N O T A D I N A S /PUU/SJ.4/HK.02.01/03/2017

Transkripsi

1 Nomor: N O T A D I N A S /PUU/SJ.4/HK.02.01/03/2017 Kepada Yth : Kepala Biro Hukum D a r i : Kabag PUU Perihal : Penyempurnaan format drafting Rancangan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika tentang Penetapan Dasar Teknis Telekomunikasi Nasional Tanggal : 08 Maret 2017 Lampiran : 1 (satu) berkas Sehubungan dengan telah dilaksanakannya tugas menghadiri Surat Surat Undangan Direktur Telekomunikasi Nomor 32/DJPPI.3/PI.02.03/03/03/2017 perihal penyempurnaan format drafting Rancangan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika tentang Penetapan Dasar Teknis Telekomunikasi Nasional, rapat diselenggarankan pada tanggal 7 Maret 2017 bertempat di Hotel Nagoya Batam. Rapat dipimpin oleh Kasubdit Penomoran, Dit. Telekomunikasi, dengan narasumber Bapak Walihadin, Kemkumham. Bersama ini dengan hormat disampaikan laporan pelaksanaan rapat dimaksud sebagaimana terlampir. Demikian kami sampaikan, atas perhatian Ibu diucapkan terima kasih dan mohon arahan lebih lanjut Kabag. PEPH IBRAHIM JAMAL

2 LAPORAN RAPAT FINALISASI RPM TENTANG RENCANA DASAR TEKNIS TELEKOMUNIKASI NASIONAL Sehubungan dengan telah dilaksanakannya tugas menghadiri Surat Surat Undangan Direktur Telekomunikasi Nomor 32/DJPPI.3/PI.02.03/03/03/2017 perihal penyempurnaan format drafting Rancangan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika tentang Penetapan Dasar Teknis Telekomunikasi Nasional, rapat diselenggarankan pada tanggal 7 Maret 2017 bertempat di Hotel Nagoya Batam. Rapat dipimpin oleh Kasubdit Penomoran, Dit. Telekomunikasi, dengan narasumber Bapak Walihadin, Kemkumham. Berikut disampaikan hasil rapat sebagai beriut: 1. Regulasi yang mengamanatkan perlunya Peraturan Menteri tentang Dasar Teknis adalah Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi Pasal 6 (3) Penyelenggara jaringan telekomunikasi dalam membangun dan atau menyediakan jaringan telekomunikasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib mengikuti ketentuan teknis dalam Dasar Teknis. (4) Ketentuan mengenai Dasar Teknis sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diatur dengan Keputusan Menteri. Penjelasan Pasal 6 ayat (3) Dasar Teknis adalah ketentuan-ketentuan teknis yang harus diikuti dalam pembangunan dan atau penyediaan jaringan telekomunikasi sehingga menjamin ketersambungan satu jaringan ke jaringan lainnya. Dasar Teknis meliputi antara lain prinsipprinsip interkoneksi, pembebanan, penomoran dan pengaturan arus informasi (routing). 2. Dalam rangka simplifikasi regulasi, akan dilakukan penggabungan Keputusan Menteri awal FTP dengan ketujuh perubahannya dan usulan tambahan perubahan untuk penyesuaian dengan kebutuhan industri dan kondisi saat ini. 3. Revisi FTP Nasional saat ini dimaksudkan untuk simplifikasi regulasi sesuai program Bappenas, untuk menyatukan beberapa regulasi sejenis menjadi 1 (satu) regulasi baru. Simplifikasi dilakukan dengan menyatukan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 04 Tahun 2001 tentang penetapan FTP dan ketujuh perubahannya menjadi satu Peraturan Menteri baru.

