PRAKTIKUM 1 Pengenalan, Pengertian dan Contoh Aplikasi Pengolahan Citra

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PRAKTIKUM 1 Pengenalan, Pengertian dan Contoh Aplikasi Pengolahan Citra"

Transkripsi

1 PRAKTIKUM 1 Pengenalan, Pengertian dan Contoh Aplikasi Pengolahan Citra Tujuan : Mahasiswa mengerti tentang pengolahan citra dan diberikan sebagian contoh-contoh pengolahan citra yang terdapat pada Photoshop misal brightness, Contras, blur, filtering sedangkan contoh yang lain terdapat pada perangkat lunak OCR (untuk mengenali karakter misal huruf), untuk selanjutnya proses tersebut dapat diimplementasikan menggunakan bahasa pemrograman Delphi. Dasar Teori : Gambar atau Citra merupakan fungsi intensitas cahaya dua dimensi yang dapat dinyatakan berupa f(x,y) dengan x dan y terletak pada sistem koordinat spasial sedangkan nilai f pada koordinat x dan y tersebut sebanding dengan tingkat kecerahan dan biasanya dinyatakan dengan tingkat keabuan. Setiap titik f(x,y) di dunia komputer disebut Pixel ( picture element). Pengolahan citra digital bertujuan untuk melakukan proses terhadap sebuah gambar atau citra yang akan menghasilkan keluaran citra yang baru dan lebih sesuai dengan keinginan misalnya jika gambar terlalu terang (kelebihan sinar) maka kecerahannya bisa dikurangi sebaliknya jika gambar terlalu gelap ( kurang sinar) kecerahannya bisa ditambah. Keluaran pengolahan citra digital yang lain adalah dihasilkan sebuah keputusan misalnya dalam proses pengenalan huruf atau pengenalan sebuah obyek. Langkah langkah Praktikum : 1. Aktifkan program PhotoShop Yaitu : Start AllProgram PhotoShop Maka akan muncul Gambar 1.1 Praktikum Pengolahan Citra Digital 1

2 Gambar 1.1 Tampilan Pertama Adobe Photoshop 2. Ambil sebuah gambar File Open Klik Gambar yang akan di ambil 3. Kemudian untuk melakukan perbaikan gambar misal brightness maupun contrast nya dapat dilakukan dengan cara : 4. Image Adjustment brightness/contrast Kemudian ubah-ubahlah posisi penunjuk brightness maupun contrast Gambar 1.2 Pemilihan Brightness/contrast pada Adobe Photoshop Praktikum Pengolahan Citra Digital 2

3 Gambar 1.3 Setting Brightness/contrast pada Adobe Photoshop Cobalah pemrosesan citra yang lain misal : invert, equalize, threshold dan posterize. Untuk melihat aplikasi pengenalan karakter dapat menggunakan program OCR. Praktikum Pengolahan Citra Digital 3

4 PRAKTIKUM 2 Format citra, skala keabuan dan akses matrik/frame citra melalui bahasa pemrograman delphi Tujuan : Mahasiswa mengerti tentang representasi sebuah citra / gambar, Pixel dan mengerti cara mengakses pixel citra menggunakan bahasa delphi. Dasar Teori : Gambar / Citra Gambar adalah kumpulan dari titik-titik dengan gradasi warna tertentu yang membentuk pola tertentu, di komputer titik-titik tersebut berbentuk kotak bujur sangkar dan disebut pixel (picture element) dan disebut juga dot. Titik-titik tersebut terletak pada bidang dua dimensi yang dapat dinyatakan berupa f(x,y) dengan x dan y terletak pada sistem koordinat spasial sedangkan nilai f pada koordinat x dan y tersebut sebanding dengan tingkat kecerahan. Citra yang tampak Citra yang terdapat di memori Gambar 2.1 Ilustrasi citra dan data yang disimpan di memori Pada gambar 2.1 warna hitam diilustrasikan dengan angka 0, biru angka 1 dan kuning angka 3, jumlah warna yang mungkin dapat dimiliki oleh sebuah gambar disebut Bit Depth (Kedalaman Warna), pixel depth atau color depth dan dinyatakan dalam bit. contoh untuk jumlah warna 16 disebut memiliki kedalaman 4 bit atau Praktikum Pengolahan Citra Digital 4

5 2 4 = 16, untuk gambar dengan 256 warna disebut memiliki kedalaman 8 bit atau 2 8 = 256. Pada gambar 2.1 citra memiliki baris 5 dan kolom 5 sehingga berjumlah 25 pixel, citra ini disebut juga memiliki resolusi 5x5, jadi resolusi sebuah gambar / citra adalah jumlah pixel yang terdapat dalam satu gambar dan bisa dinyatakan dengan satu angka untuk contoh pada gambar 2.1 memilki resolusi 25 pixel atau berupa pasangan angka resolusinya 5x5 pixel. Format File Citra Format file citra adalah bagaimana citra itu direpresentasikan dalam sebuah file kondisinya bisa dalam keadaan terkompres atau pada posisi terenkripsi. Antara satu format dengan format yang lain memiliki kelebihan dan kelemahan. Setiap format file dapat di bedakan dari extensi filenya yaitu diakhiri titik dengan tiga huruf tambahan. Macam-macamnya : Format file Bitmap/bmp adalah standar file bitmap / raster biasanya mempunyai ukuran file yang relatif besar tidak terkompres dan tidak mendukung gambar transparansi maupun animasi. Format file GIF (Graphics Interchange Format) menggunakan maksimal 8 bit warna (2 8 = 256 warna) gambar ini menggunakan kompresi dengan LZW compression yang merupakan kompresi loseless yang berarti tidak ada data yang dibuang. Format ini juga mendukung gambar transparansi dan animasi. Format file JPEG/JPG (Joint Photographic Experts Group) menggunakan 24 bit warna (2 24 = 16 juta warna) dan melakukan kompresi dengan cara membuang data yang dianggap tidak penting pada gambar (bersifat lossy compression). Semakin kecil file yang diinginkan semakin banyak data yang akan dibuang sehingga kualitasnya akan semakin menurun. Format ini tidak mendukung transparansi dan animasi. Format file PNG-8 terdiri 8 bit warna, mempunyai hasil kompresi yang lebih kecil dari format GIF. Format file PNG-24 menggunakan 24 bit warna, mempunyai ukuran yang lebih besar dan warna yang lebih banyak dari pada PNG-8. Praktikum Pengolahan Citra Digital 5

6 Format file PDF (Portable Document Format) digunakan untuk keperluan dokumen lintas sistem dan lintas program aplikasi dan mempunya ukuran file relatif kecil. Ada 2 jenis yaitu Photoshop PDF dan Generic PDF. Langkah Praktikum : Bukalah Program Delphi dengan cara 1) Start AllProgram Borland Delphi6 delphi 6 Gambar 2.2 Form Delphi 2) Pilih Additional Double klik Image 3) Pilih Standard double Klik Edit berturut-turut 3 kali sehingga muncul edit1, edit2 dan edit3 double Klik Label berturut-turut 3 kali sehingga muncul Label1, Label2 dan Label3 Atur semua posisi Simbol sesuai selera Praktikum Pengolahan Citra Digital 6

7 Gambar 2.3 Object Inspector, properties dan events 4) Klik simbol image yang terdapat pada form dan ubah propertynya Autosize diset true Center diset true Name diubah gb1 (singkatan gambar 1) Proportional diset true Dengan cara yang sama ubahlah property caption label1, label2 dan label 3 menjadi baris, kolom dan nilai warna. 5) Pilih Dialog klik OpenPictureDialog Sehingga Simbol ini terdapat pada form1, klik simbol tersebut dan ubahlah name pada propertinya menjadi opd. 6) Pilih Standard klik Button 7) Klik satu kali simbol ini yang terdapat pada form1 kemudian ubahlah caption pada propertinya menjadi ambil gambar dan akan menjadi Kemudian lakukan double klik pada simbol ambil gambar, sehingga keluar Source codenya seperti berikut. procedure TForm1.Button1Click(Sender: TObject); // tambahkan code berikut if(opd.execute)then gb1.picture.loadfromfile(opd.filename); Gambar 2.4. Code Untuk mengambil gambar dengan open picture dialog 8) Klik gb1 pada form1 pada object inspector klik Events Double klik events OnMouseMove sehingga keluar code sebagai berikut: Praktikum Pengolahan Citra Digital 7

8 procedure TForm1.gb1MouseMove(Sender: TObject; Shift: TShiftState; X, Y: Integer); var dbaris : pbytearray; // tambahkan code berikut edit1.text := inttostr(y); edit2.text := inttostr(x); // Mengambil nilai warna pada posisi x,y dan ditampilkan di edit3 dbaris := gb1.picture.bitmap.scanline[y]; edit3.text := inttostr(dbaris[x]); Gambar 2.5.Code untuk menampilkan nilai warna pada posisi x,y Pada Gambar 2.5 informasi posisi dari penunjuk mouse pada gambar terdapat pada x dan y code : edit1.text := inttostr(y); adalah code untuk menampilkan posisi mouse y pada edit1 edit2.text := inttostr(x); adalah code untuk menampilkan posisi mouse x pada edit2 dbaris := gb1.picture.bitmap.scanline[y]; edit3.text := inttostr(dbaris[x]); adalah code untuk menampilkan nilai warna atau keabuan pixel pada koordinat x,y 9) Jalankan Program dengan menekan F9 lalu klik dan cari lokasi gambar grayscale yang ingin ditampilkan. Praktikum Pengolahan Citra Digital 8

9 Gambar 2.6. Hasil program untuk menampilkan nilai warna pada posisi x,y Pada gambar 2.6. saat program dijalankan dan saat mouse digerakkan di area gb1 maka nilai baris, nilai kolom dan nilai warna akan berubah-ubah sesuai dengan posisi penunjuk mouse pada koordinat x,y sedangkan nilai warna akan berubah ubah sesuai dengan warna gambar yang ditunjuk, saat warna hitam bernilai 0, saat warna putih bernilai 255, saat warnanya antara hitam dan putih (abu-abu) nilainya akan beruba-ubah antara 0 dan 255. Untuk menampilkan nilai warna untuk gambar berwarna akan dijelaskan saat praktikum. Praktikum Pengolahan Citra Digital 9

