METAKOGNISI. Wahyu Rahardjo

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METAKOGNISI. Wahyu Rahardjo"

Transkripsi

1 METAKOGNISI Wahyu Rahardjo

2 Sejarah Diperkenalkan oleh John Flavell di awal tahun 1970an Berasal dari kata metamemori

3 Definisi John Flavell dalam Georghiades (2004) Metakognisi adalah pengetahuan individu tentang kognisinya Brown (1987), serta Gardner & Alexander (1989) Metakognisi adalah sesuatu yang berkaitan dengan pengetahuan, kesadaran, dan kendali proses berpikir yang dipelajari individu.

4 Georghiades (2004): Metakognisi adalah berpikir tentang pikiran sendiri. Dunlosky & Hertzog (2000) Metakognisi adalah kognisi tentang kognisi.

5 Metakognisi layer atas dari kognisi pengetahuan tentang pengetahuan kesadaran seseorang tentang proses kognisi mereka sendiri dan bagaimana proses tersebut bekerja

6 Metakognisi apa yang kita tahu dan apa yang kita tidak tahu mengatur apa yang kita lakukan dalam belajar

7 Tobias & Everson (2002) percaya bahwa metakognisi adalah suatu konstruk harus didefinisikan dalam model yang sifatnya hierarkis: Lower order : sebagai proses yang dipelajari Higher order : penguasaan materi Oleh karenanya penting artinya untuk mempelajari dan kemudian menguasai tingkatan yang rendah sebagai landasan untuk memahami tingkatan yang lebih tinggi.

8 Flavell (1976) mempersepsikan metakognisi sebagai interaksi dari beberapa faktor, yaitu: Metacognitive knowledge Pengetahuan tentang diri individu, tugas yang harus dilakukan dan strategi yang mengiringinya LTM ditarik berdasarkan kondisi tugas tertentu

9 Metacognitive experiences Meliputi kognisi dan perasaan yang diikuti oleh proses intelektual biasa muncul dalam situasi mendesak yang baru ditemui (novel condition) Tujuan dari aktivitas Strategi yang dilakukan

10 Studi Donovan & Bransford (2005) tentang metakognisi metakognisi memberikan kesempatan bagi individu untuk mempelajari pengetahuan terbaru. Ide-ide tentang pembelajaran tersebut adalah: Metakognisi harus berkaitan erat dengan pemahaman pengetahuan utama

11 Munculnya pemahaman pengetahuan baru Terjadinya interaksi antar pengetahuan yang dipahami Munculnya pemahaman utama bahwa individu merasa dirinya memainkan peranan penting untuk memperoleh pengetahuan terkini dan sudut pandang konseptual dalam memahami interaksi antar pengetahuan

12 Donovan & Bransford (2005) menyatakan bahwa metakognisi membuat siswa / individu yang belajar menjadi: 1. Berkaitan dengan pengetahuan terkini yang ditempatkan dalam sudut pandang konseptual

13 2. Konsep yang dimengerti akan memberikan berbagai bentuk pemahaman yang kaya akan detail faktual, dan 3. Konsep juga memberikan pengayaan terhadap aplikasi dari pengetahuan tersebut

14 Konstruk dari Metakognisi Knowledge of cognition Regulation of cognition

15 Knowledge of Cognition Pengetahuan deklaratif Pengetahuan tentang apa yang dikerjakan Pengetahuan prosedural Pengetahuan tentang bagaimana menggunakan strategi Pengetahuan kondisional Pengetahuan tentang kapan dan mengapa melakukan prosedur dan strategi tersebut

16 Regulation of Cognition 1. Kendali (control) a. Developing a plan of action Membangun suatu rencana bertindak

17 b. Maintaining / Monitoring the plan Mempertahankan dan mengawasi rencana tersebut - Bagaimana keadaan saya? - Apakah sudah menghasilkan sesuatu seperti yang saya harapkan? - Bagaimana saya seharusnya memroses?

18 2. Evaluating the plan Evaluasi penilaian & koreksi diri a. Seberapa baik pekerjaan telah dilakukan b. Apakah sudah menghasilkan sesuatu seperti yang saya harapkan? c. Hal berbeda apa yang telah saya lakukan?

19 Studi-Studi mengenai Metakognisi Berkorelasi positif dengan: 1. Belajar yang efisien (Veenman, Kok, & Blote, 2005). 2. Kemampuan memecahkan masalah (problem solving) (Howard dkk., 2000, Rozencwajg, 2003).

20 3. Pemahaman dan kinerja penyelesaian tugas mata pelajaran matematika (Veenman dkk., 2005). 4. Prestasi akademis di bidang matematika (Cooper, 2008). 5. Beberapa kualitas belajar siswa yang terangkum dalam scoring rubric (Pucheu, 2008).

21 6. Kemampuan menjawab soal-soal pilihan berganda (Vuk, 2008). 7. Interaksi sosial (Sandi-Urena, 2008).

