ASPEK BIOLOGI REPRODUKSI IKAN HIDUNG BUDAK (Ceratoglanis scleronema Bleeker, 1862) DI SUNGAI MENTULIK, KAMPAR KIRI PROVINSI RIAU
|
|
- Ivan Tedjo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ASPEK BIOLOGI REPRODUKSI IKAN HIDUNG BUDAK (Ceratoglanis scleronema Bleeker, 1862) DI SUNGAI MENTULIK, KAMPAR KIRI PROVINSI RIAU Sri Damayanti Pasaribu¹, Roza Elvyra², Yusfiati² ¹Mahasiswa Program Studi S1 Biologi ²Dosen Zoologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Pekanbaru, 28293, Indonesia ABSTRACT Mentulik river is one of the floodplain river ecosystems in Riau Province and the natural habitats for many fish species. Hidung Budak fish (Ceratoglanis scleronema Bleeker 1862) is one of the fish found in Mentulik River. This study was aimed to determine the reproduction aspects of C. scleronema such as sexuality, sex ratio, gonad maturity level, fecundity, eggs diametre and gonad maturity index. This study has been conducted on November 2014 until April 2015 in Mentulik River. The number of fish obtained were 65 individuals with 39 males and 26 female and sex ratio 1.5:1. The growing patterns of male and female fish was allometric negative. Gonad maturity level for male fishes founded were TKG I-IV and female were TKG I-V. The average length and body weight female fishes were ranged from to 44 cm and174.3 to g and for male fishes 35.3 to cm and to g. Fecundity were ranged from eggs, with a relatively uniform diametre of eggs in each sub section. The result indicated that C. scleronema is a total spawner. Keywords: Aspects of Reproduction, Ceratoglanis scleronema, Mentulik River. ABSTRAK Sungai Mentulik merupakan salah satu ekosistem sungai paparan banjir di Provinsi Riau dan merupakan habitat alami dari beragam jenis ikan. Salah satu jenisnya adalah ikan hidung budak (Ceratoglanis scleronema Bleeker 1862). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aspek biologi reproduksi dari C. scleronema seperti: nisbah kelamin, tingkat kematangan gonad, fekunditas, diameter telur dan indeks kematangan gonad. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2014 sampai April 2015 di Sungai Mentulik. Ikan hidung budak 1
2 yang diperoleh adalah 65 ekor yang terdiri dari 39 ekor jantan dan 26 ekor betina, dengan nisbah kelamin 1.5:1. Pola pertumbuhan ikan jantan dan betina berdasarkan hasil analisis panjang dan berat tubuh adalah allometrik negatif. Tingkat kematangan gonad (TKG) ikan jantan ditemukan TKG I-IV dan ikan betina ditemukan TKG I-V. Rata-rata panjang tubuh dan berat tubuh ikan betina dari cm dan g dan ikan jantan berkisar dari cm g. Fekunditas berkisar butir, dengan diameter telur yang relatif sama disetiap sub bagian. Hal ini menandakan C. scleronema memiliki pola pemijahan total spawner. Kata Kunci: Aspek Reproduksi, Ceratoglanis scleronema, Sungai Mentulik. PENDAHULUAN Provinsi Riau terdiri dari daerah daratan dan perairan. Bagian perairan didominasi oleh sungai rawa banjiran. Rawa banjiran merupakan ekosistem yang sangat beragam, baik secara spasial maupun temporal. Ekosistem sungai rawa banjiran dipengaruhi oleh fluktuasi air pada musirn kemarau dan penghujan. Pada musirn kemarau volume air sangat kecil dan hanya ditemukan pada sungai utama, cekungan-cekungan tanah dan sungai mati sedangkan pada musim penghujan air meluap menggenangi daerah paparan, danau, genangan dan alur-alur sungai. Kondisi ini menimbulkan beragamnya habitat yang tersedia bagi organisme akuatik (Welcomme 1970). Terdapat empat besar sungai rawa banjiran di Riau yaitu: Sungai Rokan, Sungai Siak, Sungai Indragiri dan Sungai Kampar. Salah satu sungai yang dijadikan sebagai tempat stasiun penelitian ini adalah Sungai Kampar. Sungai Kampar terbagi menjadi dua aliran yaitu Kampar Kanan dan Kampar Kiri. Stasiun penelitian di Sungai Kampar Kiri terdapat di daerah Mentulik. Sungai Mentulik dapat dijadikan sebagai sebagai sumber daya perikanan. Hal ini disebabkan karena terdapatnya berbagai jenis fauna ikan. Ikan Cyprinidae merupakan ikan yang mendominasi di perairan rawa banjiran kemudian diikuti ikan Siluridae (Simanjuntak et al. 2006). Ada 8 spesies ikan dari famili Siluridae, salah satunya adalah ikan Hidung Budak (Ceratoglanis scleronema). Rawa banjiran memegang peranan penting dalam produksi perikanan perairan tawar (Komatsu et al. 2000). Tingginya intensitas penangkapan dan penurunan kualitas lingkungan di Sungai Mentulik dapat mengancam keberadaan ikan-ikan yang hidup di perairan khususnya ikan Hidung Budak. Berbagai jenis ikan memiliki nilai ekonomis penting berkembang biak di sungai ini. Untuk tetap menjaga kelestarian sumberdaya ikan dapat dilakukan upaya konservasi, upaya domestikasi dan upaya pembudidayaan. Dalam 2
3 budidaya ikan salah satu aspek yang sangat penting adalah aspek reproduksi sehingga siklus hidupnya tidak terganggu dan dari segi ekonomi pun menguntungkan. Masyarakat Riau menyebut ikan ini dengan nama ikan Selais Budak atau Hidung Budak. Ikan C. scleronema merupakan jenis ikan konsumsi yang banyak diminati dan dicari nelayan sehingga terjadi peningkatan permintaan atas ikan ini. Hal tersebut berdampak pada penurunan jumlah C. scleronema. Berdasarkan informasi dari International Union for Conservation of Nature (2014), bahwa status C. scleronema tergolong dalam kategori spesies yang terancam. Oleh sebab itu perlu diperhatikan aspek biologi reproduksinya. Pertumbuhan populasi ikan di alam sangat tergantung pada strategi reproduksi dan perubahan lingkungan. Aspek reproduksi dapat memberikan gambaran tentang aspek biologi reproduksi yang berhubungan dengan proses reproduksi yang mencakup analisis perkembangan gonad, indeks kematangan gonad, fekunditas, diameter telur dan hubungan antara kondisi lingkungan dengan reproduksi C. scleronema. Penangkapan ikan-ikan di perairan sungai banjiran tidak terkendali, karena hasil tangkapan merupakan prioritas bagi nelayan. Tidak jarang ikan-ikan kecil dan ikan yang matang gonad serta siap berpijah juga ikut tertangkap. Hal ini dapat menyebabkan penurunan pertumbuhan populasi. Dikhawatirkan pada masa yang akan datang kehidupan C. scleronema