KAMUS BAHASA INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAMUS BAHASA INDONESIA"

Transkripsi

1

2 KAMUS BAHASA INDONESIA

3 KAMUS BAHASA INDONESIA PUSAT BAHASA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL JAKARTA, 2008

4 KAM k Kamus Bahasa Indonesia/Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Jakarta: Pusat Bahasa, 2008 xvi, 1826 hlm.; 21,5 cm ISBN BAHASA INDONESIA - KAMUS

5 TIM REDAKSI KAMUS BAHASA INDONESIA Pemimpin Redaksi Dendy Sugono Penyelia Sugiyono Yeyen Maryani Redaksi Pelaksana Ketua Meity Taqdir Qodratillah Anggota Cormentyna Sitanggang, Menuk Hardaniwati Dora Amalia, Teguh Santoso, Adi Budiwiyanto Azhari Dasman Darnis, Dewi Puspita Pembantu Pelaksana Endang Supriatin, Dede Supriadi Delia Saparini, Rini Maryani

6 PRAKATA Satu bahasa besar atau bahasa utama memiliki kamus, tata bahasa, dan uji bahasa yang standar. Kamus memuat khazanah kosakata bahasa yang dapat menjadi lambang atau indikator kemajuan peradaban masyarakat pendukungnya. Demikian pula, bahasa Indonesia memiliki kekayaan kosakata yang memadai sebagai sarana pikir, ekspresi, dan komunikasi di berbagai bidang kehidupan. Kamus Bahasa Indonesia ini merupakan buku rujukan yang memuat khazanah kata bahasa Indonesia. Selain kosakata umum bahasa Indonesia, kamus ini memuat berbagai istilah dari bidang ilmu yang pasti akan sangat bermanfaat bagi pelajar dan mahasiswa. Dibandingkan dengan kamus yang terbit sebelumnya, kamus ini telah mengalami penyempurnaan definisi atau penjelasan lema/sublemanya, penambahan makna (akibat perkembangan pemakaian bahasa), perbaikan penulisan latin untuk nama tumbuhan dan hewan, serta perubahan urutan susunan sublema. Semua itu dilakukan atas dasar masukan dari para pengguna kamus, baik melalui surat, pos-el, telepon, surat kabar/majalah maupun melalui forum atau pertemuan ilmiah. Sublema yang merupakan derivasi dari lema pokok disusun berdasarkan paradigma pembentukan kata, tidak lagi diurutkan berdasarkan abjad. Dengan demikian, sublema petinju ditampilkan di bawah sublema bertinju, sedangkan peninju di bawah meninju dan meninjukan, serta tinjuan yang merupakan hasil meninju diletakkan di bawah peninjuan (perbuatan meninju). Dari segi isinya, kamus ini diperkaya istilah bidang ilmu fisika, kimia, matematika, dan biologi yang sudah sangat lazim digunakan. Definisi kata-kata itu diambil dari kamus istilah bidang ilmu yang dikembangkan oleh para pakar bersama Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. Dengan memasukkan istilah-istilah itu, kamus ini dapat menjadi rujukan awal yang dapat digunakan oleh pelajar dan mahasiswa serta masyarakat umum untuk memahami konsep-konsep dasar keilmuan itu. Dengan demikian, sumbangan kamus ini bagi upaya pencerdasan bangsa akan lebih dapat dirasakan. Untuk menghasilkan kamus seperti itu diperlukan semangat, ketekunan, dan kerja keras penyusun. Oleh karena itu, atas terbitnya kamus ini saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada tim penyusun dan semua pihak yang telah turut berperan dalam penulisan kamus ini. Selain itu saya memberikan ucapan terima kasih kepada Pusat Teknologi dan Komunikasi Pendidikan, Departemen Pendidikan Nasional yang telah mengubah kamus ini ke format elektronik sehingga dapat disebarluaskan kepada masyarakat melalui layanan buku murah Departemen Pendidikan Nasional. Semoga penerbitan kamus ini dapat memberi manfaat besar bagi upaya pencerdasan bangsa menuju insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif. Jakarta, 28 Oktober 2008 Kepala Pusat Bahasa Dendy Sugono Pemimpin Redaksi

7 MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL PADA PENERBITAN KAMUS BAHASA INDONESIA Perkembangan bahasa mencerminkan perkembangan kemajuan peradaban masyarakat pendukungnya. Perkembangan bahasa itu tampak pada perkembangan kosakata. Perkembangan kosakata bahasa Indonesia amatlah pesat pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21 yang, antara lain, dipacu oleh perkembangan ilmu dan teknologi serta seni. Perkembangan kosakata itu dapat dilihat pada bertambahnya lema dalam kamus bahasa Indonesia dari satu edisi ke edisi berikutnya. Tanpa kita rasakan ternyata Kamus Besar Bahasa Indonesia telah 20 tahun berada di tengah-tengah masyarakat, baik di dalam maupun di luar negeri. Selama kurun waktu itu kamus tersebut telah mengalami perkembangan muatan lema dari lema pada edisi pertama (1988) hingga lema pada edisi keempat (2008). Hal itu menunjukkan bahwa kamus tersebut selalu memutakhirkan kandungan lemanya. Menurut catatan Pusat Bahasa, dari edisi pertama hingga edisi ketiga kamus itu mengalami cetak ulang hingga puluhan kali. Hal itu membuktikan bahwa masyarakat memang memerlukan kamus tersebut sebagai sumber rujukan dalam dunia pendidikan ataupun dunia kerja. Di samping pengguna, respons masyarakat terhadap kamus itu juga muncul dalam bentuk upaya penerbitan kamus serupa untuk keperluan bisnis. Beberapa kamus bahasa Indonesia bermunculan, bahkan beberapa di antaranya ada yang memanfaatkan kepopuleran Kamus Besar Bahasa Indonesia yang tampaknya sudah merebut hati masyarakat. Jika kamus yang bermunculan itu disusun dengan standar perkamusan yang memadai, peran masyarakat dalam menyediakan kamus bahasa Indonesia seperti itu dapat menjadi aspek positif bagi pengembangan dan pemasyarakatan bahasa Indonesia. Sebaliknya, kamus serupa itu akan menjadi aspek negatif apabila penyusunannya hanya memperhatikan aspek bisnis semata. Kamus Bahasa Indonesia ini harus dipandang sebagai upaya pemutakhiran acuan kekayaan kosakata bahasa Indonesia. Oleh karena itu, kamus ini menjadi sumber rujukan bagi masyarakat dalam meningkatkan kemampuan daya ungkap pengguna bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis, terutama di kalangan insan pendidikan. Kamus ini menjadi pegangan utama pelajar dan mahasiswa dalam meningkatkan kemampuan berekspresi dan berkomunikasi lisan ataupun tulis. Demikian juga bagi peneliti, penulis, penerjemah, wartawan, dah masyarakat luas dapat memanfaatkan kamus ini demi meningkatkan pengetahuan dan wawasan bahasa Indonesia serta kemajuan peradaban

8 bangsa Indonesia. Atas terbitnya kamus ini, saya menyampaikan penghargaan yang tulus kepada para penyusun. Dalam semangat 100 tahun Kebangkitan Nasional bangsa Indonesia dan semangat 80 tahun Sumpah Pemuda, terbitnya Kamus Bahasa Indonesia yang disertai terbitnya Tesaurus Bahasa Indonesia Pusat Bahasa sungguh merupakan persembahan yang amat berharga bagi bangsa Indonesia. Semoga buku ini membawa manfaat untuk kemajuan bangsa Indonesia. Jakarta, 28 Oktober 2008 Menteri Pendidikan Nasional Prof. Dr. Bambang Sudibyo

9 Daftar Isi Tim Redaksi v Prakata vii Sambutan Menteri Pendidikan Nasional ix Daftar Isi xi Petunjuk Pemakaian Kamus xiii Lema KBI A Z

10 PETUNJUK PEMAKAIAN KAMUS A. Ejaan Ejaan yang digunakan di dalam Kamus Bahasa Indonesia ini adalah ejaan bahasa Indonesia yang didasarkan pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. B. Bentuk Susunan Kamus Susunan kada dasar (lema) dan kata turunan (sublema) Kamus Bahasa Indonesia disusun seperti berikut. 1. Kata Dasar dan Kata Turunan Kata dasar atau bentuk dasar yang menjadi dasar segala bentukan kata diperlakukan sebagai lema atau entri, sedangkan bentuk derivasinya (kata turunan, kata ulang, dan gabungan kata) diperlakukan sebagai sublema atau subentri. Contoh: sabar adalah kata dasar dan kata bersabar, menyabarkan, penyabar, dan kesabaran adalah bentuk derivasinya. Dengan demikian, cara menyusunnya adalah sebagai berikut. sabar a 1 tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati); tabah: hidup ini dihadapinya --; 2 tenang; tidak tergesa-gesa; tidak terburu nafsu: dng ia menjalankan usahanya; bersabar v bersikap tenang (tt pikiran, perasaan): kita harus ~ dl menghadapi setiap masalah; menyabarkan v menenangkan perasaan (pikiran dsb); menenteramkan hati: ia sedang ~temannya yg sedang gundah; penyabar n orang yg bersikap tenang (tidak terburu nafsu dan tidak lekas marah): orang yg ~ tidak cepat marah dl menangani setiap persoalan;

11 kesabaran n ketenangan hati dl menghadapi cobaan; sifat tenang (sabar): ~ diperlukan dl mengatasi masalah ini; tersabar a paling tenang (tidak mudah marah): ia merupakan temanku yg ~di antara teman-temanku 2. Kata Ulang atau Bentuk Ulang Kata ulang atau bentuk ulang di dalam Kamus Bahasa Indonesia ini diatur atau disusun sebagai berikut. a) Bentuk kata yang seolah-olah merupakan bentuk ulang, seperti alap-alap, laba-laba, kupu-kupu diperlakukan sebagai lema. b) Bentuk ulang seperti pontang-panting diperlakukan sebagai lema. c) Kata ulang yang menunjukkan jamak dalam hal proses diperlakukan sebagai sublema. Contoh: bersaf-saf diletakkan sesudah saf tersedeng-sedeng diletakkan sesudah sedeng 3. Gabungan Kata a) Gabungan kata atau kelompok kata yang mempunyai derivasi diperlakukan sebagai lema. Contoh: salah guna, menyalahgunakan v melakukan sesuatu tidak sebagaimana mestinya; menyelewengkan: jangan ~ fasilitas yg diberikan; penyalahgunaan n proses, cara, perbuatan menyalahgunakan; penyelewengan b) Gabungan kata atau kelompok kata yang tidak berderivasi di perlakukan sbg sublema. Letaknya langsung di bawah lema yang berkaitan dan disusun berderet ke samping secara berurutan menurut abjad. Unsur pertama gabungan kata itu dicetak dengan tanda hubung ganda (--) Contoh: sagu n 1 pohon yg hati batangnya dapat dibuat tepung; 2 hati batang pohon palem; 3 tepung (dr pati hati batang enau, rumbia, dsb); -- belanda garut; Maranta arundinacea; -- betawi sagu belanda;

12 -- hati ki pemberian (tanda mata, hadiah, dsb) sbg hiburan (tanda penghargaan, kenang-kenangan, dsb); -- pisang hati batang pisang; - - tampin pati sagu yg dibungkus dng daun nipah; c) Gabungan kata atau kelompok kata yang dibentuk dari kata turunan atau sublema diperlakukan sebagai sublema dan diletakkan di bawah kata turunan tersebut. Unsur pertama kata turunan itu dicetak dengan tanda tilde (~). Contoh: saji n...; menyajikan v...; tersaji v...; sajian n...; penyaji n...; -- makalah orang yg menyajikan makalah dl suatu pertemuan ilmiah C. Tanda Baca 1. Tanda Hubung (-) a) Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur-unsur kata ulang. Contoh: a) main-main b) saban-saban b) Tanda hubung dipakai di depan kata bilangan yang menunjukkan tingkat atau urutan. Contoh: ke-4 ke-7 ke-9 2. Tanda Hubung Ganda (--) Tanda hubung ganda dipakai untuk menggantikan lema yamg terdapat dalam contoh kalimat atau gabungan kata. Contoh:

13 sabar a 1 tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati); tabah: hidup ini dihadapinya --; 2 tenang; tidak tergesa-gesa; tidak terburu nafsu: dng ia menjalankan usahanya; 3. Tilde (~) Tilde dipakai untuk menggantikan sublema yang terdapat di dalam contoh kalimat atau gabungan kata. Contoh: sabar a...; bersabar v bersikap tenang (tt pikiran, perasaan): kita harus ~ dl menghadapi setiap masalah; 4. Cetak Miring Huruf-huruf yang dicetak miring digunakan untuk menuliskan label kelas kata, dan contoh pemakaian lema atau sublema dalam kalimat. Contoh: a) Label Kelas Kata a (adjektiva), adv (adverbia), n (nomina), num (numeralia), p (partikel), pron (pronomina), dan v (verba) b) Kalimat contoh pemakaian lema dan sublema sabar a 1 tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati); tabah: hidup ini dihadapinya --; 2 tenang; tidak tergesa-gesa; tidak terburu nafsu: dng ia menjalankan usahanya; 5. Cetak Tebal a. Huruf yang dicetak tebal adalah lema.

