ARTIKEL PENELITIAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SDN 13 KAPALO KOTO PADANG

Transkripsi

1 ARTIKEL PENELITIAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SDN 13 KAPALO KOTO PADANG Oleh: MUTHIA ROSALIA NPM : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG 2017

2 HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PENELITIAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SDN 13 KAPALO KOTO PADANG Disusun Oleh MUTHIA ROSALIA NPM : Telah Disetujui Oleh Dosen Pembimbing Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Sebagai Syarat Mengeluarkan Nilai Tugas Akhir Skripsi Padang, 6 Juli 2017 Pembinbing I Pembimbing II Dr. Wirnita Eska, M.M Dr. Hendra Hidayat, M.Pd.

3 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASILBELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V DI SD NEGERI 13 KAPALO KOTO PADANG Muthia Rosalia 1, Wirnita Eska 1, Hendra Hidayat 1 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Muthia.rosalia29@gmail.com ABSTRACT This research is based on the learning process that is still centered on the teacher, the lack of interest of students in following the learning process so that it influences the learning outcomes. The low learning outcomes of students require teachers to improve the learning process, one way by applying the Jigsaw cooperative learning model. This study aims to determine the effect of Jigsaw type cooperative learning on the learning outcomes of Indonesian students of class V SDN 13 Kapalo Koto Padang. This experimental research type using true experimental design design is Posttest-Only Control Design. The research population is all students of class V SDN 13 Kapalo Koto Padang, with sampling technique Total Sampling. The determination of experimental class and control class was conducted by lottery, so that the class V A was obtained as experiment class with the number of 28 students and class V B as the control class with 25 students. The research instrument is a test of student learning outcomes obtained at the end of the research activity. Data were analyzed using t-test. Based on the data analysis obtained t_hitung = 2.89 and t_tabel = 1.67 ie t_hitung> t_ (table) then the hypothesis accepted. It can be concluded that the application of the influence of Jigsaw type Co-operative learning has a positive effect on the learning outcomes of students of class V A 2nd semester of SDN 13 Kapalo Koto Padang. Keywords: Cooperative type Jigsaw, learning outcomes, listening PENDAHULUAN Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, terdapat empat aspek keterampilan berbahasa yaitu mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan berbahasa tersebut berkaitan erat antara satu dengan yang lainnya. Hal ini ditegaskan dalam Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran bahasa Indonesia untuk SD, bahwa ruang lingkup pembelajaran bahasa Indonesia meliputi mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut dikembangkan di SD, bahkan sampai di tingkat SMP dan SMA. Salah satu keterampilan berbahasa yaitu keterampilan mendengarkan (menyimak). Keterampilan Menyimak dalam dunia pendidikan merupakan kemampuan yang sangat penting untuk menunjang proses pembelajaran. Menyimak merupakan suatu proses yang diperlukan dalam memahami suatu materi