10 PRAKTIKUM 3 Kuantisasi, implementasi konversi RGB to Gray Scale dan implementasi konversi Gray to Biner Tujuan : Mahasiswa mengerti cara memprogram untuk melakukan teknik kuantisasi pada konversi model citra Dasar Teori : gray-scale atau skala keabuan seperti yang terdapat pada contoh gambar 2.1 memiliki satu lapisan/layer dengan nilai 0 sampai 255, pada image processing proses awal yang dilakukan terhadap citra berwarna adalah mengubah menjadi citra gray-scale, hal tersebut dilakukan agar model citranya menjadi lebih sederhana. Citra berwarna memiliki tiga lapisan/layer yaitu lapisan merah (R-Layer), Lapisan Hijau ( G-Layer) dan Lapisan biru (B-Layer). Sehingga jika ingin melakukan proses pengolahan citra terhadap citra berwarna harus melibatkan tiga lapisan warna tersebut dan tentunya perhitungan yang dilakukan tiga kali lebih banyak dari pada citra gray-scale untuk itu konversi citra berwarna kecitra gray-scale perlu dilakukan dengan cara mengubah jumlah layer yang tadinya 3 layer menjadi 1 layer, Pada citra gray-scale tidak ada lagi warna yang ada hanyalah skala keabuan. Konversi dapat dilakukan dengan cara mengambil nilai rata-rata dari nilai r, g dan b yaitu : s r g b 3 Langkah Praktikum : 1) Aktifkan program delphi pada form1 pilih standard double klik button Kemudan pada button yang muncul ubah propertinya caption di ubah menjadi ambil gambar. 2) Double klik lagi button lalu ubah captionnya menjadi Konversi Color ke Gray Praktikum Pengolahan Citra Digital 10

11 Scale. 3) Pilih additional double klik image kemudian ubah propertinya : Autosize diset true Center diset true Name diisi gb1 (singkatan gambar 1) Proportional diset true 4) Ulangi langkah 3 khusus untuk name diisi gb2 kemudia atur semua posisi object sesuai selera. 5) Pilih Dialog Double klik open picture dialog kemudian name pada propertinya Diubah menjadi OPD (Agar tidak terlalu panjang). Gambar 3.1.Tampilan form konversi Color ke GrayScale 6) double klik button ambil gambar sehingga keluar source codenya dan tambahan code pada gambar 3.2. if (opd.execute) then gb1.picture.loadfromfile(opd.filename); gb2.picture.loadfromfile(opd.filename); Gambar 3.2 Code Untuk menampilkan gambar 1 dan gambar 2 7) Pada form1 double klik button konversi Color ke gray Scale kemudian tambahkan code pada gambar 3.3 pada posisi paling atas dari code setelah Praktikum Pengolahan Citra Digital 11

12 implementation {$R *.dfm} type LogPal = record lpal: TLogPalette; entry: array [0..255] of TPaletteEntry; var Palet: LogPal; Gambar 3.3 Deklarasi tipe data baru berisi array sebanyak 256 8) pada form1 double klik button konversi Color ke gray Scale sekali lagi Tambahkan code pada gambar 3.4. procedure TForm1.Button2Click(Sender: TObject); var i, j: integer; d_w, d_g: PByteArray; Palet.lPal.palVersion := $300; Palet.lPal.palNumEntries := 256; for i := 0 to 255 do Palet.entry[i].peRed := i; Palet.entry[i].peGreen := i; Palet.entry[i].peBlue := i; Form1.gb2.Picture.Bitmap.PixelFormat := pf8bit; Form1.gb2.Picture.Bitmap.Palette := CreatePalette(Palet.lpal); for i:= 0 to Form1.gb1.Picture.Height-1 do d_w := Form1.gb1.Picture.BitMap.ScanLine[i]; d_g := Form1.gb2.Picture.BitMap.ScanLine[i]; for j:= 0 to Form1.gb1.Picture.Width-1 do d_g[j] := Round((d_w[3*j]+d_w[3*j+1]+d_w[3*j+2])/3); gb2.repaint; Gambar 3.4. Code Konversi citra bewarna ke citra Gray Scale Praktikum Pengolahan Citra Digital 12

13 9) jalankan program dan lakukan proses konversi setelah gambar berwarna di ambil 10) Penjelasan Code akan dilakukan saat praktikum. Gambar 3.5. Contoh Konversi citra bewarna ke citra Gray Scale Praktikum Pengolahan Citra Digital 13

14 PRAKTIKUM 4 Histogram, implementasi Histogram pada gray level Dan implementasi Histogram pada citra berwarna Tujuan : Mahasiswa mengetahui cara membuat program histogram dan mengimplementasikan pada citra berwarna maupun citra gray scale Histogram Histogram merupakan sebuah fungsi yang menjelaskan berapa kali sebuah nilai keabuan muncul dalam sebuah gambar. Histogram ini digunakan Untuk menyatakan distribusi data dari nilai derajat keabuan. Misal terdapat gambar dengan code warna sebagai berikut : Maka Histogramnya adalah : X = Artinya angka 0 muncul 10 kali, angka 1 muncul 3 kali, angka 2 muncul 3 kali, angka 3 muncul 2 kali, angka 4 muncul 4 kali dan angka 5 muncul 2 kali, total kemunculan adalah 25 kali atau sebanyak jumlah pixel. Praktikum Pengolahan Citra Digital 14

15 Langkah Praktikum : 1) Lakukan langkah-langkah seperti pada praktikum pertemuan 2, image, button dan open picture dialog, atur juga propertinya. 2) Pilih Standard Double klik memo 3) Buat form baru dengan meng klik yang terdapat di kiri sehingga muncul form2. 4) Double klik button ambil gambar dan tulis code berikut if (opd.execute) then gb1.picture.loadfromfile(opd.filename); histogram; Gambar 4.1. Code ambil gambar dan pemanggil prosedure histogram 5) Buatlah sebuah prosedure seperti gambar 4.2 procedure histogram; var hasil : string; br,kl, lop, data, mak, y1, y2: integer; dbaris : pbytearray; h : array[0..255] of integer; tinggi : integer; // Letakkan code Hapus nilai histogram disini // Letakkan code untuk mengakses semua pixel pada gambar disini // sekaligus hitung nilai histogramnya dan nilai tertingginya // Letakkan code Tampilkan nilai histogram pada form2 dan memo 5) Buatlah prosedure histogram sebagai berikut Gambar 4.2. Code Procedure histogram 6) Isikan Code berikut untuk memastikan variabel penampung histogram bernilai 0 for lop := 0 to 255 do h[lop] := 0; hr[lop] := 0; hg[lop] := 0; hb[lop] := 0; Praktikum Pengolahan Citra Digital 15

16 Gambar 4.3. Code Hapus nilai histogram Code pada Gambar 4.3. untuk memastikan nilai histogram untuk gray scale, layer R, layer G dan layer B bernilai 0 sebelum proses perhitungan yang sebenarnya dilakukan. 7) Untuk mengakses semua pixel dan menghitung nilai histogramnya pada gray scale dapat dilakukan menggunakan code pada gambar 4.4 sedangkan untuk citra color dilakukan menggunakan code pada gambar 4.5. if (form1.gb1.picture.bitmap.pixelformat = pf8bit) then mak := 0; for br := 0 to form1.gb1.width-1 do for kl := 0 to form1.gb1.height-1 do //ambil data (br,kl) letakkan di data dbaris := form1.gb1.picture.bitmap.scanline[br]; data := dbaris[kl]; h[data] := h[data] + 1; // hitung histogram if (h[data]>mak) then mak := h[data]; //kl //br Gambar 4.4. Code menghitung histogram pada citra gray scale if (form1.gb1.picture.bitmap.pixelformat = pf24bit) then makr := 0; makg := 0; makb := 0; for br := 0 to form1.gb1.height-1 do for kl := 0 to form1.gb1.width-1 do //ambil data (br,kl) dbaris := form1.gb1.picture.bitmap.scanline[br]; // hitung histogram layer blue data := dbaris[3*kl]; hb[data] := hb[data] + 1; if (hb[data]>makb) then makb := hb[data]; // hitung histogram layer green data := dbaris[3*kl+1]; hg[data] := hg[data] + 1; if (hg[data]>makg) then makg := hg[data]; // hitung histogram layer red data := dbaris[3*kl+2]; hr[data] := hr[data] + 1; if (hr[data]>makr) then makr := hr[data]; //kl //br Praktikum Pengolahan Citra Digital 16

17 Gambar 4.5. Code menghitung histogram pada citra Color 8) Dari hasil yang diperoleh langkah 7 agar histogram kelihatan dilayar maka dapat ditambahkan beberapa code pada gambar 4.6 untuk menampilkan di memo, gambar 4.7 menampilkan histogram citra gray scale pada sebuah form dan gambar 4.8. menampilkan histogram citra berwarna. if (form1.gb1.picture.bitmap.pixelformat = pf8bit) then for lop := 0 to 255 do hasil := inttostr(lop) + ' = ' + inttostr(h[lop]); form1.memo1.lines.add(hasil); Gambar 4.6. menampilkan histogram citra gray scale di memo if (form1.gb1.picture.bitmap.pixelformat = pf8bit) then for lop := 0 to 255 do form2.canvas.pen.color := clblack; y1 := Round(h[lop]/mak*tinggi); // di skala tinggi/mak y2 := Round(h[lop+1]/mak*tinggi);/ / agar tidak keluar area y1 := tinggi- y1 ; // gambar histogram dibalik y2 := tinggi- y2; // gambar histogram dibalik form2.canvas.moveto(0+lop, y1); form2.canvas.lineto(1+lop, y2); Gambar 4.7 menampilkan histogram citra gray scale di form2 Praktikum Pengolahan Citra Digital 17

18 if (form1.gb1.picture.bitmap.pixelformat = pf24bit) then for lop := 0 to 255 do // histogram R Layer form2.canvas.pen.color := clred; y1 := Round(hr[lop]/makr*tinggi); // histogram di skala tinggi/mak y2 := Round(hr[lop+1]/makr*tinggi); //skala di buat agar tidak keluar area y1 := tinggi- y1 ; // gambar histogram dibalik y2 := tinggi- y2; // gambar histogram dibalik form2.canvas.moveto(0+lop, y1); form2.canvas.lineto(1+lop, y2); // histogram G Layer form2.canvas.pen.color := clgreen; y1 := Round(hg[lop]/makg*tinggi); // histogram di skala tinggi/mak y2 := Round(hg[lop+1]/makg*tinggi); //dibuat agar tidak keluar area y1 := tinggi- y1 ; // gambar histogram dibalik y2 := tinggi- y2; // gambar histogram dibalik form2.canvas.moveto(0+lop, y1); form2.canvas.lineto(1+lop, y2); // histogram B Layer form2.canvas.pen.color := clblue; y1 := Round(hb[lop]/makb*tinggi); // histogram di skala tinggi/mak y2 := Round(hb[lop+1]/makb*tinggi); //dibuat agar tidak keluar area y1 := tinggi- y1 ; // gambar histogram dibalik y2 := tinggi- y2; // gambar histogram dibalik form2.canvas.moveto(0+lop, y1); form2.canvas.lineto(1+lop, y2); Gambar 4.8 menampilkan histogram citra Color di form2 Praktikum Pengolahan Citra Digital 18

19 Jika program yang dibuat dijalankan dengan benar maka akan diperoleh tampilan seperti gambar 4.9 Gambar 4.9 Hasil program penampil histogram dalam angka dan grafis Praktikum Pengolahan Citra Digital 19

20 PRAKTIKUM 5 Praktikum 5 Tugas atau kuis Tugas : 1) Berilah Contoh macam-macam pengolahan citra yang terdapat pada photoshop maupun paint brush. 2) Kembangkan akses pixel pada praktikum 2 untuk menampilkan nilai baris, kolom dan nilai warna pada citra berwarna untuk semua layer (Red, Green dan Blue). 3) Tunjukkan ukuran citra baik baris maupun kolom pada sebuah tampilan edit. 4) Soal untuk kuis diberikan saat kuis. Praktikum Pengolahan Citra Digital 20

