BAB 1 PENDAHULUAN. pertumbuhan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya padasektor

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 PENDAHULUAN. pertumbuhan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya padasektor"

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar Belakang Dengan berkembangnya pertumbuhan ekonomi maka berkembang pula pertumbuhan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya padasektor industri dan perdagangan, dimana dari sektor industrilah berbagaiproduk yang beranekaragam dihasilkan dengan menggunakan teknologi-teknologiyang canggih dan modern yang dipersiapkan untuk menghadapipersaingan yang lebih ketat dalam era globalisasi. Dalam menghadapipersaingan tersebut, pertumbuhan ekonomi sangat memerlukan ilmupengetahuan dan teknologi karena ilmu pengetahuan dan teknologi adalahsatu faktor yang dominan dalam memenangkan persaingan dalam eraglobalisasi yang sangat berkaitan dengan bidang hak kekayaan intelektual. 4 Saat ini terdapat perangkat UU Hak kekayaan intelektual di Indonesia, yakni; 1. Hak cipta diatur dalam UU No.28 Tahun Paten diatur dalam UU No. 13 Tahun Merek diatur dalam UU No. 15 Tahun Perlindungan varietas baru tanaman diatur dalam UU No.29 Tahun Rahasia dagang diatur dalam UU No.31 Tahun Desain industri di atur dalam UU No. 31 Tahun Muhamad Djumhana, Aspek-Aspek Hukum Desain Industri Di Indonesia, (Bandung : Citra Aditya Bakti,1999),hal 2. 1

2 2 7. Desain tata letak sirkuit terpadu diatur dalam UU No.32 Tahun Dalam penjelasan, ketentuan umum Pasal 1 ayat (1) Undang-undang No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta, Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. 6 Pada awal perkembangan hak cipta, permasalahannya sangatlah sederhana, yaitu hanya menyangkut tuntutan supaya dapat dikuasainya dan dipergunakannya untuk tujuan apapun, apa yang sudah ditemukannya, diciptakannya dengan kemampuan tenaganya maupun intelektualnya. Kemudian muncul pertanyaan, siapakah yang berhak menjadi pemilik dari suatu hasil karya bila bahan bakunya berasal dari pihak lain. Permasalahan pun semakin majemuk dengan terjadinya revolusi industri di Inggris maupun revolusi politik di Perancis. Dikarenakan kedua revolusi tersebut, sehingga dorongan terhadap perkembangan doktrin maupun objek perlindungan hak milik intelektual jadi semakin besar. 7 5 OK Saidin,Aspek hukum kekayaan intelektual, (Jakarta :PT RajaGrasindo Persada,2010), hlm Pasal 1 ayat (1) Undang-undang No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta 7 Hasbir,.Analisis Aspek Sosiologi Hukum Terhadap Pelanggaran Hak Cipta rekaman suara (lagu) di Kota Makassar (Makassar :Tesis, Hukum Perdata, Universitas Hassanudin,2002)hal, 3.

3 3 Indonesia mengenal hak cipta sebagai bagian penting dalam hak kekayaan intelektual, yang mengatur perlindungan berbagai ragam karya cipta sejak 1982 dengan konsep hak ekonomi dan hak moral yangmelekat. Hukum hak cipta bertujuan melindungi hak pembuat dalam mendistribusikan, menjual, atau membuat turunan dari karya tersebut. 8 Dalam upaya memahami hak cipta dapat diawali dengan mengenal objeknya, yaitu segala bentuk ciptaan yang bermuatan ilmu pengetahuan, berbobot seni, dan bernuansa sastra. Seperti halnya Desain Industri yang merupakan bagian dari Hak atas Kekayaan Intelektual. Perlindungan atas Desain Industri didasarkan pada konsep pemikiran bahwa lahirnya Desain Industri tidak terlepas dari kemampuan kreativitas cipta, rasa dan karsa yang dimiliki oleh manusia. Jadi ia merupakan produk intelektual manusia, produk peradaban manusia. Definisi Desain Industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan dari padanya yang berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan dengan pola tiga dimensi atau dua dimensi serta dapat di pakai untuk menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri atau kerajinan tangan. 10 Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa unsur unsur desain industri adalah sebagai berikut ; 9 8 Adrian Sutedi,Hak atas Kekayaan Intelektual,(Jakarta :Sinar Grafika, 2013), hlm Ibid, hlm Tim Lindsey, Suatu Pengantar Hak Kekayaan Intelektual (Bandung: PT.ALUMNI, 2006), hlm. 220

4 4 1. Kreasi yang dilindungi olah undang-undang desain dapat berbentuk tiga dimensi (bentuk dan konfigurasi) serta dua dimensi (komposisi garis atau warna). 2. Kreasi tersebut memberikan kesan estetis. 3. Kreasi tersebut dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri, atau kerajinan tangan. Dari ketiga unsur tersebut, kalimat yang menyimpulkan bahwa kreasi memberikan kesan estetis merupakan hal yang dapat mendatangkan kesulitan baik bagi pemilik desain maupun pemeriksa desain. Hal ini dikarenakan penilaian estetika bersifat sangat subjektif. 11 Dalam hal Desain Industri, pemerintah Indonesia membentuk undangundang mengenai Desain Industri, yaitu Undang-Undang nomor 31 tahun 2000 tentang Desain Industri yang selanjutnya disebut dengan Undang-Undang Desain Industri. Perlindungan hukum terhadap desain industri sebagai salah satu karya intelektual sangat diperlukan untuk kepentingan pendesain dan untuk menumbuhkan kreatifitas pendesain agar terus menerus menciptakan desain baru. Selain untuk hal tersebut, undang-undang mengenai hak Desain Industri dimaksudkan untuk menghindari kemungkinan pemalsuan atau persaingan yang curang antara sesama pelaku usaha. 12. Bagi Desain Industri yang yang dapat diberikan perlindungan tentunya harus memenuhi syarat sebagaimana dituangkan didalam pasal 2 ayat 1, 2 dan 3 yaitu: 11 Ibid, hlm Budi agus riswandi, Hak Kekayaan Intelektual dan Budaya Hukum, (Jakarta: PT.RajaGrasindo, 2004), hlm. 54.

5 5 1. Hak Desain Industri diberikan untuk Desain Industri yang baru. 2. Desain Industri dianggap baru apabila pada tanggal penerimaan, Desain Industri tersebut tidak sama dengan pengungkapan yang telah ada sebelumnya. 3. Pengungkapan sebelumnya, sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 adalah pengungkapan Desain Industri yang sebelum : a. Tanggal penerimaan b. Tanggal prioritas apabila permohonan diajukan dengan Hak Prioritas. c. Telah diumumkan atau digunakan di Indonesia atau di luar Indonesia. 13 Berdasarkan pada ketentuan ini dapat dikemukakan bahwa Desain Industri yang dapat diberikan perlindungan hukum adalah; 1. Desain Industri yang baru. 2. Desain Industri yang tidak sama pengungkapannya dengan Desain Industri yang sebelumnya. Selanjutnya dalam kaitannya dengan Desain Industri yang tidak mendapatkan perlindungan hukum, jika Desain Industri tersebut bertentangan dengan peraturan perundang undangan, kesusilaan dan ketertiban umum. 14 Di dalam Undang-undang Desain Industri diatur bahwa pemegang HakDesain Industri memiliki hak eksklusif untuk melaksanakan Hak Desain Industri yang dimilikinya dan untuk melarang orang lain yang tanpa persetujuannya membuat,memakai, menjual, mengimpor, mengekspor, dan/atau 13 Pasal 2 ayat 1,2 dan 3 undang undang no 31 tahun 2000 tenteng Desain Industri 14 Ibid. hlm. 54.

