UNDANG-UNDANG IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG BADAN PERWAKILAN MAHASISWA

Transkripsi

1 UNDANG-UNDANG IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG BADAN PERWAKILAN MAHASISWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA, Menimbang: a. bahwa setiap kekuasaan di dalam Ikatan Keluarga Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia harus dibatasi dan diatur oleh Undang-Undang Ikatan Keluarga Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia agar tidak terjadi kesewenang-wenangan dan terwujudnya keadilan, kepastian, dan kemanfaatan; b. bahwa agar terciptanya ketertiban lembaga kemahasiswaan di dalam Ikatan Keluarga Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia; c. bahwa Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia memerlukan pengaturan untuk menjalankan fungsi sebagaimana mestinya; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu membentuk Undang-Undang Ikatan Keluarga Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia tentang Badan Perwakilan Mahasiswa;

2 Mengingat: Pasal 12, Pasal 13, Pasal 14, dan Pasal 15 Undang-Undang Dasar Ikatan Keluarga Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia; BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA MEMUTUSKAN: Menetapkan: UNDANG-UNDANG IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA TENTANG BADAN PERWAKILAN MAHASISWA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam undang-undang ini, yang dimaksud dengan: 1. Ikatan Keluarga Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia yang selanjutnya disingkat IKM FEB UI adalah wadah kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia. 2. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia yang selanjutnya disingkat FEB UI adalah fakultas yang berada di lingkungan Universitas Indonesia. 3. Anggota Ikatan Keluarga Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia yang selanjutnya disingkat Anggota IKM FEB UI adalah mahasiswa FEB UI yang terdaftar pada bagian pendidikan FEB UI program S1 Reguler, Paralel, dan Kelas Khusus Internasional. 4. Peraturan Perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang memuat norma hukum yang mengikat Anggota IKM FEB UI dan dibentuk atau

3 ditetapkan oleh lembaga kemahasiswaan atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam Peraturan Perundang-undangan. 5. Undang-Undang Dasar Ikatan Keluarga Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia yang selanjutnya disingkat UUD IKM FEB UI adalah suatu hukum dasar tertulis (konstitusi) yang menjadi dasar dan sumber bagi peraturan perundang-undangan lain atau peraturan-peraturan lain yang berlaku di IKM FEB UI. 6. Lembaga Kemahasiswaan FEB UI adalah lembaga kemahasiswaan yang berada di dalam naungan UUD IKM FEB UI. 7. Economic Executive Forum yang selanjutnya disebut EEF merupakan forum pertemuan seluruh ketua lembaga kemahasiswaan dan/atau perwakilan yang ditunjuk oleh ketua Lembaga Kemahasiswaan FEB UI. 8. Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia yang selanjutnya disingkat BPM adalah Lembaga Kemahasiswaan FEB UI tertinggi dalam IKM FEB UI yang memiliki kekuasaan legislatif dan yudikatif. 9. Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia yang selanjutnya disingkat BEM adalah Lembaga Kemahasiswaan FEB UI yang memegang kekuasaan eksekutif dan koordinator eksekutif tingkat fakultas. 10. Badan Audit Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, yang selanjutnya disingkat BAK, adalah lembaga yang bertugas untuk memeriksa dan mengawasi pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Lembaga Kemahasiswaan FEB UI. 11. Himpunan adalah Lembaga Kemahasiswaan FEB UI yang memiliki fungsi eksekutif di tingkat program studi FEB UI. 12. Badan Keagamaan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia yang selanjutnya disingkat BKM adalah wadah kegiatan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia yang diakui secara formal oleh Ikatan Keluarga Mahasiswa Fakultas Ekonomi