21 PRAKTIKUM 6 Operasi titik, Brightness dan implementasi Pergeseran histogram Tujuan : Mahasiswa mengetahui cara membuat program Operasi titik, Brightness dan implementasi Pergeseran histogram Dasar Teori : Pencerahan gambar ( Image Brightness) merupakan suatu cara agar sebuah citra menjadi tambah terang atau menjadi tambah gelap, citra hasil dapat diperoleh dengan menambah sebuah bilangan/konsanta pada citra asli. CH = CA + B Dengan : CH : Citra Hasil CA : Citra Asal B : Bilangan bulat Untuk Bilangan negative akan dihasilkan citra yang lebih gelap, sedangkan untuk bilangan positip akan dihasilkan citra yang lebih terang. Proses image brightness ini akan menyebabkan histogram citra hasil berbeda dengan histogram citra Asal. Setelah proses penjumlahan dilakukan ada kemungkinan data bernilai lebih besar dari 255 atau lebih kecil dari 0 untuk itu perlu dilakukan clipping kenilai keabuan terdekat misal 0 untuk yang bernilai negatif atau 255 untuk yang bernilai diatas 255. Praktikum Pengolahan Citra Digital 21

22 Langkah Praktikum : 1) Aktifkan program delphi dan buatlah form2 dan form3 dengan cara mengklik tombol new form disebelah kiri tombol run 2) Pilih additional double klik image sebanyak dua kali untuk membuat image1 dan image2 kemudian ubahlah propertinya Pada image 1 Autosize diset true Center diset true Name diubah gb1 (singkatan gambar 1) Proportional diset true Pada image 2 Autosize diset true Center diset true Name diubah gb2 (singkatan gambar 2) dan Proportional diset true 3) Buatlah button pada form1 dan captionnya diubah menjadi Ambil gambar, lakukan langkah seperti langkah pada praktikum 2 untuk menampilkan gambar pada gb1 dan gb2 tambahkan satu baris code sehingga hasilnya seperti yang terdapat pada gambar 6.1. Praktikum Pengolahan Citra Digital 22

23 procedure TForm1.Button1Click(Sender: TObject); // Tambahkan code berikut if(opd.execute)then gb1.picture.loadfromfile(opd.filename); if(opd.execute)then gb2.picture.loadfromfile(opd.filename); Gambar 6.1 Code untuk mengambil dua gambar yang sama dengan open picture dialog 4) Pilih standard Klik scrollbar ubahlah name nya menjadi sb (agar tidak terlalu panjang). 5) Pilih standard klik edit sehingga muncul edit1 6) klik scrollbar yang telah berada di form1 dan pada object inspector (terdapat properti dan events), klik events kemudian double klik OnChange sehingga keluar codenya, dan tambahkan beberapa code sehingga menjadi seperti gambar 6.2. Praktikum Pengolahan Citra Digital 23

24 procedure TForm1.sbChange(Sender: TObject); var br, kl : integer; dbaris1, dbaris2 : pbytearray; edit1.text := inttostr(sb.position); for br := 0 to gb1.height-1 do for kl := 0 to gb1.width-1 do dbaris1 := gb1.picture.bitmap.scanline[br]; dbaris2 := gb2.picture.bitmap.scanline[br]; //Geser nilai gb2 sebesar nilai posisi sb Untuk gray if (form1.gb1.picture.bitmap.pixelformat = pf8bit) then if(dbaris1[kl] + sb.position > 255 ) then dbaris2[kl] := 255 else dbaris2[kl] := dbaris1[kl] + sb.position ; if ((dbaris1[kl]+sb.position)<0) then dbaris2[kl] := 0 ; // if form1.gb1.picture.bitmap.pixelformat = pf8bit // end for kl // end for br //Tampilkan hasilnya dan hitung histogramnya gb2.repaint; histogram; // prosedure Gambar 6.2 Code Events OnChange pada Scrollbar 7) Lakukan perbaikan pada prosedure Histogram untuk menampilkan histogram gambar2. Code berikut yang terdapat ada gambar 6.2 if(dbaris1[kl] + sb.position > 255 ) then dbaris2[kl] := 255 else dbaris2[kl] := dbaris1[kl] + sb.position ; if ((dbaris1[kl]+sb.position)<0) then dbaris2[kl] := 0 ; Berfungsi untuk memastikan hasil brightness pada gambar 2 tidak nilai keabuannya tidak melebihi 255 dan tidak kurang dari 0. Praktikum Pengolahan Citra Digital 24

25 Gambar 6.3 Form tampilan sebelum program dijalankan Praktikum Pengolahan Citra Digital 25

26 PRAKTIKUM 7 Operasi titik Kontras dan implementasi Pergeseran histogram Tujuan : Mahasiswa mengetahui cara membuat program Kontras dan histogram kemudian mengimplementasikan pada citra berwarna maupun citra gray scale Dasar Teori : Kontras atau disebut juga Contrast stretching adalah suatu teknik untuk membuat suatu citra baru memiliki kontras yang lebih baik dari citra asal, Untuk mengubah kontras dapat dilakukan dengan cara mengatur range interval dari dua buah nilai derajat keabuan dan dapat didefinisikan sebagai berikut : CH = CA x K Dimana : CH : Citra Hasil CA : Citra Asli K : Konstanta pengali Cara yang lain adalah : CH = (CA-P) * G + P Dimana: CH : Citra Hasil CA : Citra Asli G : Konstanta pengali P : konstanta pengurang Praktikum Pengolahan Citra Digital 26

27 Langkah Praktikum : 1) Lakukan langkah praktikum seperti langkah praktikum 6 yaitu langkah 1, 2 dan 3 2) Tambahkan Spin Edit pada form1 dengan cara Pilih Samples double klik Spin Edit kemudian ubahlah isi properti name menjadi SE dan beri sebuah label keterangan dengan caption P 3) Pilih standard Klik edit dan beri label keterangan dengan caption G. 4) Klik komponen spin edit dan double klik pada events on change dan isikan code seperti yang terdapat pada gambar 7.1. Praktikum Pengolahan Citra Digital 27

28 procedure TForm1.seChange(Sender: TObject); var br, kl, temp : integer; p,g : real; dbaris1, dbaris2 : pbytearray; p := se.value ; g := strtofloat(edit1.text); for br := 0 to gb1.height-1 do for kl := 0 to gb1.width-1 do dbaris1 := gb1.picture.bitmap.scanline[br]; dbaris2 := gb2.picture.bitmap.scanline[br]; // gambar gray scale if (form1.gb1.picture.bitmap.pixelformat = pf8bit) then temp := round( (dbaris1[kl]-p)*g + p); if temp>255 then temp := 255; if temp<0 then temp := 0; dbaris2[kl] := temp; // gambar Color if (form1.gb1.picture.bitmap.pixelformat = pf24bit) then // layer B temp := round( (dbaris1[3*kl]-p)*g + p); if temp>255 then temp := 255; if temp<0 then temp := 0; dbaris2[3*kl] := temp; // layer G temp := round( (dbaris1[3*kl+1]-p)*g + p); if temp>255 then temp := 255; if temp<0 then temp := 0; dbaris2[3*kl+1] := temp; // layer R temp := round( (dbaris1[3*kl+2]-p)*g + p); if temp>255 then temp := 255; if temp<0 then temp := 0; dbaris2[3*kl+2] := temp; // tampilkan hasilnya dan hitung histogramnya gb2.repaint; histogram; Gambar 7.1 Code untuk proses contras Praktikum Pengolahan Citra Digital 28

29 Form tampilan sebelum gambar dijalankan terdapat pada gambar 7.2 yang didalamnya berisi form1, image1, image2, spin edit dan edit. Gambar 7.2 Program sebelum dijalankan Button gambar adalah untuk mengambil gambar yang akan diproses dan diletakkan pada image1 atau gb1, edit1 berisi berapa besar gambar akan dikalikan sedangkan spin edit berisi nilai pengurangan yang akan dilakukan terhadap gambar tersebut sebelum dikalikan. Contoh hasil eksekusi program brightness terdapat pada gambar 7.3. Praktikum Pengolahan Citra Digital 29

30 Gambar 7.3 Contoh Program setelah dijalankan Praktikum Pengolahan Citra Digital 30

31 PRAKTIKUM 8 Operasi titik, Pengambangan Tujuan : Mahasiswa mengetahui cara membuat program pengambangan dan mengimplementasikan pada citra berwarna maupun citra gray scale Praktikum ini akan membuat sebuah citra yang tadinya memiliki variasi nilai keabuan dari 0 sampai dengan 255 atau sebanyak 256 variasi akan diubah menjadi 0 atau 255, dengan syarat jika nilai pada gambar pertama lebih besar dari nilai ambang maka nilai piksel gambar kedua diset 255 jika tidak maka nilai pixel gambar 2 diset 0. Langkah Praktikum Pengambangan tunggal : 5) Lakukan langkah praktikum seperti langkah praktikum 6 yaitu langkah 1, 2 dan 3 6) Tambahkan Spin Edit pada form1 dengan cara Pilih Samples double klik Spin Edit kemudian ubahlah isi properti name menjadi SE dan beri sebuah label keterangan dengan caption P 7) Double klik events On Change pada komponen spin edit dan lakukan perubahan pada code nya seperti gambar 8.1. Praktikum Pengolahan Citra Digital 31

32 procedure TForm1.seChange(Sender: TObject); var br, kl, temp : integer; p,g : real; dbaris1, dbaris2 : pbytearray; p := se.value ; for br := 0 to gb1.height-1 do for kl := 0 to gb1.width-1 do dbaris1 := gb1.picture.bitmap.scanline[br]; dbaris2 := gb2.picture.bitmap.scanline[br]; // gambar gray scale if (form1.gb1.picture.bitmap.pixelformat = pf8bit) then temp := dbaris1[kl] ; if (dbaris1[kl]>p) then dbaris2[kl] := 255 else dbaris2[kl] := 0; // gambar Color if (form1.gb1.picture.bitmap.pixelformat = pf24bit) then // layer B if (dbaris1[3*kl]>p) then dbaris2[3*kl] := 255 else dbaris2[3*kl] := 0; // layer G if (dbaris1[3*kl+1]>p) then dbaris2[3*kl+1] := 255 else dbaris2[3*kl+1] := 0; // layer R if (dbaris1[3*kl+2]>p) then dbaris2[3*kl+2] := 255 else dbaris2[3*kl+2] := 0; // tampilkan hasilnya dan hitung histogramnya gb2.repaint; histogram; Gambar 8.1. Code untuk proses pengambangan tunggal Contoh hasil pengambangan terdapat pada gambar 8.2 Praktikum Pengolahan Citra Digital 32