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Konseptual. 1. Metakognitif. Menurut Flavell (1976) yang dikutip dari Yahaya (2005), menyatakan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Konseptual. 1. Metakognitif. Menurut Flavell (1976) yang dikutip dari Yahaya (2005), menyatakan 9 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual 1. Metakognitif Menurut Flavell (1976) yang dikutip dari Yahaya (2005), menyatakan bahwa metakognisi merujuk pada kesadaran pengetahuan seseorang yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Secara sederhana Flavell mengartikan metakognisi sebagai knowing

BAB I PENDAHULUAN Secara sederhana Flavell mengartikan metakognisi sebagai knowing BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Istilah metakognisi pertama kali dikemukakan oleh Flavell pada tahun 1976. Secara sederhana Flavell mengartikan metakognisi sebagai knowing about knowing, yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsep-konsep dalam materi pelajaran kimia mempunyai keterkaitan satu

BAB I PENDAHULUAN. Konsep-konsep dalam materi pelajaran kimia mempunyai keterkaitan satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsep-konsep dalam materi pelajaran kimia mempunyai keterkaitan satu dengan yang lainnya, sehingga bila guru kurang kreatif dalam mengolah materi subjek ini

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. didefinisikan sebagai pemikiran tentang pemikiran (thinking about

BAB II KAJIAN TEORI. didefinisikan sebagai pemikiran tentang pemikiran (thinking about BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Metakognisi Istilah metakognisi diperkenalkan oleh John Flavell, seorang psikolog dari Universitas Stanford pada sekitar tahun 1976 dan didefinisikan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA DENGAN MELIBATKAN KETERAMPILAN METAKOGNISI

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA DENGAN MELIBATKAN KETERAMPILAN METAKOGNISI Jurnal Dinamika, April 2015, halaman 45-53 Vol. 06. No. 1 ISSN 2087-7889 EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA DENGAN MELIBATKAN KETERAMPILAN METAKOGNISI Fitriani A. Program studi Pendidikan Matematika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menerima masalah dan berusaha menyelesaikan masalah tersebut 1. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. menerima masalah dan berusaha menyelesaikan masalah tersebut 1. Selain itu, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemecahan masalah merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan yang ditemukan. Polya mengatakan bahwa pemecahan masalah adalah salah satu

Lebih terperinci

PERBEDAAN METAKOGNITIF SISWA MELALUI METODE THINK PAIR SQUARE DAN METODE PROBLEM SOLVING PADA MATA PELAJARAN TIK KELAS X

PERBEDAAN METAKOGNITIF SISWA MELALUI METODE THINK PAIR SQUARE DAN METODE PROBLEM SOLVING PADA MATA PELAJARAN TIK KELAS X Feryd Permana, Wibawanto; Perbedaan Metakognitif Siswa Melalui Metode Think Pair Square Dan Metode Problem Solving Pada Mata Pelajaran TIK Kelas X PERBEDAAN METAKOGNITIF SISWA MELALUI METODE THINK PAIR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Hilman Imadul Umam, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Hilman Imadul Umam, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN: PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS PENGETAHUAN METAKOGNITIF UNTUK MEMPERSIAPKAN GENERASI ABAD KE-21

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN: PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS PENGETAHUAN METAKOGNITIF UNTUK MEMPERSIAPKAN GENERASI ABAD KE-21 PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS PENGETAHUAN METAKOGNITIF UNTUK MEMPERSIAPKAN GENERASI ABAD KE-21 Binar Azwar Anas Harfian FKIP Universitas Muhammadiyah Palembang email: binar.azwar@gmail.com Abstrak Isu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum pendidikan di Indonesia terus mengalami perubahan demi tercapainya tujuan pendidikan nasional. Saat ini, kurikulum yang baru saja diterapkan di Indonesia

Lebih terperinci

Disain Pembelajaran Matematika Realistik yang Melibatkan Metakognisi Siswa pada Pokok Bahasan Aritmetika Sosial di Sekolah Menengah Pertama

Disain Pembelajaran Matematika Realistik yang Melibatkan Metakognisi Siswa pada Pokok Bahasan Aritmetika Sosial di Sekolah Menengah Pertama Disain Pembelajaran Matematika Realistik yang Melibatkan Metakognisi Siswa pada Pokok Bahasan Aritmetika Sosial di Sekolah Menengah Pertama Usman Mulbar Jurusan Matematika FMIPA UNM Makassar E-mail: u_mulbar@yahoo.com

Lebih terperinci

2016 PENERAPAN PEND EKATAN METAKOGNITIF D ALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH FISIKA SISWA SMA

2016 PENERAPAN PEND EKATAN METAKOGNITIF D ALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH FISIKA SISWA SMA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemecahan masalah merupakan suatu kemampuan yang digunakan untuk menemukan solusi dari masalah yang dihadapinya berdasarkan pengetahuanpengetahuan yang telah

Lebih terperinci

TEORI METAKOGNISI. Oleh : Yulia Ayriza

TEORI METAKOGNISI. Oleh : Yulia Ayriza TEORI METAKOGNISI Oleh : Yulia Ayriza Pengertian Metakognisi menggambarkan proses mental yang terlibat dalam pentransformasian, pengkodean, dan pelacakan kembali suatu informasi. Jawaban tentang proses

Lebih terperinci

BAB I. teknologi modern, mempunyai peranan penting dalam mengembangkan. ketajaman berpikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi

BAB I. teknologi modern, mempunyai peranan penting dalam mengembangkan. ketajaman berpikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peranan penting dalam mengembangkan ketajaman berpikir manusia. Perkembangan