4 dan Bisnis Universitas Indonesia dalam pelayanan keagamaan di tingkat fakultas. 13. Badan Otonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia yang selanjutnya disingkat Badan Otonom merupakan lembaga otonom di dalam struktur kelembagaan mahasiswa FEB UI dan bertanggung jawab secara komando terhadap IKM FEB UI dan koordinasi dengan BPM. 14. Badan Semi Otonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia yang selanjutnya disingkat BSO merupakan lembaga semi otonom di dalam struktur kelembagaan mahasiswa FEB yang kedudukannya berada di bawah BPM. 15. Unit Kegiatan Fakultas yang selanjutnya disingkat UKF merupakan lembaga kreasi dan peminatan mahasiswa di dalam struktur kelembagaan BEM yang berada di bawah departemen yang bersangkutan. 16. Komunitas adalah perkumpulan berdasarkan minat yang didirikan dalam IKM FEB UI. 17. Anggota Himpunan adalah Anggota IKM FEB UI di tingkat program studi. 18. Undang-Undang Ikatan Keluarga Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia yang selanjutnya disingkat Undang-Undang adalah peraturan tertulis yang memuat norma hukum, yang mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh BPM FEB UI, melalui prosedur yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. 19. Ketetapan Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia yang selanjutnya disebut dengan Ketetapan BPM adalah Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh BPM untuk menjalankan Undang-Undang sebagaimana mestinya. 20. Keputusan Badan Perwakilan Mahasiswa yang selanjutnya disebut Keputusan BPM adalah Keputusan yang ditetapkan oleh BPM untuk menjalankan Undang-Undang dan/atau fungsi BPM sebagaimana mestinya. 21. Peraturan Badan Perwakilan Mahasiswa yang selanjutnya disebut Peraturan BPM adalah Peraturan yang ditetapkan oleh BPM untuk

5 menjalankan ketentuan lebih lanjut yang diperintahkan oleh Undang- Undang. 22. Organisasi Kemahasiswaan merupakan lembaga dan wadah kegiatan mahasiswa yang terdiri dari Badan Otonom, Himpunan, BKM, BSO, UKF, dan Komunitas. 23. Musyawarah Mahasiswa yang selanjutnya disingkat Musma adalah musyawarah yang terbuka untuk seluruh Anggota IKM FEB UI. 24. Pemilihan Raya IKM FEB UI yang selanutnya disingkat Pemira diselenggarakan untuk memilih Anggota BPM, Ketua dan Wakil Ketua BEM secara berpasangan, dan Ketua Himpunan. 25. Program Orientasi Mahasiswa Baru yang selanjutnya disingkat POMB adalah proses pembinaan anggota IKM FEB UI dari Anggota Biasa IKM FEB UI menjadi Anggota Aktif IKM FEB UI yang dilakukan di tingkat fakultas. 26. Dana Block Grant adalah bantuan sejumlah besar dana yang berasal dari pihak ketiga, baik oleh institusi fakultas, universitas, maupun sumber lain yang sah dan halal kepada Lembaga Kemahasiswaan FEB UI. BAB II KEDUDUKAN, FUNGSI, DAN HAK Bagian Kesatu Kedudukan Pasal 2 BPM sebagai lembaga tertinggi dalam struktur kelembagaan FEB UI memiliki: a. garis komando terhadap BEM, Himpunan, BKM dan BSO; dan b. garis koordinasi terhadap Badan Otonom dan BAK. Bagian Kedua Fungsi

6 Pasal 3 (1) BPM memiliki fungsi penuh dalam bidang: a. legislasi; b. yudikasi; c. aspirasi; d. keuangan; e. pengawasan; dan f. hubungan lembaga. (2) Fungsi legislasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilaksanakan sebagai perwujudan BPM selaku pemegang kekuasaan membentuk Undang- Undang dan peraturan perundang-undangan lainnya yang diakui oleh UUD IKM FEB UI. (3) Fungsi yudikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilaksanakan sebagai perwujudan BPM selaku pemegang kekuasaan kehakiman dalam IKM FEB UI. (4) Fungsi aspirasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dilaksanakan untuk menampung dan menindaklanjuti aspirasi anggota IKM FEB UI. (5) Fungsi keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d dilaksanakan untuk membahas dan memberikan persetujuan atau tidak memberikan persetujuan terhadap rancangan anggaran yang diajukan oleh seluruh Lembaga Kemahasiswaan FEB UI selain Badan Otonom dan Badan Audit Kemahasiswaan. (6) Fungsi pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e dilaksanakan melalui pengawasan atas pelaksanaan undang-undang dan pengelolaan keuangan Lembaga Kemahasiswaan FEB UI. (7) Fungsi hubungan lembaga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f dilaksanakan melalui pengembangan dan pemeliharaan kemitraan antar Lembaga Kemahasiswaan FEB UI. Pasal 4