14 Contoh: piring n 1 perabot rumah tangga berbentuk bundar pipih dan sedikit cekung, terbuat dr porselen, beling, dsb, untuk meletakkan nasi, lauk-pauk, dsb: -- yg dipakai untuk jamuan malam sudah disiapkan;...; b. Huruf yang dicetak tebal menunjukkan angka untuk angka polisem (kata yg memiliki lebih dari satu makna). Contoh sabar a 1 tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati); tabah: hidup ini dihadapinya --; 2 tenang; tidak tergesa-gesa; tidak terburu nafsu: dng ia menjalankan usahanya; c. Huruf yg dicetak tebal menunjukkan gabungan kata. Contoh: saji n...; menyajikan v...;... penyaji n...; -- makalah orang yg menyajikan makalah dl suatu pertemuan ilmiah 6. Koma (,) 1) Tanda koma (,) dipakai untuk membatasi huruf kapital dan huruf kecil pada lema pertama setiap abjad. Contoh: a) D, d /dé/ n huruf ke-4 abjad Indonesia b) G, g /gé/ n huruf ke-7 abjad Indonesia 2) Tanda koma dipakai untuk memisahkan lema beserta kelas kata yang tidak diberi deskripsi dengan sublema. Contoh: a) sabat v, menyabat v memukul dng tali atau cemeti

15 3) Tanda koma dipakai untuk menandai bagian-bagian pemerian sebagai pilihan bentuk kata. Contoh: sensor /sénsor/ n pemeriksaan sesuatu spt berita, film, sebelum disiarkan 7. Titik Koma (;) 1) Titik koma (;) dipakai untuk memisahkan bentuk-bentuk kata yang bermakna sama atau hampir sama (sinonim) yang terdapat pada penjelasan makna. Contoh: salah guna, menyalahgunakan v melakukan sesuatu tidak sebagaimana mestinya; menyelewengkan: jangan ~ fasilitas yg diberikan; penyalahgunaan n proses, cara, perbuatan menyalahgunakan; penyelewengan 2) Titik koma (;) dipakai sebagai penanda akhir penjelasan makna sebuah sublema yang masih belum merupakan bentuk derivasi terakhir (penjelasan makna sublema yang merupakan bentuk derivasi terakhir sebuah lema tidak diakhiri dengan tanda apa pun). Contoh: sabar a 1 tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati); tabah: hidup ini dihadapinya --; 2 tenang; tidak tergesa-gesa; tidak terburu nafsu: dng ia menjalankan usahanya; bersabar v bersikap tenang (tt pikiran, perasaan): kita harus ~ dl menghadapi setiap masalah; menyabarkan v menenangkan perasaan (pikiran dsb); menenteramkan hati: ia sedang ~temannya yg sedang gundah; penyabar n orang yg bersikap tenang (tidak terburu nafsu dan tidak lekas marah): orang yg ~ tidak cepat marah dl menangani setiap persoalan;

16 kesabaran n ketenangan hati dl menghadapi cobaan; sifat tenang (sabar): ~ diperlukan dl mengatasi masalah ini; tersabar a paling tenang (tidak mudah marah): ia merupakan temanku yg ~di antara teman-temanku 8. Titik Dua (:) Titik dua (:) dipakai sebagai pengganti kata misalnya di akhir deskripsi dan sebelum contoh pemakaian. Contoh: sabar a 1 tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati); tabah: hidup ini dihadapinya --; 2 tenang; tidak tergesa-gesa; tidak terburu nafsu: dng ia menjalankan usahanya; 9. Tanda Kurung ((...)) Tanda kurung ((...)) dipakai untuk menunjukkan bahwa kata atau bagian kalimat yang terdapat di dalam penjelasan yang diapit oleh tanda kurung itu merupakan keterangan penjelas bagi kata-kata atau pernyataan yang terdapat di depannya. Contoh: sabar a 1 tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati); tabah: hidup ini dihadapinya --; 2 tenang; tidak tergesa-gesa; tidak terburu nafsu: dng ia menjalankan usahanya; 10. Garis Miring (/.../) Garis miring (/.../) dipakai untuk lafal kata yang mengandung unsur bunyi /e/ atau /é/ agar tidak terjadi kesalahan di dalam melafalkan kata. Contoh: sensor /sénsor/ n pemeriksaan sesuatu spt berita, film, sebelum disiarkan

17 11. Tika Atas atau Superskrip Tika atas atau superskrip ( 1..., 2..., 3...) dipakai untuk menandai bentuk homonim yang homograf dan homofon. Tanda ini diletakkan di depan kata lema yang memiliki bentuk homonim, setengah spasi ke atas. Contoh: a) 1 bisa a mampu; dapat: dia C berenang; 2 bisa n zat racun dr binatang (spt ular); b) 1 seri a tidak ada yg menang atau kalah: pertandingan sepak bola itu berakhir 2 seri n cahaya: wajahnya; 12. Angka Arab Angka Arab bercetak tebal (1, 2, 3,...) dipakai untuk menandai makna polisemi (yaitu arti kesatu, arti kedua, arti ketiga, dan seterusnya). Contoh: sabar a 1 tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati); tabah: hidup ini dihadapinya --; 2 tenang; tidak tergesa-gesa; tidak terburu nafsu: dng ia menjalankan usahanya; D. Label dan Singkatan Kata 1) Label Kelas Kata n nomina v verba a adjektiva adv adverbia num numeralia p partikel pron pronomina

18 2) Singkatan Kata dl dalam dng dengan dp daripada dr dari dsb dan sebagainya kpd kepada krn karena msl misalnya pd pada sbg sebagai spt seperti thd terhadap tt tentang yg yang

19 1097 P P, p /pe/ n huruf ke-16 abjad Indonesia pa. be.an /pabéan/ n instansi atau jawatan yg mengurusi pemungutan bea impor atau ekspor pab.rik n bangunan dng perlengkapan mesin tempat membuat atau memproduksi barang tertentu dl jumlah besar untuk diperdagangkan: pakaian jadi pa.cai n serbuk cendana (setanggi dsb) yg biasa ditaburkan pd kain kafan 1 pa.cak a telah terlatih atau mahir dl mengerjakan sesuatu; cakap : kita memerlukan negarawan yg bernegosiasi 2 pa.cak n 1 cocok (untuk menusuk satai dsb yg akan dipanggang): 2 tongkat (tiang, pancang dsb) yg ujungnya tajam; memacak v mencocok (satai dsb); memacakkan v memancangkan; memasukkan tonggak dsb ke tanah: Pak Budi~ pancang pd sudut-sudut batas tanahnya; terpacak v 1 sudah dipacak; tercocok; 2 terpaku; terpasak; terpancang 3 pa.cak n titik-titik air yg berhamburan; percik memacak-macak v memercik-mercik: air ~ mengenai bajunya 1 pacal kl n hamba raja; 2 saya (untuk merendahkan diri): - mohon beriburibu ampun; - kerical segala hamba sahaya 2 pa.cal n ikan parang-parang pa.ca.ngan n tunangan; berpacangan v bertunangan: mereka sudah lama ~, tetapi belum juga menikah 1 pa.car n 1 pohon kecil yg daunnya biasa dipakai untuk pemerah kuku; batang inai, Lawsonia inermis; 2 daun pohon pacar; daun inai cina n makanan yg dibuat dr tepung sagu, berbentuk butiran berwarnawarni, biasanya digunakan sbg isi minuman yg dicampur dng gula dan santan 2 pa.car n 1 teman dekat dr lawan jenis yg tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta kasih, biasanya untuk menjadi tunangan dan calon istri; kekasih; 2 teman dekat berdasarkan rasa cinta kasih; berpacaran v bercintaan; berkasihkasihan: mereka baru ~ setelah punya pekerjaan tetap; pacaran v cak berpacaran pa.cat pacet -- hendak menjadi ular, pb orang miskin yg berlaku sbg orang kaya; berharapkan bukanbukan; kenyang 1 besar pd bagian tengah; 2 cincin tebal untuk melindungi jari ketika memegang keris pa.cau n 1 barang berbau busuk yg biasa digunakan untuk menakut-nakuti burung ; 2 guna-guna yg digantungkan di pohon supaya buahnya tidak dipetik orang dsb pa.ce /pace/ Jw n mengkudu, Morinda citrifolia pemacek n binatang jantan untuk membiakkan keturunan (bibit); pejantan pa.cek.lik n 1 musim kekurangan bahan makanan; 2 masa sepi (tt perdagangan, kegiatan, dsb); 3 masa sulit pa.cet n binatang pengisap darah, sekerabat dng cacing tanah, berbadan langsing mengecil ke depan, berwarna cokelat kekuningan sampai kehitamhitaman, panjang sampai 50 mm, pd kepala terdapat lima pasang mata dan

20 sebuah alat pengisap, di ujung belakang terdapat alat sbg pelekat berjalan spt ulat jengkol, dapat memipihkan tubuh sampai sekecil benang; Haemadipsa teylandica pa.cok v patuk pa.cu n benda tajam atau roda bergerigi yg dipasang pd tumit sepatu penungang kuda untuk menggertak kuda supaya berlari kencang; ber.pa.cu v 1 berlari kencang-kencang; 2 berlomba untuk saling mendahului; me.ma.cu v 1 membuat agar berlari cepat; 2 mencepatkan: polisi ~ mobilnya untuk mengejar penjahat; pa.cu.an n 1 perlombaan berlari; adu cepat; balapan; 2 gelanggang tempat berpacu; ~ kuda 1 balapan kuda; 2 gelanggang tempat balapan kuda; pe.ma.cu n alat untuk memacu; jantung alat elektronis untuk merangsang otot-otot utama jantung supaya berkontraksi dan memompa dng iramanya yg normal; 1 pa.cul n perkakas yg berupa lembaran baja tipis dng tangkai panjang untuk menggali, mengaduk, dan membalik tanah; cangkul; memacul v menggali atau membalik tanah dng pacul; mencangkul; 2 pa.cul v, memacul v memijit dan menekan supaya keluar isinya: tabib ~ bisul Nada untuk mengeluarkan nanahnya; terpacul v dapat atau menjadi keluar krn dipijit dsb 1 pa.da p 1 kata perangkai hampir searti dng di (dipakai di depan kata, kata ganti orang, keterangan waktu): - dasarnya ada; -nya (ku, mu); - keesokan harinya; 2 menurut...: - sangkanya pa.da p 1 kata depan yg dipakai untuk menunjukkan posisi di atas atau di dl hubungan dng, searti dng di (dipakai di depan kata benda, kata ganti orang, keterangan waktu): dasarnya; 2 menurut...: sangkanya berpada-pada v 1 cukup juga meskipun hanya seadanya; lumayan; 2 melakukan sesuatu dng secukupnya saja (tidak berlebih-1ebihan); memadai v memenuhi syarat, keinginan, dsb: persyaratan yg diminta belum ~; memada-madai v melakukan sesuatu dng sekedar saja (tidak berlebihlebihan); memadakan v 1 menganggap cukup (lumayan dsb): kita harus ~ diri dengan yg ada, jangan berlebihlebihan; 2 memuaskan: prestasi yg diraih Attar ~ orang tuanya; terpada v ada yg menyamai; tersamai; kedahsyatan bencana tsunamai Aceh tiada ~ pa.dah n gelagat; alamat (yg memberi peringatan akan terjadinya sesuatu): tidak baik - nya padahan n 1 padah; 2 akibat (yg kurang baik dr suatu perbuatan); timbalan (imbangan): perbuatan hamba ini, nyawalah - nya; mulut terdorong, emas - nya, pb perkataan yg telah terkatakan, emas tentangannya (janji harus ditepati) pa.da.hal p kata sambung untuk menunjukkan pertentangan antara bagian-bagian yg dirangkaikan; menurut halnya; sedangkan; sebenarnya: ia tidak sekolah orang tuanya mampu pa.dak n tambak di pinggir laut tempat membuat garam; empang garam pa.dam a 1 mati (tt api); tidak menyala atau berkorbar lagi: api kebakaran itu

