BAB I PENDAHULUAN. yang ditunjuk sebagai hamba dan khalifah-nya di muka bumi ini. Manusia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. yang ditunjuk sebagai hamba dan khalifah-nya di muka bumi ini. Manusia"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara teologis, manusia adalah makhluk Allah. Ia adalah ciptaan-nya yang ditunjuk sebagai hamba dan khalifah-nya di muka bumi ini. Manusia diciptakan oleh Allah dari tanah liat. 1 Allah berfirman: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk (28). Maka apabila aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-ku, Maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud (29). Maka bersujudlah Para Malaikat itu semuanya bersama-sama (30). 2 Dari keterangan di atas dapat diketahui bahwa manusia tersusun dari dua unsur, yaitu materi dan immateri. Dari segi hubungannya, unsur materi memiliki hubungan yang jauh dari Allah, sedangkan unsur immateri memiliki hubungan yang dekat dengan Allah. Karenanya, ruh memiliki posisi yang sangat dominan 1 Amin Syukur & Abdul Muhayya, Tasawuf Dan Krisis. (Semarang: PUSTAKA PELAJAR, 2001) hlm Q.S. Al Hijr

2 2 dan menetukan dalam menentukan pribadi manusia. Kebahagiannya mengungguli kebahagiaan jasmani, kenikmatan yang dirasakan oleh jasmani. Mengingat ruh memiliki fungsi yang sangat dominan dalam diri manusia maka krisis spiritual bagi manusia menyebabkan terjadinya berbagai penyakit jiwa dapat menimbulkan berbagai kemadlaratan baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Disamping itu krisis spiritual juga akan menurunkan martabat manusia ke jurang kehancuran yang mengancam peradaban dan eksistensi manusia. Bagi manusia modern yang mengalami kehampaan spiritual, kehidupan yang begitu kompetitif menyebabkan manusia modern harus mengerahkan seluruh pikiran, tenaga dan kemampuannya. Mereka harus bekerja dan bekerja tanpa mengenal batas dan kepuasan. Hasil yang dicapai tidak pernah disyukurinya dan selalu merasa kurang. Apalagi jika usaha dan proyeknya gagal, maka dengan mudah ia kehilangan pegangan, karena memang tidak lagi memiliki pegangan yang kokoh yang berasal dari Tuhan. Mereka hanya berpegang atau bertuhan kepada hal-hal yang bersifat material yang sama sekali tidak dapat membimbing hidupnya. Akibatnya jika terkena problema yang tidak dapat dipecahkan dirinya, segera saja ia stres dan frustasi yang jika hal ini terus-menerus berlanjut akan menjadikan ia gila atau hilang ingatan. Jumlah manusia yang mengalami kondisi jiwa yang demikian itu kian bertambah jumlahnya. 3 Melihat manusia modern yang mengalami kehampaan spiritual tersebut, Nasr menawarkan alternatif untuk kembali kepada tradisi Islam yang telah 3 Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012). hlm. 287

3 3 diwariskan dari generasi ke generasi. Menurut Nasr, dominasi Barat dalam filsafat, budaya, seni, politik dan sosial di dunia Islam telah mengancam bukan hanya lembaga tradisional masyarakat muslim, tetapi juga Islam itu sendiri. 4 Meskipun Nasr kental dengan sains yang sedang digelutinya, namun darah tasawuf mendarah daging dalam dirinya. Hal ini tidak mengherankan, karena darah Iran bagaimanapun, tetap mengalir pada dirinya. Baginya tasawuf merupakan salah satu alternatif bagi kehidupan modern dewasa ini, khususnya masyarakat barat yang diklasifikasikan sebagai The Post Individual Society, yaitu masyarakat yang telah mencapai tingkat kemakmuran materi yang berlimpah dengan peralatan yang serba canggih dan otomat. Yang akhirnya membawa dampak bagi meraka kehilangan visi keilahian dan kehampaan spiritual. Akibat pendewaannya terhadap materi itu. Nasr mengajarkan agar mereka mempelajari kehidupan timur yang esoterik terutama esoterik islam yang bersentralkan pada pribadi Nabi Muhammad SAW, yang selama ini dilupakan masyarakat barat. 5 Dalam kapasitas dan posisinya yang ada, seakan Nasr tampil sebagai juru bicara, baik kepada masyarakat Barat maupun masyarakat islam di Timur. Kepada dunia Barat ia menyarankan pemikiran Islam, yang ia tawarkan sebagai alternatif nilai dan way of life, sementara pada dunia Islam ia memberitahukan bahwa barat telah mengalami kebangkrutan spiritual, yang menurutnya penilaiannya tidak cukup dipahami oleh Islam dan Timur. 6 4 Sayyed Hossein Nasr, Menjelajah Dunia Modern, terj. Hesti Tarekat (Bandung: Mizan, 1994). hal.7 5 Amin Syukur, Zuhud di Abad Modern, (Cet. III; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004). hal Komarudin Hidayat, Tragedi Raja Midas: Moralitas Agama dan Krisis Modernisme, (Cet. I; Jakarta: Paramadina, 1998). hlm. 266.

4 4 Alasan mengapa penulis memilih tokoh Prof. Dr. Seyyed Hossein Nasr, karena Nasr merupakan salah satu pemikir pada abad modern, yang berupaya menawarkan konsep-konsep tasawuf guna menjawab permasalahan di era modern. Ia memberikan sanggahan atas fitnah yang melanda dunia Islam dewasa ini, dan mencoba memberikan solusi bagi kekeringan spiritual yang melanda manusia modern. Dengan menggunakan pendekatan falsafi dan sufistik. Atas dasar pemikiran diatas, maka penulis akan mengelaborasi Peran Tasawuf Dalam Menghadapi Krisis Spiritual Manusia Modern Studi Pemikiran Seyyed Hossein Nasr. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas sebagaimana telah di paparkan, maka penulis dapat merumuskan masalahnya sebagai berikut. 1. Bagaimana persoalan spiritual yang dihadapi manusia modern menurut Seyyed Hossein Nasr? 2. Bagaimana peran tasawuf dalam menghadapi krisis spiritual manusia modern menurut pemikiran Sayyed Hossein Nasr? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan pokok masalah di atas, maka dalam melakukan penelitian ini penyusun mempunyai tujuan serta manfaat penelitian sebagai berikut:

