JURNAL HASIL PENELITIAN OLEH I R W A N G2G

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JURNAL HASIL PENELITIAN OLEH I R W A N G2G"

Transkripsi

1 HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN, KECEPATAN REAKSI DAN MOTIVASI LATIHAN DENGAN KEMAMPUAN PUKULAN LURUS PADA BELADIRI PENCAK SILAT (Studi pada siswa Ekstrakurikuler SMK Negeri 1 Kendari) JURNAL HASIL PENELITIAN OLEH I R W A N G2G PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI

2 2

3 HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN, KECEPATAN REAKSI DAN MOTIVASI LATIHAN DENGAN KEMAMPUAN PUKULAN LURUS PADA BELADIRI PENCAK SILAT (Studi pada Siswa Ekstrakurikuler SMK Negeri 1 Kendari 1 ) Oleh: Irwan G2G Hubungan power otot lengan, kecepatan reaksi dan motivasi latihan dengan kemampuan pukulan lurus pada beladiri pencak silat pada SMK Negeri 1 Kendari. Pembimbing I H.Saiful, dan pembimbing II Hj. Darnawati Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis (1) hubungan Power Otot Lengan dengan kemampuan pukulan lurus, (2) hubungan Kecepatan raksi dengan kemampuan pukulan lurus, (3) hubungan motivasi latihan dengan kemampuan puklulan lurus pada beladiri pencak silat, (4) hubungan bersama-sama antara power otot lengan, kecepatan reaksi dan motivasi latihan dengan kemampuan pukulan luus pada bela diri pencak ssilat Penelitian ini dilakukan dengan metode korelasional. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 40 orang, sedangkan sampelnya adalah sebanyak 30 orang yang diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instrument yang digunakan adalah medicine put ball untuk mengukur power otot lengan, dan Nelson reaction time untuk mengukur kecepatan reaksi, serta.angket untuk mengukur motivasi latihan, serta frekuensi pukulan lurus selama 30 detik untuk mengukur kemampuan pukulan lurus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) power otot lengan mempunyai hubungan dengan kemampuan pukulan lurus, dimana r x1y = 0,646> r tabel pada taraf signifikansi α 5 % = 0,361 dan koefisien determinasi r 2 x 100% = 41,70%.. (2) kecepatan reaksi mempunyai hubungan dengan kemampuan pukulan lurus, dimana r x2y = 0,698 > r tabel pada taraf signifikansi α 5% = 0,361.dan koefisien determinasi = r 2 x 100% = 48,70%. (3) motivasi latihan mempunyai hubungan dengan kemampuan pukulan lurus dimana r x3y = 0,406 > r tabel pada taraf signifikansi α 5 % = 0,361. Dan koefisien determinasi = r 2 x 100% = 16,50%. (4) power otot lengan, kecepatan reaksi dan motivasi latihan mempunyai hubungan dengan kemampuan pukulan lurus, dimana hasil uji korelasi ganda diperoleh nilai r x123y = 0,716. > r tabel pada taraf signifikansi α 5% = 0,361, sedangkan koefisien determinasi r 2 x 100% = 51,20%, Dari hasil yang diperoleh maka penelitian disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan power otot lengan, kecepatan reaksi dan motivasi latihan dengan kemampuan pukulan lurus beladiri pencak silat pada siswa SMK Negeri 1 Kendari. 1 Hasil Penelitian Tesis Mahasiswa Program Studi Pendidikan IPS Program Pasca Sarjana Universitas Halu Oleo 2 Mahasiswa Konsentrasi Pendidikan Olahraga Program Sudi Pendidikan IPS 3

4 4

5 A. PENDAHULUAN Olahraga pencak silat merupakan salah satu cabang olahraga warisan nenek moyang bangsa Inonesia, umumnya digemari oleh masyarakat baik anak-anak maupun dewasa sampai orang tua khususnya dikalangan pelajar. Untuk meningkatkan presasi siswa dalam olahraga pencat silat dibutuhkan kondisi fisik. Menurut Bompa (1994) kondisi fisik adalah kemampuan yang meliputi kekuatan (Strenght), kecepatan (Speed), daya tahan (endurance), kelenturan (Flexibility), dengan koordinasi (Koordination) serta kesepatan reaksi ( reaction time). Disamping itu ada kondisi fisik gabungan antara kekuatan dengan kecepatan yang dikenal dengan istilah daya ledak (power), Siswa-siswa sekolah, maupun klub merupakan wadah yang dapat digunakan untuk mencari bibit-bibit atlet berbakat, dengan hal ini dapat dilakukan oleh guru-guru pendidikan jasmani disekolah. Sebab mereka senantiasa memberikan pembelajaran olahraga sehingga dengan sendirinya dapat terdeteksi siswa-siswa yang memiliki bakat dalam salah satu cabang olahraga tertentu. Sejauh mana keterkaitan antara unsur kondisi fisik yang berperan dalam melakukan jurus tunggal baku dalam cabang bela diri pencak silat, maka perlu pembuktian secara ilmiah. Untuk memudahkan pelaksanaan penelitian ini, maka penulis menetapkan club beladiri pencak silat SMK Negeri 1 Kendari sebagai objek penelitian. Penetapan klub tersebut atas dasar pertimbangan bahwa atlit-atlitnya adalah merupakan para pesilat yang menjadi binaan peneliti sendiri sehingga secara teknis hal ini dapat mempermudah penelitian dalam pelaksanaan penelitian. B. METODE PENELITIAN 1. Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan siswa SMK Negeri 1 Kendari yang mengikuti Ekstra Kurikuler cabang Olahraga Beladiri Pencak Silat. Waktu penelitian ini dilaksanakan dalam tanggal Februari 2017 dan dilakukan pada sore hari. 2. Populasi dengan Sampel Penelitian Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah seluruh siswa yang menjadi anggota club pencak silat SMK Negeri 1 Kendari yang berjumlah 40 orang, yang terdiri dari 30 orang atlet putra dan10 orang atlet putri. Sampel Putra yang digunakan dalam penelitian ini adalah sejumlah populasi sebanyak 30 orang atau seluruh siswa putera. 3. Variabel Penelitian Penelitian ini terdiri dari variable bebas dan variable terikat. Variabel bebas terdiri dari 3 macam yakni power otot lengan (X1), kecepatan reaksi (X2). Dan motivasi Latihan (X3). Variable terikat adalah kemampuan melakukan pukulan lurus (Y). 4. Definasi Konseptual dan Definisi Operasional Variabel a. Definisi Konseptual Devinisi Konseptual yaitu: (1) power otot adalah kemampuan otot atau sekelompok otot-otot lengan untuk melakukan gerakan memukul mulai posisi tangan disamping hingga hingga lengan lurus mencapai sasaran saat melewati finis dengan 5