21 sudah ; 2 reda (tt kemarahan); tenang kembali (tt kemarahan, hawa nafsu, birahi, dsb): seketika itu juga lah murka baginda; 3 aman kembali (tt huru hara, kerusuhan, dsb): pergolakan di negara itu belum juga ; 4 menjadi lemah (tt semangat): semangat juang rakyatnya tidak pernah ; me.ma.dam.kan v 1 mematikan (tt api, lampu, dsb); 2 meredakan (kemarahan dsb); menenangkan (hawa nafsu, cinta birahi, dsb); 3 menumpas; membasmi (pemberontakan dsb); 4 menghilangkan (haus); pe.ma.dam, api n 1 alat untuk memadamkan (api); 2 orang yg memadamkan (api): ~ api itu harus diperiksa secara rutin; ~ kebakaran pasukan yg bertugas memadamkan kebakaran; pe.ma.dam.an n proses, cara, perbuatan memadamkan 1 pa.dan a 1 banding; imbangan; ia menang dng mudah atas lawan yg bukan - nya; 2 cocok; sesuai; patut benar: dr posturnya ia menjadi searang pegulat; kata persamaan kata (dl makna); padanan kata; berpadan v 1 seimbang (dng); sebanding (dng): upah yg diberikan sekurangkurangnya ~ dng tenaga yg dikeluarkannya; 2 menyesuaikan pendapat; bermufakat; berembuk: mereka - dulu sebelum mengambil keputusan; memadan v membandingkan untuk mengetahui mana yg lebih baik (kuat, besar, dsb): orang ~nya dng legenda hidup itu; ~ ayam membandingkan ayam yg akan diadu ; 1099 memadankan v 1 membandingkan dng: dia ~ beberapa pakaian yg akan dibelinya; 2 menyesuaikan (dng): Faiza pandai ~ diri dng lingkungannya padanan n keadaan seimbang (sebanding, senilai, seharga, sederajat, sepadan, searti dsb); ekuivalensi ~ kata kata yg sama maknanya (dl satu bahasa atau antara dua bahasa); sinonim; sepadan (dng) mempunyai nilai (ukuran, arti, efek, dsb) yg sama; sebanding (dng); seimbang (dng); serasi (dng); berpatutan (dng): walaupun uang yg sudah dikeluarkan tidak ~ dengan hasil yg didapat, dia tidak patah arang 2 pa.dan 1 sempadan; batas; 2 garis (titik dsb) yg menjadi batas atau tempat melemparkan batu (kelereng dsb) pd permainan anak-anak 3 pa.dan n janji: mengecoh, tak menepati janji; berpadan v berjanji 4 pa.dan a curang (terutama dl permainan) pa.dang n tanah yg datar dan luas (tidak ditumbuhi pepohonan); lapangan; lain lain belalang, pb tiap-tiap negeri berlainan aturan dan adatnya; terdesak ke rimba, pb hilang akal; belantara tanah luas yg tidak diusahakan: gurun padang belantara; mahsyar Isl tanah lapang yg kelak merupakan tempat berkumpul setelah kiamat; minyak tanah; pasir tanah pasir yg sangat luas; rumput tanah luas yg ditimbuhi rumput; tekukur padang belantara; tiah padang belantara; usaha ki lapangan pekerjaan; berpadang v memiliki padang;

22 ~ luas, ki 1 sabar; 2 boleh berbuat atau memilih sekehendak hati pa.das n lapisan tanah yg keras; cadas pa.da.san n tempayan yg diberi pancuran (tempat air wudu) pa.dat a 1 sangat penuh sehingga tidak berongga; padu; mampat: lumbung diisi padi sampai ; 2 tetap (tt pendirian, keberanian, dsb); sudah hatinya; 3 sepakat: rundingan telah ; 4 penuh sesak; penuh tempat: kereta api itu dng penumpang; 5 rapat sekali (tt penduduk, dsb): Pulau Jawa sangat penduduknya; 6 tidak ada waktu luang; berhimpitan sehingga tidak ada waktu sela: acaranya sekali seminggu ini; 7 Fis mempunyai isi dan bentuk yg tetap (tidak cair dan tidak berupa gas): batu, besi, dsb adalah benda ; karya 1 pekerjaan yg harus berasaskan pd pemanfaatan tenaga kerja yg tersedia dl jumlah besar; 2 kegiatan pembangunan proyek yg lebih banyak menggunakan tenaga manusia dibandingkan dng modal atau mesin; me.ma.dat v menjejal (menginjak-injak dsb) supaya padat; ~ kasur mengisi kasur hingga padat; ~ perut memberi makan kenyangkenyang; memadati v memenuhi hingga padat; merapati: penonton ~ stadion itu; memadatkan v 1 menjadikan padat; menjejal (mengisi, memasukkan) sebanyak-banyaknya; 2 merapatkan sekali (tt penduduk dsb);kepadatan hal (keadaan) padat pe.ma.dat n alat untuk memadatkan: mesin ~; pe.ma.dat.an n proses, cara, perbuatan memadatkan: ~ jalan itu sudah dilakukan seminggu terakhir ini; 1100 kepadatan n hal (keadaan) padat pa.de.po.kan /padépokan/ pedepokan 1 pa.di n 1 tumbuhan yg menghasilkan beras termasuk jenis Oryza (ada banyak macam dan namanya); 2 butir dan buah padi; ilmu, kian berisi kian runduk, pb selalu merendahkan diri (tidak sombong); pagar makan, pb orang yg merusakkan dsb barang yg diamanatkan kepadanya: menyisip dng ilalang, pb mencampurkan sesuatu yg buruk kpd yg baik; sekepuk hama, pb kelihatan kaya (pandai), tetapi sebenarnya miskin (bodoh); berat jenis padi yg tidak lekas berbuah; cere jenis padi yg lekas berbuah; dalam padi berat; gaga padi ladang; huma padi ladang; jawi padi biasa yg berasnya biasa dimasak sbg nasi; ketan padi pulut; ladang jenis tanaman padi yg biasa ditanam di ladang tanpa digenangi air spt di sawah; pulut jenis tanaman padi yg berasnya lekat; radin padi ringan; ringan jenis padi yg lekas berbuah; padi-padian segala tumbuhan yg termasuk jenis padi 2 pa.di a dl beberapa ungkapan berarti kecil: lada -, lada yg kecil; sepadi num sedikit: tidak ada yg tinggal barang~ pad.ma n bunga teratai pad.ma.sa.na n 1 takhta; singgasana; kursi kerajaan; 2 bangunan dl pura (Bali) untuk tempat sembahyang pad.mi n permaisuri pad.pin.der n pandu pad.ri n 1 pendeta Katolik; pastor 2 pendeta Kristen

23 tentara paderi yg bertugas memelihara kerohanian tentara yg beragama Katolik pa.du a 1 sudah menjadi satu dan sudah menjadi satu benar: bersatu, bersatu benar-benar (saja sekata, sehidup semati); 2 ki utuh dan kuat; kompak: rakyat dan TNI merupakan kesatuan yg ; berpadu v 1 menjadi satu; luluh dan bercampur menjadi satu: suara angin laut dan desir ambak ~; 2 beku dan menjadi keras (tt darah, air gula, dsb): darahnya -; 3 kukuh kuat krn telah disatukan: daerah-daerah di Indonesia ~ dl satu asas Pancasila; 4 bercampur (dng): suka dan duka ~ dl hati; berpadu-paduan v 1 bersatu benarbenar; 2 menyesuaikan pendapat; bermusyawarah; me.ma.du v 1 melebur (emas); melebur dan mencampurkan menjadi satu (tt logam); mengaduk dsb) supaya bercampur (tt semen dan pasir, tepung dan mentega, dsb): ~ pasir dng semen; 2 menyatukan; menggabungkan (bunyi, perkataan, kalimat, dsb) menjadi satu; mengumpulkan (modul, dsb): kedua remaja itu sudah ~ janji; 4 membandingkan (satu dng lain); menyesuaikan (untuk mengetahui cocok tidaknya dsb): seorang peragawati harus dapat ~ kebaya dng kain dan selendang yg dipakainya; memadukan v 1 membuat supaya padu; menjadikan padu; 2 menyesuaikan; paduan n sesuatu yg sudah dipadu (disatukan, dijadikan satu, dsb); hasil memadu; ~ suara nyanyian bersama; terpadu v sudah dipadu (disatukan, dileburkan menjadi satu dsb); 1101 perpaduan 1 perihal (keadaan), berpadu; 2 persesuaian; kepaduan kesatuan (pikiran dsb); kebulatan (pendapat dsb) pemaduan n perbuatan (melebur, mencampur, dsb) menjadikan satu; penyatuan; pa.duk ark garis batas tempat memulai (melemparkan dsb dl permainan anakanak) pa.du.ka n sebutan kehormatan kpd pembesar, bangsawan, raja, atau orangorang mulia liku kl gelar salah seorang permaisuri raja dl cerita Panji pa.du.kuh.an n pedesaan; perkampungan pa.es.an /paesan/ n hiasan pd dahi pengantin perempuan pa.gan a kukuh; kuat; teguh pa.gan.is.me n hal (keadaan) tidak beragama; paham pd masa sebelum adanya (datangnya, masuknya) agama (Kristen, Islam, dsb) pa.gar n sesuatu yg digunakan untuk membatasi (mengelilingi, menyekat) pekarangan, tanah, rumah, dsb; makan tanaman pb orang yg merusakkan barang apa yg diamanatkan kepadanya; adat ketentuan (peraturan) adat; hukum adat; adat-istiadat; betis ki penjagaan yg ketat; bulan kandang bulan; lingkaran yg melingkari bulan; desa pembantu penjaga keamanan desa (di Jawa Barat); berduri pagar dr kawat berduri; hidup pagar dr tanaman kecil; negeri pelindung negeri; sua pagar sbg sekatan di antara kedua ekor kerbau yg akan diadu; berpagar v memakai pagar; dipagari: halaman rumahnya ~ besi;

24 memagar v 1 memasang (membuat) pagar; 2 spt pagar: diri bgai aur; ~ diri bagai aur, pb hanya memikirkan diri sendiri; ~ diri menjaga diri; memagari v 1 mengelilingi (membatasi, menyekat) dng pagar: ~ pekarangan dng pagar hidup; 2 ki melindungi (supaya jangan diganggu, diserang, dsb) : pasukan keamanan ~ tamu agung; memagarkan v 1 menggunakan (sesuatu) untuk pagar: tukang kebun ~ pohon beluntas di halaman rumah; 2 memasangkan pagar: anak-anak sedang ~ kebun sayur-sayuran Paman pa.gas ark v memenggal; memangkas; pa.geb.luk n wabah (penyakit); epidemi pa.ge.la.ran n pementasan; pertunjukan pa.gi n 1 bagian awal dr hari antara dini hari dan siang hari; 2 waktu setelah matahari terbit hingga menjelang siang hari; 3 ki awal; cepat; pagi n dini hari; pagi sekali (sebelum matahari terbit); ~ buta (hitam) pagi-pagi benar (sebelum matahari terbit); sebentar sebentar malam, ki mudah berubah pendiriannya ke.pa.gi.an v terlalu pagi: ia ~ da-tang ke sekolah pa.gi.na n halaman (buku dsb) pa.go.da n menara bertingkat yg atapnya terdapat pd tiap tingkat, biasanya dibangun sbg kuil atau tugu, banyak terdapat di India, Srilangka, Burma, Cina, dan Jepang pa.go.fo.bia n Psi fobia thd es atau bunga es pa.gu n batas tertinggi, batas teratas; plafon; para-para pa.gun a kukuh; pagan pa.gut v memagut v mematuk; mencatuk; menggigit (tt ular, burung; dsb) 2 pa.gut v, berpagut v 1 memeluk: krn gemasnya ia ~ keponakannya yg baru bertemu; 2 membelit: petani itu terpaksa memukulkan parangnya pd ular yg ~ kaki anaknya; lutut berpeluk lutut; tidak bekerja apa-apa; memagut v memeluk: dia ~ ibunya karena sangat gembira; pagutan n pelukan; sepemagutan n sepemeluk pa.gu.yub.an n perkumpulan orang yg sepaham untuk membina kerukunan dan persatuan anggotanya pa.ha n kaki bagian atas dr lutut sampai pinggang bergendang, ki bersuka hati krn orang lain mendapat kesusahan; menepaknepak, ki bersusah hati; diberi betis hendak ; pb diberi sedikit lalu hendak banyak (semuanya); tercubit kiri, paha kanan pun berasa (sakit), pb jika salah seorang anggota keluarga menderita sesuatu, anggota yg lain pun turut merasakan juga; belalang 1 penyemat baju; peniti; 2 pegas; per; 3 paha yg kecil dan lurus (spt kaki belalang) pa.ha.la n ganjaran yg disediakan oleh Tuhan atas perbuatan baik manusia; buah perbuatan baik berpahala v 1 berbuat pahala; berbuat kebaikan; berbuat jasa; 2 ada pahalanya pa.ham 1 n pengertian; 2 n pendapat; pikiran; 3 n aliran; haluan; pandangan; 4 v mengerti benar (akan); tahu benar (akan); 5 a pandai dan mengerti benar (tt suatu hal): ia bahasa Latin; angan lalu, - tertumbuk, pb suatu hal yg banyak halangannya, meskipun