33 Gambar 8.2. Contoh hasil running pengambangan dengan nilai ambang 128 Langkah Praktikum Pengambangan ganda : 1) Lakukan langkah praktikum seperti langkah praktikum 6 yaitu langkah 1, 2 dan 3 2) Tambahkan Spin Edit pada form1 dengan cara Pilih Samples double klik Spin Edit kemudian ubahlah isi properti name menjadi SEB dan beri sebuah label keterangan dengan caption B Bawah 3) Tambahkan Spin Edit pada form1 dengan cara Pilih Samples double klik Spin Edit kemudian ubahlah isi properti name menjadi SEA dan beri sebuah label keterangan dengan caption B Atas Praktikum Pengolahan Citra Digital 33

34 4) Double klik events On Change pada komponen spin edit SEB dan lakukan perubahan pada code nya seperti gambar 8.4. procedure TForm1.sebChange(Sender: TObject); var br, kl, temp : integer; bawah,atas: real; dbaris1, dbaris2 : pbytearray; bawah := seb.value ; atas := sea.value ; for br := 0 to gb1.height-1 do for kl := 0 to gb1.width-1 do dbaris1 := gb1.picture.bitmap.scanline[br]; dbaris2 := gb2.picture.bitmap.scanline[br]; // gambar gray scale if (form1.gb1.picture.bitmap.pixelformat = pf8bit) then if ((dbaris1[kl]>bawah) and (dbaris1[kl]<atas)) then dbaris2[kl] := 255 else dbaris2[kl] := 0; // tampilkan hasilnya dan hitung histogramnya gb2.repaint; histogram; Gambar 8.4 Code untuk proses pengambangan ganda pada SEB CHANGE Praktikum Pengolahan Citra Digital 34

35 5) Double klik events On Change pada komponen spin edit SEA dan lakukan perubahan pada code nya seperti gambar 8.5. procedure TForm1.seaChange(Sender: TObject); seb.value := seb.value + 1; seb.value := seb.value - 1; Gambar 8.5 Code untuk proses pengambangan ganda pada SEA CHANGE Code pada langkah 5 ini boleh dipakai boleh tidak dipakai, jika tidak dipakai maka jika terjadi perubahan nilai pada spin edit batas atas, code yang terdapat di spin edit batas bawah tidak langsung dieksekusi sehingga perubahan pada gambar hasil tidak langsung kelihatan. Contoh hasil pengambangan ganda terdapat pada gambar 8.6 Praktikum Pengolahan Citra Digital 35

36 Gambar 8.6 Contoh hasil running pengambangan ganda Praktikum Pengolahan Citra Digital 36

37 PRAKTIKUM 9 Tugas atau uts Tugas : 1) Buatlah program brightness untuk citra berwarna 2) Buatlah program Contras untuk citra berwarna 3) Buatlah program pengambangan tunggal untuk citra berwarna 4) Buatlah program pengambangan ganda untuk citra berwarna Praktikum Pengolahan Citra Digital 37

38 PRAKTIKUM 10 Operasi titik, Negasi Tujuan : Mahasiswa mengetahui cara membuat program operasi titik Negasi dan mengimplementasikan pada citra berwarna maupun citra gray scale Keterangan: Praktikum ini akan membuat sebuah citra dengan output bernilai 255 dikurangi nilai input, sehingga timbul efek gambar negatif. CH = 255 CA Dengan : CH : Citra Hasil CA : Citra Asal Langkah Praktikum Negasi : 4) Aktifkan program delphi dan buatlah form2 dan form3 dengan cara mengklik tombol new form disebelah kiri tombol run 5) Pilih additional double klik image sebanyak dua kali untuk membuat image1 dan image2 kemudian ubahlah propertinya Pada image 1 Autosize diset true Center diset true Name diubah gb1 (singkatan gambar 1) Proportional diset true Pada image 2 Praktikum Pengolahan Citra Digital 38

39 Autosize diset true Center diset true Name diubah gb2 (singkatan gambar 2) dan Proportional diset true 6) Buatlah button pada form1 dan captionnya diubah menjadi Ambil gambar, lakukan langkah seperti langkah pada praktikum 2 untuk menampilkan gambar pada gb1 dan gb2 tambahkan beberapa baris code sehingga hasilnya seperti yang terdapat pada gambar procedure TForm1.Button1Click(Sender: TObject); if (opd.execute) then gb1.picture.loadfromfile(opd.filename); gb2.picture.loadfromfile(opd.filename); gb2.top := gb1.height + 5 ; histogram; button1.top := gb1.height * ; button2.top := gb1.height * ; Gambar 10.1 Code untuk mengambil gambar yang sama dengan picture dialog 4. Buatlah button pada form1 dan captionnya diubah menjadi negasi, kemudian double klik button tersebut dan isikan code yang terdapat pada gambar 10.2 Praktikum Pengolahan Citra Digital 39

40 procedure TForm1.Button2Click(Sender: TObject); var br, kl : integer; dbaris1, dbaris2 : pbytearray; for br := 0 to gb1.height-1 do for kl := 0 to gb1.width-1 do dbaris1 := gb1.picture.bitmap.scanline[br]; dbaris2 := gb2.picture.bitmap.scanline[br]; dbaris2[kl] := dbaris1[kl]; // tampilkan hasilnya dan hitung histogramnya gb2.repaint; histogram; Gambar 10.2 Code proses negasi Contoh hasil eksekusi proses negasi terdapat pada gambar 10.3 Gambar 10.3 Contoh hasil eksekusi proses negasi Praktikum Pengolahan Citra Digital 40

41 PRAKTIKUM 11 Operasi titik, penggabungan gambar(image blending) Tujuan : Mahasiswa mengetahui cara membuat program operasi titik, penggabungan gambar (image blending) dan mengimplementasikan pada citra berwarna maupun citra gray scale. Keterangan: Praktikum ini akan menggabung dua gambar sehingga diperoleh. CH = w1 x C1 w2 x C2 Dengan : CH : Citra Hasil C1 : Citra pertama C2 : Citra kedua W1 dan w2 : bobot Langkah Praktikum image blending : 7) Aktifkan program delphi dan buatlah form2 dan form3 dengan cara mengklik tombol new form disebelah kiri tombol run 8) Pilih additional double klik image sebanyak tiga kali untuk membuat image1, image2 dan image3 kemudian ubahlah propertinya Pada image 1 Autosize diset true Center diset true Name diubah gb1 (singkatan gambar 1) Praktikum Pengolahan Citra Digital 41

42 Proportional diset true Pada image 2 Autosize diset true Center diset true Name diubah gb2 (singkatan gambar 2) dan Proportional diset true Pada image 3 Autosize diset true Center diset true Name diubah gb3 (singkatan gambar 3) dan Proportional diset true 9) Buatlah button pada form1 dan captionnya diubah menjadi Ambil gambar, lakukan langkah seperti langkah pada praktikum 2 untuk menampilkan gambar pada gb1 dan gb2 tambahkan beberapa baris code sehingga hasilnya seperti yang terdapat pada gambar procedure TForm1.Button1Click(Sender: TObject); if (opd.execute) then gb1.picture.loadfromfile(opd.filename); gb2.picture.loadfromfile(opd.filename); gb3.picture.loadfromfile(opd.filename); gb2.top := gb1.height + 5 ; histogram; button1.top := gb1.height * ; button2.top := gb1.height * ; Gambar 11.1 Code untuk mengambil gambar 1, gambar 2 dan gambar3 open picture dialog Praktikum Pengolahan Citra Digital 42

43 4. Berikut ini adalah coding untuk melakukan proses blending procedure TForm1.sbChange(Sender: TObject); var br, kl, tinggi, lebar: integer; dbaris1, dbaris2, dbaris3 : pbytearray; sb.max := 100; sb.min := 0; edit1.text := inttostr(sb.position); if ( gb1.height < gb2.height) then tinggi := gb1.height else tinggi := gb2.height; if ( gb1.width < gb2.width) then lebar := gb1.width else lebar := gb2.width; for br := 0 to tinggi-1 do for kl := 0 to lebar-1 do dbaris1 := gb1.picture.bitmap.scanline[br]; dbaris2 := gb2.picture.bitmap.scanline[br]; dbaris3 := gb3.picture.bitmap.scanline[br]; if (form1.gb1.picture.bitmap.pixelformat = pf8bit) then dbaris3[kl] := round ((sb.position/100)*dbaris1[kl] + ((100 - sb.position) / 100 )* dbaris2[kl]); // tampilkan hasilnya dan hitung histogramnya gb3.repaint; histogram; Gambar 11.2 Code proses blending Praktikum Pengolahan Citra Digital 43

44 Contoh hasil eksekusi coding tersebut terdapat pada gambar Gambar 11.3 Contoh hasil eksekusi proses blending Praktikum Pengolahan Citra Digital 44

45 PRAKTIKUM 12 Operasi titik, pengurangan gambar(untuk aplikasi Motion detection) Tujuan : Mahasiswa mengetahui cara membuat program operasi titik, pengurangan gambar (Contoh untuk deteksi gerak) dan mengimplementasikan pada citra berwarna maupun citra gray scale. Keterangan: Praktikum ini akan mengurangkan dua gambar sehingga diperoleh. CH = C1 C2 Dengan : CH : Citra Hasil C1 : Citra pertama C2 : Citra kedua Langkah Praktikum pengurangan gambar : 10) Aktifkan program delphi dan buatlah form2 dan form3 dengan cara mengklik tombol new form disebelah kiri tombol run 11) Pilih additional double klik image sebanyak tiga kali untuk membuat image1, image2 dan image3 kemudian ubahlah propertinya Pada image 1 Autosize diset true Center diset true Name diubah gb1 (singkatan gambar 1) Proportional diset true Praktikum Pengolahan Citra Digital 45

46 Pada image 2 Autosize diset true Center diset true Name diubah gb2 (singkatan gambar 2) dan Proportional diset true Pada image 3 Autosize diset true Center diset true Name diubah gb3 (singkatan gambar 3) dan Proportional diset true 12) Buatlah button pada form1 dan captionnya diubah menjadi Ambil gambar, lakukan langkah seperti langkah pada praktikum 2 untuk menampilkan gambar pada gb1 dan gb2 tambahkan beberapa baris code sehingga hasilnya seperti yang terdapat pada gambar procedure TForm1.Button1Click(Sender: TObject); if (opd.execute) then gb1.picture.loadfromfile(opd.filename); gb2.picture.loadfromfile(opd.filename); gb3.picture.loadfromfile(opd.filename); gb2.top := gb1.height + 5 ; histogram; button1.top := gb1.height * ; button2.top := gb1.height * ; Gambar 12.1 Code untuk mengambil gambar 1, gambar 2 dan gambar3 open picture dialog Praktikum Pengolahan Citra Digital 46