6 pengerahan tenaga yang maksimum dengan waktu yang sangat singkat, (2) kecepatan reaksi adalah Kemampuan otot untuk mejawab rangsangan berupa suara dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, (3) Motivasi Latihan adalah usaha seseorang untuk mengarahkan perilakunya atau bertindak dengan menggunakan segenap kemampuan fisik dan psikis untuk mencapai keinginan atau kebutuhan berprestasi, maju dan sukses dari sebelumnya, dan (4) kemampuan pukulan lurus adalah kemampuan pesilat untuk melakukan pukulan yang benar sesuai dengan kaidah pukulan pencak silat. b. Definisi Operasional Variabel Definisi Operasional Variabel yaitu: (1) power otot lengan adalah kemampuan otot lengan untuk melemparkan bola medicine dalan posisi duduk dikursi dalam satuan meter, (2) keceptan reaksi adalah kemampuan otot lengan untuk berkontrasi dengan cepat memegang mistar yang dijatuhkan diantara kedua tangan setelah mendengarkan aba-aba dari tester dalam satuan detik, (3) motivasi latihan adalah jumlah skor yang deperoleh melalui angket sesuai dengan indicator motivasi perprestasi yang telah ditetapkan yaitu menjalankan tugas, bertanggung jawab, unggul dalam kompetisi, bersikap positif, dan (4) kemampuan pukulan lurus adalah frekuensi pukulan selama 30 detik yang dilakukan dengan benar. c. Teknik Penelitian dengan Jenis Pengumpulan Data Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode korelasional. Instrumen yang dipergunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini ada 4 Tes: (1) power otot lengan yaitu menggunakan Medicine Ball, (2) kecepatan reaksi yaitu menggunakan Reaction Time tes Kirkendal dalam Saiful (201 3), (3) kemampuanpukulan lurus yaitu menggunakan tes melakukan pukulan selama 30 detik (IPSI, 1996). d. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data di laksanakan sebagai berikut: Tes Power otot lengan Tujuan dilakukan dengan menggunakan alat Kursi, lapangan bola medicine 3,5 kg, meteran, dan alat tulis. Petugas Tes yaitu Pengukur jaran lemparan dan pencatat hasil tes. Pelaksanaan : Sikap permulaaan, Peserta duduk di kursi dengan badan tetap sandar di kursi, ke dua tangan memegang bola.setelah aba-aba Ya, peserta melakukan lemparan dengan kedua tangan dengan posisi badan tetap sandar pada kursi. Skor di hitung berdasarkan jarak lemparan mulai dari kursi lemparan sampai jatuhnya bola yang dihitung dengan satuan meter. setiap calon atlit diberi kesempatan 3 kali dan diambil jarak yang terbaik. Tes Kecepatan reaksi ( Reaction time) yaitu Tujuan tes adalah unuk mengukur kecepatan reaksi tangan/lengan. Alat dan Fasilitas; mistar besi panjang 30 cm, kursi. Pelaksanaan: Peserta tes duduk di kursi dan kedua tangan dia angkat lurus kedepan serta telapak tangan berhadapan sedikit terbuka kurang lebih 5 cm sedikit dibuka. Penilaian: Jarak tangkapan yang tertera pada mistar adalah merupakan data mentah kecepatan reaksi, data yang diperoleh selanjutnya dirubah dalam satuan waktu. 6

7 Tes motivasi latihan Untuk pengambilan data tes motivasi latihan dilakukan dengan cara membagikan angket/kuesioner kepada atlit/teste dengan petunjuk bahwa tester dapat memberikan jawaban pada angket tersebut dengan. e. Teknik Analisis Data Teknik analisa data yang digunakan adalah tehnik statistik deskriptif inferrensial. Hipotesis statistik penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Ho : rı = 0, Ha : pı = >, (2) Ho : p2 = 0, Ha : p2 = >, (3) Ho: pᴣ = 0, Ha: pᴣ = >, (4) Ho: pıᴣ = 0, Ha: pıᴣ = >. Uji Prasyarat Analisis yaitu Uji normalitas dengan menggunakan SPSS versi 16, Uji linearlitas dengan menggunakan SPSS versi 16, Uji Hipotesis dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel dalam koefisien korelasi product moment dengan menggunakan program correlation SPSS versi 16. Uji korelasi ganda variabel power otot lengan (X1), kecepatan reaksi dan motivasi berprestasi (X3) dengan dengan motivasi berprestasi (X3) dengan kemampuan pukulan lurus (Y). C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi Data a. Kemampuan Pukulan Lurus Berdasarkan hasil analisis deskriptif mengenai karakteristik umum kemampuan pukulan lurus pada cabang olahraga pencak silat l terhadap sampel dalam penelitian ini, yaitu siswa SMK Negeri 1 Kendari diperoleh skor kemampuan minimum = 24,00, maksimum = 29,00, dan range = 2,00. Selain itu, diperoleh rata-rata skor kemampuan melakukan pululan lurus = 24,00, modus = 25,00, median = 24,00, dengan standar deviasi = 0,86 dan variansi = 0,74. Apabila diperhatikan, skor rata-rata dan skor median relatif sama besarnya, mengindikasikan distribusi skor yang relatif simetrik dan mendekati distribusi nornal. Distribusi frekuensi kemampuan pukulan lurus dijelaskan bahwa sebanyak 9 orang (30%) yang me mperoleh skor 3 (paling rendah), sebanyak 8 orang yang memperoleh skor 4 (26,70%), dan sebanyak 13 orang (43,30%) yang memperoleh skor 5 (paling tinggi). Dari hasil satistik deskriptif diperoleh gambaran bahwa sebanyak 9 orang (30,00%) memiliki kemampuan melakukan pukulan lurus di bawah kelompok ratarata, sebanyak 8 orang (26,70%) memiliki kemampuan pukulan lurus pada kelompok rata-rata, dan sebanyak 13 orang (43,30%) memiliki kemampuan pukulan lurus di atas kelompok rata-rata. b. Power Otot Lengan (X 1 ) Karakteristik umum power otot lengan bagi sampel dalam penelitian di mana skor minimum = 4,60, skor maksimum = 6,60, dan range = 2,00. Kemudian, diperoleh rata-rata skor power otot lengan = 5,65, modus = 5,50, median = 5,60, dengan standar deviasi = 1,8 dan variansi = 1,34. Apabila diperhatikan, skor rata-rata lebih besar dari skor median dan modus, sehingga mengindikasikan distribusi skor relatif berada dalam kategori sedang. Apabila distribusi frekuensi power otot lengan dalam penelitian ini di kelompokkan ke dalam bentuk kelas interval, diperoleh sebanyak 2 orang (6,67%) 7