25 tampaknya dapat dilakukan dng mudah; berpaham v 1 mempunyai paham (pendapat, pendirian): dulu, pemerintah mencurigai orang yg ~ berbeda; 2 aliran: lukisannya banyak digemari karena ~ naturalisme; 3 berakal; berbudi; bijaksana; berpengalaman: orang yg tidak ~ tidak layak menjadi pemimpin; memahami v 1 mengerti benar (akan); mengetahui benar: ia ~ hampir semua bahasa dan budaya negara-negara Eropa; 2 memaklumi; mengetahui: pemimpin yg baik dapat ~ kehendak rakyatnya; memahamkan v 1 mempelajari baikbaik supaya paham: seorang pengemudi harus ~ tanda-tanda lalulintas 2 mengartikan: kalimat dl undang-undang itu harus disusun sebaik-baiknya supaya orang jangan salah~ nya; 3 menanamkan pengertian tentang: Pemerintah ~ perlunya keluarga berencana bagi pasangan usia subur; terpahami v dapat dimengerti: khotbahnya tidak~ oleh para jemaah krn disampaikan dl bahasa Arab; pemahaman n perihal menguasai (mengerti, memahami); sepaham n 1 sependapat; sepengertian; 2 sekeyakinan; sealiran pa.hang ark n bau tidak sedap pa.har n talam besar yg berkaki (dibuat dr kuningan dsb) untuk menyajikan makanan pa.hat n alat (perkakas) pertukangan berupa bilah besi yg tajam pd ujungnya untuk melubangi atau mengukir kayu bagai tidak ditukul, tidak makan, pb orang yg hanya mau bekerja apabila diperintah; 1103 jantan pahat yg lancip tajam; pating pahat yg tidak tajam; berpahat v telah dipahat; berukir: pintunya dibuat dr kayu jati ~; yg berbaris yg ~, yg bertakuk yg bertebang, pb dikerjakan sebagaimana biasanya; mengerjakan sesuatu sesuai dng prosedur memahat v mengerjakan sesuatu dng pahat; mengukir: seniman itu sedang ~ patung; di dl baris, berkata dl pusaka, pb mengerjakan sesuatu sebagaimana mestinya; pahatan n hasil pekerjaan memahat; ukiran pemahat n 1 orang yg pekerjaannya memahat (kayu,batu,dsb); 2 pengukir; pemahatan n pproses, cara, perbuatan memahat; pa.hit a 1 rasa tidak sedap spt rasa empedu: obat itu rasanya; 2 ki tidak menyenangkan hati; mengisahkan hati; menyedihkan: penga-laman yg dahulu, manis kemudian, pb manamana yg berat, sukar, dsb hendaklah dikatakan dulu (dl membuat perjanjian dsb); darah panjang umur; getir berbagai kesukaran dan kesusahan (tt perjalanan hidup dsb); Iidah apa yg dikatakannya benar (terbukti, manjur); maung pahit getir; pahang pahit getir; berpahit-pahit v 1 bersusah-susah; berprihatin; 2 menyatakan segalanya dng terus terang (tidak hanya yg baikbaik saja); memahitkan v menjadikan (menyebabkan) pahit; kepahitan 1 perihal pahit;rasa pahit; 2 ki kesukaran dan kesusahan

26 pah.la.wan n orang yg menonjol krn keberanian dan pengorbanannya dl membela kebenaran; pejuang yg gagah berani; bakiak seorang suami yg sangat patuh (takut) kpd istrinya; kepahlawanan perilhal sifat pahlawan (spt keberanian, keperkasaan, kerelaan berkorban, dsb); kesatriaan pai.lit a jatuh (tt perusahaan dsb), bangkrut atau jatuh miskin: karena tidak ada pakar yg ahli dl bidangnya akhirnya perusahaan itu pa.ir n 1 perahu peronda; 2 kapal penjelajah;. berpair-pair v berlayar bolak-balik (untuk meronda dsb); memairi v merondai (perairan, pelabuhan) dng kapal atau perahu; mengawasi atau mengamat-amati dng kapal: mereka bertugas ~ armada musuh; pemair n 1 perahu ronda (penjelajah); 2 penjaga keamanan (peronda) di laut (perairan) 2 pa.ir n Dok gerakan yg tidak teratur: - jantung pa.is pepes 1 pa.jak n pungutan wajib, biasanya berupa uang yg harus dibayar oleh penduduk sbg sumbangan wajib kpd negara atau pemerintah sehubungan dng pendapatan, pemilikan, jual beli barang, dsb; gelap pajak yg tidak resmi; langsung pajak yg dibebankan secara langsung kpd wajib pajak spt pajak pendapatan, pajak kekayaan dsb; modal pajak yg dikenakan atas besarnya modal, bukan besarnya hasil dr modal; pendapatan pajak yg dikenakan atas pendapatan tahunan dan laba dr perorangan, perseroan terbatas, 1104 atau unit lain; penjualan pajak yg dibayarkan pd waktu terjadinya penjualan atau jasa dan ditanggung oleh pembeli; perseroan pungutan wajib atas laba perseroan atau badan lain yg sebagian atau seluruh modalnya terbagi atas saham-saham; siluman pajak yg tidakresmi; pajak ge!ap; tidak langsung pajak yg secara tidak langsung dikenakan kpd wajib pajak, spt cukai rokok; memajaki v 1 membayar pajak untuk: warga negara yg baik itu ~ pendapatannya; 2 mengenakan pajak pd; perpajakan n perihal pajak: Pemerintah menyederhanakan sistem ~ pemajakan n perilhal mengenakan pajak; 2 pa.jak n hak untuk mengusahakan sesuatu dng membayar sewa kpd negara; pak - candu 1 hak untuk menjual candu (dng membayar pajak kpd negara); 2 tempat penjualan candu; - gadai 1 hak untuk mengadakan pegadaian (dng membayar pajak kpd negara); 2pegadaian; rumah gadai; memajaki v mengepak (sarang burung, rawa, dsb); pemajak n pengepak 3 pa.jak n 1 kedai; lepau; 2 los tempat berjualan pajan v memajankan v membiarkan sesuatu terbuka; menampakkan; memamerkan; mengekspos; terpajan v dipamerkan; diekspos; pemajanan n proses, cara, perbuatan memajankan pa.jang v memajang v 1 menghiasi dng bunga-bungaan dan daun-daunan, kainkainan, kertas dan lampu warna-warni, bendera, panji-panji, umbul-umbul, dsb

27 untuk memperindah; 2 menempatkan (mengatur) secara rapi untuk dipamerkan; memajangkan n menempatkan (mengatur) secara rapi barang dagangan, karya seni, dsb untuk dipamerkan (di etalase, ruang pameran, dsb); pajangan n 1 sesuatu yg digunakan untuk menghiasi gedung (jalan, kota, dsb); 2 barang dagangan yg dipamerkan di etalase; pemajang n orang yg memajang;. pemajangan n 1 proses, cara, perbuatan memajang; 2 pelaminan; puadai pajuh a banyak-banyak dan lekas-lekas (tt makan); lahap: dia makan dng-nya memajuh v memakan banyak-banyak dan lekas-lekas: melahap: karena mau pergi mereka terpaksa ~ hidangan yg tersedia 1 pak kp bapak 2 pak n 1 bungkusan dr pabrik berisi barang dl jumlah tertentu (tt rokok, teh, dsb), 2 peti berisi barang-barang (untuk dikirimkan); kemasan barang-barang; bandela;. mengepak v membungkus (mengemas dsb) barang-barang 3 pak n hal mengusahakan milik (tanah dsb)orang atau memborong sesuatu yg mendatangkan hasil dng membayar sewa (pajak) setiap tahun; temurun Huk pak atas tanah yg turun-temurun; mengepak v mengusahakan sesuatu (spt mengambil sarang burung dsb) dng membayar sewa (pajak) setiap tahun: banyak pengusaha yg ~ gua-gua sarang burung di Karangbolong; mengepakkan v memborongkan barang tetap (spt tanah, sawah, rawa) secara pak: karena selalu merugi, akhirnya 1105 pemerintah ~ badan usaha itu kpd pihak swasta pa.kai v cak, me.ma.kai v 1 mengenakan: ~ baju kebaya; 2 menggunakan; mempergunakan (dl arti yg luas): orang asing itu berbahasa Indonesia ~ kaidah yg benar ; 3 mematuhi; mengindahkan: para pemain harus ~ aturan permainan; 4 memerlukan; menghabiskan: proyek itu ~ biaya yg tidak sedikit; 5 naik; menumpang: saya mudik~ kereta api; 6 memperkerjakan: sekolah itu ~ seratus orang guru; 7 mengikuti: orang tuanya masih setia ~ adat lama; memakaikan v 1 mengenakan pd (tt pakaian dsb): sejak ia sakit istrinya yg ~ bajunya; 2 menggunakan pd; mempraktikkan pd (tt peraturan, adat, undang-undang, dsb): Pemerintah ~ undang-undang yg baru disahkan itu untuk memberantas korupsi; ter.pa.kai v 1 dipakai tanpa sengaja: sepatunya ~ oleh orang lain; 2 dapat dipakai; ada gunanya (berguna): sepeda bekas itu masih ~; B sudah dipakai: uangnya sebesar sejuta rupiah ~ untuk pembeli meja makan; 4 masih lazim dipakai: kebiasaan membakar kemenyan masih ~ di daerah itu; pa.kai.an n barang apa yg dipakai (baju, celana, dsb); ber.pa.kai.an v 1 mengenakan pakaian: tunggu sebentar, ia sedang ~; 2 berdandan; pe.ma.kai n yg memakai; yg menggunakan; pe.ma.kai.an n proses, cara, perbuatan memakai pa.kal n sesuatu yg dipakai untuk menutup celah papan di geladak atau dinding perahu spt kulit kayu dan sabut;

28 memakal v menutup celah-celah papan geladak atau dinding perahu dng pakal: ia sedang ~ perahu; pemakal v 1 sesuatu yg digunakan untuk memakal; 2 orang yg memakal; 1 pa.kan n benang yg dimasukkan melintang pd benang lungsin (ketika menenun kain); berpakan(kan) v memakai sbg pakan: ~ benang emas; memakankan v memasukkan benang pakan pd tenunan; memakai sesuatu sbg pakan pd tenunan: ia ~ benang sutera pd lungsin itu; pakanan n sesuatu yg digunakan sbg pakan 2 pa.kan n pohon yg tingginya mencapai27 m, kayunya jarang dipakai sbg bahan bangunan krn kurang baik; Croton argyratus pa.ka.ni.ra n ki tuan; engkau pa.kan.si n libur (sekolah): berpakansi v berlibur: rumah sepi karena anak-anak sedang ~ pa.kar n ahli dl bidang tertentu 1 pa.kau n permainan kartu Cina dng cara mempertukarkan tiga lembar kartu yg ada di tangan spt permainan ceki; permainan tiga helai 2 pakau a bingung; pusing;kacau (tt perasaan) 3 pa.kau ark n 1 kelim (dr rotan dsb) untuk menguatkan; 2 kayu palang (pd ember dsb) pak.cik n adik laki-laki dr bapak atau ibu; paman 1 pa.kem a kuat mencekam (tt rem) : sepeda motor itu remnya - 2 pa.kem n cerita wayang yg asli pa.ket /pakét/ n 1 barang yg dikirimkan dl bungkusan melalui pos atau perusahaan ekspedisi; 2 sejumlah barang (buku dsb) yg dibungkus 1106 menjadi satu yg dikirimkan atau dijual secara keseluruhan sbg satu satuan; 3 jatah atau bagian tugas; 4 satuan acara (dl televisi dsb) pos paket yg dikirmkan melalui pos pa.ki.hi n pengetahuan tt tata cara ibadah dan pergaulan dl agama Islam; fikih pa.kis n tumbuhan yg berkembang biak dng spora, biji, atau tunas yg muncul dr pangkal pohonnya; paku: haji Cyras rumphii; hias Cyras revoluta pak.ma n nama tumbuhan yg bunganya seringkali dipakai untuk bahan pembuat jamu, Rafflesia patma pakpui ramalan tt nasib yg terdapat dalam kelenteng 1 pak.sa n 1 perbuatan yg diharuskan walau tidak mau; 2 kekerasan; perkosaan; memaksa v 1 memperlakukan (menyuruh, dsb) dng paksa: orang tua itu ~ anaknya belajar; 2 berbuat dng kekerasan (spt mendesak, menekan); memperkosa: sudah dilarang masuk tetapi mereka - juga; memaksa-maksa v meminta dsb dng paksa; mendesak-desak: anak itu tidak mau ~ orang tuanya membeli sepeda motor; me.mak.sa.kan v 1 mendesakkan sesuatu kpd; memaksa orang agar mau menerima: kita dilarang ~ kehendak kita kpd orang lain; 2 berbuat melebihi batas kenyataan yg sebenarnya: dia ~ diri belajar menghadapi ujian; terpaksa v mau tak mau harus; tidak boleh tidak; berbuat diluar kemauannya sendiri krn terdesak oleh keadaan; ia menerimanya krn ~ tidak ada jalan lain;

