BAB II KAJIAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Indonesia mengalami perkembangan dari masa-ke masa, menurut Darmadi (2010:3) pendidikan kewarganegaraan dahulu dikenal dengan istilah civics digunakan oleh bangsa Amerika Serikat untuk menyatukan berbagai suku bangsa (imigran Asia, Eropa, Afrika, Australia) yang datang dan hidup menetap di Amerika Serikat. Civics mulai diajarkan di Indonesia sejak 1948 setelah Indonesia merdeka dengan tujuan menyatukan bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa, etnis, agama, budaya, dan bahasa yang berbeda-beda. Istilah civic kemudian berubah menjadi kewarganegaraan, ilmu kewargaan negara, pendidikan kewargaan negara (PKN), Pendidikan Moral Pancasila, PPKn (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) dan pada Kurikulum 2006 dikenal dengan PKn (Pendidikan Kewarganegaraan), selanjutnya dalam Kurikulum 2013 dikenal dengan PPKn (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan). Darmadi (2010:30) memberikan pengertian pendidikan kewarganegaraan sebagai pendidikan Pancasila dan unsur-unsur yang dapat mengembangkan jiwa dan nilai-nilai 1945 kepada generasi muda. Sedangkan Kaelan dan Zubaidi (2012:1) menyebutkan muatan materi pendidikan kewarganegaraan antara lain pendidikan demokrasi, identitas nasional, kenyataan dan sejarah bangsa, dasardasar kemanusiaan, dan keadaban. Selanjutnya Mawardi dan Suroso (2009:3) menjelaskan pengertian Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan yang berkenaan dengan hal-ikhwal kewarganegaraan. Sementara itu dalam Permendiknas No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi menyebutkan bahwa pendidikan kewarganegaraan merupakan suatu mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu 7

2 8 melaksanakan hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara yang yang cerdas, terampil, dan berkarakter. Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang bermuatan materi hal-hal tentang kewarganegaraan seperti pendidikan demokrasi, nilai-nilai dalam UUD 1945, identitas nasional, kenyataan dan sejarah bangsa, pendidikan Pancasila, serta hak dan kewajiban sebagai warga negara, dengan pendidikan kewarganegaraan diharapkan akan terbentuk generasi muda yang menjadi warga negara yang berkarakter dan terampil, memahami dan mampu melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai warga negara Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan Darmadi (2010:30) menjelaskan penyajian konsep pendidikan kewarganegaraan secara umum bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan pribadi siswa sebagai insan pancasilais dan sebagai warga negara yang mahir dalam hubungan sosial. Selanjutnya Wahab dan Sapriya (2011:311) menyebutkan bahwa tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah membentuk warga negara yang baik (to be good citizens) yaitu warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan dengan baik hak-hak dan kewajibannya sebagai individu, memiliki kepekaan dan tanggung jawab sosial, dapat memecahkan masalahnya sendiri dan masalah kemasyarakatan secara cerdas sesuai fungsi dan peranannya sebagai warga negara. Hal ini sejalan dengan pendapat Ruminiati (2007:1-28) yang menyatakan bahwa tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk membentuk watak atau karakteristik warga negara yang baik. Sementara itu Kaelan dan Zubaidi (2012:3) menjelaskan bahwa tujuan utama pendidikan kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan wawasan kesadaran bernegara, serta membentuk sikap dan perilaku cinta tanah air yang bersendikan kebudayaan dan filsafat Pancasila. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa secara umum tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah untuk menanamkan kesadaran bernegara sehingga terbentuk warga negara yang memahami hak dan

3 9 kewajibannya, bersikap dan berperilaku sesuai dengan Pancasila, memiliki rasa cinta tanah air, dan memiliki kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain. Fathurrohman dan Wuryandani (2011:7-8) menyebutkan bahwa tujuan mata pelajaran PKn di SD adalah untuk memberikan kompetensi sebagai berikut: 1. Berpikir kritis, rasional, kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan. 2. Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lainnya. 4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langung dengan memanfaatkan teknologi dan komunikasi. Dari tujuan mata pelajaran PKn tersebut dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran PKn di SD merupakan mata pelajaran yang penting untuk membekali siswa agar dapat berpikir kritis, demokratis, bertanggung jawab dalam berinteraksi atau berhubungan dengan orang lain untuk hidup dalam kegiatan di masyarakat, bangsa dan negara Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan Fatturrohman dan Wuryandani (2011:8-9) menjelaskan ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam BNSP untuk pendidikan dasar dan menengah meliputi aspek: 1. Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi hidup rukun dalam perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, sumpah pemuda, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan jaminan keadilan. 2. Norma, hukum, dan peraturan meliputi tertib dalam kehidupan keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-peraturan deerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistem hukum dan peradilan nasional, hukum dan peradilan internasional. 3. Hak asasi manusia meliputi hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan

4 10 internasional HAM, pemajuan, penghormatan, dan perlindungan HAM. 4. Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong, harga diri sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan warga negara. 5. Konstitusi negara meliputi proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, hubungan dasar negara dengan konstitusi. 6. Kekuasaan dan politik meliputi pemerintahan desa dan kecamatan, pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani, sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi. 7. Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka. 8. Globalisasi meliputi globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan organisasi internasional, dan mengevaluasi globalisasi. Penelitian ini ruang lingkup materi PKn yang diajarkan adalah materi menghargai keputusan bersama di kelas V dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar sebagai berikut: Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar PKn Kelas V Sekolah Dasar Tahun Pelajaran 2015/2016 Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Standar Kompetensi 4. Menghargai keputusan bersama Kompetensi Dasar 4.1 Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama 4.2 Mematuhi keputusan bersama Sumber: SK dan KD PKn SD dalam Fathurohman dan Wuryandari (2011:22) Model Pembelajaran Course Review Horay Pengertian Model Pembelajaran Course Review Horay Kurniasih dan Sani (2015:18) menjelaskan bahwa model pembelajaran merupakan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar, selanjutnya Kurniasih dan Sani (2015:81)

5 11 menjelaskan bahwa model pembelajaran course review horay merupakan salah satu pembelajaran kooperatif. Kemudian Wahab dan Sapriya (2011: ) menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif dimaksudkan untuk mendorong siswa agar dapat bekerja sama dalam sebuah tim yang diberikan tugas sesuai dengan tujuan yang telah disepakati. Dengan pembelajaran ini siswa diberi kesempatan untuk belajar kemampuan akademik yaitu memahami materi pelajaran sekaligus kemampuan sosial untuk berinteraksi dan bekerja sama dengan orang lain sehingga diharapkan siswa mau mendengar pendapat orang lain, mampu menyelesaikan masalah, dan mempunyai kemampuan berpikir kritis. Kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan memberikan rasionalisasi atau alasan terhadap sesuatu dan juga mampu memberikan penilaian terhadap sesuatu (Arifin,2014:23). Rusman (2010: ) menjelaskan empat tahap dalam pembelajaran kooperatif yaitu (1)penjelasan materi, (2)belajar kelompok, (3)penilaian, dan (4)pengakuan tim. Pada tahap penjelasan materi guru menyampaikan pokok-pokok materi pembelajaran agar siswa memiliki pemahaman terhadap materi yang dipelajari, setelah itu siswa dibagi dalam kelompok untuk bekerja sama menyelesaikan tugas yang telah ditentukan, selanjutnya dilakukan penilaian terhadap hasil kerja kelompok dan diakhiri dengan pengakuan terhadap tim yang paling baik menyelesaikan tugas dengan diberikan penghargaan atau hadiah. Kurniasih dan Sani (2015:80) menjelaskan bahwa model pembelajaran course review horay adalah model yang dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap siswa yang dapat menjawab benar maka siswa tersebut diwajibkan berteriak hore atau yel-yel yang disepakati. Selanjutnya menurut Huda ( 2013:229) model pembelajaran course review horay berfungsi untuk menguji pemahaman siswa dalam menjawab soal dan membantu siswa memahami konsep dengan baik melalui diskusi kelompok. Sejalan dengan itu itu Shoimin (2014:54) menjelaskan bahwa model pembelajaran course review horay merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yaitu kegiatan belajar mengajar dengan cara pengkelompokan siswa ke dalam kelompokkelompok kecil yang merupakan suatu pengujian terhadap pemahaman konsep