47 4. Berikut ini adalah coding untuk melakukan proses pengurangan gambar procedure TForm1.sbChange(Sender: TObject); var br, kl, tinggi, lebar, total : integer; dbaris1, dbaris2, dbaris3 : pbytearray; sb.max := 100; sb.min := 0; edit1.text := inttostr(sb.position); if ( gb1.height <= gb2.height) then tinggi := gb1.height else tinggi := gb2.height; if ( gb1.width <= gb2.width) then lebar := gb1.width else lebar := gb2.width; total := 0; for br := 0 to tinggi-1 do for kl := 0 to lebar-1 do dbaris1 := gb1.picture.bitmap.scanline[br]; dbaris2 := gb2.picture.bitmap.scanline[br]; dbaris3 := gb3.picture.bitmap.scanline[br]; if (form1.gb1.picture.bitmap.pixelformat = pf8bit) then if (dbaris1[kl]> dbaris2[kl]) then total := total + dbaris1[kl]- dbaris2[kl] else total := total + dbaris2[kl]- dbaris1[kl]; dbaris3[kl] := dbaris1[kl]- dbaris2[kl]+ 100; // tampilkan hasilnya dan hitung histogramnya edit1.text := inttostr(total); gb3.repaint; histogram; Gambar 12.2 Code proses pengurangan gambar dan menghitung total perbedaannya Praktikum Pengolahan Citra Digital 47

48 Contoh hasil eksekusi coding tersebut terdapat pada gambar Gambar 12.3 Contoh hasil eksekusi proses pengurangan gambar Praktikum Pengolahan Citra Digital 48

49 PRAKTIKUM 13 Region Growing Tujuan : Mahasiswa mengetahui cara membuat program Region growing pada citra berwarna maupun citra gray scale. Keterangan: Praktikum ini akan membuat sebuah aplikasi yang dapat menelusuri pixelpixel dengan nilai keabuan yang hampir sama dan bertetangga, contoh aplikasinya adalah untuk mengetahui apakah suatu area berhubungan dengan area yang lain misal pada foto satelit suatu sungai apakah berhubungan dengan sungai yang lain. Langkah Praktikum pengurangan gambar : 13) Buatlah komponen seperti yang terdapat pada form1 di gambar 13.1 Gambar 13.1 Tampilan form yang akan dibuat Praktikum Pengolahan Citra Digital 49

50 14) Pilih additional double klik image sebanyak tiga kali untuk membuat image1, image2 dan image3 kemudian ubahlah propertinya Pada image 1 Autosize diset true Center diset true Name diubah gb1 (singkatan gambar 1) Proportional diset true Pada image 2 Autosize diset true Center diset true Name diubah gb2 (singkatan gambar 2) dan Proportional diset true Pada image 3 Autosize diset true Center diset true Name diubah gb3 (singkatan gambar 3) dan Proportional diset true 15) Buatlah button pada form1 dan captionnya diubah menjadi Ambil gambar, lakukan langkah seperti langkah pada praktikum 2 untuk menampilkan gambar pada gb1, gb2 dan gb3 16) Kemudian buatlah beberapa edit dengan menekan standard an klik edit yaitu edit1, edit2, edit3, edit4, edit5 dan edit6 Edit1 untuk menunjukkan posisi x dari mouse pada gambar Edit2 untuk menunjukkan posisi y dari mouse pada gambar Edit3 untuk menunjukkan nilai keabuan gambar pada posisi mouse Praktikum Pengolahan Citra Digital 50

51 Edit4 untuk menunjukkan nilai keabuan setelah di klik pada koordinat yang ditunjuk oleh mouse. Edit5 untuk menunjukkan berapa nilai ambang yang akan dipakai sebagai acuan apakah pixel tetangga bisa dianggap sebagai anggota. 4. klik gb1 dan pilih events on mousemove kemudian ketik coding yang terdapat pada gambar 13.2 procedure TForm1.gb1MouseMove(Sender: TObject; Shift: TShiftState; X, Y: Integer); var dbaris : pbytearray; if gb_ok = 1 then edit1.text := inttostr(x) ; edit2.text := inttostr(y) ; dbaris := gb1.picture.bitmap.scanline[y]; edit3.text := inttostr(dbaris[x]); Gambar 13.2 Code untuk mendeteksi posisi mouse di gambar dan nilai keabuannya Praktikum Pengolahan Citra Digital 51

52 5. Double Klik form1 dan ketik code berikut // buat deklarasi variabel global disini var Form1: TForm1; nama : string ; h : integer; gb_ok : integer; implementation {$R *.dfm} procedure TForm1.FormCreate(Sender: TObject); gb_ok := 0; edit5.text := '10'; Gambar 13.3 Code untuk inisialisasi 6. Klik gb1 dan pilih events onclik dan letakkan code pada gambar 13.4 procedure TForm1.gb1Click(Sender: TObject); var x, y, i,j,k,l, pixel : integer; a1,a2, thr, ada2 : integer; dbaris1, dbaris2, dbaris3 : pbytearray; h := 0 ; l5.caption := 'proses'; edit4.text := edit3.text ; thr := strtoint( edit5.text) ; // letakkan disini code inisialisasi gambar2 dan gambar3 // letakkan disini code untuk mencatat posisi awal region // dan dimapping digb3 // letakkan disini code proses region growing Gambar 13.4 Code proses region growing Praktikum Pengolahan Citra Digital 52

53 for i := 0 to gb2.height-1 do for j := 0 to gb2.width-1 do dbaris2 := gb2.picture.bitmap.scanline[i]; dbaris3 := gb3.picture.bitmap.scanline[i]; dbaris2[j] := 255; dbaris3[j] := 0; gb2.repaint ; Gambar 13.5 Code inisialisasi gambar2 dan gambar3 x := strtoint(edit1.text); // posisi awal x region y := strtoint(edit2.text); // posisi awal y region dbaris3 := gb3.picture.bitmap.scanline[y]; dbaris3[x] := 50;// mapping posisi awal di gambar 3 ada2 := 1; a1 := strtoint(edit4.text) - thr; a2 := strtoint(edit4.text) + thr; Gambar 13.6 Code untuk menandai awal region growing X dan y merupakan posisi yang ditunjuk mouse, ada2 adalah variabel yang menunjukkan bahwa masih ada area yang tetangganya belum diuji apa termasuk region atau bukan. a1 dan a2 merupakan batas bawah dan batas atas untuk menguji apakah sebuah pixel merupakan anggota. Sedang kan 50 artinya pixel tersebut adalah anggota dan tetangganya masih belum diuji. Berikut ini adalah angka dan artinya yang diletakkan pada gambar 3 atau gambar mapping. // pada gb3 // 0 = belum dilihat // 25 = dilihat bukan anggota // 50 = dilihat termasuk anggota dan tetangga belum dilihat Praktikum Pengolahan Citra Digital 53

54 // 200= dilihat termasuk anggota dan tetangga sudah dilihat // jika pada gb3 masih ada yang bernilai 50 lakukan proses region growing while ada2 = 1 do ada2 := 0 ; // cari pada gb3 apa ada yang bernilai 50 for i := 1 to gb3.height-2 do for j := 1 to gb3.width-2 do // ambl pixel pada posisi i,j dbaris3 := gb3.picture.bitmap.scanline[i]; if ( i = 0 ) then dbaris3[j] := 1; if ( i = gb3.height-1 ) then dbaris3[j] := 1; pixel := dbaris3[j]; // nilai pixel pada posisi i,j // uji apa pixel bernilai 2 if pixel = 50 then ada2 := 1 ; edit1.text := inttostr(i); edit2.text := inttostr(j); dbaris1 := gb1.picture.bitmap.scanline[i]; dbaris3 := gb3.picture.bitmap.scanline[i]; if ((dbaris1[j-1] >= a1) and (dbaris1[j-1] <= a2) and (dbaris3[j-1]<> 200)) then dbaris3[j-1] := 50 ; if ((dbaris1[j+1] >= a1) and (dbaris1[j+1] <= a2) and (dbaris3[j+1]<> 200)) then dbaris3[j+1] := 50 ; dbaris1 := gb1.picture.bitmap.scanline[i-1]; dbaris3 := gb3.picture.bitmap.scanline[i-1]; if ((dbaris1[j] >= a1) and (dbaris1[j] <= a2) and (dbaris3[j]<> 200)) then dbaris3[j] := 50 ; if ((dbaris1[j+1] >= a1) and (dbaris1[j+1] <= a2) and (dbaris3[j +1]<> 200)) then dbaris3[j+1] := 50 ; // Letakkan disini code region growing 2 Gambar 13.7 Code untuk proses region growing 1 Praktikum Pengolahan Citra Digital 54

55 if ((dbaris1[j-1] >= a1) and (dbaris1[j-1] <= a2) and (dbaris3[j-1]<> 200)) then dbaris3[j-1] := 50 ; dbaris1 := gb1.picture.bitmap.scanline[i+1]; dbaris3 := gb3.picture.bitmap.scanline[i+1]; if ((dbaris1[j] >= a1) and (dbaris1[j] <= a2) and (dbaris3[j]<> 200)) then dbaris3[j] := 50 ; if ((dbaris1[j+1] >= a1) and (dbaris1[j+1] <= a2) and (dbaris3[j+1]<> 200)) then dbaris3[j+1] := 50 ; if ((dbaris1[j-1] >= a1) and (dbaris1[j-1] <= a2) and (dbaris3[j-1]<> 200)) then dbaris3[j-1] := 50 ; // copy kan data posisi i,j di gb1 ke posis i,j //di gb2 dan set 200 pada gb3 dbaris1 := gb1.picture.bitmap.scanline[i]; dbaris2 := gb2.picture.bitmap.scanline[i]; dbaris3 := gb3.picture.bitmap.scanline[i]; dbaris2[j] := dbaris1[j]; dbaris3[j] := 200; // end if pixel = 50 // end while gb2.repaint; gb3.repaint; edit6.text := inttostr (k); // end prosedure Gambar 13.8 Code untuk proses region growing 2 Penjelasan dari code 13.6 dan 13.7 akan dilakukan saat praktikum. Praktikum Pengolahan Citra Digital 55

56 Gambar 13.8 Hasil eksekusi proses region growing Praktikum Pengolahan Citra Digital 56

57 PRAKTIKUM 14 Tugas atau quis 1. Buatlah program negasi untuk citra berwarna 2. Buatlah program image blending untuk citra berwarna 3. Buatlah program motion detection untuk citra berwarna 4. Buatlah program region growing untuk citra berwarna Untuk praktikum 15 dan seterusnya akan dilakukan berupa tugas membuat program pengolahan citra diantaranya template matching, pencerminan, low pass filter, high pass filter dan lain-lain. Praktikum Pengolahan Citra Digital 57

Pertemuan 2 Representasi Citra

Pertemuan 2 Representasi Citra /29/23 FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING ) Pertemuan 2 Representasi Citra Representasi Citra citra Citra analog Citra digital Matrik dua dimensi yang terdiri

Lebih terperinci

GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 8 - GRAFKOM DAN PENGOLAHAN CITRA Konsep Dasar Pengolahan Citra Pengertian Citra Analog/Continue dan Digital. Elemen-elemen Citra