29 paksaan n sesuatu yg bersifat memaksa; tekanan; desakan; kekerasan: tidak ada ~ dl agama; pemaksaan n proses, cara, perbuatan memaksa 2 pak.sa kl n waktu (saat, kesempatan) yg baik; tekukur, padi rebah, tikus, lengkiang terbuka, pb sesuatu yg baik atau yg dikehendaki 3 pak.sa ark n 1 sayap; 2 pihak; sisi; belah 1 pak.si kl n burung 2 pak.si n poros pd mesin bubut dsb pak.si.na kl n utara pak.ta n perjanjian internasional : 1 pa.ku n benda dr logam yg berkepala dan berujung runcing; pasak buta paku keling; jamur paku payung; keling paku penyambung dua bilah logam (seng, pelat, besi, dsb); paku buta; payung paku berkepala pipih bundar spt payung; paku jamur; sekrup paku ulir; ulir paku berulir yg cara memasukkannya (pd kayu, besi, dsb) diputar dng memakai obeng; berpaku v 1 ada pakunya; diletakkan dng paku: pakailah sendal! nanti terpijak kayu ~; 2 ki berpegang teguh: ~lah pd keyakinanmu dng teguh; memaku v 1 melekatkan dng paku: ayah ~ foto di dinding;2 ki mengikat (tt hati, perhatian, dsb): saya ~ namanya dl hati; memakukan v melekatkan sesuatu dng paku: Pak Ahmad ~ papan pengumuman pd dinding; terpaku 1 dalam keadaan sudah dipaku: peti-peti barang yg akan dikirimkan itu semuanya ~; 2 terpaku tanpa sengaja; 3 ki terdiam di tempat; tidak sempat mengantisipasi: penjaga gawang itu ~ ketika sundulan kepala yg mendadak 1107 membobolkan gawangnya; 4 ki melekat; tertanam: petuah ibu ~ dl sanubarinya; 5 ki terhenti; terbenam; tertuju: perhatiannya ~ pd masalah yg satu itu saja pa.kuh n nama burung yg paruhnya bercula, berwarna kekuming-kuningan; burung enggang gading pa.kus ark n gudang pal n 1 tonggak batu penanda jarak; 2 ukuran jarak sejauh 1,5 km yg ditandai dng tonggak batu; berpal-pal v beberapa pal jauhnya 1 pa.la n 1 pohon besar, tingginya sampai 20 meter, bercabang banyak, bentuk pohonnya spt kerucut; Myristica fragrans; 2 buah berdaging kuning muda kehijauan, dapat dibuat manisan, berbentuk bulat lonjong dan beralur memanjang, bijinya dibungkus kulit tipis menyerupai jala berwarna sesuai dng kematangan buah, dapat dibuat bumbu penyedap atau ramuan obat 2 pa.la, sepala-pala a 1 (jika hendak atau terpaksa benar) sesempurnasempurnanya sama sekali: ~ bekerja jangan tanggung-tanggun; 2 krn sudah terlanjur: ~ mandi biar basah (= ~ berdawat biar hitam) pa.la.e.on.to.lo.gi /palaéontologi/ n ilmu yg mempelajari tt fosil pa.lai n pepes ikan kecil-kecil; pais memalai v memais atau memepes ikan kecil-kecil pa.lak Mk a panas badan (krn berkeringat); gerah: badannya palakpalak dingin; 2 panas hati; marah; merasa benci; kesal: bangkit (naik), menjadi marah; 3 sangat berani; nekat; memalak v 1 menyusahkan; mengganggu; 2 meminta secara paksa

30 pemalak v 1 pemarah; 2 orang yg suka melakukan pekerjaan berbahaya; 3 pemeras pa.la.ki.ah n ilmu bintang pa.lam n sumbat; memalam v menyumbat; menutup: pekerja itu ~ lubang pd lunas perahu; pemalam n penyumbat pa.lang n batang kayu (bambu, besi, dsb) yg dipasang melintang; jalan batang kayu besi, dsb perintang jalan; rel kereta api pintu penutup rel yg melintasi jalan raya; merah organisasi nirlaba internasional yg bergerak dl bidang kemanusiaan pintu palang (kayu, besi, dsb) pengunci pintu; memalang v memasang palang; menegakkan (menyangga dsb) dng palang: ~ pintu; ~ tiang; memalangi v 1 memasang palang pada; 2 merintangi; memalangkan v 1 meletakkan melintangi; memakai sesuatu untuk palang: para demonstran ~ drumdrum aspal di jalan raya; ; 2 menyalibkan pa.lar, memalar(kan) v 1 mengharapkan: tidak ada orang yg tidak ~ pertolongan orang lain; 2 menganggap lumayan (dp tidak mendapatkan apa-apa): walaupun sedikit, ia ~ juga 1 pa.las n nama pohon palem yg daunnya spt kipas, Lucuala 2 pa.las n Lay geladak (termasuk anjungan); bujur geladak di haluan; lintang anjungan (dl buritan) palas-palas n 1 para-para untuk menjemur atau mengeringkan; 2 menara pengamat (peninjau) 1108 pa.la.tal a Ling 1 berhubungan dng langit-langit keras; 2 bunyi yg dihasilkan dng menempatkan bagian depan lidah di dekat atau pd langitlangit keras spt bunyi [c], [j] pa.la.tum n 1 Ling bangun tulang cekung yg membentuk atap mulut di belakang alveolus; 2 Anat tulang yg terdapat pd langit-langit mulut pa.lau ark n parut atau bekas luka pd kulit pa.la.wa n aksara Palawa pa.la.wi.ja n tanaman selain padi yg ditanam di sawah atau di ladang (kacang, jagung, ubi dsb) pa.le /pale/, memale v 1 menguatkan dng memijit-mijit; 2 memberi makanan baik-baik (tt kuda pacuan, ayam aduan, dsb); palean n yg dipelihara baik-baik (tt kuda pacuan, ayam aduan, dsb) pa.lem n golongan tumbuh-tumbuhan tropis, tidak bercabang, pd puncak batang terletak daunnya yg melekat pd pelepahnya (spt nyiur, enau, kurma, pinang, dan berbagai-bagai jenis pohon palem hias yg ditanam sbg pohon hias) pa.lem n tumbuhan tropis, tidak bercabang, dan pd puncak batang terletak daun yg melekat pd pelepahnya, spt nyiur, kurma, pinang dsb pa.len /palén/ barang-barang keperluan seharihari; barang kelontong pa.le.o.ge.o.gra.fi /paleogeografi/ n Geo penyelidikan geografi tt zaman lampu pa.le.og.ra.fi /paléografi/ n 1 kumpulan tulisan kuno; 2 ilmu tt tulisan pa.le.o.kli.ma.to.lo.gi /paleoklimatologi/n Geo ilmu tt iklim masa lampau pa.le.o.li.tik /paleolitik/ zaman batu yg pertama

31 pa.le.o.li.tikum /paleolitikum/ n Geo zaman purba yg berlangsung dr tahun sampai tahun yg lalu, yg ditandai oleh pemakaian alatalat batu serpih pa.le.on.tolo.gi /paleontologi/ n Geo ilmu tt fosil (binatang dan tumbuhan) pa.le.o.sen /paléosén/ n zaman dl sejarah perkembangan bumi serta segala kehidupan di bumi kira-kira 65 juta tahun sampai 50 juta tahun yg lalu pa.le.o.zi.kum /paléozikum/ n zaman dl sejarah perkembangan bumi serta kehidupan di bumi yg berusia paling tua kira-kira 300 juta sampai 200 juta tahun yg lalu pa.let /palet/ n alat yg dipakai pelukis untuk menaruh cat, berupa lempeng berbentuk perisai pa.lin.drom n Ling kata, rangkaian kata, atau bilangan yg terbaca sama, baik dr depan maupun dr belakang, spt kodok, radar, taat 1 pa.ling v, berpaling v 1 menoleh (ke kiri, ke kanan, atau ke belakang): karena berjalan sambi! ~ ke kiri dan ke kanan, ia menabrak orang lain; 2 ki beralih atau bertukar (perhatian dsb): kita harus ~ kpd barang-barang produksi dalam negeri; 3 ki meninggalkan agamanya; murtad: jangan mudah ~ karena alasan sepele; teguh ~, duduk berkisar, pb berlainan dng apa yg telah dikatakan atau dijanjikan; ~ haluan 1 berputar haluan; 2 ki berganti pikiran (kemauan dsb); ~ sembah kl tidak setia (kpd raja dsb); memalingkan v memutar (ke kiri atau ke kanan); membelokkan; ~ haluan memutar (mengubah) haluan; ~ muka 1 menolehkan muka (ke kiri, ke kanan, atau ke belakang); 2 tidak setia; tidak suka; 1109 palingan n yg (mudah) berpaling (berubah) atau yg dapat dipalingkan (diubah): pikiran (pendirian) orang yg ~, pikiran (pendirian) orang yg mudah berubah-ubah 2 pa.ling adv ter ; teramat: anaknya yg - besar duduk di kelas III SMA; paling-paling adv 1 terlampau amat; terlalu: anak ini ~ nakalnya; 2 sebanyak-banyaknya; setinggitingginya; sesangat-sangatnya: pegawai itu gajinya tidak besar, ~ hanya cukup untuk hidup sederhana; pa.li.no.lo.gi n Geo ilmu yg mempelajari serbuk sari 1 pa.lis, berpalis v memandang ke arah lain (ke kiri, ke bawah, dsb) krn malu, berkecil hati, dsb; ~ muka membuang muka (memandang ke arah lain); melengos memalis v berpalis 2 pa.lis v, memalis v menggosok Iicinlicin pa.lit n alat yg dipakai untuk menyapukan celak mata, cat alis, cat bibir, dsb; memalit v 1 menyapukan celak mata, cat alis, cat bibir, dsb; 2 mencolek (dng ujung jari); memalitkan v menyapukan (mencolekkan) pada; terpalit ki kena noda; terlibat dl perkara; turut mendapat nama buruk pal.ka n ruang tempat barang-barang di kapal laut pal.mit n zat lemak pal.su a 1 tidak tulen; tidak sah: polisi berhasil menyita beberapa lembar uang ; 2 tiruan; tidak asli: gigi ; rambut ; 3 gadungan (tt polisi, tentara, wartawan, dsb): seorang wartawan meminta imbalan kpd

32 seorang pengusaha agar kasusnya tidak diberitakan; memalsukan v melancungkan; membuat sesuatu yg palsu: orang yg ~ ijazahnya ; ~ tanda tangan; ~ uang; pemalsu orang yg memalsukan; pemalsuan hal (perbuatan dsb) memalsukan; kepalsuan 1 perihal tt palsu; kelancungan; 2 cak kecurangan dsb pal.tu ark n pembantu yg bekerja sementara; wakil sementara pa.lu n alat untuk memukul paku; martil; berpalu-palu v berdagang dng cara tukar-menukar barang; berbarter; berpalu-paluan v berpukul-pukulan; memalu v 1 memukul dng palu; 2 memukul: ~ gamelan; paluan n 1 pukulan dng palu; 2 pukulan pa.luh n 1 tanah melekuk berisi air: lubuk; palung; 2 ark anak sungai; 3 tempat berlumpur yg dalam pa.lun, berpalun-palun v berpelukpelukan; berbelit-belit; memalun v memeluk, membelit: ular ~ batang pohon itu; memalunkan v memelukkan (membelitkan) pd: ~ tangannya pd bahu anaknya pa.lung n 1 tanah yg berlekuk dalam berisi air; paluh; 2 Geo jurang yg dalam di dasar lautan; ikan bak berkaca untuk ternpat memelihara ikan; akuarium; palungan bak tempat makanan dan minuman (kuda, kucing dsb); lawaklawak pa.lut n balut; bungkus; sampul; elok, pengebat kurang, pb tampaknya sudah baik, tetapi sebenarnya belum; berpalut v berbungkus; bersalut, bersampul: buku ~ plastik; 1110 memalut v membungkus; menyalut; menyampul: ~ giginya dng emas; terpalut v berbalut; terbungkus: mayat ~ kain kafan; pemalut n pembalut; pembungkus: tinggal kulit ~ tulong pa.mah ark n tanah yg rendah pa.man n 1 adik laki-laki ayah atau ibu; pakcik; mamak; 2 panggilan kpd orang laki-laki yg belum dikenal atau yg patut dihormati pa.mer /pamer/ v mempertunjukkan dan membanggakan (kekayaan, kehebatan, dsb); memamerkan v 1 mempertunjukkan dan membanggakan (kekayaan, kehebatan, dsb): jangan suka ~ kekayaan orang tua; 2 mempertunjukkan (hasil karya seni, barang hasil produksi, dsb): dengan bangga anaknya ~ hasil kreasinya; 3 memperagakan: peragawati itu ~ pakaian hasil perancang dr dl negeri; pa.mer.an n pertunjukan (hasil karya seni, barang hasil produksi, dsb): di Pekan Raya Jakarta diselenggar-akan ~ berbagai barang hasil pro-duksi dl negeri pam.fiet /pamflet/ n surat selebaran; - gelap (surat) selebaran yg tidak diketahui sumbernya dan belum pasti kebenarannya pam.flet /plamflét/ n surat selebaran pa.mit Jw v minta diri; permisi atau pergi (berangkat, pulang); berpamitan; pamitan: pergi tanpa -; (ber)pamitan pamit pa.mong n 1 pengasuh; 2 guru; pendidik; 3 pengurus; - desa pengurus pemerintahan desa; - praja pegawai negara yg mengurus pemerintahan negara

KAMUS BAHASA INDONESIA

KAMUS BAHASA INDONESIA KAMUS BAHASA INDONESIA KAMUS BAHASA INDONESIA PUSAT BAHASA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL JAKARTA, 2008 499.213 KAM k Kamus Bahasa Indonesia/Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Jakarta: Pusat Bahasa, 2008