akan terancam, baik berupa kepunahan maupun degradasi genetis. Berdasarkan survei yang dilakukan di lapangan, akhir-akhir ini terjadi penurunan tangkapan ikan oleh nelayan. Oleh karena itu, diperlukan konservasi dan domestikasi dalam upaya pengelolaan sumber daya perikanan agar lebih terarah serta berhasil. Dalam upaya konservasi dan domestikasi, pentingnya mengetahui aspek biologi reproduksi dari ikan. Mengetahui aspek biologi reproduksi dapat memberi gambaran keberadaan suatu spesies terkait dengan bagaimana proses reproduksinya (Tang dan Affandi 2004). Penelitian tentang biologi reproduksi C. scleronema masih sangat terbatas sekali. Oleh karena itu sangat perlu dikaji informasi mengenai aspek biologi reproduksi ikan yang akan memberikan gambaran penting dalam reproduksi. Gambaran reproduksi yang dimaksud di antaranya adalah mengenai nisbah kelamin, hubungan panjang-berat, tingkat kematangan gonad, indeks kematangan gonad, dan fekunditas. Informasi ini dapat digunakan sebagai dasar dalam pengelolaan dan pengembangan sumber daya C. scleronema yang berkelanjutan dan bertanggung jawab. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji aspek biologi reproduksi C. scleronema yang meliputi hasil tangkapan, nisbah kelamin, tingkat kematangan gonad, dan indeks kematangan gonad. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan mulai bulan November 2014 sampai bulan 3
4 April 2015 dengan lokasi pengambilan sampel di Sungai Mentulik, Kampar Kiri, Provinsi Riau. Analisis faktor fisika dan kimia dilakukan di laboratorium Biologi Perairan Faperika Universitas Riau dan analisis biologi reproduksi dilakukan di laboratorium Zoologi, jurusan Biologi FMIPA, Universitas Riau. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan Hidung Budak (C. scleronema), alkohol 70%. Alat-alat yang digunakan selama penelitian ini adalah: seperangkat alat bedah, timbangan digital, mikroskop, botol film, cawan petri, gelas objek, kamera digital, mikrometer okuler, kertas karton, kertas label dan alat tulis, thermometer perairan, kertas ph universal, botol winkler, turbiditimeter dan sechi disk. Pengambilan Sampel Sampel ikan didapatkan dari nelayan dengan menggunakan bubu dan jaring insang. Kemudian sampel ikan dimasukkan dalam cool box selama dalam perjalanan dan dimasukan lagi ke dalam freezer sebelum dianalisis di laboratorium. Pengambilan sampel ikan dilakukan 4 kali dalam satu bulan. Pengukuran Sampel Sampel ikan diberi kode, diukur panjang total sampel dengan menggunakan mistar dan ditimbang berat tubuh dengan menggunakan timbangan digital. Selanjutnya dibedah bagian ventral tubuh sampel, gonadnya dipotong, dilihat tingkat kematangan gonadnya dan dimasukkan ke dalam botol film yang telah diisi dengan alkohol 70% sampai gonadnya tenggelam. Pengamatan Jenis Kelamin Ikan Pengamatan jenis kelamin dilakukan secara morfologi dan anatomi. Pengamatan secara morfologi dilakukan dengan melihat bentuk tubuh ikan dan bentuk anus ikan sedangkan pengamatan secara anatomi dilakukan dengan pembedahan pada bagian ventral yaitu dengan mengeluarkan gonad untuk ditimbang dengan menggunakan timbangan digital. Gonad yang sudah ditimbang dimasukan kedalam botol film dan direndam dengan alkohol 70% dan diberi kertas label. Tingkat Kematangan Gonad Perkembangan gonad diteliti berdasarkan tingkat kematangan gonad (TKG) secara morfologis. Tingkat kematangan gonad secara morfologis untuk ikan C. scleronema betina dan jantan dianalisis berdasarkan kriteria TKG pada Ompok hypophthalmus (Elvyra 2009). Analisis data Nisbah Kelamin Analisis perbandingan nisbah kelamin antara ikan jantan dan betina dilakukan dengn menggunakan uji chi-kuadrat (X 2 ) (Steel & Torrie, 1993). Dimana: X = ( ) 4
5 : sebuah nilai bagi peubah acak Oi : frekuensi ikan jantan dan atau ikan betina yang diamati Ei : frekuensi harapan, yaitu (ikan jantan + ikan betina) / 2. X 2 Jika X 2 hit < X 2 tab berarti tidak terdapat perbedaan jumlah antara ikan jantan dan betina sedangkan jika X 2 hit > X 2 tab berarti terdapat perbedaan jumlah antara ikan jantan dan betina Tingkat Kematangan Gonad Analisis tingkat kematangan gonad (TKG) dilakukan dengan pengamatan deskriptif dengan didasarkan pada modifikasi Cassie dalam Effendie (1997) dan Elvyra (2009). Untuk mengetahui apakah gonad jantan dan betina matang secara bersamaan atau tidak, maka dilakukan uji kontingensi dengan menggunakan rumus (Harinaldi, 2005) sebagai berikut: X = ().. Dimana: X 2 : nilai pengamatan distribusi kelamin F1 : nilai pengamatan ikan ke-i F : nilai nilai harapan ke-i S : jumlah pengamatan Jika nilai X 2 hit < X 2 tab berarti tingkat kematangan gonad jantan dan betina sama atau tidak berbeda nyata (homogen). Jika nilai X 2 hit > X 2 tab berarti tingkat kematangan gonad jantan dan betina berbeda nyata (heterogen). Indeks Kematangan Gonad Pengukuran IKG dihitung dengan membandingkan berat gonad dan berat tubuh ikan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: IKG = X 100% Dimana : IKG : indeks kematangan gonad (%) Bg : berat gonad (g) Bt : berat tubuh (g) HASIL DAN PEMBAHASAN Nisbah Kelamin Jumlah ikan jantan dan ikan betina yang diperoleh selama penelitian sangat rendah dan bervariasi setiap bulannya. Hal ini dapat kita lihat jumlah penangkapan ikan setiap bulan kurang dari 30 ekor dan sebanyak 30 ekor. Informasi di lokasi setempat, C. scleronema susah didapat apalagi saat kondisi arus deras. Nisbah kelamin C. scleronema tidak mengikuti pola perbandingan 1:1 yang berarti jumlah ikan jantan dan betina berbeda. Setelah diuji secara statistik dengan uji Chi- Kuadrat (X 2 ) untuk melihat sejauh mana nilai signifikan nisbah kelamin jantan dan betina, didapatkan hasil X 2 hitung = 3.08 dan X 2 tabel = dengan taraf nyata 0.05, maka X 2 hit < X 2 tab yang artinya tidak ada perbedaan jumlah ikan jantan dan ikan betina. Menurut Wahyuono et al. (1993), suatu populasi dikatakan ideal apabila ikan jantan dan ikan betina seimbang atau lebih banyak betina. Diharapkan perbandingan jenis kelamin ikan seimbang atau lebih 5