Lebih terperinci

PENGETAHUAN METAKOGNISI DALAM MENYELESAIKAN MASALAH LIMIT

PENGETAHUAN METAKOGNISI DALAM MENYELESAIKAN MASALAH LIMIT Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN 2443-1109 PENGETAHUAN METAKOGNISI DALAM MENYELESAIKAN MASALAH LIMIT Pathuddin 1 Mahasiswa S3 Universitas Negeri Surabaya 1 pathuddinsapa@yahoo.co.id 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Hal tersebut dapat terlihat dari Undang-Undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Hal tersebut dapat terlihat dari Undang-Undang Sistem Pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat berperan dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas. Hal tersebut dapat terlihat dari Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PENGETAHUAN METAKOGNISI CALON GURU FISIKA

IDENTIFIKASI PENGETAHUAN METAKOGNISI CALON GURU FISIKA IDENTIFIKASI PENGETAHUAN METAKOGNISI CALON GURU FISIKA Hera Novia 1.*), Ida Kaniawati 2, Dadi Rusdiana 2 1 Program Pendidikan IPA, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia 2 Departemen Pendidikan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN METAKOGNISI DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMA * Theresia Kriswianti Nugrahaningsih**

PEMANFAATAN METAKOGNISI DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMA * Theresia Kriswianti Nugrahaningsih** PEMANFAATAN METAKOGNISI DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMA * Theresia Kriswianti Nugrahaningsih** e-mail: kriswianti_th@yahoo.com Abstrak Istilah metakognisi diperkenalkan oleh John Flavell,

Lebih terperinci

PELIBATAN METAKOGNISI DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA. Oleh: Mustamin Anggo (Dosen Pendidikan Matematika FKIP Unhalu Kendari)

PELIBATAN METAKOGNISI DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA. Oleh: Mustamin Anggo (Dosen Pendidikan Matematika FKIP Unhalu Kendari) PELIBATAN METAKOGNISI DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA Oleh: Mustamin Anggo (Dosen Pendidikan Matematika FKIP Unhalu Kendari) Abstrak Metakognisi memainkan peran penting dalam mendukung kesuksesan siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 19 Bandung, Jawa Barat. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas X MIA 3 SMA N 19 Bandung yang terdiri

Lebih terperinci

Profil Metakognisi Siswa Smp Dalam Memecahkan Masalah Open-Ended (Studi Kasus Ditinjau dari Tingkat Kemampuan Siswa )

Profil Metakognisi Siswa Smp Dalam Memecahkan Masalah Open-Ended (Studi Kasus Ditinjau dari Tingkat Kemampuan Siswa ) SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Profil Metakognisi Siswa Smp Dalam Memecahkan Masalah Open-Ended (Studi Kasus Ditinjau dari Tingkat Kemampuan Siswa ) Muhammad Sudia FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anugrah Ayumaharani Widianingsih, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anugrah Ayumaharani Widianingsih, 2016 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar merupakan bagian dari proses sains yang pada dasarnya bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan menanamkan sikap positif. Tujuan mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh yang mengiringi rangkaian pendewasaan. Pertumbuhan organ-organ

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh yang mengiringi rangkaian pendewasaan. Pertumbuhan organ-organ 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya perubahan fisiologis pada manusia terjadi pada masa pubertas. Masa Pubertas adalah suatu keadaan terjadinya perubahan-perubahan dalam tubuh

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPA dengan Pendekatan Metakognitif Kelas VI di SDN 153 Pekanbaru

Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPA dengan Pendekatan Metakognitif Kelas VI di SDN 153 Pekanbaru Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPA dengan Pendekatan Metakognitif Kelas VI di SDN 153 Pekanbaru EPIDA ERMI epidaermipku@gmail.com Guru SDN 153 Pekanbaru Abstract Pendekatan pembelajaran memiliki arti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Hal ini tanpa disadari telah

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Hal ini tanpa disadari telah BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan sains dan teknologi yang begitu cepat di abad ke 21 tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Hal ini tanpa disadari telah mempengaruhi

Lebih terperinci

Pengembangan Peta Konsep Matematika dan Implementasinya dalam Pembelajaran Matematika

Pengembangan Peta Konsep Matematika dan Implementasinya dalam Pembelajaran Matematika Pengembangan Peta Konsep Matematika dan Implementasinya dalam Pembelajaran Matematika R.Rosnawati Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY Abstrak Setiap materi disiplin ilmu, tersusun oleh serangkaian

Lebih terperinci

TIPE-TIPE PENGETAHUAN Dra. Yati Siti Mulyati, M.Pd

TIPE-TIPE PENGETAHUAN Dra. Yati Siti Mulyati, M.Pd TIPE-TIPE PENGETAHUAN Dra. Yati Siti Mulyati, M.Pd 1.1 Pengantar Dalam bab sebelumnya, tujuan kita adalah untuk mengembangkan mengerti pembaca tentang sifat kognisi manusia. Pendekatan kita adalah untuk

Lebih terperinci

Nurfauziah Siregar FTIK, IAIN Padangsidimpuan

Nurfauziah Siregar FTIK, IAIN Padangsidimpuan Rekognisi: Jurnal Pendidikan dan Kependidikan p-issn 2527-5259 e-issn 2599-2260 Vol.2, No.2, Desember 2017 PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBASIS MASALAH SEBAGAI PEMBELAJARAN MATEMATIKA Nurfauziah Siregar FTIK,