Lebih terperinci

KAMUS BAHASA INDONESIA

KAMUS BAHASA INDONESIA KAMUS BAHASA INDONESIA KAMUS BAHASA INDONESIA PUSAT BAHASA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL JAKARTA, 2008 499.213 KAM k Kamus Bahasa Indonesia/Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Jakarta: Pusat Bahasa, 2008

Lebih terperinci

KAMUS BAHASA INDONESIA

KAMUS BAHASA INDONESIA KAMUS BAHASA INDONESIA KAMUS BAHASA INDONESIA PUSAT BAHASA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL JAKARTA, 2008 499.213 KAM k Kamus Bahasa Indonesia/Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Jakarta: Pusat Bahasa, 2008

Lebih terperinci

Trainers Club Indonesia Surabaya Learning Forum episode 28. Rabu 29 Juli 2009 WILLEM ISKANDAR

Trainers Club Indonesia Surabaya Learning Forum episode 28. Rabu 29 Juli 2009 WILLEM ISKANDAR WILLEM ISKANDAR Willem Iskandar adalah penulis terkenal dari Sumatra Utara, Indonesia. Ia menulis puisi dan buku-buku sekolah. Ia tertarik untuk mengajar dan belajar. Ia adalah seorang Sumatra pertama

Lebih terperinci

pengukuran waktu panjang dan berat

pengukuran waktu panjang dan berat bab 2 pengukuran waktu panjang dan berat tema 5 kejadian sehari-hari rajin belajar tujuan pembelajaran pembelajaran ini bertujuan agar kamu mampu: menggunakan alat ukur waktu dengan satuan jam menggunakan

Lebih terperinci

Prolog : Sebuah Surat Kecil untuk Mengenang Mereka

Prolog : Sebuah Surat Kecil untuk Mengenang Mereka Prolog : Sebuah Surat Kecil untuk Mengenang Mereka Apa kabar semuanya? Semoga baik-baik saja, saat ini aku menuliskan kisah perjalanan, petualangan fisik dan jiwa saat mulai melakukan penelitian di daerah

Lebih terperinci

Peter Swanborn, The Netherlands, Lima Portret Five Portraits

Peter Swanborn, The Netherlands,  Lima Portret Five Portraits Peter Swanborn, The Netherlands, www.peterswanborn.nl Lima Portret Five Portraits Bukan seperti salam Semula, kata si laki-laki, adalah air di sini manis dan penuh hidup, kemudian manusia datang mereka

Lebih terperinci

PERLUASAN KALIMAT UNTUK MENYATAKAN CARA, ALAT, KESERTAAN, DAN SALING

PERLUASAN KALIMAT UNTUK MENYATAKAN CARA, ALAT, KESERTAAN, DAN SALING PERLUASAN KALIMAT UNTUK MENYATAKAN CARA, ALAT, KESERTAAN, DAN SALING Kalimat tunggal dapat diperluas dengan menambahkan unsur keterangan. Keterangan tersebut meliputi keterangan cara, alat, kesertaan,

Lebih terperinci

Petunjuk ~ wacana yang berisi penjelasan suatu proses pembuatan sesuatu / penggunaan sesuatu. ~ Wacana eksposisi proses yang menggunakan pilihan kata

Petunjuk ~ wacana yang berisi penjelasan suatu proses pembuatan sesuatu / penggunaan sesuatu. ~ Wacana eksposisi proses yang menggunakan pilihan kata 1 Petunjuk ~ wacana yang berisi penjelasan suatu proses pembuatan sesuatu / penggunaan sesuatu. ~ Wacana eksposisi proses yang menggunakan pilihan kata yang konkret (dengan ukuran, arah, batas yang jelas)

Lebih terperinci

PENJAGAL ANGIN. Tri Setyorini

PENJAGAL ANGIN. Tri Setyorini PENJAGAL ANGIN Tri Setyorini Awal yang ku lihat adalah abu putih yang berterbangan. Pikirku itu adalah salju yang menyejukkan. Namun ternyata bukan karena abu ini justru terasa panas dan membakar telapak

Lebih terperinci

A. Struktur Akar dan Fungsinya

A. Struktur Akar dan Fungsinya A. Struktur Akar dan Fungsinya Inti Akar. Inti akar terdiri atas pembuluh kayu dan pembuluh tapis. Pembuluh kayu berfungsi mengangkut air dari akar ke daun. Pembuluh tapis berfungsi mengangkut hasil fotosintesis

Lebih terperinci

Subtema 2 : Kegiatan Ekstrakurikulerku

Subtema 2 : Kegiatan Ekstrakurikulerku Ayo menerapkan sikap bersatu! Dayu menceritakan hasil pengamatan tentang perilaku ayam. Dayu melihat sikap yang pantas ditiru dari kehidupan ayam. Induk jantan melindungi induk betina dan anaknya yang

Lebih terperinci

Siapakah Yesus Kristus? (4/6)

Siapakah Yesus Kristus? (4/6) Siapakah Yesus Kristus? (4/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus adalah Juru Selamat dan Tuhan Kode Pelajaran : SYK-P04 Pelajaran 04 - YESUS ADALAH JURU SELAMAT DAN TUHAN DAFTAR

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN SAMPUL DALAM... PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING TESIS... PENGESAHAN TIM PENGUJI TESIS... TRANSLITERASI...

DAFTAR ISI... HALAMAN SAMPUL DALAM... PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING TESIS... PENGESAHAN TIM PENGUJI TESIS... TRANSLITERASI... xiii DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL DALAM... PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING TESIS... PENGESAHAN TIM PENGUJI TESIS... TRANSLITERASI... MOTTO... PERSEMBAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR

Lebih terperinci

.satu. yang selalu mengirim surat

.satu. yang selalu mengirim surat .satu. yang selalu mengirim surat Bunyi klakson motor berwarna oranye, dengan teriakan khas Pos! setiap hari selalu aku nantikan. Mata tak lepas dari balik pagar besi lusuh bewarna coklat tua. Ketika pagi

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. 1. Ada 81 buah idiom yang digunakan dalam novel Ayah karya Andrea

BAB IV PENUTUP. 1. Ada 81 buah idiom yang digunakan dalam novel Ayah karya Andrea BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis data, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan. 1. Ada 81 buah idiom yang digunakan dalam novel Ayah karya Andrea Hirata, yaitu 1) gurat nasib, 2) kucing

Lebih terperinci

Rangkuman Kata Mutiara Tentang Waktu

Rangkuman Kata Mutiara Tentang Waktu Rangkuman Kata Mutiara Tentang Waktu Ambillah waktu untuk berfikir, itu adalah sumber kekuatan. Ambillah waktu untuk bermain, itu adalah rahasia dari masa muda yang abadi. Ambillah waktu untuk berdoa,

Lebih terperinci

Kunci Jawaban. Evaluasi Bab 2 A. Pilihan Ganda 2. d 8. a 4. a 10. c

Kunci Jawaban. Evaluasi Bab 2 A. Pilihan Ganda 2. d 8. a 4. a 10. c Kunci Jawaban BAB 1 Ayo Berlatih 1.1 2. Hewan berkembang biak dengan cara beranak dan bertelur. Contoh hewan yang beranak kucing, sapi, dan kelinci. Hewan yang berkembang biak dengan cara bertelur adalah

Lebih terperinci

Belajar Memahami Drama

Belajar Memahami Drama 8 Belajar Memahami Drama Menonton drama adalah kegiatan yang menyenangkan. Selain mendapat hiburan, kamu akan mendapat banyak pelajaran yang berharga. Untuk memahami sebuah drama, kamu dapat memulainya

Lebih terperinci

CONTOH SOAL TES TORI SIM C (PART 1)

CONTOH SOAL TES TORI SIM C (PART 1) CONTOH SOAL TES TORI SIM C (PART 1) 1. Fungsi Marka jalan adalah : a. Untuk memberi batas jalan agar jalan terlihat jelas oleh pemakai jalan Yang sedang berlalu lintas dijalan. b. Untuk menambah dan mengurangi

Lebih terperinci

tumbuhan di sekitar pelajaran 8

tumbuhan di sekitar pelajaran 8 pelajaran 8 tumbuhan di sekitar tuhan ciptakan aneka tumbuhan ada sayuran buah dan bunga semua berguna bagi manusia manusia wajib menjaga dan merawat tumbuhan yang tuhan beri sukakah kamu merawat tumbuhan

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #20 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #20 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #20 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #20 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

Bagaimana acuan, begitulah kuihnya Perangai anak mirip perangai ibu bapanya

Bagaimana acuan, begitulah kuihnya Perangai anak mirip perangai ibu bapanya Anak dipangkuan diletakkan, beruk dirimba disusui Orang yang mengabaikan tugas menjaga kepentingan keluarga sendiri tetapi mengutamakan kepentingan orang lain Ada ubi ada batas, ada masa dapat balas Perbuatan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 58 TAHUN 1959 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KETUA, WAKIL KETUA, ANGGOTA DAN SEKRETARIS JENDERAL/SEKRETARIS DEWAN PERANCANG NASIONAL PRESIDEN, Menimbang : bahwa kedudukan keuangan

Lebih terperinci

3. Laklak Debata Bulan (Kitab Debata Bulan)

3. Laklak Debata Bulan (Kitab Debata Bulan) MERAH Menyala Bulan adalah cerminan kekuatan Allah. Kitab ini berisi kekuatan manusia dalam menjalani hidup termasuk bumi dan seni bela diri batak dalam menjalani hidup sehari-hari. 3. Laklak Debata Bulan

Lebih terperinci

Lima Belas Tahun Tidak Lama

Lima Belas Tahun Tidak Lama Dari Kumpulan Cerpen "Keberanian Manusia" Lima Belas Tahun Tidak Lama Kota kami telah hampir berusia setengah abad, dan hampir saja hanyut karena kecelakaan gunung berapi. Beberapa tahun belakangan ini

Lebih terperinci

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong Pengertian bengkel Ialah tempat (bangunan atau ruangan) untuk perawatan / pemeliharaan, perbaikan, modifikasi alt dan mesin, tempat pembuatan bagian mesin dan perakitan alsin. Pentingnya bengkel pada suatu

Lebih terperinci

Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga

Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga Suami Rosa biasa memukulinya. Ia memiliki dua anak dan mereka tidak berani berdiri di hadapan ayahnya karena mereka takut akan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI 1 PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 01 TAHUN 2010 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

Lebih terperinci

APOCRYPHA Surat Yeremia KING JAMES BIBLE Surat Yeremia

APOCRYPHA Surat Yeremia KING JAMES BIBLE Surat Yeremia www.scriptural-truth.com APOCRYPHA Surat Yeremia KING JAMES BIBLE 1611 Surat Yeremia Surat [atau surat] Yeremia [Jeremy] {6:1} salinan surat, yang Jeremy dikirim kepada mereka: yang itu harus dipimpin

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG LAMBANG DAN MOTTO DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG LAMBANG DAN MOTTO DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU Menimbang : PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG LAMBANG DAN MOTTO DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI KEPULAUAN RIAU, a. bahwa

Lebih terperinci

2. Gadis yang Dijodohkan

2. Gadis yang Dijodohkan 2. Gadis yang Dijodohkan Burung-burung berkicau merdu di tengah pagi yang dingin dan sejuk. Dahan-dahan pohon bergerak melambai, mengikuti arah angin yang bertiup. Sebuah rumah megah dengan pilar-pilar

Lebih terperinci

Menghormati Orang Lain

Menghormati Orang Lain BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Desain Sikap Toleran Pada Buku Teks Tematik Kelas 1 SD Desain sikap toleran pada buku teks tematik kelas 1 SD meliputi: sikap menghormati orang lain, bekerjasama,

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016. Tema 8 : Bumi dan Alam Semesta Nama :... Kelas : III (tiga)

LATIHAN SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016. Tema 8 : Bumi dan Alam Semesta Nama :... Kelas : III (tiga) LATIHAN SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016 a. museum b. planetarirum c. auditorium d. podium 5. Daerah yang dekat dengan laut atau pantai adalah dataran... a. rendah b. tinggi

Lebih terperinci

MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS

MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS SENI BUDAYA MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS Nama : Alfina Nurpiana Kelas : XII MIPA 3 SMAN 84 JAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017 Karya 1 1. Bentuk, yang merupakan wujud yang terdapat di alam dan terlihat nyata.

Lebih terperinci

Mengajarkan Budi Pekerti

Mengajarkan Budi Pekerti 4 Mengajarkan Budi Pekerti Sukakah kamu membaca cerita dan dongeng? Banyak cerita dan dongeng anak-anak yang dapat kamu baca. Dalam sebuah cerita, terdapat pelajaran. Belajarlah dari isi cerita dan dongeng.

Lebih terperinci

Perempuan tua itu mengayunkan kakinya pelan.