6 12 siswa menggunakan kotak diberi nomor untuk menuliskan jawaban dari pertanyaan yang diberikan. Model ini melatih siswa menyelesaikan masalah, siswa yang paling terdahulu mendapatkan tanda benar berteriak hore atau yel-yel lainnya. Dari beberapa pendapat tersebut dapat dikaji bahwa model pembelajaran course review horay merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yaitu pembelajaran dengan membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling bekerja sama menyelesaikan tugas, model pembelajaran course review horay merupakan pembelajaran yang menyenangkan untuk menguji pemahaman siswa dalam menjawab soal karena setelah menjawab pertanyaan dengan benar dan menuliskannya dalam kotak siswa akan meneriakkan kata hore atau yel-yel yang telah disepakati. Model pembelajaran course review horay membantu siswa memahami konsep pembelajaran melalui diskusi kelompok dan melatih siswa menyelesaikan masalah berupa soal yang diberikan guru sehingga siswa akan lebih terbiasa berpikir kritis Langkah-langkah Model Pembelajaran Course Review Horay Suprijono (2013:129) menyebutkan horay mempunyai langkah-langkah sebagai berikut: model pembelajaran course review 1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai 2. Guru mendemostrasikan atau menyajikan materi 3. Memberikan kesempatan siswa untuk tanya jawab 4. Untuk menguji pemahaman siswa disuruh membuat kotak 9/ 16/ 25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing siswa 5. Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar ( ) dan salah diisi tanda silang (x) 6. Siswa yang telah mendapatkan tanda ( ) vertikal, horisontal atau diagonal harus berteriak hore... atau yel-yel lainnya 7. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah hore yang diperoleh 8. Penutup Sejalan dengan pendapat tersebut Shoimin (2014:55) juga memaparkan langkah-langkah pembelajaran course review horay yaitu: 1. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai 2. Guru mendemonstrasikan/ menyajikan materi

7 13 3. Memberikan kesempatan siswa untuk tanya jawab 4. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing siswa 5. Guru membaca pertanyaan secara acak dan siswa menuliskan jawabannya di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru. Kalau benar diisi tanda benar ( ) dan salah diberi tanda silang (x) 6. Siswa yang sudah mendapatkan tanda ( ) vertikal atau horisontal atau diagonal harus berteriak horay atau yel-yel lainnya 7. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay horay yang diperoleh 8. Penutup Aqib (2013:29) juga menyebutkan langkah-langkah model pembelajaran course review horay antara lain: 1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai 2. Guru mendemonstrasikan/ menyajikan materi 3. Memberikan kesempatan siswa tanya jawab 4. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan setiap kotak diisi angka sesuai selera masing-masing siswa 5. Guru membaca soal secara acak dan siswa menuliskan jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar ( ) dan salah diisi tanda silang (x) 6. Siswa yang sudah mendapat tanda ( ) vertikal atau horisontal atau diagoanal harus berteriak horay atau yel-yel lainnya 7. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh 8. Penutup Mengacu ketiga pendapat di atas maka dalam penelitian ini langkahlangkah model pembelajaran course review horay yang akan diterapkan adalah sebagai berikut: 1. Guru menyampaikan kompetensi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 2. Guru menyajikan materi pembelajaran 3. Melakukan tanya jawab dengan siswa tentang materi yang telah disajikan 4. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil, setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang

8 14 5. Untuk menguji pemahaman setiap kelompok diminta membuat kotak 9 yang diberi nomor sesuai selera siswa 6. Guru membacakan pertanyaan secara acak, siswa diminta berdiskusi dan menuliskan jawaban mereka pada kotak. 7. Jawaban yang telah dituliskan, didiskusikan atau dibahas bersama, jika jawaban siswa benar maka mereka memberi checklist ( ), jika jawaban salah maka diberi tanda silang (x) 8. Jika kelompok telah mendapatkan tanda checklist ( ) horisontal, diagonal atau vertikal maka kelompok meneriakan hore atau yel-yel yang telah disepakati 9. Nilai siswa dihitung secara kelompok dilihat dari jawaban benar atau jumlah hore yang diteriakkan 10. Guru memberikan reward pada kelompok yang memperoleh nilai tertinggi 11. Kegiatan penutup Kelebihan Model Pembelajaran Course Review Horay Menurut Kurniasih dan Sani (2015:81) model pembelajaran course review horay mempunyai beberapa kelebihan diantaranya: 1. Pembelajarannya menarik dan mendorong siswa untuk terjun ke dalamnya 2. Pembelajaran tidak monoton karena diselingi dengan sedikit hiburan sehingga suasana tidak menegangkan 3. Siswa lebih bersemangat belajar karena suasana pembelajaran yang berlangsung menyenangkan 4. Melatih kerjasama antar siswa di dalam kelas. Sejalan dengan pendapat Kurniasih dan Sani menurut Huda (2013: 231) kelebihan model pembelajaran course review horay antara lain: 1. Strukturnya yang menarik dan dapat mendorong siswa untuk terjun ke dalamnya. 2. Metode tidak monoton karena diselingi hiburan di dalamnya sehingga suasana tidak menegangkan 3. Semangat belajar meningkat karena suasana pembelajaran berlangsung menyenangkan 4. Skill kerja sama antar siswa semakin terlatih Shoimin (2014:55) juga menyebutkan kelebihan dari model course review horay yaitu menarik sehingga mendorong siswa terlibat di dalamnya, tidak

9 15 monoton karena diselingi sedikit hiburan sehingga suasana tidak menegangkan, siswa lebih semangat belajar, dan melatih kerja sama. Dari ketiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran course review horay memiliki beberapa kelebihan yaitu pertama, pembelajaran menarik dan membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran hal ini dikarenakan dalam dalam model ini siswa diminta membuat kotak untuk menuliskan jawaban dari pertanyaan yang diberikan guru secara kelompok, setelah itu jawaban dari pertanyaan yang diberikan guru langsung dibahas atau didiskusikan bersama sehingga pemahaman siswa pada materi pelajaran lebih mendalam. Kedua, pembelajaran tidak monoton hal ini dikarenakan setelah siswa menuliskan jawabannya pada kotak kemudian didiskusikan bersama dan jawaban benar mereka harus memberi tanda benar ( ) dan jika kelompok telah mendapatkan tanda ( ) horisontal, diagonal atau vertikal maka kelompok meneriakan hore atau yel-yel yang telah disepakati sehingga pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Ketiga, siswa akan lebih bersemangat belajar karena nilai siswa dihitung secara kelompok dilihat dari banyaknya tanda checklist ( ) dan jumlah horey yang diperoleh sehingga siswa akan berlomba-lomba untuk menuliskan jawaban yang paling tepat agar dapat memperoleh tanda checklist dan mendapatkan reward. Keempat, melatih kerja sama antar siswa dalam kelompok dalam menjawab pertanyaan yang diberikan guru Kelemahan Model Pembelajaran Course Review Horay Selain memiliki kelebihan model pembelajaran course review horay juga memiliki kelemahan, Kurniasih dan Sani (2015:81) menyebutkan kelemahan model pembelajaran course review horay yaitu siswa aktif dan siswa pasif nilainya disamakan dan adanya peluang untuk curang. Huda juga menyebutkan (2013: 231) model course review horay juga memiliki kekurangan diantaranya: 1. Penyamarataan nilai antara siswa aktif dan pasif 2. Adanya peluang untuk curang 3. Berisiko mengganggu suasana belajar kelas lain. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikaji bahwa kekurangan model pembelajaran course review horay adalah adanya penyamarataan nilai antara

