PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM ANIMASI PENDEK "GYM TIME"

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM ANIMASI PENDEK "GYM TIME""

Transkripsi

1 PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM ANIMASI PENDEK "GYM TIME" Billy Paulinus Ngantung Universitas Bina Nusantara, Jalan K.H Syahdan No.105, , Billy Paulinus Ngantung, Frans Santoso, S.Sn, M.Des., Arik Kurnianto, S.Sn., M.T. ABSTRACT Research purpose, is to create a story that can entertain the audience, and can provide a moral message. Design method is seek references from multiple media sources, such as the Internet media and storybooks. Analysis that is for human to not use his mind in thinking - negative things about others and do not worry about the things that are not necessary. Results to be achieved is a form of media animation short film that tells about the anxiety that caused fear, with the expectations of the audience may be interested to watch this animation. The conclusion of this study is to create a short animated film that entitled Gym Time to be enjoyed by the audience, so that the audience would be interested in watching this short animated movie. Key Words: short animated films, anxiety, horror, negative things ABSTRAK Tujuan penelitan, ialah membuat suatu cerita yang dapat menghibur para penonton, serta dapat memberikan pesan moral. Metode perancangan yang digunakan adalah dengan mencari referensi dari beberapa sumber media, seperti media internet dan buku cerita. Analisis yaitu agar manusia untuk tidak menggunakan pikirannya dalam memikirkan hal - hal negatif mengenai orang lain dan jangan mencemaskan atau menghawatirkan hal hal yang tidak perlu. Hasil yang ingin dicapai adalah berupa media animasi film pendek yang menceritakan mengenai kecemasan yang menimbulkan rasa takut, dengan harapan penonton dapat tertarik untuk menyaksikan animasi ini. Kesimpulan dari hasil penelitian ini yaitu untuk menciptakan sebuah karya film animasi pendek yang berjudul Gym Time untuk dapat dinikmati oleh para penonton, sehingga penonton akan tertarik menonton film animasi pendek ini. Kata Kunci: film animasi pendek, kekhawatiran, ketakutan, pemikiran negatif

2 PENDAHULUAN Dalam kehidupan rasa khawatir pasti tersimpan dalam diri setiap masing-masing manusia. Kekhawatiran itu akan timbul dikarenakan otak manusia berpikir tentang sesuatu hal yang tidak pasti, atau terjadi akibat perasaan cemas maupun gelisah. Semua manusia pasti pernah merasa khawatir, terkadang dari rasa khawatir itu munculah berbagai macam perasaan seperti takut, merasa tidak aman, dan masih banyak lagi. Kekhawatiran itu bisa muncul melalui cara berpikir manusia, jika manusia berpikir hal-hal yang hanya membuat pikiran menjadi stres maka khawatir itu dengan mudah akan datang dan tersimpan dalam benak manusia, sehingga otak manusia akan berpikir terus-menerus dan mensugesti untuk merasa gelisah maupun cemas. Rasa takut akan timbul jika terjadi kekhawatiran yang berat, dimana rasa takut ini juga akan mempengaruhi pikiran manusia. Ketakutan adalah tanggapan emosi dari suatu ancaman, dan takut merupakan emosi dasar pada manusia. Rasa takut cenderung akan membuat manusia merasa khawatir atau cemas dalam segala hal, dan dapat merusak suasana atau keadaan yang telah ada. Melalui animasi, penulis ingin membuat sebuah film animasi pendek yang menggambarkan hal yang bersangkutan di atas mengenai rasa cemas yang menyebabkan timbulnya rasa takut, sehingga penyampaian pesan dari animasi pendek ini dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh penonton. METODE PENELITIAN Dalam perancangan komunikasi visual film pendek animasi ini, penulis melakukan riset untuk mengumpulkan data yang mendukung dan referensi visual yang sesuai dengan penggambaran animasi pendek yang akan dibuat. Beberapa metode yang telah dilakukan penulis diantaranya literatur buku, literatur artikel melalui internet, wawancara dan referensi video. 1. Tinjauan Teori 1.1 Animasi Animasi merupakan hasil dari pengolahan gambar - gambar sehingga menjadi suatu rangkaian gambar yang bergerak. Pada awal penemuan, film animasi dibuat dari berlembar - lembar kertas gambar yang kemudian diputar sehingga menampilkan efek gambar yang bergerak. Dengan bantuan komputer pembuatan film animasi menjadi sangat mudah dan cepat, bahkan untuk zaman sekarang banyak bermunculan film animasi 3D daripada film animasi 2D. Dengan ini kemajuan teknologi dalam lingkup dunia animasi sangatlah pesat. (Sumber: Kekhawatiran Demikianlah kira kira pikiran khawatir yang terus menerus bergulir dalam suatu lingkaran melodrama sehari hari yang tak ada habis habisnya, suatu rentetan kecemasan akan membawa ke rentetan berikutnya dan akan kembali ke awal lagi. Contoh di atas diberikan oleh Lizabeth Roemer dan Thomas Borkovec, ahli ahli psikologi Pennsylvania State University, yang meneliti mengenai kekhawatiran (inti segala kecemasan). Seorang yang merasa khawatir tentu saja tidak ada salahnya, dengan terus memikirkan suatu masalah dengan memanfaatkan refleksi yang konstruktif seperti khawatir, dan diperoleh suatu pemecahan. Kekhawatiran sebenarnya didasari oleh kewaspadaan terhadap bahaya yang mungkin atau yang tidak diragukan lagi, bagi kelangsungan hidup selama manusia menjalani kehidupan mereka. Rasa takut memicu emosional otak, sehingga rasa cemas akan memusatkan perhatiannya pada ancaman yang sedang dihadapi, memaksakan pikiran untuk terus menerus memikirkan bagaimana cara untuk mengatasi permasalahan yang ada, dan mengabaikan hal hal yang lain untuk sementara. Kekhawatiran juga merupakan latihan terhadap apa yang tidak beres dan bagaimana cara untuk mengatasinya. Peran kekhawatiran yaitu mencari pemecahan positif akan resiko dalam kehidupan dengan mengantisipasi bahaya sebelum bahaya itu muncul. (Sumber: Kecemasan Banyak sekali hal yang dapat menyebabkan terjadinya kecemasan pada seseorang, diantaranya adanya ancaman (threat). Ancaman ini dapat berupa ancaman terhadap tubuh, jiwa, atau psikis, dan ancaman terhadap eksistensinya. Kecemasan juga dapat muncul karena adanya konflik atau pertentangan, baik dalam dirinya sendiri maupun dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya. Rasa takut juga dapat

