DAMPAK PENERAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI ASET TETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAMPAK PENERAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI ASET TETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO"

Transkripsi

1 DAMPAK PENERAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI ASET TETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO Wiwin Indayani Dosen Fakultas Ekonomi Prodi Akuntansi Universitas Darul Ulum Jombang Jl. Gus Dur 29 A Jombang wiwin.ak@undar.ac.id Abstrak Standar Akuntansi Pemerintahan adalah pedoman sistem akuntansi di pemerintah daerah dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Mojokerto maka pada tanggal 15 Desember 2012 Bupati Mojokerto menetapkan Peraturan Bupati Mojokerto nomor 63 tahun 2010 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah termasuk di dalamnya terdapat Kebijakan Akuntansi Aset Pemerintah Daerah Kabupaten Mojokerto. Kebijakan Akuntansi Aset bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi untuk aset dan pengungkapan informasi penting lainnya yang harus disajikan dalam laporan keuangan. Kebijakan ini diterapkan dalam penyajian seluruh aset dalam laporan keuangan untuk tujuan umum yang disusun dan disajikan dengan basis akrual untuk pengakuan pos-pos aset, kewajiban dan ekuitas dana. Dengan demikian, diharapkan dengan adanya Kebijakan Akuntansi Aset, maka pengelolaan barang daerah dapat lebih terklasifikasi dengan baik sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 17 Tahun 2007 tentang pengelolaan barang daerah, sehingga aset-aset daerah dapat terkapitalisasi dan terselamatkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa dampak penerapan Kebijakan Akuntansi Aset Tetap dalam penyusunan Laporan Keuangan Daerah Pemerintah Kabupaten Mojokerto. Penelitian dilaksanakan pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Mojokerto yang beralamat di jalan A. Yani no. 16 Mojokerto. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan analisis kualitatif. Disimpulkan bahwa dampak penerapan kebijakan akuntansi khususnya akuntansi aset tetap signifikan terhadap penyusunan laporan keuangan daerah Kabupaten Mojokerto dengan meningkatnya level opini atau pendapat dari BPK RI atas Laporan Keuangan Daerah Kabupaten Mojokerto yang semula menolak memberikan pendapat (disclaimer) pada Laporan keuangan tahun 2011 menjadi Wajar Dengan Pengecualian (qualified opinion) pada laporan keuangan tahun Kata Kunci : kebijakan, laporan keuangan, Aset Jurnal Eba Vol. 1 No. 1 Februari

2 PENDAHULUAN Untuk mewujudkan good governance, diperlukan perubahan paradigma pemerintahan yang mendasar dari sistem lama yang sentralistis, ketika pemerintah pusat sangat kuat dalam menentukan kebijakan, menuju paradigm baru, yaitu sistem desentralistis. Paradigma baru tersebut menuntut suatu sistem yang mampu mengurangi bahkan menghilangkan ketergantungan pemerintah daerah kepada pemerintah pusat. Maka dari itu, pemerintah pusat memberikan otonomi kepada daerah seluas-luasnya yang memungkinkan daerah mengurus dan mengatur rumah tangganya sendiri agar berdaya guna dan berhasil guna dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan serta dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Pada saat dimulainya otonomi daerah diharapkan pemerintah daerah semakin mandiri dalam pelaksanaan kegiatan pemerintahan maupun melakukan pembangunan di daerah masing-masing, karena setiap daerah diberi kebebasan untuk mengelola daerah masing-masing. Oleh karena itu daerah juga diberi kebebasan dalam menentukan kebijakan akuntansi dan penyajian laporan keuangannya. Kebijakan akuntansi pemerintah daerah dapat dijadikan pedoman dalam penyusunan laporan keuangan daerah. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang diperbarui dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, dijelaskan bahwa prosedur / sistem akuntansi yang berlaku di pemerintahan terutama Pemerintah Daerah harus mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan yang mengatur prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Di dalam Standar Akuntansi Pemerintah ditemui pula Sistem Akuntansi Pemerintah yang mengatur serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran dan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pemerintah. Dikarenakan Standar Akuntansi Pemerintahan adalah pedoman sistem akuntansi di pemerintah daerah dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Mojokerto maka pada tanggal 15 Desember 2012 Bupati Mojokerto menetapkan Peraturan Bupati Mojokerto nomor 63 tahun 2010 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah termasuk di dalamnya terdapat Kebijakan Akuntansi Aset Pemerintah Daerah Kabupaten Mojokerto. Kebijakan Akuntansi Aset bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi untuk aset dan pengungkapan informasi penting lainnya yang harus disajikan dalam laporan keuangan. Kebijakan ini diterapkan dalam penyajian seluruh aset dalam laporan keuangan untuk tujuan umum yang disusun dan disajikan dengan Jurnal Eba Vol. 1 No. 1 Februari

3 basis akrual untuk pengakuan pos-pos aset, kewajiban dan ekuitas dana. Dengan demikian, diharapkan dengan adanya Kebijakan Akuntansi Aset, maka pengelolaan barang daerah dapat lebih terklasifikasi dengan baik sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 17 Tahun 2007 tentang pengelolaan barang daerah, sehingga aset-aset daerah dapat terkapitalisasi dan terselamatkan. Namun demikian, dalam menerapkan Kebijakan Akuntansi Aset, Pemerintah Kabupaten Mojokerto masih mengalami kendala-kendala atau masalah-masalah yang menyebabkan penyajian Laporan Keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan tidak berjalan sesuai yang diharapkan. Salah satu kendala tersebut disebabkan oleh keterbatasan sumber daya manusia yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan penilaian aset, sehingga banyak asetaset daerah yang belum tercover dalam penyusunan laporan keuangan daerah. Perumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana dampak penerapan kebijakan akuntansi aset tetap dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan daerah Pemerintah Kabupaten Mojokerto, dengan tujuan untuk menganalisa dampak penerapan Kebijakan Akuntansi Aset Tetap dalam penyusunan Laporan Keuangan Daerah Pemerintah Kabupaten Mojokerto. Agar tidak meluas pada halhal yang kurang relevan dengan masalah yang sedang diteliti, maka penulis membatasi pada masalah: 1. Kebijakan Akuntansi Aset Tetap yang akan diteliti dibatasi pada lingkungan yang terbatas yaitu Pemerintah Kabupaten Mojokerto. 2. Kebijakan akuntansi aset tetap dan penyusunan laporan keuangan untuk tahun Pengidentifikasian masalah pada saat penerapan Peraturan Bupati nomor 63 tahun 2010 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilaksanakan pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Mojokerto yang beralamat di jalan A. Yani no. 16 Mojokerto. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif. Sumber data sekunder bersumber dari kantor pemerintahan Pejabat Pengelola Keuangan Daerah/PPKD (Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Mojokerto) dan Perpustakaan Khusus Inspektorat Kabupaten Mojokerto. Metode pengumpulan data adalah studi pustaka dan studi lapangan. Jenis Data yang diperoleh adalah data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari studi kepustakaan dan sumber lain yang berkaitan dengan obyek penelitian yaitu kebijakan akuntansi pemerintah daerah dan laporan keuangan daerah. Analisis Data yang digunakan adalah pendekatan Diskriptif-kualitatif. Jurnal Eba Vol. 1 No. 1 Februari