Lebih terperinci

PERAN METAKOGNISI UNTUK MENDUKUNG KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM PEMBELAJARAN FISIKA. Abstrak

PERAN METAKOGNISI UNTUK MENDUKUNG KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM PEMBELAJARAN FISIKA. Abstrak PERAN METAKOGNISI UNTUK MENDUKUNG KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM PEMBELAJARAN FISIKA Syarif Fitriyanto Program Studi Pendidikan Fisika Sumbawa Besar Abstrak Pembelajaran di dalam kelas terbangun layaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas dan bermoral. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas dan bermoral. Untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin menuntut peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas dan bermoral. Untuk menciptakan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. pengamatan (observasi) dan sebaran angket, diperoleh beberapa data tentang

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. pengamatan (observasi) dan sebaran angket, diperoleh beberapa data tentang 97 BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN A. Pembahasan Hasil Penelitian Dari hasil beberapa kali pengamatan yang dilakukan peneliti melalui pengamatan (observasi) dan sebaran angket, diperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Hal ini disebabkan penelitian ini menggunakan data kuantitatif dan

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Hal ini disebabkan penelitian ini menggunakan data kuantitatif dan 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Hal ini disebabkan penelitian ini menggunakan data kuantitatif dan dideskripsikan

Lebih terperinci

METAKOGNISI SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA (STUDI KASUS PADA SISWA SMP BERDASARKAN GENDER)

METAKOGNISI SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA (STUDI KASUS PADA SISWA SMP BERDASARKAN GENDER) METAKOGNISI SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA (STUDI KASUS PADA SISWA SMP BERDASARKAN GENDER) Kamid *) *) Dosen pada Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Jambi E-mail: mas_gaya@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAFTAR ISI Halaman Judul... Halaman Pengesahan... Halaman Pernyataan... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Lampiran... Intisari... Abstract... i ii iii iv viii ix x

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatkan mutu pendidikan merupakan tanggung jawab semua pihak

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatkan mutu pendidikan merupakan tanggung jawab semua pihak BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Meningkatkan mutu pendidikan merupakan tanggung jawab semua pihak yang terlibat dalam pendidikan, termasuk dosen yang merupakan agen sentral pendidikan di tingkat

Lebih terperinci

PENGARUH METAKOGNISI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI SE KABUPATEN BULUKUMBA

PENGARUH METAKOGNISI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI SE KABUPATEN BULUKUMBA Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN 2443-1109 PENGARUH METAKOGNISI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI SE KABUPATEN BULUKUMBA Fajriani 1, Nurdahniar 2 Universitas

Lebih terperinci

METAKOGNISI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD

METAKOGNISI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD KNM XVI 3-6 Juli 2012 UNPAD, Jatinangor METAKOGNISI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD THERESIA KRISWIANTI NUGRAHANINGSIH Universitas Widya Dharma Klaten, kriswianti_th@yahoo.com Abstrak Makalah ini merupakan

Lebih terperinci

OLEH: NILA ANGGRENI E1M

OLEH: NILA ANGGRENI E1M ANALISIS KEMAMPUAN METAKOGNITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN KIMIA MATERI HIDROLISIS GARAM KELAS XI IPA SMAN 7 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2015/2016 JURNAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. Kemampuan matematika merupakan kemampuan dalam bidang akademik yang

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. Kemampuan matematika merupakan kemampuan dalam bidang akademik yang BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Kemampuan matematika merupakan kemampuan dalam bidang akademik yang sangat penting, tidak hanya di sekolah melainkan juga dalam penerapannya di kehidupan sehari-hari.

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN METAKOGNITIF DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK MAHASISWA DALAM MATA KULIAH PROGRAM LINIER

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN METAKOGNITIF DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK MAHASISWA DALAM MATA KULIAH PROGRAM LINIER Prosiding Seminar Nasional a dan Pendidikan a (SESIOMADIKA) 2017 ISBN: 978-602-60550-1-9 Pembelajaran, hal. 106-115 EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN METAKOGNITIF DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu membekali diri dengan pendidikan. Terdapat pengertian pendidikan menurut

BAB I PENDAHULUAN. yaitu membekali diri dengan pendidikan. Terdapat pengertian pendidikan menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti ini perkembangan dari segi mana pun begitu pesat terutama Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), yang menjadikan tantangan global

Lebih terperinci

Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol VI, No. 12, Oktober 2015 ISSN

Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol VI, No. 12, Oktober 2015 ISSN PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) POKOK BAHASAAN STOIKIOMETRI BERBASIS PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN METAKOGNITIF SISWA (Development of Student Work Sheet (LKS) Stoichiometry Based on PBL to Improve

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS A. Metacognitive Scaffolding, Multimedia Interaktif, Kemampuan Metakognisi dalam Pemecahan Masalah. 1. Metacognitive Scaffolding Berbicara tentang Metacognitive Scaffolding maka

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. melakukan kegiatan belajar. Senada dengan hal itu, W. Gulo (2002:17)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. melakukan kegiatan belajar. Senada dengan hal itu, W. Gulo (2002:17) BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Matematika Pembelajaran menurut Nana Sudjana (2004:28) merupakan setiap upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang dapat menyebabkan siswa