3 menyebabkan rasa cemas, baik karena ketakutan akan sesuatu maupun takut gagal. Berikut ini pengertian kecemasan menurut beberapa ahli: Maramis (1995) kecemasan adalah suatu ketegangan, rasa tidak aman, kekhawatiran, yang timbul karena merasakan akan mengalami kejadian yang tidak menyenangkan. Lazarus (1991) kecemasan adalah reaksi individu terhadap hal yang akan dihadapi, kecemasan juga merupakan suatu perasaan yang menyakitkan, seperti kegelisahan, kebingungan, dan sebagainya yang berhubungan dengan aspek subyektif emosi. Saranson dan Spielberger (Darmawanti 1998) kecemasan merupakan reaksi terhadap suatu pengalaman yang bagi individu dirasakan sebagai ancaman. Rasa cemas adalah perasaan tidak menentu, panik, takut, dan sebagainya. Tjakrawerdaya (1987) kecemasan atau anxietas adalah efek atau perasaan yang tidak menyenangkan berupa ketegangan, rasa tidak aman, dan ketakutan yang timbul karena dirasakan akan terjadi sesuatu yang mengecewakan. Dalam penelitian mengungkapkan bahwa kecemasan bisa masuk dalam kepribadian, maksudnya seseorang yang selalu merasa cemas bukan disebabkan hal lain melainkan karena kepribadian kita sendiri. Menurut penelitian tersebut, kepribadian memainkan peran utama pada timbulnya gangguan kecemasan. Berpikir negatif terus menerus juga dapat menimbulkan gangguan kecemasan. Dijelaskan juga bahwa gangguan kecemasan ini dapat menyebabkan seseorang merasa rendah diri, takut ditolak, perasaan kesepian, serta ketidakberdayaan. Kecemasan dalam kondisi kronis dalam waktu yang lama, dapat menyebabkan tekanan darah tinggi (hipertensi), asma, dan kerusakan pada fungsi psikis. (Sumber: Ahyak, M. (2014). Mengatasi Pikiran Negatif. Putri Erine N (Ed.). Jogjakarta: Saufa.) 1.4 Mindset Mindset berasal dari dua kata bahasa Inggris yang digabung menjadi satu yaitu mind dan set. Mind berarti pikiran, akal, ingatan, sedangkan set adalah kumpulan, atau perangkat, jadi secara harafiah mindset yaitu pola pikir yang mempengaruhi pola kerja. Mindset mempunyai banyak pengertian yang berbeda beda menurut para ahli seperti : Adi W. Gunawan, mindset merupakan sekumpulan kepercayaan dan cara berpikir yang dapat menentukan pandangan, perilaku, sikap, dan juga masa depan seseorang. Dr. Ibrahim Elfiky, mindset merupakan sekumpulan pikiran yang terjadi berkali kali di berbagai tempat dan waktu, serta diperkuat dengan keyakinan dan proyeksi, sehingga menjadi kenyataan yang dapat dipastikan di setiap tempat dan waktu yang sama. Mindset sebenarnya lebih mirip dengan sebuah kepercayaan atau doktrin yang tertanam di otak manusia. Mindset ini juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Pemikiran sangat berpengaruh pada sikap dan cara manusia memandang suatu hal, dari sinilah akan memunculkan berbagai gambaran dan emosi yang akan menjadi pemicu sikap seseorang. (Sumber: Adelia, W. (2014). Menjadi Pribadi Hebat Dengan Berpikir Positif. Aulia Salsabilla (Ed.). Jogjakarta: Kamea Pustaka.) 1.5 Pikiran Negatif Bagi sebagian besar dari kita, berpikir negatif mungkin sudah menjadi bagian dari kebiasaan diri kita masing - masing. Ketika hal - hal yang tidak sesuai rencana, kita dengan mudah merasa depresi dan tidak bisa melihat sisi baik dari kejadian tersebut. Berpikir negatif tidak akan membawa kebaikan apapun, kecuali membuat perasaan menjadi lebih buruk, kemudian mengakibatkan perfoma kita mengecewakan. Pikiran negatif selalu muncul dan masuk melalui celah pikiran kita yang kosong, sehingga bagi sebagian orang sangat sulit untuk menghindarinya. Pikiran negatif ini merupakan kebalikan dari pikiran positif, yang dapat diartikan sebagai pola pikir yang lebih mengarah pada sisi - sisi negatif dibandingkan sisi positif. Hal ini dapat terlihat dari keyakinan atau pandangan yang terucap, cara seseorang bersikap, dan berperilaku sehari - hari. Pikiran negatif juga dapat diartikan sebagai sekumpulan pikiran yang salah, dimana dapat menghambat langkah seseorang untuk memperoleh kondisi dan situasi yang lebih baik serta membuat sikapnya menjadi tidak terarah. Pikiran negatif ini tidak hanya dalam bentuk marah, iri hati, atau berburuk sangka, tetapi dapat

4 juga berupa cemas, takut, sedih, perasaan was - was, gelisah, frustasi, merasa kesepian, merasa tidak berharga, pesimis, dan mudah menyerah. Pikiran negatif juga bisa diartikan sebagai pikiran yang memandang segala sesuatu dengan negatif dan membuat orang merasa tidak nyaman serta menjadi pesimis tentang kemampuannya dalam menangani masalah. Oleh karena itu muncullah prasangka, ketidakpercayaan, dan kecurigaan yang tidak didasari oleh nalar sama sekali. Secara garis besar pikiran negatif disebabkan oleh cara pandang (paradigma), atau cara memahami suatu persoalan. Jika pola pikir ini bersifat paradigmatis, maka setiap data, fakta, atau informasi akan dipersepsikan sesuai dengan pardigma yang dianut. Pola berpikir negatif tidak semata - mata tertuju pada dunia luar saja, namun pikiran negatif juga dapat bekerja secara internal atau menyerang diri kita sendiri. Hal ini bisa tampak dari keyakinan, persepsi diri, atau cara pandang kita terhadap diri sendiri, sehingga memunculkan citra diri negatif. Sebagai contoh, memandang diri sebagai tidak berbakat, memiliki banyak kelemahan, keterbelakangan secara mental, atau mempunyai nasib kurang beruntung. Berikut ini penyebab manusia berpikir negatif : Kurang wawasan keagamaan, dalam pandangan agama mana pun, nasib buruk yang menimpa manusia bukanlah hal yang harus disikapi dengan tindakan kurang baik, namun diharuskan untuk mengubahnya, sehingga nasi buruk tersebut berubah menjadi baik. Jauh dari sang pencipta, penyakit yang didasarkan atas rasa enggan dan menyepelekan masalah agama maupun Tuhan. Rasa enggan manusia yang jauh dari agama menyebabkan mereka terus - menerus merasa tidak nyaman, khawatir, dan stres. Bahkan dapat menyebabkan terkenanya berbagai macam penyakit kejiwaan yang mewujud pada kondisi fisik. Lingkungan keluarga, dan orang tua mempunyai peranan penting untuk mendidik, sebab dari sanalah kita akan dibentuk. Pola asuh dan didikan yang kita terima salah, maka kedepannya kita akan menghadapi masalah besar ketika berinteraksi dengan lingkungan luar rumah. (Sumber: Ahyak, M. (2014). Mengatasi Pikiran Negatif. Putri Erine N (Ed.). Jogjakarta: Saufa.) 1.6 Ketakutan Ketakutan merupakan suatu tanggapan emosi terhadap ancaman. Takut adalah suatu mekanisme pertahanan hidup dasar yang terjadi sebagai respons terhadap stimulus (ransangan terhadap pikiran, perasaan) tertentu, seperti rasa sakit atau ancaman bahaya. Ketakutan juga terkait dengan suatu perilaku spesifik untuk melarikan diri dan menghindar. Perlu dicatat bahwa ketakukan selalu terkait dengan peristiwa pada masa datang, seperti memburuknya suatu kondisi, atau terus terjadinya suatu keadaan yang tidak dapat diterima. Gambar 2.1 Ekspresi Takut Seorang Anak Takut dapat mengacaukan segala bentuk pemikiran manusia, seperti halnya takut pada bayangan atau hal yang berbau mistis. Seseorang dengan pemikiran yang tidak tenang, dapat membuat rasa takut itu datang dengan cepat, dikarenakan pola pikir tidak dapat berfokus atau mengalami beberapa masalah yang menimbulkan stress yang berat. Disinilah terjadinya proses kegelisahan atas masalah masalah yang dihadapi, sehingga membuat ketakutannya sendiri. (Sumber:

5 1.7 Fitness Fitness merupakan aktivitas yang membuat orang menjadi bugar dengan menjalankan tiga komponen utamanya, yaitu olahraga, pemenuhan nutrisi, dan istirahat. Fitness juga dapat disebut tempat kebugaran atau gym, yang dimana berarti tempat yang menyimpan alat latihan fisik untuk keperluan latihan fisik demi kebugaran. Seiring dengan perkembangan zaman fitness sudah sangat berkembang dan menjadi bagian dari pola hidup manusia, sudah banyak tempat fitness contohnya di Indonesia yang telah berdiri. Banyak orang melakukan fitness hanya untuk membentuk tubuh yang ideal, padahal fitness juga dapat membuat tubuh menjadi lebih bugar, dan juga membuat kita lebih bersemangat dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Dalam melakukan fitness untuk seorang pemula diharapkan perlunya bantuan pelatih dalam pembimbingan pada saat mengangkat beban. Dalam mengangkat beban diharapkan sesuai dengan kemampuan yang ada, tidak perlu mengangkat beban yang berat di luar kemampuan karena itu hanya akan menimbulkan cidera jika tidak berhati-hati. Dalam melakukan fitness kita harus melatih bagian-bagian otot yang terpenting pada bagian tubuh,seperti otot dada, bahu, punggung, lengan, perut, paha, dan kaki. Olahraga yang teratur dapat membangun pola hidup yang baik, sehingga tubuh tetap terjaga dan terhindar dari berbagai masalah penyakit, dan juga memberi semangat untuk melakukan segala aktivitas yang akan dilakukan. Beberapa bentuk latihan antara lain: Gambar 2.2 Bench Press dan Dumbbell Bicep Bench Press merupakan latihan menggunakan besi yang diberikan beban berupa piringan bulat seperti gambar diatas. Latihan ini melatih otot pada dada. Dumbbell Bicep merupakan latihan menggunakan dumbble seperti digambar, latihan ini difokuskan untuk melatih otot pada lengan terutama bicep. (Sumber: HASIL DAN BAHASAN Berikut ini hasil dari analisa dan pembahasan mengenai visual yang dihasilkan untuk film animasi pendek: 5.1 Desain Judul Penulis menggunakan font "Tondu" dimana huruf - huruf dari font tersebut memiliki kriteria gagah, besar, dan kuat sehingga penulis merasa sangat cocok dengan font Tondu ini sebagai penulisan judul dari film animasi yaitu GYM TIME. Dalam desain judul penulis membuatnya menggunakan 3D dengan menambahkan bentuk tambahan berupa barbell yang semuanya dibuat 3D. Komposisi yang digunakan penulis yaitu dimana kata GYM berada diatas dan TIME berada dibawah, di bagian belakang dari kedua kata tersebut ditambahkan barbell, dan semuanya dibuat melengkung menggunakan bend modifier pada 3Ds Max. Warna yang digunakan yaitu gradasi kuning ke jingga, bagain sisi dari tulisan judul diwarnai merah agar terlihat kontras.

6 Gambar 5.1 Judul Visualisasi Karakter Si Kurus (Dito) Dito atau si kurus bisa dibilang merupakan karakter utama dalam film animasi pendek ini, dia mempunyai sifat yang penakut, lemah, dan juga penggambaran karakter yang kurus. Pada scene awal karakter dito ini akan ditambahkan texture memar dibagian wajah sebelah kanan yang menunjukan dia dihajar oleh preman (Marko). Dito memakai baju berwana biru dengan bergaris berwarna biru muda, menggunakan celana pendek berwarna hitam, dan sepatu berwarna biru bergaris biru muda, karena menurut penulis biru merupakan warna yang tenang dan lembut. Gambar 5.2 3D Modeling Dito Si Preman (Marko) Marko atau si preman merupakan karakter antagonis dalam film ini, dimana ceritanya dia sering membully si kurus, dengan gayanya yang preman penulis memberikan beberapa tambahan aksesoris seperti anting, dan tatto yang berada pada lengan kanan dan kirinya. Marko mengenakan baju singlet berwarna merah, celana berwarna hitam, dan sepatu berwarna merah bergaris hitam. Warna baju singlet berwarna merah digunakan untuk menggambarkan sifat preman yang keras, pemarah, dan berani, dan baju singlet digunakan untuk menampilkan tatto yang ada pada lengannya. Gambar 5.3 3D Modeling Marko

7 5.2.3 Si Gede (Geri) Geri atau orang yang berbadan gede merupakan karakter yang bersifat pendiam dan serius. Dalam cerita animasi ini Geri merupakan orang yang membantu Dito, dalam pertengahan cerita Dito salah menyangka, dia mengira bahwa Geri adalah orang jahat yang berteman dengan Marko. Geri memakai baju berwarna hijau, celana berwarna hitam, dan sepatu berwarna hijau dengan garis hijau muda. Warna hijau menurut penulis merupakan warna yang netral dan tenang jadi cocok untuk menggambarkan sifat dari Geri. Gambar 5.4 3D Modeling Geri Visualisasi Environment Kamar Dito Kamar digunakan pada saat scene Dito lagi bersedih, dan dia mendapatkan semangat untuk berlatih angkat beban. Gambar 5.5 3D Modeling Kamar Dito Jalanan Jalanan dipakai pada saat Dito akan pergi ketempat gym, dan juga dimana pada saat dia berlari karena dikejar.

8 Gambar 5.6 3D Modeling Jalanan Tempat Gym Tempat gym merupakan tempat dimana Dito berlatih angkat beban, dan juga dimana dia bertemu Marko dan Geri yang membuat sebuah konflik terjadi. Gambar 5.7 3D Modeling Tempat Gym Gang atau Jalan Buntu Gang atau jalan buntu merupakan tempat dimana Dito mencari tempat untuk bersembunyi dari kejaran Geri dan Marko, kemudian ternyata Geri hanya ingin membantu Dito dan mengembalikan dompet dia.