6 6 mengedarkan barang yang diberi hak desain industri. 15 Jadi,seseorang tersebut mempunyai kedudukan yang kuat terhadap pihak yangmelakukan pelanggaran Hak Desain Industri, pemegang Hak Desain Industriatau pemegang lisensinya dapat melakukan proses hukum yang berlakukarena perbuatan tersebut merupakan perbuatan melanggar hukum. Di dalam konsepnya Hak Cipta dan Desain Industri bersinggungan dan memiliki perbedaan, Hak cipta dan Desain Industri memiliki peraturan Undang Undang yang mengaturnya masing-masing, sehingga dari segi pengertian dan peraturannya sudah berbeda, sehingga di dalam konsepnya Hak Cipta dan Desain Industri tidak dapat digabungkan dalam pengaturan Hak Kekayaan Intelektual, Hak Cipta itu sendiri memiliki pengertian bahwa Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasanpembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan Desain Industri itu adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan daripadanya yang berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri, atau kerajinan tangan. 17 Berkaitan dengan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa skripsi ini mengangkat tentang permasalahan tentang persinggungan hak cipta dan desain Pasal 9 undang undang no 31 tahun 2000 tentang Desain Industri 16 Pasal 1 ayat 1 undang undang no 28 tahun 2014 tentang hak cipta 17 Pasal 1 ayat 1 undang undang no 31 tahun 2000 tentang desain industri

7 7 industri studi atas putusanno: 31/PDT.SUS-DESAIN INDUSTRI/2013/PN.NIAGA.JKT.PST. Di dalam kasus ini pada tanggal 16 April 2010 BHUN BHUN HUI mendaftarkan Hak Cipta atas seni lukis dengan judul Ciptaan PITA pada saat yang bersamaan BHUN BHUN HUI juga mendaftarkan Desain Industri dengan Judul KEMASAN dengan nomor pendaftaran ID D dengan tanggal penerimaan permohonan 16 februari Ternyata tanggal 10 Mei 2013 PT. Tunisco Trading Investment membentuk desain industri yang sama, dengan Judul KEMASAN dan didaftarkan kembalikepada Dirjen HKI dengan tanggal penerimaan 10 Mei Bahwa di dalam hal ini yang menjadi persinggungan antara hak cipta dan desain industri itu sendiri adalah bahwa di dalam gugatan nya penggugat menggabungkan suatu Hak Cipta dan Desain Industri sebagai dasar gugatannya yaitu Hak Cipta atas seni lukis dengan judul Ciptaan PITA dan Desain Industri dengan Judul KEMASAN dengan nomor pendaftaran ID D dengan tanggal penerimaan permohonan 16 februari 2012, yang keduanya tunduk dibawah UU yang berbeda, kedua nya juga sangat bersinggungan dalam pengertiannya. Sedangkan dalam hal ini penggugat melakukan gugatan kepada PT. Tunisco Trading Investment atas dasar gugatan Desain Industri dengan Judul KEMASAN dengan nomor pendaftaran ID D tanggal penerimaan 10 Mei Terkait dengan ini, maka hal tersebut menjadi kajian menarik untuk diteliti, Karena di dalam kasus ini keduanya memiliki sertifikat Desain Industri

8 8 dengan nomor Pendaftaran yang sama dan keduanya juga memiliki suatu desain pakaian wanita yang di produksi dengan konfigurasi garis dan warna yang hampir sama.dalam hal ini juga penggugat mengabungkan suatu Hak Cipta dan Desain Industri yang keduanya tunduk dibawah hukum yang berbeda dan keduanya jelas beringgungan dalam pengertiannya dan pengaturannya. DESAIN INDUSTRI MILIK BHUN BHUN HUI Alias RADHIMAN. 18 DESAIN INDUSTRI MILIK PT.TUNISCO TRADING INVESTMENT Baju merk haibah dan jakarhttps:// terakhir diakses tanggal 11 april 2017, pukul wib. 19 Ibid. Baju merk haibah dan jakar

9 9 Dari kedua gambar diatas jenis pakaian tersebut memiliki desain dan warna yang hampir sama.dari desain industri milik BHUN BHUN HUI alias radhiman memiliki warna putih dan garis corak yang berwarna putih dan garis berwarna putih, sedangkan desain industri milik PT TUNISCO TRADING INVESTMENT, juga memiliki desain industry dengan warna baju putih dan corak yang putih juga serta desain garis yang berwarna putih sehingga keduanya memiliki kemiripan akan tetapi berbeda sertifikat desain industri nya Dari penjelasan diatas, maka penulis terdorong untuk melakukan penulisan skripsi yang di beri judul Persinggungan Hak Cipta dan Desain Industri (studi putusan NO: 31/PDT.SUS-DESAIN INDUSTRI/2013/PN.NIAGA.JKT.PST.) B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan sebelumnya, penulis memilih beberapa hal yang menjadi permasalahan dalam penulisan skripsi ini, Sebagai berikut : 1. Apa yang menjadi persinggungan antar Hak Cipta dan Desain Industri? 2. Apakah Hak Cipta dapat didaftarkan bersamaan dengan Desain Industri? 3. Bagaimana pertimbangan hakim atas putusan NO: 31/PDT.SUS-DESAIN INDUSTRI/2013/PN.NIAGA.JKT.PST.?

10 10 C. Tujuan dan Manfaat Penulisan 1. Penulisan ini bertujuan a. Untuk memahami persinggungan antar Hak Cipta dan Desain Industri b. Untuk mengetahui cara pendaftara Hak Cipta dan Desain Industri. c. Untuk mengetahui pertimbangan hakim atas putusan NO: 31/PDT.SUS- DESAIN INDUSTRI/2013/PN.NIAGA.JKT.PST. 2. Manfaat Penulisan a. Manfaat teoritis Hasil penulisan skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan dan menambah pengetahuan, terutama tentang hal yang berhubungan dengan aspek hukum hak desain industri. b. Manfaat praktis Manfaat secara praktis di harapkan memberikan pengetahuan mengenai tentang sistem-sistem pengaturan hak desain industri, seperti 1. Untuk memberikan pemahaman terhadap masyarakat dan pelaku bisnis tentang pentingnya pendaftaran hak milik desain industri yang di daftarkan direktorat jendaral HKI. 2. Memberikan pemahaman bagaimana undang undang desain industri dalam melindungi suatu pelanggaran desain industri yang dilakukan oleh masyarakat ataupun pelaku bisnis pakaian. 3. Memberikan masukan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di bidang desain industri, dan memberikan pemahaman dan informasi bagi masyarakat dan pelaku bisnis agar dapat memahami tentang bagaimana

11 11 cara mendaftarkan atau cara pengalihan suatu desain indutri tersebut seseuai dengan undang undang desain industri no 31 tahun D. Keaslian Penulisan Pembahasan skripsi ini yang berjudul Persinggungan Hak Cipta dan Desain Industri (studi putusan NO: 31/PDT.SUS-DESAIN INDUSTRI/2013/PN.NIAGA.JKT.PST.) ini disusun berdasarkan pengumpulan bahan-bahan baik berupa bahan pustaka, literatur, undang-undang maupun peraturan perundang-undangan lainnya yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat dalam penulisan skripsi ini. Adapun Penelitian yang berkaitan dengan skripsi ini adalah : 1. Titik Singgung Perlindungan HKI : Hak Cipta, Merek dan Desain Industri, Jurnal, Agus sardjono, Fakultas Hukum Universitas Indonesia. 2. Perlindungan Hak Cipta, Hak Terkait,Desain Industri, Jurnal, Dina widya Putri, Dosen Hukum Dagang Universitas Gadjah Mada. Penelitian tersebut merupakan suatu penelitian penjelasannya hampir sama dengan Skripsi yang sedang dibahas, Hanya saja di dalam penelitian tersebut mengangkat topik tentang garis besar Persinggungan dan perbedaan dari pengertian Hak cipta dan Desain industri saja, Sedangkan di dalam skripsi ini membahas tentang Persinggungan Hak Cipta dan Desain Industri dengan studi kasus Suatu Putusan Mahkamah Agung.