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan temuan penelitian ini, dapat ditarik simpulan sebagai berikut.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan temuan penelitian ini, dapat ditarik simpulan sebagai berikut. 155 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan temuan penelitian ini, dapat ditarik simpulan sebagai berikut. 1. Terdapat hubungan langsung positif yang signifikan kecerdasan dengan pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan siswa dalam menata struktur kognitifnya relatif dapat diketahui antara lain melalui pengetahuan metakognitifnya dalam penyelesaian suatu masalah. Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas (Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas (Sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) Pasal 37 ditegaskan bahwa mata pelajaran matematika merupakan salah

Lebih terperinci

Strategi Metakognisi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa

Strategi Metakognisi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Strategi Metakognisi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa The methacognition strategies improve mathematics student learning outcomes Mustamin Anggo 1, Mohammad Salam 2, Suhar 3 Yulsi Santri

Lebih terperinci

Key Word: Metacognitive Awareness, Project-based Learning, Environtmental Polution

Key Word: Metacognitive Awareness, Project-based Learning, Environtmental Polution ASIMILASI, Jan, 2014, I:1, 2-3 1 KESADARAN METAKOGNITIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK PADA POKOK BAHASAN PENCEMARAN LINGKUNGAN Rizky Sandy Adhitama 1, Kusnadi 2, Bambang Supriatno 3 1) Rachmi

Lebih terperinci

2015 PENGARUH GAYA BELAJAR REFLEKTOR DAN GAYA BELAJAR PRAGMATIS TERHADAP KETERAMPILAN BELAJAR METAKOGNITIF SISWA DALAM PELAJARAN EKONOMI

2015 PENGARUH GAYA BELAJAR REFLEKTOR DAN GAYA BELAJAR PRAGMATIS TERHADAP KETERAMPILAN BELAJAR METAKOGNITIF SISWA DALAM PELAJARAN EKONOMI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era-globalisasi saat ini, membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dan sanggup bersaing dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2. 1 Pembelajaran Matematika dalam Pandangan Konstruktivisme

BAB II KAJIAN TEORI 2. 1 Pembelajaran Matematika dalam Pandangan Konstruktivisme BAB II KAJIAN TEORI 2. 1 Pembelajaran Matematika dalam Pandangan Konstruktivisme Pembelajaran matematika menurut pandangan konstruktivis adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruksi konsepkonsep/prinsip-prinsip

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI METAKOGNISI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENGIDENTIFIKASI PROFIL METAKOGNISI SISWA SMA KELAS X

PENERAPAN STRATEGI METAKOGNISI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENGIDENTIFIKASI PROFIL METAKOGNISI SISWA SMA KELAS X http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/gravity ISSN 2442-515x, e-issn 2528-1976 GRAVITY Vol. 2 No. 2 (2016) PENERAPAN STRATEGI METAKOGNISI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENGIDENTIFIKASI PROFIL METAKOGNISI

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI METAKOGNITIF TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 6 YOGYAKARTA

PENGARUH STRATEGI METAKOGNITIF TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 6 YOGYAKARTA Pengaruh Strategi Metakognitif... (Ferida Dwi Prasetyoningrum) 19 PENGARUH STRATEGI METAKOGNITIF TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 6 YOGYAKARTA THE EFFECT OF

Lebih terperinci

Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Metakognitif Berbasis Masalah Kontekstual

Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Metakognitif Berbasis Masalah Kontekstual Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Metakognitif Berbasis Masalah Kontekstual Oleh: Dosen Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau E-mail: murni_atma@yahoo.co.id ABSTRAK Makalah ini memberikan

Lebih terperinci

METAKOGNISI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

METAKOGNISI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA METAKOGNISI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Syaiful Program Studi Pendidikan Matematika FPMIPA FKIP univ. Jambi Jl. Raya Jambi-Ma. Bulian Km 14 Mendalo Darat Jambi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Metakognisi terdiri dari imbuhan meta dan kognisi. Meta merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Metakognisi terdiri dari imbuhan meta dan kognisi. Meta merupakan 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metakognisi 1. Pengertian Metakognisi Istilah metakognisi pertama kali diperkenalkan Flavell pada tahun 1976. Metakognisi terdiri dari imbuhan meta dan kognisi. Meta merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Permendikbud No. 103 Tahun 2014, pembelajaran adalah proses interaksi antarpeserta didik dan antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode survey explanatory, yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode survey explanatory, yaitu penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode survey explanatory, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan instrumen penelitian (angket)

Lebih terperinci

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Hubungan Kemampuan Metakognitif dengan Karakteristik dan Prestasi Belajar pada Mahasiswa Tingkat Empat Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung Tahun Akademik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Kecerdasan Logis Matematis Anak anak yang cerdas secara matematis sering tertarik dengan bilangan dan pola dari usia yang sangat muda. Mereka menikmati berhitung dan dengan cepat belajar