7 Fungsi penuh sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 dijalankan oleh BPM selaku lembaga tertinggi yang memegang kekuasaan legislatif dan yudikatif di IKM FEB UI. Pasal 5 (1) BPM memiliki fungsi kaderisasi dan fungsi suksesi yang dibagi dengan Lembaga Kemahasiswaan FEB UI terkait dalam IKM FEB UI. (2) Fungsi kaderisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sebagai perwujudan BPM selaku penanggung jawab penyelenggaraan POMB. (3) Fungsi suksesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sebagai perwujudan BPM selaku penanggung jawab penyelenggaraan Pemira. Pasal 6 Fungsi yang dibagi dengan Lembaga Kemahasiswaan FEB UI sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 dijalankan oleh BPM untuk menyukseskan berjalannya kegiatan pembinaan Anggota IKM FEB UI serta regenerasi kepemimpinan dan kepengurusan Lembaga Kemahasiswaan FEB UI. Bagian Ketiga Hak Pasal 7 (1) BPM mempunyai hak yaitu: a. interpelasi; b. angket; dan c. melaksanakan dengar pendapat. (2) Hak interpelasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a adalah hak untuk meminta keterangan kepada Lembaga Kemahasiswaan FEB UI yang penting dan strategis serta berdampak luas pada Anggota IKM FEB UI.

8 (3) Hak angket sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah hak untuk melakukan penyelidikan terhadap pelaksanaan suatu undang-undang yang berkaitan dengan hal penting, strategis, dan berdampak luas pada Anggota IKM FEB UI. (4) Hak melaksanakan dengar pendapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c adalah hak untuk melaksanakan dengar pendapat atas: a. kebijakan BEM dan/atau Himpunan mengenai kejadian luar biasa yang terjadi di FEB UI; b. tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan hak angket sebagaimana dimaksud pada ayat (3); dan c. dugaan bahwa Ketua dan/atau Wakil Ketua BEM dan/atau Ketua Himpunan melakukan pelanggaran peraturan perundang-undangan dan/atau tidak lagi memenuhi syarat sebagai Ketua dan/atau Wakil Ketua BEM dan/atau Ketua Himpunan. BAB III TUGAS DAN WEWENANG Bagian Kesatu Tugas Pasal 8 (1) BPM bertugas: a. menyusun, membahas, menetapkan, dan menyebarluaskan program legislasi tahunan; b. menyusun, membahas, dan menyebarluaskan rancangan undangundang; c. menerima rancangan undang-undang yang diajukan oleh BEM; d. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang dan keuangan Lembaga Kemahasiswaan FEB UI;

9 e. mengurus banding dan peninjauan kembali atas putusan hukum yang berlaku di IKM FEB UI; f. membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab anggaran yang disampaikan oleh Lembaga Kemahasiswaan FEB UI; g. menampung dan menindaklanjuti aspirasi IKM FEB UI; h. menjadi fasilitator penyelenggaraan Musyawarah Mahasiswa dengan membentuk mekanisme pemilihan presidium sidang Musyawarah Mahasiswa; i. menjadi fasilitator pelaksanaan EEF; j. membentuk tim ad hoc seleksi BAK dengan memerhatikan pertimbangan EEF; k. mengesahkan rancangan undang-undang menjadi undang-undang; dan l. memberikan putusan atas: 1. pendapat Anggota BPM mengenai dugaan pelanggaran oleh Ketua dan/atau Wakil Ketua BEM menurut Peraturan Perundangundangan; 2. pendapat BAK dan/atau BPM mengenai dugaan pelanggaran oleh Anggota BAK menurut Peraturan Perundang-undangan. (2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf l pasal ini berupa: a. telah terbukti melakukan pelanggaran UUD IKM FEB UI dan/atau Undang-Undang; dan/atau b. tidak lagi memenuhi syarat sebagai Ketua dan/atau Wakil Ketua BEM. (3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf l pasal ini berupa: a. telah terbukti melakukan pelanggaran UUD IKM FEB UI dan/atau Undang-Undang; dan/atau b. tidak lagi memenuhi syarat sebagai Anggota BAK. Bagian Kedua

