PERAN POKJA PKP DALAM PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

Transkripsi

1 Jakarta, 9 Oktober 2017 PERAN POKJA PKP DALAM PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN Kasubdit Perumahan, Kemen PPN/BAPPENAS 9 Oktober 2017

2 Sejak istrinya tidak bisa berjalan lagi karena pengapuran pada lutut, Ia harus bekerja lebih keras memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Bahkan kedua anaknya pun harus ikut mencari nafkah dengan berjualan tisu di lampu merah. Ia tinggal di sebuah rumah yang berjarak langkah dari rel kereta yang masih aktif, beralaskan kardus dan sisa barang bekas lainnya yang Ia dapat dari hasil memulung.

3 Pak Dadang tinggal di bantaran rel kereta api menuju Stasiun Angke bersama ibu dan 3 orang anaknya. Istrinya meninggal beberapa tahun lalu karena menderita penyakit Tuberculosis akut. Pengen mah punya rumah yang nggak berisik setiap kereta lewat, nggak deket sampah banyak, nggak takut tiba-tiba roboh gitu saking kadang keretanya kenceng. Tapi yasudah, bersyukur aja saya yang penting sehat selalu, bisa ngebadut dapet uang untuk anak-anak ucapnya kepada kami

4 Pak Suparno dan Pak Dadang memiliki akses terhadap hunian, meskipun tidak diketahui apakah lahannya legal/ilegal atau apakah dia menyewa/memiliki hunian tersebut. Namun, mereka tetap tidak dapat menjangkau hunian dan layanan dasar permukiman yang layak untuk mencapai standar hidup yang lebih baik Masih banyak orang-orang seperti mereka di Indonesia. Apa yang bisa kita lakukan?

5 Bagaimana menyelesaikan fenomena di atas? Permukiman Kumuh di Bandung (diambil dari atas Jalan Layang Pasopati). Sumber: Tribunnews.com

6 Urban Permukiman kumuh eksisting, pemerintah fokus ke penanganan kawasankawasan ini (merah) Di sisi lain, ada permukimanpermukiman yang belum kumuh (biru) Namun, seiring dengan urbanisasi, peningkatan penduduk, kebutuhan perumahan dan permukiman semakin meningkat Sub Urban Rural Permukiman Kumuh baru cenderung tumbuh bila tanpa terobosan penanganan (merah) (baik permukiman baru maupun permukiman yang lama yang mengalamai penurunan kualitas) Bagaimana mencegahnya? Kebutuhan akan perumahan akan terus meningkat. Permukiman semakin padat (kuning) PERMUKIMAN KUMUH MERUPAKAN SISTEM YANG DINAMIS

7 BERGERAK DARI PENANGANAN (UPGRADING) KE PENGENTASAN (ALLEVIATION) PENANGANAN stop the bleeding Dari penyediaan infrastruktur dasar di permukiman kumuh eksisting PENGENTASAN Fokus kepada upaya membangun urban housing and settlement system untuk menangani kumuh eksisting dan mencegah kumuh baru di masa yang akan dating (PENANGANAN+PENCEGAHAN)

8 INDIKATOR DAN DEFINISI OPERASIONAL Target Global 11.1: Pada tahun 2030, menjamin akses bagi semua terhadap perumahan yang layak, aman, terjangkau, dan pelayanan dasar, serta menata kawasan kumuh Indikator Global Proportion of urban population living in slums, informal settlements, or inadequate housing Nasional (a) Proporsi rumah tangga yang memiliki akses terhadap hunian yang layak dan terjangkau Definisi Operasional Slum households are defined as those that lack one or more of the following 1. Durable housing 2. Sufficient living space 3. Access to improved water 4. Access to adequate sanitation 5. Security of tenure 1. Ketahanan bangunan 2. Kecukupan luas tempat tinggal 3. Akses air minum layak 4. Akses sanitasi layak 5. Keamanan bermukim 6. Keterjangkauan

9 Berdasarkan indikator SDGs tersebut, maka penanganan permukiman kumuh memerlukan kerjasama dan kolaborasi dari berbagai pihak