Lebih terperinci

KEMAMPUAN METAKOGNISI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII B MTS MADANI ALAUDDIN PAOPAO KABUPATEN GOWA

KEMAMPUAN METAKOGNISI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII B MTS MADANI ALAUDDIN PAOPAO KABUPATEN GOWA JURNAL MATEMATIKA DAN PEMBELAJARAN (M a P a n) VOL. 5 NO. 1, JUNI 2017 KEMAMPUAN METAKOGNISI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII B MTS MADANI ALAUDDIN PAOPAO KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. John Flavell pada tahun Metakognisi terdiri dari imbuhan meta dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. John Flavell pada tahun Metakognisi terdiri dari imbuhan meta dan 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metakognisi 1. Pengertian Metakognisi Istilah metakognisi (metacognition) pertama kali diperkenalkan oleh John Flavell pada tahun 1976. Metakognisi terdiri dari imbuhan meta

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI METAKOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 PADANG

PENERAPAN STRATEGI METAKOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 PADANG PENERAPAN STRATEGI METAKOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 PADANG Siska Putri Permata 1), Suherman 2), dan Media Rosha 3) 1) FMIPA UNP, email: siskaputri8998@yahoo.com 2,3)

Lebih terperinci

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN 2442-9805 Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN 2086-4701 HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN METAKOGNITIF DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS IX MTS

Lebih terperinci

METAKOGNISI SISWA SMA KELAS AKSELERASI DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA

METAKOGNISI SISWA SMA KELAS AKSELERASI DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA METAKOGNISI SISWA SMA KELAS AKSELERASI DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA Theresia Kriswianti Nugrahaningsih* e-mail : kriswianti th@yahoo.com Abstrak : Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh

Lebih terperinci

Suatu Kajian: Bab Kajian Pustaka Skripsi. Seminar Pendidikan Matematika

Suatu Kajian: Bab Kajian Pustaka Skripsi. Seminar Pendidikan Matematika Suatu Kajian: Bab Kajian Pustaka Skripsi Seminar Pendidikan Matematika Informasi Skripsi yang Dikaji Judul Skripsi Pengaruh Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing Terhadap Prestasi Belajar dan Kemampuan

Lebih terperinci

METACOGNITIVE AWARENESS : SEBUAH UPAYA OPTIMALISASI KUALITAS PEMBELAJARAN AKUNTANSI

METACOGNITIVE AWARENESS : SEBUAH UPAYA OPTIMALISASI KUALITAS PEMBELAJARAN AKUNTANSI METACOGNITIVE AWARENESS : SEBUAH UPAYA OPTIMALISASI KUALITAS PEMBELAJARAN AKUNTANSI Sri Sumaryati* *Pendidikan Akuntansi, FKIP, Universitas Sebelas Maret Surakarta Email korespondensi: thathikfkip@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dikerjakan untuk menyelesaikannya. Menurut Shadiq (2004) Suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dikerjakan untuk menyelesaikannya. Menurut Shadiq (2004) Suatu BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Suatu masalah biasanya memuat situasi yang mendorong siswa untuk menyelesaikannya, akan tetapi tidak tahu secara langsung apa yang harus dikerjakan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN digilib.uns.ac.id BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. SIMPULAN Dari hasil penelitian tentang keterampilan mengajar aspek menjelaskan mahasiswa dalam mata kuliah pengajaran mikro (micro teaching) ditinjau

Lebih terperinci

PROFIL METAKOGNISI SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN BERDASARKAN GAYA KOGNITIF REFLEKTIF DAN IMPULSIF

PROFIL METAKOGNISI SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN BERDASARKAN GAYA KOGNITIF REFLEKTIF DAN IMPULSIF PROFIL METAKOGNISI SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN BERDASARKAN GAYA KOGNITIF REFLEKTIF DAN IMPULSIF PROFIL OF STUDENT S METACOGNITION IN SOLUBILITY AND SOLUBILITY PRODUCT

Lebih terperinci

AKTIVITAS METAKOGNISI DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS V SD N 03 SINGOSARI TAHUN AJARAN 2016/2017

AKTIVITAS METAKOGNISI DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS V SD N 03 SINGOSARI TAHUN AJARAN 2016/2017 AKTIVITAS METAKOGNISI DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS V SD N 03 SINGOSARI TAHUN AJARAN 2016/2017 Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi

Lebih terperinci

Norma I. M. J. et al., Analisis Pengetahuan Metakognisi Siswa...

Norma I. M. J. et al., Analisis Pengetahuan Metakognisi Siswa... 1 Analisis Pengetahuan Metakognisi Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Berbasis Polya Pokok Bahasan Perbandingan Kelas VII di SMP Negeri 4 JEMBER (The Analysis Metacognition Knowledge of Student

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan demi meningkatnya kualitas pendidikan. Objek yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan demi meningkatnya kualitas pendidikan. Objek yang menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting bagi keberlangsungan suatu negara. Begitu pentingnya, hingga inovasi dalam pendidikan terus menerus dikembangkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kemampuan Representasi Matematis. solusi dari masalah yang sedang dihadapinya (NCTM, 2000).

