Percakapan saat wawancara

Transkripsi

1 Percakapan saat wawancara

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11 BIODATA: 1. Nama: Rafa Jabbar Muiz. Umur: 8 tahun. Kelas: 3 SD Asal Sekolah: SD IT Nurul Hikmah 3. Nama: Ivan Immanuel Prabawa Umur: 12 tahun. Kelas: 6 SD Asal Sekolah: SDK 6 Penabur Kelapa Gading 2. Nama: Erwin Fajar Umur: 13 tahun Kelas: 6 SD Asal Sekolah: SDN Pisangan Baru 11Pagi 4. Nama: Kemal Aqil Putra Umur: 9 tahun Kelas: 4 SD Asal Sekolah: Nabawi Islamic School

12 Analisis Masalah Pada anak Setelah selesai mewawancari dan berceritas sedikit tentang pengalaman anak saat sekolah. Bisa saya simpulkan hampir semua anak yang saya wawancarai, memiliki masalah pada mata pelajaran. Mate Pelajaran yang dianggap sulit bagi anak adalah kebanyakan pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris, namun lebih dominan ke Matematika dan Bahasa Indonesia. Menurut anak-anak yang saya tanyakan pelajaran matematika itu di anggap sulit karena terlalu banyak rumus dan susah untuk di mengerti, sehingga anak malas untuk berlatih menghitung. Dan lebih fatalnya dua anak yang saya wawancarai akan menghadapi Ujian Nasional, dua hari kemudian setalah saya wawancari. Kedua anak ini mengakui belum siap dalam menghadapi mata pelajaran Matematika. Dan mata pelajaran Bahasa Indonesia pun juga dianggap pelajaran yang sulit menurut anak-anak yang sudah saya wawancarai. Mereka beranggapan bahwa soal bahsa indonesai itu terlalu panjang bacaannya, dan jarang sekali ada soal yang pendek. Namun mereka mau tidak mau harus tetap bisa menguasai dan memahami pelajaran yang diajarkan guru di sekolah. Tidak hanya bermasalah dalam bidang akademiknya, anak-anak yang saya wawancari juga mengalaman sedikit masalah dengan gurunya. Karena mereka masih terbilang anak di bawah umur sehingga mereka memiliki perasaan yang sangat sensitive dan masih belum bisa membandingkan mana yang baik dan mana yang tidak baik. Mereka mengatakan ada beberapa guru mereka yang galak dan mereka tidak senang dengan gurunya sehingga mereka takut. Saat saya tanya kan kepada anak-anak mengapa mereka bilang guru mereka galak?. Dan mereka menjelaskan mengapa guru itu galak, guru itu galak karenan pernah menghukum mereka dan ada juga yang mengancam. Menurut saya guru tersebut tidak ada niat untuk bersika galak kepada anak-anak. Guru tersebut bertindak seperti itu karena ingin anaknya bersikap disiplin saat di sekolah agar saat mereka di luar sekolah dapat bersikap dengan baik. Upaya Mengatasi Masalah Dalam masalah anak-anak yang saya sudah wawancarai ada beberapa solusinya agar anak dapat mengasai masalah yang mereka hadapi di sekolah. Seperti halnya dalam bidang akademik. Dalam bidang akademik, seorang guru harus memiliki trik-trik jitu dalam menyampaikan materi pelajaran. Dan tentunya seorang guru harus berfikir kreatif untuk menarik perhatian seorang siswa. Sehingga Materi pelajaran yang mungkin dianggap susuah oleh siswa bisa terserap dengan mudah dan dapat di terapkan dengan baik. Seperti contohnya mata pelajaran Matematika yang sering di takutkan oleh anak-anak. Matematika tak akan menjadi mata pajaran yang menakutkan, jika guru menerangkan dengan mengaitkannya di kehidupan sehari-hari. Sejak anak belajar berhitung, misalnya, ia bisa menemukan korelasi antara angka 1, 2, 3, dst, dengan jumlah mainan yang dimilikinya. Hal ini tentu jauh lebih menyenangkan dibanding jika anak hanya membayangkan deretan angka-angka saja. Matematika juga bisa menyenangkan. Jika kreatif, soal-soal di dalam matematika bisa dimodifikasi menjadi aneka bentuk permainan seru. Misalnya, gunakan daun-daun kering untuk menghitung luas suatu bidang tertentu. Dengan daun sebesar ini, berapa daun