10 16 siswa pasif dan aktif karena poin dihitung secara kelompok sehingga akan menyebabkan sulit untuk membedakan mana siswa yang benar-benar aktif atau pasif. Adanya peluang untuk berbuat curang karena siswa mengerjakan tugas secara kelompok setelah itu jawaban siswa langsung dibahas dan dicocokkan oleh siswa sendiri sehingga akan sulit mengontrol kebenaran/ kejujuran jawaban siswa. Berisiko mengganggu suasana belajar kelas lain karena siswa harus meneriakkan kata hore atau yel-yel yang disepakati jika mendapat tanda ( ) vertikal, horisontal, atau diagonal. Sebagai solusi dari kelemahan model pembelajaran course review horay tersebut maka pertama, guru harus memberi motivasi agar semua siswa aktif dalam pembelajaran, kedua guru harus lebih memperhatikan siswa dan memberikan pengertian agar siswa selalu jujur dan tidak curang, ketiga guru harus memberikan aturan-aturan yang jelas dalam pembelajaran agar siswa tidak mengganggu kelas lain Media Pembelajaran Flipchart Pengertian Media Pembelajaran National Education Asociation dalam Hernawan (2008:11.18) mengartikan media pembelajaran sebagai sarana komunikasi baik dalam bentuk cetak maupun pandang dengar. Selanjutnya Miarso (1980) dalam Hernawan (2008:11.18) mengartikan media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga lebih mendorong proses belajar siswa. Sementara itu Indriana (2011:16) menyebutkan bahwa media pembelajaran adalah semua bahan dan alat fisik yang mungkin digunakan untuk mengimplementasikan pengajaran, memfasilitasi prestasi siswa terhadap sasaran atau tujuan pengajaran, dan membantu pendidik memberikan pengajaran secara maksimal, efektif dan efisien. Hal ini sejalan dengan pendapat Sanaky (2013:4) yang menyebutkan bahwa media pembelajaran adalah sarana atau alat bantu pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara proses pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dari beberapa pendapat tersebut dapat dikaji bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah proses belajar,

11 17 media pembelajaran dapat digunakan sebagai penyampai pesan pembelajaran, merangsang pikiran, perhatian dan kemauan siswa dalam pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien Manfaat Media Pembelajaran Kemp dan Dayton dalam Indriana (2011:47-48) media pembelajaran memiliki beberapa manfaat yaitu : 1. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih mencapai standar 2. Pembelajaran bisa lebih menarik 3. Pembelajaran lebih interktif 4. Waktu pelaksanaan pembelajaran menjadi lebih singkat 5. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan 6. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapan dan dimanapun saat dibutuhkan 7. Sikap positif siswa terhadap materi pelajaran dan proses pelajaran dapat ditingkatkan 8. Peran guru berubah ke arah lebih posistif Sementara itu Susilana dan Riyana (2009:9) menyebutkan bahwa manfaat media pembelajaran yaitu memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis, dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga, daya indra, dapat menumbuhkan gairah belajar siswa, siswa dapat berinteraksi dengan sumber belajar, memungkinkan siswa belajar sesuai dengan bakat serta kemampuannya, dan memberikan rangsangan untuk belajar. Dari beberapa paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan penggunaan media pembelajaran yang tepat pembelajaran akan lebih menarik sehingga siswa lebih bersemangat untuk belajar, lebih interaktif dan mengurangi verbalistis karena dalam pembelajaran siswa tidak hanya berinteraksi atau mendengarkan penjelasan dari guru saja tetapi juga dengan media pembelajaran sehingga siswa tidak mudah bosan pada pembelajaran, dan materi pelajaran dapat disampaikan dengan lebih jelas Pengertian Media Flipchart Salah satu media yang dapat diaplikasikan dalam pembelajaran adalah media flipchart. Menurut Indriana (2011:66) media flipchart adalah lembaran kertas yang berbentuk album atau kalender yang berukuran agak besar dan disusun dalam urutan yang diikat pada bagian atasnya. Media flipchart dapat diisi

12 18 dengan pesan berupa huruf, gambar, diagram, angka, dan bagan. Kustandi dan Sudjipto (2013:48-49) juga menjelaskan bahwa media flipchart adalah lembaran kertas dengan ukuran sama yang berisikan bahan pelajaran yang disusun rapi untuk menghemat waktu menulis di papan tulis yang berupa gambar-gambar, diagram, huruf-huruf atau angka-angka. Media flipchart dapat disebut juga dengan lembaran balik. Sanaky (2013:75) menjelaskan bahwa lembaran balik merupakan lembaran kertas manila atau flano yang berisi pesan atau bahan pelajaran yang digantungkan pada sebuah gantungan agar mudah untuk dibalik. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa media flipchart adalah lembaran kertas dengan ukuran yang sama yang berisi bahan pelajaran berupa huruf, gambar, diagram, bagan yang disusun dan diikat pada bagian atasnya sehingga dapat dibalik-balik untuk penggunaannya Kelebihan Media Flipchart Indriana (2011:67) menyebutkan bahwa media flipchart memiliki beberapa kelebihan yaitu: 1. Dapat menyajikan pesan pembelajaran secara ringkas dan praktis. 2. Dapat digunakan di dalam ruangan atau di luar ruangan 3. Bahan dan cara pembuatannya relatif murah dan mudah dibuat 4. Mudah dibawa kemana-mana 5. Mampu meningkatkan aktifitas belajar siswa Sementara itu Sanaky (2013:77-78) juga menjelaskan kelebihan dari media lembar balik yaitu bermanfaat untuk menyajikan bahan pelajaran secara bertahap, gambar yang digunakan dapat disimpan dengan baik sehingga dapat digunakan berulang-ulang, waktu tidak banyak terbuang dalam menyajikan materi karena pengajar telah menyiapkan materi sebelumnya, lebih menarik perhatian dan minat siswa. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan media flipchart siswa akan lebih tertarik dan mudah memahami pembelajaran karena dengan media flipchart materi pembelajaran dapat disajikan dalam berbagai bentuk seperti gambar, huruf yang menarik, angka dan bagan. Media flipchart juga dapat menyingkat waktu dalam penyampaian materi pelajaran karena guru telah mempersipkan materi pelajaran sebelumnya. Selain itu dengan

13 19 media ini materi pembelajaran dapat diringkas yang mencakup pokok-pokok materi pembelajaran sehingga materi pelajaran lebih mudah dipahami dan memfokuskan perhatian siswa, media flipchart juga relatif murah karena menggunakan kertas Tahapan Mendesain Media Flipchart Susilana dan Riyana (2013: 89-90) menjelaskan cara mendesain media flipchart yang terdiri dari beberapa tahapan yaitu: 1. Tentukan tujuan pembelajaran 2. Menentukan bentuk flipchart, secara umum media flipchart dibagi menjadi dua yaitu flipchart yang berisi lembaran kosong yang siap diisi dengan pesan pembelajaran dan flipchart yang berisi pesan pembelajaran yang telah dipersiapkan sebelumnya yang isinya berupa gambar, huruf, bagan, grafik, dan sebagainya 3. Membuat ringkasan materi hal ini dikarenakan materi yang disajikan dalam flipchart perlu diambil pokok-pokoknya saja 4. Merancang draf kasar (sketsa) agar penyajian flipchart lebih menarik 5. Memilih warna yang sesuai, hal ini agar flipchart yang dibuat lebih menarik dan dengan penggunaan warna yang bervariasi akan lebih memfokuskan perhatian siswa. 6. Menentukan ukuran dan bentuk huruf yang sesuai agar dapat dibaca siswa walaupun jaraknya cukup jauh dari flipchart Cara Menggunakan Media Flipchart Susilana dan Riyana (2013:93-94) juga menjelaskan cara menggunakan media flipchart yaitu: 1. Mempersiapkan diri Pada tahap ini guru harus menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan pada siswa dan mampu menggunakan media flipchart dengan baik. 2. Penempatan yang tepat Media flipchart harus ditempatkan pada posisi yang tepat agar semua siswa yang ada dalam ruangan dapat melihat dengan jelas. 3. Pengaturan siswa