6 banyak betina daripada jantan sehingga populasinya dapat dipertahankan walaupun ada kematian alami dan penangkapan (Romimohtarto dan Juwana 2001). Persentasi jumlah ikan jantan lebih tinggi dibandingkan dengan persentasi ikan betina, kecuali pada bulan Maret menurun menjadi 36.36%. Persentasi C. scleronema jantan dan betina secara keseluruhan adalah 60 % dan 40 %. Penyebab terjadinya persentasi yang berbeda pada nisbah kelamin dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu adanya perbedaan laju mortalitas dan pertumbuhan ikan jantan dan betina (Febianto 2007). Perbedaan hasil tangkapan ikan jantan dan ikan betina disebabkan karna proses penangkapan yang tidak merata dan alat tangkap yang hanya menggunakan jaring dan bubu, ketersediaan makanan yang meningkat akan didominasi oleh ikan betina dan ketersediaan makanan yang sedikit akan didominasi oleh ikan jantan (Nikolsky 1963). Musim dan fluktuasi curah hujan akan mempengaruhi migrasi ikan ( Hoeinghaus et al. 2003). Tingkat Kematangan Gonad Sampel yang didapatkan selama 6 bulan pengamatan, perkembangan gonad C. scleronema dikelompokkan menjadi 5 tahap perkembangan yaitu TKG I (belum berkembang), TKG II (perkembangan awal), TKG III (sedang berkembang), TKG IV (matang gonad) dan TKG V ( pasca pemijahan). Dari jumlah 65 ekor C. scleronema yang dikumpulkan selama 6 bulan tingkat kematangan gonad berdasarkan kisaran panjang tubuh dan berat tubuh, dapat dilihat Tabel 1. Tabel 1 menunjukkan perbedaan panjang dan berat tubuh dari terkecil hingga terbesar C. Scleronema. Selama penelitian diperoleh rata-rata panjang total dan rata-rata berat tubuh C. Scleronema jantan dari TKG I hingga TKG IV meningkat dan pada ikan betina ratarata panjang dan rata-rata berat tubuh TKG II lebih tinggi dari pada TKG III dan pada TKG V ikan betina rata-rata panjang total dan rata-rata berat tubuhnya menurun. Ikan betina yang diperoleh pada TKG II dan TKG III sebanyak 1 ekor dan ikan jantan pada TKG V tidak didapatkan.adanya peningkatan TKG akan mempengaruhi peningkatan kisaran panjang dan berat tubuh dan ukuran panjang dan berat yang sama tidak mempunyai TKG yang sama (Yustina dan Arnentis 2002). Hal ini dapat disebabkan oleh kondisi lingkungan dimana ikan tersebut hidup, ada tidaknya ketersediaan makanan, suhu, dan kecepatan pertumbuhan ikan itu sendiri dan perbedaan awal mula suatu individu ikan mengalami matang gonad disebabkan umur, ukuran dan faktor fisiologi ikan itu sendiri (Syandri 1996). Setiap spesies ikan saat pertama kali matang gonad memiliki ukuran yang berbeda. Faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu suhu, makanan dan factor kehadiran hormon (Tang dan Affandi 2004). Perbedaan TKG C. scleronema jantan dan betina dianalisis dengan menggunakan uji kontingensi yang bertujuan untuk melihat perbedaan secara signifikan dengan df=4 pada 6
7 Tabel 1. Jumlah C. scleronema pada tiap TKG beserta kisaran panjang dan berat tubuh TKG Kisaran Panjang Kisaran Berat Jumlah (cm) Rerata (gr) Rerata (Ekor) Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina I II III IV V taraf signnifikan 0.05 diperoleh hasil X² hit = dan X² tabe = Maka dapat disimpulkan bahwa X² hitung > X² tabel yang artinya terdapat perbedaan nyata antara TKG C. scleronema jantan dan betina. Dari hasil pengamatan TKG C. scleronema jantan dan betina di setiap bulannya relatif dominan ditemukan pada TKG I, II dan IV. Pada TKG IV C. scleronema jantan ditemukan selama 5 bulan pengamatan sedangkan pada betina ditemukan selama 2 bulan pengamatan. Hal ini menandakan bahwa musim pemijahan C.scleronema satu kali musim pemijahan yaitu saat memasuki musim hujan. Permukaan air yang naik merupakan stimulus ikan untuk bereproduksi dan melakukan fase ruaya ke daerah pemijahan. Kematangan gonad beberapa spesies ikan tropik dipengaruhi oleh musim penghujan atau banjir (Tang dan Affandi 2004). Hal ini sesuai dengan penelitian Elvyra (2009) yang menyatakan bahwa O. hypopthalmus di Sungai Kampar memijah pada saat memasuki musim penghujan dan permukaan air mulai naik. Ikan akan menuju daerah riparian sungai untuk meletakkan telur pada tanaman. Indeks Kematangan Gonad Nilai rata-rata indeks kematangan gonad jantan dan betina dari TKG I-IV meningkat dan pada TKG V menurun. Dari Gambar 1 juga dapat dilihat bahwa pada ikan jantan dan betina memiliki nilai maksimum pada TKG IV. Hal ini disebabkan oleh terjadinya perubahan gonad pada setiap masa pertumbuhan ikan. Berat gonad akan mencapai nilai maksimum pada saat ikan akan memijah dan menurun setelah proses pemijahan (Effendie 2002). 7
8 IKG (%) Gambar 1. Nilai rata-rata indeks kematangan gonad C. scleronema betina dan jantan berdasarkan tingkat kematangan gonad. KESIMPULAN I II III IV V TKG Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Sungai Mentulik, Kampar Kiri, jumlah C. scleronema 65 ekor yang terdiri dari 39 ekor ikan jantan dan 26 ekor ikan betina. Nisbah kelamin antara C. scleronema betina dan jantan adalah 1:1.5. Tingkat kematangan gonad C. scleronema jantan paling banyak pada TKG II yaitu 15 ekor dan pada ikan betina pada TKG I yaitu 12 ekor. TKG V C. scleronema jantan tidak ditemukan. Indeks kematangan gonad C. scleronema jantan dari TKG I sampai TKG IV berkisar antara % dan ikan betina dari TKG I sampai dengan TKG V berkisar antara % UCAPAN TERIMAKASIH betina jantan Terimakasih kepada DP2M Dikti yang telah memberikan kepercayaan dan kesempatan atas pendanaan peneitian melalui Hibah Penelitian Fundamental Tahun 2015 atas nama Drs. Khairijon, MS, Dr.Roza Elvyra, M. Si dan Yusfiati, M. Si. DAFTAR PUSTAKA Effendie M.I Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatara. Bogor. Elvyra R Kajian keragaman genetic dan biologi reproduksi ikan lais di Sungai Kampar Kiri Riau [disertasi]. Bogor: Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Febianto S Aspek Biologi Reproduksi Ikan Lidah Pasir (Cynoglossus lingua Hamilton- Buchanan, 1822) di Perairan Ujung Pangkah, Kabupaten Gresik, Jawa Timur [skripsi]. Bogor: Departemen Manajemen Sumberdaya Perikanan, Institut Pertanian Bogor. Harinaldi M Prinsip-Prinsip Statistika untuk Teknik dan Sains. Jakarta. Erlangga. Hoeinghaus DJ, Layman CA, Arrington DA, and Winemiller K Spatiotemporal variation in fish assemblage structure in tropical floodplain creeks. Environmental Biology of Fishes 67: Lowe-McConnell RH Ecological Studies in Tropical Fish Communities. Cambrige University Press. Australia. Ng HH a Review of the Ompok hypophthalmus Group of Silurid Cat Fishes with the Description of a New Spesies from South- 8