5 5 1. Untuk mengetahui bagaimana persoalan spiritual yang dihadapi manusia modern menurut Seyyed Hossein Nasr. 2. Untuk mengetahui bagaimana peran tasawuf dalam menghadapi krisis spiritual manusia modern menurut pemikiran Sayyed Hossein Nasr. D. Kegunaan Penelitian 1. Secara toritis, hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi pengembangan ilmu tasawuf dan wawasan pembaca pada umumnya, khususnya bagi mahasiswa yang berkecimpung dalam bidang tasawuf yang berkaitan dengan tasawuf untuk menanggulangi krisis spiritual yang dialami manusia modern. 2. Secara Sosial, hasil penelitian ini dapat dijadikan gambaran oleh masyarakat umum, bahwa tasawuf mampu memberikan solusi dalam menghadapi krisisi spiritual yang dihadapi manusia di era modern. E. Tinjauan Pustaka Untuk melengkapi referensi dan pengembangan penelitian ini, peneliti telah mempelajari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya, yang terkait dengan permasalahan yang akan diteliti oleh peneliti dan akan menjadi bahan pertimbangan dan perbandingan dalam penelitian ini. Di antaranya, yaitu:

6 6 Pertama, diambil dari jurnal penelitian Tri Astutik Haryati dengan judul Modernitas Dalam Prespektif Seyyed Hossein Nasr. Menurut Seyyed Hossein Nasr manusia modern mengalami kehampaan spiritual, kehampaan makna dan legitimasi hidup serta kehilangan visi dan mengalami keterasingan (aliensi). Krisis eksistensial yang dialami manusia modern tersebut akibat pandangan kosmologi modern yang bersifat positivistik antroposentris. Dengan begitu manusia bisa kehilangan dimensi terhadap lingkungannya (sosial masyarakat), maupun dimensi transendental. 7 Kedua, skripsi yang berjudul Islam dan Pluralisme beragama menurut pandangan Seyyed Hossein Nasr yang ditulis Budi Irawan. Dalam skripsinya Budi Irawan menyimpulkan bahwa menurut Nasr pluralisme agama merupakan tanggung jawab kemenusiaan, untuk itu ia harus didasarkan pada cinta, kasih sayang dan keadilan. Menghargai kemanusiaan dengan segala perbedaan yang ada adalah dalam rangka memanifestasikan keadilan dan cinta kasih Tuhan. 8 Ketiga, Skripsi yang berjudul Pandangan Seyyed Hossein Nasr Terhadap Dampak Sains Modern dan Tekhnologi Modern yang ditulis Arif Budianto. Dalam karya ini Arif Budianto hanya menganalisis pandangan dan perhatian Nasr terhadap dunia modern dan beberapa dampak dari 7 Tri Astutik Haryanti, Modernitas Dalam Prespektif Sayyed Hossein Nasr, (Pekalongan: STAIN Press, 2011) 8 Budi Irawan, Islam dan Pluralisme Beragama Menurut Pandangan Seyyed Hossein Nasr, Skripsi Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta 2010

7 7 perkembangan sains dan teknologi yang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan seperti politik, sosial, ekonomi, termasuk di dalamnya juga seni. 9 Keempat, skripsi yang berjudul Seni Islam dalam Pandangan Seyyed Hossein Nasr, yang ditulis oleh Barorotud Dawamah. Disini Dawamah menjelaskan maksud dari seni Islam dalam prespektif Seyyed Hossein Nasr serta peran spiritual yang terkandung di dalam seni Islam tersebut. Dalam analisanya Dawamah hanya mengklarifikasi beberapa jenis seni yang ada di dalam Islam menurut Nasr, yaitu seni suci Islam dan seni tradisional Islam. 10 Beberapa penelitian tersebut, membahas tentang beberapa pemikiran dan pandangan Nasr. Bahkan di dalam jurnal tersebut juga disebutkan bahwa sufisme mampu menjawab persoalan krisis spiritual yang dihadapi manusia modern, tapi tidak dijelaskan secara gamblang bagaimana sufisme tersebut bisa menangani krisis spiritual manusia modern. Sehingga dalam skripsi ini penulis akan membahas secara jelas bagaimana peran tasawuf dalam menanggulangi krisis spiritual yang dialami manusia modern dalam pemikiran Sayyed Hossein Nasr. Jadi, skripsi-skripsi yang ada tersebut hanya dijadikan gambaran dan referensi saja oleh peneliti. F. Landasan Teori Tasawuf merupakan suatu ilmu yang dengannya diketahui hal ihwal kebaikan dan keburukan jiwa, cara membersihkannya dari yang tercela dan 9 Arif Budianto, Pandangan Seyyed Hossein Nasr Terhadap Dampak Sains Modern dan Tekhnologi Modern, Skripsi Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta Barorotud Dawamah, Seni Islam dalam Pandangan Seyyed Hossen Nasr, Skripsi Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta 1990.

8 8 mengisinya dengan sifat-sifat yang terpuji, cara melakukan suluk, dan perjalanan menuju (keridhaan) Allah dan meninggalkan (larangan-larangan- Nya) menuju kepada (perintahan-nya). 11 Mustafa Zahri Dalam bukunya yang berjudul Kunci Memahami Ilmu Tasawuf mengatakan bahwa Tasawuf merupakan praktik spiritual dalam tradisi Islam. Tasawuf memandang ruh sebagai puncak dari segala realitas. Sementara jasad tidak lebih sebagai kendaraan saja. Maka, jalan spiritualitas lebih banyak menekankan pada aspek ruhani, bersifat personal dan berangkat dari pengalaman yang juga bersifat personal. Berbeda dengan agama yang bersifat umum (dalam Islam kita kenal dengan istilah sya riah/syari at), jalan tasawuf kemudian kita kenal dengan istilah tarekat (dekat dengan istilah tirakat). Dalam jalan ini setiap pendaki akan melewati level dan kondisi (maqomat dan ahwal) di bawah bimbingan guru spiritual (dalam Islam dikenal dengan istilah mursyid. Di mana antara satu guru dengan guru yang lain sangat dimungkinkan menggunakan metode yang berbeda. Sang murid diajarkan untuk berlatih membuka mata batinnya (ainul qolb). Ada yang meyebut istilah ini dengan Mukasyafah (menyingkap) atau hudhuri (menghadirkan) atau tawajjuh (berhadap-hadapan). Murid dilatih membersihkan diri melalui tarekat tadi dengan menempuh dari level tertentu ke level yang lebih tinggi, dari kondisi tertentu ke kondisi yang lebih yang lain. Hingga sang murid mampu mencapai tingkatan fana (kosong/hampa) tidak ada lagi ego dalam diri sang murid sehingga murid sampai pada sebuah 11 M. Jamil, Cakrawala Tasawuf; Sejarah, Pemikiran dan Kontekstualitas, (Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta, 2007) hlm 6.

