PENERAPAN KOMUNIKASI FATIS VERBAL-NONVERBAL UNTUK MENCAPAI KOMUNIKASI EFEKTIF DIKALANGAN PUBLIK INTERNAL PT. PRODIA WIDYAHUSADA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN KOMUNIKASI FATIS VERBAL-NONVERBAL UNTUK MENCAPAI KOMUNIKASI EFEKTIF DIKALANGAN PUBLIK INTERNAL PT. PRODIA WIDYAHUSADA"

Transkripsi

1 1 PENERAPAN KOMUNIKASI FATIS VERBAL-NONVERBAL UNTUK MENCAPAI KOMUNIKASI EFEKTIF DIKALANGAN PUBLIK INTERNAL PT. PRODIA WIDYAHUSADA SAMUEL KURNIAWAN PT. PRODIA WIDYAHUSADA, Jl. Kramat Raya 150 Jakarta 10430, , Dosen Pembimbing: Ferane Aristrivani S., S.I.Kom, M.I.Kom ABSTRAK The purpose of this study is to know the applied phatic communication forms, functions and benefits of the application phatic communication in internal public of PT. Prodia Widyahusada. The method used in this research is qualitative in which researcher was allowed to do field observation in PT Prodia Widyahusada (marketing division) during March-May Primary and secondary data were collected through interview, literature study and documentation. Data analysis is consists of data reduction, data display, and data conclusion. The results, obtained that the application of the verbal-nonverbal phatic communication has a positive impact on the achievement of effective communication. Because basically the phatic communication both verbal and nonverbal are useful to establish good social connections among communicators, and a good social relationships are one of the indicators of the success to achieve effective communication. The conclusion, the results showed that the application of communication among internal public of PT. Prodia Widyahusada causes communication that occur work effectively, both verbal and nonverbal. (SK). Keywords: Phatic Communication, Verbal-Nonverbal Communication, Effective Communication Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk-bentuk komunikasi fatis yang diterapkan, fungsi dan manfaat penerapan komunikasi fatis dikalangan publik internal PT. Prodia Widyahusada. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dimana peneliti melakukan observasi partisipatif pada periode Maret-Mei 2014 di divisi Marketing. Selain itu, pengumpulan data juga dilakukan melalui wawancara, studi literatur, serta dokumentasi. Analisis data terdiri atas: reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan. Hasil yang didapat, bahwa penerapan komunikasi fatis verbal-nonverbal memang berdampak positif pada pencapaian komunikasi yang efektif. Karena pada dasarnya komunikasi fatis baik secara verbal maupun nonverbal berguna untuk menjalin hubungan sosial yang baik diantara komunikator dan komunikannya, dan hubungan sosial yang baik tersebut adalah salah satu indikator keberhasilan komunikasi yang efektif. Simpulan, hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan komunikasi fatis di kalangan publik internal PT. Prodia Widyahusada menyebabkan komunikasi yang terjadi berjalan dengan efektif, baik komunikasi secara verbal maupun nonverbal. (SK). Kata Kunci: Komunikasi Fatis, Komunikasi Verbal-Nonverbal, Komunikasi Efektif

2 2 PENDAHULUAN Komunikasi merupakan aktivitas penting serta mendasar dalam kehidupan manusia. Manusia mulai berkomunikasi sejak dia lahir hingga sepanjang hidupnya. Manusia normal akan berusaha melakukan komunikasi baik secara verbal maupun nonverbal. Sekalipun yang tidak dapat melakukannya secara verbal, akan berusaha berkomunikasi secara nonverbal dengan menggunakan gerakan atau bahasa tubuh untuk menyampaikan pesannya. Bahkan seseorang dapat berkomunikasi dengan dirinya sendiri dan komunikasi ini disebut dengan komunikasi intrapersonal. Proses komunikasi merupakan langkah-langkah pertukaran informasi atau pesan yang diberikan oleh komunikator (sender) dan disampaikan kepada komunikan (receiver) dengan perantara media dalam upaya pencapaian kesepahaman. Komunikator memiliki suatu ide atau gagasan yang ditujukan untuk komunikan lalu komunikan melakukan penafsiran pesan yang diterimanya dari komunikator. Berikutnya komunikan akan memberikan tanggapan (feedback) atas pesan yang diterimanya, sehingga komunikator dapat melakukan penilaian atas pesan yang disampaikan dapat diartikan secara baik oleh komunikan, maka tujuan dari proses komunikasi yang berlangsung antara keduanya telah berhasil dan tercapainya kesepahaman antara kedua belah pihak tersebut. Katherine Miller (2005) menyatakan bahwa terdapat begitu banyak konseptualisasi mengenai komunikasi dan konseptualisasi ini telah mengalami perubahan dalam tahun-tahun terkahir ini. Terdapat 5 hal pokok di dalam komunikasi antara lain yaitu lingkungan, sosial, proses, simbol dan makna. Dari kelima hal tersebut, maka komunikasi dapat didefinisikan sebagai proses sosial dimana individu-individu menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka. Komunikasi merupakan proses sosial, disebut demikian karena melibatkan dua pihak yang saling berkomunikasi yakni komunikator dan komunikan. Lingkungan adalah situasi dimana komunikasi itu terjadi, terdiri dari berbagai elemen seperti waktu, tempat, latar belakang budaya komunikator dan komunikan. Sedangkan simbol merupakan label arbitrer, atau dapat diartikan sebagai representasi dari suatu fenomena dimana label tersebut dapat bersifat verbal dan nonverbal. Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa komunikasi tidaklah terbatas pada kata-kata (verbal) saja, melainkan juga dapat berupa nonverbal seperti bahasa tubuh, tanda, tindakan, dan objek. Komunikasi nonverbal sangat membantu komunikator dalam upaya penyampaian pesannya baik dalam hal kemudahan serta dampak mendalam yang ditimbulkan dari komunikasi nonverbal tersebut bagi komunikan. Setiap orang akan berkomunikasi baik secara verbal maupun nonverbal untuk bersosialisasi dan dapat diterima di lingkungannya. Orang tersebut akan berusaha mengupayakan berbagai macam cara untuk menjalin hubungan agar dapat diterima dalam suatu lingkungan sosial. Komunikasi yang baik adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menjalin hubungan. Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang efektif, dimana salah satu indikator komunikasi dapat dikatakan efektif ialah komunikasi yang mampu menimbulkan kesenangan diantara pihak-pihak yang terlibat didalamnya. Usaha untuk menimbulkan kesenangan saat berkomunikasi inilah yang dimaksud dengan komunikasi fatis (phatic communication). Komunikasi fatis ialah suatu kondisi dimana komunikasi yang berlangsung tidak memiliki tujuan spesifik seperti untuk memperoleh suatu informasi, melainkan hanya untuk menimbulkan kesenangan diantara pihak-pihak yang terlibat didalam proses komunikasi tersebut. Contohnya, ketika seseorang bertemu temannya di jalan, dia menanyakan kemana temannya hendak pergi. Ini sebenarnya hanya sekedar basa-basi semata, dia tidak benar-benar ingin mengetahui kemana temannya hendak pergi. Jadi sebenarnya tujuan dari basa-basi tersebut hanya untuk memicu suasana keakraban saja. Contoh lainnya adalah tepukan di punggung atau berjabat tangan dengan temanmya ketika bertemu juga merupakan komunikasi fatis, namun secara nonverbal. Komunikasi fatis sebenarnya sangat mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari kita. Misalnya saja seperti percakapan dengan keluarga, teman sebaya, rekan kerja, atau bahkan dengan orang asing sekalipun. Karena pada dasarnya komunikasi fatis bertujuan untuk menimbulkan rasa keakraban dan suasana menyenangkan dan hal tersebut dibutuhkan untuk pengembangan pribadi seseorang. Obyek penelitian ini adalah publik internal PT. Prodia Widyahusada, karena Prodia memiliki budaya kerja kekeluargaan sehingga cara mereka dalam berkomunikasi sangat ramah dan menyenangkan.