8 memiliki power otot lengan dalam interval skor 4,60 5,00, sebanyak 3 orang (10%) memiliki power otot lengan dalam interval skor 5,01 5,40, sebanyak 7 orang (23,33%) yang berada pada interval skor 5,41 5,80, Sebanyak 10 orang (33,33%) yang berada pada kelas interval 5,81 6,20, dan 8 0rang (26,67% berada pada interval 6,21 6,60. Berdasarkan distribusi frekuensi diperoleh gambaran bahwa sebanyak 5 orang (16,6%) memiliki power otot lengan di bawah kelompok rata-rata, sebanyak 13 orang (43,33%) memiliki power otot lengan pada kelompok rata-rata, dan sebanyak 7 orang (23,33%) memiliki power otot lengan di atas kelompok rata-rata. Dan sebanyak 18 orang (60%) memiliki power otot lengan berada di atas rata-rata. c. Kecepatan Reaksi (X 2 ) Hasil analisis statistik deskriptif mengenai kecepatan reaksi dalam penelitian ini, memiliki skor minimum = 3,00 maksimum = 1,30, dan range = 1,7. Kemudian, dari hasil analisis deskriptif diperoleh rata-rata skor kecepatan reaksi = 1,8,, modus = 1,,5, median = 1,6, dengan standar deviasi = 0,61 dan variansi sebesar 0,37. Apabila diperhatikan, skor rata-rata lebih besar dibandingkan skor median dan modus, yang berarti kecepatan reaksi otot lengan dalam penelitian cenderung dominan skor yang lebih tinggi. Dari penjelaskan bahwa sebanyak 3 orang (10%) memiliki kecepatan reaksi berada di bawah rata-rata, sebayak 15 orang (50%0 memiliki kecepatan reaksi di atas rata-rata dan sebanyak 12 orang (40%) berada pada kelompok rata-rata. d. Motivasi Latihan (X 3 ) Hasil analisis deskriptif mengenai karakteristik umum motivasi latihan terhadap sampel dalam penelitian ini diperoleh skor minimum = 100,00, skor maksimum = 140,00, dan range = 40,00. kemudian, diperoleh rata-rata skor motivasi latihan = 119,73, skor modus = 100,00, skor median = 124,50, dengan standar deviasi = 13,62 dan variansi = 185,51. Apabila diperhatikan, modus relatif lebih kecil dibandingkan nilai rata-rata dan median, mengindikasikan distribusi skor yang relatif condong pada skor yang lebih kecil dibanding skor yang lebih besar. Distribusi frekuensi motivasi latihan dapat dijelaskan bahwa, sebanyak 8 orang (26,67%) memiliki motivasi latihan dalam interval skor 100,00 106,69, sebanyak 3 orang (10,00%) memiliki motivasi latihan dalam interval skor 106,70 113,39, sebanyak 2 orang (6,67%) memiliki motivasi latihan dalam interval skor 113,40 120,09, sebanyak 5 orang (16,67%) memiliki motivasi latihan d alam interval skor 120,10 126,79, sebanyak 6 orang (20,00%) memiliki motivasi latihan dalam interval skor 126,80 133,49, sebanyak 6 orang (20,00%) memiliki motivasi latihan dalam interval skor 133,50 140,19. Berdasarkan distribusi frekuensi diperoleh gambaran bahwa sebanyak 11 orang (36,67%) memiliki motivasi latihan di bawah kelompok rata-rata, sebanyak 2 orang (6,67%) memiliki motivasi latihan pada kelompok rata-rata, dan sebanyak 17 orang (56,66%) memiliki motivasi latihan di atas kelompok rata-rata. 8

9 2. Pengujian Persyaratan Analisis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis korelasi dan regresi linear sederhana dan analisis regresi ganda. a. Uji Kenormalan Data dan Galat Taksiran Regresi Hasil pengujian normalitas data penelitian yang terdiri dari X 1, X 2, X 3 dan Y dirangkum. Diperoleh bahwa setiap variabel memiliki data yang berdistribusi normal, yang ditunjukkan oleh nilai probabilitas (sign.) yang lebih bes ar dari α = 0,05 pada kolom uji Kolmogorov-Smirnov. Untuk variabel X 1 memilki nilai sig = 0,080; variabel X 2 memiliki nilai sig. = 0,068, variabel X 3 memiliki nilai sig. = 0,074, dan variabel Y memiliki nilai sig. = 0,098. Pengujian normalitas yang dilakukan terhadap galat taksiran regresi mencakup galat taksiran regresi Y atas X 1, galat taksiran regresi Y atas X 2, galat taksiran regresi Y atas X 3 dan galat taksiran regresi Y atas X 1, X 2 dan X 3.. Hipotesis statistiknya dirumuskan seperti berikut: H 0 : populasi galat taksiran berdistribusi normal H 1 : populasi galat taksiran tidak berdistribusi normal Kriteria pengujiannya adalah terima H 0 jika D D tabel dan tolak H 0 jika D > D tabel pada taraf nyata yang dipilih. Dalam penelitian ini dipilih = 0,05, 0,886 sehingga untuk n = 30 maka nilai D tabel = 0, 162 atau berdasarkan nilai 30 probabiltas yang dihasilkan oleh output SPSS. Jika nilai probabilitas lebih besar atau sama dengan nilai = 0,05 maka data berdistribus normal, sebaliknya jika nilai probabilitas lebih kecil dari nilai = 0,05 maka data tidak berdisribusi normal. 1) Uji Normalitas Galat Regresi Y atas X 1 Dari hasil perhitungan berdasarkan galat regresi Y atas X1 diperoleh nilai D = 0,139 dan D tabel = 0,162 pada taraf nyata 0,05. Karena nilai D lebih kecil dari D tabel maka disimpulkan bahwa galat regresi Y atas X1 berdistribusi normal. Dalam hal ini data berasal dari populasi beridistribusi normal, yang berarti persyaratan normalitas data untuk regresi linear sederhana Y atas X1 dipenuhi dalam penelitian ini. Selain itu, normalitas galat regresi Y atas X1 ditunjukkan oleh nilai p-value = 0,144 yang lebih besar dari α = 0,05, yang berarti pengujian normalitas tidak signifikan sehingga diterima H0 yang menyatakan bahwa galat regresi Y atas X1 berdistribusi normal. Secara grafis ditunjukkan sebagai berikut. Plot titik nilai sisaan yang ditunjukkan pada gambar 5.5 dapat didekati oleh sebuah garis sehingga secara visual nilai sisaan regresi Y atas X1 memiliki distribusi normal. 9

10 2) Uji Normalitas Galat Regresi Y atas X 2 Dari hasil perhitungan berdasarkan galat regresi Y atas X 2 diperoleh nilai D = 0,130 dan D tabel = 0,162 pada taraf nyata 0, 05. Karena nilai D lebih kecil dari D tabel maka disimpulkan bahwa galat regresi Y atas X 2 berdistribusi normal. Dalam hal ini data berasal dari populasi beridistribusi normal, yang berarti persyaratan normalitas data untuk regresi linear sederhana Y atas X 2 dipenuhi dalam penelitian ini. Selain itu, normalitas galat regresi Y atas X 2 ditunjukkan oleh nilai p-value = 0,200 yang lebih besar dari α = 0,05, yang berarti pengujian normalitas tidak signifikan sehingga diterima H 0 yang menyatakan bahwa galat regresi Y atas X 2 berdistribusi normal. Dengan demikian disimpulkan pula bahwa regresi Y atas X 1 berbentuk linear. Secara grafis uji normalitas regresi linear Y atas X 2 ditunjukkan pada Gambar 5.6 berikut ini. Plot normal yang ditunjukkan pada gambar 5.6 membentuk sebuah garis yang dapat didekati oleh garis lurus. Bentuk plot yang demikian mengindikasikan bahwa data memilik distribusi normal. 3) Uji Normalitas Galat Regresi Y atas X 3 Dari hasil perhitungan berdasarkan galat regresi ganda Y atas X 3 diperoleh nilai D = 0,137 dan dan D tabel = 0,162 pada taraf nyata 0, 05. Karena nilai D lebih kecil dari D tabel maka disimpulkan bahwa galat regresi Y atas X 3 berdistribusi normal. Dalam hal ini data berasal dari populasi beridistribusi normal, yang berarti persyaratan normalitas data untuk regresi linear sederhana Y atas X 3 dipenuhi dalam penelitian ini. Selain itu, normalitas galat regresi Y atas X 3 ditunjukkan oleh nilai p- value = 0,157 yang lebih besar dari α = 0,05, yang berarti pengujian normalitas tidak signifikan sehingga diterima H 0 yang menyatakan bahwa galat regresi Y atas X 3 berdistribusi normal. Plot normal yang ditunjukkan pada gambar 5.7 membentuk sebuah garis yang dapat didekati oleh garis lurus. Bentuk plot yang demikian mengindikasikan bahwa data memiliki distribusi normal. 4) Uji Normalitas Galat Regresi Y atas X 1, X 2, X 3 Dari hasil perhitungan berdasarkan galat regresi ganda Y atas X 1, X 2, X 3 diperoleh nilai D = 0,171 dan D tabel = 0,162 pada taraf nyata 0, 05. Karena nilai D lebih kecil dari D tabel maka disimpulkan bahwa galat regresi Y atas X 1, X 2, X 3 berdistribusi normal. Dalam hal ini data berasal dari populasi beridistribusi normal, yang berarti persyaratan normalitas data untuk regresi linear sederhana Y atas X 1, X 2, X 3 dipenuhi dalam penelitian ini. Selain itu, normalitas galat regresi Y atas X 3 ditunjukkan oleh nilai p-value = 0,066 yang lebih besar dari α = 0,05, yang berarti pengujian normalitas tidak signifikan sehingga diterima H 0 yang menyatakan bahwa galat regresi Y atas X 1, X 2, X 3 berdistribusi normal. Dengan demikian disimpulkan pula bahwa regresi Y atas X 1, X 2, X 3 berbentuk linear. Secara grafis uji normalitas regresi linear ganda Y atas X 1, X 2, X 3 ditunjukkan pada Gambar 5.8 berikut ini. 10