9 Gambar 5.8 3D Modeling Gang atau Jalan Buntu 5.4 Visualisasi Scene Gambar 5.9 Visualisasi Scene "Gym Time" 5.5 Desain Poster Untuk poster penulis mendesain mengikuti cerita yang ada pada film animasi pendek ini, dimana penulis mendesain dua poster yaitu poster pertama dimana terdapat adegan kejar - kejaran antara tiga karakter dan poster kedua yaitu dimana si Marko preman dengan gayanya mau memukuli Dito, dan si Geri yang menghadap kedepan sambil memegang dumbbell.

10 Gambar 5.10 Desain Poster "Gym Time" SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Setiap manusia pasti memiliki rasa takut pada dirinya sendiri, baik itu merupakan ketakutan pada sesuatu benda, maupun kepada sesama makhluk sosial. Terkadang kita juga sering berprasangka buruk mengenai orang lain, padahal kita belum mengetahui lebih dalam dari sifat orang tersebut apakah baik ataupun buruk sehingga hal ini juga yang dapat membuat kita takut. Penampilan seseorang mempengaruhi cara pandang kita terhadap orang tersebut, namun bukan berarti kita bisa langsung memberi penilaian lewat dari penampilannya saja. Animasi film pendek "GYM TIME" ini yang disajikan dalam bentuk animasi 3D, memperlihatkan dimana orang yang berwajah serius dan menyeramkan belum tentu dia mempunyai sifat yang buruk, dimana toko utama ini langsung menilai lewat dari ekspresi ataupun tatapannya bahwa orang tersebut jahat, pada akhirnya orang tersebutlah yang membantu toko utama itu. Jadi kita jangan menilai orang lain dari luarnya saja, melainkan mencari tahu dulu orangnya itu seperti apa. Saran Dalam mengerjakan sebuah animasi pendek, dibutuhkan pengaturan waktu yang sebaik mungkin dan efisien agar animasi film pendek tersebut dapat selesai tepat pada waktunya. Pengaturan jadwal kerja yang benar sangat penting, memfokuskan diri kita dalam mengerjakan tugas akhir ini, kurangi sikap santai ataupun bermalas - malasan. Referensi - referensi juga diperlukan untuk membantu menciptakan animasi pendek yang bagus dan menarik. REFERENSI Winda, Adelia. (2014). Menjadi Pribadi Hebat dengan Berpikir Positif. 1 st edition. Yogyakarta: Kamea Pustaka. Ahyak, Moh. (2014). Mengatasi Pikiran Negatif. 1 st edition. Yogyakarta: Saufa. Katz, Steven. (1991). Film directing shot by shot. 1 st edition. English: Focal Press. Williams, R. (2002). The Animator Survival Kit. New York: Faber and Faber Borkovec et al., (1983) T.D. Borkovec, E. Robinson, T. Pruzinsky and J.A. DePree, Preliminary exploration of worry: Some characteristics and processes, Behaviour Research and Therapy 21 (1983), pp

11 Hallowell, E.M. (2002). Worry. New York. The Ballantine Publishing Group Daniel, Goleman. (2004). Emotional Intelligence Kecerdasan Emosional Mengapa EQ Lebih Penting Daripada IQ. Jakata: PT Gramedia Pustaka Utama. Website Nenengrosm. (2010) Rasa Khawatir Apa Itu dan Bagaimana Cara Mengatasinya, diakses 12 Maret 2015 dari Adhimaswijaya. (2010) Apa Itu Mindset, diakases 12 Maret 2015 dari Awan. (2012) Arti Stress dan Cara Mengurangi Stress, diakses 15 Maret 2015 dari Nadhirin. (2010) Mengatasi Kecemasan Apa Aku Khawatir, diakses 15 Maret 2015 dari Wikipedia. (2013) Ketakutan, diakses 15 Maret 2015 dari Wikipedia. (2015) Animasi, diakses 16 Maret 2015 dari Ardiyansah. (2013) 12 Prinsip Animasi, diakses 16 Maret 2015 dari SatriaMultimedia. (2014) Artikel Teori Warna, diakses 16 Maret 2015 dari Wikipedia. (2015) Cinematography, diakses 17 Maret 2015 dan diterjemahkan dari Lavideofilmmaker. (2015) Filmmaking Stanley Kubrick Film Techniques, diakses 17 Maret 2015 dan diterjemahkan dari RIWAYAT PENULIS Billy Paulinus Ngantung lahir di kota Manado pada tanggal 8 Agustus Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Desain Komunikasi Visual Animasi pada tahun 2015.

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Desain Judul Penulis menggunakan font "Tondu" dimana huruf - huruf dari font tersebut memiliki kriteria gagah, besar, dan kuat sehingga penulis merasa sangat cocok

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI PENDEK "MEMOIR"

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI PENDEK MEMOIR PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI PENDEK "MEMOIR" Stephen Herman Jl. Latumenten VI No.25, Jelambar, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, +62 85885183637 Penn.stephen93@gmail.com Stephen Herman, Frans

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI SI OTAK KANAN DAN SI OTAK KIRI. Suzanna Romadhona ABSTRAK

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI SI OTAK KANAN DAN SI OTAK KIRI. Suzanna Romadhona ABSTRAK PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI SI OTAK KANAN DAN SI OTAK KIRI Suzanna Romadhona Komp. Pondok Benda Indah J No.14, Pamulang - Tangerang Selatan +62 812 81281961, pinkflovds_2@yahoo.com Ardiyansah,

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN Premise Penyesalan seorang anak atas apa yang telah dilakukannya terhadap ibunya.

BAB 4 KONSEP DESAIN Premise Penyesalan seorang anak atas apa yang telah dilakukannya terhadap ibunya. BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Fakta Kunci Banyak orang tua yang salah dalam cara mendidik anaknya, sehingga seringkali membuat anak menjadi sangat nakal dan tidak sesuai dengan apa yang

Lebih terperinci

FILM ANIMASI PENDEK IMEJ WORKING PAPER

FILM ANIMASI PENDEK IMEJ WORKING PAPER FILM ANIMASI PENDEK IMEJ WORKING PAPER Rizki Amalia Octora Universitas Bina Nusantara Jl. K.H Syahdan no. 9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11480 rizkiamaliaoctora@gmail.com Arik Kurnianto, S.sn., M.T. Dermawan

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI BACKPACKER

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI BACKPACKER PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI BACKPACKER Edward Velwin Jovanca Universitas Bina Nusantara Jln. K.H. Syahdan no. 9, Kemanggisan, Jakarta barat 11480 edwardvelwin.social@gmail Ardiyan, S.Sn.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa awal adalah masa dimana seseorang memperoleh pasangan hidup, terutama bagi seorang perempuan. Hal ini sesuai dengan teori Hurlock (2002) bahwa tugas masa

Lebih terperinci

B A B 5. tetap terkesan elegan, dan memperlihat cerita epic didalam film animasi ini.

