BAB IV PERAN TASAWUF DALAM KEHIDUPAN MANUSIA MODERN. kenyataan yang tidak dapat disangkal bahwa apabila dikeluarkan dari konteks

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PERAN TASAWUF DALAM KEHIDUPAN MANUSIA MODERN. kenyataan yang tidak dapat disangkal bahwa apabila dikeluarkan dari konteks"

Transkripsi

1 BAB IV PERAN TASAWUF DALAM KEHIDUPAN MANUSIA MODERN A. Tasawuf dalam Pandangan Seyyed Hossein Nasr Menurut Nasr tasawuf yaitu bunga atau getah dari pohon Islam. Atau dapat pula dikatakan bahwa tasawuf adalah permata diatas mahkota tradisi Islam. Tetapi apapun perumpamaan yang diberikan terhadap taswuf tersebut, terdapat kenyataan yang tidak dapat disangkal bahwa apabila dikeluarkan dari konteks Islam maka sufisme tidak dapat dipahami dengan sepenuhnya dan metodemetodenya sudah tentu tidak dapat dipraktikkan dengan berhasil. Manusia tidak dapat bersifat adil kepada seluruh tradisi Islam beserta kemungkinn-kemungkinn spiritualnya yang sangat kaya dan mengesampingkan salah satu dimensinya tersebut. Jadi apabila berbicara mengenai sufisme maka sebenarnya berbicara mengenai aspek tradisi Islam yang paling dalam dan universal. 1 Tradisi Islam yang di maksud Nasr yaitu terma tradisi yang menyiratkan sesuatu yang sakral, seperti disampaikan manusia melalui wahyu maupun pengungkapan dan pengungkapan peran sakral itu di dalam sejarah kemanusiaan tertentu untuk mana ia maksudkan, dalam satu cara yang mengimplikasikan baik kesinambungan horizontal dengan sumber maupun mata-rantai vertikal yang menghubungkan setiap denyut kehidupan dan tradisi yang sedang diperbincangkan dengan Realitas Transenden meta historikal. Tradisi bisa berarti ad-din dalam pengertian yang seluas-luasnya, yang mencakup semua aspek agama hal Seyyed Hossein Nasr, Islam dan Nestapa Manusia Modern, (Bandung: Pustaka, 1983). 62

2 63 dan percabangannya, bisa pula disebut as-sunnah, yaitu apa yang didasarkan pada model-model sakral sudah menjadi tradisi sebagaimana kata ini umumya dipahami; bisa juga diartikan as-silsilah, yaitu rantai yang mengkaitkan setiap periode, episode atau tahap kehidupan dan pemikiran di dunia tradisional kepada sumber, seperti tampak demikian gamblang di dalam sufisme. 2 Karenanya, tradisi mirip sebuah pohon, akar-akarnya tertanam melalui wahyu di dalam sifat Ilahi dan darinya tumbuh batang dan cabang-cabang sepanjang zaman. Di jantung pohon tradisi itu berdiam agama, dan saripatinya terdiri dari barakah yang, karena bersumber dari wahyu, memungkinkan pohon tersebut terus hidup. Tradisi menyiratkan kebenaran yang kudus, yang langgeng, yang tetap, kebijaksanaan yang abadi, serta penerapan bersinambung prinsipprinsipnya yang langgeng terhadap berbagai situasi ruang dan waktu. 3 Sufisme merupakan tema terpenting dalam pemikiran Nasr, bahkan ia menjadi bagian integral dari wacana pemikirannya tentang masalah dunia modern. Sekurang-kurangnya dua aspek penting dalam pemikiran sufistiknya, yaitu teori Rim dan Axis serta kesatuan dan Insan Kamil. Pandangan Nasr tentang sufisme berangkat dari teori tentang Rim (periphery) dan Axis (centre) untuk membedakan dua kategori orientasi hidup manusia. Dua istilah pokok tersebut diartikan pusat dan lingkaran atau dalam bahasa al Qur an disebut yang batin, yang merupakan kualitas-kualitas dasar. 4 2 Seyyed Hossein Nasr, Islam Tradisi di Tengah Kancah Dunia Modern, (Bandung: Pustaka, 1994). hal. 4 3 Ibid. hal. 5 4 Seyyed Hossein Nasr, Islam dan Nestapa Manusia Modern, hal. 6

3 64 Pemberian kualitas-kualitas ini secara langsung berdasarkan ayat al Qur an Huwa al awwal wa al akhir wa al zahir wa al batin. Allah adalah realitas tertinggi, sekaligus Yang Zahir dan Yang Batin, pusat dan lingkaran. Lingkaran ini adalah syari at yang keseluruhannya membentuk masyarakat muslim. Setiap muslim yang mengakui Tuhan adalah sebuah titik dalam lingkaran itu. Hanya dengan berdiri dalam lingkaran, yaitu menerima syari ah, manusia dapat mencari jalan menuju pusat. Hanya dengan kehidupan spiritual yang disadari. 5 Di pusat terletak hakikat atau kebenaran, yang menjadi sumber thariqah dan syari ah. Syari ah dan thariqah diciptakan Tuhan yang menjadi kebenaran. Keduanya mencerminkan hakikat dengan cara yang berbeda. Menjalani syari at adalah hidup dalam mencerminkan hakekat, sebab lingkaran adalah refleksi pusat. Manusia suci menurut Nasr, memandang Allah sebagai Yang Batin dan Yang Zahir. Ia dapat menghubungkan fragmen-fragmen pengetahuan eksternal kepada pusat eksistensi, karena ia secara apriori menyadari adanya pusat eksistensi tersebut. Pandangan sufistik Nasr berkisar pada ajaran dasar kesatuan transenden Wujud dan Insan Kamil. Ajaran tentang kesatuan Wujud dan Insan Kamil telah membangun poros seluruh metafisika dari ajaran tasawuf Nasr. Dari keterangan diatas kita dapat dipahami bahwa definisi tasawuf yang diberikan Nasr yaitu: a. Tasawuf berbicara mengenai aspek tradisi Islam yang paling dalam. 5 Maftukhin, Filsafat Islam, (Yogyakarta: Teras, 2012). hal

4 65 b. Tasawuf (Nasr biasa menyebutnya tradisi Islam) tradisi yang menyiratkan sesuatu yang sakral. c. Menghubungkan dengan Realitas Transenden meta historikal. d. Bersumber dari wahyu. e. Tasawuf menyiratkan kebenaran yang kudus, yang langgeng, yang tetap, kebijaksanaan yang abadi, serta penerapan bersinambung prinsip-prinsipnya yang langgeng terhadap berbagai situasi ruang dan waktu. Melihat definisi tersebut nampak jelas ada perbedaan antara definisi tasawuf menurut para ahli dengan definisi tasawuf menurut Nasr. Sebagaimana diuraikan diatas, Nasr lebih menekankan pada aspek tradisi Islam yang paling dalam, yang bersembunyi di dalam agama. Dalam artian ini tasawuf menghubungkan manusia dengan realitas trasnsenden yang metahistoris, bersifat langgeng dan tidak terbatas ruang dan waktu. B. Tasawuf sebagai Solusi Permasalahan Manusia Modern Menurut Seyyed Hossein Nasr 1). Tasawuf Sebagai Pembebas bagi Kaum Tertindas Dari bab sebelumnya telah di bahas berbagai masalah yang dihadapi manusia modern, diantaranya yaitu manusia modern menjadi kaum yang tertindas. Maka dalam hal ini tasawuf mempunyai peran untuk membebaskan manusia modern dari berbagai penindasan yang dihadapinya. Untuk menghadapi persoalan

