BAB V PENGELOLAAN KELAS DAN PENILAIAN. dalam penangani kegiatan pengelolaan kelas, tidak bisa bertindak seperti koki

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V PENGELOLAAN KELAS DAN PENILAIAN. dalam penangani kegiatan pengelolaan kelas, tidak bisa bertindak seperti koki"

Transkripsi

1 BAB V PENGELOLAAN KELAS DAN PENILAIAN A. Pengelolaan Kelas Perlu disadari bahwa sebagaimana dijelaskan pada BAB II bahwa, guru dalam penangani kegiatan pengelolaan kelas, tidak bisa bertindak seperti koki (juru masak) yang cukup dengan buku resep masakannya. Masalah yang timbul mungkin dapat berhasil diatasi dengan cara tertentu, pada waktu tertentu, dan untuk seorang atau sekelompok peserta didik tertentu. Akan tetapi cara yang digunakan tersebut mungkin tidak dapat digunakan mengatasi masalah yang sama, pada waktu yang berbeda, terhadap seorang atau sekelompok peserta didik yang lain. Untuk mengetahui bagaimana pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru PAI di SMP Negeri 2 semarang. peneliti pertama melakukan observasi terhadap proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas oleh guru PAI. Ketika peneliti melakukan observasi melihat bahwa pengelolaan kelas yang berkaitan dengan tata ruang adalah : 1. Ruang kelas Di ruang kelas VII A VII D yang berukuran 9 X 7 meter tinggi 5 meter berisi: peserta didik, kuri putar siswa, meja siswa berukuran 58 X 51 cm tinggi 75 cm, 1 kursi putar guru, 1 meja guru berukuran 1 X 65 cm, 1 meja komputer, 1 komputer, 1 LCD, 2 AC, 1 witeboard, 1 papan bank data siswa, 1 papan absensi siswa,1 almari dan seprangkat alat kebersihan.

2 2. Ruang kelas VII E VII G yang berukuran 9 X 7 meter tinggi 3 meter berisi: peserta didik, kuri putar siswa, meja siswa berukuran 58 X 51 cm tinggi 75 cm, 1 kursi putar guru, 1 meja guru berukuran 1 X 65 cm, 1 meja komputer, 1 komputer, 1 LCD, 2 AC, 1 witeboard, 1 papan bank data siswa, 1 papan absensi siswa,1 almari dan seprangkat alat kebersihan. 3. Ruang kelas VIII A VIII F yang berukuran 9 X 7 meter tinggi 5 meter berisi: peserta didik, kuri putar siswa, meja siswa berukuran 58 X 51 cm tinggi 75 cm, 1 kursi putar guru, 1 meja guru berukuran 1 X 65 cm, 1 meja komputer, 1 komputer, 1 LCD, 2 AC, 1 witeboard, 1 papan bank data siswa, 1 papan absensi siswa,1 almari dan seprangkat alat kebersihan. 4. Ruang kelas IX A IX G yang berukuran 9 X 7 meter tinggi 3 meter berisi: peserta didik, kuri putar siswa, meja siswa berukuran 58 X 51 cm tinggi 75 cm, 1 kursi putar guru, 1 meja guru berukuran 1 X 65 cm, 1 meja komputer, 1 komputer, 1 LCD, 2 AC, 1 witeboard, 1 papan bank data siswa, 1 papan absensi siswa,1 almari dan seprangkat alat kebersihan (Observasi, 1, 6 dan 8 Agustus, dan 3 dan 10 Oktober 2009). Peneliti pada waktu melakukan observasi proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas oleh guru PAI, melihat bahwa Bani Haris dan Muhtadin mampu mengondisikan peserta didik, mampu menguasai kelas, dan trampil menggunakan fasilitas pendidikan yang ada di dalam kelas seperti, menggunakan komputer, VCD, CD, laptop beserta LCD-nya, witeboard, dan lainnya. Di

3 samping itu iapun mampu membagi perhatian sehingga ia tahu kegiatan anak didik, tahu apa yang dikerjakannya walaupun sedang menulis membelakangi mereka, sehingga ia dapat menegur peserta didik yang tidak memperhatikannya dan melakukan bimbingan (Observasi, 3, 8, 13 Agustus dan 13 Oktober 2009). Kemudian terkait dengan setting kelas, ketika peneliti melakukan observasi proses pembelajaran PAI di kelas beberapa kali dalam kelas yang berbeda dan materi yang berbeda pula, baik kelas yang diampu oleh Bani Haris maupun Muhtadin, peneliti tidak melihat adanya perubahan tempat duduk yang dilakukan oleh guru PAI pada saat itu. Bentuk tempat duduk berbentuk sederhana atau tradisional, yakni kursi berjajar lurus bersap semua menghadap kedepan dimana ada meja guru dan papan tulis (Observasi, 3, 8, 13 Agustus dan 13 Oktober 2009). Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan peserta didik kelas IX, dengan memberi pertanyaan, Apakah guru yang mengajar agama kalian pada saat mengajar melakukan perubahan tempat duduk, seperti bentuk lingkaran, bentuk huruf U atau yang lainnya?, ia menjawab, Tidak pernah, yang mengatur perubahan tempat duduk itu wali kelasnya (Wawancara dengan Novi Arizka, dan Abda kelas IX G, 10 Otober 2009). Berikutnya peneliti bertanya, Apakah guru agama kalian sama sekali tidak mengubah tempat duduk sampai satu semester?, ia menjawab,