4 HASIL PENELITIAN Gambaran Umum Obyek Penelitian Tugas dan fungsi Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Mojokerto. Berdasarkan Peraturan Bupati Mojokerto Nomor 68 Tahun 2012 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Mojokerto, mempunyai tugas melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang pengelolaan keuangan dan aset. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset mempunyai fungsi: 1. Perumusan kebijakan teknis bidang pengelolaan keuangan dan aset; 2. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah bidang pengelolaan keuangan dan aset; 3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang pengelolaan keuangan dan aset; dan 4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. Struktur Organisasi Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Mojokerto. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset mempunyai tugas pokok dan fungsi membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah di bidang pengelolaan keuangan dan aset yang terdiri dari: 1. Kepala Badan; 2. Sekretariat, membawahi : a. Sub Bagian Perencanaan dan Penyusunan Program; b. Sub Bagian Keuangan; c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian. 3. Bidang Anggaran, membawahi : a. Sub Bidang Perencanaan dan Kebijakan Penganggaran; b. Sub Bidang Penyusunan Anggaran. 4. Bidang Perbendaharaan, membawahi : a. Sub Bidang Pelayanan Perbendaharaan; b. Sub Bidang Pengelolaan Kas. 5. Bidang Pengelolaan Aset, membawahi : a. Sub Bidang Pendataan dan Penatausahaan; Jurnal Eba Vol. 1 No. 1 Februari

5 b. Sub Bidang Pemanfaatan dan Perubahan Status Aset. 6. Bidang Akuntansi, membawahi: a. Sub Bidang Bina Akuntansi; b. Sub Bidang Pengolahan Data dan Pelaporan. 7. Kelompok Jabatan Fungsional. Bagan Struktur Organisasi Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Mojokerto dapat digambarkan sebagai berikut: KEPALA BADAN KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIAT PERENCANAAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN PENYUSUNAN UMUM DAN KEUANGAN PROGRAM KEPEGAWAIAN BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG ANGGARAN PERBENDAHARAAN PENGELOLAAN ASET AKUNTANSI SUB BIDANG SUB BIDANG SUB BIDANG SUB BIDANG PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PELAYANAN PENDATAAN DAN BINA AKUNTANSI PENGANGGARAN PERBENDAHARAAN PENATAUSAHAAN SUB BIDANG PENYUSUNAN ANGGARAN SUB BIDANG SUB BIDANG SUB BIDANG PEMANFAATAN DAN PENGOLAHAN DATA DAN PENGELOLAAN KAS PERUBAHAN STATUS ASET PELAPORAN Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Mojokerto Faktor pendukung dalam penyusunan Laporan Keuangan Daerah. Perangkat pendukung dalam penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Mojokerto terdiri atas sumber daya manusia (pegawai) yang bekerja menyusun laporan keuangan daerah serta perangkat pendukung yang akan digunakan sehingga penyajian laporan keuangan sesuai dengan SAP. Untuk mengoperasikan perangkat pendukung berupa computer dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan dibutuhkan sejumlah pegawai dengan kualifikasi khusus yang dapat mengoperasikan aplikasi Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah. (SIMDA). Dari pegawai yang ada di Kabupaten Mojokerto (khususnya Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset) hanya beberapa yang mengerti dengan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah, hal ini disebabkan karena dalam mensosialisasikan sistem dan peraturan-peraturan baru menemui hambatan-hambatan dan membutuhkan waktu yang lama. Salah satu penyebabnya adalah setiap pegawai yang telah mengikuti pelatihan tidak menjamin bahwa mereka telah paham dalam mengoperasikan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah dan mampu membaca laporan keuangan. Di samping itu faktor individu atau keinginan untuk menguasai tugas yang diembannya sehingga mampu menyusun dan menyajikan laporan Jurnal Eba Vol. 1 No. 1 Februari

6 keuangan keuangan sendiri masih kurang. Oleh karena itu dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Mojokerto masih menggunakan bantuan tenaga konsultan dan melakukan pendampingan dari BPKP. Perangkat pendukung yang digunakan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan adalah perangkat pendukung teknis. Perangkat pendukung teknis adalah perangkat keras (hardware) berupa unit computer dan laptop. Selain itu juga perangkat lunak (software) yang digunakan adalah aplikasi Sistem Akuntansi Pemerintah Daeah (SIMDA), yaitu suatu aplikasi yang digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi keuangan pemerintah daerah dan selanjutnya secara otomatis mempersiapkan laporan keuangan ketika laporan tersebut dibutuhkan. Pemerintah daerah dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan daerah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan. PEMBAHASAN Kebijakan Akuntansi Aset Tetap Kabupaten Mojokerto Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 63 Tahun Tanah Tanah yang dikelompokkan dalam aset tetap adalah tanah yang dimiliki atau diperoleh dengan maksud untuk digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah daerah dan dalam kondisi siap digunakan. Dalam akun tanah termasuk tanah yang digunakan untuk bangunan, jalan, irigasi dan jaringan. Tanah diakui pertama kali sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan mencakup harga perolehan atau biaya pembebasan tanah, biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh hak, biaya pematangan, pengukuran, penimbunan, dan biaya lainnya yang dikeluarkan sampai tanah tersebut siap pakai. Nilai tanah juga meliputi nilai bangunan tua yang terletak pada tanah yang dibeli tersebut jika bangunan tua tersebut dimaksudkan untuk dimusnahkan. Dalam catatan atas laporan Keuangan, diungkapkan dasar penilaian yang digunakan, informasi penting lainnya sehubungan tanah yang tercantum dalam neraca, serta jumlah komitmen untuk akuisisi tanah bila ada. Jurnal untuk mencatat saldo awal Tanah adalah sebagai berikut: Tanah Diinvestasikan Dalam Aset Tetap 2. Peralatan dan Mesin Peralatan dan mesin mencakup antara lain : alat berat; alat angkutan; alat bengkel dan alat ukur; alat pertanian; alat kantor dan rumah tangga; alat studio, Jurnal Eba Vol. 1 No. 1 Februari

7 komunikasi dan pemancar; alat kedokteran dan kesehatan; alat laboratorium; alat persenjataan; computer; alat eksplorasi; alat pemboran; alat produksi, pengolahan dan pemurnian; alat bantu eksplorasi; alat keselamatan kerja; alat peraga; dan unit peralatan proses produksi yang masa manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan dalam kondisi siap digunakan. Biaya perolehan peralatan dan mesin menggambarkan jumlah pengeluaran yang telah dilakukan untuk memperoleh peralatan dan mesin tersebut sampai siap pakai. Biaya ini antara lain meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya instalasi, serta biaya langsung lainnya untuk memperoleh dan mempersiapkan sampai peralatan dan mesin tersebut siap digunakan. Dalam Catatan atas Laporan Keuangan, diungkapkan dasar penilaian yang digunakan, informasi penting lainnya sehubungan dengan peralatan dan mesin yang tercantum dalam neraca, serta jumlah komitmen untuk akuisisi peralatan dan mesin apabila ada. Jurnal untuk mencatat saldo awal Peralatan dan Mesin adalah sebagai berikut: Peralatan dan Mesin Diinvestasikan Dalam Aset Tetap 3. Gedung dan Bangunan Gedung dan Bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan yang dibeli atau dibangun dengan maksud untuk digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap digunakan. Gedung dan bangunan di neraca meliputi antara lain bangunan gedung; monumen; bangunan menara; dan ramburambu. Biaya perolehan gedung dan bangunan menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh gedung dan bangunan sampai siap pakai. Biaya ini antara lain meliputi harga pembelian atau biaya konstruksi, termasuk biaya pengurusan IMB, notaries, dan pajak. Dalam Catatan atas Laporan Keuangan, diungkapkan dasar penilaian yang digunakan, informasi penting lainnya sehubungan dengan gedung dan bangunan yang tercantum dalam neraca, serta jumlah komitmen untuk akuisisi gedung dan bangunan apabila ada. Jurnal untuk mencatat saldo awal Gedung dan Bangunan adalah sebagai berikut: Gedung dan Bangunan Diinvestasikan Dalam Aset Tetap 4. Jalan, Jaringan dan Instalasi Jurnal Eba Vol. 1 No. 1 Februari