9 9 kondisi tersingkap, menghadirkan, atau berhadap-hadapan dengan Sang Pencipta. 12 Adapun tujuan ilmu tasawuf yaitu meluruskan jiwa, mengendalikan kehendak, yang membuat manusia hanya konsisten terhadap keluhuran moral. Sementara sebagian sufi lainnya memiliki tujuan yang lebih jauh lagi, yaitu mengenal Allah SWT. 13 Selain itu tasawuf juga ada kaitannya dengan mental, karena tasawuf merupakan tanggung jawab spiritual, tasawuf hendaknya jua bisa memberikan kesejukan kepada masyarakat, terutama pada masa kritis. Dalam aspek psikologis, tasawuf hendaknya memberikan solusi bagi problema penyakit modern seperti stres, depresi dan sebagainya. 14 Menurut Sayyed Hossein Nasr di dalam tasawuf terdapat ajaran-ajaran mengenai hakekat manusia dan dunia disekeliling dirinya yang mengandung kunci-kunci untuk memecahkan problem-problem dunia modern, seperti krisis eksologis. Apabila disajikan didalam bahasa kontemporer, ajaran-ajaran sufisme tersebut dapat dipergunakan untuk memecahkan berbagai problem masa kini yang terutama sekali terjadi karena manusia telah melupakan prinsip-prinsip dasar. Melalui semacam vibrasi simpatik penampilan sufisme ini dapat membangkitkan aktivitas intelektual yang lebih otentik dan menghidupkan kembali aspek-aspek penting tradisi barat yang telah tertutup 12 Mustafa Zahri, Kunci Memahami Ilmu Tasawuf, (Surabaya : PT Bina Ilmu, 1976.). hal Abu al-wafa al-ghanimi al-taftazani, Sufi dari Zaman ke Zaman, (Bandung, Pustaka, 1997) hlm, Amin Syukur, Menggugat Tasawuf, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012) hlm vi

10 10 debu, akibat badai yang menggoncangkan barat selama periode yang secara paradoks sekali dikenal dengan zman renaissance. 15 Dalam tasawuf juga terdapat prinsip-prinsip positif yang mampu mengembangkan masa depan manusia, seperti melakukan introspeksi (muhasabah) baik kaitanya dengan masalah vertikal maupun horisontal, pengosongan jiwa dari sifat-sifat tercela (takhalli), penghiasan diri dengan sifat-sifat mulia (tahalli). Prinsip-prinsip yang terdapat dalam tasawuf tersebut dapat dijadikan sebagai sumber gerak, sumber kenormatifan, sumber motivasi dan sumbert nilai sebagai acuan hidup. Jika tasawuf, di dalamnya terdapat ajaran inti islam yaitu moral, tentu tasawuf dapat memberikan visi spiritual, yakni mampu menjadi pembebas bagi kaum tertindas, pembebas manusia dari berbagai bentuk aleniasi. Menjadi jalan alternatif manusia untuk lepas dari berbagai jeratan ketidakadilan yang dewasa ini semakin mengganas. G. Metode Peneitian Untuk mendapatkan kajian yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah maka, penelitian ini menggunakan metode sebagai berikut: 1. Jenis Penelitian Berdasarkan fokus penelitian dan subyek yang diteliti, Jenis penelitian ini yaitu penelitian pustaka (library research) dengan metode kualitatif dan menggunakan pendekatan tasawuf. 15 Sayyed Hossein Nasr, Islam dan Nestapa Manusia Modern (Terjemahan dari Islam and the Plight of Modern Man), (Bandung: PUSTAKA, 1983) hlm

11 11 2. Sumber Data Mengingat penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang sumber datanya adalah kepustakaan, maka untuk mencapai hasil yang optimal, maka sumber data dibedakan sesuai dengan kedudukan data tersebut, dalam penulisan kali ini, data dibagi menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. a. Sumber data primer Sumber data primer dalam penelitian ini adalah buku-buku karya Seyyed Hossein Nasr, yaitu: 1). Islam dan Nestapa Manusia Modern 16 2). Islam di Tengah Kancah Dunia Modern 17 3). The Heart of Islam 18 4). Pengetahuan dan Kesucian 19 b. Sumber data sekunder Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah literaturliteratur yang berkaitan dengan tema yang di bahas dalam penelitian ini: 1). Tasawuf dan Krisis, Karya Prof. Amin Syukur & Abdul Muhayya 2). Tragedi Raja Midas, Karya Qomarudin Hidayat 3). Tasawuf Sosial, Karya Prof. Amin Syukur 4). Seyyed Hossein Nasr, karya Dr. Ach. Maimun, M.ag. 16 Seyyed Hossein Nasr, Islam dan Nestapa Manusia Modern, (Bandung: Pustaka, 1983). 17 Seyyed Hossein Nasr, Islam Tradisi di Tengah Kancah Dunia Modern, (Bandung: Pustaka, 1994). 18 Seyyed Hossein Nasr, The Heart of Islam, terj. Nurasiah Fakih Sutan Harahap, (Bandung: Mizan 2003 (Bandung: Mizan 2003). 19 Seyyed hossein Nasr, Pengetahuan dan Kesucian, terj. Suharsono, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997).

12 12 5). Zuhud di Abad Modern, Karya Prof. Amin Syukur 3. Metode Pengumpulan Data Dari beberapa sumber data yang diperoleh data akan di prioritaskan pada data primer 4. Metode Deskriptif Analisis Cara ini digunakan untuk mengetahui berbagai hal yang terkait dengan tasawuf dan kehidupan manusia modern dengan berbagai krisis yang dihadapinya. 20 Setelah data terkumpul dan disusun tahap selanjutnya adalah menganalisis secara kritis dengan harapan dapat mendapatkan pemahaman-pemahaman baru yang lebih lengkap dan bermanfaat dalam kehidupan sekarang. 21 H. Sistematika Penulisan Agar dapat mempermudah penulisan dan pengkajian dalam penelitian ini, maka penulis membagi penulisan menjadi beberapa bab, yaitu: Bab I, adalah bab pendahuluan. Di dalamnya membahas membahas tentang latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian pustaka, kerangka teori yang digunakan, metode penelitian, serta sistematika pembahasan. Bab II, menjelaskan tentang Tasawuf dan Modernitas. Di dalamnya akan diuraikan tentang tasawuf dan persoalan-persoalan modernitas, sekaligus keadaan manusia di zaman modern. 20 Anton Baker & Akhmad Charis Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat, (Yogyakarta: Kanisius,1990) hlm Ibid

13 13 Bab III, memuat pemikiran Seyyed Hossein Nasr. Di sini penulis akan membahas tentang biografi Seyyed Hossein Nasr, yang terdiri atas latar belakang keluarga, pendidikannya, perjuangan, jasa-jasanya dan karyakaryanya, pemikiran Seyyed Hossein Nasr tentang tasawuf dan pandangan Nasr terhadap peradaban modern. Bab IV, pada bab ini penulis akan menfokuskan pembahasan pada pokok masalah yang diangkat dalam skripsi ini yaitu peran tasawuf dalam kehidupan manusia modern pemikiran Sayyed Hossein Nasr. Diantaranya, tasawuf dalam pandangan Seyyed Hossein Nasr dan tasawuf sebagai solusi dalam menghadapi persmasalahan manusia modern. Bab V, adalah bab penutup. Dalam bab terakhir ini penulis akan memberikan kesimpulan terhadap hasil penelitian. Kemudian penulis akhiri skripsi ini dengan saran-saran.