B A B 5. tetap terkesan elegan, dan memperlihat cerita epic didalam film animasi ini. 82 B A B 5 H A S I L D A N P E M B A H A S A N D E S A I N 5.1 Desain Title Untuk desain Title, penulis menggunakan font Castellar yang dianggap mencerminkan keanggunan sang Dewi Bulan. Warna yang dipakai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Qodriannisa Puspaningrum, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Qodriannisa Puspaningrum, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tingkat konsentrasi yang tinggi pada atlet memiliki peranan penting untuk dilatihkan guna menunjang penampilan yang baik pada atlet serta dapat meningkatkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI PENDEK BLACK IS WHITE

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI PENDEK BLACK IS WHITE PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI PENDEK BLACK IS WHITE Kamil Respati Jl. Tebet Utara III H No.23. Jakarta Selatan 081286881817, kamilrespati@yahoo.com Kamil Respati, Rina Kartika, M.Sn., Drs. Bambang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG MASALAH Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam pendidikan. Perguruan Tinggi diadakan dengan tujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jiwa, kepribadian serta mental yang sehat dan kuat. Selayaknya pula seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jiwa, kepribadian serta mental yang sehat dan kuat. Selayaknya pula seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah salah satu bagian dari civitas akademika pada perguruan tinggi yang merupakan calon pemimpin bangsa di masa yang akan datang. Untuk itu diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup di zaman yang serba sulit masa kini. Pendidikan dapat dimulai dari

BAB I PENDAHULUAN. hidup di zaman yang serba sulit masa kini. Pendidikan dapat dimulai dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu modal yang harus dimiliki untuk hidup di zaman yang serba sulit masa kini. Pendidikan dapat dimulai dari tingkat TK sampai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan, persoalan-persoalan dalam kehidupan ini akan selalu. pula menurut Siswanto (2007; 47), kurangnya kedewasaan dan

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan, persoalan-persoalan dalam kehidupan ini akan selalu. pula menurut Siswanto (2007; 47), kurangnya kedewasaan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia hidup selalu dipenuhi oleh kebutuhan dan keinginan. Seringkali kebutuhan dan keinginan tersebut tidak dapat terpenuhi dengan segera. Selain itu

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Desain Judul Untuk Desain judul Penulis menggunakan font Caviar dreams dan pada huruf a di beri garis agar tampak seperti mata kucing dan, pemberian kuping kucing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Diana Mutiah (2010) usia 0-5 tahun sering disebut sebagai usia emas (The Golden Age) dimana fisik dan otak anak sedang berada di masa pertumbuhan terbaiknya.

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN. Kesehatan Mental. Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri)

MODUL PERKULIAHAN. Kesehatan Mental. Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri) MODUL PERKULIAHAN Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri) Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 03 MK61112 Aulia Kirana,

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana

1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian anak, baik di luar dan di dalam sekolah yang berlangsung seumur hidup. Proses

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 HASIL PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Desain Title Pada desain untuk Title ini,penulis menggunakan font Harvest yang di beri efek inner glow,dan di beri sepasi lebih di antara huruf agar terkesan elegan.dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Para olahragawan pembentukan badan (body building) saat pertama kali mengikuti olahraga tersebut memiliki berbagai macam faktor atau latar belakang fisik yang

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN. Pembagian strategi komunikasi menurut Penulis adalah sebagai berikut :

BAB 4 METODE PERANCANGAN. Pembagian strategi komunikasi menurut Penulis adalah sebagai berikut : BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi Komunikasi Pembagian strategi komunikasi menurut Penulis adalah sebagai berikut : a. Fakta Kunci 1. Cerita kisah dan pengorbanan seorang laki

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1Strategi Kreatif 4.1.1 Fakta Kunci Banyak anak meniru sistem orangtua baik benar maupun kurang benar. Banyak orangtua yang kehilangan kepercayaan anak. Banyak anak yang kesusahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Meningkatnya tingkat kekerasan seksual terhadap anak di Kota Bekasi pada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Meningkatnya tingkat kekerasan seksual terhadap anak di Kota Bekasi pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya tingkat kekerasan seksual terhadap anak di Kota Bekasi pada tahun 2016 membuat keprihatinan bagi seluruh masyarakat Bekasi. Catatan pada Badan Pemberdayaan

Lebih terperinci

Kriteria Penilaian Skrip CVC

Kriteria Penilaian Skrip CVC Kriteria Penilaian Skrip CVC No Kriteria Nilai 1 Ide Cerita* Sedang ada 2 Cerita dasar* Sedang Ada 3 Penjelasan Karakter Ada Ada 4 Penjelasan lokasi Ada Ada 5 Plot/Alur Cerita* Sedang Ada 6 Outline/Storyline

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Self Efficacy 2.1.1 Pengertian Self Efficacy Self efficacy berasal dari teori Bandura (1997) yaitu teori kognisi belajar sosial. Teori kognisi belajar sosial mengacu pada kemampuan

Lebih terperinci

Definisi Karakter. Pengertian Karakter Menurut Para Ahli. 1. Maxwell

Definisi Karakter. Pengertian Karakter Menurut Para Ahli. 1. Maxwell Definisi Karakter Pengertian Karakter Menurut Para Ahli 1. Maxwell Menurut Maxwell, karakter jauh lebih baik dari sekedar perkataan. Lebih dari itu, karakter merupakan sebuah pilihan yang menentukan tingkat

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN LAMPIRAN KUESIONER KEMANDIRIAN Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan dengan berbagai kemungkinan jawaban. Saudara diminta untuk memilih salah satu dari pilihan jawaban yang tersedia sesuai dengan keadaan

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Desain Title Untuk desain title, penulis menggunakan font "Berylium" karena font ini memlikik style yang sesuai dengan style karakter yang penulis buat, yaitu style

Lebih terperinci

Pendekatan Umum Menuju Pemulihan

Pendekatan Umum Menuju Pemulihan Pendekatan Umum Menuju Pemulihan P roses terjadinya gangguan jiwa berlangsung secara pelan pelan dan bertahap. Prosesnya bisa berlangsung berminggu-minggu hingga bertahun-tahun. Sering gejala awal dimulai

Lebih terperinci

abcdefghijklmno pqrstuvwxyz

abcdefghijklmno pqrstuvwxyz 54 BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Desain Judul Untuk desain judul, penulis menggunakan font Remachine Script yang memiliki karakteristik seperti tulisan tangan. Akan tetapi penulis memodifikasi

Lebih terperinci

commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Kepercayaan Diri a. Pengertian Kepercayaan diri adalah salah satu aspek kepribadian yang

commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Kepercayaan Diri a. Pengertian Kepercayaan diri adalah salah satu aspek kepribadian yang 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Kepercayaan Diri a. Pengertian Kepercayaan diri adalah salah satu aspek kepribadian yang paling penting pada seseorang. Kepercayaan diri merupakan atribut yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat tertentu, dan dengan tingkat yang berbeda-beda. Kecemasan merupakan salah satu bentuk emosi

Lebih terperinci

BAB IV PERBANDINGAN PEMIKIRAN ABDULLAH NASHIH ULWAN DAN B.F. SKINNER SERTA RELEVANSI PEMIKIRAN KEDUA TOKOH TERSEBUT TENTANG HUKUMAN DALAM PENDIDIKAN