8 Jalan, jaringan, dan instalasi mencakup jalan, irigasi, dan jaringan yang dibangun oleh pemerintah serta dikuasai oleh pemerintah dan dalam kondisi yang siap digunakan. Jalan, irigasi, dan jaringan di neraca antara lain meliputi jalan dan jembatan; bangunan air; instalasi; dan jaringan. Akun ini tidak mencakup tanah yang diperoleh untuk pembangunan jalan, irigasi, dan jaringan. Tanah yang diperoleh untuk keperluan dimaksud dimasukkan dalam akun tanah. Biaya perolehan jalan, jaringan, dan instalasi menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh jalan, jaringan, dan instalasi sampai siap pakai. Biaya ini meliputi biaya perolehan atau biaya konstruksi dan biayabiaya lain yang dikeluarkan sampai jalan, jaringan dan instalasi tersebut siap pakai. Dalam Catatan atas Laporan Keuangan, diungkapkan dasar penilaian yang digunakan, informasi penting lainnya sehubungan dengan jalan, jaringan, dan instalasi yang tercantum dalam neraca, serta jumlah komitmen untuk akuisisi jalan, jaringan, dan instalasi apabila ada. Jurnal untuk mencatat saldo awal Jalan, jaringan dan instalasi adalah sebagai berikut: Jalan, jaringan dan instalasi Diinvestasikan Dalam Aset Tetap 5. Aset Tetap Lainnya Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam kelompok aset tetap di atas, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap digunakan. Aset tetap lainnya di neraca antara lain meliputi koleksi perpustakaan/buku dan barang bercorak seni/budaya/olahraga. Biaya perolehan aset tetap lainnya menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset tersebut sampai siap pakai. Dalam Catatan atas Laporan Keuangan, diungkapkan dasar penilaian yang digunakan, informasi penting lainnya sehubungan dengan jalan, jaringan, dan instalasi yang tercantum dalam neraca, serta jumlah komitmen untuk akuisisi jalan, jaringan, dan instalasi apabila ada. Jurnal untuk mencatat saldo awal aset tetap lainnya adalah sebagai berikut: Aset tetap lainnya Diinvestasikan Dalam Aset Tetap 6. Konstruksi Dalam Pengerjaan Konstruksi dalam pengerjaan mencakup aset tetap yang sedang dalam proses pembangunan, yang pada tanggal neraca belum selesai dibangun Jurnal Eba Vol. 1 No. 1 Februari

9 seluruhnya. Konstruksi dalam pengerjaan mencakup tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, dan aset tetap lainnya yang proses perolehannya dan/atau pembangunannya membutuhkan suatu periode waktu tertentu dan belum selesai. Perolehan melalui kontrak konstruksi pada umumnya memerlukan suatu periode waktu tertentu. Periode waktu perolehan tersebut bisa kurang atau lebih dari satu periode akuntansi. Perolehan aset dapat dilakukan dengan membangun sendiri (swakelola) atau melalui pihak ketiga dengan kontrak konstruksi. Konstruksi dalam pengerjaan ini apabila telah selesai dibangun dan sudah diserahterimakan akan direklasifikasi menjadi aset tetap sesuai dengan kelompok asetnya. Kontrak konstruksi dapat berkaitan dengan perolehan sejumlah aset yang berhubungan erat atau saling tergantung satu sama lain dalam hal rancangan, teknologi, fungsi atau tujuan, dan penggunaan utama. Kontrak konstruksi dapat meliputi: 1. Kontrak untuk perolehan jasa yang berhubungan langsung dengan perencanaan konstruksi aset, seperti jasa arsitektur; 2. Kontrak untuk perolehan jasa yang berhubungan langsung pengawasan konstruksi aset yang meliputi manajemen konstruksi dan value engineering; 3. Kontrak untuk membongkar atau meretorasi aset dan restorasi lingkungan. Suatu benda berwujud harus diakui sebagai Konstruksi dalam Pengerjaan jika: 1. Besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa yang akan datang berkaitan dengan aset tersebut akan diperoleh; 2. Biaya perolehan tersebut dapat diukur secara andal; dan 3. Aset tersebut masih dalam proses pengerjaan. Konstruksi dalam Pengerjaam biasanya merupakan aset yang dimaksudkan digunakan untuk operasional pemerintah daerah atau dimanfaatkan oleh masyarakat dalam jangka panjang dan oleh karenanya diklasifikasikan dalam aset tetap. Konstruksi dalam Pengerjaan dipindahkan ke pos aset tetap yang bersangkutan jika kriteria berikut terpenuhi, yaitu : 1. Konstruksi secara substansi telah selesai dikerjakan; dan 2. Dapat memberikan manfaat/jasa sesuai dengan tujuan perolehan. Konstruksi Dalam Pengerjaan dicatat dengan biaya perolehan. Nilai konstruksi yang dikerjakan secara swakelola antara lain: 1. Biaya yang berhubungan langsung dengan kegiatan konstruksi; 2. Biaya yang dapat diatribusikan pada kegiatan pada umumnya dan dapat dialokasikan ke konstruksi tersebut; dan Jurnal Eba Vol. 1 No. 1 Februari

10 3. Biaya lain yang secara khusus dibayarkan sehubungan konstruksi yang bersangkutan. Nilai konstruksi yang dikerjakan oleh kontraktor melalui kontrak konstruksi meliputi: 1. Termin yang telah dibayarkan kepada kontraktor sehubungan dengan tingkat penyelesaian pekerjaan; 2. Kewajiban yang masih harus dibayar kepada kontraktor berhubung dengan pekerjaan yang telah diterima tetapi belum dibayar pada tanggal pelaporan; 3. Pembayaran klaim kepada kontraktor atau pihak ketiga sehubungan dengan pelaksanaan kontrak konstruksi. Dalam Catatan atas Laporan Keuangan, diungkapkan untuk masingmasing konstruksi dalam pengerjaan yang tercantum di neraca antara lain dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat (carrying amount), kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi, dan jumlah pengeluaran pada setiap pos aset tetap dalam konstruksi. Jurnal untuk mencatat saldo awal Konstruksi dalam Pengerjaan adalah sebagai berikut: Konstruksi dalam Pengerjaan Diinvestasikan Dalam Aset Tetap Penerapan Kebijakan Akuntansi Aset Tetap berkaitan dengan ketentuan yang ada dalam Standar Akuntansi Pemerintahan (Pengungkapan dalam Catatan atas Laporan Keuangan). Dalam Catatan atas Laporan, diungkapkan hal-hal sebagai berikut: 1. Kebijakan akuntansi yang telah diterapkan sesuai dengan SAP antara lain: 1) Basis kas untuk pos-pos laporan realisasi anggaran dan basis akrual untuk pos-pos neraca; 2) Pengakuan-pengakuan untuk pos-pos pendapatan, belanja, aset dan 3) Kewajiban, dan Prinsip Konsistensi serta Full Disclosure; 4) Pengukuran untuk aset yang dicatat berdasarkan pengeluaran kas atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset; 5) Pengukuran kewajiban yang dicatat berdasarkan jumlah yang diterima sebagai penukar dari kewajiban; 2. Kebijakan akuntansi yang belum diterapkan atas pos-pos dalam laporan keuangan daerah yang belum sesuai dengan SAP, diantaranya Aset Tetap belum dilakukan penyusutan. Hal ini disebabkan karena masih belum adanya peraturan yang khusus mengatur tentang penyusutan, Pemerintah Kabupaten Mojokerto mengalami kesulitan dalam menentukan Jurnal Eba Vol. 1 No. 1 Februari