BAB I PENDAHULUAN. dan tujuannya di dunia ini. Manusia seharusnya mengingat tujuan hidup di dunia

BAB I PENDAHULUAN. dan tujuannya di dunia ini. Manusia seharusnya mengingat tujuan hidup di dunia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hidup manusia mempunyai tugas dan tujuan yang harus dijalankan sebaikbaiknya, namun kenyataan yang terjadi banyaknya manusia yang melalaikan tugas dan tujuannya

Lebih terperinci

RELASI AGAMA DAN SAINS MENURUT SEYYED HOSSEIN NASR DAN IAN G BARBOUR (STUDI PERBANDINGAN PEMIKIRAN TOKOH ISLAM DAN KRISTEN)

RELASI AGAMA DAN SAINS MENURUT SEYYED HOSSEIN NASR DAN IAN G BARBOUR (STUDI PERBANDINGAN PEMIKIRAN TOKOH ISLAM DAN KRISTEN) RELASI AGAMA DAN SAINS MENURUT SEYYED HOSSEIN NASR DAN IAN G BARBOUR (STUDI PERBANDINGAN PEMIKIRAN TOKOH ISLAM DAN KRISTEN) SKRIPSI Oleh: SELVIA SANTI NIM. 1201411299 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an

BAB IV ANALISA. masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an BAB IV ANALISA Melihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa mayoritas masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an merupakan acuan moral untuk memecahkan problem

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Filsafat Perennial menurut Smith mengandung kajian yang bersifat, pertama, metafisika yang mengupas tentang wujud (Being/On) yang

BAB V PENUTUP. 1. Filsafat Perennial menurut Smith mengandung kajian yang bersifat, pertama, metafisika yang mengupas tentang wujud (Being/On) yang 220 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa krisis spiritual manusia modern dalam perspektif filsafat Perennial Huston Smith dapat dilihat dalam tiga

Lebih terperinci

إحياء العربية : السنة الثالثة العدد 1 يناير -

إحياء العربية : السنة الثالثة العدد 1 يناير - HUBUNGAN TASAWUF DENGAN ILMU JIWA AGAMA Apriliana Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Hikmah Medan Abstrak Penelitian hubungan tasauf dengan ilmu jiwa agama merupakan penelitian yang bertujuan untuk:

Lebih terperinci

BAB I. Aaditama, 1998), hlm Nasruddin Razak, Dienul Islam, (Bandung: PT. Al-Ma arif, 1989), hlm. 15

BAB I. Aaditama, 1998), hlm Nasruddin Razak, Dienul Islam, (Bandung: PT. Al-Ma arif, 1989), hlm. 15 BAB I A. Latar Belakang Masalah Kecemasan adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui metode pengajaran dalam pendidikan islam di dalamnya memuat

BAB I PENDAHULUAN. melalui metode pengajaran dalam pendidikan islam di dalamnya memuat BAB I PENDAHULUAN A. KONTEKS PENELITIAN Pendidikan yang diberikan kepada anak sebagaimana yang dikonsepkan melalui metode pengajaran dalam pendidikan islam di dalamnya memuat sebuah metode yang disebut

Lebih terperinci

( ). BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

( ). BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta munculnya media-media massa yang serba canggih ini, dengan segala kemajuannya menawarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gangguan jiwa (neurose) dan dari gejala-gejala penyakit jiwa (psychose).

BAB I PENDAHULUAN. gangguan jiwa (neurose) dan dari gejala-gejala penyakit jiwa (psychose). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan mental (hygen mental) adalah terhindarnya orang dari gejalagejala gangguan jiwa (neurose) dan dari gejala-gejala penyakit jiwa (psychose). Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan satu unsur generasi muda yang menjadi titik tumpu

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan satu unsur generasi muda yang menjadi titik tumpu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan satu unsur generasi muda yang menjadi titik tumpu harapan bangsa dimana nantinya remaja diharapkan dapat meneruskan nilai-nilai perjuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi menuntut setiap bangsa memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas SDM sangat penting, karena kemakmuran

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; Eksistensi spiritualitas guru dalam

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; Eksistensi spiritualitas guru dalam 204 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; Eksistensi spiritualitas guru dalam perspektif pendidikan Islam adalah aktualisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin modern, manusia justru merasakan kegelisahan, kesepian, dan keterasingan.

BAB I PENDAHULUAN. semakin modern, manusia justru merasakan kegelisahan, kesepian, dan keterasingan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di tengah pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin modern, manusia justru merasakan kegelisahan, kesepian, dan keterasingan. Manusia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai perbandingan konsep pendidikan Islam menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya terhadap pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV PERAN TASAWUF DALAM KEHIDUPAN MANUSIA MODERN. kenyataan yang tidak dapat disangkal bahwa apabila dikeluarkan dari konteks

BAB IV PERAN TASAWUF DALAM KEHIDUPAN MANUSIA MODERN. kenyataan yang tidak dapat disangkal bahwa apabila dikeluarkan dari konteks BAB IV PERAN TASAWUF DALAM KEHIDUPAN MANUSIA MODERN A. Tasawuf dalam Pandangan Seyyed Hossein Nasr Menurut Nasr tasawuf yaitu bunga atau getah dari pohon Islam. Atau dapat pula dikatakan bahwa tasawuf

Lebih terperinci

MEMAHAMI AJARAN FANA, BAQA DAN ITTIHAD DALAM TASAWUF. Rahmawati

MEMAHAMI AJARAN FANA, BAQA DAN ITTIHAD DALAM TASAWUF. Rahmawati MEMAHAMI AJARAN FANA, BAQA DAN ITTIHAD DALAM TASAWUF Rahmawati Abstrak: Tulisan ini akan membahas sekelumit tentang konsep fana dan baqa, dari segi pengertian, tujuan dan kedudukannya. Juga dibahas sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak merupakan salah satu dari tiga kerangka dasar ajaran Islam yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah yang dihasilkan dari

Lebih terperinci

AKHLAK TASAWUF A. Pendahuluan

AKHLAK TASAWUF A. Pendahuluan AKHLAK TASAWUF Mata Kuliah Program Studi Program Kelas Ruang Hari Bobot : Akhlak Tasawuf : Ahwal Al Syakhshiyah : Strata 1 (S-1) : NR (Non Reguler) : K2-A2 : Jum at, 12.30-14.10 WIB : 2 sks A. Pendahuluan

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG AHLI WARIS BEDA AGAMA (Analisis terhadap Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 16K/AG/2010)

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG AHLI WARIS BEDA AGAMA (Analisis terhadap Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 16K/AG/2010) TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG AHLI WARIS BEDA AGAMA (Analisis terhadap Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 16K/AG/2010) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Quran 1430 H, Senin, 07 September 2009