Lebih terperinci

SAMPLING DAN KUANTISASI

SAMPLING DAN KUANTISASI SAMPLING DAN KUANTISASI Budi Setiyono 1 3/14/2013 Citra Suatu citra adalah fungsi intensitas 2 dimensi f(x, y), dimana x dan y adalahkoordinat spasial dan f pada titik (x, y) merupakan tingkat kecerahan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2. Citra Digital Menurut kamus Webster, citra adalah suatu representasi, kemiripan, atau imitasi dari suatu objek atau benda. Citra digital adalah representasi dari citra dua dimensi

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET KOMUNIKASI DATA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET KOMUNIKASI DATA No. LSKD/EKO/DEL221/03 Revisi : 03 Tgl : 1 April 2011 Hal 1 dari 8 1. Kompetensi Setelah melakukan praktik, mahasiswa memiliki kompetensi: dapat memahami dan melakukan pemrograman untuk membuat program

Lebih terperinci

Citra dalam Delphi. Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan mampu:

Citra dalam Delphi. Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan mampu: Citra dalam Delphi Kartika Firdausy - UAD kartika@ee.uad.ac.id blog.uad.ac.id/kartikaf Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan mampu: menjelaskan dan mengimplementasikan pembuatan program

Lebih terperinci

Model Citra (bag. 2)

Model Citra (bag. 2) Model Citra (bag. 2) Ade Sarah H., M. Kom Resolusi Resolusi terdiri dari 2 jenis yaitu: 1. Resolusi spasial 2. Resolusi kecemerlangan Resolusi spasial adalah ukuran halus atau kasarnya pembagian kisi-kisi

Lebih terperinci

Mencari Akar-akar persamaan kuadrat AX 2 + BX + C = 0

Mencari Akar-akar persamaan kuadrat AX 2 + BX + C = 0 Mencari Akar-akar persamaan kuadrat AX 2 + BX + C = 0 Misalkan akan dibuat sebuah aplikasi window untuk menghitung akar-akar persamaan kuadrat. Bentuk form yang diinginkan adalah sebagai berikut : Gambar

Lebih terperinci

artifak / gambar dua dimensi yang memiliki kemiripan tampilan dengan sebuah subjek. - wikipedia

artifak / gambar dua dimensi yang memiliki kemiripan tampilan dengan sebuah subjek. - wikipedia ! image image / graphic? artifak / gambar dua dimensi yang memiliki kemiripan tampilan dengan sebuah subjek. - wikipedia dari sisi engineering? pixel? pixel pixel = picture element satuan terkecil pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Citra Digital Istilah citra biasanya digunakan dalam bidang pengolahan citra yang berarti gambar. Suatu citra dapat didefinisikan sebagai fungsi dua dimensi, di mana dan adalah

Lebih terperinci

Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara.

Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara. Image Enhancement Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara. Cara-cara yang bisa dilakukan misalnya dengan fungsi transformasi, operasi matematis,

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

BAB II TEORI DASAR PENGOLAHAN CITRA DIGITAL BAB II TEORI DASAR PENGOLAHAN CITRA DIGITAL 2.1 Citra Secara harafiah, citra adalah representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi pada bidang dari suatu objek. Ditinjau dari sudut pandang matematis,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Citra Citra (image) atau yang secara umum disebut gambar merupakan representasi spasial dari suatu objek yang sebenarnya dalam bidang dua dimensi yang biasanya ditulis dalam

Lebih terperinci

1. Grafis Bitmap Dan Vektor 2. Konsep Warna Digital 3. Gambar Digital 4. Editing Gambar Photoshop 5. Membuat Kop Web

1. Grafis Bitmap Dan Vektor 2. Konsep Warna Digital 3. Gambar Digital 4. Editing Gambar Photoshop 5. Membuat Kop Web 4/7/2010 Pelatihan Kopertis VI 6 s.d 8 April 2010 1 1. Grafis Bitmap Dan Vektor 2. Konsep Warna Digital 3. Gambar Digital 4. Editing Gambar Photoshop 5. Membuat Kop Web 4/7/2010 Pelatihan Kopertis VI 6

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PENGOLAHAN CITRA

KONSEP DASAR PENGOLAHAN CITRA KONSEP DASAR PENGOLAHAN CITRA Copyright @ 2007 by Emy 2 1 Kompetensi Mampu membangun struktur data untuk merepresentasikan citra di dalam memori computer Mampu melakukan manipulasi citra dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Citra Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi suatu objek. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optik berupa

Lebih terperinci

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL PENGOLAHAN CITRA DIGITAL Aditya Wikan Mahastama mahas@ukdw.ac.id Sistem Optik dan Proses Akuisisi Citra Digital 2 UNIV KRISTEN DUTA WACANA GENAP 1213 v2 Bisa dilihat pada slide berikut. SISTEM OPTIK MANUSIA

Lebih terperinci

Citra Digital. Petrus Paryono Erick Kurniawan Esther Wibowo

Citra Digital. Petrus Paryono Erick Kurniawan Esther Wibowo Citra Digital Petrus Paryono Erick Kurniawan erick.kurniawan@gmail.com Esther Wibowo esther.visual@gmail.com Studi Tentang Pencitraan Raster dan Pixel Citra Digital tersusun dalam bentuk raster (grid atau

Lebih terperinci

PERANGKAT LUNAK PERBAIKAN KUALITAS CITRA DIGITAL MODEL RGB DAN IHS DENGAN OPERASI PENINGKATAN KONTRAS

PERANGKAT LUNAK PERBAIKAN KUALITAS CITRA DIGITAL MODEL RGB DAN IHS DENGAN OPERASI PENINGKATAN KONTRAS PERANGKAT LUNAK PERBAIKAN KUALITAS CITRA DIGITAL MODEL RGB DAN IHS DENGAN OPERASI PENINGKATAN KONTRAS Tole Sutikno, Kartika Firdausy, Eko Prasetyo Center for Electrical Engineering Research and Solutions

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET (KOMUNIKASI DATA)

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET (KOMUNIKASI DATA) Revisi : 01 Tgl : 1 Maret 2008 Hal 1 dari 11 1. Kompetensi Mahasiswa dapat memahami tentang kali kesalahan dengan paritas serta dapat melakukan penghitungan paritas. 2. Sub Kompetensi Setelah melakukan

Lebih terperinci

BAB II CITRA DIGITAL

BAB II CITRA DIGITAL BAB II CITRA DIGITAL DEFINISI CITRA Citra adalah suatu representasi(gambaran),kemiripan,atau imitasi dari suatu objek. DEFINISI CITRA ANALOG Citra analog adalahcitra yang bersifat kontinu,seperti gambar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Citra Citra merupakan salah satu komponen multimedia yang memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Meskipun sebuah citra kaya akan informasi, namun sering

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Citra Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi dari suatu objek. Citra sebagai keluaran suatu system perekaman data dapat bersifat optik berupa foto,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas landasan teori yang bersifat ilmiah untuk mendukung penulisan penelitian ini. Teori-teori yang dibahas mengenai pengertian citra, jenis-jenis citra digital, metode

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. 2.1 Citra Digital Pengertian Citra Digital

LANDASAN TEORI. 2.1 Citra Digital Pengertian Citra Digital LANDASAN TEORI 2.1 Citra Digital 2.1.1 Pengertian Citra Digital Citra dapat didefinisikan sebagai sebuah fungsi dua dimensi, f(x,y) dimana x dan y merupakan koordinat bidang datar, dan harga fungsi f disetiap

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Citra Citra menurut kamus Webster adalah suatu representasi atau gambaran, kemiripan, atau imitasi dari suatu objek atau benda, contohnya yaitu foto seseorang dari kamera yang

Lebih terperinci

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL PENGOLAHAN CITRA DIGITAL Aditya Wikan Mahastama mahas@ukdw.ac.id Histogram dan Operasi Dasar Pengolahan Citra Digital 3 UNIV KRISTEN DUTA WACANA GENAP 1213 v2 MAMPIR SEB EN TAR Histogram Histogram citra

Lebih terperinci

LABORATORIUM KOMPUTER TEKNIK INFORMATIKA STT DHARMA ISWARA MADIUN PRAKTIKUM PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK-1 TIPE DATA DAN VARIABEL

LABORATORIUM KOMPUTER TEKNIK INFORMATIKA STT DHARMA ISWARA MADIUN PRAKTIKUM PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK-1 TIPE DATA DAN VARIABEL LABORATORIUM KOMPUTER TEKNIK INFORMATIKA STT DHARMA ISWARA MADIUN PRAKTIKUM PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK-1 TIPE DATA DAN VARIABEL LAPORAN RESMI MODUL KE- NIM NAMA MAHASISWA TTD DOSEN 1 (SATU) 09211080

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDESAIN KARTU UCAPAN

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDESAIN KARTU UCAPAN PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDESAIN KARTU UCAPAN Rudy Adipranata 1, Liliana 2, Gunawan Iteh Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Informatika, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Citra Digital Citra digital merupakan fungsi intensitas cahaya f(x,y), dimana harga x dan y merupakan koordinat spasial dan harga fungsi tersebut pada setiap titik (x,y) merupakan

Lebih terperinci

Mode Warna pada Image Ada beberapa mode warna yang dapat digunakan pada Photoshop. Masingmasing mode warna mempunyai maksud dan tujuan yang berbeda, y

Mode Warna pada Image Ada beberapa mode warna yang dapat digunakan pada Photoshop. Masingmasing mode warna mempunyai maksud dan tujuan yang berbeda, y Adobe Photoshop CS2 Adobe Photoshop merupakan sebuah software yang berfungsi sebagai image editor. Adobe Photoshop dapat digunakan untuk membuat gambar maupun mengedit gambar. Editor gambar (image editor)

Lebih terperinci

UJI COBA PERBEDAAN INTENSITAS PIKSEL TIAP PENGAMBILAN GAMBAR. Abstrak

UJI COBA PERBEDAAN INTENSITAS PIKSEL TIAP PENGAMBILAN GAMBAR. Abstrak UJI COBA PERBEDAAN INTENSITAS PIKSEL TIAP PENGAMBILAN GAMBAR Teady Matius Surya Mulyana tmulyana@bundamulia.ac.id, teadymatius@yahoo.com Teknik Informatika Universitas Bunda Mulia Abstrak Kebutuhan binarisasi

Lebih terperinci

B. Kompetensi Mahasiswa dapat memahami tentang kendali kesalahan dengan paritas serta dapat melakukan penghitungan paritas.