5 66 tersebut, salah satu konsep yang ada di dalam tasawuf dalam menghadapi permasalahan penindasan yaitu menggunakan konsep Insan Kamil. Insan kamil berasal dari bahasa Arab, yaitu dari dua kata Insan dan Kamil. Secara harfiah, Insan berarti manusia dan Kamil berarti yang sempurna. Dengan demikian Insan Kamil berarti manusia yang sempurna. Adapun secara istilah pengertian Insan Kamil yaitu manusia yang sempurna dari segi wujud dan pengetahuannya. Kesempurnaan dari segi wujudnya ialah karena dia merupakan manifestasi sempurna dari citra Tuhan secara utuh. Adapun kesempurnaan dari segi pengetahuannya ialah karena dia telah mencapai tingkat kesadaran tertinggi, yakni menyadari kesatuan esensinya dengan Tuhan, yang disebut ma,rifat. 6 Kesempurnaan Insan Kamil itu pada dasarnya disebabkan karena pada dirinya Tuhan ber-tajalli secara sempurna melalui hakikat Muhammad. Hakikat Muhammad merupakan wadah tajalli Tuhan yang sempurna. 7 Sementara al Jilli merumuskan Insan Kamil dengan merujuk pada diri Nabi Muhammad SAW sebagai contoh manusia ideal. Jati diri Muhammad yang demikian tidak semata-mata dipahami dalam pengertian Muhammad SAW sebagai utusan Tuhan, tetapi juga sebagai nur Ilahi yang menjadi pangkal dan proses kehidupan di jagad raya ini. Nur Ilahi kemudian dikenal sebagai Nur Muhammad oleh kalangan sufi, disamping terdapat dalam diri Muhammad juga dipancarkan oleh Allah SWT ke dalam diri Nabi Adam AS. Al Jilli dengan karya monumentalnya yang berjudul al-insan al-kamil fi ma rifah al-awakirwa al-awa li (manusia dalam konsep 6 Yunasril Ali, Manusia Citra Ilahi, (Jakarta: Paramadina, 1997). hal Asmaran, Pengantar Studi Tasawuf, (Jkarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002). hal. 354

6 67 sempurna pengetahuan tentang misteri yang pertama dan terakhir) mengawali pembicaraanya dengan mengidentifikasikan Insan Kamil dengan dua pengertian: a. Insan Kamil dalam pengertian konsep pengetahuan mengenai manusia yang sempurna. Dalam pengertian yang demikian, Insan Kamil terkait dengan pandangan mengenai sesuatu yang dianggap mutlak, yaitu Tuhan. Yang mutlak tersebut dianggap mempunyai sifat-sifat tertentu, yakni yang baik dan sempurna. Sifat sempurna inilah yang patut ditiru oleh manusia. Seseorang yang makin memiripkan diri pada sifat sempurna dari yang Mutlak tersebut, maka makin sempurnalah dirinya. b. Insan Kamil terkait dengan keyakinan bahwa yang memiliki sifat mutlak dan sempurna itu mencakup Asam sifat dan hakikat-nya. 8 Insan Kamil jika dilihat dari segi fisik biologisnya tidak berbeda dengan manusia lainnya. Namun dari segi mental spiritual ia memiliki kualitas yang jauh lebih tinggi dan sempurna dibanding manusia lain. Karena kualitas dan kesempurnaan itulah Tuhan menjadikan Insan Kamil khalifah-nya. Di sisi lain Insan Kamil dipandang sebagai orang yang mendapat pengetahuan esoterik yang dikenal dengan pemgetahuan rahasia ( ilm al-asrar). Jika seseorang telah dapat mengosongkan akal dan hatinya dari egoisme, keakuan, keangkuhan, dengan keikhlasan total dan kemudian berusaha keras, dengan menyiapkan diri menjadi murid memohon Allah mengajarkan kepadanya kebenaran, dan dengan aktif ia mengikuti akal dan hatinya merangkaikn berbagai realitas yang hafdir dalam berbagai dimensinya maka tuhan hadir membuka pintu kebenaran dan ia masuk 8 Yunasril Ali, Manusia Citra Ilahi, hal. 60

7 68 ke dalamnya, memasuki kebenaran itu, dan ketika keluar, maka ia mrnjadi dan menyatu dengan kebenaran yang telah dimasukinya. 9 Dengan demikian, jika manusia modern mau mengamalkan tasawuf dengan bebagai maqam yang harus dilaluinya untuk menuju tahap Insan Kamil, niscaya penindasan yang dialami manusia modern tidak akan terjadi lagi dan dapat dibebaskan. Karena manusia menyadari bahwa kesempurnaan dari segi wujudnya ialah merupakan manifestasi sempurna dari citra Tuhan. Sehingga manusia menganggap satu dengan yang lainnya merupakan makhluk Tuhan yang sama tanpa dibeda-bedakan maka harus hidup saling toleransi dan berdampingan. 2). Tasawuf sebagai Pembebas Manusia dari berbagai bentuk Aleniasi Persoalan alienasi adalah persoalan kejiwaan, manusia berperan sebagai penyebab sebagai munculnya alienasi dan sekaligus manusia sebagai korban akibat derasnya laju perubahan sosial yang digeret modernisasi dan globalisasi. Mengingat posisi sentral yang diperankan oleh manusia di jagat alam raya ini sebagai khalifah di muka bumi, maka keagungan manusia sebenarnya tidak bisa dipahami tanpa keterkaitan denga Tuhannya. Bila kerelaan Tuhan tidak lagi menjadi pusat orientasi manusia menjadikan kualitas motivasi kehidupan manusia menjadi rendah dan hina. Dalam hal ini tasawuf mempunyai peran dalam pembebasan aleniasi yang dialami manusia modern dengan menawarkan konsepya melalui ittihad dan hulul. hal Musa Asyari, Filsafat Islam Sunnah Nabi dalam Berfikir, (Yogyakarta: LESFI, 2002).

8 69 a. Itiihad Apabila seorang sufi telah berada dalam keadaan fana, maka pada saat itu ia telah dapat menyatu dengan Tuhan, sehingga wujudhiyahnya kekal atau baqa. Di dalam perubahan itu ia menemukan hakikat jati dirinya sebagai manusia yang berasl dari Tuhan. Itulah yang dimaksud dengan ittihad. 10 Fana adalah lenyapnya inderawi atau kebasyariahan, yakni sifat sebagai manusia biasa yang suka pada syahwat dan hawa nafsu. Orang yang telah diliputi hakikat ketuhanan, sehingga tiada lagi melihat dari alam nyata ini, maka ia dinyatakan telah fana dalam alam makhluk. Sebagai akibat dari fana adalah baqa. Secara harfiah berarti kekal, sedang yang dimaksud para sufi baqa adalah kekalnya sifat-sifat terpuji, dan sifat-sifat Tuhan dalam diri manusia. Karena lenyap sifat-sifat basyariah maka yang abadi adalah sifatsifat Ilahiyah. 11 Dengan demikian dapat diphami bahwa yang dimaksud fana adalah lenyapnya sifat-sifat basyariyah, akhlak tercela, kebodohan dan perbuatan maksiat dari diri manusia. Sedangkan baqa adalah kekalnya sifat-sifat ketuhanan, akhlak yang terouji, ilmu pengetahuan dan kebersihan diri dari dosa dan maksiat. Untuk mencapai baqa ini perlu dilakukan usaha-usaha seperti bertaubat, berdzikir, beribadah dan menghiasi diri dengan akhlak yang terpuji. 10 A. Rivay Siregar, Tasawuf: Dari Sufisme Klasik ke Neo-Sufisme, (Jakarta: RajaGrafindoPersada, 1999). hal Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: RajaGrafindoPersada, 1996). hal. 232