3 3 Rumusan Masalah 1. Apa saja bentuk-bentuk komunikasi fatis verbal dan nonverbal yang diterapkan di kalangan internal PT. Prodia Widyahusada? 2. Apa fungsi penerapan komunikasi fatis verbal dan nonverbal dalam mencapai komunikasi efektif? 3. Apa manfaat penerapan komunikasi fatis verbal dan nonverbal dalam mencapai komunikasi efektif? Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui bentuk-bentuk komunikasi fatis verbal dan nonverbal yang dilakukan kalangan internal di PT. Prodia Widyahusada. 2. Untuk mengetahui fungsi penerapan komunikasi fatis verbal dan nonverbal dalam mencapai komunikasi efektif. 3. Untuk mengetahui manfaat penerapan komunikasi fatis verbal dan nonverbal dalam mencapai komunikasi efektif. Manfaat Akademis Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber bacaan di lingkungan Binus University mengenai Ilmu Komunikasi khususnya mengenai pembahasan Komunikasi Fatis. Manfaat Praktis 1. Secara praktis, penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam Ilmu Komunikasi khususnya yang berkaitan dengan kajian Komunikasi Verbal dan Nonverbal yang besifat fatis bagi PT. Prodia Widyahusada. 2. Secara umum, penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi seluruh pembaca untuk lebih memahami mengenai Komunikasi Fatis, apa fungsi serta penerapannya di dalam proses komunikasi yang terjadi sehari-hari. Landasan Teori 1. Teori Komunikasi 2. Teori Komunikasi Efektif 3. Teori Budaya Organisasi 4. Teori Komunikasi Fatis Kajian Pustaka Penelitian sebelumnya yang mempunyai judul Penerapan Komunikasi Fatik Dalam Meningkatkan Hubungan Pertemanan Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2010 FISIP UNTAD yang ditulis oleh Sitti Murni Kaddi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam menyampaikan penerapan komunikasi fatik, digunakan tiga (3) fungsi komunikasi fatik yang sering terjadi pada, awal percakapan, akhir percakapan dan sebagai pengisi ruang untuk menghindari kesunyian. Komunikasi fatik di awal percakapan merupakan komunikasi atau kata-kata awal seperti hai, hallo dan lain sebagainya yang dapat memberikan rasa nyaman terhadap penerima pesan (komunikan), dimana komunikasi yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh komunikan sehingga komunikasi selanjutnya berjalan dengan efektif. Hubungan antara jurnal dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah sama-sama membahas penerapan komunikasi fatis dan komunikasi efektif, metode yang digunakan juga kualitatif dengan pengumpulan data melalui observasi serta wawancara. Penelitian lainnya yang berjudul Komunikasi Verbal-Nonverbal Fatis dan Komunikasi Efektif (Studi Korelasi tentang Penggunaan Komunikasi Verbal dan Nonverbal yang berisfat fatis dalam

4 4 Penciptaan Komunikasi Efektif antara Dosen dan Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU yang ditulis oleh Eka Safitria Nasution. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara penggunaan komunikasi verbal dan nonverbal fatis dengan penciptaan komunikasi efektif di antara dosen dan mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU. Penciptaan komunikasi efektif adalah mutlak diperlukan demi berlangsungnya kegiatan perkuliahan mupun hubungan sosial yang baik antara dosen dan mahasiswa. Untuk itu, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan komunikasi verbal dan nonverbal yang bersifat fatis. Dalam hal ini dosen memiliki peran besar sebagai komunikator yang mengendalikannya jalannya proses komunikasi sehingga dapat terwujud komunikasi yang efektif di antara dosen dan mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU. Bentuk-bentuk komunikasi verbal fatis yang dapat dilakukan antara lain berupa sapaan, nasihat, dan candaan; sedangkan komunikasi nonverbal fatis antara lain ekspresi wajah ramah, sikap responsif, gerak tubuh yang positif dan sebagainya seperti yang telah dijabarkan sebelumnya. Hubungan antara penelitian sebelumnya dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah Sama-sama membahas mengenai komunikasi fatis dan komunikasi efektif, serta bentuk-bentuk dari komunikasi fatis baik secara verbal maupun nonverbal. METODE PENELITIAN 1. Metode penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. 2. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan data primer, data sekunder dan observasi. Data primer melalui wawancara. Observasi dilakukan selama 3 bulan dan peneliti menjadi bagian dalam perusahaan tersebut. 3. Tahapan riset dilakukan dengan cara menanyakan pertanyaan (asking question), observasi (observation), dan mengkonstruksi jawaban (constructing answers). 4. Keabsahan data dalam penelitian adalah melalui validitas data dan triangulasi. HASIL DAN BAHASAN Bentuk Komunikasi Fatis Verbal Nonverbal yang Diterapkan Untuk menajawab pertanyaan penelitian pertama mengenai bentuk komunikasi fatis verbal nonverbal yang diterapkan, pada penelitian ini penulis mengacu pada teori komunikasi fatis menurut buku Ilmu Komunikasi (Mulyana, 2008, p. 18), yaitu dalam kehidupan sehari-hari secara sadar ataupun tidak, kita sering mengucapkan Selamat pagi, Halo, Assalamu alaikum, Apa kabar? menganggukkan kepala, melambaikan tangan, menepuk bahu, atau bersalaman, untuk setidaknya mengakui kehadiran orang lain, untuk menunjukkan bahwa kita ramah, dan untuk menumbuhkan atau memupuk kehangatan dengan orang lain. Adapun menurut Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya Psikologi Komunikasi (2007, p. 13), ketika kita mengucapkan Selamat Pagi, Apa Kabar?, kita tidak bermaksud untuk mencari keterangan. Komunikasi itu hanya dilakukan untuk mengupayakan agar orang lani merasa apa yang disebut Analisis Transaksional sebagai Saya Oke Kamu Oke. Komunikasi ini lazim disebut sebagai komunikasi fatis (phatic communication), dimaksudkan untuk menumbulkan kesenangan. Komunikasi inilah yang menjadikan hubungan kita hangat, akrab, dan menyenangkan. Hasil wawancara dengan ibu Tri pada 21 Mei 2014 pukul WIB mengemukakan bahwa bentuk komunikasi fatis verbal yang diterapkan di kalangan internal secara langsung biasanya berupa sapaan, sedangkan secara tidak langsung atau menggunakan tulisan melalui chat BBM atau WA. Untuk komunikasi fatis nonverbalnya berupa penggunaan gestur seperti melambai ketika mau/hendak pulang, atau memberikan isyarat berupa gerakan tangan yang memiliki makna bahwa hal tersebut tidak relevan untuk dibicarakan. Hasil wawancara dengan pak Soeharyono pada 21 Mei 2014 pukul WIB mengemukakan bahwa bentuk komunikasi fatis verbal yang diterapkan di kalangan internal itu berupa sapaan kepada teman-teman dengan menanyakan kabarnya. Sedangkan untuk bentuk komunikasi non verbalnya adalah tepukan di pundak dan bersalaman. Hasil wawancara dengan Rhadevka pada 22 Mei 2014 pukul WIB mengemukakan bahwa bentuk komunikasi verbal yang diterapkan di kalangan internal sehari-harinya adalah sapaan, ketika bertemu di pagi hari atau ketika sedang berkunjung ke divisi lain. Sedangkan untuk bentuk

