dilakukan Family Doorsmeer?

DAFTAR WAWANCARA. Daftar pertanyaan wawancara untuk pemilik usaha Family Doorsmeer. 1. Apa promosi yang dilakukan Family Doorsmeer? 78 Lampiran 1 DAFTAR WAWANCARA I. Karakteristik Seorang Informan a. Nama : b. Jenis kelamin : c. Umur : d. Pekerjaan : II. Daftar pertanyaan wawancara untuk pemilik usaha Family Doorsmeer 1. Apa promosi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan pasar. Sejak zaman prasejarah pasar diawali dengan sistem

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan pasar. Sejak zaman prasejarah pasar diawali dengan sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sudah dari dulu kota tidak pernah lepas dari kegiatan komersil yang disebut dengan pasar. Sejak zaman prasejarah pasar diawali dengan sistem barter yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

Revitalisasi Pasar Tradisional, Jumlah Kunjungan, Pendapatan Pedagang, dan Pendapatan Pasar

Revitalisasi Pasar Tradisional, Jumlah Kunjungan, Pendapatan Pedagang, dan Pendapatan Pasar Judul : Efektivitas dan Dampak Revitalisasi Pasar Tradisional terhadap Jumlah Kunjungan, Pendapatan Pedagang, dan Pendapatan Pasar di Kota Denpasar Nama : I Kadek Dwi Perwira Putra NIM : 0906105039 ABSTRAK

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Diakses 17 juli Guritno Kusumo Statistik Usaha Kecil dan Menengah.

I PENDAHULUAN. Diakses 17 juli Guritno Kusumo Statistik Usaha Kecil dan Menengah. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi perlahan-lahan telah mengubah gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat Indonesia. Perubahan gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Demikian pula dengan pembangunan pasar dalam arti

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Demikian pula dengan pembangunan pasar dalam arti BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Demikian pula dengan pembangunan pasar dalam arti fisik maupun

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TUGAS AKHIR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR REDESAIN RAU TRADE CENTER (RTC) DI KOTA SERANG Sebagai Pusat Perbelanjaan Bernuansa Modern Diajukan sebagai Pelengkap dan Syarat guna Mencapai Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan pasar modern di Indonesia saat ini menunjukkan angka yang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan pasar modern di Indonesia saat ini menunjukkan angka yang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pertumbuhan pasar modern di Indonesia saat ini menunjukkan angka yang cukup fantastis. Berbagai jenis pasar modern seperti supermarket, hypermarket maupun mall-mall

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beredar memenuhi pasar, mengakibatkan perusahaan berlomba-lomba

BAB I PENDAHULUAN. beredar memenuhi pasar, mengakibatkan perusahaan berlomba-lomba BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya perusahaan yang memproduksi produk-produk yang saat ini beredar memenuhi pasar, mengakibatkan perusahaan berlomba-lomba menciptakan komunikasi yang unik agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai dengan perkembangan jaman maka bertambah pula kebutuhan yang harus dipenuhi oleh manusia. Kegiatan berbelanja merupakan aktivitas manusia guna memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 13 2012 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB V SOLUSI MENINGKATKAN JARINGAN DISTRIBUSI DAN PENGEMBANGAN PASAR

BAB V SOLUSI MENINGKATKAN JARINGAN DISTRIBUSI DAN PENGEMBANGAN PASAR BAB V SOLUSI MENINGKATKAN JARINGAN DISTRIBUSI DAN PENGEMBANGAN PASAR 5.1 Satrategi Jaringan Distribusi di Kabupaten Serdang Bedagai Langkah berikutnya dalam memilih strategi distribusi adalah menentukan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern, memberikan definisi pasar tradisional dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern, memberikan definisi pasar tradisional dan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Pasar Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor : 70 / M- DAG/PER/12/2013 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. kebudayaan di mana mekanisme tertanam. Mekanisme tawar-menawar. merupakan unsur khas pasar tradisional (Listiani,2009).

TINJAUAN PUSTAKA. kebudayaan di mana mekanisme tertanam. Mekanisme tawar-menawar. merupakan unsur khas pasar tradisional (Listiani,2009). TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Pustaka Umumnya pasar di Indonesia digambarkan sebagai sebuah tempat yang ramai dan menyenangkan, dengan kegiatan yang sibuk dan tak terbatas, penuh dengan berbagai komoditas,

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Arti Judul

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Arti Judul BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Arti Judul Redesain adalah sebuah proses perencanaan dan perancangan untuk melakukan suatu perubahan pada struktur dan fungsi suatu benda, bangunan, maupun sistem untuk manfaat yang

Lebih terperinci