4 pembelajaran yang dijelaskan oleh guru. Dalam meningkatkan keterampilan menyimak, diperlukan adanya interaksi proses pembelajaran yang berkaitan dengan komponen-komponen pendidikan (guru, siswa, kurikulum, media pembelajaran, dan metode) yang saling berkerjasama untuk mewujudkan pembelajaran yang kondusif. Menyimak akan bermanfaat sebagai salah satu sarana penting penerimaan komunikasi yang dapat dilihat dengan nyata bagi seseorang. Dalam proses belajar mengajar, guru harus berusaha melibatkan semua siswa yang kurang aktif dan mampu memotivasi siswa, supaya proses belajar mengajar berlangsung secara efektif. Guru adalah kompenen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu model pembelajaran. Guru sangat memperhatikan keaktifan siswa pada saat belajar. Semakin banyak siswa yang aktif saat proses belajar mengajar, akan semakin meningkat hasil belajar siswa untuk memahami pelajaran tentang proses belajar yang diberikan oleh guru. Menyimak telah dipelajari siswa semenjak duduk di bangku Sekolah Dasar. Namun, bukan berarti kemampuan menyimak siswa dapat dikatakan baik. Masih banyak di antara siswa yang menganggap bahwa menyimak merupakan kegiatan yang membosankan dan menyimak suatu bacaan atau cerita pendek yang disampaikan secara lisan merupakan hal yang sulit dan membutuhkan kosentrasi. Menyimak memiliki makna mendengarkan atau memperhatikan baikbaik apa yang dikatakan orang lain. Menyimak terbagai antara menyimak ekstensif dan menyimak intensif. Menurut Tarigan (1987:35) Menyimak ektensif adalah sejenis kegiatan menyimak yang mengenai hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu ujaran. Menyimak Ekstensif terbagi dari beberapa yaitu: Menyimak sosial, menyimak sekunder, menyimak estetik, menyimak pasif. Menyimak intensif adalah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan penuh kosentrasi untuk menangkap makna dan informasi yang dikehendaki, serta terjadi tidak dengan kebetulan melainkan keinginan sendiri untuk menyimak.. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi terlihat hasil belajar bahasa Indonesia di kelas V masih rendah, hal ini disebabkan karena kurangnya minat serta kurang aktif siswa dalam proses pembelajaran, khususnya pada pembelajaran menyimak. Kurangnya minat dan kurang aktif siswa dalam menyimak menyebabkan siswa sulit untuk menyimak suatu bacaan atau cerita pendek yang disampikan secara lisan. Selain itu, masalah banyak ditemukan adalah kurang menariknya metode yang di gunakan guru

5 dalam proses pembelajaran. Guru lebih sering menggunakan metode konvensional yang membuat siswa cepat merasa bosan dalam belajar. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah menerapkan model pembelajaran menyimak konsentratif yang lebih baik kepada siswa, sehingga kemampuan menyimak konsentratif siswa dapat ditingkatkan model yang dimaksud adalah Kooperatif tipe Jigsaw termasuk salah satu model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini dilakukan dengan membentuk kelompok, setiap kelompok wajib bertanggung jawab atas penugasan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya. Jika teknik ini dilaksanakan dengan baik maka siswa dapat belajar secara efektif dan siswa dituntut untuk aktif belajar dengan kelompoknya. Shoimin (2014:90) berpendapat bahwa model pembelajaran kooperaif tipe jigsaw menitik-beratkan kepada kerja kelompok dalam bentuk kelompok kecil. Model jigsaw merupakan model belajar kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri atas empat sampai dengan enam orang. Siswa bekerja sama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri. Dalam model pembelajaran jigsaw, siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan mengolah informasi yang didapat dan dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Tujuan yang ingin dicapai untuk mendeskripsikan pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap hasil belajar pada pembelajaran bahasa Indonesia siswa kelas V Sekolah Dasar (SD) N 13 Kapalo Koto Padang. METODOLOGI PENELITIAN Sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan diatas, maka jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen (experimental research). Dalam penelitian ini menggunakan design true experimental design yaitu Posttest-Only Control Design. Terdapat 2 kelompok yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelompok eksperiment yaitu pembelajaran yang mendapat perlakuan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dan kelompok kontrol mendapatkan perlakuan dengan model pembelajaran konvensional. Populasi pada penelitian ini adalah semua siswa kelas V di Sekolah Dasar (SD) N 13 Kapalo Koto Padang yang terdiri dari dua kelas, dengan jumlah siswa 53 orang pada tahun pelajaran Penelitian ini membutuhkan dua kelas sampel. Sampel yang pertama sebagai kelompok eksperimen yang diajarkan