4 Ya, tidak pernah, pokonya kalu guru agama mau mengajar ya.., masuk langsung salam dan pelajaran dimulai, tidak mengubah-ubah tempat duduk. (Wawancara dengan Alda Rizka, dan Abda kelas IX G, 10 Otober 2009) Penelitipun melakukan wawancara dengan anak didik kelas VIII, dengan memberikan pertanyaan, Apakah guru yang mengajar agama kalian pada saat mengajar melakukan perubahan tempat duduk, seperti bentuk lingkaran, bentuk huruf U atau yang lainnya?, ia menjawab, Tidak pernah mengubah tempat duduk pada saat mengajar (Wawancara dengan Sukma Dewi, dan Erlina Haryono kelas VIII A, 10 Oktober 2009). Pengelolaan kelas di SBI tentang luasan pembakuan ruang kelas, Departemen Pendidikan Nasional, menjelaskan bahwa, luasan pembakuan ruang kelas di sekolah rintisan SMP-BI pada dasarnya berukuran sama dengan IKKM ruang kelas yaitu minimal (7 X 9) meter untuk kapasitas peserta didik antara orang. IKKT yang diupayakan dapat dipenuhi di dalam ruang kelas antara lain: fasilitas tulis menulis guru (papan, whall chalt, papan magnet/electric, layar monitor dan lain-lain), komputer guru, komputer siswa, jaringan internet untuk komputer guru dan tiap siswa, AC, media pembelajaran, LCD, TV, VCD, tape recorder/radio, locker/almari guru dan siswa, dan kebutuhan lain sesuai dengan tuntutan kurikulum dan pembelajaran (Diknas, 2008: 130). Berdasarkan hasil observasi dan uraian standar pengelolaan kelas rintisan SMP-BI tersebut tentang luasan pembakuan ruang kelas dan fasilitas

5 pelengkapnya, maka pengelolaan kelas tentang tata ruang di SMP Negeri 2 Semarang telah mendekati pemenuhan indicator kunci kinerja tambahan (IKKT). Seperti dijelaskan pula pada sub bab tentang model pembelajaran, bahwa di sekolah bertaraf internasional (SBI) diterapkan model pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, evektif, dan menyenangkan. Maka untuk mewujudkan hal itu, pengaturan ruang kelas dan siswa (setting kelas) merupakan tahap yang penting. Karena itu kursi meja dan ruang perlu ditata sedemikian rupa yang lebih variatif, sehingga dapat menunjang kegiatan pembelajaran yang mampu membangkitkan peserta didik, dalam hal aksebilitas, mobilitas, interaksi, dan variasi kerja seperti yang diterapkan di SBI. Namun hal ini tidak dilakukan oleh guru PAI di SMP Negeri 2 Semarang. B. Penilaian Penilaian hasil belajar pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan untuk mengukur dan menentukan tingkat ketercapaian kompetensi dan sekaligus untuk mengukur efektivitas proses pembelajaran. Penilaian di SBI seperti yang telah dijelaskan di BAB II bahwa, model penilaian di SBI merupakan pengembangan sistem penilaian yang bersifat memperkaya, memperluas dan bervariatif untuk mencapai standar indikator-indikator kinerja kunci tambahan (IKKT) penilaian, yaitu yang berlaku di dunia pendidikan bertaraf internasional. Output/outcomes SBI dikatakan memiliki daya saing internasional antara lain bercirikan : (a) lulusan SBI dapat melanjutkan pendidikan pada satuan pendidikan yang bertaraf internasional, baik di dalam maupun di luar negeri, (b)

6 lulusan SBI dapat bekerja pada lembaga-lembaga internasional dan/atau negaranegara lain (Diknas, 2008: 15). Dari penjelasan tersebut menunjujukan bahwa model penilaian yang diterapkan di SBI adalah mengembangkan, memperluas dan memperkaya sistem penilaian yang berstandar nasional, mengikuti model penilaian yang berlaku pada sekolah yang sudah terjamin mutunya bertaraf internasional sehingga lulusan dari SBI yang berada di Indonesia dapat masuk di sekolah yang bertaraf internasional di luar negeri. Untuk memperoleh data penilaian proses belajar PAI, peneliti melakukan observasi dan wawancara dengan guru PAI dan peserta didik. Dari hasil observasi diperoleh data, bahwa penilaian proses pembelajaran yang digunakan oleh guru PAI melalui: ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan semester dan. ulangan kenaikan kelas. a. Ulangan harian Ulangan harian seperti pada umumnya dilakukan oleh guru PAI SMP Negeri 2 Semarang setiap selesai proses pembelajaran dalam kompetensi tertentu atau setelah mencapai satu sampai dua KD. Ulangan harian teridiri dari seperangkat soal yang harus dijawab oleh anak didik dan tugas-tugas tersetruktur yang berkaitan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang sedang diajarkan. Jika nilai yang diperoleh dari ulangan harian tidak memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu nilai 78 untuk kelas VII, kelas VIII, dan

7 kelas IX untuk beberapa anak didik, guru PAI melakukan remidi dengan cara memberikan soal baru yang dikerjakan setelah kegiatan belajar mengajar (KBM) selesai (Observasi. 10 dan 12 September 2009). Bentuk soal ulangan harian yang digunakan oleh guru PAI SMP Negeri 2 Semarang adalah fill in berjumlah 10 soal, kadang multiple choice yang jumlah soalnya mencapai butir, kadang dengan cara memberikan tugas kepada peserta didik untuk membuat soal sendiri dan dijawab sendiri dengan kriteria yang dianggap sulit oleh peserta didik, dan kadang juga essay test yang jumlah soalnya 5 atau10 butir soal bergantung pada kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik. Peneliti selanjutnya melakukan wawancara dengan peserta didik, dengan memyampaikan pertanyaan, Berapa kali guru agama kalian melakukan ulangan harian selama satu semester?, ia menjawab, Untuk semester kemarin 3 4 kali, untuk semester sekarang di kelas saya sudah 3 kali, selanjutnya peneliti memberikan pertanyaan, Bagaimana bentuk soal ulangan harian dari guru agama kalian?, ia menjawab, Soalnya kadang tertulis sebanyak 5 soal kadang10 soal, kadang pilihan ganda, dan kadang pemberian tugas dikerjakan di rumah kemudian dikumpulkan (Wawancara dengan Sukma Dewi, dan Erlina Haryono kelas VIII A, 10 Oktober 2009). b. Ulangan tengah semester.