9 70 Tokoh pembawa ittihad adalah Abu Yazid al-busthami. Menurutnya manusia adalan pancaran Nur Ilahi, oleh karena itu manusia hilang kesadarannya (sebagai manusia) maka pada dasarnya ia telah menemukan asalmula yang sebenarnya. 12 Menururt Abu Yazid al-busthami tajrid fana at-tauhid, yaitu perpaduan dengan Tuhan tanpa adaperantara apapun. Situasi ittihad itu diperjelas oleh Abu Yazid dalam ungkapannya, Tuhan berkat: Semua mereka kecuali Engkau, adalah makhluk-ku. Aku pun berkata: Aku adalah Engkau, Engkau adalah Aku Secara harfiah, ungkapan Abu Yazid itu adalah pengakuan dirinya sebagai Tuhan atau sama dengan Tuhan. Akan tetapi sebenarnya bukan demikian maksudnya. Dengan ucapannya Aku adalah Engkau bukan ia maksudnya Abu Yazid pribadi. Dialog yang terjadi pada waktu itu pada hakikatnya adalah monolog. Kata-kata itu adalah sabda Tuhan yang disalurkanmelalui lidah Abu Yazid yang sedang dalam keadaan fana dan nafs. Pada saat bersatunya Abu Yazid dengan Tuhan ia berbicara atas nama Tuhan karena yang ada pada ketika itu hanya satu wujud yaitu Tuha, sehingga ucapan-ucapan itu pada hakikatnya adalah kata-kata Tuhan. 13 b. Hulul Secara terminologi kata hulul diartikan dengan paham bahwa Tuhan dapat menitis ke dalam makhluk atau benda. Di samping itu hulul hal Harun Nasution, Falsafah dan Mistisisme dalam Islam, (Jakarta: Bulan Bintang 1983). 13 A. Rivay Siregar, Tasawuf: Dari Sufisme Klasik ke Neo-Sufisme, hal. 154

10 71 berasal dari kata halla yang berarti menempati suatu tempat. Jadi secara garis besarnya adalah menempati suatu tempat. Secara harfiah hulul berarti Tuhan mengambil tempat dalam tubuh manusia tertentu, yaitu manusia yang telah dapat melenyapkan sifat-sifat kemanusiannya melalui fana. Dengan pengertian lain hulul merupakan paham yang mengatakan bahwa Tuhan memilih tubuh manusia tertentu untuk mengambil tempat di dalamnya setelah kemanusiaan yang ada dalam tubuh itu dilenyapkan. 14 Pemahaman hulul pada selanjutnya bermuara pada sifat-sifat dasar manusia. Menurut al-hallaj, manusia mempunyai sifat dasar yang ganda, yaitu sifat ketuhanan (lahut) dan sifat insaniyah (nasut). Dari ungkapan tersebut terlihat bahwa wujud manusia tetap ada dan sama sekali tidak hancur atau sirna. Dengan demikian nampaknya paham hulul ini bersifat figuratif, bukan riil karena berlangsung dalam kesadaran psikis dalam kondisi fana dalam iradat Allah. Bersatunya manusia dan Tuhan harus melalui proses bersyarat, dimana saat manusia berkeinginan bersatu dengan Tuhannya maka ia harus mampu melenyapkan sifat nasutnya, maka secara otomatis akan dibarengi dengan munculnya sifat lahut dan dalam keadaan seperti inilah terjadi pengalaman Hulul. 15 Berdasarkan uraian tersebut, maka hulul dapat dikatakan suatu tahap dimana manusia dan Tuhan bersatu secara rohaniah. Dalam hal ini 14 Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, hal Amin Syukur, Menggugat Tasawuf, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999). hal. 57

11 72 hulul pada hakikatnya adalah keberlanjutan dari ittihad. Tujuan dari hulul adalah mencapai persatuan secara batin. Dengan demikian jika manusia modern ingin terbebas dari aleniasi yang dialaminya, maka ittihad dan hulul yang merupakan salah satu konsep dari ajaran tasawuf merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi problem tersebut. Karena dengan ittihad dan hulul manusia akan berusaha menghilangkan sifat-sifat basyariyah, akhlak tercela, kebodohan dan perbuatan maksiat dari diri manusia. Sehingga muncul sifat-sifat ketuhanan, akhlak yang terpuji, ilmu pengetahuan dan kebersihan diri dari dosa dan maksiat. Dengan melakukan usaha-usaha seperti bertaubat, berdzikir, beribadah dan menghiasi diri dengan akhlak yang terpuji. Sehingga keterasingan pada diri manusia dapat teratasi dengan memliki pegangan iman yang kuat yang berasal dari Tuhan. Walaupun Tuhan masuk ke dalam tubuh manusia namun wujud manusia tetap ada dan sama sekali tidak hancur atau sirna. Karena paham hulul ini bersifat figuratif, bukan riil sebab berlangsung dalam kesadaran psikis dalam kondisi fana dalam iradat Allah. 3). Tasawuf sebagai Alternatif Manusia Modern dari jeratan Ketidakadilan Secara garis besar gambaran kehidupan masyarakat saat ini tengah mengalami berbagai pergeseran karena terus berpacu dan bekerja keras memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga agama kurang diperhatikan karena selalu berhubungan dengan dunia materialistis. Begitu pula dengan kehidupan sosialnya antar manusia, nyaris hanya dilakukan bila ada kepentingan bisnis atau mendatangkan benefit berupa keuntungan material.

12 73 Untuk mengatasi ketidakadilan yang dihadapi manusia modern maka yang perlu dilakukan manusia modern yaitu menempuh jalan tasawuf dengan konsepnya yaitu Insan Kamil. Seperti yang sudah dijelaskan pada point pertama bahwa Insan Kamil yaitu manusia yang sempurna dari segi wujud dan pengetahuannya. Kesempurnaan dari segi wujudnya ialah karena dia merupakan manifestasi sempurna dari citra Tuhan secara utuh. Adapun kesempurnaan dari segi pengetahuannya ialah karena dia telah mencapai tingkat kesadaran tertinggi. Apabila manusia modern menempuh jalan tasawuf dan mempraktikkan Insan Kamil maka manusia modern kan mempunyai kesadaran tiinggi dalam memperlakukan sesamanya, karena mengetahui bahwa manusia meruakan citra Ilahi dan harus diperlakukan sama denganyang lainnya, sehingga timbul sikap adil antar sesama manusia tanpa ada diskriminasi antara satu dengan yang lainnya.

MEMAHAMI AJARAN FANA, BAQA DAN ITTIHAD DALAM TASAWUF. Rahmawati

MEMAHAMI AJARAN FANA, BAQA DAN ITTIHAD DALAM TASAWUF. Rahmawati MEMAHAMI AJARAN FANA, BAQA DAN ITTIHAD DALAM TASAWUF Rahmawati Abstrak: Tulisan ini akan membahas sekelumit tentang konsep fana dan baqa, dari segi pengertian, tujuan dan kedudukannya. Juga dibahas sejarah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai perbandingan konsep pendidikan Islam menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya terhadap pendidikan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. kesenian yang khas. Konsep akan yang indah (beauty) itu sendiri seiring waktu

BAB VI KESIMPULAN. kesenian yang khas. Konsep akan yang indah (beauty) itu sendiri seiring waktu BAB VI KESIMPULAN A. Simpulan Keindahan dalam beragam pemaknaannya melahirkan ekspresi-ekspresi kesenian yang khas. Konsep akan yang indah (beauty) itu sendiri seiring waktu bertransformasi secara ideal

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Teosofi Islam dalam tataran yang sederhana sudah muncul sejak abad 9 M.