9 East Asia. Journal of Fish Biologi 62: Nikolsky GV The Ecology of Fishes. Academic Press. New York. Romimohtarto K dan Juwana S Biologi Laut Ilmu Pengetahuan tentang Biota Laut. Jakarta:Djambatan. Steel RGD dan Torie JH Prinsip dan Prosedur Statistika. Terjemahan dari Bambang Sumarti. Jakarta. PT.Gramedia. Sutisna DH dan Sutarmanto R Pembenihan Ikan Air Tawar. Yogyakarta. Kanisius. Simanjuntak CPH, Rahardjo MF, dan Sukiman S Ikhtiofauna rawa banjiran sungai Kampar Kiri. Jurnal Ikhtiologi Indonesia 6(2): Syandri H Aspek Reproduksi Ikan Bilih (Mystacolecus padangencis Bleeker) dan Kemungkinan Pembenihannya di Danau Singkarak. Program Pasca Sarjana Fakultas Perikanan Institut Bogor. Bogor. Tang UM, Affandi R Biologi Reproduksi Ikan. Pusat Penelitian Kawasan Pantai dan Perairan Universitas Riau. Pekanbaru. Trihindari C Step by Step SPSS 20 Analisis Data Statistik. Andi. Yogyakarta. Wahyuono H, Budihardjo S, Wudianto, Rustam R Pengamatan Parameter Biologi Beberapa Jenis Ikan Demersal di Perairan Selat Melaka Sumatera Utara. Laporan Penelitian Laut. Jakarta. Welcomme RL Fisheries Ecology of Floodplain Rivers. New York. Longman. Yustina, Arnetis Aspek reproduksi ikan kapiek (Puntius schwanefel Bleeker) di sungai Rangau Riau, Sumatera. Pekanbaru: Jurnal Matematika dan Sains 7(1):
10 10
BIOLOGI REPRODUKSI IKAN SENGARAT (Belodontichtys dinema, Bleeker 1851) DI SUNGAI TAPUNG, PROVINSI RIAU ABSTRACT
BIOLOGI REPRODUKSI IKAN SENGARAT (Belodontichtys dinema, Bleeker 1851) DI SUNGAI TAPUNG, PROVINSI RIAU Yustiny Andaliza Hasibuan 1, Roza Elvyra 2, Yusfiati 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Biologi 2 Dosen
Lebih terperinciASPEK REPRODUKSI IKAN PARANG-PARANG (Chirocentrus dorab Forsskal 1775) DI PERAIRAN LAUT BENGKALIS KABUPATEN BENGKALIS PROVINSI RIAU
ASPEK REPRODUKSI IKAN PARANG-PARANG (Chirocentrus dorab Forsskal 1775) DI PERAIRAN LAUT BENGKALIS KABUPATEN BENGKALIS PROVINSI RIAU L. Martalena 1, R. Elvyra 2, Yusfiati 2 lidya_soya@yahoo.com 1 Mahasiswa
Lebih terperinciANALISIS ISI LAMBUNG IKAN HIDUNG BUDAK Ceratoglanis scleronema (Bleeker 1862) DI DESA MENTULIK SUNGAI KAMPAR KIRI PROVINSI RIAU
ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN HIDUNG BUDAK Ceratoglanis scleronema (Bleeker 1862) DI DESA MENTULIK SUNGAI KAMPAR KIRI PROVINSI RIAU Christina Elisabeth 1, Roza Elvyra 2, Yusfiati 2 1 Mahasiswa Program S1 Biologi
Lebih terperinciASPEK REPRODUKSI IKAN LAIS DANAU (Ompok hypophthalmus Bleeker, 1846) DI SUNGAI TAPUNG HILIR PROVINSI RIAU
ASPEK REPRODUKSI IKAN LAIS DANAU (Ompok hypophthalmus Bleeker, 1846) DI SUNGAI TAPUNG HILIR PROVINSI RIAU Melly Hayana 1, Roza Elvyra 2, Yusfiati 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Biologi 2 Dosen Zoologi
Lebih terperinciASPEK REPRODUKSI IKAN LELAN (Osteochilus vittatus C.V) Di SUNGAI TALANG KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM
ASPEK REPRODUKSI IKAN LELAN (Osteochilus vittatus C.V) Di SUNGAI TALANG KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM Oleh : Rido Eka Putra 0910016111008 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PPI Muara Angke, Jakarta Utara dari bulan Januaribulan Maret 2010. Analisis aspek reproduksi dilakukan di Fakultas Perikanan
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
9 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Ikan contoh diambil dari TPI Kali Baru mulai dari bulan Agustus 2010 sampai dengan bulan November 2010 yang merupakan hasil tangkapan nelayan di
Lebih terperinciASPEK BIOLOGI REPRODUKSI IKAN LEMEDUK (Barbodes schwanenfeldii) DI SUNGAI BELUMAI KABUPATEN DELI SERDANG PROVINSI SUMATERA UTARA
ASPEK BIOLOGI REPRODUKSI IKAN LEMEDUK (Barbodes schwanenfeldii) DI SUNGAI BELUMAI KABUPATEN DELI SERDANG PROVINSI SUMATERA UTARA The Aspects of Reproductive Biology of Lemeduk Fish (Barbodes schwanenfeldii)
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan Desember 2013 di Sungai
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan Desember 2013 di Sungai Tulang Bawang. Pengambilan sampel dilakukan satu kali dalam satu bulan, dan dilakukan
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN. Gambar 3. Peta daerah penangkapan ikan kuniran di perairan Selat Sunda Sumber: Peta Hidro Oseanografi (2004)
12 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-September 2011 dengan waktu pengambilan contoh setiap satu bulan sekali. Lokasi pengambilan ikan contoh
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
16 3. METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Pola reproduksi ikan swanggi (Priacanthus tayenus) pada penelitian ini adalah tinjauan mengenai sebagian aspek reproduksi yaitu pendugaan ukuran pertama
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta lokasi penangkapan ikan kembung perempuan (R. brachysoma)
11 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Ikan contoh diambil dari TPI Kalibaru mulai dari bulan Agustus sampai dengan bulan November 2010 yang merupakan hasil tangkapan nelayan Teluk Jakarta
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
17 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Perairan Teluk Jakarta Pesisir Teluk Jakarta terletak di Pantai Utara Jakarta dibatasi oleh garis bujur 106⁰33 00 BT hingga 107⁰03 00 BT dan garis lintang 5⁰48
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Perairan Teluk Jakarta Perairan Teluk Jakarta merupakan sebuah teluk di perairan Laut Jawa yang terletak di sebelah utara provinsi DKI Jakarta, Indonesia. Terletak
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
17 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Organ reproduksi Jenis kelamin ikan ditentukan berdasarkan pengamatan terhadap gonad ikan dan selanjutnya ditentukan tingkat kematangan gonad pada tiap-tiap