Perempuan tua itu mengayunkan kakinya pelan. 12 PEREMPUAN TUA YANG SELALU MEMANDANG KE BAWAH Perempuan tua itu mengayunkan kakinya pelan. Seperti sedang menghitungnya. Mengelilingi halaman rumah. Memunguti ranting-ranting pohon rambutan yang mulai

Lebih terperinci

Dan Ia mengucapkan dan mengajar banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Kata-Nya: Adalah seorang penabur keluar untuk menabur benihnya.

Dan Ia mengucapkan dan mengajar banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Kata-Nya: Adalah seorang penabur keluar untuk menabur benihnya. Xb4 Perumpamaan tentang Kerajaan Allah 64 Perumpamaan tentang Penabur Matius 13:1-23, Markus 4:1-20, Lukas 8:4-15 1 Pada hari itu keluarlah Yesus dari rumah itu dan duduk di tepi danau dan mulai pula mengajar

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI [LN 2007/105, TLN 4755]

UNDANG-UNDANG NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI [LN 2007/105, TLN 4755] UNDANG-UNDANG NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI [LN 2007/105, TLN 4755] 15. Ketentuan Pasal 14 ayat (1), ayat (2), ayat (4), ayat (5), ayat (6),

Lebih terperinci

1. Siapa berjalan pada jalannya sampai.

1. Siapa berjalan pada jalannya sampai. 1 2 3 4 1. Siapa berjalan pada jalannya sampai. 2. Siapa bersungguh-sungguh, mendapat. 3. Siapa yang sabar beruntung. 4. Siapa sedikit kejujurannya, sedikit temannya. 5. Pergaulilah orang yang punya kejujuran

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sekolah : SD/MI Kelas : II Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) Tema : Aku Semester : I (satu) Standar Kompetensi 1. Mengenal bagian-bagian utama hewan dan

Lebih terperinci

Simpulan bahasa Bandingan Perumpamaan Pepatah Bidalan Kata-kata hikmat

Simpulan bahasa Bandingan Perumpamaan Pepatah Bidalan Kata-kata hikmat Peribahasa digunakan orang sebagai kiasan, teladan, dan pengajaran. Itulah sebabnya peribahasa sering digunakan sebagai hiasan untuk mengindahkan karangan atau ketika memberikan ucapan atau syarahan Peribahasa

Lebih terperinci

BAB 1 AKU DAN PULAU PISANG

BAB 1 AKU DAN PULAU PISANG BAB 1 AKU DAN PULAU PISANG Jari ini berjalan begitu saja, seiring angan yang tidak pernah berhenti berharap. Merasa sebuah mimpi yang tidak pernah akan terwujud, harapan yang tidak pernah akan tercapai.

Lebih terperinci

Janji YESUS KRISTUS. 2. Matius 6:33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan TUHAN dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

Janji YESUS KRISTUS. 2. Matius 6:33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan TUHAN dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Janji YESUS KRISTUS 1. Wahyu 21:4 Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu

Lebih terperinci

BAB 7 PERUBAHAN SIFAT BENDA. Kamu dapat menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap.

BAB 7 PERUBAHAN SIFAT BENDA. Kamu dapat menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap. BAB 7 PERUBAHAN SIFAT BENDA Tujuan Pembelajaran Kamu dapat menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap. Di sekitar kita terdapat bermacam-macam benda, antara

Lebih terperinci

ketertiban biasakanlah mematuhi tata tertib tata tertib melatih sikap disiplin sejak kecil kita disiplin sudah besar jadi orang berguna

ketertiban biasakanlah mematuhi tata tertib tata tertib melatih sikap disiplin sejak kecil kita disiplin sudah besar jadi orang berguna tema 5 ketertiban gambar 5.1 masuk kelas dengan tertib biasakanlah mematuhi tata tertib tata tertib melatih sikap disiplin sejak kecil kita disiplin sudah besar jadi orang berguna kamu harus mampu setelah

Lebih terperinci

REFORMASI KESEHATAN PERLU DILAKSANAKAN

REFORMASI KESEHATAN PERLU DILAKSANAKAN BEKERJA UNTUK YANG KECANDUAN REFORMASI KESEHATAN PERLU DILAKSANAKAN Setiap reformasi yang benar mendapat tempat dalam pekerjaan keselamatan dan cenderung mengangkat jiwa kepada satu kehidupan yang baru

Lebih terperinci

HITUNGAN PERBANDINGAN PETUNJUK: Bandingkan nilai dalam kolom A dan nilai dalam kolom B. setelah itu pilihlah: A. Jika nilai dalam kolom A lebih besar

HITUNGAN PERBANDINGAN PETUNJUK: Bandingkan nilai dalam kolom A dan nilai dalam kolom B. setelah itu pilihlah: A. Jika nilai dalam kolom A lebih besar TEST BAKAT SKOLASTIK TEST KUANTITATIF PETUNJUK: Berilah tanda silang untuk jawaban yang benar! 1. ½ + 4X = 10, maka X = A. - 9/8 B. 5/2 C. 11/2 D. -19/4 E. 19/8 2. Yang manakah pecahan di bawah ini yang

Lebih terperinci

BAB ANGAN. Tujuan Pembelajaran. Pernahkan kamu bermain ular tangga? Ada angka 1, 2, 3 dan seterusnya. Termasuk bilangan apa angka di ular tangga?

BAB ANGAN. Tujuan Pembelajaran. Pernahkan kamu bermain ular tangga? Ada angka 1, 2, 3 dan seterusnya. Termasuk bilangan apa angka di ular tangga? BILANG ANGAN AN BUL ULAT BAB 1 Tujuan Pembelajaran Setelah belajar bab ini, kamu dapat: 1. Menggunakan sifat komutatif, asosiatif, dan distributif untuk melaksanakan operasi hitung bilangan bulat. 2. Membulatkan

Lebih terperinci

Sepasang Sayap Malaikat

Sepasang Sayap Malaikat Sepasang Sayap Malaikat Mereka sepasang sayap terbang ke awan-awan ingatan pemiliknya memilih menapak tanah, menikah dengan gadis pujaan. Setahun lalu, ia bertemu seorang gadis di sebuah kebun penuh air

Lebih terperinci

Contoh Soal Soal Peluang

Contoh Soal Soal Peluang Contoh Soal Soal Peluang 1. 10 orang finalis suatu lomba kecantikan akan dipilih secara acak 3 yang terbaik. Banyak cara pemilihan tersebut ada cara. a. 70 b. 80 c. 120 d. 360 e. 720 ( Soal Ujian Nasional

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG KETERTIBAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULELENG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG KETERTIBAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULELENG, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG KETERTIBAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULELENG, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka mewujudkan tata kehidupan Kabupaten

Lebih terperinci

Kehidupan itu terlalu penuh dengan kebahagian bagi orang yang menyadarinya Tommy membaca kalimat terakhir dari sebuah novel yang diterbitkan melalui

Kehidupan itu terlalu penuh dengan kebahagian bagi orang yang menyadarinya Tommy membaca kalimat terakhir dari sebuah novel yang diterbitkan melalui Kehidupan itu terlalu penuh dengan kebahagian bagi orang yang menyadarinya Tommy membaca kalimat terakhir dari sebuah novel yang diterbitkan melalui salah satu blog yang sudah lama ia ikuti. Blog yang

Lebih terperinci

RIDHO KURNIAWAN. Aku duduk dengan santai Menunggu apa yang kusukai Menikmati sesuatu yang menenangkan hati Pemberian Ilahi yang tak tertandingi

RIDHO KURNIAWAN. Aku duduk dengan santai Menunggu apa yang kusukai Menikmati sesuatu yang menenangkan hati Pemberian Ilahi yang tak tertandingi RIDHO KURNIAWAN Slide Kehidupan Aku duduk dengan santai Menunggu apa yang kusukai Menikmati sesuatu yang menenangkan hati Pemberian Ilahi yang tak tertandingi Film itu dimulai Slide demi slide disuguhi

Lebih terperinci

NO NAMA INDUSTRI JENIS INDUSTRI*)

NO NAMA INDUSTRI JENIS INDUSTRI*) Tabel : SP-1C (T). JUMLAH INDUSTRI/KEGIATAN USAHA KECIL Provinsi : DKI JAKARTA Tahun : 2015 TERPASANG SENYATANYA 1 Industri Makanan Kegiatan Rumah Potong dan Pengepakan Daging Unggas 100.00 55.71 Industri

Lebih terperinci

Eliora. orang yang sedang menjalaninya. 1 Artinya, seberat-berat kami melihat sesuatu terjadi, lebih menyakitkan lagi bagi

Eliora. orang yang sedang menjalaninya. 1 Artinya, seberat-berat kami melihat sesuatu terjadi, lebih menyakitkan lagi bagi 1 Nadia Eliora Yuda Putri Bahasa Indonesia 7 13 September 2012 Pelarian Jauh Di Hutan Duarr! Bunyi ledakan bom tentara-tentara Jepang. Setelah ledakan pertama itu, orang-orang di desaku menjadi kalang

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SD Mata Pelajaran : Seni Budaya dan Keterampilan Kelas/Semester : 1/1 Tema : Diri Sendiri Standar Kompetensi : Seni Rupa 1. Mengapresiasi karya seni rupa.

Lebih terperinci

Bab 5. Jual Beli. Peta Konsep. Kata Kunci. Jual Beli Penjual Pembeli. Jual Beli. Pasar. Meliputi. Memahami Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Rumah

Bab 5. Jual Beli. Peta Konsep. Kata Kunci. Jual Beli Penjual Pembeli. Jual Beli. Pasar. Meliputi. Memahami Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Rumah Bab 5 Jual Beli Peta Konsep Jual Beli Membahas tentang Memahami Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Rumah Memahami Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Sekolah Meliputi Meliputi Toko Pasar Warung Supermarket

Lebih terperinci

Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali:

Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali: Noand Hegask Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali: Kisah-kisah pendek dan sajak rumpang Diterbitkan melalui: Nulisbuku.com Darah Biasanya keluar rumah Saat tengah malam Sambil menangis Hanya

Lebih terperinci

BAB. Penerapan Energi

BAB. Penerapan Energi BAB 7 Penerapan Energi Ibu guru di sekolah menceritakan tentang kegunaan kincir angin di negeri Belanda. Setelah menerangkan, ibu guru menugaskan siswa Kelas 3 membuat kincir angin dari karton. Nina, Siti,

Lebih terperinci

JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN III (TIGA) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN

JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN III (TIGA) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SD III (TIGA) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN A. Ketampakan Lingkungan Alam dan Buatan Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar

Lebih terperinci

Di unduh dari : Bukupaket.com

Di unduh dari : Bukupaket.com Bu, berapa loyang kue yang akan dipanggang? Delapan loyang. Dalam bab ini kamu akan mempelajari: 1. mengalikan dua bilangan satu angka; 2. mengalikan tiga bilangan satu angka; 3. membagi bilangan dengan

Lebih terperinci

YUNUS. 1 Yunus 1. Yunus menolak perintah ALLAH untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe

YUNUS. 1 Yunus 1. Yunus menolak perintah ALLAH untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe 1 Yunus 1 YUNUS 1P Yunus menolak perintah ALLAH untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe ada zaman dulu ada seorang nabi di Israel bernama Yunus. Bapak dari Yunus bernama Amitai. ALLAH memberikan

Lebih terperinci

YUNUS. 1 7/15/15 Yunus 1. Yunus menolak perintah Allah untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe

YUNUS. 1 7/15/15 Yunus 1. Yunus menolak perintah Allah untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe 1 7/15/15 Yunus 1 YUNUS Yunus menolak perintah Allah untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe 1 Pada jaman dahulu, ada seorang nabi di Israel yang bernama Yunus. Ayahnya bernama Amitai. ALLAH memberi

Lebih terperinci

SELEKSI NASIONAL MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI (SNMPTN)

SELEKSI NASIONAL MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI (SNMPTN) SELEKSI NASIONAL MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI (SNMPTN) Mata Pelajaran : Tes potensi Akademik Tanggal : 01 Juli 2009 Kode Soal : 392 Area : Bandung, Yogyakarta, Padang Untuk soal nomor 1 sampai dengan

Lebih terperinci

KUMPULAN KATA-KATA BIJAK

KUMPULAN KATA-KATA BIJAK KUMPULAN KATA-KATA BIJAK Sesuatu yang baik, belum tentu benar. Sesuatu yang benar, belum tentu baik. Sesuatu yang bagus, belum tentu berharga. Sesuatu yang berharga/berguna, belum tentu bagus. Pikiran

Lebih terperinci

S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n

S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n T E N T A N G P E R M A K U L T U R S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n A PA ITU P ERMAKULTUR? - MODUL 1 DESA P ERMAKULTUR Desa yang dirancang dengan Permakultur mencakup...