11 masa manfaat setiap barang dan kemampuan Sumber Daya Manusia yang terbatas baik secara kuantitas maupun kualitas. Berdasarkan rekomendasi Badan Pemeriksa Keuangan atas Laporan Keuangan tahun 2011, maka pada tahun 2012 Pemerintah Kabupaten Mojokerto melaksanakan Inventarisasi Aset. Kegiatan inventarisasi dilaksanakan pada bulan Juni 2012 sampai dengan Desember Tahun 2012 berdasarkan Keputusan Bupati Mojokerto Nomor /37/HK/ /2012 tanggal 6 Juni 2012 tentang Pembentukan Tim Inventarisasi Aset Barang Milik Daerah, Tim Penilaian Barang dan Tim Penyusunan Neraca Pemerintah Kabupaten yang merupakan tindak lanjut atas rekomendasi laporan hasil pemeriksaan BPK RI atas laporan keuangan tahun 2011 tentang: 1. Saldo aset tetap tidak dapat ditelusuri pencatatannya dan 2. Penyajian aset tetap belum didukung dengan bukti yang memadai dan tidak menggambarkan kondisi sesungguhnya. Contoh : Aset Tetap Peralatan dan Mesin pada Inspektorat Kabupaten Mojokerto. Berdasarkan tupoksi, tugas utama Inspektorat Kabupaten Mojokerto adalah mengawasi penyelenggaraan pemerintahan daerah. Akan tetapi pada Neraca disajikan adanya aset tetap peralatan dan mesin berupa alat-alat kedokteran. Sedangkan kondisi sesungguhnya aset tersebut tidak ada secara fisik di kantor Inspektorat Kabupaten Mojokerto. Demikian pula sebaliknya, ada barangnya, akan tetapi tidak ada dalam pencatatan. Adapun tujuan dari kegiatan inventarisasi aset tersebut adalah sebagai berikut: 1. Terselenggaranya tertib administrasi pengelolaan barang milik daerah pada Pemerintah Kabupaten Mojokerto; 2. Tersedianya data aset yang akurat dan valid pada setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) baik secara administrasi maupun secara fisik, sehingga informasi yang dihasilkan akuntabel; 3. Aset tetap level Pemerintah Daerah merupakan kompilasi atau gabungan dari aset tetap masing-masing SKPD di wilayah Pemerintah Kabupaten Mojokerto; 4. Sebagai koreksi Pos Aset Tetap Level Pemerintah Daerah dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Metode pelaksanaan inventarisasi aset, terdiri dari 4 (empat) kegiatan utama, yaitu: 1. Pembentukan Tim Inventarisasi; 2. Pengumpulan data awal Barang Milik Daerah; 3. Cek Fisik; 4. Pencocokan dan klarifikasi data awal dan penilaian atas aset yang belum bernilai. Penilaian pada dasarnya menggunakan nilai perolehan dan atau nilai neraca awal Jurnal Eba Vol. 1 No. 1 Februari

12 tahun Khusus untuk tanah yang telah dilakukan Appraisal oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Negara digunakan nilai hasil appraisal tersebut. Dari hasil inventarisasi, dapat dijelaskan bahwa dalam Neraca, tercatat Aset Tetap tahun 2012 sebesar Rp ,95 (per 31 Desember 2012) dan sebesar Rp ,02 pada tahun Saldo tersebut diatas berasal dari mutasi sebagai berikut : Tabel 2. Mutasi Aset Tetap Saldo as et tetap 31 Desember 2011 Rp ,02 2. Perolehan aset tetap Tahun Anggaran 2012 Rp ,00 3. Koreksi Positif Hasil Inventarisasi Rp ,60 4. Koreksi Negatif Has il Inventarisasi Rp. ( ,00) Saldo Pe r 31 De s em be r 2012 Rp ,62 Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Mojokerto dari: Perolehan aset tetap tahun 2012 senilai Rp ,00, terdiri - Belanja Modal Tahun Anggaran 2012 Rp ,00 - Belanja Modal Tahun Anggaran 2012 tidak di Kapitalisir Rp. ( ,00) - Kapitalisasi belanja barang, Jasa dan Pegawai Rp ,00 - Penerimaan Hibah oleh BPPT Rp ,00 Jumlah Rp ,00 Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Mojokerto Koreksi Positif dan Negatif hasil inventarisasi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : Tabel 3. Koreksi Positif dan Negatif hasil inventarisasi Jenis Aset Tetap Saldo Hasil Inventarisasi Koreksi Positif Posisi 31/12/2011 ( Negatif ) Tanah , , ,00 ( ,00) Peralatan dan Mesin , , ,87 Gedung dan Bangunan , , ,57 Jalan, Irigasi dan Jaringan , , ,00 Jurnal Eba Vol. 1 No. 1 Februari

13 Aset tetap Lainnya , , ,49 Jumlah , , ,93 ( ,00) Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Mojokerto Koreksi negatif tersebut berupa 13 bidang tanah yang dicatat dan dilaporkan dobel pada daftar neraca awal tahun 2003 senilai Rp ,-. Saldo aset tetap per 31 Desember 2012 sebesar Rp ,95, terdiri dari: - Tanah (KIB A) Rp ,00 - Peralatan dan Mesin (KIB B) Rp ,13 - Gedung dan Bangunan (KIB C) Rp ,33 - Jalan, Irigasi dan Jaringan (KIB D) Rp ,00 - Aset tetap lainnya (KIB E) Rp ,49 - Konstruksi dalam Pengerjaan (KIB F) Rp ,00 Saldo per 31 Desember 2012 Rp ,95 KESIMPULAN Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Pemerintah Kabupaten Mojokerto telah menetapkan Kebijakan Akuntansi dengan menerbitkan Peraturan Bupati Nomor 63 Tahun 2010 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah. Yang di dalamnya mengatur tentang perlakuan akuntansi (accounting treatment) terhadap pengelolaan keuangan daerah termasuk Akuntansi Aset. 2. Laporan pada tahun anggaran 2012 berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan ini telah diaudit oleh BPK. 3. Pada tahun anggaran 2012, Pemerintah Kabupaten Mojokerto di dalam penyajian laporan keuangan daerah telah berpedoman pada Standar Akuntansi Pemerintahan (PP No. 24/2005) yang berbasis kas menuju akrual (Cash Toward Accrual). Yaitu basis kas untuk mengakui pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam Laporan Realiasi Anggaran dan basis akrual untuk mengakui aset, kewajiban dan ekuitas dana dalam Neraca. Dan belum menerapkan PP No. 71/2010 (pengganti PP 24/2005) yang berbasis akrual penuh (Full Accrual). Hal ini disebabkan karena belum ada aturan lebih lanjut tentang pelaksanaannya (masih dalam proses). 4. Di dalam penyusunan Laporan Keuangan Daerah, Pemerintahn Kabupaten Mojokerto masih menggunakan bantuan tenaga Konsultan dan pendampingan Jurnal Eba Vol. 1 No. 1 Februari