14 20 Pengaturan posisi tempat duduk siswa juga merupakan hal yang penting agar siswa memperoleh pandangan yang baik dan guru dapat memusatkan perhatian siswa pada materi yang disajikan sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik. 4. Perkenalkan pokok materi Pokok materi yang akan dipelajari harus disampaikan pada siswa agar siswa memiliki gambaran awal materi yang akan dibahas hal ini dapat dilakukan dengan bercerita atau mengaitkan kejadian di lingkungan dengan materi yang akan dipelajari. 5. Sajikan gambar Pada tahap ini materi disajikan melalui lembaran-lembaran media flipchart yang telah dibuat dengan menambahkan keterangan-keterangan menggunakan bahasa sederhana yang mudah dipahami siswa. 6. Berikan kesempatan untuk bertanya Guru harus memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya agar dapat mengetahui materi yang disampaikan sudah dapat dipahami atau kurang jelas bagi siswa. 7. Menyimpulkan materi Materi yang telah disampaikan dengan media flipchart harus disimpulkan atau diringkas, sebaiknya siswa dituntun untuk menyimpulkan materi sendiri dan diperkuat oleh guru supaya pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran lebih mendalam Langkah-langkah Model Pembelajaran Course Review Horay Berbantuan Flipchart pada Mata Pelajaran PKn Model pembelajaran course review horay merupakan model pembelajaran yang menguji pemahaman siswa secara kelompok untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru secara acak dan dituliskan dalam sebuah kotak, setelah itu dilakukan pembahasan bersama dan kelompok yang dapat menjawab dengan benar akan meneriakkan kata hore atau yel-yel yang disepakati, dengan model ini siswa akan lebih bekerja sama menjawab soal, pemahaman konsep terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan pembelajaran lebih menyenangan. Model

15 21 pembelajaran ini dapat diterapkan pada pelajaran PKn yang mana memiliki tujuan untuk melatih siswa agar dapat berpikir kritis dan bertanggung jawab dalam berinteraksi dengan orang lain. Model pembelajaran course review horay membuat siswa berlatih berpikir kristis dalam menjawab soal guru, selain itu siswa juga dilatih siswa untuk berinteraksi dengan teman-teman dalam kelompoknya dan bertanggung jawab menyelesaikan soal yang diberikan guru secara kelompok. Untuk menunjang penyampaian materi dalam pembelajaran PKn guru dapat menggunakan media flipchart. Flipchart merupakan media pembelajaran yang berisi gambar, angka, diagram, dan huruf. Penggunaan media flipchart membuat materi pembelajaran disajikan secara ringkas dan lebih menarik sehingga diharapkan siswa lebih memahami materi pembelajaran PKn. Dari pemaparan tersebut terdapat hubungan antara model pembelajaran course review horay pada pembelajaran PKn dengan penggunaan media flipchart. Pelaksanaan pembelajaran harus sesuai dengan Permensiknas No 41 tahun 2007 tentang standar proses. Terdapat tiga kegiatan yang harus dilakukan dalam pembelajaran yaitu: 1. Pendahuluan Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. 2. Inti Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. 3. Penutup Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut. Untuk itu dalam pelaksanaan langkah-langkah model pembelajaran course review horay harus disesuaikan dengan tahapan dalam standar proses yang

16 22 menjadi acuan dalam proses pembelajaran. Di bawah ini disajikan langkahlangkah model course review horay berbantuan media flipchart dengan standar proses yang disajikan dalam tabel berikut: disesuaikan Tabel 2.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Course Review Horay Berbantuan Media Flipchart pada Mata Pelajaran PKn No Langkah Model Pembelajaran Course Review Horay Kegiatan 1 Pendahuluan Guru mengucapkan salam pembuka Guru memeriksa kehadiran dan kesiapan siswa Guru memberikan motivasi belajar Guru menyampaikan apersepsi Langkah 1 Guru menyampaikan kompetensi dan tujuan yang ingin dicapai 2 Inti Eksplorasi Langkah 2 Guru menyajikan materi pembelajaran Langkah 3 Melakukan tanya jawab dengan siswa tentang materi yang telah disajikan Langkah 4 Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil Langkah 5 Untuk menguji pemahaman setiap kelompok diminta Guru menyampaikan kompetensi dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai Guru menjelaskan materi pembelajaran dengan berbantuan media flipchart Siswa diminta memperhatikan penjelasan guru Guru melakukan tanya jawab saat menyampaikan materi pembelajaran berbantuan media flipchart Elaborasi Guru membagi siswa dalam kelompokkelompok kecil yang terdiri dari 3-4 orang Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran course review horay yang akan dilakukan Setiap kelompok diberikan Lembar Kerja

17 23 membuat kotak 9 yang diberi nomor sesuai selera siswa. Langkah 6 Guru membacakan pertanyaan secara acak, siswa diminta berdiskusi dan menuliskan jawaban mereka pada kotak. Langkah 7 Jawaban yang telah dituliskan, didiskusikan bersama, jika jawaban siswa benar maka mereka memberi checklist ( ). Jika jawaban salah maka mereka memberi tanda silang (x) Langkah 8 Jika kelompok telah mendapatkan tanda checklist ( ) horisontal, diagonal atau vertikal maka kelompok meneriakan hore atau yel-yel yang telah disepakati Langkah 9 Nilai siswa dihitung secara kelompok dilihat dari jawaban benar dan jumlah hore yang diteriakkan Langkah 10 Guru memberikan Siswa Setiap kelompok diminta membuat kotak 9 untuk menuliskan jawaban pertanyaan yang diberikan guru secara kelompok Setiap kelompok diminta memberi nomor 1-9 pada kotak Siswa boleh menempatkan nomor tersebut secara acak sesuai selera siswa Guru membacakan pertanyaan secara acak Siswa diberi waktu untuk berdiskusi menjawab pertanyaan yang diberikan guru Siswa diminta menuliskan jawaban tersebut pada kotak sesuai nomor yang disebutkan guru Setelah semua pertanyaan dibacakan dan jawaban dituliskan pada kotak, jawaban setiap kelompok didiskusikan atau dibahas bersama Kelompok yang menjawab pertanyaan dengan benar memberi tanda checklist ( ) pada kotak Kelompok yang menjawab salah memberi tanda silang (x) pada kotak Kelompok meneriakkan hore atau yel-yel yang telah disepakati jika mendapatkan tanda checklist ( ) horisontal, diagonal, atau vertikal Kelompok yang memberikan jawaban yang benar mendapat poin, kelompok yang memberikan jawaban salah tidak mendapatkan poin. Kelompok yang meneriakkan hore atau yelyel yang disepakati mendapat tambahan poin Siswa diminta menghitung jumlah nilai yang mereka dapat Konfirmasi Setiap kelompok diminta membacakan nilai yang didapatkan