6 dengan model Kooperatif tipe Jigsaw, dan sampel yang kedua sebagai kelompok kontrol yang diajar dengan metode konvensional. Teknik pengambilan sampel diperoleh dengan cara Total sampling, hal ini karena jumlah populasinya sebanyak 53 orang siswa sehingga seluruh siswa dijadikan sampel. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang menjadi perhatian utama yaitu: a. Variabel bebas, yaitu pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw. b. Variabel terikat, yaitu hasil belajar yang diperoleh setelah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data diambil dari data hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas V Sekolah Dasar (SD) N 13 Kapalo Koto Padang setelah dilakukan eksperimen. Secara umum prosedur penelitian dapat dibagi atas tiga bagian, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap penyelesaian. Dalam teknik pengumpulan data dapat diambil dengan cara tes. Tes adalah serangkaian alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan atura-aturan yang sudah ditentukan. (Arikunto 2012:67) Tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu post-test. Post-tes dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa setelah diberi model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw. Jenis tes yang peneliti gunakan berbentuk objektif sebanyak 20 butr soal. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian 1. Data Hasil Uji Coba Soal Uji coba ini dilakukan pada kelas V di Sekolah Dasar (SD N) 27 Olo Ladang Padang. Memilih Sekolah Dasar (SD N) 27 Olo Ladang Padang karena memiliki Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang sama yaitu 76 dan materi yang diujikan belum diajarkan pada siswa kelas V di Sekolah Dasar (SD N) 27 Olo Ladang Padang. Setelah dilakukan uji coba tes dilanjutkan dengan Validitas Tes, Reliabiitas Tes, Daya Pembeda Soal, dan Indek Kesukaran Butir Soal, sebagai berikut: a. Validitas Tes Data evaluasi yang baik sesuai dengan kenyataan disebut dan valid. Agar dapat diperoleh data yang valid, instrument atau alat untuk mengevaluasinya harus valid. Menurut Arikunto (2007:69) Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriteria, dalam arti lain memiliki kesejajaran antara hasil tes

7 dengan kriteria. Validator pada penelitian ini melalui Bapak Romi Isnanda S.Pd M.Pd selaku dosen PINDO pengampu mata kuliah bahasa Indonesia di Universitas Bung Hatta. Teknik yang digunakan dalam menghitung validitas butir soal melalui rumus korelasi Product moment. Tabel 1. Hasil Validitas Uji Coba Tes Validitas Kriteria Nomor Jumlah Soal r 0,00 Tidak 1, 5, 14 3 valid 0,00 < r Validitas - - 0,20 sangat rendah 0,20 < r Validitas - - 0,40 0,40 < r 0,60 0,60 < r 0,80 0,80< r 1,00 rendah Validitas sedang Validitas tinggi Validitas sangat tinggi 2, 4, 6, 22 7, 9, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18, , 8, 5 10, 19, Jumlah 30 Terlihat bahwa kriteria validitas soal tidak valid sebanyak 3 butir pada nomor soal 1, 5 dan 14, sedang soal sedang sebanyak 22 butir pada nomor soal 29, sedangkan soal tinggi sebanyak 5 butir pada nomor soal 3, 8, 10, 19, 30 dan tidak ada soal yang termasuk kriteria sangat rendah, rendah, sangat tinggi. b. Reliabilitas Tes Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Dilihat pada Tabel 10. Tabel 2. Hasil Reliabilitas Uji Coba Soal Sampel 2, 4, 6, 7, 9, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 20- Ratarata Varians soal Reliabilitas Kriteria 28 6,658-9,413 1,75 Sangat Tinggi Sumber : Uji Coba Tes Kelas V Sekolah daar (SD N) 27 Olo Ladang Padang Terlihat bahwa hasil uji coba soal yang telah dilakukan maka reliabilitas soal yang diperoleh adalah 1,75 berdasarkan tabel 10 kriteria reliabilitas yang menunjukkan bahwa reliabilitas soal mempunyai kriteria sangat tinggi. c. Daya Pembeda Soal Untuk mencari indeks daya pembeda ini biasanya dinyatakan dalam bentuk proporsi di mana semakin tinggi indeks daya pembeda soal berarti semakin mampu soal bersangkutan membedakan siswa yang pandai dengan yang kurang pandai. Menurut Arikunto (2010:226) daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang memiliki kemampuan rendah. Sebagaimana yang dicantumkan pada Tabel.