12 12 Penelitian tersebut juga memiliki kesamaan di dalam Skripsi ini, Yaitu, menjelaskan tentang perbedaan dan persinggungan dari Hak Cipta dan Desain Industri. Dengan demikian Penelitian tersebut menjadi acuan penulis dalam melakukan penulisan skripsi ini, di karenakan penelitian tersebut sangat berkaitan dengan pokok pembahasan skripsi penulis. Untuk mengetahui keaslian penulisan ini, sebelumnya sudah melakukan penelusuran terhadap berbagai judul skripsi yang tercatat pada catalog skripsi departemen hukum ekonomi Fakultas Hukum dan tidak menemukan judul yang sama. Melalui surat yang tertanggal 16 April 2017 yang dikeluarkan oleh Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas Hukum / Pusat Dokumentasi dan Informasi Hukum Fakultas Hukum menyatakan bahwa judul skripsi ini belum pernah ditulis oleh orang lain di lingkungan maupun di lingkungan universitas/ perguruan tinggi lainnya dalam wilayah Republik Indonesia. Apabila dikemudian hari, ternyata terdapat judul yang sama atau telah ditulis oleh orang lain dalam berbagai tingkat kesarjanaan sebelum skripsi ini dibuat, maka hal tersebut dapat dimintakan pertanggungjawaban. E. Tinjauan Kepustakaan Adapun yang menjadi kerangka studi atau tinjauan kepustakaan dalam skripsi ini terbagi dalam 3 sub bagian, yaitu :

13 13 A. Desain Industri Desain industri berhubungan dengan perwujudan secara visual produkproduk komersial dalam pola tiga atau dua dimensi. Desain industri biasanya tidak melindungi fungsi dari suatu produk melainkan semata-mata melindungi penampakan luarnya. Desain orisinil dari produk-produk komersial dilindungi setelah desain tersebut di daftarkan. Jangka waktu monopoli dari sebuah desain adalah sedikit dibawah jangka waktu untuk paten. Banyak negara-negara berkembang baru mampu mengembangkan industri-industrinya dalam waktu 50 tahun yang lalu, sehingga bagi negara-negara tersebut peraturan mengenai desain menjadi relevan baru pada saat ini. 20 B. Hak Cipta Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif, setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dengan kata lain,pencipta atau penerima hak memiliki hak eksklusif untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya,atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. 21 Sementara itu, pemegang hak cipta adalah pencipta sebagai pemilik hak cipta, pihak yang menerima hak tersebut secara sah dari pencipta, atau pihak lain yang menerima lebih lanjut hak dari pihak yang menerima hak tersebut secara sah. 20 Ibid. hlm Tim Visi Yustisia, Panduan Resmi Hak Cipta,(Jakarta : Visimedia, 2015), Hal, 1.

14 14 C. Ruang lingkup perlindungan desain industri Dan Hak Cipta Perlindungan atas desain industri didasarkan pada konsep pemikiranbahwa lahirnya desain industri tidak terlepas dari kemampuan kreatifitascipta, rasa dan karsa yang dimiliki oleh manusia. Jadi desain industrimerupakan produk intelektual manusia, produk peradaban manusia. Adayang mengatakan bahwa ada kesamaan antara hak cipta bidang seni lukisatau seni grafika dengan desain industri, akan tetapi perbedaannya akanterlihat ketika desain industri itu dalam wujudnya lebih mendekati paten 22. Jika desain industri itu semula diwujudkan dalam bentuk lukisan,karikatur atau gambar atau grafik, suatu dimensi yang dapat diklaim sebagaihak cipta, maka pada tahapan berikutnya ia disusun dalam bentuk dua atautiga dimensi dan dapat diwujudkan dalam satu pola yang melahirkan produkmateriil dan dapat diterapkan dalam aktivitas industri. Dalam wujud itulahkemudian ia dirumuskan sebagai desain industri. Ada dua pendekatan filosofis terhadap desain industri sebagai bagianhak kekayaan intelektual 23 : a. Pendekatan hak cipta yang berpangkal di negara-negara Eropa denganmelihat Hak Desain Industri sebagai karya, cipta dan karsa (budaya). b. Pendekatan paten, yang berpangkal di Negara Jepang dan Amerikadengan melihat desain industri sebagai produk yang bernilai bisnis. 22 OK. Saidin, 2004, Op.cit, hal Ibid, hal. 469.

15 15 Perbedaan pada cara pendekatan filosofis terhadap desain industrisebagai bagian dari hak kekayaan intelektual, menyebabkan terjadinyaperbedaan dalam susunan normatif peraturan perundang-undangan itu diberbagai negara. Untuk lebih memahami ruang lingkup desain industri ini,ada pandangan suatu ahli yang sangat baik untuk membawa kita sehinggadapat lebih mampu melihat ruang lingkup desain industri ini. Ruang lingkup perlindungan hak cipta berdasarkan Pasal 40 Ayat (1) Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta meliputi Ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra yang terdiri atas: 1. Buku, perwajahan karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lainnya; 2. Ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan lain yang sejenis lainnya; A. Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan; B. Lagu dan/atau musik dengan atau tanpa teks; C. Drama atau drama musikal, tari, koreografi, perwayangan, dan pantomim; D. Karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar, ukiran, dll. E. Karya seni terapan; F. Karya arsitektur; G. Peta; H. Karya seni batik atau seni motif lain; I. Karya fotografi; J. Potret; K. Karya sinematografi;

16 16 L. Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai basis data, adaptasi, aransemen, Modifikasi, dan karya lain dari transformasi. M. Terjemahan, adaptasi, aransemen, transformasi, atau modifikasi ekspresi budaya N. Kompilasi Ciptaan atau data, baik dalam format yang dapat dibaca dengan Program computer maupun media lainnya. O. Kompilasi ekspresi budaya tradisional selama kompilasi tersebut, Merupakan karya yang asli.. Apabila dilihat rincian yang tertera di atas berdasarkan urutan 1 sampai 13, karya-karya tersebut dapat dikualifikasikan sebagai ciptaan asli. Sedangkan pada butir 14 sampai 17 merupakan pengolahan selanjutnya dari ciptaan-ciptaan asli. 24 F. Metode Penelitian Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode,sistematika,dan pemikiran tertentu,yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu,dengan cara melakukan analisis. Selain itu,diadakan pada pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta hukum yang relevan,untuk kemudian mengupayakan suatu pemecahan atas permasalahanpermasalahan yang timbul dalam gejala yang bersangkutan 25. Untuk melengkapi penulisan skripsi ini agar tujuan dapat lebih terarah dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, maka metode yang digunakan antara lain : 24 J.C.T. Simorangkir, Beberapa Catatan Mengenai Perubahan UU Mengenai Hak Cipta, (Jakarta : Kompas, 1987),hlm Soerjono Soekanto,Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta : Universitas Indonesia,Jakarta,2007,)hlm.3.

17 17 1. Jenis dan sifat Penelitian Jenis Penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian hukum normatif. Dimana dalam penelitian normatif hukum dikonsepsikan sebagai apa yang tertulis dalam peraturan perundang-undangan atau hukum yang dikonsepsikan sebagai kaidah atau norma yang merupakan patokan berperilaku masyarakat terhadap apa yang dianggap pantas. Penelitian hukum normatif hanya meneliti peraturan perundang-undangan,dan mempunyai beberapa konsekuensi,dan sumber data yang digunakan berasal data data sekunder. 26 Sifat penelitian yang dipergunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian Deskriptif adalah penelitian untuk mempertegas hipotesa tertentu, dan memberikan data seteliti mungkin. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan yuridis. Pendekatan yuridis tersebut melakukan pengkajian peraturan perundangundangan yang berhubungan dengan tema sentral penelitian. Sehingga dalam Skripsi ini meneliti dari sebuah Undang Undang, Buku dan Suatu Putusan Pengadilan yang mana didalam putusan pengadilan itu dijabarkan atas pertimbangan Hakim dan analisis kasus nya. Di dalam Undang-Undang Sendiri dikutip dari Pasal-Pasal yang berkaitan dengan skripsi ini, Kemudian diambil dari refrensi Buku-buku kepustakaan yang berkaitan dengan skripsi ini, sehingga Skripsi ini berisi data yang valid. 26 Penelitian Hukum Normatif, pendidikan.com/2013/08/penelitian-hukum-normatif.html, diakses tanggal 11 april, wib