18 24 3 Penutup reward pada kelompok yang memperoleh nilai tertinggi. Langkah 11: Penutup Guru memberikan reward pada kelompok yang memperoleh nilai tertinggi Guru bersama siswa melakukan evaluasi terhadap model pembelajaran course review horay yang telah dilakukan Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya hal-hal yang belum dipahami tentang materi yang telah disampaikan Guru memberi penguatan tentang materi yang telah dipelajari Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran atau membuat rangkuman Guru memberikan tindak lanjut berupa soal evaluasi atau tugas Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya Guru mengucapkan salam penutup Hasil Belajar Pengertian Hasil Belajar Menurut Hernawan, dkk (2009:10.20) hasil belajar mengacu pada segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat pembelajaran yang dilakukan. Bloom dalam Hernawan, dkk (2009: ) mengemukakan bahwa hasil belajar dapat digolongkan dalam tiga domain yaitu (1)kognitif yang berkaitan dengan kemampuan otak dan penalaran siswa, (2) afektif yang mengacu pada sikap dan nilai yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa setelah mengikuti pembelajaran dan (3) psikomotorik yang mengacu pada kemampuan bertindak. Sejalan dengan pendapat tersebut, menurut Fathurrohman dan Sutikno (180:2007) hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah mengalami aktivitas belajar begitu juga dengan Sudjana (2005:23) yang menyatakan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiiki oleh siswa setelah menerima pengalaman belajar. Selanjutnya Dimyanti dan Mudjiono (2009:3-4) menjelaskan bahwa hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar, dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar sedangkan dari sisi siswa hasil belajar merupakan puncak dari proses

19 25 belajar. Hasil belajar digunakan untuk mengetahui sejauh mana seseorang menguasai bahan yang sudah dijarkan (Purwanto,2014:44). Hal ini sejalan dengan pendapat Soedjiarto dalam Purwanto (2014:46) yang mendefinisikan hasil belajar sebagai tingkat penguasaan materi yang dicapai setelah mengikuti proses pembelajaran. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah segala perubahan yang diperoleh dari proses belajar yang dilakukan, dapat menyangkut aspek kognitif (berhubungan dengan perubahan pengetahuan), aspek afektif (berhubungan dengan perubahan sikap) dan aspek psikomotorik (berhubungan dengan perubahan keterampilan). Hasil belajar digunakan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang telah dipelajari. Hasil belajar PKn siswa dalam penelitian ini diukur dalam kegiatan evaluasi pada setiap akhir siklus untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah dipelajari Pengukuran Hasil Belajar Woodworth dalam Majid (2014:28) menjelaskan bahwa hasil belajar adalah kemampuan aktual yang diukur secara langsung, dari pengukuran hasil belajar ini akan digunakan untuk mengetahui seberapa jauh tujuan pendidikan dan tujuan pengajaran telah dicapai. Pengukuran bersifat kuantitatif berupa skor/ angka yang diperoleh dengan menggunakan alat ukur atau instrumen yang standar (baku), dalam konteks hasil belajar alat ukur atau instrumen tersebut dapat berupa non tes atau tes (Arifin,2014:2-3). Non tes berfungsi untuk mengukur hasil belajar yang berkaitan dengan aspek afektif atau sikap yang mencakup pengamatan wawancara dan skala sikap. Sedangkan tes adalah alat yang berisi serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau soal-soal yang harus dijawab oleh siswa untuk mengukur aspek atau perilaku tertentu (Arifin,2014:3), selanjutnya dijelaskan bahwa dari bentuk jawaban siswa, tes dibagi menjadi tiga yaitu tes tertulis yang menuntut jawaban siswa dalam bentuk tertulis, tes lisan yang menuntut jawaban siswa dalam bentuk lisan, dan tes perbuatan yang menuntut jawaban siswa dalam bentuk perilaku, tindakan, atau perbuatan. Tes tertulis ada dua bentuk yaitu bentuk uraian yang menuntut peserta didik untuk menguraikan,

20 26 mengorganisasikan, dan menyatakan jawaban dengan kata-katanya sendiri sedangkan tes objektif yang menuntut peserta didik memilih jawaban yang benar diantara kemungkinan jawaban yang disediakan. Tes objektif terdiri dari beberapa bentuk yaitu benar-salah, pilihan ganda, menjodohkan, melengkapi atau jawaban singkat. Dalam penelitian ini akan digunakan tes objektif bentuk pilihan ganda untuk mengukur hasil belajar PKn yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pengusaan siswa terhadap materi yang telah dipelajari. Tes diberikan pada kegiatan evaluasi setiap akhir siklus yang mengukur hasil belajar pada ranah kognitif. Hal ini sejalan dengan pendapat Majid (2014:27) yang memaparkan bahwa hasil belajar kognitif berkenaan dengan peguasaan bahan pelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Juga pendapat Sudjana (2005:23) yang menjelaskan bahwa ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh guru karena berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai bahan pelajaran yang telah diajarkan. 2.2 Penelitian yang Relevan Peneletian yang relevan berkaitan dengan model pembelajaran course review horay dan media flipchart adalah: 1. Penelitian dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Course Review Horay Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 3 SD N Winong 01 Kecamatan Pati Kabupaten Pati Semester 1 Tahun Pelajaran 2013/2014 yang dilakukan oleh Siska Fitriani tahun Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada siswa kelas 3 yang menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar matematika siswa dengan kompetensi dasar menentukan letak bilangan pada garis bilangan dan melakukan penjumlahan pengurangan tiga angka setelah menggunakan model pembelajaran CRH. Peningkatan hasil belajar dapat diketahui dari skor ratarata prasiklus sebesar 62, siklus I menjadi 78 dan siklus II menjadi 85 selain itu ketuntasan hasil belajar pra siklus 37%, siklus I menjadi 77 % dan siklus II menjadi 94%.

21 27 2. Penelitian yang dilakukan oleh Vita Nur Fatimah tahun 2013 dengan judul Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Menggunakan Model Course Review Horay (CRH) Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SD N Pledokan Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2012/2013 yang menunjukkan bahwa dengan penggunaan model pembelajaran course review horay dapat meningkatkan keaktifan siswa yaitu pada kondisi awal keaktifan siswa hanya 36,16 % pada siklus I keaktifan siswa menjadi 72,53% dan pada siklus II keaktifan siswa mencapai 87,36%, selain itu hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia juga mengalami peningkatan yaitu ketuntasan belajar siswa sebelum dilakukan model pembelajaran course review horay adalah 46,15% meningkat pada siklus I menjadi 84,62% dan pada siklus II menjadi 100%. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Desi Eka Pratiwi tahun 2013 dengan judul Penerapan Media Papan Balik (Flipchart) Pada Pembelajaran Tematik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan di SD Negeri Semambung No. 296 Sidoarjo dengan jumlah siswa 41 orang, dimana hasil belajar siswa mengalami peningkatan dengan presentase pada siklus I 70,73% dan pada siklus II 90,24% sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan media papan balik (flipchart) dengan model tematik dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II SD N Senambung No 296 Sidorejo. Beberapa penelitian di atas menunjukkan bahwa model pembelajaran course review horay dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika dan Bahasa Indonesia, namun dalam penelitian tersebut belum digunakan media sebagai penunjang model pembelajaran course review horay. Media flipchart merupakan salah satu media telah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Desi Eka Pratiwi, untuk itu dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan model course review horay berbantuan media flipchart sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Bugel 01 Salatiga pada mata pelajaran PKn.