14 dari BPKP. Hal ini disebabkan oleh kemampuan sumber daya manusia atau pegawai yang masih terbatas dalam menjalankan dan mengoperasikan aplikasi Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah. Salah satu penyebabnya dimana sering terjadinya perubahan-perubahan peraturan pemerintah, yang membutuhkan waktu lama dalam mensosialisasikannya kepada setiap pegawai yang terlibat di dalam penyajian laporan keuangan daerah. 5. Penerapan Kebijakan Akuntansi Aset Tetap telah sejalan dengan Standar Akuntansi Pemerintah, yaitu meliputi: Pengakuan, Pengukuran, Penilaian, Penghentian dan Pelepasan serta pengungkapan Aset Tetap dalam Laporan. Sedangkan Kebijakan Akuntansi yang belum diterapkan atas pos-pos dalam laporan keuangan daerah yang belum sesuai dengan SAP, diantaranya Aset tetap belum dilakukan penyusutan. 6. Berdasarkan rekomendasi Badan Pemeriksa Keuangan atas Laporan Keuangan tahun 2011, maka pada tahun 2012 Pemerintah Kabupaten Mojokerto melaksanakan Inventarisasi Aset yang bertujuan terselenggaranya tertib administrasi pengelolaan barang milik daerah pada Pemerintah Kabupaten Mojokerto; tersedianya data aset yang akurat dan valid pada setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) baik secara administrasi maupun secara fisik, sehingga informasi yang dihasilkan akuntabel; aset tetap level Pemerintah Daerah merupakan kompilasi atau gabungan dari aset tetap masing-masing SKPD di wilayah Pemerintah Kabupaten Mojokerto; dan sebagai koreksi Pos Aset Tetap Level Pemerintah Daerah dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). 7. Secara keseluruhan, dampak penerapan kebijakan akuntansi khususnya akuntansi aset tetap signifikan terhadap penyusunan laporan keuangan daerah Kabupaten Mojokerto. Hal ini terbukti dengan meningkatnya level opini atau pendapat dari BPK RI atas Laporan yang semula menolak memberikan pendapat (disclaimer) pada Laporan keuangan tahun 2011 menjadi Wajar Dengan Pengecualian (qualified opinion) pada laporan keuangan tahun Jurnal Eba Vol. 1 No. 1 Februari

15 DAFTAR PUSTAKA Erlina, Akuntansi Sektor Publik : Akuntansi Untuk Satuan Kerja Perangkat Daerah, USU Press, Medan. Harahap, Sofyan S, Teori Akuntansi, Edisi Revisi, Salemba Empat, Jakarta. Haryono, Al Jusup, Dasar-Dasar Akuntansi, Edisi Kelima, STIE YKPN, Yogyakarta. Mahmudi, Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, UPP STIM YKPN, Yogyakarta. Mahsun, Mohamad, dkk, Akuntansi Sektor Publik, BPFE UGM, Yogyakarta. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005, Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005, Tentang Standar Akuntansi Pemerintah. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, Tentang Standar Akuntansi Pemerintah. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006, Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007, Tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007, Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011, Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Jurnal Eba Vol. 1 No. 1 Februari

16 Peraturan Bupati Mojokerto Nomor 17 Tahun 2011, Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Bupati Mojokerto Nomor 30 Tahun 2008 Tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah. Peraturan Bupati Mojokerto Nomor 63 Tahun 2010, Tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor SE BAKD, 2008, Tentang Pedoman Penyusunan Kebijakan Akuntasi Pemerintah Daerah. Tanjung, Abdul Hafiz, Akuntansi Pemerintah Daerah, Alfabeta, Bandung. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003, Tentang Keuangan Negara. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004, Tentang Perbendaharaan Daerah. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004, Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Daerah. Jurnal Eba Vol. 1 No. 1 Februari

ANALISIS PENILAIAN ASET TETAP PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BLITAR PERIODE 2014 DAN 2015

ANALISIS PENILAIAN ASET TETAP PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BLITAR PERIODE 2014 DAN 2015 ANALISIS PENILAIAN ASET TETAP PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BLITAR PERIODE 2014 DAN 2015 Binti Muck Alimah Pendidikan Vokasi Universitas Brawijaya Malang binti.muck.alimah@gmail.com Mufarrohah Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, yang kemudian direvisi dengan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, yang kemudian direvisi dengan Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN AKUNTANSI ATAS BARANG MILIK NEGARA

BAB III KEBIJAKAN AKUNTANSI ATAS BARANG MILIK NEGARA 16 BAB III KEBIJAKAN AKUNTANSI ATAS BARANG MILIK NEGARA BAB III KEBIJAKAN AKUNTANSI ATAS BARANG MILIK NEGARA Bab ini membahas kebijakan akuntansi BMN dalam Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP). Barang

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH (BLHD) PROVINSI BANTEN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH (BLHD) PROVINSI BANTEN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH (BLHD) PROVINSI BANTEN A. Pendahuluan A.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan SKPD Maksud Laporan Keuangan Akhir Tahun Anggaran 2012

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA Catatan atas Laporan Keuangan Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA Catatan atas Laporan Keuangan Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013 BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI 4.1. ENTITAS PELAPORAN KEUANGAN DAERAH Entitas pelaporan yang dimaksud dalam laporan keuangan ini adalah Pemerintah Kabupaten Purbalingga secara keseluruhan, Satuan Kerja Perangkat

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURW OREJO NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN KAPITALISASI BARANG MILIK/ KEKAYAAN DAERAH BUPATI PURWOREJO,

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURW OREJO NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN KAPITALISASI BARANG MILIK/ KEKAYAAN DAERAH BUPATI PURWOREJO, BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURW OREJO NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN KAPITALISASI BARANG MILIK/ KEKAYAAN DAERAH BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Kebijakan Akuntansi

Lebih terperinci

Laporan Barang Kuasa Pengguna Balai Besar Logam dan Mesin Tahun Anggaran 2017

Laporan Barang Kuasa Pengguna Balai Besar Logam dan Mesin Tahun Anggaran 2017 CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA PADA BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN PERIODE TAHUN ANGGARAN 2017 I. PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM a) Undang-Undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara; b) Undang-Undang

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PERIODE TAHUN ANGGARAN 2013

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PERIODE TAHUN ANGGARAN 2013 CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PERIODE TAHUN ANGGARAN 2013 I. PENDAHULUAN A. Dasar Hukum 1. Undang- Undang Nomor. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Lebih terperinci

Pertanggungjawaban Barang Milik Negara pada Kementerian Negara/Lembaga

Pertanggungjawaban Barang Milik Negara pada Kementerian Negara/Lembaga SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAN AKUNTANSI BARANG MILIK NEGARA Pertanggungjawaban Barang Milik Negara pada Kementerian Negara/Lembaga DASAR HUKUM Undang Undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara Undang-undang

Lebih terperinci

AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN LAMPIRAN I.0 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN 00 TANGGAL OKTOBER 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN Lampiran I.0 PSAP 0 (i) DAFTAR

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan 1.1.1 Maksud Penyusunan Laporan Keuangan Laporan Keuangan Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah disusun untuk

Lebih terperinci

BAB V PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD

BAB V PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD BAB V PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD A. Kerangka Hukum Laporan Keuangan adalah produk akhir dari proses akuntansi yang telah dilakukan. Laporan Keuangan yang disusun harus memenuhi prinsipprinsip yang

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : Rp ,00 yang merupakan hasil dari biaya-biaya yang

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : Rp ,00 yang merupakan hasil dari biaya-biaya yang BAB VI PENUTUP 1.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : 1. Aset tetap Tanah terdapat mutasi penambahan nilai asset sebesar Rp.215.000.000,00 yang merupakan hasil dari biaya-biaya

Lebih terperinci

AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAMPIRAN I.0 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TANGGAL AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN Lampiran I.0 PSAP 0 (i) DAFTAR

Lebih terperinci

BAB X KEBIJAKAN AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

BAB X KEBIJAKAN AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN BAB X KEBIJAKAN AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN A. UMUM 1. Definisi Konstruksi dalam pengerjaan adalah aset-aset tetap yang sedang dalam proses pembangunan. 2. Klasifikasi Konstruksi Dalam Pengerjaan

Lebih terperinci

Sumber berita: Harian Siwalima, Komisi II Minta Setiap SKPD Miliki Data Aset, Selasa, 18 Juli 2017.