11 N o r m a l P r o b a b ility P lo t o f the R e s idua ls (r e s p o n s e is Y) P e r c e n t R e s id u a l Plot normal yang ditunjukkan pada gambar 4.8 membentuk sebuah garis sehingga sisaan regresi Y atas X 1, X 2, dan X 3 memiliki distribusi normal. Rangkuman hasil perhitungan dan kesimpulan penerimaan atau penolakan terhadap H 0 untuk uji normalitas galat taksiran regresi ditunjukkan pada Tabel 5.7 berikut. Tabel Rangkuman Hasil UJi Normalitas Galat Regresi Y atas X 1, X 2 dan X 3 Secara Terpisah dan Secara Bersama-sama di SPSS 20 pada hal 119 Galat Taksiran Regresi D hitung Kolmogoro- Smirnov D tabel 0,05 1 p-value 2 3 Kesimpulan Y atas X 1 0,139 0,162 0,144 Normal Y atas X 2 0,130 0,162 0,200 Normal Y atas X 3 0,137 0,162 0,157 Normal Y atas X 1,X 2, X 3 0,161 0,162 0,066 Normal 3. Pengujian Hipotesis Hipotesis yang dimaksud menyangkut adanya hubungan yang signifikan antara variabel bebas X 1, X 2, X 3 dengan variabel terikat Y, baik hubungan masingmasing variabel maupun secara bersama-sama. Hasil pengujian hipotesis dapat diuraikan sebagai berikut. a. Hubungan Antara Power Otot Lengan (X 1 ) Dengan Kemampuan Pukulan lurus pada beladiri pencak silat (Y) Besarnya konstribusi variabel kekuatan otot lengan terhadap kemampuan pukulan lurus ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi r 2 x 100% = 41,70%. Ini dapat diartikan bahwa sebesar 41,70% kontribusi variabel power otot lengan 11

12 terhadap meningkatnya kemampuan pukulan lurus, dan selebihnya 58,30% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. b. Hubungan Antara Kecepatan Reaksi (X 2 ) Dengan Kemampuan Pukulan Lurus (Y) Besarnya konstribusi variabel kecepatan reaksi terhadap kemampuan pukulan lurus ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi r 2 x 100% = 48,70%. Ini dapat diartikan bahwa sebesar 48,70% kontribusi variabel kecepatan reaksi terhadap variasi meningkatnya atau menurunnya kemampuan pukulan lurus pada olahraga pencak silat, dan selebihnya sebesar 51,30% dipengaruhi oleh variabel lainnya. c. Hubungan Motivasi Latihan (X 3 ) Dengan Kemampuan Pukulan Lurus (Y) Besarnya konstribusi variabel motivasi latihan (X 2 ) terhadap Kemampuan pukulan lurus ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi r 2 x 100% = 16,50%. Ini dapat diartikan bahwa sebesar 16,50% kontribusi variabel motivasi latihan terhadap meningkatnya kemampuan pukulan lurus, sedangkan selebihnya sebesar 83,50% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. d. Hubungan Antara Power Otot Lengan (X 1 ), Kecepatan reaksi (X 2 ), Dan Motivasi Latihan (X 3 ), Secara Bersama-Sama Dengan Kemampuan Pukulan Lurus pada bela diri pencak silat (Y) Perhitungan untuk uji keberartian koefisien korelasi ganda diperoleh nilai probabilitas sig F Cahnge = 0,000. Pengujian ini bersifat sangat signifikan karena lebih kecil dari taraf nyata = 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi ganda antara variabel power otot lengan (X 1 ), kecepatan reaksi (X 2 ), dan motivasi latihan (X 3 ) secara bersama-sama dengan kemampuan pukulan lurus (Y) adalah sangat signifikan. Besarnya kontribusi power otot lengan (X 1 ), kecepatan reaksi (X 2 ), dan motivasi latihan (X 3 ) terhadap kemampuan pukulan lurus (Y) adalah 51,20%, sedangkan sisanya sebesar 48,80% ditentukan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. D. PENUTUP 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil-hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bagian terdahulu, maka dapat ditarik kesimpulan dari penelitian ini, yaitu: a. Terdapat hubungan yang signifikan antara power otot lengan dengan kemampuan pukulan lurus pada beladiri pencak silat. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin baik power otot lengan maka semakin baik pula dalam melakukan pukulan lurus yang ditunjukkan oleh persamaan regresi sederhana Y = 1, ,121 X 1 dengan kontribusi sebesar 41,70%. b. Terdapat hubungan yang signifikan antara kecepatan reaksi dengan kemampuan pukulan lurus dalam beladiri penak silat. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin 12

13 baik kecepatan reaksi maka semakin baik pula dalam melakukan pukulan lurus, yang ditunjukkan oleh persamaan regresi linear sederhana Y = -0, ,044 X 2 dengan kontribusi sebesar 48,70%. c. Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi latihan dengan kemampuan pukulan lurus dalam olahraga bela diri pencak silat. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi motivasi latihan maka semakin baik dalam melakukan pukulan lurus, di mana hubungannya ditunjukkan oleh persamaan regresi linear sederhana Y = 1, ,026 X 3 dengan kontribusi sebesar 16,50%. d. Terdapat hubungan yang signifikan antara power otot lengan, kecepatan reaksi, dan motivasi latihan secara bersama-sama dengan kemampuan pukulan lurus pada beladiri pencak silat. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin baik power otot lengan, semakin baik kecepatan reaksi, dan semakin tinggi motivasi latihan, secara bersama-sama yang dimiliki oleh seseorang, maka akan meningkatkan kemampuannya dalam melakukan pukulan lurus. Hubungan antara ketiga variabel tersebut dengan kemampuan pukulan lurus ditunjukkan oleh persamaan regresi linear ganda Y = -0, ,045 X 1 + 0,031 X 2 + 0,02 X 3 dengan kontribusi bersama sebesar 51,20 %. 2. Saran Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan diatas, maka untuk meningkatkan pukulan lurus dalam bela diri pencak silat, disarankan beberapa hal berikut ini. a. Melakukan latihan secara kontinue untuk meningkatkan power otot lengan dan kecepatan reaksi dari otot-otot yang terlibat dalam gerak saat melakukan pukulan. Pengaruh utama dalam melakukan pukulan adalah power otot lengan dan kecepatan reaksi dalam hal ini otot lengan, dengan demikian power otot lengan dan kecepatan reaksi sangat besar peranannya dalam menghasilkan pukulan yang baik dalam arti kuat dan tepat. b. Motivasi latihan merupakan faktor pandukung dalam kegiatan latihan dan bertanding, Dengan dukungan motivasi yang tinggi saat latihan memungkinkan seseorang lebih mudah meraih prestasi. c. Kepada Pembina dan pelatih bela diri pencak silat, kiranya dapat memberikan latihan yang dapat meningkatkan kemampuan biomotorik seperti latihan untuk meningkatkan power dan latihan kecepatan reaksi. 13

14 DAFTAR PUSTAKA Bompa, OT Theory and Metodology of Training, The Key to Athletic Performance.Ed. Iowa Kendal Hunt Publishing Company. IPSI Peraturan pertandingan olahraga pencak silat dengan perwasitan. Jakarta: KONI Pusat Kirkendal dalam Saiful, tes Medicine Ball, Reaction Time tes. Kencana Prenada Media Group 14

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Tempat dilakukannya penelitian ini berlokasi di Kampus UPI Bandung yang berada di Jalan Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung 40154.