Lebih terperinciMeliawati, Roza Elvyra, Yusfiati
ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN LAIS PANJANG LAMPUNG (Kryptopterus apogon) DI DESA MENTULIK SUNGAI KAMPAR KIRI DAN DESA KOTA GARO SUNGAI TAPUNG PROVINSI RIAU Meliawati, Roza Elvyra, Yusfiati Mahasiswa Program
Lebih terperinciAspek Reproduksi Ikan Kapiek (Puntius schwanefeldi Bleeker ) di Sungai Rangau Riau, Sumatra
Jurnal Matematika dan Sains Vol. 7 No. 1, April 2002, hal 5 14 Aspek Reproduksi Ikan Kapiek (Puntius schwanefeldi Bleeker ) di Sungai Rangau Riau, Sumatra Yustina dan Arnentis Jurusan Biologi FKIP UNRI,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2006, Agustus 2006 Januari 2007 dan Juli 2007 di Daerah Aliran Sungai (DAS) Musi dengan sumber air berasal dari
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
14 3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian berada di perairan berlumpur Kuala Tungkal, Tanjung Jabung Barat, Jambi. Pemilihan lokasi penelitian berdasarkan intensitas penangkapan
Lebih terperinciJOURNAL OF MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES. Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman Online di :
JOURNAL OF MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES. Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman 73-80 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/maquares ASPEK REPRODUKSI IKAN NILA (Oreochromis niloticus)
Lebih terperinciKEPADATAN POPULASI IKAN JURUNG (Tor sp.) DI SUNGAI BAHOROK KABUPATEN LANGKAT
KEPADATAN POPULASI IKAN JURUNG (Tor sp.) DI SUNGAI BAHOROK KABUPATEN LANGKAT Hesti Wahyuningsih Abstract A study on the population density of fish of Jurung (Tor sp.) at Bahorok River in Langkat, North
Lebih terperinci3.3. Pr 3.3. P os r ed e u d r u r Pe P n e e n l e iltiitan
12 digital dengan sensifitas 0,0001 gram digunakan untuk menimbang bobot total dan berat gonad ikan, kantong plastik digunakan untuk membungkus ikan yang telah ditangkap dan dimasukan kedalam cool box,
Lebih terperinciTingkat Kematangan Gonad Ikan Lais (Ompok hypopthalmus) yang Tertangkap di Rawa Banjiran Sungai Rungan Kalimantan Tengah
Tingkat Kematangan Gonad Ikan Lais (Ompok hypopthalmus) yang Tertangkap di Rawa Banjiran Sungai Rungan Kalimantan Tengah Gonad Maturity Level of Catfish Ompok hypopthalmus Caught in A Flooding Swamp Area
Lebih terperinciIndeks Gonad Somatik Ikan Bilih (Mystacoleucus padangensis Blkr.) Yang Masuk Ke Muara Sungai Sekitar Danau Singkarak
Indeks Gonad Somatik Ikan Bilih (Mystacoleucus padangensis Blkr.) Yang Masuk Ke Muara Sungai Sekitar Danau Singkarak ENDRI JUNAIDI, ENGGAR PATRIONO, FIFI SASTRA Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Sriwijaya,
Lebih terperinciABSTRACT CHARLES P. H. SIMANJUNTAK
ABSTRACT CHARLES P. H. SIMANJUNTAK. The reproduction of Ompok hypophthalmus (Bleeker) related to aquatic hydromorphology change in floodplain of Kampar Kiri River. Under the direction of SUTRISNO SUKIMIN
Lebih terperinciASPEK REPRODUKSI IKAN KAPASAN (Gerres kapas Blkr, 1851, Fam. Gerreidae) DI PERAIRAN PANTAI MAYANGAN, JAWA BARAT
Jurnal Iktiologi Indonesia, 9(1):75-84, 29 ASPEK REPRODUKSI IKAN KAPASAN (Gerres kapas Blkr, 1851, Fam. Gerreidae) DI PERAIRAN PANTAI MAYANGAN, JAWA BARAT [Reproductive aspect of silver biddy (Gerres kapas
Lebih terperinciHUBUNGAN PANJANG BOBOT DAN INDEKS KEMATANGAN GONAD IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata) DI PERAIRAN PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG SUMATERA UTARA
1 HUBUNGAN PANJANG BOBOT DAN INDEKS KEMATANGAN GONAD IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata) DI PERAIRAN PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG SUMATERA UTARA Length Weight Relationship and Gonado Somatic Index
Lebih terperinciANALISIS ISI LAMBUNG IKAN SENGARAT (Belodontichthys dinema, Bleeker 1851) DI SUNGAI TAPUNG PROVINSI RIAU. Devika Aprilyn 1, Roza Elvyra 2, Yusfiati 2
ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN SENGARAT (Belodontichthys dinema, Bleeker 1851) DI SUNGAI TAPUNG PROVINSI RIAU Devika Aprilyn 1, Roza Elvyra 2, Yusfiati 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Biologi 2 Dosen Zoologi
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan lokasi
3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan lokasi Penelitian makanan dan reproduksi ikan tilan dilakukan selama tujuh bulan yang dimulai dari bulan Desember 2007- Juli 2008. Sampling dan observasi lapangan dilakukan
Lebih terperinciANALISIS ISI LAMBUNG IKAN SELAIS DANAU (Ompok hypophthalmus, Bleeker 1846) DI SUNGAI TAPUNG HILIR PROVINSI RIAU
ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN SELAIS DANAU (Ompok hypophthalmus, Bleeker 1846) DI SUNGAI TAPUNG HILIR PROVINSI RIAU I.I. Saputra 1, R. Elvyra 2, Yusfiati 2 One.me21@rocketmail.com. 1 Mahasiswa Program Studi
Lebih terperinciKARAKTERISTIK MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN LAIS DANAU (Ompok hypophthalmus Bleeker, 1846) DI SUNGAI TAPUNG DAN SUNGAI SIAK
KARAKTERISTIK MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN LAIS DANAU (Ompok hypophthalmus Bleeker, 1846) DI SUNGAI TAPUNG DAN SUNGAI SIAK 1 Riri Anggraini Putri, 2 Roza Elvyra, 2 Yusfiati 1 Mahasiswa Program S1 Biologi
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN. Waktu dan Lokasi Penelitian
3 METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan selama empat bulan dari Oktober 2011 hingga Januari 2012 di Waduk Ir. H. Djuanda, Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat (Gambar 3). Pengambilan
Lebih terperinci2.2. Morfologi Ikan Tambakan ( H. temminckii 2.3. Habitat dan Distribusi
4 2.2. Morfologi Ikan Tambakan (H. temminckii) Ikan tambakan memiliki tubuh berbentuk pipih vertikal. Sirip punggung dan sirip analnya memiliki bentuk dan ukuran yang hampir serupa. Sirip ekornya sendiri
Lebih terperinciKajian Aspek Reproduksi Ikan Lais Ompok hypophthalmus di Sungai Kampar, Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau
Jurnal Natur Indonesia 12(2), April 2010: 117-123 ISSN 1410-9379, Keputusan Akreditasi No 65a/DIKTI/Kep./2008 Reproduksi Ompok hypophthalmus 117 Kajian Aspek Reproduksi Ikan Lais Ompok hypophthalmus di