Sumber berita: Harian Siwalima, Komisi II Minta Setiap SKPD Miliki Data Aset, Selasa, 18 Juli 2017. KOMISI II MINTA SETIAP SKPD MILIKI DATA ASET https://dconsultingbusinessconsultant.com Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (D PRD) Kota Ambon meminta setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) pada

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01/KM.12/2001 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01/KM.12/2001 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01/KM.12/2001 TENTANG PEDOMAN KAPITALISASI BARANG MILIK/KEKAYAAN NEGARA DALAM SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01/KM.12/2001 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01/KM.12/2001 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01/KM.12/2001 TENTANG PEDOMAN KAPITALISASI BARANG MILIK/KEKAYAAN NEGARA DALAM SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN APBD TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN KEUANGAN APBD TAHUN ANGGARAN 2017 LAPORAN KEUANGAN APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL JL. SETIA BUDI PSR II NO. 84 TANJUNG SARI, MEDAN Telepon (061) 821 3533, Facsimile (061)

Lebih terperinci

SISTEM PENCATATAN (Aplikasi Pembukuan pada DT II Kota/Kab.) Penyusunan Neraca Awal,

SISTEM PENCATATAN (Aplikasi Pembukuan pada DT II Kota/Kab.) Penyusunan Neraca Awal, SISTEM PENCATATAN (Aplikasi Pembukuan pada DT II Kota/Kab.) Penyusunan Neraca Awal, Penyusunan Neraca Awal. Neraca : Laporan yang menyajikan posisi keuangan pemerintah pada tanggal tertentu. Yang dimaksud

Lebih terperinci

Arsip Seksi PKN, KPKNL Semarang

Arsip Seksi PKN, KPKNL Semarang Arsip Seksi PKN, KPKNL Semarang KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01/KM.12/2001 TENTANG PEDOMAN KAPITALISASI BARANG MILIK/KEKAYAAN NEGARA DALAM SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH MENTERI KEUANGAN

Lebih terperinci

PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA SEMARANG

PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA SEMARANG PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA SEMARANG Abstract Mulyati Setyaningsih, Adilistiono Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Semarang The Objective of this

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG 9 5 BUPATI PENAJAM PASER UTARA PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN KAPITALISASI BARANG MILIK/KEKAYAAN DAERAH DALAM SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN PENAJAM PASER

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... iii Peraturan Gubernur

Lebih terperinci

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2016 Dengan Angka Perbandingan Tahun

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2016 Dengan Angka Perbandingan Tahun 1 2 IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN 2.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan Dinas Komunikasi Dan Informatika adalah sebesar Rp5.996.443.797

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Rudianto (2009:4), menjelaskan bahwa Akuntansi dapat

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Rudianto (2009:4), menjelaskan bahwa Akuntansi dapat BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Akuntansi Menurut Rudianto (2009:4), menjelaskan bahwa Akuntansi dapat didefinisikan sebagai sebuah sistem informasi yang menghasilkan informasi keuangan kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PERUMUSAN MODEL PENELITIAN

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PERUMUSAN MODEL PENELITIAN BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PERUMUSAN MODEL PENELITIAN 2.1 Telaah Pustaka 2.1.1 Definisi Aset Tetap Aset tetap merupakan salah satu pos aset di neraca di samping aset lancar, investasi jangka panjang, dana

Lebih terperinci

AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DESEMBER 00 DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN -------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN BERBASIS AKRUAL SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN BERBASIS AKRUAL SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN LAPORAN KEUANGAN BERBASIS AKRUAL SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2016 DAFTAR ISI Daftar Isi i Pernyataan Tanggung Jawab ii Ringkasan Eksekutif 5 A. Laporan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA

KEBIJAKAN PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA LAMPIRAN VII PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 120/PMK.06/2007 TANGGAL 27 SEPTEMBER 2007 TENTANG PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA MENTERI KEUANGAN KEBIJAKAN PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA A. Kebijakan

Lebih terperinci

AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN LAMPIRAN IX PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 2.a TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan 1. Tujuan Kebijakan Akuntansi Konstruksi Dalam

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, 1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 54 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTASI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN LAMPIRAN X PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 00 TANGGAL 1 JUNI 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN..

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hal pengelolaan keuangan dan aset daerah. Berdasarkan Permendagri No. 21 Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. hal pengelolaan keuangan dan aset daerah. Berdasarkan Permendagri No. 21 Tahun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kewajiban penyelenggaraan Pemerintahan Daerah telah diatur dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah termasuk dalam hal pengelolaan keuangan

Lebih terperinci

AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN PSAP No.0 Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 AKUNTANSI KONSTRUKSI

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ( CALK )

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ( CALK ) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ( CALK ) SEMESTER I RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANTEN TAHUN ANGGARAN 2014 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANTEN Jl.Syeh Nawawi Al-Bantani, Kel.Banjarsari Kec.Cipocok Jaya Kota Serang

Lebih terperinci

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Deputi Pengawasan Bidang Penyelenggaraan Keuangan Daerah. Substansi & System Requirements SIMDA BMD.

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Deputi Pengawasan Bidang Penyelenggaraan Keuangan Daerah. Substansi & System Requirements SIMDA BMD. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Deputi Pengawasan Bidang Penyelenggaraan Keuangan Daerah Substansi & System Requirements SIMDA BMD Page 1 KATA PENGANTAR... 3 BAB I PENDAHULUAN... 4 A. LATAR BELAKANG...

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Anggaran Belanja Pemeliharaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Anggaran Belanja Pemeliharaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Anggaran Pemeliharaan Menurut Halim (2012), anggaran merupakan artikulasi dari perumusan dan perencanaan strategis. Begitu juga dalam organisasi sektor

Lebih terperinci

BABl PENDAHULUAN. Dewasa ini kebutuhan atas informasi keuangan yang informatif

BABl PENDAHULUAN. Dewasa ini kebutuhan atas informasi keuangan yang informatif BABl., PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini kebutuhan atas informasi keuangan yang informatif semakin meningkat, baik di sektor privat maupun di sektor publik. Untuk itu penyajian laporan keuangan

Lebih terperinci

PSAP NO 08 AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

PSAP NO 08 AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN PSAP NO 08 AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN Definisi Pengakuan Pengukuran Pengungkapan tedi last 11/16 DEFINISI Konstruksi Dalam Pengerjaan : Aset-aset tetap yang sedang dalam proses pembangunan yang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN KEUANGAN DINAS PENDAPATAN KABUPATEN BLITAR

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN KEUANGAN DINAS PENDAPATAN KABUPATEN BLITAR PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN KEUANGAN DINAS PENDAPATAN KABUPATEN BLITAR TAHUN ANGGARAN 2014 UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 1 DAFTAR ISI Pernyataan Tanggung Jawab... 1 Laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setidak-tidaknya meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas,

BAB I PENDAHULUAN. setidak-tidaknya meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejak berlakunya Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, setiap pengelola keuangan daerah harus menyampaikan laporan pertanggungjawaban

Lebih terperinci

-5- BAB VI MASA MANFAAT Pasal 12 (1) Penentuan Masa Manfaat Aset Tetap dilakukan dengan memperhatikan faktorfaktor

-5- BAB VI MASA MANFAAT Pasal 12 (1) Penentuan Masa Manfaat Aset Tetap dilakukan dengan memperhatikan faktorfaktor BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENYUSUTAN BARANG MILIK DAERAH BERUPA ASET TETAP DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem dan Prosedur Menurut Mulyadi (2016: 4), Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.