BAB IV PERBANDINGAN PEMIKIRAN ABDULLAH NASHIH ULWAN DAN B.F. SKINNER SERTA RELEVANSI PEMIKIRAN KEDUA TOKOH TERSEBUT TENTANG HUKUMAN DALAM PENDIDIKAN BAB IV PERBANDINGAN PEMIKIRAN ABDULLAH NASHIH ULWAN DAN B.F. SKINNER SERTA RELEVANSI PEMIKIRAN KEDUA TOKOH TERSEBUT TENTANG HUKUMAN DALAM PENDIDIKAN A. Perbandingan Pemikiran Abdullah Nashih Ulwan dan

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Desain Judul Untuk desain judul The Grammar Gear, penulis menggunakan jenis huruf Optimus Princeps karena font tersebut mencerminkan petualangan, keberanian, dan keagungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian

BAB I PENDAHULUAN. Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian setiap orang. Ketika menikah, tentunya orang berkeinginan untuk mempunyai sebuah keluarga yang

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN VISUAL PADA IKLAN TELEVISI RICHEESE NABATI VERSI RICHEESE LAND FACTORY

BAB IV TINJAUAN VISUAL PADA IKLAN TELEVISI RICHEESE NABATI VERSI RICHEESE LAND FACTORY BAB IV TINJAUAN VISUAL PADA IKLAN TELEVISI RICHEESE NABATI VERSI RICHEESE LAND FACTORY Peranan unsur visual dalam iklan Richeese Nabati versi Richeese Land sangat penting. Iklan disajikan dengan alur cerita

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Desain Judul Penulis memilih font Cheeseburger yang berkarakter tebal dan besar untuk melambangkan besarnya kekuatan karakter monster. Bertekstur dan menggunakan outline

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dunia anak anak dapat dikatakan merupakan dunia bermain, dengan siapa pun anak anak ini berkumpul pasti akan tercipta permainan.melalui bermain mereka akan saling

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Stres Kerja 2.1.1. Pengertian Stres Menurut Vaughan dan Hogh (2002) stres adalah suatu kondisi psikologis yang terjadi ketika suatu stimulus diterima sebagai suatu hambatan atau

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI Si Golongan Darah

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI Si Golongan Darah PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI Si Golongan Darah Timothius Tommy Tanoto Universitas Bina Nusantara Jl. K.H Syahdan No.9 Kemanggisan Palmerah Jakarta Barat 11480, 021 534 5830 d_sanchez17@hotmail.com

Lebih terperinci

Mempersiapkan Diri Sebelum Berkomunikasi Dengan Anak, (2)

Mempersiapkan Diri Sebelum Berkomunikasi Dengan Anak, (2) Mempersiapkan Diri Sebelum Berkomunikasi Dengan Anak, (2) Berdasarkan pengalaman klinik dalam menangani masalah anak-anak, hampir sebagian besar kasus berasal dari masalah komunikasi antara orang tua dengan

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI PENDEK BRAVE TOY SOLDIER. Reyhan. Jl. Pasar no 22/24, Bogor

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI PENDEK BRAVE TOY SOLDIER. Reyhan. Jl. Pasar no 22/24, Bogor PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI PENDEK BRAVE TOY SOLDIER Reyhan Jl. Pasar no 22/24, Bogor 083819034579 reyhanwithsmile@yahoo.com ABSTRAK Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,

BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia mempunyai tuntutan kebutuhan baik itu kebutuhan secara fisik-fisiologis maupun sosial-biologis, oleh sebab itu manusia

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN. Untuk desain Title, penulis menggunakan font Coffee and Curry Shop_G yang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN. Untuk desain Title, penulis menggunakan font Coffee and Curry Shop_G yang BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Desain Title Untuk desain Title, penulis menggunakan font Coffee and Curry Shop_G yang dianggap mencerminkan sebuah gambaran cerita fabel untuk anak-anak. Warna yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kecemasan dapat dialami oleh para siswa, terutama jika dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kecemasan dapat dialami oleh para siswa, terutama jika dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecemasan dapat dialami oleh para siswa, terutama jika dalam suatu sekolah terjadi proses belajar mengajar yang kurang menyenangkan. Salah satu bentuk kecemasan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. reaksi fisik yang disebabkan karena persepsi seseorang terhadap kehilangan (loss).

BAB II LANDASAN TEORITIS. reaksi fisik yang disebabkan karena persepsi seseorang terhadap kehilangan (loss). BAB II LANDASAN TEORITIS A. GRIEF 1. Definisi Grief Menurut Rando (1984), grief merupakan proses psikologis, sosial, dan reaksi fisik yang disebabkan karena persepsi seseorang terhadap kehilangan (loss).

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Desain Title Untuk desain title, penulis menggunakan font "Annabelle" yang dianggap mewakili memiliki cita rasa klasik yang diinginkan oleh penulis. Untuk huruf e

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional Pengertian Kecemasan Menghadapi Ujian

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional Pengertian Kecemasan Menghadapi Ujian BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional 2.1.1 Pengertian Kecemasan Menghadapi Ujian Kecemasan adalah perasaan campuran berisikan ketakutan dan keprihatinan mengenai masa-masa mendatang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa. lainnya. Masalah yang paling sering muncul pada remaja antara lain

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa. lainnya. Masalah yang paling sering muncul pada remaja antara lain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa dewasa yang meliputi berbagai macam perubahan yaitu perubahan biologis, kognitif, sosial dan emosional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia akan mengalami perkembangan sepanjang hidupnya, mulai dari masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal, dewasa menengah,

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya 4 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Perkembangan Balita Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya mengetahui sekelumit pertumbuhan fisik dan sisi psikologinya. Ada beberapa aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kenyataannya, sampah merupakan produk manusia, yang artinya sampah

BAB I PENDAHULUAN. kenyataannya, sampah merupakan produk manusia, yang artinya sampah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring perkembangan jaman yang semakin pesat, kita sebagai umat manusia dihadapkan dengan permasalahan yang terus mengikutinya. Salah satunya yang tak luput dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. pembuatan facial animation untuk karakter-karakter yang ada di dalam film ini.