22 Kerangka Berpikir Pembelajaran PKn yang dilakukan dengan menggunakan model ceramah dilanjutkan pemberian tugas dan kurangnya pemanfaatan media pembelajaran membuat siswa menjadi kurang bersemangat, kurang tertarik dan memahami materi pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran dan media yang tepat akan memudahkan siswa menerima dan memahami materi pelajaran juga menjadi tertarik pada pembelajaran. Model pembelajaran course review horay merupakan model pembelajaran yang menyenangkan dan tidak monoton karena diselingi dengan hiburan dan siswa lebih aktif dengan dilakukannya pengujian terhadap pemahaman siswa secara kelompok sehingga diharapkan pemahaman konsep siswa pada materi yang diajarkan menjadi lebih baik. Selain itu model pembelajaran ini membuat siswa tertarik dan lebih semangat belajar karena kelompok yang mendapatkan nilai tertinggi akan mendapatkan reward dan melatih kerja sama siswa dalam menjawab soal. Pada pelajaran PKn diperlukan media yang dapat menarik perhatian siswa, membuat siswa lebih mudah memahami materi pelajaran, bersemangat dan tidak mudah bosan sehingga diharapkan hasil belajar siswa akan meningkat. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran PKn adalah media flipchart, media ini akan lebih menarik perhatian siswa karena materi pelajaran disajikan dengan huruf, gambar, diagram dan bagan yang disusun dengan menggunakan warnawarna yang menarik dan membuat siswa menjadi mudah tidak bosan. Selain itu dengan media flipchart materi pelajaran disajikan secara singkat dan praktis sehingga diharapkan materi pelajaran lebih terfokus dan mudah dipahami siswa. Dengan demikian diharapkan akan tercipta pembelajaran PKn yang menyenangkan, lebih mengaktifkan siswa, lebih menarik perhatian siswa, dan materi pelajaran lebih mudah dipahami siswa sehingga hasil belajar PKn siswa menjadi lebih meningkat. Diterapkannya model pembelajaran course review horay berbantuan media flipchart diharapkan akan dapat mempermudah pemahaman siswa terhadap materi pelajaran sehingga hasil belajar siswa juga meningkat. Secara sistematis alur kerangka berpikir mengenai penggunaan model

23 29 pembelajaran course review horay berbantuan media flipchart pada pelajaran PKn untuk meningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada gambar berikut ini: Kelebihan Model Pembelajaran Course Review Horay Suasana kelas menyenangkan dan tidak monoton Pembelajaran menarik dan siswa lebih bersemangat belajar Melatih kerjasama siswa Materi pembelajaran mudah dipahami Hasil Belajar PKn Siswa Meningkat Menarik perhatian siswa Kelebihan Media Flipchart Siswa tidak mudah bosan Materi pelajaran disajikan secara singkat dan praktis 2.4 Hipotesis Tindakan Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penerapan model pembelajaran course review horay berbantuan media flipchart pada mata pelajaran PKn dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Bugel 01 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016.

Penggunaan Model Pembelajaran Course Review Horay Dengan Media Flipchart Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar PKn

Penggunaan Model Pembelajaran Course Review Horay Dengan Media Flipchart Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar PKn Nani Mediatati, Istiana Suryaningsih. (2016). Penggunaan Model Pembelajaran Course Review Horay dengan Media Flipchart Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar PKn. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar. Vol.1 (2)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Bahasa Indonesia Pembelajaran Bahasa Indonesia Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Bahasa Indonesia Pembelajaran Bahasa Indonesia Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD 4 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Bahasa Indonesia 2.1.1 Pembelajaran Bahasa Indonesia Yunanto (2004: 55) menyebutkan bahwa bahasa Indonesia merupakan materi belajar yang melibatkan anak dalam ketrampilan-ketrampilan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Lindgren dalam Agus Suprijono (2011: 7) hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian, dan sikap. Hal yang sama juga dikemukakan

Lebih terperinci

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) KTSP Perangkat Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester : Pendidikan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROUND TABLE DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROUND TABLE DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN SISWA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROUND TABLE DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN SISWA NASRUL Kepala SD Negeri 004 Domo anasrull814@gmail.com ABSTRAK Penerapan Model Pembelajaran Round Table Dalam Upaya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Sosial Bidang studi IPS yang masuk ke Indonesia adalah berasal dari Amerika Serikat, yang di negara asalnya disebut Social Studies. Pertama

Lebih terperinci

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. www.kangmartho.c om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. (PKn) Pengertian Mata PelajaranPendidikan Kewarganegaraan

Lebih terperinci

UCEJ, Vol. 2 No. 1, Desember 2017, Hal Untirta Civic Education Journal ISSN : e-issn :

UCEJ, Vol. 2 No. 1, Desember 2017, Hal Untirta Civic Education Journal ISSN : e-issn : Untirta Civic Education Journal PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BERBASIS COURSE REVIEW HORAY (Penelitian Deskriptif di Kelas XI SMA PGRI 2 Bandung) (Diterima 25 September 2017; direvisi 11 Desember

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berperan penting dalam memajukan bangsa, kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berperan penting dalam memajukan bangsa, kualitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat berperan penting dalam memajukan bangsa, kualitas pendidikan yang baik akan melahirkan generasi muda yang dapat diandalkan untuk memajukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tujuan pendidikan sangat sarat dengan kompetansi sosial, personal dan

I. PENDAHULUAN. tujuan pendidikan sangat sarat dengan kompetansi sosial, personal dan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana terpenting untuk mewujudkan kemampuan bangsa dan negara. Hal ini karena pendidikan merupakan proses budaya yang bertujuan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Usaha sadar dan terencana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia dalam membina kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradapan manusia di dunia. Oleh sebab itu, hampir

Lebih terperinci

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan di tanah air selalu dilakukan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menciptakan proses pembelajaran yang dapat mengembangkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran PKn Dalam Mengembangkan Kompetensi (Studi Kasus di SMA Negeri 2 Subang)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting di berbagai sektor kehidupan. Pendidikan yang berkualitas akan mampu menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas pula.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penyatuan materi, media, guru, siswa, dan konteks belajar. Proses belajar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penyatuan materi, media, guru, siswa, dan konteks belajar. Proses belajar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Belajar Proses belajar mengajar merupakan aktivitas antara guru dengan siswa di dalam kelas. Dalam proses itu terdapat proses pembelajaran yang berlangsung akibat penyatuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata Pelajaran PKn 2.1.1.1 Hakekat PKn Menurut Azra dalam (Mawardi dan Sulasmono, 2011: 10), Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan yang mengkaji dan

Lebih terperinci

STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MATA PELAJARAN PKn Ekram Pw, Cholisin, M. Murdiono*

STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MATA PELAJARAN PKn Ekram Pw, Cholisin, M. Murdiono* STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MATA PELAJARAN PKn SMP @ Ekram Pw, Cholisin, M. Murdiono* PENDAHULUAN Standar Isi maupun SKL ( Lulusan) merupakan sebagian unsur yang ada dalam SNP (Standar Nasional

Lebih terperinci

13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. (PKn) Pengertian Mata PelajaranPendidikan Kewarganegaraan Berdasarkan UU Nomor

Lebih terperinci

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) 29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB Mata Pelajaran Pendidikan Kewargaan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia

Lebih terperinci

(Analisis Semiotika Terhadap Film Garuda di Dadaku)

(Analisis Semiotika Terhadap Film Garuda di Dadaku) PENANAMAN DAN PENGEMBANGAN ASPEK PRESTASI DIRI DAN NILAI OPTIMISME DALAM FILM GARUDA DI DADAKU (Analisis Semiotika Terhadap Film Garuda di Dadaku) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan dan pengembangan sumber daya manusia dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan dan pengembangan sumber daya manusia dalam menghadapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pembentukan dan pengembangan sumber daya manusia dalam menghadapi kemajuan zaman, seperti era globalisasi

Lebih terperinci

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai metode untuk mengembangkan keterampilan, kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi lebih baik. Purwanto (2009:10)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi belajar merupakan salah satu hal yang sangat diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi belajar merupakan salah satu hal yang sangat diperlukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi belajar merupakan salah satu hal yang sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. Karena komunikasi dapat mempermudah interaksi antara guru dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 1. Pembelajaran Matematika Pembelajaran berasal dari kata ajar yang mendapat awalan ber dan akhiran an sehingga menjadi pembelajaran. Dilihat dari segi arti kata, kata pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pendidikan Kewarganegaraan Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SD

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pendidikan Kewarganegaraan Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SD BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pendidikan Kewarganegaraan 2.1.1 Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat membentuk diri yang beragam dari segi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat serta mempelajari masalah-masalah yang ada di dalamnya. Mata