10 BERGERAK DARI PENANGANAN (UPGRADING) KE PENGENTASAN (ALLEVIATION) PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH Memperluas pilihan perumahan layak terjangkau bagi MBR Penyediaan Perumahan Infrastruktur dasar Penyediaan layanan akses layak terhadap infrastruktur dasar permukiman (air minum, sanitasi, dsb) Menjamin secure tenure masyarakat (hak pemanfaatan/milik) Lahan Sosial- Ekonomi Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan ekonomi. Pembiayaan Perumahan Rencana Tata Ruang Meningkatkan akses MBR terhadap pembiayaan mikro terhadap rumah sewa/milik Memberikan ruang untuk permukiman MBR di perkotaan

11 Kota Tanpa Kumuh hanya dapat terwujud jika ada sistem yang dapat memastikan seluruh komponen pengentasan dapat tersedia/terwujud.

12 JALAN MENUJU KOTA TANPA KUMUH 1. MEMBANGUN KERANGKA KERJA YANG KOMPREHENSIF Harmonisasi kebijakan dan perencanaan (termasuk penganggaran) Penataan regulasi dan kelembagaan 2. MEMBANGUN KAPASITAS DAN KEMITRAAN Penguatan kapasitas pelaku pembangunan, meliputi knowledge, attitude, motivation. Penguatan kerjasama antar pelaku terkait 3. IMPLEMENTASI KOLABORATIF Kerjasama program penanganan berbasis kolaborasi antar stakeholders. Manajemen berbagi pengetahuan

13 Mengapa Kolaborasi? Anggaran berbasis kinerja saat ini menyebabkan birokrasi fokus pada urusan dan kewenangannya masingmasing Seringkali fokus pada pencapaian output masingmasing, lupa pada tujuan dan outcome? Akibatnya uang habis dibelanjakan, fisik terbangun, namun tujuan belum tercapai. Kenapa? Padahal banyak outcome dicapai dengan gabungan berbagai output pihak lain

14 POKJA MEMBANTU MENJAMIN KETERPADUAN Keterkaitan Agenda Program/Kegiatan RPJMN Program Air Minum dan Sanitasi Program Sejuta Rumah SDG s Goal 11 RPJMD Provinsi RPJMD Kab/K ota Pokja KOTAKU Program Provinsi DAK Program Pemkab/kota PAMSIMAS/ SANIMAS FLPP 1. Agenda Sejuta Rumah 2. Agenda Kota Tanpa Kumuh 3. Agenda Universal Akses Air Minum dan Sanitasi Dana Desa LSM

15 Program Kementerian Pusat terkait Penanganan Permukiman Kumuh ASPEK PROGRAM PENANGGUNGJAWAB ALTERNATIF PROGRAM (yang belum dilaksanakan) Lahan Konsolidasi tanah, sertifikasi lahan, dll Kementerian ATR/BPN HGB diatas HPL, Pengembangan bersama (co-development), Pemanfaatan lahan tidur Penyediaan Perumahan Rusunawa, Rumah Swadaya, Rumah Khusus, dll Ditjen Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Skema housing career system, skema rusun transit, industri konstruksi & bahan material massal Infrastruktur MCK, Septic tank komunal, IPAL Komunal, sampah, drainase, jalan,dll. Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR Infrastruktur berbasis Kab/Kota (city wide) Pembiayaan Perumahan FLPP, KPR Swadaya, Kredit Konstruksi, KPR Rusun, dll. Ditjen Pembiayaan Kementerian PUPR Program Tabungan Perumahan, skema kepemilikan sewa-beli, pembiayaan Sosial-Ekonomi???? Pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat permukiman kumuh Rencana Tata Ruang, Tata Lahan dan Bangunan RP3KP, RP2KPK, RDTR Kementerian ATR, DitJen CK dan PP Kementerian PUPR Alokasi lahan perumahan MBR dalam RTRW

16 Bagaimana delivery program-program tersebut ke daerah? Bagaimana pemerintah daerah melalui Pokja PKP dapat berperan?

17 PEMDA SEBAGAI NAKHODA PEMDA ADALAH PEMILIK PROGRAM, BUKAN SEKEDAR PENERIMA KEGIATAN Artinya Pemda berperan aktif dalam menetapkan lokasi, menyusun perencanaan, menentukan metode pelaksanaan, dll. yang sesuai dengan kebutuhan daerah.