BAB V KESIMPULAN. Teosofi Islam dalam tataran yang sederhana sudah muncul sejak abad 9 M. BAB V KESIMPULAN Teosofi Islam dalam tataran yang sederhana sudah muncul sejak abad 9 M. Dasar-dasar teosofi tumbuh bersamaan dan bercampur dalam perkembangan teoriteori tasawuf; filsafat; dan --dalam

Lebih terperinci

BAB IV KETUHANAN SEYYED HOSSEIN NASR PERSPEKTIF FILSAFAT PERENIAL

BAB IV KETUHANAN SEYYED HOSSEIN NASR PERSPEKTIF FILSAFAT PERENIAL BAB IV KETUHANAN SEYYED HOSSEIN NASR PERSPEKTIF FILSAFAT PERENIAL A. Tradisi; Menghidupkan Kembali Prinsip Ilahi Dalam melihat pandangan ketuhanan Nasr dalam hubungannya dengan filsafat perennial, tidak

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. tesis ini yang berjudul: Konsep Berpikir Multidimensional Musa Asy arie. dan Implikasinya Dalam Pendidikan Islam, sebagai berikut:

BAB V PENUTUP. tesis ini yang berjudul: Konsep Berpikir Multidimensional Musa Asy arie. dan Implikasinya Dalam Pendidikan Islam, sebagai berikut: 254 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penulis menganggap bahwa, makna tidak selalu merujuk pada kesimpulan-kesimpulan yang dibuat. Namun demikian, kesimpulan menjadi sebuah prasyarat penting dari sebuah penulisan

Lebih terperinci

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi) Muhammad SAW adalah seorang nabi terakhir yang diutus ke bumi oleh Allah SWT. Sebagai seorang nabi dan rasul, nabi Muhamad SAW membawakan sebuah risalah kebenaran yaitu sebuah agama tauhid yang mengesakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amzah, 2007), hlm. 55. Pemikiran dan Kepribadian Muslim, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 150.

BAB I PENDAHULUAN. Amzah, 2007), hlm. 55. Pemikiran dan Kepribadian Muslim, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 150. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman dan teknologi yang sangat maju pesat banyak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yang dapat merusak keimanan. Ini terjadi disebabkan oleh akhlaq

Lebih terperinci

BAB IV. A. Perbedaan Konsep Insan Kamil Muhammad Nafis al-banjari dan Abdus Shamad al-falimbânî

BAB IV. A. Perbedaan Konsep Insan Kamil Muhammad Nafis al-banjari dan Abdus Shamad al-falimbânî BAB IV PERBEDAAN DAN PERSAMAAN KONSEP INSAN KAMIL MUHAMMAD NAFIS AL-BANJARI DAN ABDUS SHAMAD AL-FALIMBÂNÎ DALAM KITAB AD-DURR AN-NAFIS DAN SIYAR AS-SÂLIKÎN A. Perbedaan Konsep Insan Kamil Muhammad Nafis

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan 1. Secara Umum Konsep pendidikan yang Islami menurut Mohammad Natsir menjelaskan bahwa asas pendidikan Islam adalah tauhid. Ajaran tauhid manifestasinya

Lebih terperinci

Filsafat Islam قولية كونية. Wahyu. Para Rasul. Alam. Akal Manusia. Problem Filsafat Islam tentang tuhan: Bentuk Aktifitas Manusia. Aktivitas Kehidupan

Filsafat Islam قولية كونية. Wahyu. Para Rasul. Alam. Akal Manusia. Problem Filsafat Islam tentang tuhan: Bentuk Aktifitas Manusia. Aktivitas Kehidupan Problem Filsafat Islam tentang tuhan: Bentuk Aktifitas Manusia هللا Wahyu كونية قولية Para Rasul Alam Akal Manusia Aktivitas Kehidupan 1 pg. Filsafat Islam Problem Tuhan berpisah dengan alam Tuhan bersatu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN IMAM AL- GHAZALI DAN SYED MUHAMMAD NAQUIB AL ATTAS

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN IMAM AL- GHAZALI DAN SYED MUHAMMAD NAQUIB AL ATTAS BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN IMAM AL- GHAZALI DAN SYED MUHAMMAD NAQUIB AL ATTAS A. Persamaan pemikiran Imam Al Ghazali dan Syed Muhammad Naquib Al Attas. Pendidikan akhlak merupakan pendidikan yang menekankan

Lebih terperinci

إحياء العربية : السنة الثالثة العدد 1 يناير -

إحياء العربية : السنة الثالثة العدد 1 يناير - HUBUNGAN TASAWUF DENGAN ILMU JIWA AGAMA Apriliana Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Hikmah Medan Abstrak Penelitian hubungan tasauf dengan ilmu jiwa agama merupakan penelitian yang bertujuan untuk:

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA AJARAN AWATARA DALAM AGAMA HINDU DAN TASHAWUF ISLAM

BAB IV ANALISA DATA PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA AJARAN AWATARA DALAM AGAMA HINDU DAN TASHAWUF ISLAM BAB IV ANALISA DATA PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA AJARAN AWATARA DALAM AGAMA HINDU DAN TASHAWUF ISLAM A. Konsep Ketuhanan Ajaran Awatara dalam Agama Hindu Konsepsi Ajaran Awatara dalam Agama Hindu mengatakan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; Eksistensi spiritualitas guru dalam

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; Eksistensi spiritualitas guru dalam 204 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; Eksistensi spiritualitas guru dalam perspektif pendidikan Islam adalah aktualisasi

Lebih terperinci

Spiritualitas Islam Dalam Pandangan Muhammadiyah. Farah Meidita Firdaus

Spiritualitas Islam Dalam Pandangan Muhammadiyah. Farah Meidita Firdaus Spiritualitas Islam Dalam Pandangan Muhammadiyah Farah Meidita Firdaus 201410330311104 Pengertian Spiritual Secara etimologi kata sprit berasal dari kata Latin spiritus, yang diantaranya berarti roh, jiwa,

Lebih terperinci

Sucikan Diri Benahi Hati

Sucikan Diri Benahi Hati Sucikan Diri Benahi Hati Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????...????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM

IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, berkah, dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul IPTEK

Lebih terperinci

ILMU PERTANDA Oleh Nurcholish Madjid

ILMU PERTANDA Oleh Nurcholish Madjid c Demokrasi Lewat Bacaan d ILMU PERTANDA Oleh Nurcholish Madjid Dalam zaman azali, Allah menyatakan Adam scbagai khalifah-nya di bumi. Hal itu diprotes oleh para malaikat yang selalu bertasbih dengan memanjatkan

Lebih terperinci

Rahasia Alkitab. "Dapatkah engkau menemukan Allah"

Rahasia Alkitab. Dapatkah engkau menemukan Allah Rahasia Alkitab "Dapatkah engkau menemukan Allah" Pengetahuan Tentang ALLAH adalah Rahasia Tidak ada pikiran fana yang dapat memahami sepenuhnya akan tabiat atau hasil karya Yang Maha Kekal. Dengan mencari

Lebih terperinci

MAKALAH MANUSIA DAN KEMATIAN. (Ilmu Budaya Dasar)

MAKALAH MANUSIA DAN KEMATIAN. (Ilmu Budaya Dasar) MAKALAH MANUSIA DAN KEMATIAN Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas semester 1 mata kuliah IBD (Ilmu Budaya Dasar) Disusun oleh: Cici Chintia Sidiq Suprayogi M. Fauzan R SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PERSATUAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB RI AYATUL HIMMAH KARYA KH. AHMAD RIFA I

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB RI AYATUL HIMMAH KARYA KH. AHMAD RIFA I 64 BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB RI AYATUL HIMMAH KARYA KH. AHMAD RIFA I A. Akhlak Terhadap Allah SWT 1. Zuhud Secara umum zuhud dapat diartikan sebagai suatu sikap melepaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi telah membawa kehidupan manusia menjadi semakin universal pada setiap asepek, baik budaya, adat istiadat maupun kehidupan beragama.sehingga masyarakat

Lebih terperinci

Pensyarah: Ustazah Nek Mah Bte Batri Master in Islamic Studies Calon PhD- Fiqh Sains & Teknologi Calon PhD -Pendidikan Agama Islam

Pensyarah: Ustazah Nek Mah Bte Batri Master in Islamic Studies Calon PhD- Fiqh Sains & Teknologi Calon PhD -Pendidikan Agama Islam DIPLOMA PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING WPK 413 Psikologi Pembangunan Islam Membahas tentang manusia kerangka konsep yang benar-benar dibangun dengan semangat Islam dan bersandarkan pada sumber al-qur an