Lebih terperinciGambar 4. Peta lokasi pengambilan ikan contoh
14 Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2009. Lokasi pengambilan ikan contoh adalah tempat pendaratan ikan (TPI) Palabuhanratu. Analisis contoh dilakukan di Laboratorium Ekobiologi,
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Oktober 2013
18 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Oktober 2013 hingga Januari 2014 agar dapat mengetahui pola pemijahan. Pengambilan sampel dilakukan
Lebih terperinciBerk. Penel. Hayati: 15 (45 52), 2009
BIOLOGI REPRODUKSI IKAN JUARO (Pangasius polyuranodon) DI DAERAH ALIRAN SUNGAI MUSI, SUMATRA SELATAN Yunizar Ernawati 1, Eko Prianto 2, dan A. Ma suf 1 1 Dosen Departemen MSP, FPIK-IPB; 2 Balai Riset Perikanan
Lebih terperinciSTUDI ASPEK REPRODUKSI IKAN BAUNG (Mystus nemurus Cuvier Valenciennes) DI SUNGAI BINGAI KOTA BINJAI PROVINSI SUMATERA UTARA
1 STUDI ASPEK REPRODUKSI IKAN BAUNG (Mystus nemurus Cuvier Valenciennes) DI SUNGAI BINGAI KOTA BINJAI PROVINSI SUMATERA UTARA The Studied of Fish Reproduction Baung (Mystus nemurus Cuvier Valenciennes)
Lebih terperinciIII. METODOLOGI. Bawang, Provinsi Lampung selama 6 bulan dimulai dari bulan April 2013 hingga
III. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di perairan Way Tulang Bawang, Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung selama 6 bulan dimulai dari bulan April 2013 hingga September 2013.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai (Odum, 1996). dua cara yang berbeda dasar pembagiannya, yaitu :
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perairan Sungai Sungai adalah suatu perairan yang airnya berasal dari mata air, air hujan, air permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Aliran air
Lebih terperinciJurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 4(1) :22-26 (2016) ISSN :
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 4(1) :22-26 (2016) ISSN : 2303-2960 PENDUGAAN UKURAN PERTAMA KALI MATANG GONAD IKAN SENGGARINGAN (Mystus negriceps) DI SUNGAI KLAWING, PURBALINGGA JAWA TENGAH Benny Heltonika
Lebih terperinciBIOLOGI REPRODUKSI IKAN JUARO (Pangasius polyuranodon) DI DAERAH ALIRAN SUNGAI MUSI, SUMATERA SELATAN ABDUL MA SUF
BIOLOGI REPRODUKSI IKAN JUARO (Pangasius polyuranodon) DI DAERAH ALIRAN SUNGAI MUSI, SUMATERA SELATAN ABDUL MA SUF DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT
Lebih terperinciKeyword: Osteochilus wandersii, Rokan Kiri River, GSI, fecundity, and eggs diameter
1 A Study on Reproductive Biology of Osteochilus wandersii from the Rokan Kiri River, Rokan Hulu Regency, Riau Province By Dewi Sartika 1) ; Ridwan Manda Putra 2) ; Windarti 2) sartikadewi92kisme@gmail.com
Lebih terperinciJ. Aquawarman. Vol. 3 (1) : April ISSN : AQUAWARMAN
AQUAWARMAN JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR Alamat : Jl. Gn. Tabur. Kampus Gn. Kelua. Jurusan Ilmu Akuakultur Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Mulawarman Kondisi Biologi Reproduksi
Lebih terperinciASPEK REPRODUKSI IKAN LIDAH, Cynoglossus lingua H.B DI PERAIRAN UJUNG PANGKAH, JAWA TIMUR
Jurnal Iktiologi Indonesia, 9(2): 175-185, 2009 ASPEK REPRODUKSI IKAN LIDAH, Cynoglossus lingua H.B. 1822 DI PERAIRAN UJUNG PANGKAH, JAWA TIMUR [Reproductive aspect of long tonguesole, Cynoglossus lingua
Lebih terperinciTINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN TEMBANG (Clupea platygaster) DI PERAIRAN UJUNG PANGKAH, GRESIK, JAWA TIMUR 1
TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN TEMBANG (Clupea platygaster) DI PERAIRAN UJUNG PANGKAH, GRESIK, JAWA TIMUR 1 ABSTRAK (Gonad Maturity of Herring (Clupea platygaster) in Ujung Pangkah Waters, Gresik, East
Lebih terperinciMETODE. Waktu dan Tempat Penelitian
17 METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Suaka Margasatwa Muara Angke, Penjaringan Jakarta Utara, pada bulan Februari 2012 sampai April 2012. Stasiun pengambilan contoh ikan merupakan
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Ciri Morfologis Klasifikasi
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Ciri Morfologis 2.1.1. Klasifikasi Klasifikasi ikan tembang (Sardinella maderensis Lowe, 1838 in www.fishbase.com) adalah sebagai berikut : Filum : Chordata Subfilum
Lebih terperinciFEKUNDITAS DAN DIAMETER TELUR IKAN MINGKIH Cestraceus plicatilis DALAM RANGKA PELESTARIAN PLASMA NUTFAH
FEKUNDITAS DAN DIAMETER TELUR IKAN MINGKIH Cestraceus plicatilis DALAM RANGKA PELESTARIAN PLASMA NUTFAH BP-19 Usman Bulanin* 1, Mas Eriza 2, Masriza 3 dan Erna Maiyadi 4 1 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Lebih terperinciReproduksi ikan rejung (Sillago sihama Forsskal) di perairan Mayangan, Subang, Jawa Barat
Jurnal Iktiologi Indonesia, 11(1):55-65 Reproduksi ikan rejung (Sillago sihama Forsskal) di perairan Mayangan, Subang, Jawa Barat [Reproduction of silver sillago (Sillago sihama Forsskal) in Mayangan Waters,
Lebih terperinciNaskah Publikasi TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN WADER. (Rasbora argyrotaenia) DI SEKITAR MATA AIR PONGGOK KLATEN JAWA TENGAH
Naskah Publikasi TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN WADER (Rasbora argyrotaenia) DI SEKITAR MATA AIR PONGGOK KLATEN JAWA TENGAH SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Sains
Lebih terperinciPOLA PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN KUNIRAN Upeneus moluccensis (Bleeker, 1855) DI PERAIRAN LAMPUNG ABSTRAK
e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume V No 1 Oktober 2016 ISSN: 2302-3600 POLA PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN KUNIRAN Upeneus moluccensis (Bleeker, 1855) DI PERAIRAN LAMPUNG Puji Lestari
Lebih terperinciPARAMETER POPULASI DAN ASPEK REPRODUKSI IKAN KUNIRAN (Upeneus sulphureus) DI PERAIRAN REMBANG, JAWA TENGAH
PARAMETER POPULASI DAN ASPEK REPRODUKSI IKAN KUNIRAN (Upeneus sulphureus) DI PERAIRAN REMBANG, JAWA TENGAH 1,2) Urip Rahmani 1, Imam Hanafi 2, Suwarso 3 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas
Lebih terperinciYuli Hendra Saputra, M. Syahrir R. dan Anugrah Aditya B.