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat serta mempelajari masalah-masalah yang ada di dalamnya. Mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Kewarganegaraan ( PKn) merupakan salah satu mata pelajaran yang tercantum dalam kurikulum. Mata pelajaran ini mengajarkan tentang berbagai tentang berbagai

Lebih terperinci

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi seluruh umat manusia. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan seperti. Tahun 2003, yang menjelaskan bahwa :

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi seluruh umat manusia. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan seperti. Tahun 2003, yang menjelaskan bahwa : BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pendidikan adalah persemaian dari kehidupan moral suatu masyarakat serta revitalisasi moral masyarakat itu sendiri. Untuk itu, peranan pendidikan dianggap sangat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 13 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Peneliti menggunakan desain PTK model Kemmis dan Mc. Taggart. 3.2 Setting dan Karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga Negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan

Lebih terperinci

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Dewasa ini bangsa Indonesia terus berusaha untuk meningkatkan masyarakatnya menjadi masyarakat yang berbudaya demokrasi, berkeadilan dan menghormati hak-hak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. 1. Model Pembelajaran Course Review Horay (CRH) a. Definisi Model Pembelajaran Course Review Horay (CRH)

BAB II KAJIAN TEORETIS. 1. Model Pembelajaran Course Review Horay (CRH) a. Definisi Model Pembelajaran Course Review Horay (CRH) 14 BAB II KAJIAN TEORETIS A. Kajian Teori 1. Model Pembelajaran Course Review Horay (CRH) a. Definisi Model Pembelajaran Course Review Horay (CRH) Menurut Dwitantra (2010) Model pembelajaran Course Review

Lebih terperinci

B. Tujuan C. Ruang Lingkup

B. Tujuan C. Ruang Lingkup 27. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/ Madrasah Aliyah (MA)/ Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A. Latar Belakang Pendidikan di diharapkan

Lebih terperinci

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SDN MARGAHAYU PADA MATERI KEANEKARAGAMAN BUDAYA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seseorang. Ada beberapa teori belajar salah satunya adalah teori belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seseorang. Ada beberapa teori belajar salah satunya adalah teori belajar 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas dan Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku seseorang. Ada beberapa teori belajar salah satunya adalah teori

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Model Course Review Horay Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD Inpres Sintuwu

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Model Course Review Horay Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD Inpres Sintuwu Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Model Course Review Horay Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD Inpres Sintuwu Jusman Lapatta, Siti Nuryanti, dan Yusuf Kendek Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap warga negara berhak untuk mendapatkan pendidikan seperti yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar tahun 1945 pasal 31 ayat (1) yang berbunyi bahwa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Skinner dalam Dimyati dan Mujiono (2002:9) belajar adalah suatu. dalam interaksi dengan lingkungannya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Skinner dalam Dimyati dan Mujiono (2002:9) belajar adalah suatu. dalam interaksi dengan lingkungannya. 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Belajar Menurut Skinner dalam Dimyati dan Mujiono (2002:9) belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik dan sebaliknya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk memahami nilai-nilai warga negara yang baik. Sehingga siswa

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk memahami nilai-nilai warga negara yang baik. Sehingga siswa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kewarganegaraan sebagai mata pelajaran yang bertujuan untuk membentuk karakter individu yang bertanggung jawab, demokratis, serta berakhlak mulia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdidik itu sangat penting. Sebuah efek langsung pendidikan adalah. membentuk pendapat dan mengembangkan sudut pandang.

BAB I PENDAHULUAN. terdidik itu sangat penting. Sebuah efek langsung pendidikan adalah. membentuk pendapat dan mengembangkan sudut pandang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan manusia, ini berarti bahwa setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu berkembang dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang pesat semakin meningkatkan tuntutan hidup masyarakat di segala bidang, termasuk dalam bidang pendidikan.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MAPEl PAI. Oleh Dr. Marzuki FIS -UNY

PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MAPEl PAI. Oleh Dr. Marzuki FIS -UNY PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MAPEl PAI Oleh Dr. Marzuki FIS -UNY KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendorong guru untuk menemukan teori baru yang dibuat sendiri sesuai

BAB III METODE PENELITIAN. mendorong guru untuk menemukan teori baru yang dibuat sendiri sesuai 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting pengembangan ilmu dan pondasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting pengembangan ilmu dan pondasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana penting pengembangan ilmu dan pondasi pokok dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM) suatu bangsa. Karena itu pengembangan untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1.Mata pelajaran PKn 2.1.1.1.Pengertian PKn SD Pendidikan kewarganegaraan SD adalah program pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai pancasila sebagai wahana

Lebih terperinci

PEMETAAN SK KD. Indikator Pencapaian Kompetensi. Menjelaskan pengertian norma, kebiasaan dan adat istiadat. Menjelaskan manfaat norma

PEMETAAN SK KD. Indikator Pencapaian Kompetensi. Menjelaskan pengertian norma, kebiasaan dan adat istiadat. Menjelaskan manfaat norma Mata Pelajaran : PPKn Kelas : VII Semester : 1 dan 2 Ruang lingkup mata pelajaran PPKn di SMP/MTs meliputi: PEMETAAN SK 1. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan, Cinta lingkungan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilakukan di kelas 5 SD Negeri Sukorejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Jumlah siswa di kelas 5 sebanyak 19 terdiri dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Dengan masing-masing

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Dengan masing-masing 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Proses pembelajaran dalam penelitian ini dilaksanakan sebanyak 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Dengan masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk. menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk. menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari di semua jenjang pendidikan terutama di sekolah dasar. Bahasa Indonesia merupakan mata

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE COURSE REVIEW HORAY DENGAN MEDIA VIDEO DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SDN TANJUNGSARI TAHUN AJARAN 2014/2015

PENERAPAN METODE COURSE REVIEW HORAY DENGAN MEDIA VIDEO DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SDN TANJUNGSARI TAHUN AJARAN 2014/2015 PENERAPAN METODE COURSE REVIEW HORAY DENGAN MEDIA VIDEO DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SDN TANJUNGSARI TAHUN AJARAN 2014/2015 Anis Hidayah 1,Wahyudi 2, Joharman 3 PGSD FKIP Universitas

Lebih terperinci

2014 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP

2014 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. Manusia sebagai pemegang dan penggerak utama dalam menentukan kemajuan suatu bangsa. Melalui

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, Mei 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN SD Negeri 02 Kebonsari, Karangdadap, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara yang baik, yang diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, baik

BAB I PENDAHULUAN. Negara yang baik, yang diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Kewarganegaraan (Pkn) merupakan mata pelajaran yang bertujuan mendidik siswanya untuk membina moral dan menjadikan warga Negara yang baik, yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan ISSN Vol. 1, No. 1, Juni 2017

Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan ISSN Vol. 1, No. 1, Juni 2017 Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan ISSN 2337-8891 Vol. 1, No. 1, Juni 2017 PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF MAHASISWA MELALUI PENERAPAN MODEL COURSE REVIEW HORAY PADA MATA KULIAH PENGANTAR PENDIDIKAN ROHANI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana bagi manusia untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana bagi manusia untuk mampu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana bagi manusia untuk mampu menmbuhkembangkan potensi diri, sosial, dan alam di kehidupannya. Sesuai dengan perkembangan zaman yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Matematika 2.1.1.1 Pengertian Matematika Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi setiap insan manusia. Pendidikan dapat dilakukan baik secara formal maupun non formal. Setiap pendidikan tidak

Lebih terperinci

PENENTUAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR OLEH: ANNISA RATNA SARI, M.S.ED

PENENTUAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR OLEH: ANNISA RATNA SARI, M.S.ED PENENTUAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR OLEH: ANNISA RATNA SARI, M.S.ED PENGEMBANGAN KBM Menurut BSNP: Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1.Hakikat Matematika Menurut Johnson dan Myklebust (Abdurrahman, 2003: 252), matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengapresiasikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 Model Pembelajaran Role Playing (model bermain peran) a Pengertian Role playing atau bermain peran menurut Zaini, dkk (2008:98) adalah suatu aktivitas pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Hamdani (2011: 326) Penelitian Tindakan Kelas pada

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Hamdani (2011: 326) Penelitian Tindakan Kelas pada 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas dengan istilah PTK. Menurut Hamdani (2011: 326) Penelitian Tindakan Kelas pada hakikatnya merupakan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan kepada : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Oleh WILUDJENG HERAWATI NIM.