Lebih terperinci

SUKATAN PELAJARAN SEKOLAH RENDAH SENARAI PERIBAHASA

SUKATAN PELAJARAN SEKOLAH RENDAH SENARAI PERIBAHASA SUKATAN PELAJARAN SEKOLAH RENDAH SENARAI PERIBAHASA Darjah 3 dan 4 1 ada akal memiliki idea 2 ada bakat berkebolehan, berkeupayaan 3 ada hati ada kemahuan atau keinginan atau cita-cita untuk melakukan

Lebih terperinci

Asal Mula Candi Prambanan

Asal Mula Candi Prambanan Asal Mula Candi Prambanan Zaman dahulu ada sebuah kerajaan di Pengging. sang raja mempunyai seorang putera bernama Joko Bandung. Joko bandung adalah seorang pemuda perkasa, seperti halnya sang ayah, ia

Lebih terperinci

Kegiatan Sehari-hari

Kegiatan Sehari-hari Bab 1 Kegiatan Sehari-hari Kegiatan Sehari-hari 1 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini kamu diharapkan mampu: 1) membuat daftar kegiatan sehari-hari berdasarkan penjelasan guru; 2) menceritakan

Lebih terperinci

Kejahatan Terhadap Harta Kekayaan. Surastini Fitriasih

Kejahatan Terhadap Harta Kekayaan. Surastini Fitriasih Kejahatan Terhadap Harta Kekayaan Surastini Fitriasih Dalam Buku II KUHP: Bab XXII : Pencurian Bab XXIII: Pemerasan & Pengancaman Bab XXIV: Penggelapan Barang Bab XXV : Perbuatan Curang Bab XXVI: Merugikan

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #19 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #19 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #19 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #19 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

Mempertimbangkan Pendekatan Saudara

Mempertimbangkan Pendekatan Saudara Mempertimbangkan Pendekatan Saudara Di negara saya ada pepatah yang berbunyi, "Dengan satu tongkat orang dapat menggembalakan 100 ekor domba, tetapi untuk memimpin 100 orang dibutuhkan 100 tongkat." Semua

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #24 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #24 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #24 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #24 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

Entahlah, suamiku. Aku juga tidak pernah berbuat jahat dan bahkan selalu rajin beribadah, jawab sang isteri sambil menahan air mata.

Entahlah, suamiku. Aku juga tidak pernah berbuat jahat dan bahkan selalu rajin beribadah, jawab sang isteri sambil menahan air mata. Hikayat Cabe Rawit Alkisah, pada zaman dahulu hiduplah sepasang suami-isteri di sebuah kampung yang jauh dari kota. Keadaan suami-isteri tersebut sangatlah miskin. Rumah mereka beratap anyaman daun rumbia,

Lebih terperinci

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM )

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM ) KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM ) MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS 2 SEMESTER I 17 PERHITUNGAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMUM Nama Sekolah : SD/MI... Kelas/semester : II (Dua)/ 1 (satu)

Lebih terperinci

kotor kuat kusut lagi

kotor kuat kusut lagi kotor (a) tidak bersih Baju Ali menjadi kotor setelah bermain di kawasan berlumpur itu unsur negatif, tidak baik Kanak-kanak itu bercakap dengan menggunakan bahasa yang kotor kuat (a) bertenaga Walaupun

Lebih terperinci

BAB 5 PEMUAIAN. Pemuaian. Kompetensi Dasar: Standar Kompetensi: Melakukan percobaan yang berkaitan dengan pemuaian dalam kehidupan sehari-hari.

BAB 5 PEMUAIAN. Pemuaian. Kompetensi Dasar: Standar Kompetensi: Melakukan percobaan yang berkaitan dengan pemuaian dalam kehidupan sehari-hari. BAB 5 PEMUAIAN Kompetensi Dasar: Melakukan percobaan yang berkaitan dengan pemuaian dalam kehidupan sehari-hari. minyak air Standar Kompetensi: Memahami wujud zat dan perubahannya. Peta Konsep: Pemuaian

Lebih terperinci

1Pet.5:1-4; Yeh.34:1-6; Yoh.10:11. Pdt. DR. Stephen Tong

1Pet.5:1-4; Yeh.34:1-6; Yoh.10:11. Pdt. DR. Stephen Tong 1Pet.5:1-4; Yeh.34:1-6; Yoh.10:11 Pdt. DR. Stephen Tong Yesus mengatakan ada dua macam orang yang melayani Tuhan, yang semacam adalah gembala yang lainnya adalah orang upahan. Gembala mengasihi domba-domba

Lebih terperinci

KELAS 2 TEMA 3 TUGASKU SEHARI-HARI SUB TEMA 1 1. Tuliskan tugas siswa di bawah berdasarkan gambar! 4. Tuliskan waktu yang ditunjukkan jam. berikut!

KELAS 2 TEMA 3 TUGASKU SEHARI-HARI SUB TEMA 1 1. Tuliskan tugas siswa di bawah berdasarkan gambar! 4. Tuliskan waktu yang ditunjukkan jam. berikut! KELAS 2 TEMA 3 TUGASKU SEHARI-HARI SUB TEMA 1 1. Tuliskan tugas siswa di bawah berdasarkan gambar! 4. Tuliskan waktu yang ditunjukkan jam berikut! 2. Sebutkan kegunaan dokumen keluarga berikut! a. Kartu

Lebih terperinci

KETENTUAN MENGENAI PELAKSANAAN PENGUSAHAAN HUTAN PT. DAYA SAKTI TIMBER CORPORATION

KETENTUAN MENGENAI PELAKSANAAN PENGUSAHAAN HUTAN PT. DAYA SAKTI TIMBER CORPORATION LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 369/Kpts-IV/1985 TANGGAL : 7 Desember 1985 KETENTUAN MENGENAI PELAKSANAAN PENGUSAHAAN HUTAN PT. DAYA SAKTI TIMBER CORPORATION KETENTUAN I : TUJUAN PENGUSAHAAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dan siklus PTK sebagai berikut : Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor. Untuk pelajaran IPA sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dan siklus PTK sebagai berikut : Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor. Untuk pelajaran IPA sebagai BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Setting dalam penelitian ini meliputi 3 : langkah penelitian, waktu penelitian dan siklus PTK sebagai berikut : 1. Tempat penelitian Penelitian Tindakan

Lebih terperinci

DENAH LINGKUNGAN RUMAH DAN SEKOLAH

DENAH LINGKUNGAN RUMAH DAN SEKOLAH DENAH LINGKUNGAN RUMAH DAN SEKOLAH Bab 2 Peta Konsep Denah Lingkungan Rumah Denah Lingkungan Sekolah Mempelajari tentang Cara Membuat Denah dan Peta Lingkungan Rumah Cara Membuat Denah dan Peta Lingkungan

Lebih terperinci

Denah Lingkungan Rumah dan Sekolah

Denah Lingkungan Rumah dan Sekolah Bab 2 Denah Lingkungan Rumah dan Sekolah Peta Konsep Denah Lingkungan Rumah dan Sekolah Denah Lingkungan Rumah Cara Membuat Denah dan Peta Lingkungan Rumah Mempelajari tentang Denah Lingkungan Sekolah

Lebih terperinci

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.6

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.6 SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.6 1. Bacaan untuk soal nomor 2-4 Di suatu siang yang terik, seekor burung pipit tengah asik menikmati buah Delima kesukaannya. Tiba-tiba

Lebih terperinci

Program Kunjungan Sekolah Kampanye Bangga Hutan Geumpang

Program Kunjungan Sekolah Kampanye Bangga Hutan Geumpang PENGETAHUAN MENGENAI ALAM DAN LINGKUNGAN DI SEKITAR KITA Nama Sekolah: Kelas : Nama Siswa : Berilah tanda silang ( x ) pada pernyataan - pernyataan di bawah ini: No. Pernyataan Benar Salah 1. 2. 3. 4.

Lebih terperinci

Seri Iman Kristen (6/10)

Seri Iman Kristen (6/10) Seri Iman Kristen (6/10) Nama Kursus : DASAR-DASAR IMAN KRISTEN Nama Pelajaran : Manusia Kedua dari Tuhan Kode Pelajaran : DIK-P06 Pelajaran 06 - MANUSIA KEDUA DARI TUHAN DAFTAR ISI Teks Alkitab Ayat Kunci

Lebih terperinci

Seri Iman Kristen (10/10)

Seri Iman Kristen (10/10) Seri Iman Kristen (10/10) Nama Kursus : DASAR-DASAR IMAN KRISTEN Nama Pelajaran : Menang Atas Keinginan Daging Kode Pelajaran : DIK-P10 Pelajaran 10 - MENANG ATAS KEINGINAN DAGING DAFTAR ISI Teks Ayat

Lebih terperinci

Kura-kura dan Sepasang Itik

Kura-kura dan Sepasang Itik Kura-kura dan Sepasang Itik Seekor kura-kura, yang kamu tahu selalu membawa rumahnya di belakang punggungnya, dikatakan tidak pernah dapat meninggalkan rumahnya, biar bagaimana keras kura-kura itu berusaha.

Lebih terperinci

Indikator : 1. Menyebutkan unsur-unsur tabung 2. Menyebutkan unsur-unsur kerucut 3. Menyebuttkan unsur-unsur bola

Indikator : 1. Menyebutkan unsur-unsur tabung 2. Menyebutkan unsur-unsur kerucut 3. Menyebuttkan unsur-unsur bola 1. 2. 3. 4. 5. Nama Anggota : Tata tertib kelompok : 1. Semua anggota kelompok harus saling bekerja sama 2. Kerjakanlah LKS ini dengan sungguh-sungguh dan kumpulkan tepat waktu 3. Apabila ada hal-hal yang

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.6

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.6 SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.6 1. Merpati, Elang, dan Bangau akan pamer kecepatan. Setelah semua siap, Rajawali memberi aba-aba. Tapi belum hitungan ketiga,

Lebih terperinci

للسنة االولى مصلح فتح الرمحن.

للسنة االولى مصلح فتح الرمحن. .. احملفوظات للسنة االولى مصلح فتح الرمحن. Page 1 Coba! Dan perhatikanlah! Niscaya kamu akan mengetahuinya Siapa yang bersungguh-sungguh maka dapatlah ia Tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat Siapa

Lebih terperinci

Kain Sebagai Kebutuhan Manusia

Kain Sebagai Kebutuhan Manusia KAIN SEBAGAI KEBUTUHAN MANUSIA 1 Kain Sebagai Kebutuhan Manusia A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari kain sebagai kebutuhan manusia. Manusia sebagai salah satu makhluk penghuni alam semesta

Lebih terperinci

MASA BERCOCOK TANAM DAN DAN BERTERNAK a. Kehidupan sosial-ekonomi Manusia Purba pada Masa Bercocok Tanam Kehidupan manusia senantiasa mengalami

MASA BERCOCOK TANAM DAN DAN BERTERNAK a. Kehidupan sosial-ekonomi Manusia Purba pada Masa Bercocok Tanam Kehidupan manusia senantiasa mengalami MASA BERCOCOK TANAM DAN DAN BERTERNAK a. Kehidupan sosial-ekonomi Manusia Purba pada Masa Bercocok Tanam Kehidupan manusia senantiasa mengalami perkembangan. Perkembangan itu dapat disebabkan karena ada

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.7

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.7 SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.7 1. Aduh, Kaka, kalau rambutmu kau sisir model begitu kau kelihatan lebih tua. Kau seperti nenek-nenek! Alah kau ini hanya sirik,

Lebih terperinci

Tentang: PEMILIHAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH *) Indeks: ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH. PEMILIHAN.

Tentang: PEMILIHAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH *) Indeks: ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH. PEMILIHAN. Bentuk: Oleh: UNDANG-UNDANG (UU) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 19 TAHUN 1956 (19/1956) Tanggal: 8 SEPTEMBER 1956 (JAKARTA) Sumber: LN 1956/44; TLN NO. 1072 Tentang: PEMILIHAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

I Raja-raja 17 : 10 15). Selanjutnya tepung dalam tempayannya tidak pernah habis dan minyak dalam buli-bulinya tidak pernah berkurang.

I Raja-raja 17 : 10 15). Selanjutnya tepung dalam tempayannya tidak pernah habis dan minyak dalam buli-bulinya tidak pernah berkurang. Jangan kuatir ( Matius 6 : 25 ) Puncak dari kuatir adalah stress, sementara akibat dari stress adalah gangguan kesehatan sampai kepada gangguan jiwa. Orang yang mengalami sakit kepala atau pun sakit perut

Lebih terperinci

DASAR PRESENTASI. Kunci presentasi yang sukses adalah persiapan yang baik.

DASAR PRESENTASI. Kunci presentasi yang sukses adalah persiapan yang baik. DASAR PRESENTASI PERSIAPAN Kunci presentasi yang sukses adalah persiapan yang baik. Persiapan Dasar Persiapan yang baik bisa dimulai dengan menganalisis tiga faktor di bawah ini: - pada acara apa kita

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 01 TAHUN 2005 TENTANG LAMBANG DAERAH DAN LAGU MARS KABUPATEN LUWU TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang : a. bahwa dengan terbentuknya

Lebih terperinci

Konsep Energi Gerak dan Penghematan Energi

Konsep Energi Gerak dan Penghematan Energi Bab BAB 10 Konsep Energi Gerak dan Penghematan Energi Tujuan Pembelajaran Siswa dapat: 1. membuat kincir angin untuk menunjukkan bahwa energi angin dapat diubah menjadi energi gerak; 2. membuat kincir

Lebih terperinci