13 dibutuhkan untuk menutupi bidang tertentu? Dengan menjembatani matematika dengan kehidupan sehari-hari, mata pelajaran ini tidak akan menjadi sesuatu yang menakutkan. Dan bukan tidak mungkin, akan memupuk rasa cinta anak pada matematika. Dan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia yang terkenal dengan soal yang begitu panjang, sehingga membuat siswa jenuh saat mengerjakan soal-soal Bahasa Indonesia. Upaya untuk mengatasi masalah anak seperti ini, guru hendaknya membangun minta siswa terlebih dahulu dalam membaca buku. Sebelum mebangun minat siswa dalam membaca buku, hendaklah guru menarik perhatian siswa agar siswa berminat membaca buku. Guru bisa terlebih dahulu membacakan sebuh cerita dongeng dan dibawakan dengan sekreativ mungkin. Bisa dengan menggunakan boneka tangan saat hendak bercerita, bisa juga dengan bermain peran. Setalah guru selesai bercerita, guru menanyakan beberapa pertanyaan untuk siswa yang menyangkut dalam cerita tersebut. Sehingga ada komunikasi pembelajaran yang baik saat pelajaran Bahasa indonesai. Selanjutnya guru bisa bergantian dengan siswa dalam membacakan cerita dongeng di depan kelas. Sehingga dengan pembawaan guru yang kreatif, siswa dapat tertarik dengan pelajaran yang menurut siswa sulit. Selanjutnya mengatasi ketakutan siswa terhadap guru. Takut pada hal-hal yang perlu ditakuti adalah wajar. Yang paling penting adalah membekali anak bagaimana mengatasi rasa takutnya itu saat ia mengalaminya atau kelak bila ia mengalaminya tanpa kehadiran orang tua atau orang terdekat lainnya. Katakan pada anak bahwa rasa takut memang nyata. anak-anak sering takut pada hal-hal yang sebetulnya tidak ada atau tidak menakutkan. Pemahaman ini penting bagi anak agar ia tahu bahwa ketakutan itu harus beralasan alias masuk akal. Sedangkang anak-anak yang sudah saya wawancarai ini memiliki rasa takut terhadap guru yang seharusnya ia tidak rasakan. Masih banyak di antara mereka yang mengajar dengan karakter yang tidak baik, seperti suka marahmarah, memukul dan lain sebagainya. seorang guru hendaknya memiliki lima karakter dasar seperti: 1. Ikhlas Karakter pertama yang harus dimiliki oleh seorang guru atau pendidik adalah ikhlas. Ia harus memasang niat di dalam hatinya bahwa pekerjaan yang dilakukannya tersebut baik perintah, larangan, nasihat, pengawasan ataupun hukuman semata-mata untuk Allah SWT. 2. Takwa Selain ikhlas, seorang tenaga pendidik juga harus bertakwa kepada Allah SWT yakni menjaga agar senantiasa mengerjakan amalan kebaikan dimanapun berada. Perintah untuk bertakwa ini berlaku untuk semua kaum muslim 3. Sabar Karakter selanjutnya yang harus dimiliki orang seorang pendidik adalah sabar. Sabar menjadi sebuah sifat mendapat yang dapat menolong keberhasilan seorang guru dalam mendidik muridnya. Sifat sabar ini bisa menjadi daya tarik untuk membuat murid menyukainya. 4. Ilmu Seorang pendidik tentu saja harus memiliki karakter berilmu. Ia sudah seharusnya

14 gemar dalam menuntut ilmu, selain karena sebuah kewajiban juga akan menjadi landasan saat disampaikan kepada anak-anak didiknya. 5. Bertanggung Jawab Karakter terakhir yang harus dilimiliki oleh seorang pendidik menurut Nashih Ulwan adalah bertanggung jawab. Hal ini meliputi aspek keimanan, tingkah laku keseharian, kesehatan jasmani-ruhani, maupun aspek sosialnya. Tidak hanya guru yang harus bertanggung jawab, namun semua aspek di dalam lingkungan pendidikan tersebut harus melakukan hal yang sama. 6. Simpatik Simpatik, luwes, dan bijaksana sosok seorang guru harus simpatik supaya minat anak didik untukbelajar lebih meningkat dan suasana dalam kegiatan belajar mengajar menyenangkan, sehingga anak didik antusias untuk mengikuti kegiatan belajar. Keluwesan merupakan factor yang mendukung yang disenangi para peserta didik dalam proses pembelajaran, sebab dengan sifat ini anak didik akan merasa mampu berinteraksi dan berkomunikasi yang baik dengan guru tersebut. 7. Tegas Berwibawa Sikap tegas dan berwibawa sangat dibutuhkan seorang guru. Guru adalah seorang pendidik, tidak hanya sebagai penyampai materi saja. Guru menjadikan peserta didik pintar juga harus berkepribadian baik. Dalam bersikap pun guru harus tegas karena jika tidak, akan disepelekan oleh peserta didiknya. Dengan adanya sifat-sifat dasar guru seperti itu, inshallah guru akan di cintai dan di sayangi oleh siswa. Sehingga siswa tidak perlu lagi memiliki rasa takut terhadap guru. Dan siswa dapet berkomunikasi baik dengan guru.