18 18 2. Data Penelitian Materi dari penelitian ini diambil dari data sekunder,dimana data sekunder dapat diperoleh dari dari sumber pertama, data sekunder bisa diperoleh dari dokumen-dokumen resmi, buku-buku penelitian, laporan, buku harian, surat kabar, makalah, dan lain sebagainya. a. Bahan Hukum Primer Bahan hukum primer merupakan peraturan perundangundangan terkait,antara lain adalah : 1) Undang-Undang No.31 Tahun 2000 Tentang Desain industri. 2) Undang- undang No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta. 3) Putusan NO: 31/PDT.SUS-DESAIN INDUSTRI/2013/PN.NIAGA.JKT.PST. 4. Bahan Hukum Sekunder, Yaitu berupa buku-buku yang berkaitan dengan judul skripsi, artikel-artikel, hasil-hasil penelitian, laporan- laporan dan sebagainya yang dapat diperoleh melalui media cetak maupun media elektronik. 5. Bahan hukum tersier

19 19 Yaitu semua dokumen yang memberikan petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti: jurnal ilmiah, kamus hukum, dan bahan-bahan lain yang sesuai dan dapat digunakan dalam penyusunan skripsi ini. 3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah dengan studi dokumen dengan penelusuran pustaka (library research) yaitu mengumpulkan data dari informasi dengan bantuan buku, karya ilmiah, dan juga peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan materi penelitian. Menurut M. Nazil dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian, dikemukakan bahwa studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literature-literatur, catatan-catatan dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan Analisis Data Penelitian hukum normatif yang menelaah data sekunder menyajikan data berikut dengan analisisnya. 28 Metode analisis data yang dilakukan adalah dengan metode kualitatif dengan penarikan kesimpulan secara deduktif. 27 M.Nazil, Metode Penelitian(Jakarta:Ghalia Indonesia,2010), hlm Soerjono Soekanto, Op. Cit, hl. 69.

20 20 Metode penarikan kesimpulan pada dasarnya ada dua, yaitu metode penarikan kesimpulan secara deduktif dan induktif. Metode penarikan kesimpulan secara deduktif adalah suatu proposisi umum yang kebenarannya telah diketahui dan berakhir pada suatu kesimpulan (pengetahuan baru) yang bersifat lebih khusus. 29 Metode penarikan kesimpulan secara induktif adalah proses berawal dari proposisi-proposisi khusus (sebagai hasil pengamatan) dan berakhir pada kesimpulan (pengetahuan baru) berupa asas umum. 30 Sehingga dalam penelitian ini menggunakan metode kesimpulan deduktif Karena dalam penelitian ini merupakan suatu penelitian putusan yang proporsi umum kebenarannya telah diketahui dan berakhir pada suatu kesimpulan yang bersifat khusus. G. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan penulisan skripsi ini, maka akan diberikan gambaran secara ringkas mengenai uraian dari bab ke bab yang berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Penulisan penelitian ini akan dibagi menjadi lima bab untuk mempermudah penulisan dan penjabaran dalam pembahasan permasalahan di dalam skripsi ini. Sistematika Penulisan disusun sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN 29 Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2007), hlm Ibid., hlm. 10.

21 21 Bab ini dikemukakan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penulisan, serta sistematika penulisan. BAB II PERSINGGUNGAN ANTARA HAK CIPTA DAN DESAIN INDUSTRI Di bab ini akan di paparkan mengenaidesain industri dan hak cipta. Bab ini berisikan tentang pengertian, syarat dan objek, ketentuan pendaftaran dari desain industry dan hak cipta itu sendiri. BAB III PENDAFTARAN HAK CIPTA YANG BERSAMAAN DENGAN DESAIN INDUSTRI Bab ini akan di paparkan menganai, Jangka waktu perlindungan desain industri dan hak cipta, tata cara pembatalan desain industri dan hak cipta, hak dan kewajiban pemegang hak desain industri dan hak cipta serta pendaftran hak cipta yang bersamaan dengan desain industri. BAB IV PERTIMBANGAN HAKIM TERHADAP PUTUSAN NO: 31/PDT.SUS-DESAIN INDUSTRI/2013/PN.NIAGA.JKT.PST. Bab ini di paparkan mengenai putusan hakim terhadap pelanggaran desain industri dan hak cipta yang dilakukan oleh sesama pelaku usaha pakaian. BAB V PENUTUP Bab ini berisikan kesimpulan yang dikemukakan berdasarkan permasalahan yang telah dibahas dan dianalisis, dalam bab ini juga dikemukakan berbagai saran dari penulis atas penelitian yang dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini penggunaan komputer sudah memasuki hampir semua. bidang kehidupan, baik di kalangan perguruan tinggi, perkantoran,

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini penggunaan komputer sudah memasuki hampir semua. bidang kehidupan, baik di kalangan perguruan tinggi, perkantoran, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat ini penggunaan komputer sudah memasuki hampir semua bidang kehidupan, baik di kalangan perguruan tinggi, perkantoran, sampai ke rumah tangga. Sekarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karakter yang eksklusif. Berdasarkan Undang-undang No. 31 Tahun 2000 hak

BAB I PENDAHULUAN. karakter yang eksklusif. Berdasarkan Undang-undang No. 31 Tahun 2000 hak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai bagian dari Hak Atas Kekayaan Intelektual (HKI), industri memiliki karakter yang eksklusif. Berdasarkan Undang-undang No. 31 Tahun 2000 hak atas industri diberikan

Lebih terperinci

TUGAS MATA KULIAH HUKUM HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL. (Intelectual Property Rights Law)

TUGAS MATA KULIAH HUKUM HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL. (Intelectual Property Rights Law) TUGAS MATA KULIAH HUKUM HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (Intelectual Property Rights Law) Hak Kekayaan Intelektual : Jenis Jenis dan Pengaturannya O l e h : APRILIA GAYATRI N P M : A10. 05. 0201 Kelas : C Dosen

Lebih terperinci

INTISARI HAK CIPTA. UU No 28 Tahun 2014

INTISARI HAK CIPTA. UU No 28 Tahun 2014 INTISARI HAK CIPTA UU No 28 Tahun 2014 Definisi Pasal 1 : Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk

Lebih terperinci

Dr. Tb. Maulana Kusuma Web: Gunadarma University

Dr. Tb. Maulana Kusuma   Web:  Gunadarma University Dr. Tb. Maulana Kusuma Email: mkusuma@staff.gunadarma.ac.id Web: http://mkusuma.staff.gunadarma.ac.id Gunadarma University Ruang Lingkup HKI Hak atas Kekayaan Intelektual didefinisikan sebagai suatu perlindungan

Lebih terperinci

Rudy Susatyo. Yogyakarta, 8 Agustus Oleh

Rudy Susatyo. Yogyakarta, 8 Agustus Oleh Oleh Rudy Susatyo Disampaikan dalam kegiatan Workshop dengann tema Meniuju Keunggulan UST Melalui Peningkatan Kinerja Riset Abdimas (Menuju HaKI, Jurnal Terindeks, dan Optimalisasi Jabatan Fungsional),

Lebih terperinci

Pengantar Hak Kekayaan Intelektual (HKI)

Pengantar Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Pengantar Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Fundamental Patent Drafting Workshop UNIVERSITAS PGRI SEMARANG 14-15 Oktober 2016 PENGERTIAN HKI Hak yang diberikan oleh negara (kepada pencipta/ inventor/ desainer)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang industri, ilmu pengetahuan, kesusasteraan atau seni. 1 Hak atas kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. bidang industri, ilmu pengetahuan, kesusasteraan atau seni. 1 Hak atas kekayaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Intellectual Property Rights (IPR) dalam bahasa Indonesia memiliki 2 (dua) istilah yang pada awalnya adalah Hak Milik Intelektual dan kemudian berkembang menjadi

Lebih terperinci

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL: PENGERTIAN DAN MANFAAT BAGI LITBANG