18 KERJA SAMA POKJA PKP PUSAT-DAERAH DALAM PENYELENGGARAAN PKP AGENDA PEMBANGUNAN NASIONAL Pokja PKP dan AMPL Nasional Fungsi Pokja PKP Nasional: Kebijakan, strategi, program Kerangka Koordinasi, pengendalian, dan pemantapan pelaksanaan Arah pencapaian target RPJMN dan SDGs Pengembangan dan Pengawasan pelaksanaan Kerangka monev. Nasional AGENDA PEMBANGUNAN PROVINSI Provinsi Pokja PKP/AMPL Provinsi Fungsi Pokja PKP Provinsi: Koordinasi program Advokasi pemerintah kab/kota Advokasi dan supervisi perencanaan dan implementasi Fasillitasi pelaksanaan program Sinkronidasi program dan kegiatan. AGENDA PEMBANGUNAN KAB/KOTA Kab/Kota Pokja PKP/AMPL Kab/Kota Fungsi Pokja PKP Kab/Kota Koordinasi program Advokasi SKPD dan stakeholders kab/kota Advisori: memberi input strategis dalam perencanaan dan penganggaran kab/kota

19 UPAYA MEMPERBAIKI DELIVERY PROGRAM/KEGIATAN Prog A K/L1 Prog B K/L 2 Prog A K/L 1 Prog A K/L 2 CCMU-Pokja Nasional Provinsi (melalui Pokja) Kab/Kota (melalui Pokja) Kab/Kota (melalui Pokja) PRINSIP: Menempatkan seluruh jajaran pemerintah dari provinsi sampai kab/kota sebagai pemilik program Kawasan 1 Kawasan 2 Kawasan 1 Kawasan 2

20 SYARAT KEBERHASILAN POKJA PKP 1. PUNYA VISI-MISI, PUNYA SDM yang menjadi motor/champion : PUNYA PROGRAM/RENCANA KERJA yang bisa dijalankan, responsif, terukur, jelas dan ada batas waktunya KINERJA BIDANG PERUMAHAN MENINGKAT ada produk aksi pokja & hasil pokja PKP ADANYA KNOWLEDGE SHARING Peningkatan Kapasitas Horizontal Learning 5. ADA JEJARING & KEMITRAAN Forum Nasional Pokja PKP dan Jejaring PKP AMPL, serta Direktori Pelaku Jejaring Pokja PKP - AMPL Inovasi

21 PRODUK AKSI DAN HASIL POKJA PKP DAERAH PRODUK ADVOKASI PRODUK SINERGI, KOORDINASI DAN AKSI DUKUNGAN POLITIS POLICY MAKER UNTUK PKP DATA PKP TERUPDATE & VALID SEKTOR PERUMAHAN MENJADI PRIORITAS DAERAH POKJA PKP DAERAH DOKUMEN PERENCANAAN YANG RESPONSIF DAN OPERASIONAL ARAH DAN KEBIJAKAN & TRRGET DAERAH UNTUK PKP FORUM SINERGI, KOORDINASI & AKSI CAPAIAN PENYEDIAAN RPKP TERMONITOR KERANGKA KERJA BIDANG PKP DI DAERAH KINERJA BIDANG PERUMAHAN MENINGKAT DARI KERANGKA KERJA MENUJU KINERJA

22 POKJA DAPAT DIKATAKAN BERHASIL JIKA: Koordinasi Meningkat Anggaran Meningkat Pembangunan Semakin Efektif dan Efisien a. Angka RTLH dan kumuh menurun b. Angka backlog menurun Kualitas Data dan Perencanaan Meningkat

23 PRAKTIK PENANGANAN KUMUH: SINGAPURA Singapura menjadikan pembangunan perumahan sebagai fondasi awal dalam pembangunan perkotaan dan menyelesaikan permukian kumuh pada tahun Tahun 1960: Pembentukan Housing & Development Board (HDB) modal kelembagaan Awal Keberjalanan: Flats (rumah vertikal) dibangun belum terintegrasi, hanya dengan melihat ketersediaan lahan saat itu Tahun 1960-an: Flats dibangun terintegrasi dengan konsep tata ruang, lengkap dengan PSU dan dekat dengan pusat kegiatan (sekolah dan kantor) untuk mengurangi ongkos dan waktu transportasi. Tahun 1966: Pemerintah menginisiasi pembersihan lahan yang dihuni secara illegal untuk membangun pusat kota baru terintegrasi dengan perumahan formal. 23