Lebih terperinci

PEMBINAAN MENTAL TERHADAP PESILAT PUTRA PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE RANTING KEBONAGUNG TAHUN 2015 SKRIPSI

PEMBINAAN MENTAL TERHADAP PESILAT PUTRA PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE RANTING KEBONAGUNG TAHUN 2015 SKRIPSI Artikel Skripsi PEMBINAAN MENTAL TERHADAP PESILAT PUTRA PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE RANTING KEBONAGUNG TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Tempat dilakukannya penelitian ini berlokasi di UPI Bandung yang berada di Jalan Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung 40154. Berikut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kampus III Universitas Negeri Gorontalo

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kampus III Universitas Negeri Gorontalo BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Tempat Dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kampus III Universitas Negeri Gorontalo yang terletak di jalan Andalas Kota Tengah Kota Gorontalo.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Menurut Sugiyono (2010:6), Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Muhammadiyah Rongkop Gunungkidul Yogyakarta dikarenakan belum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Deskripsi data hasil penelitian dimaksudkan untuk memberikan gambaran umum mengenai hasil pengolahan data yang didapat dari dua variabel dalam

Lebih terperinci

JURNAL. Oleh ABDUL RASYID

JURNAL. Oleh ABDUL RASYID HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN CHEST PASS BOLA BASKET SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 BANGLAS SELAT PANJANG JURNAL Oleh ABDUL RASYID PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENLITIAN

BAB III METODOLOGI PENLITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENLITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di lapangan basket milik sekolah dan lapangan basket umum yang berada

Lebih terperinci

KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TERHADAP PUKULAN LOB ATLET BULUTANGKIS PB. MERAH PUTIH KOTA PADANG

KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TERHADAP PUKULAN LOB ATLET BULUTANGKIS PB. MERAH PUTIH KOTA PADANG KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TERHADAP PUKULAN LOB ATLET BULUTANGKIS PB. MERAH PUTIH KOTA PADANG Giri Prayogo 1 Universitas Islam 45 Bekasi giriprayogo91@gmail.com Abstrak Tujuan penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KECEPATAN REAKSI LENGAN DENGAN FREKUENSI PUKULAN CHUDAN TSUKI PADA OLAHRAGA KARATE TESIS OLEH:

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KECEPATAN REAKSI LENGAN DENGAN FREKUENSI PUKULAN CHUDAN TSUKI PADA OLAHRAGA KARATE TESIS OLEH: HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KECEPATAN REAKSI LENGAN DENGAN FREKUENSI PUKULAN CHUDAN TSUKI PADA OLAHRAGA KARATE TESIS OLEH: FITRIANI NIM. G2G114004 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI

Lebih terperinci

Riska Bhakti Utomo ABSTRAK

Riska Bhakti Utomo ABSTRAK KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT LENGAN, KECEPATAN REAKSI, DAN KELINCAHAN TERHADAP PASSING BAWAH PADA PERMAINAN BOLAVOLI (Studi Pada Atlet Bolavoli Putera Universitas Negeri Surabaya) Riska Bhakti Utomo ABSTRAK

Lebih terperinci

HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SAMPING (CECHUITUI) PADA ATLET WUSHU KATEGORI SANSHOU FIK UNP

HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SAMPING (CECHUITUI) PADA ATLET WUSHU KATEGORI SANSHOU FIK UNP HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SAMPING (CECHUITUI) PADA ATLET WUSHU KATEGORI SANSHOU FIK UNP Oleh Nurtia Nilam Sari Dosen Program Studi Pendidikan Jasmani

Lebih terperinci

R3 : Koefisien regresi X3 terhadap Y

R3 : Koefisien regresi X3 terhadap Y 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Adapun desain yang dipilih oleh peneliti dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut : X1 R1 R 4 R 6 X2 R2 Y R 5 R3 X3 R 7 Gambar. 3.1 Desain Penelitian

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Bandar Lampung, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

III. METODELOGI PENELITIAN. Bandar Lampung, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah 28 III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui kontribusi kelentukan dengan kemampuan kayang pada siswa kelas VII SMP Al Azhar 3 Bandar

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. berdasarkan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan reaksi

III. METODELOGI PENELITIAN. berdasarkan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan reaksi 34 III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara tertentu yang digunakan untuk meneliti suatu permasalahan sehingga mendapatkan hasil atau tujuan yang diinginkan,

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA KOORDINASI DAN REAKSI DENGAN HASIL PUKULAN DRIVE FOREHAND DALAM PERMAINAN SQUASH

KORELASI ANTARA KOORDINASI DAN REAKSI DENGAN HASIL PUKULAN DRIVE FOREHAND DALAM PERMAINAN SQUASH KORELASI ANTARA KOORDINASI DAN REAKSI DENGAN HASIL PUKULAN DRIVE FOREHAND DALAM PERMAINAN SQUASH Unversitas Pendidikan Indonesia, Jl. Dr. Setiabudhi No. 229, Bandung 40154, Jawa Barat, Indonesia finaldhipalgunadhi@student.upi.edu

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Arikunto (2002: 160) metode penelitian adalah cara yang digunakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Arikunto (2002: 160) metode penelitian adalah cara yang digunakan 34 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Arikunto (00: 160) metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 28 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 bulan Januari 2013 di SMA Negeri 1 Banyumas Kabupaten Pringsewu. 3.2 Populasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. frekuensi skor responden untuk masing-masing variabel dan pengolahan statistik inferesial

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. frekuensi skor responden untuk masing-masing variabel dan pengolahan statistik inferesial BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini disajikan proses pengolahan data dengan menggunakan statistik deskripti dan statistik infernsial. Pengolahan statistik deskriptif digunakan untuk menyatakan distribusi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (a) hasil pengujian analisis deskriptif data penelitian untuk memperoleh gambaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (a) hasil pengujian analisis deskriptif data penelitian untuk memperoleh gambaran BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan berturut-turut (1) hasil penelitian yang meliputi (a) hasil pengujian analisis deskriptif data penelitian untuk memperoleh gambaran tentang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. analisis, (c) hasil pengujian hipotesis penelitian, (2) pembahasan, dan (3) keterbatasan penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. analisis, (c) hasil pengujian hipotesis penelitian, (2) pembahasan, dan (3) keterbatasan penelitian. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan berturut-turut (1) hasil penelitian yang meliputi (a) hasil pengujian analisis deskriptif data penelitian untuk memperoleh gambaran tentang

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang didapat selanjutnya diolah dan digambarkan dalam

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang didapat selanjutnya diolah dan digambarkan dalam IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian yang didapat selanjutnya diolah dan digambarkan dalam deskripsi data. Deskripsi data dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang penyebaran