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL: PENGERTIAN DAN MANFAAT BAGI LITBANG HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL: PENGERTIAN DAN MANFAAT BAGI LITBANG Dadan Samsudin Pemeriksa Paten Direktorat Paten, DTLST dan Rahasia Dagang Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual 2016 HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL:

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN TERHADAP HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

PERLINDUNGAN TERHADAP HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL PERLINDUNGAN TERHADAP HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL Diberlakukannya perjanjian TRIPs (Trade Related Aspects of Intellectual Property Right) pada tanggal 1 Januari 2000 memberikan harapan adanya perlindungan

Lebih terperinci

Kuesioner Penyusunan Matriks PMTB Tahun 2015

Kuesioner Penyusunan Matriks PMTB Tahun 2015 RAHASIA NUS MI-08 HAKI REPUBLIK INDONESIA Kuesioner Penyusunan Matriks PMTB Tahun 2015 Survei ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai: 1. Investasi dalam bentuk kekayaan intelektual yang terjadi

Lebih terperinci

N. Tri Suswanto Saptadi. Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Atma Jaya Makassar. 3/23/2014 nts/epk/ti-uajm 2

N. Tri Suswanto Saptadi. Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Atma Jaya Makassar. 3/23/2014 nts/epk/ti-uajm 2 N. Tri Suswanto Saptadi Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Atma Jaya Makassar 3/23/2014 nts/epk/ti-uajm 1 Bahan Kajian UU No.19 tentang hak cipta Ketentuan umum, lingkup

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pengaturan Hak Kekayaan Intelektual (selanjutnya disebut HKI) bukanlah hal

I. PENDAHULUAN. Pengaturan Hak Kekayaan Intelektual (selanjutnya disebut HKI) bukanlah hal I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengaturan Hak Kekayaan Intelektual (selanjutnya disebut HKI) bukanlah hal yang baru dikenal dalam sistem perundang-undangan di Indonesia. Hak kekayaan intelektual adalah

Lebih terperinci

Lex Privatum, Vol. III/No. 3/Jul-Sep/2015

Lex Privatum, Vol. III/No. 3/Jul-Sep/2015 SUATU TINJAUAN TENTANG HAK PENCIPTA LAGU MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA 1 Oleh: Ronna Sasuwuk 2 ABSTRAK Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah yang merupakan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG HAK CIPTA

UNDANG-UNDANG HAK CIPTA UNDANG-UNDANG HAK CIPTA Pengertian Hak Cipta Hak Cipta adalah hak khusus bagi pencipta maupun penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya maupun memberi izin untuk itu dengan tidak mengurangi

Lebih terperinci

PENYUSUNAN MATRIKS PMTB TAHUN 2017

PENYUSUNAN MATRIKS PMTB TAHUN 2017 RAHASIA MI-08 HAKI REPUBLIK INDONESIA PENYUSUNAN MATRIKS PMTB TAHUN 2017 Survei ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai: 1. Kuantitas (jumlah) komoditi yang menjadi barang modal (fixed asset)

Lebih terperinci

: /2 /0 04

: /2 /0 04 » Apakah yang dimaksud dengan Hak cipta?» Apa yang dapat di hak ciptakan?» Berapa Lama hak cipta berakhir?» Apa yang ada dalam Domain Publik?» Apakah Cukup Gunakan?» Alternatif untuk Hak Cipta» Hak cipta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istilah Intellectual Property Rights (IPR) diartikan sebagai Hak Milik

BAB I PENDAHULUAN. Istilah Intellectual Property Rights (IPR) diartikan sebagai Hak Milik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah Intellectual Property Rights (IPR) diartikan sebagai Hak Milik Intelektual dan kemudian berkembang menjadi Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Berbicara tentang

Lebih terperinci

Pemanfaatan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Ragil Yoga Edi

Pemanfaatan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Ragil Yoga Edi Pemanfaatan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Ragil Yoga Edi PENGERTIAN HKI Hak yang diberikan oleh negara (kepada pencipta/ inventor/ desainer) atas karya yang dihasilkan dengan mencurahkan kemampuan intelektual

Lebih terperinci

BAB II PENGATURAN ATAS PERLINDUNGAN TERHADAP PENULIS BUKU

BAB II PENGATURAN ATAS PERLINDUNGAN TERHADAP PENULIS BUKU BAB II PENGATURAN ATAS PERLINDUNGAN TERHADAP PENULIS BUKU A. Hak cipta sebagai Hak Eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta Dalam konsep perlindungan hak cipta disebutkan bahwa hak cipta tidak melindungi

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG HAK CIPTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG HAK CIPTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG HAK CIPTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa hak cipta merupakan kekayaan intelektual

Lebih terperinci

Tinjauan Umum Undang-Undang Hak Cipta Republik Indonesia Undang-Undang Hak Cipta atas Kekayaan Intelektual (termasuk program-program komputer) UU No.

Tinjauan Umum Undang-Undang Hak Cipta Republik Indonesia Undang-Undang Hak Cipta atas Kekayaan Intelektual (termasuk program-program komputer) UU No. Undang-undang Hak Cipta dan Perlindungan Terhadap Program Komputer PERTEMUAN 7 Tinjauan Umum Undang-Undang Hak Cipta Republik Indonesia Undang-Undang Hak Cipta atas Kekayaan Intelektual (termasuk program-program

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.266, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5599) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Diperiksa oleh: Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengabdian, dan Kerja Sama Tanggal:

Diperiksa oleh: Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengabdian, dan Kerja Sama Tanggal: Berlaku Revisi Halaman 1 Desember 2015 t tppm 1. TUJUAN Prosedur Hak Cipta inibertujuan untuk menerangkan cara pengajuan Hak Cipta dari Ciptaan para Karyawan (Dosen dan Tenaga Kependidikan) Universitas

Lebih terperinci

NI MATUZAHROH, S.PSI, M.SI BAHAN DISKUSI WORKSHOP SENTRA HKI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK SENTRA HKI-UMM

NI MATUZAHROH, S.PSI, M.SI BAHAN DISKUSI WORKSHOP SENTRA HKI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK SENTRA HKI-UMM NI MATUZAHROH, S.PSI, M.SI BAHAN DISKUSI WORKSHOP SENTRA HKI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK SENTRA HKI-UMM KEKAYAAN INTELEKTUAL Kreasi Kreatif (ide, gagasan) Kemampuan intelektual :Pemikiran, tenaga,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa hak cipta merupakan kekayaan intelektual

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa hak cipta merupakan kekayaan intelektual di bidang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan pada uraian dari Bab I (satu) sampai Bab IV (empat) skripsi ini,

BAB V PENUTUP. Berdasarkan pada uraian dari Bab I (satu) sampai Bab IV (empat) skripsi ini, BAB V PENUTUP Berdasarkan pada uraian dari Bab I (satu) sampai Bab IV (empat) skripsi ini, penulis menarik beberapa poin kesimpulan dan saran yang merupakan cangkupan dari pembahasan sebelumnya. A. Kesimpulan

Lebih terperinci

LEGAL ASPEK PRODUK TIK IMAM AHMAD TRINUGROHO

LEGAL ASPEK PRODUK TIK IMAM AHMAD TRINUGROHO LEGAL ASPEK PRODUK TIK IMAM AHMAD TRINUGROHO Mahasiswa dapat mengerti dan memahami arti, fungsi, dan hak cipta Mahasiswa dapat mengerti dan memahami pembatasan dan perlindungan hak cipta Hak Cipta adalah

Lebih terperinci

PANDUAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (HaKI) DAN PATEN AKADEMI KEBIDANAN BAKTI UTAMA PATI TAHUN 2015

PANDUAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (HaKI) DAN PATEN AKADEMI KEBIDANAN BAKTI UTAMA PATI TAHUN 2015 PANDUAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (HaKI) DAN PATEN TAHUN 2015 BAGIAN RISET, PENGABDIAN MASYARAKAT DAN PENGEMBANGAN JL. KI AGENG SELO NO. 15 PATI E-mail: lppmakbidbup@gmail.com Panduan Paten & HaKI_Akbid