10 Wewenang Pasal 9 (1) BPM berwenang: a. membuat undang-undang; b. mengesahkan rancangan undang-undang untuk menjadi undangundang; c. menyelenggarakan Musma dalam keadaaan luar biasa; d. menerima laporan kegiatan dan laporan keuangan secara terbuka setiap 1 (satu) periode berjalan dari BEM, Himpunan, BKM, dan BSO di akhir masa kepengurusan; e. mengesahkan Program Kerja dan Anggaran Pendapatan dan Belanja BEM, Himpunan, BKM, dan BSO; f. memilih tim ad hoc seleksi BAK dengan memerhatikan pertimbangan EEF; g. mengusulkan pemberhentian Anggota BAK dari masa jabatannya; h. meminta informasi yang dibutuhkan sehubungan dengan penyelidikan Badan Eksekutif Mahasiswa; i. mengusulkan pemberhentian Ketua dan/atau Wakil Ketua BEM dari masa jabatannya; j. menyetujui dan/atau mengesahkan perubahan status Organisasi Kemahasiswaan yang akan diatur lebih lanjut dalam Undang-Undang mengenai Organisasi Kemahasiswaan. k. menetapkan Lembaga Kemahasiswaan FEB UI yang akan diaudit oleh BAK dalam satu tahun periode kepengurusan; dan l. BPM berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir pada sistem peradlian yang putusannya bersifat final dan mengikat. (2) Kewenangan BPM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g dan i diatur lebih lanjut dalam Undang-Undang. (3) Kewenangan BPM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf m, meliputi wewenang untuk:

11 a. menafsirkan UUD IKM FEB UI; b. menguji undang-undang terhadap UUD IKM FEB UI; c. menyelesaikan sengketa antarlembaga; d. menyelesaikan permasalahan status keanggotaan IKM FEB UI; e. memutus sengketa Pemira; f. memberikan pendapat hukum kepada BEM dan/atau BAK atas permasalahan IKM FEB UI apabila dimohonkan; g. menguji produk legislasi IKM FEB UI terhadap UUD IKM FEB UI apabila dimohonkan; h. memberikan pendapat hukum kepada Himpunan atas permasalahan IKM FEB UI apabila dimohonkan; dan i. menyelesaikan tuntutan anggota IKM FEB UI terhadap anggota IKM FEB UI dan/atau lembaga tingkat fakultas. Pasal 10 Untuk kepentingan pelaksanaan wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf l, BPM berwenang memanggil pihak terkait untuk memberikan keterangan. BAB IV KEANGGOTAAN Bagian Kesatu Keanggotaan Pasal 11 (1) Anggota BPM terdiri dari 1 (satu) orang perwakilan Himpunan yang dipilih melalui Pemilihan Raya.

12 (2) Himpunan yang tidak memiliki perwakilan di BPM wajib menunjuk perwakilan Himpunan melalui mekanisme yang ditentukan oleh Himpunan masing-masing. (3) Keanggotaan BPM disahkan melalui Ketetapan Musyawarah Mahasiswa. Pasal 12 (1) Masa kepengurusan Anggota BPM adalah 1 (satu) periode terhitung sejak pelantikan atau serah terima kepengurusan di Musyawarah Mahasiswa. (2) Masa jabatan Anggota BPM berakhir setelah terjadi serah terima jabatan kepada kepengurusan tahun berikutnya. (3) Satu periode kepengurusan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 (satu) dimulai sejak Januari sampai dengan Desember. Bagian Kedua Hak Anggota Pasal 13 Anggota BPM berhak: a. mengajukan usul rancangan undung-undang dan Ketetapan BPM; b. mengusulkan pemberhentian Anggota BPM; c. mengajukan pertanyaan; d. menyampaikan usul dan pendapat; d. menentukan sikap dan pilihan dalam pengambilan keputusan; e. memilih dan dipilih; f. membela diri; dan g. mengusulkan dan memperjuangkan aspirasi himpunan masing-masing; Bagian Ketiga Kewajiban Anggota Pasal 14