24 Program kota tanpa kumuh harus dapat menjangkau seluruh kabupaten/kota

25 PERTANYAAN YANG SERING DITANYAKAN?

26 DASAR HUKUM SK Bappenas Undang-Undang 1 Tahun 2011 PP No. 14 Th 2016 Surat Keputusan tentang Pembentukan Tim Pengarah Pembangunan Perumahan, Permukiman, Air Minum Dan Sanitasi Nasional di Tahun 2017 ps.131 tentang peran masyarakat, dimana penyelenggaraan PKP dilakukan oleh Pemerintah dengan melibatkan peran masyarakat Dalam PP 14 / 2016 dijelaskan Lembaga yang mengoordinasikan pengembangan kawasan Permukiman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat (1) huruf g merupakan kelompok kerja pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman.

27 BAGAIMANA KE DEPAN?

28 PENDANAAN POKJA? Bisa dianggarkan khusus dengan nomenklatur kegiatan pokja Bisa melalui dana koordinasi masing-masing OPD Ciri Pokja yang SUKSES: Biasanya adanya OPD yang memberikan dukungan sumber daya keroyokan Koordinasi perizinan bisa dibiayai oleh OPD A Koordinasi pendataan dibiayai oleh OPD B Koordinasi RTLH dibiayai oeh OPD C

29 Hanya ada 1 POKJA PKP di daerah untuk SELURUH menangani perumahan dan kawasan permukiman TERMASUK KUMUH TIDAK ADA LAGI POKJA Sejuta Rumah, POKJA Kotaku, MESKIPUN pembentukannya dibantu oleh berbagai kegiatan/program

30 ESENSI KEBERADAAN POKJA Bukan executing agency, tidak menggantikan peran lembaga, tapi turut serta dalam perumusan kebijakan Bukan sebatas implementasi UU, tetapi untuk meningkatkan kinerja Bersifat Ad-Hoc yang dinamis dan fleksibel Bukan kelengkapan proyek tertentu Memiliki status hukum yang jelas Mendapatkan dukungan dari berbagai pihak

31 FOKUS PADA AGENDA Fasilitasi penyediaan hunian baru bagi MBR: Kemudaahan perizinan dan administrasi pertanahan Bantuan/subsidi langsung bagi MBR Pengaturan, pembinaan, pengawasan Penyediaan infrastruktur dasar Air Minum, Air Limbah, Persampahan, Drainase dsb Fasilitasi peningkatan kualitas hunian Pengaturan, pembinaan dan pengawasan Bantuan/subsidi Fasilitasi pembiayaan perumahan Mendorong partisipasi lembaga keuangan untuk menyediakan pembiayaan perumahan Tata Ruang dan Pertanahan Strategi penyediaan ruang/lahan Tata Bangunan dan Lingkungan KOTA TANPA KUMUH PERENCANAAN, KOORDINASI PELAKSANAAN, MONITORING EVALUASI

32 APA YANG HARUS DILAKUKANSEGERA? 1. Kesepakatan data dan indikator perumahan dan permukiman yang digunakan nasional, provinsi, kab/kota dalam kerangka SDGs, RPJMN, dan RPJMD 2. Kolaborasi data yang akan dipergunakan untuk perencanaan kedepan: Rumah Tidak Layak Huni, luasan kawasan kumuh, dan defisit rumah 3. Kolaborasi pendanaan yang sudah terjadi berupa alokasi anggaran untuk program sesuai dengan indikator kawasan kumuh di daerah kumuh sesuai dengan SK Bupati/Walikota: Rumah Tidak Layak Huni, air minum, air limbah, pengelolaan sampah, dan drainase lingkungan 4. Harmonisasi dokumen perencanaan bidang PKP (RKP, RP3, RP3KP, RP2KPKP) 5. Kolaborasi Pokja PKP Nasional dan Daerah 6. Finalisasi SK Pokja PKP-AMPL Nasional 7. Penyusunan program nasional kota tanpa kumuh

33 HARAPAN PADA POKJA PROVINSI Menjadi mitra pemerintah pusat dalam mengkoordinasikan sektor PKP di Kab/Kota

34 TERIMA KASIH