Lebih terperinci

Bulan Penuh Rahmat itu Telah Meninggalkan Kita. Written by Mudjia Rahardjo Friday, 15 November :41 -

Bulan Penuh Rahmat itu Telah Meninggalkan Kita. Written by Mudjia Rahardjo Friday, 15 November :41 - Sebuah bulan yang didambakan kehadirannya oleh setiap muslim, yakni bulan Ramadan 1432 H, telah meninggalkan kita dan insya Allah kikta akan bertemu lagi 11 bulan yang akan datang jika Allah memberi kita

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Pemikiran Abah Anom dalam kitab Miftahus Shudur merupakan ajaran dan

BAB V PENUTUP. 1. Pemikiran Abah Anom dalam kitab Miftahus Shudur merupakan ajaran dan 102 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian pembahasan bab-bab sebelumnya, maka kesimpulan dari Skripsi ini adalah: 1. Pemikiran Abah Anom dalam kitab Miftahus Shudur merupakan ajaran dan amalan yang diajarkan

Lebih terperinci

KONSEP INSAN KAMIL MENURUT AL-JILI Oleh Drs. H. Aceng Kosasih, M. Ag

KONSEP INSAN KAMIL MENURUT AL-JILI Oleh Drs. H. Aceng Kosasih, M. Ag PENDAHULUAN KONSEP INSAN KAMIL MENURUT AL-JILI Oleh Drs. H. Aceng Kosasih, M. Ag Tasawwuf atau sufisme sebagaimana halnya dengan mistisme diluar agama Islam, mempunyai tujuan memperoleh hubungan langsung

Lebih terperinci

ISLAM DAN MITOLOGI Oleh Nurcholish Madjid

ISLAM DAN MITOLOGI Oleh Nurcholish Madjid c Demokrasi Lewat Bacaan d ISLAM DAN MITOLOGI Oleh Nurcholish Madjid Mereka yang tidak menerima ajaran Nabi Muhammad saw, barangkali memandang ajaran Islam itu, sebagian atau seluruhnya, tidak lebih daripada

Lebih terperinci

SEJARAH TASAWUF DENGAN PENDEKATAN ARKEOLOGI

SEJARAH TASAWUF DENGAN PENDEKATAN ARKEOLOGI Masykur Arif, Sejarah Tasawuf dengan Pendekatan Arkeologi 353-359 SEJARAH TASAWUF DENGAN PENDEKATAN ARKEOLOGI Masykur Arif Institut Ilmu Keislaman Annuqayah masykurarif15@gmail.com Judul Buku : Arkeologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anwar Sutoyo, Bimbingan dan Konseling Islami (Teori dan Praktik), Pustaka Pelajar, Yogjakarta, 2013, hal

BAB I PENDAHULUAN. Anwar Sutoyo, Bimbingan dan Konseling Islami (Teori dan Praktik), Pustaka Pelajar, Yogjakarta, 2013, hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Manusia dalam menjalani kehidupan pasti akan dihadapkan dengan cobaan untuk mengetahui sebagaimana usaha lahir dan batin seseorang ketika dihadapkan pada ujian,

Lebih terperinci

Irfan Teori. Kata kunci ; irfan, wujud, wahdatul wujud, zat, Al-Haq, ta ayyun awwal, ta ayyun tsani, tajalli, insan kamil.

Irfan Teori. Kata kunci ; irfan, wujud, wahdatul wujud, zat, Al-Haq, ta ayyun awwal, ta ayyun tsani, tajalli, insan kamil. Irfan Teori Abstrak Makalah ini bermaksud untuk menjelaskan pembahasan irfan secara global dan diperuntukkan bagi mereka yang sama sekali tidak pernah bersentuhan dengan pembahasan irfan sebelumnya. Dalam

Lebih terperinci

Hakikat Manusia Menurut Islam

Hakikat Manusia Menurut Islam Hakikat Manusia Menurut Islam Manusia adalah salah satu makhluk ciptaan Allah SWt yang memiliki peranan penting dalam kehidupan di muka bumi. Manusia juga dipandang sebagai makhluk yang paling tinggi derajatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan tujuannya di dunia ini. Manusia seharusnya mengingat tujuan hidup di dunia

BAB I PENDAHULUAN. dan tujuannya di dunia ini. Manusia seharusnya mengingat tujuan hidup di dunia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hidup manusia mempunyai tugas dan tujuan yang harus dijalankan sebaikbaiknya, namun kenyataan yang terjadi banyaknya manusia yang melalaikan tugas dan tujuannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjalanan umat Islam dari periode Nabi Muhammad Saw. diutus sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan dan kemunduran yang dialami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam mempunyai pedoman ajaran yag sempurna dan rahmat bagi seluruh alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al- Qur an merupakan kitab

Lebih terperinci

BAB I KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM. Tujuan bab : Setelah membaca bab ini anda diharapkan dapat menjelaskan konsep ketuhanan dalam Islam

BAB I KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM. Tujuan bab : Setelah membaca bab ini anda diharapkan dapat menjelaskan konsep ketuhanan dalam Islam BAB I KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM Tujuan bab : Setelah membaca bab ini anda diharapkan dapat menjelaskan konsep ketuhanan dalam Islam Sasaran bab : Anda dapat: 1. Menjelaskan falsafah ketuhanan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling memerlukan adanya bantuan dari orang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Manusia dituntut untuk saling

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. skripsi ini, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : a. Dalam kajian mengenai penciptaan alam dalam pandangan al-qur an,

BAB V PENUTUP. skripsi ini, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : a. Dalam kajian mengenai penciptaan alam dalam pandangan al-qur an, 66 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian poko-pokok permasalahan yang telah dibahas dalam skripsi ini, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : a. Dalam kajian mengenai penciptaan alam dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki kesempurnaan lebih dibandingkan dengan makhluk lainnya. Dalam al-quran, Allah berfirman:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ditunjuk sebagai hamba dan khalifah-nya di muka bumi ini. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. yang ditunjuk sebagai hamba dan khalifah-nya di muka bumi ini. Manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara teologis, manusia adalah makhluk Allah. Ia adalah ciptaan-nya yang ditunjuk sebagai hamba dan khalifah-nya di muka bumi ini. Manusia diciptakan oleh Allah

Lebih terperinci

TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin

TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin A. Pendahuluan TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM --------------------------------------------------------------------- Oleh : Fahrudin Tujuan agama Islam diturunkan Allah kepada manusia melalui utusan-nya

Lebih terperinci

Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan

Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan c Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan d Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan Oleh Tarmidzi Taher Tema Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan di Indonesia yang diberikan kepada saya

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KISAH-KISAH DALAM AL-QUR AN. Quraish Shihab berpendapat bahwa al-qur an secara harfiyah berarti bacaan

BAB II GAMBARAN UMUM KISAH-KISAH DALAM AL-QUR AN. Quraish Shihab berpendapat bahwa al-qur an secara harfiyah berarti bacaan BAB II GAMBARAN UMUM KISAH-KISAH DALAM AL-QUR AN Al-Qur an merupakan sumber hukum paling utama bagi umat Islam, M. Quraish Shihab berpendapat bahwa al-qur an secara harfiyah berarti bacaan sempurna. Kata

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam Modul ke: Akhlaq Pribadi Islami Fakultas PSIKOLOGI Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Dian Febrianingsih, M.S.I Abstraksi Akhlak memiliki pengertian yang sangat luas. Standar

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. permasalahan yang dibahas. Dalam kesimpulan ini peneliti akan memaparkan

BAB V KESIMPULAN. permasalahan yang dibahas. Dalam kesimpulan ini peneliti akan memaparkan 123 BAB V KESIMPULAN Bab ini merupakan kesimpulan terhadap semua hasil penelitian yang telah diperoleh setelah melakukan pengkajian, sekaligus memberikan analisis terhadap permasalahan yang dibahas. Dalam