B. Kompetensi Mahasiswa dapat memahami tentang kendali kesalahan dengan paritas serta dapat melakukan penghitungan paritas. JUAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO No. PSM/DEL/03 Revisi : 01 Tgl : 19 Feb 2008 Hal 1 dari 10 A. Topik : Kali Kesalahan dengan Paritas B. Kompetensi Mahasiswa dapat memahami tentang kali kesalahan dengan paritas

Lebih terperinci

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital Nurul Fuad 1, Yuliana Melita 2 Magister Teknologi Informasi Institut Saint Terapan & Teknologi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengolahan Citra Pengolahan citra (image processing) merupakan proses untuk mengolah pixel-pixel dalam citra digital untuk tujuan tertentu. Beberapa alasan dilakukan pengolahan

Lebih terperinci

BAB I Pemrograman (Komponen Standar)

BAB I Pemrograman (Komponen Standar) BAB I Pemrograman (Komponen Standar) Tujuan Mahasiswa mampu menggunakan komponen standar pada bahasa pemrograman Borland Delphi. Mahasiswa mampu membuat aplikasi menggunakan komponen standar pada bahasa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Citra Citra adalah gambar pada bidang dwimatra (dua dimensi). Ditinjau dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi menerus dan intensitas cahaya pada bidang dwimatra

Lebih terperinci

URAIAN POKOK PERKULIAHAN

URAIAN POKOK PERKULIAHAN Minggu ke : 1 Penyusun : Dian Usdiyana Rini Marwati Materi : 1. Pengenalan Delphi 1.1 IDE 1.2 Bagian-bagian IDE 1.3 Membuat & Menyimpan Program 1.4 Memanggil & Mengedit Program 1.5 Simbol Button 1.6 Label

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Pustaka

BAB II Tinjauan Pustaka 23 BAB II Tinjauan Pustaka II.1. Pengolahan Citra Digital Citra yang diperoleh dari lingkungan masih terdiri dari warna yang sangat komplek sehingga masih diperlukan proses lebih lanjut agar image tersebut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Digital Citra digital merupakan sebuah fungsi intensitas cahaya, dimana harga x dan y merupakan koordinat spasial dan harga fungsi f tersebut pada setiap titik merupakan

Lebih terperinci

CEG4B3. Randy E. Saputra, ST. MT.

CEG4B3. Randy E. Saputra, ST. MT. CEG4B3 Randy E. Saputra, ST. MT. Jenis Graphics Multimedia Bitmap Graphics Lebih cocok untuk citra foto yang membutuhkan variasi warna yang kompleks Vector Graphics Lebih cocok untuk ilustrasi yang membutuhkan

Lebih terperinci

Gambar (image) merupakan suatu representasi spatial dari suatu obyek, dalam pandangan 2D atau 3D.

Gambar (image) merupakan suatu representasi spatial dari suatu obyek, dalam pandangan 2D atau 3D. MULTIMEDIA IMAGE ARIF BUDIANTO H1L012074 GANANG NUGROHO AJI H1L012035 HADI PURNOMO H1L013007 DITA ZENITHA ZAIN H1L013031 MUTHIA ATHAYA H1L013030 SARDO SAMUEL ERICK LIMBONG H1L013041 AISYAH FATHIA P H1L014002

Lebih terperinci

Pengolahan String A. Dasar Teori

Pengolahan String A. Dasar Teori Pengolahan String Pertemuan : I Alokasi Waktu : 1,5 jam Kompetensi Dasar : 1. Mahasiswa mampu membuat rancangan interface untuk pengolahan string dengan menggunakan visual programming 2. Mahasiswa mampu

Lebih terperinci

Implementasi Metode Run Length Encoding (RLE) untuk Kompresi Citra

Implementasi Metode Run Length Encoding (RLE) untuk Kompresi Citra 249 Implementasi Metode Run Length Encoding (RLE) untuk Kompresi Citra Ahmad Jalaluddin 1, Yuliana Melita 2 1) Univers itas Islam Lamongan 2) Sekolah Tinggi Teknik Surabaya Odden.85@gmail.com, ymp@stts.edu

Lebih terperinci

Algoritma Pemrograman A

Algoritma Pemrograman A Algoritma Pemrograman A Memahami Proyek Proyek dan Dasar Dasar Delphi Code Memahami proyek Delphi Komponen Proyek Project Explorer Windows Dasar-Dasar Delphi Code Procedures IDE (Intregated Development

Lebih terperinci

Representasi Citra. Bertalya. Universitas Gunadarma

Representasi Citra. Bertalya. Universitas Gunadarma Representasi Citra Bertalya Universitas Gunadarma 2005 Pengertian Citra Digital Ada 2 citra, yakni : citra kontinu dan citra diskrit (citra digital) Citra kontinu diperoleh dari sistem optik yg menerima

Lebih terperinci

ANALISA KOMPRESI CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE HADAMARD

ANALISA KOMPRESI CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE HADAMARD ANALISA KOMPRESI CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE HADAMARD Eva Haryanty, S.Kom. ABSTRAK Kompresi data adalah proses mengubah suatu input data menjadi data lain dengan format berbeda dan ukuran yang lebih

Lebih terperinci

Standar Kompetensi : 1. Menggunakan peerangkat lunak pembuat grafik. Kompetensi Dasar

Standar Kompetensi : 1. Menggunakan peerangkat lunak pembuat grafik. Kompetensi Dasar 1 Standar Kompetensi : 1. Menggunakan peerangkat lunak pembuat grafik. Kompetensi Dasar : 1.1. Menggunakan menu ikon yang terdapat dalam perangkat lunak pembuat grafis Adobe Photoshop Indikator Pencapaian:

Lebih terperinci

Berlatih Tipe Data di Delphi

Berlatih Tipe Data di Delphi Berlatih Tipe Data di Delphi Teddy Marcus Zakaria Teddy.Mz@maranatha.edu http://www.maranatha.edu Lisensi Dokumen: Copyright 2003 IlmuKomputer.Com Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Digital Citra digital dapat didefenisikan sebagai fungsi f(x,y), berukuran M baris dan N kolom, dengan x dan y adalah koordinat spasial dan amplitudo f di titik kordinat

Lebih terperinci

KOMPRESI CITRA. Pertemuan 12 Mata Pengolahan Citra

KOMPRESI CITRA. Pertemuan 12 Mata Pengolahan Citra KOMPRESI CITRA Pertemuan 12 Mata Pengolahan Citra PEMAMPATAN CITRA Semakin besar ukuran citra semakin besar memori yang dibutuhkan. Namun kebanyakan citra mengandung duplikasi data, yaitu : Suatu piksel

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. a. Spesifikasi komputer yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. a. Spesifikasi komputer yang digunakan dalam penelitian ini adalah BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1 Alat Penelitian a. Spesifikasi komputer yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Prosesor Intel (R) Atom (TM) CPU N550

Lebih terperinci

Pembentukan Citra. Bab Model Citra

Pembentukan Citra. Bab Model Citra Bab 2 Pembentukan Citra C itra ada dua macam: citra kontinu dan citra diskrit. Citra kontinu dihasilkan dari sistem optik yang menerima sinyal analog, misalnya mata manusia dan kamera analog. Citra diskrit

Lebih terperinci

Animasi Objek 2 Dimensi GAMBAR BITMAP

Animasi Objek 2 Dimensi GAMBAR BITMAP Animasi Objek 2 Dimensi `Animasi objek 2 Dimensi terdiri dari bitmap dan vektor.metode- metode ini menginterpretasikan input, menghitungnya dan menampilkannya pada output grafis seperti monitor.gambar

Lebih terperinci

Interactive Broadcasting

Interactive Broadcasting Modul ke: Interactive Broadcasting Format Dokument Fakultas Ilmu Komunikasi Bagus Rizki Novagyatna S.Ikom Program Studi Broadcasting www.mercubuana.ac.id Introduksi Pengertian berbagai format file Dalam

Lebih terperinci

ANALISIS CONTRAST STRETCHING MENGGUNAKAN ALGORITMA EUCLIDEAN UNTUK MENINGKATKAN KONTRAS PADA CITRA BERWARNA

ANALISIS CONTRAST STRETCHING MENGGUNAKAN ALGORITMA EUCLIDEAN UNTUK MENINGKATKAN KONTRAS PADA CITRA BERWARNA ANALISIS CONTRAST STRETCHING MENGGUNAKAN ALGORITMA EUCLIDEAN UNTUK MENINGKATKAN KONTRAS PADA CITRA BERWARNA Nurliadi 1 *, Poltak Sihombing 2 & Marwan Ramli 3 1,2,3 Magister Teknik Informatika, Universitas

Lebih terperinci

MODUL IX PEMROGRAMAN DATABASE DENGAN DELPHI. Untuk praktikum ini kita menggunakan Ms. Access sebagai databasenya.

MODUL IX PEMROGRAMAN DATABASE DENGAN DELPHI. Untuk praktikum ini kita menggunakan Ms. Access sebagai databasenya. MODUL IX PEMROGRAMAN DATABASE DENGAN DELPHI Untuk praktikum ini kita menggunakan Ms. Access sebagai databasenya. Contoh: Buat Database Toko di Ms.Access, langkah-langkah: 1. Buka Ms.Access 2. Klik File-New

Lebih terperinci

BAB II. Computer vision. teknologi. yang. dapat. Vision : Gambar 2.1

BAB II. Computer vision. teknologi. yang. dapat. Vision : Gambar 2.1 BAB II LANDASAN TEORI Computer vision adalah bagian dari ilmu pengetahuan dan teknologi yang membuat mesin seolah-olah dapat melihat. Komponen dari Computer Vision tentunya adalah gambar atau citra, dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2. Pengertian Citra Citra (image) atau istilah lain untuk gambar sebagai salah satu komponen multimedia yang memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Meskipun

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Citra Citra (image) sebagai salah satu komponen multimedia memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Citra mempunyai karakteristik yang tidak dimiliki oleh

Lebih terperinci

Pengenalan Borland Delphi 7.0

Pengenalan Borland Delphi 7.0 Pengenalan Borland Delphi 7.0 PENGENALAN BORLAND DELPHI 7.0 Dalam interface ini program delphi dibagi bagi dalam beberapa interface. Untuk lebih memudahkan, kita akan membahas secara parsial. 1. Palete

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 1 2 MENGENAL DELPHI

PRAKTIKUM 1 2 MENGENAL DELPHI PRAKTIKUM 1 2 MENGENAL DELPHI 1. MINGGU KE : 1 dan 2 2. PERALATAN : LCD, Perangkat Komputer 3. SOFTWARE : DELPHI 4. TUJUAN : Mahasiswa dapat Menjalankan dan mengenal bagian-bagian fasilitas IDE. Melakukan

Lebih terperinci

Pengolahan Citra : Konsep Dasar

Pengolahan Citra : Konsep Dasar Pengolahan Citra Konsep Dasar Universitas Gunadarma 2006 Pengolahan Citra Konsep Dasar 1/14 Definisi dan Tujuan Pengolahan Citra Pengolahan Citra / Image Processing Proses memperbaiki kualitas citra agar

Lebih terperinci

Adobe Photoshop CS3. Bagian 2 Bekerja dalam Photoshop

Adobe Photoshop CS3. Bagian 2 Bekerja dalam Photoshop Adobe Photoshop CS3 Bagian 2 Bekerja dalam Photoshop Mengapa Photoshop? Adobe Photoshop adalah perangkat lunak yang menjadi standar dalam industri digital imaging. Sekarang, memiliki keahlian dalam menggunakan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini dibahas mengenai implementasi serta evaluasi terhadap metode transformasi wavelet dalam sistem pengenalan sidik jari yang dirancang. Untuk mempermudah evaluasi,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengolahan Citra Pengolahan citra adalah kegiatan memanipulasi citra yang telah ada menjadi gambar lain dengan menggunakan suatu algoritma atau metode tertentu. Proses ini mempunyai