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kemampuan Representasi Matematis. solusi dari masalah yang sedang dihadapinya (NCTM, 2000). BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan Representasi Matematis Representasi adalah suatu konfigurasi (bentuk atau susunan) yang dapat menggambarkan, mewakili atau melambangkan sesuatu dalam suatu cara (Goldin,

Lebih terperinci

METAKOGNISI SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN GAYA KOGNITIF

METAKOGNISI SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN GAYA KOGNITIF METAKOGNISI SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN GAYA KOGNITIF Yuly Dwi Lestari Pendidikan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya email : yulydwilestari@yahoo.com ABSTRAK Dalam

Lebih terperinci

Penerapan Strategi Metakognisi pada Cooperative Learning Tipe STAD untuk Melihat Perkembangan Metakognisi Siswa pada Materi Elastisitas

Penerapan Strategi Metakognisi pada Cooperative Learning Tipe STAD untuk Melihat Perkembangan Metakognisi Siswa pada Materi Elastisitas p-issn: 2461-0933 e-issn: 2461-1433 Halaman 43 Naskah diterbitkan: 30 Juni 2016 DOI: doi.org/10.21009/1.02107 Penerapan Strategi Metakognisi pada Cooperative Learning Tipe STAD untuk Melihat Perkembangan

Lebih terperinci

METAKOGNISI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA: APA, MENGAPA DAN BAGAIMANA PENGEMBANGANNYA?

METAKOGNISI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA: APA, MENGAPA DAN BAGAIMANA PENGEMBANGANNYA? INSPIRAMATIKA Jurnal Inovasi Pendidikan dan Pembelajaran Matematika Volume 3, Nomor 1, Juni 2017, ISSN 2477-278X, e-issn 2579-9061 METAKOGNISI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA: APA, MENGAPA DAN BAGAIMANA

Lebih terperinci

Metakognisi dan Usaha Mengatasi Kesulitan dalam Memecahkan Masalah Matematika Kontekstual

Metakognisi dan Usaha Mengatasi Kesulitan dalam Memecahkan Masalah Matematika Kontekstual Metakognisi dan Usaha Mengatasi Kesulitan dalam Memecahkan Masalah Matematika Kontekstual Mustamin Anggo Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Haluoleo E-mail: mustaminanggo@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

Pengembangan Instrumen Metakognisi untuk Mengukur Metakognisi Pengetahuan Siswa Sehubungan dengan Konsep Pernyataan Fisika

Pengembangan Instrumen Metakognisi untuk Mengukur Metakognisi Pengetahuan Siswa Sehubungan dengan Konsep Pernyataan Fisika Pengembangan Instrumen Metakognisi untuk Mengukur Metakognisi Pengetahuan Siswa Sehubungan dengan Konsep Pernyataan Fisika Muhammad Nasir, Madlazim, I Gusti Made Sanjaya Universitas Negeri Surabaya, Indonesia

Lebih terperinci

HUBUNGAN KETERAMPILAN METAKOGNISI DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI REAKSI REDUKSI OKSIDASI (REDOKS) KELAS X-1 SMA NEGERI 3 SIDOARJO

HUBUNGAN KETERAMPILAN METAKOGNISI DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI REAKSI REDUKSI OKSIDASI (REDOKS) KELAS X-1 SMA NEGERI 3 SIDOARJO HUBUNGAN KETERAMPILAN METAKOGNISI DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI REAKSI REDUKSI OKSIDASI (REDOKS) KELAS X-1 SMA NEGERI 3 SIDOARJO (THE RELATIONSHIP OF METACOGNITION SKILL WITH LEARNING OUTCOME

Lebih terperinci

MODEL VOCABULARY SELF-COLLECTION STRATEGY (VSS) DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA

MODEL VOCABULARY SELF-COLLECTION STRATEGY (VSS) DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA MODEL VOCABULARY SELF-COLLECTION STRATEGY (VSS) DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA OLEH: USEP KUSWARI A. Membaca dan Pembelajarannya Faktor-faktor afektif, kognitif dan linguistik saling berinteraksi dalam membentuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menciptakan sistem lingkungan dengan berbagai metode. Hal tersebut dilakukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menciptakan sistem lingkungan dengan berbagai metode. Hal tersebut dilakukan BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritis 1. Pembelajaran Matematika a. Pembelajaran Pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik untuk menyampaikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran karena dalam model pembelajaran terdapat langkah-langkah

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran karena dalam model pembelajaran terdapat langkah-langkah 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Model Pembelajaran Exclusive Penerapan model pembelajaran dapat memudahkan guru dalam merancang pembelajaran karena dalam model pembelajaran terdapat langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Brousseau (Barrera & Samaniego, 1999) membedakan tiga situasi dalam. proses mengajar, diantaranya (diadapatsi dari Bessot):

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Brousseau (Barrera & Samaniego, 1999) membedakan tiga situasi dalam. proses mengajar, diantaranya (diadapatsi dari Bessot): BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Didactical Design Research (DDR) Brousseau (Barrera & Samaniego, 1999) membedakan tiga situasi dalam proses mengajar, diantaranya (diadapatsi dari Bessot): 1. Non-didactical situation:

Lebih terperinci

DIAGNOSA KESULITAN METACOGNITIVE AWARENESS TERHADAP PROSES PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA

DIAGNOSA KESULITAN METACOGNITIVE AWARENESS TERHADAP PROSES PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA September 2017 Vol. 1, No. 2, Hal. 206 DIAGNOSA KESULITAN METACOGNITIVE AWARENESS TERHADAP PROSES PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA Destia Wahyu Hidayati IKIP Veteran Jawa Tengah, Semarang; destia281289@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan upaya penting untuk mengembangkan potensi diri dalam penguasaan ilmu.ada beberapa pengklasifikasian tujuan pendidikan yang dirumuskan oleh ahli