BAB III METODOLOGI. pembuatan facial animation untuk karakter-karakter yang ada di dalam film ini. BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum Ekspresi Anime 2D memiliki efek ekspresi yang unik dan menarik, seperti pipi yang terlihat memerah pada saat bahagia atau malu, mata yang dapat tiba-tiba membesar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketika zaman berubah dengan cepat, salah satu kelompok yang rentan

BAB I PENDAHULUAN. Ketika zaman berubah dengan cepat, salah satu kelompok yang rentan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Ketika zaman berubah dengan cepat, salah satu kelompok yang rentan untuk terbawa arus adalah remaja. Remaja memiliki karakteristik tersendiri yang unik, yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Saat ini pendidikan adalah penting bagi semua orang baik bagi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Saat ini pendidikan adalah penting bagi semua orang baik bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia pada dasarnya merupakan makhluk hidup yang harus terus berjuang agar dapat mempertahankan hidupnya. Manusia dituntut untuk dapat mengembangkan dirinya

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM PENDEK ANIMASI THE RACE

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM PENDEK ANIMASI THE RACE PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM PENDEK ANIMASI THE RACE Rio Kresna Prasetya Universitas Bina Nusantara, Jl. K. H. Syahdan No. 9 Kemanggisan Jakarta Barat 11480, +62 21 534 5830 Riokresna89@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN TIPOGRAFI JUDUL FILM HOROR INDONESIA PADA MEDIA POSTER

BAB IV TINJAUAN TIPOGRAFI JUDUL FILM HOROR INDONESIA PADA MEDIA POSTER BAB IV TINJAUAN TIPOGRAFI JUDUL FILM HOROR INDONESIA PADA MEDIA POSTER 1.1 Tipografi Pada Judul Film Horor Film merupakan media komunikasi dari berbagai teknologi dan unsur-unsur kesenian. Bentuk imaji

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Desain Title Untuk desain judul pada serial animasi ini, penulis menggunakan font "Messing Lettern " yang memiliki bentuk mekanis dengan mur/baut yang pada setiap

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Desain Title 5.1.1 Title Legenda Tengger Untuk desain title short movie animasi Legenda Tengger atau dalam bahasa Inggris The Legend of Tengger, penulis menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Diet 2.1.1 Pengertian Perilaku Diet Perilaku adalah suatu respon atau reaksi organisme terhadap stimulus dari lingkungan sekitar. Lewin (dalam Azwar, 1995) menyatakan

Lebih terperinci

Meminimalisasi Kecemasan (Anxiety) Dengan Menumbuhkan Self Awareness Siswa Dalam Pembelajaran Matematika

Meminimalisasi Kecemasan (Anxiety) Dengan Menumbuhkan Self Awareness Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Meminimalisasi Kecemasan (Anxiety) Dengan Menumbuhkan Self Awareness Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Selvi Rajuati Tandiseru 1 selvitandiseru@yahoo.co.id Pendahuluan Dalam proses pembelajaran matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Faktor sebuah film dapat dikatakan berhasil, berawal dari pencitraan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Faktor sebuah film dapat dikatakan berhasil, berawal dari pencitraan sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Faktor sebuah film dapat dikatakan berhasil, berawal dari pencitraan sebuah karakter. Karakter yang kuat dalam sebuah film dibangun untuk menciptakan sebuah eksistensi

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG. diekspresikan pada waktu yang salah dapat mengurangi kinerja karyawan. Tetapi ini tidak emosional ke tempat kerja setiap hari.

LATAR BELAKANG. diekspresikan pada waktu yang salah dapat mengurangi kinerja karyawan. Tetapi ini tidak emosional ke tempat kerja setiap hari. EMOSI DAN SUASANA HATI Prof. Dr. Umi Narimawati, M.Si. LATAR BELAKANG Adanya keyakinan bahwa segala jenis emosi bersifat mengganggu. Mereka beranggapan bahwa emosi negative yang kuat khususnya sn kemarahan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Rasa Takut dan Cemas Rasa takut dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti objek internal dan hal yang tidak disadari. Menurut Darwin kata takut (fear) berarti hal

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI FILM PENDEK CAPTAIN SUGENG

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI FILM PENDEK CAPTAIN SUGENG PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI FILM PENDEK CAPTAIN SUGENG Gunawan Universitas Bina Nusantara, Jl. K H. Syahdan No. 9 Kemanggisan Palmerah Jakarta Barat 11480, 021 534 5830 gunawan.leman@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. emosi negatif. Pentingya individu mengelola emosi dalam kehidupan karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. emosi negatif. Pentingya individu mengelola emosi dalam kehidupan karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Emosi sangat mendukung dalam kehidupan, apakah itu emosi positif atau emosi negatif. Pentingya individu mengelola emosi dalam kehidupan karena seseorang yang

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DATA PENELITIAN

BAB IV PAPARAN DATA PENELITIAN BAB IV PAPARAN DATA PENELITIAN A. Identitas Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Institut Agama Islam Negeri Antasari Banjarmasin, tepatnya di Fakultas Ushuluddin dan Humaniora, dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Desain Title Desain title dibuat secara manual dengan menggunakan brush line di illustrator, tarikan garis di buat tidak beraturan dan kasar untuk menampilkan kesan

Lebih terperinci

Cara Mengatasi Kecemasan

Cara Mengatasi Kecemasan Cara Mengatasi Kecemasan S etiap manusia pasti pernah merasa cemas. Perasaan cemas tersebut sering disertai dengan gejala tubuh seperti: jantung berdetak lebih cepat, otot otot menegang, berkeringat, gemetar,

Lebih terperinci

2016 HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN SEBELUM BERTANDING DENGAN PERFORMA ATLET PADA CABANG OLAHRAGA BOLA BASKET

2016 HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN SEBELUM BERTANDING DENGAN PERFORMA ATLET PADA CABANG OLAHRAGA BOLA BASKET BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga tim yang berkembang dalam masyarakat saat ini salah satunya adalah bolabasket. Olahraga bolabasket sudah mengalami banyak perubahan dari pertama lahirnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa merupakan sebutan bagi seseorang yang sedang menempuh perguruan tinggi. Masa perguruan tinggi dengan masa SMA sangatlah berbeda, saat duduk dibangku perguruan

Lebih terperinci

5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya)

5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya) Nama : No HP : Alamat : Pendidikan Terakhir : 1. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya) Pemikiran dan perhatian ditujukan ke dalam,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir-akhir ini berbagai bencana terjadi di Indonesia. Dimulai dari gempa bumi, tsunami, banjir bandang hingga letusan gunung merapi. Semua bencana tersebut tentu saja

Lebih terperinci

Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin. angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik.

Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin. angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik. Pengertian Kecemasan Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik. Menurut Freud (dalam Alwisol, 2005:28) mengatakan

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi Komunikasi Penulis merancang strategi komunikasi agar membantu mengetahui masalah, tujuan dan profil target yang akan dicapai dari perancangan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI (EMOTIONAL QUOTIENT) DENGAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA SEMESTER VIII FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI (EMOTIONAL QUOTIENT) DENGAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA SEMESTER VIII FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI (EMOTIONAL QUOTIENT) DENGAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA SEMESTER VIII FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Gelar

Lebih terperinci

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB II DATA DAN ANALISA BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Walaupun Di dalam Cerita tersebut banyak dialognya penulis ingin membuat film animasi ini menjadi pantomin yang diiringi dengan lagu yang tepat, juga ceritanya diubah

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. anak menilai bahwa perilaku tantrum adalah suatu perilaku yang masih

BAB V PEMBAHASAN. anak menilai bahwa perilaku tantrum adalah suatu perilaku yang masih BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Pada anak autis perilaku tantrum sering muncul sebagai problem penyerta kerena ketidakstabilan emosinya, banyak ahli perkembangan anak menilai bahwa perilaku tantrum adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stres 2.1.1 Definisi Stres Stres merupakan suatu fenomena universal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari serta akan dialami oleh setiap orang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang. sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 Ayat (3) menyebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang. sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 Ayat (3) menyebutkan bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga PAUD yang selama ini dikenal oleh masyarakat luas salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang sistem Pendidikan Nasional Pasal