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Quran 1430 H, Senin, 07 September 2009 Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Quran 1430 H, 07-9-09 Senin, 07 September 2009 Â SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Â PADA ACARA PERINGATAN NUZULUL QURAN 1430 H DI ISTANA BOGOR, JAWA BARAT,

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KONSEP MANUSIA MENURUT PANDANGAN PLATO DENGAN AJARAN ISLAM

BAB IV IMPLEMENTASI KONSEP MANUSIA MENURUT PANDANGAN PLATO DENGAN AJARAN ISLAM BAB IV IMPLEMENTASI KONSEP MANUSIA MENURUT PANDANGAN PLATO DENGAN AJARAN ISLAM Landasan berfikir, zaman, dan tempat yang berbeda secara tidak langsung akan menimbulkan perbedaan, walaupun dalam pembahasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merasakannya. Begitu pula bisa membaca Al-Qur an dengan fasih dan benar

BAB I PENDAHULUAN. merasakannya. Begitu pula bisa membaca Al-Qur an dengan fasih dan benar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hidup dibawah naungan Al-Qur an adalah suatu nikmat yang luar biasa yang tidak dapat diketahui oleh semua orang, kecuali orang yang bisa merasakannya. Begitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Kholiq, dkk. Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Tokoh Klasik dan Kontemporer, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1999, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Kholiq, dkk. Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Tokoh Klasik dan Kontemporer, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1999, hlm. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Modernisasi pendidikan Islam yang dilakukan dengan jalan mengadopsi sistem pendidikan Barat ternyata menimbulkan krisis dalam masyarakat Islam, yakni umat Islam

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan 1. Secara Umum Konsep pendidikan yang Islami menurut Mohammad Natsir menjelaskan bahwa asas pendidikan Islam adalah tauhid. Ajaran tauhid manifestasinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Walisongo Semarang tahun 2006, Semarang, h Tim Penyusun Buku Profil Fakultas Ushuluddin, Buku Profil Fakultas Ushuluddin IAIN

BAB I PENDAHULUAN. Walisongo Semarang tahun 2006, Semarang, h Tim Penyusun Buku Profil Fakultas Ushuluddin, Buku Profil Fakultas Ushuluddin IAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fakultas Ushuluddin merupakan salah satu fakultas yang berada dalam lingkup IAIN Walisongo Semarang. Di mata masyarakat urgensi fakultas Ushuluddin tidak kalah pentingnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Penelitian Terdahulu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Penelitian Terdahulu BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Penelitian Terdahulu Pembahasan masalah nilai etika dalam kaitannya dengan naskah ADK menjadi topik penting yang selalu dibicarakan, karena masalah ini menyangkut

Lebih terperinci

PENGANTAR REVOLUSI MENTAL-IDEOLOGI & BUDAYA PANCASILA WARISAN KEARIFAN PERENNIAL BHINEKA TUNGGAL IKA

PENGANTAR REVOLUSI MENTAL-IDEOLOGI & BUDAYA PANCASILA WARISAN KEARIFAN PERENNIAL BHINEKA TUNGGAL IKA i Ahmad Yanuana Samantho PENGANTAR REVOLUSI MENTAL-IDEOLOGI & BUDAYA PANCASILA WARISAN KEARIFAN PERENNIAL BHINEKA TUNGGAL IKA ii PENGANTAR REVOLUSI MENTAL-IDEOLOGI & BUDAYA PANCASILA WARISAN KEARIFAN BHINEKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di era modernisasi telah merambah ke seluruh. penjuru dunia. Hal ini membuat manusia terlena dengan kemegahan dan

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di era modernisasi telah merambah ke seluruh. penjuru dunia. Hal ini membuat manusia terlena dengan kemegahan dan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kehidupan manusia di era modernisasi telah merambah ke seluruh penjuru dunia. Hal ini membuat manusia terlena dengan kemegahan dan kemajuan yang ada. Mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti 1 A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan dan perubahan suatu bangsa. Pendidikan yang mampu memfasilitasi perubahan adalah pendidikan

Lebih terperinci

PEMIKIRAN M. ABDUL MANNAN TENTANG KEBIJAKAN FISKAL DALAM EKONOMI ISLAM

PEMIKIRAN M. ABDUL MANNAN TENTANG KEBIJAKAN FISKAL DALAM EKONOMI ISLAM PEMIKIRAN M. ABDUL MANNAN TENTANG KEBIJAKAN FISKAL DALAM EKONOMI ISLAM SKRIPSI Diajukan Untuk Salah Satu Syarat Guna Memenuhi Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam Ilmu Ekonomi Dan Bisnis Islam Jurusan

Lebih terperinci

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid c 1 Ramadan d 10 RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid Dan apabila hamba-hamba-ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan pedoman yang abadi untuk kemaslahatan umat manusia, merupakan benteng pertahanan syari at Islam yang utama serta landasan sentral bagi tegaknya

Lebih terperinci

AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan)

AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan) AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan) A. Latar Belakang Masalah Setiap agama bagi para pemeluknya merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari kondisi sosial kultural masyarakat. Pendidikan memiliki tugas

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari kondisi sosial kultural masyarakat. Pendidikan memiliki tugas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan memiliki peran yang penting dalam suatu negara yakni sebagai saran untuk menciptakan manusia yang unggul. Pendidikan tidak bisa terlepas dari kondisi

Lebih terperinci

Spiritualitas Islam Dalam Pandangan Muhammadiyah. Farah Meidita Firdaus

Spiritualitas Islam Dalam Pandangan Muhammadiyah. Farah Meidita Firdaus Spiritualitas Islam Dalam Pandangan Muhammadiyah Farah Meidita Firdaus 201410330311104 Pengertian Spiritual Secara etimologi kata sprit berasal dari kata Latin spiritus, yang diantaranya berarti roh, jiwa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penghasilan sebanyak-banyaknya dengan melakukan usaha sekecil-kecilnya. Para

BAB I PENDAHULUAN. penghasilan sebanyak-banyaknya dengan melakukan usaha sekecil-kecilnya. Para BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pemilihan Objek Persaingan dalam dunia perekonomian kini telah melanda berbagai penjuru dunia. Sebagian orang terjebak dalam egonya untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bagi umat muslim, shalat merupakan salah satu bentuk ibadah yang sangat fundamental dan esensial. Shalat merupakan sarana untuk berkomunikasi dengan Allah SWT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ajaran Islam sangat mementingkan pemeliharaan terhadap lima hal, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. ajaran Islam sangat mementingkan pemeliharaan terhadap lima hal, yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang suci, yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw, sebagai rahmat untuk semesta alam. Setiap makhluk hidup mempunyai hak untuk menikmati kehidupan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya pendidikan di negara itu. Pendidikan dalam pengertiannya yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya pendidikan di negara itu. Pendidikan dalam pengertiannya yaitu: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan ini. Pendidikan sama sekali tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan manusia, baik dalam keluarga,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selain Allah, itu adalah derajat yang tertinggi. 1. artinya tidak tertarik terhadap sesuatu dan meninggalkannya. Zahada fi aldunya,