8 Ulangan tengah semester PAI di SMP Negeri 2 Semarang dilakukan setelah pembelajaran mencapai beberapa standar kompetensi tertentu (lebih kurang 50 % dari standar kompetensi pada aemester tersebut). Ulangan mid semester terdiri dari seperangkat soal yang harus dijawab oleh peserta didik mengenahi standar kompetensi/kompetensi dasar yang telah diajarkan pada setengah semester bagian awal dan dilakukan satu kali dalam satu semester. Bentuk soal ulangan tengah semester adalah multiple choice yang berjumlah 45 butir soal dan essay berjumlah 5 butir soal. Pada ulangan tengah semester soal dibuat oleh rumpun guru mapel PAI di sekolah tersebut yang prosentasenya menyesuaikan standar kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik (Observasi. 10 Oktober 2009). c. Ulangan umum semester Ulangan akhir semester yang biasa disebut dengan ulangan umum semester, di SMP Negeri 2 Semarang yang di dalamnya mata pelajaran PAI dilaksanakan secara periodik setelah proses pembelajaran mencapai satu semester (mengikuti ketentuan kalender pendidikan), dengan materi yang diujikan sebagai berikut: 1) Ulangan umum semester pertama soalnya diambil dari standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi pembelajaran semester pertama. 2) Ulangan umum semester kedua soalnya diambil dari standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi pembelajaran semester kedua.

9 Ulangan umum semester PAI dilaksanakan secara bersama-sama untuk kelas-kelas paralel, umumnya juga dilaksanakan bersama-sama di tingkat kota Semarang, soal yang diujikan semester dibuat oleh Dinas Pendidikan Nasional Kota Semarang. Bentuk soal yang diujikan pada semester pertama adalah pilihan ganda 45 soal dan essay 5 soal, sedangkan bentuk soal semester kedua semuanya berbentuk pilihan ganda dengan jumlah soal 60 butir. Pada kegiatan ulangan tengah semester dan ulangan semester peneliti tidak melihat adanya kegiatan remidial karaena nilainya telah mencapai KKM yang telah ditentukan oleh guru PAI (Observasi. 13 Juni dan 12 Desember 2009) d. Ulangan kenaikan kelas. Ulangan kenaikan kelas dilakukan pada ahir semester genap atau setelah proses pembelajaran mencapai satu tahun. Ulangan kenaikan kelas (sama dengan ulangan umum semester kedua), soalnya hanya diambil dari standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi pembelajaran semester kedua (Observasi. 13 Juni 2009). Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan guru PAI, dengan menyampaikan pertanyaan, Bagaimana cara bapak melakukan penilaian untuk kenaikan kelas?, ia menjawab, Penilaian hasil belajar yang untuk kenaikan kelas dari ranah pengetahuan (kognitif) dengan cara mengambil nilai yang mencakup nilai ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan semester baik semester satu maupun

10 semester dua, dan pada ulangan kenaikan kelas pula saya nilai dari ranah sikap (afektif), dan ranah ketrampilan (psoko-motorik) yaitu dari nilai praktik (Wawancara dengan guru PAI, 3 Oktober 2009). Peneliti berikutnya bertanya, Untuk apa ulangan kenaikan kelas ini bapak lakukan?, ia menjawab, Untuk menentukan peserta didik yang naik kelas yang berada ditingkat yang lebih tinggi, misal dari kelas VII naik ke kelas VIII, dari kelas VIII naik ke kelas IX. Sedangkan ulangan umum semester genap bagi kelas IX kemudian dilanjutkan Ujian Akhir Sekolah (UAS) untuk menentukan kelulusan, (Wawancara dengan Guru PAI, 3 Oktober 2009). Kemudian peneliti bertanya, Soal PAI akhir semester yang digunakan untuk kenaikan kelas siapa yang menyusun pak?, ia menjawab, Materi soalnya dibuat oleh Dinas Pendidikan Nasional Kota Semarang. (Wawancara dengan wakasek akademis, 3 Oktober 2009). Dalam upaya mendapatkan data tentang pengembangan penilaian yang dilakukan oleh guru PAI, peneliti melakukan wawancara dengan wakasek Akademis dan ia sekaligus sebagai guru PAI dengan menyampaiakan pertanyaan, Lembaga apa saja yang telah melakukan penilaian proses belajar di SMP ini?, ia menjawab, Lembaga yang melakukan penilaian terhadap proses belajar mengajar di sekolah ini adalah Direktorat Jendral Pendidikan Nasional yang dilakukan untuk kelas 7 dan 8 setiap semester (untuk kelas IX belum dilakukan karena belum ada), dan Internatonal Competition Assessment for Shools (ICAS) yang dilakukan setahun sekali, (Wawancara dengan wakasek Akademis, 12 Desember 2009). Berikutnya peneliti menyampaiakan pertanyaan, Mapel apa saja yang dievaluasi langsung oleh Dirjend Diknas dan ICAS, ia menjawab, Mapel