3 Selain penyatuan FTP awal dan perubahan-perubahannya juga diusulkan beberapa perubahan terkait Bab Penomoran, antara lain: a. Perubahan nomor layanan darurat. b. Penghapusan penomoran jaringan terestrial trunking. c. Perubahan format kode akses call center 150(A)XYZ. d. Perubahan peruntukan nomor 3 digit (1XY) Pusat Layanan Masyarakat. e. Penambahan pencantuman kode akses untuk jaringan komunikasi data paket pada ikhtisar peruntukan nomor. f. Penambahan pengaturan penomoran Protokol Internet. 4. Peraturan ini mencabut 8 (delapan) Peraturan Menteri yang eksisting, yaitu: a. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KM. 4 Tahun 2001 tentang Penetapan Dasar Teknis Nasional 2000 (Fundamental Technical Plan 2000) Pembangunan Telekomunikasi Nasional; b. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KM. 28 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 4 Tahun 2001 tentang Penetapan Dasar Teknis Nasional 2000 (Fundamental Technical Plan 2000) Pembangunan Telekomunikasi Nasional; c. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor: 06/P/M. Kominfo/5/2005 tentang Perubahan Kedua atas Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KM. 4 Tahun 2001 tentang Penetapan Dasar Teknis Nasional 2000 (Fundamental Technical Plan 2000) Pembangunan Telekomunikasi Nasional; d. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor: 13/P/M. KOMINFO/5/2006 tentang Perubahan Ketiga atas Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KM. 4 Tahun 2001 tentang Penetapan Dasar Teknis Nasional 2000 (Fundamental Technical Plan 2000) Pembangunan Telekomunikasi Nasional; e. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor: 43/P/M. KOMINFO/12/2007 tentang Perubahan Keempat atas Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 4 Tahun 2001 tentang Penetapan Dasar Teknis Nasional 2000 (Fundamental Technical Plan 2000) Pembangunan Telekomunikasi Nasional; f. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor: 3A/P/M. KOMINFO/04/2008 tentang Perubahan Kelima atas Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 4 Tahun 2001 tentang Penetapan Dasar Teknis Nasional 2000 (Fundamental Technical Plan 2000) Pembangunan Telekomunikasi Nasional; g. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor: 09/P/M. KOMINFO/06/2010 tentang Perubahan Keenam atas Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 4 Tahun 2001 tentang Penetapan Dasar Teknis Nasional 2000 (Fundamental Technical Plan 2000) Pembangunan Telekomunikasi Nasional; dan

4 h. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 17 Tahun 2014 tentang Perubahan Ketujuh atas Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 4 Tahun 2001 tentang Penetapan Dasar Teknis Nasional 2000 (Fundamental Technical Plan 2000) Pembangunan Telekomunikasi Nasional. 5. RPM ini terdiri dari 13 (tiga belas BAB) yang dimuat dalam Lampiran, dengan rincian sebagai berikut: yaitu: Bab I Pendahuluan Mendefinisikan tujuan, ruang lingkup dan sistematik FTP Nasional 2000; Bab II Bab III Bab IV Penomoran Interkoneksi Antar-Jaringan Pembebanan Antara lain mengalokasikan kode wilayah, kode akses dan prefiks, Juga mengantisipasi dampak evolusi penyelenggaraan jaringan dan jasa telekomunikasi pada rencana pe-nomoran; Selain mendefinisikan interface pada titik interkoneksi, bab ini juga merumuskan dasar penilaian jasa yang diberikan satu penye-lenggara melewati titik interkoneksi tersebut kepada penyelenggara lain; Terutama menetapkan persyaratan teknis pembebanan yang relevan dengan tugas regulasi dalam melindungi kepentingan pe-langgan dan pembebanan antar penyelenggara; Bab V Ruting FTP Nasional 2000 membatasi ketentuannya pada ruting panggilan yang melewati lebih dari satu jaringan, karena ruting lebih banyak merupakan masalah intra-jaringan; Bab VI Transmisi Pokok-pokok Transmisi yang menjadi perhatian FTP Nasional terutama mengenai pengaturan penggunaan frekuensi yang merupakan

5 Bab VII Bab VIII Bab IX Bab X Bab XI Pensinyalan Switching Sinkronisasi Ketersediaan dan Keamanan Manajemen Jaringan sumber daya telekomu-nikasi terbatas dan evolusi transmisi dari teknologi PDH ke SDH; Pensinyalan antara dua jaringan dan antara pesawat pelanggan dengan jaringan yang melayaninya merupakan pokok bahasan bab ini; Switching merupakan masalah intra-jaringan. Oleh karena itu bab ini tidak banyak merumuskan ketentuan teknis tentang switching; Fokus bab ini terletak pada masalah Arloji Referensi Primer (Primary Reference Clock) yang menjadi acuan induk semua jaringan digital di Indonesia; Membahas berbagai aspek mengenai penyu-sunan rencana ketersediaan dan keamanan sebagai pedoman bagi para penyelenggara; Manajemen jaringan lebih banyak merupakan persoalan intrajaringan. Bab ini menunjuk kepada soal manajemen jaringan secara nasional dan aspek-aspek kesepakatan antar jaringan; Bab XII Akses Merumuskan ketentuan mengenai interface pelanggan, baik dengan menggunakan medium radio maupun kawat sebagai sarana akses ke jaringan tetap dan jaringan ber-gerak dalam lingkungan multipenyeleng-gara; Bab XIII Penyelenggaraan Pelayanan Membahas persyaratan teknis penyeleng-garaan pelayanan, mutu pelayanan dengan mengikuti acuan ITU-T, dan perkembangan pelayanan melalui

6 alur pita lebar. 6. Secara legal drafting telah beberapa kali pembahasan dan sudah fix namun menurut kasubdit penomoran, subtansi masih perlu pembahasan dengan stakeholeder terkait sesuai arahan Bapak Menteri. Demikian laporan ini disampaikan atas perhatian Ibu diucapkan terima kasih, dan mohon arahan lebih lanjut. Yang melaksanakan Tugas: Sariaty Dinar S...