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan World Trade Organization (selanjutnya disebut WTO) melalui

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan World Trade Organization (selanjutnya disebut WTO) melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang telah meratifikasi pembentukan World Trade Organization (selanjutnya disebut WTO) melalui Undang-Undang Nomor 7 Tahun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK CIPTA DAN PROGRAM KOMPUTER Pengertian Hak Cipta dan Dasar Hukumnya

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK CIPTA DAN PROGRAM KOMPUTER Pengertian Hak Cipta dan Dasar Hukumnya 12 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK CIPTA DAN PROGRAM KOMPUTER 2.1 Hak Cipta 2.1.1 Pengertian Hak Cipta dan Dasar Hukumnya Berdasarkan Undang-undang Hak Cipta No.28 Tahun 2014 (selanjutnya disebut UUHC

Lebih terperinci

3/21/2012 copyright 3

3/21/2012  copyright 3 1 2 HAK CIPTA HAK CIPTA HAK TERKAIT 3 DAPAT DILINDUNGI.? TRIPS 9 (2):: PERLINDUNGAN HC HENDAKNYA DIPERLUAS PADA PERWUJUDAN KARYA, DAN BUKAN PADA IDE, PROSEDUR, METODE PELAKSANAAN, ATAU KONSEP- KONSEP MATEMATIS

Lebih terperinci

Hak Cipta Program Komputer

Hak Cipta Program Komputer Hak Cipta UU Hak Cipta No. 19 Tahun 2002 Etika Profesi/Hukum SISFO Suryo Widiantoro Senin, 12 Oktober 2009 Terminologi (1) Pencipta: Adalah seseorang atau beberapa orang yang secara bersama-sama atas inspirasinya

Lebih terperinci

UU No. 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta. M6. Peraturan & Regulasi 2

UU No. 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta. M6. Peraturan & Regulasi 2 UU No. 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta M6. Peraturan & Regulasi 2 Ketentuan Umum Lingkup Hak Cipta Perlindungan Hak Cipta Pembatasan Hak Cipta Prosedur Pendafatran HAKI Nikmati Ciptaannya, Hargai Penciptanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu jenis hak atas kekayaan intelektual adalah karya cipta. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu jenis hak atas kekayaan intelektual adalah karya cipta. Dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu jenis hak atas kekayaan intelektual adalah karya cipta. Dalam kepustakaan hukum di Indonesia yang pertama dikenal adalah Hak Pengarang/ Hak Pencipta

Lebih terperinci

SOFYAN ARIEF SH MKn

SOFYAN ARIEF SH MKn Kekayaan Intelektual SOFYAN ARIEF SH MKn sofyanariefumm@gmail.com 085736025201 PROSES LAHIRNYA KARYA INTELEKTUAL Olah pikir manusia Lahir karena kemampuan Intelektual Manusia Manusia Menghasilkan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. normatif memiliki undang-undang yang cukup lengkap dalam bidang Hak

BAB I PENDAHULUAN. normatif memiliki undang-undang yang cukup lengkap dalam bidang Hak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia saat ini merupakan salah satu bangsa yang secara normatif memiliki undang-undang yang cukup lengkap dalam bidang Hak Kekayaan Intelektual (selanjutnya

Lebih terperinci

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JAMBI FAKULTAS HUKUM

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JAMBI FAKULTAS HUKUM 1 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JAMBI FAKULTAS HUKUM PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DESAIN INDUSTRI MEBEL DI KOTA JAMBI SKRIPSI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

HUKUM PENERBITAN BAHAN PUSTAKA. Oleh. Dewi Wahyu Wardani

HUKUM PENERBITAN BAHAN PUSTAKA. Oleh. Dewi Wahyu Wardani HUKUM PENERBITAN BAHAN PUSTAKA Oleh Dewi Wahyu Wardani 125030700111021 PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA April 2015 1. Pengertian Penerbitan adalah kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kemajuan dunia perdagangan tidak dapat dilepaskan dan pembangunan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kemajuan dunia perdagangan tidak dapat dilepaskan dan pembangunan di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan dunia perdagangan tidak dapat dilepaskan dan pembangunan di bidang ekonomi yang pelaksanaannya dititikberatkan pada sektor industri. Salah satu kendala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karya-karya yang timbul atau lahir karena adanya kemampuan intelektualitas

BAB I PENDAHULUAN. karya-karya yang timbul atau lahir karena adanya kemampuan intelektualitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi dewasa ini, teknologi sebagai ilmu pengetahuan yang diterapkan dalam kegiatan industri hadir dalam kehidupan manusia dalam bentuk hasil penemuan.

Lebih terperinci

ETIKA PERIKLANAN. Pokok Bahasan : Contoh Pedoman Etika Periklanan Manca Negara. Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom. Modul ke:

ETIKA PERIKLANAN. Pokok Bahasan : Contoh Pedoman Etika Periklanan Manca Negara. Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom. Modul ke: ETIKA PERIKLANAN Modul ke: Pokok Bahasan : Contoh Pedoman Etika Periklanan Manca Negara Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom Program Studi Periklanan (Marcomm) www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan strategi pemberdayaan ekonomi di negaranya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. menentukan strategi pemberdayaan ekonomi di negaranya masing-masing. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perjalanan peradaban suatu bangsa terus berkembang mengikuti arus perubahan yang terjadi dalam masyarakat, sebagai akibat dari berkembangnya pola pikir, intelektual,

Lebih terperinci

HASIL WAWANCARA DENGAN DITJEN HKI. (Dengan Bapak Agung Damarsasongko) : Berapa lama jangka waktu perlindungan Hak Cipta?

HASIL WAWANCARA DENGAN DITJEN HKI. (Dengan Bapak Agung Damarsasongko) : Berapa lama jangka waktu perlindungan Hak Cipta? LAMPIRAN HASIL WAWANCARA DENGAN DITJEN HKI (Dengan Bapak Agung Damarsasongko) : Berapa lama jangka waktu perlindungan Hak Cipta? Bapak Agung : Jangka waktu perlindungan Hak cipta: 6. Selama hidup ditambah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membayar royalti dalam jumlah tertentu dan untuk jangka waktu tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. membayar royalti dalam jumlah tertentu dan untuk jangka waktu tertentu. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjanjian merupakan permasalahan penting yang perlu mendapat perhatian, mengingat perjanjian sering digunakan oleh individu dalam aspek kehidupan. Salah satu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan UUDTLST yang menjadi payung hukum DTLST di Indonesia,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan UUDTLST yang menjadi payung hukum DTLST di Indonesia, II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu Berdasarkan UUDTLST yang menjadi payung hukum DTLST di Indonesia, pengertian DTLST dibedakan menjadi dua bagian yaitu desain tata letak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan Intelektual (HaKI) yaitu Paten, Merek, Hak Cipta, Desain Industri,

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan Intelektual (HaKI) yaitu Paten, Merek, Hak Cipta, Desain Industri, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia telah memiliki beberapa Undang-Undang di bidang Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) yaitu Paten, Merek, Hak Cipta, Desain Industri, Rahasia Dagang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. invensi. Ciptaan atau invensi tersebut merupakan milik yang diatasnya melekat

I. PENDAHULUAN. invensi. Ciptaan atau invensi tersebut merupakan milik yang diatasnya melekat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hak Atas Kekayaan Intelektual (yang selanjutnya disebut HKI) merupakan hasil proses kemampuan berpikir yang dijelmakan ke dalam suatu bentuk ciptaan atau invensi. Ciptaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial budaya,olahraga,pendidikan,dan bahkan politik. 3. berlangsung berabad-abad, namun makna merek (brand meaning) mengalami