5 komunikasi fatis nonverbalnya adalah berupa tepukan di pundak ketika bertemu teman, atau lambaian tangan kala menyapa atau hendak pulang kerja. Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi dapat diketahui bahwa, bentuk komunikasi fatis verbal yang seringkali dilakukan adalah sapaan seperti hai dan apa kabar. Sedangkan bentuk komunikasi fatis nonverbal yang seringkali dilakukan adalah berupa tepukan di pundak, lambaian tangan kala menyapa atau hendak pulang kerja dan juga memberi isyarat ketika ada suatu hal yang tidak seharusnya dibicarakan. Untuk mendapatkan kesehatan emosional, kita harus memupuk perasaan positif dan mencoba menetralisasikan perasaan negatif. Orang yang tidak pernah memperoleh kasih sayang dari orang lain akan mengalami kesulitan untuk menaruh perasaan itu terhadap orang lain, karena ia sendiri tidak pernah mengenal dan merasakan perasaan tersebut. Kita hanya bisa mengekternalisasikan suatu makna, gagasan, atau perasaan yang kita internalisasikan dari lingkungan kita. Begitulah, dalam kehidupan sehari-hari secara sadar ataupun tidak, kita sering memberikan stimulus dengan cara mengucapkan sapaan secara verbal, atau bentuk tindakan nonverbal seperti tepukan dan lambaian kepada orang lain baik secara sadar maupun tidak dengan tujuan untuk mengakui keberadaan orang tersebut, menunjukkan bahwa kita ramah, sehingga komunikan akan memberikan respon balik kepada kita dengan ramah juga. Jadi, komunikasi fatis bermanfaat untuk memupuk hubungan yang lebih hangat dengan cara komunikator memberikan stimulus yang baik terhadap komunikator dan komunikator akan memberikan respons yang baik pula terhadap komunikan dan disinilah terciptanya hubungan yang hangat dan menimbulkan kesenangan. Komunikasi fatis verbal nonverbal tersebut sebenarnya hanya dilakukan untuk menciptakan suasana hangat antara komunikator dengan komunikan, dimana pelaku komunikasi fatis tersebut tidak benar-benar berniat untuk mencari informasi ataupun keterangan melalui sapaannya seperti menanyakan kabar, sudah makan atau belum, sedang sibuk apa, dan sebagainya. Atau dengan kata lain, pelaku komunikasi fatis ini melaksanakan komunikasi fatis baik verbal maupun nonverbal hanya untuk memperoleh keseangan semata, karena pelaku akan dianggap ramah jika melakukan komunikasi fatis ini. Biasanya komunikasi fatis diterapkan ketika pelaku baru bertemu dengan orang yang ada dalam lingkungan pelaku komunikasi fatis tersebut seperti di lingkungan kantor atau lingkungan tempat tinggalnya. Atau bahkan terkadang komunikasi fatis ini dilakukan sebagai tahapan awal pembuka diskusi atau pembicaraan yang lebih penting, karena komunikasi fatis menimbulkan kenyamanan sehingga bisa mencairkan suasana terlebih dahulu sebelum masuk ke pembahasan yang utama. Komunikasi fatis yang lebih banyak terlihat sebenarnya adalah secara verbal. Hal ini disebabkan karena ada beberapa bentuk dari komunikasi fatis secara nonverbal yang melibatkan kontak fisik diantara komunikator dengan komunikannya, seperti berpelukan, merangkul, cium pipi, dan sebagainya. Untuk melakukan komunikasi fatis nonverbal dengan kontak fisik seperti itu dibutuhkan kedekatan antara komunikator dan komunikan yang cukup terlebih dahulu, karena tidak semua orang akan merasa nyaman diperlakukan seperti itu tanpa ada kedekatan yang terjalin dengan baik sebelumnya. Sehingga, komunikasi fatis verbal-lah yang lebih sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari karena hanya berbentuk kalimat sapaan maupun tulisan yang tidak begitu memperlukan kedekatan yang cukup mendalam diantara komunikator dan komunikan. Di Prodia, komunikasi fatis merupakan bagian dari budaya organisasinya. Menurut Pacanowsky dan O Donnell Trujilo, budaya dalam organisasi diartikan sebagai cara hidup di dalam organisasi. Misalnya iklim atau atmosfer emosional dan psikologis, yang mencakup semangat kerja karyawan, sikap dan tingkat produktivitas, dan simbol-simbol (West & Turner, 2009, p. 317). Pacanowsky dan O Donnell Trujilo menyatakan bahwa anggota organisasi melakukan performa komunikasi tertentu yang berakibat pada munculnya budaya organisasi yang unik. Performa adalah metafora yang menggambarkan proses simbolik dari pemahaman akan perilaku manusia dalam sebuah organisasi. Performa budaya ini dibagi menjadi 5 bagian, yakni ritual, hasrat, sosial, politik, dan enkulturasi. Dan dalam penelitian ini, komunikasi fatis merupakan bagian dari performa ritual yang diterapkan. Performa ritual adalah semua performa komunikasi yang terjadi secara teratur dan berulang, dan termasuk dalam jenis ritual personal, ritual sosial dan ritual organisasi. Ritual personal merupakan semua hal yang rutin dilakukan di tempat kerja, lalu ritual sosial adalah rutinitas verbal dan nonverbal yang biasanya mempertimbangkan interaksi dengan orang lain. Sedangkan ritual organisasi ialah kegiatan perusahaan yang sering di lakukan seperti rapat divisi, rapat fakultas, bahkan piknik perusahaan. Dalam ritual personal, publik internal Prodia setiap harinya mengenakan pakaian Prodia yang disesuaikan warnanya berdasarkan hari-hari dalam 1 minggu tersebut. Sedangkan dalam ritual sosial, setiap harinya ketika salah satu staff datang baru tiba ke kantor maka mereka akan menyapa rekan- 5