Lebih terperinci

Esra Fitriyanti Kedo ABSTRAK

Esra Fitriyanti Kedo ABSTRAK KONTRIBUSI KELENTUKAN TOGOK, DAYA LEDAK OTOT TUNGKAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA CLUB VOLI KECAMATAN LORE TENGAH DESA LEMPE Esra Fitriyanti Kedo Pendidikan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN DENGAN KEMAMPUAN PASSING

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN DENGAN KEMAMPUAN PASSING Hubungan Antara kekuatan...(nurhadi Khomeini) 3 HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN DENGAN KEMAMPUAN PASSING BAWAH PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI PUTRA SMP NEGERI 4 SLEMAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Tempat dilakukannya penelitian ini berlokasi di Kampus UPI Bandung yang berada di Jalan Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung 40154.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data 4.1.1 Layanan Bimbingan Kelompok Data variabel Layanan Bimbingan Kelompok menunjukkan bahwa skor tertinggi adalah 120 dan skor terendah adalah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. masalah. Tujuannya untuk menemukan jawaban terhadap persoalan yanag signifikan,

III. METODOLOGI PENELITIAN. masalah. Tujuannya untuk menemukan jawaban terhadap persoalan yanag signifikan, 28 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada dasarnya penelitian adalah penerapan pendekatan ilmiah pada pengkajian suatu masalah. Tujuannya untuk menemukan jawaban terhadap persoalan yanag

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Otot Tungkai dengan Hasil Lompat Jauh. Penelitian ini dilakukan pada siswa SMP Negeri II

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Otot Tungkai dengan Hasil Lompat Jauh. Penelitian ini dilakukan pada siswa SMP Negeri II 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini ingin mengungkap apakah ada hubungan lari 30 Meter dan Daya Ledak Otot Tungkai dengan Hasil Lompat Jauh. Penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN BAHU TERHADAP HASIL TOLAK PELURU GAYA ORTHODOX SISWA PUTRA KELAS XI ILMU ILMU SOSIAL 5 SMA N 2 TUALANG

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN BAHU TERHADAP HASIL TOLAK PELURU GAYA ORTHODOX SISWA PUTRA KELAS XI ILMU ILMU SOSIAL 5 SMA N 2 TUALANG 1 HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN BAHU TERHADAP HASIL TOLAK PELURU GAYA ORTHODOX SISWA PUTRA KELAS XI ILMU ILMU SOSIAL 5 SMA N 2 TUALANG Boyke Johanes, 1. Drs. Saripin, M.kes, AIFO, 2. Ni Putu Nita Wijayanti,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 110 BAB IV HASIL PENELITIAN Pada bab ini diuraikan tentang: a) deskripsi data; b) uji prasyarat; dan c) pengujian hipotesis penelitian. A. Deskripsi Data Penelitian ini berjudul Pengaruh Profesionalisme

Lebih terperinci

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN MAWASHI GERY CHUDAN PADA KARATEKA DOJO CAPITAL KARATE CLUB TAHUN Rahman Situmeang.

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN MAWASHI GERY CHUDAN PADA KARATEKA DOJO CAPITAL KARATE CLUB TAHUN Rahman Situmeang. 17 HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN MAWASHI GERY CHUDAN PADA KARATEKA DOJO CAPITAL KARATE CLUB TAHUN 2015 Rahman Situmeang Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara power

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA WAKTU REAKSI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN SERVIS BAWAH BOLA VOLI PADA MAHASISWA PUTRA SEMESTER II STKIP-PGRI PONTIANAK

HUBUNGAN ANTARA WAKTU REAKSI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN SERVIS BAWAH BOLA VOLI PADA MAHASISWA PUTRA SEMESTER II STKIP-PGRI PONTIANAK HUBUNGAN ANTARA WAKTU REAKSI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN SERVIS BAWAH BOLA VOLI PADA MAHASISWA PUTRA SEMESTER II STKIP-PGRI PONTIANAK Stephani Yane Dosen Program Studi Pendidikan Jasmani,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencak silat akan menghadapi lawan dengan gerakan yang terpola dan terukur.

BAB I PENDAHULUAN. pencak silat akan menghadapi lawan dengan gerakan yang terpola dan terukur. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pencak Silat adalah istilah baku yang digunakan untuk menyebut sebuah seni bela diri khas Indonesia. Seni bela diri sendiri mengandung dua makna : seni dan pembelaan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. korelasional, yaitu suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data

III. METODOLOGI PENELITIAN. korelasional, yaitu suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data 5 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian korelasional, yaitu suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Two-Hand Medicine Ball Putt menunjukkan bahwa kelompok responden yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Two-Hand Medicine Ball Putt menunjukkan bahwa kelompok responden yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1. Data Hasil Penelitian Variabel X 1 Yang menjadi Variabel X 1 dalam penelitian ini yakni kekuatan otot lengan bahu. Dari hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian mengenai hubungan antara power tungkai,keseimbangan badan dan koordinasi dengan hasil tendangan full-volley dalam olahraga sepak bola. Desain penelitian

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini akan disajikan deskripsi data hasil penelitian terhadap variabelvariabel penelitian. Data hasil penelitian berupa skor yang diambil

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Data penelitian ini diperoleh dari siswa kelas V SD Islam Al Madina Semarang tahun pelajaran 2015/2016 sebagai subyek penelitian dan merupakan populasi

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tentunya disesuaikan dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tentunya disesuaikan dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada penelitian 8 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian yang tentunya disesuaikan dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada penelitian ini. Adapun

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Metode penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan,

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Metode penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan, 29 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, karena metode merupakan faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan suatu penelitian.

Lebih terperinci

Indrawansyah. Kata kunci: panjang tungkai, kelentukan, keseimbangan, dan kemampuan servis.

Indrawansyah. Kata kunci: panjang tungkai, kelentukan, keseimbangan, dan kemampuan servis. Indrawansyah, Hubungan Panjang Tungkai, Kelentukan dan Keseimbangan Terhadap Kemampuan Servis 93 HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI, KELENTUKAN DAN KESEIMBANGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS DALAM PERMAINAN SEPAKTAKRAW

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 73 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian yang telah dilakukan meliputi deskripsi data, hasil analisis data penelitian, pengujian hipotesis, dan pembahasan

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB.

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB. PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB. BLITAR Johan Kalpirtanata Fakultas Ilmu Keolahragaan, Jurusan Ilmu Keolahragaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki 23 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Arikunto Suharsimi (2006:160) Metodologi penelitian adalah cara

METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Arikunto Suharsimi (2006:160) Metodologi penelitian adalah cara III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, karena metode merupakan faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan suatu penelitian.