BIOLOGI REPRODUKSI IKAN JELAWAT (Leptobarbus hoevenii, Bleeker 1851) DI RAWA BANJIRAN SUNGAI MAHAKAM KECAMATAN MUARAWIS KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR (Reproduction Biology of Mad
Lebih terperinciANALISIS ISI LAMBUNG IKAN TAPAH (Wallago leeri) DI PERAIRAN SUNGAI SIAK DAN SUNGAI KANDIS DESA KARYA INDAH KECAMATAN TAPUNG
ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN TAPAH (Wallago leeri) DI PERAIRAN SUNGAI SIAK DAN SUNGAI KANDIS DESA KARYA INDAH KECAMATAN TAPUNG S.K. Sari 1, R. Elvyra 2, Yusfiati 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Biologi FMIPA-UR
Lebih terperinciBIOLOGI REPRODUKSI IKAN SEPATUNG, Pristolepis grootii Blkr (NANDIDAE) DI SUNGAI MUSI
Jurnal Iktiologi Indonesia, 9(1):13-24, 2009 BIOLOGI REPRODUKSI IKAN SEPATUNG, Pristolepis grootii Blkr. 1852 (NANDIDAE) DI SUNGAI MUSI [Reproductive biology of Indonesian leaffish, Pristolepis grootii,
Lebih terperinciBIOLOGI REPRODUKSI IKAN PELANGI MERAH (Glossolepis incisus Weber, 1907) DI DANAU SENTANI LISA SOFIA SIBY
BIOLOGI REPRODUKSI IKAN PELANGI MERAH (Glossolepis incisus Weber, 1907) DI DANAU SENTANI LISA SOFIA SIBY SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 2 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Struktur Morfologis Klasifikasi
3 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Struktur Morfologis 2.1.1. Klasifikasi Menurut klasifikasi Bleeker, sistematika ikan selanget (Gambar 1) adalah sebagai berikut (www.aseanbiodiversity.org) :
Lebih terperinciReproductive Biology of Featherback Fish (Notopterus notopterus Pallas, 1769) from the Sail River, Pekanbaru Regency, Riau Province
Reproductive Biology of Featherback Fish (Notopterus notopterus Pallas, 1769) from the Sail River, Pekanbaru Regency, Riau Province By Aisya Ayu Rizki 1) ; Deni Efizon ) ; Ridwan Manda Putra 3) aiisyaayurizkii@gmail.com
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sebaran Frekuensi Ikan Tetet (Johnius belangerii) Ikan contoh ditangkap setiap hari selama 6 bulan pada musim barat (Oktober-Maret) dengan jumlah total 681 ikan dan semua sampel
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. : Octinopterygii. : Cypriniformes. Spesies : Osteochilus vittatus ( Valenciennes, 1842)
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Morfologi Palau Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Octinopterygii Ordo : Cypriniformes Famili : Cyprinidae Genus : Osteochilus Spesies : Osteochilus vittatus
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
13 3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di perairan Cirebon yang merupakan wilayah penangkapan kerang darah. Lokasi pengambilan contoh dilakukan pada dua lokasi yang
Lebih terperincibio.unsoed.ac.id TELAAH PUSTAKA A. Morfologi dan Klasifikasi Ikan Brek
II. TELAAH PUSTAKA A. Morfologi dan Klasifikasi Ikan Brek Puntius Orphoides C.V adalah ikan yang termasuk anggota Familia Cyprinidae, disebut juga dengan ikan mata merah. Ikan brek mempunyai garis rusuk
Lebih terperinciHUBUNGAN PANJANG BOBOT DAN REPRODUKSI IKAN KEMBUNG LELAKI
1 HUBUNGAN PANJANG BOBOT DAN REPRODUKSI IKAN KEMBUNG LELAKI (Rastrelliger kanagurta) DI PERAIRAN SELAT MALAKA TANJUNG BERINGIN SERDANG BEDAGAI SUMATERA UTARA SKRIPSI OLEH : JULIA SYAHRIANI HASIBUAN 110302065
Lebih terperinciTINGKAT KEMATANGAN GONAD KEPITING BAKAU (Scylla serrata Forskal) DI HUTAN MANGROVE TELUK BUO KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG
TINGKAT KEMATANGAN GONAD KEPITING BAKAU (Scylla serrata Forskal) DI HUTAN MANGROVE TELUK BUO KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG SS Oleh: Ennike Gusti Rahmi 1), Ramadhan Sumarmin 2), Armein Lusi
Lebih terperincioaj STUDI PERTUMBUHAN DAN BEBERAPA ASPEK REPRODUKSI
&[MfP $00 4 oaj STUDI PERTUMBUHAN DAN BEBERAPA ASPEK REPRODUKSI RAJUNGAN (Portiinirspelngicus) DI PERAIRAN MAYANGAN, KABWATEN SUBANG, JAWA BARAT Oleh: DEDY TRI HERMANTO C02499072 SKRIPSI Sebagai Salah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tengah dan selatan wilayah Tulang Bawang Provinsi Lampung (BPS Kabupaten
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Way Tulang Bawang merupakan salah satu sungai yang mengalir dari bagian tengah dan selatan wilayah Tulang Bawang Provinsi Lampung (BPS Kabupaten Tulang Bawang, 2010). Sungai
Lebih terperinciPOLA PERTUMBUHAN DAN INDEKS KEMATANGAN GONAD PADA IKAN LOMEK (Harpodon nehereus) DI PERAIRAN DUMAI PROVINSI RIAU
POLA PERTUMBUHAN DAN INDEKS KEMATANGAN GONAD PADA IKAN LOMEK (Harpodon nehereus) DI PERAIRAN DUMAI PROVINSI RIAU Rahayu Eka Putri 1, Joko Samiaji 2, Irvina Nurrachmi 2 1. Mahasiswa Ilmu Kelautan, Fakultas
Lebih terperinciJurnal Perikanan (J. Fish. Sci.) VII (1): ISSN:
121 Full Paper KEBIASAAN MAKAN DAN MUSIM PEMIJAHAN IKAN LAIS (Criptopterus sp.) DI SUAKA PERIKANAN SUNGAI SAMBUJUR, KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA KALIMANTAN SELATAN FEEDING HABIT AND SPAWNING SEASON OF LAIS
Lebih terperinciReproduksi ikan beloso (Glossogobius giuris) di Perairan Ujung Pangkah, Jawa Timur
Jurnal Akuakultur Indonesia 11 (1), 64 75 (212) Reproduksi ikan beloso (Glossogobius giuris) di Perairan Ujung Pangkah, Jawa Timur Reproduction of tank goby (Glossogobius giuris) in Ujung Pangkah Waters,
Lebih terperinciTitin Herawati, Ayi Yustiati, Yuli Andriani
Prosiding Seminar Nasional Ikan ke 8 Relasi panjang berat dan aspek reproduksi ikan beureum panon (Puntius orphoides) hasil domestikasi di Balai Pelestarian Perikanan Umum dan Pengembangan Ikan Hias (BPPPU)
Lebih terperinciAspek biologi reproduksi ikan layur, Trichiurus lepturus Linnaeus 1758 di Palabuhanratu
Prosiding Seminar Nasional Ikan ke 8 Aspek biologi reproduksi ikan layur, Trichiurus lepturus Linnaeus 1758 di Palabuhanratu Nur ainun Muchlis, Prihatiningsih Balai Penelitian Perikanan Laut, Unit Pelaksana
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
26 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Kondisi umum PPP Labuan PPP (Pelabuhan Perikanan Pantai) Labuan, Banten merupakan pelabuhan perikanan pantai terbesar di Kabupaten Pandeglang yang didirikan
Lebih terperinciGambar 3 Peta Lokasi Penelitian
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan di wilayah pengelolaan perikanan (WPP) tiga, yaitu Laut Jawa dari bulan Desember 2008 sampai dengan bulan Desember
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman hayati laut yang sangat tinggi dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan dan bahan industri. Salah satu sumberdaya tersebut adalah
Lebih terperinciSTUDI BIOLOGI REPRODUKSI IKAN LAYUR (Superfamili Trichiuroidea) DI PERAIRAN PALABUHANRATU, KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT DEVI VIANIKA SRI AMBARWATI
STUDI BIOLOGI REPRODUKSI IKAN LAYUR (Superfamili Trichiuroidea) DI PERAIRAN PALABUHANRATU, KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT DEVI VIANIKA SRI AMBARWATI SKRIPSI DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan Lumo (Labiobarbus ocellatus) menurut Froese R, Pauly D