6 6 rekan kerjanya dengan menggunakan komunikasi fatis baik secara verbal maupun nonverbal (berupa sapaan yang disertai tepukan, salaman, dan sebagainya). Dan yang terakhir adalah ritual organisasi, ketika ada event-event tertentu yang diselenggarakan oleh Prodia, maka publik internal yang turut serta dalam kegiatan tersebut akan berpartisipasi dengan antusias dengan budaya kekeluargaannya yang kental, dan tentu saja penggunaan komunikasi fatis diterapkan dalam berinteraksinya (untuk event yang bernuansa tidak formal seperti bakti sosial, ulang tahun organisasi, seminar). Fungsi Penerapan Komunikasi Fatis Verbal Nonverbal Dalam Mencapai Komunikasi Efektif Pertanyaan kedua dalam penelitian ini adalah fungsi penerapan komunikasi fatis verbal dan nonverbal dalam mencapai komunikasi efektif, dimana terlebih dahulu kita perlu mengetahui komunikasi seperti apa yang dapat dikatakan efektif. Dalam buku Psikologi Komunikasi yang ditulis oleh Jalaluddin Rakhmat (2011, p ), dijelaskan bahwa komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang menimbulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Pengertian: Penerimaan yang cermat dari isi stimuli seperti yang dimaksud oleh komunikator. 2. Kesenangan: Komunikasi yang dilakukan tidak untuk menyampaikan informasi, membentuk pengertian, atau mencari keterangan. Melainkan untuk menimbulkan kesenangan sehingga hubungan terasa hangat, akrab dan menyenangkan. Komunikasi ini lazim disebut sebagai komunikasi fatis. 3. Mempengaruhi sikap: Komunikasi yang dilakukan bertujuan untuk mempengaruhi orang lain. 4. Hubungan sosial yang baik: Komunikasi yang ditujukan untuk menumbuhkan hubungan sosial yang baik, karena manusia merupakan makhluk sosial sehingga manusia ingin berhubungan dengan orang lainnya secara positif. 5. Tindakan: Merupakan indikator efektivitas yang paling penting. Karena untuk menimbulkan tindakan, kita harus berhasil terlebih dahulu menanamkan pengertian, membentuk dan mengubah sikap atau menumbuhkan hubungan baik. Hasil wawancara dengan ibu Tri pada 21 Mei 2014 pukul WIB mengemukakan bahwa fungsi penerapan komunikasi fatis dalam mencapai komunikasi efektif adalah untuk menjalin hubungan, mencairkan suasana, dan sebagai sarana untuk memotivasi. Hasil wawancara dengan pak Soeharyono pada 21 Mei 2014 pukul WIB mengemukakan bahwa fungsi penerapan komunikasi fatis dalam mencapai komunikasi efektif adalah untuk mempererat hubungan kekeluargaan, problem solving yang dapat dilakukan dengan mudah karena proses komunikasi yang terjadi sudah efektif. Hasil wawancara dengan Rhadevka pada 22 Mei 2014 pukul WIB mengemukakan bahwa fungsi penerapan komunikasi fatis dalam mencapai komunikasi efektif adalah mempermudah koordinasi pekerjaan dan problem solving. Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi dapat diketahui bahwa, fungsi penerapan komunikasi fatis verbal-nonverbal dalam mencapai komunikasi efektif antara lain untuk menjalin hubungan, mempererat kekeluargaan, memotivasi, mencairkan suasana, mempermudah koordinasi pekerjaan dan problem solving. Pada pembahasan pertanyaan sebelumnya telah dibahas mengenai bentuk-bentuk komunikasi fatis baik secara verbal maupun nonverbal. Komunikasi fatis penerapannya akan berdampak pada hubungan yang terasa lebih hangat dan menyenangkan diantara pihak yang melakukannya. Pelaku akan memberikan stimulus/rangsangan berupa komunikasi fatis baik secara verbal ataupun nonverbal dan kemudian komunikan akan merespon balik dengan ramah pula karena adanya rasa senang yang dirasaka oleh komunikan akibat dari stimuli baik yang diterimanya dari komunikator. Maka dari itu komunikan akan memberikan respon yang baik pula kepada komunikan, dan ini tentunya akan berdampak pada terciptanya hubungan sosial yang baik diantara kedua individu tersebut. Komunikasi fatis dapat perlahan-lahan merubah sikap suatu individu, apabila individu tersebut terus menerima rangsangan/stimuli berupa komunikasi fatis sehingga ia akan merasa nyaman, diterima dan memiliki tempat di lingkungan tersebut. Dari titik inilah hubungan sosial yang baik akan tercipta dan kedepannya tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu tersebut akan bersifat positif dan komunikasi yang efektif dapat tercipta. Adapun faktor lain yang mempengaruhi seseorang sehingga ia dapat merasa nyaman karena diterima atau sebalkinya oleh lingkungannya, yakni adalah konsep diri. Konsep diri menurut Jalaluddin Rakhmat (2007, p. 99) adalah dengan mengamati diri kita, sampailah kita pada penilaian

7 7 diri kita. Namun konsep diri ini juga dapat dipengaruhi oleh orang lain. Apabila diri kita diterima, dihormati, dan disenangi oleh orang lain maka kita akan cenderung bersikap menghormati dan menerima diri kita. Sebaliknya, bila orang lain selalu meremehkan kita, menyalahkan kita, dan menolak kita, kita akan cenderung tidak akan menyenangi diri kita. Maka dari itulah penerapan komunikasi fatis baik secara verbal maupun nonverbal sangat berguna untuk menimbulkan rasa penerimaan baik dari sisi komunikator maupun dari sisi komunikan. Sehingga pada akhirnya ketika hubungan sosial sudah terjalin dengan baik, dan dengan sendirinya komunikasi interpersonal dapat berjalan secara efektif. Konsep diri (West & Turner, p. 101) merupakan seperangkat perspektif yang relatif stabil yang dipercaya orang mengenai dirinya sendiri. Ketika setiap aktor sosial menanyakan pertanyaan Siapakah saya? jawabannya berhubungan dengan konsep diri. Karakteristik yang diakui oleh aktor sosial tersebut tentang ciri-ciri fisiknya, peranan, talenta, keadaan emosi, nilai, ketrampilan, dan keterbatasan sosial, intelektualitas, dan seterusnya membentuk konsep dirinya. Lebih lanjut, La Rossan dan Reitzes dalam Richard West dan Lynn Turner (2009, p ) mengemukakan 2 asumsi tambahan untuk tema konsep diri ini, antar lain: 1. Individu-individu mengembangkan konsep diri melalui interaksi dengan orang lain. Orang-orang tidak lahir dengan konsep diri, mereka belajar tentang diri mereka melalui interaksi. Aktor sosial akan mempunyai perasaan akan diri sebagai hasil dari kontaknya dengan orang tua, guru, dan koleganya. Interaksi dengan orang-orang tersebut akan memberitahukan kepada aktor sosial ini siapa dirinya. Di Prodia sendiri, tiap-tiap individu saling berinteraksi satu dengan lainnya untuk memeroleh dan mengenal konsep diri yang mereka miliki. 2. Konsep diri memberikan motif yang penting untuk perilaku. Pemikiran bahwa keyakinan, nilai, perasaan, penilaian-penilaian mengenai diri memengaruhi perilaku adalah sebuah prinsip penting dalam interaksional simbolik. Misalnya jika kita merasa yakin akan kemampuan kita dalam pelajaran teori komunikasi, maka akan sangat mungkin bahwa kita akan berhasil dengan baik dalam pelajaran itu. Proses tersebut seringkali disebut sebagai prediksi pemenuhan diri, atau pengharapan akan diri yang menyebabkan seseorang untuk berperilaku sedemikian rupa sehingga harapannya terwujud. Tiap publik internal di Prodia akan berusaha membentuk konsep diri yang baik melalui interaksi-interaksi antar individu dengan menerapkan komunikasi fatis baik secara verbal maupun nonverbal, karena komunikasi dengan bentuk ini pada dasarnya untuk membangun hubungan yang hangat, terlebih lagi memang merupakan budaya organisasi/perusahaan, ini menjadi motivasi bagi tiaptiap publik internal Prodia dalam membentuk konsep diri yang baik melalui berbagai interaksi yang dilakukan dengan sesama rekan kerjanya. Selain itu, penerapan komunikasi fatis juga dapat diterapkan untuk membentuk atau menciptakan first impression (kesan pertama). Menurut Goodall (2010, 97), kesan pertama dibentuk melalui serangkaian proses kompleks yang disebut persepsi. Persepsi berarti bagaimana kita mengolah dan menginterpretasikan isyarat-isyarat dari penampilan fisik, suara, dan bahasa seseorang. Menurut Goodall (2010, p. 97), kesan pertama dibentuk melalui serangkaian proses kompleks yang disebut persepsi. Persepsi berarti bagaimana kita mengolah dan menginterpretasikan isyarat-isyarat dari penampilan fisik, suara, dan bahasa seseorang. Kesan pertama juga berkaitan dengan rasa penerimaan individu dalam suatu kelompok atau lingkungan. Maka dengan menerapkan komunikasi fatis baik secara verbal maupun nonverbal, individu tersebut dapat menciptakan kesan pertama yang baik di mata individu-individu lainnya dalam suatu lingkungan tersebut. Manfaat Penerapan Komunikasi Fatis Verbal Nonverbal Dalam Mencapai Komunikasi Efektif Pertanyaan ketiga dalam penelitian ini mengenai manfaat penerapan komunikasi fatis verbal maupun nonverbal dalam mencapai komunikasi efektif. Jika berbicara manfaat, maka kita perlu melihat dari dua sisi, yakni komunikator dan komunikannya. Manfaat yang ditimbulkan dari penerapan komunikasi fatis harus bisa saling menguntungkan individu yang terlibat dalam komunikasi interpersonal tersebut. Hasil wawancara dengan ibu Tri pada 21 Mei 2014 pukul WIB mengemukakan bahwa manfaat penerapan komunikasi fatis dalam mencapai komunikasi efektif adalah untuk menyemangati orang lain dan diri sendiri, mempermudah proses berkomunikasi karena suasana yang nyaman.