13 Anggota BPM berkewajiban: a. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila serta Tri Dharma Perguruan Tinggi; b. memegang teguh sumpah jabatan; c. menaati dan melaksanakan UUD IKM FEB UI dan aturan-aturan lain yang berlaku di IKM FEB UI; d. mengikuti persidangan yang diselenggarakan oleh BPM; e. mematuhi segala keputusan yang dihasilkan oleh BPM; f. menjaga etika dan norma dalam hubungan kerja antaranggota BPM dan dengan Lembaga Kemahasiswaan FEB UI lain; h. menyerap dan menghimpun aspirasi himpunan masing-masing; dan i. menaati prinsip demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan IKM FEB UI. Bagian Keempat Larangan Pasal 15 Setiap Anggota BPM dilarang untuk: a. menjadi fungsionaris Lembaga Kemahasiswaan lain tingkat fakultas dan/atau universitas; b. menjadi pengurus UKF dan/atau UKM; dan c. tidak terafiliasi dengan partai politik. Bagian Kelima Pemberhentian Anggota Pasal 16 Anggota BPM dapat diberhentikan dengan hormat atau dengan tidak hormat dari keanggotaan BPM.

14 Pasal 17 (1) Anggota BPM diberhentikan dengan hormat dari jabatannya dengan Ketetapan Musma karena: a. meninggal dunia; b. mengundurkan diri atas permintaan sendiri yang disebabkan sakit jasmani atau rohani dan/atau keadaan kahar; c. telah berakhir masa jabatannya. (2) Ketentuan mengenai mekanisme pengunduran diri diatur dalam Peraturan BPM. Pasal 18 (1) Anggota BPM diberhentikan dengan tidak hormat dari jabatannya dengan Ketetapan Musma atas usul Anggota IKM FEB UI karena: a. melakukan pelanggaran terhadap UUD IKM FEB UI dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku di IKM FEB UI; b. tidak lagi memenuhi syarat sebagai Anggota BPM; dan/atau c. Mendapat mosi tidak percaya sebesar 50% (lima puluh persen) ditambah 1 (satu) orang dari total Anggota Himpunan yang diwakili oleh Anggota BPM bersangkutan. (2) Syarat sebagai Anggota BPM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b diatur lebih lanjut dalam Undang-Undang mengenai Pemilihan Raya. (3) Pemberhentian dengan tidak hormat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah yang bersangkutan diberi kesempatan untuk membela diri di hadapan presidium Musma. Pasal 19 (1) Apabila Anggota BPM diberhentikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf a, huruf b, atau Pasal 18, dapat diadakan pengangkatan penggantian antarwaktu Anggota BPM berdasarkan syarat-syarat dan tata cara sesuai dengan mekanisme Himpunan masing-masing serta disahkan melalui Ketetapan Musma.

15 (2) Pelantikan Anggota BPM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal pemberhentian Anggota. (3) Pelantikan Anggota BPM dilakukan dengan bersumpah menurut agama dengan sungguh-sungguh di hadapan sidang Musma. (4) Anggota BPM pengganti melanjutkan sisa masa jabatan Anggota BPM yang digantikannya. (5) Mekanisme Himpunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diinisiasi langsung oleh Ketua Himpunan masing-masing. Pasal 20 (1) Anggota BPM dapat dinonaktifkan sementara dari jabatannya melalui Keputusan BPM. (2) Ketentuan mengenai penonaktifan sementara diatur dalam Peraturan BPM. BAB V ALAT KELENGKAPAN BPM Pasal 21 (1) Alat Kelengkapan BPM terdiri atas: a. Pimpinan; b. Badan Kelengkapan; c. Alat Kelengkapan Khusus yang menjalankan fungsi Anggaran; dan d. Alat Kelengkapan lain yang dianggap perlu. (2) Pimpinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a adalah Penanggung Jawab tertinggi di BPM yang terdiri atas Anggota BPM. (3) Badan Kelengkapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah Alat Kelengkapan yang dibentuk untuk memudahkan tugas dan fungsi BPM yang terdiri atas: a. Sekretaris Jenderal; b. Bendahara;