11 matematika, sains (IPA), dan bahasa Inggris. Kemarin dari Dirjend ada tambahan IPS, (Wawancara dengan wakasek Akademis, 12 Desember 2009). Di atas telah disinggung tentang model penerapan penilaian SBI. Pada dasarnya sistem penilaian yang dilakukan oleh sekolah ayang ditetapkan sebagai rintisan SMP-BI adalah sama dengan yang dilakukan oleh sekolah sebagai SSN atau bukan SSN, yaitu mengacu pada rambu-rambu yang dikeluarkan oleh BSNP atau Pusat Penilaian Pendidikan Departemen Pendidikan Nasional. Namun demikian, sebagai rintisan SMP-BI, sekolah harus melakukan pengembangan sistem penilaian yang disesuaikan dengan tuntutan kurikulum berstandar internasional. Beberapa hal pokok penilaian yang perlu dikembangkan sebagai SBI antara lain adalah: (1) standar nilai yang dipakai adalah standar internasional (dalam hal ini untuk sementara pusat belum menentukan kriterianya), (2) bentuk perangkat penilaian dikembangkan dalam standar bahasa Inggris, (3) pada masa mendatang standar kelulusan diharapkan lebih mengutamakan kepada model penilaian atau acuan kriteria (lulus dan tidak lulus), dan penggunaan penilaian dengan acuan norma yang digunakan sekarang hanya untuk sementara waktu. Sedangkan bentuk ujian akhir bagi peserta didik sekolah rintisan SMP- BI kelas IX, direncanakan menggunakan pola penyelenggaraan bertaraf internasional. Dengan demikian, bagi lulusan SMP yang bertaraf internasional akan mendapatkan sertifikasi kelulusan internasional (Diknas, 2008: 77-78).

12 Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa penilaian proses pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI) di SMP negeri 2 Semarang, belum mengikuti model penilaian yang diterapkan oleh sekolah yang bertaraf internasional.

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data MAN Purwodadi adalah Madrasah Aliyah Negeri yang terletak di kabupaten Grobogan jawa tengah, tepatnya di jalan diponegoro no. 22 Purwodadi. Sekolah tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensial

Lebih terperinci

PERATURAN AKADEMIS SMA NEGERI 2 MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012. C. Landasan

PERATURAN AKADEMIS SMA NEGERI 2 MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012. C. Landasan PERATURAN AKADEMIS SMA NEGERI 2 MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 dan peraturan pemerintah RI No. 19 tahun 2005 mengamanatkan ; setiap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Kondisi Awal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Kondisi Awal BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan proses pembelajaran sebelum diterapkan pembelajaran menggunakan media pembelajaran dengan menggunakan

Lebih terperinci

PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 PARE

PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 PARE PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 PARE BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Latar Belakang Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 dan peraturan pemerintah RI No. 19 tahun 2005 mengamanatkan; Setiap satuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saing secara nasional dan sekaligus internasional pada jenjang pendidikan dasar

BAB I PENDAHULUAN. saing secara nasional dan sekaligus internasional pada jenjang pendidikan dasar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam upaya peningkatan mutu, efisiensi, relevansi, dan peningkatan daya saing secara nasional dan sekaligus internasional pada jenjang pendidikan dasar dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 35 B. TUJUAN 35 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 36 D. UNSUR YANG TERLIBAT 36 E. REFERENSI 36 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 37

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 35 B. TUJUAN 35 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 36 D. UNSUR YANG TERLIBAT 36 E. REFERENSI 36 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 37 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 35 B. TUJUAN 35 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 36 D. UNSUR YANG TERLIBAT 36 E. REFERENSI 36 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 37 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 39 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL Kegiatan PPL ini dilaksanakan selama kurang lebih waktu aktif satubulan, terhitung mulai tanggal 10 Agustus sampai dengan 12 September. Sebelum pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah mengembangkan Sekolah Standar Nasional (SSN) menjadi Sekolah Rintisan. daya saing bangsa Indonesia di forum internasional.

BAB I PENDAHULUAN. adalah mengembangkan Sekolah Standar Nasional (SSN) menjadi Sekolah Rintisan. daya saing bangsa Indonesia di forum internasional. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi telah mendorong terjadinya kompetisi bagi lembaga pendidikan yang tidak hanya bersifat lokal atau regional saja, tetapi juga internasional. Kompetisi global

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian SMP-RSBI RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) adalah sekolah yang melaksanakan atau menyelenggarakan pendidikan bertaraf internasional, dimana baru sampai

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN Sebelum pelaksanaan PPL banyak hal yang perlu dipersiapkan dan dilaksanakan oleh mahasiswa. Beberapa hal yang dilakukan mahasiswa dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (student centered active learning). Siswa ditempatkan sebagai subyek. belajarnya dengan bantuan fasilitator (guru).

BAB I PENDAHULUAN. (student centered active learning). Siswa ditempatkan sebagai subyek. belajarnya dengan bantuan fasilitator (guru). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bertumpu pada interaksi antara guru dengan siswa. Sasaran pembelajaran diorientasikan pada pengembangan kompetensi. Pembelajaran diarahkan pada

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 5 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA PENYUSUNAN

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Latar Belakang

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Latar Belakang BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Latar Belakang Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 dan peraturan pemerintah RI No. 19 tahun 2005 mengamanatkan; Setiap satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL Kegiatan PPL ini dilaksanakan selama kurang lebih waktu aktif satu bulan, terhitung mulai tanggal

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL Kegiatan PPL ini dilaksanakan selama kurang lebih waktu aktif satu bulan, terhitung mulai tanggal BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL Kegiatan PPL ini dilaksanakan selama kurang lebih waktu aktif satu bulan, terhitung mulai tanggal 10 Agustus sampai dengan 12 September 2015. Sebelum pelaksanaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang penting untuk dikuasai

I. PENDAHULUAN. Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang penting untuk dikuasai 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang penting untuk dikuasai dengan baik aktif maupun pasif. Contohnya, ketika memasuki dunia kerja, pada saat ini kemampuan

Lebih terperinci

BAB IV KESIAPAN SDM DAN MODEL PEMBELAJARAN. internasional seperti yang penulis jelaskan dalam BAB II, baik secara kuantitatif