8 8 Hasil wawancara dengan pak Soeharyono pada 21 Mei 2014 pukul WIB mengemukakan bahwa manfaat penerapan komunikasi fatis dalam mencapai komunikasi efektif adalah untuk mempermudah proses berkomunikasi yang berlangsung karena suasana yang nyaman telah tercipta. Hasil wawancara dengan Rhadevka pada 22 Mei 2014 pukul WIB mengemukakan bahwa manfaat penerapan komunikasi fatis dalam mencapai komunikasi efektif adalah untuk mempermudah proses berkomunikasi dan problem solving karena suasana yang nyaman telah tercipta. Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi dapat diketahui bahwa, manfaat penerapan komunikasi fatis verbal-nonverbal dalam mencapai komunikasi efektif antara lain untuk menyemangati orang lain dan diri sendiri, mempermudah proses berkomunikasi serta problem solving karena suasana yang nyaman telah tercipta. Pada pembahasan dua pertanyaan penelitian sebelumnya telah dibahas bagaimana bentuk-bentuk komunikasi fatis serta fungsi penerapnnya dalam proses interaksi sehingga dapat menimbulkan komunikasi yang efektif. Bentuk-bentuk komunikasi fatis beranekaragam, dan semuanya merupakan bentuk stimuli positif yang menimbulkan rasa nyaman, senang, dan hubungan yang hangat antar individu dalam komunikasi interpersonal yang berlangsung. Sehingga akibat dari berlangsungnya proses pertukaran stimuli dan respon diantara komunikator dan komunikan, maka terciptanya hubungan yang terasa hangat dan menyenangkan bagi mereka dan inilah manfaat yang dapat dirasakan dari penerapan komunikasi fatis. Apabila komunikasi fatis ini terus berlanjut, maka tentunya hubungan antar individu di suatu lingkungan akan terjalin semakin baik dan erat, dan pada akhirnya komunikasi yang mereka lakukan akan berjalan secara efektif dengan sendirinya. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran 1. Bentuk komunikasi fatis verbal nonverbal yang diterapkan di PT. Prodia Widyahusada seringkali berupa sapaan ringan atau sekedar menanyakan kabar (verbal), sedangkan yang nonverbalnya adalah lambaian tangan, senyuman, tepukan di pundak dan isyarat. 2. Fungsi dari penerapan komunikasi fatis verbal dan nonverbal dalam mencapai komunikasi efektif ialah tercapainya komunikasi yang efektif itu sendiri, karena melalui penerapan komunikasi fatis individu-individu yang terlibat dalam komunikasi interpersonal baik secara verbal maupun nonverbal akan membangun hubungan sosial yang baik dan pada akhirnya mereka akan dengan alaminya mudah berkomunikasi antara satu dengan lainnya (tercapainya komunikasi efektif). Selain itu pelaku komunikasi fatis juga dapat menciptakan atau membuat first impressions positif di lingkungannya sehingga pelaku memiliki konsep diri yang baik. 3. Manfaat dari penerapan komunikasi fatis verbal dan nonverbal dalam mencapai komunikasi efektif ialah terjalinnya hubungan yang hangat, dan menyenangkan bagi individu-individu yang melakukannya. Dan oleh sebab itu hubungan sosial yang baik akan terjalin dan komunikasi efektif akan berjalan dengan sendirinya. 1. Saran akademis: Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan referensi bagi siapa saja yang tertarik dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan komunikasi fatis. 2. Saran praktis: Publik internal Prodia dalam semua divisi perlu meningkatkan komunikasi fatis yang diterapkan dalam berkomunikasi, karena ada beberapa divisi yang penerapan komunikasi fatisnya masih kurang, sehingga perlu ditingkatkan agar komunikasi efektif dapat terjalin dengan baik diseluruh divisi yang ada di Prodia.

9 9 REFERENSI Referensi Buku : Ardianto, E. (2010). Metode Penelitian untuk Public Relations: Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Goodall, H.L. Jr., & Goodall, S., & Schiefelbein, J. (2010). Business and Professional Communication in the Global Workplace. USA: Wadsworth Cengage Learning Herdiansyah, H. (2010). Metodologi Penelitian-Penelitian Kualitatif untuk Ilmu Sosial. 1st Edition. Jakarta: Salemba Humanika. Moleong, L. J. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatiaf. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Mulyana, D. (2009). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Rakhmat, J. (2007). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Ruslan, R. (2006). Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif. Bandung: Alfabeta. West, R., & Turner, L. H. (2009). Introducing Communication Theory: Analysis and Application 3rd Edition. Jakarta: Salemba Humanika. Wibowo. (2013). Perilaku Dalam Organisasi. Jakarta: Rajawali Pers. RIWAYAT PENULIS Samuel Kurniawan lahir di Jakarta pada 24 September Penulis telah menamatkan pendidikan S1 di Binus University dalam Bidang Ilmu Komunikasi Pemasaran peminatan Public relations pada tahun Sebelumnya penulis pernah melaksanakan kerja praktek di PT. Prodia Widyahusada sebagai Public Relations pada tahun Penulis juga aktif di dalam kegiatan gereja di GBIKA, Jakarta.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan aktivitas penting serta mendasar dalam kehidupan manusia. Manusia mulai berkomunikasi sejak dia lahir hingga sepanjang hidupnya. Manusia normal

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Obyek Penelitian 4.1.1 Profil Perusahaan a. Sejarah Laboratorium Klinik Prodia Gambar 4.1 Logo Laboratorium Klinik Prodia Gambar 4.2 Logo Love for Quality PT. Prodia

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PENELITI. Penelitian ini menggunakan beberapa jurnal nasional yaitu:

BAB 2 KAJIAN PENELITI. Penelitian ini menggunakan beberapa jurnal nasional yaitu: BAB 2 KAJIAN PENELITI 2.1 State Of Art Penelitian ini menggunakan beberapa jurnal nasional yaitu: 1. Sitti Murni Kaddi yang berjudul Penerapan Komunikasi Fatik Dalam Meningkatkan Hubungan Pertemanan Pada

Lebih terperinci

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Teori teori umum Definisi Komunikasi. Definisi komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini,

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Teori teori umum Definisi Komunikasi. Definisi komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini, BAB 2 STUDI PUSTAKA 2.1 Teori teori umum 2.1.1 Definisi Komunikasi Definisi komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini, berdasarkan definisi komunikasi yang dikutip oleh Deddy Mulyana (2008: 68-69)

Lebih terperinci

Materi Minggu 1. Komunikasi

Materi Minggu 1. Komunikasi T e o r i O r g a n i s a s i U m u m 2 1 Materi Minggu 1 Komunikasi 1.1. Pengertian dan Arti Penting Komunikasi Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain

Lebih terperinci

KBBI, Effendy James A. F. Stoner Prof. Drs. H. A. W. Widjaya

KBBI, Effendy James A. F. Stoner Prof. Drs. H. A. W. Widjaya DEFINISI KBBI, Pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami Effendy, proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,

Lebih terperinci

PERAN SIGNIFICANT OTHERS

PERAN SIGNIFICANT OTHERS PERAN SIGNIFICANT OTHERS DALAM PEMBENTUKAN KONSEP DIRI (Studi Kasus tentang Peran Romo dalam Pembentukan Konsep Diri Kaum Muda melalui Komunikasi Interpersonal di Gereja Paroki Santa Maria Assumpta Babarsari)

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian kualitatif ialah penelitian yang bermaksud untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu dengan individu lainnya dimana individu sebagai komunikator. memperlakukan komunikannya secara manusiawi dan menciptakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. satu dengan individu lainnya dimana individu sebagai komunikator. memperlakukan komunikannya secara manusiawi dan menciptakan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Relations merupakan suatu hubungan yang terjalin antara individu satu dengan individu lainnya dimana individu sebagai komunikator memperlakukan komunikannya secara

Lebih terperinci

Komunikasi. Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30).