Lebih terperinci

MENGGAMBAR ROTASI TERHADAP SUMBU Y. Pada borland delphi buatlah tampilan form seperti berikut :

MENGGAMBAR ROTASI TERHADAP SUMBU Y. Pada borland delphi buatlah tampilan form seperti berikut : LATIHAN 4.5 MENGGAMBAR ROTASI TERHADAP SUMBU Y Pada borland delphi buatlah tampilan form seperti berikut : Untuk menambahkan komponen StringGrid bisa di akses pada tab control Additional pada component

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Pengerjaan tugas akhir ini ditunjukkan dalam bentuk blok diagram pada gambar 3.1. Blok diagram ini menggambarkan proses dari sampel citra hingga output

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI INTERPRETASI GRAFIS INTENSITAS WARNA DASAR RGB PADA GAMBAR BITMAP MENGGUNAKAN DELPHI7

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI INTERPRETASI GRAFIS INTENSITAS WARNA DASAR RGB PADA GAMBAR BITMAP MENGGUNAKAN DELPHI7 LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI INTERPRETASI GRAFIS INTENSITAS WARNA DASAR RGB PADA GAMBAR BITMAP MENGGUNAKAN DELPHI7 Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktikum Fisika Komputasi Oleh : SISKA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Citra Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan atau imitasi dari suatu objek. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optik berupa

Lebih terperinci

LAPORAN PEMROSESAN CITRA DIGITAL

LAPORAN PEMROSESAN CITRA DIGITAL Tugas Mata Kuliah LAPORAN PEMROSESAN CITRA DIGITAL ANDI DANIAH PAHRANY H11113303 JURUSAN MATEMATIKA PRODI MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015 PEMROSESAN

Lebih terperinci

APLIKASI PENGENALAN BENDERA NEGARA MENGGUNAKAN HISTOGRAM CITRA

APLIKASI PENGENALAN BENDERA NEGARA MENGGUNAKAN HISTOGRAM CITRA APLIKASI PENGENALAN BENDERA NEGARA MENGGUNAKAN HISTOGRAM CITRA Wilis Kaswidjanti 1), Herlina Jayadianti 2), Ervina Amelia Malik 3) 1,2,3) Jurusan Teknik Informatika UPN "Veteran" Yogyakarta Jl. Babarsari

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET (KOMUNIKASI DATA)

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET (KOMUNIKASI DATA) Revisi : 01 Tgl : 1 Maret 2008 Hal 1 dari 8 1. Kompetensi Setelah melakukan praktik, mahasiswa memiliki kompetensi: dapat memahami dan mengimplementasikan teknik komunikasi data antara dua buah komputer

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Steganografi Steganografi adalah mekanisme penanaman atau penyisipan pesan (m) kedalam sebuah cover objek (c) menggunakan kunci (k) untuk berbagi rahasia kepada orang lain,

Lebih terperinci

KOMPRESI CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL CODING

KOMPRESI CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL CODING KOMPRESI CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL CODING Abdul Halim Hasugian Dosen Tetap Program Studi Teknik Informatika STMIK Budi Darma Medan Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpang Limun Medan www.stmik-budidarma.ac.id//email:abdulhasugian@gmail.co.id

Lebih terperinci

PRAPROSES CITRA MENGGUNAKAN KOMPRESI CITRA, PERBAIKAN KONTRAS, DAN KUANTISASI PIKSEL

PRAPROSES CITRA MENGGUNAKAN KOMPRESI CITRA, PERBAIKAN KONTRAS, DAN KUANTISASI PIKSEL PRAPROSES CITRA MENGGUNAKAN KOMPRESI CITRA, PERBAIKAN KONTRAS, DAN KUANTISASI PIKSEL Veronica Lusiana 1, Budi Hartono 2 1,2 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Stikubank

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO. Oky Dwi Nurhayati, ST, MT

PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO. Oky Dwi Nurhayati, ST, MT PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO Oky Dwi Nurhayati, ST, MT email: okydn@undip.ac.id Pembentukan Citra Citra ada 2 macam : 1. Citra Kontinu Dihasilkan dari sistem optik yang menerima

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN MULTIMEDIA

PEMROGRAMAN MULTIMEDIA PEMROGRAMAN MULTIMEDIA PERTEMUAN 2 BY : REZA ADITYA FIRDAUS TEKS (TEXT) Jenis-jenis Teks: 1. Plain Text (Unformatted Text) Teks adalah data dalam bentuk karakter. Teks dalam hal ini adalah kode ASCII (American

Lebih terperinci

Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner

Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasia ASIA (JITIKA) Vol.9, No.2, Agustus 2015 ISSN: 0852-730X Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner Nur Nafi'iyah Prodi Teknik Informatika

Lebih terperinci

Alat Koresi Warna & Tonal

Alat Koresi Warna & Tonal BAB 4 Alat Koresi Warna & Tonal Keserasian warna dan tonal menjadi hal yang sangat penting dalam dunia desain grafis karena menentukan indah atau tidaknya sebuah gambar yang dibuat. Bukan saja untuk dunia

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Citra Digital Citra digital adalah citra yang bersifat diskrit yang dapat diolah oleh computer. Citra ini dapat dihasilkan melalui kamera digital dan scanner ataupun citra yang

Lebih terperinci

PENGHITUNG JUMLAH MOBIL MENGGUNAKAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DENGAN INPUT VIDEO DIGITAL

PENGHITUNG JUMLAH MOBIL MENGGUNAKAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DENGAN INPUT VIDEO DIGITAL PENGHITUNG JUMLAH MOBIL MENGGUNAKAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DENGAN INPUT VIDEO DIGITAL Mawaddah Aynurrohmah, Andi Sunyoto STMIK AMIKOM Yogyakarta email : andi@amikom.ac.id Abstraksi Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Citra Digital Citra digital merupakan sebuah fungsi intensitas cahaya f(x,y), dimana harga x dan y merupakan koordinat spasial dan harga fungsi f tersebut pada setiap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dimensi yang dinotasikan dengan f(x,y), dimana nilai x dan y menyatakan

BAB II LANDASAN TEORI. dimensi yang dinotasikan dengan f(x,y), dimana nilai x dan y menyatakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Citra Citra merupakan suatu fungsi dari intensitas cahaya dalam bidang dua dimensi yang dinotasikan dengan f(x,y), dimana nilai x dan y menyatakan koordinat citra dan nilai f

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET (KOMUNIKASI DATA)

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET (KOMUNIKASI DATA) No. LSKD/EKO/DEL221/01 Revisi : 02 Tgl : 1 Maret 2011 Hal 1 dari 12 1. Kompetensi Setelah melakukan praktik, mahasiswa memiliki kompetensi: dapat memahami dan mengimplementasikan teknik komunikasi data

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM Program aplikasi ini dirancang dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Visual C# 2008 Express Edition. Proses perancangan menggunakan pendekatan Object Oriented

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE SPEED UP FEATURES DALAM MENDETEKSI WAJAH

IMPLEMENTASI METODE SPEED UP FEATURES DALAM MENDETEKSI WAJAH IMPLEMENTASI METODE SPEED UP FEATURES DALAM MENDETEKSI WAJAH Fitri Afriani Lubis 1, Hery Sunandar 2, Guidio Leonarde Ginting 3, Lince Tomoria Sianturi 4 1 Mahasiswa Teknik Informatika, STMIK Budi Darma

Lebih terperinci

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB I PERSYARATAN PRODUK BAB I PERSYARATAN PRODUK Pemrosesan gambar secara digital telah berkembang dengan cepat. Pengolahan gambar ini didukung dengan kemajuan teknologi perangkat keras yang signifikan. Produk produk pengolah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Secara harfiah citra atau image adalah gambar pada bidang dua dimensi. Ditinjau dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya pada

Lebih terperinci

Eko Purwanto WEBMEDIA Training Center Medan

Eko Purwanto WEBMEDIA Training Center Medan Menguasai Adobe Photoshop 7.0 Eko Purwanto epurwanto@webmediacenter.com WEBMEDIA Training Center Medan www.webmediacenter.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengenalan Citra

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengenalan Citra BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Citra Citra merupakan representasi (gambaran) dari sebuah objek nyata yang dihasilkan oleh alat digital. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori yang berkaitan dengan pemrosesan data untuk sistem pendeteksi senyum pada skripsi ini, meliputi metode Viola Jones, konversi citra RGB ke grayscale,

Lebih terperinci

Pengertian Data datum

Pengertian Data datum Data dan Informasi Pengertian Data Data berasal dari kata datum yang berarti fakta atau bahan-bahan keterangan. Menurut Gordon B. Davis data sebagai bahan mentah dari informasi, yang dirumuskan sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra 2.1.1 Definisi Citra Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi dari suatu objek. Citra digital adalah citra yang dapat diolah oleh komputer. Citra

Lebih terperinci

IV. RANCANG BANGUN SISTEM. Perangkat lunak bantu yang dibuat adalah perangkat lunak yang digunakan untuk

IV. RANCANG BANGUN SISTEM. Perangkat lunak bantu yang dibuat adalah perangkat lunak yang digunakan untuk IV. RANCANG BANGUN SISTEM 4.1 Analisis dan Spesifikasi Sistem Perangkat lunak bantu yang dibuat adalah perangkat lunak yang digunakan untuk menyisipkan label digital, mengekstraksi label digital, dan dapat

Lebih terperinci

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016 MKB3383 - Teknik Pengolahan Citra Pengolahan Citra Digital Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016 CITRA Citra (image) = gambar pada bidang 2 dimensi. Citra (ditinjau dari sudut pandang matematis)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan membahas landasan atas teori-teori ilmiah untuk mendukung penelitian ini. Teori-teori yang dibahas mengenai pengertian citra, kompresi citra, algoritma dan jenisnya,

Lebih terperinci

Pendekatan Statistik Pada Domain Spasial dan Frekuensi untuk Mengetahui Tampilan Citra Yustina Retno Wahyu Utami 1)

Pendekatan Statistik Pada Domain Spasial dan Frekuensi untuk Mengetahui Tampilan Citra Yustina Retno Wahyu Utami 1) ISSN : 1693 1173 Pendekatan Statistik Pada Domain Spasial dan Frekuensi untuk Mengetahui Tampilan Citra Yustina Retno Wahyu Utami 1) Abstrak Mean, standard deviasi dan skewness dari citra domain spasial

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN HASIL PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN HASIL PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN HASIL PENGUJIAN 4.1 Implementasi Aplikasi Pada bab ini akan dibahas mengenai implementasi aplikasi yang telah dibuat setelah melakukan analisa dan perancangan aplikasi filter sobel

Lebih terperinci

Mengekspos Sinar Matahari dan Bulan

Mengekspos Sinar Matahari dan Bulan Mengekspos Sinar Matahari dan Bulan Pada pembahasan berikut ini, Anda akan mempelajari teknik aplikasi Photoshop yang digunakan untuk membuat desain kreatif, sehingga Anda akan mendapatkan gambar yang

Lebih terperinci