BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa yang berkaitan erat dengan Sumber Daya Manusia (SDM). Rendahnya

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan rangkaian upaya untuk mengubah pengetahuan, kemampuan serta sikap kearah yang positif sesuai dengan tujuan yang diharapkan yakni mencerdaskan kehidupan bangsa yang berkaitan erat dengan Sumber Daya Manusia (SDM). Rendahnya Sumber Daya Manusia (SDM) saat ini, merupakan masalah besar yang dihadapi oleh pemerintah berbagai upaya telah dilakukan untuk mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional salah satunya, yaitu dengan menyempurnakan sistem Pendidikan Nasional sebagaimana telah di tetapkan dalam undang-undang nomor 20 Tahun Salah satu aspek penting dalam sistem pendidikan nasional adalah kurikulum. Kurikulum yang diterapkan sekarang adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP) yang diharapkan benar-benar dapat diterapkan dan efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran, termasuk pembelajaran matematika. Dalam sejarah perkembangan peradaban manusia sampai sekarang, peranan matematika semakin penting, baik bagi perkembangan peradaban manusia secara keseluruan misalnya bagi perkembangan ilmu-ilmu pengetahuan dan teknologi maupun bagi perkembangan setiap individu. Matematika berfungsi sebagai alat bantu dan pelayanan ilmu,artinya tidak hanya untuk matematika itu sendiri tetapi untuk ilmu-ilmu yang lain, baik untuk kepentingan teoritis maupun kepentingan praktis sebagai aplikasi dari matematika.

2 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa matematika diajar bukan hanya untuk mengetahui dan memahami apa yang terkandung dalam matematika itu sendiri, tetapi matematika pada dasarnya juga bertujuan untuk membantu melatih pola pikir siswa agar dapat memecahkan masalah dengan kritis,logis,cermat dan tepat. Di samping itu, agar siswa berbentuk kepribadian dan terampil menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Namun yang ada kebanyakan siswa kurang antusias dalam menerimah pelajaran matematika. Mereka lebih pasif, enggan, takut atau malu untuk mengemukan pendapatnya. Tidak jarang siswa kurang mampu dalam mempelajari matematika sebab matematika dianggap sulit, menakutkan bahkan sebagian dari mereka ada yang membencinya. Guru merupakan salah satu penentu dalam pendidikan, sebab secara langsung berupaya mempengarui, membina dan mengembangkan kemampuan siswa agar menjadi manusia yang cerdas, terampil. Sebagai penentu, guru dituntut memiliki kemampuan sebagai pendidik dan pengajar. Sebagai pengajar, paling tidak guru harus mengusai bahan yang diajarkan dan terampil dalam hal cara mengajarkannya. Guru matematika yang berhasil adalah guru yang mampu mengatasi dan menyelesaikan masalah pembelajaran di kelas secara bijaksana. Sehubungan dengan itu, tentulah tidak mencukupi bagi seorang guru matematika hanya bergantung pada strategi dan teknik yang lama dalam mengajar matematika, tetapi harus dengan cara yang lain yang dapat menarik siswa untuk berpartisipasi secra aktif dalam proses belajar mengajar, karena tujuan setiap proses belajar mengajar adalah diperolehnya dari belajar yang optimal. Agar dalam pelaksanaan pembelajaran matematika tidak membosankan maka dalam pelaksanaannya guru menerapkan berbagai strategi. Salah satunya adalah melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang tepat. Pendekatan pembelajaran yang dipilih diharapkan

3 mampu mengembangkan dan meningkatkan kompetensi, kreativitas, kemandirian, kerjasama, kepemimpinan, produktifitas dan kecakapan hidup siswa. Pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan maksud diatas, salah satunya adalah dengan menggunakan model pembelajaran probing-prompting. Pendekatan probing-prompting merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa, serta mendorong siswa membuat pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan pendekatan ini hasil belajar diharapkan bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung ilmiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami bukan semata-mata mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa. Berdasarkan pemikiran ini maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PROBING- PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN BILANGAN BULAT SISWA KELAS VII SMPK PLUS KASIMO SEMESTER I TAHUN AJARAN 201I/2012. B. Rumusan Permasalahan Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana menerapkan model pembelajaran probing - prompting yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada Operasi Hitung Bilangan Bulat Kelas VII A SMPK PLUS KASIMO Semester I Tahun Ajaran 2011/2012

4 C. Tujuan Penelitian Mengacu pada rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan model Probing- Prompting yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada siswa kelas VII SMPK PLUS KASIMO semester I Tahun Ajaran 2011/2012 D. Definisi istilah Untuk lebih muda dalam memahami dan menghindari salah pengertian terhadap judul penelitian ini maka terdapat beberapa istilah yang perluh dipertegaskan. Istilah-istilah yang terdapat dalam judul ini yaitu : 1. Penerapan artinya penggunaan sesuatu. Penerapan dalam penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran. 2. Meningkatkan adalah menaikan atau mempertinggikan 3. Pembelajaran Kooperatif adalah Pembelajaran yang mengharuskan siswa untuk bekerja dalam suatu tim untuk menyelesaikan masalah, menyelesaikan tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk tujuan bersama. 4. Model pembelajaran prombing prompting merupakan salah satu dari pembelajaran yang membantu siswa dalam bentuk apapun untuk melakukan suatu pembelajaran. 5. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 6. Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat cara periode tertentu.

5 7. Siswa kelas VII A semester I SMPK PLUS KASIMO adalah siswa-siswa yang dijadikan sebagai obyek penelitan 8. Probing adalah penyelidikan atau pemeriksaan dan prompting adalah mendorong atau menuntut. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi siswa : Dapat meningkatkan hasil belajar terhadap pokok bahasan bilangan bulat 2. Bagi guru : Sebagai bahan masukan dalam memili model pembelajaran yang cocok atau sesuai dalam proses pembelajaran selanjutnya 3 Bagi peneliti : sebagai bahan refrensi dikemudian hari F. Asumsi Adapun asumsi dalam penelitian ini yaitu a. Kemampuan siswa kelas VII SMPK Plus Kasimo menyelesaikan soal-soal matemetika. b. Dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe probing prompting siswa aktif bekerja sama dalam kelompok untuk meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap hasil belajarnya sendiri dan hasil belajar kelompok G. Keterbatasan Keterbatasan penelitian Mengingat adanya keterbatasan waktu dan biaya serta fasilitas sekolah maka penelitian ini di batasi cakupannya sebagai berikut :

6 1. Subyek penelitian Subyek penelitian adalah siswa kelas VII semester ganjil SMPK Plus Kasimo Kabupaten Sumba Barat Daya Tahun Ajaran 2011/ Model pembelajaran yang di gunakan adalah model pembelajaran probing prompting. Bahan yang di ajarkan adalah bahan yang ada pada materi operasi hitung bilangan bulat.