BAB I PENDAHULUAN. sosial budaya,olahraga,pendidikan,dan bahkan politik. 3. berlangsung berabad-abad, namun makna merek (brand meaning) mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merek telah menjadi salah satu bagian penting dalam kehidupan masyarakat modern. 2 Merek dijumpai dalam beraneka ragam aspek kehidupan, seperti ekonomi, sosial budaya,olahraga,pendidikan,dan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1, 2005 HAKI. Industri. Desain. Pemohon. Pemegang. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 73 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN FASILITASI PENDAFTARAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 73 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN FASILITASI PENDAFTARAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL SALINAN GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 73 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN FASILITASI PENDAFTARAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khas yang mewakili setiap suku bangsa di Indonesia dan dapat disebut juga

BAB I PENDAHULUAN. khas yang mewakili setiap suku bangsa di Indonesia dan dapat disebut juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia memiliki kekayaan budaya yang beragam dan luar biasa.keberagaman budaya dari setiap suku bangsa merupakan aset yang harus dan sangat penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengelompokkan manusia yang seperti ini biasanya disebut dengan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Pengelompokkan manusia yang seperti ini biasanya disebut dengan masyarakat, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kita ketahui bersama bahwa manusia itu tidak mungkin hidup sendiri oleh karena itu terjadilah sekelompok manusia yang hidup dalam suatu tempat tertentu. Pengelompokkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Masalah Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam pendekatan, yaitu pendekatan yuridis normatif. Penelitian hukum normatif adalah

Lebih terperinci

Hukum Usaha. Modul 9-10

Hukum Usaha. Modul 9-10 HKI dan Bentuk Badan Hukum Usaha Modul 9-10 1. Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Definisi HKI HKI digambarkan sebagai hak atas kekayaan yang timbul atau lahir karena kemampuan intelektual manusia. Penggambaran

Lebih terperinci

BAB 8 PERLINDUNGAN HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL DALAM BIDANG TI

BAB 8 PERLINDUNGAN HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL DALAM BIDANG TI BAB 8 PERLINDUNGAN HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL DALAM BIDANG TI Teguh Wahyono Mata Kuliah Etika Profesi dan Pengembangan Diri Fakultas Teknologi Informasi - Universitas Kristen Satya Wacana AGENDA Tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Munculnya Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atau Intellectual Property

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Munculnya Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atau Intellectual Property BAB II TINJAUAN PUSTAKA Munculnya Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atau Intellectual Property Rights (IPR) sebagai bahan pembicaraan dalam tataran nasional, regional bahkan internasional tidak lepas dari

Lebih terperinci

Perkembangan ekonomi global sekarang ini menuntut tiap-tiap negara untuk

Perkembangan ekonomi global sekarang ini menuntut tiap-tiap negara untuk 1 A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi global sekarang ini menuntut tiap-tiap negara untuk dapat bersaing satu sama lain agar eksitensi perekonomiannya tidak tersingkir dari komunitas masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DESAIN INDUSTRI DAN MEREK. Desain Industri merupakan salah satu bidang HKI yang dikelompokan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DESAIN INDUSTRI DAN MEREK. Desain Industri merupakan salah satu bidang HKI yang dikelompokan 1 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DESAIN INDUSTRI DAN MEREK 2.1 Desain Industri 2.1.1 Pengertian Dan Dasar Hukum Desain Industri Desain Industri merupakan salah satu bidang HKI yang dikelompokan kedalam Industrial

Lebih terperinci

MAKALAH HAK DESAIN INDUSTRI

MAKALAH HAK DESAIN INDUSTRI MAKALAH HAK DESAIN INDUSTRI \ Oleh : 1 Lutfi Tri Ages F. 2 M. Arif Hidayatullah 3 M. Yoga Fernanda 4 Ruswanto PROGRAM D-2 TEKNIK INFORMATIKA AKADEMI KOMUNITAS NEGERI LAMONGAN 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.

Lebih terperinci

HAK DESAIN INDUSTRI SAKLAR PUTAR (SWITCH GEAR) DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI

HAK DESAIN INDUSTRI SAKLAR PUTAR (SWITCH GEAR) DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI HAK DESAIN INDUSTRI SAKLAR PUTAR (SWITCH GEAR) DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI RANDY PRASETYO UTOMO NRP : 2100711 Email :randyprasety0@yahoo.com Abstract - Industrial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan "hak untuk menyalin suatu ciptaan". Hak cipta dapat juga memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hak untuk menyalin suatu ciptaan. Hak cipta dapat juga memungkinkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hak cipta adalah hak eksklusif pencipta atau pemegang hak cipta untuk mengatur penggunaan hasil penuangan gagasan atau informasi tertentu, pada dasarnya hak

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia pada umumnya sudah mengenal siapa itu konsumen. 2

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia pada umumnya sudah mengenal siapa itu konsumen. 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Indonesia pada umumnya sudah mengenal siapa itu konsumen. 2 Konsumen sebagaimana yang dikenal dalam bahasa Indonesia merupakan serapan dari bahasa asing,

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DESAIN DAN HAK CIPTA PADA KAIN PRODUKSI PT ISKANDARTEX SURAKARTA

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DESAIN DAN HAK CIPTA PADA KAIN PRODUKSI PT ISKANDARTEX SURAKARTA PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DESAIN DAN HAK CIPTA PADA KAIN PRODUKSI PT ISKANDARTEX SURAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Penyusunan Melengkapi pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta Oleh: WAA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank menurut pengertian umum dapat diartikan sebagai tempat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bank menurut pengertian umum dapat diartikan sebagai tempat untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank menurut pengertian umum dapat diartikan sebagai tempat untuk menyimpan dan meminjam uang. Namun, pada masa sekarang pengertian bank telah berkembang sedemikian

Lebih terperinci

Pengertian Hak Cipta HAK CIPTA. Pencipta dan kepemilikan hak cipta. Konsepsi Kepemilikan Hak Cipta 2/19/2014

Pengertian Hak Cipta HAK CIPTA. Pencipta dan kepemilikan hak cipta. Konsepsi Kepemilikan Hak Cipta 2/19/2014 Pengertian Hak Cipta HAK CIPTA Tim Dosen HKI Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Secara Umum adalah Perlindungan hukum kepada; pengarang, pencipta lagu, pembuat program komputer, perancang situs dan penciptapencipta

Lebih terperinci

Pokok Bahasan: pengertian desain industri, objek dan subjek desain industri, perolehan hak desain industri

Pokok Bahasan: pengertian desain industri, objek dan subjek desain industri, perolehan hak desain industri DESAIN INDUSTRI Pokok Bahasan: pengertian desain industri, objek dan subjek desain industri, perolehan hak desain industri Mata Kuliah: Legal Aspek dalam produk TIK Disusun oleh : Dr. Henny Medyawati,

Lebih terperinci

PENYELESAIAN SENGKETA HAK CIPTA MENURUT UNDANG-UNDANG NO.19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA. Oleh : Jatmiko Winarno, SH, MH

PENYELESAIAN SENGKETA HAK CIPTA MENURUT UNDANG-UNDANG NO.19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA. Oleh : Jatmiko Winarno, SH, MH PENYELESAIAN SENGKETA HAK CIPTA MENURUT UNDANG-UNDANG NO.19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA Oleh : Jatmiko Winarno, SH, MH Abstrak Praktek perdagangan musik dan lagu yang melanggar hak cipta dituangkan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdapat berbagai macam keanekaragaman suku dan sangat kaya akan keragaman

BAB I PENDAHULUAN. terdapat berbagai macam keanekaragaman suku dan sangat kaya akan keragaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan suatu negara wilayah yang sangat luas dan terdapat berbagai macam keanekaragaman suku dan sangat kaya akan keragaman tradisi dan warisan budaya.