BAB IV KESIAPAN SDM DAN MODEL PEMBELAJARAN. internasional seperti yang penulis jelaskan dalam BAB II, baik secara kuantitatif BAB IV KESIAPAN SDM DAN MODEL PEMBELAJARAN A. Kesiapan SDM Sumber daya manusia (SDM) dalam lembaga pendidikan bertaraf internasional seperti yang penulis jelaskan dalam BAB II, baik secara kuantitatif

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN Praktik pengalaman lapangan dilaksanakan kurang lebih selama dua setengah bulan, dimana mahasiswa PPL harus benar-benar mempersiapkan diri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan Alam (MIPA) dan Teknologi Informasi dan Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan Alam (MIPA) dan Teknologi Informasi dan Komunikasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemerintah menghimbau beberapa sekolah (melalui asesor akreditasi, monitoring dan evaluasi serta kunjungan pengawas) termasuk sekolah di tempat peneliti bekerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sekolah sebagai tempat pembentuk generasi bangsa yang berkualitas mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu pendidikan di sekolah

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. Persiapan Untuk mempersiapkan mahasiswa dalam melaksanakan PPL baik yang dipersiapkan berupa persiapan fisik maupun mental untuk dapat mengatasi permasalahan

Lebih terperinci

Penerapan Dan Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan Tahun 2013

Penerapan Dan Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan Tahun 2013 Laporan Tahun 2013 Bidang Penerapan Dan Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Tahun 2013 I PENDIDIKAN DASAR OLEH KABUPATEN / KOTA 1. Tersedia satuan pendidikan dalam jarak yang terjangkau dengan

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL Kegiatan PPL ini dilaksanakan selama kurang lebih waktu aktif satubulan, terhitung mulai tanggal 10 Agustus sampai dengan 12 September. Sebelum pelaksanaan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 7 MAGELANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 7 MAGELANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 7 MAGELANG Disusun oleh : Nama : Muhammad Miftah Rizky Y NIM : 2501409060 Prodi : Pend. Seni Musik S1 FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dunia pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dunia pendidikan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dunia pendidikan sangatlah penting, karena menyangkut banyak aspek yang ada didalamnya. Kemajuan itu terjadi pada

Lebih terperinci

PANDUAN LAYANAN KELAS INTERNASIONAL

PANDUAN LAYANAN KELAS INTERNASIONAL PANDUAN LAYANAN KELAS INTERNASIONAL 1 A. Latar Belakang Tujuan pendidikan menengah umum adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang hendak dilaksanakan adalah merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar

Lebih terperinci

P N E D N A D H A U H L U U L A U N

P N E D N A D H A U H L U U L A U N BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan. Baik perubahan dalam kurikulum, program pembelajaran, metode dan strategi pembelajaran. Perubahan-perubahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan psikomotor dimana terdapat grafik peningkatan dalam masing-masing

I. PENDAHULUAN. dan psikomotor dimana terdapat grafik peningkatan dalam masing-masing I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Substansi dari pendidikan itu sendiri adalah suatu pembelajaran yang mampu menunjang siswa menuju kearah suatu perubahan dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotor dimana

Lebih terperinci

LEMBAR OBSERVASI Lembar Observasi Pelaksanaan Moving Class. Hasil observasi

LEMBAR OBSERVASI Lembar Observasi Pelaksanaan Moving Class. Hasil observasi 115 LEMBAR OBSERVASI Lembar Observasi Pelaksanaan Moving Class Tanggal Observasi : 4 12 Agustus 2010 Lama Observasi : 8 hari Setting : SMA N 7 Yogyakarta Objek : Kelas XI IS 1 dan Kelas XI IS 2 Aspek A.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SERANG DINAS PENDIDIKAN

PEMERINTAH KOTA SERANG DINAS PENDIDIKAN SURAT KEPUTUSAN KEPALA NOMOR : 422 / 042 / SMPN 19 Tentang PERATURAN AKADEMIK A. PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN 1. Proses Pembelajaran dilaksanakan dalam tahun pelajaran. 2. Satu Tahun Pelajaran dibagi

Lebih terperinci

PENILAIAN PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN

PENILAIAN PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN SMA MUHAMMADIYAH WONOSOBO PENILAIAN PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN Nomor Dokumen Nomor Revisi : 00 Tanggal Berlaku Halaman : 1 dari 4 : SPN.2-MUH-KUR/IX/2016 : 21 September 2016 DIBUAT Oleh Waka Kurikulum

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 2 SUBAH

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 2 SUBAH LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 2 SUBAH Disusun oleh: Eko Prastyo Herfianto 2101409072 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012

Lebih terperinci

DAFTAR HADIR A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 2

DAFTAR HADIR A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 2 DAFTAR HADIR A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 2 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 5 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA PENYUSUNAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan permasalahan dengan sikap terbuka serta pendekatanpendekatan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan permasalahan dengan sikap terbuka serta pendekatanpendekatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya, sehingga mampu menghadapi segala perubahan dan permasalahan dengan

Lebih terperinci

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014 MAN YOGYAKARTA

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014 MAN YOGYAKARTA BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL KEGIATAN PPL 1. Persiapan PPL Praktik Pengalaman Lapangan adalah kegiatan mata kuliah yang wajib ditempuh oleh mahasiswa S1 program kependidikan Universitas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KURIKULUM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (STUDI DI SMP NEGERI 3 PETERONGAN JOMBANG)

PENGEMBANGAN KURIKULUM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (STUDI DI SMP NEGERI 3 PETERONGAN JOMBANG) 1 PENGEMBANGAN KURIKULUM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (STUDI DI SMP NEGERI 3 PETERONGAN JOMBANG) Laily Syarifah Era globalisasi menuntut kualitas manusia