16 c. Komisi; dan d. Biro. (4) Alat Kelengkapan Khusus yang menjalankan fungsi Anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c adalah Alat Kelengkapan Khusus BPM dalam lingkungan kemahasiswaan FEB UI yang dibentuk untuk melaksanakan pengelolaan dana Block Grant secara independen. (5) Ketentuan mengenai pengisian susunan Alat Kelengkapan BPM diatur dalam Ketetapan BPM dan/atau Keputusan BPM. Pasal 22 Ketentuan lebih lanjut tentang tugas dan wewenang Alat Kelengkapan BPM diatur dalam Peraturan BPM. Pasal 23 Syarat menjadi anggota Alat Kelengkapan BPM: a. merupakan anggota aktif IKM FEB UI; b. bermoral dan berintegritas; dan c. mematuhi UUD IKM FEB UI. Pasal 24 Ketentuan lebih lanjut pemberhentian Alat Kelengkapan BPM diatur dalam Peraturan BPM. BAB VI PENGAMBILAN KEPUTUSAN BPM Pasal 25 (1) Pengambilan keputusan dilakukan dengan musyawarah untuk mufakat. (2) Jika musyawarah tidak tercapai, dapat diadakan lobi, setelah itu dilanjutkan pengambilan keputusan secara musyawarah mufakat.

17 (3) Jika ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak tercapai, pengambilan keputusan dapat dilakukan secara pemungutan suara. (4) Ketentuan lebih lanjut tentang pengambilan keputusan diatur dalam Peraturan BPM. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 26 Pada saat Undang-Undang ini berlaku, semua peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang BPM dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan Undang-Undang ini. Pasal 27 Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Pasal 28 Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang- Undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran IKM FEB UI.

18 Disahkan di Depok pada tanggal 17 April 2017 KETUA BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA, IVAN DEVARA NPM Diundangkan di Depok pada tanggal 17 April 2017 KEPALA KOMISI LEGISLASI DAN YUDIKASI BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA, FITRA FIRMA KURNIAWAN NPM

19 PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA I. UMUM Pada dasarnya BPM FEB UI merupakan lembaga tertinggi di IKM FEB UI. Keberadaan BPM sangat penting sebagai lembaga legislatif dan yudikatif yang memiliki beberapa fungsi penting, yaitu legislasi, yudikasi, aspirasi, keuangan, pengawasan, hubungan lembaga, suksesi, dan kaderisasi. Pembuatan Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2017 bertujuan untuk mewujudkan lembaga perwakilan mahasiswa yang lebih demokratis, efektif, dan terpercaya. Selain itu, pembuatan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2017 bertujuan untuk menyesuaikan ketentuan mengenai BPM dengan UUD IKM FEB UI atau AD/ART MM FEB UI pasca amandemen. Pada AD/ART MM FEB UI, calon anggota BPM FEB UI tidak mensyaratkan perwakilan dari setiap himpunan. Namun, pasca amandemen AD/ART MM FEB UI yang akan berlaku pada tahun 2018, calon anggota BPM FEB UI merupakan perwakilan Himpunan yang dipilih melalui Pemilihan Raya atau melalui mekanisme Himpunan masing-masing. Sehingga dibutuhkan suatu Undang-Undang yang mengacu pada UUD IKM FEB UI. Disamping untuk menyesuaikan dengan perkembangan ketatanegaraan IKM FEB UI serta mewujudkan lembaga perwakilan mahasiswa yang lebih demokratis, efektif, dan terpercaya. Undang-undang ini juga mengatur tentang kedudukan, fungsi, hak, tugas dan wewenang, keanggotaan, alat kelengkapan,