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : Hal , Januari 2017

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : Hal , Januari 2017 PELATIHAN LONCAT GAWANG SETINGGI 25 CM DENGAN JARAK 0,5 M DAN 1 M TERHADAP PENINGKATAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI PUTRA SMP NEGERI 2 SUKAWATI 2015/2016 Bayu Puspayuda*, Made

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian sangat dibutuhkan dalam sebuah penelitian, karena akan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian sangat dibutuhkan dalam sebuah penelitian, karena akan BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah salah satu cara yang di tempuh untuk mencapai suatu tujuan. Metode penelitian sangat dibutuhkan dalam sebuah penelitian, karena akan memberikan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung pada semester

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung pada semester 23 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung pada semester genap tahun pelajaran 2012/ 2013. B. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian harus disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data. Menurut sugiyono

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 17 Kota Jambi, kelas VII yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 17 Kota Jambi, kelas VII yang 39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 17 Kota Jambi, kelas VII yang beralamat di Jalan Arief Rahman Hakim Kelurahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Data Data dalam penelitian ini meliputi data hasil uji coba instrumen, data prsetasi belajar matematika, dan data kecerdasan intrapersonal siswa. Berikut ini diberikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN (X) O 1 O 2 (Y 1, Y 2 ) C O 1 O 2 (Y 1, Y 2 )

BAB III METODE PENELITIAN (X) O 1 O 2 (Y 1, Y 2 ) C O 1 O 2 (Y 1, Y 2 ) BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode penelitian komparatif, menurut Arikunto (dalam Sidik 2014) ialah yang menegaskan bahwa

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PJKR OLEH:

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PJKR OLEH: HUBUNGAN ANTARA POWER TUNGKAI DAN PANJANG TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN LARI SPRINT 100 METER PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 NGADIROJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. passing, smash, dan block (membendung). Penguasaan kelima teknik dasar

BAB I PENDAHULUAN. passing, smash, dan block (membendung). Penguasaan kelima teknik dasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam permainan bola voli terdapat beberapa unsur teknik dasar, seperti; servis, passing, smash, dan block (membendung). Penguasaan kelima teknik dasar tersebut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data yang diperoleh dalam penelitian. Deskripsi data yang disajikan adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data yang diperoleh dalam penelitian. Deskripsi data yang disajikan adalah 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Data Pada pembahasan berikut ini akan disajikan deskripsi data berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian. Deskripsi data yang disajikan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Lokasi yang dipilih untuk melakukan penelitian ini adalah Universitas Pendidikan Indonesia yang beralamat di Jln. Dr. Setiabudhi

Lebih terperinci

KONTRIBUSI ASPEK ANTHROPOMETRI DAN KAPASITAS FISIK DOMINAN TERHADAP PRESTASI LOMPAT JAUH GAYA SCHENEPPER

KONTRIBUSI ASPEK ANTHROPOMETRI DAN KAPASITAS FISIK DOMINAN TERHADAP PRESTASI LOMPAT JAUH GAYA SCHENEPPER KONTRIBUSI ASPEK ANTHROPOMETRI DAN KAPASITAS FISIK DOMINAN TERHADAP PRESTASI LOMPAT JAUH GAYA SCHENEPPER (Studi Korelasi Multivariat Indek Massa Tubuh, Power Otot Tungkai, Kekuatan Otot Perut, dan Kecepatan

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI BELAJAR DAN KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS DI SMA MUHAMMADIYAH 1

PENGARUH KONSENTRASI BELAJAR DAN KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS DI SMA MUHAMMADIYAH 1 PENGARUH KONSENTRASI BELAJAR DAN KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS DI SMA MUHAMMADIYAH 1 SRAGEN TAHUN AJARAN 2013/1014 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI BADRAN NO. 123 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI BADRAN NO. 123 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI BADRAN NO. 123 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Vania Dwi Tristiana (14541084) Prodi : PGSD FKIP UNISRI ABSTRAK

Lebih terperinci

Bayu Puspayuda*,Made Darmada**, Putu Citra Permana Dewi***

Bayu Puspayuda*,Made Darmada**, Putu Citra Permana Dewi*** PELATIHAN LONCAT GAWANG SETINGGI 25 CM DENGAN JARAK 0,5 M DAN 1 M TERHADAP PENINGKATAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI PUTRA SMP NEGERI 2 SUKAWATI TAHUN 2015/2016 Bayu Puspayuda*,Made

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu, Lokasi, Populasi dan Sempel Penelitian 1. Waktu dan Lokasi Penelitian inidilaksanakan mulai tanggal 5 september 12 september 2014, dengan pengambilan tempat di Lapangan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Lebih lanjut Surakhmad (1998, hlm. 131) menjelaskan bahwa:

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Lebih lanjut Surakhmad (1998, hlm. 131) menjelaskan bahwa: BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian. Dalam setiap penelitian diperlukan suatu metode. Metode penelitian adalah suatu cara yang dipakai peneliti dalam melakukan penelitiannya. Sugiyono (2013,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bulan Januari tahun 2015 di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar. Penelitian. dilakukan selama 5 minggu pembelajaran (5X pertemuan).

III. METODE PENELITIAN. bulan Januari tahun 2015 di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar. Penelitian. dilakukan selama 5 minggu pembelajaran (5X pertemuan). 8 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 014/015 pada bulan Januari tahun 015 di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

HUBUNGAN POWER LENGAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN DENGAN KEMAMPUAN MEMUKUL BOLA DALAM PERMAINAN BOLA KASTI MURID SDN TANGGUL PATOMPO II MAKASSAR

HUBUNGAN POWER LENGAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN DENGAN KEMAMPUAN MEMUKUL BOLA DALAM PERMAINAN BOLA KASTI MURID SDN TANGGUL PATOMPO II MAKASSAR Indrawansyah, Hubungan Power Lengan dan Koordinasi Mata-Tangan dengan Kemampuan Memukul Bola Kasti 11 HUBUNGAN POWER LENGAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN DENGAN KEMAMPUAN MEMUKUL BOLA DALAM PERMAINAN BOLA

Lebih terperinci

Tisna Prasetya*, Made Darmada**, Citra Permana Dewi***

Tisna Prasetya*, Made Darmada**, Citra Permana Dewi*** PELATIHAN LADDER DRILL JARAK 6 M DAN 8 M BERBEBAN 1 KG TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PESERTA EKSTRAKULIKULER SEPAK BOLA PUTRA SMP NEGERI 2 SUKAWATI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Tisna Prasetya*, Made Darmada**,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendeteksi sejauhmana variasi-variasi pada suatu faktor yang berkaitan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. mendeteksi sejauhmana variasi-variasi pada suatu faktor yang berkaitan dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain Penelitian yang digunakan dalan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional. Metode korelasional digunakan untuk mendeteksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Jadwal Tes dan Pengukuran Terhadap Variabel-varibel Penelitian. No. Variabel Penelitian Hari/Tanggal Waktu Tempat

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Jadwal Tes dan Pengukuran Terhadap Variabel-varibel Penelitian. No. Variabel Penelitian Hari/Tanggal Waktu Tempat BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Jadwal pelaksanaan tes dan pengukuran yang penulis rencanakan pada penelitian yang akan dilakukan terhadap variabel-variabel yang akan diselidiki,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Stadion Manahan Solo. Berdasarkan beberapa pertimbangan terkait waktu, tempat, dan biaya maka penelitian ini

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA REACTION TIME DAN KEKUATAN MAKSIMAL OTOT LENGAN DENGAN KECEPATAN PUKULAN PADA CABANG OLAHRAGA TINJU

HUBUNGAN ANTARA REACTION TIME DAN KEKUATAN MAKSIMAL OTOT LENGAN DENGAN KECEPATAN PUKULAN PADA CABANG OLAHRAGA TINJU HUBUNGAN ANTARA REACTION TIME DAN KEKUATAN MAKSIMAL OTOT LENGAN DENGAN KECEPATAN PUKULAN PADA CABANG OLAHRAGA TINJU Hanif Abdurrojak, Iman Imanudin Program Studi Ilmu keolahragaan Departemen Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Gugus 2 Kecamatan Pengasih, Kabupaten

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Gugus 2 Kecamatan Pengasih, Kabupaten BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Gugus 2 Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo. Dalam satu gugus terdapat 8 SD. Adapun SD yang digunakan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. tujuan yang diantaranya adalah menemukan, mengembangkan, dan menguji