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL Kegiatan PPL ini dilaksanakan selama kurang lebih waktu aktif dua bulan, terhitung mulai tanggal 1 Juli 2014 sampai dengan 17 September 2014. Sebelum pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB IV. IMPLEMENTASI KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) DI MTs AGUNG ALIM BLADO. A. Kriteria Ketuntasan Minimal di MTs Agung Alim Blado

BAB IV. IMPLEMENTASI KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) DI MTs AGUNG ALIM BLADO. A. Kriteria Ketuntasan Minimal di MTs Agung Alim Blado BAB IV IMPLEMENTASI KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) DI MTs AGUNG ALIM BLADO A. Kriteria Ketuntasan Minimal di MTs Agung Alim Blado Pembahasan ini akan menguraikan tentang Kriteria Ketuntasan Minimal

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 144 B. TUJUAN 144 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 144 D. UNSUR YANG TERLIBAT 144 E. REFERENSI 145 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 145

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 144 B. TUJUAN 144 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 144 D. UNSUR YANG TERLIBAT 144 E. REFERENSI 145 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 145 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 144 B. TUJUAN 144 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 144 D. UNSUR YANG TERLIBAT 144 E. REFERENSI 145 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 145 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 148 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu (Sanjaya, 2008:26). Menurut Amri dan Ahmadi. (2010:89) bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru harus memahami

I. PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu (Sanjaya, 2008:26). Menurut Amri dan Ahmadi. (2010:89) bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru harus memahami 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan proses kerja antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada, baik potensi yang bersumber dari siswa seperti minat,

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN REFLEKSI

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN REFLEKSI BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN REFLEKSI A. Persiapan Pelaksanaan PPL Menurut UU RI no. 14 Tahun 2005 dijelaskan bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

Lebih terperinci

Kisi-kisi Wawancara I

Kisi-kisi Wawancara I 160 Kisi-kisi Wawancara I A. Kepala Sekolah 1. Apakah sekolah menyusun Kurikulum setiap tahun ajaran baru? 2. Apakah selama ini penyusunan kurikulum direncanakan terlebih dahulu? Bagaimanakah persiapannya?

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SDN Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang terletak di lingkungan rumah warga dan jauh dari pasar

Lebih terperinci

Siklus Hari, Tanggal Waktu Keterangan Sabtu, 15 Oktober Melakukan observasi di SD Negeri Gamol Sleman

Siklus Hari, Tanggal Waktu Keterangan Sabtu, 15 Oktober Melakukan observasi di SD Negeri Gamol Sleman LAMPIRAN 111 Lampiran 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Siklus Hari, Tanggal Waktu Keterangan Sabtu, 15 Oktober 2011 09.00-11.00 Melakukan observasi di SD Negeri Gamol Sleman I Selasa, 13 Maret 2012 07.00-08.10

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAI MATERI SEJARAH ISLAM BERBASIS MULTIMEDIA DI KELAS VII SMPN 36 SEMARANG

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAI MATERI SEJARAH ISLAM BERBASIS MULTIMEDIA DI KELAS VII SMPN 36 SEMARANG BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAI MATERI SEJARAH ISLAM BERBASIS MULTIMEDIA DI KELAS VII SMPN 36 SEMARANG A. Analisis Terhadap Pembelajaran PAI di SMPN 36 Semarang Perpindahan kurikulum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Pada bab ini akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi prasiklus, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi Prasiklus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Orientasi dan Identifikasi Masalah Penelitian yang dilakukan penulis meliputi tiga kegiatan, yaitu : 1) kegiatan orientasi dan identifikasi masalah, 2) tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN.

BAB III METODE PENELITIAN. 2 BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian dilakukan di kelas V SD N 2 Kembaran Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo. Waktu

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL Seorang guru memerlukan persiapan-persiapan terhadap materi yang akan diajarkan, mulai dari pembuatan satuan pelajaran, rancangan pembelajaran, materi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Inti dari kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Inti dari kegiatan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting yang menentukan kemajuan suatu bangsa. Peran pendidikan adalah menciptakan kehidupan yang cerdas, terbuka, dan demokratis.

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN Kegiatan PPL dilaksanakan kurang lebih selama satu bulan, dimana mahasiswa PPL harus benar-benar mempersiapkan diri baik mental maupun fisik.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INDIKATOR DALAM UPAYA MENCAPAI KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS KABUPATEN KARANGANYAR JAWA TENGAH

PENGEMBANGAN INDIKATOR DALAM UPAYA MENCAPAI KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS KABUPATEN KARANGANYAR JAWA TENGAH PENGEMBANGAN INDIKATOR DALAM UPAYA MENCAPAI KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS KABUPATEN KARANGANYAR JAWA TENGAH M.V. Sri Hartini H.S. Disdikpora Kabupaten Karanganyar mvsrihartini@yahoo.com

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMA NEGERI 2 UNGARAN. Disusun Oleh Nama : Hanik Mundirotun NIM : Prodi : Pendidikan Kimia

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMA NEGERI 2 UNGARAN. Disusun Oleh Nama : Hanik Mundirotun NIM : Prodi : Pendidikan Kimia LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMA NEGERI 2 UNGARAN Disusun Oleh Nama : Hanik Mundirotun NIM : 4301409024 Prodi : Pendidikan Kimia FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KETERCAPAIAN STANDAR ISI MATA PELAJARAN AL-QUR AN HADITS DI MI

BAB IV ANALISIS KETERCAPAIAN STANDAR ISI MATA PELAJARAN AL-QUR AN HADITS DI MI BAB IV ANALISIS KETERCAPAIAN STANDAR ISI MATA PELAJARAN AL-QUR AN HADITS DI MI A. Analisis Ketercapaian Standar Isi Mata Pelajaran Al-qur an Hadits Semester II kelas V MI 1. Analisis Ketercapaian Standar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa : Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM Tri Sari Wijayanti Guru IPA SMAN 7 Mataram E-mail:- ABSTRAK:

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVII/Nopember 2013

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVII/Nopember 2013 PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MARRY GO ROUND PADA SISWA KELAS IV B SD NEGERI KLEGUNG I Kiki Engga Dewi SD Negeri Jaban Sleman Abstrak Tujuan penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hasil belajar merupakan tujuan proses pembelajaran yang terdiri dari 3 ranah yaitu kognitif, afektif, psikomotoris. Ranah kognitif (cognitive) berhubungan dengan

Lebih terperinci

2015 PERBANDINGAN ANTARA HASIL BELAJAR SISWA KELAS BILINGUAL DENGAN KELAS REGULER PADA MATA PELAJARAN MIPA

2015 PERBANDINGAN ANTARA HASIL BELAJAR SISWA KELAS BILINGUAL DENGAN KELAS REGULER PADA MATA PELAJARAN MIPA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan perubahan perilaku manusia berkat adanya interaksi antara manusia satu dengan yang lain. Dalam proses belajar pada dasarnya mencari suatu kebenaran,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 144 B. TUJUAN 144 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 144 D. UNSUR YANG TERLIBAT 145 E. REFERENSI 145 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 145

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 144 B. TUJUAN 144 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 144 D. UNSUR YANG TERLIBAT 145 E. REFERENSI 145 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 145 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 144 B. TUJUAN 144 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 144 D. UNSUR YANG TERLIBAT 145 E. REFERENSI 145 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 145 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 149 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. informasi kepada lembaga, maupun kepada pihak-pihak lain yang. dengan mata pelajaran yang telah diberikan.

I. PENDAHULUAN. informasi kepada lembaga, maupun kepada pihak-pihak lain yang. dengan mata pelajaran yang telah diberikan. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Penilaian merupakan salah satu kegiatan yang wajib dilakukan oleh guru. Dikatakan wajib karena setiap guru pada akhirnya harus dapat memberikan informasi kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena dengan pendidikan manusia dapat berdaya guna dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena dengan pendidikan manusia dapat berdaya guna dan mandiri. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi sekarang ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat begitu maju sehingga memunculkan adanya persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pembelajaran banyak sekali permasalahan-permasalahan. satunya adalah rendahnya minat belajar matematika.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pembelajaran banyak sekali permasalahan-permasalahan. satunya adalah rendahnya minat belajar matematika. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam proses pembelajaran banyak sekali permasalahan-permasalahan yang muncul selama proses pembelajaran. Permasalahan tersebut bisa berasal dari siswa atau

Lebih terperinci

JURNAL OLEH YENI FARIDA The Learning University

JURNAL OLEH YENI FARIDA The Learning University PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS SEJARAH KELAS VII SMP NEGERI 1 MALANG SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2011/2012 JURNAL OLEH YENI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Obyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Panggungroyom 01 Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati dipimpin oleh seorang kepala sekolah bernama Legiman, A.Ma.Pd.

Lebih terperinci

SISTEM PENILAIAN MATA KULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN PAI

SISTEM PENILAIAN MATA KULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN PAI SISTEM PENILAIAN MATA KULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN PAI Mahasiswa wajib mengerjakan 5 paket tugas individu, 5 paket tugas kelompok, UTS dan UAS Tugas dikerjakan di kertas folio bergaris dan dilengkapi identitas

Lebih terperinci

BAB II KEGIATAN PPL A.

BAB II KEGIATAN PPL A. BAB II KEGIATAN PPL A. Persiapan Dalam rangka persiapan pelaksanaan PPL, maka diadakan beberapa kegiatan yaitu sebagai berikut: 1. Pengajaran Mikro Kegiatan Pengajaran Mikro adalah prasyarat yang harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran tertentu, dalam interaksi harus ada perubahan tingkah laku. siswa dari tidak tahu menjadi tahu (Slavin, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran tertentu, dalam interaksi harus ada perubahan tingkah laku. siswa dari tidak tahu menjadi tahu (Slavin, 2008). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan serangkaian interaksi yang baik antar siswa dengan guru yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi penting yang diajarkan di SD, karena Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan dan fungsi yang sangat penting bagi kehidupan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01 kecamatan Sidorejo Kota Salatiga dengan Subjek Penelitian

Lebih terperinci

Lampiran 1 IJIN PENELITIAN

Lampiran 1 IJIN PENELITIAN Lampiran 1 IJIN PENELITIAN 91 92 93 94 95 Lampiran 2 KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DAN SARANA PRASARANA 96 97 Gambar 1. Kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Pendidikan Al Qur an Gambar 2. Kegiatan belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan proses yang dapat ditandai dengan perubahan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan proses yang dapat ditandai dengan perubahan perilaku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar merupakan proses yang dapat ditandai dengan perubahan perilaku seseorang dan dapat dilihat dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Nilai hasil

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PEMBAHASAN PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PEMBAHASAN PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL Kegiatan PPL ini dilaksanakan selama kurang lebih waktu aktif dua setengah bulan, terhitung mulai tanggal 2 Juli sampai dengan 17 September

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap,

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap, proses, dan produk. Sains (fisika) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan tentang Refleksi Program Rintisan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan tentang Refleksi Program Rintisan BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan tentang Refleksi Program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional di Sekolah Menengah Pertama pada Tahun Pelajaran 2009-2012

Lebih terperinci

Oleh: JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI

Oleh: JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI Oleh: JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI PENDAHULUAN Kerangka Dasar Kurikulum menekankan adanya penilaian kelas. Penilaian hasil belajar meliputi penilaian kelas, penilaian akhir yang diselenggarakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan yang seakan tidak

I. PENDAHULUAN. Upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan yang seakan tidak I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan yang seakan tidak pernah berhenti. Banyak agenda reformasi yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan. Beragam

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di SMK N 3 Semarang sejak tanggal 17 September 2014 sampai dengan 18 Oktober 2014. Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL A. Persiapan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Pengalaman Lapangan dikasanakan hanya satu bulan, berbeda dengan tahun tahun sebelumnya yang pelaksanaannya

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Akselerasi (Studi kasus di SMP Islam Pekalongan), maka dapat. 1. Desain pembelajaran PAI dalam program akselerasi.