8 Tabel 3. Hasil Daya pembeda Soal Daya Pembeda 0,00 0,20 0,21 0,40 0,41 0,70 0,71 1,00 Kriteria Nomor Soal Jumlah Jelek (poor) 1, 5, 14, 5 22, 29 Cukup 4, 6, 7, 10 (satistifactory) 17, 20, 21, 24, 26, 27, 28 Baik (good) 2, 3, , 15, 16, 18, 23, 25 Baik sekali 19, 30 2 (excellent) Jumlah 30 Berdasarkan hasil uji coba soal yang dilaksanakan maka dilakukan analisis butir soal dengan menghitung daya pembeda soal. Berdasarkan tabel 11 kriteria daya pembeda soal dalam penelitian ini peneliti mendapatkan dari uji daya beda soal yang tergolong jelek sebanyak 5 butir pada nomor soal 1, 5, 14, 22, 29, cukup sebanyak 10 butir pada nomor soal 4, 6, 7, 17, 20, 21, 24, 26, 27, 28, baik sebanyak 13 butir pada nomor soal 2, 3, 8-13, 15, 16, 18, 23, 25, dan termasuk kriteria baik sekali sebanyak 2 butir pada nomor soal 19, 30. d. Indek Kesukaran Butir Soal Arikunto (2012:222) menyatakan bahwa Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangnsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya, begitupun sebaliknya. Sebagaimana yang dicantum kan pada Tabel. Tabel 4. Hasil Analisis Indek Kesukaran Soal Kriteria Nomor Jumlah soal Indek Kesukaran Soal 0,00 0,30 0,31 0,70 0,71 1,00 Soal tergolong sukar Soal tergolong sedang Soal tergolong mudah - - 2, 3, 4, 6-13, , 5, 14, 3 Jumlah 30 Kriteria indeks kesukaran butir soal, maka dalam penelitian ini peneliti mendapatkan dari taraf kesukaran soal yang tergolong sedang sebanyak 27 butir pada nomor soal 2, 3, 4, 6-13, 15-30, sedang soal yang tergolong mudah sebanyak 3 butir pada nomor soal 1, 5, 14, dan tidak ada soal yang termasuk kriteria sukar. Hasil Tes Akhir Berdasarkan penelitian yang telas dilakukan pada kelas V Sekolah Dasar (SD N) 13 Kapalo Koto Padang diperoleh data tentang hasil belajar siswa dari tes akhir pada kedua kelas sampel, yang diikuti oleh siswa pada kedua kelas sampel yang terdiri dari 53 orang siswa dengan jumlah siswa pada kelas ekperimen adalah 28 orang siswa dengan 14 orang laki-laki dan 14 orang perempuan, sedangkan jumlah siswa kelas kontrol 25 orang siswa dengan 12 orang laki-laki dan 13 orang perempuan. Sebelum dilakukan tes akhir kepada kedua kelompok kelas sampel yaitu kelas