Lebih terperinci

Hakikat Ilmu Filsafat dalam Konteks Pendidikan Filsafat dan Metafisika

Hakikat Ilmu Filsafat dalam Konteks Pendidikan Filsafat dan Metafisika Hakikat Ilmu Filsafat dalam Konteks Pendidikan Filsafat dan Metafisika (menuju Filsafat Spiritual) Oleh Marsigit Surau Saiful Amin Yogyakarta HERMENEUTICS OF LIFE SILATURAKHIM T S U N A M I Mount of M

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. A. Perbedaan Ajaran Shalahuddin al-ayubi Dengan Ajaran Bahauddin. Secara mendasar setiap tarekat pasti memiliki perbedaan dengan yang

BAB IV ANALISIS. A. Perbedaan Ajaran Shalahuddin al-ayubi Dengan Ajaran Bahauddin. Secara mendasar setiap tarekat pasti memiliki perbedaan dengan yang BAB IV ANALISIS A. Perbedaan Ajaran Shalahuddin al-ayubi Dengan Ajaran Bahauddin Naqsyabandi. Secara mendasar setiap tarekat pasti memiliki perbedaan dengan yang lainnya. Meskipun tarekat yang sama, belum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tasawuf adalah salah satu dari 3 cabang ilmu yang wajib. diketahui oleh pemeluknya, yakni Tauhid, Fiqih dan Tasawuf.

BAB I PENDAHULUAN. Tasawuf adalah salah satu dari 3 cabang ilmu yang wajib. diketahui oleh pemeluknya, yakni Tauhid, Fiqih dan Tasawuf. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tasawuf adalah salah satu dari 3 cabang ilmu yang wajib diketahui oleh pemeluknya, yakni Tauhid, Fiqih dan Tasawuf. Tauhid adalah ilmu yang membahas hal-hal

Lebih terperinci

Bab 4 PEMAHAMAN SUFIYAH. Kandungan THARIQ

Bab 4 PEMAHAMAN SUFIYAH. Kandungan THARIQ 116 Mengenal Tasawuf dan Tarekat Bab 4 PEMAHAMAN SUFIYAH THARIQ Menurut bahasa: berarti jalan (sabil), sedangkan tarekat (thariqah) adalah jalan dan keadaan. Bentuk jamaknya: thariq-thuruq, thariqah-thara-iq.

Lebih terperinci

UNIVERSITI KEBANGSAAN MALAYSIA FAKULTI PENGAJIAN ISLAM

UNIVERSITI KEBANGSAAN MALAYSIA FAKULTI PENGAJIAN ISLAM UNIVERSITI KEBANGSAAN MALAYSIA FAKULTI PENGAJIAN ISLAM HHHC9401 KEMAHIRAN NILAI, SIKAP, ETIKA DAN PROFESIONALISME SET 14 KONSEP ETIKA DAN MORAL DISEDIAKAN OLEH: FATIMAH BINTI HUSSIN A 144901 DISEDIAKAN

Lebih terperinci

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid c 1 Ramadan d 16 RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu orang-orang

Lebih terperinci

TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA)

TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA) TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA) KAJIAN DALIL (AL-Qur an & Hadits) 30. ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Adapun kesimpulan tersebut terdapat dalam poin-poin berikut:

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Adapun kesimpulan tersebut terdapat dalam poin-poin berikut: BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Uraian akhir dari analisa atas pemikiran Frithjof Schuon tentang makna agama dalam perspektif Filsafat Agama adalah bagian kesimpulan, yang merupakan rangkuman jawaban atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sisi eksistensi, namun keduanya memiliki kaitan yang sangat erat.

BAB I PENDAHULUAN. sisi eksistensi, namun keduanya memiliki kaitan yang sangat erat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, manusia memiliki dua dimensi utama yang terdiri dari dimensi material dan non-material. Meski kedua dimensi tadi berbeda dari sisi eksistensi,

Lebih terperinci

UNIVERSITI TEKNOLOGI MALAYSIA STATUS DAN TANGGUNGJAWAB MANUSIA

UNIVERSITI TEKNOLOGI MALAYSIA STATUS DAN TANGGUNGJAWAB MANUSIA UNIVERSITI TEKNOLOGI MALAYSIA STATUS DAN TANGGUNGJAWAB MANUSIA OBJEKTIF Membincangkan peranan manusia dan faktor kemuliaannya. Menjelaskan matlamat penciptaan manusia. Membincangkan etika dan nilai manusia

Lebih terperinci

KONSEP IMAN PERSPEKTIF MURJI AH DAN MU TAZILAH (STUDI KOMPARATIF)

KONSEP IMAN PERSPEKTIF MURJI AH DAN MU TAZILAH (STUDI KOMPARATIF) KONSEP IMAN PERSPEKTIF MURJI AH DAN MU TAZILAH (STUDI KOMPARATIF) A. Latar Belakang Setiap orang yang ingin menyelami seluk beluk agamanya secara mendalam, terperinci, perlu mempelajari teologi yang terdapat

Lebih terperinci

Kebebasan Ruhani Oleh Nurcholish Madjid

Kebebasan Ruhani Oleh Nurcholish Madjid c Prestasi, bukan Prestise d Kebebasan Ruhani Oleh Nurcholish Madjid Pembicaraan tentang kebebasan ruhani bersangkutan dengan usahausaha penuh kesungguhan atau mujāhadah manusia melepaskan diri dari kungkungan

Lebih terperinci

Awal keesaan Allah (Tavhid). "Tidak ada Tuhan" (La ildha) adalah negasi (Nafy)

Awal keesaan Allah (Tavhid). Tidak ada Tuhan (La ildha) adalah negasi (Nafy) BAB I PENDAHULIJAN 1.1 Latar Belakang. Bismillahirrahmanirrahim La ildha HidAllah "Tiada Tuhan Selain Allah" "Tiada Tuhan Selain Allah" Kata-kata yang merupakan bagian kesaksian pertama dan kesaksian Keimanan

Lebih terperinci

AKHLAK DAN TASAWUF. Presented By : Saepul Anwar, M.Ag.

AKHLAK DAN TASAWUF. Presented By : Saepul Anwar, M.Ag. AKHLAK DAN TASAWUF Presented By : Saepul Anwar, M.Ag. Pengertian Tasawuf Etimologis : tashawwafa (akar katanya shuf = bulu domba) artinya memakai pakaian bulu domba (simbol kesederhanaan saat itu). Terminologis

Lebih terperinci

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid c 1 Ramadan d 5 RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir, (Q 12:87). Ibadat puasa sebagaimana

Lebih terperinci

Menerangkan kepentingan akhlak dalam kehidupan. Menerangkan ciri-ciri akhlak Islam. Menjelaskan perbezaan antara akhlak, moral dan etika

Menerangkan kepentingan akhlak dalam kehidupan. Menerangkan ciri-ciri akhlak Islam. Menjelaskan perbezaan antara akhlak, moral dan etika BAB 2 : PERBEZAAN ANTARA AKHLAK, MORAL DAN ETIKA HASIL PEMBELAJARAN Menerangkan kepentingan akhlak dalam kehidupan Menerangkan ciri-ciri akhlak Islam Menjelaskan perbezaan antara akhlak, moral dan etika

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT ABDUL MALIK FADJAR. A. Analisis Pendidikan Islam Menurut Abdul Malik Fadjar

BAB IV ANALISA PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT ABDUL MALIK FADJAR. A. Analisis Pendidikan Islam Menurut Abdul Malik Fadjar 87 BAB IV ANALISA PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT ABDUL MALIK FADJAR A. Analisis Pendidikan Islam Menurut Abdul Malik Fadjar Abdul Malik Fadjar mengibaratkan Hubungan Islam dan pendidikan seperti dua

Lebih terperinci

AKHLAK TASAWUF A. Pendahuluan

AKHLAK TASAWUF A. Pendahuluan AKHLAK TASAWUF Mata Kuliah Program Studi Program Kelas Ruang Hari Bobot : Akhlak Tasawuf : Ahwal Al Syakhshiyah : Strata 1 (S-1) : NR (Non Reguler) : K2-A2 : Jum at, 12.30-14.10 WIB : 2 sks A. Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Rekonstruksi teologi antroposentris Hassan Hanafi merupakan