Lebih terperinci

ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA TANJUNGPINANG BERDASARKAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN NO.

ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA TANJUNGPINANG BERDASARKAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN NO. ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA TANJUNGPINANG BERDASARKAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN NO. 07 AULIANA 100462201096 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi,

Lebih terperinci

AKUNTANSI ASET TETAP

AKUNTANSI ASET TETAP LAMPIRAN VIII PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 2.a TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUNTANSI ASET TETAP I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan 1. Tujuan Kebijakan Akuntansi ini adalah mengatur perlakuan

Lebih terperinci

BAB IX AKUNTANSI KONTRUKSI DALAM PENGERJAAN

BAB IX AKUNTANSI KONTRUKSI DALAM PENGERJAAN BAB IX AKUNTANSI KONTRUKSI DALAM PENGERJAAN Tujuan penyusunan pembahasan Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan adalah memberi petunjuk kepada organisasi yang terkait dalam pelaksanaan pencatatan dan pelaporan

Lebih terperinci

Laporan Keuangan. Deskripsi Prosedur

Laporan Keuangan. Deskripsi Prosedur LAMPIRAN C.3 : PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR : 3 Tahun 2010 TANGGAL: 6 Januari 2010 Laporan Keuangan Deskripsi Prosedur Laporan Keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan otonomi daerah yang dilandasi oleh Undang-Undang Nomor 32

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan otonomi daerah yang dilandasi oleh Undang-Undang Nomor 32 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerapan otonomi daerah yang dilandasi oleh Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

Lebih terperinci

( CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2016 )

( CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2016 ) PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN SKPD ( CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ) 5.1. Penjelasan Pos-Pos Laporan Realisasi Anggaran 5.1.1. Penjelasan Pos-Pos Pendapatan Pendapatan yang dimasukan dalam

Lebih terperinci

CATATAN RINGKAS BARANG MILIK NEGARA TA. 2016

CATATAN RINGKAS BARANG MILIK NEGARA TA. 2016 CATATAN RINGKAS BARANG MILIK NEGARA TA. 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2017 I. PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM bcatatan ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN

Lebih terperinci

LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

LAPORAN BARANG MILIK NEGARA BAGIAN ANGGARAN 5.5 BADAN PERADILAN MILITER DAN TATA USAHA NEGARA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA opentbs1 LAPORAN BARANG MILIK NEGARA UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA BARANG PENGADILAN MILITER UTAMA SEMESTER_I

Lebih terperinci

BUPATI POLEWALI MANDAR

BUPATI POLEWALI MANDAR BUPATI POLEWALI MANDAR PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR 48 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN BATAS MINIMAL KAPITALISASI ASET TETAP DALAM SISTEM AKUNTANSI KABUPATEN POLEWALI MANDAR Menimbang : BUPATI POLEWALI

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pembahasan dapat dikemukakan kesimpulan sebagai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pembahasan dapat dikemukakan kesimpulan sebagai BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: 1. Penerapan SAP berbasis akrual pada Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman, sesuai

Lebih terperinci

BUPATI MALUKU TENGGARA

BUPATI MALUKU TENGGARA BUPATI MALUKU TENGGARA PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 1.a TAHUN 2012 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALUKU TENGGARA, Menimbang

Lebih terperinci

III. KEBIJAKAN AKUNTANSI BMN

III. KEBIJAKAN AKUNTANSI BMN III. KEBIJAKAN AKUNTANSI BMN Pada dasarnya kebijakan akuntansi Barang Milik Negara (BMN) dan Pelaksanaan pelaporannya dilaksanakan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah dan Sistem Akuntansi Instansi,

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENYUSUTAN BARANG MILIK DAERAH BERUPA ASET TETAP DI KABUPATEN BLORA

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENYUSUTAN BARANG MILIK DAERAH BERUPA ASET TETAP DI KABUPATEN BLORA BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENYUSUTAN BARANG MILIK DAERAH BERUPA ASET TETAP DI KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 11

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 11 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 11 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUTAN BARANG MILIK DAERAH BERUPA ASET TETAP UNTUK PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

Laporan Keuangan UAPPA-E1 Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Tahun 2014 (Unaudited) No Jenis Tahun 2014 Tahun 2013

Laporan Keuangan UAPPA-E1 Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Tahun 2014 (Unaudited) No Jenis Tahun 2014 Tahun 2013 Kas di Bendahara Pengeluaran Rp237.135.737 C. PENJELASAN ATAS POS- POS NERACA C.1. Aset Lancar C.1.1. Kas di Bendahara Pengeluaran Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2014 dan 31 Desember

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD)

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 1 DAFTAR ISI Pernyataan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi isu yang sangat penting di pemerintahan Indonesia. Salah satu kunci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi isu yang sangat penting di pemerintahan Indonesia. Salah satu kunci BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam reformasi dibidang keuangan negara, perubahan yang signifikan adalah perubahan di bidang akuntansi pemerintah yang transparan dan akuntabel menjadi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) INSPEKTORAT KABUPATEN BLITAR TAHUN ANGGARAN 2015 UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 1 DAFTAR ISI

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN POKOK

LAPORAN KEUANGAN POKOK LAPORAN KEUANGAN POKOK 1. NERACA KOMPARATIF PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR NERACA DAERAH PER 31 DESEMBER 2008 DAN 2007 (dalam rupiah) No Uraian 2008 2007 I ASET A. ASET LANCAR 1. Kas 26,237,044,323.93

Lebih terperinci

PENGANTAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

PENGANTAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PENGANTAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PENGERTIAN AKUNTANSI Proses pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi dan kejadian keuangan, penginterpretasian atas hasilnya serta penyajian

Lebih terperinci

ANALISIS PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA KANTOR DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN GORONTALO

ANALISIS PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA KANTOR DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN GORONTALO ANALISIS PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA KANTOR DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN GORONTALO ABSTRAK Melka Saputri 1, Rio Monoarfa, SE, Ak, M.Si 2, Zulkifli Bokiu, SE, Ak, M.Si

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa (good governance and clean government), maka penyelenggara pemerintahan wajib melaksanakan tugas dan

Lebih terperinci

LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

LAPORAN BARANG MILIK NEGARA BAGIAN ANGGARAN 5.1 BADAN URUSAN ADMINISTRASI MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA opentbs1 LAPORAN BARANG MILIK NEGARA UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA BARANG PENGADILAN MILITER UTAMA SEMESTER_I TAHUN_213 BAGIAN

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH (BLHD) PROVINSI BANTEN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH (BLHD) PROVINSI BANTEN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH (BLHD) PROVINSI BANTEN A. Pendahuluan A.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan SKPD Maksud Laporan Keuangan Akhir Tahun Anggaran 2015

Lebih terperinci

BUPATI GRESIK PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI GRESIK PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI GRESIK PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN BATAS MINIMAL KAPITALISASI ASET TETAP DALAM SISTEM AKUNTANSI KABUPATEN GRESIK BUPATI GRESIK Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 88 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN PENYUSUTAN ASET TETAP DAN ASET TAK BERWUJUD PEMERINTAH DAERAH

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 88 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN PENYUSUTAN ASET TETAP DAN ASET TAK BERWUJUD PEMERINTAH DAERAH SALINAN NOMOR 89/2015 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 88 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN PENYUSUTAN ASET TETAP DAN ASET TAK BERWUJUD PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG Menimbang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENGAKUAN DAN PENILAIAN ASET TETAP