9 eksperimen dan kelas kontrol, terlebih dahulu dilakukan uji coba tes yang berbentuk soal objektif sebanyak 30 soal yang diujikan kepada siswa Sekolah Dasar (SD N) 27 Olo Ladang Padang. Setelah dilakukan uji coba tes, maka didapatkan soal yang diterima sebanyak 20 butir soal yang akan diujikan untuk tes akhir kepada kedua kelas sampel, yaitu kelas eksperimen dan kelas control siswa kelas V SDN 13 Kapalo Koto Padang. Dari analisis hasil belajar siswa pada kegiatan tes akhir, diperoleh data hasil belajar siswa yang terlihat pada tabel 13 dibawah ini : Tabel 5. Nilai Rata-rata, Simpangan baku dan Varians kedua Kelas Sampel Kelas N S S 2 Sampel Eksperimen 28 76,07 11,73 137,59 Kontrol 25 69,6 8,47 71,74 1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data kedua kelas sampel terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan rumus uji Liliefors yang dilakukan pada kedua kelas sampel. Menurut Sudjana (2005:466) Uji Normalitas tes akhir pada keda kelas sampel didapatkan harga L 0 dan L 1 untuk taraf nyata α = 0,05 seperti terlihat pada tabel berikut ini: Tabel 6. Hasil Uji Normalitas Kedua Kelas Sampel Kelas N α L 0 L tabel Analisis keterangan Eksperimen 28 0,05 0,09 0,165 L 0 < L t Normal Kontrol 25 0,05 0,11 0,173 L 0 < L t Normal Sumber : Tes Akhir kelas V (SD) N 13 Kapalo Koto Padang Terlihat bahwa L 0 < L t, ini menunjukkan bahwa data dari kedua kelas sampel terdistribusi normal. 2. Uji Homogenitas Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah dari hasil belajar kedua kelas sampel memiliki varians yang homogen atau tidak. Dalam pengujian homogenitas digunakan uji F. Analisis homogenitas kedua kelas sampel berdasarkan hasil pengolahan data didapatkan S 1 = 137,59 dan S 2 = 71,74 sehingga diperoleh F hitung sebagai berikut : Tabel 7. Hasil Uji Homogenitas Kedua Kelas Sampel Kelas α F hitu F tab Kesimpul Eksperim en Kontrol 0,0 5 ng el 1,91 1,9 3 an Homogen Berdasarkan tabel 15 tersebut untuk F hitung pada taraf nyata α = 0,05 dengan dk pembilang = 11 dan penyebut = 20 adalah 2,38. Berarti F hitung < F tabel dimana 1,91 < 1,93 sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelas sampel memiliki varians yang homogen. 3. Uji Hipotesis Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas dapat disimpulkan

10 bahwa kedua kelas sampel terdistribusi normal dan mempunyai varians yang homogen, maka untuk menguji hipotesis digunakan uji-t. Uji hipotesis dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 8. Hasil Uji Hipotesis Kelas t hitung t tabel Kesimpulan Eksperimen 2,89 1,67 t hitung > t tabel Kontrol Bedasarkan tabel 16. Analisis data diperoleh t hitung = 2,89 dan t tabel = 1,67 dimana t hitung > t tabel berarti 2,89 > 1,6 Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa H 1 diterima yaitu terdapat pengaruh model Kooperatif tipe Jigsaw terhadap hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas V SDN 13 Kapalo Koto Padang. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data didapatkan bahwa model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw lebih baik dari model pembelajaran konvensional. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dari nilai rata-rata kelas kontrol. Nilai rata-rata kelas eksperimen adalah 76,07dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 45 sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol adalah 69,6 dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 55. Perbedaan ini juga dilihat melalui uji hipotesis yang menggunakan uji t. Dari hasil analisis diperoleh t hitung = 2,89 dan t tabel = 1,67 untuk taraf nyata α = 0,05. Dengan demikian harga t hitung > t tabel. Hal ini berarti hipotesis dalam penelitian ini diterima yaitu H 0 ditolak dan H 1 diterima. Setelah dilakukan uji hipotesis didapatkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dalam pembelajaran bahasa Indonesia siswa pada materi unsur cerita. Hasil pembelajaran siswa dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw lebih memuaskan, karena dengan menggunakan model ini siswa menjadi lebih mengembangkan kreativitas dalam pembelajaran. Huda (2014:111) yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif (cooperatif learning) adalah bahwa sinergi yang muncul melului kerja sama akan meningkatkan motivasi yang jauh lebih besar daripada melalui lingkungan kompetitif individual. Kelompokkelompok sosial integratif memiliki pengaruh yang lebih besr daripada kelompok yang berbentuk secara berpaangan. Selain itu siswa juga tertantang dalam mempersentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. Kelebihan dari model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw adalah dapat memecahkan masalah menurut daya pikir siswa itu sendiri dan dapat menjadikan