BAB I PENDAHULUAN. selain Allah, itu adalah derajat yang tertinggi. 1. artinya tidak tertarik terhadap sesuatu dan meninggalkannya. Zahada fi aldunya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sesungguhnya zuhud dalam dunia itu adalah satu maqam yang mulia dari beberapa maqam orang-orang yang menempuh jalan ke akhirat. Zuhud yaitu ibarat berpalingnya

Lebih terperinci

Hakikat Manusia Menurut Islam

Hakikat Manusia Menurut Islam Hakikat Manusia Menurut Islam Manusia adalah salah satu makhluk ciptaan Allah SWt yang memiliki peranan penting dalam kehidupan di muka bumi. Manusia juga dipandang sebagai makhluk yang paling tinggi derajatnya

Lebih terperinci

2010), hlm. 57. Khayyal, Membangun keluarga Qur ani, (Jakarta : Amzah, 2005), hlm 3. 1 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,

2010), hlm. 57. Khayyal, Membangun keluarga Qur ani, (Jakarta : Amzah, 2005), hlm 3. 1 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga adalah merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam masyarakat, karena dalam keluargalah manusia dilahirkan, berkembang menjadi dewasa. Bentuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP TERAPI RUQYAH PADA PENDERITA GANGGUAN JIN

BAB IV ANALISIS TERHADAP TERAPI RUQYAH PADA PENDERITA GANGGUAN JIN BAB IV ANALISIS TERHADAP TERAPI RUQYAH PADA PENDERITA GANGGUAN JIN A. Efektifitas Terapi Ruqyah Gangguan Jin Terhadap Kesehatan Jiwa Jama ah Qolbun Salim Banyaknya penyakit yang dialami oleh manusia dengan

Lebih terperinci

ETIKA. Membangun Masyarakat Islam Modern. Informatika. Dr. Rais Hidayat.

ETIKA. Membangun Masyarakat Islam Modern. Informatika. Dr. Rais Hidayat. ETIKA Membangun Masyarakat Islam Modern Dr. Rais Hidayat Informatika www.mercubuana.ac.id Islam dan Demokrasi Memahami tradisi islam dalam demokrasi Menjelaskan pelaksanaan praktek demokrasi di madinah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama adalah unsur terpenting dalam pembangunan mental dan akhlak. Jika kita mempelajari pendidikan agama, maka akhlak merupakan sesuatu yang sangat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dewasa ini dan di masa datang sedang dan akan. mempengaruhi perkembangan sosial budaya masyarakat muslim Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dewasa ini dan di masa datang sedang dan akan. mempengaruhi perkembangan sosial budaya masyarakat muslim Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era globalisasi dewasa ini dan di masa datang sedang dan akan mempengaruhi perkembangan sosial budaya masyarakat muslim Indonesia umumnya, atau pendidikan

Lebih terperinci

Bimbingan Ruhani. Penanya:

Bimbingan Ruhani.  Penanya: Bimbingan Ruhani Hazrat Mirza Tahir Ahmad, Khalifah ke empat dari Jemaat Islam Ahmadiyah selalu memberikan kesempatan dari waktu ke waktu kepada semua orang dari segala bangsa, agama dan keyakinan untuk

Lebih terperinci

5. Kisah-kisah dan Sejarah 5.1 Nabi Adam AS.

5. Kisah-kisah dan Sejarah 5.1 Nabi Adam AS. 5.1.2 Penciptaan Manusia Allah berkehendak menciptakan Adam dan keturunannya untuk menghuni bumi dan memakmurkannya. Allah menyampaikan kabar kepada para Malaikat bahwa Dia akan menciptakan makhluk lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muda untuk memperoleh serta meningkatkan pengetahuannya. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. muda untuk memperoleh serta meningkatkan pengetahuannya. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Suatu lembaga pendidikan akan berhasil menyelenggarakan kegiatan jika ia dapat mengintegrasikan dirinya ke dalam kehidupan masyarakat yang bersangkutan. 1 Pada umumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra dalam keutuhan bentuknya menyentuh seluruh kehidupan. manusia. Karya sastra dalam bentuknya memuat berbagai aspek dimensi

BAB I PENDAHULUAN. Sastra dalam keutuhan bentuknya menyentuh seluruh kehidupan. manusia. Karya sastra dalam bentuknya memuat berbagai aspek dimensi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra dalam keutuhan bentuknya menyentuh seluruh kehidupan manusia. Karya sastra dalam bentuknya memuat berbagai aspek dimensi kehidupan manusia. Ia tidak

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. kesenian yang khas. Konsep akan yang indah (beauty) itu sendiri seiring waktu

BAB VI KESIMPULAN. kesenian yang khas. Konsep akan yang indah (beauty) itu sendiri seiring waktu BAB VI KESIMPULAN A. Simpulan Keindahan dalam beragam pemaknaannya melahirkan ekspresi-ekspresi kesenian yang khas. Konsep akan yang indah (beauty) itu sendiri seiring waktu bertransformasi secara ideal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses usaha manusia guna menimbulkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses usaha manusia guna menimbulkan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses usaha manusia guna menimbulkan dan mengembangkan potensi pembawaan sejak lahir menuju kearah pendewasaan pikiran dan sikap yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki kesempurnaan lebih dibandingkan dengan makhluk lainnya. Dalam al-quran, Allah berfirman:

Lebih terperinci

Sesungguhnya dengan dzikir tenteramlah segala qolbu. (Al-Ra du: 28). 2

Sesungguhnya dengan dzikir tenteramlah segala qolbu. (Al-Ra du: 28). 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bagi sebagian masyarakat Desa Morodemak mengalami krisis jiwa (mental) timbul sebagai akibat dari terhalangnya seseorang dari segala sesuatu yang diinginkannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama merupakan pendidikan yang memperbaiki sikap dan tingkah laku manusia untuk membina budi pekerti luhur seperti kebenaran keikhlasan, kejujuran, keadilan,

Lebih terperinci

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peran dan fungsi ganda, pertama peran dan fungsinya sebagai instrumen penyiapan generasi bangsa yang berkualitas, kedua, peran serta fungsi sebagai

Lebih terperinci

TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin

TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin A. Pendahuluan TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM --------------------------------------------------------------------- Oleh : Fahrudin Tujuan agama Islam diturunkan Allah kepada manusia melalui utusan-nya

Lebih terperinci

BAB III PEMIKIRAN SEYYED HOSSEIN NASR TENTANG TASAWUF DAN MODERNITAS. Seyyed Hossein Nasr dilahirkan di kota Teheran, Iran pada 7 April 1933