BAB V PENUTUP. 1. Rekonstruksi teologi antroposentris Hassan Hanafi merupakan 344 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan tiga rumusan masalah yang ada dalam penelitian tesis berjudul Konstruksi Eksistensialisme Manusia Independen dalam Teologi Antroposentris Hassan Hanafi, maka

Lebih terperinci

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM DALAM PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG BERKUALITAS. Nuryani, M. IAIN Palopo

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM DALAM PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG BERKUALITAS. Nuryani, M. IAIN Palopo FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM DALAM PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG BERKUALITAS Nuryani, M. IAIN Palopo Abstrak: Filsafat merupakan sebuah sistem komprehensif dari ide-ide mengenai keadaan yang murni

Lebih terperinci

Puisi Sufi: Fana Hulul, Ka bah Qolbu, Makrifat

Puisi Sufi: Fana Hulul, Ka bah Qolbu, Makrifat Puisi Sufi: Fana Hulul, Ka bah Qolbu, Makrifat Fana dan Hulul {Walijo dot Com} Abu al-mughits al- Husain bin Manshur bin Muhammad al Baidhawi Al-Hallaj Duh, penganugerah bagi si pemegang karunia Terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anwar Hafid Dkk, Konsep Dasar Ilmu Pendidikan, Alfabeta, Bandung, 2013, hlm

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anwar Hafid Dkk, Konsep Dasar Ilmu Pendidikan, Alfabeta, Bandung, 2013, hlm BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia yang berfikir bagaimana menjalani kehidupan di dunia ini dalam rangka mempertahankan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. Pada dasarnya Keraton Yogyakarta dibangun berdasarkan. kosmologi Jawa, yang meletakkan keseimbangan dan keselarasan

BAB VI KESIMPULAN. Pada dasarnya Keraton Yogyakarta dibangun berdasarkan. kosmologi Jawa, yang meletakkan keseimbangan dan keselarasan 533 BAB VI KESIMPULAN A. Kesimpulan Pada dasarnya Keraton Yogyakarta dibangun berdasarkan kosmologi Jawa, yang meletakkan keseimbangan dan keselarasan sebagai landasan relasi manusia-tuhan-alam semesta.

Lebih terperinci

PROPORSI HUBUNGAN ANTARA KEILMUAN DAN KEAGAMAAN

PROPORSI HUBUNGAN ANTARA KEILMUAN DAN KEAGAMAAN PROPORSI HUBUNGAN ANTARA KEILMUAN DAN KEAGAMAAN Oleh Nurcholish Madjid Barangkali sudah menjadi kesepakatan semua orang bahwa setiap agama, termasuk dengan sendirinya agama Islam, berakar tunjang pada

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan pemaparan penelitian yang berjudul PENDIDIKAN. ISLAM INTEGRATIF (Konsep Keilmuan Universitas Islam Negeri Sunan

BAB V PENUTUP. Berdasarkan pemaparan penelitian yang berjudul PENDIDIKAN. ISLAM INTEGRATIF (Konsep Keilmuan Universitas Islam Negeri Sunan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pemaparan penelitian yang berjudul PENDIDIKAN ISLAM INTEGRATIF (Konsep Keilmuan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta dan Universitas Islam Negeri Sunan

Lebih terperinci

BAB IV MENURUT ISLAM" DALAM PERSPEKTIF DAKWAH. 1987: 24) bahwa Nabi Muhammad Saw adalah contoh yang luhur tentang

BAB IV MENURUT ISLAM DALAM PERSPEKTIF DAKWAH. 1987: 24) bahwa Nabi Muhammad Saw adalah contoh yang luhur tentang BAB IV ANALISIS INSÂN KAMÎL DALAM BUKU "KONSEPSI MANUSIA MENURUT ISLAM" DALAM PERSPEKTIF DAKWAH 4.1 Konsep Insân kamîl dalam Buku "Konsepsi Manusia Menurut Islam" Dalam buku "Konsepsi Manusia Menurut Islam"

Lebih terperinci

DPIK A Pengantar Psikologi & Pengantar Bimbingan dan Kaunseling Islam

DPIK A Pengantar Psikologi & Pengantar Bimbingan dan Kaunseling Islam SIJIL PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING DPIK A Pengantar Psikologi & Pengantar Bimbingan dan Kaunseling Islam Pensyarah: Ustazah Nek Mah Bte Batri Master in Islamic Studies Calon PhD- Fiqh Sains & Teknologi

Lebih terperinci

Gagasan tentang Tuhan yang dibentuk oleh sekelompok manusia pada satu generasi bisa saja menjadi tidak bermakna bagi generasi lain.

Gagasan tentang Tuhan yang dibentuk oleh sekelompok manusia pada satu generasi bisa saja menjadi tidak bermakna bagi generasi lain. TUHAN? Gagasan manusia tentang Tuhan memiliki sejarah, karena gagasan itu selalu mempunyai arti yang sedikit berbeda bagi setiap kelompok manusia yang menggunakannya di berbagai periode waktu. Gagasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Agama adalah wahyu yang diturunkan Allah untuk manusia. Fungsi dasar agama adalah memberikan orientasi, motivasi dan membantu manusia untuk mengenal dan menghayati

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. cukup, yakni pada rata-rata interval 31,13%. Hal tersebut disebabkan. untuk mengikuti dan melaksanakan kegiatan kegiatan keagamaan

BAB V PEMBAHASAN. cukup, yakni pada rata-rata interval 31,13%. Hal tersebut disebabkan. untuk mengikuti dan melaksanakan kegiatan kegiatan keagamaan BAB V PEMBAHASAN A. Kegiatan Keagamaan Hasil penelitian menunjukkan bahwa keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan keagamaan di lingkungan madrasah dalam kategori cukup, yakni pada rata-rata interval 31,13%.

Lebih terperinci

Sumber dan Tujuan Pendidikan yang Benar. Pengetahuan orang kudus adalah pengertian, Kenalilah akan Dia.

Sumber dan Tujuan Pendidikan yang Benar. Pengetahuan orang kudus adalah pengertian, Kenalilah akan Dia. Sumber dan Tujuan Pendidikan yang Benar Pengetahuan orang kudus adalah pengertian, Kenalilah akan Dia. Pemikiran kita tentang pendidikan terlalu sempit dan dangkal. Karena hanya mengejar suatu arah pelajaran

Lebih terperinci

MATERI PERTEMUAN II. Kerangka Dasar Agama Islam Dan Ajaran Hukum Islam (Bagian Pertama)

MATERI PERTEMUAN II. Kerangka Dasar Agama Islam Dan Ajaran Hukum Islam (Bagian Pertama) MATERI PERTEMUAN II Kerangka Dasar Agama Islam Dan Ajaran Hukum Islam (Bagian Pertama) Tujuan Instruksional Umum: Agar mahasiswa memahami Kerangka dasar Agama Islam dan Hukum Islam serta keterkaitan keduanya

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam Modul ke: Pendidikan dan Kompetensi Fakultas PSIKOLOGI Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Dian Febrianingsih, M.S.I Pengantar Islam yang terdiri dari berbagai dimensi ajaran

Lebih terperinci

Assyari Abdullah, S.Sos.,

Assyari Abdullah, S.Sos., Assyari Abdullah, S.Sos., M.I.Kom. @AssyariAbdullah DEFINISI, HUKUM DAN URGENSI DAKWAH DEFINISI DAKWAH ETIMOLOGI Bahasa Arab Artinya adalah Mengajak دعا يدعوا دعوة Alquran Kata dakwah di dalam al-qur an

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga tampaklah keindahan yang tercipta di hamparan bumi ini. Namun Allah SWT menciptakan berbagai macam

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 1. Perencanaan pembelajaran PAI dalam meningkatkan kesadaran. meningkatkan kesadaran beribadah siswa di ke dua SMP tersebut yaitu

BAB V PEMBAHASAN. 1. Perencanaan pembelajaran PAI dalam meningkatkan kesadaran. meningkatkan kesadaran beribadah siswa di ke dua SMP tersebut yaitu BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Temuan Penelitian 1. Perencanaan pembelajaran PAI dalam meningkatkan kesadaran beribadah siswa Perencanaan yang dilakukan guru Pendidikan agama Islam dalam meningkatkan kesadaran

Lebih terperinci

Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh

Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:???????????????????????????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan murabbi, mu alim dan muaddib. Kata murabi berasal dari kata

BAB II LANDASAN TEORI. dengan murabbi, mu alim dan muaddib. Kata murabi berasal dari kata 22 BAB II LANDASAN TEORI A. Upaya Guru PAI 1. Pengertian Upaya Guru PAI Guru sebagai pendidik dalam konteks pendidikan Islam disebut dengan murabbi, mu alim dan muaddib. Kata murabi berasal dari kata rabba-yurabbi.