Komunikasi. Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30). Komunikasi I. PENGERTIAN Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang

Lebih terperinci

Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki

Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena komunikasi merupakan alat manusia untuk saling berinteraksi satu sama lain. Manusia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. pada orang tua dengan anak dan berdasarkan data-data yang telah. disajikan dalam Bab III didapatkan, sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS DATA. pada orang tua dengan anak dan berdasarkan data-data yang telah. disajikan dalam Bab III didapatkan, sebagai berikut: 74 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Dari hasil penelitian yang dilakukan di keluarga Bapak Mardianto, pada orang tua dengan anak dan berdasarkan data-data yang telah disajikan dalam Bab III didapatkan,

Lebih terperinci

05FIKOM. Pengantar Ilmu Komunikasi. Prinsip-prinsip Atau Dalil Dalam Komunikasi. Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas

05FIKOM. Pengantar Ilmu Komunikasi. Prinsip-prinsip Atau Dalil Dalam Komunikasi. Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Modul ke: Pengantar Ilmu Komunikasi Prinsip-prinsip Atau Dalil Dalam Komunikasi Fakultas 05FIKOM Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM 1. PROSES KOMUNIKASI Salah satu prinsip komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Komunikasi merupakan aktivitas makhluk sosial. Menurut Carl I. Hovland (dalam Effendy, 2006: 10) komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain. Dalam praktik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Sebuah penelitian pastilah memerlukan metode-metode penelitian. Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk menentukan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Salah satu hal yang penting bagi suatu organisasi adalah komunikasi. Dengan adanya komunikasi yang baik, suatu organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil dan begitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbatasnya waktu dan daya tempuh, banyak orang sepulang kerja pergi ke fitness

BAB I PENDAHULUAN. terbatasnya waktu dan daya tempuh, banyak orang sepulang kerja pergi ke fitness BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Olah raga saat ini sudah menjadi kebutuhan masyarakat perkotaan. Mengingat terbatasnya waktu dan daya tempuh, banyak orang sepulang kerja pergi ke fitness center yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik antarindividu maupun dengan kelompok. Selama proses komunikasi, komunikator memiliki peranan yang sangat

Lebih terperinci

Komunikasi Bisnis Kelompok 7 1

Komunikasi Bisnis Kelompok 7 1 1.1 Pengertian Komunikasi bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis ynag mencakup berbagai macam bentuk komunikasi baik komunikasi verbal maupun non verbal. Berikut ini merupakan beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak di lahirkan, manusia hidup dalam suatu lingkungan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. Sejak di lahirkan, manusia hidup dalam suatu lingkungan tertentu yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak di lahirkan, manusia hidup dalam suatu lingkungan tertentu yang menjadi wadah kehidupannya. Manusia hidup memerlukan bantuan dari orang lain. Untuk itu ia melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada konteks dan situasi. Untuk memahami makna dari

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada konteks dan situasi. Untuk memahami makna dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam komunikasi, sering sekali muncul berbagai macam penafsiran terhadap makna sesuatu atau tingkah laku orang lain. Penafsiran tersebut, tergantung pada konteks dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia, karena segala aktivitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia, karena segala aktivitas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia, karena segala aktivitas yang manusia lakukan seperti di rumah, di sekolah, di tempat kerja, dan sebagainya, pastilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling membantu dan mengadakan interaksi. berbagai sarana komunikasi salah satunya adalah Blackberry.

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling membantu dan mengadakan interaksi. berbagai sarana komunikasi salah satunya adalah Blackberry. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi memegang peranan penting bagi kehidupan suatu perusahaan, baik swasta maupun negeri. Komunikasi sangat penting untuk menjalin hubungan kerjasama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang berkembang pesat ini, dunia pekerjaan dituntut menciptakan kinerja para pegawai yang baik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian lapangan (field research) yaitu suatu penelitian di mana peneliti langsung terjun ke lapangan untuk

Lebih terperinci

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan.

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan. Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan Yora Munirah ABSTRAK Penelitian ini berjudul Hubungan Komunikasi Antara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini terbagi atas empat sub bab. Sub bab pertama membahas mengenai komunikasi sebagai media pertukaran informasi antara dua orang atau lebih. Sub bab kedua membahas mengenai

Lebih terperinci

Kata Kunci: Komunikasi Fatik, Penerapan, Hubungan Pertemanan

Kata Kunci: Komunikasi Fatik, Penerapan, Hubungan Pertemanan 7 Oleh: Sitti Murni Kaddi ABSTRAK Tujuan penelitian untuk mengetahui penerapan komunikasi fatik dalam meningkatkan hubungan pertemana pada mahasiswa ilmu komunikasi angktan 2010 Fakultas Ilmu Sosial dan

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan 105 BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil dari uraian penelitian yang telah dilakukan terkait dengan personal appearance dosen dalam menciptakan partisipasi aktif mahasiswa di dalam kelas Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan proses pengubahan atau pembentukan sikap komunikan secara

BAB I PENDAHULUAN. melakukan proses pengubahan atau pembentukan sikap komunikan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Dalam komunikasi efektif komunikator memegang peranan penting untuk melakukan proses pengubahan atau pembentukan sikap komunikan secara langsung. Untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Disebut kualitatif karena penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 KonteksMasalah Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang pertama kali kita masuki dimana didalamnya kita mendapatkan pembelajaran mengenai norma-norma, agama maupun proses sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam fungsinya sebagai individu maupun makhluk sosial. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. dalam fungsinya sebagai individu maupun makhluk sosial. Komunikasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan sarana paling utama dalam kehidupan manusia, yang berarti tak ada seorangpun yang dapat menarik diri dari proses ini baik dalam fungsinya

Lebih terperinci

Komunikasi dan Etika Profesi

Komunikasi dan Etika Profesi Modul ke: 01Fakultas Ekonomi & Bisnis Program Studi Manajemen Komunikasi dan Etika Profesi Perspektif Komunikasi Dosen : Nia Kusuma Wardhani, S.Kom, MM. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial

Lebih terperinci

BUDAYA ORGANISASI DAN KINERJA KARYAWAN

BUDAYA ORGANISASI DAN KINERJA KARYAWAN BUDAYA ORGANISASI DAN KINERJA KARYAWAN (Studi Korelasional dalam Perspektif Komunikasi tentang Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan di PT Indomarco Prismatama Cabang Medan) Nasrah Nasrifah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1 Peserta Program Student Exchange Asal Jepang Tahun (In Bound) No. Tahun Universitas Jumlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1 Peserta Program Student Exchange Asal Jepang Tahun (In Bound) No. Tahun Universitas Jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dan Jepang sudah lama menjadi mitra strategis dalam berbagai bidang perekonomian. Berdasarkan data yang diperoleh dari situs www.bppt.go.id kerjasama ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, yaitu pada bagian sales product. Bagian ini terdiri dari beberapa divisi,

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, yaitu pada bagian sales product. Bagian ini terdiri dari beberapa divisi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Pemasaran suatu produk memerlukan beberapa aktivitas yang melibatkan berbagai sumber daya. Sebagai fenomena yang berkembang saat ini, dalam pemasaran terdapat suatu

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA. oleh Gunter K. Stahl, L. A. (2010 : ) berjudul Quality of Communication

BAB II STUDI PUSTAKA. oleh Gunter K. Stahl, L. A. (2010 : ) berjudul Quality of Communication BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian pertama yang dijadikan bahan acuan adalah tulisan yang disusun oleh Gunter K. Stahl, L. A. (2010 : 469-487) berjudul Quality of Communication Experience:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Berbagi Pengetahuan Berbagi pengetahuan adalah kegiatan bekerjasama yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan agar tercapai tujuan individu