11 suasana belajar lebih akrab, seperti kerja sama dalam berdiskusi kelompok, toleransi, komunikasi, dan menerima dan menghargai pendapat orang lain. Pada pembelajaran kelas kontrol dengan menggunakan metode ceramah, menyebabkan siswa cendrung kurang aktif dalam prose pembelajaran. Hal ini terlihat dari kurangnya interaksi antara siswa dengan siswa dan antara siswa dengan guru. Siswa cenderung mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh guru, sehingga proses pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah terasa lebih lama dan membosankan. Hal ini menyebkan hasil belajar bahasa Indonesia siswa menjadi rendah. Menurut Susanto (2013:5) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kognitif yang dilakukan selama penelitian di SDN 13 Kapalo Koto Padang pada kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw lebih tinggi dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional dengan ratarata 76,07 dengan persentase ketuntasan hasil belajar siswa 64,28 untuk kelas eksperimen, sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol 69,6 dengan persentase ketuntasan hasil belajar siswa 24. Adapun kendala-kendala yang dialami selama penelitian ini adalah adanya siswa yang kurang paham terhadap apa yang disampaikan oleh kelompok penyaji, hal ini disebabkan karena suara kelompok penyaji sangat pelan saat menyampaikan hasil diskusinya. Kendala lain dalam penelitian ini adalah masih ada siswa yang melakukan aktivitas lain saat berdiskusi kelompok. Berbagai kendala tersebut telah peneliti usahakan untuk mengatasinya yaitu meminta siswa yang menyajikan materi untuk lebih jelas dan lebih lantang saat menyampaikan hasil diskusinya agar tidak terjadi keributan, selain itu peneliti melakukan pengawasan atau bimbingan terhadap kelompok yang sedang berdiskusi agar tidak ada siswa yang melakukan aktivitas lain seperti mengobrol dengan teman. PENUTUP Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil belajar siswa kelas V Sekolah Dasar (SD N) 13 Kapalo Koto Padang yang diajarkan dengan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw adalah 76,07 sedangkan nilai rata-rata

12 siswa dengan pemebalajaran konvensional adalah 69,6. 2. Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar bahasa Indonesia antara siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan model Kooperatif tipe Jigsaw dengan siswa yang mengikuti pembelajaran secara konvensional dengan t hitung > t tabel. Berdasarkan hasil temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan model Kooperatif tipe Jigsaw berpengaruh terhadap hasil belajar bahasa Indenesia siswa kelas V Sekolah Dasar (SD N) 13 Kapalo Koto Padang tahun pelajaran 2016/ Hasil belajar yang menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw lebih baik dari hasil belajar yang menggunakan pembelajaran konvensional pada materi Unsur-unsur cerita di kelas V Sekolah Dasar (SD N) 13 Kapalo Koto Padang. DAFTAR PUSTAKA Adila, Amelia Peningkatan Keefektifan Pembelajaran Keterampilan Menulis Kelas X SMK Kartika 1-2 Padang Melaui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. Skripsi. Padang: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Bung Hatta. Arikunto Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Hamzah, Ali Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika. Jakarta: PT. Raju Grasindo Persada. Huda, Miftahul Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Shoimin, Aris Model Pembelajaran INOVATIF dalam kurikulum 2013 Yogyakarta: Ar-ruzz Media. Sudjana Metode Statistika. Bandung: PT. Tarsito Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung. Cv. Alfabeta. Susanto, Ahmad Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group. Tarigan, Henry Guntur Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Tarigan, Henry Guntur Memyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Taufina Mozaik Keterampilan Berbahasa di Sekolah Dasar. Bandung: CV. Angkasa. Tim penulis FKIP Universitas Bung Hatta Pedoman Penulisan Skripsi. Padang : FKIP UBH Psikologimania, E-Jurnal 2016, "Unsurunsur Intrinsik Cerpen". Jakarta:Jurnal Sastra. Zarmayedi Pengaruh Pembuatan Kontrak Belajar Dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Biologi di Kelas XI IPA 3 SMAN 2 Sungai Limau. Skripsi. Padang: Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Bung Hatta.