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Ikan Labiobarbus ocellatus Klasifikasi ikan Lumo (Labiobarbus ocellatus) menurut Froese R, Pauly D. 2012. Labiobarbus ocellatus (Heckel, 1843) dalam http://www.fishbase.org/summary/
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian a. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ikan brek (Puntius orphoides C.V) larutan MnSO 4, larutan KOH-KI,
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakasanakan mulai awal bulan Maret sampai bulan Mei, dengan interval pengambilan data setiap dua minggu. Penelitian berupa pengumpulan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Prosedur Penelitian
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan Maret hingga Oktober 2008. Pengambilan sampel dilakukan di sungai Klawing Kebupaten Purbalingga Jawa Tengah (Lampiran 1). Analisis
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan dimulai dari April hingga September
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan dimulai dari April hingga September 2013. Pengambilan sampel dilakukan di sepanjang Way Tulang Bawang dengan 4 titik
Lebih terperinciKEPADATAN POPULASI DAN REPRODUKSI IKAN BELANAK (Mugil dussumieri) DI PERAIRAN BELAWAN, SUMATERA UTARA TESIS OLEH ALI RAMADHAN /BIO
KEPADATAN POPULASI DAN REPRODUKSI IKAN BELANAK (Mugil dussumieri) DI PERAIRAN BELAWAN, SUMATERA UTARA TESIS OLEH ALI RAMADHAN 127030008/BIO PROGRAM STUDI MAGISTER BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciFEKUNDITAS DAN DIAMETER TELUR IKAN GABUS (Channa striata BLOCH) DI DAERAH BANJIRAN SUNGAI MUSI SUMATERA SELATAN
Jurnal Perikanan (J. Fish. Sci.) VIII (2): 254-259 ISSN: 853-6384 254 Full Paper FEKUNDITAS DAN DIAMETER TELUR IKAN GABUS (Channa striata BLOCH) DI DAERAH BANJIRAN SUNGAI MUSI SUMATERA SELATAN FECUNDITIES
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekosistem mangrove merupakan ekosistem pesisir yang terdapat di sepanjang pantai tropis dan sub tropis atau muara sungai. Ekosistem ini didominasi oleh berbagai jenis
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Platax Vol. I-1, September 2012 ISSN:
BEBERAPA ASPEK BIOLOGI IKAN BERONANG (Siganus vermiculatus) DI PERAIRAN ARAKAN KECAMATAN TATAPAAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN 1 Suleiman Tuegeh 2, Ferdinand F Tilaar 3, Gaspar D Manu 3 ABSTRACT One of the
Lebih terperinciKAJIAN KERAGAMAN GENETIK DAN BIOLOGI REPRODUKSI IKAN LAIS DI SUNGAI KAMPAR RIAU ROZA ELVYRA
KAJIAN KERAGAMAN GENETIK DAN BIOLOGI REPRODUKSI IKAN LAIS DI SUNGAI KAMPAR RIAU ROZA ELVYRA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN SUMBER INFORMASI Dengan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Metode dan Desain Penelitian
13 METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Danau Matano, Sulawesi Selatan. Sampling dilakukan setiap bulan selama satu tahun yaitu mulai bulan September 2010 sampai dengan
Lebih terperinciBeberapa contoh air, plankton, makrozoobentos, substrat, tanaman air dan ikan yang perlu dianalisis dibawa ke laboratorium untuk dianalisis Dari
RINGKASAN SUWARNI. 94233. HUBUNGAN KELOMPOK UKURAN PANJANG IKAN BELOSOH (Glossogobircs giuris) DENGAN KARASTERISTIK HABITAT DI DANAU TEMPE, KABUPATEN WAJO, SULAWESI SELATAN. Di bawah bimbingan Dr. Ir.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Struktur Morfologis Klasifikasi
4 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Struktur Morfologis 2.1.1. Klasifikasi Ikan kembung perempuan (Rastrelliger brachysoma) (Gambar 1) merupakan salah satu ikan pelagis kecil yang sangat potensial
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ekosistem Sungai Sungai umumnya lebih dangkal dibandingkan dengan danau atau telaga. Biasanya arus air sungai searah, bagian dasar sungai tidak stabil, terdapat erosi atau
Lebih terperinciTINGKAT KEMATANGAN GONAD KEPITING BAKAU Scylla paramamosain Estampador DI HUTAN MANGROVE TELUK BUO KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG.
TINGKAT KEMATANGAN GONAD KEPITING BAKAU Scylla paramamosain Estampador DI HUTAN MANGROVE TELUK BUO KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG Oleh: Fetro Dola Samsu 1, Ramadhan Sumarmin 2, Armein Lusi,
Lebih terperinciAspek Reproduksi Ikan Kerapu Macan (Epinephelus sexfasciatus) di Perairan Glondonggede Tuban. Putri Ratna Mariskha Gani* dan Nurlita Abdulgani 1,
Aspek Reproduksi Ikan Kerapu Macan (Epinephelus sexfasciatus) di Perairan Glondonggede Tuban Putri Ratna Mariskha Gani* dan Nurlita Abdulgani 1, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciPertumbuhan Ikan Bilih (Mystacoleucus padangensis Bleeker) Di perairan Sungai Aek Alian Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara
147 Pertumbuhan Ikan Bilih (Mystacoleucus padangensis Bleeker) Di perairan Sungai Aek Alian Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara (The Growth of Bilih Fish (Mystacoleucus padangensis Bleeker)
Lebih terperinciTingkat Kematangan Gonad Ikan Tembang (Clupea platygaster) di Perairan Ujung Pangkah, Gresik, Jawa Timur
Biota Vol. 16 (1): 26 38, Februari 2011 ISSN 0853-8670 Tingkat Kematangan Gonad Ikan Tembang (Clupea platygaster) di Perairan Ujung Pangkah, Gresik, Jawa Timur Gonad Maturity of Herrings (Clupea platygaster)
Lebih terperinciCHERIN MONALISA SIRAIT
47 HUBUNGAN PANJANG BOBOT DENGAN INDEKSKEMATANGAN GONAD IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata) DI PERAIRAN PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANGSUMATERA UTARA CHERIN MONALISA SIRAIT 100302060 PROGRAM STUDI MANAJEMEN
Lebih terperinciPOTENSI UDANG DOGOL (Metapenaeus ensis) DI KABUPATEN KEBUMEN JAWA TENGAH. Abstrak
POTENSI UDANG DOGOL (Metapenaeus ensis) DI KABUPATEN KEBUMEN JAWA TENGAH Oleh : Mustofa Niti Suparjo Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Oktober 2013
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Oktober 2013 hingga Januari 2014. Pengambilan sampel dilakukan di Rawa Bawang Latak, Desa Ujung
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Letak dan Kondisi Penelitian Kabupaten Cirebon dengan luas wilayah 990,36 km 2 merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jawa Barat yang terletak di bagian timur dan merupakan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK FISIKA KIMIA PERAIRAN DAN KAITANNYA DENGAN DISTRIBUSI SERTA KELIMPAHAN LARVA IKAN DI TELUK PALABUHAN RATU NURMILA ANWAR
KARAKTERISTIK FISIKA KIMIA PERAIRAN DAN KAITANNYA DENGAN DISTRIBUSI SERTA KELIMPAHAN LARVA IKAN DI TELUK PALABUHAN RATU NURMILA ANWAR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 0 I. PENDAHULUAN
Lebih terperinciBiologi Reproduksi Ikan Belida (Notopterus notopterus Pallas, 1769) di Kolong-Bendungan Simpur, Pulau Bangka
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI), April 216 ISSN 853-4217 EISSN 2443-3462 Vol. 21 (1): 56 62 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jipi DOI: 1.18343/jipi.21.1.56 Biologi Reproduksi Ikan Belida (Notopterus
Lebih terperinci