Lebih terperinci

KOMUNIKASI BISNIS DALAM ORGANISASI

KOMUNIKASI BISNIS DALAM ORGANISASI KOMUNIKASI BISNIS DALAM ORGANISASI KUSTIADI BASUKI SENIN,22MEI 2017 PERTEMUAN 10 Pendahuluan Organisasi adalah sekelompok masyarakat kecil yang bekejasama untuk mencapai tujuan. Komunikasi adalah perekat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Deskripsi Latar, Sumber Data, Satuan Kajian. Peneliti melakukan pengamatan secara langsung di PT.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Deskripsi Latar, Sumber Data, Satuan Kajian. Peneliti melakukan pengamatan secara langsung di PT. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Latar, Sumber Data, Satuan Kajian 3.1.1 Deskripsi Latar Peneliti melakukan pengamatan secara langsung di PT. LG Electronics Indonesia pada kegiatan Public Relations

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penampilan atau biasa disebut dengan istilah appearance merupakan hal yang perlu di perhatikan ketika seseorang memutuskan untuk bertemu dengan orang lain

Lebih terperinci

BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE

BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE Komunikasi menjadi bagian terpenting dalam kehidupan manusia, setiap hari manusia menghabiskan sebagian besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting bagi kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting bagi kehidupan manusia. Menurut UU No. 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB III. Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), hlm.60. Setia, 2002), hlm.

BAB III. Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), hlm.60. Setia, 2002), hlm. BAB III METODE PENELITIAN Penyusunan karya ilmiah (skripsi) tidak lepas dari penggunaan metode penelitian sebagai pedoman agar kegiatan penelitian terlaksana dengan baik. Sebuah penelitian dapat mencapai

Lebih terperinci

Kata kunci: public relations, manajemen, staff public relations, Mirota Kampus.

Kata kunci: public relations, manajemen, staff public relations, Mirota Kampus. Studi Perbandingan Pemahaman Konsep Public Relations Menurut Manajemen dan Staff Public Relations di Mirota Kampus Florensia Samodra / Ike Devi Sulistyaningtyas, S.Sos., M.Si. Program Studi Ilmu Komunikasi,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan proses mengatur

BAB IV ANALISIS DATA. Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan proses mengatur 73 BAB IV ANALISIS DATA Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satu uraian dasar. Pada tahap ini data yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN adanya. 2 Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi. Yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Di tinjau dari segi metodologi, penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif.

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi

Pengantar Ilmu Komunikasi MODUL PERKULIAHAN Pengantar Ilmu Komunikasi Ruang Lingkup Komunikasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh FIKOM Marcomm 03 85001 Deskripsi Pokok bahasan pengantar ilmu komunikasi membahas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif. Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi menduduki suatu tempat yang utama dalam tatanan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi menduduki suatu tempat yang utama dalam tatanan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi menduduki suatu tempat yang utama dalam tatanan organisasi, dan secara keseluruhan ditentukan oleh cara berkomunikasi. Oleh karena itu komunikasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan bermasyarakat. Komunikasi memegang peran penting dalam kehidupan bersosial dan bermasyarakat. Tanpa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pemuda Hijau Indonesia) regional Yogyakarta ini menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Pemuda Hijau Indonesia) regional Yogyakarta ini menggunakan metode BAB III METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Penelitian tentang volunterisme pemuda kota dalam KOPHI (Koalisi Pemuda Hijau Indonesia) regional Yogyakarta ini menggunakan metode penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di saat keadaan ekonomi tidak menentu khususnya di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Di saat keadaan ekonomi tidak menentu khususnya di Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di saat keadaan ekonomi tidak menentu khususnya di Indonesia seperti sekarang ini, perusahaan perusahaan baik perusahaan besar maupun kecil sangat membutuhkan

Lebih terperinci

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU. Nur Oktapianti NIM :

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU. Nur Oktapianti NIM : PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU Nur Oktapianti NIM : 090563201042 ABSTRACT This research aims to determine the process of interpersonal communication

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan selalu membutuhkan komunikasi. Pace & Faules dalam bukunya

BAB I PENDAHULUAN. akan selalu membutuhkan komunikasi. Pace & Faules dalam bukunya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam berbagai aspek kehidupan sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu membutuhkan komunikasi. Pace & Faules dalam bukunya Komunikasi Organisasi: Strategi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lapangan yang bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif yaitu suatu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. lapangan yang bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif yaitu suatu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian field research yaitu penelitian lapangan yang bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif yaitu suatu

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. sebelumnya, penulis dapat menyimpulkan bahwa dari jabat tangan yang

BAB VI PENUTUP. sebelumnya, penulis dapat menyimpulkan bahwa dari jabat tangan yang BAB VI PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan dalam pembahasan sebelumnya, penulis dapat menyimpulkan bahwa dari jabat tangan yang dilakukan mahasiswa Fisip Unwira Kupang, memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mempunyai dampak yang besar terhadap perkembangan dunia usaha dan semakin tajamnya tingkat persaingan.

Lebih terperinci

MANFAAT PENGGUNAAN BUKU PENGHUBUNG SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA SISWA KELAS IIA SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA

MANFAAT PENGGUNAAN BUKU PENGHUBUNG SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA SISWA KELAS IIA SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA MANFAAT PENGGUNAAN BUKU PENGHUBUNG SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA SISWA KELAS IIA SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (Field Research). Field Research adalah penelitian yang dilakukan di lapangan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karang Taruna adalah organisasi sosial kemasyarakatan sebagai wadah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karang Taruna adalah organisasi sosial kemasyarakatan sebagai wadah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karang Taruna adalah organisasi sosial kemasyarakatan sebagai wadah dan sarana pengembangan setiap anggota masyarakat yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah rancangan penelitian yang meliputi prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data, serta dengan cara apa data tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Metode penelitian kualitatif merupakan proses penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, komunikasi merupakan suatu hal yang penting bagi terlaksananya hubungan sosial yang baik khususnya di lingkungan kerja. Tanpa adanya kemampuan komunikasi

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN

1. BAB I PENDAHULUAN 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan bagian yang tidak terlepas dari kehidupan manusia. Setiap harinya, manusia melakukan komuikasi dengan manusia lainnya karena manusia merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi kerja 1. Pengertian motivasi kerja Menurut Anoraga (2009) motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah perusahaan atau organisasi yang baik untuk berkembang tentu membutuhkan adanya peran komunikasi yang lancar. Komunikasi adalah sebuah elemen penting yang akan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 127 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan Kesimpulan dari hasil penelitian tentang kepuasan komunikasi organisasi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur, adalah tinggi. Karyawan PLN Disjatim menjawab

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. proses perkenalan melalui interaksi antar SFCK, interaksi antara anggota

BAB IV ANALISIS DATA. proses perkenalan melalui interaksi antar SFCK, interaksi antara anggota BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian 1. Proses komunikasi interpersonal anggota SFCK di awali dengan tahap proses perkenalan melalui interaksi antar SFCK, interaksi antara anggota SFCK dan interaksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan (field research) adalah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. persoalan-persoalan yang menjadi fokus penelitian yaitu, Proses Komunikasi

BAB IV ANALISIS DATA. persoalan-persoalan yang menjadi fokus penelitian yaitu, Proses Komunikasi 95 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di PC IPPNU, penjelasan tentang analisis data penelitian ini lebih diutamakan pada persoalan-persoalan yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PROSES KOMUNIKASI ANTAR AGAMA ETNIS TIONGHOA DAN ETNIS JAWA DI PECINAN DESA WELAHAN KEC. WELAHAN

BAB IV ANALISIS PROSES KOMUNIKASI ANTAR AGAMA ETNIS TIONGHOA DAN ETNIS JAWA DI PECINAN DESA WELAHAN KEC. WELAHAN BAB IV ANALISIS PROSES KOMUNIKASI ANTAR AGAMA ETNIS TIONGHOA DAN ETNIS JAWA DI PECINAN DESA WELAHAN KEC. WELAHAN KAB. JEPARA (KAJIAN KOMUNIKASI ANTARBUDAYA) 4.1 Pola Komunikasi Etnis Tionghoa dengan Etnis

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Kualitatif Setiap penelitian yang dilakukan baik itu menggunakan metode kualitatif ataupun kuantitatif, selalu akan berangkat dari sebuah masalah. Masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan ( field research). Penelitian lapangan (field research) adalah

Lebih terperinci

PENTINGNYA KOMUNIKASI

PENTINGNYA KOMUNIKASI KOMUNIKASI Peran Komunikasi Pengertian Komunikasi Proses Komunikasi Kontinum Komunikasi Dalam Perilaku Organisasi Media Komunikasi Komunikasi Nonverbal Komunikasi Antar Pribadi PENTINGNYA KOMUNIKASI Barnard

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA. Jalan Babarsari No.