Lebih terperinci

DIREKTUR JENDERAL HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

DIREKTUR JENDERAL HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL NOMOR : H-08-PR.07.10 - TAHUN 2000 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENERIMAAN PERMOHONAN PENDAFTARAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL MELALUI KANTOR WILAYAH DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan inovasi-inovasi serta kreasi-kreasi yang baru dan dapat berguna bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan inovasi-inovasi serta kreasi-kreasi yang baru dan dapat berguna bagi 13 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkembangnya manusia modern, menimbulkan konsekuensi kebutuhan hidup yang makin rumit. Perkembangan tersebut memaksa manusia untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adanya karena dilengkapi oleh ketentuan-ketentuan perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adanya karena dilengkapi oleh ketentuan-ketentuan perdagangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi Ekonomi dan liberalisasi perdagangan semakin berkembang adanya karena dilengkapi oleh ketentuan-ketentuan perdagangan internasional yang memberikan

Lebih terperinci

Buku Panduan Permohonan Hak Cipta bagi Sivitas Akademika IPB

Buku Panduan Permohonan Hak Cipta bagi Sivitas Akademika IPB Buku Panduan Permohonan Hak Cipta bagi Sivitas Akademika IPB Kantor Hak Kekayaan Intelektual Institut Pertanian Bogor () Gedung Rektorat IPB Lantai 5 Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680 Telp./Faks. :(0251)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai suku tersebar di seluruh daerah. Keberadaan suku-suku tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai suku tersebar di seluruh daerah. Keberadaan suku-suku tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai Negara kepulauan memiliki keanekaragaman seni dan budaya yang sangat kaya. Kita mengetahui bahwa Negara Indonesia ini terdiri dari berbagai suku tersebar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Di negara negara maju bidang hak kekayaan intelektual ini sudah mencapai suatu titik dimana masyarakat sangat menghargai dan menyadari pentingnya peranan hak kekayaan

Lebih terperinci

Hak Atas Kekayaan Intelektual. Business Law Universitas Pembangunan Jaya Semester Gasal 2014

Hak Atas Kekayaan Intelektual. Business Law Universitas Pembangunan Jaya Semester Gasal 2014 Hak Atas Kekayaan Intelektual Business Law Universitas Pembangunan Jaya Semester Gasal 2014 Hak Kekayaan Intelektual Hasil pemikiran, kreasi dan desain seseorang yang oleh hukum diakui dan diberikan hak

Lebih terperinci

Etika Profesi dan Pengembangan Diri

Etika Profesi dan Pengembangan Diri Etika Profesi dan Pengembangan Diri (Ethics in Information Technology) Evangs Mailoa FTI UKSW Yang Akan Dibahas: 1 Tentang Hak Cipta 2 Perlindungan Program Komputer 3 Berbagai Jenis Lisensi Dalam dunia

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum Mengenai Hak Atas Kekayaan Intelektual. 1. Pengertian Hak atas Kekayaan Intelektual

BAB III TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum Mengenai Hak Atas Kekayaan Intelektual. 1. Pengertian Hak atas Kekayaan Intelektual BAB III TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Mengenai Hak Atas Kekayaan Intelektual 1. Pengertian Hak atas Kekayaan Intelektual Hak atas Kekayaan Intelektual adalah suatu hak yang timbul dari hasil olah fikir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman etnik, suku bangsa, kebudayaan, kebiasaan, serta agama yang secara

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman etnik, suku bangsa, kebudayaan, kebiasaan, serta agama yang secara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang berbentuk kepulauan dan memiliki seni dan budaya yang sangat kaya dan beraneka ragam. Hal tersebut dikarenakan oleh keberagaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bagaimana tidak setiap usaha baik dalam skala kecil, menengah, meupun

BAB I PENDAHULUAN. Bagaimana tidak setiap usaha baik dalam skala kecil, menengah, meupun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Beakang Isu mengenai Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atau Intellectual Property Rights, merupakan isu yang sangat menarik dan sangat bersinggungan erat dengan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan keikutsertaan Indonesia dalam perjanjian multilateral WTO,

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan keikutsertaan Indonesia dalam perjanjian multilateral WTO, 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sejalan dengan keikutsertaan Indonesia dalam perjanjian multilateral WTO, di dalamnya terdapat perjanjian yang mengatur mengenai Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yakni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlindungannya sebagai bagian dari seni terpakai (applied art) sehingga di

BAB I PENDAHULUAN. perlindungannya sebagai bagian dari seni terpakai (applied art) sehingga di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam peraturan perundang-undangan mengenai desain industri tidak akan terlepas dari hak cipta. Pada permulaannya pengaturan desain industri tidak dipisahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedang giat-giatnya melakukan pembangunan di bidang ekonomi, di antaranya

BAB I PENDAHULUAN. sedang giat-giatnya melakukan pembangunan di bidang ekonomi, di antaranya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia sebagai salah satu negara yang berkembang saat ini sedang giat-giatnya melakukan pembangunan di bidang ekonomi, di antaranya pemerintah telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hak merek merupakan bagian dari hak kekayaan intelektual yang timbul

BAB I PENDAHULUAN. Hak merek merupakan bagian dari hak kekayaan intelektual yang timbul BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hak merek merupakan bagian dari hak kekayaan intelektual yang timbul dari kemampuan intelektual manusia. 1 Merek sebagai salah satu hak intelektual memiliki peranan

Lebih terperinci

BAB III UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA. A. Profil Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta

BAB III UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA. A. Profil Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta 45 BAB III UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA A. Profil Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta 1. Sejarah Perkembangan Undang-Undang Hak Cipta di Indonesia Permasalahan hak

Lebih terperinci

Intellectual Property Right (IPR) Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Sumber: Ditjen HKI - Republik Indonesia. Latar Belakang

Intellectual Property Right (IPR) Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Sumber: Ditjen HKI - Republik Indonesia. Latar Belakang Intellectual Property Right (IPR) Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Sumber: Ditjen HKI - Republik Indonesia Latar Belakang Transfer Knowledge and/or Technology Generate Income Sebagai anggota WTO (World Trade

Lebih terperinci

STIE DEWANTARA Hak Atas Kekayaan Intelektual Dalam Bisnis

STIE DEWANTARA Hak Atas Kekayaan Intelektual Dalam Bisnis Hak Atas Kekayaan Intelektual Dalam Bisnis Hukum Bisnis, Sesi 6 Pengertian Hak kekayaan intelektual merupakan hak yang diberikan atas hasil dari buah pikiran. Hak ini bersifat eksklusif yang diberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang mendorong 12 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang mendorong peningkatan volume perdagangan internasional terutama ekspor produk non migas. 5 Perdagangan ekspor

Lebih terperinci

I. METODE PENELITIAN. normatif empiris (applied normative law) adalah perilaku nyata (in action) setiap

I. METODE PENELITIAN. normatif empiris (applied normative law) adalah perilaku nyata (in action) setiap 32 I. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif empiris. Penelitian hukum normatif empiris (applied normative law) adalah perilaku nyata (in action) setiap

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Syarat Serta Prosedur Pendaftaran dan Pembatalan Pendaftaran Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu 1. Syarat dan Prosedur Pendaftaran Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat lepas dari hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat lepas dari hidup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat lepas dari hidup bermasyarakat, karena sebagai individu, manusia tidak dapat menjalani kehidupannya sendiri untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal ini peranan pemerintah sangatlah penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal ini peranan pemerintah sangatlah penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan informasi dan teknologi berkembang pesat dengan adanya beberapa penemuan teknologi dari seseorang atau sekelompok orang yang ingin menciptakan

Lebih terperinci

HaKI (IPR) Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Rights)

HaKI (IPR) Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Rights) HaKI (IPR) Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Rights) Konsep HAKI Hak kewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu (UU & wewenang menurut hukum) Kekayaan hal yang bersifat ciri yang menjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pepatah mengatakan buku adalah jendela dunia. Buku adalah media yang sangat

I. PENDAHULUAN. Pepatah mengatakan buku adalah jendela dunia. Buku adalah media yang sangat 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pepatah mengatakan buku adalah jendela dunia. Buku adalah media yang sangat berperan penting dalam dunia pendidikan dan merupakan salah satu jalan untuk menentukan kemajuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalan penelitian normatif empiris. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalan penelitian normatif empiris. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalan penelitian normatif empiris. Penelitian hukum normatif empiris adalah penelitian hukum mengenai pemberlakuan ketentuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Suatu penelitian agar dapat dipercaya kebenarannya, harus disusun dengan menggunakan metode yang tepat. Sebuah penelitian, untuk memperoleh data yang akurat dan valid diperlukan

Lebih terperinci