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENGAKUAN DAN PENILAIAN ASET TETAP BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENGAKUAN DAN PENILAIAN ASET TETAP Dalam melaksanakan pencatatan dan penilaian aset tetap pemerintah, dokumen sumber utama yang digunakan oleh Kementerian Komunikasi

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENYUSUTAN BARANG MILIK DAERAH BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENYUSUTAN BARANG MILIK DAERAH BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENYUSUTAN BARANG MILIK DAERAH BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kualitatif 1. Basis Akuntansi Di dalam catatan atas laporan keuangan Pemerintah Kota Depok telah disebutkan bahwa laporan keuangan Pemerintah Kota Depok

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN REVIU LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN REVIU LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN REVIU LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Kantor Pembinaan Akuntansi Instansi Jakarta semester I Tahun 2013 I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN KANTOR PEMBINAAN AKUNTANSI INSTANSI JAKARTA LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK PERIODE YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN 1.1.1 Maksud Penyusunan laporan Keuangan Laporan keuangan Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo disusun untuk menyediakan informasi yang relevan

Lebih terperinci

MODUL PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT ABSTRAK

MODUL PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT ABSTRAK LAMPIRAN SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR /KM.6/2013 TENTANG MODUL PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS MODUL PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN UKM PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN UKM PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN UKM PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO Laporan keuangan Tahun Anggaran 2016 ini kami sajikan secara lengkap sebagai salah satu wujud

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

PSAP NO. 01: PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAP NO. 02: LAPORAN REALISASI ANGGARAN PSAP NO. 07: AKUNTANSI ASET TETAP

PSAP NO. 01: PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAP NO. 02: LAPORAN REALISASI ANGGARAN PSAP NO. 07: AKUNTANSI ASET TETAP PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PSAP NO. 01: PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAP NO. 02: LAPORAN REALISASI ANGGARAN PSAP NO. 07: AKUNTANSI ASET TETAP Mei 2007 1 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsinya yang didasarkan pada perencanaan strategis yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsinya yang didasarkan pada perencanaan strategis yang telah ditetapkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Instansi pemerintah wajib melakukan pengelolaan keuangan serta mempertanggungjawabkan pelaksanaan keuangannya sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya yang didasarkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyajian dan Analisis Data Pada bagian ini penulis akan menguraikan penyajian dan analisis data mengenai pelaksanaan Reviu Laporan Keuangan Kementerian Dalam Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang telah diperbaharui

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang telah diperbaharui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan pemerintahan yang berorientasi pada otonomi daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang telah diperbaharui menjadi Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Otonomi Daerah di Indonesia, Pemerintah Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Otonomi Daerah di Indonesia, Pemerintah Daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejak diberlakukannya Otonomi Daerah di Indonesia, Pemerintah Daerah merupakan organisasi sektor publik yang diberikan kewenangan oleh pemerintah pusat dalam

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PERIODE TAHUNAN TAHUN ANGGARAN 2014 AUDITED

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PERIODE TAHUNAN TAHUN ANGGARAN 2014 AUDITED I. PENDAHULUAN CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PERIODE TAHUNAN TAHUN ANGGARAN 2014 AUDITED A. Dasar Hukum 1. Undang- Undang Nomor. 17 Tahun 2003

Lebih terperinci

AKUNTANSI ASET TETAP STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 07 LAMPIRAN I.08 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TANGGAL

AKUNTANSI ASET TETAP STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 07 LAMPIRAN I.08 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TANGGAL STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAMPIRAN I.0 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TANGGAL TAHUN AKUNTANSI ASET TETAP Lampiran I.0 PSAP 0 (i) www.djpp.d DAFTAR ISI

Lebih terperinci

MODUL PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

MODUL PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR... TENTANG MODUL PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT MODUL PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS

Lebih terperinci

AKUNTANSI ASET TETAP STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 07

AKUNTANSI ASET TETAP STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 07 LAMPIRAN II.0 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN 00 TANGGAL OKTOBER 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 AKUNTANSI ASET TETAP LAMPIRAN II. 0 PSAP 0 (i) DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN -------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dimulai pada tahun 2003 dengan Undang-undang nomor 17 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. yang dimulai pada tahun 2003 dengan Undang-undang nomor 17 Tahun 2003 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dampak dari dikeluarkannya paket regulasi pengelolaan keuangan negara yang dimulai pada tahun 2003 dengan Undang-undang nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD)

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) KELURAHAN TANGKIL TAHUN ANGGARAN 2013 UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2013 1 DAFTAR ISI Pernyataan

Lebih terperinci

PENGANTAR. PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN NERACA PER 31 Desember 2014 dan 2013

PENGANTAR. PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN NERACA PER 31 Desember 2014 dan 2013 PENGANTAR Dalam rangka memenuhi prinsip transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah sesuai dengan PP 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Permendagri 13 Tahun 2006 tentang

Lebih terperinci

1.3 Sistematika penulisan catatan atas laporan SKPD

1.3 Sistematika penulisan catatan atas laporan SKPD CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO Laporan keuangan Tahun Anggaran 2016 ini kami sajikan secara lengkap sebagai salah satu wujud transparansi

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA INSPEKTORAT KABUPATEN N E R A C A PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam Rupiah)

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA INSPEKTORAT KABUPATEN N E R A C A PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam Rupiah) PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA INSPEKTORAT KABUPATEN N E R A C A PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam Rupiah) No URAIAN 2012 2011 1 ASET 978,440,450.00 907,148,461.00 2 ASET LANCAR 399,500.00 9,190,011.00

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan Pembahasan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan Pembahasan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntansi Keuangan Pemerintahan sekarang memasuki Era Desentralisasi, maka pelaksanaan akuntansi pemerintahan itu ada di daerah-daerah (Provinsi ataupun Kabupaten),

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN TAHUN 2014

LAPORAN KEUANGAN DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN Jl. Letjend. S. Parman No. 23 Tep./Fax : (281) 89111 Purbalingga 53317 LAPORAN KEUANGAN DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PELAKSANAAN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR /PMK.06/2010 TENTANG PENGGOLONGAN DAN KODEFIKASI BARANG MILIK NEGARA PEDOMAN PELAKSANAAN PENGGOLONGAN DAN KODEFIKASI BARANG MILIK NEGARA BAB I PENDAHULUAN A.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 URAIAN REF ANGGARAN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 URAIAN REF ANGGARAN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (dalam rupiah) URAIAN ANGGARAN 2014 REALISASI 2014 % REALISASI 2013 PENDAPATAN

Lebih terperinci

Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah LAPORAN REALISASI ANGGARAN Per 31 Desember 2015 dan 2014

Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah LAPORAN REALISASI ANGGARAN Per 31 Desember 2015 dan 2014 Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah LAPORAN REALISASI ANGGARAN Per 31 Desember 2015 dan 2014 KATA PENGANTAR Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang RI Nomor : 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang

Lebih terperinci

B A B III KEBIJAKAN AKUNTANSI BARANG MILIK NEGARA

B A B III KEBIJAKAN AKUNTANSI BARANG MILIK NEGARA B A B III KEBIJAKAN AKUNTANSI BARANG MILIK NEGARA Pada dasarnya kebijakan akuntansi Barang Milik Negara (BMN) dan Pelaksanaan pelaporannya dilaksanakan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah dan Sistem

Lebih terperinci

BAB IX KEBIJAKAN AKUNTANSI ASET TETAP

BAB IX KEBIJAKAN AKUNTANSI ASET TETAP BAB IX KEBIJAKAN AKUNTANSI ASET TETAP A. UMUM 1. Definisi Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan, atau dimaksudkan untuk digunakan, dalam kegiatan

Lebih terperinci