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA. Jalan Babarsari No. Kepuasan Relasi Antara Atasan dan Bawahan dengan Pendekatan Teori Pertukaran Sosial di PT PLN (Persero) Area Yogyakarta (Deskriptif Kualitatif dengan Teori Pertukaran Sosial Tentang Kepuasan Relasi ) Ratih

Lebih terperinci

Komunikasi dan Etika Profesi

Komunikasi dan Etika Profesi Modul ke: Komunikasi dan Etika Profesi Pengertian dan Perspektif Komunikasi Fakultas FASILKOM Ariyani Wardhana., S.Kom., S.T., MM Program Studi Sistem Informasi Kontrak Perkuliahan E-learning Pertemuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Hakikat manusia adalah sebagai makhluk sosial, oleh karena itu setiap manusia tidak lepas dari kontak sosialnya dengan masyarakat, dalam pergaulannya

Lebih terperinci

terhadap Tingkat Pengetahuan Karyawan tentang Nilai-Nilai Leidora Ardiyani / Ike Devi Sulistyaningtyas

terhadap Tingkat Pengetahuan Karyawan tentang Nilai-Nilai Leidora Ardiyani / Ike Devi Sulistyaningtyas Pengaruh Kualitas Komunikasi Interpersonal Pemimpin terhadap Tingkat Pengetahuan Karyawan tentang Nilai-Nilai dalam Budaya Organisasi di Mirota Batik Yogyakarta Leidora Ardiyani / Ike Devi Sulistyaningtyas

Lebih terperinci

PSIKOLOGI KOMUNIKASI

PSIKOLOGI KOMUNIKASI MODUL PERKULIAHAN PSIKOLOGI KOMUNIKASI PROSES KOMUNIKASI INTER PERSONAL Modul Standar untuk digunakan dalam Perkuliahan di Universitas Mercu Buana Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. meliputi: (a) Pendekatan dan jenis penelitian; (b) Kehadiran peneliti; (c) Data dan

BAB III METODE PENELITIAN. meliputi: (a) Pendekatan dan jenis penelitian; (b) Kehadiran peneliti; (c) Data dan BAB III METODE PENELITIAN Pada bab III ini akan dibahas beberapa hal tentang metode penelitian meliputi: (a) Pendekatan dan jenis penelitian; (b) Kehadiran peneliti; (c) Data dan sumber data; (d) Prosedur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. suatu penelitian. Hal ini disebabkan penggunaan metode dan pendekatan ini

BAB III METODE PENELITIAN. suatu penelitian. Hal ini disebabkan penggunaan metode dan pendekatan ini 67 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Teknik Penelitian 1. Metode Penelitian Metode dan pendekatan adalah satu diantara unsur yang harus ada dalam suatu penelitian. Hal ini disebabkan penggunaan metode

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI

KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI Modul ke: KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI Pengertian etika dasar - metode etika - kebebasan dan tanggung jawab Fakultas FASILKOM Program Studi Sistem Informasi http://www.mercubuana.ac.id Dosen: Indrajani,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kualitatif, Menurut Ardianto (2011:60), Metode deskriptif kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Kualitatif, Menurut Ardianto (2011:60), Metode deskriptif kualitatif BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Latar Pada penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode Deskriptif Kualitatif, Menurut Ardianto (2011:60), Metode deskriptif kualitatif berguna untuk melahirkan

Lebih terperinci

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang J.A.A Rumeser dalam jurnal Interpersonal Relation Sebagai Variabel Yang Menentukan Kinerja Unit Atau Organisasi (2010) menilai kesuksesan sebuah perusahaan merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 47 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau proses sistematis untuk memecahkan masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah. 1 Metode penelitian merupakan

Lebih terperinci

Pengertian psikologi dan psikologi komunikasi_01. Rahmawati Z, M.I.Kom

Pengertian psikologi dan psikologi komunikasi_01. Rahmawati Z, M.I.Kom Pengertian psikologi dan psikologi komunikasi_01 Rahmawati Z, M.I.Kom kontrak perkuliahan TUGAS : 40 % MID : 30 % UAS : 30 % KEAKTIFAN : BONUS NILAI TAMBAHAN TUGAS DIKUMPULKAN ON TIME darumzulfie@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. kesimpulan sebagai inti dari pembahasan penelitian yang dilakuka penulis. Penulis

BAB 5 PENUTUP. kesimpulan sebagai inti dari pembahasan penelitian yang dilakuka penulis. Penulis BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Seiring dengan selesaikannya penulisan ini, maka penulis memberikan satu kesimpulan sebagai inti dari pembahasan penelitian yang dilakuka penulis. Penulis menuangkan beberapa

Lebih terperinci

Kajian Hubungan Antara Event Pacarun Dengan Brand Awareness Honda

Kajian Hubungan Antara Event Pacarun Dengan Brand Awareness Honda Prosiding Manajemen Komunikasi ISSN: 2460-6537 Kajian Hubungan Antara Event Pacarun Dengan Brand Awareness Honda 1 Drawili Muhammad Arvian, 2 Zulfebriges 1,2 Bidang Kajian Manajemen Komunikasi, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 Dalam metode penelitian pada dasarnya peneliti mengungkapkan

Lebih terperinci

PROFIL BENTUK KOMUNIKASI PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X SMA NEGERI 1 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT

PROFIL BENTUK KOMUNIKASI PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X SMA NEGERI 1 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT 1 PROFIL BENTUK KOMUNIKASI PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X SMA NEGERI 1 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT Nofi Yani 1, Ahmad Zaini 2, Septya Suarja 2. 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di tempat bekerja, di pasar, dan sebagainya. Sejalan hal tersebut komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. di tempat bekerja, di pasar, dan sebagainya. Sejalan hal tersebut komunikasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia setiap hari melakukan komunikasi mulai dari lingkungan keluarga, di tempat bekerja, di pasar, dan sebagainya. Sejalan hal tersebut komunikasi adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. proses penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam

BAB III METODE PENELITIAN. proses penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam 49 BAB III METODE PENELITIAN Metode diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam ilmu pengetahuan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi memegang peranan penting bagi kehidupan suatu perusahaan. Menurut William I. Gordon (Mulyana, 2005), Komunikasi secara ringkas dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

MANAJEMEN DIRI UNTUK MENGELOLA KETIDAKPASTIAN DAN KECEMASAN DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA ASAL KALIMANTAN BARAT DI SURAKARTA

MANAJEMEN DIRI UNTUK MENGELOLA KETIDAKPASTIAN DAN KECEMASAN DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA ASAL KALIMANTAN BARAT DI SURAKARTA MANAJEMEN DIRI UNTUK MENGELOLA KETIDAKPASTIAN DAN KECEMASAN DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA ASAL KALIMANTAN BARAT DI SURAKARTA Naskah Publikasi Skripsi Ilmu Komunikasi Oleh: DESTRIADI YUNAS JUMASANI

Lebih terperinci