METODOLOGI PENELITIAN. tujuan yang diantaranya adalah menemukan, mengembangkan, dan menguji III. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah suatu alat dan cara yang sistematis yang dimiliki dan ditempuh oleh seorang peneliti dalam usaha mengadakan penelitian agar tercapainya tujuan yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Statistik deskriptif digunakan sebagai dasar untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai kompetensi guru, motivasi

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN PUSH-UP DAN LATIHAN BEBAN DUMBBEEL TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN JODAN TZUKI PADA KENSHI KEMPO DI DOJO TADULAKO JUMAIN

PENGARUH LATIHAN PUSH-UP DAN LATIHAN BEBAN DUMBBEEL TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN JODAN TZUKI PADA KENSHI KEMPO DI DOJO TADULAKO JUMAIN PENGARUH LATIHAN PUSH-UP DAN LATIHAN BEBAN DUMBBEEL TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN JODAN TZUKI PADA KENSHI KEMPO DI DOJO TADULAKO JUMAIN Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti yang menggunakan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti yang menggunakan metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode penelitian sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti yang menggunakan metode eksperimen dengan teknik pengumpulan data dengan menggunakan tes dan pengukuran.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Negeri 2 Srandakan. Sekolah ini berlokasi di Godegan, Poncosari,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Negeri 2 Srandakan. Sekolah ini berlokasi di Godegan, Poncosari, BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil 1. Deskripsi Data Profil Sekolah Sekolah yang digunakan sebagai tempat penelitian ini yaitu SMP Negeri 2 Srandakan. Sekolah ini berlokasi di Godegan,

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: SUGIYARNO NPM : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SKRIPSI. Oleh: SUGIYARNO NPM : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Artikel Skripsi PENGARUH PEMBELAJARAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP HASIL BELAJAR LEMPAR CAKRAM GAYA MENYAMPING SISWA KELAS VIII MTs NEGERI KEBONAGUNGTAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X semester ganjil SMA Negeri 15

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X semester ganjil SMA Negeri 15 25 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X semester ganjil SMA Negeri 15 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012 yang terdiri dari lima kelas,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Suatu penelitian akan dapat berhasil dan sesuai dengan adanya prosedur

III. METODE PENELITIAN. Suatu penelitian akan dapat berhasil dan sesuai dengan adanya prosedur 37 III. METODE PENELITIAN A. Hakikat Metode Penelitian Suatu penelitian akan dapat berhasil dan sesuai dengan adanya prosedur ilmiah, apabila penelitian tersebut dapat menggunakan metode atau alat yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kranggan Kabupaten Temanggung, dengan populasi penelitian sebanyak 219

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kranggan Kabupaten Temanggung, dengan populasi penelitian sebanyak 219 54 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kranggan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung, dengan populasi penelitian sebanyak

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI semester ganjil

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI semester ganjil 13 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI semester ganjil SMA.YPPL Bandar Lampung pada tahun pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari enam kelas. B.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu: Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional, yaitu studi yang bertujuan mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian dan pengumpulan data dilakukan mulai tanggal 17 Februari sampai dengan tanggal 22 Februari 2014. Yang bertempat di lapangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 2 Gadingrejo

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 2 Gadingrejo 26 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 2 Gadingrejo pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 4 kelas, terdiri dari kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Salatiga. Letak sekolah ini mudah diakses dan sangat strategis yang berada di tengah kota

Lebih terperinci

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR DAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP KREATIVITAS BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 2 KARTASURA TAHUN AJARAN 2013/2014 JURNAL PUBLIKASI

Lebih terperinci

2016 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, KELENTUKAN PANGGUL DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SABIT CABANG OLAHRAGA PENCAK SILAT

2016 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, KELENTUKAN PANGGUL DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SABIT CABANG OLAHRAGA PENCAK SILAT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencak silat merupakan hasil karya budaya bangsa Indonesia yang telah dikembangkan secara turun temurun hingga mencapai bentuknya seperti sekarang ini. Definisi Pencak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. persepsi siswa tentang pemberian tugas dengan hasil belajar IPS siswa

BAB III METODE PENELITIAN. persepsi siswa tentang pemberian tugas dengan hasil belajar IPS siswa BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat korelasional karena penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara minat belajar dan persepsi siswa tentang pemberian

Lebih terperinci

HUBUNGAN EXPLOSIVE POWER OTOT LENGAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS ATLET BOLAVOLI KUANSING KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

HUBUNGAN EXPLOSIVE POWER OTOT LENGAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS ATLET BOLAVOLI KUANSING KABUPATEN KUANTAN SINGINGI ISSN 2527-760X (Print) ISSN 2528-584X (Online) HUBUNGAN EXPLOSIVE POWER OTOT LENGAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS ATLET BOLAVOLI KUANSING KABUPATEN KUANTAN SINGINGI Dupri Universitas

Lebih terperinci

Kata Kunci: Kelincahan, Koordinasi Mata Tangan, Kecepatan, Power Lengan, Ketepatan Forehand Drive

Kata Kunci: Kelincahan, Koordinasi Mata Tangan, Kecepatan, Power Lengan, Ketepatan Forehand Drive Kontribusi Kelincahan Koordinasi...(Putut Indramawan) 1 KONTRIBUSI KELINCAHAN, KOORDINASI MATA TANGAN, KECEPATAN DAN POWER LENGAN TERHADAP KETEPATAN FOREHAND DRIVE ATLET PERSATUAN TENIS MEJA (PTM) TT 27

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN LEG PRESS TERHADAP PENINNGKATAN POWER OTOT TUNGKAI PADA ATLET PENCAK SILAT PBSS KUNINGAN CLUB TAHUN 2016

PENGARUH LATIHAN LEG PRESS TERHADAP PENINNGKATAN POWER OTOT TUNGKAI PADA ATLET PENCAK SILAT PBSS KUNINGAN CLUB TAHUN 2016 PENGARUH LATIHAN LEG PRESS TERHADAP PENINNGKATAN POWER OTOT TUNGKAI PADA ATLET PENCAK SILAT PBSS KUNINGAN CLUB TAHUN 2016 Eti Setiawati 1 Oman Hadiana 2 STKIP Muhammadiyah Kuningan etisetiawati@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data numerikal (angka)

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi PENGARUH MINAT BELAJAR DAN CARA BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI ANGKATAN 2010/2011 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Statistik deskriptif ini digunakan sebagai dasar untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai kinerja guru, motivasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. distribusi frekuensi skor responden untuk masing-masing variabel dan pengolahan statistik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. distribusi frekuensi skor responden untuk masing-masing variabel dan pengolahan statistik BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menyajikan proses pengolahan data dengan menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Pengolahan statistik deskriptif digunakan untuk menyatakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam setiap melakukan penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam setiap melakukan penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam setiap melakukan penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan metode dalam penelitian disesuaikan dengan masalah serta tujuan penelitian tersebut.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengukuran Power Otot Tungkai (X 1 ) dan kecepatan Sprint X 2 )

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengukuran Power Otot Tungkai (X 1 ) dan kecepatan Sprint X 2 ) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. DESKRIPSI DATA Dari hasil pengukuran Power Otot Tungkai (X 1 ) dan kecepatan Sprint X 2 ) dengan keterampilan Shooting (Y) sebagai variabel

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Dalam setiap melakukan penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Dalam setiap melakukan penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam setiap melakukan penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan metode dalam penelitian disesuaikan dengan masalah serta tujuan penelitian tersebut.

Lebih terperinci