SKRIPSI. Diajukan kepada : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Oleh WILUDJENG HERAWATI NIM. SKRIPSI PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MATERI KEUTUHAN NKRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW SISWA KELAS VII SMPN 2 KAUMAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Diajukan kepada : Fakultas Keguruan dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB II MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI MATERI KONSEP KONSEP GEOGRAFI

BAB II MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI MATERI KONSEP KONSEP GEOGRAFI BAB II MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI MATERI KONSEP KONSEP GEOGRAFI A. Model Pembelajaran Course Review Horay 1. Pengertian Model Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Waktu Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dimulai dengan penyusunan proposal penelitian yang dimulai pada bulan Februari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 50 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Tindakan 4.1.1 Siklus 1 4.1.1.1 Rencana Tindakan Praktek pembelajaran pada siklus 1 dengan Standar Kompetensi: 7. Memahami perubahan yang terjadi di

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY POKOK BAHASAN SEGI EMPAT

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY POKOK BAHASAN SEGI EMPAT PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY POKOK BAHASAN SEGI EMPAT (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII SMP Negeri I Tulung Klaten) SKRIPSI Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya. Selain itu menurut

BAB II KAJIAN TEORI. pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya. Selain itu menurut 1 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Belajar Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara siswa dengan guru, antar sesama siswa, serta antara guru dan siswa terhadap lingkunganya. Slameto (20010:2)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan sarana utama untuk membentuk dan menciptakan sumberdaya manusia yang berkualitas baik melalui pendidikan informal di rumah, melalui pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Ngabean yang menjadi subjek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Ngabean yang menjadi subjek 22 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Ngabean yang menjadi subjek penelitian adalah kelas VI yang berjumlah 28 siswa.

Lebih terperinci

PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PEMETAAN, MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ASPEK KELAS VII SEMESTER 1 1. Menunjukkan sikap positif terhadap norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara 1.1

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PADA MATERI MATA UANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE COURSE REVIEW HORAY

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PADA MATERI MATA UANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE COURSE REVIEW HORAY PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PADA MATERI MATA UANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE COURSE REVIEW HORAY Nita Eka Prastuti 1), M. Shaifuddin 2), Usada 3) PGSD FKIP Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini menjelaskan tentang latar belakang maslah yang diambil dalam penelitian. Selain itu menjelaskan tentang rumusan

BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini menjelaskan tentang latar belakang maslah yang diambil dalam penelitian. Selain itu menjelaskan tentang rumusan BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini menjelaskan tentang latar belakang maslah yang diambil dalam penelitian. Selain itu menjelaskan tentang rumusan masalah yang telah diuraikan dari latar belakang, tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang telah dilakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang telah dilakukan oleh penulis di kelas XII-A SMK 45 Lembang, baik wawancara dengan guru maupun siswa, diketahui bahwa

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini memberikan gambaran pada beberapa aspek meliputi

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini memberikan gambaran pada beberapa aspek meliputi IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian ini memberikan gambaran pada beberapa aspek meliputi perencanaan pembelajaran, proses pelaksanaan pembelajaran meliputi kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam suatu negara terutama bagi negara yang sedang berkembang seperti Indonesia. Berdasarkan Undang Undang nomor 20 tahun

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan BAB II KAJIAN TEORI A. Pendidikan Kewarganegaraan 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan Menurut Permendiknas No.22 Tahun 2006 tentang standar Isi Pendidikan Nasional, PKn merupakan mata pelajaran yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan manusia bukan sekedar bentuk yang bisa kita lihat. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan manusia bukan sekedar bentuk yang bisa kita lihat. Selain itu, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama adalah suatu pedoman hidup yang sangat erat bagi manusia. Manusia pada hakikatnya adalah sebagai makhluk religius menegaskan bahwa keberadaan manusia bukan sekedar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa tergantung pada kemajuan sumber daya manusianya.

I. PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa tergantung pada kemajuan sumber daya manusianya. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa tergantung pada kemajuan sumber daya manusianya. Jadi bukan ditentukan oleh canggihnya peralatan atau megahnya gedung, juga tidak tergantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Di Indonesia, semua orang tanpa terkecuali berhak untuk mendapatkan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan masyarakat dan cenderung pada pendidikan afektif. Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan masyarakat dan cenderung pada pendidikan afektif. Sedangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelajaran PKn merupakan salah satu pelajaran yang berkaitan langsung dengan kehidupan masyarakat dan cenderung pada pendidikan afektif. Sedangkan sikap seseorang

Lebih terperinci

Is Us Zainab Arrahmah 1), Suharno 2), Sadiman 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta. 1

Is Us Zainab Arrahmah 1), Suharno 2), Sadiman 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta.   1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP JASA DAN PERANAN TOKOH-TOKOH KEMERDEKAAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR Is Us Zainab Arrahmah 1), Suharno 2), Sadiman

Lebih terperinci

hidup, baik secara formal, maupun non-formal.

hidup, baik secara formal, maupun non-formal. II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Model Pembelajaran 1. Pengertian Belajar Seiring dengan perkembangan zaman, pengertian belajar pun mengalami banyak perkembangan. Belajar

Lebih terperinci

PAKEM PKn Oleh : Fathurrohman, M.Pd. 1. Kompetensi PKn SD : Mampu mengelola pembelajaran yang mendidik PKn SD

PAKEM PKn Oleh : Fathurrohman, M.Pd. 1. Kompetensi PKn SD : Mampu mengelola pembelajaran yang mendidik PKn SD PAKEM PKn Oleh : Fathurrohman, M.Pd 1. Kompetensi PKn SD : Mampu mengelola pembelajaran yang mendidik PKn SD 2. Hakekat/ Esensi Pembelajaran PKn Karaktersitik mata pelajaran sangat penting di pertimbangkan

Lebih terperinci

Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Sebagaimana lazimnya semua mata pelajaran, mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan memiliki visi, misi, tujuan, dan ruang lingkup isi. Visi mata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting. Penguasaan kosakata akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas keterampilan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. penting. Penguasaan kosakata akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas keterampilan berbahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam mempelajari suatu bahasa, penguasaan kosakata mempunyai peranan yang sangat penting. Penguasaan kosakata akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas keterampilan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA Atik Dwi Kurniati Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mail: atikdwi_kurniati@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru merupakan pemegang peran utama dalam proses pembelajaran karena guru mempunyai peranan penting dalam keberhasilan siswa menerima dan menguasai pelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Pelaksanaan Tindakan Pada bagian pelaksanaan tindakan, akan diuraikan empat subbab yaitu kondisi awal, siklus 1, siklus 2 dan pembahasan

Lebih terperinci

Joyful Learning Journal

Joyful Learning Journal JLJ 1 (2) (2012) Joyful Learning Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jlj PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL COURSE REVIEW HORAY DENGAN MEDIA POWER POINT Marita Kusumawardani,

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan pada semua jenjang pendidikan di Indonesia. Tujuan mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia hidup tidak terlepas dari pendidikan. Peran pendidikan menjadi sangat penting dalam kehidupan sehari-hari baik dimasa sekarang maupun dimasa yang akan

Lebih terperinci