BAB III PEMIKIRAN SEYYED HOSSEIN NASR TENTANG TASAWUF DAN MODERNITAS. Seyyed Hossein Nasr dilahirkan di kota Teheran, Iran pada 7 April 1933 BAB III PEMIKIRAN SEYYED HOSSEIN NASR TENTANG TASAWUF DAN MODERNITAS A. Profil Seyyed Hossein Nasr 1. Biografi Seyyed Hossein Nasr Seyyed Hossein Nasr dilahirkan di kota Teheran, Iran pada 7 April 1933

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dianggap ada secara fisik, seluruh ruang dan waktu, dan segala bentuk materi

BAB I PENDAHULUAN. dianggap ada secara fisik, seluruh ruang dan waktu, dan segala bentuk materi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alam Semesta dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dianggap ada secara fisik, seluruh ruang dan waktu, dan segala bentuk materi serta energi. Istilah Semesta

Lebih terperinci

TEOLOGI SOSIAL : Telaah Pemikiran Hassan Hanafi

TEOLOGI SOSIAL : Telaah Pemikiran Hassan Hanafi TEOLOGI SOSIAL : Telaah Pemikiran Hassan Hanafi i ii TEOLOGI SOSIAL: Telaah Pemikiran Hassan Hanafi TEOLOGI SOSIAL : Telaah Pemikiran Hassan Hanafi iii iv TEOLOGI SOSIAL: Telaah Pemikiran Hassan Hanafi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2014), hlm Imam Musbikin, Mutiara Al-Qur an, (Yogyakarta: Jaya Star Nine,

BAB I PENDAHULUAN. 2014), hlm Imam Musbikin, Mutiara Al-Qur an, (Yogyakarta: Jaya Star Nine, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an adalah kalam Allah yang bersifat mu jizat, diturunkan kepada penutup para Nabi dan Rasul dengan perantaraan malaikat Jibril, diriwayatkan kepada kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sebagai usaha membina dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sebagai usaha membina dan mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia, baik menyangkut aspek ruhaniah dan jasmaniah. Tidak heran bila suatu kematangan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tentu Negara akan lemah dan hancur. Sikap dan tingkah laku. dan membentuk sikap, moral serta pribadi anak.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tentu Negara akan lemah dan hancur. Sikap dan tingkah laku. dan membentuk sikap, moral serta pribadi anak. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk mewujudkan pembangunan nasional di Negara Indonesia. Tanpa adanya pendidikan tentu Negara akan lemah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi telah membawa kehidupan manusia menjadi semakin universal pada setiap asepek, baik budaya, adat istiadat maupun kehidupan beragama.sehingga masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Zemool, (Solo: CV. Pustaka Mantiq, 1991), hlm. 64. Nasional. 1 Mahmud Ahmad Sayyed, Mendidik Generasi Qur any, Terj. S. A.

BAB I PENDAHULUAN. Zemool, (Solo: CV. Pustaka Mantiq, 1991), hlm. 64. Nasional. 1 Mahmud Ahmad Sayyed, Mendidik Generasi Qur any, Terj. S. A. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akhlak merupakan (dasar) utama dalam pembentukan pribadi manusia seutuhnya (Insan Kamil). 1 Manusia lahir tidak hanya dalam bentuk fisik saja tetapi juga berbekal ruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keilmuan modern telah berkembang sedemikian rupa di bawah hegemoni paham sekularisme. Akibat sangat lamanya paham ini mendominasi sejarah peradaban modern akibatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebaik-baik pakaian adalah pakaian takwa. (Q.S. Al- A raf/7: 26). 2

BAB I PENDAHULUAN. Sebaik-baik pakaian adalah pakaian takwa. (Q.S. Al- A raf/7: 26). 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama ibarat pakaian menyamakan agama dengan pakaian tentu tidak selalu tepat meskipun keduanya memiliki kemiripan. Orang bisa melakukannya dengan mudah saja ketika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam mempunyai pedoman ajaran yag sempurna dan rahmat bagi seluruh alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al- Qur an merupakan kitab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia yakni Al-Qur`an dan Hadits yang di dalamnya. Akhlak dalam Islam merupakan salah satu aspek yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia yakni Al-Qur`an dan Hadits yang di dalamnya. Akhlak dalam Islam merupakan salah satu aspek yang sangat penting. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang memberikan arti yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Islam memiliki dasar pokok yang menjadi pedoman bagi kehidupan manusia yakni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an,

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehadiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad saw diyakini dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin, yang mana dalam agama Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam hidupnya. Kebutuhan manusia menjadi penunjang keberlangsungan hidup manusia. Manusia dengan akal budinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tasawuf adalah salah satu dari 3 cabang ilmu yang wajib. diketahui oleh pemeluknya, yakni Tauhid, Fiqih dan Tasawuf.

BAB I PENDAHULUAN. Tasawuf adalah salah satu dari 3 cabang ilmu yang wajib. diketahui oleh pemeluknya, yakni Tauhid, Fiqih dan Tasawuf. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tasawuf adalah salah satu dari 3 cabang ilmu yang wajib diketahui oleh pemeluknya, yakni Tauhid, Fiqih dan Tasawuf. Tauhid adalah ilmu yang membahas hal-hal

Lebih terperinci

2016 NEO- SUFISME NURCHOLISH MADJID. (Menyegarkan Kembali Pemikiran dan Kehidupan Tasawuf) Muhamad Nur, M.S.I

2016 NEO- SUFISME NURCHOLISH MADJID. (Menyegarkan Kembali Pemikiran dan Kehidupan Tasawuf) Muhamad Nur, M.S.I 2016 NEO- SUFISME NURCHOLISH MADJID (Menyegarkan Kembali Pemikiran dan Kehidupan Tasawuf) Muhamad Nur, M.S.I PUSTAKA AMANAH Bekerja Sama dengan STIT Muh. Kendal Press 9/6/2016 MUHAMAD NUR, M.S.I NEO-SUFISME

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan zaman pada masa modern ini banyak sekali

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan zaman pada masa modern ini banyak sekali BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan zaman pada masa modern ini banyak sekali tontonan baik dimedia massa ataupun dalam kehidupan nyata yang telah menghancurkan tatanan kejiwaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prestasi akademik yang dicapai seseorang, akan tetapi harus di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. prestasi akademik yang dicapai seseorang, akan tetapi harus di imbangi dengan BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Kualitas sumber daya manusia yang berkarakter bukan hanya dilihat dari prestasi akademik yang dicapai seseorang, akan tetapi harus di imbangi dengan meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Abdurrachman Mas ud dkk, Paradigma Pendidikan Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2001, hal. 139.