Lebih terperinci

Analisis Tingkat Kemampuan Metakognitif Mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi, FMIPA UNY

Analisis Tingkat Kemampuan Metakognitif Mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi, FMIPA UNY Analisis Tingkat Kemampuan Metakognitif Mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi, FMIPA UNY Analysis of Metacognitive Aptitude level on Student of Education Department, Faculty of Mathematics and Science Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adi Satrisman, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adi Satrisman, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sesuai dengan falsafah Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, yang berfungsi untuk mengembangkan

Lebih terperinci

AKTIVITAS METAKOGNISI DALAM MEMECAHKAN MASALAH PEMBUKTIAN LANGSUNG DITINJAU DARI GENDER DAN KEMAMPUAN MATEMATIKA GATUT ISWAHYUDI*)

AKTIVITAS METAKOGNISI DALAM MEMECAHKAN MASALAH PEMBUKTIAN LANGSUNG DITINJAU DARI GENDER DAN KEMAMPUAN MATEMATIKA GATUT ISWAHYUDI*) AKTIVITAS METAKOGNISI DALAM MEMECAHKAN MASALAH PEMBUKTIAN LANGSUNG DITINJAU DARI GENDER DAN KEMAMPUAN MATEMATIKA GATUT ISWAHYUDI*) Disampaikan pada Seminar Nasional Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, karena penulis ingin melihat langsung kemampuan representasi matematis siswa yang mendapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. (termasuk problem posing) yang merupakan aktivitas yang lain relevan

BAB II LANDASAN TEORI. (termasuk problem posing) yang merupakan aktivitas yang lain relevan 15 BAB II LANDASAN TEORI A. Aktivitas Siswa Aktivitas adalah keikutsertaan atau kegiatan secara aktif dalam pembelajaran. Aktivitas siswa dalam penelitian ini meliputi penggunaan pertanyaan kepada guru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting. Namun, sampai sekarang Matematika masih saja

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting. Namun, sampai sekarang Matematika masih saja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika sebagai salah satu disiplin ilmu merupakan pengetahuan yang sangat penting. Namun, sampai sekarang Matematika masih saja memiliki citra kurang menyenangkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Penelitian yang penulis lakukan merupakan study literarur untuk mengindentivikasi suatu sarat dalam pengambilan keputusan adapun langkah-langkah dalam menyelesaikan penelitian ini.

Lebih terperinci

HUBUNGAN METAKOGNISI, EFIKASI DIRI AKADEMIK DAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA

HUBUNGAN METAKOGNISI, EFIKASI DIRI AKADEMIK DAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA HUBUNGAN METAKOGNISI, EFIKASI DIRI AKADEMIK DAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA Quroyzhin Kartika Rini 1 Ursa Majorsy 2 Ratna Maharani Hapsari 3 Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma { 1 quroyzhin,

Lebih terperinci

Unnes Journal of Mathematics Education Research

Unnes Journal of Mathematics Education Research UJMER 6 (1) (2017) 1-29 Unnes Journal of Mathematics Education Research http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujmer Kemampuan Literasi Matematika Berdasarkan Metakognisi Siswa pada Pembelajaran CMP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari anak, misal di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. yang erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari anak, misal di lingkungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang menginginkan dirinya tergolong manusia yang cerdas, di kalangan masyarakat menilai tingkatan sekolah dianggap sebagai tolak ukur kecerdasan, hal

Lebih terperinci

EFIKASI DIRI DAN METAKOGNISI SISWA KELAS X SMA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL GEOMETRI. Kata kunci: Efikasi, metakognisi dan penyelesaian masalah.

EFIKASI DIRI DAN METAKOGNISI SISWA KELAS X SMA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL GEOMETRI. Kata kunci: Efikasi, metakognisi dan penyelesaian masalah. EFIKASI DIRI DAN METAKOGNISI SISWA KELAS X SMA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL GEOMETRI ABSTRAK Dalam pembelajaran, sebagai pendidik terkadang kita tidak pernah memperhatikan sikap (attitude) siswa terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saja yang akan dapat mengikuti dan bertahan (survive) di persaingan global,

BAB I PENDAHULUAN. saja yang akan dapat mengikuti dan bertahan (survive) di persaingan global, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemampuan berpikir kritis di era globalisasi seperti sekarang ini menjadi suatu keharusan, khususnya bagi para peserta didik sebagai generasi penerus bangsa

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI AKTIVITAS KARAKTERISTIK METAKOGNITIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA MATERI KESETIMBANGAAN KIMIA

IDENTIFIKASI AKTIVITAS KARAKTERISTIK METAKOGNITIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA MATERI KESETIMBANGAAN KIMIA IDENTIFIKASI AKTIVITAS KARAKTERISTIK METAKOGNITIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA MATERI KESETIMBANGAAN KIMIA IDENTIFICATION OF THE STUDENT S METACOGNITIVE CHARACTERISTIC TO SOLVE THE PROBLEM IN CHEMICAL

Lebih terperinci

3.2 Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di beberapa SMKN

3.2 Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di beberapa SMKN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Pada Penelitian ini menggunakan metode survey explanatory, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan instrumen penelitian

Lebih terperinci