20 dan pengambilan keputusan BPM FEB UI. Dengan berlakunya undang-undang ini, diharapkan: 1. tidak terjadi kesewenang-wenangan dan adanya kepastian hukum; 2. terciptanya ketertiban dalam Badan Perwakilan Mahasiswa IKM FEB UI; dan 3. sebagai pengaturan BPM FEB UI untuk menjalankan fungsi sebagaimana mestinya. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Ayat (1) Ayat (2) Ayat (3) Yang dimaksud dengan kehakiman adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan hukum (undang-undang, pengadilan, dan sebagainya). Ayat (4) Ayat (5) Rancangan anggaran yang dimaksud adalah rencana pendapatan dan rencana belanja untuk satu periode kepengurusan masing-

21 masing Lembaga Kemahasiswaan FEB UI selain Badan Otonom dan Badan Audit Kemahasiswaan. Rancangan anggaran yang telah disahkan oleh ketua lembaga diserahkan kepada BPM paling lambat 2 (dua) bulan setelah periode kepengurusan lembaga sebelumnya berakhir. Ayat (6) Ayat (7) Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Ayat (1) Huruf a Huruf b Huruf c Ayat (2) Ayat (3)

22 Ayat (4) Huruf a Yang dimaksud dengan kejadian luar biasa adalah kejadian-kejadian yang terjadi tanpa dapat diprediksi sebelumnya dan berpotensi mengganggu stabilitas kondisi IKM FEB UI. Huruf b Huruf c Pasal 8 Ayat (1) Huruf a Huruf b Huruf c Huruf d Huruf e Huruf f Huruf g Huruf h Huruf i

23 Huruf j Yang dimaksud dengan tim ad hoc adalah tim yang bersifat sementara dan pembentukannya untuk menangani peristiwa tertentu saja. Huruf k Pihak yang berhak untuk mengajukan rancangan undangundang adalah Anggota BPM dan Ketua BEM. Dalam hal rancangan undang-undang yang diajukan oleh Anggota BPM atau Ketua BEM ditolak, rancangan undang-undang tersebut tidak dapat diajukan kembali dalam persidangan BPM pada periode berjalan. Huruf l Ayat (2) Ayat (3) Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13

24 Huruf a Huruf b Huruf c Huruf d Huruf e Yang dimaksud dengan "memilih dan dipilih" adalah ikut serta dalam Pemilihan Raya IKM FEB UI. Huruf f Yang dimaksud dengan "membela diri" adalah memberikan argumentasi dan pembelaan berkaitan dengan penentuan sikap dan pilihan dalam pengambilan keputusan. Huruf g Pasal 14 Huruf a Huruf b Huruf c Huruf d Huruf e Huruf f

25 Huruf g Anggota BPM dapat menampung aspirasi dari seluruh Anggota IKM FEB UI, namun berkewajiban untuk menampung dan menindaklanjuti aspirasi Himpunan masing-masing. Huruf h Pasal 15 Huruf a Huruf b Yang dimaksud dengan UKM adalah Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Indonesia, yaitu wadah kegiatan dan kreasi mahasiswa Universitas Indonesia dalam satu bidang peminatan, bakat, dan pelayanan keagamaan di tingkat Universitas Huruf c Pasal 16 Pasal 17 Ayat (1) Huruf a Huruf b Sakit jasmani atau rohani harus dibuktikan dengan surat keterangan dokter yang memiliki surat izin praktik. Yang dimaksud dengan keadaan kahar adalah suatu kejadian yang terjadi di luar kemampuan manusia dan tidak dapat dihindarkan sehingga tidak dapat melaksanakan tugas dan

26 kewajiban sebagaimana mestinya, seperti musibah, masalah finansial, bencana dan lain-lain. Huruf c Ayat (2) Pasal 18 Pasal 19 Pasal 20 Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 24 Pasal 25

27 Pasal 26 Pasal 27 Pasal 28