Lebih terperinci

BAB IV MAKNA SIMBOLIS TRADISI LEMPAR AYAM DALAM PERSPEKTIF HERMENEUTIKA PAUL RICOEUR

BAB IV MAKNA SIMBOLIS TRADISI LEMPAR AYAM DALAM PERSPEKTIF HERMENEUTIKA PAUL RICOEUR 69 BAB IV MAKNA SIMBOLIS TRADISI LEMPAR AYAM DALAM PERSPEKTIF HERMENEUTIKA PAUL RICOEUR A. Implementasi Simbol dalam Perespektif Hermeneutika Paul Ricoeur Lempar ayam merupakan prosesi atau cara yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Restu Nur Karimah, 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Restu Nur Karimah, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam mempelajari suatu agama, aspek yang pertama dipertimbangkan sekaligus harus dikaji ialah konsep ketuhanannya. Dari konsep ketuhanan, akan diketahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi merupakan suatu hal yang tidak bisa terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi merupakan suatu hal yang tidak bisa terlepas dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi merupakan suatu hal yang tidak bisa terlepas dari perilaku manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Bagi orang Islam, Al-Qur an merupakan

Lebih terperinci

Indonesia merupakan masyarakat majemuk dengan beragam etnis, Bahasa dan budaya Suku 300 Etnik Bahasa pulau

Indonesia merupakan masyarakat majemuk dengan beragam etnis, Bahasa dan budaya Suku 300 Etnik Bahasa pulau Indonesia merupakan masyarakat majemuk dengan beragam etnis, Bahasa dan budaya 1.340 Suku 300 Etnik 1.211 Bahasa 17.504 pulau Berfikir dengan menggunakan disiplin berfikir yang tinggi Berfikir secara sistematis

Lebih terperinci

Sebuah sarana atau definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan ke dalam Bahasa yang bisa dimengerti manusia sebagai usaha untuk mengetahui dan

Sebuah sarana atau definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan ke dalam Bahasa yang bisa dimengerti manusia sebagai usaha untuk mengetahui dan Subjudul Sebuah sarana atau definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan ke dalam Bahasa yang bisa dimengerti manusia sebagai usaha untuk mengetahui dan mengingat tentang sesuatu. Sesuatu yang didapat

Lebih terperinci

BAB III NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DALAM PENDIDIKAN ISLAM. maju agar menjadi golongan yang unggul. Sementara itu pemenuhan di bidang

BAB III NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DALAM PENDIDIKAN ISLAM. maju agar menjadi golongan yang unggul. Sementara itu pemenuhan di bidang 27 BAB III NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DALAM PENDIDIKAN ISLAM Islam adalah agama yang mendorong umatnya untuk berfikir dan bersikap maju agar menjadi golongan yang unggul. Sementara itu pemenuhan di bidang

Lebih terperinci

Pembaharuan.

Pembaharuan. Pembaharuan a.s. Disajikan di bawah ini adalah khutbah Hazrat Mirza Ghulam Ahmad dari Qadian, Masih Maud dan Imam Mahdi, pada tanggal 26 Desember 1903. Terjemahan ini diambil dari naskah berbahasa Urdu

Lebih terperinci

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid c 1 Ramadan d 10 RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid Dan apabila hamba-hamba-ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan keyakinan orang mukmin dan penegasan Allah swt. Islam adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan keyakinan orang mukmin dan penegasan Allah swt. Islam adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan keyakinan orang mukmin dan penegasan Allah swt. Islam adalah agama yang satu-satunya yang diridhai Allah dan diperintahkan kepada manusia untuk memeluknya

Lebih terperinci

WD8013 Sejarah Pendidikan Islam I (Minggu 1) Pensyarah: Ustazah Dr Nek Mah Batri PhD

WD8013 Sejarah Pendidikan Islam I (Minggu 1) Pensyarah: Ustazah Dr Nek Mah Batri PhD WD8013 Sejarah Pendidikan Islam I (Minggu 1) Pensyarah: Ustazah Dr Nek Mah Batri PhD Silibus 1. Tujuan dan matlamat pendidikan Islam 2. Falsafah dan Kurikulum Pendidikan Islam 3. Sejarah pendidikan Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Abudin Nata, Al-Qur an dan Hadits, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1993, hlm.55-56

BAB I PENDAHULUAN. 1 Abudin Nata, Al-Qur an dan Hadits, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1993, hlm.55-56 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an adalah firman Allah yang diturunkan kepada hati Rasulullah Muhammad bin Abdullah melalui Malaikat Jibril as dengan lafal-lafal yang berbahasa Arab dan maknanya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas menurut (soekanto, 1990) berasal dari kata effectivennes yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas menurut (soekanto, 1990) berasal dari kata effectivennes yang 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Efektivitas Efektivitas menurut (soekanto, 1990) berasal dari kata effectivennes yang berarti taraf sampai atau sejauh mana suatu kelompok mencapai tujuan. pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermutu, suatu bangsa menyongsong masa depan yang lebih baik. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bermutu, suatu bangsa menyongsong masa depan yang lebih baik. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek yang penting dalam pembangunan bangsa. Karakter suatu bangsa dibangun melalui pendidikan. Melalui pendidikan yang bermutu, suatu bangsa

Lebih terperinci

ILMU TAUHID. Disusun Guna Memenuhi Tugas. Mata Kuliah : Ilmu Tauhid. Dosen Pengampu : Dr. Syafi i M.Ag

ILMU TAUHID. Disusun Guna Memenuhi Tugas. Mata Kuliah : Ilmu Tauhid. Dosen Pengampu : Dr. Syafi i M.Ag ILMU TAUHID Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Ilmu Tauhid Dosen Pengampu : Dr. Syafi i M.Ag Disusun oleh : ANNISA AGUSTINA ( 1504026039 ) NISA HARIANI FITRI ( 1504026029 ) FAKULTAS USHULUDIN ILMU

Lebih terperinci

Jalan Lurus. Oleh Nurcholish Madjid

Jalan Lurus. Oleh Nurcholish Madjid c Prestasi, bukan Prestise d Jalan Lurus Oleh Nurcholish Madjid Dalam shalat, salah satu bacaan paling penting adalah al-fātihah, yang puncaknya memohon petunjuk pada Allah: ihdinā al-shirāth al-mustaqīm

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah mempunyai sebuah pengertian sebagai suatu ajakan dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah mempunyai sebuah pengertian sebagai suatu ajakan dalam bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah mempunyai sebuah pengertian sebagai suatu ajakan dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku, dan lain sebagainya yang dilakukan secara sadar dan terencana

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam Modul ke: Akhlaq Sosial Islami Fakultas PSIKOLOGI Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Dian Febrianingsih, M.S.I Abstraksi Akhlak memiliki pengertian yang sangat luas. Standar

Lebih terperinci