BAB I PENDAHULUAN. Abdurrachman Mas ud dkk, Paradigma Pendidikan Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2001, hal. 139. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Islam merupakan suatu proses pengembangan potensi kreatif peserta didik untuk menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, berkepribadian muslim,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam penulisan skripsi ini digunakan beberapa macam metode untuk mengumpulkan informasi maupun data berkaitan erat dengan masalah peringatan maulid Nabi Muhammad Saw, kemudian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai Khalifah di muka bumi, diperintahkan untuk berlaku adil sebagimana

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai Khalifah di muka bumi, diperintahkan untuk berlaku adil sebagimana 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai Khalifah di muka bumi, diperintahkan untuk berlaku adil sebagimana Allah SWT telah berbuat adil kepada hambanya, pada saat manusia memaknai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan

BAB I PENDAHULUAN. religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Salah satu persoalan krusial sebagai dampak proses globalisasi yang terkait dengan kehidupan keagamaan adalah semakin menipisnya ruang religiusitas dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tulisan ditemukan sekalipun, berbicara tetap lebih banyak digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. tulisan ditemukan sekalipun, berbicara tetap lebih banyak digunakan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di antara karunia Tuhan yang paling besar bagi manusia ialah kemampuan berbicara. Kemampuan untuk mengungkapkan isi hatinya dengan bunyi yang dikeluarkan dari

Lebih terperinci

KAYA TAPI ZUHUD. Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. (Dosen PKn dan Hukum FIS UNY)

KAYA TAPI ZUHUD. Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. (Dosen PKn dan Hukum FIS UNY) KAYA TAPI ZUHUD Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. (Dosen PKn dan Hukum FIS UNY) Kaya sering dipahami sebagai melimpahnya harta yang dimiliki seseorang. Orang kaya adalah orang yang memiliki harta yang berlimpah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjalanan umat Islam dari periode Nabi Muhammad Saw. diutus sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan dan kemunduran yang dialami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, masyarakat Indonesia mengalami. perkembangan yang sangat cepat. Era ini memiliki potensi untuk ikut

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, masyarakat Indonesia mengalami. perkembangan yang sangat cepat. Era ini memiliki potensi untuk ikut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi ini, masyarakat Indonesia mengalami perkembangan yang sangat cepat. Era ini memiliki potensi untuk ikut mengubah hampir seluruh sistem kehidupan masyarakat.

Lebih terperinci

و إ نك ل ع ل ى خ ل ق ع ظ يم

و إ نك ل ع ل ى خ ل ق ع ظ يم 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Misi utama Rasulullah di utus ke dunia adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia dan sejarah mencatat bahwa faktor pendukung keberhasilan dakwah beliau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dan Aku (Allah ) tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-ku. (QS. Adz- Dzariyat: 56)

BAB I PENDAHULUAN. Dan Aku (Allah ) tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-ku. (QS. Adz- Dzariyat: 56) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, sebenarnya potensi agama sudah ada pada setiap manusia sejak ia dilahirkan. Potensi ini berupa dorongan untuk mengabdi kepada sang pencipta.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an Al-karim ialah kitab Allah dan wahyu-nya yang diturunkan

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an Al-karim ialah kitab Allah dan wahyu-nya yang diturunkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an Al-karim ialah kitab Allah dan wahyu-nya yang diturunkan kepada hambanya, penutup para nabi dan rasul, Muhammad SAW. Ia adalah jalan lurus dan ikatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amzah, 2007), hlm. 55. Pemikiran dan Kepribadian Muslim, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 150.

BAB I PENDAHULUAN. Amzah, 2007), hlm. 55. Pemikiran dan Kepribadian Muslim, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 150. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman dan teknologi yang sangat maju pesat banyak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yang dapat merusak keimanan. Ini terjadi disebabkan oleh akhlaq

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG A. Analisis tentang Upaya Guru PAI dalam Membina Moral Siswa SMP Negeri 1 Kandeman Batang Sekolah adalah lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan tercapai, karena dengan demikian peradaban dunia yang tinggi dan

BAB I PENDAHULUAN. akan tercapai, karena dengan demikian peradaban dunia yang tinggi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah bagian dari kehidupan manusia yang tidak dapat dianggap remeh. Pendidikan amat penting untuk kelangsungan hidup individu, kelompok, keluarga, bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW membawa agama yang suci. kehidupan, menjamin bagi manusia berkehidupan bersih lagi mulia, dan

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW membawa agama yang suci. kehidupan, menjamin bagi manusia berkehidupan bersih lagi mulia, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW membawa agama yang suci lagi penuh kelapangan, serta syariat yang lengkap dan meliputi segala aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bintang, hlm Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, cet-17; Jakarta, PT Bulan

BAB I PENDAHULUAN. Bintang, hlm Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, cet-17; Jakarta, PT Bulan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan berbagai fenomena pendidikan dewasa ini, sebagai akibat globalisasi yang kian merambah berbagai dimensi kehidupan, kehadiran Pendidikan Agama khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Andi Mappiare, Psikologi Remaja (Surabaya: Usaha Nasional 1982), h. 45

BAB I PENDAHULUAN. Andi Mappiare, Psikologi Remaja (Surabaya: Usaha Nasional 1982), h. 45 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah remaja sangatlah kompleks dari masalah-masalah yang kecil sampai permasalahan yang besar. Sebagaimana halnya dengan masyarakat secara umum remaja ada

Lebih terperinci

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid c 1 Ramadan d 5 RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir, (Q 12:87). Ibadat puasa sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga tampaklah keindahan yang tercipta di hamparan bumi ini. Namun Allah SWT menciptakan berbagai macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ghoirumahdloh (horizontal). Sebagaimana firman Allah swt berikut:

BAB I PENDAHULUAN. ghoirumahdloh (horizontal). Sebagaimana firman Allah swt berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam merupakan ajaran yang diberikan kepada manusia untuk dijadikan dasar dan pedoman hidup di dunia. Ajaran ini diturunkan untuk dilaksanakan di tengah-tengah kehidupan

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis dan dibahas tentang

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis dan dibahas tentang BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis dan dibahas tentang konsep ketuhanan Al Ghazali dalam Perspektif Filsafat Ketuhanan dan Relevansinya dengan Pembentukan Pribadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ia miliki, baik secara vertikal (hablumminallah) maupun secara horisontal

BAB I PENDAHULUAN. yang ia miliki, baik secara vertikal (hablumminallah) maupun secara horisontal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Substansi yang mendasar pada diri seseorang adalah akhlak terutama bagi seorang muslim. Tingkat keimanan seseorang dapat diukur dari akhlak yang ia miliki, baik secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bimbingan konseling adalah suatu hal yang sangat erat hubungannya dengan pendidikan. Pendidikan yang merupakan salah satu upaya yang dilakukan dalam rangka merubah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya istilah pendidikan atau paedagogie berarti

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya istilah pendidikan atau paedagogie berarti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari hidup dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari hidup dan kehidupan manusia. Pendidikan sebagai salah satu kebutuhan, fungsi sosial, pencerahan,

Lebih terperinci