Lebih terperinci

Nama : Eko Darma Satrio. Nim : : Sistem Informasi

Nama : Eko Darma Satrio. Nim : : Sistem Informasi Nama : Eko Darma Satrio Nim : 14121024 Prodi : Sistem Informasi 1. Jelaskan pengertian Perilaku Individu dalam organisasi? Perilaku individu dalam organisasi adalah bentuk interaksi antara karakteristik

Lebih terperinci

Edukasi Kesehatan Mental Intensif 15. Lampiran A. Informed consent (Persetujuan dalam keadaan sadar) yang digunakan dalam studi ini

Edukasi Kesehatan Mental Intensif 15. Lampiran A. Informed consent (Persetujuan dalam keadaan sadar) yang digunakan dalam studi ini Edukasi Kesehatan Mental Intensif 15 Lampiran A. Informed consent (Persetujuan dalam keadaan sadar) yang digunakan dalam studi ini PERSETUJUAN DALAM KEADAAN SADAR UNTUK BERPARTISIPASI SEBAGAI SUBJEK RISET

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecemasan merupakan suatu emosi yang paling sering di alami oleh manusia. Kadang-kadang kecemasan sering disebut sebagai bentuk ketakutan dan perasaan gugup yang dialami

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kecemasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kecemasan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Definisi Kecemasan Kecemasan atau anxietas adalah status perasaan tidak menyenangkan yang terdiri atas respon-respon patofisiologis terhadap antisipasi bahaya yang

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Penggabungan live shot dan animasi pada film pendek yang berjudul ABIMANYU ini berfungsi sebagai alat media komunikasi visual tentang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pengalaman yang membahagiakan. Kehamilan merupakan pengalaman yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pengalaman yang membahagiakan. Kehamilan merupakan pengalaman yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya wanita mengatakan bahwa menjadi hamil adalah suatu pengalaman yang membahagiakan. Kehamilan merupakan pengalaman yang luar biasa untuk wanita, dengan hadirnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mohammad Zepi Prakesa, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mohammad Zepi Prakesa, 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak zaman dahulu, olahraga telah dikenal sebagai aktivitas yang mempunyai berbagai manfaat baik bagi pelaku olahraga maupun orang lain yang menonton. Perkembangan

Lebih terperinci

Strategi pemulihan gangguan jiwa berdasar stress vulnerability model

Strategi pemulihan gangguan jiwa berdasar stress vulnerability model Materi ini merupakan salah satu Bahan kuliah online gratis Bagi anggota keluarga, relawan kesehatan jiwa Dan perawat pendamping Strategi pemulihan gangguan jiwa berdasar stress vulnerability model Oleh:

Lebih terperinci

Gambar 5.1 Desain judul

Gambar 5.1 Desain judul BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1. Desain Title Pada desain judul film pendek ini (title). Penulis memilih font yang memberikan kesan anak-anak dan juga sedikit kesan petualangan. Dengan dasar itulah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film adalah sarana komunikasi massa yang digunakan untuk menghibur, memberikan informasi, serta menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, komedi, dan sajian teknisnya

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. Untuk menemukan rujukan yang tepat sebelum melakukan pendekatan desain

BAB 4 KONSEP DESAIN. Untuk menemukan rujukan yang tepat sebelum melakukan pendekatan desain 25 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Untuk menemukan rujukan yang tepat sebelum melakukan pendekatan desain komunikasi visual yang tepat, ada beberapa teori yang digunakan sebagai bahan pertimbangan.

Lebih terperinci

LETTER OF CONSENT. Dengan ini, saya yang bertanda tangan di bawah ini

LETTER OF CONSENT. Dengan ini, saya yang bertanda tangan di bawah ini LAMPIRAN LETTER OF CONSENT Dengan ini, saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Usia : Alamat : Menyatakan bersedia dengan sukarela untuk Membantu peneliti dalam menyusun penelitiannya yg berjudul

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM PENDEK ANIMASI THE LETTER S JOURNEY

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM PENDEK ANIMASI THE LETTER S JOURNEY PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM PENDEK ANIMASI THE LETTER S JOURNEY George Martinus Utomo 08PFU/1301032883 Harapan Jaya 2 Blok E/5, Jl. Sungai Citarum Bekasi Utara icecreamsyndrom3@gmail.com Dibimbing

Lebih terperinci

Bentuk-bentuk Gejala Jiwa dan Implikasinya dalam Pendidikan

Bentuk-bentuk Gejala Jiwa dan Implikasinya dalam Pendidikan Bentuk-bentuk Gejala Jiwa dan Implikasinya dalam Pendidikan Psikologi Pendidikan Pengindraan (sensasi) dan Persepsi O Pengindraan atau sensasi adalah proses masuknya stimulus ke dalam alat indra manusia

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Wirawan dalam Panudju dan Ida (1999:83) mengungkapkan bahwa masa remaja

Bab 1. Pendahuluan. Wirawan dalam Panudju dan Ida (1999:83) mengungkapkan bahwa masa remaja Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Wirawan dalam Panudju dan Ida (1999:83) mengungkapkan bahwa masa remaja adalah suatu masa yang pasti dialami oleh semua orang. Pada tahapan ini seorang remaja adalah

Lebih terperinci

MENGELOLA STRESS DAN MENGENDALIKAN EMOSI. dr Gunawan Setiadi Tirto Jiwo, Pusat Pemulihan dan Pelatihan Gangguan Jiwa

MENGELOLA STRESS DAN MENGENDALIKAN EMOSI. dr Gunawan Setiadi Tirto Jiwo, Pusat Pemulihan dan Pelatihan Gangguan Jiwa MENGELOLA STRESS DAN MENGENDALIKAN EMOSI dr Gunawan Setiadi Tirto Jiwo, Pusat Pemulihan dan Pelatihan Gangguan Jiwa STRESS Segala kejadian (masa lalu/ masa datang) yang menimbulkan perasaan tidak enak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pencak silat merupakan budaya dan seni beladiri warisan bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. Pencak silat merupakan budaya dan seni beladiri warisan bangsa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pencak silat merupakan budaya dan seni beladiri warisan bangsa yang mempunyai nilai luhur. Dalam perkembanganya hingga saat ini pencak silat sudah dipertandingkan

Lebih terperinci

SENI DAPAT MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK

SENI DAPAT MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK SENI DAPAT MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK Nur Auliah Hafid Widyaiswara LPMP Sulsel 1 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Apakah Seni dapat meningkatkan Kecerdasan Emosional

Lebih terperinci

TIME MANAGEMENT. Materi berasal dari berbagai sumber

TIME MANAGEMENT. Materi berasal dari berbagai sumber TIME MANAGEMENT Materi berasal dari berbagai sumber Sasaran Program Memahami konsep dan pentingnya menghargai waktu. Memahami cara menentukan prioritas. Mampu melakukan penjadwalan aktivitas yang efektif.

Lebih terperinci