BAB V PENUTUP. Akselerasi (Studi kasus di SMP Islam Pekalongan), maka dapat. 1. Desain pembelajaran PAI dalam program akselerasi. BAB V PENUTUP A. SIMPULAN Hasil penelitian dan analisis yang penulis lakukan terhadap permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini dengan judul Implementasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu tempat dimana siswa mendapatkan ilmu secara

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu tempat dimana siswa mendapatkan ilmu secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu tempat dimana siswa mendapatkan ilmu secara formal. Sekolah bukan hanya tempat menimba ilmu, tetapi juga sebagai tempat berkumpul,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SDN Tambakboyo 02 pada tanggal 5-16 Maret

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2015/2016 A. Latar Belakang Sesuai dengan Undang-Undang Sisdiknas Nomor : 20 Tahun 2003 mengamanatkan bahwa : Pendidikan adalah usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia pendidikan nasional maupun internasional. Terbukti dengan

BAB I PENDAHULUAN. dunia pendidikan nasional maupun internasional. Terbukti dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu pelajaran yang menjadi idola bagi dunia pendidikan nasional maupun internasional. Terbukti dengan diperlukannya matematika sebagai

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MATCHING EXERCISE

PENGARUH PENGGUNAAN MATCHING EXERCISE Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 PENGARUH PENGGUNAAN MATCHING EXERCISE TIPE SCRAMBLE DAN TIPE WORD SQUARE

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian 3.1.1 Setting penelitian 3.1.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Sidorejo Lor 04 Salatiga yang terletak di

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 4 MAGELANG. Disusun oleh Nama : Novian Fitri Nurani NIM : Prodi : Pendidikan Biologi

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 4 MAGELANG. Disusun oleh Nama : Novian Fitri Nurani NIM : Prodi : Pendidikan Biologi LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 4 MAGELANG Disusun oleh Nama : Novian Fitri Nurani NIM : 4401409039 Prodi : Pendidikan Biologi FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumbangan langsung terhadap berbagai bidang kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. sumbangan langsung terhadap berbagai bidang kehidupan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sains merupakan bagian yang mempelajari aspek kehidupan manusia karena belajar sains pada dasarnya belajar berbuat dan berpikir. Ini sesuai dengan hakikat sains ditinjau

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN

BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Data Perusahaan Westin School adalah sekolah yang mengajarkan siswa dari Kelompok Bermain sampai Sekolah Menengah Atas pelajaran dengan kurikulum pemerintah dan Singapura.Sekolah

Lebih terperinci

(Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta) Kata kunci: pembelajaran ekonomi, penilaian berbasis kompetensi.

(Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta) Kata kunci: pembelajaran ekonomi, penilaian berbasis kompetensi. Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 1 Nomor 2, Mei 2005 SISTEM PENILAIAN PEMBELAJARAN EKONOMI BERBASIS KOMPETENSI Oleh: Barkah Lestari (Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta)

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR Vicky Budi Utomo 1, Dedi Kuswandi 2, Saidah Ulfa 3 Jurusan Teknologi Pendidikan FIP Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan

Lebih terperinci

PANDUAN WAWANCARA. Tempat Wawancara :.. Tanggal Wawancara :..

PANDUAN WAWANCARA. Tempat Wawancara :.. Tanggal Wawancara :.. Lampiran 1 PANDUAN WAWANCARA Nama :.. Jabatan :.. Tempat Wawancara :.. Tanggal Wawancara :.. A. GURU IPA 1. Apakah anda mengetahui di SMP Negeri 1 Bandungan ada program supervisi kunjungan kelas? 2. Apakah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses yang tidaklah mudah. Hal paling mendasar yang perlu diterapkan. belajar mengajar yang menyenangkan dalam suatu kelas.

BAB I PENDAHULUAN. proses yang tidaklah mudah. Hal paling mendasar yang perlu diterapkan. belajar mengajar yang menyenangkan dalam suatu kelas. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang melibatkan guru, siswa dan komponen lainnya dalam proses belajar mengajar yang saling mempengaruhi satu sama lain dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan dasar memegang peranan penting dalam usaha meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan dasar memegang peranan penting dalam usaha meningkatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan dasar memegang peranan penting dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya manusia pada saat ini maupun yang akan datang. Oleh sebab itu, maka pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan utama dalam proses pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar. Proses belajar mengajar yang terjadi akan menentukan keberhasilan dalam mencapai

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA MATERI ELASTISITAS BAHAN

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA MATERI ELASTISITAS BAHAN PENERAPAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA MATERI ELASTISITAS BAHAN Nurussaniah 1), Dwi Fajar Saputri 2), dan Ade Mariadi 3) 1) Prodi Pendidikan Fisika IKIP PGRI Pontianak, Pontianak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat dalam segala aspek kehidupan. Menurut Zuhal (Triwiyanto,

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat dalam segala aspek kehidupan. Menurut Zuhal (Triwiyanto, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi ini, terjadi perkembangan dan persaingan yang sangat ketat dalam segala aspek kehidupan. Menurut Zuhal (Triwiyanto, 2010:10) teknologi

Lebih terperinci